97
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI KELURAHAN KALASE’RENA KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Oleh: INDRA NUR SALAM NIM: 50100113067 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2017

INDRA NUR SALAM.pdf - Repositori UIN Alauddin Makassar

Embed Size (px)

Citation preview

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DAN ANAK DALAM

MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI KELURAHAN KALASE’RENA

KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

INDRA NUR SALAM

NIM: 50100113067

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2017

1.5V ’3' Nama : Indra Nursalam

NlM 250100H3067

Tampa/Pg]. Lahir :Takalar. l0 April I995

JuwsuI/Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

“Ruins/Program : Dakwah dan Komunikasi/SI

Alumni : Kalaserena Kec. Bontonompo Kab. Gowa

Judul I Komunikasi Amar Pribadi Orang Tua dan Anak dalam Mengatasi

Kenakalan Remaja di Kalaserena Kec. Bontonompo Kab. Gowa

Menyatakan dcngan scsungguhnya dan penuh kcsadaran bahwa skn'psi ini

bcnar adalah basil kauya sendiri. Jika di kcmudian han' tcrbukti bahwa ia mcrupakan

duplikat, tiruan, plagiat. atau dibuat oleh orang lain. scbagian atau scluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperolch karenanya batal demi hukum

Samata. 8 Descmber 20l7

Pcnyusun. J /

Wm' ' / A/J‘

. y ' V ‘ Jab-7&5 V a ‘1 at" J“ I W”

.. .,mafia-r .1 " ' H '

I A 1- V‘ ‘ «a , .v 7:}? ., 1'7 ._ _ V

:3:; ,4 g

3'1“ 4g. v>-_-,§*1~;;_11.4%; ‘1 ’ ‘ 4'

'

s: ‘ I “r [I Vi 1“ $3»??? ' a: H Y

«z h ‘ ,f?

E'inv'ftg,‘: '39.,“

A; ‘ . I}; . .ram, V3)»; - ., ~ I' M: I;

fix, V

PE. ,YAIAAN ASLIAN xmrs . '2

62f I JMnhasiswn an hem da ' wah ' ' V‘ V y g n mngnn d1 ba Im:

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan ucapan Rasa syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah

Swt. Sang pencipta alam semesta atas segala limpahan rahmat, hidayah dan

taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai suatu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana program Studi Komunikasi dan penyiaran Islam

(KPI). Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, beserta

keluarga sahabat, serta para pengikut ajaranya. Beliau dijadikan sebagai teladan

dalam segala aspek kehidupan terutama dalam menyebarkan agama Allah yakni

agama Islam.

Adapun judul skripsi ini adalah “ KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA

(PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA)

DI KELURAHAN KALASE‟RENA KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA”. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan

skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan bimbingan, kerja

sama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah Swt. sehingga kendala yang

dihadapi tersebut dapat diatasi. Skripsii ini dapat diselesaikan atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung membimbing penulisan dalam

skripsi ini maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis mengucapkapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M. Si. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar, Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M. Ag. Wakil

Rektor II Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M,A, Wakil Rektor III Prof. Siti Aisyah ,

M,A. Ph.D, dan Wakil Rektor IV Prof. Dr. Hamdan Juhanis yang telah

v

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di UIN

Alauddin Makassar.

2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M. Pd., M. Si., M.M selaku Dekan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, dan Wakil Dekan I Dr.

Misbahuddin, M.Ag, Wakil Dekan II Dr. H. Mahmuddin, M.Ag, dan Wakil

Dekan III Dr. Nursyamsiah, M.Pd.I yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3. Dr. H. Kamaluddin Tajibu, M.Si dan Dra. Asni Djamereng, M.Si selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi selama

penulis menempuh kuliah berupa ilmu, nasehat, serta pelayanan sampai

penulis dapat menyelesaikan kuliah.

4. Dr. H. Kamaluddin Tajibu, M.Si dan Dra. Asni Djameremg, M.Si selaku

pembimbing I dan II yang telah meluangkaan waktu, tenaga dan pikiran untuk

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini selesai dengan

baik.

5. Dr. H. Baharuddin Ali, M.Ag dan Dr. Arifuddin Tike, M.Sos.I selaku penguji

I dan II yang telah menguji dan mengoreksi skripsi penulis sehingga akhirnya

selesai.

6. Seluruh dosen, Staf Jurusan, Tata Usaha serta Perpustakaan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi, dan terkhusus kepada seluruh yang telah memberikan bekal

ilmu, bimbingan, arahan, motivasi serta nasehatnya selama penulis menempuh

pendidikan di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran IslamSeluruh pengelola

perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar atas

Kontribusinya kepada peneliti dalam membantu menyedikan berbagai

fasilitas.

vi

7. Selaku Lurah Kelurahan Kalase‟rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga peneliti ini bisa

diselesaikan. Juga terimah kasih kepada nara sumber, yaitu Bapak Kepala

lingkungan, Imam Mesjid Khaerul Ummah Kalase‟rena dan Masyarakat untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

8. Sahabat dan Teman-teman seperjuangan di Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam angkatan 2013 terimah kasih atas semangat dan motivasi

yang memberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Kita Telah melewati

suka duka bersama selama kuliah, solidaritas kita dapat menumbuhkan rasa

kasih sayang sehingga satu kata yang selalu terucap” KPI Bersatu”. Serta

teman-teman KPI 2011, 2012, 2014, 2015 atas motivasi dan perhatiannya

selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah Swt peulis memohon dan berserah diri

semoga dilimpahkan hidayah dsn taufiq-Nya kepada semua pihak yang telah

membantu.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, 23 November Penulis

Indra Nur Salam

NIM. 50100113067

vii

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………......................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................... viii

ABSTRAK .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Deskripsi Fokus ...................................................................... 5

C. Rumusan Masalah.................................................................... 8

D. Tujuan dan Kegunaan ............................................................. 8

E. Kajian Pustaka ......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS .................................................. 12

A. Komunikasi Antarpribadi (Komunikasi Interpersonal) ......... 12

B. Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency) ............................ 15

C. Pandangan Islam dalam Pembinaan dan Pembinaan Remaja.. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 39

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ..................................................... 39

B. Pendekatan Penelitian ………….............................................. 39

C. Sumber Data ……………………………................................ 39

D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 40

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……………………….. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... 42

viii

A. Gambaran Umum Kelurahan Kalase‟rena ............................. 42

B. Hasil Penelitian ....................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 58

A. Kesimpulan .............................................................................. 58

B. Implikasi ................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 66

RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 70

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka ……………………………………………… 11

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ………………… 39

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Usia ………………... 40

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat

dilihat pada tabel berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

Sa s es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

Ha h ha (dengan titik di bawah) ح

Kha kh ka dan ha خ

Dal d De د

Zal Z zet (dengan titik di atas) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin s Es س

Syin sy es dan ye ش

Sad s es (dengan titik di bawah) ص

Dad d de (dengan titik di bawah) ض

Ta T te (dengan titik di bawah) ط

Za Z zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ apostrof terbalik„ ع

Gain G Ge غ

Fa f Ef ف

xi

Qaf q Qi ق

Kaf k Ka ك

Lam L El ل

Mim m Em و

Nun n En ن

Wau w We و

Ha h Ha هـ

hamzah ‘ Apostrof ء

Ya y Ye ى

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi

tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda

(‟).

B. Vocal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Nama

Huruf Latin

Nama

Tanda

fathah a a ا kasrah

i i ا dammah u u ا

xii

Contoh:

kaifa : كـيـف

haula : هـول

C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Contoh:

ma>ta : مـات

<rama : رمـي

qi>la : قـيـم

yamu>tu : يـمـوت

D. Ta’ marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu: ta’ marbutah yang hidup

atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t].

Sedangkan ta’ marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya

Nama

Huruf Latin

Nama

Tanda

fathah dan ya ai a dan i ـى

fathah dan wau au a dan u ـو

Nama

Harkat dan Huruf

fathahdan alif

atau ya

ى| ... ا...

kasrah dan ya

ــى

dammahdan

wau

ـــو

Huruf dan

Tanda

a>

i>

u>

Nama

a dan garis di atas

i dan garis di atas

u dan garis di atas

xiii

adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta’

marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

raudah al-atfal : روضـةاألطفال

al-madinah al-fadilah : انـمـديـنـةانـفـاضــهة

al-hikmah : انـحـكـمــة

xiv

ABSTRAK

Nama : Indra Nur Salam

Nim : 50100113067

Judul : Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak dalam Mengatasi

Kenakalan Remaja (Penyalahgunaan Minuman Keras di Kalangan Remaja)

di Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Skripsi ini membahas tentang Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan

Anak dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Penyalahgunaan Minuman Keras di

Kalangan Remaja) di Kelurahan Kalase‟rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa. Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini yaitu: Bagimana

Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak dalam Mengatasi Kenakalan

Remaja (Penyalahgunaan Minuman Keras di Kalangan Remaja) di Kelurahan

Kalase‟rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dan Faktor apa yang

menghambat Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak dalam Mengatasi

Kenakalan Remaja (Penyalahgunaan Minuman Keras di Kalangan Remaja) di

Kelurahan Kalase‟rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan komunikasi antarpribadi.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah Pemerintah setempat, Dai, dan

Masyarakat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi dan

wawancara. Lalu teknik pengolahan dan analisis data dilakukan denga tiga

tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi antarpribadi antara

orang tua dengan anak perlu dilakukan terutama bagi orang tua yang menjadi guru

atau pemberi arahan dalam berkeluarga. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan

orang tua dan anak cukup berjalan baik, Walaupun ada sebagian yang

komunikasinya dengan anak kurang lancar ataupun kurang berjalan baik

dikarenakan broken home dan kurang kedekatan hubungan. Komunikasi

antarpribadi yang dilakukan cukup terbuka.. Disertai penghambat, dari segi faktor

psikologi, pendidikan dan pembinaan keagamaan, dan faktor lingkungan.

Implikasi skripsi ini adalah Diharapkan para orang tua menjalin

komunikasi yang harmonis, jujur dan terbuka kepada anak. Serta memberikan

perhatian dan control lebih kepada anak. Diharapkan para orang tua memberikan

pendidikan tentang keagamaan ataupun moral kepada anak, serta berusaha

membina anak untuk berubah menjadi lebih baik agar tidak terjerumus kearah

jalan yang buruk.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah remaja adalah suatu masalah yang sangat menarik untuk

dibicarakan, lebih-lebih pada akhir-akhir ini, telah timbul akibat negatif yang sangat

mencemaskan yang akan membawa kehancuran bagi remaja itu sendiri dan

masyarakat pada umumnya. Masalah kenakalan remaja sampai saat ini dapat

dikatakan sudah menjadi masalah sosial yang perlu dihadapi pemerintah,masyarakat

dan keluarga. Alasannya karena tingkat kenakalan remaja yang akhir-akhir ini terjadi

sudah mengarah pada tindakan kriminal, bahkan berbagai kasus baik yang

ditayangkan di media online cukup memprihatinkan kita semua.

Kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan

remaja yang bersifat a-sosial bahkan anti sosial yang melanggar norma-norma, sosial,

agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.1

Di kalangan masyarakat para remaja banyak diresahkan dengan tawuran

antar kampung yang menjurus pada perbuatan yang melanggar hukum, bahkan

meninggalnya pemuda dan remaja sebagai akibat mengkonsumsi minuman alkohol

oplosan. Sedangkan di pihak keluarga remaja banyak diresahkan dengan memakai

sabu-sabu atau obat-obatan terlarang, pencurian motor, meminum alkohol, merokok

1Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 89

2

dan lain-lainya.2 Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang

lebih baik, mempengaruhi dan menentukan ciri individual dalam bertingkah laku

terhadap masyarakat sekitar. Oleh karena itu kita harus berupanya untuk memahami

bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh kalangan remaja.

Memahami kalangan remaja berarti memahami berbagai masalah dan kesulitan, yang

dialaminya dengan pemahaman itu maka akan membantu kita sebagi orang tua,

pendidik, dan masyarakat agar masalah kebiasaan minum-minuman keras di kalangan

remaja tidak akan berkepanjangan dan bertambah parah.

Salah satu kenakalan remaja yg menonjol adalah Penyalahgunaan minuman

keras di kalangan remaja, Miras (Minuman Keras) adalah minuman beralkohol yang

mengandung etanol yang dihasilkan dari penyulingan (yaitu, berkonsentrasi lewat

distilasi) ethanol diproduksi dengan cara fermentasi biji-bijian, buah atau sayuran. Di

Indonesia, Definisi Minuman keras dan minuman beralkohol tercampuk aduk dan

cenderung dianggap barang yang sama sehingga meliputi minuman fermetasi yang

tidak disuling seperti bir, tuak, anggur, dan cider. Di Kalase’rena ada banyak remaja

di bawah umur yang sudah sering meminum minuman keras seperti tuak (ballo’),

minuman keras botolan, contohnya Topi miring, topi riojja, Tuak atau Ballo’ dan

lain-lainnya.

Di dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang

berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudaranya, serta mungkin kerabat

2Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi (jakarta : libri 2012). h. 40

3

dekatnya yang tinggal satu rumah. Melalui lingkungan seperti itulah si anak

mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari.

Melalui lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal. Orang tua,

saudara, maupun kerabat terdekat lazimnya mencurahkan perhatiannya untuk

mendidik anak, supanya anak memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang

benar dan baik, melalui penanaman serta penyaringan.

Di Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo yang termasuk usia

remaja. Mereka dihadapkan pada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman

moral yang menyebabkan mereka bingung mana yang baik untuk mereka. Hal ini

nampak jelas yang terjadi pada kebiasaan minum-minuman keras di kalangan remaja,

terutama mereka-mereka yang hidup di kota-kota besar di Indonesia yang berusaha

mencoba mengembangkan diri kearah yang disangka maju dan modern dimana

berkecemuk beraneka ragam kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa

saingan Seorang remaja yang masih dalam masa mencari jati diri selalu berusaha

mencoba-coba hal-hal yang baru, sehingga apabila tidak adanya kontrol dari orang

dewasa maka kalangan remaja tersebut akan terjerumus dalam perbuatan yang

bersifat negatif.

Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuansi

modernisasi dan industrialisasi telah mempengaruhi kehidupan manusia. Sabagai

individu, keluarga, masyarakat dan bangsa. Dalam masyarakat moderen dan industri

yang bercorak sekuler, terdapat ketidak pastian fundamental dibidang nilai, moral dan

etika kehidupan oleh karena itu maka satu-satunya kepastian dewasa ini dan terlebih

4

lagi untuk masa datang adalah kehidupan individu. Tetapi persoalan-perseolan

tersebut dengan ketidak pastian, tidak semua orang mampu untuk menyesuaikan diri

(adaptasi) yang pada giliranya remaja akan merugikan diri sendiri dan juga

merugikan orang lain dan salah satunya adalah penyalahgunaan minuman keras.

Masalah minuman keras dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada

umumnya tidak berkisar pada apakah minuman keras boleh atau di larang

dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya, di

mana, bilamana, dan dalam kondisi yang bagaimana, akibatnya orang awam

berpendapat bahwa minuman keras merupakan suatu stimulant. Sedangkan stimulant

itu sendiri adalah meningkatkan keaktifan susuanan syaraf pusat sehingga

merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang, padahal sesungguhnya

minuman keras merupakan racun protoplasmik yang mempunyai efek depresian pada

sistem saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya untuk

mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun sosial namun perlu di catat

bahwa ketergantungan pada minuman keras merupakan suatu proses tersendiri, yang

memakai waktu.

Ketika berbicara mengenai minuman keras, sama dengan berbicara masalah

yang bersifat dilematis. Di salah satu pihak minuman keras menimbulkan masalah

yang berkaitan dengan kesehatan dan sosial. Di bidang kesehatan minuman keras

menyebabkan turunnya produktifitas serta meningkatkan biaya perawatan dan

pengobatan, di bidang sosial menyebabkan keadaan keluarga tidak harmonis. Di sisi

lain pemerintah mengharapkan sebagai sumber penghasilan yang besar, sekalipun

5

dalam hal peredaran atau penjualan atau pemakaiannya diawasi dan dibatasi.

Sedangkan kalangan remaja yang masih sekolah akan berakibat terhadap presrasinya

yang kurang baik, karena dengan sering keluar malam, tidak ada waktu untuk belajar.

Karena umumnya kalangan remaja di Kelurahan Kalase’rena yang mempunyai

kebiasaan minum-minuman keras adalah, kalangan remaja dengan perekonomian

menengah kebawah, oleh karena untuk mendapatkan minuman dengan cara patungan.

Apabila dilihat dari pergaulan kalangan remaja di Kelurahan Kalase’rena

dapat dikatakan bebas, karena seringnya kalangan remaja nongkrong pada malam hari

dan berakibat penggunaan minum-minuman keras. Berdasarkan pertimbangan

tersebut maka peneliti merasa perlu untuk mengangkat permasalahan ini, mengingat

peranan orang tua, pendidik, masyarakat dan pemerintah sangat menentukan bagi

generasi muda yang takwa, cerdas dan terampil merupakan penentu masa depan

bangsa dan negara.

Orang tua merupakan titik awal yang sangat berperang penting bagi

perkembangan anak, dimana orang tua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan

hubungan sosial anak. Orang tua dan anak harus saling memupuk keterbukaan,

sehingga hubungan diantara mereka dapat berkembang dengan baik dan melalui

keterbukaan tersebut, orang tua dan anak akan saling memahami kebutuhan dan

perasaan masing-masing. Dengan melakukan pendekatan Komunikasi Antarpribadi,

Orang tua mungkin dapat mengajarkan tentang apa itu minuman keras dan apa

penyebabnya setelah meminum keras dan memperbaiki atau mengajak untuk tidak

meminum minuman keras lagi kepada anaknya.

6

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.3 Komunikasi antarpribadi berperan

penting dalam membentuk maupun merubah perilaku manusia, baik terhadap

komunikator maupun komunikan dan menjadi alat yang efektif untuk mempersuasi

seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

B. Deskripsi Fokus dan Fokus Penelitian

a. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah Komunikasi antarpribadi antara

orang tua dan anak dalam mengatasi kenakalan remaja dan faktor penghambatnya

b. Deskripsi Fokus

Berdasarkan judul penelitian di atas, dapat dideskripsikan bahwa bagaimana

komunikasi antarpribadi orang tua kepada anak dalam mengatasi kenakalan-

kenakalan remaja(Penyalahgunaan minuman keras di Kalangan Remaja) di Desa

Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten gowa, serta mendidik dan memberi

petunjuk bagaimana cara membina remaja yang baik, dari segi moral,sosial,maupun

agama.

a. Komunikasi antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap menangkap reaksi orang

lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi

berperan penting dalam membentuk maupun merubah perilaku manusia, baik

3Widjaja, Ilmu Komunikasi : Pengantar Study (Cet. 2; Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), h. 13

7

terhadap komunikator maupun komunikan dan menjadi alat yang efektif untuk

mempersuasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

b. Orang tua dan anak (Remaja)

Orang tua adalah kepala atau pemimpin rumah tangga bagi anak-anaknya,

sedangkan Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga

masa dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 dan berakhir pada usia

18 tahun hingga 22 tahun.

Remaja adalah suatu masa dimana, Pertama, Individu berkembang dari saat

pertama kali ia menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia

mencapai kematangan seksual. Kedua, Individu mengalami perkembangan psikologis

dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Ketiga, Terjadi peralihan dari

ketergantungan sosio-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih

mandiri.

Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat

dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, serta tumbuhnya rasa ingin

tahu yang sangat besar akan suatu hal yang diketahui dan telah ia lihat atau dengarkan

yang kemudian dilakukan. Remaja yang dimaksudkan adalah remaja pengguna

minuman keras.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dalam mengatasi

Kenakalan Remaja di Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa?

8

2. Faktor apa yang menghambat komunikasi antarpribadi orang tua dan anak

dalam mengatasi kenakalan remaja Kelurahan di Kalase’rena Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi orang tua dan anak

dalam mengatasi kenakalan remaja Desa Kalase’rena Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa.

b. Untuk mengetahui faktor apa yang menghambat komunikasi antarpribadi

orang tua dan anak dalam mengatasi kenakalan remaja Desa Kalase’rena

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini secara umum dapat

dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut:

a. Kegunaan Ilmiah

Diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa dalam

melakukan penelitian metode komunikasi dan penyiaran islam yang khususnya

terkait dengan komunikasi antar pribadi orang tua dan anak dalam mengatasi

kenakalan remaja di Desa Kalase’rena.

b. Kegunaan praktis

Diharapkan bahwa hasil penulisan ini dapat berguna dan bermanfaat orang

tua dan pemerintah serta masyarakat setempat terutama sebagai bahan rujukan

bagaimana komunikasi antarpribadi orang tua dan anak yang baik dan tepat dalam

mengatasi kenakalan remaja.

9

E. Kajian Pustaka

Sebelum membahas lebih lanjut permasalahan kenakalan remaja, maka

peneliti menegaskan bahwa permasalahan tersebut kaitannya komunikasi antar

pribadi orang tua dan anak dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja, belum

pernah dibahas dalam sebuah karya ilmiah skripsi. Oleh karena itu sebagai bahan

literartur, penulis meninjau beberapa pustaka mengenai komunikasi antarpribadi

orang tua dan anak dalam menanggulangi kenakalan remaja di Kelurahan Kalase’rena

kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa literature yang

relevan untuk mendukung penelitian ini. Buku atau tulisan yang menyinggung atau

terkait dengan judul penelitian ini yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan Muh. Arif, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul “Peran Bimbingan

Konseling (BK) dalam mengatasi kenakalan remaja di SMP Guppi Samata

Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”

Penelitian ini membahas tentang upaya guru BP dalam menangani atau

mengatasi kenakalan remaja. Bertolak dari hasil penelitian di atas, maka

penelitian tersebut yang dikemukakan, secara kesuluruhan agar berbeda

meskipun sama dalam mengatasi kenakalan remaja tetapi berbeda ruang

lingkup dan objek penelitiannya, karena tidak satupun yang menyinggung

tentang Komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dalam menanggulangi

kenakalan remaja terkhusus di Desa Kalase’rena.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Harmiati, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam IAIN Alauddin Makassar melakukan penelitian ditahun 2001 dengan

10

judul “Pola Komunikasi Dalam Keluarga dan Kaitannya Dengan

Penanggulangan Problematika Remaja Di Desa Malela Kabupaten Luwu”.

Penelitian ini membahas tentang langkah-langkah keluarga dalam menatasi

kenakalan remaja dengan metode library research dan field research, dengan

melakukan pendekatan budaya, agama, dan komunikasi. Jelas diterangkan

penelitian ini melakukan metodologi penelitian Kuantitatif. Metode penelitian

berbeda dengan penelitan yang peneliti lakukan yaitu metode Kualitatif.

Tabel 2.1

Tinjauan pustaka

Peneliti/Tahun Judul Skripsi Metode

Penelitian

Objek/sasaran

Penelitian

Muh. Arif Peran Bimbingan Konseling

(BK) dalam mengatasi

kenakalan remaja di SMP

Guppi Samata Kelurahan

Romang Polong Kecamatan

Somba Opu Kabupaten

Gowa

Berbeda Berbeda

Harmiat/2001/KPI Pola Komunikasi Dalam

Keluarga dan Kaitannya

Dengan Penanggulangan

Problematika Remaja Di

Desa Malela Kabupaten

Luwu

Berbeda Sama

11

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication).

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, pesan, ide, dan

gagasan dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak

ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat

dilakukan dengan menggunakan gerak-gerikkan badan, menunjukkan sikap tertentu,

misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu dan lain-lainnya. Cara

seperti ini disebut komunikasi nonverbal. 4

Kata komunikasi secara etimologi (semantik/leksikal/bahasa) berasal dari

bahasa inggris yakni “Communication” yang di adopsi dari bahasa latin

“Communis”, yang sejenis artinya “Communes” yang berarti sama

(same,equal).pengertian sama di sini adalah sama maknanya atau maksudnya.5

Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sebuah komunikasi baik yang

bersifat verbal maupun nonverbal. Komunikasi itu sendiri berlangsung dalam

berbagai konteks, mulai dari komunikasi intra personal (komunikasi diri sendiri),

komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi sampai

dengan komunikasi massa. Masing-masing konteks memiliki karakteristik unik yang

semuanya menghendaki adanya efektifitas dalam prosesnya.

4http://rahmah-daniar-n4hy.blogspot.co.id/2016/02/komunikasi-pengertian-komunikasi-

secara_umum -50.html (11 september 2017) 5 M. Bahril Ghazali, Da’wah Komunikatif:Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi

Da’wah (Cet. 1 ; Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 3

12

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi

anatara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik

(dyadic communication) dan komunikasi kelompok kecil, komunikasi diadik yang

melibatkan dua orang dan komunikasi kelompok kecil yang melibatkan 3 orang atau

lebih secara tatap muka, dimana anggotanya-anggotanya saling berinteraksi satu sama

lainnya, komunikasi diadik seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-

murid, sedangkan komunikasi kelompok kecil seperti orang tua-anak, dan

sebagainya.

Ciri-ciri komunikasi diadik adalah: pihak-pihak yang berkomunikasi berada

dalam jarak yang dekat ; pihak pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima

pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.

Ciri-ciri komunikasi kelompok kecil adalah :

pertama, anggotanya terlibat dalam proses komunikasi yang

berlangsung secara tatap muka.

Kedua, pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana

semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama.

Ketiga, sumber dan penerima sulit diidentifikasi. Oleh karena itu

pengaruhnya bisa bermacam-macam, misalnya si A bisa terpengaruh

dari si B, dan si C bisa memengaruhi si B. Proses komunikasi seperti ini

biasanya ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.

Sebenarnya untuk memberi batasan pengertian terhadap konsep komunikasi

antarpribadi tidaklah begitu mudah. Hal ini disebabkan adanya pihak yang memberi

13

definisi komunikasi antarpribadi sebagai proses komunikasi yang berlangsung antara

dua orang atau lebih secara tatap muka. Namun, perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi (ICT) seperti telepon seluler, e-mail (internet), orang mulai

mempertanyakan apakah komunikasi yang menggunakan alat elektronik seperti itu,

masih dapat dikategorikan sebagai proses komunikasi antarpribadi sekalipun

berlangsung tanpa situasi tatap muka. Sebab itu timbul kelompok yang lebih senang

memakai istilah komunikasi antarpribadi yang beralat (memakai media mekanik) dan

komunikasi antarpri badi yang tidak beralat (berlangsung secara tatap muka).6

Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi.

Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-

jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata, yang

ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam

komunikasi antarpribadi bebas mengubah topik pembicaraan, kenyataannya

komunikasi antarpribadi bisa saja didominasi oleh suatu pihak. Misalnya, komunikasi

orang tua-anak oleh didominasi orangtua, komunikasi suami-istri didominasi oleh

suami, komunikasi dosen-mahasiswa oleh dosen dan komunikasi atasan-bawahan

oleh atasan.

ada delapan karakteristik komunikasi antarpribadi:

1. Melibatkan paling sedikitnya dua orang

2. Adanya umpan balik

3. Tidak harus tatap muka (komunikasi antarpribadi yang beralat)

4. Tidak harus bertujuan

5. Menghasilkan beberapa pengaruh/efek

6 Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.

32-34

14

6. Tidak harus menggunakan kata-kata

7. Dipengaruhi oleh konteks

8. Dipengaruhi oleh kegaduhan7

B. Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency)

Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah latin “Juvenile delinquecy”

Juvenile , yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda,

sifat-sifat khas pada periode remaja sedangkan Delinquecy yang berarti terabaikan,

mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial,

kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain

sebagainya. Jadi, Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat

atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial

pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial,

sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah

kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak

dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal. 8

Pengaruh sosial dan kultural memainkan peranan yang besar dalam

pembentukan atau pengkondisian tingkah-laku kriminal anak-anak remaja. Perilaku

anak-anak remaja ini menunjukkan tanda-tanda kurang atau tidak adanya

konformitas terhadap norma-norma sosial. Mayoritas juvenile delinquency berusia

dibawah 21 tahun. Angka tertinggi tindak kejahatan ada pada usia 15 – 19 tahun dan

7 Dr. Suciati, Komunikasi Interpersonal (sebuah tinjauan psikologis dan perspektif islam) (Cet.

1 ; Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2015), h. 1-2. 8 Kartono Kartini, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja (Cet.IX ; Jakarta: Rajawali Pers,

2014), h. 6

15

sesudah umur 22 tahun, kasus kejahatan yang dilakukan oleh gang-gang delinkuen

menurun.9

Anak-anak remaja yang melakukan kejahatan itu pada umumnya kurang

memiliki kontrol diri atau justru menyalah-gunakan kontrol diri tersebut, dan suka

menegakkan standar tingkah-laku sendiri, disamping meremehkan keberadaan orang

lain. Kejahatan yang mereka lakukan itu pada umumnya disertai unsur-unsur mental

dengan motif -motif objektif, yaitu untuk mencapai satu objek tertentu dengan

disertai kekerasan dan agresi. Pada umumnya anak-anak muda tadi sangat egoistis,

dan suka sekali menyalahgunakan atau melebih-lebihkan harga dirinya.10

Remaja adalah suatu tingkat umur dimana anak-anak tidak lagi anak, tetapi

belum juga dapat dikatakan dewasa. Jadi remaja adalah umur dewasa. Namun tingkah

lakunya juga belum dianggap dewasa. Pada umur ini telah terjadi berbagai perubahan

yang tidak mudah bagi seorang anak untuk menghadapinya tanpa bantuan dari pihak

orang tua dan dewasa pada umumnya. Pada umur ini terjadi perubahan secara

jasmani, emosi, sosial apabila orang tua tidak mengerti apa yang sedang dilalui oleh

anaknya yang remaja itu. Hal ini berarti bahwa remaja merupakan sumber daya

manusia yang potensial menjadi tidak dapat berfungsi secara maksimal akibat

semakin luasnya penyalahgunaan minuman keras.

Dengan adanya berbagai hal yang terjadi pada remaja, terutama

penyimpangan yang dilakukan remaja yaitu meminum minuman keras tentunya dapat

dikaji melalui masalah sosial dimana bentuk penyimpangan pada remaja merupakan

bentuk dari masalah sosial.

9Kartini Kartono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja (Cet.IX; Jakarta: Rajawali Pers, 2014),

h. 7 10

Kartini Kartono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja (Cet.IX; Jakarta: Rajawali Pers, 2014),

h. 9

16

Pada umumnya anak remaja ini mempunyai kebiasaan yang aneh dan ciri

khas tertentu, seperti cara berpakaian yang mencolok, mengeluarkan perkataan-

perkataan yang buruk dan kasar, kemudian para remaja ini juga memiliki tingkah laku

yang selalu mengikuti trend remaja pada saat ini. Kenakalan remaja dalam studi

masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif

perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku

dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku.

Perilaku menyimpang dianggap sebagai sumber masalah karena dapat

membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang

secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh.

Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti menyimpang. Perilaku menyimpang

merupakan perilaku yang keluar dari norma-norma atau aturan-aturan sosial yang

telah ada dalam tatanan kehidupan sosial.11

Apabila golongan tua atau dewasa dalam masyarakat mempunyai satu

pendirian yang tetap yaitu anak-anak harus tunduk dan patuh pada peraturan-

peraturan, terhadap kebiasaan yang turun temurun tanpa boleh mengajukan bantahan

dan pertanyaan, maka anakanak akan merasa bahwa orang tua dan orang dewasa

tidak memahami dan tidak menghargai mereka. Akibatnya mereka akan

mempertahankan diri terhadap perlakuan masyarakat yang kurang menyenangkan itu,

Bahkan mereka akan selalu berusaha meneliti dan menyelidiki kesalahan-kesalahan

orang tua dan orang dewasa sebagai balasan terhadap perlakuan mereka. Akan

hilanglah penghargaan mereka kepada orang tua dan orang dewasa bukan karena

kedurhakaan mereka, ataupun keburukan budi pekerti mereka, akan tetapi sebagai

11

Bonger, William A., criminality and Economic Conditions (Criminalite et Conditions

economieques), Little, Boston, 1905 dan 1916.

17

akibat kurang mempunyai kemampuan mereka menerima dan memahami tindakan

orang tua yang menunjukan kurang pengertian dan penghargaan kepadanya atau

timbullah yang dinamakan kenakalan anak-anak remaja.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kenakalan

pada remaja adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak remaja dengan

melanggar setiap norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat sehingga dapat

menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Kecenderungan kenakalan remaja adalah

kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat

mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang

lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

Berikut beberapa bentuk perilaku delinkuen atau kenakalan yang terjadi di

Desa Kalase’rena Kecamatan bontonompo Kabupaten Gowa :

a. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu-lintas, dan

membahayakan jiwa sendiri serta orang lain.

b. Mabuk-mabukan atau meminum minuman keras. Yang akan mengganggu

lingkungan.

c. Kecanduan dan ketagihan narkotika seperti memakai sabu-sabu, obat-

obatan terlarang (seperti Tramadol, dan lainnya).

d. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan.

Yang akan peneliti teliti adalah penyalahgunaan dan pengaruh minuman

keras di kalangan remaja.

1. Pengertian Minuman Keras

Minuman keras ialah semua barang cair yang lazim disebut minuman yang

mengandung etil alkohol yang dihasilkan dengan cara peragian, penyulingan, atau

18

cara lain, antara lain: bir, shandy, anggur, gin whisky, tuak dan yang sejenisnya.

Minuman keras meliputi minuman yang mengandung alkohol dari mulai kadar

rendah seperti jamu sampai dengan kadar tinggi baik yang di produksi diluar negeri

maupun dalam negeri seperti cap tikus dan lain-lain.

2. Jenis-Jenis Minuman Keras

Ada beberapa jenis minuman keras yang ada dalam peredaran yang sering

dikonsumsi masyarakat diantaranya anggur, bourbon, brendi, brugal, caipirinha,

chianti, jagermeiter, mirin, prosecco, bir, rum, cap tikus, sake, sampanye, shochu,

tuak, vodka, wiski dan oplosan.12

Minuman inilah yang biasa beredar dimasyarakat

karena kandungan alkoholnya bisa memabukkan, walau pada dasarnya kandungan

alkohonya rendah tetapi itu merusak tubuh.

Menurut dr. Viora, SP. KJ, Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI,

minuman beralkohol telah digolongkan menjadi tiga jenis. Penggolongan tersebut

dilakukan berdasarkan kadar kandungan alkohol, mulai dari yang paling rendah

hingga tertinggi yang boleh di konsumsi manusia. Berikut 3 golongan tersebut:

a. Golongan Pertama

Minuman dengan kadar etanol 1-5%. Jenis minuman ini adalah yang paling

banyak dijual dimini market atau super market. Aneka bir adalah yang termasuk

dijenis A ini. Biasanya, pada kadar 1-5% seseorang belum akan mengalami mabuk,

tetapi tetap memiliki efek kurang baik bagi tubuh.

12

Tips Dan Cara Pengertian Minuman Keras

http://minumanherbaltradisional.blogspot.co.id/p/penertian-minuman-keras-jenis-minuman.html (20

november 2017)

19

b. Golongan Kedua

Golongan kedua atau golongan B adalah minuman dengan kadar etanol 520%.

Jenis minuman yang termasuk digolongan ini adalah eneka jenis anggur atau wine.

Alkohol pada kadar ini suda cukup tinggi dan dapat membuat mabuk terutama bila di

minum dalam jumlah banyak bagi yang tidak terbiasa.

c. Golongan Ketiga

Yaitu C adalah minuman dengan kadar alkohol paling tinggi dengan kadar

alkohol paling tinggi yang boleh di konsumsi oleh manusia. Kadar alkohol etanol

golongan C adalah 20-45%. Jenis minuman yang termasuk dalam golongan ini adalah

seperti whisky,vodka, johny walker, dll.13

Jika dilihat dari pendapat dari dr.Viora, SP. KJ, Direktur Bina Kesehatan Jiwa

Kemenkes RI menyatakan bahwa ada minuman beralkohol yang kadarnya rendah

jika kebiasaan maka itu membahayakan bagi tubuh maka itu sebaiknya dihindari

dalam menkonsumsinya.

3. Bahaya Minuman Keras

Kegunaan minuman keras secaranyata tidak jelas kalau tidak dapat di

katakan tidak ada. Sementara alkohol sering di gunakan secara medis, seperti bahan

untuk membersihkan luka dan lain-lainnya, kenyataannya minuman keras yang di

gunakan secara medis. Ada beberapa jenis minuman keras yang di gunakan sebagai

pengobatan di Indonseia, namum hal itu hanya dalam pengotan tradisional seperti

jamu untuk berbagai kegunaan, dana arak untuk menurunkan panas. Biasanya

13

Jakarta, Jitunews.Com, http://www.jitunews.com/read/6250/3-golongan-minumanalkohohol

berdasarkan-kadarnya (20 November 2017)

20

minuman keras di konsumsi untuk keperluan “leisure”. Minuman keras dalam dosis

kecil digunakan untuk penyenang dan penghangat tubuh.14

Efek negatif yang muncul akibat dari penyalahgunaan alkohol adalah

sebagai berikut:

a. Berkurannya kemampuan hati dalam mengoksidasikan lemak

b. Menimbulkan kanker

c. Menyebabkan gangguan fungsi hati

d. Kecenderungan melakukan tindakan kriminal

e. Rentan terhadap infeksi Hipertensi atau tekanan darah tinggi15

Seseorang pecandu minuman keras dimulai dengan meminum- minuman

lebih banyak dari yang lain, yang akhirnya menyebabkan hang over (perasaan sakit

esok harinya setelah minum terlalu banyak). Hal tersebut bisa disembuhkan dengan

minum lagi sehingga tidak bisa pisah dari minuman keras.Banyak diantara peminum

berat jatuh dalam keadaan depresi berat, timbul fikiran ingin bunuh diri, mengalami

halusinasi dan delusi.26 Penelitian membuktikan bahwa penyalagunaan NAZA ini

tidak hanya menimbulkan gangguan mental dan perilaku, tetapi dalam jangka panjang

menimbulkan gangguan pada organ, otot, janin, endokrin, nutrisi, metabolisme dan

resiko kanker.16

Pada umunnya, konsumsi alkohol merusak semua organ tubuh secara

berangsur-angsur akibat penggunaannya, dapat menyebabkan peradangan hati (liver

Chiirhosis), menyebabkan pendarahan pada perut (maag), penyakit jantung

14

Tahun Kementerian Pemuda dan Olahraga Penyalagunaan Ecstacy & Miras Serta Bahaya

Hiv/Aids Dikalangan Generasi Muda, (Yayasan Penerus Nilai-Nilai Luhur Perjuangan 1997), h. 45. 15

Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti, Remaja Dan Bahaya Narkoba ( Jakarta: Prenada, 2006), h.

17. 16

Dadang Hawari, Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA Narkoba, Alkohol & Zat

Adiktif,h. 53

21

(cardiomyopathy), hormone seks, dan kekebalan tubuh . Pengaruhnya terhadap otak

dapat secara akut (intoksisasi, delirium) atau kronis (ataxia, pelup, koordinasi

motoric)17

Di dalam kehidupan bahaya miras dapat menimbulkan perkelahian,

pembunuhan, pencurian, dan perampokan. Yang jelasnya itu minuman itu

mengandung alkohol baik minuman tradisional maupun minuman lainya yang dapat

merusak tubuh dan penyakit-penyakit lainnya maka efek yang ditimbulkan dampak

negatif.

Pemakai merasa tegas, euforia, hambatan dirinya kurang sehingga berbicara

lebih banyak dari biasanya, merasa lebih bebas dalam hubungan antar personal, muka

kelihatan kemerah-merahan karena tekanan darah dan denyut jantung meningkat.

Peminum akan gelisah, tingkah lakunya kacau, bicara cadel, berjalan semponyongan

Minuman keras merupakan kepanjangannya dari Miras, minuman yang

mengandung alkohol yang dapat memabukkan diri seseorang apabila meminumnya

dengan kadar tertentu dapat memabukkan, semua minuman yang mengandung

alkohol seperti yang dibuat secara moderen maupun secara tradisional mempunyai

bahaya yang sama bagi yang kecanduan apalagi yang oplosan.

4. Faktor Penyebab Remaja minuman keras

Faktor-faktor yang menyebabkan remaja meminum minuman keras adalah

sebagai berikut:

1. Remaja yang selalu meminum-minuman keras selalu mempunyai

“kelompok pemakai” awalnya remaja hanya mencoba-coba karena teman

17

Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, h. 233

22

atau keluarga yang menggunakannya, Namun ada yang kemudian menjadi

kebiasaan.

2. Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya, sering

menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik

dengan teman-temannya.

3. Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana

hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan modern” biasanya

mendorong remaja meminum-minuman keras secara berkelompok.

4. Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dank arena

mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga

tanpa disadari lama-kelamaan akan ketagihan.

5. Motif ingin tahu, bahwa remaja selalu mempunyai sifat selalu ingin tahu

segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya.

6. Karena memiliki kesempatan, karena kesibukan orang tua maupun keluarga

dengan kegiatannya masing-masing atau akaibat broken home, kurang kasih

saying dan perhatian maka dalam kesempatan terebut kalangan remaja

berupaya mencari pelarian dengan cara meminum-minuman keras.

7. Sarana dan prasarana, sebagai ungkapan rasa kasih sayang orang tua

terhadap anaknya terkadang orang tua memberikan fasilitas dan uang yang

berlebihan, Namun hal tersebut disalahgunakan untuk memuaskan segala

keinginan dirinya antara lain meminum-minuman keras.

23

8. Karena stress dengan masalah yang sedang dihadapinya sehingga anak

tersebut memiliki inisiatif untuk meminum minuman keras sebagai pelarian

dari masalahnya.18

Minuman keras adalah minuman yang dapat memabukkan dan

menghilangkan kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam Islam, minuman keras

disebut khamar. Sesuai hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh H.R. Muslim

no.3735, Beliau Berkata :

Dari Ibnu Umar r.a.,ia berkata, “saya tidak mengetahui sesuatu, kecuali

berasal dari Nabi saw. Beliau bersabda, tiap-tiap yang memabukkan disebut khamar

dan tiap-tiap khamar hukumnya haram ” (H.R. Muslim no.3735).19

Pendidikan agama yang intensif diberikan remaja sejak kecil sehingga dapat

dijadikan benteng moral yang kokoh sebagai filter dari pengaruh-pengaruh negatif

dan liar.

C. Pandangan Islam dalam Pembinaan Remaja

1. Materi Pendidikan anak dalam keluarga.

Dalam pembinaan keluarga kepada anak, Islam mengajarkan beberapa

pendidikan dan pembinaan yaitu:

a.) Pendidikan Aqidah

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S. At Tahrim ayat 6 :

18 Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, h. 235 19

Roli Abdul Rohman dan M.khamzah, Menjaga Akidah dan Akhlak (Tiga Serangkai, 2006), h.

62-63.

24

Terjemahannya :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.”

Aqidah merupakan materi pertama yang harus diberikan kepada anak dalam

rangka merealisasikan pendidikan dalam sebuah keluarga yang agamis. Materi ini

mencapai enam aspek, yaitu : Iman kepada Allah, kepada Malaikat Allah, kepada

Kitab Allah, kepada Rasul Allah, kepada hari akhir dan kepada ketentuan yang telah

dikehendaki Allah. Iman lebih awal harus sudah ditanamkan pada diri anak sejak

masa pertumbuhannya. Hal ini penting agar pertumbuhan dan perkembangannya

selalu berada di bawah kendali iman yang telah dimilikinya. Dengan terbentuknya

aqidah pada anak, akan lebih mempermudah masuknya ingatan-ingatan yang agamis

yang dilakukan secara nyata oleh kedua orang tuanya.

Dalam upaya menanamkan nilai keimanan pada diri anak memerlukan

kesabaran dan ketekunan. Iman merupakan hal yang ghaib sehingga sukar ditangkap

dalam panca indera. Sedangkan anak, menurut teori perkembangan, baru dapat

berpikir secara abstrak setelah mencapai usia kira-kira 14 tahun. Oleh karena itu

penanaman nilai-nilai keimanan pada diri anak memerlukan kesabaran dan ketekunan

dari orang tua maupun para pendidik. Memahami perkembangan anak dan

spiritualnya dalam mewujudkan keimanan, adalah sebuah landasan utama bagi

25

berjalannya nilai-nilai keimanan yang telah ada dan diketahui sesuai dengan daya

tangkap anak terhadap realitas wujud keimanan secara nyata.

Pendidikan aqidah menjadi pendidikan dasar dan prioritas yang diberikan

sejak usia anak-anak, ketika pribadi mereka masih mudah dibentuk dan mereka masih

lekat dengan kultur kehidupan keluarga Bapak dan Ibu menjadi pilar utama dan

pendidik bagi anak-anaknya.

b.) Pendidikan Ibadah

Ayat tentang pendidikan ibadah di jelaskan pada Qur’an surah Luqman ayat

16 :

20

Terjemahnya:

(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di

dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

Ibadah merupakan materi kedua yang harus diberikan kepada anak.

Pendidikan ibadah merupakan tindak lanjut dari pendidikan aqidah. Hubungan antara

aqidah dan ibadah merupakan suatu yang saling tergantung. Bentuk ibadah yang

dilakukan oleh anak merupakan cermin dari aqidah yang dimilikinya.

Masa kecil bukanlah masa pembebanan atau pemberian kewajiban, tetapi

merupakan masa pembelajaran dan persiapan latihan dan pembiasaan, sehingga pada

20

Al Qur’an Android Indonesia : Surah Luqman Ayat 16 (15 september 2017)

26

saat anak memasuki usia dewasa, mereka dapat melakukan dengan penuh kesadaran

dan keikhlasan sebab sebelumnya mereka telah terbiasa melakukan ibadah tersebut.21

Pendidikan dalam beribadah bagi anak ini terbagi dalam lima dasar pembinaan

yang meliputi pembinaan shalat, puasa, ibadah haji, zakat, dan lain-lain.

c.) Pendidikan Akhlak

Seperti yang dijelaskan dalam surah Luqman ayat 18:

Terjemahnya:

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri”.

Akhlak merupakan materi ketiga yang harus diberikan kepada anak sejak

usia dini. Akhlak merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari akidah dan

ibadah, karena akhlak adalah buah dari iman dan ibadah seseorang, orang yang

beriman akan memiliki akhlak yang baik. Oleh karena itu iman seseorang dianggap

tidak sempurna apabila akhlaknya buruk atau tercela.

Akhlak berasal dari bahasa Arab “Khuluk” yang dapat diartikan dengan

kebiasaan, perangai dan tabiat. Al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah sifat

yang sudah ada dalam jiwa yang mendorong lahirnya suatu perbuatan tanpa melaui

pertimbangan fikiran terlebih dahulu.22

21

M. Nur Abdullah Hafid, Mendidik Anak Bersama Rasulullah (Bandung: Al Bayan, 1998), h.

151. 22

Imam Abu Ahmad Al Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Jilid. III., (Beirut-Libanon : Darul Ma’rifah,

505 H), h. 68.

27

Akhlak sangat berbeda dengan perangai atau tabiat yang emang sudah ada

pada masing-masing orang yang biasa disebut dengan watak, yang memang sudah

ada dan tak dapat diubah. Sedangkan akhlak adalah perangai atau sikap yang dapat

dibina dan diciptakan dalam diri masing-masing pribadi, sehingga dapat dirubah

melalui proses pendidikan. Oleh karena itu pendidikan akhlak sangat perlu bagi anak,

agar anak mempunyai akhlak yang baik.

d.) Pendidikan Jasmani

Qur’an Surah Yunus Ayat 57:

Terjemahnya:

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam

dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Pada saat dilahirkan, fisik anak dalam keadaan sangat lemah. Akan tetapi

seiring dengan bertambahnya usia anak, maka fisiknya secara berangsur-angsur

tumbuh besar dan kuat. Agar supaya pertumbuhan tersebut dapat berjalan dengan

baik dan ter-arah, maka jasmani anak perlu dilatih dengan hal-hal yang mendukung

pertumbuhannya tersebut.

Pendidikan jasmani disini tidak hanya dimaksudkan untuk membentuk tubuh

semata, tetapi menyangkut juga potensi yang dimiliki oleh jasmani yang dapat

dimanifestasikan dalam perilaku sehari-hari. Kebutuhan jasmani yang bersifat

material memang harus diperhatikan dan diusahakan agar dapat dipenuhi semaksimal

mungkin. Akan tetapi potensi yang ada dalam tubuh anak juga harus dapat perhatian

dengan sungguh-sungguh pula dengan demikian materi pendidikan jasmani yang

28

diberikan kepada anak harus dapat mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan

fisik dan psikis anak secara terpadu.23

Selain itu anak harus dibiasakan dengan menjaga kesehatan tubuhnya, hal ini

perlu dibiasakan kepada anak sejak kecil. Pembiasaan ini sangat perlu agar anak

terbiasa hidup bersih dan sehat. Kebersihan diri dan lingkungan akan dapat

mempengaruhi kesehatan anak. Sedangkan kesehatan anak akan sangat

mempengaruhi pertumbuhan dalam fisiknya.

e.) Pendidikan Akal

Sebagaimana dijelaskan pada surah Yusuf Ayat 111, yang berbunyi :

Terjemahannya:

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang

dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan

menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum

yang beriman.”

Akal merupakan posisi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Akal

bukanlah barang jadi yang dibawa oleh anak sejak lahir. Akal masih merupakan

potensi yang akan berkembang secara bertahap, mengikuti perkembangan anak. Oleh

karena itu akal perlu dididik dengan sebaik-baiknya. Pendidikan akal harus diarahkan

untuk mengembangkan kemampuan akal (berpikir) anak seluas-luasnya. Arah ini

penting agar anak mengerti dan memahami kekuasaan Allah SWT. Melalui penelitian

23

Muhlisin, Pendidikan Bernasis Keluarga (Studi Tentang Pendidikan Luqman Hakim),

(Semarang: Pasca Sarjana IAIN Walisongo, 2002), h. 17.

29

terhadap fakta alam yang ada di sekitarnya. Untuk itu materi pendidikan akal yang

diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan dan

kemampuan akal anak.

Bermain sebagai salah satu aktivitas fisik merupakan suatu naluri yang

dimiliki oleh setiap anak. Naluri tersebut akan berkembang secara alami mengikuti

perkembangan usia dan tubuh anak. Oleh karenanya anak harus diberi kesempatan

untuk bermain-main dengan kawan-kawan sebayanya. Akan tetapi anak juga jangan

dibiarkan dihabiskan waktu hanya untuk bermain-main dan melupakan tugas lainnya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bruner “ bermain adalah aktivitas yang

serius” selanjutnya ia menjelaskan bahwa bermain memberikan kesempatan bagi

banyak bentuk belajar, dua diantaranya adalah pemecahan masalah dan kreatifitas,

serta masuknya informasi bagi bayi mengenai lingkungannya, orang-orang dan

benda-benda di sekitarnya. Seperti ditunjukkan oleh Eckorman dan Rhingold “Anak

belajar mengenai dunia manusia dan benda melalui penjelajahan (eksplorasi), dan

salah satu sumbangan yang terpenting adalah mendapatkan kegembiraan dalam

bermain.24

2. Metode pendidikan anak dalam keluarga Islam

Dalam mempengaruhi proses sosialisasi menuju perkembangan kepribadian

anak yang mendapatkan pendidikan, ada beberapa metode yang dapat dipergunakan

oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Diantara metode yang harus diterapkan

dalam mendidik anak dalam keluarga adalah :

a.) Pendidikan dengan Keteladanan

24

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 89.

30

Metode ini adalah cara memberikan pendidikan dan pengajaran dengan cara

memberikan contoh teladan yang baik kepada anak agar ditiru dan dilaksanakan.25

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang paling meyakinkan

keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak di dalam membentuk

pribadi yang bermoral, sosial, dan spiritual. Dengan contoh yang terbaik dalam

pandangan anak, yang akan ditiru dalam tindak dan tanduknya, dan tata santunnya,

disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan anak suatu gambaran

pendidik tersebut, baik dalam ucapan ataupun perbuatan.26

Pendidikan dengan teladan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik

berupa tingkah laku, sifat cara berpikir, dan sebagainnya. Dalam hal belajar, anak

didik umumnya lebih mudah menangkap yang kongkrit bila dibanding dengan yang

abstrak. Keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode

paling tepat dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak didik secara

moral, spiritual dan sosial. Sebab, seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam

pandangan anak, yang tingtkah laku dan sopan santunnya akan ditiru. Disadari atau

tidak, bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaannya, baik

dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, inderawi maupun

sepiritual.

Metode keteladanan memerlukan sosok pribadi yang secara visual dapat

dilihat, diamati, dan dirasakan sendiri oleh anak, sehingga anak ingin menirunya.

Disinilah timbul proses yang dinamakan identifikasi, yaitu anak secara aktif berusaha

25

Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh (Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Keluarga),

(Cet. VI ; Bandung: al Bayan, 1998), h. 38. 26

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: as Syifa’,

1990), h. 1.

31

menjadi seperti orang tuanya di dalam nilai kehidupan dan kepribadiannya.27

Maka

dalam hal ini orang tua sebagai orang pertama yang dilihat oleh anak, orang tua

dituntut untuk menerapkan segala perintah Allah dan Sunnah Rasul-Nya baik akhlak

ataupun perbuatannya. Sebab anak selalu mengawasi dan memperhatikan apa yang

dilakukan oleh orang tuanya sepanjang waktu.

Dalam praktek pendidikan dan pengajaran, metode ini dilaksnakan dalam dua

cara, yaitu cara langsung (direct) dan cara tidak langsung (indirect). Secara langsung

adalah orang tua sebagai pendidik harus benar-benar menjadikan dirinya sebagai

contoh teladan yang baik terhadap anak. Sedangkan secara tidak langsung adalah

melalui cerita dan riwayat para nabi, kisah-kisah orang besar dan pahlawan. Melalui

kisah ini diharapkan anak akan menjadi tokoh-tokoh yang diinginkan dan sebagai

uswatun hasanah.

b.) Pendidikan dengan Pembiasaan

Dalam syariat Islam, bahwa anak diciptakan dengan fitrah tauhid yang murni.

Agama yang lurus dan iman kepada Allah, tetapi hal tersebut tidak akan muncul

tanpa melalui pendidikan yang baik dan tepat. Dari sini peranan pembiasaan,

pengajaran dan pendidikan dalam perkembangan anak akan menemukan tauhid yang

murni serta keutamaan budi pekerti yang baik. Membiasakan artinya membuat anak

menjadi terbiasa akan sikap atau perbuatan tertentu. Pembiasaan dapat menanamkan

sikap dan perbuatan yang kita kehendaki, hal demikian dikarenakan adanya

pengulangan-pengulangan sikap atau perbuatan, sehingga sikap dan perbuatan

27

Siti Meichati, Kepribadian Mulai Berkembang di dalam Keluarga (Semarang: tp, 1976), h.

23.

32

tersebut akan tertanam mendarah daging sehingga seakan-akan merupakan

pembawaan.28

Segala perbuatan atau tingkah laku anak adalah berawal dari kebiasaan yang

tertanam dalam keluarga misalnya saja kebiasaan cara makan, minum, berpakaian

dan bagaimana pula cara mereka burhubungan dengan sesama manusia. Semua itu

terbentuk pada tahap perkembangan awal anak yang berada dalam keluarga. Maka

perlunya tokoh identifikasi, yang secara tidak sadar anak akan mengambil over sikap,

norma, nilai, tingkah laku dan sebagainya dari tokoh identifikasi tersebut.

Kita ketahui anak kecil belum kuat ingatannya, ia cepat melupakan apa yang

sudah baru saja terjadi. Perhatikan anak akan mudah beralih kepada hal-hal yang

baru, yang lain yang disukainya. Oleh karena itu, menurut Ngalim Purwanto ada

beberapa syarat pembiasaan itu dapat lekas tercapai dan baik hasilnya, yaitu:

Pertama, Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat selagi dapat. Kedua,

Pembiasaan itu hendaklah terus menerus dijalankan secara teratur sehingga akhirnya

menjadi kebiasaan yang otomatis. Ketiga, Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap

tegas dan tetap teguh terhadap pendirian yang telah diambilnya. Keempat,

Pembiasaan yang semula mekanistis itu harus menjadi pembiasaan yang disertai kata

hati anak itu sendiri.

c.) Pendidikan dengan Nasehat

Qur’an surah An-Nisa Ayat 63 yang berbunyi :

28

R.I. Suhartin C, Cara Mendidik Anak dalam Keluarga Masa Kini (Jakarta: PT. Bhratara

Karya Aksara, 1999), h.104.

33

Terjemahannya:

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam

hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka

pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada

jiwa mereka”.29

Penanaman nilai-nilai keimanan, moral atau akhlak serta pembentukan sikap

dan perilaku anak merupakan proses yang sering menghadapi berbagai hambatan atau

tantangan. Terkadang anak-anak merasa jenuh, malas dan tidak tertarik terhadap apa

yang diajarkan, bahkan mungkin menentang dan membangkang. Sebagai orang tua

sebaiknya memberikan perhatian, melakukan dialog dan berusaha memahami

persoalan-persoalan anak dengan memberikan nasehat dan pelajaran yang dilakukan

pada waktu yang tepat agar anak dapat menerima dengan baik dan dengan senang

hati. Dengan demikian proses pendidikan akan berjalan sesuai dengan harapan. Ada

tiga waktu tepat untuk dapat memberikan nasehat pada anak-anak yang telah

diajarkan oleh Nabi SAW kepada umatnya dalam mendidik anak, yakni waktu dalam

perjalanan, waktu makan dan waktu anak sedang sakit.

Dalam memberikan nasehat sebagai orang tua harus dengan bijak dan jangan

sampai “lalai”. Lalai yang dimaksud adalah tidak bisa memberikan nasehat secara

bijak, adil dan proporsional. Jika anak sudah diberi pengertian dan nasehat secara

baik dan bijak oleh orang tua, akan tetapi tetap bersikeras hati dan tetap pada

pendiriannya dan merugikan orang lain, maka orang tua terpaksa melakukan teguran

keras dan bahkan memberikan hukuman, namun hukuman yang mendidik.30

d.) Pendidikan dengan Latihan dan Praktikum

29

http://www.follyakbar.id/2012/11/ayat-dan-hadits-tentang-komunikasi.html (15 september

2017) 30

M. Arif Hakim, Mendidik Anak Secara Bijak (Panduan Keluarga Muslim Modern),

(Bandung: Marja’, 2002), h. 25.

34

Latihan dan praktikum merupakan metode yang sangat penting dalam

pendidikan Islam di lingkungan keluarga, dengan adanya latihan dan praktikum ini

anak akan dapat melakukan amal keagamaan yang sesuai dengan tuntunan yang telah

ditetapkan agama. Tehnik yang bersifat praktek dan amaliah ini merupakan hal yang

pokok dalam Al-Qur’an dan syariat Islam pada umumnya, semisal Sholat, puasa,

zakat, haji, shodaqoh, jihat dan sebagainya.

e.) Pendidikan dengan perintah dan larangan

Perintah dan larangan dapat pula dilakukan asal dalam batas kewajaran

terutama dalam melaksanakan ibadah dan akhlak yang terpuji. Hal ini dapat

dilakukan dengan menunjukkan mana itu perintah yang harus dilakukan dan mana

larangan yang harus ditinggalkan kepada anak.

f.) Pendidikan dengan Perhatian

Pendidikan dengan perhatian adalah sebuah cara dengan mencurahkan,

memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan

akidah dan moral, spiritual dan sosial, di samping selalu bertanya tentang situasi

pendidikan jasmani dan daya hasil ilmiahnya.

Pendidikan dengan perhatian dan pengawasan sangat diperlukan setiap anak.

Namun anak perlu diberi kebebasan apabila anak tumbuh semakin besar, maka

pengawasan terhadapnya berangsur-angsur dikurangi, sebab tujuan pendidikan adalah

ingin membentuk anak yang pada akhirnya dapat mandiri dan bertanggung jawab atas

segala perbuatannya.

g.) Pendidikan melalui pemberian penghargaan dan hukuman

Menanamkan nilai-nilai moral keagamaan, sikap dan perilaku juga

memerlukan pendekatan atau metode yaitu dengan memberikan penghargaan dan

35

hukuman. Penghargaan perlu diberikan kepada anak yang memang harus diberi

penghargaan, begitupun sebaliknya. Penghargaan sering disebut dengan hadiah

ataupun ganjaran. Metode ini secara tidak langsung menanamkan etika perlunya

menghargai orang lain, misalnya dengan berucap terima kasih.

Dalam sebuah pujian terdapat satu kekuatan yang dapat mendorong anak

untuk melakukan kebaikan. Karena dengan pujian, anak merasakan bahwa perbuatan

baik yang telah ia lakukan, membuatnya semakin dihormati dan disayang orang lain

terutama oleh orang tuanya sendiri. Namun apabila pemberian penghargaan tersebut

tidak sesuai dengan keadaan maka akan merusak kepribadian anak tersebut.

Selain menggunakan hadiah atau ganjaran dalam mendidik anak juga

menggunakan hukuman. Hukuman merupakan cara terakhir oleh pendidik manakala

anak menyimpang dari jalan yang semestinya atau melanggar batasan kebebasannya.

Sebagian pakar pendidikan berpendapat bahwa hukuman tidak diperlukan dalam

pendidikan, tetapi mayoritas mereka tetap menyuruh memberikan hukuman sebagai

sarana sosial masyarakat dan menjamin terciptanya kehidupan yang baik baginya

pada masa mendatang. Anak yang meremehkan batasan kebebasan dan kewajibannya

serta mengabaikan pemberian hukuman kepadanya justru menyeretnya pada

kerusakan. Tetapi tekanan yang terlalu kaku terhadap anak juga bisa membuatnya

memberontak, membangkang dan anarkis.

Oleh karena itu, menurut Fauzil Adhim di dalam memberikan hukuman harus

diperhatikan beberapa hal yang diantaranya, Usia Mencukupi, Memperhatikan jenis

kesalahan, Hindari sedapat mungkin kesalahan, Hindari Perkara yang merugikan,

36

Pukulan tidak menyakitkan, Tidak menyertai dengan ucapan buruk dan Jangan

menampar muka.31

Bila hal ini dapat dilakukan maka proses pendidikan akan berjalan

sesuai harapan orang tua dalam memperbaiki perilaku anak remaja yang delinquen.

31

M. Fauzil Adhim, Bersikap Terhadap Anak (Pengaruh Perilaku Orang Tua Terhadap

Kenakalan Anak, (Cet. II ; Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), h. 102.

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif dalam tulisan ini dimaksudkan untuk mencari dan menganalisa

data suatu fakta, lalu dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori dari berbagai realita

yang ditemukan. Karena itu, penulis dapat langsung mengamati kejadian di lapangan

yang berhubungan langsung dengan warga remaja di Desa Kalase’rena Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa dalam mengatasi kenakalan remaja.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kalase’rena Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa dengan fokus obyek yang diteliti adalah Komunikasi Antarpribadi

Orang Tua dan Anak dalam Mengatasi Kenakalan Remaja agar dapat membentuk

remaja yang mempunyai moral dan akhlak yang baik dan dapat berguna bagi bangsa

dan Negara.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

komunikasi antarpribadi orang tua dan anak.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah 3 orang tua, 2 orang remaja dan warga

Kelurahan Kalase’rena.

38

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini , secara garis besar data

penelitian bersumber dari penelitian lapangan. Dalam penulisan penelitian ini penulis

menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data yaitu obsevasi dan wawancara,

masing-masing penjelasannya sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Pengamatan

bisa dilakukan terhadap sesuatu benda, kondisi, situasi, kegiatan, proses, atau

penampilan tingkah laku seseorang, seperti hal seseorang itu bisa diketahui dari hasil

pengamatan, datanya bisa diperoleh dari hasil melalui observasi. Observasi itu sendiri

sebagai suatu alat pengumpul data, perlu dilakukan secara cermat, jujur atau objektif,

terfokus pada data relevan, dan mampu membedakan “kategori” dari setiap objek

pengamatan.32

Dalam hal ini yang di observasi adalah komunikasi antarpribadi orang

tua dan anak dalam mengatasi kenakalan remaja penyalahgunaan minuman keras di

ruang lingkup Desa Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara atau yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.33

Sehubungan dengan penjelasan di atas

yang diwawancarai adalah masyarakat yang berada di Desa Kalase’rena khususnya

orang tua dan remaja.

32

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Cet. VI; Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), h. 135 33

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXXI; Bandung: PT. Remaja

Rosdakrya Offset), h. 186

39

Wawancara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah wawancara

terpimpin yang menggunakan daftar pertanyaan yang dilakukan secara sistemastis.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penulisan proposal penelitian ini sebagian besar data

yang telah diperoleh dan digunakan bersifat kualitatif. Data kualitatif adalah data

yang bersifat abstrak atau tidak terukur tanpa penelitian langsung. Dalam pengolahan

data penulis menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila

diperlukan.

2. Penyajian Data (data display)

Data yang telah didapatkan atau diperoleh dari lapangan terkait dengan

seluruh permasalahan penelitian dibedakan dan dipilih, antara mana yang akan

dibutuhkan dengan yang tidak dibutuhkan dari data tersebut maka diharapkan dapat

memberikan dengan kejelasan dan dapat membedakan antara data yang relevan atau

data pendukung.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Dalam penelitian

kualitatif setiap kesimpulan awal yang didapat atau dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti yang lebih akurat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya Dalam setiap kegiatan

40

penelitian ilmiah, diharuskan untuk menarik kesimpulan dari seluruh data yang telah

didapatkan atau diperoleh dan dikumpulkan, mulai dari data yang telah direduksi

maupun yang belum dan tidak. menutup kemungkinan dari data yang diperoleh dan

disimpulkan dapat pula memberikan saran-saran kepda yang diteliti demi perbaikan

tingkah laku, moral, dan akhlak para remaja di Kelurahan Kalase’rena.

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Kalase’rena

1. Kondisi Geografis.

Desa/Kelurahan Kalase’rena merupakan salah satu Desa yang terletak di

wilayah Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa dengan luas wilayah ± 3.750 Ha

dengan batas-batas wilayah Desa sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bajeng

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tamallayang

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan palleko Kabupaten Takalar

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Katangka.34

2. Sejarah Desa kalase’rena

Dahulu kecamatan Bontonompo mempunyai 1 kelurahan yaitu kelurahan

Bontonompo, Kemudian pada tahun tepatnya 1 november 1992 pemerintah

Kabupaten Gowa melakukan pemekaran menjadi 3 kelurahan dan 11 desa, Yaitu

Kelurahan Tamallyang, Kelurahan Bontonompo, Kelurahan Kalase’rena, Desa

Bontolangkasa, Desa Bontolangkasa Selatan, Desa Barembeng, Desa

Kalebarembeng, Desa Bategulung, Desa Manjapai, Desa Katangka, Desa

Bontobiraeng Selatan, Desa Bontobiraeng, Desa Romanglasa dan Desa Bulogading.

Kelurahan Kalase’rena terletak di bagian selatan Sungguminasa, Ibukota Kabupaten

Gowa, dengan jarak 18 km searah jala Nasional Menuju Takalar dan Jeneponto.35

34 Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa 35 Wawancara Lurah Kalase’rena Bapak Bakri Imba S.Sos

42

3. Administrasi Desa

Secara administrasi Kelurahan Kalase’rena terdiri dari empat dusun. Wilayah

Dusun yakni Dusun Kalase’rena Selatan, Dusun Kalase’rena, Dusun Balaburu’,

Dusun Giring-Giring, yang mempunyai dupuluh satu rukun tetangga (RT), sembilan

RW RK lima dan dikepalai oleh seorang Lurah. Letak antar dusun umumnya saling

berdekatan sehingga hubungan juga sangat lancar apalagi jaman sekarang yang mana

alat komunikasi sudah canggih sehingga hanya memakai Hp saja sudah bisa

menghubungi semua aparat Desa yang ada disetiap Dusun Kelurahan Kalase’rena

mempunyai kondisi daerah yang datar dengan ketinggian tiga ratus- lima ratus meter

(dari permukaan laut), namun demikian tanahnya cukup subur untuk lahan pertanian

sawahnya khususnya di daerah Dusun Giring-Giring dan Balaburu yang mempunyai

lahan pertanian lebih banyak.36

4. Iklim dan Curah Hujan

Kelurahan Kalase’rena memiliki iklim yang sama dengan Desa-Desa lain

yang ada di wilayah Kabupaten Gowa yakni iklim tropis karena curah hujannya

sangat rendah, memiliki dua tipe musim yakni musim kemarau dan musim hujan.

Musim kemarau rata-rata berlangsung antara bulan Mei sampai Oktober dan musim

hujan terjadi mulai bulan November sampai Maret setiap tahunnya. Jumlah curah

hujan rata-rata setiap tahunnya mencapai dua ribu sampai tiga ribu mm dengan suhu

rata-rata 28⁰C.37

36 Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa 37

Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa

43

5. Hidrologi dan Tata Air

Wilayah Kelurahan Kalase’rena adalah wilayah yang sangat potensial untuk

lahan pertanian holtikultura. Sumber air pada Desa ini terlihat ada dua aspek yaitu air

permukaan dan air tanah. Untuk air permukaan dapat dilihat dengan adanya sungai

kecil dan irigasi yang dapat difungsikan sebagai saluran untuk areal persawahan,

sedangkan kondisi air tanah terlihat dengan adanya beberapa sumur sebagai

penunjang utama dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dalam hal

penyediaan air bersih rumah tangga dan sebagian untuk pertanian. Masyarakat

Kelurahan Kalase’rena adalah masyarakat yang pekerja keras dan ulet. Dapat dilihat

dari berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan setiap hari. Tetapi yang paling banyak

dilakukan adalah Pertanian sehingga untuk mengetahui potensi dominan yang

dimiliki suatu Desa dapat dilihat dari jumlah penduduk yang melakoni suatu aktivitas.

Berbagai jenis pekerjaan dilakukan mulai dari buruh tani sampai pada PNS, mulai

dari pekerjaan tidak menentu sampai pada pekerjaan tetap. Tetapi secara umum

pekerjaan pokok masyarakat adalah Petani kebun dan sawah terbukti bahwa dari

tujuh ratus delapan empat kk terdapat empat ratus enam puluh delapan puluh kk yang

bekerja sebagai petani. Berbagai jenis tanaman ditanam mulai dari tanaman jangka

pendek sampai pada tanaman jangka panjang. Pekerjaan ini dilakukan baik

perempuan maupun kaum laki-laki, orang dewasa biasa dilakukan berdasarkan hasil

pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat sepanjang hari dan sepanjang tahun akan

sangat berpengaruh pula pada tingkat kehidupan sehari-hari, sehingga dengan jelas

terlihat perbedaan dari setiap keluarga. Ini terbukti bahwa dari jumlah masyarakat

44

melakukan aktivitas pertanian cukup banyak maka akan terlihat Desa-desa lainnya

yang ada di wilayah Kabupaten Gowa.38

6. Sektor Pertanian

Jenis tanaman pangan utama yang dibudidayakan petani Kelurahan

Kalase’rena adalah Padi dan Jagung. Sementara jenis tanaman kortikultura yang

dibudidayakan petani adalah jenis buah dan sayuran meskipun hasil produksi

pertanian dalam jumlah yang tidak banyak, karena selain faktor lahan juga karena

saluran irigasi yang belum permanen sehingga aliran air tidak lancar dan saprodi yang

tidak mudah diakses oleh petani.39

7. Data Kependudukan

Berdasarkan hasil sensus yang dilakukan tahun 2013 sampai 2015, tercatat

jumlah Penduduk Kelurahan Kalase’rena sekitar dua ribu sembilan ratus sembilan

belas jiwa dengan perbandingan laki - laki dua ribu enam ratus delapan puluh lima

jiwa dan perempuan sebanyak dua ribu enam ratus tujuh puluh dua jiwa. Jumlah ini

cukup banyak dan merupakan aset yang dimiliki Desa, jika potensi ini diberdayakan.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table dibawah ini.

38 Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa 39

Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa

45

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

NO DUSUN JMLH

KK

JUMLAH PENDUDUK

L P JML

1 Kalase’rena 274 505 524 1029

2 Kalase’rena

Selatan 272 467 553 1020

3 Balaburu 76 141 128 269

4 Giring-Giring 162 317 284 601

TOTAL 784 1430 1489 2919

Sumber data : Masyarakat Kelurahan Kalase’rena (hasil sensus sosial) Tahun 2015

Berdasarkan jumlah jiwa penduduk maka akan terlihat pengelompokan umur

mulai dari usia balita (nol-lima tahun), usia wajib sekolah sampai pada usia non

produktif. Usia produktif yaitu usia lima belas sampai empat puluh lima tahun adalah

usia yang sangat potensial untuk menunjang aktivitas pembangunan di Desa yang

akan dilakukan. Tetapi faktor usia tidak hanya berdiri sendiri tetapi harus ditunjang

dengan kemampuan, kemauan dan keterampilan yang dimiliki. Kesempatan dan

peluang yang besar diberikan kepada mereka sehingga mereka memiliki tanggung

jawab dan selalu berpartisipasi dalam membangun Desa. Semangat kebersamaan dan

kepedulian akan pembangunan menuju perubahan yang lebih baik senantiasa menjadi

acuan untuk berkarya.

Di bawah ini terlihat tabel jumlah penduduk berdasarkan usia Kelurahan

Kalase’rena sebagai berikut :

46

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Usia

USIA

NAMA DUSUN JUMLAH JUMLAH

TOTAL

Kalase’re

na Selatan Kalase’ren Balaburu

Giring-

Giring

LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR

0 – 5 40 51 47 42 8 8 17 22 112 123 235

6-15 88 110 115 94 39 19 76 56 318 279 597

16-21 67 64 48 65 17 9 44 33 176 171 347

22-59 243 276 245 270 65 74 147 147 700 767 1467

66

keatas 29 47 50 53 12 18 33 26 124 156

280

Total 467 548 505 524 141 128 317 284 1430 1496 2919

Sumber data : Masyarakat Kelurahan Kalase’rena (hasil sensus sosial) Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah jiwa terbanyak yang dimiliki

adalah usia produktif yaitu lima belas sampai empat puluh lima tahun dengan jumlah

jiwa dua ribu delapan ratus enam puluh empat, hampir 50% dari jumlah keseluruhan

penduduk Desa/Kelurahan Kalase’rena. Jika pada usia ini memiliki ilmu dan

keterampilan yang memadai untuk mengelolah sumber daya alam maka kesejahteraan

masyarakat akan terpenuhi Fenomena pendidikan di Kelurahan Kalase’rena memang

cukup maju, tetapi itu tidak lah merata pada semua kalangan karena hanya golongan

menengah keatas yang mengalami, sementara bagi kalangan bawah harus putus

47

sekolah tetapi itu terjadi lima tahun yang lalu. Untuk sekarang angka itu bisa

berkurang karena sarana pendidikan pendidikan gratis,mulai dari SD sampai SMA

yang berlaku di Kabupaten Gowa.40

8. Sarana dan Prasarana

a. Transportasi

Secara umum warga Kelurahan Kalase’rena memakai transportasi Sepeda

motor dan Mobil. Dilihat dari persenan, 70% warga Kelurahan Kalase’rena memakai

kendaraan sepeda motor, 25% memakai Mobil dan 5% nya memakai sepeda.

b. Jembatan

Di Kelurahan Kalase’rena terdapat 2 jembatan yaitu, satu jembatan yang

menghubungkan Kabupaten Gowa dan Takalar, dan satu menghubungkan dusun

Kalase’rena Selatan dengan Dusun balaburu dan Giring-Giring, tepatnya di depan

Mesjid Nurul Huda Kalase’rena.

c. Jalan

Ada dua jenis jalan yang berada di Kelurahan Kalase’rena, yakni Jalanan

Beraspal yang menghubungkan dari dusun ke dusun, dan Jalan Tanah yang

menghubungkan dari rumah ke rumah ataupun sawah perkebunan dan lain-lainnya.

d. Sumber Air

Sumber pengairan warga Kalase,rena terbagi menjadi dua, yakni Pengairan

lewat sumur bor (air leden) dan Sumber Air Sumur.41

40 Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa 41

Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa

48

9. Pendidikan

a. Taman Kanak-Kanak

Saat ini di Desa Maradekaya terdapat 1 buah TK/PAUD yang terletak di

Dusun Balaburu’ yang dianggap cukup untuk menampung pendidikan bagi pra

sekolah. Disamping itu sarana dan prasarana lainnya seperti alat-alat bermain juga

masih dirasakan kurang dan menjadi kendala bagi pengelola. Olehnya itu pihak

pengelolah sangat mengharapkan perhatian dari pihak terkait untuk menutupi

kebutuhan ini, agar anak-anak semakin bersemangat untuk bersekolah. Betapa harus

diakui bahwa meskipun situasinya seperti itu anak-anak dan orang tuanya tetap

antusias untuk bersekolah dan menyekolahkan anaknya.

b. Sekolah Dasar.

Satu unit bangunan Sekolah Dasar yang terdapat di Dusun Kalase’rena, dan

satu unit di Dusun Balaburu, yang dapat menampung anak-anak usia wajib sekolah

dimana kondisi bangunan lumayan baik. Anak-anak dengan semangat setiap hari

melakukan aktivitas belajar mengajar. Namun sarana dan prasarana lainnya seperti

bangunan perpustakaan dan buku-buku bidang studi dirasakan kurang dan menjadi

kendala bagi siswa dan guru.

c. Sekolah Menengah Pertama.

Ada satu bangunan Sekolah Menengah Pertama yang terletak di dusun

Balaburu. Untuk mengakses sarana ini anak sekolah hanya berjalan kaki ada pula

yang naik sepeda, ojek dan lain sebagainya.

49

d. Sekolah Menengah Atas.

Meskipun sekolah lanjutan tingkat atas tidak tersedia di Desa bukan berarti

kendala bagi siswa untuk melanjutkan sekolah, Para anak mengakses di Kelurahan

Tetangga yaitu Kelurahan Tamallayang dan Kelurahan Palleko Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Gowa.

e. Perguruan Tinggi.

Sama dengan desa lainnya yang ada di Gowa dimana orang tua saling

berlomba menyekolahkan anaknya bagi kalangan yang mampu tetapi yang miskin

tetap saja gigit jari karena keterbatasan biaya. Untuk perguruan tinggi pada umumnya

masyarakat melanjutkan ke Makassar tetapi bukan berati tidak ada yang kuliah di G

owa. Jika dibandingkan dengan Desa yang ada di Kecamatan Bontonompo,

Kelurahan Kalase’rena memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik dimana jumlah

sarjana dan yang sementara kuliah cukup banyak.

f. TK-TPA.

Di Kelurahan Kalase’rena terdiri dari 4 TK-TPA yang berada di masing-

masing dusun Kelurahan Kalase’rena. Terdiri dari. Empat kelompok yang bertugas

sebagai pembinaan TK-TPA di Kelurahan Kalase’rena telah lama berjalan sebagai

bentuk peningkatan masyarakat religius yang diharapkan membawa dampak positif

dalam kehidupan masyarakat. Antusias masyarakat dengan lembaga ini sangat tinggi

seiring dengan pencanangan pemberantasan buta huruf Al-Qur’an dan siswa baru

yang mau masuk sekolah harus bisa baca Al-Qur’an. Lewat lembaga ini telah banyak

manfaat yang dirasakan masyarakat dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia

50

akhirat. Namun demikian pihak pengelolah merasa masih kekurangan dalam hal buku

Iqra dan para pengurusnya hanya bekerja secara suka rela.42

B. Komunikasi Antarpribadi Orang tua dan anak dalam mengatasi kenakalan

remaja di Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa

Kegiatan komunikasi tidak pernah terlepas dari perjalanan hidup kita sehari-

hari, dari bangun tidur sampai kita kembali tidur, aktifitas komunikasi selalu berjalan.

Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi orang lain untuk menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Komunikasi yang tepat untuk melakukan hal demikian adalah

komunikasi antarpribadi.

Keluarga merupakan wadah komunikasi yang paling kecil dibandingkan

lainnya. Kegiatan komunikasi yang paling efektif adalah komunikasi yang dilakukan

oleh anggota keluarga karena proses komunikasi ini memberikan rasa peduli antar

anggota keluarga juga dapat membentuk keeratan batin antar anggota keluarga.

Melalui komunikasi inilah orangtua mengajarkan dan mendidik anak-anaknya dengan

ilmu pengetahuan dan ilmu agama ataupun ilmu yang lainnya.

Dalam suatu keluarga terdiri dari atas ayah sebagai kepala keluarga, ibu serta

anak-anaknya. Anak-anak yang berbakti serta patuh terhadap kedua orang tuanya

adalah merupakan suatu cerminan dari keberhasilan orang tua dalam mendidik anak-

anaknya.

Komunikasi yang sering dilakukan keluarga adalah Komunikasi antarpribadi.

Tanpa adanya komunikasi interpersonal dalam keluarga dapat menjadikan anggota

42

Dokumen RPJM Kelurahan Kalase’rena 2013-2015 Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa

51

keluarga merasa terasing, kesepian dan merasa tidak dihargai dan diterima.

Komunikasi antara remaja dengan orang tua adalah merupakan komunikasi yang

terjalin terbuka, jujur, terdapat empati, dukungan, kesamaan persepsi antara remaja

dan orang tua. Ketika anak mulai tumbuh remaja, orangtua sekaligus harus

berhadapan dengan tuntutan perkembangan perubahan yang dialami anaknya. Inilah

yang menyebabkan terjadinya konflik, dan akhirnya menimbulkan hambatan

komunikasi antara remaja dan orang tua.

Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa suatu jalinan dapat menentukan

harmonisasi. Jalinan yang dimaksud adalah jalinan antar individu yang terbentuk

melalui komunikasi, baik itu jalinan formal maupun jalinan informal.43

Salah satu

bentuk komunikasi yang dapat membentuk keharmonisan antar manusia adalah

komunikasi antarpribadi.

Komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan anak termasuk komunikasi

antarpribadi. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh R. Wayne Pace yang

dikutip oleh Hafied Cangara bahwa “interpersonal communication involving two or

more people in a face to face setting”.44

Dalam arti, komunikasi interpersonal antara

orang tua dan anak merupakan interaksi face to face antara individu atau lebih untuk

saling menukar informasi dan saling mempengaruhi tingkah laku yang dapat

menimbulkan umpan balik secara langsung demi menunjang suatu tujuan.

Komunikasi yang terjadi dalam keluarga yaitu face to face yaitu secara langsung

taupun spontan dan berkembang timbal balik.

43

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h, 13 44

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Grasindo Anggota Ikapi, 2004), h.

52

Seperti yang diungkapkan oleh ibu Sarbiani, yang kesehariannya hanya

seorang ibu rumah tangga dan memiliki waktu luang yang cukup untuk

bercengkerama bersama keluarganya. Ia mengungkapkan bahwa:

“Komunikasi yang dilakukan ibu Sarbiani dengan anaknya yaitu secara tatap

muka melalui lisan, menurutnya komunikasi harus sering dilakukan agar orang tua

mengetahui apa yang dilakukan dan dilalui anaknya di luar rumah maupun di

lingkungannya sehari-hari. Dalam proses komunikasi ia memberikan pengetahuan

tentang pendidikan agama dan mengingatkan untuk tidak nakal atau bandel

terutama larangan meminum minuman keras. Biasanya ia melakukan komunikasi

pada waktu-waktu sebelum tidur seperti ba’da isya dimalam hari.”45

Di lihat dari hasil wawancara diatas, ibu Sarbiani Berkomunikasi dengan

anaknya pada waktu santai dimalam hari, karena pada waktu ini biasanya keluarga

kembali berkumpul dan bercengkerama dengan keluarga. Di sinilah waktu yang

sangat tepat bagi orang tua untuk berkomunikasi serta memberikan pendidikan

keagamaan tentang minuman minuman keras. Contohnya pendidikan Aqidah, Aqidah

merupakan materi pertama yang harus diberikan kepada anak dalam rangka

merealisasikan pendidikan dalam sebuah keluarga yang agamis. Materi dari

pendekatan ini mencapai enam aspek, yaitu : Iman kepada Allah, kepada Malaikat

Allah, kepada Kitab Allah, kepada Rasul Allah, kepada hari akhir dan kepada

ketentuan yang telah dikehendaki Allah. Iman lebih awal harus sudah ditanamkan

pada diri anak sejak masa pertumbuhannya. Hal ini penting agar pertumbuhan dan

perkembangannya selalu berada di bawah kendali iman yang telah dimilikinya.

Dengan terbentuknya aqidah pada anak, akan lebih mempermudah masuknya

ingatan-ingatan yang agamis yang dilakukan secara nyata oleh kedua orang tuanya.

45

Ibu Sarbiani (47 tahun), Warga Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa, Wawancara, Gowa 18 November 2017

53

Dalam upaya menanamkan nilai keimanan pada diri anak memerlukan

kesabaran dan ketekunan. Iman merupakan hal yang ghaib sehingga sukar ditangkap

dalam panca indera. Sedangkan anak, menurut teori perkembangan, baru dapat

berpikir secara abstrak setelah mencapai usia kira-kira 14 tahun. Oleh karena itu

penanaman nilai-nilai keimanan pada diri anak memerlukan kesabaran dan ketekunan

dari orang tua maupun para pendidik. Memahami perkembangan anak dan

spiritualnya dalam mewujudkan keimanan, adalah sebuah landasan utama bagi

berjalannya nilai-nilai keimanan yang telah ada dan diketahui sesuai dengan daya

tangkap anak terhadap realitas wujud keimanan secara nyata.

Pendidikan aqidah menjadi pendidikan dasar dan prioritas yang diberikan

sejak usia anak-anak, ketika pribadi mereka masih mudah dibentuk dan mereka masih

lekat dengan kultur kehidupan keluarga Bapak dan Ibu menjadi pilar utama dan

pendidik bagi anak-anaknya agar tidak terjerumus ke jalan yang buruk.

Berbeda dengan Pak Arsyad, Beliau bekerja sehingga waktu bertemu dengan

anak terbatas. Pak arsyad mengatakan bahwa :

“Komunikasi yang ia lakukan yaitu secara tatap mata muka, terkadang ia berkomunikasi dengan anaknya pada waktu luang seperti pada saat makan dan juga dimalam hari. Pada waktu itulah yang dimanfaatkan Pak Arsyad untuk memberikan pendidikan nasehat terhadap anak dan juga pengetahuan tentang bahaya dan dampak minuman keras.”

46

Di lihat dari hasil wawancara diatas, Pak arsyad mendidik anaknya dengan

pendidikan nasehat. Sebagai orang tua pak arsyad memberikan perhatian, melakukan

dialog dan berusaha memahami persoalan-persoalan anak dengan memberikan

46

Pak Arsyad (46 tahun), Warga Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa, Wawancara, Gowa 19 November 2017

54

nasehat dan pelajaran yang dilakukan pada waktu yang tepat agar anak dapat

menerima dengan baik dan dengan senang hati. Dengan demikian proses pendidikan

akan berjalan sesuai dengan harapan.

Dalam memberikan nasehat sebagai orang tua harus dengan bijak dan jangan

sampai “lalai”. Lalai yang dimaksud adalah tidak bisa memberikan nasehat secara

bijak, adil dan proporsional. Jika anak sudah diberi pengertian dan nasehat secara

baik dan bijak oleh orang tua, akan tetapi tetap bersikeras hati dan tetap pada

pendiriannya dan merugikan orang lain, maka orang tua terpaksa melakukan teguran

keras dan bahkan memberikan hukuman, namun hukuman yang mendidik.47

Menurut hasil wawancara dengan ibu Sanniati yang seorang ibu rumah

tangga:

“Komunikasi yang dilakukan yaitu secara langsung dengan secara persuasif, membujuk agar anaknya tidak terpengaruh dengan minuman keras dengan menyertakan pendidikan keteladanan dan akal, keteladanan yang dimaksud adalah dengan cara memberikan contoh anak yang baik yang ada dilingkungan masyarakatnya kepada anak agar ditiru. Proses komunikasi yang ia lakukan kepada anak tidak setiap waktu tetapi ketika anak lagi mau saja, jika terlalu sering anak akan malas mendengarnya dan mengabaikannya.”

48

Dilihat dari hasil wawancara diatas, Ibu Sanniati berkomunikasi dengan

persuasif dengan menyertakan pendidikan keteladanan dan akal. Pendidikan dengan

teladan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat

cara berpikir, dan sebagainnya. Metode ini adalah cara memberikan pendidikan dan

47

M. Arif Hakim, Mendidik Anak Secara Bijak (Panduan Keluarga Muslim Modern),

(Bandung: Marja’, 2002), h. 25. 48

Ibu Sanniati (45 tahun), Warga Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa, Wawancara, Gowa 18 November 2017

55

pengajaran dengan cara memberikan contoh teladan yang baik kepada anak agar

ditiru dan dilaksanakan.49

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang paling

meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak di dalam

membentuk pribadi yang bermoral, sosial, dan spiritual. Komunikasi antarpribadi

dengan keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode

paling tepat dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak. Dengan contoh

yang terbaik dalam pandangan anak, yang akan ditiru dalam tindakan, dan tata

santunnya, disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan anak

suatu gambaran pendidik tersebut, baik dalam ucapan ataupun perbuatan.50

Pendidikan akal diarahkan untuk mengembangkan kemampuan akal (berpikir) anak

agar tidak terpengaruh dengan minuman keras dan lingkungan disekitarnya yang

buruk.

Sementara itu peneliti juga mewawancarai anak terkait kenakalan remaja

tentang minuman keras.

Menurut Rival anak dari ibu Sarbiani, ia mengatakan bahwa:

“Ia sering diingatkan oleh ibunya untuk tidak nakal dan melarang keras menyentuh minuman keras, Ibuku pun sering bertanya tetang kesehariannya dan bagaimana keadaan di lingkungan sekitar iya biasa melakukan aktifitas sehari-hari, Ia pun sering diberikan pendidikan tentang keagamaan.”

51

Dilihat dari pengungkapan diatas, Komunikasi yang dilakukan ibu Sarbiani

cukup berjalan lancar, Rival pun menanggap atau merespon baik pesan atau

49

Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh (Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Keluarga),

(Cet. VI ; Bandung: al Bayan, 1998), h. 38. 50

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: as Syifa’,

1990), h. 1. 51

Rival (20 tahun), Warga Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa,

Wawancara, Gowa 18 November 2017

56

penyampaian ibunya tentang minuman keras. Adanya respon dari Rival yang terlah

menggambarkan bahwa komunikasi yang dilakukan kedua pihak cukup harmonis dan

berjalan baik.

Menurut Sakrianto anak dari ibu Sanniati, ia mengatakan bahwa:

“Ia seringkali diingatkan oleh ibunya agar tidak terpengaruh dengan lingkungan sekitar terutama minuman keras, ia juga mencontohkan tetangganya sebagai teladan anak yang baik, agar bisa seperti dia. Komunikasi yang dilakukan tidak seringkali tapi Sakrianto bisa menampung pesan yang disampaikan oleh ibunya untuk tidak meminum minum minuman keras.”

52

Di lihat dari pernyataan Sakrianto, Komunikasi antarpribadi yang dilakukan

cukup berjalan baik, walaupun tidak seringkali tapi Sakrianto dengan senang hati

mendengar serta tidak terpengaruh dengan lingkungan sekitar.

Dari beberapa wawancara informan diatas, Anak cukup merespon baik

penyammpaian oleh orang tuanya. Proses komunikasi yang terjadi antara orang tua

dan anak dalam mengatasi kenakalan remaja tentang minuman keras cukup berjalan

baik dan harmonis. Dikarenakan kemampuan orang tua yang sering mengingatkan

kepada anaknya untuk menjauhi minuman-minuman keras. Meskipun orang tua

hanya memberikan pemahaman semampunya dan mengingatkan anaknya untuk tidak

terpengaruh dengan lingkungan sekitar.

Efektifitas seorang komunikator dapat di evaluasi dari sudut sejauh mana

tujuan tersebut tercapai. Syarat yang menjadi keberhasilan dalam sebuah komunikasi

adalah mendapat perhatian. Dibutuhkan keahlian dalam agar dapat berjalan dengan

52

Rival Aprianto (18 tahun), Warga Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa, Wawancara, Gowa 18 November 2017

57

lancar, Jika pesan yang disampaikan kepada penerima menanggapi atau merespon

baik, Itu membuktikan bahwa komunikasi yang dilakukan berjalan sukses dan lancar.

C. Faktor penghambat komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dalam

mengatasi penyalahgunaan minuman keras di kalangan remaja Kelurahan

Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

1. Faktor Pendidikan dan Pembinaan Keagamaan

Hubungan yang intensif dan paling awal adalah keluarga. Anak pertama Kali

mendapatkan pendidikan dan pembinaan dalam keluarga, sebelum mengenal norma-

norma dan nilai-nilai masyarakat umum, pertama kali menyerap norma-norma dan

nilai-niali yang berlaku dalam keluarga untuk dijadikan bagian dalam

kepribadiannya. Keluarga adalah unit masyarakat terkecil.53

Orang tua harus

memberikan perhatian dan kasih saying penuh kepada anaknya, seperti Orang tua

menyekolahkan anaknya untuk dididik dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Kepala lingkungan Kalase’rena

Selatan yakni Pak Yasir:

“Menurut saya faktor penghambat komunikasi orang tua dengan anak adalah salah satunya faktor pendidikan, karena pendidikan disekolah itu sangatlah penting untuk memberi pemahaman tentang pendidikan tentang bahaya penggunaan minuman keras berlebihan, kan itu dipelajari di mata pelajaran Sosiologi atau Kimia, PKN dan Pendidikan Agama Islam.”

54

Salah satu penyebab timbulnya penyalahgunaan minuman keras di kalangan

remaja adalah kurangnya pendidikan agama dalam arti penanaman jiwa agama yang

53

Yunus Nasution, Islam dan Problema Kemasyarakatan (cet. 1; Jakarta: Bulan Bintang,

1998), h.57 54

Hasil wawancara dengan Pak Yasir, Kepala Lingkungan Kalase’rena Selatan Kelurahan

Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa (20 November 2017)

58

dimulai dari rumah tangga sedini mungkin dengan jalan mereka kepada sifat-sifat dan

kebiasaan baik.

Kurangnya penanaman beragama kepada anak akan melemahkan hati nurani,

karena tidak terbentuknya nilai-nilai agama yang diterima di waktu kecil. Jika unsur

pengontrol dalam diri seseorang kosong dari nialai-nilai yang baik, maka akan mudah

terperosok kedalam perilaku-perilaku yang tidak baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Imam Kalase’rena Selatan bapak

Samparaja mengatakan bahwa:

“Hambatan yang muncul biasanya ada remaja yang tidak memahami betul

bagaimana informasi yang disampaikan Pembina karena kurangnya pendidikan moral

yang didapat dalam keluarga, ditambah pula dengan lingkungan masyarakat yang

goncang dan kurang mengindahkan moral, maka sudah tentu hasil yang akan terjadi

akan merusak moral remaja.”55

Pendidikan moral yang diajarkan dalam agama islam maupun yang

disebutkan dalam ajaran moral, belum dapat menyentuh praktek kelakuan dalam

kenyataan hidup sehari-hari. Agama islam sejak lahir mengajarkan bahwa moral dan

akhlak adalah salah satu sendi pokok dalam agama islam yang tidak terpisahkan

dengan sendi lainnya yaitu aqidah dan akhlak.

2. Faktor Lingkungan

Salah satu faktor penentu remaja berperilaku baik adalah lingkungan.

Lingkungan adalah salah satu yang menentukan kebiasaan baik seseorang. Seperti

lingkungan keluarga, Teman, dan pergaulan seseorang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Lurah Kalase’rena yaitu pak

Bakri Imba S.Sos mengatakan bahwa:

55

Hasil wawancara dengan Pak Samparaja, Iman Lingkungan Kalase’rena Selatan Kelurahan

Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa ( 20 November 2017)

59

“Faktor lingkungan itu sangat penting dalam bermasyarakat, karena jika

lingkungan disekitar seseorang itu rusak maka seseorang tersebut akan ikut rusak,

demikian pula sebaliknya.”56

Di dalam lingkungan hidup bermasyrakat orang dewasa dalam hal ini orang

tua berperan besar dalam mendidik anak supaya tidak terjerumus ke jalan yang buruk.

Dalam hal ini orang tua harus bisa membentengi anak dengan ilmu agama dan juga

ilmu yang lainnya., Agar ketika diluar anak tidak terpengaruh dan tidak melakukan

hal-hal yang buruk. Karena bagaimanapun orang tua tidak terus menerus berada

disamping anaknya. Yang perlu dilakukan orang tua hanyalah memberikan

pemahaman dan pendidikan agama atau membentengi hal-hal yang baik pada diri

anak agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

3. Asik Dengan Dunianya

Banyak orang tua mengeluh ketika anak sudah mengenal gadget. Kebiasaan

buruk ini tidak mudah dihilangkan. Saat seseorang sudah terbiasa dengan gadgetnya

ia akan keterergantungan dengan gadget dan lupa dengan segalanya.

4. Sulit Memahami

Tingkat kemampuan anak yang masih kurang dalam menangkap apa yang

diajarkan oleh orang tuanya, menjadi salah satu kendala yang dirasakan. Dalam hal

ini orang tua dituntut untuk lebih sabar dan telaten dalam mendidik anak.

Mengajarkan anak dengan cara terus menerus, di ulang-ulang sampai anak benar-

56

Hasil wawancara dengan Pak Bakri Imba, Lurah Kalase’rena Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa (21 November 2017)

60

benar paham. Orang tua juga harus memiliki cara yang menarik agar anak tidak bosan

dan lebih konsentrasi untuk mendengarnya.

5. Orang Tua Hanya Memberikan Pemahaman

Beberapa orang tua terkadang kurang menyadari, ketika mereka mengingatkan

anak untuk menjauhi minuman keras namun dirinya sendiri masih melakukannya.

Anak cenderung menjadi malas karena merasa orang tuanya saja tidak mencontohkan

hal yang baik. Orang tua harus lebih memberikan contoh yang baik kepada anaknya.

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneliti Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak dalam

mengatasi kenakalan remaja di Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi antarpribadi antara orang tua dengan anak perlu dilakukan terutama

bagi orang tua yang menjadi guru atau pemberi arahan dalam berkeluarga.

Kedua, Komunikasi yang dilakukan cukup berjalan baik, karena disertakannya

pendidikan Agama. Ketiga, Komunikasi antarpribadi yang dilakukan cukup

terbuka. Keempat, Adapun komunikasi yang dilakukan orang tua dan anak

dengan disertai pemberian pengetahuan tentang minuman keras dan pendidikan

keagamaan.

2. Faktor yang menghambat komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dalam

mengatasi penyalahgunaan minuman keras di kalangan remaja Kelurahan

Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa, yang pertama yaitu

Faktor psikologis, kedua, Faktor pendidikan dan pembinaan keagamaan, ketiga

Sulit Memahami, Keempat Asik dengan dunianya, Kelima Orang tua hanya

memberikan pemahaman saja.

B. Implikasi Penelitian

Dalam hal ini peneliti memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan

Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak dalam Mengatasi Kenakalan Remaja

62

(Penyalahgunaan Minuman Keras di Kalangan Remaja) di Kelurahan Kalase’rena

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa:

1. Diharapkan para orang tua menjalin komunikasi yang harmonis, jujur dan

terbuka kepada anak. Serta memberikan perhatian dan control lebih kepada anak.

2. Diharapkan para orang tua memberikan pendidikan tentang keagamaan ataupun

moral kepada anak, serta berusaha membina anak untuk berubah menjadi lebih

baik agar tidak terjerumus kearah jalan yang buruk.

3. Diharapkan orang tua menjaga sifat atau kebiasaan buruk di depan anak, karena

anak cepat terpengaruh oleh kebiasaan orangtuanya. Serta menjaga anak dari

pergaulan bebas masa kini.

4. Bagi remaja, melarikan diri dari masalah dengan mengkonsumsi minuman keras

bukanlah jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan persoalan. Untuk itu kepada

remaja yang masih memiliki pemikiran yang labil diharapkan mampu memfilter

hal apapun dari hal yang baik dan buruk agar tidak terjerumus dalam hal yang

salah.

5. Bagi masyarakat diman masyarakat merupakan kontrol sosial yang lebih luas

dibandingkan keluarga sehingga diharapkan mampu menegakkan hal-hal yang

positif baik melalui norma, nilai, budaya dan agama agar tercipta kehidupan yang

baik.

6. Bagi lembaga terkait yang berwenang menangani permasalahan remaja (pihak

kepolisian atau LSM yang bergerak dalam bidang kenakalan remaja), yang perlu

diperhatikan adalah memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang minuman

63

keras yang berdampak baik positif maupun negatif, yang disebut dengan

humanisasi yaitu sebuah proses panjang untuk memanusiakan remaja agar

mereka tidak merasa terkucil dari lingkungannya. Menyusul kemudian

pemberian bekal pengetahuan dan ketrampilan khususnya bagi remaja putus

sekolah atau pengangguran agar bisa dimanfaatkan oleh remaja itu untuk

wirausaha sendiri. Tindakan selanjutnya adalah memperbaiki hubungan remaja

dengan orang tua, terutama bagi remaja yang memiliki persoalan serius dengan

orangtuanya.

7. Bagi pemerintah, perlu adanya kesadaran dari pemerintah terlebih bagi penegak

hukum utuk bertindak secara tegas untuk menjamin kepastian hukum. Dengan

menindak secara tegas para remaja yang mengkonsumsi minuman keras,

pengedarnya beserta produsen agar jera untuk tidak melakukannya lagi.

64

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Dari Buku :

Adhim, M. Fauzil, Bersikap Terhadap Anak (Pengaruh Perilaku Orang Tua

Terhadap Kenakalan Anak). Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997.

Abdul, Hafizd, op. cit, hlm. 109

Bonger, William A., criminality and Economic Conditions (Criminalite et

Conditions economieques). Boston: Little, 1905 dan 1916.

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008

Gerungan, W, Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2009

Ghazali, Imam Abu Ahmad Al., Ihya’ Ulumuddin, Jilid III. Beirut-Lebanon: Darul

Ma'rifah, 505 H

Hafid M., Nur Abdullah, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al Bayan,

1998

Hakim, M. Arief, Mendidik Anak Secara Bijak (Panduan Keluarga Muslim Modern).

Bandung: Marja', 2002

Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1999

Ilyas, Asnelly, Mendambakan Anak Saleh (Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam

Keluarga). Bandung: Al Bayan, 1998

65

Kartono, Kartini, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Meichati, Siti, Kepribadian Mulai Berkembang di dalam Keluarga. Semarang: Tp,

1976

Moleong, Lexy. J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Muhlisin, Pendidikan Bernasis Keluarga (Studi Tentang Pendidikan Luqman Hakim).

Semarang: Pasca SarjanA IAIN Walisongo, 2002

M. Bahril, Ghazali, Da’wah Komunikatif:Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Da’wah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997

Nurudin, Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2016

Sanapiah, Faisal, Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003

Sayuti, Ali, Metode Penelitian Agama (Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002

Shadily, H, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina Aksara, 1983

Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Libri, 2012

Sofyan, s. Willis, Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta, 2010

Suciati, Komunikasi Interpersonal (sebuah tinjauan psikologis dan perspektif islam).

Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2015

66

Suhartin, C.,R.I.’ Cara Mendidik Anak dalam Keluarga Masa Kini. Jakarta: PT

Bhratara Karya Aksara, 1999.

Ulwan, Abdullah. Nashih, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Bandung: As

Syifa, 1990

Widjaja, Ilmu Komunikasi : Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000

Referensi Dari Internet :

http://rahmah-daniar-n4hy.blogspot.co.id/2016/02/komunikasi-pengertian-

komunikasi-secara_umum -50.html. Di lihat (11 September 2017).

http://www.shopback.co.id/blog/pil-pcc-adalah (12 september 2017)

Al Qur’an Android Indonesia : Surah Luqman Ayat 16 (15 september 2017)

http://www.follyakbar.id/2012/11/ayat-dan-hadits-tentang-komunikasi.html (15

september 2017)

Tips Dan Cara Pengertian Minuman Keras

http://minumanherbaltradisional.blogspot.co.id/p/penertian-minuman-keras-

jenis-minuman.html (20 november 2017)

1

LAMPIRAN

Ma3%}

q"gammaqullglglgllglgg!

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATANDINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BIDANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN

Namar 15231/S.O1P/P2T/10/2017Lar'zpi-‘a’Dal-ha

KepadaYth.Bupati Gowa

di-lemma:

Berdasafla< sxai Dekan Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Nomor5.45‘4’3-‘,:TL.OO 10/2017 tanggal 13 Oktober 2017 perihal tersebut diatas, mahgsiswa/peneliti dibawah ini:

N a r aNomor PomkPrograrr StudiPekeijaanfLembagaMama:

: INDRA NURSALAM ': 50100113067: Komlmikasi Penyiaran Islam (KP!): Mahésisqun: Jl. Yasin Limpo No. 36 Samata,.Sungguminasa-Gowa

SemaxSJ: mmlr. melakukan panelitiad di daerah/kantor égudara dalam rangka penyusunan Skripsi, denganpaw . ‘ H

" KOMUNIKASI ANTARPRIBADIORANG TUA DAN ANAK DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA(STUD! KASUS PENGARUH MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA) DI KELURAHAN KALASE"RENA

KECAMATAN BONTONOMPOKABUPATEN GOWA " ‘I .

Yang akan dilaksanakan dan' : Tgl. 20 Oktober s/d 28 November 2017

Sehubungan dengan ha! tersebut diatas, pada prifisipnya kami menyetujui kegiatan dimaksud denganka’entuan yang tertera di belakang surat izin penelitian.

Davida: Swat Keterangan ini diberika'l agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Diter’oitkan di MakassarPada langgal : 17 Oktober 2017

A.n. GUBERNUR SULAWESI SELATANKEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

PINTU PROVINSI SULAWESI SELATANSel ‘ - :9 v .. tor Pelayanan Perizinan Terpadu

{135' :LI0A1V5_.‘(fivx .\

1': a (r u‘ t, :- ‘HTT; ‘ '

2: k‘ r; a” 4;. n x nFE y bina Utama Madya '

\"._ a Z ., 4-13 05131990021 002\Q. -f 77

tum!. mam—umwwmmam1W

SATU

t.

WWT&QW7a. ,V

JIBougenviSe No.5 Te1p. (0411)441o77 Fax. (0411)448936 '-‘,-‘_.:.=-:-,:;l- ‘ 51$"; Websitemmmzmmmmmhmnzmmmamw -{t' ‘‘7 / Makassarsom 15;." 1 4-.“-

_______.——-———.. I ' .,H; ,x .‘-. ,y"-.‘. -- 3-;

gm 'L't" w- '.‘n "v '1 ‘~";.r‘ r . ..._.."5., ' _‘.\"-'u

- ‘- .321, 9.3541:"‘ L517:

V Viv—=Vfig_~.__,.w.¥Wr 7 7 7 7 7'7 7 7 if VVVrrca'errrii— ‘VIV‘E

Sunggumiuasa. [Novcmber 2017

chadaKano: I)?“ 1607 ‘BKBP’L‘ODLamp 1 -Paihal ‘ Ramada; finding)!

Yth. Carnal Bontonompo

Di-Tcmpat

Wan Surat Badan Koordinmi Pcnamman Modal Daemh Provinsi Sul-Se]Nomer. 1523l:*S.01.PJP2T51032017 langgal 17 Ohober 2017 lcnmng Rekomendasi Peuelitian

Dmgan ini disampaikan kcpada Bapak'lbu bahwa yang terscbut di bawah ini:Nuns : lNDRA NUR SALAMTcmm'l‘anggal thir :Takalar, 10 April 1995.Jcnis kelamin : Lab-Laid

: Mahasiswa (S 1)Alma! : Kalaserem Rec. Bontonompo

Bemmksud 3km] mengadakan Penclitian Pengumpulnn Data dalam rangka penyclesaianSkfipsi Tcsis di “ilay‘ah tcmpat Bapak’lbu yang bcrjudul “KOMLA’NIIC-{SlANTI“?PRIBADI0R_«L\'G Tl 'A DAN AN.“ DAIAM MENG4 TASI KE;\2~1KAL4;\' REMAJA (STUDIK-lSl'S PENGARL'HMINI-3145' KERAS DI KiL-LN'G‘L‘VREKAJA) DI KELUIMILAN£4L45£R£X4 EEC-[MA 12-01 BONTONOMPOKABL'PATEV GOWA "

Sdam : 200ktober 2017 SM 28 November 2017Pcngikut : Tidak Ada

Schubungan dcngan ha] tersebut di alas. maka pada prinsipma kami dapat menyetujuikegiamn Icrscbux dcngan ketcntuan :

l. Scbclum dan scsudah melaksanakan kegiaum kepada yang bersangkumn hams melapor

PEMERINTAHMBUPATENGOWABADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

m _ r1. \tesiid Ram No. 30. Teflepon. 88463.7. Sungguminoso—Gowo

' my" m" ‘ "Bangs; cum}. w2. Pcnelitian/ tidak mmyimpangdari izin yang dibcrikan.;3. Menmdsanmpuumanpemndang—undanganyangbcflakudanmengindahkanadat

isfiadalsaunpat;4. Mcnycmhhn l (satu)Ekscmp1aroopy basil penelitian kepada Bupati Gown Cq. Kepala

BadecsuuanBangsndanPolitik Knb.Gowa.

DanikimdisampaihndmmmklmcamyapclaksanaandimaksuddihampkanbannmnL‘uI-

' r» AmBUP-AHGOWA.AN,“:9/ ‘ ~. \ ‘

I \ ' 1.)? - '1 s‘,\(“3/ ' ‘ ' ' \rf' 5: ' ’

.135" _ ‘D. mm tDDlNJI‘I 4.7 - Utarna MudaLBWGW(Mbur-I); N1?" ": 19600124 197911 1001MFKWMMUMMMlYngham;‘. '- “vii! ‘

ll

'l

Bomocarddde, 10 Nopember 2017

7; ’ FAT: PEMERINTAH KABUPATEN GOWAKECAMATAN BQNTONOMPO

,‘w'omorLamp.Pcrihal

Ul—Tcmpal

07000 IBTP/Xl1’20! 7 Kepada :Ylh : Lurah Kalase‘rena

Dcngan hormaz.‘vicnunjuk Surat chala Baden KCSIZXU'GIZ Bgmgsa Pulixik din LjnmasKabupaten #r 77

00%| Nomor : 0707|607IBKB.P/20l7 tanggal 0| Nopember 2017 temangRckomendasi Penelilian, maka bersama ini disampaikan kepada Saudara yang tersebutnamanya di bawah ini :

Nama : INDRA NUR SALAMTempal Tanggal Lahir: Takalar. 10 April 1995Jenis Kelamin ; Laki-lakiPekerjaan ; Mahasiswa (SI)Alamat : Kalase'rena Kec. BontonompoBermaksud mengadakan penelilian'pengumpulan data di \x ilayah 'tempat saudara

dalam rangka penyusunan Skripsi yang berjudul : “A’0.11LZ\'IKA.S'IA.\'TARPRIBADIORANG TL'ADAA'ANAKDALAJI JIENGA I451 KEAAKALAN REAL-11A (STUDIKASUS PEVGARUH .WINLCWAN KERAS DI KAL~1.\'GA.\' REJIAJAJ DIKEL (IRA/JAY KALASE ’REA'A KECAJIA TAN BONTONOJIPO KABL'PATENGOWA ”.

Selama : 20 Oktober 2017 s ’d 28 Nopember 2017Pcngikut : Tidak ada.

Pada pn'nsipnya kami dapal menyetujui kegiatan tersebul dengan ketcntuan :I. Penelilian tidak menyimpang dati masalah yang Isiah di ijinkanWan untuk

kepemingan ilmiah.2. Mentaati semua perundang undangan yang berlaku dan mengindahkan adat istiadal

setempat.3. Menycrahkan I (satu) berkas fotocopi hasil penelitian kepada camal Bontonom I -

Demikian disampaikan dan untuk Iancamya pelaksanaan dimaksud diharapkanbantuan seperlunya.

'Camat .//DRS. MUH. SYAHRIR PATARAIPangka! : Penala TK lNIP: I961 |204|9890ll C

Tembm’an ,'1. Bapa/r Bupali (jam: 7 7 r

2. Kepalu Budun Kesbang Kab, (mm: a‘ 3. Dekan F(Jr,Dakwah clan Komunikasi Mak _ r

4. Yang bemangkutan5, Tnpika Kecamalan Bonionompo6.Ant:A

Ymm Iwrlumlnlmmmn (Ii lmwuh ini:

l. Nmnn

'l‘ulnpul/ lg] lnhir

Pekcrjmm

: Indra Nur Sulam

: 'I‘ukalur, 10 April 1995

: Muhasiswa

> I‘m 351%; 3' —

sf." gig-.5358;1'

~. n ‘3' rim::.‘.=;_

" ' "3: 3&3?‘ '~ g 3:«a‘Vv ' 1:2

41-2.".

1 A‘3. u

‘ ‘ " $153124

MIRA'I' [961‘ngANGAE WAWANCARA

: Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak dalamMcngatasi Kenakalan Remaja (Pcnyalahgunaan MinumanKcras Di Kalangan Remaja)Keluraham Kalase’renachamatan Bontonom o Kabuaten Gowa

2. Namnlnforman : SAM‘OfLAdp‘ N V, ‘

= IMAM Lwowvmv

: z TAHW

endidikan : 8M4

z 4 [Ma w mes-m

Dengan ini menyatakan bahwa masing-masing pihak (peneliti dan informan) telah

mengadakan kesapakatan wawancara dalam rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya

tcrhitung dari bulan agustus-november 2017 yang disesuaikan dengan kondisi dan

ketersediaan waktu informan. Demikian keterangan wawancara ini saya berikan untuk

digunakan scbagaimana mestinya.

Gow November 2017

lnforman, Peneliti,’’ « ‘rI I a /«mm A If Ill? k 5 LII

W34-, bertandatnngan di hawnh nu:

. Nama :lndm Nur Snlmu

Tem ‘ , lahir :Takalar. l0 April 1095

Judul u nelitian : Komunikasi Amurprilmdi ()rung 'I‘uu dun Anuk damnMongamsi Kcnnknlan Romain (I’ouyalullmnmuu Minurmm

Keras Di Knlnngun chmjufi'iclurulmln Kuluuc'ronnchamalan Bonlonmupo Kubupnlcn (iowu

= MNW'W'rE/Qé/JA ‘

ma 7"

Pendidikan : \9"r 7 A"Aw6‘/t»

MHHHI ; 1'4W/A7V6’ngg 02‘ IA I

m : 06’s I 6 WM3

Dengan ini menyatakan bahwa masing—masing pihak (peneliti dan informun) Icluh

mengadakan kesapakatan wawancam dalam rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya

terhitung dari bulan agustus-november 2017 yang disesuaikan dengan kondisi (Ian

x rsediaan waktu infoman. Demikian keterangan wawancara ini sayu berikan untuk

digunakan sebagaimana mestinya. _Gowa November 2017

Infoman, Pe liti.

‘ ’ A -’\ , ~

\\\

I. g «’0‘ 4WI #76 I 'M7"

f

\

Sl‘RATKETERANGAN WAWANCARA

Yang benmdamngan di hawah ini:'iiffi "1.5" "5” ~

' 5‘1?“‘7 7,4471». ‘‘- l.>~‘r-§= >1"

.3 j ‘ «.: . Nam: :lnanur Salam

m r ‘ lhhir :Takalar.10 ‘ t 11995W : Komunikasi Anmrpribadi Orang Tua dan Anak daamMengatasi Kemkalan Remaja (Penyalahgunaan MinumanKeras Di Kalangan Remaja)Keluraham Kalase’renaKecamatan Bomunompo Kabupaten Gowa‘ F=Hm mama“

=Linakahgm mwm (Lemmy

=38 WW= 6w

')= W W “W

~03 S 29 go? (9%

Design ini menyunkan bahwa masing—masing pihak (peneliti dan informan) telah

mydlhnkmhmn wawancamdahmrentangwaktuyang telah diteumkan sebelumnya

tahimng dali bulan agmms-nowmber 2017 yang disesuaikan dengan kondisi dan

kmsed'nan wakm infuman. Demikian ketctangnn wawancam ini saya berikan untuk

- : November2017

5H ‘ Pcneliti,

f- ‘, a11—: ‘64 "

LL15 t I .2 .n

7an» "‘ I,“ ':w W ‘

.e‘,{F431

_ ” than, : I :1;

-'

-- w: = ;‘Kna- :- :55 3

n I ,3. - ~..i i :7

g5 33-»?r i- v: ,- ~12; 5f;

' ' » A mYang bertundatangan di bawah ini:

SURA'I‘KETERANGAN WAWANCARA

. Nama :lndra Nur Salem

Tempat/ lgl lahir :Takalar, 10 A ril I995

Judul enelitian : Kmnunikasi Antarpribadi Orang 'l‘ua dun Anuk dalamMengatasi Kenakalan Remajn (Pcnyalahgunaan MinumanKeras Di Kalangan Remuja)Kc|uraham Kalasc’renuKecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

: SA R (371A AI '.lBu (2 MA TANQGA

Umur : («f r ‘

Pendidikan : S Az A may REM!

= Ti OAK A p IDengan ini menyatakan bahwa musing-musing pihak (peneliti dan informan) telah

mengadakan kesapakatan wawancara dalam rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya

terhitung dari bulan agustus-november 2017 yang disesuaikan dengan kondisi dan

ketersediaan waktu informan. Demikian keterangan wawancara ini saya berikan untuk

digunakan sebagaimana mestinya. '

Gow November 2017

Informan Peneliti,

4 ’ <41 ,u, , N3AV/ \ g 09?

A ' MAMI

Ifl

{I

l;

§LumYaw: Malululmmun di Numh ini.

E213

L Nmua

l‘vmwl' Igl lahir

i‘vkefiam

: ludm Nur Salzun

: 'I'akulur, IO April IWS

: Muhasimw

\

:Au mmumm1

: Kunmnikasi Antnrprihadi ()mng Tun dan Anak dalamMongutasi Konakalan Ramada (Penyalahgunaan MinumanRoms Di Kalaugan RemqiMKclumhum Kalusc’rcnaKmmalan lhxmunumpo Kabuputcu Gown

:90"; v [who

= em”m : 8 «mm

Peudidikan : 9 W‘ P

; ALA SG‘YZEVA

NoHP : {Dom ADA

Dcngnn ini menyatukan bahwa musing-musing pihak (paneliti dan infomlan) telah

mengadakan kesnpakatan wawnncara dalam rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya

terhitung dari bulan agnstus-november 2017 yang disesuaikan dengan kondisi dan

ketcrsodiam wnktu infonnan. Demikiun keterangan wawancara ini saya berikan untuk

digunakan sebagaimana mestinya.

Gowa November 2017

Peneliti,m / \

AnewM-O 1E

Ifl

{I

l;

§LumYaw: Malululmmun di Numh ini.

E213

L Nmua

l‘vmwl' Igl lahir

i‘vkefiam

: ludm Nur Salzun

: 'I'akulur, IO April IWS

: Muhasimw

\

:Au mmumm1

: Kunmnikasi Antnrprihadi ()mng Tun dan Anak dalamMongutasi Konakalan Ramada (Penyalahgunaan MinumanRoms Di Kalaugan RemqiMKclumhum Kalusc’rcnaKmmalan lhxmunumpo Kabuputcu Gown

:90"; v [who

= em”m : 8 «mm

Peudidikan : 9 W‘ P

; ALA SG‘YZEVA

NoHP : {Dom ADA

Dcngnn ini menyatukan bahwa musing-musing pihak (paneliti dan infomlan) telah

mengadakan kesnpakatan wawnncara dalam rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya

terhitung dari bulan agnstus-november 2017 yang disesuaikan dengan kondisi dan

ketcrsodiam wnktu infonnan. Demikiun keterangan wawancara ini saya berikan untuk

digunakan sebagaimana mestinya.

Gowa November 2017

Peneliti,m / \

AnewM-O 1E

« 1a"? n

"-"- h ~1 :‘..vi.

' 4: n w: 7‘4' ‘

., _ 5 I.” iu. h

Ti,3f '-J

«am

'3 . ‘1.‘5‘,“ ,: ,1;“i " ,4; 2.52‘s ‘, g ; Hi" . vhf

.1 ‘57.; .Hr .VV

.3 ’ A .u., ‘ . JL

Yul ‘ herlandnmngnn dl huwnt n

Tenn 1.! llnhir :‘l‘nknlm'. mAprll WM

[mm: Kmnuniknsi Anmrprihmli (Mum 'l‘un dun Annk nlam

Mongmusi Kcnnknlnn Remain (I’mlyulnhguuanu Minuman

KC‘MS Di Knlangnn Kmuuju)Kolumhmn Kulusc‘rcnu‘nmnlnn Bnmmmm m Knhu lcn (inwu

r Nnmalnfonmn : an ‘ah: Q {bu Kuwah hit/\ffi 'u

Pcndidikan : D

= max km -

M ; «a»: MA \

i

Dcngan ini menyatakan bahwu masing—nmsing pihak (pancliti darn informan) teluh

mengadakan kesapakatan wawancara dalam mntang waktu yang telah ditentukan scbelumnya

terhitung dari bulan agustus-november 20l7 yang disesuaikan dengan kondisi dun

. rsediaan waktu informan. Demikian keterangan wawancara ini saya berikan untuk

digunakan sebagaimana mestinya. _Gow November 2017

Penelltl., u vI" f!) ‘ [I

/‘ Od/Vln Nur Salam

SURATKETERANGAN WAVVANCARAp ' r: > -I . «$5: 1 h ‘1}

li‘fiikigjfl '

g ‘ Fus-

rg ‘ ’ :5:

Fr??? 5‘:

if“ K I; . flit

zfifigi» “1+y -; we»?14% 954%:‘t M , 1 ,fl 4"»f. Kt“?

E2£4

'er

Yang benandatzmgan di bawah ini:

: Indra Nur Salaml. Nama

:Takalar, 10 April 1995

: Mahasiswa

Tempat/ tgl lahir

Pekerjaan

. x": ,. " "I; " "1?; . ‘21.. '9‘”, 1-- "-31". . -. ...: ~ 7- " ~; '. ‘1_ . . : . -7 ,1 . r ‘Is :Ung. “3‘ L 4er,, *k “a ».._

' - .- ‘i -- A b'zhi, .QFJ‘ ‘ d" ‘. s1"?! {’r 5%. ‘ - I _‘r,: {fingfin r;‘ g " '45-, Q. .ti’ww .‘g. .‘ 531'

-‘ * -: - ,5- ,iv ‘~"!‘-“ 5 W‘s“? 3‘35}, 35>» 91- 7 " " v.- -'V \ ' “" ‘ n ézm ' '«A‘ ‘. 2’3»! .5? ‘Lvilirfixlé‘ "‘ i ":37? ‘ "7's .3' ' "5::

a ; ‘ .>~. u . , g, ~ 4'13‘2?--,-...{ 7". 5' x94.» = f; -' ' .~ 5‘, w . *2_‘.: 3.5» HH' 1 ‘ j». 71'." " 34‘ » “if ‘:‘- 'T» ‘- ’1 ' : _ -fl_ .V» . . ‘,' , w u. .» ,., H ._ . m » w . , 3.41:,» U ,. >

v ‘ i ' ‘s ‘ ‘ v " r it ‘~ ’ '‘ am #- r 5. ma: ‘ - -,~_ ,

» r " r - ‘

a: ' a???” ‘ I”: V , ‘ ¥‘ ' a; 5:2: ‘ ; ' x

_‘ ‘ 7'; Agra.” V 'I'. ' ‘ ’ »

‘ “fizfiw "Eh lupin: .{~ H 4 - v1}, V .s," 'r ‘1“’§’i" .Lfi‘fi‘r ‘ . '2 ‘ -v , r’" y w * .9 »

‘ r ' .r¥;[:x-a“ i531: ’ j}' 1 “16 1“’:":-.“T¥a 2,3 ’- 2v ‘ "

H ragga gm. a 19%“ \, . 4 N" a; :5 ;~41 "m' “"1'“Y n-vn A ri‘ ‘ynmnn A ‘vn A ‘1 I‘Y A I‘! A ‘vn A n A

: Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Anak dalam 235‘

Mengatasi Kenakalan Remaja (Penyalahgunaan Minuman i""Keras Di Kalangan Remaja)Ke|uraham Kalase’renaKecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa ‘

2- Namalnforman : ‘

i

m

: Oazagao’f6 —'

Dengm ini menyatakan bahwa masing-masing pihak (peneliti dan informan) telah

mengadahn kesapakatan wawancara dalam rentang waktu yang telah ditentukan scbelumnya

editing dari bulan agustus-november 2017 yang disesuaikan dengan kondisi dan

kmsediam wakm informal). Demikian keterangan wawancara ini saya berikan uniuk11.31 1‘: ..'-. ‘—'-..'::n| ; 1; ma.

Informan, Peneliti,, I H/, - ‘\ ‘

‘ ‘>

‘ /‘ IndraNur A; in

,4 rL§ 1&9,

Wawancara Dengan Informan Ibu Sanniati dan Sakrianto

Wawancara Dengaan Informan Ibu Sarbiani dan Rival Aprianto

Wawancara Dengan Imam Kalase,rena Pak Sampraja FM

Wawancara Dengan Informan Pak Arsyad

Wawancara Dengan Kepala Lingkungan Kalase’rena Selatan

Wawancara Dengan Lurah Kalase’rena Pak Bakri Imba S.Sos

RIWAYAT HIDUP

Indra Nur Salam , Lahir di Takalar, 10 April 1995.

Anak Pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Ir. H. Aslam

Majid dan Hj. Syahruni. Riwayat Pendidikan penulis, pada

tahun 2006 menyelesaikan pendidikan di SD Negeri

Kalase’rena, Kemudian pada tahun 2009 Menyelesaikan

Pendidikan di SMP Negeri 1 Polut, kemudian melanjutkan SMA Negeri 1 Polut dan

menyelesaikan di SMA Negeri Model 3 Takalar 2012.

Penulis masuk di UIN Alauddin Makassar Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam angkatan 2013 melalui jalur Ujian Masuk Khusus. Selama kuliah penulis

bergabung pada komunitas I-brand pada bidang Broadcasting angkatan ke dua pada

tahun 2014.