Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
REKAYASA SISTEM OPERASI BERBASIS OPEN SOURCE
DENGAN METODE REMASTERSYS
(DISTRO UNTUK JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNMA)
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknik Universitas Majalengka
Disusun oleh:
DEDE IYAN SUPARDI
09.14.1.0034
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2013
REKAYASA SISTEM OPERASI BERBASIS OPEN SOURCEDENGAN METODE REMASTERSYS
(DISTRO UNTUK JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNMA)
TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Memperoleh Gelar Sarjana TeknikPada Program Studi Teknik InformatikaFakultas Teknik Universitas Majalengka
Disusun oleh: DEDE IYAN SUPARDI
NPM. 09.14.1.0034
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAJALENGKA 2013
LEMBAR PENGESAHANLAPORAN TUGAS AKHIR
Telah disetujui dan disahkan Laporan Tugas Akhir, dari :
Nama : Dede Iyan SupardiNPM : 09.14.1.0034
Dengan judul :
“REKAYASA SISTEM OPERASI BERBASIS OPEN SOURCEDENGAN METODE REMASTERSYS
(DISTRO UNTUK JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNMA) ”
Menyetujui,Pembimbing I
Agus Santosa, ST., MT.
Menyetujui,Pembimbing II
Joko Setiyono, M.Kom.
Mengetahui,
Ketua Prodi
Teknik Informatika
Deffy Susanti, ST., M.Kom.
NIDN. 0424108402
HALAMAN PERSEMBAHAN
م� م�ي ر�� م� ال مر� ح� �� ر م� ال �� ر م� ال ح� م�
Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk orang tua khususnya ibunda, umi Iis Yuningsih dan
nenek 'Ma Naah Ratnaahserta seluruh keluarga yang sangat penulis sayangi
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya, penulis Laporan Tugas Akhir ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa karya tulis ini merupakan hasil observasi, pemikiran, dan pemaparan asli.
Apabila terdapat referensi terhadap karya tulis orang lain / pihak lain, penulis
lakukan dengan menyebutkan sumber secara jelas.
Demikian pernyataan ini dibuat secara sadar dan bersungguh-sungguh.
Penulis
DEDE IYAN SUPARDINPM. 09.14.1.0034
ABSTRAK
REKAYASA SISTEM OPERASI BERBASIS OPEN SOURCEDENGAN METODE REMASTERSYS
(DISTRO UNTUK JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNMA)
Oleh: DEDE IYAN SUPARDI
NPM. 09.14.1.0034
Pada Tugas Akhir ini dikaji mengenai sistem operasi sumber terbuka sebagai alternatif yang dapat digunakan di lingkungan Universitas Majalengka, khususnya jurusan Teknik Informatika. Berawal dari keprihatinan terhadap penggunaan perangkat lunak bajakan yang semakin berkembang di Indonesia, termasuk dilingkungan Universitas Majalengka. Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan yang jelas bahkan terjun langsung dengan dibentuknya IGOS (Indonesia Go Open Source). Namun demikian pada penerapannya tidaklah mudah, banyak kendala yang dihadapi diantaranya faktor kebiasaan pada sebuah antar muka, ketergantungan pada sebuah aplikasi, kesulitan dalam mencari aplikasi yang dibutuhkan dan lain sebagainya.
Sebagai salah satu solusi bagi masalah tersebut diatas maka diusulkan pembuatan sebuah Distro yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan secara khusus mengacu pada Jurusan Teknik Informatika. Sebagai dasarnya digunakan sebuah Distro induk yang sudah terpercaya dan stabil serta memiliki dukungan penuh dari pengembang maupun komunitas.
Untuk mendapatkan gambaran dari kebutuhan yang ada, maka dilakukan sebuah survey pendahuluan secara acak kepada mahasiswa dan wawancara pada pihak kampus khususnya pengelola laboratorium. Sehingga diperoleh gambaran kebutuhan yang akan menentukan bagaimana Distro usulan tersebut nantinya.
Distro usulan ini dirancang sedemikian rupa dengan mengutamakan pada kemudahan dalam penggunaan serta kelengkapan perangkat lunak sesuai kebutuhan. Aplikasi bawaan Distro induk yang tidak diperlukan dibuang dan ditambah dengan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Diharapkan Distro ini akan memuat aplikasi yang dibutuhkan selama kuliah di jurusan Teknik Informatika UNMA, sehingga dapat membantu proses pembelajaran terutama bagi Mahasiswa. Selain itu, distro ini dapat pula digunakan oleh siapapun. Untuk memperoleh aplikasi yang lebih baru dan dukungan terhadap driver hardware yang lebih baik maka disarankan untuk selalu mengikuti pembaruan yang ada.
Kata kunci: pembajakan, sumber terbuka, sistem operasi, perangkat lunak.
ABSTRACT
ENGINEERING BASED OPEN SOURCE OPERATING SYSTEMREMASTERSYS METHOD
(DISTRO FOR ENGINEERING DEPARTMENT INFORMATION UNMA)
By: DEDE IYAN SUPARDI
NPM. 09.14.1.0034
In this final project examined the open source operating system as an alternative that can be used at the University of Majalengka, especially majoring in Computer Science. Starting from concerns over the use of pirated software that increasingly growing in Indonesia, including the University of Majalengka environment. The government has issued clear regulations even directly involved with the establishment of IGOS (Indonesia Go Open Source). However, the application is not easy, many obstacles encountered in the habit of factors such as an interface, the dependence on an application, the difficulty in finding the necessary applications and so forth.
As one of the solutions to the problems mentioned above, the proposed creation of a Distro that is tailored to the needs of existing and specifically refers to the Department of Informatics. Distro that basically used as a parent that is reliable and stable, and has the full support of the developer and the community.
To get an overview of existing needs, then conducted a preliminary survey randomly to students and interviews on the campus particular laboratory manager. So the show needs to be obtained to determine how the proposal distributions later.
This proposal distributions designed with an emphasis on ease of use and completeness of the software as needed. Parent distributions default application is not required and disposed of along with the application as needed.
These distributions are expected to be needed during the application load in college majoring in Computer Science of UNMA, so it can help the learning process, especially for students. In addition, this distribution can be used by anyone. To obtain a newer application and driver support for better hardware it is advisable to always follow the updates there.
Keywords: piracy, open source, operating systems, software.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan karunia dan
rahmatnya sehingga penulis diberi kekuatan untuk dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir dengan judul “Rekayasa Sistem Operasi Berbasis Open Source
Dengan Metode Remastersys (Distro Untuk Jurusan Teknik Informatika
Unma)”, dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Tugas Akhir tahun
Akademik 2012 / 2013.
Dalam proses penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1) Orang tua, khususnya ibu dan nenek yang senantiasa memberikan dukungan
penuh baik moril maupun materil.
2) Bapak Prof. Dr. H. A. Yunus, Drs., S.H., MBA., M.Si. selaku Rektor
Universitas Majalengka.
3) Bapak Ir. Dadang Hendriana, M.Sc. selaku Dekan Fakulas Teknik Universitas
Majalengka.
4) Bapak Enang Rusnandi, S.Pd. M.Kom. selaku Wakil Dekan 3 bidang
Kemahasiswaan.
5) Ibu Deffy Susanti, ST., M.Kom. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
sekaligus penguji Sidang Tugas Akhir.
6) Bapak Agus Santosa ST., MT. Selaku pembimbing 1.
7) Bapak Joko Setiyono, M.Kom. Selaku pembimbing 2.
8) Bapak Asep Rachmat ST., M.T. Selaku dosen wali.
9) Seluruh staf dan dosen program strata 1 Teknik Informatika Fakultas Teknik
Universitas Majalengka.
10) TIF-A'09, TIF UNMA '09, Yusuf Maulana, Nunung Nurhayati.
11) Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, sumbangan saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari semua pihak demi kemajuan penulis dimasa yang akan datang.
i
Penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.
Majalengka, November 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Halaman Persembahan
Pernyataan Keaslian
Abstak
Abstract
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
Daftar Gambar................................................................................................. vi
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
Bab I Pendahuluan........................................................................................... I-1
1.1. Latar Belakang................................................................................ I-1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................... I-2
1.3. Batasan Masalah.............................................................................. I-2
1.4. Maksud dan Tujuan......................................................................... I-3
1.5. Manfaat........................................................................................... I-3
1.6. Waktu dan Tempat........................................................................... I-4
1.7. Metode............................................................................................. I-4
1.8. Sistematika Penulisan...................................................................... I-5
Bab II Landasan Teori...................................................................................... II-7
2.1. Perlindungan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)................... II-7
2.2. Rekayasa Perangkat Lunak............................................................. II-9
2.2.1. Tujuan Rekayasa Perangkat Lunak..................................... II-10
2.2.2. Kriteria Dalam Merekayasa Perangkat Lunak.................... II-11
2.2.3. Ruang Lingkup Rekayasa Perangkat Lunak....................... II-11
2.3. Metodologi...................................................................................... II-12
2.4. Sistem Operasi................................................................................ II-13
2.5. Sejarah dan Perkembangan Linux................................................... II-14
2.5.1. Lambang Linux................................................................... II-16
2.5.2. Sejarah Ubuntu.................................................................... II-17
iii
2.6. Distro Linux.................................................................................... II-18
2.7. CD Linux......................................................................................... II-19
2.8. Metode Remastering Linux............................................................. II-20
2.8.1. LFS (Linux from Scratch)................................................... II-20
2.8.2. Distro Remastering............................................................. II-21
2.8.3. Distro Derivatif (Turunan).................................................. II-22
2.9. Partisi dan File System.................................................................... II-23
2.9.1. Jenis-jenis Partisi................................................................. II-23
2.9.2. File System.......................................................................... II-25
Bab III Tinjauan Umum dan Analisis.............................................................. III-29
3.1. Tinjauan Umum............................................................................... III-29
3.2. Analisis............................................................................................ III-30
3.2.1. Analisis Kebutuhan Pengguna............................................ III-30
3.2.2. Analisis Kebutuhan Sistem................................................. III-35
3.3. Gambaran Umum Sistem Usulan.................................................... III-40
Bab IV Perancangan......................................................................................... IV-43
4.1. Distro Induk.................................................................................... IV-43
4.2. Partisi dan File System.................................................................... IV-44
4.3. Struktur File.................................................................................... IV-45
4.4. Struktur Menu................................................................................. IV-48
4.5. Aplikasi........................................................................................... IV-48
4.6. Antar Muka (Interface)................................................................... IV-49
4.7. Nama Distro.................................................................................... IV-51
4.8. Proses Remastering......................................................................... IV-51
Bab V Implementasi......................................................................................... V-53
5.1. Instalasi........................................................................................... V-53
5.2. Modifikasi....................................................................................... V-62
5.2.1. Interface.............................................................................. V-62
5.2.2. Aplikasi............................................................................... V-67
5.3. Remaster.......................................................................................... V-69
5.3.1. Instalasi Remastersys.......................................................... V-69
5.3.2. Proses Remastering............................................................. V-70
iv
5.4. Pengujian......................................................................................... V-78
5.4.1. Bootable Media .................................................................. V-78
5.4.2. Instalasi Unmac-OS............................................................ V-81
5.4.3. Uji Aplikasi......................................................................... V-86
5.4.4. Test Review.......................................................................... V-87
Bab VI Penutup................................................................................................ VI-89
6.1. Kesimpulan..................................................................................... VI-89
6.2 Saran................................................................................................. VI-90
Daftar Pustaka
Lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Prototype..................................................................................... II-12
Gambar 4.1. Partisi pada Single-Boot.............................................................. IV-44
Gambar 4.2. Partisi pada Multiboot................................................................. IV-44
Gambar 4.3 Struktur File................................................................................. IV-46
Gambar 4.4. Struktur Menu............................................................................. IV-48
Gambar 4.5. Perancangan Tampilan Panel Klasik........................................... IV-50
Gambar 4.6. Perancangan Tampilan Desktop Unity........................................ IV-50
Gambar 4.7. Perancangan Tampilan Desktop dengan Dock............................ IV-50
Gambar 5.1. Grub Bootable Ubuntu................................................................ V-53
Gambar 5.2. Desktop Ubuntu dengan Unity.................................................... V-54
Gambar 5.3. Mencari Gparted dari Menu........................................................ V-54
Gambar 5.4. Pembagian Partisi dengan Gparted............................................. V-55
Gambar 5.5. Memulai Instalasi........................................................................ V-55
Gambar 5.6. Memilih Bahasa.......................................................................... V-56
Gambar 5.7. Informasi Kebutuhan Sistem....................................................... V-56
Gambar 5.8. Metode Instalasi.......................................................................... V-57
Gambar 5.9. Sistem Operasi Lain Terdeteksi.................................................. V-57
Gambar 5.10. Notifikasi tanpa Swap-area....................................................... V-58
Gambar 5.11. Susunan Papan Ketik................................................................. V-58
Gambar 5.12. Memilih Lokasi......................................................................... V-59
Gambar 5.13. Identitas Komputer.................................................................... V-59
Gambar 5.14. Password Pendek...................................................................... V-60
Gambar 5.15. Password dan Pengaturan Login............................................... V-60
Gambar 5.16. Slide-show saat Instalasi............................................................ V-61
Gambar 5.17. Notifikasi untuk Restart............................................................ V-61
Gambar 5.18. Tampilan Menu Cardapio.......................................................... V-63
Gambar 5.19. Gnome Classic.......................................................................... V-63
Gambar 5.20. Gnome Classic dan Cairo-dock................................................ V-64
Gambar 5.21. Cairo-dock................................................................................. V-64
Gambar 5.22. Unity.......................................................................................... V-64
vi
Gambar 5.23. Gnome 3.................................................................................... V-65
Gambar 5.24. Unmac-theme............................................................................ V-65
Gambar 5.25. Gnomish-theme......................................................................... V-66
Gambar 5.26. Menggannti Tema dengan Ubuntu Tweak................................. V-66
Gambar 5.27. Ubuntu Tweak........................................................................... V-67
Gambar 5.28. Info Sistem................................................................................ V-67
Gambar 5.29. Remastersys GUI...................................................................... V-70
Gambar 5.30. Application Finder..................................................................... V-71
Gambar 5.31. Pencarian Remastersys.............................................................. V-72
Gambar 5.32. Remastersys Backup................................................................. V-73
Gambar 5.33. Remastersys Pemeriksaan Sistem............................................. V-73
Gambar 5.34. Remastersys Persiapan Direktori.............................................. V-74
Gambar 5.35. Proses Remastering................................................................... V-74
Gambar 5.36. Pemeriksaan Terkhir pada Proses Remastering........................ V-75
Gambar 5.37. Proses Remastering Selesai....................................................... V-75
Gambar 5.38. Remastersys Check Log............................................................ V-76
Gambar 5.39. Remastersys Check Log 1......................................................... V-76
Gambar 5.40. Remastersys Check Log 2......................................................... V-77
Gambar 5.41. Remastersys Clear Working Folder.......................................... V-77
Gambar 5.42. Remastersys Clear Working Folder Selesai.............................. V-78
Gambar 5.43. Startup Disk Creator.................................................................. V-79
Gambar 5.44. Deteksi Media (Flashdisk)........................................................ V-79
Gambar 5.45. Buka File Iso............................................................................. V-80
Gambar 5.46. Proses Pembuatan Bootable-media........................................... V-80
Gambar 5.47. Proses Pembuatan Bootable-media Selesai............................... V-80
Gambar 5.48. Grub Unmac-OS Live................................................................ V-81
Gambar 5.49. Live CD Unmac-OS.................................................................. V-81
Gambar 5.50. Install Release........................................................................... V-82
Gambar 5.51. Memilih Bahasa........................................................................ V-82
Gambar 5.52. Pemeriksaan Kebutuhan Sistem................................................ V-83
Gambar 5.53. Memilih Mode Instalasi............................................................ V-83
Gambar 5.54. Memilih Lokasi......................................................................... V-84
vii
Gambar 5.55. Memilih Susunan Papan Ketik.................................................. V-84
Gambar 5.56. Proses Instalasi.......................................................................... V-85
Gambar 5.57. Proses Akhir Instalasi................................................................ V-85
Gambar 5.58. Notifikasi Instalasi Selesai........................................................ V-85
Gambar 5.59. Grub Unmac-OS....................................................................... V-85
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................. I-4
Tabel 3.1. Data Menurut Jurusan..................................................................... III-31
Tabel 3.2. Data Menurut Semester................................................................... III-32
Tabel 3.3. Mata Kuliah dan Aplikasi yang Digunakan.................................... III-37
Tabel 3.4. Mata Kuliah Pilihan dan Aplikasi yang Digunakan....................... III-39
Tabel 3.5. Perbandingan Aplikasi Lama dan Usulan....................................... III-39
Tabel 4.1. Daftar Aplikasi................................................................................ IV-49
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan International Data Coorporation (IDC) yang disiarkan
pada April 2012, Indonesia menempati peringkat ke-11 negara dengan tingkat
pembajakan tertinggi. Jumlah software bajakan sebesar 86% dari total
peredaran yang ada dengan nilai kerugian mencapai US$ 1,46 miliar atau
sekitar Rp.12,8 triliun. Tingginya angka pembajakan itu berdampak negatif
terhadap negara, antara lain berkurangnya potensi penerimaan negara dari
sektor pajak, hilangnya peluang kerja dan menimbulkan kerugian finansial,
selain itu juga mengakibatkan berkurangnya kreatifitas dalam membuat
software sendiri, menurunnya daya saing bagi industri kreatif di Indonesia,
serta menurunnya kepercayaan dari negara-negara produsen perangkat lunak.
Penggunaan perangkat komputer dalam berbagai bidang sudah
menjadi bagian sangat vital dan tidak dapat dihilangkan, sementara harga
perangkat komputer bila ditambah dengan software berlisensi akan menjadi
lebih mahal dan terlalu berat bagi sebagian kalangan. Hal inilah yang menjadi
salah satu pendorong praktek pembajakan software. Maka dari itu, usaha
untuk mengurangi pembajakan ini telah dilakukan oleh berbagai pihak
termasuk pemerintah. Salah satu diantaranya adalah dengan adanya deklarasi
bersama Indonesia Go Open Source (IGOS) pada tanggal 30 Juni 2004, di
Jakarta. Deklarasi tersebut melibatkan lima kementrian, diantaranya:
Menristek, Menkominfo, Menpan, Menkeham dan Mendiknas.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat Distro lokal
yang dikostumisasi sedemikian rupa, sehingga dapat diarahkan untuk
kemudahan dalam penggunaan, selain tentunya bersifat open source dan
gratis. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi, karena pada umumnya para
pengguna baru merasa khawatir menghadapi kesulitan dalam menggunakan
sistem operasi seperti Linux. Pada awal kemunculannya Linux dikenal
memerlukan banyak perintah berbasis command line interface (CLI), namun
sekarang ini sudah banyak distro dengan berorientasi GUI.
I-1
I-2
Namun dalam hal penggunaan lebih lanjut seperti maintenance dan
instalasi software serta cara memperolehnya masih dirasakan sulit bagi para
pengguna awam. Masalah inilah yang dicoba oleh penulis untuk diteliti
sehingga diharapkan dapat ditemukan solusinya, yaitu sebuah Distro Linux
yang memuat aplikasi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan dengan
tampilan yang user friendly khususnya bagi pengguna yang baru mengenal
Linux. Dari tema yang diambil tersebut kemudian diambil judul “Rekayasa
Sistem Operasi Berbasis Open Source Dengan Metode Remastersys”
1.2. Rumusan Masalah
Dari masalah-masalah yang ada, dapat dirumuskan kedalam
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana menyajikan software alternatif pengganti software bajakan?
2. Bagaimana menyajikan software legal namun murah?
3. Bagaimana membuat sebuah Distro yang lengkap sesuai kebutuhan?
4. Bagaimana menampilakan interface yang mudah digunakan?
5. Bagaimana memberikan ciri khas terhadap sistem operasi tersebut?
1.3. Batasan Masalah
Agar sistem operasi ini lebih tepat sasaran, maka dibatasi oleh hal-hal
sebagai berikut:
1. Penelitian ini terbatas pada analisis kebutuhan dan menyediakan aplikasi
yang dibutuhkan, tidak termasuk cara penggunaan masing-masing aplikasi
kecuali untuk keperluan maintenance sistem operasi itu sendiri.
2. Menggunakan Linux Ubuntu sebagai Distro induk.
3. Menggunakan Gnome dan Unity untuk lingkungan desktop.
4. Seluruh komponen software bersifat open source dan atau freeware.
5. Jumlah dan ukuran aplikasi menyesuaikan dengan batasan “iso”.
6. Sasaran utamanya adalah mahasiswa jurusan informatika, dengan jenis
kebutuhan merujuk pada buku pedoman akademik UNMA, sehingga
aplikasi yang tersedia sesuai kebutuhan. Adapun dalam penggunaanya
bebas untuk siapa saja sesuai dengan prinsip open source.
I-3
1.4. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan Distro Linux ini adalah menyajikan sebuah
sistem operasi yang diperuntukan bagi Mahasiswa Teknik Informatika
sehingga benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, diharapkan
dengan adanya Distro ini dapat menghindari penggunaan software bajakan.
Sementara tujuan yang ingin dicapai dengan adanya Distro ini
diantaranya adalah sebaai berikut:
1. Membuat sebuah Distro yang lengkap, yang memuat aplikasi-aplikasi
yang dibutuhkan selama menempuh perkuliahan pada Jurusan Teknik
Informatika Universitas Majalengka. Sehingga diharapkan dapat
memberikan kemudahan, terutama bagi mahasiswa dalam belajar. Dengan
satu kali install diharapkan semua aplikasi yang dibutuhkan selama kuliah
ada. Selain itu, bisa dicoba secara live tanpa merusak sistem yang ada.
2. Menggunakan software open source berbasis GNU/ GPL, hal ini diharapan
dapat menghindari penggunaan software bajakan karena dapat diperoleh
secara bebas.
3. Distro ini dapat dikembangkan dan bisa menjadi identitas atau ciri khas
karena dikostumisasi secara khusus sehingga sesuai dengan kebutuhan
dan tentunya akan berbeda dengan Distro yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah membuat Distro yang
memuat software yang dapat memenuhi kebutuhan selama mengikuti
pelajaran pada Jurusan Teknik Informatika di Fakultas Teknik Universitas
Majalengka.
1.5. Manfaat
Semoga dengan adanya Distro ini dapat membantu mahasiswa dalam
belajar dan memperoleh kebutuhan software penunjangnya. Selain itu juga
menghindari penggunakan software bajakan sekaligus memperkenalkan open
source sebagai alternatif. Begitu pula bagi pihak kampus selain dapat
menunjang perkuliahan, Distro ini juga dapat diangkat dan dikembangkan
sebagai icon yang menjadi ciri khas.
I-4
1.6. Waktu dan Tempat
Tempat dilaksanakan penelitian yaitu di Universitas Majalengka Jalan
KH. Abdul Halim No.103 Majalengka 45418 Telepon (0233) 281496 dan
bekerja sama dengan Himatif Unma dan Komunitas “P&S”. Waktu
dilaksanakan penelitian yaitu dari bulan Mei 2013 – Juli 2013 namun dalam
pengerjaan laporan diselesaikan dengan memanfaatkan waktu yang ada
sampai menjelang diselenggarakannya sidang Tugas Akhir.
Adapun total seluruh pengerjaan proyek Tugas Akhir ini sekitar empat
bulan. Meskipun demikian, dikarenakan berbagai aktifitas penulis maka
pengerjaan Tugas Akhir tidak penuh dalam satu bulan tertentu sehingga
dalam perhitungaannya merupakan akumulasi dari pengerjaan yang
dibulatkan. Rincian penelitian yang di lakukan oleh penulis dapat dilihat pada
jadwal penelitian yang terdapat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No KegiatanBulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Proposal Tugas Akhir
2 Pengumpulan Data
3 Analisis Data
4 Perancangan
5 Implementasi
6 Pengujian
7 Seminar
8 Sidang
9 Laporan
10 Bimbingan
11 Dokumentasi
1.7. Metode
Metodologi yang digunakan dalam pengembangan Distro Linux ini
menggunakan prinsip SDLC dengan pemodelan prototype. Adapun dalam
pembuatan Distro ini menggunakan Ubuntu versi 12.04 sebagai Distro induk
dengan metode Remastersys. Remastersys digunakan sebagai nama sebuah
software untuk rekonstruksi Linux dan dikembangkan menjadi ReLinux.
I-5
1.8. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang
dijalankan, sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan singkat mengenai latar belakang
permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan,
manfaat, metodologi, waktu dan tempat, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan mengenai konsep dasar dan teori-teori yang
berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna
dalam proses analisis permasalahan.
BAB III : TINJAUAN UMUM DAN ANALISIS
Tinjauan umum membahas tentang penggunaan sistem operasi yang
sedang berkembang. Penjelasan mengenai analisis kebutuhan dasar baik
kebutuhan pengguna maupun kebutuhan sistem berdasarkan hasil penelitian.
Gambaran umum sistem operasi yang diusulkan.
BAB IV : PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi penjelasan mengenai rancangan secara rinci yang akan
dijadikan sebagai landasan dalam proses implementasi. Pembahasannya
meliputi rancangan bahan yang dibutuhkan, instalasi, konfigurasi, modifikasi
dan sampai pada tahap remastering sistem operasi.
BAB V : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini menjelaskan gambaran dari tahapan yang dilakukan
dalam proses implementasi untuk me-remaster sebuah Distro Linux berbasis
open source dari mulai instalasi Distro induk/ dasar hingga menjadi sebuah
distribusi baru berupa file iso. Pada bagian akhir implementasi, dilakukan uji
coba terhadap Distro final yang dihasilkan dari proses remastering.
BAB VI : PENUTUP
I-6
Bab ini berisi kesimpulan yang di peroleh dari hasil uji-coba sistem
serta saran-saran menyangkut pengembangan sistem kedepan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perlindungan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Indonesia tidak mungkin mengelak dari kewajiban menegakan hukum
HAKI, dikarenakan Indonesia ikut dalam konvensi WTO (World Trade
Organization) termasuk TRIPS (Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights). Jika melangar HAKI, maka Indonesia dapat dikenakan
sanksi oleh masyarakat internasional.
Kementrian Perindustrian dan Perdagangan, melihat pentingnya
perlindungan HAKI berkaitan dengan akan mulai berlakunya era AFTA
(Asean Free Trade Area) dan persetujuan TRIPS di Indonesia. Apabila
Indonesia sudah meratifikasi TRIPS dengan Undang-Undang No. 7 Tahun
1994, berarti TRIPS sudah menjadi bagian dari aturan hukum di Indonesia.
Tidak ada pilihan lain selain menjalankan sebaik-baiknya.
Penegakan hukum HAKI yang efektif merupakan pengakuan sosial
dan keuntungan ekonomis atas jerih payah penemu atau pemegang HAKI.
Penegakan hukum HAKI ditentukan oleh empat pilar: norma-norma hukum,
aparat penegak hukum, sarana dan prasarana, serta budaya dan kesadaran
hukum masyarakat.
Hak Cipta
Hak cipta (lambang internasional: ©, Unicode: U+00A9) adalah hak
eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan
hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta
merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga
memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak
sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku
tertentu yang terbatas.
II-7
II-8
Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau
"ciptaan". Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis
lainnya, film, karya-karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi
musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak
komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain
industri.
Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun
hak cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya
(seperti paten, yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi),
karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu,
melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.
Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan
yang berupa perwujudan suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan
umum, konsep, fakta, gaya, atau teknik yang mungkin terwujud atau terwakili
di dalam ciptaan tersebut. Sebagai contoh, hak cipta yang berkaitan dengan
tokoh kartun Mickey Mouse melarang pihak yang tidak berhak menyebarkan
salinan kartun tersebut atau menciptakan karya yang meniru tokoh tikus
tertentu ciptaan Walt Disney tersebut, namun tidak melarang karya seni lain
mengenai tokoh tikus secara umum.
Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak
Cipta, yaitu yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002.
Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah "hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku" (pasal 1 butir 1).
Selain itu juga ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
menyatakan bahwa segala perbuatan yang melanggar HAKI merupakan
kedzaliman dan hukumnya adalah haram.
Adapun kekayaan Intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil
produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra,
gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk
II-9
manusia. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau
lahir karena kemampuan intelektual manusia sistem HKI merupakan hak
privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau
mendaftarkan karya Intelektualnya atau tidak. Hak ekslusif yang diberikan
negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan
sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya
(kreativitas) nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut
mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan
masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Disamping itu sistem HKI
menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk
kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau
karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan dukungan
dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau
mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih
tinggi lagi.
2.2. Rekayasa Perangkat Lunak
Pengertian dari rekayasa perangkat lunak (RPL) menurut beberapa
sumber, berikut ulasanya:
1. Menurut Wikipedia: Rekayasa perangkat lunak adalah satu bidang profesi
yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk
pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembanganan
perangkat lunak dan manajemen kualitas.
2. Menurut IEEE Computer Society: Rekayasa perangkat lunak sebagai
penerapan suatu pendekatan yang sistematis, disiplin dan terkuantifikasi
atas pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan perangkat lunak, serta
studi atas pendekatan-pendekatan ini, yaitu penerapan pendekatan
engineering atas perangkat lunak.
3. Rekayasa Perangkat Lunak adalah pengubahan perangkat lunak itu sendiri
guna mengembangkan, memelihara, dan membangun kembali dengan
II-10
menggunakan prinsip reakayasa untuk menghasilkan perangkat lunak yang
dapat bekerja lebih efisien dan efektif untuk pengguna.
Istilah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) secara umum disepakati
sebagai terjemahan dari istilah Software Engineering. Istilah Software
Engineering mulai dipopulerkan tahun 1968 pada Software Engineering
Conference yang diselenggarakan oleh NATO. Sebagian orang mengartikan
RPL hanya sebatas pada bagaimana membuat program komputer. Padahal ada
perbedaan yang mendasar antara perangkat lunak (software) dan program
komputer:
1. Perangkat Lunak adalah seluruh perintah yang digunakan untuk
memproses informasi. Perangkat lunak dapat berupa program atau
prosedur.
2. Program adalah kumpulan perintah yang dimengerti oleh komputer.
3. Prosedur adalah perintah yang dibutuhkan oleh pengguna dalam
memproses informasi.
Pengertian RPL sendiri adalah sebagai berikut: Suatu disiplin ilmu
yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap
awal yaitu analisa kebutuhan pengguna, menentukan spesifikasi dari
kebutuhan pengguna, desain, pengkodean, pengujian sampai pemeliharaan
sistem setelah digunakan.
Jelaslah bahwa RPL tidak hanya berhubungan dengan cara pembuatan
program komputer. Pernyataan “semua aspek produksi” pada pengertian
diatas, mempunyai arti semua hal yang berhubungan dengan proses produksi
seperti manajemen proyek, penentuan personil, anggaran biaya, metode,
jadwal, kualitas sampai dengan pelatihan pengguna merupakan bagian dari
RPL.
2.2.1. Tujuan Rekayasa Perangkat Lunak
Secara lebih khusus, dapat dinyatakan bahwa tujuan dan Rekayasa
Perangkat Lunak ini adalah:
1. Memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang rendah.
II-11
2. Menghasilkan pereangkat lunak yang kinerjanya tinggi, handal dan tepat
waktu.
3. Menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja pada berbagai jenis
platform.
4. Menghasilkan perangkat lunak yang biaya perawatannya rendah.
2.2.2. Kriteria Dalam Merekayasa Perangkat Lunak
1. Dapat terus dirawat dan dipelihara (maintainability).
2. Dapat mengikuti perkembangan teknologi (dependability).
3. Dapat mengikuti keinginan pengguna (robust).
4. Efektif dan efisien dalam menggunakan energi dan penggunaannya.
5. Dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan (usability).
2.2.3. Ruang Lingkup Rekayasa Perangkat Lunak
1. Software Requirements berhubungan dengan spesifikasi kebutuhan dan
persyaratan perangkat lunak.
2. Software desain mencakup proses penampilan arsitektur, komponen, antar
muka, dan karakteristik lain dari perangkat lunak.
3. Software construction berhubungan dengan detail pengembangan
perangkat lunak, termasuk. algoritma, pengkodean, pengujian dan
pencarian kesalahan.
4. Software testing meliputi pengujian pada keseluruhan perilaku perangkat
lunak.
5. Software maintenance mencakup upaya-upaya perawatan ketika perangkat
lunak telah dioperasikan.
6. Software configuration management berhubungan dengan usaha
perubahan konfigurasi perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
7. Software engineering management berkaitan dengan pengelolaan dan
pengukuran RPL, termasuk perencanaan proyek perangkat lunak.
8. Software engineering tools and methods mencakup kajian teoritis tentang
alat bantu dan metode RPL.
II-12
2.3. Metodologi
Metodologi Prototipe, yang berbeda dari metodologi prototipe ini
apabila dibandingkan dengan waterfall, yaitu adanya pembuatan prototype
dari sebuah software atau program, sebelum aplikasi tersebut memasuki tahap
design. Dalam fase ini, prototype yang telah dirancang oleh developer akan
diberikan kepada user untuk mendapatkan dievaluasi. Tahap ini akan terus
menerus diulang sampai kedua belah pihak benar-benar mengerti tentang
requirement dari aplikasi yang akan dikembangkan. Apabila prototype telah
selesai, maka tahapan aplikasi akan kembali berlanjut ke tahap design dan
kembali mengikuti langkah-langkah pada waterfall model. Kekurangan dari
tipe ini adalah tim developer pengembang aplikasi harus memiliki
kemampuan yang baik karna dalam mengembangkan prototype ini hanya
terdapat waktu yang singkat. Sebuah prototyping adalah sebuah sistem dalam
fungsi yang sangat minimal.
Gambar 2.1. Prototyping Method
Adapun penjelasan dari tahapan yang terdapat pada Metodologi
Prototipe adalah sebagai berikut:
II-13
1. Pengumpulan Kebutuhan dan perbaikan. Menetapkan segala kebutuhan
untuk pembangunan perangkat lunak.
2. Disain cepat. Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah
dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.
3. Bentuk Prototype. Menerjemahkan data yang telah dirancang ke dalam
bahasa pemrograman (Program contoh atau setengah jadi).
4. Evaluasi Pelanggan Terhadap Prototype. Program yang sudah jadi diuji
oleh pelanggan, dan bila ada kekurangan pada program bisa ditambahkan.
5. Perbaikan Prototype. Perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Kemudian dibuat program kembali dan di evaluasi
oleh konsumen sampai semua kebutuhan user terpenuhi.
6. Produk Rekayasa. Program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user
sudah terpenuhi.
2.4. Sistem Operasi
Sistem operasi (bahasa Inggris: operating system; OS) adalah
seperangkat program yang mengelola sumber daya perangkat keras komputer,
dan menyediakan layanan umum untuk apalikasi perangkat lunak. Sistem
operasi adalah jenis yang paling penting dari perangkat lunak sistem dalam
sistem komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan
program aplikasi pada komputer mereka, kecuali program aplikasi booting.
Sistem operasi mempunyai penjadwalan yang sistematis mencakup
perhitungan penggunaan memori, pemrosesan data, penyimpanan data, dan
sumber daya lainnya.
Untuk fungsi-fungsi perangkat keras seperti sebagai masukan dan
keluaran dan alokasi memori, sistem operasi bertindak sebagai perantara
antara program aplikasi dan perangkat keras komputer, meskipun kode
aplikasi biasanya dieksekusi langsung oleh perangkat keras dan seringkali
akan menghubungi OS atau terputus oleh itu. Sistem operasi yang ditemukan
pada hampir semua perangkat yang berisi komputer-dari ponsel dan konsol
permainan video untuk super komputer dan server web.Contoh sistem operasi
modern adalah Linux, Android, iOS, Mac OS X, dan Microsoft Windows.
II-14
2.5. Sejarah dan Perkembangan Linux
Pada tahun 1969, Ken Thompson dan Dennis Ritchie (juga adalah
developer bahasa C), para peneliti di AT danT Bell Laboratorium Amerika,
membuat sistem operasi Unix, cikal bakal dari Linux. Unix mendapatkan
perhatian besar karena merupakan sistem operasi pertama yang dibuat bukan
oleh hardware maker. Selain itu juga karena seluruh source code-nya dibuat
dengan bahasa C, sehingga mempermudah pemindahannya ke berbagai
platform.
Dalam waktu singkat Unix berkembang secara pesat dan terpecah
dalam dua aliran: Unix yang dikembangkan oleh Universitas Berkeley dan
yang dikembangkan oleh AT dan T. Setelah itu mulai banyak perusahaan yang
melibatkan diri dan terjadilah persaingan yang melibatkan banyak perusahaan
untuk memegang kontrol dalam bidang sistem operasi. Persaingan ini
menyebabkan perlu adanya standarisasi. Dari sini lahirlah proyek Posix yang
dimotori oleh IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Engineers)
yang bertujuan untuk menetapkan spesifikasi standar Unix. Akan tetapi,
standarisasi ini tidak meredakan persaingan. Sejak saat itu, muncul berbagai
macam jenis Unix.
Salah satu diantaranya adalah Minix yang dibuat oleh A.S.
Tanenbaum untuk tujuan pendidikan. Source code Minix inilah yang oleh
Linus Torvalds, seorang mahasiswa Universitas Helsinki pada waktu itu,
kemudian dijadikan sebagai referensi untuk membuat sistem operasi baru
yang gratis dan yang source code-nya bisa diakses oleh umum. Sistem
operasi ini kemudian diberi nama Linux. Dalam membangun Linux, Linus
menggunakan tool-tool dari Free Foundation Software yang berlisensi GNU.
Kemudian untuk menjadikan Linux sebuah sistem operasi yang utuh, dia
memasukkan program-program yang juga berlisensi GNU.
Secara teknis dan singkat dapat dikatakan bahwa Linux adalah suatu
sistem operasi yang bersifat multi user dan multitasking, yang dapat berjalan
di berbagai platform, termasuk prosesor Intel 386 dan yang lebih tinggi.
Sistem operasi ini mengimplementasikan standard Posix. Linux dapat
II-15
berinteroperasi secara baik dengan sistem operasi yang lain, termasuk Apple,
Microsoft dan Novell.
Berawal dari sistem operasi Unix dikembangkan dan
diimplementasikan pada tahun 1960-an dan pertama kali dirilis pada 1970.
Faktor ketersediaannya dan kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkannya
dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi
akademis dan pada pebisnis.
Nama Linux sendiri diturunkan dari pencipta awalnya, Linus
Torvalds, di Universitas Helsinki, Finlandia yang sebetulnya mengacu pada
kernel dari suatu sistem operasi. Linux dulunya adalah proyek hobi yang
dikerjakan oleh Linus Torvalds yang memperoleh inspirasi dari Minix. Minix
adalah sistem Unix kecil yang dikembangkan oleh Andy Tanenbaum pada
tahun 1987. Minix pada saat itu merupakan suatu proyek pelajaran di
kelasnya waktu itu yang menyerupai sistem Unix.
Sejarah Linux berkaitan dengan GNU. Proyek GNU yang mulai pada
1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel
dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas.
Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas
dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public
License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah
sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan
sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, walaupun elemen-
elemen tingkat rendah seperti device driver, jurik dan kernel masih belum
selesai pada saat itu.
Linux versi 0.01 dikerjakan sekitar bulan Agustus 1991. Kemudian
pada tanggal 5 bulan Oktober 1991, Linus mengumumkan versi resmi Linux,
yaitu 0.02 yang hanya dapat menjalankan bash (GNU Bourne Again Shell)
dan gcc (GNU C Compiler).
Sekarang Linux adalah sistem Unix yang lengkap, bisa digunakan
untuk jaringan (networking), pengembangan software, dan bahkan untuk
sehari-hari. Linux telah digunakan di berbagai domain, dari sistem benam
sampai superkomputer, dan telah mempunyai posisi yang aman dalam
II-16
instalasi server web dengan aplikasi Lamp-nya yang populer. Linux sekarang
merupakan alternatif OS yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan OS
komersial, bahkan gratis dengan kemampuan Linux yang setara bahkan lebih
dibandingkan dengan sistem operasi lainnya, termasuk diantara :
1. Ratusan program termasuk, kompiler, interpreter, editor dan utilitas.
2. Perangkat bantu yang mendukung konektifitas, Ethernet, SLIP dan PPP,
dan interoperabilitas.
3. Produk perangkat lunak yang reliabel, termasuk versi pengembangan
terakhir.
4. Kelompok pengembang yang tersebar di seluruh dunia yang telah bekerja
dan menjadikan.
5. Linux portabel ke suatu platform baru, begitu juga mendukung komunitas
pengguna yang beragam kebutuhan dan lokasinya dan juga bertindak
sebagai team pengembang sendiri.
Pengembangan kernel Linux masih dilanjutkan oleh Torvalds,
sementara Stallman mengepalai Yayasan Perangkat Lunak Bebas yang
mendukung pengembangan komponen GNU. Selain itu, banyak individu dan
perusahaan yang mengembangkan komponen non-GNU. Komunitas Linux
menggabungkan dan mendistribusikan kernel, komponen GNU dan non-GNU
dengan perangkat lunak manajemen paket dalam bentuk distribusi Linux.
2.5.1. Lambang Linux
Tak seperti produk komersial yang lain, Linux tidak memiliki suatu
logo yang terlihat hebat, hanyalah sebuah burung Pinguin yang
memperlihatkan sikap santai ketika berjalan. Logo ini mempunyai asal mula
yang unik, awalnya tidak ada suatu logo yang menggambarkan trademark
dari Linux sampai ketika Linus (Sang Penemu) berlibur ke daerah selatan dan
bertemu dengan seekor Linux kecil dan pendek yang secara tidak sengaja
menggigit jarinya. Hal ini membuatnya demam selama berhari-hari. Kejadian
ini kemudian menginspirasi dirinya untuk memakai pinguin sebagai logonya
dengan harapan user menjadi demam menggunakan sistem operasi yang
beliau ciptakan ini.
II-17
Tux, nama seekor pinguin yang menjadi logo maskot dari Linux. Tux
hasil karya seniman Larry Ewing pada waktu developer merasakan Linux
harus mempunyai logo trademark (1996), dan atas usulan James Hughes
dipilihlah nama Tux yang berarti Torvalds Unix. Lengkap sudah logo dari
Linux, berupa pinguin dengan nama Tux. Trademark ini segera didaftarkan
untuk menghindari adanya pemalsuan. Linux terdaftar sebagai Program
sistem operasi (OS).
Hingga sekarang logo Linux yaitu Tux sudah terkenal ke berbagai
penjuru dunia. Orang lebih mudah mengenal segala produk yang berbau
Linux hanya dengan melihat logo yang unik dan lucu hasil kerjasama seluruh
komunitas Linux di seluruh dunia.
2.5.2. Sejarah Ubuntu
Linux Ubuntu merupakan salah satu distribusi Linux yang
berbasiskan Debian dan didistribusikan sebagai software bebas. Nama
Ubuntu berasal dari filosofi dari Afrika Selatan yang berarti Kemanusiaan
kepada sesama. Linux Ubuntu didesain untuk kepentingan penggunaan
personal, namun versi server Ubuntu juga tersedia, dan telah dipakai secara
luas.
Proyek Ubuntu resmi disponspori oleh Canonical Ltd. yang
merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha Afrika Selatan
Mark Shuttleworth. Tujuan dari distribusi Linux Ubuntu adalah membawa
semangat yang terkandung di dalam Filosofi Ubuntu ke dalam dunia
perangkat lunak. Ubuntu adalah sistem operasi lengkap berbasis Linux,
tersedia secara bebas dan mempunyai dukungan baik yang berasal dari
komunitas maupun tenaga ahli profesional.
Linux Ubuntu adalah Distro Linux paling populer sejak diluncurkan
tahun 2004 hingga beberapa tahun terakhir ini. Ubuntu selalu menjadi Distro
nomor satu diantara Distro lainnya diseluruh dunia. Meskipun sekarang
kepopuleran Ubuntu sempat menurun setelah mengganti desktop-nya dari
Gnome menjadi Unity pada Ubuntu 10.10, namun bagi para pengguna Linux
yang sudah lama menggunakan Ubuntu hal ini tidak menjadikan mereka
II-18
beralih ke Distro lain karena berbagai alasan yang salah satu diantaranya
sayang software-software yang sudah banyak terinstal di Ubuntunya. Sistem
operasi Linux Ubuntu merupakan yang paling cepat perkembanganya, sangat
pesat dan paling banyak pemakainya di bandingkan Linux dari Distro lainya.
Versi Ubuntu hadir setiap 3-6 bulan sekali. Setiap pengguna Ubuntu
bisa melakukan upgrade dari versi lama ke versi baru dengan gratis tanpa
membayar sebagaimana pertama kali menginstal di komputernya. Penamaan
versi Ubuntu dari versi satu ke versi lainnya memiliki penamaan yang unik.
Keunikan pertama, penamaan versi Ubuntu (code name) selalu diambil dari
nama-nama hewan. Keunikan kedua, penomoran versi Ubuntu mudah sekali
dingat karena menggunakan format tahun dan bulan Y.MM (Y=tahun,
MM=bulan). Dengan waktu release versi terbaru Ubuntu setiap 6 bulan
sekali, berarti setiap 1 tahun Ubuntu merilis versi terbaru sebanyak 2 kali.
Adapun bulan rilis versi baru sudah ditetapkan pada bulan April dan
Oktober setiap tahunnya. Sebagai contoh versi terbaru Ubuntu saat tulisan ini
dibuat adalah 12.10, ini artinya versi tersebut rilis pada tahun 2012 bulan ke-
10 (Oktober). Versi selanjutnya setelah versi 13.04 adalah 13.10, 14.04, 14 10
dan seterusnya. Setiap rilis dan beredar versi baru, Ubuntu didukung hingga
18 bulan atau 1,5 tahun. Adapun untuk versi LTS (Long Time Support)
didukung hingga 3 tahun untuk Ubuntu desktop dan 5 tahun untuk Ubuntu
server.
2.6. Distro Linux
Distro Linux (Distribution Linux) adalah sebutan untuk sistem operasi
komputer dan aplikasinya, merupakan keluarga Unix yang menggunakan
kernel Linux. Distribusi Linux bisa berupa perangkat lunak bebas dan bisa
juga berupa perangkat lunak komersial seperti Red Hat Enterprise, SuSE, dan
lain-lain.
Ada banyak distribusi atau Distro Linux yang telah muncul. Beberapa
bertahan dan menjadi Distro besar, bahkan sampai menghasilkan Distro
turunan, contohnya Distro Debian GNU/ Linux. Distro ini telah menghasilkan
II-19
puluhan Distro turunan, antara lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, DSL, dan
sebagainya.
Untuk mendapatkan Distro Linux, dapat mengunduh langsung dari
situs distributor Distro bersangkutan, mengunduhnya dari mirror lokal,
misalnya untuk mirror lokal Indonesia atau membelinya dari penjual lokal.
2.7. CD Linux
CD Linux (maksudnya CD Distro Linux atau CD Sistem Operasi dan
aplikasi Linux) adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut CD
distribusi Linux secara umum.
Dalam komputer, tar (berasal dari tape archive) adalah format file
(dalam bentuk suatu jenis arsip bitstream) dan nama program yang digunakan
untuk menangani file tersebut. Format ini diciptakan pada masa-masa awal
Unix dan distandarisasi oleh Posix.1 tahun 1988 dan kemudian 2001.
Awalnya dikembangkan untuk ditulis berurutan langsung ke I/O tape
cadangan perangkat untuk keperluan, sekarang sering digunakan untuk
mengumpulkan banyak file menjadi satu file lebih besar untuk distribusi atau
pengarsipan, sambil menjaga informasi sistem berkas seperti user dan grup
hak akses, tanggal, dan struktur direktori.
Sebuah Repositori perangkat lunak adalah lokasi penyimpanan dari
berbagai paket perangkat lunak yang mungkin diambil dan diinstal pada
komputer. Banyak penerbit perangkat lunak dan organisasi lain memelihara
server di Internet untuk tujuan ini, baik secara gratis atau untuk biaya
berlangganan. Repositori mungkin hanya untuk program-program tertentu,
seperti CPAN untuk bahasa pemrograman Perl, atau untuk seluruh sistem
operasi. Operator Repositori tersebut biasanya menyediakan sebuah sistem
manajemen paket, alat-alat yang dimaksudkan untuk mencari, menginstal dan
sebaliknya memanipulasi paket perangkat lunak dari Repositori.
Sebagai contoh, banyak distribusi Linux menggunakan Advanced
Packaging Tool yang umumnya ditemukan di Distro berbasis Debian, atau
yum yang biasa ditemukan di Distro berbasis Red Hat. Ada juga beberapa
II-20
sistem manajemen paket independen, seperti Pacman, digunakan dalam Arch
Linux dan equo, ditemukan di Sabayon Linux.
Sebagian besar distribusi Linux mempunyai banyak Repositori di
seluruh dunia yang cermin Repositori utama. Distribusi-distribusi Linux dapat
dikategorikan berdasarkan sistem manajemen paket, bebas dan tidak, tujuan
pembuatan, perangkat lunak dasar yang digunakan, dan lain sebagainya.
2.8. Metode Remastering Linux
2.8.1. LFS (Linux From Scratch)
Metode ini biasanya digunakan bagi pengembang untuk membuat
Distro tanpa bisa untuk dikembangkan lagi dalam hal ini Distro dipakai untuk
diri sendiri atau tujuan khusus misalnya untuk firewall atau router. Linux
From Scratch merupakan cara pembuatan Distro secara mandiri, dimana
semua aplikasi dikompilasi dari kode sumber murni (pristine code).
Kelemahan dari metode ini adalah Distro yang dihasilkan tidak biasa
dibuat satu ISO yang installable dan portabilitas yang kurang, dan sulit untuk
didistribusikan kembali, kalaupun dapat dikembangkan hal tersebut
memerlukan usaha yang besar serta memerlukan tim yang handal.
Berikut proses pembuatannya secara singkat:
1. Kumpulkan semua paket yang dibutuhkan, mulai dari kernel, file sistem
hingga paket yang ingin diikutsertakan.
2. Buat folder yang statik, sebagai tempat pembuatan LFS, kemudian
lakukan kompilasi terhadap paket sistem LFS dengan bantuan dari paket
sistem yang lama.
3. Setelah proses kompilasi dan instalasi selesai maka dibuat agar LFS dapat
melakukan booting, gunakan vitual environment, LFS membangun
sistemnya yang akan membantu proses kustomisasi dan kecepatan loading
Distro karena telah disesuaikan dengan platform dimana Distro akan
ditempatkan. Proses ini berjalan dengan memindahkan semua library yang
terdapat dalam satu file diposisikan pada setiap file dengan fungsinya
masing-masing. Sehingga setiap paket akan dapat berdiri sendiri tanpa
tergantung dengan library yang ada, tetapi apabila dilakukan proses
II-21
update maka file yang melakukan perubahan adalah keseluruhan sistem.
Karena proses kompilasi sehingga paket yang ada dapat berdiri sendiri
merupakan bagian dari proses pembangunan sistem LFS. Perubahan
tersebut akan menambah waktu pembuatan yang pada dasarnya dapat
dimanfaatkan guna mengoptimalkan paket aplikasi yang ada.
Remaster atau Membuat Distro dari turunan Distro besar yang sudah
mapan. Biasanya Distro tersebut banyak dipakai sebagai basis atau rujukan
pembuatan Distro. Turunan disini bukan diartikan sebagai memodifikasi
Distro induk yang sudah ada lalu memberinya nama baru begitu saja, namun
bisa juga diartikan mengambil sebagian teknologi yang ada pada Distro induk
(bisa diartikan sifat), seperti Ubuntu yang mengimplementasikan
managemant paket .deb apt, Mandriva yang menggunakan managemen
paket .rpm RedHat, dan banyak contoh lainnya.
Perkembangan Distro Linux sangat pesat berkat adanya komunitas
seperti halnya bukan masalah mudah atau sulit, tetapi apa yang dapat
diberikan untuk kehidupan yang lebih baik. Begitu juga halnya pembuatan
Distro, bukan hanya untuk diri sendiri walau itu legal akan tetapi Distro
diharapkan dapat dikembangkan serta dikaji kembali sehingga lebih baik dan
dapat bermanfaat bagi komunitas atau masyarakat umum. Hampir 80% Distro
Linux yang beredar saat ini di buat menggunakan konsep ini.
2.8.2. Distro Remastering
Distro Remastering jika dilihat dari definisi remastering sendiri adalah
proses membuat master baru untuk album, film, atau ciptaan lainnya.
Cenderung untuk merujuk pada port proses rekaman dari salah satu media
analog ke digital lain satu, tetapi hal ini tidak selalu terjadi.
Jadi Distro Remastering adalah sebuah proses untuk membuat sebuah
Linux baru dari Linux yang sudah ada. Hasil remastering Linux adalah Linux
yang mirip dengan Linux induk namun telah mengalami beberapa modifikasi
yang membuatnya berbeda dibandingkan dengan Linux induk, misal tema
tampilan, perangkat lunak yang terintegrasi dengannya dan sebagainya.
II-22
tujuannya adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna yang tidak
tersedia dalam Distro induknya.
Banyak sekali contoh dari Distro Remastering yang sudah ada baik
lokal maupun buatan luar negeri. Distro Remastering:
1. Tidak mempunyai repositori.
2. Tidak mempunyai paket khas untuk dirinya.
3. Tidak mempunyai pengembang yang memelihara paket aplikasi.
4. Tidak membuat patch paket aplikasi.
5. Tidak mempunyai penelusuran bug.
Contoh: Kimux (aplikasi kimia dalam Linux), AstroBlankOn (Aplikasi
astronomi dalam Linux blankon), tidak ada contoh yang spesifik, karena
setiap pengguna bisa membuat sebuah remastering sendiri.
2.8.3. Distro Derivatif (Turunan)
Sebuah proses untuk membuat sebuah Linux baru dari Linux yang
sudah ada sebagai dasar atau pondasi sistemnya, hampir sama dengan definisi
Distro remastering cuma dalam Distro turunan ada beberapa paket aplikasi
khas yang benar-benar dipelihara oleh pengembang Distro turunan tersebut.
tujuannya pun hampir sama dengan Distro remastering, sebagai
pengembangan dan penyesuaian dengan kebutuhan pengguna.
Sebuah proses untuk membuat sebuah Linux baru dari Linux yang
sudah ada sebagai dasar atau pondasi sistemnya, hampir sama dengan definisi
Distro remastering cuma dalam Distro turunan ada beberapa paket aplikasi
khas yang dipelihara oleh developer Distro turunan tersebut. tujuannya pun
hampir sama dengan Distro remastering, sebagai pengembangan dan
penyesuaian dengan kebutuhan pengguna.
Berikut adalah ciri-ciri yang menjadikan sebuah distribusi Linux
disebut Distro Turunan :
1. mempunyai Repositori sendiri tidak dari Distro induknya
2. mempunyai paket khas yang tidak dimiliki oleh induknya, contoh
blankon-contextual-desktop, daluang, dan lain-lain
3. mempunyai pemaket yang memelihara paket aplikasi.
II-23
4. mempunyai rebranding paket dari induknya.
5. mempunyai penelusuran bug.
2.9. Partisi dan File System
Secara bahasa partisi berarti penyekatan, pemisahan, pembagian. Atau
dalam dunia komputer adalah pembagian harddisk menjadi beberapa bagian
yang digunakan untuk mempermudah manajemen file. Penyekatan,
pemisahan, pembagian. Pembagian harddisk menjadi beberapa bagian yang
digunakan untuk mempermudah manajemen file. Tujuan penggunaan partisi
di dalam Tabel agar mempercepat respon query database dan mempermudah
manajemen aktivitas yang berhubungan dengan backup dan pemeliharaan
index.
2.9.1. Jenis-jenis Partisi
Partisi secara hardware meliputi: Multiprosesor, yang memungkinkan
sub operasi dari sebuah query yang melibatkan join beberapa Tabel dapat
terjadi secara parallel. Raid (Redundant Array Of Independent Disk) akan
mempercepat akses data baik membaca ataupun menulis ke dalam disk secara
bersamaan karena distribusi data menyebar ke beberapa disk drive.
Performance ini akan terlihat ketika terjadi operasi join yang melibatkan
beberapa Tabel di mana masing-masing Tabel terletak di drive yang terpisah.
Partisi vertical: Implementasi partisi vertical adalah membagi kolom
di dalam sebuah Tabel (biasanya kolomnya terlalu banyak) menjadi dua atau
lebih Tabel. Tujuannya agar dapat menampung baris sebanyak mungkin di
dalam satu page pada sebuah Tabel. Tipe partisi vertical ini dilakukan dengan
cara normalisasi dan baris splitting.
Partisi horizontal: Partisi ini akan melakukan pengelompokan satu
Tabel yang memiliki baris yang sangat banyak (biasanya jutaan baris)
menjadi beberapa Tabel yang masing-masing menampung baris yang lebih
sedikit. Pembahasan ini akan lebih menitik beratkan implementasi partisi
secara horizontal.
II-24
Akses baca (read) dan tulis (write) ke partisi FAT32 Windows sudah
lama didukung oleh Linux, sepanjang modul kernel Linux sudah disertakan
dan di-load (ketika booting) oleh Linux. Biasanya yang menjadi masalah
adalah ketika ingin melakukan aksi write ke partisi ber-file system NTFS,
kernel Linux men-disable aksi ini karena masih berkemungkinan mengalami
data corruption ketika aksi write ini dilakukan. Walaupun paket software
yang menyediakan fasilitas mounting dan read ke partisi NTFS sudah lama
disertakan oleh Distro SUSE Linux (termasuk openSUSE), namun sama
halnya dengan Distro lain, akses write ke partisi NTFS ini membutuhkan
konfigurasi (menambahakan fungsionalitasnya pada modul kernel) lebih
lanjut. Hal ini tidak bisa dijadikan alasan bahwa Linux tidak/ belum men-
support aksi write ke partisi NTFS ini dengan baik, Linux sudah men-suport
banyak sekali berbagai jenis file system. Berbeda dengan file system NTFS
ini, pihak Microsoft menempatkan spesifikasi dan struktur file system NTFS
tersebut dalam rahasia perusahaannya dan oleh karena itu pihak Komunitas
Linux (Para Pengembang Kernel Linux) mengalami kesukaran dalam
menyediakan support akses write ke partisi NTFS, dan akhirnya akses ke
partisi tersebut dipasang read-only sebagai default.
Setiap membuat partisi, pasti harus tahu berapa dan dimana
meletakkan file yang ada, agar dapat mengetahui dan meletakkan file yang
diinginkan. Setelah selesai mengerjakannya, tentu ada file yang tersisa sesuai
file yang di masukkan. Saat mengetahui hasilnya yaitu pasti tersisa 8 mb,
padahal menurut hitungan logika hasilnya bukan itu. Setelah ada pengetahuan
yang tertera, terdapat salah satu kesimpulan bahwa hal itu dikarenakan CD
room atau harddisk yang tersedia harus ada tersisa 8mb, karena dikhawatirkan
CD room atau harddisk mengalami kerusakan, jadi masih tersimpan file 8mb
untuk penggantinya, dari pada harus membeli yang baru. Alasan kenapa kalau
merakit sebuah komputer harddisknya dipartisi lebih dari 1 adalah agar bisa
memisahkan antara data dengan sistem operasinya sehingga pada saat sistem
error dan ingin diformat ulang data tidak hilang/ ikut terformat dan biasanya
standar komputer rumahan mereka cuma bisa membeli 1 buah harddisk.
Kecuali bagi orang yang uang bukanlah menjadi sebuah masalah.
II-25
2.9.2. File System
File system merupakan komponen penting dalam sebuah sistem
operasi baik itu Windows, Linux dan Mac OS. Kenapa ketiga sistem operasi
tersebut menjadi suatu acuan ? karena dari ketiganya memiliki banyak fungsi,
fitur, dan fasilitas yang berbeda untuk para usernya.
Berikut adalah file system pada sistem operasi Windows:
1. FAT (File Alocation Table): Sebuah file system yang digunakan oleh
Windows menurut alokasi dari struktur tabel.
2. FAT 12 : Sebuah file system yang digunakan pada MS-DOS yang hanya
dapat menggunakan unit alokasi 12-bit dengan kapasitas 32 Mb, sehingga
dapat dikatakan FAT 12 hanya menampung unit alokasi sebanyak 2
pangkat 12 atau sebanyak 4.096 buah.
3. FAT 16 : Sesuai namanya juga file system yang satu ini dapat menampung
unit alokasi 16-bit. Juga dapat menampung unit alokasi maksimum 2
pangkat 16 atau 65.536 buah sedikit lebih besar dari pada FAT 12. FAT 16
ini kapasitasnya sudah 4 GB lebih besar dibanding FAT 12. FAT 16 ini
diperkenalkan pada tahun 1981 yang digunakan untuk mengatur media
penyimpanan Floppy disk, dan disket yang terus berkembang menjadi
sitem penyimpanan harddisk hingga sekarang.
4. FAT 32 : Sama halnya dengan FAT 16 namun kapasitasnya melebihi FAT
16 dengan yang memiliki unit alokasi sebesar 32 bit sehingga dapat
menampung unit alokasi sebanyak 2 pangkat 32 atau sebanyak
4.294.967.296 buah. FAT 32 ini pertama kali diperkenalkan pada sistem
operasi windows 95.
5. exFAT (Extended File Allocation Tabel): Sering disebut FAT 64 yang
sudah barang tentu kapasitasnya melebihi dari FAT versi sebelumnya dan
unit alokasinya pun menamput lebih dari kapasitas 32-bit, karena ukuran
FAT ini sebesar 64-bit dan sudah digunakan pada sistemoperasi Windows
Vista SERVICE PACK 1.
6. NTFS (Nex Technology File System): File system yang satu ini banyak
digunakan pada sistem operasi windows. Terutama pertama kalinya NTFS
II-26
digunakan pada sistem operasi windows NT.NTFS juga mendukung untuk
windows 7.
Berikut adalah file system pada sistem operasi Linux:
1. EXT2 : Merupakan file system yang ada pada Linux yang dirancang oleh
Remy Card. EXT2 atau second extende file system mampu membuat suatu
file system powerfull yang dapat mendukung sistem operasi berbasis Unix
yang memerlukan beberapa blok super user. EXT2 ini dapat mengatur
berkas atau file-file pada suatu partisi dalam jumlah besar.
2. EXT3 : File system pengembangan dari EXT2 yang tentunya memiliki
fungsi yang lebih baik dari pada EXT2. Karena EXT3 atau Third Extended
File System ini didukung oleh pengecekan file system dan dapat menjaga
file system tetap konsisten.
3. EXT4 : File system yang sudah lengkap siap pakai dan merupakan
pengembangan dari kedua file system sebelumnya. EXT4 atau Fourth
Extended File System merupakan file system yang stabil dari kernel 2.6.28
sehingga file system yang satu ini harus selalu di-upgrade jika ingin
menggunakan file system EXT4 kernel minimal versi kernel Linux adalah
2.6.28.
Reiser file sistem memiliki jurnal yang cepat. Ciri-cirinya mirip EXT3
file sistem. Reiser file sistem dibuat berdasarkan balance tree yang cepat.
Balance tree unggul dalam hal kinerja, dengan algoritma yang lebih rumit
tentunya. Reiser file sistem lebih efisien dalam pemanfaatan ruang disk. Jika
menulis file 100 bytes, hanya ditempatkan dalam satu blok. File sistem lain
menempatkannya dalam 100 blok. Reiser file sistem tidak memiliki
pengalokasian yang tetap untuk inode. Resier file sistem dapat menghemat
disk sampai dengan 6 persen. Beberapa keuntungan dan kelebihan yang bisa
didapatkan dengan menggunakan file system Reiser FS:
1. Secara umum mempunyai kinerja yang lebih tinggi di semua ukuran file
(file size).
II-27
2. Mengurangi ruang harddisk yang terbuang percuma, tidak ada alokasi
inode yang statik, file-file yang kecil dipaket bersama dengan file kecil
yang lain.
3. Kinerja yang lebih tinggi untuk direktori yang banyak (contohnya direktori
queue qmail dan web cache squid), bahkan jika dibandingkan dengan JFS
yang lain.
Kekurangan yang ada pada file system reiserfs ini adalah belum
sempurna jika dipasang di partisi atau boot (karena LILO – Linux Loader
tidak sepenuhnya mendukung filesystem ini) dan yang kedua adalah belum
mendukung sistem quota user. Jadi sementara terapkan reiserfs ini untuk
partisi /usr, /var dan partisi lain yang tidak perlu feature quota user.
Berikut adalah file system pada Mac OS:
File system Mac OS X adalah HFS dan HFS+ (Hierarchial File
System) dimana salah satu kelebihan file system ini memiliki fitur Hotfiles
atau menyusun serta merapikan dirinya sendiri tanpa campur tangan user,
atau di dunia Windows dikenal dengan nama Defragmentation yang harus
dikerjakan bahkan diawasi secara manual. Tidak akan ditemukan HFS pada
Windows, namun dapat menemukan file system FAT32 atau yang disebut
DOS pada Mac OS X serta file system Unix.
1. Machintosh File System (MFS): File system yang diperkenalkan pada
Januari 1984 oleh Apple Computer yang digunakan untuk media
penyimpanan disket. Hanya memiliki kapasitas 20 MB atau sebanyak
1400 file, sehingga file system yang satu ini dianggap sangatlah efisien
dengan ukuran kapasitas yang kecil namun pada masanya file system MFS
cukup terkenal.
2. Hierachical File System (HFS): Setahun setelah MFS lahir lah HFS pada
tahun 1985 yang juga diluncurkan oleh Apple Computer. Namun bedanya
HFS merupakan file system yang digunakan pada media penyimpanan
Hard disk pertama kali untuk Machintosh.
3. Hierachical File System Plus (HFS+) : Merupakan pengembangan dari
HFS yang dikembangkan oleh Apple Inc sebagai pengganti HFS. HFS+
II-28
digunakan pada Mac Os X yang merupakan sistem operasi Mac OS
Extended juga digunakan pada format file sistem iPod.
BAB III
TINJAUAN UMUM DAN ANALISIS
3.1. Tinjauan Umum
Program Studi Teknik Informatika merupakan salah satu jurusan yang
ada di Universitas Majalengka dengan tingkat peminatnya yang sangat tinggi.
Dari tahun ketahun jumlah kelas setiap angkatannya terus bertambah seiring
dengan jumlah mahasiswa yang semakin banyak. Hal ini juga menunjukan
minat dan pengetahuan di bidang teknologi di kalangan masyarakat
Majalengka semakin berkembang.
Perkembangan teknologi memang tidak pernah berhenti, bahkan
melaju sangat pesat. Hampir setiap bidang kehidupan sekarang ini
memanfaatkkan komputerisasi dalam aktifitasnya, hal ini pula yang
menyebabkan permintaan terhadap tenaga ahli di bidang teknologi semakin
besar sehingga mendorong masyarakat untuk mempelajarinya termasuk
dengan memilih jurusan Teknik Informatika.
Salah satu masalah yang berkembang dalam dunia teknologi
komputer adalah maraknya tindak pembajakan software, diantara faktor
pemicu perkembangannya adalah jumlah pengguna yang banyak. Contohnya
adalah Mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Majalengka, beberapa
mata kuliah secara pasti menggunakan software berlisensi, misal pada mata
kuliah Praktikum Dasar Komputer (Daskom) 1 dipelajari mengenai
penggunaan Microsoft Office khususnya Ms. Words dan Ms. Excel. Hal ini
menyebabkan setiap mahasiswa secara tidak langsung harus memiliki Ms.
Office untuk mempelajarinya. Pihak kampus memang tidak menyediakan
software tersebut, meskipun mungkin ada program kerjasama dari pihak
software developer yang bersangkutan untuk lembaga pendidikan. Menilai
harga sebuah software seperti Ms.Words yang relatif mahal untuk kalangan
mahasiswa, maka inilah salah satu pendorong maraknya praktek pembajakan.
Dengan harga yang jauh sangat murah dibandingkan harga lisensinya,
software bajakan dapat diperoleh dengan sangat mudah dan disebarluaskan.
III-29
III-30
Pembajakan perangkat lunak sudah sangat menghawatirkan, software
bajakan diperjual-belikan dan bahkan di copy-paste begitu saja tanpa
perasaan bersalah atau “berdosa”. Padahal jelas baik dari sudut pandang
hukum formal (di Indonesia) maupun informal (agama Islam) pembajakan itu
dilarang.
Apabila software bajakan menawarkan harga yang sangat murah
bahkan gratis dengan fungsi yang sama, namun melanggar hukum,
sedangkan ada software yang gratis, fungsi sama tapi benar-banar legal dan
bebas digunakan. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya software
dibawah lisensi GNU (GNU Not Unix) dan GPL (General Public License)
yang benar-benar gratis, bebas didapatkan, digunakan, dimodifikasi dan
disebarluaskan. Bukan hanya software secara lengkap dan utuh, bahkan
sampai source code-nya pun bisa diperoleh dan dimodifkasi. Software
tersebut dikenal dengan istilah open source atau FOSS (Free Open Source
Software).
Penulis berharap software open source ini dapat menjadi solusi
sekaligus alternatif bagi pengguna software bajakan, khususnya dikalangan
mahasiswa Teknik Informatikka Universitas Majalengka. Selain gratis,
ketersediaan source code yang disertakan dalam setiap rilis akan memperkaya
pengetahuan dalam bidang pemrograman.
3.2. Analisis
Untuk menyediakan aplikasi-aplikasi sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa Teknik Informatika yang kemudian akan dimasukan kedalam satu
paket sebuah sistem operasi open source maka diperlukan analisis. Analisis
yang dilakukan meliputi analisis kebutuhan user dan analisis kebutuhan
sistem. Berikut adalah uraiannya:
3.2.1. Analisis Kebutuhan Pengguna (User Requirements Analysis)
Pada bulan Mei 2012 dilakukan penelitian dengan tema “Perspektif
Mahasiswa Terhadap Sistem Operasi Open Source” sebagai salah satu tugas
mata kuliah Metodologi Penelitian oleh:
III-31
Peneliti: 1) Joko Setiyono, M.Kom. - Dosen Pembimbing
2) Dadang Nurdi [NPM: 09.14.1.0031]
3) Dede Iyan Supardi [NPM: 09.14.1.0034] - Penulis
Dari penelitian yang dilakukan selama satu minggu, baik melalui
kuesioner maupun dengan wawancara, diperoleh responden sebanyak 50
orang yang terdiri dari berbagai tingkat dan jurusan sesuai dengan rencana.
Didapat dari populasi yang berada di antara mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Majalengka. Kuesioner diperuntukan bagi Mahasiswa sedangkan
wawancara selain kepada mahasiswa juga dilakukan dengan pihak kampus
diantaranya dengan dosen dan pengelola laboratorium komputer.
Adapun komposisi responden yang berhasil didapat, adalah sebagai
berikut:
Jurusan teknik informatika:
Semester 2 = 9 orang
Semester 4 = 7 orang
Semseter 6 = 26 orang
Semester 8 = 4 orang
Semester 10 = 1 orang
Jurusan teknik sipil:
Semester 2 = 2 orang
Semester 6 = 1 orang
Untuk teknik Mesin dan Industri tidak dapat kami peroleh, jumlah = 0
Total responden = 50 orang
Tabel 3.1. Data menurut jurusan
No Responden Jumlah1 Teknik .Informatika 472 Teknik Sipil 33 Teknik Mesin 04 Teknik Industri 0Jumlah 50
III-32
Tabel 3.2. Data menurut semester
No Responden Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Semester 10 Total1 Teknik Informatika 9 7 26 4 1 472 Teknik Sipil 2 - 1 - - 33 Teknik Mesin - - - - -4 Teknik Industri - - - - -Total 50
Hasil Pengolahan kuesioner
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan pada kuesioner, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Pertanyaan A.1: Apakah anda memiliki perangkat komputer sendiri?
Responden menjawab “ya” = 50 orang, atau 100%.
Dengan kata lain semua responden memiliki dan atau pernah memiliki
komputer.
Pertanyaan A.2: Tahukah anda tentang open source?
Responden menjawab “ya” = 43 orang, atau 86%.
Responden menjawab “tidak” = 7 orang, atau 14%.
Dapat dikatakan bahwa istilah “open source” cukup populer
dikalangan responden.
Pertanyaan A.3: Apakah anda pernah menggunakan open source
operating system?
Responden menjawab “ya” = 36 orang, atau 72%.
Responden menjawab “tidak” = 14 orang, atau 28%.
Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden pernah
menggunakan open source operating system dan atau setidaknya pernah
mencoba.
Pertanyaan A.4: Apakah anda menggunakan sistem operasi non-open
source?
Responden menjawab “ya” = 49 orang, atau 98%.
Responden menjawab “tidak” = 1 orang, atau 2%.
III-33
Sepertinya pengguna sistem operasi bukan open source juga cukup
dominan, ada kemungkinan pengguna memakainya secara bersamaan/
berdampingan baik karena memiliki perangkat komputer yang lebih dari 1
atau menggunakan lebih dari satu sistem operasi dalam satu komputer.
Pertanyaan A.5: Apakah anda sekarang menggunakan OS open source?
esponden menjawab “ya” = 16 orang, atau 32%.
Responden menjawab “tidak” = 34 orang, atau 68%.
Sepertinya jumlah pengguna open source operating system yang telah
ada cukup banyak, hal ini sangat berarti sebagai modal dasar pengembangan
open source operating system di lingkungan kampus dan yang sudah ada ini
berarti menggunakannya atas kesadaran pribadi di tengah situasi kampus
yang mayoritas menggunakan software non-open source. Dengan demikian,
dapat diperkirakan jumlah pengguna open source operating system akan
berkembang pesat apabila diterapkan secara resmi oleh pihak kampus.
Pertanyaan B: Software yang digunakan
Dari sekian banyak fungsi yang ada pada komputer, dapat dilayani
oleh berbagai software yang ada. Kami mengelompokan software-software
tersebut kedalam beberapa kategori umum, yaitu: Office, Editor, Player,
Game, Internet, Pemrograman, lain-lain (jika ada software yang tidak
termasuk dalam kategori yang disebutkan).
Berikut adalah data yang berhasil diperoleh dari sejumlah 50 orang
responden yang kami temui, mengenai kecenderungan penggunaan program/
software yang secara intensif/ paling sering digunakan:
Pengguna Software Office = 47 orang
Rata-rata untuk pengetikan dan arsip data.
Pengguna Software Game = 42 orang
Bisa diklasifikasikan kedalam kelompok: petualangan, pertarungan, balap,
strategi.
III-34
Pengguna Software Editor = 47
Meliputi video, audio dan image/ picture. Untuk text termasuk ke dalam
office dan untuk source code termasuk pemrograman.
Pengguna Software Player = 46
Termasuk di dalamnya audio dan video player serta image/ picture viewer.
Pengguna Software Internet = 48
Kebanyakan untuk penggunaan umum sehari-hari seperti browsing dan
chatting. Sebagian juga untuk download, upload dan blogging.
Pengguna Software Pemrograman = 45
Software pemrograman merupakan hal yang sangat penting dikalangan
mahasiswa teknik informatika. Meskipun sebagian tidak menggunakannya
secara rutin.
Pengguna Software Lain-lain = 19
Termasuk di dalamnya adalah maintenance dan system tool. Contohnya
adalah theme, tuneup, recovery dan sebagainya yang rupanya cukup banyak
peminatnya.
Pembahasan
Data yang diperoleh dari responden melalui pengolahan kuesioner
menunjukan bahwa sebenarnya mahasiswa khususnya di lingkungan Fakultas
Teknik sudah mengenal open source operating system. Hanya saja dalam
penggunaanya mereka mengalami beberapa kendala yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Sulit mendapatkan software.
2. Di kampus tidak menggunakan open source.
3. Sulit mencari software padanan yang dari tampilan dan atau fungsinya
sama di open source operating system.
4. Terpaksa menggunakan non-open source ketika menggunakan komputer
kampus atau menyelesaikan tugas kampus.
III-35
5. Belum terbiasa.
Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang disusun dalam dua bagian
A dan B, bentuknya memang sengaja dibedakan untuk menghindari
kejenuhan saat pengisian. Namun jenisnya sama, sehingga tidak
menimbulkan kesulitan dalam pengolahan datanya.
Selain dari kuesioner dalam penelitian juga dilakukan wawancara,
namun tidak secara formal dan terbuka, hanya berupa pembicaraan ringan
untuk mencairkan suasana, sehingga responden merasa nyaman saat dimintai
keterangan. Pertanyaan yang diajukan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
1. Bagi yang sudah menggunakan ditanya mengenai kepuasan.
2. Untuk yang masih coba-coba ditanya mengenai kesiapan menggunakan
open source operating system.
3. Untuk pihak kampus ditanya mengenai kemungkinan penerapan open
source khususnya di Lab dan ijin untuk uji coba.
Hasilnya sangat menggembirakan, sebagian besar responden merasa
puas setelah menggunakan open source operating system dan yang masih
baru pengenalanpun memiliki keinginan yang sangat besar untuk
menggunakan. Dibagian lain disisipkan juga pertanyaan mengenai
penggunaan open source operating system di lingkungan kampus, hampir
seluruh responden sepakat bahwa mereka siap dan tidak ada masalah bahkan
mendukung kampus go open source.
3.2.2. Analisis Kebutuhan Sistem (System Requirements Analysis)
Distro Induk
Distro induk adalah sistem operasi dasar yang akan dikembangkan
dalam pembuatan Distro baru berupa sebuah sistem operasi Linux. Sebagai
sistem operasi dasar yang akan dikembangkan, hendaknya memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. Kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan (user friendly).
2. Stabil (stable).
3. Pembaruan berkala (uptodate).
4. Dukungan dari pengambang maupun komunitas (support).
III-36
Antar Muka (Interface)
Yang dimaksud dengan antar muka atau interface dalam hal ini adalah
lebih menekankan kepada tampilan pada lingkungan desktop (desktop
environment). Sebagai mahasiswa informatika tentunya telah mengenal
komputer dan pernah menggunakannya. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, sistem operasi yang banyak digunakan adalah Microsoft
Windows. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena orang yang migrasi
dari sebuah lingkungan interface biasanya akan mengalami kesulitan
tersendiri disebabkan cenderung membandingkan dengan lingkungan desktop
yang sebelumnya pernah dikenal.
Lingkungan desktop dibuat sedemikian rupa dengan tujuan untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan pada saat user sedang
memakainya. Setiap jenis sistem operasi memiliki karakteristik tersendiri
termasuk pada bagian antarmuka penggunanya.
Aplikasi
Aplikasi merupakan konsentrasi utama dalam pembuatan Distro ini.
Hal tersebut dikarenakan ketersediaan aplikasi yang dibutuhkan merupakan
solusi yang ditawarkan terhadap masalah yang dihadapi.
Untuk menentukan aplikasi yang akan disertakan, selain
mempertimbangkan hasil dari survey, maka penulis merujuk kepada Buku
Pedoman Akademik yang dikeluarkan oleh Universitas Majalengka pada
tahun masuk penulis, yaitu tahun akademik 2009/ 2010. dengan berpedoman
pada buku tersebut maka diharapkan dapat diketaui secara jelas aplikasi yang
dibutuhkan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Informatika selama mengikuti
perkuliahan.
Untuk mempermudah dalam menganalisa maka ada tiga tahapan yang
dilakukan, yang pertama yaitu identifikasi mata kuliah dan aplikasi yang
umumnya digunakan, kemudian klasifikasi atau pengelompokan mata kuliah
berdasarkan kategori tertentu, terakhir adalah pemilihan aplikasi pengganti
yang paling mendekati dengan aplikasi yang biasanya digunakan.
III-37
Aplikasi yang ditawarkan haruslah aplikasi yang bersifat open source
atau freeware, namun demikian apabila ada beberapa aplikasi yang tidak
dapat dipenuhi maka akan ada opsi lain untuk mengatasinya. Adapun daftar
mata kuliah dan aplikasi yang dibutuhkan sesuai dengan Buku Pedoman
Akademik adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Mata Kuliah dan Aplikasi yang Digunakan
No Mata Kuliah Aplikasi Yang Digunakan Aplikasi KhususSemester I
1 Algoritma dan Pemrograman Office, Int Browser, Pdf reader
2 Pendidikan Pancasila Office, Int Browser, Pdf reader
3 Pendidikan Agama Office, Int Browser, Pdf reader
4 Fisika Dasar Office, Int Browser, Pdf reader
5 Kalkulus I Office, Int Browser, Pdf reader
6 Pendidikan Kewarganegaraan Office, Int Browser, Pdf reader
7 Pengantar Informatika Office, Int Browser, Pdf reader
8 Bahasa Tingkat Tinggi (Pascal) Office, Int Browser, Pdf reader Turbo/ Free Pascal
9 Bahasa Inggris Office, Int Browser, Pdf reader Aplikasi Penterjemah
10 Praktikum Kuliah (Fisika) Office, Int Browser, Pdf reader
Semester II
1 Logika Matematika Office, Int Browser, Pdf reader
2 Organisasi Komputer Office, Int Browser, Pdf reader
3 Dasar-Dasar Manajemen Office, Int Browser, Pdf reader
4 Kalkulus II Office, Int Browser, Pdf reader
5 Struktur Data I Office, Int Browser, Pdf reader
6 Fisikka Dasar II Office, Int Browser, Pdf reader
7 Islamologi Office, Int Browser, Pdf reader
8 Pengantar Basis Data Office, Int Browser, Pdf reader Xampp
9 Bahasa Indonesia Office, Int Browser, Pdf reader
10 Ilmu Sosial Budaya Dasar Office, Int Browser, Pdf reader
11 Praktikum Algoritma dan Pascal Office, Int Browser, Pdf reader Turbo/ Free Pascal
12 Praktikum Dasar Komputer I Office, Int Browser, Pdf reader Ms.Word, Ms.Excel
Semester III
1 Arsitektur Komputer Office, Int Browser, Pdf reader
2 Manajemen Proyek Office, Int Browser, Pdf reader
3 Sistem Informasi Manajemen Office, Int Browser, Pdf reader
4 Struktur Data II Office, Int Browser, Pdf reader
5 Aljabar Linier Office, Int Browser, Pdf reader
No Mata Kuliah Aplikasi Yang Digunakan Aplikasi Khusus
III-38
6 Pengantar Intelegensi Buatan Office, Int Browser, Pdf reader
7 Bahasa Mesin (Assembly) Office, Int Browser, Pdf reader Turbo Assembler
8 Sistem Basis Data Office, Int Browser, Pdf reader C++
9 Kalkulus Lanjut Office, Int Browser, Pdf reader
10 Praktikum Prolog Office, Int Browser, Pdf reader Turbo Prolog
11 Praktikum Pemrograman Internet I Office, Int Browser, Pdf reader Notepad, Xampp
Semester IV
1 Matematika Diskrit Office, Int Browser, Pdf reader
2 Teori Bahasa dan Automata Office, Int Browser, Pdf reader
3 Komunikasi Data Office, Int Browser, Pdf reader
4 Rekayasa Perangkat Lunak Office, Int Browser, Pdf reader
5 Sistem Operasi Office, Int Browser, Pdf reader
6 Sistem Basis Data Lanjut Office, Int Browser, Pdf reader
7 Praktikum Pemrograman Visual $ SQL
Office, Int Browser, Pdf reader Xampp, HTML/ PHP
8 Praktikum Dasar Komputer II Office, Int Browser, Pdf reader Ms. Access
Semester V
1 Metode Numerik Office, Int Browser, Pdf reader
2 Statistika dan Probabilitas Office, Int Browser, Pdf reader
3 Pengantar Multimedia Office, Int Browser, Pdf reader Video/ Audio Editor
4 Teknik Kompilasi Office, Int Browser, Pdf reader
5 Pengembangan Sistem Perangkat Lunak
Office, Int Browser, Pdf reader
6 Jaringan Komputer Office, Int Browser, Pdf reader
7 Interaksi Manusi dan Komputer Office, Int Browser, Pdf reader
8 Etika Profesi Office, Int Browser, Pdf reader
9 Praktikum Multimedia Office, Int Browser, Pdf reader Photoshop, MacFlash
10 Praktikum Jaringan Komputer Office, Int Browser, Pdf reader Network Manager
Semester VI
1 Metodologi Penelitian Office, Int Browser, Pdf reader
2 Metodologi Berorientasi Objek Office, Int Browser, Pdf reader
3 Model dan Simulasi Office, Int Browser, Pdf reader Arena Simulator
4 Kuliah Kerja Nyata (Kerja Nyata Mahasiswa)
Office, Int Browser, Pdf reader
5 Informatika Telekomunikasi Office, Int Browser, Pdf reader
6 Pengamanan Sistem Komputer Office, Int Browser, Pdf reader
7 Komputer Grafis Office, Int Browser, Pdf reader MacFlash, 3D Max
8 Praktikum Komputer Grafis dan Mosi
Office, Int Browser, Pdf reader Turbo/ Free Pascal
No Mata Kuliah Aplikasi Yang Digunakan Aplikasi KhususSemester VII
1 Praktikum Mata Kuliah Pilihan Office, Int Browser, Pdf reader
III-39
2 mata kuliah Pilihan Office, Int Browser, Pdf reader
3 Uji Kualitas Office, Int Browser, Pdf reader
4 Kerja Praktek Office, Int Browser, Pdf reader VB, Delphi, Java, Web Programming
Semester VIII
1 Mata Kuliah Pilihan II Office, Int Browser, Pdf reader
2 Praktikum Mata Kuliah Pilihan II Office, Int Browser, Pdf reader
3 Tugas Akhir Office, Int Browser, Pdf reader
4 Kewirausahaan Office, Int Browser, Pdf reader
5 Renstrada Office, Int Browser, Pdf reader
Tabel 3.4. Mata Kuliah Pilihan dan Aplikasi yang Digunakan
No mata kuliah Aplikasi Yang Digunakan KeteranganSemester Gasal
1 Praktikum Pemrograman Dexis Office, Int Browser, Pdf reader
2 Praktikum Java Office, Int Browser, Pdf reader JRE, Netbeans
3 Pemrograman Berorientasi Objek Office, Int Browser, Pdf reader VB
4 Sistem Pakar Office, Int Browser, Pdf reader
Semester Genap
1 Praktikum Archview Office, Int Browser, Pdf reader
2 Praktikum Pemrograman Internet II Office, Int Browser, Pdf reader WinBox,Mikrotik
3 Praktikum Pemrograman Visual Lanjut
Office, Int Browser, Pdf reader
4 Sistem Informasi Geografi Office, Int Browser, Pdf reader
5 Pemrograman Visual Office, Int Browser, Pdf reader
6 Pemrograman Aplikasi Jaringan Office, Int Browser, Pdf reader
Setelah diketahui aplikasi apa saja yang digunakan, maka dapat
ditentukan aplikasi yang menjadi padanannya. Berikut adalah rinciannya:
Tabel 3.5. Perbandingan Aplikasi Lama dan Usulan
No Aplikasi Yang Digunakan Aplikasi Pengganti Keterangan1 Ms. Office LibreOffice Pengganti
2 Ms. Word LibreOffice Writer Pengganti
3 Ms. Excel LibreOffice Math Pengganti
No Aplikasi Yang Digunakan Aplikasi Pengganti Keterangan4 Ms. Access LibreOffice Base Pengganti
5 Ms. Power Point LibreOffice Impress Pengganti
6 Pdf reader Reader Document Viewer Pengganti
7 Internet Browser Firefox, Chromium, Seamonkey Sama
III-40
8 Xampp Lampp Sama
9 Tasm Nasm Pengganti
10 Tubo Prolog GNU Prolog, Swi Prolog Pengganti
11 Rational Rose, Argo UML ArgoUML, BoUML Sama
12 Photoshop, Corel Gimp, Inkscape Pengganti
13 3D Max Blender Sama
14 Free Pascal Free Pascal Sama
15 C++ GCC (GNU C Compiler) Sama
16 Delphi Lazarus Pengganti
17 VB .NET Gambas. Mono Pengganti
18 Java, Netbeans Java, Netbeans Pengganti
19 Android, Eclipse Android, Eclipse Sama
20 Web Programming Kompozer, Bluefish Pengganti
21 Ms. Visio Dia Pengganti
22 Ms. Project Project Control, Project Synchro Pengganti
23 Notepad Gedit, Nano Pengganti
24 Video Editor OpenShot Pengganti
25 Audio Editor Audacity Pengganti
26 Image Viewer Image Viewer Pengganti
27 VirtualBox VirtualBox Sama
3.3. Gambaran Umum Sistem Usulan
Pada sistem operasi usulan, aplikasi pengganti yang ditawarkan
keseluruhannya bersifat freeware, open source atau FOSS (Free and Open
Source Software) dibawah GNU/ GPL (General Public Lisence). Jadi
aplikasi-aplikasi yang diusulkan bertujuan untuk menggantikan penggunaan
software bajakan. Adapun para pengguna aplikasi yang tersebut tadi dalam
kondisi legal dalam arti membeli aplikasi berlisensi, maka itu tidak termasuk
prioritas. Tapi apabila ada kesadaran untuk mempelajari dunia open source
melalui sistem usulan ini, itu sangat diperbolehkan.
Aplikasi-aplikasi yang diusulkan menawarkan output/ hasil atau
tujuan yang relatif sama dengan hasil yang diperoleh apabila menggunakan
aplikasi sebelumnya namun demikian jika dibandingkan dengan aplikasi
sebelumnya, dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Aplikasi yang sama persis, dikarenakan pihak developer menyediakannya
untuk berbagai platform. Contoh: Netbeans, Firefox, ArgoUML.
III-41
2. Aaplikasi yang hampir sama, dari segi output yang dihasilkan hampir tidak
berbeda dan tampilannya pun nyaris sama. Contoh: LibreOffice, Eclipse,
XBMC, Gimp.
3. Aplikasi yang tampilannya cukup berbeda, namun output yang dihasilkan
relatif sama. Contoh: Kompozer, Bluefish, Gedit.
4. Aplikasi yang memang sama, namun diinstal di sistem usulan. Ini
merupakan salah satu opsi, namun sangat tidak disarankan. Hal ini dapat
terjadi apabila user/ pengguna harus menggunakan apliasi tersebut dengan
berbagai alasannya dan tidak ada pilihan lain misal aplikasi yang tidak
tersedia untuk Linux dan belum ada padanannya seperti Meta Trader dan
game PES. Pada kasus ini, setidaknya untuk sistem operasi yang
digunakan tidak bajakan dan tidak harus melalukan instal ulang. Hal ini
dilakukan dengan bantuan emulator dan dapat dibagi menjadi beberapa
kategori sebagai berikut:
a). Wine HQ, digunakan untuk aplikasi berbasis Windows. Contoh: MT4,
Ms. Office, Game (PES2013, Hacker Evo, GP).
b). DosBox, digunakan untuk aplikasi berbasis CLI (CMD/ DOS). Contoh:
Turbo Prolog, Turbo C++, Turbo Pascal, Tasm.
c). VirtualBox, digunakan untuk menjalankan sistem operasi lain. Contoh:
Mikrotik OS, Windows, Linux.
Selain aplikasi-aplikasi yang diperuntukan sebagai aplikasi pengganti
aplikasi sebelumnya, ada pula aplikasi-aplikasi lainnya baik yang mendukung
kerja sistem operasi maupun sarana tambahan seperti hiburan. Aplikasi-
aplikasi tersebut juga sudah disediakan secara terintegrasi pada sistem usulan
dan penggunaanya dapat di-explore oleh user sendiri.
Antar muka pengguna berupa desktop environment (DE) juga
termasuk yang jadi perhatian. DE yang ditampilkan memang dapat dibuat
semirip mungkin dengan berbagai sistem operasi lainnya, sebagian tema akan
disertakan dalam sistem usulan dan dapat dirubah sesuai dengan keinginan
pengguna. Namun secara deffault, disajikan dengan karakteristik tersendiri
sesuai dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu menjadi iconic atau
ciri khas yang memiliki keunikan dan berbeda dari sistem operasi lainnya.
III-42
Perbedaan ini tidak akan menjadi masalah besar, karena sasaran penggunanya
adalah mahasiswa Teknik Informatika yang sudah terbiasa dengan berbagai
jenis, tipe atau tampilan sistem operasi. Kendatipun beda dari segi tampilan,
namun tetap memperhatikan kesederhanaan dan kemudahan dalam
penggunaanya.
BAB IV
PERANCANGAN
4.1. Distro Induk
Distro induk adalah Distro Linux yang dijadikan dasar untuk
dimodifikasi kemudian setelah melalui proses remastering akan dihasilkan
sebuah Distro baru yang dikenal dengan istilah Distro turunan. Untuk
menjadi sebuah Distro turunan maka sebuah sistem operasi Linux harus
memiliki Repository sendiri. Dikarenakan Distro yang dibuat pada Tugas
Akhir ini tidak memiliki Repository independen, maka belum dapat dikatakan
sebuah Distro Turunan dan lebih tepat disebut sebagai Distro remastering.
Sebuah Distro Linux yang akan dijadikan sebagai Distro induk
hendaknya memiliki sistem yang stabil serta dukungan yang baik dari pihak
pengembang dan komunitas. Ubuntu adalah sebuah Distro yang sangat
terkenal di kalangan pengguna Linux, karena kemudahan dalam
penggunaannya Distro ini banyak direkomendasikan untuk digunakan oleh
pengguna pemula atau yang baru mengenal Linux. Ubuntu sendiri sebenarnya
merupakan sebuah Distro turunan dari Debian. Ubuntu memiliki dukungan
yang sangat baik dari pengembangnya canonical, dengan adanya release
berkala untuk versi terbaru setiap enam bulan sekali. Dukungan update yang
diberikan oleh pengembang dari mulai dua sampai lima tahun. Selain dari
pihak pengembang resmi, Ubuntu juga memiliki banyak komunitas baik
internasional maupun lokal termasuk di Indonesia.
Ubuntu merupakan Distro Linux yang paling banyak dipakai di dunia
baik untuk penggunaan personal sehari-hari, server pada sebuah korporasi
atau perusahaan, maupun oleh pihak pengembang lainnya untuk digunakan
sebagai Distro induk dalam pembuatan Distro baru. Beberapa contoh Distro
Linux ternama yang merupakan turunan dari Ubuntu diantaranya adalah
Linux Mint, Netrunner, BackTack, YLMF, Kubuntu, Edubuntu, Ultimate
Linux dan masih banyak lagi yang lainnya. Maka dari itu penulis memilih
Ubuntu sebagai Distro induk dalam proyek Tugas Akhir ini.
IV-43
IV-44
4.2. Partisi dan File Sistem
Untuk pembuatan Distro Linux ini digunakan perangkat keras berupa
sebuah Laptop dengan kapasitas harddisk total 500Gb. Namun demikian,
kapasitas ini tidak menjadi ketentuan baku karena kapasitas yang diperlukan
rencananya hanya sekitar 20Gb. Adapun pembagiannya adalah sebagai
berikut:
1. Pembagian partisi jika single-boot:
Linux (20Gb) Swap (2Gb)
Extended
LogicalGambar 4.1. Partisi pada single-boot
2. Pembagian partisi jika dual-boot:
OS lain
OS lain
Extended
Linux (20Gb) Swap (2Gb) Logical
Gambar 4.2. Partisi pada multiboot
Ukuran tabel partisi diatas tidak menggambarkan perbandingan
kapasitas yang sesungguhnya, karena yang dibutuhkan hanya 20Gb ditambah
2Gb untuk ruang swap. Adapun sisa kapasitas harddisk yang tersedia dapat
dibagi dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Pembagian diatas mengingat
berbagai hal diantaranya karena partisi primary yang diperbolehkan paling
banyak adalah 4 sedangkan partisi Extrended juga dikategorikan sebagai
primary. Sistem operasi seperti Windows membutukkan partisi primary pada
harddisk sementara sistem Linux lebih fleksibel, karena dapat diletakan pada
partisi primary maupun logical.
Adapun pertimbangan membuat partisi Linux dengan kapasitas 20Gb
adalah karena ruang harddisk yang dibutuhkan untuk proses remastering
minimal 8Gb. Selain itu, ukuran file iso yang dihasilkan dari proses
remastering maksimal 4,4Gb atau setara dengan satu keping DVD.
Berdasarkan percobaan yang sebelumnya telah dilakukan penulis, apabila
total partisi Linux yang terpakai lebih dari 11Gb, maka remastering akan
gagal karena batas partisi tadi. Pada percobaan lainnya dari total partisi Linux
IV-45
yang digunakan 9Gb maka setelah proses remastering dihasilkan file iso
sebesar 3,3Gb. Namun ukuran tersebut tidaklah sama persis, pada sistem
yang lain mungkin akan sedikit berbeda karena dipengaruhi aplikasi-aplikasi
yang ada dalam sistem Linux tersebut.
Pada percobaan-percobaan pendahuluan yang telah dilakukan
tersebut, penulis menggunakan mode “backup”. Kemudian penulis berasumsi
aplikasi dan sistem Linux itu sendiri haruslah paling banyak mengambil
kapasitas harddisk 10Gb, Remastersys membutuhkan 8Gb dan sisa 2Gb
untuk cache dan temporari yang dibutuhkan saat proses. Sehingga diputuskan
untuk membuat kapasitas partisi Linux sebesar 20Gb. Tidak dibuat kapasitas
yang lebih besar dengan alasan efisiensi harddisk.
Fungsi dari ruang swap adalah menyimpan memori sementara untuk
membantu ketika memori fisik (RAM) sudah penuh. Dulu ketika awal-awal
beredarnya Linux yang diiringi oleh perkembangan perangkat keras dengan
spesifikasi yang masih relatif rendah, maka ruang swap disarankan dua kali
lipat dari memori fisik. Namun seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi
perangkat keras sekarang ini, maka ruang swap sebenarnya bisa ditiadakan
kecuali pada Distro-Distro tertentu. Sebagai gambaran, pada percobaan
pendahuluan penulis menggunakan RAM dengan kapasitas 4Gb. Dalam
keadaan idle (sistem stanby setelah dinyalakan), RAM yang terpakai hanya
sekitar 7%, kemudian dalam keadaan membuka aplikasi pemutar musik,
Libreoffice, Netbeans dan web browser secara bersamaan penggunaan RAM
hanya mencapai sekitar 30% dan ruang swap sama sekali tidak terpakai.
Maka dari itu, penulis memutuskan akan mempergunakan ruang swap sekitar
2Gb pada pembuatan Distro ini. Adapun untuk jenis file sistem yang
digunakap pada sistem Linux adalah EXT4, untuk swap bertipe Linux-swap
atau swap-area, dan untuk data bertipe NTFS hal ini untuk antisipasi apabila
diinstal sestem operasi lain maka akan dapat dikenali.
4.3. Struktur File
Pada sistem operasi Linux, direktori pengguna dapat diletakan pada
partisi yang terpisah dengan file sistem. Hal ini memiliki keuntungan ketika
IV-46
file sistem Linux mengalami peruhaban setelah update, upgrade atau bahkan
saat mengalami error, maka data pengguna tidak akan ikut terganggu. Namun
dikarenakan teknik remastering yang digunnakan adalah mode “backup”
maka direktori pengguna haruslah diletakan dalam satu partisi dengan sistem
Linux. Karena dengan teknik ini seluruh setting “seasson” dari pengguna
bahkan termasuk data yang ada didalamnya akan ikut dimasukan pada file iso
yang nantinya dihasilkan.
Oleh karena direktori pengguna diletakan dalam partisi yang sama
dengan file sistem, maka berikut adalah gambaran dari struktur file dan
penjelasannya:
Gambar 4.3. Struktur file
Pada sistem Linux semua file system terdapat dalam satu hirarki
direktori. Direktori “/” (root) adalah direkrtori tingkat teratas, dan semua
subdirektori membentuk hirarki direktori. Partisi, device, file system, folder,
dan sebagainya adalah properti didalam root. Sementara di Windows semua
device/ partisi mempunyai hirarki sendiri dan terpisah antara satu sama lain.
OS/ file system, folder, dan lain-lain adalah properti di dalam partisi. Berikut
adalah hirarki dari direktori Linux Ubuntu:
IV-47
1. /bin – aplikasi binary, sebagian besar berisi file executable (sama
seperti .exe pada Windows).
2. /sbin – aplikasi binary untuk sistem (hampir sama dengan /bin).
3. /lib – file library pada system / aplikasi.
4. /usr – sekelompok file aplikasi yang digunakan user biasa, mengandung
folder /bin, /doc, dan lain-lain (folder ini dianggap juga sebagai folder
program file pada Ubuntu).
5. /usr/local/bin – tempat untuk meletakkan program yang tidak akan di-
overwrite saat upgrade.
6. /usr/share/doc – dokumentasi kepada program-program.
7. /home – file dan folder untuk user.
8. /root – Merupakan “Home” folder bagi root user.
9. /boot – file yang diperlukan untuk boot (seperti kernel dan lain-lain).
10./dev – lokasi device (seperti HDD, USB hingga display).
11. /etc – hampir setiap konfigurasi file system.
12./etc/profile.d – Berisikan script yang dijalankan /etc/profile saat login.
13./etc/X11 – file konfigurasi untuk system X-window.
14./lost+found – file-file yang hilang entah kemana.
15./media – device seperti cd room dan flash disk yang telah di mount.
16./mnt – file system yang telah dimount.
17./proc – direktori dinamis termasuk info tentang proses dan akses.
18./sys – penjelasan tentang system.
19./tmp – file sementara/ temporary file.
20./var – file log, database dan sebagainya.
Selain direktori yang telah disebutkan, bisa juga ada direktori
tambahan yang dibuat sengaja oleh pengguna atau secara otomatis oleh
sebuah aplikasi pada level super user. Perbedaan struktur file antara Linux
dan Windows, di Windows hampir semua file program yang diinstal masuk ke
dalam direktori program file secara default kecuali pengguna menentukan
direktori tertentu. Dalam sistem Linux, kategori direktori berdasarkan struktur
program. Sebagai contoh file konfigurasi adalah di /etc, semua file biner di
/bin atau /usr/bin atau /usr/local/bin dan sebagainya.
IV-48
4.4. Struktur Menu
Pada Ubuntu 10.10 remix netbook editions mulai diperkenalkan
sebuah antarmuka baru yang diberi nama Unity, tampilannya lebih mirip
menu di perangkat telepon genggam seperti android. Kehadirannya tidak
lebih memudahkan penggunaan bagi sebagian orang, namun justru
menyulitkan. Bahkan ada komunitas penggiat Ubuntu yang berusaha
mempertahankan tampilan Ubuntu klasik dengan lingkungan desktop Gnome
versi dua, kemudian diberi nama “Mate”. Oleh karena itu, penulis
merencanakan untuk menyajikan tampilan kombinasi menu dengan konsep
klasik dan desktop Unity tetap dipertahankan untuk pengguna yang ingin
mencobanya. Berikut adalah gambaran struktur menu yang diharapkan:
menu daftart aplikasi systray
sub menu aplikasi
desktop
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
Gambar 4.4. Struktur menu
4.5. Aplikasi
Karena sistem operasi ini diperuntukan bagi Mahasiswa jurusan
Teknik di Universitas Majalengka, maka aplikasi yang ada didalamnya
haruslah yang sesuai dengan kebutuhan khususnya aplikasi pemrograman.
Hal ini disesuaikan dengan mata kuliah yang ada pada buku pedoman
akademik. Beberapa mata kuliah membutuhkan aplikasi yang spesifik,
diantaranya adalah pada setiap mata kuliah praktikum. Selain aplikasi untuk
pemrograman yang dikategorikan sebagai aplikasi utama, ada juga aplikasi
pendukung yang penting, diantaranya adalah untuk pengetikan (office).
ditambahkan pula aplikasi lain seperti pemutar audio dan video. Berikut
adalah daftar aplikasi yang harus ada:
IV-49
Tabel 4.1. Daftar aplikasi
Kategori Mata Kuliah AplikasiAplikasi Utama
Praktikum
Alpro, Pascal, Grafis & Mosi Free Pascal, Turbo Pascal
Dasar Komputer I Libre Writer, Libre Calc
Assembly Nasm, Turbo Assebler
Praktikum
C++ Netbeans, Anjuta, GCC
Pemrograman Internet Gedit, Kompozer, Bluefish
Prolog GNU Prolog, SWI-Prolog
Dasar Komputer II Libre Base
Pemrograman Visual dan SQL LAMPP
Java Netbeans, JDK, JRE
Multimedia Gimp, Inkscape, Blender
Office Hampir semua mata kuliah LibreOffice, Pdf reader Viewer, Web Browser
Aplikasi Pendukung
Pemrograman
Kerja PraktekNetbeans, Lazarus, Mono, ArgoUML, CodeBlock, Grass (GIS), Kompozer, Gambas, Python, Trheadscope
Tugas Akhir
Mata Kuliah Pilihan Netbeans, Grass (GIS), Mono
Aplikasi Tambahan
MultimediaDisk Burner, Image Writer, Audio Player & Editor, Video Player & Editor, Image Viewer & Editor, Game, System Maintenance, System Settings, Emulator (DOS, Desktop, OS)
4.6. Antar Muka (Interface)
Seperti yang telah disampaikan sedikit pada bagian struktur menu,
penulis lebih memilih antarmuka klasik sebagai tampilan deffault dari sistem
operasi ini. Alasan utamanya adalah karena sudah dikenal oleh sebagian besar
pengguna komputer sehingga lebih mudah digunakan, kemudian juga tidak
menghabiskan memori yang banyak dan tampilannya yang sederhana tidak
berlebihan bagi keperluan programming dan penggunaan sehari-hari. Namun
demikian lingkungan desktop Unity bawaan Ubuntu tetap disertakan dan bisa
dipilih oleh pengguna. Selain itu juga disertakan dock yang dapan digunakan
IV-50
di lingkungan desktop Unity, Gnome klasik, maupun dengan desktop seasson
mandiri. Berikut adalah rancangannya:
menu daftart aplikasi systray
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
Gambar 4.5. Perancangan tampilan panel klasik
systray
desktop
Gambar 4.6. Perancangan tampilan desktop Unity
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
sub menu aplikasi
dockGambar 4.7. Perancangan tampilan desktop dengan dock
IV-51
4.7. Nama Distro
Distro yang dibuat untuk Tugas akhir ini akan diberi nama Unmac-OS
yang merupakan singkatan dari “Unma Concept Operating System”.
4.8. Proses Remastering
Remastering merupakan proses utama dalam pembuatan sebuah
Distro. Secara sederhana remastering adalah proses membangun atau
membungkus ulang sebuah sistem oprerasi Linux menjadi sebuah file instalasi
yang biasanya berformat iso atau img. Iso atau img ini merupakan sebuah file
yang dapat dibuat bootable yang dapat diinstal pada perangkat komputer lain.
Distro atau sistem operasi yang diinstal dari bootable hasil remastering akan
sama persis dengan sistem awal yang di-remaster.
Ada beberapa tool yang dapat digunakan untuk melakukan proses
remaster Linux diantaranya ada UCK (Ubuntu Costumize Kit), Rekonstruktor
dan Remastersys. Penulis menggunakan Remastersys dengan alasan
kemudahan di dalam penggunaanya, meskipun untuk mendapatkannya
memerlukan upaya tambahan karena pada Ubuntu keluaran terbaru tidak
disertakan. Untuk memasang Remastersys pada Ubuntu 12.04 yang
digunakan sebagai Distro induk, maka harus menambahkan repository yang
diperoleh dari website resminya.
Pada aplikasi Remastersys terdapat beberapa mode untuk melakukan
remaster terhadap sebuah sistem operasi berbasis Linux. Pada Tugas Akhir ini
penulis menggunakan mode “backup”.
Alasan menggunakan mode “backup” pada remastering ini karena
pengaturan yang didapat ketika instalasi Distro hasil remastering akan sama
persis dengan sistem pada saat proses remastering termasuk letak dan isi file
atau data yang disertakan didalamnya. Alasan lainnya adalah faktor
keamanan, karena ketika dibuka sebagai bootable akan meminta password
dan ketika diinstal maka apapun password yang diberikan saat instalasi akan
berubah kembali pada kata kunci bawaan. Selain teknik backup, pada metode
remastersys ini ada juga teknik “distribute”. Pada teknik “distribute” yang
diremaster hanya file sistem yang ada pada level “/” (root) saja sehingga
IV-52
untuk memperoleh hasil yang sama persis harus menggunakan hak akses
“root” atau istilahnya “su” (super user). Dengan hak akses penuh super user
maka pengguna dapat merubah seluruh isi data yang ada termasuk file system
yang akan berakibat merusak sistem operasi Linux itu sendiri. Hal tersebut
sangat tidak dianjurkan untuk pengguna pemula sebab besar kemungkinan
melakukan kesalahan tersebut tanpa disadarinya. Maka dari itulah, penulis
memutuskan untuk tidak menggunakan teknik “distribute”.
BAB V
IMPLEMENTASI
5.1. instalasi
Untuk melakukan remastering tentu harus ada Distro induk yang akan
diremaster, maka langkah pertama adalah menginstalkan Distro induk
tersebut dan berikut adalah langkah-langkah instalasi yang dilakukan:
1. Buat bootable Ubuntu 12.04 (bisa dengan CD/ DVD atau USB Flashdisk),
kali ini penulis menggunakan USB Flashhdisk yang dibuat bootable
menggunakan aplikasi “startup disk creator”.
2. Atur Bios agar boot pertamanya mengarah pada media yang digunakan
tadi (CD/ DVD atau USB Flashdisk), setelah itu simpan pengaturan
kemudian restart.
3. Dengan pengaturan Bios pada langkah 2, maka akan masuk live Ubuntu
12.04. selain untuk melihat isi dan tampilan Linux yang akan digunakan,
live Linux ini juga menguji dukungan software khususnya driver terhadap
hardware yang digunakan. Berikut adalah tampilan awal live CD Ubuntu:
Gambar 5.1. Grub bootable Ubuntu
4. Pada grub kila memilih “Try Ubuntu without installing” dan akan langsung
masuk lingkungan desktop Ubuntu degan Unity seperti gambar berikut:
V-53
V-54
Gambar 5.2. Desktop Ubuntu dengan Unity
5. Dari live Ubuntu ini, buat partisi harddisk untuk meletakan file instalasi
Linux dan swap. Gunakan aplikasi GParted yang dapat diakses dari menu
aplikasi pada Ubuntu atau menggunakan terminal #sudo gparted. Berikut
adalah cara akses Gparted dari menu dengan pencarian:
Gambar 5.3. Mencari GParted dari menu
V-55
6. Setelah aplikasi Gparted terbuka, bagi partisi harddisk sesuai dengan
kebutuhan. Cantoh pembagian partisi yang penulis lakukan dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 5.4. Pembagian partisi dengan GParted
7. Setelah membuat partisi yang akan digunakan untuk sistem Linux, langkah
instalasi bisa dimulai dengan klik icon instalasi yang terdapat pada
desktop, dock unity di sebelah kiri atau bisa juga dari start menu:
Gambar 5.5. Memulai instalasi
V-56
8. Setelah muncul menu instalasi (Ubiquity) maka ikuti langkah-langkah
berikutnya. Tentukan bahasa yang akan digunakan kemudian klik install
Ubuntu. Lihat gambar berikut:
Gambar 5.6. Memilih bahasa
9. Selanjutnya akan ditampilkan informasi kebutuhan sistem yang harus
dipenuhi sebelum instalasi dimulai dan opsi dukungan lainnya seperti
gambar berikut:
Gambar 5.7. Informasi kebutuhan sistem
V-57
10. Pada tampilan berikutnya ada dua pilihan, jika Ubuntu tidak mendeteksi
adanya sistem operasi lain. Pilih “Something else” untuk menentukan
partisi yang akan digunakan sebagai sistem Linux secara manual:
Gambar 5.8. Metode instalasi
11. Pada kasus berbeda, ketika ada sistem operasi lain yang sudah terinstal
pada harddisk, maka akan ada pilihan untuk menginstal berdampingan
(dual-boot). Berikut contohnya:
Gambar 5.9. Sistem operasi lain terdeteksi
V-58
12. Seperti yang telah disebutkan pada bagian terdahulu, bahwa instalasi
Linux dapat dilakukan tanpa swap area. Namun apabila ini dilakukan
akan ada pemberitahuan sebagai berikut:
Gambar 5.10. Notifikasi tanpa swap-area
13. Untuk susunan papan ketik penulis biarkan deffault-nya saja, kemudian
continue. Pada langkah ini instalasi sudah dimulai, lihat bar di bawah:
Gambar 5.11. Susunan papan ketik
V-59
14. Tentukan region atau lokasi, kemudian continue:
Gambar 5.12. Memilih lokasi
15. Pada langkah berikutnya isi identitas komputer yang terdiri dari nama
komputer, nama pengguna dan kata sandi. Pada Ubuntu penggunaan
nama yang sama antara nama komputer dan nama pengguna diijinkan.
Gambar 5.13. Identitas komputer
V-60
16. Akan ada peringatan apabila password terlalu pendek atau baik. Namun
demikian, hal tersebut tidak menjadi masalah. Karena password yang
digunakan bebas meski hanya satu karakter. Berikut contohnya:
Gambar 5.14. Password pendek
17. Selain password terdapat pula beberapa pilihan lainnya, yaitu cara login
bisa langsung atau perlu memasukan password terlebih dahulu:
Gambar 5.15. Password dan pengaturan login
V-61
18. Setelah semua pengaturan selesai maka tinggal mengggu proses instalasi
selesai. Saat proses ini Ubuntu menampilkan beberapa slide-show seperti
gambar berikut:
Gambar 5.16. Slide-show saat instalasi
19. Tunggu sampai instalasi selesai dan muncul permintaan untuk me-restart
sistem, kemudian restart.
Gambar 5.17. Notifikasi untuk restart
20. Cabut/ lepaskan media bootable instalasi (CD/ USB Flashdisk) kemudian
atur prioritas booting pada Bios kembali ke Harddisk, kemudian simpan
dan restart.
21. Setelah booting maka akan masuk grub, terdapat pilihan untuk masuk
Ubuntu, recovery mode, memory test, dan OS lain jika ada. Pilih Ubuntu
V-62
paling atas. Apabila hanya Ubuntu yang terinstal dan tidak ada sistem
operasi lain maka Grub tidak akan ditampilkan dan akan langsung masuk
login Ubuntu. Masukan nama pengguna dan kata sandi kemudian login.
22. Tunggu sampai masuk lingkungan desktop Ubuntu 12.04. dengan
demikian maka proses instalasi Ubuntu 12.04 selesai dengan sukses.
5.2. Modifikasi
Dari sistem operasi Ubuntu 12.04 ini kemudian dimodifikasi dengan
menambah aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dan mengurangi aplikasi yang
tidak digunakan. Selain itu juga tampilannya dirubah sesuai dengan
kebutuhan.
5.2.1. Interface
Pada bagian interface Ubuntu 12.04 menggunakan lingkungan
desktop khas yang diberi nama Unity. Terdiri dari sebuah panel dibagian atas
dan dock di pinggir kanan. Kemudian tombol menu utama berada di sudut
kiri atas dengan tampilan menu lebih menyerupai tampilan menu handphone
berbasis Android. Unity mulai digunakan pada Ubuntu sejak versi 10.10
Netbook Remix dan karena keberadaannya maka Gnome tergantikan. Namun
faktor kebiasaan menyebabkan banyak pengguna Ubuntu yang lebih memilih
untuk mempertahankan tampilan klasik khas Gnome. Meskipun pada Gnome
versi 3 sudah terlihat menyerupai Unity, namun beberapa komunitas justru
mengembangkan Gnome 2, kemudian diberi mnama baru yaitu Mate.
Pada proyek tugas akhir ini penulis memilih untuk menggunakan
Gnome klasik sebagai tampilan deffault-nya, dengan tambahan Cardapio
untuk menampilkan menu aplikasinya. Berikut adalah tampilannya:
V-63
Gambar 5.18. Tampilan menu Cardapio
Desktop Unity dan Gnome 3 juga masih disertakan, selain itu juga ada
cairo-dock yang penggunaannya dapat dikombinasikan ataupun secara
mandiri. Berikut adalah variasi dari tampilan desktop yang bisa dipilih oleh
pengguna:
Gambar 5.19. Gnome classic
V-65
Gambar 5.23. Gnome 3
Selain dari desktop manager yang berbeda tadi, modifikasi juga
dilakukan dengan menambahkan tema. Tema bawaan Ubuntu dipertahankan
sebagian, kemudian ditambah tema Gnomish yang meliputi GTK theme dan
window theme serta NouveGray untuk icon. Dan tema tambahan kedua
merupakan hasil modifikasi penulis yang diberi nama “unmac” meliputi:
1. Unmac-icon, dimodifikasi dari mac-os-icons.
2. Unmac-theme, dimodifikasi dari mac-os-lion-themes.
3. Unmac-cursor, dimodifikasi dari prototype02.
Tema berlaku secara global, artinya dapat menggunakan tema yang
sama ketika berganti-ganti lingkungan desktop. Tema dapat dipasang dengan
menggunakan bantuan Gnome-tweak dan berikut adalah tampilan ketika
menggunakan kedua tema tadi, yaitu Unmac-theme pada gambar berikut:
Gambar 5.24. Unmac-theme
V-66
Gnomish-theme pada gambar berikut:
Gambar 5.25. Gnomish-theme
Untuk mengganti tema dapat menggunakan Ubuntu Tweak seperti
pada gambar berikut:
Gambar 5.26. Mengganti tema dengan Ubuntu Tweak
Selain untuk mengganti tema, Ubuntu Tweak juga memiliki beragam
fasilitas pemeliharaan sistem diantaranya adalah info sistem dan Janitor.
Janitor digunakan untuk menghapus file sampah pada sistem Linux dan dapat
ditemukan pada bagian overview seperti terlihat pada gambar berikut:
V-67
Gambar 5.27. Ubuntu Tweak
Selain dengan menggunakan Ubuntu Tweak info sistem juga dapat
dilihat pada System Monitor seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 5.28. Info sistem
5.2.2 Aplikasi
Banyak sekali Distro Linux yang merupakan Distro turunan dari
Ubuntu, beberapa diantaranya bahkan sangat populer dikalangan pengguna
Linux seperti Backtrack yang dikhususkan untuk keamanan sistem, Linux
V-68
Mint, YLMF dan Netrunner. Ubuntu memang selalu menggunakan kernel
yang stabil dengan dukungan penuh baik dari Canonical sebagai pengembang
maupun dari komunitas yang sangat luas. Ubuntu juga Distro yang paling
banyak direkomendasikan bagi para pemula di dunia Linux.
Dari segi aplikasi Ubuntu memiliki repository yang kaya akan aplikasi
dan menyediakan software khusus yang diberi nama Ubuntu Software Center
untuk mempermudah pengguna dalam mencari dan instalasi aplikasi yang
dibutuhkan. Namun demikian, secara deffault Ubuntu yang ukuran file
instalasinya hanya sekitar 700Mb, hanya menyediakan aplikasi yang sudah
terinstal dengan jumlah sangat terbatas. Aplikasi office yang tidak lengkap,
bahkan pemutar musik yang untuk memainkan file dengan format mp3 saja
tidak bisa secara langsung dan harus menginstal dulu plug-in tambahan serta
dependensi lainnya. Keadaan tersebut justru memberikan kemudahan untuk
proses remastering, karena tidak perlu lagi banyak memilih dan membuang
aplikasi yang tidak dibutuhkan.
Aplikasi bawaan yang dibuang semata-mata dengan pertimbangan
mengurangi penggunaan kapasitas harddisk yang nantinya akan berpengaruh
pada saat proses remastering. Aplikasi yang dibuang bersifat aplikasi
tambahan atau hiburan yang tidak berpengaruh pada kinerja sistem secara
keseluruhan, sehingga penulis tidak akan menjelaskannya secara rinci. Oleh
karena itu, penulis akan langsung membahas mengenai modifikasi atau
perubahan terhadap aplikasi yang sengaja ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan. Pada desktop Unity semua aplikasi ditampilkan secara bersama-
sama dalam sebuah menu, namun pada desktop klasik yang digunakan
sebagai deffault, aplikasi-aplikasi yang ada diklasifikasikan kedalam
beberapa kategori sesuai dengan susunan menu yang ditampilkan oleh menu
Cardapio.
Tidak semua aplikasi yang ada di Repositori dapat ditampilkan di
software center, karena hanya menampilkan aplikasi-aplikasi asli dari
Repositori Ubuntu saja. Oleh karena itu, instalasi dilakukan dari Synaptic
atau terminal. Cara instalasi dari Synaptic adalah dengan memilih aplikasi
dari daftar atau dengan mengunakan pencarian cepat. Ketik nama aplikasi
V-69
atau keyword, setelah ditemukan kemudian tandai dan ketika tombol apply
diklik maka instalasi akan segera dimulai.
5.3. Remaster
Setelah sistem operasi ini dimodifikasi sesuai dengan yang
diharapkan, maka langkah selanjutnya adalah remastering atau membangun
ulang sistem operasi tersebut menjadi sebuah distribusi berupa file iso yang
dapat dipasang pada perangkat komputer lain. Banyak sekali aplikasi yang
dapat digunakan untuk melakukan proses remastering, namun kali ini penulis
hanya menggunakan satu tool saja yang dikenal dengan nama Remastersys.
5.3.1. Instalasi Remastersys
Aplikasi Remastersys dapat diinstal pada Ubuntu dengan cara sebagai
berikut:
Buka terminal, dengan ctrl+alt+t, login sebagai root#sudo su
Tambahkan key untuk remastersys, copas perintah dibawah#wget -O - http://www.remastersys.com/Ubuntu/remastersys.gpg.key |
apt-key add -
Edit daftar source.list #sudo gedit /etc/apt/sources.list
Lihat baris paling bawah , tambah kan yang dibawah ini:#Remastersys Precise deb http://www.remastersys.com/Ubuntu precise
main
Save, kemudian close gedit.
Terakhir install remastersys untuk Ubuntu 12.04 dengan perintah berikut#sudo apt-get update && sudo apt-get install remastersys remastersys-
gui
untuk memulai:
- sudo remaster dist = untuk melakukan remaster
- sudo remastersys clean = untuk menghapus iso yg diremaster
Install Remastersys di Ubuntu 12.04 sudah selesai, untuk menjalankannya
buka Application > system tools > Administration. Berikut adalah tampilan
Remastersys-gui:
V-70
Gambar 5.29. Remastersys GUI
5.3.2. Proses Remastering
Setelah semua aplikasi yang dibutuhkan terinstal dan sistem operasi
dalam keadaan baik maka langkah berikutnya adalah remastering. Namun
sebelum melakukan remastering, sebaiknya melakukan pemeriksaan secara
menyeluruh terhadap sistem yang ada kemudian diakhiri dengan pembersihan
file-file sampah dan residu sehingga tidak memberatkan sistem nantinya.
Setelah semuanya siap, buka Application Finder untuk mencari Remastersys
GUI seperti pada gambar berikut:
V-71
Gambar 5.30. Application Finder
Pada Application Finder, cari Remastersys dengan mengetikan pada
kolom pencarian. Akan ada dua buah Remastersys yang ditemukan seperti
yang terlihat pada gambar, namun tidak menjadi masalah karena keduanya
berfungsi. Terjadinya duplikasi ini dikarenakan aplikasi seperti Remastersys
terdaftar pada lebih dari satu menu sedangkan pencarian akan menampilkan
semua aplikasi yang ada dari menu sesuai dengan kata kunci yang dimasukan
pada kotak pencarian. Berikut adalah contoh hasil pencarian Remastersys
pada Application Finder:
V-72
Gambar 5.31. Pencarian Remastersys
Setelah Remastersys terbuka akan ada beberapa pilihan seperti yang
terlihat pada gambar 5.32, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Backup, digunakan untuk proses remastering menyeluruh termasuk pada data di tingkat user, sistem maupun data akan termasuk didalamnya.
2. Distribution, digunakan untuk melakukan remastering pada level super user. Data yang diambil hanya dari file system saja.
3. Costumize, digunakan untuk melakukan modifikasi yang akan berpengaruh pada Distro hasil remastering nantinya. Pada menu ini dapat dilakukan penggantian nama, background grub dan lain-lain.
4. Clear Working Folder, digunakan untuk membersihkan seluruh isi folder Remastersys termasuk file iso hasil remastering, biasanya terdapat pada direktori Home.
5. Check Log, digunakan untuk melihat file dokumentasi dari proses remastering.
Pada kesempatan ini penulis memilih untuk menggunakan mode
Backup dalam proses remastering dan setelah di klik maka proses berikutnya
akan berjalan secara otomatis sampai selesai dengan ditandai oleh pop-up
notifikasi sukses atau gagal. Adapun proses yang terjadi pada saat
remastering dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:
V-75
Gambar 5.36. Pemeriksaan terakhir pada proses remastering
Gambar 5.37. Proses remastering selesai
V-76
Proses remastering selesai dengan adanya pop-up notifikasi yang
muncul, pada notifikasi tersebut bisa sukses maupun gagal. Penyebab
kegagalan diantaranya adalah file sistem yang terlalu besar sehingga melebihi
batas yang telah ditentukan oleh aturan iso.
Dokumentasi dari proses remastering yang telah dilakukan, dapat
dilihat pada bagian Check Log. Berikut adalah contohnya:
Gambar 5.38. Remastersys check log
Gambar 5.39. Remastersys check log 1
V-77
Gambar 5.40. Remastersys chech log 2
Sebelum Remastersys ditutup, ada baiknya melakukan proses
pembersihan file sisa proses karena ukurannya relatif besar sehingga cukup
menghabiskan ruang pada harddisk. Namun terlebih dahulu pastikan file iso
hasil remastering telah dipindahkan.
Gambar 5.41. Remastersys clear working folder
V-78
Gambar 5.42. Remastersys clear working folder selesai
Setelah selesai, aplikasi Remastersys dapat ditutup. Dengan demikian
selesailah seluruh proses pembuatan Distro Unmac-OS dan selanjutnya dapat
dilakukan pengujian terhadap file iso yang dihasilkan.
5.4. Pengujian
Setelah proses remastering selesai dan berhasil menghasilkan file
distribusi Linux berformat .iso, maka tahap selanjutnya adalah melakukan
pengujian. Pada tahap ini dilakukan beberapa cara yang akan dijelaskan
berikut ini.
5.4.1. Bootable Media
Langkah ini merupakan langkah pertama yang paling mudah
dilakukan untuk memastikan apakah hasil remastering berhasil atau tidak.
File “unmac-backup.iso” dibuat bootable, bisa menggunakan disk dengan
kapasitas DVD (sekitar 4Gb) atau pada flashdisk dengan kapasitas minimal
4Gb. Untuk membuat bootable ini bisa menggunakan diskburner atau
sejenisnya. Pada pengujian ini penulis menggunakan aplikasi Multiboot dan
V-79
Startup-disk-creator yang sudah terpasang pada Distro ini. Untuk akses cepat,
gunakan Application Finder kemudian ketik pada kolom pencarian seperti
terlihat pada gambar berikut:
Gambar 5.43. Startup Disk Creator
Gambar 5.44. Deteksi media (flashdisk)
V-80
Gambar 5.45. Buka file iso
Gambar 5.46. Proses pembuatan bootable-media
Gambar 5.47. Pembuatan bootable-media selesai
Setelah pembuatan bootable-media selesai maka flashdisk tersebut
dapat dicoba dengan live CD atau instalasi langsung ke harddisk.
V-81
5.4.2 instalasi Unmac-OS
Dengan menggunakan flashdisk sebagai bootable-media maka dapat
langsung dicoba live CD atau instalasi. Langkah-langkah yang diperlukan
mirip dengan instalasi Ubuntu yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut
gambaran dari prosesnya:
Gambar 5.48. Grub Unmac-OS Live
Gambar 5.49. Live CD Unmac-OS
V-85
Gambar 5.56. Proses instalasi
Gambar 5.57. Proses akhir instalasi
Gambar 5.58. Notifikasi instalasi selesai
Gambar 5.59. Grub Unmac-OS
V-86
5.4.2. Dukungan Terhadap Perangkat Keras
Untuk mengetahui apakah sistem operasi ini dapat dipasang dan
mendukung berbagai perangkat keras maka penulis melakukan live CD dan
instalasi pada beberapa jenis perangkat komputer, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Asus A46CM live CD dan instalasi, sukses.
2. VirtualBox 4.1 live dan instalasi, sukses.
3. Asus A46CA live CD, sukses.
4. Axioo Neon CNC C14 live CD dan instalasi, sukses.
5. Asus 1015PW live CD dan instalasi, sukses.
6. PC rakitan live CD, sukses.
7. Printer Canon MP258, sukses.
8. Printer HP Laser Jet, sukses.
9. Canon Pixma IP2770, sukses (setting manual untuk hasil terbaik).
10. Epson StylusT13X, sukses.
11. Modem GSM Huawei, sukses.
12. Modem CDMA Smartfren, sukses (beberapa tipe harus setting manual).
13. Joystick, sukses (setting disesuaikan dengan apliasi).
5.4.3. Uji Aplikasi
ketika sebuah sistem operasi Linux diremaster, maka seluruh aplikasi
yang ada pada sistem operasi tersebut akan ada pula pada Distro hasil
remastering tersebut. Dengan demikian maka fitur dan kelengkapan yang
adapun akan sama. Oleh karena itu, pengujian aplikasi yang dilakukan oleh
penulis tidak diterapkan pada aplikasi-aplikasi asli Linux, namun lebih
ditujukan kepada aplikasi yang bersifat cross-platform. Hal tersebut
disebabkan oleh user yang menjadi salah satu sasaran utama penggunaan
sistem operasi ini adalah pemula.
Para pengguna Linux pemula yang sebelumnya sudah mengenal dan
sering menggunakan sistem operasi lain akan menemui beberapa kendala,
diantaranya adalah kecenderungan mereka untuk membandingkan dengan
sistem operasi yang sudah lebih dulu mereka kenal dan selain itu pula ada
V-87
beberapa diantaranya yang sudah ketergantungan terhadap aplikasi tertentu
yang biasa mereka gunakan. Untuk memberikan solusi terhadap masalah
tersebut maka penulis menyediakan fasilitas untuk instalasi cross-plarform
baik berbasis CLI (command line interface), desktop atau GUI (grafik user
interface), maupun OS (operating sistem). Adapun pengujian yang dilakukan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Aplikasi berbasis CLI: install turbo prolog dengan DosBox, sukses.
2. Aplikasi berbasis GUI: install Office 2007 dan PES2013, dengan wine,
sukses (untuk PES2013 ditambah setting registry manual).
3. Aplikasi berbasis OS: install Windows XP dan Unmac-OS dengan
VirtualBox, sukses.
5.4.4. Test Review
Dari beberapa pengujian yang dilakukan terhadap Distro hasil
remastering ini dapat diambil beberapa catatan penting sebagai beritkut:
1. Ukuran file iso hasil remastering adalah 3,9Gb. Ketika diinstal pada
harddisk maka akan mengembang menjadi sekitar 11Gb. Apabila
diasumsikan penggunaan swap-area sekitar 1Gb, maka penulis
menyarankan sebagai kapasitas kosong minimal harddisk yang harus
tersedia untuk dapat menginstal OS ini adalah 15Gb.
2. Setelah dicoba untuk diinstal pada VirtualBox dengan memberikan
kapasitas memori 512Mb, sistem operasi ini dapat berjalan dengan lancar
kecuali saat boot pertama kali memerlukan waktu yang lebih lama
dibanding dengan penggunaan biasa (RAM 1Gb atau lebih). Penulis tidak
menyarankan penggunaan memori kurang dari 512Mb karena
kemungkinan akan mempengaruhi kinerja sistem secara signifikan. Oleh
karena itu penulis merekomendasikan kapasitas minimal memori untuk
Distro ini adalah 512Mb.
3. Ketika Distro ini diinstal pada sebuah netbook, semua aplikasi berjalan
lancar. Kecuali aplikasi yang memiliki tampilan berbasis koordinat seperti
Conky, akan mengalami perubahan. Namun hal tersebut dapat diatasi
dengan melakukan pengaturan manual. Sementara pengujian dengan
V-88
VirtualBox masih dapat menjalankan Distro ini dengan baik pada resolusi
800:600 pixel. Dengan demikian maka penulis merekomendasikan resolusi
layar minimal untuk 4:3 adalah 800:600 pixel dan untuk widescreen 16:9
adalah 1024:600 pixel.
4. Untuk VGA yang digunakan, tidak berpengaruh pada sistem secara
keseluruhan. Penggunaanya hanya didasarkan pada kebutuhan aplikasi
tertentu saja. Kekuatan VGA onboard sebuah Netbook sudah cukup
uuntuk menampilkan Distro ini secara baik. Adapun pada pengujian ini
penulis hanya bisa melakukan pengujian pada VGA dari Nvidia dengan
tipe GT-635M. Pada dasarnya dalam sebuah Distro Linux sudah built-in
dengan berbagai driver hardware termasuk VGA berbagai merk. Masalah
terjadi ketika kartu grafis yang digunakan memiliki teknologi baru seperti
yang dialami saat pengujian. Masalah yang timbul bukan karena driver
tidak support, karena VGA Nvidia ini sudah langsung dapat dikenali dan
berfungsi dengan baik. Justru masalah timbul karena VGA ini terus
berfungsi, sehingga menyebabkan over-heating dan battery cepat habis.
Hal ini terjadi karena teknologi optimus yang dimiliki oleh VGA tersebut
dimana dapat berfungsi secara otomatis ketika dibutuhkan dan pada
keadaan biasa akan non-active. Namun hal tersebut sudah dapat diatasi
dengan sebuah aplikasi bernama Bumblebee, meski pada beberapa
fungsinya harus menggunakan setting manual dan dijalankan dari
terminal. Penulis merekomendasikan agar pengguna Distro ini melakukan
update secara berkala untuk mendapatkan aplikasi yang lebih baru dan
dukungan terhadap driver hardware yang lebih baik.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari seluruh tahapan dalam pembuatan Distro Unmac-OS ini penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:fsds
1. Penggunaan software bajakan di Indonesia termasuk di kalangan
Mahasiswa yang dalam hal ini Mahasiswa jurusan teknik informatika
sudah sangat memprihatinkan sehingga perlu adanya sebuah solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
2. Pemerintah sudah menetapkan peraturan yang jelas dan tegas dalam hal
melindungi HAKI di Indonesia. Bahkan membuat sebuah gerakan
Indonesia Go Open Source (IGOS) sebagai solusi dalam rangka
memerangi maraknya pembajakan software.
3. Pembuatan Distro turunan Linux dari Ubuntu yang diberi nama Unmac-
OS (Unma Concept Operating System) merupakan salah satu solusi yang
penulis usulkan dalam rangka menghindari penggunaan software bajakan
khususnya dilingkungan Fakultas Teknik Universitas Majalengka.
4. Unmac-OS memuat aplikasi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
selama kuliah di Fakultas Teknik Universitas Majalengka berdasarkan
pada mata kuliah yang ada sesuai dengan Buku Pedoman Akademik.
5. Selain merujuk pada Buku Pedoman Akademik, analisis kebutuhan
didasarkan pada hasil penelitian berupa survey terhadap Mahasiswa dan
pihak Kampus di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Majalengka.
6. Tampilan desktop Unmac-OS dibuat sederhana sehingga dapat
memudahkan untuk pengguna yang migrasi dari sistem operasi lain dan
dapat dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan.
7. Diharapkan dengan adanya Unmac-OS ini dapat menjadi alternatif
sehingga tidak perlu menggunakan software bajakan. Kelengkapan
aplikasi yang sudah tersedia diharapkan memudahkan pengguna sehingga
tidak perlu mencari dan menginstall aplikasi terlalu banyak.
VI-89
VI-90
6.2. Saran
Penulis berharap kehadiran sistem operasi ini dapat benar-benar
diterapkan dilingkungan Fakultas Teknik Unma khususnya, dan umumnya
kepada pihak-pihak yang ingin mengenal dunia Linux. Demi perbaikan
dimasa yang akan datang, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Penulis merekomendasikan agar pengguna Distro ini melakukan update
secara berkala untuk mendapatkan aplikasi yang lebih baru dan dukungan
terhadap driver hardware yang lebih baik.
2. Distro ini dapat dijadikan sebagai ciri khas atau trade mark yang dapat
digunakan di laboratorium kampus dan juga dibagikan kepada mahasiswa
khususnya jurusan Teknik Informatika.
3. Sebagai Distro Remastering, dapat juga dikembangkan menjadi sebuah
Distro turunan. Hal ini memerlukan kerja sama dari semua pihak yang ada
dilingkungan Universitas Majalengka, karena untuk menjadikan Distro
turunan salah satu syaratnya adalah memiliki server dan Repositry
independen.
4. Distro ini dapat diisi oleh aplikasi buatan Mahasiswa UNMA sendiri. Hal
ini akan mendorong Mahasiswa untuk semakin giat dalam bidang
programming.
5. Release dari Distro ini dapat dikeluarkan secara berkala sehingga proyek
ini merupakan sebuah proyek yang berkesinambungan dan dapat terus
dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
[AGU10] Agung, Wahyu. “Membuat Distro Linux Sendiri”. www.wagung.blogspot.com. 2010.
[BEE99] Beekmans , Gerard. “Linux From Scratch: Version 7.1”. Creative Commons License . MIT. 1999.
[RES12] Resa, CR. “Remastering Linux dengan Remastersys GUI”. Www.marisharingilmu.wordpress.com. 2012.
[RAH01] Raharja , R. Anton. Yunianto , Afri. Widyantoro , Wisesa. “Pengenalan Linux”. OSCA. 2001.
[SAN12] Sanjaya , Rahmat. “Perancangan Rekayasa Sistem Operasi Berbasis Open Source Menggunakan Metode Remastering”. Seruni Fti Unsa 2012 Volume 1. Surakarta . ISSN: 2302-1136. 2012.
[SAN10] Santosa, Budi. Boedi, Dessyanto. Putra, Yan Indra. “Remastering Distro Ubuntu Untuk Menunjang Pembelajaran Informatika”. UPN Veteran. Yogyakarta. (semnasIF 2010) ISSN: 1979-2328. 2010.
[SOF00] Sofyan, Ahmad. “Membangun Linux sebagai Intranet/ Internet Server”. Penerbit YPTE. Jakarta. 2000.
[WID03] Widoyo. “Mengenal Linux dan Software Aplikasinya”. www.ilmukomputer.com. 2003.
A-1
Lampiran A: Manual Guide
CARA INSTALL APLIKASI ONLINEUntuk menginstall aplikasi yang dibutuhkan ada beberapa cara:
Menggunakan Software CenterCara ini paling mudah dan full GUI. Tinggal buka Ubuntu Software Center dari menu apliasi, kemudian pilih aplikasi yang ingin diinstall bisa melihat daftar, menurut kategori atau search nama aplikasi pada kolom pencarian. Setelah ditemukan aplikasi yang dimaksud tinggal pilih kemudian klik install. Pada aplikasi yang sudah terinstall akan terdapat tanda ceklis berwarna hijau dan tulisan install berubah menjadi remove. Untuk uninstall aplikasi tinggal klik tombol remove tersebut.
Menggunakan SynapticSynaptic package manager bisa dikatakan mirip dengan “add/ remove program” pada system operasi Windows. Caranya bisa dibuka dari menu aplikasi atau ketik diterminal:#sudo synaptic
Karena synaptic ini harus menggunakan hak akses penuh maka dibutuhkan root password ketika membukanya. Setelah tebuka maka dapat dilihat daftar aplikasi yang tersedia direpository, aplikasi yang terinstall biasanya bertanda hijau, aplikasi yang ada update versinya berwarna kuning dan aplikasi yang tidak terinstall tida ada tandanya. Untuk memodifikasinya tinggal klik kanan pada aplikasi yang dimaksud kemudian pilih install, update atau remove/ uninstall setelah itu tinggal klik tombol “apply” pada menu bar.
Untuk aplikasi yang belum terdaftar bisa mencari dari repository lain. Kemudian tambahkan dengan cara:1. klik menu settings kemudian repository2. pada jendela “software source” yang terbuka pilih tab “other software”3. klik tombol add untuk memasukan alamat repository4. untuk sumber-sumber tertentu masukan key dengan klik “tab Authentication”, pilih tombol “import”5. setelah selesai, klik “reload” pada menu bar synaptic tunggu sampai daftar diperbaharui
Menggunakan TerminalUntuk menginstall apliasi dari terminal sangat mudah, cukup dengan mengetikan:#sudo apt-get install nama-aplikasiatau#sudo aptitude install nama-aplikasi
Untuk uninstall, ketik#sudo apt-get remove nama-apliasiatau#sudo apt-get purge nama-aplikasi
A-2
Untuk menambahkan repository dari terminal ketik:#sudo add-apt-repository alamat-repo-yang-alan-ditambahkan
untuk uninstall aplikasi secara menyeluruh dengan file dependensinya maka tambahkan tanda “*” (bintang) tanpa tanda petik diakhir nama aplikasi
CARA INSTALL APLIKASI OFFLINEUntuk install aplikasi secara offline terlebih dahulu download file instalasinya, pilih format .deb kemudian install dengan cara double klik file tersebuat, secara otomatis akan terbuka pada Software Center, kemudian install. Selain format .deb ada pula file installasi tanpa format yang khusus disediakan untuk installasi pada sistem operasi Linux.
Dapat pula diinstall dari terminal. Letakan file, misal di folder home. Kemudian buka terminal dan ketik:#sudo dpkg -i nama-file-installasi.deb
Apabila file .deb lebih dari satu dan ingin menginstall sekaligus, tambahkan tanda bintang seperti:#sudo dpkg -i *.deb
APLIKASI BERBASIS CLI
Sebelum menggunakan aplikasi-apliaksi berikut penulis menyarankan sebaiknya buat folder khusus untuk file-file yang akan digunakan, sehingga tidak bercampur dengan file yang lain. Kemudian jalankan aplikasinya dari folder tersebut.
JavaCompiler java sudah terintegrasi didalam sistem. untuk melihat menu buka terminal kemudian ketik:#java -h
Free PascalFree pascal sudah ada didalam sistem. untuk menjalankannya, buka termina; kemudian ketik:#fp-2.4.4
C/ C++Compiler c sudah terintegrasi didalam sistem. untuk menjalankanya, buka terminal kemudian ketik:#gcc (argumen)
AssemblyCompiler assembly sudah terintegrasi didalam sistem. untuk melihat menu buka terminal kemudian ketik:#nasm -h
PrologMembuka dan menggunakan swi-prolog, buka terminal kemudian ketik:#swipl
A-3
Membuka dan menggunakan GNU-Prolog, buka terminal kemudian ketik:#gprolog
MySqlMySql sudah ada didalam sistem. untuk menjalankannya, buka termina; kemudian ketik:#mysqlatau jika ingin masuk sebagai root:#mysql -u root -pPada OS ini passwordnya adalah “unma1” tanpa tanda petik
APLIKASI DOS MENGGUNAKAN EMULATOREmulator yang digunakan adalah DosBox (pada OS ini sudah terinstall), dapat diinstal dengan cara buka terminal, kemudian ketik:#sudo apt-get install dosbox
Buat direktori/ folder (pada OS ini sudah dibuatkan), misal dengan nama DosBox disimpan di home. Pada folder ini simpan aplikasi berbasis DOS yang akan dijalankan seperti TASM, Turbo C++, Turbo Prolog dan lain-lain. Sebagai contoh pada OS ini sudah tersimpan PROLOG.
Buka DosBox dari menu aplikasi atau ketik diterminal:#dosbox
Pada jendela baru DosBox yang terbuka mount direktori yang tadi dibuat sebagai drive C:/ dengan cara ketik:#mount c /home/unmac/DosBox
Kemudian masuk ke direktori c tadi dengan ketik:#C:
Perintahnya sudah sama persis dengan CMD milik Windows termasuk tidak lagi
case-sensitive seperti terminal Linux, dan aplikasi TASM, Turbo C++, Turbo
Prolog dan lain-lain siap dijalankan seperti biasa. Misal untuk prolog, tinggal
masuk ke folder prolog dengan ketik “cd PROLOG” kemudian jalankan dengan
mengetikan “PROLOG.EXE”
MAINTENANCE SYSTEM
Application FinderGunakan untuk mencari aplikasi secara cepat. Buka dengan tekan tombol Ctrl+/
Ubuntu-TweakGunakan ubuntu-tweak untuk mengganti tema, membersihkan file sampah sisa install/ uninstall dan setting lainnya. Buka dari menu aplikasi atau Application Finder, bisa juga dengan ketik di terminal:#ubuntu-tweak-tool
A-4
CCSMGunakan CompizConfig Settings Manager (CCSM) untuk mengatur efek desktop. Buka dari Application Finder atau ketik di terminal:#ccsm
Update ManagerDigunakan untuk memeriksa dan menginstall update dari aplikasi-aplikasi yang sudah terinstall. Dapat dibuka dari systray atau Application Finder
BUMBoot-Up Manager (bum) digunakan untuk mengatur aplikasi yang aktif ketika sistem melakukan boot (pertama kali menyala). Dapat dibuka dari Application Finder atau ketik diterminal:#sudo bum
Startup AplicationsDigunnakan untuk mengatur aplikasi yang aktif secara otomatis ketika sistem pertama kali masuk desktop (login). Dapat dibuka dari systray atau Application Finder
TerminalUpdate daftar aplikasi:#sudo apt-get update
Update aplikasi yang terinstall#sudo apt-get upgrade
Membersihkan file sisa installasi:#sudo apt-get cleanatau#sudo apt-get autoclean
Membersihkan file sisa uninstall:#sudo apt-get removeatau#sudo apt-get autoremove
Mengganti/ memilih plymouth:sudo update-alternatives --config default.plymouth && sudo update-initramfs -u
TROUBLESHOOTINGUsahakan melakukan update sistem setelah instalasi ke hardisk.Quick search box pada synnaptic package manager hilang. Solusi, buka terminal kemudian ketik:#sudo update-apt-xapian-index
Secara deffault aplikasi yang aktif saat booting system dan startup (login) dinon aktifkan untuk meringankan kinerja sistem saat dicoba live CD, pengguna dapat mengaktifkannya dengan Bum dan Startup Applications setting, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.