Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Modifikasi Calciner Coal Firing System
M Rizqi Fadjriand 11-21-00-01Putri Isnaeni 11-21-00-02Giovani Anggasta H 11-21-00-17
Latar Belakang Masalah Kiln 8 kapasitas clinkernya rendah karena : kerusakan
berulang pada kiln shell, kerusakan di bagian koneksi antara
kiln outlet dengan cooler inlet elbow, & deformasi cooler tubes yang
mengakibatkan running factor dari kiln rendah.
Maka dilakukan modifikasi oleh FLS Smidth dengan sistem SLC-D
dilengkapi dengan TAD dan grate cooler 2 stage.
Ternyata modifikasi ini membawa permasalahan baru seperti :
waktu start up yang sangat lama, adanya blocking material di TAD
Elbow sehingga kapasitas dan running kiln 8 tetap rendah.
Karena permasalahan tersebut maka dilakukan modifikasi baru
dengan Modifikasi Calciner Coal Firing System.
Landasan Teori Calciner : alat proses yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
reaksi decarbonisasi dan reaksi pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan untuk reaksi decarbonisasi.
Suspension Preheater : tempat proses preheating/pengeringan raw meal, transfer panas, separasi dan decarbonisasi/precalsinasi.
Reaksi Decarbonisasi : CaCO3 (s) CaO(s) + CO2(g)
Reaksi Pembakaran :
Bahan Bakar + Udara Flue Gas + Ash + Heat
Pembakaran bahan bakar ada 3 tahap:
1. Tahap Pemanasan Awal / Preheating
2. Tahap Devolatilization
3. Tahap Pembakaran Arang/Char
Landasan Teori
1. Inline Calciner 2. Separate Line Calciner
ILC-E ILC dengan TAD
SLC-D FLS Design
2 Tipe Calciner
Posisi BurnerPengaruh Primary Air pada Bentuk Api
Penyajian Data Sebelum Modifikasi
Data Produksi Kiln 8 Sebelum Modifikasi (2010)
Parameter Proses Kiln Sebelum Modifikasi untuk Kiln Feed
Combustion Chamber SLC-D
Sebelum Modifikasi
Pengoperasian kiln 8 melalui 2 mode
Preheater Mode
Calciner Mode
Modifikasi Tahap 1
Modifikasi Calciner Coal Firing System
Pemasangan 2 burner baru di riser duct Pengoperasian kiln 8 tetap
melalui 2 mode: 1. Preheater Mode Panas yang disupply ke seluruh sistem berasal dari main burner dan RD burner.2. Calciner ModeDioperasikan dengan membuka dividing gate. Material dari cyclone 2 60% ke arah RD dan 40% ke arah TAD.
Hasil Modifikasi 1
Parameter Proses Kiln 8 Setelah Modifikasi 1
untuk Kiln Feed
Data Produksi Kiln 8 Setelah Modifikasi 1
(2011)
Parameter Proses Kiln 8 Setelah Modifikasi 2 untuk
Kiln Feed
Data Produksi Kiln 8 Setelah Modifikasi 2 (2012)
Hasil Modifikasi 2
Diskusi Dan Analisis Untuk modifikasi tahap 1:
Waktu start up dari kondisi stop dapat berkurang dari 16 jam menjadi 10 jam dan pada kondisi hot stop dari 8 jam menjadi 3 jam karena panas yang digunakan untuk memanaskan SLC-D selain berasal dari secondary air juga berasal dari 2 burner.
Udara yang masuk ke TAD dan ke kiln hanya memerlukan pengaturan hoisting damper.
Resiko TAD blocking dapat di minimalisir karena jumlah material yang masuk TAD maksimum 40%.
Kelemahan sistem ini adalah flow fine coal yang masuk ke DDC burner dan RD burner tidak diketahui secara tepat.
Diskusi Dan Analisis Untuk modifikasi tahap 2:
Memudahkan pengaturan fine coal flow ke masing-masing burner.
Coal Dozing System yang lama, spare partnya sudah obsolate sehingga diganti ke sistem shenck coreolis.
Meningkatkan akurasi kestabilan flow fine coal dan mengeliminasi fluktuasi flow fine coal
Kesimpulan Modifikasi Calciner Coal Firing System Kiln 8 mampu membawa perubahan pada
kondisi kiln 8 yaitu:
Mempercepat waktu Start Up kiln sampai kapasitas produksi optimal
Mempermudah pengoperasian kiln 8 karena pembagian flow udara
Memperkecil resiko terjadinya blocking di Elbow TAD
Mengurangi Heat Load di DDC
Modifikasi Calciner Coal Firing System Kiln 8 mampu membawa perbaikan pada performance kiln 8 yaitu:
Kapasitas produksi harian naik dari 4263 TPD menjadi 4969 TPD
Specific Heat Consumption turun dari 812 Kcal/Kg Clinker menjadi 785 Kcal/Kg Clinker
Specific Power Consumption turun