41
Kromatografi Lapis Tipis 201 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagai pencegahan (Abraham, 2010). Kromatografi lapis tipis adalah teknik analisa sederhana untuk memisahkan komponen secara cepat dan tepat berdasarkan prinsip absorbsi dan partisi. Kromatografi lapis tipis terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau lempengan besi yang cocok sebagai penyangga (Sudjadi, 1988). 1

Laporan KLT Daun Awar-Awar

Embed Size (px)

Citation preview

Kromatografi LapisTipis

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam

arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien

yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran

dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk

merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang

tidak dibutuhkan fungsi normal tubuh, tapi memiliki

efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki

peran aktif bagai pencegahan (Abraham, 2010).

Kromatografi lapis tipis adalah teknik analisa

sederhana untuk memisahkan komponen secara cepat dan

tepat berdasarkan prinsip absorbsi dan partisi.

Kromatografi lapis tipis terbuat dari gelas atau logam

yang tahan karat atau lempengan besi yang cocok

sebagai penyangga (Sudjadi, 1988).

1

Kromatografi LapisTipis

2013

Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan

substansi campuran menjadi komponen-komponennya,

misalnya senyawa Flavonoida yang terdapat pada tahu,

tempe, bubuk isoflavon memiliki banyak manfaat.

Beberapa kelebihan senyawa isoflavon yang potensial

bagi kesehatan manusia, diantaranya adalah sebagai

antioksidan, antitumor / antikanker, antikolestrol,

antivirus, antialergi, dan dapat mencegah

osteoporosis. Dan semua kromatografi bekerja

berdasarkan metode kromatografi.

Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang

bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang

diserapkan pada suatu pendukung; dalam kromatografi

kertas pendukung itu adalah kertas atau kertas

terolah, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis

adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran

plastic. Hanya akan dibahas aspek-aspek yang dipilih

2

Kromatografi LapisTipis

2013

dari kromatografi partisi pada selulosa dengan rujukan

khusus ke analisis anorganik.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk

melakukan pemisahan komponen kimia secara

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada ekstrak daun

Awar-awar (Ficus septica Burm. F).

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk

memperoleh komponen kimia ekstrak daun Awar-awar

(Ficus septica Burm. F) dengan metode Kromatografi

Lapis Tipis (KLT).

BAB II

3

Kromatografi LapisTipis

2013

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Tanaman Awar-awar (Ficus septica Burm. F)

Regnum : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Subdivisi : Spermatophytina

Clas : Magnoliopsida

Order : Rosales

Famili : Moraceae

Genus : Ficus

Spesies : Ficus septica Burm. F (www.ITIS.gov)

2. Morfologi Tanaman

Jenis perdu atau pohon kecil, tinggi antara

100-150 cm. Kulit batang berwarna abu-abu putih.

Kedudukan daun berseling, bentuknya menjorong-

melonjong-membulat telur. Permukaan daun atas

mengkilat. Ukuran daun 8-30 x 6-20 cm. Buah semu di

ketiak daun yang luruh, bentuk buah membulat

4

Kromatografi LapisTipis

2013

gepeng, warna buah hijau muda atau hijau keabu-

abuan. Habitat hutan primer, hutan sekunder dan

semak belukar (Harada, 2006).

3. Aktivitas Biologi

Manfaat daun Awar-awar untuk terapi, antara

lain sebagai obat penyakit kulit, radang usus

buntu, mengatasi bisul, mengatasi gigitan ular

berbisa dan sesak nafas. Sedangkan akar digunakan

sebagai penawar racun (ikan), penanggulangan asma.

Getahnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-

bengkak dan kepala pusing. Buahnya biasa digunakan

sebagai pencahar (Kinho, 2011).

4. Kandungan Kimia

Kandungan kimia pada daun, buah, dan akar Ficus

septica adalah saponin dan flavonoid, disamping itu

buahnya, mengandung alkaloid dan tanin, sedangkan

akarnya mengandung senyawa polifenol (Kinho, 2011).

5

Kromatografi LapisTipis

2013

B. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis adalah teknik analisa

sederhana untuk memisahkan komponen secara cepat dan

tepat berdasarkan prinsip absorbsi dan partisi.

Kromatografi lapis tipis terbuat dari gelas atau logam

yang tahan karat atau lempengan besi yang cocok

sebagai penyangga (Sudjadi, 1988).

Kromatografi Lapis Tipis digunakan untuk

pemisahan senyawa secara cepat, dengan menggunakan zat

penjerap berupa serbuk halus yang dilapiskan serba

rata pada lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat

dianggap sebagai “kolom kromatografi terbuka” dan

pemisahan dapat didasarkan pada penjerapan, pembagian,

atau gabungannya, tergantung dari jenis zat penjerap

dan cara pembuatan lapisan zat penjerap dan jenis

pelarut (Dirjen POM, 1979).

Kromatografi adalah Suatu metoda untuk separasi

yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen

6

Kromatografi LapisTipis

2013

dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana

adalah keperluan selagi gerak yang lain . Di dalam gas

chromatography adalah gas mengangsur suatu cairan atau

tahap keperluan padat. Di dalam cairan chromatography

adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan

yang lain, suatu padat, atau suatu 'gel' agar.

Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi,

daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran, atau

mekanisme lain (David, 2001).

Kromatogarfi lapis tipis dengan penjerap penukar

ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar.

Harga Rf yang diperoleh pada Kromatografi Lapis Tipis

tidak tetap, jika dibandingkan dengan yang diperoleh

pada kromatografi kertas (Dirjen POM, 1979).

Pada dasarnya kromatografi lapis tipis melibatkan

dua peubah yaitu sfat fase diam dan sifat fase

bergerak atau campuran pelarut pengembang. Fase diam

dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai

7

Kromatografi LapisTipis

2013

permukaan penyerap pada kromatografi lapis tipis,

yaitu silika gel, alumina, kieselgur, dan selulosa.

Fase gerak dapat berupa hampir segala macam pelarut

atau campruran pelarut (Sudjadi, 1988).

Pada fase diam salah satu cairan biasanya diserap

oleh zat penjerap padat, karena itu memberikan daerah

permukaan yang sangat luas kepada pelarut yang

mengalir pada fase gerak, dan menghasilkan pemisahan

yang baik, yang tidak dapat dicapai dengan cara

penyarian cairan-cairan yang biasa (Dirjen POM, 1979).

Dalam KLT, identifikasi adanya senyawa dalam

ekstrak menggunakan senyawa referensi hanya valid jika

dijumpai kriteria sebagai berikut (Ditjen POM, 1979) :

1. Bahan dan senyawa referensi menunjukkan nilai Rf

yang identik dalam setiap pengujian sistem KLT.

2. Beberapa perbedaan metode pendeteksi digunakan dan

bahan memberikan reaksi identik pada bahan

8

Kromatografi LapisTipis

2013

referensi dengan seluruh metode deteksi yang

digunakan.

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum,

yaitu: cawan porselin, chamber, cutter, gelas kimia,

9

Kromatografi LapisTipis

2013

lampu UV254 dan UV366, mistar, pipet tetes, pipa kapiler,

pinset, pensil, sendok tanduk, dan vial.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum,

yaitu: aquadest aluminium foil, etil asetat, ekstrak

daun Awar-awar (Ficus septica Burm. F), kloroform, label,

metanol, n-heksan, dan tissue.

C. Cara Kerja

1. Penyiapan lempeng KLT dan Penjenuhan Chamber

a. Penyiapan lempeng silika gel

1) Dibuat lempeng dari silika gel dengan ukuran

7 cm x 1 cm menggunakan mistar dan dibuat

seperti dibawah ini :

10

0,5 cm

5,5 cm

1 cm

Kromatografi LapisTipis

2013

2) Lempeng silika gel dipotong dengan cutter

yang sebelumnya telah diukur.

b. Penjenuhan chamber

1) Disiapkan chamber yang bersih lengkap dengan

penutupnya.

2) Chamber diisi eluen n-heksan : etil asetat

dengan perbandingan 8 : 2 dan eluen kloroform

: metanol dengan perbandingan 6 : 4.

3) Kemudian dimasukkan potongan kertas saring

yang panjangnya lebih dari tinggi chamber dan

kemudian ditutup.

4) Dibiarkan hingga eluen naik pada kertas

saring hingga melewati penutup kaca yang

artinya penjenuhan telah selesai.

2. Penotolan sampel pada lempeng

1) Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

11

1 cm

Kromatografi LapisTipis

2013

2) Ekstrak n-heksan (dilarutkan dalam n-heksan) dan

ekstrak metanol (dilarutkan dalam metanol).

3) Ekstrak diambil dengan menggunakan pipa kapiler,

kemudian ditotolkan pada lempeng yang telah

disiapkan.

4) Lempeng yang telah ditotol diangin-anginkan

sebentar untuk menguapkan pelarutnya lalu

dimasukkan ke dalam chamber yang telah

dijenuhkan.

5) Bila eluen telah mencapai batas atas dari

lempeng silica gel, maka lempeng tersebut dapat

dikeluarkan.

6) Diamati secara langsung dan dengan menggunakan

penampak bercak UV254, UV366, dan disemprot lempeng

dengan menggunakan pereaksi Dragendroff,

ditetesi dengan pereaksi Sitroborat, AlCl3,

FeCl3, dan vanilin asam sulfat.

12

Kromatografi LapisTipis

2013

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Pengamatan

13

Kromatografi LapisTipis

2013

a. Eluen kloroform : metanol (6 : 4)

EkstrakBerca

kNoda

UV254 UV366

Rf Warna RfWarna

Metanol 1 0,27 Pink 0,2

7 Pink

2 0,51 Pink 0,5

1 Pink

3 0,62

Hijaukekuningan

0,62

Hijau

4 0,69 Biru 0,6

9 Biru

5 0,78 Pink 0,7

8 Pink

6 0,85 Biru 0,8

5 Pink

7 0,93 Pink 0,9

3 Pink

N-heksan 1 0,2

5 Pink 0,25 Pink

2 0,51 Pink 0,5

1 Pink

3 0,6 Hijaukekuningan 0,6 Hija

u

4 0,69 Biru 0,6

9 Biru

5 0,78 Pink 0,7

8 Pink

6 0,87 Pink 0,8

7 Pink

7 0,96 Pink 0,9

6 Pink

14

Kromatografi LapisTipis

2013

b. Eluen n-heksan : etil asetat (8 : 2)

EkstrakBerca

kNoda

UV254 UV366

Rf Warna RfWarna

Metanol 1 0,13 Hijau 0,1

3 Pink

2 0,16 Hijau 0,1

6 Pink

3 0,25 Pink 0,2

5 Pink

4 0,51 Pink 0,5

1 Biru

5 0,73 Pink 0,7

3 Biru

N-heksan 1 0,2

4 Hijau 0,24

Hijau

2 0,31 Pink 0,3

1 Biru

3 0,42 Pink 0,4

2 Pink

4 0,69 Pink 0,6

9 Pink

2. Perhitungan

15

Kromatografi LapisTipis

2013

Rf = JarakyangditempuhsenyawaterlarutJarakyangditempulolehpelarut

a. Kloroform : Metanol (6 : 4)

1) Ekstrak Metanol

Rf1 ¿ 1,55,5

=¿ 0,27

Rf2 ¿ 2,85,5

=¿ 0,51

Rf3 ¿ 3,45,5

=¿ 0,62

Rf4 ¿ 3,85,5

=¿ 0,69

Rf5 ¿ 4,35,5

=¿ 0,78

Rf6 ¿ 4,75,5

=¿ 0,85

Rf7 ¿ 5,15,5

=¿ 0,93

2) Ekstrak N-heksan

Rf1 ¿ 1,45,5

=¿ 0,25

Rf2 ¿ 2,85,5

=¿ 0,51

16

Kromatografi LapisTipis

2013

Rf3 ¿ 3,35,5

=¿ 0,6

Rf4 ¿ 3,85,5

=¿ 0,69

Rf5 ¿ 4,35,5

=¿ 0,78

Rf6 ¿ 4,85,5

=¿ 0,87

Rf7 ¿ 5,35,5

=¿ 0,96

b. N-heksan : Etil asetat (8 : 2)

1) Ekstrak Metanol

Rf1 ¿ 0,75,5

=¿ 0,13

Rf2 ¿ 0,95,5

=¿ 0,16

Rf3 ¿ 1,45,5

=¿ 0,25

Rf4 ¿ 2,85,5

=¿ 0,51

Rf5 ¿ 45,5

=¿ 0,73

2) Ekstrak N-heksan

17

Kromatografi LapisTipis

2013

Rf1 ¿ 1,35,5

=¿ 0,24

Rf2 ¿ 1,75,5

=¿ 0,31

Rf3 ¿ 2,35,5

=¿ 0,42

Rf4 ¿ 3,85,5

=¿ 0,69

B. Pembahasan

18

Kromatografi LapisTipis

2013

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran

berdasarkan perbedaan kecepatan peramabatan komponen

dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-

komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu

fase diam dan fase gerak.

Pemisahan KLT, tekniknya menggunakan penyokong

fase diam berupa lapisan tipis sepreti lempeng kaca,

aluminium atau plat inert. Derajat retensi pada

kromatografi lempeng biasanya dinyatakan sebagai

factor resensi, Rf.

Pada fase diam, jika dilihat mekanisme pemisahan,

fase diam dikelompokkan :

a. Kromatogarfi serapan (Silika gel, alumina,

keiselguhr)

b. Kromatografi partisi (Selulosa, keiselguhr, silika

gel)

c. Kromatografi penukar ion (Penukar ion selulosa,

resina penukat ion)

19

Kromatografi LapisTipis

2013

d. Kromatografi gel (Sephadex, Biogel)

Pada fase gerak, pada proses serapan, yang

terjadi jika menggunakan silika gel, alumina dan fase

diam lainnya, pemilihan pelarut mengikuti aturan

kromatografi kolom serapan. System tak berair paling

banyak digunakan dan contoh pelarut organik dalam seri

pelarut mikroskop diberikan dalam Tabel 25, yang

meliputi (sifat hidrofob menaik) methanol, asam

asetat, etanol, aseton, etil asetat, eter, kloroform

(perlu diperhatikan pada  kloroform yang distabilkan

dengan etanol) benzene, sikloheksana, dan eter

petroleum.

KLT mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

1. Waktu pemisahan lebih cepat

2. Sensitive, artinya meskipun jumlah cuplikan sedikit

masih dapat dideteksi.

3. Daya resolusinya tinggi, sehingga pemisahan lebih

sempurna.

20

Kromatografi LapisTipis

2013

Pada percobaan ini, tehnik kromatografi lapis

tipis yang digunakan adalah suatu plat tipis

(aluminium) yang berfungsinya untuk tempat berjalannya

adsorbens sehingga proses migrasi analit oleh

solventnya bisa berjalan. Hal ini Inilah yang

membedakan antara kromatografi kertas dengan

kromatografi lapis tipis. Yang dimana pada KLT

menggunakan plat tipis sedangkan pada KK menggunakan

kertas (lapisan selulosa) sehingga proses elusinya

lebih lama (kira – kira 10 – 20 menit lebih lama dari

KLT). Perbedaan lainnya dari kedua kromatografi

tersebut adalah pembentukan noda pada adsorbensnya

dimana pada KLT noda yang dihasilkan lebih tajam

dibandingkan noda yang nampak dalam KK. Hal ini

disebabkan pada KK penyusun dari adsorbens berupa

selulosa yang dapat mengikat air, sehingga ketika

dielusi dengan suatu pelarut atau fase gerak maka noda

yang dihasilkan mengalami penyebaran akibat

21

Kromatografi LapisTipis

2013

terdapatnya gugus –OH dalam adsorbens yang masih

tertingal dalam fase diamnya sehingga penampakan

nodanya terlihat lebih pudar dan bentuk nodanya tidak

bulat. Sedangkan dalam KLT adsorbens yang digunakan

berupa slika gel (SiO2) yang tidak mengikat molekul

air, sehingga noda yang tercipta lebih terfokus dan

tajam.

Adapun tahapan dari praktikum kali ini adalah

dimulai dari penyiapan lempeng silika gel yaitu dibuat

lempeng dari silika gel dengan ukuran 7 cm x 1 cm,

kemudian lempeng silika gel dipotong dengan yang

sebelumnya telah diukur. Kemudian penjenuhan chamber

yaitu chamber diisi dengan eluen n-heksan : etil

dengan perbandingan 8 : 2 dan eluen kloroform :

metanol dengan perbandingan 6:4 dengan kepolaran yang

berbeda, dimasukkan potongan kertas saring yang

panjangnya lebih dari tinggi chamber dan kemudian

ditutup dan dibiarkan hingga eluen naik pada kertas

22

Kromatografi LapisTipis

2013

saring hingga melewati penutup kaca (chamber telah

jenuh) dimana dilakukan penjenuhan ini bertujuan untuk

menyeimbangkan tekanan atmosfer di dalam dan di luar

chamber agar noda berjalan lurus (tidak berkelok-

kelok).

Selanjutnya dilakukan Penotolan sampel pada

lempeng yaitu ekstrak n-heksan (dilarutkan dalam n-

heksan), ekstrak metanol (dilarutkan dalam metanol),

lalu ekstrak diambil dengan menggunakan pipa kapiler,

kemudian ditotolkan pada lempeng yang telah disiapkan.

Lempeng yang telah ditotol diangin-anginkan sejenak

untuk menguapkan pelarutnya lalu dimasukkan ke dalam

chamber yang telah dijenuhkan. Bila eluen telah

mencapai batas atas dari lempeng silica gel, maka

lempeng tersebut dikeluarkan. Selanjutnya diamati

secara langsung dan dengan menggunakan penampak bercak

UV254, UV366, disemprot lempeng dengan pereaksi

23

Kromatografi LapisTipis

2013

dragendroff dan ditetesi lempeng dengan menggunakan

sitroborat, AlCl3, FeCl3, dan vanilin asam sulfat.

Berdasarkan cara kerja yang dilakukan didapatkan

hasil yaitu untuk ekstrak daun Awar-awar (Ficus septica

Burm. F) pada lampu UV254 dan UV366, untuk ekstrak metanol

dengan eluen kloroform : metanol (6 : 4) yaitu Rf1 =

0,27, Rf2 = 0,51, Rf3 = 0,62, Rf4 = 0,69, Rf5 = 0,78,

Rf6 = 0,85, dan Rf7 = 0,93, sedangkan dengan

menggunakan eluen n-heksan : etil asetat (8 : 2) yaitu

Rf1 = 0,13, Rf2 = 0,16, Rf3 = 0,25, Rf4 = 0,51, dan Rf5

= 0,73. Untuk ekstrak n-heksan dengan eluen

kloroform : metanol (6 : 4) yaitu Rf1 = 0,25, Rf2 =

0,51, Rf3 = 0,6, Rf4 = 0,69, Rf5 = 0,78, Rf6 = 0,87, dan

Rf7 = 0,96, sedangkan dengan menggunakan eluen n-

heksan : etil asetat (8 : 2) yaitu Rf1 = 0,24, Rf2 =

0,31, Rf3 = 0,42, dan Rf4 = 0,69.

24

Kromatografi LapisTipis

2013

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa untuk ekstrak daun Awar-awar

(Ficus septica Burm. F) pada lampu UV254 dan UV366, untuk

ekstrak metanol dengan eluen kloroform : metanol (6 :

4) adalah Rf1 = 0,27, Rf2 = 0,51, Rf3 = 0,62, Rf4 =

0,69, Rf5 = 0,78, Rf6 = 0,85, dan Rf7 = 0,93, sedangkan

dengan menggunakan eluen n-heksan : etil asetat (8 :

2) adalah Rf1 = 0,13, Rf2 = 0,16, Rf3 = 0,25, Rf4 =

25

Kromatografi LapisTipis

2013

0,51, dan Rf5 = 0,73. Untuk ekstrak n-heksan dengan

eluen kloroform : metanol (6 : 4) adalah Rf1 = 0,25,

Rf2 = 0,51, Rf3 = 0,6, Rf4 = 0,69, Rf5 = 0,78, Rf6 =

0,87, dan Rf7 = 0,96, sedangkan dengan menggunakan

eluen n-heksan : etil asetat (8 : 2) adalah Rf1 =

0,24, Rf2 = 0,31, Rf3 = 0,42, dan Rf4 = 0,69.

B. Saran

Diharapkan kepada para asisten agar kiranya terus

mendampingi praktikannya sehingga praktikum dapat

berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I.Universitas Muslim Indonesia : Makassar

26

Kromatografi LapisTipis

2013

Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI :Jakarta.

Harada, K., Rahayu, M., dan Muzakkir.A. 2006. TumbuhanObat Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia.PALMedia creative pro: Bandung

Kinho, Julianus Dkk. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional Di SulawesiUtara Jilid II. Balai Penelitian Kehutanan : Manado

Lide, David. 2001. Handbook of Chemistry And Physic. CopyrightCRC Press LLC

Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I.Universitas Hasanuddin : Makassar.

www.ITIS.gov

27

Kromatografi LapisTipis

2013

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Penyiapan lempeng KLT dan Penjenuhan Chamber

a. Penyiapan lempeng silika gel

Dibuat lempeng dari silika gel dengan ukuran 7

cm x 1 cm menggunakan mistar dan dibuat seperti

dibawah ini :

28

0,5 cm

5,5 cm

1 cm

1 cm

Kromatografi LapisTipis

2013

b. Penjenuhan chamber

Chamber

Eluen n-heksan : etil asetat (8 : 2)

Eluen metanol : kloroform (6 : 4)

Kertas saring

Eluen ↑ melewati penutup kaca

Chamber yang telah jenuh

29

Kromatografi LapisTipis

2013

2. Penotolan sampel pada lempeng

Ekstrak n-heksan (dilarutkan dalam n-heksan)

Ekstrak metanol (dilarutkan dalam metanol)

Pipa kapiler

Ditotolkan pada lempeng

Chamber yang telah dijenuhkan

30

Kromatografi LapisTipis

2013

Dielusi

Diamati dibawah UV254 dan UV366

Disemprot dengan pereaksi Dragendroff

Ditetesi dengan pereaksi Sitroborat, AlCl3, FeCl3, dan

vanilin asam sulfat

Diamati

B. Gambar Pengamatan

Sinar Tampak

31

Kromatografi LapisTipis

2013

Keterangan :

1. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

2. Estrak N-heksan (N-heksan : Etil asetat)

3. Ekstrak Metanol (Kloroform : Metanol)

4. Ekstrak Metanol (N-heksan : Etil asetat)

32

1 2 3 4

Kromatografi LapisTipis

2013

Sinar UV254

Keterangan :

1. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

2. Estrak N-heksan (N-heksan : Etil asetat)

3. Ekstrak Metanol (Kloroform : Metanol)

4. Ekstrak Metanol (N-heksan : Etil asetat)

33

1 2 3 4

Kromatografi LapisTipis

2013

Sinar UV366

Keterangan :

1. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

2. Estrak N-heksan (N-heksan : Etil asetat)

34

1 2 3 4

Kromatografi LapisTipis

2013

3. Ekstrak Metanol (Kloroform : Metanol)

4. Ekstrak Metanol (N-heksan : Etil asetat)

Pereaksi Dragendroff

35

1 2

Kromatografi LapisTipis

2013

Keterangan :

1. Estrak Metanol (Kloroform : Metanol)

2. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

Pereaksi FeCl3

36

Kromatografi LapisTipis

2013

Keterangan :

1. Estrak Metanol (Kloroform : Metanol)

2. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

37

1 2

Kromatografi LapisTipis

2013

Pereaksi Vanilin Asam Asetat

Keterangan :

1. Estrak Metanol (Kloroform : Metanol)

38

1 2

Kromatografi LapisTipis

2013

2. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

Pereaksi AlCl3

Keterangan :

1. Estrak Metanol (Kloroform : Metanol)

2. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

39

1

UV245 UV366

2 1 2

Kromatografi LapisTipis

2013

Pereaksi Sitroborat

Keterangan :

1. Estrak Metanol (Kloroform : Metanol)

2. Estrak N-heksan (Kloroform : Metanol)

40

1

UV245

2 1

UV366

2

Kromatografi LapisTipis

2013

41