60
Pengaruh Pembelajaran Aktif Menggunakan Media Animasi terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Sistem Koordinasi pada Siswa SMP Kelas 9 SMP Negeri 5 Malang (untuk Memenuhi Tugas Proposal Penelitian Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang dibina oleh Dr. Ainur Rofieq, M.Kes) Disusun Oleh: Moh. Imam Bahrul Ulum 201210070311121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

metode penelitian

  • Upload
    umm

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pengaruh Pembelajaran Aktif Menggunakan Media Animasi

terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Sistem

Koordinasi pada Siswa SMP Kelas 9 SMP Negeri 5 Malang

(untuk Memenuhi Tugas Proposal Penelitian Mata Kuliah

Metodologi Penelitian yang dibina oleh Dr. Ainur

Rofieq, M.Kes)

Disusun Oleh:

Moh. Imam Bahrul Ulum

201210070311121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses belajar adalah kesatuan antara dua proses

antara siswa yang belajar dan guru sebagai pengajar.

Menurut Fitriani (2010:1) proses pembelajaran selama

ini sebagian besar dilakukan melalui penyampaian

informasi yang berpusat pada kegiatan mendengarkan

dan menghafalkan, bukan memberikan interpretasidan

makna terhadap apa yang dipelajari dalam upaya untuk

membangun pengetahuannya sendir. Proses belajar

selama ini dipandang hanya untuk memperoleh

pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan

pengetahuan dari guru untuk siswa. Artinya ilmu yang

diberikan guru itulah yang dapat dipahami oleh

siswa. Evaluasi merupakan cara yang dilakukan agar

guru dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang

mampu memahami pembelajaran yang telah berlangsung

(Hakim,2013)

Permasalahan dalam pendidikan selama ini yaitu

dalam proses pembelajaran hanya berfokus pada guru

sehingga siswa hanya mendengarkan saja apa yang

diterangkan oleh guru. Kelemahan dari proses

pembelajaran yang berpusat pada guru adalah siswa

menjadi bosan sehingga konsentrasi belajar siswa

terganggu, selain itu siswa sering mengantuk karena

proses pembelajaran yang kurang menarik

(Mukarramah,2012). Hal tersebut dapat terjadi karena

dalam proses pembelajaran yang kurang efektif.

Sehubungan dalam permasalahan tersebut, maka guru

harus memaksimalkan pembelajaran dengan penerapan

model dan media yang sesuai untuk pembelajaran.

Tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar

yang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa.

Suasana yang tidak menggairahkan dan menyenangkan

bagi siswa biasanya lebih banyak mendatangkan

kegiatan belajar yang kurang harmonis. Siswa menjadi

gelisah untuk duduk berlama-lama di kursi mereka

masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala

yang serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran dan

kompetensi yang diinginkan (Isjoni, 2007).

Salah satu strategi yang dapat digunakan guru

untuk melibatkan siswa dalam proses belajar adalah

menggunakan model pembelajaran aktif. Pembelajaran

aktif adalah belajar yang memperbanyak aktivitas

siswa dalam mengakses berbagai informasi dari

berbagai sumber, sehingga memperoleh berbagai

pengalaman yang tidak saja dapat menambah kompetensi

pengetahuan mereka, tetapi juga kemampuan analitis,

sintesis dan menilai informasi yang relevan untuk

dijadikan nilai baru dalam hidupnya (Rosyada,2009).

Model pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu

model pembelajaran yang membuat siswa lebih tertarik

dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang

dimiliki oleh siswa, sehingga siswa dapat mencapai

hasil belajara yang optimal sesuai dengan

karakteristik pribadi yang dimilikinya dan untuk

menjaga perhatian siswa agar tertuju pada proses

pembelajaran (Fitriani,2010). Siswa menjadi lebih

aktif dalam proses pembelajaran dan tidak lagi

tergantung pada apa yang disampaikan oleh guru.

Diharapkan penguasaan kosep yang dimiliki siswa

dapat meningkatkan pengetahuan siswa yang lebih

luas.

Sebuah gambar akan lebih berarti daripada seribu

kata (Bobby,2012). Belajar akan lebih menyenangkan

dan mudah diingat jika langsung diaplikasikan. Media

animasi merupakan salah satu media yang dapat

diaplikasikan untuk proses pembelajaran sistem

koordinasi. Penggunaan media animasi dapat menarik

perhatian siswa, sehingga siswa menjadi lebih

berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.

Melalui media animasi ini dapat memberikan sarana

yang dapat mengembangkan pengetahuan visual bagi

siswa dalam mendorong motivasi belajar, dan dapat

mempermudah konsep pembelajaran sehingga mudah

dipahami siswa (Fathah,2010). Media animasi disini

berfungsi untuk memperjelas materi yang sulit

dipahami oleh seorang siswa. Dalam pembelajaran

sistem koordinasi pada dasarnya membutuhkan

visualisasi bukan hanya konsep semata yang bersifat

abstrak, dengan demikian siswa dapat mengetahui

proses terjadinya rangsangan pada alat indra yang

melewati sistem syaraf menuju otak.

Media animasi merupakan media komputasi multimedia

berbentuk software dimana terdapat penggabungan

antara teks, audio, gambar, dan video (Fahri,2010).

Tujuan menggunakan media animasi ini adalah untuk

memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan

materi yang diberikan lebih mudah ditangkap, tidak

membosankan, dan materi dapat mudah dipahami siswa.

Media animasi ini dapat dimanfaatkan sebagai salah

satu media yang dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan siswa dalam memahami sistem koordinasi.

Penelitian ini memberikan alternative dengan

menggunakan penggabungan model pembelajaran aktif

dengan media animasi. Berdasarkan uraian masalah

tersebut, maka pembelajaran aktif dengan menggunakan

media animasi diharapkan mampu meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran sistem koordinasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan masalah di

atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan

dalam beberapa pertanyaan:

Adakah pengaruh pembelajaran aktif menggunakan media

animasi terhadap hasil belajar siswa dalam pokok

bahasan sistem koordinasi pada siswa SMP kelas 9 SMP

Negeri 5 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menganalisis pengaruh pembelajaran aktif menggunakan

media animasi terhadap hasil belajar siswa dalam

pokok bahasan sistem koordinasi pada siswa SMP kelas

9 SMP Negeri 5 Malang.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat

dijadikan pengalaman dalam pelaksanaan

pembelajaran aktif menggunakan media animasi

terhadap hasil belajar siswa dalam pokok bahasan

Sistem Koordinasi. Pengalaman penelitian ini dapat

memperkaya khasanah keilmuwan peneliti dalam

bidang pembelajaran terutama pada mata kuliah

Belajar dan Pembelajaran, Perencanaan Strategi

Pembelajaran, dan Sumber Belajar Biologi.

2. Bagi guru, dari hasil penelitian ini dapat

dijadikan tambahan informasi untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi sistem koordinasi

dengan cara menggabungkan model pembelajaran aktif

dengan media animasi.

1.4 Definisi Istilah

1. Pembelajarann aktif adalah suatu proses

pembelajaran dengan maksud untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak

didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai

hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan

karakteristik pribadi yang mereka miliki dengan

menggunakan berbagai cara atau strategi secara

aktif (Sumandhi, 2008).

2. Media animasi hasil teknologi modern yang

merupakan media komputasi multimedia berbentuk

software dimana terdapat penggabungan antara teks,

audio, gambar, dan video (Zaif, 2014).

3. Hasil belajar siswa merupakan prestasi belajar

siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator

kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang

bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa

perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat

dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang

mengacu pada pengalaman langsung (Himitsu,2014)

4. Sistem Koordinasi merupakan materi biologi untuk

siswa SMP kelas IX semester ganjil . Dalam materi

Sistem Koordinasi ada beberapa konsep yang harus

dikuasai siswa yaitu tentang kelompok system saraf

dan system hormon (Kustiyah,2012).

1.5 Ruang Lingkup

Populasi: SMP Negeri 5 Malang kelas IX B dan IX E

semester ganjil di SMP Negeri 5 Malang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pembelajaran Aktif

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Aktif

Menurut A.Y. Soegeng Ysh (2012)  Pengertian

pembelajaran aktif adalah kegiatan-kegiatan

pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam

melakukan suatu hal dan memikirkan apa yang

sedang mereka lakukan. Pembelajaran aktif itu

diturunkan dari dua asumsi dasar yaitu (1)

bahwa belajar pada dasarnya adalah proses yang

aktif, dan (2) bahwa orang yang berbeda,

belajar dalam cara yang berbeda pula. Aktif

dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran

guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,

dan mengemukakan gagasan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis

berpendapat  pembelajaran aktif adalah segala

bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa

berperan secara aktif dalam proses pembelajaran

itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar

siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses

pembelajaran tersebut.

2.1.1.2 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Aktif

Menurut Nurhayati (2008:20-21) pembelajaran

Active Learning memiliki kelebihan dan kelemahan

sebagai berikut:

Kelebihan

1. Meningkatkan keterampilan peserta didik

diantaranya keterampilan berfikir,

keterampilan memecahkan masalah dan

ketrampilan komunikasi.

2. Meningkatkan keterlibatan aktif peserta

didik

3. Meningkatkan ingatan peserta didik pada

konsep yang dipelajari

4. Meningkatkan rasa memiliki proses

pembelajaran

5. Mengurangi ceramah guru

6. Meningkatkan gairah belajar di kelas

7. Melibatkan aktifitas berfikir tingkat tinggi

Kelemahan

1. Tidak bisa menyelesaikan silabus

2. Tidak bisa mengontrol kelas

3. Peserta didik tidak melakukan apa yang

diinginkan guru

4. Peserta didik banyak yang tidak menyukai

5. Peserta didik susah diajak bekerja dalam tim

6. Peserta didik terkesan ikut-ikutan dalam

mengerjakan tugas.

Semua strategi pembelajaran mempunyai

kelebihan dan kelemahan masing-masing. Menurut

Burhan (2012:12) guru harus faham betul

mengenai kelebihan dan kekurangan strategi

pembelajaran Active Learning untuk meminimalisir

kekurangan strategi pembelajaran ini. Guru

juga harus pintar-pintar memilih dan

mempraktekkan strategi pembelajaran yang akan

digunakan.

2.1.1.3 Karakteristik Pembelajaran Aktif

Sekolah yang melakukan pembelajaran aktif

dengan baik harus mempunyai karakteristik,

yaitu: pembelajaran berpusat pada siswa, guru

membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar,

tujuan kegiatan tidak hanya sekedar mengejar

standar akademis, pengelolaan kegiatan

pembelajaran dan penilaian (Nurhayati dalam

Jony, 2008).

1. Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa

berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-

cara belajar mandiri. Siswa berperan serta

pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

proses belajar. Pengalaman siswa lebih

diutamakan.

2. Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman

belajar. Guru bukan satu-satunya sumber

belajar. Guru merupakan salah satunya sumber

belajar, yang memberikan peluang bagi siswa

agar dapat memperoleh pengetahuan atau

ketrampilan sendiri melalui usaha sendiri,

dapat mengembangkan motivasi dari dalam

dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman

untuk membuat suatu karya.

3. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya

untuk sekedar mengejar standar akademis.

Selain pencapaian standar akademis, kegiatan

ditekankan untuk mengembangkan siswa secara

utuh dan seimbang.

4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan

pada kreativitas siswa, dan memperhatikan

kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep

dengan mantap.

5. Penilaian dilakukan untuk mengukur dan

mengamati kegiatan dan kemajuan siswa, serta

mengukur ketrampilan dan hasil belajar siswa.

2.1.2 Media Animasi

2.1.2.1 Pengertian Media Animasi

Menurut Fatakh (2010:9) dalam kaitannya

dengan pembelajaran, media adalah segala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima pesan sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat siswa sehingga terjadi proses belajar.

Media disini berfungsi untuk menyampaikan pesan

dalam pembelajaran. Pemakaian media pengajaran

dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis

terhadap siswa.

Animasi merupakan gerakan objek maupun teks

yang diatur sedemikian rupa sehingga kelihatan

menarik dan kelihatan lebih hidup. Menurut

Fatakh (2010:11) animasi merupakan salah satu

multimedia interaktif dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran sebab cukup efektif

meningkatkan hasil belajar siswa. Animasi yang

digunakan baik pada penjelasan konsep maupun

contoh-contoh, selain berupa animasi statis

auto-run atau diaktifkan melalui tombol, juga

bisa berupa animasi interaktif dimana siswa

diberi kemungkinan berperan aktif dengan

merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari

animasi tersebut. Kesimpulannya adalah media

pembelajaran animasi merupakan media atau alat

yang digunakan dalam bentuk gambar gerak (efek

visual) dalam menyampaikan pesan dari pengirim

ke penerima pesan sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

sehingga terjadi proses belajar yang efektif

dan efisien.

2.1.2.2 Cara Membuat Media Animasi

Pada penelitian ini media animasi yang

digunkan adalah animasi movie maker, yang mana

program ini telah dirancang sedemikian sehingga

program ini layak menjadi media pembelajaran

animasi. Pemanfaatan media animasi dalam

penelitian ini menyebabkan kegiatan

pembelajaran menjadi sangat mudah, dinami dan

sangat menarik. Menurut Samsukur (2013:4) cara

membuat animasi movie maker adalah: (1) Anda

buka icon movie maker, caranya pilih Start menu

- Program - Windows Movie Maker; (2)

Kemudian akan muncul tampilan Windows Movie

Maker. Buat dahulu project anda dengan pilih

File - Save Project As; (3) Di Movie Maker di

sediakan 3 Movie Tasks/ Tool untuk setting file

movie yang akan dibuat, yaitu : Capture Video,

Edit Movie, Finish Movie. Dan yang lain adalah

menu Help Movie Making Tips (untuk membantu

kita dalam pembuatan video/movie ini); (4)

Langkah selanjutnya anda klik Import 4 pictures

dan Import audio or music yang ada di Capture

Video, Import pictures dahulu untuk

mengambil/memasukkan semua file foto / gambar

anda ke dalam media kerja movie maker ini; (5)

Setelah semua file foto / gambar anda sudah

masuk semua sekarang anda pilih / klik Import

audio or music untuk memasukkan file audio/mp3

yang akan digunakan untuk mengiringi/melengkapi

file-file foto / gambar anda tersebut; (6)

Setelah semua file foto dan audio sudah masuk

ke dalam media kerja movie maker sekarang anda

tinggal Drag dan Drop satu-satu file-file

tersebut; (7) Drag dan Drop ke dalam media Show

Timeline untuk foto dan Show Storyboard untuk

audio/music/mp3. Untuk mengeluarkan Show

Storyboard anda cukup klik 1x tulisan Show

Timeline; (8) Rapikan semua file foto dan

audio tersebut, atur dan diposisikan yang

serasi antara keduanya; (9) Untuk menambah

Efek, variasi, dan semua animasi untuk video

bergambar anda pilih perintah-perintah yang ada

di Edit Movie; (10) View video effects untuk

efek yang akan terjadi pada gambar anda dan

View video transitions untuk efek yang terjadi

ketika gambar akan berganti dengan gambar

yang lain. Drag dan Drop saja ke

gambar bintang untuk View video effects, dan

kotak yang berada di tengah antara gambar 1

dengan lainnya untuk View video transition.

Untuk mencoba melihat efeknya anda bisa klik

tombol Play pada media Storyboard : circle; dan

(11) Untuk membuat tulisan dan efek-efeknya

anda bisa menggunakan Make titles or credits

yang berada di Edit Movie.

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Media Animasi

Semua media yang digunakan dalam mengajar

tidak ada yang dapat dikatakan sempurna, setiap

media mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode

animasi juga mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Menurut Samsukur (2013:5) Kelebihan

media animasi dalam pembelajaran biologi

diantaranya : (1) Memudahkan guru untuk

menyajikan informasi mengenai proses yang cukup

kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus

nitrogen, respirasi aerob, sistem peredaran

darah dan proses lainnya; (2) Memperkecil

ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya

seperti hewan dan mikroba; (3) Memotivasi siswa

untuk memperhatikan karena menghadirkan daya

tarik bagi siswa terutama animasi yang

dilengkapi dengan suara, (3) Memiliki lebih

dari satu media yang konvergen, misalnya

menggabungkan unsur audio dan visual, (4)

Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki

kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna;

(5) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi

kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa

sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa

bimbingan orang lain.

Dalam setiap metode pastilah mempunyai

kekurangan dalam metode tersebut. Menurut

Sukiyoco dalam Artawan (2013:5) kekurangan dari

media animasi adalah (1) Memerlukan kreatifitas

dan ketrampilan yang cukup memadai untuk

mendesain animasi yang dapat secara efektif

digunakan sebagai media pembelajaran; (2)

Memerlukan software khusus untuk membukanya;

(3) Guru sebagai komunikator dan fasilitator

harus memiliki kemampuan memahami siswanya,

bukan memanjakannya dengan berbagai animasi

pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya

usaha belajar dari mereka atau penyajian

informasi yang terlalu banyak dalam satu frame

cenderung akan sulit dicerna siswa.

2.1.3 Hasil Belajar

2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang

berhubungan dengan kegiatan belajar karena

hasil belajar merupakan hasil yang dicapai

seseorang setelah melakukan proses

pembelajaran. Menurut Arifin (2012:303) hasil

belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh

oleh siswa dalam proses pembelajaran yang

dituangkan dengan angka maupun dalam

pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas

ilmu yang didapat. Hasil belajar dapat

dikatakan tuntas apabila telah memenuhi

kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan

oleh masing-masing guru.

Hasil belajar merupakan perubahan kemampuan

yang dimiliki oleh siswa dari hasil proses

pembelajaran. Menurut Luhur (2012:21) hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku yang

disertai peningkatan kemampuan yang dimiliki

siswa setelah mendapat pengalaman belajar,

sedangkan proses pencapaiannya dapat ditentukan

dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat

dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun

ketrampilan motorik.

2.1.3.2 Macam dan Indikator Hasil Belajar

Hampir sebagian besar terbesar dari

kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan

seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah

hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan

siswa akan mata pelajaran yang ditempuh.

Menurut Fitriani dalam Ahmad (2010:27-28)

indikator hasil pembelajaran antara lain:

a) Dalam ranah kognitif terdapat enam indikator

hasil belajar yakni: (1) pengetahuan/ingatan;

(2) pemahaman; (3) penerapan; (4) analisis;

dan (5) sintesis.

b) Dalam ranah psikomotorik merupakan ranah yang

berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau

kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah

psikomotorik terdapat tujuh indikator hasil

belajar yakni: (1) persepsi; (2) kesiapan;

(3) gerakan terbimbing; (4) gerakan terbiasa;

(5) gerakan kompleks; (6) penyesuaian pola

gerakan; dan (7) kreativitas.

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam

belajar disebabkan faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar, baik yang berasal

dari dalam diri individu yang sedang belajar

(internal), maupun yang berasal dari individu

(eksternal). Menurut Fitriani (2012:24-25)

faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

Faktor Internal

a. Faktor jasmaniah, yang meliputi kesehatan dan

cacat tubuh

b. Faktor psikologis, yaitu intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

dan kesiapan

c. Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang

walaupun sulit dipisahkan tetap dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani

Sedangkan faktor eksternal yang dapat

berpengaruh terhadap hasil belajar antara lain:

a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan

menerima pengaruh dari keluarga berupa, cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan

ekonomi

b. Faktor sekolah, faktor sekolah yang

mempengaruhi belajar ini mencakup metode

belajar, kurikulum, relasi guru dan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu belajar, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah

c. Faktor masyarakat, masyarakat merupakan

faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaan siswa dalam masyarakat, yang

meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat, yang semua mempengaruhi

belajar.

Pencapaian hasil belajar diperoleh setelah

dilaksanakannya suatu program pengajaran.

Penilaian atau evaluasi pencapaian hasil

belajar merupakan langkah untuk mengetahui

seberapa jauh tujuan kegiatan belajar mengajar

suatu bidang mata pelajaran telah dapat dicapai

(Arifin,2012). Penilaian yang dilakukan oleh

guru berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa

dalam belajar.

2.1.4 Hubungan Pembelajaran Aktif dengan Media

Animasi terhadap Hasil Belajar

Pembelajaran Active Learning menuntut siswa untuk

lebih bersemangat, menyenangkan dan penuh

gairah, serta siswa sering meninggalkan tempat

duduk untuk bergerak leluasa dan berfikir.

Selama proses pembelajaran siswa dapat

beraktivitas, dan bergerak untuk melakukan

sesuatu dengan aktif, keaktifan siswa tidak

hanya keaktifan fisik tetapi juga keaktifan

mental (Dalvi,2006). Peningkatan pembelajaran

Active Learning membuat anak menghadapi proses

pembelajaran dalam arti yang sebenarnya, bukan

sekedar memperoleh pengetahuan dan ketrampilan

saja tetapi mampu memproses dan menggunakan

informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan

kratifitas dan kemampuan siswa dalam berfikir

kritis.

Media pembelajaran animasi merupakan media

atau alat yang digunakan dalam bentuk gambar

gerak (efek visual) dalam menyampaikan pesan

dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat siswa sehingga terjadi proses belajar

yang efektif dan efisien. Menurut Fatakh

(2010:10) media animasi pembelajaran merupakan

media yang berisi kumpulan gambar yang diolah

sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan

dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan

hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran.

Media animasi pembelajaran dapat dijadikan

sebagai perangkat ajar yang siap kapan pun

digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.

Pembelajaran aktif dengan media animasi dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa karena dari media ini siswa lebih

tertarik pada mata pelajaran sistem koordinasi.

Strategi dan media ini dapat digunakan siswa

untuk mencapai hasil belajar dengan baik, siswa

lebih percaya diri, dan dapat meningkatkan

minat belajar siswa. Menurut Fatakh (2010:19)

melalui strategi dan media ini dapat

mempermudah memahami pembelajaran secara

efektif dan bermakna, karena masing-masing

anggota kelompok memiliki konstribusi yang sama

dalam pembelajaran.

2.2 Kajian terhadap Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fatakh (2010) yang berjudul Pengaruh

Pembelajaran Aktif dengan Media Animasi Terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Konsep Asam-Basa

Terintegrasi Nilai disimpulkan bahwa:

Respon siswa yang diajar dengan menggunakan

animasi pada konsep asam-basa terintegrasi nilai

yang menjawab baik sebanyak 13%, dan yang menjawab

cukup sebanyak 78%, hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa memberikan respon yang

baik/positif terhadap penerapan pendekatan

pembelajaran dengan menggunakan media animasi pada

konsep asam-basa terintegrasi nilai.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Samsukur (2013) yang berjudul Pengaruh

Penggunaan Media Pembelajaran Animasi Dengan

Aplikasi Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Atmosfer Di

Kelas X Man Model Gorontalo dapat disimpulkan

bahwa:

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara

kelas eksperimen yang menggunakan media movie maker

dengan kelas kontrol yang menggunakan media chart.

Hal ini terbuktidari rata-rata hasil belajar siswa

pada kelas eksperimen yakni 79,29 lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar pada kelas

kontrol dengan rata-rata 64.59.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sukiyasa (2013) yang berjudul Pengaruh Media

Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi

Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif

dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan

media animasi terhadap hasil belajar dan motivasi

belajar materi sistem kelistrikan otomotif pada

siswa kelas X TKR di SMKN 1 Seyegan, ditunjukkan

dengan hasil belajar dan motivasi belajar siswa

yang diajarkan dengan media animasi lebih tinggi

dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang

diajarkan dengan media powerpoint.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Muhammad

Arif Yanto (2012) yang berjudul Pengaruh Media

Pembelajaran Animasi Dengan Pembelajaran

Kooperatif Model Numbered Head Together Terhadap

Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Jenggawah Kabupaten Jember dapat

disimpulkan bahwa:

(1) penggunaan media pembelajaran animasi Flash

meningkatkan keaktifan belajar biologi siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Jenggawah sebesar

72,5%, nilai ini didapat dari rata-rata

pada pertemuan pertama sebesar 67,14 % dan pada

pertemuan kedua sebesar 77,86 % ; dan (2)

penggunaan media pembelajaran animasi dalam

pembelajaran biologi berpengaruh signifikan

terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Jenggawah, yaitu nilai

signifikansinya sebesar 0,019 (P < 0,05)

dengan rata-rata selisih nilai pre-test dan post-

test pada kelas eksperimen sebesar 24,21 dan pada

kelas kontrol sebesar 17,59.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Kerangka Konseptual

Strategi Pembelajaran aktif dengan Media Animasi

Internal:Jasmaniah

Kelelahan

Eksternal:

Keluarga

Masyarakat

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh pembelajaran aktif

menggunakan media animasi terhadap hasil

belajar siswa dalam pokok bahasan sistem

Internal:Jasmaniah

Kelelahan

Eksternal:

Keluarga

MasyarakatInteraks

i

Hasil Belajar

PsikologisSekolah

Metode belajarSiswaPerseps

iMinat Belajar Siswa: Aktif,

Inovatif dan

Kreatif

koordinasi pada siswa SMP kelas 9 SMP Negeri 5

Malang.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam kegiatan ini adalah

penelitian eksperimen Murni (True Experimental).

Menurut Fatakh (2010) jenis penelitian ini yaitu

berfungsi untuk menyelidiki kemungkinan hubungan

sebab akibat dengan desain dimana secara nyata ada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan

membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol

secara ketat. Ciri utama dari True experimental

adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen

maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara

random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah

adanya kelompok kontrol dan eksperimen yang

dipilih secara random.

3.2 Rancangan Penelitian

Berdasarkan sifat masalahnya, rancangan

penelitian yang digunakan adalah desain penelitian

The Pretest-Posttest Control Group Design. Model ini

digunakan untuk mengecek ada tidaknya pengaruh

pretest terhadap posttest. Secara skematis rancangan

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

R : Randominasi

OB1 : Kelompok Eksperimen kelas IX-B

observasi awal (pretest)

OB2 : Kelompok Eksperimen kelas IX-B

observasi akhir

(posttest)

OE1 : Kelompok kontrol kelas IX-E observasi

awal (pretest)

POB1 OB2

OE1 X OE2

R

OE2 : Kelompok kontrol kelas IX-E observasi

akhir (posttest)

P :Diberi perlakuaan strategi Pembelajaran

Aktif dengan

media animasi

E : Diberi perlakuaan strategi

Pembelajaran Aktif

Jadi dalam penelitian ini setelah dilakukan

proses random akan dilakukan observasi awal dengan

menggunakan pretest pada awal pembelajaran pada

masing-masing kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Pada kelompok Eksperimen kelas IX-B

diberi perlakuan strategi Pembelajaran aktif

dengan media animasi, sedangkan pada kelompok kelas

kontrol IX-C diberi perlakuan strategi

Pembelajaran aktif. Pada akhir pembelajaran semua

kelompok kelas kontrol maupun kelas eksperimen

dilakukan observasi akhir dengan menggunakan

posttest.

3.3 Populasi dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa SMP Negeri 5 Malang. Populasi

target dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa SMP Negeri 5 Malang. Populasi

terjangkau dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa SMP Negeri 5 Malang tahun

ajaran 2014/2015. Populasi tersebut digunakan

untuk menentukan sampel dengan menentukan

terlebih dahulu secara random cluster yang

dijadikan sampel.

3.3.2 Teknik Sampling

Sampel merupakan wakil populasi yang

akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa SMP Negeri 5 Malang kelas 9.

Kelas IX-B sebagai eksperimen dan kelas IX-E

sebagai kontrol.

Teknik random sampling yang digunakan

adalah cluster sampling. Teknik untuk menentukan

jumlah sampel yang digunakan pada masing-

masing cluster dengan menggunakan teknik non-

proporsional atau proporsional stratified

random. Teknik proporsional stratified random

adalah penarikan sampel berstrata yang

dilakukan dengan mengambil sampel acak

sederhana dari setiap strata populasi yang

sudah ditentukan terlebih dahulu.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Jenis Variabel

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang

sengaja diubah atau dimanipulasi oleh

peneliti dengan maksud untuk mengetahui

pengaruhnya pada objek yang diteliti.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Strategi Pembelajaran Aktif dengan Media

Animasi yang terdiri dari dua variasi;

(1)Strategi Pembelajaran Aktif (2) Media

Animasi.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah sejumlah faktor

atau gejala yang muncul dan diukur untuk

mengetahui dampak adanya variasi atau

perubahan dari variabel yang lain terutama

variabel bebasnya. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel dalam

penelitian yang berpengaruh tetapi dapat

dikendalikan. Variabel kontrol dalam

penelitian ini adalah materi Sistem

Koordinasi dan siswa kelas IX SMP Negeri 5

Malang.

3.4.2 Definisi Operasional

1. Strategi Pembelajaran Aktif dan media

animasi merupakan strategi dan media yang

akan digunakan sebagai penelitian pada

kelas eksperiment (IX-B) sedangkan pada

kelas kontrol (IX-E) hanya menggunakan

Strategi Pembelajaran Aktif.

2. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian dari

penelitian mengenai pengaruh pembelajara

aktif dengan media animasi. Hasil belajar

akan dapat dilihat menggunakan sistem

evaluasi dengan metode tes kognitif.

3. Materi Sistem Koordinasi

Materi sistem koordinasi merupakan materi

biologi untuk siswa SMP kelas IX semester

1. Materi sistem koordinasi ini merupakan

materi yang akan digunakan dalam

pelaksanaan penelitian menggunakan

pembelajaran aktif dan media animasi.

Materi sistem koordinasi dipilih sebagai

objek penelitian disebabkan karena pada

materi ini siswa banyak mengalami

kesulitan.

4. Siswa kelas IX SMP Negeri 5 Malang

Siswa kelas IX SMP Negeri 5 Malang adalah

subjek penelitian yang akan diteliti.

Dari seluruh siswa kelas SMP Negeri 5

Malang, peneliti mengambil 2 sampel untuk

dijadikan populasi yaitu kelas IX-B

sebagai kelas eksperimen dan kelas IX-E

sebagai kelas kontrol.

3.4.3 Skema hubungan antar variabel

3.5 Metode Pengambilan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan tes

penguasaan konsep berupa tes objektif,

angket, dan lembar observasi.

3.5.2 Instrumen Pengambilan Data

Variabel BebasStrategi Pembelajaran aktif +media animasiVariasi:Strategi Pembelajaran aktif Media animasi

=

Variabel Terikat.Hasil belajar

=

Variabel KendaliMateri Sistem KoordinasiSiswa kelas IX SMP Negeri 5 Malang

=

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2

instrumen pengambilan data yaitu metode

bersifat menghimpun: (1) metode observasi;

(2) metode angket dan metode yang bersifat

mengukur: metode tes.

1. Metode Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara

ysng digunakan dalam rangka melaksanakan

pengukuran, yang di dalamnya terdapat

berbagai pertanyaan, pernyataan, atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan

atau dijawab oleh peserta didik untuk

mengukur aspek perilaku peserta didik

(Arifin,2012). Adapun bentuk tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes

tertulis berupa pilihan ganda (Multiple-

Choice) dengan lima pilihan jawaban

(A,B,C,D,E) sebanyak 25 soal. Soal-soal

tersebut sudah mewakili empat indikator

pencapaian hasil belajar yang akan

diterapkan dalam pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran Aktif

menggunakan media animasi dengan lima

pilihan jawaban yang meliputi tentang

hafalan, pemahaman, penerapan, dan

analisis. Tes ini akan diberikan sebelum

dan sesudah pembelajaran untuk mengetahui

penguasaan konsep sistem koordinasi.

2. Metode Angket

Untuk mengetahui bagaimana guru

melakukan kegiatan pembelajaran dengan

model pembelajaran aktif menggunakan media

animasi (Variabel X), digunakan kuesioner

dalam bentuk angket dengan skala Likert.

Menurut Arifin (2012:166) angket merupakan

alat untuk mengumpulkan dan mencatat data

atau informasi, pendapat, dan paham dalam

bentuk kausal. Selain itu, angket

(quetioner) merupakan suatu daftar

pertanyaan atau pernyataan tentang topik

tertentu yang diberikan subjek, baik

secara individu atau kelompok

(Fitriani,2010). Peneliti mengajukan

pertanyaan dalam bentuk angket dalam

bentuk angket berstruktur dengan bentuk

angket jawaban tertutup yaitu angket yang

setiap pertanyaan sudah tersedia

alternatif jawaban sehingga mendapat

jawaban yang akurat dan relevan. Angket

yang digunakan untuk mengetahui sikap

siswa terhadap biologi, pembelajaran

aktif, penggunaan media animasi, dan soal-

soal yang diberikan. Angket ini berjumlah

20 pertanyaan dengan lima pilihan bagi

siswa.

3. Metode Observasi

Menurut Arifin (2012:153) observasi

adalah suatu proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematis, logis,

objektif, dan rasional mengenai berbagai

fenomena, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan

untuk mencapai tujuan tertentu. Lembar

observasi digunakan untuk mengetahui

aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Aktivitas yang diamati pada

waktu pembelajaran adalah mengenai

pelaksanaan tahapan-tahapan pada

pembelajaran aktif menggunakan media

animasi. Dengan kriteria jawaban sangat

baik, baik,cukup, dan kurang.

3.5.3 Uji Validate Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validate Instrumen

Sebelum menggunakan suatu tes, hendaknya

peneliti mengukur terlebih dahulu derajat

validitasnya berdasarkan kriteria

tertentu. Validitas ini untuk mengukur tes

berupa tes objektif menggunakan rumus

koefisien korelasi biserial (γpbi)

(γpbi)=MP−Mt

SDt √pqKeterangan:

γpbi = koefisien korelasi berserialMP = Rata-rata skor dari subjek yangmenjawab benarMt = Rata-rata skor totalSt = Standar Deviasi skor totalp = Proporsi siswa yang menjawabbenarq = Proporsi siswa yang menjawabsalah

Dengan kriteria korelasi biserial sebagaiberikut:0,81-1,00 = sangat tinggi0,61-0,80 = tinggi0,41-0,60 = cukup0,21-0,40 = rendah0,00-0,20 = sangat rendah

Hasil perhitungan validitas instrumen

yaitu; df = 38 dengan rtabel = 0,320,

sedangkan rhitung =0,667. Sehingga dapat

disimpulkan rtabel > rhitung yang berarti

validitas tinggi. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini hanya 25 soal dan 1

soal tidak digunakan.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat

konsistensi dari suatu instrumen. Sebuah

tes dikatakan reliabilitas yang baik

apabila tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap, uji reliabilitas yang

digunakan menguji instrumen satu gejala

psikologis atau perilaku yang sama dengan

menggunakan rumus Kuder-Richardson atau yang

dikenal KR20 (Arifin,20120).

KR20 = KK−1 (S2t−∑pi.qi

S2t )Keterangan:

KR20 = Koefisien reliabilitas tesK = Jumlah butir soal∑pi.qi = Varians skor butirpi = Proporsi jawaban benar untukbutir soal iqi = Proporsi jawaban salah untukbutir soal i

S2t = Varians skor total

Dengan Kriteria Reliabilitas sebagaiberikut:0,00-0,20 = reliabilitas tinggi0,20-0,40 = reliabilitas rendah0,40-0,70 = reliabilitas sedang0,70-0,90 =reliabilitas tinggi0,90-1,00 =reliabilitas sangat tinggi

3.6 Prosedur Penelitian

Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa

tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai

berikut:

3.6.1 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), observasi ke SMP Negeri 5 Malang,

wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru IPA

kelas IX mengenai izin dan waktu penelitian.

Pada kelas eksperiment (IX-B) menggunakan

Strategi Pembelajaran aktif dengan media

animasi. Alat bantu yang digunakan dalam

pembelajaran yang menggunakan strategi

pembelajaran aktif menggunaka alat-alat

laboratorium, LKS (Lembar Kerja Siswa, Modul,

OHP, dll. Sedangkan kelas kontrol menggunakan

alat-alat laboratorium, LKS (Lembar Kerja

Siswa, Modul, OHP, dll. Alat evaluasi dibuat

untuk mengukur hasil belajar IPA pada pokok

bahasan sistem koordinasi siswa melalui tes

kognitif pada kedua subjek penelitian.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Tes awal (Pre-test) dilakukan sebelum

pelajaran dimulai dan tes akhir (post-test)

dilakukan setelah pembelajaran berakhir pada

kedua subjek penelitian selama 40 menit.

Pengelompokan kerja pada kelas eksperimen

(IX-B) dan kelas kontrol (IX-E) terdiri dari

7 kelompok. Setelah melakukan pre test pada

kedua subjek penelitian maka pelaksanaan

pembelajaran dimulai. Kelas eksperimen (IX-B)

menggunakan strategi pembelajaran Active

Learning dengan metode mind mapping, sedangkan

kelas kontrol (IX-E) menggunakan strategi

pembelajaran Active Learning. Tahapan ini

berlangsung selama tiga minggu di bulan

Oktober-November 2015 dengan alokasi waktu

tiga kali pertemuan. Setelah pembelajaran

terakhir, kedua subjek penelitian diberikan

post test selama 20 menit untuk melihat

peningkatan pemahaman siswa terhadap materi

sistem koordinasi. Selain itu, pada kelas

eksperimen (IX-B) dilakukan pengambilan data

tentang sikap terhadap model pembelajaran

Aktif dengan media animasi dengan memberikan

angket dan selama kegiatan mengajar dilakukan

pengamatan (observasi) terhadap kelas

eksperimen (IX-B).

3.7 Teknis Analisis Data

Data statistik yang diperoleh diolah dan

dianalisis dengan menggunakan uji Blok Acak

dengan terlebih dahulu harus memenuhi syarat uji

asumsi Normalitas dan Homogenitas, kemudian

dilanjutkan dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan’s

(BJND). Langkah-langkah uji statistik yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas (Liliefors) untuk mengetahui

varians populasinya normal atau tidak. Langkah-

langkahnya sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2,….Xn dijadikan bilangan

baku Z1, Z2,….Zn dengan menggunakan rumus:

Z=Xi−XS

Keterangan:

Z = Skor bakuXi = Skor dataX = MeanS = Simpangan bakuS = simpangan baku sampel

b. Untuk tiap-tiap bilangan baku ini menggunakan

daftar distribusi normal baku kemudian

dihitung peluang F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

c. Selanjutnya hitung proporsi Zi. Jika proporsi

Z1, Z2,… Zn lebih kecil atau sama dengan Zi.

Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka:

S (Zi) = banyakZ1,Z2,…..ZnN

d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1), kemudian

menentukan harga mutlak

e. Mengambil harga paling besar dari harga

mutlak selisih tersebut, sebutlah harga

tersebut ini adalah L0 (Lhitung)

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis nol,

dengan cara bandingkan nilai L0 ini dengan

nilai kritis untuk uji liliefors dengan taraf

5%

H0 ditolak jika L0 > L berarti populasi

terdistribusi tidak normal

H0 diterima jika L0 < L berarti populasi

berdistribusi normal (Sudjana, 2002).

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas disini adalah pengujian

mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua

buah distribusi atau lebih. Pengujian dengan

uji homogenitas dua varians, rumus uji

homogenitas yang digunakan adalah uji fisher,

yaitu:

F=SI2S22

S=n∑ X2−(∑ X )2

N (n−1 )

Keterangan:

F : HomogenitasS12 : Varians terbesar atau data pertamaS22 : Varians terbesar atau data keduaFhitung<Ftabel maka sampel homogenFhitung>Ftabel maka sampel tidak homogen

3. Normal Gain

Gain adalah selisih nilai post test dan pre

test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman

atau penguasaan konsep siswa setelah

pembelajaran dilakukan oleh guru. Rumusnya

adalah

Ngain= posttest−pretestskorideal−pretest

Dengan kategorisasi perolehan sebagai

berikut:

g-tinggi : nilai >0,70

g-sedang : nilai 0,30-0,70

g-rendah : nilai <0,30

4. Ujia Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan

hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, yaitu dengan cara:

Menggunakan uji-t jika data berdistribusi

normal dan homogen. Hasil perhitungan thitung

dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan

0,05 dengan kriteria:

Menolak H0, jika thitung > ttabel dan Ha diterima

Terima H0, jika thitung < ttabel dan Ha ditolak

t0=M1−M2

SEM1−M2

SEM1−M2=√SEM12+SEM22

SEM1=SD1√N−1

SEM2=SD2√N−2

Keterangan:

T0 : T hasil perhitunganM1 : mean kelompok eksperimenM2 : mean kelompok kontrolSD1 : Simpangan baku kelompok eksperimenSD 2 : Simpangan baku kelompok kontrolN1 : Jumlah sampel kelompok eksperimenN2 : Jumlah sampel kelompok kontrolSEM1 : Standar eror mean sampel kelompokeksperimenSEM2 : Standar eror mean sampel kelompokkontrolSEM1−M2 : Standar eror mean sampel gabungan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset

Bobby. 2012. Media Gambar Animasi (online)http://Bobby.blogspot.com. (diakses 25 Desember 2014)

Burhan. 2012. Penerapan Penggunaan Media Visual Power Point

dalamMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada SubPokok Bahasan Pengelolaan Lingkungan Di SMP Abu Manshur Kec.Weru Kab. Cirebon. Skripsi Diterbitkan. Cirebon:Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati

Dalvi. 2006. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalamPembelajaran Agama dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Kuis Tim diKelas VIB MI Diniyah Puteri Padang Pajang Semester Ganjil TahunPelajaran 2005/2006. Jurnal Guru. Vol.3 No.1

Fatakh, M. Ikhwanudin. 2010. Pengaruh Pembelajaran Aktifdengan Media Animasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Asam-Basa Terintegrasi Nilai. Skripsi Diterbitkan. Jakarta:Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri SyarifHidayatullah.

Fitriani, Sugesti.2010. Pengaruh Model Pembelajaran Aktifmenggunakan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Biologi pada KonsepKeanekaragaman Hayati. Skripsi Diterbitkan. Jakarta: FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri SyarifHidayatullah.

Fahri.2010. Pengaruh Media Animasi terhadap Minat Belajar Siswa.(online) http://Fahri.wordpress.com (diakses 25Desember 2014)

Hakim. 2013. Evaluasi Pembelajaran (online)http://Hakim.blogspot.com. (diakses 22 Desember 2014)

Himitsu. 2014. Hasil Belajar Siswa (online)http://Himitsu.wordpress.com. (diakses 22 Desember 2014)

Kustiyah, Enny. 2012. Belajar Tuntas Konsep Sistem Konsep SistemKoordinasi Melalui Metode Mind Mapping (online)http://TabloidAspirasi.com. (diaskese 22 Desember 2014)

Mukarramah. 2012. Pembelajaran Berpusat pada Guru (online) http://Mukarramah.wordpress.com(diakses 22 Desember 2014)

Nurhayati, E. 2008. Pengaruh Penggunaan Metode Belajar AktifTipe Team quiz Terhadap Minat Belajar Dan Hasil Belajar  Kuntansi SiswaKelas X Ak Smk Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. SkripsiDiterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Rosyada, Dede.2009. Pendidikan Multikultur Melalui PendidikanAgama Islam. Jurnal Didaktik. Vol. 4 No.1 (2009:28-29)

Samsukur. 2013. Pengaruh Penggunaan Media PembelajaranAnimasi Dengan Aplikasi Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Materi Atmosfer Di Kelas X MAN Model Gorontalo. Jurnal F.MIPA. Vol. 2 No.1

Soegeng Ysh.,A.Y. 2012. Pengembangan Sistem Pembelajaran,Semarang: IKIP PGRI Semarang Press

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: PT TarsitoBandung

Sukiyasa, Kadek. 2013. Pengaruh Media Animasi Terhadap HasilBelajar Dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif.Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol.3 No.1

Sumandi, Ari. 2008. Pembelajaran Aktif (ActiveLearning) (online) http://jurnal.skripsi.com. (diakses22Desember 2014)

Yanto, Muhammad Arif. 2012. Pengaruh Media PembelajaranAnimasi Dengan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered HeadTogether Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri1 Jenggawah Kabupaten Jember. Skripsi Diterbitkan.Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasJember