47
Laporan Penelitian PROPAGANDA: STUDI KASUS PILKADA DEPOK Oleh : Laras Sekar Seruni Tengku Abu Bakar Puji Indah Lestari Fathimah Azzahra KPI 7C JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Laporan Penelitian PROPAGANDA: STUDI KASUS PILKADA DEPOK

  • Upload
    jkt

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Penelitian

PROPAGANDA: STUDI KASUS PILKADA DEPOK

Oleh :

Laras Sekar Seruni

Tengku Abu Bakar

Puji Indah Lestari

Fathimah Azzahra

KPI 7C

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

BAB IPENDAHULUAN

Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan

pengambilan keputusan , kebijakan publik dan alokasi atau distribusi. Dibeberapa

negara demokrasi, pemilihan umum dianggap sebagai lambang kehidupan demokrasi

sekaligus nilai ukur dari demokrasi itu sendiri. Tetapi, pemilihan umum bukan

merupakan satu-satunya nilai ukur karena perlu dilengkapi dengan pengukuran

beberapa kegiatan lain seperti kampanye, propaganda, lobi, dsn negosiasi. Satu

salah satu kegiatan yang paling menonjol dilakukan oleh partai politik untuk

memenangkan partai atau kandidatnya dalam pemilihan yang dilakukan tidak

terlepas dari propaganda.

Propaganda tentunya tidak terlepas dari ideologi dan kepentingan dalam

politik, propaganda memainkan peran yang sangat penting karena merupakan satu di

antara pendekatan persuasi politik selain periklanan dan retorika. Dalam praktiknya,

propaganda mengolaborasi pesan politik guna mendapatkan pengaruh secara

persuasif. Biasanya dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang terorganisir yang

ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tingkatan individu-individu

masyarakat yang dipersatukan melalui manipulasi psikologis.

Berbicara masalah propaganda yang sudah dijelaskan di atas tentunya sangat

berkaitan dengan pemilihan umum. Seperti yang kita ketahui pada tanggal 9

desember 2015 mendatang akan diselenggarakannya pemilihan kepala daerah secara

serentak, semua daerah di berbagai kota di seluruh Indonesia akan melakukan

pemilihan umum, berbagai calon pasangan dari berbagai kota berlomba-lomba

mengkampanyekan dirinya, salah satu diantaranya para pasangan calon walikota dan

wakil walikota dari kota Depok.

Depok yang merupakan salah satu kota yang sudah berkembang dan maju ini

memiliki dua calon kandidat yang saling bersaing, yaitu pasangan dari dimas oki dan

babai suhaimi yang merupakan calon nomor urut satu ini telah diusung oleh

beberapa partai politik, diantaranya golkar, PDIP, PPP, PAN, dan lain-lain.

Begitupun pasangan lainnya yaitu dari idris abdul shomad dan pradi supriatna ini

didukung oleh partai politik gerindra, PKS dan demokrat.

Seperti yang sudah kita ketahui para masing-masing pasangan kandidat ini

tentunya tidak boleh melaksanakan aksi kampanyenya sebelum tanggal penetapan

kampanye yang sudah ditetapkan oleh KPU. Hal ini tentu tidak menghambat para

masing-masing kandidat dan para tim suksesnya mengenalkan kepada masyarakat

dan memperoleh partisipan masyarakat untuk memilih mereka.

Propaganda inilah sebagai alat mereka melancarkan aksi para pasangan dan

tim suksesnya, berbagai cara melalui media sosial, spanduk, blusukan, dan hal lain

untuk mengenalkan para pasangan dan mengambil simpati masyarakat untuk

mendapatkan dukungan. karena pada hakekatnya propaganda dilegalkan dan tidak

dilarang oleh KPU dan hal inilah yang membedakan dengan kampanye.

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan propaganda itu sendiri dan segala

hal tentang propaganda khususnya dalam pilkada Depok, oleh karena itu penulisan

ini membahas tentang ‘ PROPAGANDA DALAM PILKADA DEPOK 2015 ‘

Batasan dan Rumusan Masalah

Agar penulisan ini tidak meluas dari pembahasan, untuk itu pemakalah

membatasi pokok permasalahan hanya pada Propaganda Dalam Pilkada Depok 2015.

Adapun rumusan masalah dari penulisan ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan propaganda itu sendiri?

2. Bagaimana propaganda yang dilakukan dalam pilkada Depok 2015?

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk dapat mengetahui pengertian serta berbagai hal pengetahuan tentang

propaganda

2. Untuk mengetahui propaganda yang digunakan para calon kandidat dalam

pilkada depok 2015

1. da

2.

BAB IIKERANGKA TEORITIK

Propaganda berasal dari bahasa latin Propagare artinya cara tukang kebun

menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan untuk memproduksi tanaman

baru yang kelak akan tumbuh sendiri. Dengan kata lain juga berarti mengembangkan

atau memekarkan (untuk tunas). Dari sejarahnya sendiri, propaganda awalnya adalah

mengembangkan dan memekarkan agama Khatolik Roma baik di Italia maupun

negara – negara lain. Sejalan dengan tingkat perkembangan manusia, propaganda

tidak hanya digunakan dalam bidang keagamaan saja tetapi juga dalam bidang

pembangunan, politik, komersial, pendidikan dan lain – lain. Oleh karena itu, dewasa

ini kita mengenal propaganda juga digunakan dalam bidang seperti humas,

kampanye politik dan periklanan.

Propaganda bukanlah hal asing bagi setiap pemain dan penyaksi sejarah.

Sejak masa awal dokumentasi sejarah umat manusia, propaganda sudah kerap

digunakan. Secara terminologis, menurut Adolf Hitler sebagaimana dikutip G. Strak

(1960) dalam bukunya Modern Political Propaganda, propaganda adalah kegiatan

penyebaran gagasan yang ditujukan kepada massa dan harus di evaluasi sedemikian

rupa dari titik anjak tujuannya, yaitu menanamkan gagasan tersebut ke benak massa.

Propaganda bukan merupakan perintah ilmiah, melainkan pesan yang memihak

hanya kepada satu pihak.

Menurut Joseft Goebbels, yang dikutip oleh Drs.Mohammad Shoelhi (2012 :

35) dalam bukunya Propaganda Dalam Komunikasi Internasional, pendukung setia

Hitler, propaganda merupakan seni persuasif untuk membujuk dan menegaskan

kepada pihak lain bahwa apa saja yang dikatakan adalah benar. Esensi propaganda

adalah upaya memenangkan dukungan vital, tulus, dan luas dari masyarakat atas

sebuah gagasan sehingga pada akhirnya target propaganda menyerap gagasan itu

secara terang – terangan dan tidak pernah bisa melepaskan diri darinya. Lebih lanjut,

Josef Goebbels (1934) menyatakan bahwa propaganda merupakan sarana

komunikasi massa untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan tercermin dari

perubahan sikap, pendapat, dan tindakan orang banyak yang menjadi target

propaganda sesuai dengan yang dikehendaki propagandis (pemimpin propaganda).

Santoso Sastropoetro (1991:34), dalam bukunya Propaganda : Salah Satu

Bentuk Komunikasi Massa, menjelaskan bahwa propaganda adalah suatu

penyebaran pesan yang terlebih dahulu telah direncanakan secara saksama untuk

mengubah sikap, pandangan, pendapat dan tingkah laku dari komunikan (target

propaganda) sesuai dengan pola yang telah ditetapkan oleh komunikator

(propagandis).

Sedangkan Jacques Ellul (1990) mendefinisikan propaganda sebagai

komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasikan yang ingin

menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan – tindakan massa yang terdiri

atas individu – individu yang dipersatukan secara psikologis dan tergabung di dalam

organisasi dan tindakan, yang tanpa propaganda praktis tidak akan ada kaitan antara

keduanya.

Memerhatikan sejumlah definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

propaganda adalah suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan kebenaran

menurut versi sang propagandis dengan menggunakan cara – cara persuasif untuk

mengubah atau memengaruhi masyarakat atau massa yang menjadi targetnya, atau

untuk memperkenalkan hal – hal baru.

Salah satu fokus propaganda adalah efektivitas. Artinya, dalam teknik

penyebarannya,bentuk dan isi pesan yang disampaikan dikalkulasikan secermat

mungkin untuk mencapaitujuan yang diinginkan. Propaganda yang efektif adalah

sintesis dan manipulasi dari tiga hal berikut ini: simbol, retorika dan mitos. Selain

itu, ada juga elemen-elemen propaganda lainnya yang sering digunakan: manipulasi

dan tipu daya, imitasi, konstruksi musuh dan bahasa yang merendahkan. Selain

elemen-elemen propaganda ini, ada dua konsep penting dalam pendidikan melek

media (media literacy) yang penting untuk memahami proses bekerjanya

propaganda: peran media dalam menetapkan agenda (agenda setting) dan peran

pemimpin opini (opinion leaders) dalam membentuk opini.

Simbol adalah gambar, bentuk maupun benda yang diberikan makna

tambahan selain makna denotatifnya. Dalam propaganda, kalau mitos adalah

isi pesannya, simbol merupakan pakaian luarnya. Kekuatan simbol adalah

kemampuannya mengekspresikan, menyederhanakan dan

membangkitkanmitos.

Retorika adalah persuasi emosional; oleh karena itu, inti dari retorika adalah

emosi.Retorika yang persuasif biasanyamenggunakan metafora dan juga

pelabelan.Informasi yang ambivalen (tidak jelas,tidak ada bukti, tidak

berdasar analisis yang kuat) juga efektif untuk membangun

Mitos adalah sejarah, cerita atau kejadiandari masa lalu yang dibuat,

ditirukan atau dibangkitkan kembali untuk tujuanpropaganda.

Manipulasi dan tipu daya adalah elementlain dari propaganda. ‘Fitnah’

dan‘kampanye hitam’ adalah sebagian kecilcontoh ini. Contoh lain adalah

denganmengimitasi karakter seseorang.Manipulasi sering juga dilakukan

denganberpura-pura menggunakan‘bukti’/’data’/’hasil penelitian’

ataumenggunakan bukti secara parsial. Inidisebut empirisme palsu.

Mengkonstruksi ‘musuh’ Dalam mengontrol opini publik, eksploitasi emosi

sangat efektif dilakukan dengan mengkonstruksi ‘musuh’. Konstruksi musuh

ini dapat dilakukan dengan bahasa yang tidak menaruh kasihan dan juga

bahasa yang merendahkan. Penggunaan bahasa seperti ini berfungsi untuk

memisahkan ‘kami’ dengan ‘mereka’ yang lebih buruk, rendah dll.

Otherness Membangun sentimen kelompok ekslusif. Siapa pun yang tidak

setuju dan tidak berada di pihak ‘kami’ adalah lawan. ‘Youare either us or

them’.

Single-issue group Propagandis seringkali memainkan isu-isu tunggal untuk

mengeksploitasi sentimen kelompok-kelompok tertentu. Tujuannya selalu

untuk memisah-misahkan dan bukan untuk integrasi sosial.

Agenda setting Media berfungsi untuk mempengaruhi dan menetapkan

agenda dalam ruang publik. Media bisa menetapkan topik-topik yang harus

diangkat dan yang harusdisembunyikan. Selain itu, media juga bisa

mengarahkan pembentukan opini dengan mengarahkan fokus pertanyaan

pada satu sisi dan bukan sisi lain.

Pemimpin opini dalam komunikasi, informasi bisa disampaikan dalam dua

tahap. Pertama melalui media, dan kedua, dari media,disampaikan oleh para

pemimpin masyarakat ke khalayaknya. Mereka menafsirkan isu-isu publik

dan kemudian menyampaikannya kembali ke komunitasnya. Dalam

masyarakat hirarkis dan masih bergantung pada‘pemimpin’nya, seperti

pendeta, kyai, guru,bos, ketua kampung, ayah, suami dll, peran pemimpin

sangat penting dalam membentuk opini.

A. Karakteristik Propaganda

Josef Goebbels (1934) berpendapat, propaganda sekurang – kurangnya memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1. Propaganda harus populer, dikemas bukan untuk menyenangkan secara

intelektual.

2. Propaganda bertujuan menstramisikan pengetahuan kepada khalayak.

3. Propaganda harus fleksibel, menyesuaikan diri dengan kondisi dan apa yang

ingin dicapainya dengan pengetahuan.

4. Propaganda menggunakan metode yang layak.

5. Tercapainya tujuan propaganda tercermin dari perubahan sikap, pendapat dan

tindakan target propaganda sesuai yang dikehendaki propagandis.

Berbeda dari Goebbels, menurut Lindsley Fraser (1957), propaganda

memiliki karakteristik sebagai berikut : pertama, bidang propaganda tidak terbatas

pada bidang kehidupan tertentu. Kebanyakan penggunaan propaganda lebih

cenderung berkait dengan politik internasioanl. Propaganda di bidang politik

dipraktikan oleh partai atau kelompok penekan yang berupaya membujuk publik

memberikan dukungan terhadap kegiatan politiknya. Kedua, propaganda bertujuan

memengaruhi orang banyak sehingga mereka bersedia melakukan tindakan

sebagaimana dikehendaki, melalui kata – kata tanpa menggunakan paksaan atau

kekerasaan.

B. Jenis – Jenis Propaganda

Propaganda memiliki beberapa tipologi. Diantaranya: Propaganda Politik,

Propaganda Sosial, Propaganda Agitasi, Propaganda Integrasi, Propaganda Vertikal,

dan Propaganda Horizontal. Tiap-tiap tipologi mempunyai definisinya masing-

masing.

1. Propaganda Politik beroperasi melalui imbuan-imbuan khas berjangka

pendek. Maksudnya adalah ketika pemerintahan melakukan kebijakan yang

akan ditandatangani agar mencapai suatu tujuan tertentu. Fungsinya agar

rakyat percaya. Selain itu propaganda politik melibatkan partai ataupun

golongan elit.

2. Propaganda Sosial lebih mengutamakan menyuntikkan orang melalui

ideologi atau cara hidup. Jika ini berhasil, orang akan mematuhi peraturan

tersebut sehingga tercipta konsepsi yang akhirnya dianggap benar. Sehingga

orang yang tidak mengikuti dianggap sebagai “penyimpang” (deviants).

Propaganda ini masuk lewat lembaga-lembaga ekonomi, sosial, dan politik.

3. Propaganda Agitasi berusaha agar orang-orang bersedia melakukan

pengorbanan yang besar bagi tujuan yang langsung, mengorbankan jiwa

mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita dalam tahap-tahap yang

merupakan suatu rangkaian. (Gun Gun Heryanto: 2015)

4. Propaganda Integrasi memiliki prospek jangka panjang dalam mencapai

tujuannya. Banyak orang yang mematenkan tujuannya dan belum tentu akan

terwujud meski tujuan tersebut sudah disimpan dalam waktu bertahun-tahun.

5. Propaganda Vertikal berkonsep representasi propaganda satu kepada banyak

(one-to-many). Media menjadi andalannya. Tentu saja karena media

merupakan alat yang efektif dalam melaksanakan propaganda ini.

6. Propaganda Horizontal lebih condong kepada kerja di antara keanggotaan

kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok. Bisa dibilang

propaganda ini memanfaatkan komunikasi antar pribadi dan komunikasi

organisasi ketimbang komunikasi massa.

Adapun ada beberapa jenis propaganda yang dikemukakan beberapa pengamat.

Sehubung dengan cara yang dilakukannya atas isi pesan, ada propaganda

tersembunyi dan terbuka(DOBB,1966).

Dalam propaganda tersembunyi, propagandis menyembunyikan tujuan utamanya

dalam kemasan suatu pesan lain. Misalnya di Amerika ada seorang presiden yang

mengadakan konferensi pers. Dalam konferensi pers tersebut, setiap pertanyaan yang

diajukan diusahakan agar menguntungkan dirinya. Sedangkan propaganda terbuka

adalah setiap kemasan pesan, cara dan prilakunya dikemukakan secara transparan

tanpa dikemas dengan pesan lain. Mislanya, ketika seorang kandidat presiden

mengatakan, “Pilihlah saya sebagai presiden, karena saya akan mengantarkan serta

mengatasi bangsa ini untuk mengatasi krisis ekonomi”.

C. Fungsi Propaganda

Bila sudah terkait dengan birokrasi pemerintahan negara, tidak jarang

propaganda berubah menjadi sebuah tindakan manipulatif untuk memengaruhi

keputusan atau perilaku publik atau negara. Dengan demikian benar apa yang

dikatakan Josef Goebbels, bahwa kebohongan yang paling besar adalah kebenaran

yang diubah sedikit saja. Dalam konteks ini, propaganda menganut dua prinsip buruk

yang berlaku:

1. Menyadarkan kebohongan kepada publik, selama publik tidak tahu dianggap

tidak menjadi masalah.

2. Kebohongan yang diulang – ulang, akan membuat publik percaya. Sekurang

– kurangnya mampu mengecoh publik.

Hitler menjelaskan fungsi propaganda sebagai berikut:

1. Untuk menarik perhatian massa terhadap fakta, proses, kepentingan dan

sebagainya yang kita ciptakan dan mengandung nilai yang berarti.

2. Untuk mengantarkan informasi yang mampu membangkitkan dan mendorong

semangat yang mengendur.

3. Untuk mengarahkan opini publik internasional agar selaras dengan pikiran

propagandis.

4. Untuk menyampaikan kebenaran propagandis kepada massa dan membentuk

visi massa.

5. Untuk melayani hak kita sendiri.

6. Untuk memengaruhi sikap dan tindakan massa terhadap suatu ide atau

kondisi tertentu.

Menyusun propaganda bukanlah mengukur dan merenungkan hak rakyat

yang satu dengan hak rakyat yang lain, melainkan secara ekslusif menekankan hak

satu rakyat yang benar dan pihak lain tidak bisa membantahnya.

D. Tujuan Propaganda

Propaganda adalah suatu kegiatan komunikasi yang erat kaitannya dengan

persuasi. Propaganda diartikan sebagai proses diseminasi informasi untuk

memengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok masyarakat dengan

motif indoktrinasi ideologi. Tujuan propaganda adalah untuk menubah alam pikiran

kognitif dan membangkitkan emosi para targetnya.

E. Teknik Propaganda

Untuk mencapai sasaran dan tujuannya, propaganda seperti halnya komunikasi,

sangat membutuhkan teknik. Sebab dengan teknik yang tepat akan menghasilkan

capaian yang optimal seperti yang diharapkan oleh propagandis. Berikut beberapa

teknik propaganda:

1. Name Calling

Adalah propaganda dengan memberikan sebuah ide atau label yang buruk.

Tujuannya adalah agar orang menolak dan menyangsikan ide tertentu tanpa

mengoreksinya/memeriksanya terlebih dahulu. Salah satu ciri yang melekat pada

teknik ini adalah propagandis menggunakan sebutan – sebutan yang buruk pada

lawan yang dituju.

2. Glittering Generalities

Adalah mengasosiasikan sesuatu dengan suatu “kata bijak” yang digunakan

untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksanya terlebih

dahulu. Teknik propaganda ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan

mengidentifikasi dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan agung. Dengan kata

lain propagandis berusaha menyangjung dirinya mewakili sesuatu yang luhur dan

agung. Ungkapan kata – kata “demi keadilan dan kebenaran” menjadi salah satu ciri

teknik propaganda ini.

3. Transfer

Meliputi kekuasaan, sangsi dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta

dipuja dari hal lain agar membuat “sesuatu” lebih bisa diterima teknik propaganda

transfer bisa digunakan dengan memakai pengaruh seseorang atau tokoh yang paling

dikagumi dan berwibawa dalam lingkungan tertentu. Propagandis dalam hal ini

mempunyai maksud agar komunikan terpengaruh secara psikologis terhadap apa

yang sedang dipropagandakan.

4. Testimonials

Berisi perkataan manusia yang dihormati atau dibenci bahwa ide atau

program/produk adalah baik atau buruk. Propaganda ini sering digunakan dalam

kegiatan komersial, meskipun juga bisa digunakan untuk kegiatan politik. Dalam

teknik ini digunakan nama seseorang terkemuka yang mempunyai otoritas dan

prestise sosial tinggi di dalam menyodorkan dan meyakinkan sesuatu hal dengan

jalan menyatakan bahwa hal tersebut didukung oleh orang-orang terkemuka tadi.

5. Plain Folk

Propaganda dengan menggunakan cara memberi identifikasi terhadap suatu

ide. Teknik ini mengidentikkan yang dipropagandakan milik atau mengabdi pada

komunikan. Misalnya dengan kata-kata milik rakyat atau dari rakyat.

6. Card Stacking

Meliputi seleksi dan kegunaan fakta atau kepalsuan, ilustrasi atau

kebingungan dan masuk akal atau tidak masuk akal suatu pernyataan agar

memberikan kemungkinan terburuk atau terbaik untuk suatu gagasan, program,

manusia dan barang. Teknik ini hanya menonjolkan hal-hal atau segi baiknya saja,

sehingga publik hanya melihat satu sisi saja.

7. Bandwagon Technique

Teknik ini dilakukan dengan menggembar-gemborkan sukses yang dicapai

oleh seseorang, suatu lembaga atau suatu organisasi.

8. Reputable Mounthpiece

Teknik yang dilakukan dengan mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai

kenyataan. Teknik ini biasanya digunakan oleh seseoarng yang menyanjung

pemimpin, akan tetapi tidak tulus. Teknik ini dilakukan karena ada ambisi seseorang

atau sekelompok orang yang ingin aman dilingkaran kekuasaan.

9. Using All Forms of Persuations

Teknik yang digunakan untuk membujuk orang lain dengan rayuan,

himbauan dan “iming-iming”. Teknik ini sering digunakan dalam kampanye pemilu.

BAB IIIGAMBARAN UMUM OBJEK

Kali ini pemakalah memiliki pembahasan yang cukup menarik. 9 Desember

2015 akan diselenggarakan pemilihan kepala daerah serentak di seluruh Indonesia.

Hampir di setiap daerah memiliki konflik ataupun hal yang dijadikan sengketa. Baik

dari segi pasangan calon ataupun partai pengusung. Salah satu daerah yang menjadi

fokus pemakalah adalah Depok.

Depok memiliki dua pasangan kandidat Calon Walikota dan Calon Wakil

Walikota. Pasangan pertama yaitu Dimas Oki Nugroho dan Babai Suhaimi.

Pasangan kedua adalah Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna. Masing-masing

dari pasangan tersebut memiliki base yang cukup kuat baik dari segi partai

pendukung ataupun relawan.

Dimas Oki Nugroho merupakan calon yang diusung dari Partai Demokrasi

Indonesia – Perjuangan (PDI-P). Dimas sendiri bukanlah seorang yang memiliki

jabatan penting di struktur partai. Beliau ditunjuk karena PDI-P Dimas memiliki

kualitas dan kredibilitas yang kuat untuk dapat mengubah Depok menjadi lebih baik.

Sasaran utama dari Dimas Oki Nugroho untuk pemilih adalah anak muda yang apatis

terhadap politik.

Sedangkan pasangannya, Babai Suhaimi merupakan putra daerah. Awalnya

memang sempat tidak direstui oleh partai asalnya, Golkar. Ini terjadi karena adanya

polemik partai yang menjadikan Golkar dua kubu, yaitu kubu Agung Laksono dan

kubung Aburizal Bakrie. Golkar sendiri tidak bisa terdaftar di KPU karena konflik

ini. Namun karena Babai tidak kalah dalam kualitas dan kredibilitasnya, maka PDI-P

merestui pasangan ini,

Pasangan kedua sebagai Calon Walikota Depok adalah Idris Abdul Shomad

dan Pradi Supriatna. Seperti telah diketahui bahwa Idris Abdul Shomad saat ini

masih menjabat sebagai Wakil Walikota Depok. Beliau pernah menjadi salah satu

dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan kerap dikenal sebagai cendekiawan.

Akhir-akhir ini Idris Abdul Shomad lebih sering menghadiri kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan di Depok demi mengenal masyarakat Depok lebih jauh.

Pradi Supriatna ditunjuk sebagai Calon Wakil Walikota Depok dan

berpasangan dengan Idris Abdul Shomad tidak lain karena pengalamannya yang

sudah banyak di bidang politik. Beliau merupakan ketua DPC partai Gerindra cabang

Depok, bendahara PSSI Jawa Barat dan pengusaha properti. Selain itu, ia pernah

menjadi manajer Persikad Depok. (Wikipedia.com) Hal ini membuat Gerindra

menjadi partai yang mendukung calon pasangan nomor dua. Selain itu pasangan ini

juga didukung oleh PKS dan Demokrat.

Profil Dimas Oki

Oky Nugroho (37) memiliki perjalanan hidup yang sangat menarik untuk diikuti

sampai pada saat ini namanya ditetapkan menjadi calon walikota berpasangan

dengan Babai Suhaimi dalam Pilkada Depok tahun 2015. Enam belas (16) terakhir

beragam status dan profesi telah ia jalani, mulai dari aktivis ketika ia masih duduk

dibangku kuliah, jurnalis, peneliti, pengajar, bekerja di organisasi internasional,

analis kebijakan publik dan konsultan politik.

Dimas menghabiskan masa kecil dan remajanya di Sumatera Utara, memutuskan

kembali ke Jawa untuk menuntut ilmu di Universitas Airlangga Surabaya, hingga

bekerja sebagai jurnalis dan kepala Biro Jawa Timur di TV 7. Setelah itu Dimas pun

pergi meninggalkan tanah air karena mendapat beasiswa S2 di University of

Glasgow, Skotlandia. Dan S3 di University of New South Wales, Australia. Yang

kemudian dalam sela-sela kesibukan S3-nya ia mengajar di Unair dan beberapa

kampus swasta di Jakarta.

Dalam perjalanan hidupnya adapun beberapa penghargaan yang telah diraih Dimas

diantaranya: American Council of Young Political (ACYPL) Fellowship,

Washington DC Fellow of Tsinghua, University Beijing British Chevening

Awards, British Chevening Netherlands Fellowship Programmes (NFP) Netherland

Education Center.

Semangat besar untuk memperbaiki bangsa, membawa Dimas menangani Misi

Perdamaian Pasca konflik di Aceh. Hal itupun, mendorongnya menjadi inisiator

Sukarelawan Indonesia Untuk Perubahan (SIPerubahan). Baginya, “pemimpin tidak

lahir, tapi dilahirkan”, yang mengusung visi progresif dengan menghadirkan

perubahan secara nasional melalui kemunculan pemimpin muda. “Indonesia ini

bukan hanya Jakarta, Indonesia bukan hhanya milik orang kaya, Indonesia bukan

hanya Jawa dan bukan Islam semata. Indonesia adalah sebuah cita-cita bersama,

milik Aceh sampai Papua”, kata Dimas yang memiliki motto hidup kerja keras, kerja

cerdas, dan kerja ikhlas.

Untuk mendanai gerakannya, suami dari Erma Dewi Endriasari ini kemudian

mendirikan lembaga konsultan yang bergerak di bidang politik dan komunikasi

bernama Akar Rumput Strategic  Consulting (ARSC). Tidak hanya disitu, ayah dari

Filza Kasyifah Adzani dan Muhammad Torin Rafif Nugroho ini juga mendirikan

usaha yang bergerak di dunia kreatif, antara lain AirMob dan Archer. Dalam

menjalanjan usahanya, ia bekerja sama dengan anak-anak muda kreatif dari berbagai

daerah. Terakhir Dimas dan teman-temannya yang berlatar belakang media juga

mendirikan portal jurnalisme warga, SIPerubahan.com

Profil Babai Suhaimi

Pria kelahiran Bogor 43 tahun silam ini adalah tokoh muda Depok yang disegani

berbagai kalangan. Namun tak ada yang menyangka, putra daerah asli Depok itu

adalah tokoh politik lokal yang merupakan legislator termuda sejak awal DPRD

Kota Depok lahir (1999). Sebagai politisi yang turut terlibat dalam membidani

kelahiran Kota Depok, dari sebelumnya hanya Kota Administratif (Kotif) dibawah

Kabupaten Bogor, Babai Suhaimi sudah sangat paham lahir batin Kota Belimbing

ini.

Dalam Pilkada serentak Desember 2015 ini, Babai berpasangan dengan Dimas Oky

Nugroho, seorang pengamat politik muda dan tokoh muda kreatif nasional. Sebagai

Calon Wakil Walikota Depok 2016-2021, Babai merupakan sosok kandidat yang

bukan hanya pelengkap Dimas. Namun dia bersama Dimas akan gotong royong

membenahi Kota Depok yang baru berumur 16 tahun ini.

Sekilas wajahnya mirip Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Di daerah basis

pemilihannya, Cipayung, ketokohan Babai begitu dirasakan kebermanfaatannya.

Pembawaannya yang hangat kepada siapa saja, gaya bicaranya khas Betawi

membuat orang nyaman bicara dengannya tana ada jarak. Meski saat ini sudah

dianggap sebagai pejabat, ditambah lagi osisi sebagai Ketua DPD Partai Golkar

Depok, tak membuat Babai menjadi kacang lupa kulitnya. Tumbuh dan besar

dilingkungan kampung Betawi Depok, Babai selalu bangga dengan identitas aslinya.

Ibu-ibu Majelis Taklim, Remaja Masjid, dan pengajuan Kyai kampung di daerahnya

pun begitu diayomi. Karena itu Babai dikenal sebagai tokoh muda dan politisi Depok

yang sangat mengakar dan bersahaja.

Karir politiknya dimulai dari berbagai organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna

Depok dimana Babai adalah salah satu pendiri Karang Taruna di Depok, Komite

Nasional Pemuda Indonesa (KNPI) dan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia

(AMPI) Golkar. Babai pernah menjalani profesi sebagai Guru SMP Al Istiqomah,

selain itu ia juga seorang engusaha dimana saat ini ia juga tercatat sebagai Wakil

Ketua HIPMI Depok. Babai juga pernah dipercaya sebagai Ketua III Asosiasi DPRD

Seluruh Indonesia.

Hobinya adalah sepakbola dan bulu tangkis. Ia mempunyai prinsip hidup : Orang

yang sukses adalah orang yang dapat menentukan apa yang dilakukan saat ini. Ayah

dari tiga orang anak, Putri Adieniatu Salwa, Sofwan Hartadinata dan M. Wildan ini

merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IMMI Jakarta.

Profil Idris Abdul Shomad

Wakil Wali Kota Depok nama lengkapnya sendiri adalah Kh Idris Abdul Somad.Ia

dinobatkan sebagai wakil walikota Depok periode 2011 - 2016.

Kyai Idris dilahirkan di Jakarta, 51 tahun lalu. Ayahnya, H. Abdul Shomad asli Beji,

sedangkan Ibunya Hj. Yumani Binti Sholeh asli kelahiran Cilodong. Kedua orang

tuanya kemudian hijrah di Jakarta untuk berdagang di Manggarai. Idris dan

kedelapan saudaranya lahir di Jakarta dengan lingkungan keluarga besar yang

relijius.

Cucu dari KH. Hasbi dan Nyai Siqot Sesepuh Beji menamatkan SD dan MI di

Jakarta, kemudian Idris menimba ilmu di Pondok Gontor Ponorogo selama 6 tahun.

Setelah itu, sang Kyai mendapatkan kesempatan beasiswa melanjutkan studi di Arab

Saudi pada tahun 1982.

Dengan dukungan keluarga besar yang relijius inilah beliau menempuh pendidikan

hingga meraih gelar doktor di Fakultas Syariah jurusan Tsaqofah Islamiyyah

Universitas Imam Muhammad Ibn Saud, Ryad Arab Saudi.

Saat menyelesaikan tulisan tesis S-2 nya, Kyai Idris menikah dengan Hj. Elly Farida

binti Abdurahman. Pada tahun 1997, setelah merampungkan gelar doktornya, sang

kyai kembali ke Jakarta dan aktif di Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam

(LP2SI) Al Haramain. Dalam keterlibatannya di yayasan tersebut, Kyai Idris

mengakui mendapat banyak bimbingan dari Hidayat Nur Wahid. Tujuannya adalah

untuk memberdayakan guru/para ustadz serta pondok pesantren jelasnya.

Mengenai pengalaman organisasi, sejak di pondok Gontor, Kyai Idris sudah aktif

dalam Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Sedangkan di Arab Saudi, Idris

pun aktif dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Perhimpunan Pelajar dan

Mahasiswa Indonesia (PPMI). Pengalaman organisasi inilah yang membuat diri Kyai

semakin matang dalam menghadapai persoalan-persoalan di Kota Depok ini

nantinya.

Selain itu, Kyai Idris juga menjadi dosen di Fakultas Dakwah Pasca Sarjana UIN dan

UI. Kyai santun yang memiliki spesialis ilmu dakwah, pada tahun 2002 bersama-

sama dengan Hidayat Nur Wahid mendirikan Ikatan Dai Indonesia (IKADI). Kyai

Idris mendapat amanah menjadi Sekjen di IKADI.

Mengenai pengalaman organisasi, sejak di pondok Gontor, Kyai Idris sudah aktif

dalam Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Sedangkan di Arab Saudi, Idris

pun aktif dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Perhimpunan Pelajar dan

Mahasiswa Indonesia (PPMI). Pengalaman organisasi inilah yang membuat diri Kyai

semakin matang dalam menghadapai persoalan-persoalan di Kota Depok ini

nantinya.

Profil Pradi Supriatna

Tempat/tanggal lahir : Depok, 9 Oktober 1970

Pendidikan Formal :

1. Universitas Gunadarma Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Manajemen Informatika

2. SMA Bunda Kandung Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 1989

3. SMP 131 Ciganjur Jakarta Selatan Tahun 1986

4. SD Muhamadiyah 01 Kukusan Beji Depok Tahun 1983

Riwayat Pekerjaan :

1. Bussiness Development PT. Guna Bhakti Pertiwi

2. Pimpinan Umum PT. Aksara Depok Makmur (Penerbit Harian Monitor Depok)

3. Komisaris CV. Margonda Enterprise

4. Komisaris CV. Pradi Perkasa Law & Firm (Advokat)

Riwayat Organisasi :

1. Manajer Persikad Depok

2. Manajer Investasi dan Usaha PT. Persikad tahun 2009 – sekarang

3. Ketua Pembinaan Pengcab PSSI Kota Depok Tahun 2008 – sekarang

4. Ketua Kemitraan Kepolisian dan Masyarakat Kota Depok

5. Wakil Ketua DPD Forkabi Kota Depok tahun 2008 – sekarang

6. Penasehat FAHMI TAMAMI Kota Depok

7. Penasehat Organda Kota Depok Tahun 2008 – sekarang

8. Penasehat Gema Betawi kota Depok

9. Pimpinan Majlis At-Taubah Kota Depok

10. Pimpinan Pradi Foundation

Visi dan Misi Dimas Oki dan Babai Suhaimi

Visi:

Kota Depok Yang Maju, Indah, Nyaman, Mandiri, Berkepribadian dan

Berkebudayaan Dalam Semangat Gotong Royong.

Misi:

1. Mengimplementasikan Program Nawa Cita Dalam Pembangunan Kota

Depok.

2. Meningkatkan Pelayanan dan Tata Kelola Pemerintahan dan Birokrasi.

3. Melasanakan Pemerataan Pembangunan.

4. Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Sumber Daya Secara

Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.

5. Membangun Kota Yang Berkepribadian, Berkebudayaan Sesuai Cita-Cita

Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.

Visi dan Misi Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna

Visi:

Unggul

Menjadi yang Terbaik dan Terdepan dalam memberikan Pelayanan Publik,

Pengembangan Ekonomi yang Kokoh & Berkeadilan berbasis Industri Kreatif dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia yang bertumpu pada Ketahanan Keluarga.

Nyaman

Terciptanya suatu kondisi Ruang Kota yang Bersih, Sehat, Asri, Harmonis,

Berwawasan Lingkungan dan Ramah bagi Kehidupan Masyarakat.

Religius

Terjaminnya Hak-Hak Masyarakat dalam menjalankan Kewajiban Agama bagi

masing-masing Pemeluknya, yang tercermin dalam Peningkatan Ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, serta Kemulian dalam Akhlak, Moral dan Etika serta

berwawasan kenegaraan dan kebangsaan yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945.

Misi:

1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Publik yang Profesional dan Transparan.

2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Religius, Kreatif dan Berdaya

Saing.

3. Mengembangkan Ekonomi yang Mandiri, Kokoh dan Berkeadilan berbasis

Industri Kreatif.

4. Membangun Infrastruktur dan Ruang Publik yang Merata, Berwawasan

Lingkungan dan Ramah Keluarga.

5. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam melaksanakan nilai-nilai Agama

dan menjaga Kerukunan antar Umat Beragama serta meningkatkan

Kesadaran Hidup Berbangsa dan Bernegara.

BAB IV

ANALISIS

Propaganda Dimas Oki – Babai Suhaimi

Pilkada di depok mempunyai dua pasangan calon, kandidat pertama yaitu

pasangan dari Dimas Oki dan Babai Suhaimi. Pasangan ini diusung oleh enam calon

partai politik. Dimas Oki ini sendiri diusung oleh PDI sedangkan Babai Suhaimi

berasal dari Golkar. Meskipun sempat tidak mendapat restu dari partai asalnya,

Babai tetap maju sebagai Calon Wakil Walikota Depok mendampingi Dimas Oki.

Setelah dikonfirmasi kepada narasumber, memang terjadi polemik yang

cukup pelik di pusat Golkar. Namun akhirnya Babai dapat disetujui oleh pihak PDIP

untuk terus maju. Alasannya adalah karena Babai memang pantas untuk

diperjuangkan sebagai Calon Wakil Walikota. Narasumber mengatakan bahwa Babai

adalah Putera Daerah dan merupakan orang yang religiuis.

Sementara Dimas Oki tampil dengan kekuatannya untuk menarik perhatian

kaula muda. Di samping sosoknya yang masih muda, Dimas turut mengajak para

kaula muda yang kebanyakan masih apatis dalam pemilihan politik agar bergerak

menuju masyarakat politik partisipan. Narasumber berasumsi bahwa anak muda juga

mempunyai power atau kekuatan dalam memimpin dalam suatu daerah. Salah satu

tujuannya adalah ingin memperbaiki sistem birokrasi khususnya di Depok.

Alasan lain disebutkan bahwa, jika Depok masih dipimpin oleh orang yang

‘sama’, maka tidak akan ada progress yang signifikan untuk menjadikan Depok

lebih baik dalam hal birokrasi. Perlu adanya perombakan secara menyeluruh agar

birokrasi ini dapat berjalan dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan

menjadikan Dimas Oki sebagai Walikota Depok.

Jika dianalisis melalui jenis-jenis propaganda, Dimas Oki dan Babai Suhaimi

mencakup hampir semua jenis propaganda. Mulai dari propaganda politik,

propaganda sosial, propaganda agitas, propaganda integrasi, propaganda vertikal,

dan propaganda horizontal. Kita akan melihat sejauh mana propaganda tersebut

efektif setelah kita mengetahui hasil pemilihan Desember nanti.

Dalam propaganda politik, Dimas Oki sudah menyerukan imbuan-imbauan khas

berjangka pendek tentang kebijakan-kebijakan. Seperti ketika Dimas Oki

menandatangani keinginan atau kebutuhan warga Depok lewat perjanjian yang

disepakati bersama dengan para ketua RW. Secara tidak langsung, ini akan membuat

rakyat percaya karena adanya bukti tanda tangan hitam di atas putih.

Sedangkan propaganda sosial yang dilancarkan adalah ideologi tentang

Pancasila. Narasumber mengatakan Depok akan menjadi Kota Pancasila. Hal ini

baik karena saat ini nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur di kehidpuan masyarakat.

Jika ini berhasil, maka Pancasila akan kembali berjaya di Indonesia, khususnya kota

Depok.

Propaganda agitasi yang dilakukan secara signifikan adalah adanya relawan yang

menjadi pendukung Dimas-Babai. Orang-orang memiliki kekuatan sendiri karena

mereka bahkan akan mengorbankan jiwa mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita

dalam tahap-tahap yang merupakan suatu rangkaian. Relawan biasanya berasal dari

orang biasa dan mendukung penuh calon.

Salah satu contoh propaganda integrasi yang diterapkan adalah adanya koalisi

partai yang mendukung pasangan ini. Selama berlangsungnya pemerintahan akan

terlihat setiap partai punya kepentingan. Meskipun begitu, mereka akan tetap

menjadikan tujuan bersama adalah yang utama.

Sedangkan untuk propaganda vertikal dengan konsepnya satu kepada banyak

(one-to-many) dengan media menjadi andalannya, menjadi ajang yang sangat

menarik di kedua calon. Mereka menggunakan media sosial sebagai poros utama

dalam berkampanye. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali akun-akun yang

bertebaran untuk mendukung pasangan ini. Bahkan official account Twitter pun

memiliki beberapa fungsi dan akun untuk menunjang kampanye.

Yang terakhir adalah propaganda horizontal. Kedua pasangan calon masing-

masing telah menelusup ke komunitas atau organisasi-organisasi yang ada di Depok

untuk meraup dukungan. Propaganda Horizontal lebih condong kepada kerja di

antara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok. Bisa

dibilang propaganda ini memanfaatkan komunikasi antar pribadi dan komunikasi

organisasi ketimbang komunikasi massa.

Jika kita sasar kepada segmentasi yang dituju oleh pasangan Dimas-Babai, dapat

terlihat dengan jelas bahwa anak muda yang menjadi tampuk kekuatan di sini. Dimas

dan Babai memiliki harapan bahwa anak muda dapat merestrukturasi kota Depok

dengan semangat juga kebersihannya dalam birokrasi yang masih amburadul. Tidak

dapat dipungkiri bahwa sejauh ini, warga Depok memang membutuhkan sosok muda

yang fresh dan mengetahui problematika kota Depok itu sendiri.

Propaganda Idris Abdul Shomad – Pradi Supriatna

Pasangan kedua dari calon pilkada depok 2015 yaitu Idris Abdul Shomad dan

Pradi Supriatna. Pasangan ini diusung oleh tiga partai besar yaitu PKS, Gerindra dan

Demokrat. Idris yang merupakan wakil walikota depok sendiri merupakan calon

yang diusung dari partai PKS, di wilayah depok itu sendiri PKS menjadi partai yang

memiliki banyak suara pendukung, sedangkan Pradi yang pernah sempat

mencalonkan diri sebagai calon walikota depok pada tahun 2010 ini mencalonkan

lagi sebagai pendamping dari Idris, pradi sendiri berasal partai Gerindra.

Jika dianalisis propaganda yang mereka gunakan dalam pilkada Depok ini,

hampir semua teknik dalam teori propaganda mereka gunakan.

Idris yang berlatar belakang sebagai kelahiran Depok asli, sehingga dapat

mengetahui seluk beluk dari apa yang dialami ataupun yang dibutuhkan oleh

masyarakat Depok. Yang menjadikan pasangan Idris dijagokan, ialah Idris berasal

dari kelompok agamis

Jika ditelaah dalam konteks komunikasi politik khususnya propaganda,

propaganda itu sendiri adalah salah Satu Bentuk Komunikasi Massa, menjelaskan

bahwa propaganda adalah suatu penyebaran pesan yang terlebih dahulu telah

direncanakan secara saksama untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat dan

tingkah laku dari komunikan (target propaganda) sesuai dengan pola yang telah

ditetapkan oleh komunikator (propagandis). (Santoso Sastropoetro, 1991:34).

Sebagaimana dalam komunikasi, propaganda memiliki beberapa unsur dalam

komunikasi seperti komunikan, komunikator, pesan dan efek. Komunikannya adalah

target propaganda, sedangkan komunikator itu sendiri propagandis, pesan yang

disampaikan berupa gagasan persuasive dari propagandis, dan efeknya itu adalah

penolakan atau memilihnya.

Namun, ada hal yang perlu dicatat bahwasanya Idris memiliki jam terbang yang

cukup tinggi dalam memimpin Depok. Ini tidak bisa dikatakan main-main. Terlebih

bisa dibilang dia sudah mapan dalam menjadi seorang pemimpin, khususnya di

Depok. Hal ini diperkuat oleh dirinya yang merupakan warga asli Depok.

Di sini Idris telah memiliki poin plus. Karena kepemimpinannya yang telah

dilihat oleh masyarakat Depok secara luas, terlebih kinerjanya dibilang berhasil, Idris

memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh Dimas. Berdasarkan hasil wawancara,

dapat dikatakan bahwa Idris memiliki segmentasi pemilih di segala usia. Dia tidak

terpaku kepada satu generasi.

Narasumber juga mengatakan bahwa memimpin bukanlah persoalan mudah.

Diperlukan pengalaman dan keahlian khusus yang tentunya sudah dimiliki oleh Idris.

Tapi itu semua tidak terlepas dari propaganda yang-secara tidak sadar- juga

dilakukan oleh Idris.

Teknik propaganda yang dipakai oleh Idris contohnya adalah name calling,

glittering generalities, transfer, dan bandwagon. Seperti dikatakan sebelumnya,

teknik yang digunakan memang belum tentu efektif. Tapi teknik ini kerap dipakai

dalam melakukan propaganda.

Setelah mendapat konfimasi dari narasumber pihak Dimas, ternyata pihak Idris

pernah melakukan name calling atau memberikan sebuah label yang buruk kepada

pasangan lawan. Contohnya adalah ketika pihak Idris menuding istri Dimas

merupakan seorang Kristen. Pihak Dimas juga pernah mengatakan bahwa sempat

ada berita bahwa Dimas pernah menghamilli perempuan. Tidak lain dan tidak bukan,

ini merupakan label yang dilakukan dari pihak Idris.

Selanjutnya adalah gilttering generalities atau mengasosiakan sesuatu dengan

suatu “kata bijak” yang digunakan untuk membat masyarakat menerima dan

menyetujui hal itu tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Dari spanduk, banner, atau

umbul-umbul yang dipasang oleh tim Idris secara tersirat telah menunjukkan

gilltering generalities itu sendiri.

Transfer dalam hal ini terlihat jelas dari kedudukan Idris yang saat ini merupakan

wakil walikota Depok. Transfer sendiri meliputi kekuasaan, sangsi dan pengarhus

sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat “sesuatu” lebih

bisa diterima teknik propaganda. Transfer juga bisa digunakan dengan memakai

pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan beribawa dalam

lingkungan tertentu. Tokoh berpengaruh tersebut dapat dilihat dari diri Idris itu

sendiri.

Jika kita analisis menggunakan teknik bandwagon, bisa dibilang ini merupakan

teknik yang sukses dan efektif jika ingin dikaitkan dengan kampanye Idris.

Bandwagon menggembor-gemborkan sukses yang dicapai oleh seseorang, suatu

lembaga, atau suatu organisasi. Terlihat jelas bahwa teknik ini bisa menjadi kekuatan

terbesar bagi Idris karena dia bisa saja menyatakan kepada masyarakat Depok bahwa

dia telah berhasil memimpin pemerintahan selama menjadi Wakil Walikota Depok.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada narasumber,

dapat diketahui bahwa tiap-tiap pasangan calon Walikota Depok memiliki

propaganda. Propaganda tersebut dilancarkan agar menarik minat publik dan

masyarakat Depok. Tentu saja dalam propaganda itu memiliki tujuan

terselubung, antara lain adalah agar pasangan calon terpilih menjadi Walikota

Depok pada periode 2016-2022.

Hasil analisis pun menunjukkan bahwa pasangan calon memakai

hampir semua jenis dan teknik propaganda. Sedangkan keefektivitasannya

bergantung kepada ketika propaganda tersebut dilaksanakan. Disini dapat

disimpulkan kedua pasang calon memiliki kekuatan di masing-masing aspek

yang mereka jadikan titik ukur dalam memenangkan pilkada. Kekuatan itulah

yang kemudian dijadikan patokan mereka dalam berpropaganda.

Meskipun sebenarnya, masing-masing calon tersebut belum tentu

sadar secara penuh mereka telah melakukan propaganda. Namun itu semua

dapat terlihat dari aktivitas yang mereka lakukan saat kampanye. Hal ini tidak

bisa disalahkan karena dalam memenangkan suatu pemilihan, hampir setiap

aktivitas tidak terlepas dari propaganda.

LAMPIRAN

TRANSKRIP WAWANCARA PENGAMAT POLITIK

Narasumber: Pak Adi Prayitno

Pertanyaan: Apa yang melatarbelakangi tiap-tiap partai mengusung nama Calon

Walikota dan Calon Wakil Walikota depok saat ini?

Pak Adi: Ya jelas dong kalau pilkada itu setiap partai politik menginginkan menang..

ga ada alesan lain. Kalau ditanya apa latar belakangnya.. pertama mereka

memenangkan pilkada depok, apalagi incumbent nya nur mahmudin ga nyalon kan?

Jadi yang nyalon ini adalah tim-tim baru, kecuali wakilnya itu si idris, dia kan wakil

walikota depok nyalon lagi. Dan menurut saya kalau ditanya apa alesan dan latar

belakang partai politik mencalonkan calon walikotanya.. ya jawabannya jelas, setiap

partai politik adalah untuk memperoleh kekuasaan, partai politik itu adalah sarana

yang paling mungkin efektif yang sesuai dengan undang-undang, sesuai dengan

prosedur untuk meraih kekuasaan.. kalau pertanyaan itu yah untuk memenangkan

pilkada depok.. yah yang kedua kalau ingin ditambah-tambah untuk

mensosialisasikan gagasan-gagasan yang diusung oleh para calon, gagasan misalnya

tentang kemajuan depok, tentang banjir, kemacetan, pemberdayaan ekonomi,

pendidikan, dan lain-lain. Saya kira dua calon itu sudah mengkampanyekan itu, tapi

tujuan utama biasanya orang mencalonkan diri dalam pilkada dimanapun itu ya

untuk memenangkan pemilihan.. itu alesan yang paling relevan, kalau gagasan

keadilan dan kesejahteraan di kelas juga bisa, ga perlu nyalon

Pertanyaan: Menurut prediksi anda, siapa yang akan memenangkan pemilihan Calon

Walikota dan Wakil Walikota Depok periode 2016-2021?

Pak Adi: kalau yang diliat sekilas sejauh ini yang menang kayanya idris sama pradi

itu yang didukung oleh tiga partai, PKS, Gerindra sama Demokrat. Nah yang satu itu

kan si dimas sama baba suhaemi.. babay sama dimas ini kan relatif baru, meski

didukung oleh banyak partai, mereka ini kan didukung oleh enam partai. Tapi kan

dalam konteks pilkada saat ini, pemilih itu tidak bisa diliat seberapa besar dukungan

partai politik terhadap calon.. kalau mau diliat dalam pilkada di DKI Jakarta

misalnya Jokowi itu kan ga terlalu banyak didukung partai politik tapi dia menang,

saya kira di depok juga akan begitu. Banyaknya dukungan partai politik terhadap

salah satu calon itu bukanlah jaminan untuk menang. Kalau diliat seberapa besar

partai politik yang mendukung babay sama yang mendukung si idris ini, lebih

banyaknya kelompoknya babay sama dimas.. lebih banyaknya mereka, tapi itu

bukanlah jaminan untuk menang. Saya ingin belah satu-satu.. kalau feeling saya sih

sepertinya kayanya yang akan menang nih lebih sedikit diunggulkan oleh pa idris,

idris sama pradi. kenapa pa idris? karena idris ini pernah menjadi calon wakil

walikota depok, secara tidak langsung dia sudah dikenal oleh masyarakat di depok,

apalagi dia misalnya didukung oleh PKS yang di depok memang selama beberapa

periode cukup berkuasa.. suka ga suka di depok ini kan dikuasai oleh PKS ya selama

10 – 15 tahun ketika mengusung Nur Mahmudi, yang kedua di dukung oleh

Gerindra.. gerindra ini partai yang relatif baru sepuluh tahun belakangan ini, tapi

gerindra ini mempunyai solidaritas dan militansi kader yang sangat luar biasa, dalam

perolehan suara di tingkat depok gerindra juga oke.. ditambah lagi dengan Demokrat,

demokrat ini adalah pemain baru juga dalam pilkada, tapi mempunyai strategi

kampanye yang saya kira luar biasa. Coba kita melihat ke calon yang lain, si babay

ini Memang dia kan DPRD kota depok, tapi cakupan DPRD itu terbatas.. mungkin

dia hanya dikenal dua atau tiga kecamatan, beda dengan idris yang hampir semua

kecamatan sudah kenal, itu satu. Yang kedua babay ini juga didukung oleh golkar,

tapi teman-teman harus tau.. golkar ini kan ribut sekarang, antara golkarnya ical dan

golkarnya agung laksono. Calon dari PDIP si dimas oki itu kan orang baru,

maksudnya dia tidak pernah terjun dalam dunia politik sebelumnya.. kalau dia

sekarang kerja di istana kepresidenan, iya.. tapi bukan jaminan dia itu dikenal dan

akan disukai orang.. muda bolehlah, dalam pilkada itu boleh muda, boleh ini, dan

boleh begitu, tapi itu bukan jaminan untuk orang menang. Sekarang sudah ga jaman

muda dan ga muda, orang akan memilih seberapa besar orang akan serius bekerja..

jadi kalau melihat irisan secara sederhana, kayanya untuk saat ini yang paling bisa

diunggulkan pa idris, karena dia incumbent. Incumbent itu orang yang pernah

menjabat sebelumnya, meski dia sebagai wakil, kalau saya sih melihatnya begitu,

apalagi kalau melihat partai-partainya itu.. meski didukung oleh enam partai politik

si oki dimas sama babay ini, saya kira PPP, PAN tidak punya trade record yang baik

untuk memenangkan di depok, di depok itu kalau ga golkar, PKS sama-sama kuat.

Kalau melihat kursi di DPR sih memang mereka menang.. kan sekarang kelompok

yang mendukung dimas sama babay itu kan 18 kursi di DPRD depok, sementara

yang mendukung idris sama priadi itu cuman 15 di DPR nya.. irisannya begitu.

Pertanyaan: Kapan biasanya kedua pasang calon membahas teknik propaganda yang

tepat?

Pak Adi: Semestinya propaganda itu harus dibedakan dengan kampanye. Kampanye

itu beda dengan propaganda, kampanye itu waktunya ditentukan, misalnya enam

bulan sebelum pencoblosan itu semua calon boleh berkampanye.. tempatnya di

depok 1, 2 dan 3, kan begitu kampanye.. jelas dan ga samar-samar. Sedangkan

propaganda itu bisa dilakukan siapapun dan kapan saja, nah itu bedanya. Kalau

ditanya kapan propaganda itu efektif dilakukan, yah mulai kapan saja.. sejak sang

calon ingin meniatkan diri untuk menjadi sebagai salah satu calon, dia sebenernya

sudah berhak untuk melakukan propaganda. Karena kan propaganda ga diatur dalam

undang-undang.. bebas waktunya, pesannya apa saja, apalagi pesan yang ingin

disampaikan oleh propaganda itu untuk mempengaruhi orang lain, mengajak orang

lain terlibat dan mendukung dirinya.. itu propaganda. Yah kalau ditanya kapan? Yah

kapan saja, sejak calon itu punya niat untuk maju itu tentunya boleh. Karena

propaganda itu banyak caranya, tapi kan sekarang ada undang-undang yang

membatasi, kalau kampanyenya terbuka, mengarahkan massa dan segala macam itu

ga boleh jauh-jauh hari sebelum diatur oleh KPU. Kalau gasalah sekarang kan

undang-undangnya itu.. undang-undangnya pilkada, orang boleh kampanye sebelum

enam bulan pencoblosan, itu kampanye. Karena ini sifatnya propaganda.. jawaban

saya sih kapan saja propaganda itu bisa dilakukan, dimana saja bisa dilakukan, dan

itu yang sering kali digunakan orang. Jadi meski sudah diatur dalam undang-undang

kampanye hanya boleh dilakukan enam bulan sebelum pencoblosan, biasanya jauh-

jauh hari kandidat sudah melakukan propaganda.. spanduk, stiker atau menggunakan

mulut orang lain.. “ jangan lupa pilih idris ya.. pilih babay ya..” itukan termasuk

propaganda, misalnya bilang idris itu orangnya sholeh.. kyai.. ustad, dan itukan

bagian propaganda

Pertanyaan: Yang membedakan propaganda dengan kampanye?

Pak Adi: Kampanye itu sama-sama mengajak dan mempengaruhi, cuman kalau

kampanye itu waktunya diatur.. pilkada depok misalnya, si babay ini ga boleh

kampanye enam bulan pencoblosan, waktu pencoblosan kan tanggal 9 desember, nah

bulan juni itu mereka boleh kampanye.. ada yang bikin panggung, sosialisasi, ngajak

orang rame-rame.. karena itu dipersilakan oleh KPU.. itu undang-undang, hanya

kampanye. Nah, sementara propaganda sebelum enam bulan juga boleh, meski itu

sebenarnya dilarang oleh KPU, kan ga boleh kan mengarahkan massa,

mempengaruhi orang jauh-jauh hari.. tapi kan calon banyak akal. Nah itu yang

membedakan propaganda dengan kampanye.

Pertanyaan: Di mana tempat yang efektif untuk melancarkan propaganda tiap-tiap

calon?

Pak Adi: banyak sih, yang jelas propoganda itu dilakukan untuk bagi mereka yang

masih belum mempunyai pilihan. Jadi salah satu calon di depok itu misalnya

melakukan propaganda untuk mempengaruhi dukungan itu pasti di tempat-tempat

yang belum mempunyai dukungan. Kalau orang yang mempengaruhi dukungan itu

agak susah biasanya untuk menerima, pertama yang paling mungkin adalah suatu

tempat dimana belum ada dukungan sama sekali, biasanya di ormas (organisasi

kemasyarakatan).. kan banyak ormas yang masih belum menentukan sikap untuk

memilih siapapun kan, bisa saja propaganda dilakukan disitu, tapi propaganda juga

ga boleh dilakukan di tempat ibadah dan lembaga pendidikan.. Kalau ditanya tempat

yang paling oke, saya kira di tempat kantong-kantong massa, kantong buruh,

kantong petani, kantong pelayan.. itu komunitas-komunitas yang paling mungkin

dipengaruhi, bahkan komunitas pelajar dan mahasiswa.. pemuda sebagai kelompok

menengah yang sadar politik itu kecenderungannya memang belum mau menentukan

sikap politik, jadi memang sekarang banyak kandidat itu yang menyasar ke

kelompok-kelompok pemuda dan mahasiswa ini untuk di pengaruhi, yah salah

satunya adalah mahasiswa dan pemuda, yang kedua organisasi kemasyarakatan.. yah

semua basis massa sebenernya untuk dilakukan propaganda, tapi sekarang kan

jamannya era digital, era telekomunikasi informasi.. propaganda itu banyak melalui

serangan udara.. tv, radio, koran dan lain-lain, yah saya kira untuk mempengaruhi

kelompok pemuda dan mahasiswa itu melalui serangan udara begitu.. twitter,

facebook. Tapi dengan gencarnya mengikuti facebook atau twitter salah satu calon,

itu memungkinkan mereka paham siapa calonnya. Propaganda bukan hanya itu, bisa

saja berkunjung ke kelompok tani, misalnya lagi ada panen tani 100 atau 200 orang

yang dateng, dia akan dateng dan memperkenalkan diri, di kelompok komunitas

becak juga bisa dilakukan, kalau bukan dengan calon langsung, biasanya tim

suksesnya. Jadi kalau ditanya kantong-kantong.. kantong pemuda, kantong kelas

pekerja seperti buruh, petani, nelayan, dll.. dari kelompok intelektual, akademisi..

dan tentu saja adanya floating match (massa mengambang) sampe menjelang

penutupan pencoblosan itu masih belum menentukan pilihan, kan banyak orang yang

masih belum mempunyai pilihan, yah kelompok-kelompok begitu yang harus

disasar.. alim ulama, ustad, meski dengan cara yang berbeda mendekati mereka.

Pertanyaan: Kenapa partai Golkar tidak menaruh dukungan kepada Babai Suhaimi?

Pak Adi: karena babai ini dianggap bagian kelompoknya pa ical dan mendukung abu

rizal bakri.. nah sementara ada kelompok lain yang mendukung agung. Jadi jelas

karena masalah konflik golkar ini, dari kubu agung laksono ini yang kurang

mendukung babai

Pertanyaan: Kenapa ada konflik tentang PDIP yang tidak setuju dengan pengajuan

nama Dimas Oky Nugroho yang maju sebagai calon Walikota Depok?

Pak Adi: kalau pun toh ada konflik di PDIP, anggaplah itu ada konflik.. PDIP tetap

mendukung si dimas oki itu, karena kan si dimas oki ini awalnya bukan orang partai,

dia hanya relawan jokowi yaitu waktu pilpres kemaren dan dia bekerja di staf

kepresidenan saat ini, mungkin karena dia dianggap deket sama istana, kemudian

dicalonkan.. nah disitulah kemudian banyak penolakan dari kalangan PDIP di dalam.

Kalau pun toh awalnya si dimas oki itu ga direstui dan kurang didukung oleh PDIP

karena dianggapnya new cumbent, pendatang baru dalam PDIP, apalagi dia dianggap

masih muda, prosesnya masih kurang lama di PDIP.. dianggap pendatang baru

pokoknya, jadi wajar kalau ada orang yang pada awalnya ga terlalu suka dengan dia,

dia kan awalnya bukan dari PDIP.. si dimas ini kan pernah di reporter dan menjadi

relawan jokowi, kemudian di rekrut menjadi orang di PDIP. Menurut saya mungkin

dimas oki ini hanya dianggap orang baru saja, sementara dedengkot PDIP di depok

banyak yang merasa lebih berhak maju dan berkompenten, walaupun pada akhirnya

memutuskan dimas ini.

Pertanyaan: Kenapa masih ada partai yang tidak memberikan dukungan kepada

kedua kandidat Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota ?

Pak Adi: mungkin dia tidak memiliki calon yang cocok buat dia.. pilkada itukan

selain ajang untuk memenangkan, itu biasanya ajang untuk partai politik mendukung

seseorang. Misalnya kita kategorikan hanura sebagai salah satu partai yang tidak

mendukung salah satu calon, pertama karena dia belum menemukan sosok yang idel

menurut dia.. yang layak untuk didukung.. husnudzon saya kedua calon ini dianggap

tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh hanura. Yang kedua mungkin saja

kehadiran hanura ini sudah ga terlalu penting buat mereka, jadi didukung ga

didukung hanura, kedua kandidat ini sama-sama kuat. Yang ketiga mungkin saja

hanura ini tidak dapat posisi apapun kalau bergabung dengan salah satu calon

karena dia datang terakhir, bergenre di tim sukses itu sudah penuh, kalau misalnya

saya mendukung idris.. ketua ini, ketua itu jika si idris menang sudah dipenuhi oleh

PKS, Gerindra dan Demokrat.. jadi menurut saya yang ketiga ini dalam bergenre

politik yang dimainkan orang, hanura ini tidak dapat apa-apa, jadi dia lebih memilih

berdiam diri untuk tidak mendukung siapapun. Tapi menurut saya partai politik itu

sejatinya memang memilih diantara calon yang sudah ada, karena kan salah satu

tugas partai politik melakukan sosialisasi, melakukan agregasi kepentingan dan

komunikasi politik, menurut saya hanura tidak bisa berdiam diri dan tidak

mendukung salah satu calon, dia harus memilih salah satu calon.

Pertanyaan: Bagaimana prediksi anda tentang berlangsungnya Pemilihan Umum

yang melibatkan kedua calon?

Pak Adi: pilkada depok aman kok.. tidak mungkin ada apa-apa, semua kira pilkada

di Indonesia memang sekarang berpotensi untuk berjalan damai, letupan-letupan

konflik pilkada itu terjadi ketika kita baru mengenal pilkada langsung, tapi

belakangan setelah reformasi bergulir.. sudah hampir 17 tahun kedewasaan

berpolitik masyarakat indonesia sudah mulai tumbuh, mereka sudah mulai sadar

terhadap hal-hal politiknya, mereka juga mulai sadar soal hal kekalahan dan

kemenangan. Meski begitu saya kira memang potensi konflik, kerisuhan pasti ada

per parda, karena ini menyangkut kepentingan orang banyak, tidak boleh lengah,

untuk itu saya kira memang stakeholder dan kepentingan, termasuk aparat kepolisian

itu harus mengantisipasi biar ini tidak terjadi.

TRANSKRIP WAWANCARA CALON 1 DEPOK (DIMAS OKI – BABAI

SUHAIMI)

Narasumber: Tim sukses dimas oki – babai

Pertanyaan: Apa sih yang bikin timsesnya dan Dimas Oki yakin kalau Dimas Oki itu

bakal memenangkan pilkada ini?

Yang bikin kita yakin adalah pertama semangat perubahan ya, semangat perubahan

yang warga Depok sendiri kayaknya jenuh banget gitu, jenuh sama ya Depok

selama 10 tahun ga ada progress yang bagus yang pertama, kedua pembangunannya

juga ga merata, Dimas Oki ini juga sosok muda yang memfokuskan anak muda yang

memang bikin kita optimis untuk menang tuh disitu, selain itu juga 70% warga

Depok ini pemuda jadi kita punya linearitas yang sama. Segmentasi pemilih kita ya

memang itu, anak muda, masyarakat yang apolitik lah sebenarnya, itu segmentasi

kita lah. Tapi visi misi dari pasangan Dimas Oki dan Babai ini secara garis besar

saya jelaskan kita fokus ke empat hal aja kesehatan yang pertama, kita lihat fasilitas

kesehatan dan segala macam masih kurang, contoh Puskesmas kemarin pemerintah

sebelumnya, dia bilang mau menerapkan apa namanya.. dokter jaga 24 jam di setiap

puskesmas, tapi kemarin saya survey jam 3 sore aja udah tutup, itu ga berjalan.

Terus RSUD kaya gitu terbengkalai bangunan B, C dan F ga pernah terbangun lagi

udah 8 tahun ya dari 2006.

Pertanyaan: Kalau yang berperan besar dalam penentuan Dimas Oki ini untuk

terpilih jadi Walikota itu apa bang?

Penentuan terbesar yang pertama sih saya ga bisa jawab itu, itu kan keputusan

partai, saya dari luar partai itu satu, yang memang dibawa oleh mas Dimas saya

teman lama dibawa untuk bantu jadi konsultannya dia, saya ga mau tau lah kenapa

dia dibawa sama partai. Itu urusan partai sebenernya.

Pertanyaan: Dan untuk saat ini, masyarakat Depok ini yang perlu ditingkatkan dan

upaya apa yang dilakukan calon no 1 ini untuk masyarakat?

Yang pertama sih kalo kita lihat dari visi misi yang saya jelaskan nomor 1 kesehatan

mas Dimas sendiri mau bikin pelayanan kesehatannya sendiri jadi central of

exellence, entah itu se Jakarta-Jabar atau se-Indonesia kita mau menjadikan Depok

ini central of exellence dibidang kesehatan dulu. Karena Depok sendiri ga punya

apa-apa. Yang kita punya manusia, manusia kalau ga dijaga dengan kesehatannya

apa yang mau kita jual dari Depok, yang pertama. Yang kedua pendidikan, udah

sehat, diisi otaknya. Kita ga punya gas juga, ga punya sumber daya alam, kita punya

manusia, kita punya anak-anak muda yang banyak, tapi kalau kita ga punya daya jual

dibidang intelektualnya buat apa? Yang ketiga adalah infrastruktur, kita lihat 10

tahun berjalan ga ada alun-alun, ga ada GOR, taman kota ga ada, itu yang ketiga.

kemudian yang keempat kita bicara soal pekerjaan, udah sehat udah punya

pendidikan pekerjaannya kemana nih? Berhubung SDM Depok udah terlatih

nantinya, kita akan membawa Depok ini jadi kota kreatif Indonesia, anak muda

kreatif, kalau kita tahu di sini ada pos Margonda namanya. Itu tempatnya anak-anak

IT, anak-anak kreatif lah design segala macem, mereka konsepnya umur berapa saya

tanya umur 28 lah nanti aka kita kumpulkan dan kita jadikan wadah lah.

Pertanyaan: Dan untuk meyakinkan masyarakat dalam realisasi yang seperti itu

bagaimana mas, strateginya

Strategi untuk meyakinkan masyarakat yang pertama ya kita harus turun ke

lapangan, sosialisasi harus kita kencengin. Yang kedua, kita ini bukan melawan

politik ya, dalam tanda kutip melawan politik pasangan nomor 1, nomor 2, kita ini

melawan sistem sebenernya. Temen-temen kan mahasiswa UIN tahu kita ini

melawan sistem, sistem birokrasi yang hancur yang pertama, sistem di KPU sendiri

kaya gimana, sistem pemerintahan kita itu yang kita lawan. Dimas yang bukan orang

struktural di PDIP dalam tanda kutip dia kan bukan orang struktural, dia diambil dari

luar kaya Jokowi lah, gimana caranya kita merubah sistem yang carut-marut di

Depok ini deh, 10 tahun udah lama, kita harus bongkar itu dan masyarakat yang

sudah terbengkalai dengan sistem itu tadi masyarakat di sini udah pragmatis semua,

mau pilkada apa-apa duit, kita mau merubah. Itu strategi yang akan kita tanam.

Sosialisasi yang terdepan sebagaimana strategi komunikasi yang lebih kreatif,

inovatif, itu aja sih yang kita kedepankan.

Pertanyaan: Waktu yang tepat untuk mensosialisasikan programnya Dimas Oki ini

ke warga Depoknya tuh kapan aja?

Everytime...

Pertanyaan: Untuk pasangan Dimas Oki ini ada relawannya gitu?

Banyak.. kita punya relawan Dimas-Babai, di twitter kita ada relawan DON.

Pertanyaan: Itu kira-kira berapa banyak?

Kalau kira-kira kurang lebih sih.. saya ga bisa ngukur secara nilai ya, banyak banget

sih.. ada relawan DB saya ga tau jumlahnya berapa, banyak pokoknya. Ada relawan

DIBA, ada relawan Perjuangan Berkah, untuk yang di Twitter ada relawan DON,

kawan Dimas , sahabat Dimas, itu belum Babainya.

Pertanyaan: Kalau Dimasnya sendiri pernah terjun ke lapangan buat kampanye gitu?

Di Daerah mana aja?

Setiap hari. Di semua titik.

Pertanyaan: Untuk relawan yang tadi itu bang, itu kebanyakan latar belakanganya

apa?

Kalau relawan yang pertama untuk yang dibidang IT aja dulu ya, kita anak muda

kan, kita harus kreatif, Lu buka twitter tiap pagi kan? Kalau yang berbasis IT yang

sosial media, itu temen-temen yang backgroundnya anak-anak politik, anak

komunikasi, terus anak-anak IT, website builder, segala macem itu mainnya di sana.

Kita juga menyadarkan anak-anak muda Commuterline di KRL liat Twitter, itu

sasaran kita. Kita ga akan membedakan segala macam.

Pertanyaan: Kalau untuk Dimas sendiri nih, alasan terkuat untuk memilih Babai

untuk menjadi pasangan itu apa?

Yang pertama adalah karena Babai putra daerah, masa orang Depok ga mau

ngangkat putra daerahnya sendiri. Terus yang kedua, kita tahu dia alim banget lah

orangnya. Agamanya kuat, dan ahlaknya juga baik, kenapa ga diangkat sekalian, dia

juga mantan DPRD Depok udah keluar sekarang gara-gara nyalon.

Pertanyaan: Lawannya sendiri kan incumbent ya, strategi Dimas dan Babai ini

gimana?

Kita menyadarkan masyarakat apa sih yang 10 tahun sudah dilakukan incumbent?

Sekarang kalau misalkan lu anak Depok, lu bisa liat jalan mana yang besar di

Depok? kalo ngga cuma 5 km di Margonda doang. Mana akses jalan dari Jakarta,

dari Bogor, dari Bekasi yang di buka? Ngga ada. Akses kesehatan, orang Cimanggis

kalau mau berobat ke Sawangan, keburu mati di tengah jalan kena macet.

Pertanyaan: Balik ke visi misi nih bang, tadi katanya ada empat, kalau dari segi

keamanan gitu kan kita tau akhir-akhir ini, tahun lalu lah daerah sini nih yang ada

begal, itu gimana tuh kalo dari segi visi misi keamanannya sendiri?

Kita kembali ke visi misi yang no. 4, masalah pekerjaan. Orang begal gara-bara ga

punya kerjaan, dan kebanyakan begal itu anak-anak dibawah umur 20 tahun, lulus

SMA ga punya kerja, duitnya butuh, entah itu buat narkoba, atau apa ya kan? Karena

ga ada fasilitas olah raga, fasilitas untuk bermain, terus dia pake narkoba, butuh duit,

begal lah cara cepetnya. Kita bikin wadah anak-anak muda dari SMA, yang mau

kuliah susah ga punya duit, mereka harus cari kerja, kemana kerjanya, sama siapa,

kerja kreatif dimana, makanya dijadikan visi.

Pertanyaan: Berarti bakalan ada pendidikan gratis untuk anak-anak punk, jalanan..

Kan sekarang sudah ada sekolah master, kita juga sudah melihat ke sana dan kita

juga akan melakukan kerja sama dengan sekolah master.

Pertanyaan: Dan untuk citra dari pasangan ini tuh apa yang mau dibentuk?

Citra pertama yaitu muda, semangat muda yang akan kita keluarkan dulu, sekarang

kalau kita liat semua walikota walikota di Indonesia udah mulai ke arah anak-anak

muda semua loh, mulai dari yang pertama tuh bahkan bukan Risma, bukan Ridwan

Kamil pertama yang muda, kalau kamu mau searching lagi ada di Lamongan, dia 36

tahun jadi Bupati Lamongan, semua arahnya muda. Semangat muda. Nah kenapa

kita ambil Dimas muda, dan enak masarinnya karena yang muda-muda sudah

terbukti bagus tuh kerjanya. Mereka udah ga mikirin birokrasi orang lama, kuno,

korupsi segala macem.

Pertanyaan: Tapi kalau dari segi mudanya sendiri, kalau kita liat dari korupsi ini kan

ibaratnya tuh udah akar simbol yang susah banget untuk di cabutin akar-akarnya,

gimana tokoh muda ini tuh punya power yang cukup untuk ngurangin korupsi yang

ada di Depok lah minimal.

Kalau kamu ngikutin mas Dimas, dia kan bilang masalah infrastruktur dan

suprastruktur. Suprastruktur ini berdasar birokrasi, revolusi mental yang dibilang

Jokowi itu yang ada di sana nantinya, baru kita bicara tentang infra struktur terakhir.

Yang pertama benahi dulu mentalnya, kalo dibenahin infrastrukturnya baru 3-4

tahun kita baru merasakan, kalau mentalnya yang dibenahi, 6 bulan kita bisa

merasakan efeknya, dan efeknya jangka panjang.

Pertanyaan: Dalam melakukan kampanye ini, Pak Dimas itu menggunakan media

massa kan ya, tadi kan udah bilang tuh ada sosialisasi ke masyarakat, itu biasanya

apa yang disampaikan pesannya melalui media massa dalam mengkampanyekan Pak

Dimas ini?

macem-macem yang akan kita sampaikan. Pertama kalau masalah visi misi pasti

akan kita sampaikan. Barusan tadi pagi saya converensi pers, kita con-pers masalah

penyusutan DPT. DPT di Depok disusutin 21.000 bro. Kemana tu orang? Padahal

peningkatan penduduknya per tahun 8% nah itu yang kita bicara soal reformasi

birokrasi, kita mau ngerubah ternyata birokrasi masih begini. Jadi kita akan angkat

masalah-masalah di Depok, dan kita juga akan angkat masalah nsiaonal. Mas Dimas

kan sosoknya di Nasional kan lebih lumayan daripada di daerah, ketokohan dia di

Nasional lebih dikenal orang selaku pengamat politik senior kan dan kita juga

mengamati masalah nasional juga, perkembangan ekonomi nasional, seperti kaya

kemarin dollar naik.

Pertanyaan: Kalau untuk meyakinkan masyarakat Depok tentang kualitas dan

kredibilitas Dimas Oki selain dengan kampanye yang lakukan dan hal-hal yang

dipublikasikan di media masa itu apa aja?

Pertama kita harus komitmen. Yang penting warga tidak melihat program tersebut

besar atau kecil. kita harus bicara konsistensi dan komitmennya gimana.

Pertanyaan: Apakah postingan di social media sudah dipersiapkan?

Tidak. Kalau dipersiapkan namanya setting media.

Pertanyaan: Untuk memperoleh dukungan, kegiatan apa saja yang sudah dilakukan?

Pertama silaturahmi dengan tokoh-tokoh yang ada di Depok. Kedua terjun ke

masyarakat. Kita punya program yang namanya kontrak politik dengan masyarakat.

Masyarakat sekarang sudah ga butuh janji. Yang dibutuhkan adalah tanda tangan

sebagai bukti. Mereka tidak butuh uang. Kita sudah pernah coba sekali, masyarakat

tinggal nulis maunya apa, kita sinkronkan dengan visi dan misi, ketika sinkron kita

tanda tangan. Antara Dimas dan perwakilan warga (RT &/ RW).

Pertanyaan: Sampai saat ini, survey yang menunjukkan memilih Dimas sampai

berapa persen?

Kalau survey saya tidak bisa bilang dulu. Mohon maaf. Alhamdulillah selisih sedikit.

Kita unggul di atas sedikit.

Pertanyaan: Tapi ada target suara pemilih berapa banyak?

Untuk target suara ga muluk-muluk. Menang di atas lima persen saja.

Pertanyaan: Pernah ada gosip atau berita palsu tentang Dimas Oki ?

Ada. Pertama berita tentang Dimas yang Katolik dan antek Nasrani. Kedua Dimas

menghamili anak orang. Ketiga istrinya Kristen. Padahal beliau Muslim.

Pertanyaan: Apa yang dilakukan dalam menghadapi gosip-gosip seperti itu?

Kita mengeluarkan fakta.

Pertanyaan: Selain melakukan kampanye kandidat, apakah Dimas juga melakukan

kampanye ideologi?

Ya. Setiap kampanye pertama melakukan kampanye ideology, kemudian

menjabarkan visi dan misi, dan bicara tentang ekspektasi kota ini mau dibawa ke

mana.

Pertanyaan: Ideologi seperti apa?

Pertama ideologi NU, kedua ideologi Pancasila. Dia ingin membuat Depok sebagai

kota Pancasila.

Pertanyaan: Dalam melakukan kampanye atau propaganda, ada ga orang terkemuka

di Depok yang dijadikan panutan? Agar masyarakat tahu bahwa orang terkemuka ini

memilih Pak Dimas.

Kalau di Depok sendiri Dimas mengidolakan satu orang. WS Rendra. Udah

meninggal. Tapi untuk beberapa bulan belakangan ini, mantan Walikota Depok, Pak

Yuyun alhamdulillah sudah merapat. Juga beberapa tokoh dari Muhammadiyah, NU,

bahkan dari Protestan, Katolik, sudah merapat semua.

Pertanyaan: Hambatan-hambatan apa saja yang terjadi ketika kampanye ?

Lebih ke teknis. Yang pertama waktu. Macet. Itu aja hambatannya. Yang lain ga ada.

Pertanyaan: Selain sasarannya masyarakat, ada ga kelompok-kelompok komunitas ?

Komunitas Alhamdulillah ada. Misalnya komunitas di bidang IT. Kemudian

komunitas pecinta lingkungan. Namanya relawan hijau. Ada juga komunitas sepeda,

komunitas pecinta kucing. Mereka sudah merapat ke kita.

Pertanyaan: Kita kan sedang membahas propaganda. Sebagian besar masyarakat

memiliki prespektif yang negatif terhadap propaganda. Karena itu persuasive yang

tersembunyi. Bagaimana tanggapan bapak terhadap masyarakat kita yang memiliki

prespektif bahwa propaganda itu tindakan yang negatif. Dan bagaimana jika kita

melakukan propaganda yang tidak menentang moral?

Kalau presepsi saya, kita lihat dulu propagadanya apa. Kalau dia menganggap

propaganda negatif, anggap saja dia kurang belajar.

Pertanyaan: Kalau dengar-dengar gosip atau desas-desus, apakah pasangan sebelah

memakai money politic?

Money politic tidak bisa dipungkiri. Saya akhirnya menggunakan barang sebagai

ganti uang. Seperti contohnya pemberian botol minum kepada komunitas sepeda.

Kalau ga dikasih apa-apa mereka ga akan mau ikut. Ibaratnya itu untuk pancingan.

Kalau kelompok sebelah, yang saya tahu, mereka ke ibu-ibu ngasih centong, panic,

dan lain-lain. Ga masalah. Yang penting harganya dibawah Rp.25000,-. Itu peraturan

KPU.

Pertanyaan: Sebenarnya, apa yang membuat Babai tidak didukung oleh Golkar?

Ini adalah polemik pusat. Dimana Golkar ada dua kubu. Dari dua kubu ini, golkar

tidak akan bisa mendukung calon dari manapun. Akhirnya, mereka ‘melarikan diri’

agar bisa direstui. Bisa diartikan juga mereka membangkang, tidak mengikuti

mandat partai. Karena, untuk apa ada orang bagus tapi tidak didukung? Mereka

akhirnya keluar dan perestuan itu dari PDIP. Itupun tidak masalah. Golkar dan PPP

tidak terdaftar di KPU sebagai pendukung. Yang terdaftar adalah PDIP, Nasdem,

PAN, dan PKB.

Pertanyaan: Faktor-faktor apa yang menentukan sukses dalam berkampanye?

Pertama dari calonnya sendiri konsisten. Yang kedua awareness publik. Yang ketiga

elektabilitas. Mulai dari partai pengsung, relawan, dan tim pribadi.

Pertanyaan: Jika kita flashback, kita tidak bisa memungkiri kekuatan volunteer

dalam kemenangan Jokowi. Apakah cara berkampanye Dimas mengikuti metode

yang sama?

Kita megikuti cara kampanye Jokowi dan Prabowo. Kalau Jokowi, relawan

dibiarkan. Kalau Prabowo, satu relawan adanya di Garuda Center. Komandonya

datang dari pusat. Kita coba bikin dulu dibiarkan, yang kedua kita coba rangkul lagi,

lalu dikasih komando. Kita akan gabungkan dua strategi yang berbeda ini. Karena

kedua cara Jokowi ataupun Prabowo efektif.

Pertanyaan: Pak Dimas sendiri memakai propaganda apa ya?

Kita memakai propaganda perubahan. Dengan memiliki tagline ‘Depok Berubah’.

Dimana Depok ini bisa berubah. Karena jika kita compare daerah Jabodetabek yang

lain, hanya Depok yang belum berubah. Kita bisa lihat Tangerang Selatan dan

Bekasi yang semakin maju.

TRANSKRIP WAWANCARA CALON 2 DEPOK (IDRIS – PRADI)

Narasumber: Timses Idris – Pradi

Bapak : Dia dulu aktivis kita (kelompok kita : ehhm iya) seperti saya sendiri seorang aktivis kan, berfikir secara sederhana gitu kan menurut pemerintahan kita sederhana. Menurut imbuhan, birokrasi itu kan luar biasa mereka punya kepala semua kan.Kelompok : iya.Bapak : masing – masing ada LSM, wartawan. LSM itu ga semua nya idealis kan.Kelompok : ada juga yang (terpotong)Bapak : lebih banyak yang nggak (memotong)Kelompok : hehehe (tertawa)Bapak : wartawan juga sama kayak gitu. Apa namanya, terus juga apa namanya mohon maaf oknum kepolisian, kejaksaan, pengadilanKelompok : iyaBapak : itu semuanya udah ada oknum nya yang bermain juga, nah itu semua bertumpu pada apa? APBN, APBDKelompok : iya pak.Bapak : iya kan? Semuanya ingin menikmati itu.Kelompok : berarti bisa dibilang untuk planning kedepan nya, pak Idris juga ingin memberesi birokrasi?

Bapak : reformasi birokrasi itu wajib tapi bukan pekerjaan yang satu dua hari selesaiKelompok : iya itu betul.Bapak : karena jika kita melakukan operasi birokrasi Kelompok : iya (memotong)Bapak: Itu sama saja dengan jalannya pemerintahanKelompok: iya (memotong)Bapak: ya kan hal-hal teknis,tanda tangan,terus juga macem-macem itu ngga mudah juga. Jadi, reformasi birokrasi itu bukan, bukan omongan-omongan yang mudah diucapkan tapi sulit di implementasikan.Kelompok: karena itu juga terkait sama individu yang melakukan itu tuh udah terbiasa?Bapak: Dan itu sudah terkait dan saling mengikat gitu kanKelompok: Iya PakBapak: Antara birokrasi, LSM, wartawan, oknum kejaksaan, oknum kepolisian, oknum pengadilan, semacam itu. Jadi gabisa disebabkan oleh satu pihak saja.Kelompok: OkeBapak: makanya diagram revolusi mentalnya pak Jokowi bagusKelompok : sebenernya?Bapak : sebenarnya gitu kan tapi kan hanya sebatas diagram pak JokowiKelompok : belum ada bukti kongkrit?Bapak : sama sekali tidak ada, karena ternyata dia sendiri tidak sanggup melawan keinginan apa namanya untuk menempatkan orang – orang dia juga gituKelompok :hehe (tertawa)Bapak : pajrul itu menurut saya dan ternyata ketika di apa namanya,dikasih jabatan komisaris adikarya mampu juga kan, seperti itu.Kelompok : berarti emang yang paling penting tuh pengalaman bukan ya pak, dalam gimana cara nya bermain di pemerintahan tuh harus ada experience?Bapak : ya pengalaman itu penting, karena (berdehem) apa namanya, saya mengambil inian pendapat prof.Ardin Halid yaKelompok : iyaBapak : kelemahan Jokowi tuh berbahaya buat pemerintahan, kelemahan dia tuh berbahaya, kita tidak berbicara pribadi ya, tapi kita berbicara ubtuk seorang-seorang kabinet tuh perlu dukungan partai yang kuat. Nah terus, itu dia dukung sebetulnya di manfaatkan. Ketika megawati jadi presiden maka dukungan partai itu full.Kelompok: Untuk Megawati?Bapak: Untuk Megawati. Megawati memang orang partai gitu kan dan solid semuanya. Tapi kepada, kepada Jokowi tidak. Ini kita lihat kemaren , ngeliat tindak kasus kepada KPK.Kelompok: Iya Bapak: Iya kan. Tindak kasus KapolriKelompok: IyaBapak: Itu kan sangat terang benderang bagaimana Megawati merendahkan bahkan Puan sendiri ikut merendahkan dalam penyusunan kabinet. Jadi tarik – menariknya

keliatan. Nah itu tidak dengan dicoret Jokowi sebagai seorang Presiden waktu itu. Dahulu dia tidak punya lingkaran elit, karena mohon maaf kapasitas pergaulan dia kan hanya walikota.Kelompok: Saat itu?Bapak: Eem, tidak pada saat ini juga.Kelompok: OkeBapak: Dia tidak punya lingkaran elit yang mendukungnya. Jika dia membuat lingkaran eliot baru, sehingga kalau dia membuat lingkaran elit baru dan tidak punya lingkaran elit yang dari awal dan dikejar oleh waktu kerjanya. Lingkaran elit inilah, lingkaran elit baru inilah, lingkaran elit baru inilah yang menguasai dia. Dia cepat kenal pada kelompok elit baru.Kelompok: IyaBapak: Memang pasti, pasti punyaKelompok: Oke Bapak: Inikan memang membuat itukan, ini msuk Ruhud Mr. Panjaitan, Rendi Suwandi. Ya teman-teman relawan. Ini kan menjadi lingkaran di apa itu, yang ketiga transformasi. Ya pokoknya seperti masalah kabut asap, ya kan. Ini udah 3 bulan kan.Kelompok: BelumBapak: Tapi tidak ada strategi. Ini yang masih sampai saat ini sampe hari ini. Ya kalo di republika itu wartawan, temen-temen wartawan republika tuh saking gregetannya. Yaitu kita buat 1 hari itu buram kan halaman awal seperti protes kepada pemerintah. Hari ini dikompas juga sama seperti itu.Kelompok: Baru ketemu sama PM Malaysia juga ya Pak Jokowi? Untuk ngebahas masalah soal kabut asap.Bapak: Saking tidak punya kemampuan, karena koordinasi itu kalu kita tidak kuat ya dikejar-kejar. Ya besok jangan sampai terulang gitu dikota Depok.Kelompok: OkeBapak: Soalnya tidak punya latar belakang pemahaman tentang Depok, pemahaman tentang penderitaan. Hanya mengandalkan muda saja.Kelompok: EemBapak: Gabisa juga ini menyangkut hrga diri kita.Kelompok: Penurunan?Bapak: Yang ada di Depok.Kelompok: Pak, Pak Idris sendiri memang asli Depok Pak, ya?Bapak: Ya asli Depok. Terus beliau berpengalaman di Depok gitu kanKelompok: Jadi tau seluk-beluknya yang perlu di benahi apa ajaBapak: Iya. Cukup segitu?Kelompok: Oke siap, makasih.Kelompok: Bapak tim suksesnya Pak Idris? Kalo bisa sih Pak Idrisnya aja sih Pak.Bapak: Pak Idris sibuk kan ngg mungkinlah Beliau ini.Kelompok: Iya Pak gapapa Pak, Baik PakBapak: Eem

Kelompok: Oke. Jadi yang pertama saya mau tanyain nih, sebenarnya apasih yang membuat pasangan Idris dan Pras ini yakin bahwa mereka akan terpilih sebagai walikota Depok periode 2016-2021?Bapak: Ya yang membuat meyakinkan pertama kepada dukungan masyarakat. Ya baik dari kalangan masyarakat apa namanya agamis, kalangan muda, juga ibu-ibu ya. Jadi ga perlu kita izin, ya memang yang posisi kita aman wakil walikota saat ini. Dan itu secara ilmiah dirugikan secara survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey, diantara dari Indo, Indo barang sekarang oleh Pak Idris dan Pak Pradi gitu.Kelompok: Di Depok sendiri ya Pak? Berarti bisa dibilang Pak Idris nih udah punya kepercayaan uda megang kepercayaan masyarakat Depok karenja Beliau sekarang juga sedang menjabat sebagai wakil walikota ya Pak?Bapak: Iya, eemKelompok: Oke. Dan misalnya yang berperan serta yang berperan besar dalam penentuan Bapak Idris ini terpilih tuh siapa sih Pak sebenarnya?Bapak: MasyarakatKelompok:Masyarakat itu sendiri?Bapak: EemKelompok: Tanpa adanya penyogokan ataupun foluntir dari masyarakat itu sendiriBapak: Iya. Sebenarnya begini, Beliau itu punya 4 sayap yaKelompok: OkeBapak: Yang pertama sayap partaiKelompok: IyaBapak : Gerindra, Demokrat, dan PKS. Terus ada sayap relawan. Ah, relawan pun ada banyak ya. Adarelawan sahabat indis padi dari kalangan pemuda, ada relawan Hitmar ya.Kelompok: IyaBapak: Relawan Hitmar itu dari kalangan ulama, habib, terus ada ustad dan macem-macem orang profesional. Terus ada R2, Relawan Rakyat itu gabungan berbagai macam kelompok masyarakat. Terus ada juga ormas-ormas seperti apa namanya Forkabi, Pemuda Pancasila, dan lainnya.Kelompok: Dan itu semuanya meng, mendukung Pak Idris?Bapak: BisaKelompok: Oke, lanjut ya PakBapak: IyaKelompok: Kapan waktu yang tepat untuk menye, menyelesaikan program-program atau visi misi Pak Idris sehingga Pak Idris nanti itu terpilih?Bapak: Pertama dalam pertemuan-pertemuan tertentuKelompok: Eem, itu kita adakan pertemuan-pertemuan yang komunitas-komunitas, yang kelompok-kelompok masyarakat juga dengan apa namanya emm para tokoh agama. Dan juga Beliau juga apa namanya, langsung beraudentik pada apa namanya pengikat pasar, untuk pedagang, kemudian yang berhubungan Bapak: Dan Alhamdulillah responnya cukup positif

Kelompok: Untuk penye, ketika mereka apa, ketika Pak Idris bersosialisasi tuh responnya juga kayak gitu pak ya?Bapak: Oke, In sha AllahKelompok: Oke. Dan biasanya untuk titik-titik daerah mana saja sih Pak yang ja, di datengin Pak Idris untuk menyesosialisasikan program-program Beliau ?Bapak: Pertama titik-titik komunitas pemudaKelompok: eemBapak: Ya kan komunitas pemuda, komunitas agama yaKelompok: IyaBapak: Terus juga komunitas pengusaha mudaKelompok: Tapi kalau untuk em wilayahnya sendiri misalnya kayak Bapak Idris sedang kampanye tuh biasanya dimana aja sih Pak?Bapak: SemuaKelompok: Di daerahnya?Bapak: Yang dekat. Semua kecamatan di kota Depok.Kelompok: Dan itu selalu Pak Idris ada gitu? Atau gantian dengan Pak Pradinya?Bapak: Kadang dua-duanyaKelompok: EemBapak: Kadang bisa masing-masing, kadang Beliau tidak, tapi team, team BeliauKelompok: OkeBapak: Jadi kadang juga ketua partai atau anggota dewan yang mendukung Beliau. Jadi tidak musti harus selalu BeliauKelompok: OkeBapak: Karena kan terbatas Kelompok: Dan pokoknya intinya konvernya tuh di setiap sudut kota Depok selalu di datengin sama Beliau, gitu ya Pak?Bapak: IyaKelompok: Kalau sejauh ini yang ngeback up partai, partai yang ngeback up Pak Idris tuh berarti ada Grindra tadi, PKS, samaBapak: DemokratKelompok: Ada lagi ngga pak kira-kira?Bapak: Belum sampai saat ini sih yaKelompok: Iya, yang sudah terdaftar secara resmi?Bapak: IyaKelompok: Oke siap. Dan kenapasih Pak Idris tuh memilih Pak Pradi sebagai wakil Beliau?Bapak : pertama pak Pradi itu tokoh pemudaKelompok : okeBapak : iya kan, terus juga beliau pengusahaKelompok : eemBapak : juga seorang yang cukup dikenal dikalangan masyarakat terus juga seperti juga olahraga, ya kanKelompok : eem

Bapak : dan juga beliau ketua partai, artinya punya pengalaman yang cukup baik gitukan di politik, makanya eem apa namanya, kredibilitas pak Pradi sendiri tidak di ragukan lagi?Kelompok : insya Allah, yang terakhir nih pak.Bapak : iya jangan banyak – banyak Kelompok : iya hahaha, bagaimana membuat masyarakat depok yakin kepabilitas dan kredibilitas yang pak Idris miliki agar pak Idris tuh terpilih sebagai walikota Depok?Bapak : pertama meningkatkan kapasitas kredibilitas gini, ya masyarakat sudah tau beliau bersihKelompok : iyaBapak : kan jujur, trus kan beliau seorang ulama, trus beliau juga kan khotbah jumat itu tidak pernah putus trus beliau juga ikut gabungan, trus juga beliau apa namanya menyantuni orang yang itu, kalo ada masalah – masalah banjir langsung dia turun ke masyarakatKelompok : secara langsung?Bapak : iya merakyat dia sangat merakyat itu yang menjadi modal dasarbeliau ada di tengah – tengah masyarakatKelompok : dan itu yang buat beliau tuh yakin terpilih dengan kredibilitas beliau tuh karena hal – hal tadi tentunya pak ya?Bapak : ya bukan karena itu, tapi karena secara ilmiah dibuktikan dengan surveyKelompok : oke, kalau sejauh ini surveynya tuh kalo boleh tahu antara pak Idris dan lawannya berapa persen tuh pak sampai saat ini?Bapak : 50 – 20Kelompok : 50 untuk ?Bapak : 50 untuk idris – pradiKelompok : 20 untuk? Bima?Bapak : sebelah (mengangguk)Kelompok : oke, sisanya masih absent berartiBapak : eem iyaKelompok : belum menentukan pilihan, berarti untuk saat ini pun pak Idris masih punya waktu yang banyak untuk ..Bapak : iyaaa (memotong)Kelompok : mendapatkan survey yang... (dipotong)Bapak : seperti itu (memotong)Kelompok : oke siap makasih banyak ya pak segitu ajaBapak : iya sama – sama

Foto bersama tim sukses calon no. 1 Dimas 0ki dan babai suhaimi

Foto bersama tim sukses calon no. 2 Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna

Foto bersama pengamat politik ( Pak Adi Priyatno)

Daftar Pustaka

Heryanto, Gun Gun. Rumaru, Shulhan. 2013. Komunikasi Politik, Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

O'Shaughnessy, Nicholas J. 2004. Politics and propaganda: weapons of mass seduction. Ann Arbor: University of Michigan Press; dan,Ellul, Jacques. 1965. Propaganda: the formation of men's attitudes. New York: Knopf.

Shoelhi, Mohammad. 2012. Propaganda dalam Komunikasi Internasional. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media)