23
PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA IPA KELAS V DI SD NEGERI 101767 TEMBUNG KEC. PERCUT SEI TUAN KAB. DELI SERDANG T.A 2015-2016 Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan OLEH: ANNISA RIZKI UTAMI 1133311020 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Metodologi Penelitian Pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP PRESTASIBELAJAR SISWA IPA KELAS V DI SD NEGERI

101767 TEMBUNG KEC. PERCUT SEI TUAN KAB.DELI SERDANG T.A 2015-2016

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan

OLEH:

ANNISA RIZKI UTAMI 1133311020

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN2015

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................... 1

1.2 Identifikasi Masalah..................... 2

1.3 Pembatasan Masalah....................... 2

1.4 Rumusan Masalah.......................... 2

1.5 Tujuan Masalah .......................... 2

1.6 Manfaat Masalah ......................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori ......................2.1.1 Pengertian Media ........................

2.1.2 Pengertian Media Gambar ..................

2.1.3 Jenis-jenis Media .......................

2.1.4 Fungsi Media.............................

2.1.5 Manfaat Media Gambar ....................

2.1.6 Kelebihan dan kekurangan Media Gambar....

2.1.7 Kriteria Pemilihan Media Gambar ........

2.1.8 Hakikat Hasil Belajar ...................

2.1.9 Pengertian Hasil Belajar ................

2.1.10 Faktor-faktor yang mempegaruhi Hasil Belajar

2.1.11 Hakikat Pembelajaran IPA di SD ...........

2.2 Kerangka Konseptual ..........................

2.3 Hipotesis Penelitan .........................

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada

pengalaman belajar yang menensankan. Pengalaman yang diperoleh

siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang

di perolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuanya

sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakkannya

sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa

sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Menurut

kurikulum berbasis kompetensi yang di sempurnakan dalam

Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan tahun 2006 bahwa setiap

individu mempunyai kompetensi yang harus dikembangkan, maka

proses pembelajaran yang cocok adalah menggali potensi anak

untuk sellau kreatif dan berkembang.

Namun kenyataa di lapangan belum menunjukan kea rah

pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu

penyesuaian dengan KTSP. Para guru sendiiri masih belum siap

dengan kondisi yang sedemikian prural sehingga untuk mendesain

pembelajaran yang bermakna masih kesulitan, system

pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dan guru

sepertinya sudah membudaykan sejak dulu, sehingga untuk

mengadakan perubahan kea rah pembelajaran yang aktif, kreatif

serta pemanfaatan media yang menyenanhkan agak sulit.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaaran

IPA di SDN 101767 Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli

Serdang di peroleh informasi bahwa proses pembelajaran guru

belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian

besar siswa belum belajar sampai pada tingkat pengalaman.

Siswa baru mampu menghapal fakta, konsep, prinsip, dan teori.

Pembelajaran IPA pada dasarnya termaksud pembelajaran yang

tidak mudah namun menarik untuk dipelajari jika guru

menerapkan strategi secara ebnar maka anak akan tetrtarik

untuk mengetahu hal-hal yang belum di ketahui, serta anak

bersemangat untuk mencari tahu tentang yang terjadi sebelumnya

sehingga tujuan dari pembelajaran IPA tercapai.

Namum kenyataannya masih belum terlihat harapan

peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui hasil

tes yang diberikan oleh guru. Maka akhirnya berdampak pada

rendahnya hasil belajar siswa yang terlihat dari data ulangan

siswa pada mata pelajaran IPA yang diperoleh dari guru IPA

tersebut. Dari 35 siswa di kelas tersebut hanya 18 orang

(sekitar 42%) yang bernilainya mencapai Standar ketuntasan

belajar yang telah ditetapkan yaitu 7,00 pada tahun 205/2016

pada mata pelajaran IPA.

Untuk mengatasi masalah ini, maka guru diharapkan dapat

melakukan perbaikan. Penggunaan media gambar gambar

pembelajaran IPA. Media gambar adalah benda yang banyak dan

umum digunakan orang, dengan adanya media gambar akan

mempermudah proses pembelajaran dalam pembelajaran serta untuk

mengatasi menampilkan benda aslinya didalam kelas.

Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah

media gambar berupa gambar yang berhubungan dengan

pembelajaran IPA yaitu Gambar Pernapasan Manusia, Panca Indra,

dll. Media gambar dalam pembelajaran sangat minim hal ini

terbukti bahwa masih banyak guru hanya menyampaikan pesan atau

isi pelajaran yang dengan kata kata semata (Verbalisme).

Aktifitas siswa dapat dikatakan penjelasan bagi guru dan

mencatat dianggap penting. Hal ini akan membuat siswa merasa

bosan dan menganggap bahwa pelajaran ini sulit karena

merupakan pelajaran yang berat bagi siswa.

Sebagian besar guru sering kali mengalami kesulitan dalam

mengarahkan perhatian pada siswa sehingga hasil belajar siswa

masih rendah. Media gambar merupakan suatu peranan yag dapat

mempelancar pemahaman dan memperkuat ingatan, untuk itu media

gambar perlu digunakan dalam proses belajar amengajar sehingga

dapat meningkatkan totalitas dan penguasaan siswa terhadap

materi yang telah diajarkan dan mencapai hasil belajar seperti

yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

diatas, maka penulis bermaksud membahas kondisi tersebut dalam

penelitan ini dengan pemilihan judul penelitian ini adalah :

HUBUNGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA IPA

KELAS V DI SD NEGERI 101767 TEMBUNG KEC. PERCUT SEI TUAN KAB.

DELI SERDANG T.A 2015-2016.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas dapat diidentifikasi

beberapa masalah,antara lain:

1. Minimnya Pengaadaan Media gambar ketika pembelajaran

2. Kurangnya perawatan Media Gambar

3. Fasilitas sekolah yang kurang mendukung

4. Media pembelajaran yang banyak rusak

5. Hasil belajar siswa dalam mempelajari pelajaran IPA masihdibawah KKM

6. Materi pembelajaran yang tidak mencapai tujuan pembelajaran

7. Siswa belum mampu mempelajari IPA dengan sungguh-sungguh

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun permasalahan yang diteliti tidak terlalu meluas

perlu dilakukan pembatasan masalaj. Adapun masalah yang akan

diteliti adalah : Hubungan Media Gambar terhadap Hasil Belajar

Siswa IPA Kelas V Di SD Negeri 101767 Tembung Kec. Percut Sei

Tuan Kab. Deli Serdang T.A 2015-2016.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada pelajaran IPA di SDNegeri 101767 Tembung Kec.Percut Sei Tuan Kab.DeliSerdang ?

2. Bagaimana penggunaan Media Gambar pada pelajaran IPA diSD Negeri 101767 Tembung Kec.Percut Sei Tuan Kab.DeliSerdang ?

3. Apakah dengan penggunaan Media gambar dapat mempengaruhiHasil Belajar Siswa IPA di SD Negeri 101767 TembungKec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang T.A 2015-2016 ?

4. Bagaimana hubungan Media gambar terhadap Hasil BelajarSiswa IPA di SD Negeri 101767 Tembung Kec.Percut SeiTuan Kab. Deli Serdang T.A 2015-2016 ?

5. Apakah pengaruh Media gambar terhadap Hasil BelajarSiswa IPA di SD Negeri 101767 Tembung Kec.Percut SeiTuan Kab. Deli Serdang T.A 2015-2016 ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran IPA

di SD Negeri 101767 Tembung Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli

Serdang.

2. Untuk mengetahui penggunaan Media Gambar pada pelajaran

IPA di SD Negeri 101767 Tembung Kec.Percut Sei Tuan

Kab.Deli Serdang.

3. Untuk melihat pengaruh penggunaan Media gambar dengan

Hasil Belajar Siswa IPA di SD Negeri 101767 Tembung

Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang T.A 2015-2016

4. Untuk mengetahui hubungan penggunaan Media gambar dengan

Hasil Belajar Siswa IPA di SD Negeri 101767 Tembung

Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang T.A 2015-2016

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan Penelitian, maka penelitian diharapkan :

1. Bagi Siswa, sebagai bahan informasi

2. Bagi Guru, memberikan sumbangan pikiran menjadi bahan

acuan bagi guru IPA bagaimana memacu untuk mengetahui

hubungan Hasil Belajar Siswa dalam pelajaran IPA dengan

mendesain pembelajaran IPA melalui gambar

3. Bagi Sekolah, untuk memberikan gambaran kepada guru-guru

bagaimana cara untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa

dengan pembelajaran IPA dan masukan bagi kepala sekolah.

4. Bahan masukan bagi peneliti untuk dapat melakukan

penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Penggunaan Media

Pembelajaran adalah satu kegiatan belajar mengajar

yang melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan

berbagai sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun

di luar kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk

pembelajaran tidak selalu identic dengan situasi kelas

dalam pola pengajaran konvensional namun proses belajar

tanpa kehadiran guru pun dan lebih mengandalkan media

termaksud dalam kegiatan pembelajara, misalnya e-

learning, pembelajaran individual dengan menggun akan

media gambar diam. Berdasarkan tempat penggunaannya

terdapat beberapa teknik penggunaan media pembelajaran

yaitu : Pengunaan Media di kelas. Pada teknik ini media

dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu

dan penggunaannya dipadukan dengan proses belajar

mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan

pemanfaatan media tersebut guru harus melihat tujuan yang

akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung

tercapainya tujuan tersebut. Media pembelajaran yang

dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal tersebut.

Ketiga hal tersebut ialah tujuan, materi, dan strategi

pembelajaran. Yang terpenting dalam hal ii media tersebut

disajikan di ruang kelas dimana guru dan siswa hadir

bersama-sama berinteraksi secara langsung (Face to face).

Tentu saja media yang dapat digunakan di kelas adalah

yang memungkinkan dilihat dari sisi biaya, berat dan

ukuran kemampuan siswa dan guru untuk menggunakannya. Dan

tidak membahayakan bagi kemampuan siswa dan guru untuk

menggunakannya. Dan tidak membahayakan bagi penggunanya.

Dalam konteks ini media harus praktis, ekonomis, dan

mudah untuk digunakan (User Frendly).

2.1.2 Pengertian Media Gambar

Diantara media pembelajaran, media gambar adalah

media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa

lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi gambar

dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik,

sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran. Oleh karena itu media memiliki pesan

untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukka

hal-hal yang tersembunyi.

Kata media berasal dari bahasa Latin, medium yang

secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau

“pengantar” atau dengan kata lain media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima

pesan seperti yang di kemukakan leh Gearlach dan Ely 1971

: 65 (dalam Azhar) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap. Dalam

proses belaja mengajar sangat dibutuhkan media gambar

karena media merupakan suatu pesan yang disampaikan

kepada peserta didik utuk memahami suatu mater yang telah

diajarkan. Dengan demikian media merupakan alat bantu

guru yang diagunakan oleh guru untuk menyalurkan pesan,

merangsang, pemikiran, perasaan, kemauan, siswa, serta

kreatifitas dalam proses pembelajaran sehingga tercipta

suasana belajar yang efektif, menarik dan menyenangkan.

Seperti yang dikemukakan oleh Daryanto (2009:419) bahwa

media merupakan sarana atau alat terjadinya proses

belajar mengajar.

2.1.3 Jenis-jenis Media

Media pembelajaran sangat beraneka ragam.

Pengklasifikasian media pembeajaran hingga sekarang belum

ada pembakua, yaitu : belum adanya kesepakatan atau

ketentuan yang berlaku secara umum atau khusus. Oleh

karena itu pengklasifiksian media pembelajaran yang

beraneka ragam itu hamper semua bermanfaat. Beberapa

keseimpulan(Genelisasi) hasil penelitian para ahli

seperti Dr. William Allen, Universitas California, Dr.

Wilbrun Sehramm, Standfrod University, Dr. Carpenter dan

Dr. Ioran C. TTyford. Departemen pendidikan Negara bagian

New York (1995:160) pada intinya menyatakan bahwa

berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan

sangat besar pembelajaran. Namun demikian peran yang

dimainkan guru itu sendiri juga menentukan terdapat

efektifitas penggunaan media dalam pembelajaran. Peran

ini tercermin dari kemampuan memilih aneka ragam media

sesuai dengan tujuannya. Dilihat dari jenisnya media

dibagi dalam media audio, visual, dan audiko visual.

Dimana media audio adalah media pengajaran yang hanya

mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, tape

recorder, piringan radio. Media visual merupakan media

yang pengajaran yang mengandalkan gambar diam, seperti

film strip (film rangkai), slide (film binkai), foto,

gambar, lukisan dan cetakan. Sedangkan media audio-visual

media media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Jenis

media seperti ini mempunyai kemampuan yang lebih baik

karena meliputi suara dan gambar seperti film bingkai,

ada suaranya dan ada pula gambar yang ditampilkannya.

2.1.4 Fungsi Media

Menurut Hamanik (2001:67) ada dua fungsi utama media

pembelajaran yang perlu kita ketahui :

1. Sebagai alat bantu pelajaran

2. Sebagai media sumber belajar

Penggunaan media pengajaran di dalam proses belajar

mengajar adalah media pengajaran dan memperjelas

penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar

dan meningkatkan proses dan hasil belajar serta dapat

meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga

dapat menimbulkan motivasi belajar sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

2.1.5 Manfaat Media Gambar

Susilana (2007) mengatakan bahwa :

Media merupakan pembawa pesan atau informasi kepad

siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respon

siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif

pesan dan informasi dibawa oleh media biasanya berupa

pesan yang sederhana. Aan tetapi yang terpenting adalah

media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan

kemmpuan siswa, serta siswa aktif dalam proses belajar

mengajar. Media gambar mempunyai manfaat yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran

IPA. Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai

arti yang sangat penting, karena ketidak jelasan materi

yang dissampaikan dapat dibantu dengan media sebagai

perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada

anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.

Dengan begitu, anak didik dapat lebih mudah menerima

pelajaran. Jadi bisa dikatakan bahwa manfaat gambar dalam

pembelajaran adalah sangat penting untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dan sebagai alat bantu dalam

menyampaikan materi pelajaran yang lebih konkrit pada

siswa shingga lebih mudah dipahami oleh siswa.

Oleh sebab itu pesan yang ingin disampaikan benar-

benar dapat mencapai sasaran dan tujuan. Secara umum

media mempunyai kegunaan yaitu :

a. Memperjelas pesan agar tidak selalu verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan

dara indera.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih

langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan

bakat.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan

pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Media gambar adalah media yang sering digunakan untuk

lebih memperjelas atau mengabdikan sebuah peristiwa atau

kejadian bahkan sebuah informasi terasa kurang dan tidak

lengkap jika tidak dilengkapi dengan gambar atau foto.

Adapun kelebihan dan kekurangan media gambar antara

lain :

a. Kelebihan gambar mendukung atau lebih memperjelas dari

pesan yang disampaikan atau tulisan dengan adanya

media gambar. Gambar biasanya lebih menarik daripada

tulisan dan mudah diingat dan dipahami.

b. Sedangakan kekurangan dan kelemahan media yaitu

penggunaan media gambar akan tidak efektif lagi,

apabila terlalu sering dugunakan dalam satu waktu

tertentu. Gambar tidak akan menarik dan tidak akan

terbaca dengan detail jika tidak didukung dengan teks

atau tulisan.

2.1.7 Kriteria Pemilihan Media Gambar

Penggunaan media gambar yang efektif harus mempunyai

kriteria yang jelas dan detail. Dalam hal ini media

gambar yang bisa digunakan adalah media gambar yang ada

hubungannya dengan materi atau pelajaran yang akan

dibahas. Pemilihan media gambar merupakan tahap penting

dalam rangka penggunaan media gambar itu sendiri dalam

pembelajaran. Oleh karena itu contoh dalam pemilihan

media gambar berupa gambar atau foto. Hal ini sangat

perlu diperhatikan dalam pemilihan media gambar yang

tepat agar bisa menarik perhatian siswa pada pembelajaran

khususnya IPA. Pertimbangan dalam pemilihan media adalah

dapat terpenuhinya keutuhan dan tercapainya tujuan

pembelajaran, jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan maka media tersebut tidak digunakan. Mc. M. Connel

(1974:69) dengan tegas mengatakan :If the medium fits use

it” , artinya jika media sesuai maka gunakanlah.

Ada beberapa kesesuian yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan media,yaitu :

a. Kesesuaian dengan tujuan.

b. Kesesuaian dengan materi.

c. Kesesuaian dengan teori.

d. Kesesuaian dengan gaya belajar.

e. Kesesuaian dengan karakteristik siswa.

f. Kesesuaian dengan fasilitas.

2.1.8 Hakikat Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana dalam buku kunandar (2010 : 276)

hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar

dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang

disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan

maupun tes perbuatan. Sedangkan menurut S. Nasution

berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan

pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai

pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan

penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Hasil belajar tersebut merupakan cerminan dari

keberhasilan peserta didik yang diperoleh dalam proses

pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah

melalui proses belajar. Jika seseorang belajar sesuatu,

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku

secra menyeluruh dari sikap, keterampilan, pengetahuan

dan sebagainya.

2.1.9 Pengertian Hasil Belajar

Kegiatan belajar merupakan suatu proses yang kompleks

yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidup.

Proses belajar itu terjadi karena adanya proses interaksi

antara seseorang dengan lingkungannya. Setelah mengalami

proses belajar mengajar maka setiap orang akan mengalami

hasil belajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (1999 :

37) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan

suatu proses dari seorang yang berusaha untuk mendapatkan

suatu bentuk perubahan sikap yang relative menetap dalam

kegiatan belajar mengajar.

2.1.10 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Tu’u (http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-

hasil-belajar) mengemukakan beberapa factor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu :

a. FaktorKecerdasan

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang

siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai hasil

belajar, termaksud prestasi lain sesuai kecerdasan

yang menonjol yang ada pada dirinya.

b. Faktor Bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seorang yang

di bawanya sejak lahir. Ada siswa yang berbakat dalam

bidang sosial, ada yang ilmu pasti. Karena itu

seseorang siswa yang berbakat dalam bidang ilmu sosial

akan sukar berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti dan

sebaliknya.

c. Faktor Minat Dan Perhatian

Apabila seorang siswa menaruh minagt pada suatu

belajar tertentu, biasanya cenderung untuk

memperhatikan dengan baik. Minat dan perhatian yang

tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang

baik bagi hasil belajar siswa.

d. Faktor Motif

Dalam belajar, jika siswa mempunyai motif yang

baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan

kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang

kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak

kurang baik bagi prestasi belajarnya.

e. Faktor Cara Belajar

Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh

siswa belajar, cara belajar yang efisien memungkinkan

mencapai hasil belajar lebih tinggi dibandingkan

dengan cara belajaryang tidak efisien.

f. Faktor Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar

dan positif memberi pengaruh pada hasil belajar siswa.

Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi

semangat, membimbing, dan memberikan teladan atau

contoh yang baik kepada anaknya.

g. Faktor Sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan

besar memberi pengaruh pada hasil belajar siswa,

kondisi yang kondusif akan mendukung siswa saling

berkompetensi dalam pembelajaran.

Agar mencapai hasil belajar yang optimal, maka semua

factor – factor diatas benar – benar diperhatikan perubahan

prilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan sengaja dari

individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya

terjadi perubahan, misalnya pengetahuan semakin bertambah

atau keterampilan semakin menungkat dibandingkan sebelum

siswa mengikuti suatu proses belajar.

2.1.11 Hakikat Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata nature science.

Nature artinya alamiah dan berhubungan dengan alam,

sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi secra

harafiah, Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang

mempelajari tentang peristiwa – peristiwa yang terjadi di

alam.

IPA membahas tentang gejala – gejala alam yang

disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil

percobaan dari pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Hasil ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam

Wina Pura, 2008 : 122) bahwa IPA merupakan ilmu yang

tersusun secara teratur, berlaku umum berupa kumpulan dari

hasil observasi dan eksperimen.

Pendidikan IPA diharapkan dapt menjadi tempat bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari – hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan potensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA

diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membuat peserta

didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Dalam pembelajar IPA mencakup semua materi yang

terkait dengan objek alam serta persoalnnya. Ruang IPA

yaitu makhluk hidup, energy dan perubahannya, bumi dan alam

semesta serta proses materi dan sifatny.

Berdasarkan kurikulum IPA SD, pelajar IPA merupakan

cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis

untuk menguasai pengetahuan, fakta – fakta, konsep –

konsep, prinsip – prinsip, proses penemuan dan memiliki

sikap alamiah. Pendidikan IPA bermanfaat bagi siswa untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA

meberikan pengalaman langsung dari kegiatan praktis untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar

secara alamiah.

Menurut Ali Nugraha (2004 : 29) bahwa dengan

pengajaran IPA diharapkan siswa dapat :

“a). Membantu pemahaman siswa tentang konsep IPA dan

keterkaitan dengan kehidupan sehari – hari, b). Membantu

dalam meletakkan aspek – aspek yang terkait dengan

keterampilan proses IPA sehingga pengetahuan dan gagasan

tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.

c). Membantu menumbuhkan minat pada siswa untuk mengenal

dan mempelajari benda – benda serta kejadian di luar

lingkungannya, d). Memfasilitasi dan mengembangkan sikap

ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung

jawab, bekerjasama, dan mandiri dalam kehidupannya, e).

Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep IPA

untuk menjelaskan gejala – gejala alam dan memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari – hari, f). Membantu anak

agar mampu menggunakan tekhnologi sederhana yang dapat

digunakan dalam pemecahan masalah yang ditemukan di dala

kehidupan sehari – hari, g). Membantu anak untuk dapat

mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar,

segingga menyadari kebersaran dan keagungan Tuhan Yang Maha

Esa”

2.2 Kerangka Konseptual

Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu

system yang tidak terlepas dari komponen – komponen lain yang

saling berinteraksi di dalamnya. Sumber belajar itu tidak lain

adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan belajar

mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian

atau keseluruhan.

Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran IPA dengan

menggunakan media gambar dilakukan tes awal dan tes akhir

sekaligus observasi. Apabila hasil belajar siswa yang telah

mencapai kriteria ketuntasan belajar dari hasil observasi

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar

dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA.

2.3 Hipotesis Penelitian

Dari kajian teori di atas maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah : Dengan menggunakan media gambar dalam

pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

V di SD Negeri 101767 Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab . Deli

Serdang.