17

Kmunitas Moluska Tambak Wedi, Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur

Embed Size (px)

Citation preview

ISSN 0125 - 9830

OSEANOLOGI DAN LIMNOLOGI DI INDONESIA

Volume 34, Nomor 3, Desember 2008

DAFTAR ISI

Halaman

L AFDAL DAN SUMIJO HADI RIYONO : Sebaran ktorofil-adan hubungannya dengan eutrofikasi di perairan Teluk Jakarta.... 333-35 I

2, TUTIK MURNIASIH, YOPI DAN BUDTAWAN : Biokonversisenyawa karsinogenik benzo(a)antrasen oleh bakteri lautPseudomonas sp. KalP3b22yangdiisolasi dari air laut pelabuhanKumai, Kalimantan Tengah....... 353-369

3. PRADINA PURWATI DAN ISMILIANA WIRAWATI:Synaptidae (Echinodermata : Apodidae) dari daerah LamunElnusa, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur 371-3g4

4. SRI JUWANA, ASNGADI, SUPARMO DAN SUJONO:Produksi benih rajungan (Portunus pelagicus) di BalaiBenih Ikan Pantai, Tanjung Rusa, Belitung ,.,,....,...., ., 3g5-409

5. UCU YANU ARBI : Mokuska di ekosistem mangrove tambakWedi, Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur 4ll-425

6. NURHAYATI : Perbedaan stuktur suhu, salinitas pada berbagaiposisi geografis perairan Banda Aceh dan Maluku utara .............. 427 -444

7. INDARTO HAPPY SUPRIYADI : pemetaan lamun denganmenggunakan data citra satelit alos di pesisir selatan Bitung-Menado, Sulawesi Utara .. . . . . . . . , . . . . : . . . . . . . , . . . . . 445-4Sg

8. DWI HINDARTI : Uji toksisitas sedimen dengan diatomplanktonik, Chaetoceros gracilis 461-47g

9, LUKMAN, TRI SURYONO, TJANDRA CRISMADHA,MUHAMAD FAKHRITDIN DAN JOJOK SUDARSO : Strukturkomunitas biota benthik dan kaitannya dengan karakteristiksedimen di Danau Limboto, Sulawesi 479-494

10. PARWINIA DAN TASLIM ARIFIN : Model ekologi-ekonomrkawasan konservasi laut di Selat Lembeh, Kota Bitung 4gs-sl3

Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2008) 34(3): 4Ll-425 ISSN 0125 - 9830

KOMI.INITAS MOLUSKA DI EKOSISTEM MANGROVETAMBAK WEDI, SELAT MADURA, SURABAYA,

JAWATIMUR

oleh

UCU YANU ARBI

UPT Loka Konservasi Biota Laut Bitung - LIPI

Received 29 February 2008, Accepted 16 Juli 2008

ABSTRAK

Ekosistem mangrove Tambak Wedi saat ini kondisinya telah tercemar. Moluskamerupakan salah satu bioindikator pencemaran lingkungan. Penelitian fauna moluskadi mangrove Tambak Wedi, Selat Madura, dilakukan pada bulan Juni 2005. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui kondisi komunitas moluska di mangrove Tambak Wedi.Pengamatan dilakukan pada 6 stasiun. Contoh moluska diperoleh dengan metode transekkuadrat mulai dari tepi hutan mangrove ke arah laut. Berhasil dikumpulkan sebanyak26 jenis moluska yang terdiri dari 20 jenis dari kelas Gastropoda dan 6 jenis dari kelasPelecypoda. Littorina undulata (Littorinidae) serta Cerithidea anticipata, Cerithideacingulata dan Cerithidea quadrata (Cerithidae) dari kelas Gashopoda merupakanmoluska yangpenyebarannya relatif luas. Keanekaragaman jenis moluska di ekosistemmangrove Tambak Wedi berada dalam kondisi yang relatif rendah. Nilai indekskeanekaragaman jenis (H) tertinggi terdapat pada Stasiun 3 (1,07) dan terendah padaStasiun 2 dan 6 (0,77). Nilai indeks kemerataan jenis (e) berkisar antara 0,69 - 0,89dan nilai indeks dominasi jenis (C) berkisar antara0,l0 -0,29. Nilai indeks kemiripanjenis (S) berkisar antara 0,42 - 0,69.

Kata kunci : Moluska, mangrove Tambak Wedi, Selat Madura, indeks keanekaragaman jenis,indeks kemerataan jenis, indeks dominasi jenis, indeks kemiripan jenis.

ABSTRACT

MOLLUSCS COMMUNITY OT' ECOSYSTEM MANGROVE OFTAMBAK WEDI, MADURA STRAIT, SURABAYA, EAST JAYA, ThEcondition of ecosystem mangrove of Tambak wedi has poluted. Molluscs as oneof bioindicator of polution. observation on molluscs on Tambak wedi mangroveecosystem, Madura Strait was conducted on June 2005.The observation wasaimed to get an idea on the condition of molluscs at Tambak wedi mangrove

4u

UcuYlxuAnst

ecosystem. It was mdde at 6 stations. Molluscs samples in quadrant ftansect line

from the edge of mangrove ecosystem to the sea were counted and identify' Littorina

undulata (itttirinidie), Cerithidea anticipata, Cerithidea cingulata and Cerithidea

quadrata (Cerithidae) class of Gastropoda were the common and widely distributed

moluscs,'The highest diveisity indix (H) (1,07) wasfound at Station 3 and the

lowest (0.77) wis found at Station 2 and 6. An evenness index (e) was 0'69 to

0.89 and dominant index (C) was 0.10 to 0.29. Similarity index (S) ranged from

0.42 b A.69,

Key words : Molluscs, mangrove of TambakWedi, Madura Strait, diversity index' evenness

index. dominant index, similarity index'

PENDAHULUAN

Perairanpantai timur Surabaya (PAMURBAYA) termasuk dalam wilayah

SelatMadura. Sebagianwilayaturyatelahdijadikankawasanindustri danpemukiman'

narnun masih terdapat ekosistem mangxove. Tanrbak wedi merupakan salah satu

daerah di pAMURBAYAyang masih memiliki ekosistem mangrove dalam kondisi

yang cukup baik. Keberadaan ekosistem mangrove ditinjau dari sisi ekologi dan

sosio-ekonomi akan selalu memberikan manfaat yang sangat besar nilainya bagi

kehidupan manusia (BENNETT & REYNOLDS 1993). Akan tetapi kondisi

ekosistem mangrove yang baik di suatu kawasan tidak bisa dij adikan sebagai acuan

bahwa berbagal i enis fauna yang berasosiasi di dalamnya berada dalam keadaan

baikpula.Pemenuhan kebutuhan manusia akan ruang dan kebutuhan rumah tangga

menjadi ancamanyangperlu diwaspadaiuntukmenjagakelestarian suatu ekosistem

danlaunayanghidupdidalrynya Penrbukaanhutanmangroveuntukdijadikanlahanpotambakan dan pemukiman hampir tidak dapat dihindarkan di kota terbesar kedua

di Indonesia ini . Limbah industi dan rumah tangga yang mengalir melalui aliran sungai

di dalam wilayah hutan mangrove Tambak Wedi ke perairan Selat Madura menjadi

ancaman terbesar bagi ekosistem.Ekosistem manglove merupakan habitat yang kaya akan biota akuatik,

termasuk moluska. Moluska dapat hidup dalam air, di permukaan substrat,

menrbenamkan diri dalam substat maupun menempel pada vegetasi mangrove (PELU

200 1 ). Menurut SUSETIONO (200 5 ), moluska yang berasosiasi dengan mangrove

bisamencapai 303 jenis, dankekayaanjenisnya sangat bervariasi, tergantung lokasi

hutan mangrove itu berada. Moluska dan krustasea merupakan fauna yang dominan

4t2

rau.l?Hil#:#iJiffiiff:,'ffilX)n:,*,,".

dalamekosistemmangrove (HUTCHING & SAENGER 1987). Kelimpahan danpenyebaran moluska pada ekosistem mangrove berkaitan erat dengan kondisilingkungannya, antaralain salinitas perairan, lama periode perendaman oleh pasangsurut dan suhu air laut pada permukaan hutan mangrove (DODY 1996).

Tingginya aktivitas manusia di sekitar Selat Madura dalam memanfaatkansumber daya yang cenderung merusak lingkungan menjadi faktor utama yangmempengaruhitinggirendatlryakeanekaragamanjenisdiekosistemmangroveThrnbakWedi. Contohnya adalah pembabatan hutan mangrove sebagai lahan pertambakanserta pembuangan limbah industri dan rumah tangga ke perairan Selat Madura.Semakin banyaknya volume pembuangan sampah dan limbah indusfri maupun rumahtangga ke wilayah ekosistem mangrove TambakWedi kemungkinan besar juga

mempengaruhikeanekaragamanjenismoluskayangberasosiasididalamnya. Keadaanini diperparah dengan adanya muara sungai dan tempatpembuangan akhir sampahbagi masyarakat sekitar ekosistem mangrove Tambak Wedi, serta peluang perluasanlahan untuk areapergudangan di sekitarjalan akses menujujembatan Suramadu disisi Surabaya @ulau Jawa). Berbagai jenis aktivitas manusia tersebut cenderung dapatmerusak ekosistem pantai dan Selat Madura.

Tujuanpenelitianiniuntukmengetahuikondisikomunitasmoluskadiekosistemmangrove Tambak Wedi, Selat Madura, pantai timur Surabaya. Penelitian inidiharapkan dapat memberikan informasi tentang keberadaanmoluska di ekosistemtersebut.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2005 di ekosistem mangrove TambakWedi, Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur (Gambar 1 ). Pengambilan contoh faunamoluska dilakukan pada 5 stasiun di daerah ekosistem mangrove dan 1 stasiun didekat pemukiman penduduk Kelurahan Tiambak Wedi dengan menggunakan metodetransek kuadrat (LOYA 1978). Metode ini dilakukan dengan cara menarik garistegak lurus dari garis terluar yang ditumbuhi mangrove menuju ke arah laut. Padamasing-masing lokasi dilakukan satukali fransekdenganjumlah subplotyang tidaksama banyaknya, tergantung jarak dari ketebalan hutan mangrove, sampai ke titikyang masih memungkinkan untuk dilakukan transek ke arah laut. Kerangka pipaparalon (kuadra0 yang digunakan sebagai alat transek berukuran 1 X 1 meter denganjarak antar subplot 10 meter. Semua jenis moluska yang terdapat dalam kuadratdiambildandiawetkandalamlarutanalkoholT0%.Identifikasifaunamoluskamerujuk

413

Ucu YlNuAnsr

pada ABBOTT & DANCE (1990), DANCE (1916), DHARMA (1988, 1992),

MAISUURA et al. (2000) sertaWTLSON (1993 ;1994).Jumlah individu dan jenis

moluska pada setiap lokasi dihitung.

Gambarl. Peta I okasi penelitian di ekosistem mangrove Tambak Wedi, Selat Madura,

2005.

Figure 1. Map of observation of Thmbak Wedi mangrove ecosystem, Madura Strait' 2005.

Pengambilan contoh sedimen pada tiap kuadrat dilakukan untuk mengetahuijenis substratberdasarkanukuranbutirannya. Penentuanprosentasekornposisi subsffat

dengan menggunakan ayakan sedimen (sfta ker) dan digolongkan berdasarkan ukuran

butiran. Butiran sedimen diukur dengan cara dikeringkan dahulu menggunakan oven

pada suhu 105"C selama 24 jamdan disaring dengan saringan bertingkat nomor 1

(diameter 25,4 mm), nomor 3/8 (diameter 9,5 mm), nomor 4 (diameter 4,75), nomor

10 (diameter 2mm) dan nomor 50 (diameter 0,5 mm). Ukuran butiran substrat

dinyatakandalamsatuanmengikuti aturan skalaWentworth (ENGLISHetal.2000).

41,4?la

rnuxxffi l'#iJiffi ff t':'tr}*):;:T,-"^

Beberapa indeks sfuktur komunitas, yaitu indeks keanekaragaman jenis (F[),indekskemerataanjenis (e) danindeks dominasi jenis (C) dihitungmenurut ODUM(1971). Nilai kepadatan jenis dihitung dengan merujuk pada MISRA (1985).Kemiripankuantitatifkomunitasmoluskaantarlokasi dihitungdenganindekskemiripanSorensen (BROWER & ZAF. 197 7).

Pengukuran suhu, pH dan salinitas air permukaan dilakukan pada masing-masing stasiun. Pengukuran suhu dilalnrkan dengan menggunakan termometer alkoholdengantingkat akurasi 0,5oC. PengukuranpH dilalcukandenganmenggunakankertasindikator pH. Sedangkan pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakanrefr aktometer tipe ATAGO S/IrIill-

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik habitatEkosistem mangrove TambakWedi merupakanbagian dari pantai timur

Surabaya yang masih memiliki hutan mangrove dengan kondisi yang cukup baik.Suhu rata-rat aperairan32oc, pH antara 7 - 8 dan salinitas antara 5 - 6 o/oo. Rendaluryanilai salinitas ini berkaitan dengan lokasi penelitian yang berada di dekat daerah tambaltmuara sungai dan pemukiman penduduk, sehingga banyak mendapat masukan airtawar. Mangrove yang mendominasi di lokasi penelitian adalahAvicenia marina,serta beberapaj enis lainnya yang ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, yaituBruguiera sp., Rltizopltora sp. dan Sonneratia sp.

Thbel 1. Prosentase substrat pada masing - masing stasiun di ekosistem mangrove TambakWedi, Selat Madura, June 2005.

Table 1. Percertage of substrates at each station of TambakWedi mangrove ecosysterq MaduraStrait. June 2005.

No. SubstratePercentage at each station (%)

I Pebble2 Granule3 Very coarse sand4 Medium sand5 Clay

204811 37876 8l

60495611 t280 70

31916 238 1311 2l62 24

100100Total 100 100 100 100

415

UcuYlxuAnrr

Kondisi hutan mangrove di kawasan ini secara umum telah mengalamikerusakanyanglebihbanyakdiakibatkankarenakonversiuntukberbagaiperuntukan,terutama di bagian ke arah darat, Degradasi lingkungan di daerah ini semakin hebatsetelah adanya pembangunan j enrbatan Swamadu yang menghubungkan pulau Jawa(di sisi Surabaya) dan Pulau Madura (di sisi Bangkalan). Diperkirakan dengan akanberoperasinyajembatan tersebut maka tekanan untuk memanfaatkan lahan di sekitarjalan akses menujujembatan Suramadu sebagai daerahpergudangan akan semakinbesar, termasuk di antaranya mengkonversi hutan mangrove Tambak wedi.Berdasarkan hasil pengukuran sedimen dari masing-masing stasiun, substrat di Stasiun1 sampai 5 merupakan substrat berlumpur, sedangkan pada Stasiun 6 substratcenderung berpasir (Tabel 1).

Komposisi jenisHasil identifi.kasi moluskayang ditemukanpada6lokasi penelitian, diperoleh

sebanyak2lT individu, yangterdiri dari 26jenisyangmewakili 2 kelas, yaitu20jenisdari kelas Gasfopoda dan 6 jenis dari kelas Pelecypoda. Jumlah individu, jenis dansebaran jenis moluska di ekosistem mangrove Tambak Wedi disajikan dalam Tabel2. Gastropoda yang ditangkap didominasi oleh potamididae (6 jenis), sedangkankelas Pelecypoda didominasi oleh Tellinidae (2 jenis) . Littorina undulata, Cerithideaanticipata, Cerithidea cingulata dan Cerithidea quadrata (dari kelas Gastropoda)hadir pada semua stasiun. Berdasarkan jurnlah individu kelas Gastopoda yang beradadalamtransekdidominasiolehCerithideacingulata,yaifitsebesw26,3Yodarijurnlahtotal individu moluskayang tertangkap. Jumlah individu kelas Peleclpodalang beradadalam transek didominasi oleh Tellina gargadia,yaitusebesar T},lofdari jumlahtotal individu moluska yang ditangkap.

Jumlah jenis moluska yang dikumpulkan pada stasiun 3 mempunyai jumlahjenis yang terbanyak yaitu I 7 jenis, yang terdiri dari 13 jenis dari kelas Gastropodadan 4jenis dari kelas Pelecypoda, dan didominasi oleh Cerithidea anticipata(Tabel2)' PadaStasiun4jumlahjenismoluskapaling sedikit dibandingkandengan 5 stasiunlainny4 yaitu 12 jenis yangterdiri atas l0jenis dari kelas Gastropoda dan 2jenis darikelas Pelecypod4 dan didominasi oleh Cerithidea cingulata.Bila dilihat dari jumlahjenis yangdidapat dalampenelitian ini, tampakadanyaperbedaan denganhasil yangdidapatkan dalam penelitian sebelumnya yffigdilalcukan oleh RUSTININGRTTM(2004) padalokasi yang sama, pada penelitiannya hanya berhasil diperoleh 1 8 jenismoluska. Perbedaanjumlahjenis ini teg'adi karena adanyaperbedaanjumlah stasiundan subplot yang digunakan.

416

"^,x?\iHl#*":Jifi ;;ff :':LTrln:t,,".Tabel2. Jenis-jenis moluska hasil transek pada masing-masing stasiun di ekosistem

mangrove TambakWedi, Selat Madura, June 2005.

Table 2. Distribution of molluscs spesies at each station of Tambak Wedi mangroveecosystem, Madura Strait, June 2005.

Family/Species Tot. per Vo

I ASSIMINEIDAE1 SphaerassimineaminiataII COSTELLARIIDAE2 Vexillum virgoIII ELLOBIIDAE3 Cassidulu avrifelis4 Ellobium aurisjudaeIV LITTORINIDAE5 Littorinamelanostoma6 Liltorina undulataV MITRIDAE7 Mitra aurantiaVI MURICIDAE8 Chicoreus capucinus

VII NERITIDAE9 Dostia violacea10 Nerita balteataI I Nerita planaspiraVIII POTAMIDIDAE12 Cerithideaanticipatal3 Cerithideacingulata14 Cerithidea quadratal5 Telescopiumtelescopium16 Terebraliapalustrisl7 Terebralia sulcataIX PUPINIDAEl8 PupinajunghuhniX TEREBRIDAEl9 Terebra undulataXI TROCHIDAE20 Chrysostomaparadoxwn

Quantity of individu/m2Quantity of species

o/o species of GastropodaDensity of individu Gastropoda/m2

0

0

0J

2I

0

5

0I2

2l l

000

I

0

0

2

II

02

0

I

I

0

0I

I6

0

I

001102330108011004

I 6 I I 0 l l194t3915714420140l0l l3001001000101

010013

110013

0102

0002

0,9

0,9

5,126,36,51,40,505

2 0,9lr 5,1

8 3,714 6,s

I 0,5

18 8,3

00t240

31rl13

010

l l 0 0

0,93,7t ,8

1,4

1A

tt \1000003235283824911101310127

78,6 76,9 76,5 93,3 95,7 59,32,gl 3,gg 2 3,9 2,lg 0,9

Ir6620

417

UcuYlxuAnsr

Table2 (continued)

PELECYPODAI ARCIDAEI Anadara granosaII OSTREIDAE2 Saccostrea cucullataIII TELLINIDAE3 Tellina gargadia4 Tellinapalatamry CORBICULIDAE5 Polymesoda expansaV SILIQUARIIDAE6 Siliqa winteriana

Quantity of individu/mzQuantity of species

7o of individu PelecypodaDensity of individu Pelecypoda/m2

Total quantity of individu/m2%o of individu

Density of individu 3,18Total quantity species 14Quantity of quadrant 1l

38 32 41 26 4417,5 14,8 19,4 12,0 203

4,22 2,29 4,2 \36 4,413 t7 t2 14 t2914101110

2 0,9

6 2,8

22 l0, ls 2,3

14 6,5

0l

1l

l1902

t2

0010

1003

0l l00l l l

l l00

10100020.93344335513342256

2lA 23,1 23,5 16,7 14,3 41,70,27 0,33 0,29 0,4 0,18 3,5

3516,1

217

Berdasarkan tingkat kepadatan individu moluska pada masing-masing stasiurunilaikepadatanindividutertinggi diperolehdi Stasiun 2(4,4ndrifu/m2), sedangkantenendatr pada Stasiun 3 Q,29 ndridu/nf). Kepadatan individu Gastopoda tertinggipada Stasiun 2 (3,89 individu/m2) dan terrendah pada Stasiun 5 (0,9 individu/m2).Kepadatan individu Peleclpoda tertinggi pada Stasiun 3 (0,4 individu/m2) danterrendah pada Stasiun 4 (0,18 individu/m2). Rata-rata kepadatan individu kelasGastropoda di Stasiun I sampai 5 lebih tinggi dari pada kelas Pelecypoda. PadaStasiun 6 kepadatan individu kelas Pelecypoda lebih tinggi dari padakelas GastopodaHal ini berkaitan dengan substrat pada stasiun 6 yang cenderung be{paslr, subshat inimerupakan habitatyang cocok bagi kelas Pelecypoda. Jenis Peleclpoda mampubertalran hidup dan berkembang biak dengan baik pada habitatnya karena adanyasejumlah faktor pendukung, termasuk diantaranya adalah kondisi substat yang sesuaisebagai tempat hidupnya (DODY 1996).

Jenis Pelecypoda yang dijumpai pada perairan pantai hidup membenamkandiri di dalampasirberlumpwdanbersifat 'filter feeder'sertamemperolehmakanannyayang berupa fitoplankton yang terdapat di perairan tersebut (KAMARA & QUAYLE1979). NYBAKEN (1988) menambahkan bahwa, pemakan suspensi biasanyaterdapat dalam jumlah yang melimpah pada subsfrat berpasir. Sedangkan Gastopodadi laut dapat hidup di habitat dengan substrat yang halus sampai kasar

418

.,^,,,['$Hi'#"':infi ;;ff 'fftr[*]n:T,,".

(CAPPENBERG 2002). Gastopoda mampu menempati berbagai jerus habitat mulaidari lingkungan kering (terrestrial) hingga kedalaman ribuan meter di dasar laut(ANOIMvIUS 1996).

Persentase jenis Gastropoda dan Pelecypoda di masing-masing stasiundisajikan pada Gambar 2. Semua stasiun mempunyai persentase jenis kelasGastropoda yang lebih tinggi dari pada Pelecypoda. Tingginya persentase kelasGastropoda bila dibandingkan dengan kelas Pelecypoda menunjukkan bahwaekosistem mangrove merupakan habitatyang lebih cocok bagi kelas Gastropoda.Akumulasi serasah dan detritus dari pohon mangrove merupakan sumber makananbagi berbagai jenis biota akuatik. Bahan - bahan organik tersebut menyebabkanbanyaknyaj enis invertebrat4 terutama moluska pengebor kayu. PRAMUDJI (2004)mengatakan bahwa proses peluruhan, penguraian atau dekomposisi dari serasahmangrovemampumenopangkehidupanbeftagaibiotaakuatikyanghidupberasosiasidi dalamnya. Moluska yang berasosiasi di hutan mangrove umumnya dari kelasGastropoda bersifat 'deposit feeder' (SUSETIONO 2005). Berdasarkan caramakannya, moluska dibedakan menjadi 7 tipe, yaitu pemakan lumut (grazer),pemakan detritus (detritus / depositfeeder), pemakan cacingQtolychaetafeeder),penyaring (filter feeder), pemakan bangkai (scavanger), pemakan kekerangan(bivalvia feeder) dan pemakan keong (gas trop o da feeder) (MUDJION O 2002).

Gambar 2. Diagram persentase kelas Gastropoda dan Pelecypoda pada masing-masing stasiundi ekosistem mangrove TambakWedi, Selat madura, Juni 2005.

Figure 2. Histogram showing the species percentage of Gastropoda and Pelecypoda at eachstation of TambakWedi mangrove ecosystem, Madura Strait, June 2005.

.g 120(,3. 100os80o

960a!

;40o220oo.0

E Gastropoda o Pelecypoda

4t9

UcuYexuArst

Indeks keanekaragaman (H), indeks kemerataan (e) dan indeks dominasijenis (C) dari masing-masing stasiun dapat dilihat pada Tabel 3. Nilai indeks

keanekaragaman jenis berkisar antwa0,77 (Stasiun 2 dan6) - 1,07 (Stasiun 3).

Tinggi rendalrnya nilai indeks keanekaragaman j enis dapat disebabkan oleh berbagai

faktor. Faktor tersebut antara lain jumlah jenis atau individu yang didapat, adanyabeberapa j enis yang ditemukan dalam j umlah yang lebih melimp ah daripada j enis

lainnya"kondisi homogenitas substat, kondisi ekosistempenting sebagai habitatdarifauna perairan (padang lamun, terumbu karang dan hutan mangrove).

Tabet 3. Jumlah jenis dan keanekaragaman jenis moluska pada masing - masing stasiun di

ekosistem mangrove Tambak Wedi, Selat Madura, Juni 2005.

Table 3. Numbers of species, diversity index of molluscs at each station of Tambak Wedi

mangrove ecosystem, Madura Strait' June 2005.

HeCNS

0,950,830,1435t4

0,770,690,2938l3

1,070,890,1032t7

0,87 0,930,810,1626t4

0,770,710,2844l2

0,810,1942t2

Tabel4. Matriks nilai indeks kemiripan jenis moluska pada masing-masing stasiun di diekosistem mangrove TambakWedi, Selat Madura' Juni 2005.

Thble 4. Matrix similarity index of molluscs at each station of Tambak Wedi mangroveecosysterg Madura Strait, June 2005.

StationI)34J

0,64 Q,670,67

0,590,670,510,62

0,460,560,620,420,46

0,690,640,57

Secara umum, nilai indeks keanekaragaman jenis pada lokasi penelitian

termasukrendah. Diperkirakankondisi ekosistemmangrore diTambakWedi telah

terjadi degradasi lingkungan, sehinggajenis-jenis moluskayangrentan terhadap

perubahan lingkungan hilang dari ekosistem mangrove tersebut. Jenis-j enis moluska

pada Stasiun 1 sampai 5 relatif sama denganjumlahjenis yanghampir samapula"

420

,^,x'Jl[Ti#*"iffiJ,ff lTLTYl]n:",",,".

Jenis-jenis moluska pada Stasiun 6 berbeda dengan kelima stasiun lainnya karenaletaknyayang agakjauh sertakondisi ekosistemyangberbedadengankelima stasiuntersebut. Berpedoman pada DAGET (1976), bahwa jika H <2,0 maka nilaikeanekaragaman jenisnya rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa moluska diekosistem mangrove Tambak Wedi mempunyai keanekaragamanjenis yang rendah.

Nilai indeks kemerataan jenis (e) berkisar antara 0,69 (Stasiun 2) -0,89(Stasiun 3). Nilai indeks kemerataanjenis dapatmenggambarkankestabilan suatukomunitas, yaitu stabil bila mempunyai nilai kemerataanjenis mendekati angka 1 , dansebaliknya. Semakin kecil nilai indeks kemerataanjenis mengindikasikan bahwapenyebaran jenis tidak merata, sedangkan semakin besar nilai indeks kemerataanjenis makapenyebaranjenis relatifmerata. Pengertian tersebar merata dalam hal iniadalah apabila dilakukan transek secara berulang-ulang pada sembarang titik stasiunmaka peluang untuk mendapatkan hasil yang sama adalah besar (DODY 1996).Sebaran fauna seimbang atau merata apabila mempunyai nilai indeks kemerataanjenis yangberkisar antara0,6 sampai 0,8 (ODUM 1963). Penyebaranjenis suatuorganisme berkaitan erat dengan dominasi jenis, bila nilai indeks kemerataan jeniskecil (<0,5) menggambarkanbahwa adabeberapajenis yang ditemukan dalamjumlahyang lebih banyak dibanding dengan jenis yang lain (CAPPENBERG &PANGGABEAN 2005). Secaraumum, nilai indeks kemerataanjenis pada lokasipenelitian cenderung mendekati 1, yang berarti dapat dikatakan bahwa komunitasberada dalam kondisi yang cukup stabil.

Nilai indeks dominasi j enis pada masing-masing stasiun antara 0,I0 - 0,29nilai tertinggi pada Stasiun2 (0,29) dan terendah pada Stasiun 3 (0,10). Berdasarkankisarannilaiindeksdominasijenistersebut, dapatdikatakanbahwakomunitasmoluskatersebar dengan penyebaran yang cukup merata. Pada kriteria DAGET (197 6),yangmenyatakanbilanilaiindeksdominasijenismendekati0berartitingkatdominasirendah.Maka secara umum dikatakan bahwa dalam komunitas tidak ada jenis yangmendominasi dan komunitas berada dalam kondisi yang stabil.

Hasil perhitu:rgan nilai-nilai indeks biologi memperlihatkan bahwa nilai indekskeanekaragamanjenis (tI) di Stasiun 1 paling tinggi (1,07), nilai indeks kemerataanjenis (e) palingbesar (0,89) yangberarti paling stabil, sertanilai indeks dominasi jenis(C) pating besar (0, 1 0) dibandingkan dengan keenam stasiun lainnya. Hal ini disebabkankarena tertangkapnyajenis-jenis molusk4 baik dari kelas Gastropoda maupun kelasPeleclpodadalamjumlahyangrelatifberimbang. ODUM(1971)menyatakanbahwa,nilai indeks kemerataan tinggi jika tidak ada dominasi atau pemusatan individu padasuatu j enis tertentu. KREBBS ( 1 989) j uga menyatakan bahwa, j ika nilai indeksdominasi rendah berarti dalam suatu komunitas tidak ada jenis yang dominan danmelimpah yangmenjadi pengendali utama dalam komunitas tersebut.

421

UcuYexuAnu

Nilai indeks kemiripanjenis (S) tertinger diperoleh di Stasiun 1 dan Stasiun 4(0,69), sedangkan terendah pada stasiun 4 dan Stasiun 6 (0,42). Nilai indekskemiripan j enis mendekati 1 mengindikasikan bahwa keseragaman j enis pada suatukomunitas cenderung snma, sebaliknya jika mendekati 0 mengindikasikan bahwaj enis-j enis yang ada pada tiap stasiun cenderung tidak sama (BROWER & ZAR

lg7/).Dari keenam stasiun, nilai indeks kemiripan jenis cenderung mendekati 1,yang berarti antara masing-masing stasiun memiliki j enis-j enis moluska yang hampirsama. Nilai indeks kemiripanjenis yang relatiftinggi disebabkanjarak antar stasiunyang cukup berdekatan dengan tipe ekosistem dan peruntukan lahan pantai sekitarstasiun pengamatan yang beragam. Ketersediaan makanan, predasi, kompetisi serta

interal6idalamkomunitastidakterlaluberpenganrhterhadapkomposisijenismolusk4sehingga nilai indeks kemiripanjenis cukup tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian di ekosistem mangrove Tambak Wedi diperoleh 26 j enis moluskayangterdiri dari 20jenis Gastropodadan6jenisPelecypodayangmewakili 16 famili.Littorinaundulata(Littorinidae) serta Cerithidea anticipata, Cerithidea cingulatadan Cerithidea quadrara (Cerithidae) terdapat pada semua stasiun. Secara umum

nilai indeks keanekaragamanjenis moluska di ekosistem mangrove Tambak Wediberada dalam kondisi yang relatif rendah karena telah terjadi degradasi lingkungan.Kondisi komunitas moluskapadakeenam stasiunmemilikinilai indekskemiripanyang cukup tinggi. Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kekayaan jenis

moluska dan sebarannya di mangrove Tambak Wedi, maka perlu penelitian secarakontinyu.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pe,nulis mengucapkan terima kasih kepada staf Laboratorium Zoologi ProgramStudiBiologiFMIPAITS Surabayadanteman-temanlainyangtelahbanyakmembantudalampengambilan datadi lapangan dan identifikasi di laboratorium'

422

' Kouuxrras Mor,usre ot Eroststnu MltrcnovrTaurerWeor, Spr,er Maounl, Suutevl, Jew.c Tlprun

DAFTAR PUSTAKA

ABBOTT, R.T. andP. DANCE 1990. Compendium of Seashell. Crawford. HousePress, Australia: 411 pp.

ANONYMUS 1996. Laporan studi ekosistem terumbu karang kawasan ThmanNasional Bunaken Sulawesi Utara.Kedasama antara Bakosurtanal denganP3O LIPI: 196 hal.

BENNETT, E.L. and C.J. REYNOLDS 1993. The value of a mangrove area inSarawak. Biodiversity and Conservation 2: 259 - 37 5.

BROWER, J.E., and J.H. ZAR 1977 . Field and laboratory methodsfor generalec ol o gt. MWC Brawn Company Publishing, IOWA : 19 4 pp.

CAPPENBERG H.A.W. 2}}2.Keanekaragaman jenis gastropoda di padang lamunperairan Sulawesi Utara. Perairan Sulawesi Uara dan Sekitarnya, biologi,lingkungan dan oseanografi: 83 - 91.

CAPPENBERQ H.A.W., dan M.G.L. PANGGABEAN 2005. Moluska di perairanterumbu gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Oseanologidan Limnologi di Indonesia 37: 69 - 80.

DAGET, L 1976. Les Modeles mathematiques en ecologie. masson, Coll. Ecoll.8,Paris: l72pp.

DANCE, S.P. 1976. The collector's encyclopedia of Shel/s, second edition.Mc.Graw * Hill Book Company, Great Britain: 288 pp.

DHARMA, B. 1 988. Siput dan Kerang Indonesia I (Indonesian Shells). PT SaranaGraha Jakarta:111hal.

DHARMA,B.1992. Siput dan kerang Indonesia (Indonesian Shells II). PT SaranaGraha, Jakarta: 135 hal.

DODY, S. 1996. Komunitas moluska di Pulau Fair, Maluku Tengah. PerairanMaluku dan Sekitarnva 11: 1 - 8.

423

UcuYaxuAnnt

ENGLISH, S., C. WLKINSON and BAKzu 2000. Survey manualfor tropicalmarine resources, V editions, ASEAN -AUSTRALIA Marine ScienceProject, Living Coastal Resources byAustralian Institute ofMarine Science,Austalia"

HUTCHINQ P. and P. SAENGER 1987. Ecology of Mangroves. University of

Queenslands Press, St. Lucia: 388 pp.

KAMARA, A.B. and D.B. QUAYLE IgTg.Tropical mangrove oyster culture,problem and prospect: Ir: T.VR. PILLAY andA. DILL (eds.) Advances inAquaculture. Fishing News Ltd., London: 5 63 pp.

KREBBS, O.J. 1989. Ecologicalmethodologt. HarperCollinPublishing, Canada:

LOYA, Y. 1978, Plotless and transect methods,.i'n: D.R. STODDARD and R.E.JOHANNES Coral Reef Research Methods, Paris (UNESCO):22 - 32.

MATSUURA, K., O.K. SUMADIHARGA and K. TSUKAMOTO 2000. Fieldguide to Lombok Island. Identification guide to marine organism ins e q gr as s b e ds of L omb ok I s I an d, In d on es i a. University o f Tokyo : 4 49pp .

MISRA, R. 1985. Ecological workbook. Oxford and IBM Publishing Company,NewDelhi:224pp.

MUDJIONO 2002. Komunitas moluska (keong dan kerang) di rataan terumbuKepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Perairan Sulawesi dan Sekitarnya,biologi, lingkungan dan oseanografi:75 -82.

NYBAKEN, J.W. 1988 . Biologi laut, suatu pendekatan ekologi. PT. Gramedia,Jakarta:459hal

ODUM, E.P. 1 963. Ecolog,,. He University of Georgia, USA: T 52 pp.

ODUM, E.P. 1971. Fundamental of ecology. WE. Saunders, Philadelphia:574 PP.

424

Korr,luxnns MoLUSKA Dl Exosnrnu MeNGRovETaMslx WBor, Seler Mnoune, SunAnaye, Jawa Ttltun

PELUU. 2001. Penelitian fauna moluska di pantai Teluk Saleh, Sumbawa, NusaTenggara B arat. Laporan Akhir Proyek P engembangan dan PemanfaatanPotensi Kelautan Kawasan Timur Indonesia ThhunAnggaran 2000.P3OLIPI:104ha1.

PRAMUDJI}}}4. Mangrove di pesisir delta Mahaknm Kalimantan Timur.PusatPenelitian Oseanografi LIPI, Jakarta: 51 hal.

RUSTININGRUM, N. 2004. Pendugaan kualitas perairanyang tercemar lindi(Leachate) berdasarkan strulctur komunitas malvobentos di Pantai RiaKenjeran. Laporan Skripsi Prodi Biologi FMIPAITS, Surabaya.

SUSETIONO 2005. Krustasea dan moluska mangrove delta Mahakam, PusatPenelitian Oseanografi LIPI, Jakart a: 7 2hal.

WILSON, B. 1993. Australian marine shells /. Odyssey Publishing, Australia:408 pp.

WILSON, B. 1994. Australian marine shells 2. Odyssey Publishing, Australia:370 pp.

425