Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Tugas Akhir Bab II
Akatel Sandhy Putra Purwokerto 9 D308026
BAB II
DASAR TEORI
A. TEKNOLOGI WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR
MICROWAVE ACCESS (WiMAX)
WiMAX forum telah menetapkan standar IEEE (Institute of Electrical
and Electronics Engineering) 802.16 sebagai IEEE 802.16-2004 yang
digunakan peralatan wireless broadband pada frekuensi industry, scientific,
and medical (ISM) maupun pita frekuensi lainnya. Sebagai standar
hubungan radio fixed point-to-point (P2P) maupun untuk point-to-multipoint
(PMP). WiMAX adalah teknologi jaringan wireless metropolitan area yang
saling mendukung (interoperable) pada broadband wireless untuk
penggunaan fixed, portable dan nomadic. Teknologi ini dapat menjangkau
area sejauh 50 kilometer, juga memungkinkan peralatan pengguna
(customer premise equipment atau CPE) untuk mendapatkan hubungan
broadband tanpa harus ada lintasan langsung (non line of sight, Non LOS)
ke Base Station (BS) dan menyediakan total data rate hingga 75 Mbps,
suatu bandwidth yang cukup untuk melayani ratusan pelanggan dalam satu
BS[6]
.
Seperti telah diketahui bahwa WiMAX merupakan teknologi wireless
baru yang memungkinkan pengguna dari jarak jauh dengan maksimal 50 km
dapat menikmati layanan internet. Namun demikian, banyak yang belum
mengetahui definisi WiMAX yang sebenarnya. Nama resmi WiMAX yang
Laporan Tugas Akhir Bab II 10
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
sebenarnya adalah Wireless MAN. Beberapa contoh aplikasi wireless yang
digunakan untuk networking adalah[6]
:
Wireless LAN, memberikan akses jaringan terbuka yang wireless dalam
kantor, dalam lingkungan pelayanan kesehatan, gudang dan ritel,
memungkinkan klien yang mobile mengakses jaringan.
Wireless WAN atau Wi-Fi, menghubungkan dua lokasi dengan
kecepatan 1,6-10 Mbps, mendayagunakan RF spektrum lebar, apabila
jaringan publik tidak tersedia atau terlalu mahal. Sistem Wireless WAN
merupakan sistem point-to-point menghubungkan jaringan melintas
kota-kota menggantikan infrastruktur publik atau memberikan suatu
alternatif terhadap sambungan privat.
Wireless MAN atau WiMAX, memberikan pilihan jaringan point-to-
multipoint. Contoh solusi ini mencakup menghubungkan banyak end-
user di kampus atau suatu fasilitas melintas kota-kota melalui wireless
ethernet. Kecepatan aliran berkisar antara 56 Kbps hingga 10 Mbps.
Wireless MAN mendukung arsitektur jaringan hub dan spoke.
Gambar 2.1 Teknologi IEEE[5]
Laporan Tugas Akhir Bab II 11
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Gambar 2.1 menunjukkan beberapa teknologi IEEE yang masing-
masing memiliki karakteristik tersendiri. WPAN umumnya memiliki
jangkauan jaringan terbatas maksimum 10 meter, tetapi kinerja parameter
lainnya bervariasi tergantung standar yang digunakan, contoh standar ini
adalah Bluetooth dan ultra wide band (UWB). Bluetooth menggunakan
standar IEEE 802.15.1 dan UWB menggunakan standar IEEE 802.15.3.
WLAN digunakan untuk melayani aplikasi dan pengguna yang lebih
banyak dan jarak jangkauan lebih jauh dibandingkan WPAN. Jangkauan
WLAN mencapai mencapai 100 meter. Standar yang bersesuaian dengan
WLAN adalah IEEE 802.11. Terdapat tiga versi pada standar ini, yaitu[6]
:
802.12a menyediakan kecepatan bandwidth sampai dengan 54 Mbps
pada pita frekuensi unlicensed 5 GHz.
802.12b menyediakan kecepatan bandwidth sampai dengan 11 Mbps
pada pita frekuensi lisensi 2,4 GHz.
802.11g menyediakan kecepatan bandwidth sampai dengan 54 Mbps
pada pita frekuensi lisensi 2,4 GHz.
Akses untuk komunikasi data pada WLAN menggunakan standar IEEE
802.11, dan biasa disebut wireless fidelity (Wi-Fi). Saat ini Wi-Fi telah
banyak diimplementasikan untuk komunikasi data dengan menggunakan PC
atau Laptop. Wi-Fi sangat membantu dalam implementasi infrastruktur
jaringan komunikasi data. Wi-Fi memiliki daerah jangkauan yang terbatas,
kualitas layanan (Quality of Services atau QoS) yang masih sederhana,
Laporan Tugas Akhir Bab II 12
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
spektrum frekuensi yang digunakan bisa pada spektrum frekuensi lisensi
dan tidak lisensi dan kapasitasnya terbatas. Karena keterbatasan jangkauan
Wi-Fi serta tuntutan mobilitas pengguna, maka dikembangkan teknologi
WiMAX dengan menggunakan standar IEEE 802.16a. Bila dibandingkan
dengan Wi-Fi, WiMAX memiliki keunggulan dalam kapasitas, kecepatan
dan QoS yang lebih baik. Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan Wi-Fi dan
WiMAX.
Tabel 2.1 Perbandingan Wi-Fi dengan WiMAX[6]
No Komponen 802.11 (Wi-Fi) 802.16 (WiMAX)
1 Spektrum Unlicensed pada ISM Lisensi dan unlicenced
2 Scalability Pengkanalan 20 MHz, MAC
untuk 10 user
Pengkanalan 1,5-20 MHz
MAC mendukung hingga
1000 user
3 Performansi Maximal 54 Mbps (pada 20
MHz)
Maximal 63 Mbps (pada
14 MHz)
4 QoS Sederhana Canggih
5 Jangkauan 100 meter (indoor), kondisi
LOS
> 50 km (outdoor),
kondisi LOS dan NLOS
6 MAC CSMA/CD Grand based
Tabel 2.2 Perbandingan Teknologi WiMAX dengan 3G[10]
No Komponen 802.16e (WiMAX) 3G
1 Provider Penyelenggara jaringan data
nirkabel tetap, mendukung
mobilitas yang terbatas.
Penyelenggara seluler,
mendukung evolusi
komunikasi data
2 Teknologi 802.16a MAC dan PHY WCDMA,CDMA 2000
3 Kecepatan
User
< 120 km/jam (untuk
pedestrian)
< 250 km/jam (untuk
commuter dan pedestrian)
4 Spektrum Lisensi (2,5 GHz),
unlicensed (6 GHz).
Lisensi, < 2,6 GHz
5 Bandwidth Simetri, > 1 Mbps per user Tidak simetri, < 2 Mbps per sel
6 Latensi Rendah Tinggi
7 Orientasi Paket Sirkuit
8 Pembatas
Rancangan
Optimal untuk backward
compatibility.
Berbasis GSM atau CDMA
Laporan Tugas Akhir Bab II 13
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Dapat dilihat pada tabel 2.2 bahwa 3G didesain untuk komunikasi suara
yang mendukung komunikasi data, berorientasi pada sirkuit, spektrum
frekuensi pada spektrum berlisensi, dan mendukung mobilitas pengguna
yang tinggi. Tetapi 3G memiliki keterbatasan bandwidth damana tidak
simetri untuk uplink dan downlink dengan kecepatan rendah dan kurang dari
2 Mbps, berorientasi pada circuit switch, sehingga investasinya relatif lebih
mahal di banding WiMAX yang berorientasi paket switch. WiMAX
diperuntukkan bagi penyelenggara komunikasi data yang berorientasi pada
teknologi paket switch.
B. Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)
WiMAX merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar yang dibangun
berdasarkan standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineering) 802.16 yang dirancang untuk memenuhi kondisi non-LoS
(Line of Sight) dan menggunakan teknik modulasi adaptif, seperti
QPSK,QAM 16, dan QAM 64. WiMAX dapat digunakan sebagai alternatif
kabel modem dan layanan DSL serta sebagai backhaul untuk beberapa
hotspot Wi-Fi. WiMAX merupakan tekhnologi OFDM. OFDM merupakan
sebuah teknik multiplexing sinyal, yang membagi sebuah sinyal menjadi
beberapa kanal dengan pita frekuensi yang sempit dan saling berdekatan,
dengan setiap kanal menggunakan frekuensi yang berbeda. Jangkauan
operasi WiMAX cukup luas, sehingga WiMAX dapat menjadi infrastruktur
yang tepat untuk meningkatkan kebutuhan internet.
Laporan Tugas Akhir Bab II 14
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Pada teknik transmisi OFDM setiap sub-carrier tidak ditempatkan
berdasarkan bandwidth yang ada, tetapi sub-carrier tersebut disusun untuk
saling overlapping. Jarak atau space antara sub-carrier diatur sedemikian
rupa, sehingga antara sub-carrier mempunyai sifat yang orthogonal.
Keorthogonalitasan diantara sub-carrier inilah yang menyebabkan
munculnya istilah Orthogonal Frequency Division Multiplexing. Dengan
menggunakan teknik overlapping ini dapat menghemat bandwidth kanal
sampai dengan 50 %. Untuk pembentukan dan penguraian symbol OFDM
dapat digunakan Inverse Fast Fourier Transform (IFFT) dan Fast Fourier
Transform (FFT)[1]
.
Prinsip utama dari OFDM adalah pembagian kecepatan tinggi aliran
data ke dalam sejumlah aliran data kecepatan rendah kemudian dikirimkan
secara simultan melalui suatu subcarrier. Sistem OFDM sederhana
ditunjukkan seperti pada gambar 2.2 di bawah ini:
Gambar 2.2 Blok Diagram OFDM[1]
Prinsip kerja dari OFDM dapat dijelaskan sebagai berikut, deretan data
informasi yang akan dikirim dikonversikan kedalam bentuk parallel,
Laporan Tugas Akhir Bab II 15
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
sehingga jika bit rate semula adalah R, maka bit rate pada tiap-tiap jalur
parallel adalah R/N dengan penjelasan bahwa N adalah jumlah jalur parallel
(sama dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu modulasi dilakukan pada
tiap-tiap sub-carrier. Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK,QAM atau
yang lain, tapi ketiga teknik tersebut sering digunakan pada OFDM.
Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut diaplikasikan ke dalam
IFFT untuk pembuatan simbol OFDM. Penggunaan IFFT ini
memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus
(orthogonal).
Setelah itu symbol OFDM ditambahkan cyclic prefix kemudian simbol-
simbol OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk serial, dan kemudian
sinyal dikirim. Sinyal keluaran dari transmitter berupa sinyal yang saling
overlapping, hal seperti ini dapat menghemat bandwidth kanal sampai 50 %.
Kondisi overlapping ini tidak akan menimbulkan interferensi dikarenakan
telah memenuhi kondisi orthogonal. Pada receiver, dilakukan operasi yang
berkebalikan dengan apa yang dilakukan di stasiun pengirim. Mulai dari
konversi dari serial ke paralel, pelepasan cyclic prefix kemudian konversi
sinyal paralel dengan FFT setelah itu demodulasi, dan akhirnya konversi
paralel ke serial dan akhirnya kembali menjadi bentuk data informasi[1]
.
OFDM pada standar 802.16-2004, dibagi menjadi 256 carrier,
sedangkan untuk standar 802.11 adalah 64 carrier. Pada OFDM, sinyal-
sinyal dipisahkan kedalam beberapa kanal, lalu dimodulasi dan di-multiplex
untuk membentuk OFDM carrier. Subkanal dapat di-multiplex
Laporan Tugas Akhir Bab II 16
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
menggunakan FDM (Frequency Division Multiplex) disebut transmisi
multicarrier atau menggunakan CDM (Code Division Multiplex) disebut
transmisi multicode. Beberapa subcarrier pada OFDM harus orthogonal.
Gambar 2.3 Perbandingan FDM dengan OFDM[1]
OFDM merupakan teknik transmisi yang diterapkan pada sistem
komunikasi digital. Data yang ditransmisikan berupa data serial biner
berkecepatan tinggi yang telah dipetakan dalam bentuk symbol. Symbol
tersebut yang mulanya serial kemudian dipecah atau dipisahkan menjadi
bentuk parallel sehingga dihasilkan kecepatan data yang lebih rendah
dibanding dengan data sebelumnya. Kemudian symbol tersebut dimodulasi
oleh sejumlah sinyal carrier dalam beberapa subkanal. Dengan kata lain
prinsip dasar dari OFDM menggunakan teknik transmisi multicarrier.
Ortogonalitas memberikan transmisi secara simultan pada subcarrier yang
banyak dalam ruang frekuensi yang sempit tanpa saling berinteferensi.
Dengan demikian, hal tersebut memungkinkan dapat menumpangkan lalu
lintas data dengan kepadatan yang tinggi dalam berbagai kanal tersebut[1]
.
Laporan Tugas Akhir Bab II 17
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
C. Konfigurasi Jaringan WiMAX
Secara umum, sistem WiMAX tidak berbeda jauh dengan WLAN,
sistem WiMAX terdiri dari[11]
:
a. Base Station, merupakan perangkat transceiver yang dipasang secara
collocated dengan jaringan IP dan tersambung dengan CPE dengan
media RF. Komponen didalam BS terdiri dari Network Processing Unit
Card, Accesss Unit Card, Power Interface Unit (PIU), Air Ventilation
Unit (AVU), dan Power Supply Unit (PSU).
b. Antena, merupakan media transmisi yang berbentuk panel antenna
dengan arah 60o, 90
o, dan 120
o.
c. Remote Station, merupakan perangkat yang ada disisi user yang dibagi
2 jenis yaitu Outdoor Unit dan Indoor Unit.
d. Security WiMAX
Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan WiMAX[11]
Untuk Subscriber Station (SS) terletak di lingkungan pelanggan,
sedangkan Base Station (BS), NMS dan transport site biasanya satu lokasi
dengan jaringan operator. Bagian transport site dapat berupa koneksi
Laporan Tugas Akhir Bab II 18
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
dengan jaringan IP berbasis ATM atau Ethernet. Interface dari SS ke BS
menggunakan OFDM atau Air Interface, dari BS- Gateway dan Gateway –
internet menggunakan 10/100 Base T atau E1 dan dari Gateway – PSTN
menggunakan E1. Base Station (BS) merupakan perangkat transceiver
(transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (collocated)
dengan jaringan internet protocol. Dari BS ini akan disambungkan ke
beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang
mengikuti standar WiMAX. Antenna yang dipakai di BS dapat berupa
sektor 60, 90, atau 120 tergantung dari area yang akan dilayani. Remote
Stations atau CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU),
perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan
antena. Tipe dari beberapa interface dapat ditunjukkan pada tabel 2.3
berikut[11]
:
Tabel 2.3 Interface WiMAX[11]
Interface Type
1/F-1 Air Interface/OFDM
1/F-2 10/100 Base T, E1
1/F-3 10/100 Base T, E1
1/F-4 E1
D. STANDARISASI WIMAX
Perbedaan karakteristik dan pemanfaatan yang berbeda dari kedua
standar WiMAX, IEEE 802.16-2004 dan IEEE 802.16 bukan merupakan
penghalang untuk menggabungkan kedua standar ini satu dengan yang
lainnya, bahkan dengan adanya penggabungan tersebut diharapkan akan
memberikan nilai ekonomis yang lebih karena kedua teknologi ini akan
Laporan Tugas Akhir Bab II 19
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
saling melengkapi satu sama lainnya untuk membangun suatu jaringan
WAN yang tercakup secara menyeluruh, sehinnga pemanfaatannya hampir
dipastikan menyerupai penggunaan telepon seluler yang tersedia kapanpun
dan di manapun.
WiMAX memang dirancang untuk mampu melayani berbagai servis
yang tersedia. Ini sangat diperlukan karena semua orang akan membutuhkan
hubungan koneksi ke jaringan internet kapanpun dan di manapun pengguna
berada. Beberapa perusahaan saat ini membutuhkan jaringan agar dapat
berkomunikasi dengan para kliennya dan itu membutuhkan waktu yang
lama dan biaya yang cukup mahal jika dilakukan secara manual. Tetapi jika
di setiap tempat telah terdapat jaringan wireless, dan setiap orang bisa
terhubung ke jaringan, maka resiko dan biaya yang akan dihadapi jika
dilakukan secara manual dapat dihindari dengan adanya jaringan wireless
tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan media wireless ini. Dengan
adanya standarisasi Wireless MAN yang ditetapkan oleh IEEE ini, maka
kebutuhan untuk dapat terkoneksi ke jaringan tersebut dapat terpenuhi.
Berikut ini adalah jenis standarisasi yang ditetapkan oleh WiMAX
forum terhadap perkembangan teknologi WiMAX[13]
.
1. WiMAX 802.16
Standar ini mengatur pemanfaatan di band frekuensi 10-66 GHz.
Aplikasi yang mampu didukung baru sebatas dalam kondisi LOS.
Laporan Tugas Akhir Bab II 20
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
2. WiMAX 802.16a
Frekuensi 2-11 GHz dapat digunakan untuk lingkungan Non-Line of
Sight. Standar ini difinalisasi pada januari 2003. Terdapat tiga
spesifikasi pada physical layer di dalam 802.16a yaitu:
Wireless MAN-SC menggunakan format modulasi single carrier.
Wireless MAN-OFDM menggunakan Orthogonal Frequency
Division Multiplexing (OFDM) dengan 256 point Fast Fourier
Transform (FFT).
Wireless MAN-OFDMA menggunakan Orthogonal Frequency
Division Multiple Access (OFDMA) dengan 2048 point FFT.
3. WiMAX 802.16d
WiMAX tipe ini merupakan standar yang berbasis 802.16 dan
802.16a dengan berbagai perbaikan. WiMAX 802.16d diperuntukkan
bagi layanan yang bersifat fixed maupun nomadic. Terdapat dua opsi
dalam transmisi pada 802.16d, yaitu TDD (Time Division Duplex)
maupun FDD (Full Division Duplex). Sistem ini menggunakan
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan jumlah
carrier 256 dan mendukung untuk kondisi lingkungan Line of Sight
(LOS) dan Non Line of Sight (NLOS).
4. WiMAX 802.16e
Standar Wimax 802.16e mendukung untuk aplikasi portable dan
mobile sehingga dikondisikan mampu hand-off dan roaming. Sistem ini
menggunakan teknik Scalable Orthogonal Frequency Division
Laporan Tugas Akhir Bab II 21
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Multiplexing Access (SOFDMA), teknik modulasi multicarrier yang
menggunakan subchannelisasi. Standar 802.16e juga bisa dimanfaatkan
untuk melayani pelanggan yang bersifat fixed (tetap).
Berdasarkan panduan penataan frekuensi radio yang dikeluarkan
oleh Ditjen Pos dan Telekomunikasi Depkominfo selaku regulator,
WiMAX Indonesia akan dialokasikan pada frekuensi 2,3 GHz yaitu di
antara frekuensi 2300-2390 MHz. Adapun arah kebijakan yang diambil
dalam frekuensi pita ini dapat dijelaskan pada gambar 2.5 berikut:
Gambar 2.5 Pembagian Blok Pita Frekuensi 2,3 GHz[14]
Keterangan :
1. Pita frekuensi 2.3 GHz dengan range frekuensi 2300-2390 MHz
2. Ditetapkan untuk alokasi frekuensi penyelenggara layanan BWA.
3. Pembagian tiap blok adalah 15 MHz.
4. Mode duplex TDD (unpaired band).
5. Distribusi perizinan melalui metoda seleksi lelang.
6. 10 MHz pada pita frekuensi 2390-2400 MHz digunakan sebagai buffer
(penyangga) terhadap out of band emision dari WLAN/Wi-Fi 2.4 GHz.
Untuk dapat membedakan standarisasi WiMAX 802.16, 802.16a,
802.16d dan 802.16e dapat dijelaskan di tabel 2.4 berikut:
1
2300-2315
2
2315-2330
3
2330-2345
4
2345-2360
5
2360-2375
6
2375-2390
Guardband
10 MHz
Laporan Tugas Akhir Bab II 22
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Tabel 2. 4 Perbandingan Standar 802.16[10]
Keterangan 802.16 802.16a/802.16d 802.16e
Completed Desember
2001
802.16a: Januari 2003
802.16d: Oktober 2004
Februari 2005
Spektrum 10-66 GHz 2-11 GHz < 66 GHz
Channel
Conditions
Line of Sight
Only
Non- Line of Sight Non- Line of Sight
Bit Rate 32-134 Mbps
in 28 MHz
Up to 75 Mbps in 20
MHz
Up to 15 Mbps in 5
MHz
Modulation QPSK
16QAM,
64QAM
802.16a: QPSK,
16QAM,64QAM
802.16d: OFDM
256Subcarriers,
QPSK,16QAM,
64QAM
OFDM 256
Subcarriers,QPSK,
16QAM, 64QAM
Mobilitas Fixed Fixed,Portable Nomadic/
Portability/
Mobile
Channel
Bandwidth
20,25,28 MHz Scalable 1,5 to 20 MHz Same as 802.16a
with uplink
Subchannels
Typical Cell
Radius
2-5 km 7-10 km
Max range 50 km
2-5 km
E. PERANGKAT WiMAX
Perangkat atau elemen WiMAX secara umum terdiri dari Base Station
(BS) di sisi pusat dan CPE di sisi pelanggan. Namun demikian, masih ada
perangkat tambahan seperti : antena, kabel dan aksesoris lainnya. Adapun
penjelasan dari masing-masing perangkat WiMAX adalah sebagai
berikut[13]
:
1. Base station (BS)
Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang
dipasang satu lokasi (collocated) dengan jaringan Internet Protoco (IP).
Laporan Tugas Akhir Bab II 23
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media
interface gelombang radio (RF) yang mengikutu standar WiMAX.
Komponen BS terdiri dari:
a. NPU (Networking Pocessing Unit Card).
b. AU (Access Unit card) up to 6+1.
c. PIU (Power Interface unit) 1+1.
d. AVU (Air Ventilation unit).
e. PSU (Power Supply unit) 3+1.
2. Customer Premisses Equipment (CPE) atau Subscriber Station (SS)
Secara umum, Customer Premisses Equipment (CPE) atau
Subscriber Station (SS) terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor
Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang
terintegrasi. Perangkat SS ini bekerja pada range frekuensi 3300-3800
Mhz. Dengan sumber catuan diperoleh dari power of ethernet yang
berupa kabel UTP dengan sumber dayanya. Konsumsi daya yang
dibutuhkan untuk sebuah SS maksimum sebesar 12,5 Watt. Fitur lain
yang ada pada SS ini adalah adaptive duplexing antara TDD dan HFFD.
Adapun jenis bandwidth yang dapat disetting mulai dari range 1,75
MHz, 3,5 MHz, 5 MHz hingga 7 MHz.
3. Antena WiMAX
Antena WiMAX, seperti halnya antena yang digunakan pada radio
mobil, telepon seluler, radio FM, atau TV, didesain untuk
mengoptimalkan kinerja terhadap penerima sinyal. Ada tiga tipe utama
Laporan Tugas Akhir Bab II 24
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
antena yang biasa digunakan untuk pengembangan WIMAX, yang
dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut ini:
Gambar 2.6 Tipe Antenna yang didesain untuk kebutuhan aplikasi yang
berbeda[11]
a. Antena Omni Directional
Halangan utama pada pengguna antena omni directional adalah
penggunaan dan penghamburan energi yang besar dalam proses
melakukan broadcasting 360 derajat. Hal ini menjadi batasan
terhadap jarak dan kekuatan akhir sinyal. Omni directional sangat
ideal digunakan pada situasi ketika subscriber atau pelanggan yang
banyak berada sangat dekat dengan Base Station. Sebagai contoh,
dari aplikasi omni directional ada hotspot Wi-Fi dengan cakupan
area 100 meter dan pelanggan yang terkoneksi dikonsentrasikan
pada area yang tidak terlalu besar[6]
.
Laporan Tugas Akhir Bab II 25
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Gambar 2.7 Antena Omni Directional digunakan untuk Konfigurasi
Point-to-Multipoint[6]
b. Antena Sektoral
Perangkat antena sektoral, dengan memfokuskan penyebaran
sinyal pada sebuah area difokuskan, memberikan cakupan area yang
lebih luas dan energi atau power yang digunakan lebih sedikit.
Banyak operator lebih memilih untuk menggunakan antena sektoral
untuk mencakup 360 derajat servis area daripada menggunakan
antena omni directional, hal ini berkaitan dengan kinerja yang lebih
baik untuk antena sektoral[6]
.
Gambar 2.8 Antena Sector atau Sectoral Terfokus pada Area
Tertentu[6]
c. Antena Panel
Antena Panel biasanya berbentuk panel datar dengan ukuran
kurang lebih 30 cm2. Antena Panel dapat dikonfigurasikan dengan
Laporan Tugas Akhir Bab II 26
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
baik untuk penggunaan casing atau box yang berbentuk persegi
empat. Konfigurasi daya dilakukan dengan memberikan aliran
listrik melalui kabel ethernet yang dikoneksikan ke radio atau
antenna. Sumber daya listrik semacam ini dikenal dengan Power
over Ethernet (PoE)[6]
.
Gambar 2.9 Antena Panel Sering Digunakan untuk Kebutuhan
Aplikasi Point-to-Point[6]
F. CARA KERJA WiMAX
Tidak seperti 802.11 (Wi-Fi), WiMAX dirancang khusus untuk
lingkungan outdoor. Hal ini memanifestasikan WiMAX dalam berbagai
cara. Salah satunya, WiMAX mempunyai berbagai persyaratan pada
phsycal layer untuk optimizing symbol rate. Hal ini membuat WiMAX
lambat munculnya. WiMAX tidak memperdebatkan masalah MAC
protocol, seperti CSMA. Yang terpenting, WiMAX dapat mengirimkan
QOS yang handal dan penempatan bandwidth per client, yang menjadi
sangat penting bagi komunikasi jarak jauh. Penjelasan diatas memberikan
fakta bahwa Wi-Fi adalah langkah yang tepat untuk digunakan pada end-
user, sehingga WiMAX dan Wi-Fi akan saling mengisi satu sama lain.
Laporan Tugas Akhir Bab II 27
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
WiMAX mengisi kebutuhan jaringan akses outdoor tanpa kabel, sedangkan
Wi-Fi lebih cenderung kepada jaringan indoor tanpa kabel.
Gambar 2.10 Skema Kerja WiMAX[5]
Secara umum, WiMAX dibagi menjadi dua bagian yaitu WiMAX base
station dan WiMAX receiver atau disebut juga Custemer Premise
Equipment (CPE). Base station WiMAX terdiri dari electronic indoor dan
tower WiMAX. Umumnya satu base station menjangkau radius 6 mil
(secara teori dapat menjangkau hingga radius 50 km atau 30 mil), tapi hanya
mampu menjangkau sekitar 10 km atau 6 mil. Dalam area tersebut
dimanapun dapat mengakses internet secara wireless. Base station WiMAX
menggunakan MAC layer, sebuah interface umum yang membuat jaringan
interoperable dan dapat mengalokasikan bandwidth uplink dan downlink ke
pelanggan berdasarkan kebutuhan pada satuan waktu tertentu. Setiap Base
station menjangkau daerah yang dinamakan cell. Maksimal radius dari cell
secara teori adalah 50 km (tergantung lebar frekuensi yang dipilih) namun
pengembangan yang umum adalah radius 2 sampai 10 km. Seperti jaringan
mobile seluler, antenna pada base station dapat omnidirectional (cell yang
circular) atau directional atau sektoral[5]
.
Laporan Tugas Akhir Bab II 28
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
G. PRINSIP KERJA WiMAX
Teknologi WiMAX dapat mencakup area sekitar 50 kilometer dengan
ratusan pengguna akan berbagi sinyal dan kanal untuk mentransmisikan data
dengan kecepatan sampai 155 Mbps. Aspek keamanan merupakan aspek
yang penting. Sistem pengamanan data dilakukan pada layer phsysical
(PHY) dan data link layer (MAC) dalam suatu arsitektur jaringan, tepatnya
di sisi BS (base station) untuk didistribusikan ke wilayah sekeliling dan SS
untuk komunikasi P2P. BS dihubungkan secara langsung dengan jaringan
umum (Public Network). Aliran Trafik pada WiMAX terdiri atas tiga bagian
yaitu[14]
:
1. Pelanggan mengirimkan data dengan kecepatan 2-155 Mbps dari SS ke
BS.
2. BS akan menerima sinyal dari berbagai pelanggan dan mengirimkan
pesan melalui wireless atau kabel ke switching center melalui protokol
IEEE 802.16.
3. Switching center akan mengirimkan pesan ke Internet Service Provider
(ISP) atau Public Switched Telephone Network (PSTN).
Gambar 2.11 Aliran Trafik pada WiMAX[41]
Laporan Tugas Akhir Bab II 29
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
WiMAX dapat mendukung teknik duplex, baik Frequency Division
Duplexing (FDD) maupun Time Division Duplexing (TDD) selama masih
berada dalam rentang kanal bandwidth. FDD menggunakan dua buah
frekuensi, satu frekuensi untuk downlink dan satu lagi frekuensi untuk
uplink. TDD menggunakan frekuensi yang sama untuk uplink dan downlink.
H. APLIKASI BACKHAUL
Untuk aplikasi backhaul, WiMAX dapat dimanfaatkan untuk backhaul
WiMAX itu sendiri, backhaul Hotspot dan backhaul teknologi lain. Dalam
aplikasi ini agar dapat dipakai secara maksimal maka biasanya dilakukan
konfigurasi P2P[15]
.
Backhaul WiMAX
Dalam konteks WiMAX sebagai backhaul dari WiMAX aplikasinya
mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater dalam sistem selular.
Tujuannya untuk memperluas jangkauan dari WiMAX.
Gambar 2.12 WiMAX sebagai backhaul WiMAX[15]
Gambar 2.12 memberikan ilustrasi apabila BTS1 WiMAX dipakai
untuk koneksi langsung ke jaringan IP atau biasanya dapat berupa
jaringan internet, dan BTS1 juga dapat disambung ke jaringan yang
Laporan Tugas Akhir Bab II 30
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
berdifat TDM seperti sentral telepon biasa (circuit switching). BTS2
digunakan sebagai titik (point) yang menghubungkan pelanggan
WiMAX ke BTS1 WiMAX.
Dengan konfigurasi ini perlu rencanakan pengaturan frekuensinya
agar tidak terjadi interferensi antara BTS1 dan BTS2.
Backhaul Hotspot
Saat ini sebagian besar jaringan hotspot banyak menggunakan
saluran ADSL sebagai Backhaul. Dengan keterbatasan jaringan kabel,
maka WiMAX juga bisa dimanfaatkan sebagai Backhaul hotspot.
Konfigurasi WiMAX sebagai Backhaul Hotspot dapat dilihat seperti
pada gambar 2.13 berikut:
Gambar 2.13 WiMAX sebagai Backhaul Hotspot[15]
Sesuai konfigurasi tersebut maka di lokasi hotspot di samping
terdapat AP (Accsess Point) Wireless LAN juga terdapat CPE WiMAX.
Seperti ilustrasi di atas maka CPE WiMAX langsung dihubungkan ke
AP baru terminal atau pelanggan hotspot hotspot tersambung melalui
AP ke jaringan internet.
Laporan Tugas Akhir Bab II 31
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Backhaul Teknologi Lain
WiMAX dapat digunakan sebagai backhaul teknologi lain, seperti
backhaul seluler. Pada gambar 2.14 mengilustrasikan WiMAX untuk
menghubungkan MSC atau BSC ke BTS seluler.
Gambar 2.14 WiMAX sebagai Backhaul Seluler[15]
Dengan kemampuan data rate di atas 2 Mbps maka sangat layak bila
WiMAX digunakan sebagai backhaul dari sistem seluler.
Akses Broadband
WiMAX dapat digunakan sebagai “last mile” untuk melayani
kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari pelanggan perumahan
maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi WiMAX ini. Gambar 2.15
menunjukkan aplikasi WiMAX untuk akses broadband.
Gambar 2.15 Aplikasi WiMAX untuk Akses Broadband [15]
Laporan Tugas Akhir Bab II 32
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
I. BAND WiMAX
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) adalah
teknologi nirkabel yang memiliki berbagai aplikasi dalam cakupan MAN
(Metropolitan Area Network). WiMAX merupakan suatu label dunia yang
dapat beroperasi melalui produk-produk berbasiskan standar IEEE 802.16.
Pada WiMAX forum menetapkan WiMAX menjadi dua band yaitu fixed
WiMAX dan mobile WiMAX. Sehingga WiMAX dapat melayani para
pengguna dengan antenna tetap (fixed wireless) maupun pengguna yang
berpindah-pindah tempat[15]
.
Ukuran kanal spektrum WiMAX yang bervariasi membuat sebuah BTS
dapat lebih fleksibel dalam melayani banyak pengguna. Jangkauan spektrum
teknologi WiMAX termasuk lebar dan dengan dukungan dari pengaturan
kanal yang fleksibel, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan
BTS selama berada dalam jangkauan operasi dari BTS. WiMAX juga
memberikan fasilitas Quality of Service (QOS).
Media Access Control mempunyai sistem kerja yang bekerja pada data
link layer yang berorientasi pada sistem koneksi yang memungkinkan
adanya penggunaan komunikasi video dan suara. Produk-produk yang
dibuat oleh pemilik Internet Service Provider (ISP) dapat dijual dengan
memanfaatkan fasilitas ini, seperti membedakan kualitas servis antara
pengguna rumahan dengan pengguna tingkat perusahaan, membuat
bandwidth yang bervariasi, fasilitas tambahan dan masih banyak lagi[10]
.
Laporan Tugas Akhir Bab II 33
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
1. Fixed WIMAX
Standar IEEE 802.16-2004 (yang meninjau kembali dan
menggantikan versi IEEE 802.16a dan 802.16 REVd) di desain
untuk digunakan pada model akses tetap. Wireless tetap (fixed
wireless) merujuk pada standar ini dikarenakan penggunaan
pemasangan antenna pada site pelanggan. Antenna ini dipasang
diatap atau tiang, mirip dengan bagian dari televisi satelit. IEEE
802.16-2004 juga mengatur instalasi dalam ruangan. Instalasi dalam
ruangan berbeda dengan instalasi luar ruangan. Instalasi dalam
ruangan tidak sekuat instalasi luar ruangan[15]
.
Gambar 2.17 Solusi Fixed WiMAX[15]
Yang membuat WIMAX begitu luar biasa adalah jangkauan luas dari
teknologi tersebut tetapi tidak membatasi akses internet broadband,
pengganti TI/E1 untuk bisnis Voice over Internet Prorocol (VoIP)
sebagai pengganti perusahaan telepon, Internet Protocol Television
(IPTV) sebagai pengganti TV kabel, backhaul untuk Wi-Fi hotspot dan
tower telephone seluler, pelayanan mobile telephone, mobile data TV,
Laporan Tugas Akhir Bab II 34
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
mobile emergency response services, wireless backhaul sebagai
pengganti fiber optic. WiMAX menyediakan pelayanan akses fixed,
portable atau mobile non-line of sight dari sebuah base station ke
station pelanggan, atau yang lebih dikenal sebagai Customer Premise
Equipment (CPE). Beberapa tujuan WiMAX termasuk radius untuk
jangkauan layanan adalah sekitar 6 mile atau sekitar 10 km dari Base
Station WiMAX untuk point to multipoint dan non Line of Sight (non
LOS). Layanan ini diharapkan dapat memberikan sekitar 40 Mbps
untuk akses aplikasi fixed dan mobile. Untuk WiMAX cell site tersebut
diharapkan dapat menawarkan bandwidth yang cukup untuk
mendukung ratusan bisnis dengan kecepatan T1 dan ribuan pelanggan
rumahan dengan kecepatan yang sama dengan layanan DSL dari satu
base station. Untuk point-to-point dan line of sight, WiMAX
memberikan jangkauan hingga 30 mile/48 km dengan kecepatan hingga
70 Mbps[15]
.
2. Mobile WiMAX
Mobile WiMAX membawa aplikasi fixed wireless untuk
melangkah lebih jauh dan memberikan kemampuan kepada aplikasi-
aplikasi berbasis telepon ke skala yang lebih besar. Sebagai contoh,
mobile WiMAX memberikan kemampuan streaming video untuk
melakukan broadcast terhadap perangakat kamera polisi yang berada
di dalam mobil ataupun berbagai macam alat yang bergerak di atas
Laporan Tugas Akhir Bab II 35
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
100 kilometer/jam. Potensi yang dimiliki ini dapat menggantikan
kemampuan telepon seluler dan mobile yang didapat dari operator
telepon, seperti EvDo, EvDv, dan HSDPA. Mobile WiMAX
memiliki nilai penting untuk penggabungan service, seperti mobile
TV dan game online[15]
.
Gambar 2.19 Solusi Mobile WiMAX[15]
Mobile WiMAX merupakan solusi broadband wireless yang
memungkinkan konvergensi jaringan mobile dan fixed broadband
melalui satu teknologi akses radio broadband luas dan arsitektur
jaringan yang fleksibel. Air-interface pada mobile WiMAX menerapkan
Orthogonal Frequency Multiple Access (OFDMA) untuk memperoleh
performa multi-path yang lebih baik pada lingkungan yang Non-Line-
of-Sight (NLOS). Untuk mendukung bandwidth kanal yang
berkembang (scalable) dari 1,25 MHz ke 20 MHz, IEEE 802.16e
mengenalkan Scalable-OFDM (SOFDMA). Mobile Technical Group
(MTG) pada WiMAX forum sedang mengembangkan profil sistem
mobile WiMAX yang memungkinkan sistem mobile dikonfigurasikan
Laporan Tugas Akhir Bab II 36
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
berdasarkan set fitur yang sedemikian rupa dalam memastikan fungsi
dasar untuk terminal dan base station yang fully interoperable. Profil
Mobile WiMAX Release-1 akan menjangkau bandwidth kanal
sebesar 5MHz, 7MHz, 8,75MHZ, dan 10MHz untuk alokasi spektrum
yang terdaftar pada frekuensi 2,3GHz; 2,5GHz; 3,3GHz; dan
3,5GHz[15]
.
Gambar 2.20 Profil Sistem WiMAX[16]
Ada tiga komponen utama dalam arsitektur mobile WiMAX menurut
WiMAX forum, yaitu user terminal, ASN, CSN.
a. User terminal, digunakan oleh end-user untuk mengakses jaringan.
b. Access Service Network (ASN), terdiri dari satu atau lebih BS dan
satu atau lebih ASN gateway yang membentuk jaringan akses radio.
c. Connectivity Service Network (CSN), menyediakan konektivitas IP
dan semua fungsi core Network Internet Protocol.
Pada Gambar 2.21 dapat dijelaskan lebih rinci tentang arsitektur
mobile WiMAX.
Laporan Tugas Akhir Bab II 37
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Gambar 2.21 Arsitektur Mobile WiMAX[15]
Network Working Group (NWG) WiMAX forum merupakan
organisasi yang mempunyai kewenangan untuk merancang arsitektur
jaringan dan protocol mobile WiMAX dengan air interface yang telah
distandarkan oleh IEEE 802.16e. WiMAX NGW mendefinisikann
beberapa entity dalam jaringan mobile WiMAX[15]
:
a. Base Station (BS)
Base Station memiliki fungsi utama, yaitu membangun hubungan
dengan mobile station. BS juga memiliki fungsi lain yaitu mengatur
micro mobility management, seperti proses handover, radio resource
management.
b. Acceess Service Network-Gateway (ASN-GW)
ASN-GW berfungsi untuk mengatur location management dan
paging intra-ASN, mengatur AAA pelanggan, serta menjalankan
funsi mobile IP.
Laporan Tugas Akhir Bab II 38
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
c. Connectivity Service Network (CSN)
Berfungsi menyediakan konektivitas ke internet, ASP, dan fungsi
jaringan umum lainnya.
Sistem Mobile WiMAX menawarkan scalability pada teknologi akses
radio dan arsitektur jaringan, sehingga dapat menyediakan fleksibelitas
yang baik pada pilihan penerapan jaringan dan penawaran layanan.
Beberapa hal yang di dukung oleh mobile WiMAX antara lain[15]
:
1. Kecepatan Data Tinggi
Adanya teknik antena Multiple Input Multiple Output (MIMO)
bersama dengan skema sub-channelization, pengkodean dan
modulasi yang advance memungkinkan teknologi mobile WiMAX
untuk mendukung kecepatan data downlink puncak sampai mencapai
63 Mbps per sektor dan kecepatan data uplink puncak sampai
mencapai 28 Mbps per sektor di kanal 10 MHz.
2. Scalability
Walaupun ekonomi global meningkat, spektrum frekuensi untuk
wireless broadband di seluruh dunia tetap berbeda-beda pada setiap
lokasi. Oleh karena itu, teknologi WiMAX di rancang untuk dapat
bekerja pada kanal yang berbeda dari 1,25 MHz sampai 20 MHz
untuk memenuhi kebutuhan yang bervariasi sebagai usaha untuk
mencapai harmonisasi spektrum di masa yang akan datang.
Laporan Tugas Akhir Bab II 39
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
3. Mobilitas
Mobile WiMAX mendukung skema handover yang optimal
dengan waktu kurang dari 50 ms untuk memastikan aplikasi real-
time seperti VoIP tanpa penurunan perfoma layanan.
J. PERHITUNGAN LINK BUDGET
Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang
dilakukan untuk memastikan bahwa level daya penerimaan lebih besar atau
sama dengan level daya threshold (RSL ≥ Rth) dengan tujuan untuk
menjaga keseimbangan gain dan loss dalam mencapai SNR yang diinginkan
receiver. Parameter-parameter yang mempengaruhi kondisi propagasi suatu
kanal wireless adalah sebagai berikut[6]
:
Lingkungan Propagasi
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gelombang radio.
Gelombang radio dapat diredam, dipantulkan atau dipengaruhi oleh
noise dan interferensi. Tingkat peredaman tergantung frekuensi,
semakin tinggi frekuensi redaman juga semakin besar. Parameter-
parameter yang mempengaruhi kondisi propagasi suatu kanal wireless
adalah rugi-rugi propagasi, fading, delay spread, noise, dan interferensi.
Rugi – rugi propagasi
Dalam lingkungan radio, konfigurasi alam yang tidak beraturan,
bangunan, dan perubahan cuaca membuat perhitungan rugi-rugi
Laporan Tugas Akhir Bab II 40
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
propagasi sulit. Kombinasi statik dan teori elektromagnetik membantu
meramalkan rugi-rugi propagasi dengan lebih teliti.
Fading
Fading adalah fluktuasi amplitudo sinyal. Fading margin adalah
level daya yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan selisih
antara daya rata-rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas
penerima. Nilai fading margin biasanya sama dengan peluang level
fading yang terjadi, yang nilainya tergantung pada kondisi lingkungan
dan sistem yang digunakan. Nilai fading margin minimum agar sistem
bekerja dengan baik adalah sebesar 15 dBm.
Noise
Noise dihasilkan dari proses alami, seperti: petir, noise thermal
pada sistem penerima, dan lainnya. Di sisi lain, sinyal transmisi yang
mengganggu dan tidak diinginkan dikelompokkan sebagai interferensi.
Noise Figure merupakan perbandingan desibel (dB) sinyal input
dengan noise terhadap perbandingan sinyal output dengan noise. Maka
nilai NF adalah:
NF = 10 log {(input/noise)/(output/noise)}
Hubungan antara Noise Figure (NF) dengan Noise Temperature (NT)
adalah:
NT = T0 (NR-1)
T0 = 290 K
NF = 10 log NR
Laporan Tugas Akhir Bab II 41
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
1. Laju Bit Sistem
Bit rate sistem diperhitungkan agar ketersediaan bit rate untuk seluruh
sistem dapat diketahui. Laju bit sistem diperhitungkan berdasarkan
beberapa standar telekomunikasi di dunia. Setiap standar mempunyai
beberapa karakteristik frekuensi dan bit rate. Besarnya Laju Bit dapat
dihitung dengan persamaan berikut[11]
:
Laju bit =
.......................................... (2.1)
Keterangan :
Nused = 192 data (berdasarkan spesifikasi system dengan 256 FFT)
bm = jumlah bit per modulasi
Ct = coding rate
Ts = periode symbol
Untuk nilai Ts dapat digunakan dengan persamaan:
Ts = Tg + Tb ............................................................................. (2.2)
= (1/(Fs).BW kanal/NFFT)+ FS/4
2. Model Propagasi Erceg
Model propagasi digunakan untuk memprediksikan kuat sinyal rata-
rata pada suatu tempat dengan jarak tertentu dari transmitter. Oleh karena
itu, model propagasi berperan penting dalam perencanaan jaringan
wireless terutama untuk menentukan coverage suatu base station.
Model Erceg diperoleh dari hasil eksperimen terhadap 95 buah
makrosel di Amerika Serikat pada frekuensi kerja 1,9 GHz. Model ini
Laporan Tugas Akhir Bab II 42
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
diadopsi oleh IEEE 802.16 sebagai model yang direkomendasikan untuk
aplikasi broadband. Model Erceg berlaku pada keadaan berikut[7]
:
1900 MHz ≤ f ≤ 3500 MHz
10 m ≤ hb ≤ 80 m
0,1 km ≤ d ≤ 8 km
Berdasarkan terrain, model Erceg dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Tipe Urban : daerah perbukitan dengan densitas pepohonan sedang
sampai tinggi.
Tipe Suburban : daerah perbukitan dengan pepohonan jarang atau
daerah rata dengan densitas pepohonan sedang.
Tipe Rural : daerah rata dengan densitas pepohonan yang rendah.
nilai a, b, c dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini:
Tabel 2.7 Nilai Konstanta berdasar Permukaan (Terrain)
Model
Parameter
Permukaan Tipe
Urban
Permukaan Tipe
Suburban
Permukaan Tipe
Rural
a 4,6 4 3,6
b 0,0075 0,0065 0,0050
c 12,6 17,1 20
(Sumber : Wireless Physical Layer Concepts, Prof.Raj Jain, 2008)
3. Perhitungan Path loss
Path loss merupakan perbandingan antara daya pancar dengan daya
terima. Suatu sinyal dapat diterima dengan baik jika disisi penerima, sinyal
tersebut memunuhi nilai Signal to Noise Ratio (SNR) tertentu. Berikut ini
nilai persamaan SNR[7]
:
PRX = SNR+ N ............................................................................ (2.3)
N = thermal noise figure + Receiver noise figure ....................... (2.4)
Laporan Tugas Akhir Bab II 43
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Keterangan : PRX = sensitivitas receiver (dBm)
N = daya noise pada receiver (dBm)
Total Margin = Log normal fade margin+Fast fading margin+
Interference margin +Penetration loss........................................ (2.5)
Path loss = PTX + GTX - LTX - PRX – margin ............................... (2.6)
Keterangan :
PTX = daya output transmitter (dBm)
GTX = Gain antena (dBi)
LTX = Loss transmitter (dB)
4. Perhitungan Jumlah Sel
Untuk dapat mengetahui berapa jumlah sel yang dibutuhkan, maka
harus diketahui terlebih dahulu berapa radius dan luas sel yang akan
dirancang. Pada persamaan 2.10 merupakan persamaan perhitungan
Radius Sel :
∆PLf adalah faktor koreksi untuk pengguna frekuensi kerja empiris
yang digunakan, bentuk persamaannya adalah:
∆PLf = (6 log
) ....................................................................... (2.7)
∆PLh merupakan faktor koreksi terhadap tinggi antena remote (2
meter), tergantung pada kategori permukaan (terrain)[9]
. Bentuk
persamaan nya adalah sebagai berikut[7]
:
Untuk terrain tipe Urban dan Suburban
∆PLh = -10,8 log10
....................................................... (2.8)
Laporan Tugas Akhir Bab II 44
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Untuk terrain tipe Rural
∆PLh = -20 log10
........................................................... (2.9)
Keterangan :
f = frekuensi WiMAX (Hz)
hm = tinggi antena mobile station
γ merupakan path loss exponent yang memiliki rumusan :
γ=(a-b.hb+
) ....................................................................... (2.10)
Keterangan :
a,b,c = konstatanta yang menunjukkan kategori terrain (yang
ditunjukkan pada Tabel 2.7)
hb = menyatakan tinggi antena BS (antara 10 dan 80 meter)
Jadi bentuk persamaan radis sel adalah sebagai berikut[7]
:
0 ....................... (2.11)
Keterangan:
d = Radius Sel (meter)
PL= Path Loss (dB)
d0 = 100 meter merupakan jarak acuan pengukuran
c = konstanta tetap (3x108
m/s)
∆PLf = faktor koreksi frekuensi
∆PLh = faktor koreksi antena penerima
γ = path loss exponent
Laporan Tugas Akhir Bab II 45
Akatel Sandhy Putra Purwokerto D308026
Untuk menghitung luas sel maka harus mengasumsikan
bentuk sel bentuk Hexagonal yaitu dengan persamaan[10]
:
L = 2,598 (d)2 .................................................................... (2.12)
Dari hasil perhitungan Luas Sel diatas, maka dapat dicari
persamaan jumlah sel yaitu sebagau berikut[10]
:
∑Sel =
......................................... (2.13)