Upload
uns-id
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“Osmosis”
“Pengaruh Membran pada Jaringan Apel Fuji terhadap
Proses Osmosis”
Disusun oleh:
Nama : Yunita Nur Anggraeni
NIM : K4312078
Kelas : B
Kelompok : 11
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
I. Judul
Pengaruh Membran pada Jaringan Apel Fuji terhadap
Proses Osmosis
II. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh membran pada jaringan apel fuji
terhadap proses osmosis ?
III. Tujuan
Mengetahui pengaruh membran pada jaringan apel fuji
terhadap proses osmosis
IV. Dasar Teori
Osmosis adalah difusi pelarut universal (air)
melalui selaput yang permeabel secara diferensial
dari suatu tempat berkonsentrasi rendah ke tempat
berkonsentrasi tinggi (John W. Kimball, 1983)
Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat
yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan
yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini
biasa melalui membran selektif permeabel dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis
adalah difusi air melalui membran semi‐permeabel,
dari larutan yang banyak air ke larutan yang sedikit
air. Definisi paling sederhananya adalah difusi air
melalui membran semipermeabel (permeabel hanya kepada
pelarut, tidak kepada terlarut). Osmosis melepaskan
energi, dan bisa melakukan kerja, sebagaimana akar
pohon yang bisa membelah batu. Pelarut (dalam banyak
kasus adalah air) bergerak dari larutan
berkonsentrasi lebih rendah (hipotonik) ke larutan
berkonsentrasi lebih tinggai (hipertonik) yang
bertujuan menyamakan konsentrasi kedua larutan. Efek
ini dapat dilihat dari bertambahnya tekanan pada
larutan hipertonik relatif terhadap larutan
hipotonik. Sehingga tekanan osmotik didefinisikan
sebagai tekanan yang diperlukan untuk menjaga
kesetimbangan, dengan tidak adanya aliran pelarut.
(Lakitan, B. 2008).
Jika larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang
lebih tinggi akan memiliki konsentrasi air yang lebih
rendah, dan air akan berdifusi ke dalam larutan
tersebut. Akan tetapi, untuk larutan encer seperti
sebagian besar cairan biologis, zat terlarut tidak
terlalu memengaruhi konsentrasi air. Sebagai
gantinya, pengumpulan rapat molekul air di sekeliling
molekul zat terlarut yang hidrofilik menjadikan
sebagian air tidak mampu melintasi membran. Perbedaan
konsentrasi air bebas-lah yang penting. Pada
akhirnya, efeknya sama saja : air berdifusi melintasi
membran dari wilayah yang berkonsentrasi zat terlarut
lebih rendah ke wilayah yang berkonsentrasi zat
terlarut lebih tinggi sampai konsentrasi zat terlarut
pada kedua sisi membran setara. Difusi air melintasi
membran permeabel selektif disebut osmosis.
Pergerakan air melintasi membran sel dan keseimbangan
air antara sel dan lingkungannya bersifat krusial
bagi organisme. (Campbell Reece, 2010)
Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan didalam sel
dikatakan sebagai larutan hipertonis, sedangkan
larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan
didalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan
yang terdapat diluar sel konsentrasi zat terlarutnya
lebih rendah dari pada didalam sel dikatakan sebagai
larutan hipotonis.
Faktor yang membedakan difusi dengan osmosis
adalah adanya membran atau selaput yang memisahkan
antara zat yang berdifusi. Membran ini mempunyai
nilai permeabilitas tertentu yang berarti apabila
permeabilitasnya tinggi membran itu dapat dilewati
oleh bermacam-macam ukuran molekul.
Permeabilitas suatu membran dapat dibagi menjadi 3
macam yaitu:
1. membran impermeabel, berarti membran itu tidak
dapat dilewati oleh segala macam molekul
2. Membran semipermeabel, membran yang dapat dilewati
oleh beberapa molekul atau molekul-molekul yang
mempunyai ukuran tertentu.
3. Membran permeabel, membran yang dapat dilewati
oleh segala macam molekul.
Jika disatu sisi membran ada larutan dan disisi
lainnya ada larutan lain yang berbeda konsentrasinya
maka osmosis akan berlangsung. Larutan yang lebih pekat
mempunyai potensial air lebih rendah (lebih negative)
jadi air akan berdifusi ke daerahnya dari larutan lain
sampai tekanannya naik kesuatu titik yaitu sampai
potensial airnya sama dengan potensial air larutan yang
kurang pekat.
(Salisbury .1981: 47).
Osmosis adalah perpindahan pelarut (misalnya air)
melalui membran selektif permeabel dari konsentrasi
pelarut yang tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi
pelarut yang rendah (hipertonik). Membran selektif
permeabel akan membiarkan air keluar dan masuk membran
dengan bebas, namun membatasi masuknya zat yang
terlarut di dalamnya. Kondisi osmotik sel yang
bervariasi selalu dialami oleh sel hewan dan sel
tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga
lebih mudah rusak akibat masuknya air. Namun, sel
tumbuhan relatif tidak mudah rusak akibat masuknya air
karena memiliki dinding sel.
Osmosis pada sel hewan
Sel-sel hewan dipertahankan dalam keadaan isotonik,
yaitu keadaan dengan konsentrasi air disekeliling sel
sama dengan konsentrasi air di dalam sel. Lingkungan
hipotonik dengan kondisi air diluar sel lebih tinggi
daripada didalam sel menyebabkan air masuk terus-
menerus ke dalam sel hingga sel tersebut pecah
(hemolisis). Pada lingkungan hipertonik dengan kondisi
konsentrasi air di luar sel lebih rendah (lebih
pekat) daripada di dalam sel, mengakibatkan air di
dalam sel akan mengalir ke luar sel hingga sel
mengkerut (krenasi)
Osmosis pada sel tumbuhan
Sel-sel tumbuhan memiliki dinding selulosa yang keras
dan elastis sehingga dapat membatasi volume sel serta
mempertahankan sel agar tidak pecah. Bila sel
tumbuhan ditempatkan pada lingkungan hipotonik,
misalnya akuades, air akan masuk ke dalam sel. Sel
tumbuhan akan terus membengkak sampai selulosa tidak
dapat direntangkan lagi. Namun, sel tersebut tidak
pecah. Sel tumbuhan pada keadaan ini disebut turgid.
Sel-sel tumbuhan bila ditempatkan pada lingkungan
hipertonik, misalnya pada larutan garam dengan
konsentrasi lebih dari 1% akan menyebabkan keluarnya
air dari vakuola. Sitoplasma mengkerut dan membran
plasma terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini
disebut plasmolisis. (Diah Aryulina dkk, 2006)
Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada didalam sel
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada diluar sel
Membran semipermeabel merupakan membran yang dapat
dilewati oleh cairan seperti air, tetapi tidak dapat
dilewati oleh cairan lain dari arah berlawanan.
Mengingat sifat membran semipermeabel yang selektif,
maka zat terlarut diasumsikan tidak dapat mendifusi
melalui membran ke arah sebaliknya. Sebenarnya terjadi
perpindahan massa dua arah, namun yang paling dominan
adalah perpindahan massa air ke larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi (Ponting, dkk. 1996).
Dua proses perpindahan massa yang berperan pada osmosis
adalah :
a. Perpindahan massa air dari dalam sel menuju ke
luar sel melalui membran berupa dinding sel.
b. Perpindahan massa air dari bagian tengah bahan ke
permukaan bahan.
Buah memiliki struktur permukaan berpori yang dapat
berfungsi sebagai membran semipermeabel. Salah satu
buah yang jaringannya dapat digunakan sebagai membran
semipermeabel adalah buah Apel Fuji. Pada proses
osmosis, larutan akan melintas melalui dinding sel
jaringan buah (yang selanjutnya disebut membran
semipermeabel).
Buah apel fuji warnanya merah hingga merah
kecoklatan. Bentuk buahnya bulat agak lonjong. Rasa
buahnya manis dan sedikit asam, daging buahnya putih
kekuningan, keras agak kasar.
Buah apel Sendiri memiliki beberapa kandungan yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh, antara lain vitamin A
yang bermanfaat bagi kesehatan mata, B1, B2, B3, B5,
B6, dan vitamin C. Terdapat pula sejumlah mineral yang
dibutuhkan untuk kesehatan tubuh, seperti potassium,
magnesium, kalsium, zat besi, zinc. unsur lainnya
seperti fitokimian, tanin, serat, baron, asam tartar
terdapat juga dalam buah apel.
V. Hipotesis
Membran pada jaringan apel fuji berpengaruh terhadap
proses osmosis
VI. Alat dan Bahan
Alat:
1. Neraca analitis 1 buah
2. Magnetic stirer 1 buah
3. Alat pelubang 1 buah
4. Gelas plastik 4 buah
5. Gelas Bekker 600ml 2 buah
6. Stopwatch 4 buah
7. Kertas label secukupnya
8. Spatula 1 buah
9. Pipet tetes 1 buah
10. Kaca arloji 1 buah
11. Gelas ukur 10 ml 1 buah
12. Gelas ukur 100 ml 1 buah
13. Labu ukur 1000 ml 2 buah
14. Botol semprot 1 buah
15. Corong 1 buah
16. Cutter 1 buah
17. Pinset 2 buah
Bahan:
1.Apel Fuji 4 buah
2.Air keran 244 ml
3.Bubuk teres (kuning) 5 gram
4.Bubuk teres (merah) 0.1 gram
VII. Cara Kerja
1. Membuat larutan teres
a. Menghitung banyaknya bubuk teres yang dibutuhkan
untuk membuat larutan teres dengan konsentrasi 0,1
%; dan 5% (untuk angkatan) konsentrasi%= gr100ml
x100
konsentrasi0,1%=mvx1000
0,1%= m100
x1000
m = 1 gram (sebanyak 13 kali
penimbangan)
konsentrasi5%=mvx500
5%=m
100x500
m = 25 gram
b. Menimbang bubuk teres sesuai hasil
perhitungan dari tiap-tiap konsentrasi dengan
menggunakan neraca analitis.
c. Memasukkan bubuk teres ke dalam 2 gelas
bekker berukuran 100 ml yang berbeda sesuai dengan
konsentrasi yang akan dibuat.
d. Melabeli masing-masing gelas bekker sesuai
dengan konsentrasi.
e. Menuangkan air kran sebanyak 20 ml pada
masing-masing gelas bekker.
f. Menghomogenkan masing-masing konsentrasi
larutan teres dengan menggunakan magnetik stirer.
g. Menuangkan masing-masing larutan teres
yang telah homogen ke dalam labu ukur 1000 ml
(untuk teres merah) dan menuang kedalam labu ukur
500 ml (untuk teres kuning) dengan menggunakan
corong.
h. Melabeli masing-masing labu ukur sesuai
dengan konsentrasi.
i. Menambahkan air kran ke dalam masing-
masing labu ukur hingga volume 1000 ml (teres
merah) dan 500ml (teres kuning).
j. Menghomogenkan masing-masing larutan teres
dalam labu ukur dengan cara menggoyang-goyangkan.
k. Membagi masing-masing larutan teres ke
masing-masing praktikan
2. Membuat bahan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memotong apel fuji berukuran balok 2x2x5 cm dengan
pisau
c. Membentuk apel fuji menjadi silinder dengan
diameter 1,5 cm dan tinggi 4 cm dengan menggunakan
alat pelubang besar.
d. Melubangi bahan dengan alat pelubang dengan
diameter 1 cm
3. Pengamatan Osmosis
a. Menyiapkan larutan teres dengan konsentrasi 0,1%
dan 5%
b. Menuangkan larutan teres merah konsentrasi 0,1 %
sebanyak 40 ml ke dalam aqua gelas
c. Meletakkan bahan yang telah dipotong dan dilubangi
ke dalam aqua gelas
d. Menuangkan larutan teres kuning konsentrasi 5 % ke
dalam lubang bahan sebanyak 1 ml
e. Mengamati proses osmosis yang terjadi selama 2 jam
f. Menghitung pertambahan volume yang terdapat dalam
lubang bahan
g. Mencatat hasil dalam tabel pengamatan
VIII. Data Pengamatan
Pertambahan volume didalam rongga
membran apel fuji (ml)
Rata- Rata
pertambaha
n volume
(ml)
Pengulangan
1
Pengulangan
2
Pengulangan
3Larutan
teres
0,1 0,2 0,1 0,133
Kontrol 0 0 0 0
Grafik
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
00.2
pertambahan volume didalam rongga membran apel fuji
Larutan teresKontrol
pengulangan percobaanpert
amba
han
volu
me
dida
lam
rong
ga m
embr
an
apel
fuj
i
larutan teres kontrol0
0.020.040.060.080.10.120.14
rata-rata pertambahan volume (ml)
rata-rata pertambahan volume (ml)
IX. Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Pengaruh Membran Pada
Jaringan Apel Fuji Terhadap Proses Osmosis” ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh membran pada
jaringan apel fuji terhadap proses osmosis. Prisip
kerja dari praktikum ini adalah membuat larutan teres
0,1% dan 5% kemudian membuat silinder dari jaringan
buah apel fuji dengan diameter 1,5 cm dan tinggi 4
cm. Diameter untuk lubang ditengah silinder adalah 1
cm dengan kedalaman lubang 3 cm. Langkah selanjutnya
yaitu meletakkan silinder jaringan buah apel fuji
kedalam aqua gelas kemudian menuangkan 1 ml larutan
teres kuning 5% kedalam lubang jaringan buah apel
fuji dan 40 ml larutan teres merah 0,1% diluar
jaringan buah apel fuji. Selanjutnya mengamati proses
osmosis yang terjadi selama 2 jam dan mencatat
perubahan volume larutan teres ke dalam bentuk tabel.
Melakukan percobaan sebanyak 3 kali pengulangan untuk
larutan teres dan 3 kali pengulangan untuk kontrol.
Pada kontrol, larutan yang digunakan adalah air kran,
baik untuk yang didalam jaringan buah maupun diluar
jaringan buah.
Berikut skema dari percobaan yang dilakukan:
Buah yang saya gunakan dalam praktikum ini adalah
buah Apel Fuji. Saya menggunakan buah Apel Fuji karena
jaringan buah pada apel fuji memiliki struktur
permukaan berpori yang berfungsi sebagai membran
semipermeabel. Struktur jaringan pada buah apel fuji
keras tidak terlalu padat dan rapat, namun pori-porinya
agak renggang sehingga tekstur buahnya kasar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam praktikum
kali ini, pada pengulangan 1 terdapat penambahan volume
dalam larutan teres 5% sebanyak 0,1 ml. Sedangkan pada
pengulangan 2 terdapat pertambahan volume dalam larutan
teres 5% sebanyak 0,2 ml dan pada pengulangan 3 juga
terdapat penambahan volume dalam larutan teres 5 %
sebanyak 0,1 ml. Jadi rata-rata pertambahan volume pada
larutan teres 5% adalah 0,133 ml.
Pada kontrol, hasil yang diperoleh adalah sama baik
pengulangan 1, pengulangan 2 maupun pengulangan 3.
Dalam hal ini tidak terdapat pertambahan atau
pengurangan volume air pada lubang ditengah jaringan
apel fuji.
Berdasarkan teori dalam jurnal “Power generation
with pressure retarded osmosis: An experimental and theoretical
investigation” yang dituliskan bahwa “Osmosis adalah
transportasi air melintasi permeabel selektif membran
dari larutan potensial kimia air yang lebih tinggi
(tekanan osmotik lebih rendah) ke dalam larutan kimia
air yang lebih rendah potensial (tekanan osmotik yang
lebih tinggi)”, data hasil percobaan yang dilakukan
sudah sesuai dengan teori dimana perbedaan konsentrasi
antara di luar dan di dalam jaringan buah akan membuat
pelarut bergerak menuju larutan yang lebih tinggi
konsentrasinya. Dalam praktikum ini, karena adanya
perbedaan konsentrasi maka air dari larutan teres 0,1%
bergerak menuju larutan teres 5% sehingga terjadi
penambahan volume pada larutan teres 5%. Pergerakan air
melalui dinding sel jaringan buah yang selanjutnya
disebut membran semipermeabel.
Pada perlakuan kontrol dimana larutan yang
digunakan untuk di dalam dan di luar jaringan adalah
air kran, tidak terjadi pertambahan volume. Hal ini
tentu saja terjadi karena tidak terdapat perbedaan
konsentrasi di dalam dan di luar. Tidak adanya
perbedaan konsentrasi membuat tidak ada pergerakan air
melalui membran semipermeabel sehingga tidak terjadi
peristiwa osmosis. Hal ini sudah sesuai dengan teori.
Menurut Ponting (1996), mengingat sifat membran
semipermeabel adalah selektif, maka zat terlarut
diasumsikan tidak dapat mendifusi melalui membran ke
arah sebaliknya. Sebenarnya terjadi perpindahan massa
dua arah, namun yang paling dominan adalah perpindahan
massa air ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi.
Jadi pada buah apel fuji, dinding sel jaringan buah
merupakan membran semipermeabel dan membran tersebut
bersifat selektif dimana tidak semua larutan dapat
melaluinya. Jadi, larutan teres seharusnya tidak dapat
melalui membran ke arah sebaliknya. Pergerakan osmosis
yang dimaksud adalah pelarut air sehingga larutan teres
seharusnya tidak ikut bergerak menuju ke lubang dalam
yang konsentrasinya lebih tinggi.
Namun, dalam praktikum ini warna larutan teres 5%
yang semula kuning setelah terjadi proses osmosis
selama 2 jam warnanya berubah menjadi orange karena
larutan teres 0,1% yang berwarna merah turut bergerak
masuk menuju larutan teres 5%. Hal ini tidak sesuai
dengan teori.
Berdasarkan analisis spss:
Descriptivesvolume
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimu
m
Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
1,00 3 ,1333 ,05774 ,03333 -,0101 ,2768 ,10 ,202,00 3 ,0000 ,00000 ,00000 ,0000 ,0000 ,00 ,00Tota
l
6 ,0667 ,08165 ,03333 -,0190 ,1524 ,00 ,20
Test of Homogeneity of Variancesvolume
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
16,000 1 4 ,016
ANOVAvolume
Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Between
Groups
,027 1 ,027 16,000 ,016
Within Groups ,007 4 ,002
Total ,033 5
Dari data diatas terlihat bahwa nilai signifikansi
probabilitas 0,016, maka data diatas mempunyai varians
yang tidak sama atau tidak homogen (0,016 < 0,05).
Dengan demikian tidak memenuhi syarat uji anova.
Dari data diatas tidak dapat diuji dengan
menggunakan uji anova karena data tidak homogen,
sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis. Analisis uji
tersebut adalah sebagai berikut:
Ho = tidak ada pengaruh membran pada jaringan apel fuji
terhadap proses osmosis.
Ha = ada pengaruh membran pada jaringan apel fuji
terhadap proses osmosis.
NPar TestsDescriptive Statistics
N MeanStd.
Deviation Minimum Maximumvolume 6 .0667 .08165 .00 .20larutan 6 1.5000 .54772 1.00 2.00
Kruskal-Wallis Test
Rankslarutan N Mean Rank
volume 1.00 3 5.002.00 3 2.00Total 6
Test Statisticsa,b
volume
Chi-Square 4.500
df 1
Asymp. Sig.
.034
a. Kruskal Wallis Testb. Grouping Variable: larutan
Nilai p-value < nilai kritik yaitu 0,034 < 0,05, maka
Ho ditolak. Jadi Ha diterima,dengan kata lain ada
pengaruh membran pada jaringan apel fuji terhadap
proses osmosis. Bahwa terdapat cukup bukti dimana
terdapat perbedaan tingkat kecepatan osmosis dari
larutan teres konsentrasi 5% untuk didalam jaringan
buah dan 0,1% di luar jaringan buah dengan kontrol
berupa air kran baik untuk di dalam jaringan buah
maupun diluar jaringan buah.
X. KESIMPULAN
1. Osmosis adalah difusi pelarut universal (air)
melalui selaput yang permeabel secara diferensial
dari suatu tempat berkonsentrasi rendah ke tempat
berkonsentrasi tinggi.
2. Membran pada jaringan apel fuji berpengaruh
terhadap proses osmosis. Berdasarkan perbedaan
konsentrasi antara diluar dan didalam jaringan buah
akan membuat pelarut bergerak menuju larutan yang
lebih tinggi konsentrasinya. Dalam praktikum ini,
karena adanya perbedaan konsentrasi maka air dari
larutan teres 0,1% bergerak menuju larutan teres 5%.
Pergerakan air melalui dinding sel jaringan buah
yang selanjutnya disebut membran semipermeabel.
XI. Referensi
Andrea Achilli, Tzahi Y. Cath, Amy E. Childressa.
(2009). Power generation with pressure retarded
osmosis: An experimental and theoretical
investigation. Journal of Membrane Science. 343: 42-52
Aryulina, D., Muslim, C. and Endang. 2006. Biologi 2
SMA/MA. Jakarta: ESIS
Campbell, M. 2000. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga
John W Kimball.1983.Biologi Jilid 1.Jakarta : Erlangga
Lakitan, Benyamin.2008 .Dasar – dasar Fisiologi
Tumbuhan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Mohammad Aziz, Saima Jadoon and Ziviqar. (2013).
Apples Pulp (Pyrus malus) Nutritional Profiling
Evaluation of Various Varieties of Balochistan.
Journal of Nutrition. 12 (3) : 239-243
Ponting, J.D., Watters, G.G., Forrey, R.R. dan
Stanley, W.L. (1966). Osmotic dehydration of
fruits. Journal of Food Technology 20: 125-128.
Salisbury, Frank. 1981. Fisiologi Tumbuhan. Bandung :
ITB Press
Sereno, A.M., Moreira, R. dan Martinez,
E. (2001). Mass transfer coefficients
during osmotic dehydration of apple in
single and combined aqueous solutions of sugar and
salt. Journal of Food Engineering 47: 43-49.
X. Lampiran
- 1 Lembar laporan sementara
- 1 Lembar perencanaan
- 1 lembar dokumentasi
- Jurnal yang mendukung
Surakarta, 08
November 2014
Praktikan