Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
melimpah, baik flora maupun fauna. Kekayaan ini dapat memberikan keuntungan
yang besar bagi masyarakat Indonesia. pengetahuan yang memadai dan
pemanfaatan yang baik tentunya akan cukup sekali dalam memakmurkan bangsa
ini. Di dunia ini terdapat lebih dari satu juta spesies hewan yang sudah
teridentifikasi, dan dalam kehidupan sehari-hari kita lebih sering menjumpai
hewan vertebrata dari pada avertebrata. Padahal sebenarnya jumlah spesies
vertebrata hanya 5% dan selebihnya merupakan invertebrata (Jasin,1992).
Invertebrata adalah termasuk ke dalam kingdom animalia, sebuah
kingdom besar yang terdiri lebih dari satu juta spesies yang diketahui dengan
baik (Meglitsch, 1972). Hewan invertebrata jumlahnya sangat banyak
dibandingkan dengan hewan vertebrata. Diperkirakan jumlah jenis hewan ini lebih
dari 1.150.000 spesies, sedangkan jumlah vertebrata 42.000 spesies
(Kekurt,1961).
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta
memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan
kelompok hewan bertulang punggung belakang, juga sistem pencernaan,
pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan
invertebrata, dimensi tubuhnya kecil, sistem saraf dibawah saluran pencernaan,
hidup bebas, herbivora, carnivora, parasit, predator, dan ada yang bersifat sebagai
plankton, nekton, benthos diperairan. Hewan ini mulai dari bersel satu (protozoa)
sampai bersel banyak (metazoa), (Djarubito, 1989).
Hewan Invertebrata merupakan jenis hewan yang memiliki spesies paling
banyak terdapat di muka bumi. Dengan jumlah kira – kira mencapai 1 juta spesies
atau 95 % dari jenis hewan yang merupakan kelompok invertebrata, tentunya
membutuhkan pengklasifikasian jenis hewan tersebut untuk memudahkan
mempelajarinya. Hewan invertebrata terbanyak dari ordo Insecta. Klasifikasi juga
bertujuan mengetahui kekerabatan satu organisme dengan organisme lainnya.
2
Sehingga dapat menunjukkan tentang evolusi kekerabatannya. Pengorganisasian
sejumlah spesies menjadi kelompok-kelompok yang dapat dimengerti disebut
hirarki taksonomi. Ilmu taksonomi menjadi penemuan penting di dalam
pengelompokan jenis hewan berdasarkan tingkat / hirarki dan pemberian nama
(nomenklatur) (Campbell, 2000).
Invertebrata memiliki banyak manfaat bagi kehidupa manusia, diantaranya
sebagai bahan konsumsi, misalnya udang, kepiting, cumi-cumi, kerang dan
teripang. Usaha budidaya, misalnya pembudidayaan udang di tambak, tiram
mutiara dan oyster di laut (Suwigyo, 2005).
Kegiatan kuliah lapangan merupakan salah satu media pembelajaran untuk
lebih mengenal hewan invertebrata. Mengingat banyak jenis hewan invertebrata
yang ada di permukaan bumi ini dibandingkan yang lainnya maka dilakukanlah
kuliah lapangan ini sehingga mahasiwa dapat melihat di lapangan secara langsung
jenis hewan yang ditemukan berdasarkan filum yang ada.
Kuliah lapangan dilaksanakan di Taman Hutan Raya DR. Moh. Hatta atau
yang dikenal dengan Taman Hutan Raya Bung Hatta berada di Kecamatan
Lubuak Kilangan, Kelurahan Indarung. berjarak 20 Km sebelah timur dari pusat
Kota Padangdan jarak dari Minangkabau International Airport adalah sekitar 50
Km. Pantai Air Manis, merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kota
Padang yang menarik untuk dikunjungi. Lokasi Pantai Air Manis terletak di
Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat, Indonesia (Dinas
pariwisata kota Padang, 2014).
1.2 Tujuan
Tujuan kuliah lapangan ini adalah untuk mengenal cara pengkoleksian di
lapangan, mengenal cara pensortiran, pengawetan dan identifikasi hewan
invertebrata di laboratorium.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kuliah lapangan adalah :
1. Dapat mengklasifikasikan hewan-hewan invertebrata
2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang hewan invertebrata
3
3. Mendapatkan keterampilan mengoleksi dan mengawetkan hewan invertebrata
II. TINJAUAN PUSTAKA
Invertebrata atau avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh
Chevalier de Lamark untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali vertebrata (pisces, reptil,
amfibi, aves, dan mammalia). Contoh hewan invertebrata adalah serangga, ubur –
ubur, hydra, cumi – cumi dann cacing. Invertebrata mencakup 97 persen dari
seluruh anggota kingdom animalia (Kimball, 1992).
Lamark membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu insecta
(serangga) dan vermes (cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke
dalam lebih dari 30 sub-fila mulai dari organism yang simple seperti porifera dan
cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti molusca dan
anthropoda. Penelitian lebih lanjut dalam bidang taksonomi menunjukkan bahwa
bannyak hewan invertebrata yang berkerabat lebih dekat dengan vertebrata dari
pada dengan sesame invertebrata (Campbell, 2000). Hewan invertebrata
digolongkan menjadi beberapa filum, yaitu porifera, coelenterate, platyhelmintes,
nemathelminthes, annelid, Anthropoda, molusca dan Echinodermata (Borror,
1992).
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu
mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan
walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang
sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam
zoologi menamakan protozoa itu aselular tetapi keseluruhan organisme itu
dibungkus oleh plasma membran (Radiopoetro, 1996)
Protozoa bersifat eukariotik dengan berbagai tipe simetri tubuh. Struktur
tubuh di mulai dari yang paling sederhana sampai ke bentuk yang lebih kompleks.
Habitat protozoa umumnya di air tawar, laut dan tanah yang lembab. Hidupnya
soliter dan ada juga yang berkoloni. Cara mendapatka makanan dengn secara
komensal, mutualistik dan parasit. (Jutje, 2006).
4
Porifera berasal dari kata orous yang berarti pori-pori dan ferre yang berarti
membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif , tidak
memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel
memperlihatkan kebebasannya sampai batatas-batas tertentu. Umumnya hewan
porifera dijumpai hidup dilaut , melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit
sekali. Hanya famili spongilidae yang hidup diair tawar pada porifera yang hidup
dilaut berkisar 10.000 species. Umumnya pada air dangkal, namun ada pula pada
bagian yang dalam (Pechenik,2000).
Coelenterata merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang
sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “ Hewan Berongga “ itupun
masih belum tepat, mengingat coelentrata adalah hewan yang tidak mempunyai
rongga tubuh yang sebenarnya ( coelom ), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga
sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenterata. Dalam kenyataan
coelenteron tersebut merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat
pencernan makanan dan sebagai alat pendengar sari-sari makanan keseluruh
bagian tubuh. Coelenterata hidup di air laut, hanya beberapa yang hidup di air
tawar (Jasin, 1992).
Coelenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan
diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ectoderm dan
endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian
atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat
knidoblas (sel penyengat/nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.
Tubuhhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata memiliki dua bentuk ,
yaitu polip dan medusa. Polip, hidup soliter (menyendiri) tetapi ada yang
berkoloni, tidak dapat bergerak bebas mellekat pada dasar perairan. Sedangkan
Medusa dapat menghasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan gamet
betina. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas didalam air.
Filum Coelenterara lebih dikenal dengan nama Cnidaria. Kata Cnidaria berasal
dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena sesuai dengan cirinya
yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada tentakel yang
terdapat di sekitar mulutnya. (Robert, 1986).
5
Anthozoa merupakan jenis hewan Coelenterata yang sering dinamakan
binatanng bunga atau anemon laut, tubuh berbentuk polip, hidup diair laut yang
jernih. Dapat menghasilkan kerangka yang keras dari kapur. Kerangka inilah yang
merupakan batu/ terumbu karang. Ada juga yang kerangka luarnya dari zat
tanduk. Contoh Anemon, Euplexaura antipathies (akar bahar). Manfaat
Coelenterata diantaranya Ubur-ubur dapat dimakan, anemon laut, mawar laut
dapat digunakan sebagai hiasan dalam aquarium. Dilaut hewan ini membentuk
terumbu karang, sebagai tempat berlindungnya ikan dan tempat wisata (Pratiwi,
2006).
Platyhelmintes (cacing pipih) merupakan filum untuk jenis cacing yang
tidak memiliki punggung dan perut serta tidak berbuku-buku. Tempat hidup
cacing ini adalah dilaut, disungai dan danau atau parasit pada tubuh organisme
lain. Trematoda termasuk kelas Platyhelminthes yang hidup parasit pada hewan
dan manusia. Memiliki alat penghisap yang dilengkapi dengan kait untuk
melekatkan diri pada tubuh inang. Contoh Fasciola sering disebut dengan cacing
hati, Fasciola hepatica hidup dihati domba, dan Fasciola gigantica hidup dihati
sapi. Chlonorchis yaitu cacing hati yang hidup pada manusia. Banyak terdapat
didaerah Cina, Jepang, Vietnam. Cacing dewasa yang hidup disaluran empedu dan
keluar bersama feses (Campbell, 2000).
Nemathelmintes berasal dari kata nematos yang berarti benang dan
nelminthes yang berarti cacing. Jadi arti sebenarnya dari Nemathelmintes adalah
cacing benang kerena bentuknya yang bulat dan memanjang. Tubuh
Nemathelmintes tidak beruas-ruas. Pada bagian depan terdapat mulut, alat
pencernaanny adalah usus dan diakhiri dengan anus. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa alat pencernaannya sempurna (Thomas et al,1992).
Annelida merupakan avertebrata yang telah memiliki selom (rongga
tubuh) yang sempurna. Mereka memiliki mulut pada segmen pertamnya dan anus
pada segmen terakhirnya. Annelida laut biasanya adalah hewan karnivora yang
memangsa hewan atau bangkai, cacing tanah merupakan pemakan material
organik atau bisa juga dikatakan pemakan sampah, sedangkan lintah adalah
annelida yang menjadi parasit penghisap darah pada hewan lain. Saluran
pencernannya terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan berakhir di
6
anus. Annelida memiliki kumpulan saraf (otak) di ujung anterior badannya yang
digunakan sebagai pusat koordinasi tubuh. Annelida dari kelas polychaeta
memiliki mata sederhana yang digunakan untuk mendeteksi keadaan lingkungan
sekitar. Sedangkan cacing tanah, hanya memiliki saraf-saraf yang cukup peka
cahaya untuk mendeteksi daerah gelap dan daerah terang (Campbell, 2000).
Molusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewamn
triploblastik, bilateral simetri, umummnya memiliki mantel yang dapat
mengahsilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut
berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya
kerang, tiram, siput dan bekicot. Namun ada pula molusca yang tidak memiliki
cangkok seperti cumi-cumi sotong, gurita,. Molusca memilki struktur berottot
yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasya.
Molllusca merupakan filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis,
serta 35 ribu jenis kedalam bentuk fosil. Mollusca hidup dilaut, air tawar, payau
dan darat (Goerge, 2009).
Molusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat, tetapi lebih
banyak terdapat dalam lautan. Umumnya molusa berselubung sebuah mantel yang
merupakan batas ruang mantel itu sendiri. Secara internal, mantel itu bertaut
dengan tubuh. Semua molusca mempunyai massa muscular yang disebut kaki
yang bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Molusca mempunyai
sistem digesti, respirasi, eksresi dan reproduksi yang kompleks. Beberapa jenis
molusca mempunyai stadium larva trokofor serupa yang terdapat pada annelida.
Sitem sirkulasi terdiri dari jantung yang beruang-ruang. Sistem pembuluh darah
tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ eksresi dan
respirasi. sistem sirkulasi pada molusca merupakan sistem yang paling majemuk
dari sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya (Brotowidjoyo, 1989).
Arthropoda merupakan filum yang sangat besar dari seluruh spesies hewan,
kira – kira ¾ berupa artnropoda. Tubuh bersegmen, alat gerak bersegmen, rangka
luar berupa kutikula. Hidup didarat, air tawar, air laut, pohon-pohon, menempel,
pada hewan piaraan. Arthropoda terdiri dari 4 kelas, yaitu Crustacea,
Arachnoidea, Myriapoda, dan Insecta atau Hexapoda. Pada jenis Insecta terbagi
lagi menjadi dua yaitu Apterygota serangga yang tidak bersayap, tidak
7
bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaanya, mulut meenggigit
lalu yang kedua yaitu Pterygota serangga bersayap, gterdiri dari beberapa ordo
(Jutje, 2006).
Echinodermata merupakan hewan yang memiliki kulit berduri, kulit keras
terbuat dari zat kapur maupun kitin, tubuh simetri radial, memiliki lima lengan,
mulut dibawah dan anus diatas, hidup dilaut dengan air yang jernih dan tidak
bergelombang. Echinodermata terdiri atas 5 kelas yaitu Asteroidea memiliki
bentuk seperti bintang,, organ-organ bercabang kelima lengan, warna hitam, biru
kecoklatan. Yang kedua Ophiuroidea lengan panjang menyerupai ular, sering
disebut dengan bintang air laut. Crinoidea mirip dengan tumbuihan, memiliki 5
lengan yang bercabang, melekat pada batu. Echinodea tubuh dipenuhi duri yang
terbuat dari zat kapur, ada yang pendek dan ada yang panjang. Holothuroidea
tubuh tidak berduri, kulit halus dan lunak, bentuk tubuh seperti ketimun banyak
dijumpai di pantai (Campbell, 2000).
Echinodermata kebanyakan hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri
radial. Tubuhnya terencanakan dengan 5 buah antimeter yang tersusun radial ,
dengan mulut ditengah-tengahnya. Pada kulit terdapat papan-papan kapur dan
sebagian besar mempunayi duri-duri dermal. Hewan-hewan ini berselom. Sistem
digesti lengkap, walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lamban
dengan telapak tabung. Gerakannya diatur oleh sistem tekakanan hidrostatis, yang
disebut sistem vaskular air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf
radier. Pad echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan sistem eksresi secara
khusus. Fungsi dilakukan oleh proyeksi-proyeksi kulit yang disebut papula yang
terdapat di antara papan-papan kapur pada kulit. (Hala, 2007).
Gastropoda merupakan hewan jenis mollusca yang menggunakan perut,
tubuh memiliki cangkang yang melintir, kepala dibagian depan, pada bagian
kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek
berfungsi untuk indera pembau dan peraba. Hidup didarat, air tawar, air laut.
Bersifat hermafrodit, perkawinan silanng. Pembuahan terjadi ditubuh betina.
Contoh Achatina fulica atau bekicot, Lymnea atau siput sawah, Melania atau
sumpil (Pechenik, 2000).
8
III. PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat
Kuliah lapangan Taksonomi Hewan Invertebrata dilaksanakan pada hari minggu
tanggal 22 November 2015 di Gunung Padang dan Pantai Air Manis, Padang,
Sumatera Barat. Selanjutnya pengidentifikasian dan pengoleksian sampel
dilaksanakan di Laboratorium pendidikan I, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam kuliah lapangan ini adalah ember, saringan,
plastik 1 kg, plastik 5 kg, insect net, aspirator, botol koleksi, botol film, killing
bottle, kapas, label tempel, label gantung, buku catatan, alat tulis, kertas segitiga,
kotak segitiga, pinset, steroform, kotak sampel, jarum pentul, penggaris, tisu dan
kamera. Sedangkan bahan yang digunakan dalam kuliah lapangan ini adalah
kloroform, alkohol 70 %, formalin, dan kapur barus.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Kerja di Lapangan
3.3.1.1 Hewan Invertebrata di Darat
Adapun hewan invertebrata yang umumnya ditemukan dan dikoleksi adalah dari
kelas Insekta khususnya sub kelas Arthropoda. Sampel darat ditangkap dengan
menggunakan insect net. Lepidoptera yang tertangkap, dibunuh di bagian thorax
dari lepidoptera tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam kertas segitiga, dan
disimpan di dalam kotak susu kemudian diberi label.
Kelompok Odonata yang tertangkap dibunuh dengan cara menekan bagian
thoraks dari capung, dimasukkan ke dalam kertas segitiga dan disimpan di dalam
kotak segitiga dan diberi label. Sedangkan untuk kumbang, belalang dan insekta
lainnya yang cukup besar dapat dilumpuhkan terlebih dahulu dengan
memasukkan ke dalam killing bottle untuk kemudian disimpan di dalam botol
koleksi, dan kemudian diberi label.
9
Pengambilan sampel hewan darat ini dilakukan secara langsung, hewan
ditangkap dengan menggunakan tangan ataupun pinset, disimpan di dalam botol
koleksi dan ditambahkan dengan alkohol 70%. Sedangkan hewan lainnya dapat
dikoleksi di dalam botol koleksi dengan penambahan alkohol, atau dapat juga
dilumpuhkan dengan killing bottle dan disimpan di dalam botol koleksi sesuai
dengan ukuran tubuh hewan.
3.3.1.2 Hewan Invertebrata di air
Hewan invertebrata air yang didapatkan pada saat kuliah lapangan yang
dilaksanakan di sekitar tepi pantai Air Manis sampai ke tepi pantai Pulau Pisang.
Pengambilan sampel laut dilakukan dengan mengumpulkan kerang-kerangan dan
hewan laut seperti Gastropoda, Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata
kemudian memasukkannya kedalam botol koleksi untuk diawetkan nantinya
menggunakan Alkohol 70%.
3.3.2 Cara Kerja di Laboratorium
3.3.2.1 Hewan Invertebrata di Darat
Hewan yang dikoleksi dalam botol koleksi dengan penambahan Alkohol, diganti
dengan alkohol yang baru. Hewan-hewan tersebut diidentifikasi dan diberi label
koleksi.
Sedangkan untuk kupu-kupu dan capung diawetkan dengan cara
pengawetan kering. Pertama, disediakan steroform yang lebarnya sesuai dengan
lebar hewan tersebut. Kemudian di tengah-tengah steroform tersebut dibuat
cekukan memanjang. Kedua, hewan tersebut direntangkan sayapnya di atas
stereoform dengan posisi badan berada pada cekukan tadi. Setelah itu, sayapnya
ditutup dengan kertas minyak yang ditusuk dengan jarum pentul untuk menahan
sayapnya agar tetap terentang dengan baik. Kemudian spesimen tersebut dikering
anginkan atau dapat juga diinkubasi di dalam inkubator selama 2-3 hari. Terakhir
hewan tersebut diidentifikasi, diberi label koleksi dan disimpan di dalam kotak
kayu.
3.3.2.2 Hewan Invertebrata di Air
Hewan Invertebrata air yang didapatkan yang telah diawetkan dengan Alkohol
70%, diganti dengan alkohol baru kemudian diberi label tempel. Sedangkan,
sampel dari kelas Kerang-kerangan dan Porifera dicuci bersih, dikeringkan baru
10
kemudian diberi label. Sampel diidentifikasi dengan melihat dari sampel
sebelumnya yang ada di laboratorium dan buku Taksonomi Hewan Invertebrata.
Sampel juga diidentifikasi dengan menggunakan buku kunci determinasi. Setelah
diidentifikasi sampel disimpan didalam baki.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gunung Padang
NO Spesies LokasiWaktu
DeskripsiPengambilan
1 Eurema brigitta Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015Sayap dan
tubuh berw
arna kuning,
pinggiran
sayap
berwarna
coklat.
2 Nuerothermis Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015Kumbang
kecil dengan
sayap orange.
3 Gryllus sp Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015 Jangkrik
4 Capung Jarum Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015
Tubuh
ramping,
seperti
jarum
5 Melanoplus sanguinipes Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015Sayap seperti
selaput
Mengerik saat
akan ka
win
6 Valanga sp Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015Belalang
Kayu
7 Papilio memnon Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015Keseluruhan
sayap dan
tubuh
berwarna
hitam
8 Odontoponera denticulata Gunung Padang Minggu, 22 nov 2015 Semut hitam
12
besar
4.1.1 Eurema brigitta
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Eurema
Spesies : Eurema brigitta Moore, 1878
Berdasarkan pengamatan, Eurema brigitta memiliki dua pasang sayap kuning
polos, 3 pasang kaki, torak putih, abdomen putih, antena hitam panjang. Hal ini
sesuai dengan pendapat Johnson (1992), yang menyatakan bahwa kupu-kupu ini
memiliki sayap dengan warna dasar kuning dengan tepi sayap berwarna coklat
tua. Ukuran kupu-kupu ini sedang dengan rentang sayap 12-24 mm. Memiliki
bentuk tubuh yang panjang dengan berwarna gelap.Sering ditemui beterbangan
disekitaran pemukiman warga.
Jantan dan betina, kedua sayapnya panjang dan lebar, bulat pada setiap
ujung sayap, dan terdapat garis pinggir disekelilingnya.Pada bagian sayap atas
berwarna kuning cerah dengan warna hitam kusam.Garis pinggir mengelilingi
sayap berwarna hitam dan kadang terbagi menjadi dua bagian, atas dan bercak
bawah.Subspesies ini tersebar dari timur hingga pusat dan beberapa bagian dari
Thailand, juga di Indo-China, China selatan, Hainan dan Taiwan. Juga terdapat
pada Jepang yang bermigrasi (Johnson,1992).
4.1.2 Nuerothermis sp.
Kingdom : Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Nymenoptera
Famili : CicadellidaeGambar 2. Nuerothermis sp.
Gambar 1. Eurema brigitta
13
Genus : Nuerothermis
Spesies : Nuerothermis sp.
Bentuk serangga ini, memiliki sayap tipis bewarna coklat terang, dengan garis
hitam pada tepinya. Pada bagian mata memiliki bintik hitam berjumlah 4.
Neurothermis merupakan jenis serangga yang berukuran sedang hingga
kecil, bisanya ditemukan pada daun yang berbulu halus, seperti daun mint. Bentuk
dan corak tubuhnya beragam, yang paling sering ditemukan adalah orange
kehitaman, memiliki bintik mata majemuk. Seranggga ini Ditemukan mulai dari
tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya,
umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah
jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah
hidup yang sempit (Peggic, 2000).
4.1.3 Gryllus sp
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Grylludae
Genu : Gryllus
Spesies : Gryllus sp
jangkrik pada umumnya adalah badan berwarna cokelat gelap dan terdiri dari tiga
bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Memiliki kaki pelompat, getaran
sayapny menghasilkan suara yang khas.
Pada bagian kepala terdapat sepasang antena panjang. Pada bagian
anterior, terdapat sepasang mata majemuk. Pada bagian ventral terdapat mulut
yang terbagi menjadi labrum, mandibles, maxillae, dan labium. Pada bagian
toraks dibagi menjadi tiga, yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Terdapat
dua pasang sayap yang terdapat pada mesotoraks dan metatoraks. Sayap depan
memiliki panjang yang bervariasi tetapi hal yang pasti adalah sayap depan
menutupi setidaknya setengah hingga seluruh bagian abdomen dan berbentuk
datar terhadap badan jangkrik kemudian sayap belakang lagi tertutupi oleh sayap
Gambar.3 Gryllus sp.
14
depan dan terlipat. Pada betina tampak ovipositor yang lebih panjang
dibandingkan jantan. Baik betina dan jantan memiliki cerci (Pechenik, 2000).
4.1.4 Odonata
Kingdom : Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum
(subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap
dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum
umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar),
memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-
sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya. Capung dan capung jarum
menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke
pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai
hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya, umumnya jenis
capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa
jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit.
Capung jarum biasanya terbang dengan lemah, dan jarang menjelajah jauh
(Johnson,1992).
4.1.5 Melanoplus sanguinipes
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae
Genus : Melanoplus
Spesies : Melanoplus sanguinipes Stal, 1873
Ordo Orthoptera termasuk dalam kelas Insekta (serangga). Serangga
merupakan hewan yang dominan di bumi ini, terdapat dimana-mana baik di darat
Gambar.5 Melanoplus sanguipiens
Gambar.4 Ordo Odonata
15
maupun dalam air. Dominasi dari serangga tersebut disebabkan karena serangga
mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Selain itu serangga
memiliki waktu generasi yang singkat dan berukuran kecil. Serangga terdiri atas
ratusan ribu jenis, bentuknya sangat bervariasi, ukurannya bermacam-macam
mulai mulai dari yang mikroskopis sampai yang makroskopis.
Ciri-ciri ordo Orthoptera, memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih
tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap
digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan
tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan
menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina
atau mengusir saingannya (Dwisang, 2008).
4.1.6 Valanga sp.
Kingdom: Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Croptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga sp.
Belalang ini berukuran saat dewasa mencapai 85 mm dengan warna coklat tua.
Saat muda (Nimfa) berwarna hijau dan terkadang terdapat pola coklat dan oranye,
kemudian berubah menjadi coklat sebelum kulitnya terkelupas (moulting). Selama
musim dingin, belalang ini berhibernasi.
Habitat belalang kayu di daun pada semak-semak dan di pohon dan
memakan daun-daunan. Masuk dalam klasifikasi famili Acrididae karena ciri khas
belalang kayu yaitu antena pendek, dan terdapat tympana (alat pendengaran pada
serangga) pada segmen pertama abdomen (Johnson, 1992).
4.1.7 Papilio memnon
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Gambar.6 Valanga sp.
16
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae
Genus : Papilio
Spesies : Papilio memnon Stal, 1873
Berdasarkan pengamatan, Papilio memnon memiliki dua pasang sayap
berwarna hitam, antena panjang, terdapat satu bintik hitam pada sayap atas dan
lima bintik hitam pada sayap bawah.
Menurut Kanisius (1991), serangga ini memiliki tubuh yang berukuran
besar, rentang sayapnya antara 120 -150 mm. Pada jantan bagian atas tumbuh
berwarna hitam dengan helaian garis-garis kebiruan dan bagian bawah yang mirip
dengan bintik-bintik merah didasar sayap. Terdapat garis-garis tanda berwarna
putih pada sayap bagian bawah. Memiliki delapan bintik-bintik putih pada toraks
bagian atas.
Pada betina memiliki warna sayap dengan coklat tua, dengan garis putih
keabu-abuan. Bagian dasar ketiga berwarna merah dengan ujung bagian dalamnya
berwarna putih. Sayap belakang berwarna biru-hitam. Memiliki titik potongan
berwarna kuning atau putih sebanyak 5-7 (Peggic et. al. 2000).
4.1.8 Odontoponera denticulata
Kalsifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Odontoponera
Spesies : Odontopnera denticulata Smith, 1858
Berdasarkan pengamatan, Odontopnera denticulata memiliki sepasang
kaki, kepala dan toraks menyatu, memiliki antena yang pendek, mata besar. Hal
ini sesuai dengan pendapat Susetya (1994) yang menyatakan bahwa Odontopnera
denticulata memiliki scape antena (bagian pangkal antena yang tidak bersegmen)
yang pendek, ukuran mata besar. Pada bagian kepala (caput) memiliki bentuk
cekungan. Biasanya Odontopnera denticulata memiliki warna yang lebih gelap
Gambar 7. Papilio memnon
Gambar 8. Odontopnera denticulata
17
(terkadang hitam) dengan kaki yang berwarna agak kemerahan. Biasanya
Odontopnera denticulata banyak ditemukan pada daerah-daerah yang banyak
aktivitas manusianya seperti daerah pertanian, kebun dan pekarangan rumah dan
sulit ditemukan di hutan-hutan.
4.2 Taman Hutan Raya Bung Hatta
NO Spesies LokasiWaktu
DeskripsiPengambilan
1Xpthima kalelonda
Tahura Sabtu, 21 nov 2015Kupu-kupu hitam coklat
2 Apia sp. Tahura Sabtu, 21 nov 2015
Sayap dan tubuh bewarna coklat terang, dengan garis pada sayap bewarna krem
4.2.1 Xpthima kalelonda
Kingdom: Animalia
Fium : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Sattiridae
Genus : Xpthima
Spesies : Xpthima kalelonda Stal, 1873
Ciri umum kupu-kupu ini adalah keseluruhan sayap dan badannya
bewarna kecoklatan. Pada beberapa bagian sayapnya berwarna coklat terang
dengan pola bulat kehitaman.
Gambar .9 Xpthima kalelonda
18
Xpthima kalelonda merupakan salah satu jenis kupu-kupu dari kelas
insecta dan bewarna coklat. Hewan ini memiliki sepasang antena pada kepalanya,
dan memiliki mata majemuk. Kupu-kupu ini memiliki dua pasang sayang dan tiga
pasang kaki. Tipe mulut dari kupu-kupu ini adalah menghisap, yang digunakan
untuk menghisap nektar bunga. Pada bagian tepi dari sayap kupu-kupu ini
terdapat lingkaran lingkaran kecil dengan bulatan hitam di tengahnya. Lingkaran-
ligkaran ini merupakan ciri khas dari kupu-kupu ini (Kekurt, 1961).
4.2.2 Apia sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pieridae
Genus : Apia
Spesies : Apia sp.
Berdasarkan pengamatan, Apia sp. memiliki 2 pasang sayap, berwarna
putih dengan corak coklat, abdomen putih, antena panjang, 3 pasang kaki putih.
Menurut Hickman (1997), ordo Lepidoptera mempunyai dua pasang
sayap, sayap depan sebagian tebal dan sebagian lagi tipis seperti selaput.
Mempunyai tipe mulut menghisap dan menusuk. Pada stadia pradewasa disebut
larva atau pupa.
Gambar .10 Apia sp.
19
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang didapatkan pada kuliah lapangan di Kawasan Taman Hutan Raya
Bung Hatta dan Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat dapat disimpulkan
bahwa :
1. Jenis hewan darat yang banyak didapatkan adalah jenis Lepidoptera
2. Ordo Orthoptera dan Croptera juga sering ditemukan karena kawasan yang
dilewati sangat mendukung untuk tempat hidupnya, merupakan ordo dari
belalang.
5.2 Saran
Agar mendapatkan sampel yang bagus, disarankan kepada praktikan agar ketika
proses pengawetan dan identifikasi harus mengefisiensikan waktu dan melakukan
prosedurnya dengan hati – hati. Di dalam proses identifikasi harus menggunakan
banyak literatur, agar hasilnya lebih akurat dan jeli memperhatikan morfologi dari
sampel yang didapatkan. Jika ada yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada
asisten atau dosen sehingga tidak terjadi kesalahan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, D. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Borror, D. et al. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam.
Yogyakarta : UGM press
Brower, Andrew V. Z. 2006. Neptis Fabricius Neptidomima Holland 1920.
Version 9 December 2006
Campbell, Neil. A. 2000. Biologi Jilid I. Erlangga: Jakarta
Dinas Pariwisata Kota Padang, 2014.
Dwisang, E. L., 2008. Inti Sari Biologi. Scientific Press. Tangerang
Gay,Thomas; Kehimkar,Isaac & Punetha,J.C.(1992) Common Butterflies of India. WWF
India and Oxford University Press, Mumbai, India.
George, Fried, E. H & Hademos, G. J. 2009. Biologi Edisi Kedua. Erlangga.
Jakarta
Hala,Yusminah., 2007. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.
Hickman, Jr. C. P, L. S roberts and A. Larson. 1997. Integrated Principles of
Zoology. WCB Mc. Graw Hill : Boston
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya . Sinar
Wijaya
Jutje S Lahay. 2006. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Johnson, F. Norman. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Ke-VI. Gadjah
Mada University Press : Yogyakarta
Kanisius, T. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta : Kanisus
Kimball, J. W. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga. Jakarta.
Peggic, Djunijanti dan Mohammda Amir. 2000. Practical Guide to the
Butterfilies of Bogor Botanic Garden. Bogor : LIPI.
Putra Nugraha Susetya. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta : Kanisius
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
21
Kekurt, G. A. 1961. The Invertebrate. A Manual for The Use of Students,
Cambridge University Press
Pechenik, J. 2000. Biology of The Invertebrates. Four Edition. Mc Graw Hill.
Cambridge. University Press.
Pratiwi, W.D., 2006: Developing Appropriate Theories for Tropical Eco-
Settlement: Ecological Approach. Paper presented at the International
Seminar on Tropical Eco-Settlements, 14-16 November 2006, Bali,
Indonesia. ISBN 978 979-8954-34-4
Robert, D. Barnes. 1986. Invertebrata Zoologi. CBS College Publishing : USA
Suwigyo, Sugiarto., 2005. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya.Tim
22
LAMPIRAN
Gambar 1. Foto bersama
Gambar 2. Foto bersama di Pantai Air Manis
Gambar 3. Pengolahan Sampel