167
i PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN KARAKTER TOLERANSI BERBASIS FILM KARAKTER (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Brigitta Shelly Zahara NIM: 141114001 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES ASESMEN

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES

ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS

DAN KARAKTER TOLERANSI BERBASIS FILM KARAKTER

(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII C dan VIII A

SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Brigitta Shelly Zahara

NIM: 141114001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk,

Tuhan Yesus Kristus yang tanpa pertolongan, janji, dan hikmat-Nya karya ini tak

dapat diselesaikan. Untuk kebaikan-Nya yang menuntunku bisa mengecap bangku

perkuliahan di masa-masa yang sangat mustahil. Untuk kasih karunia-Nya yang

menempatkanku di kota Yogyakarta bukan hanya untuk kuliah namun untuk

tujuan kekekalan dan untuk mengenal-Nya secara benar.

Kedua orang tuaku,

Almarhumah mamaku Maria Goretti Prih Roesdjiwati, yang telah

mengantarkanku untuk memperjuangkan mimpi, menyemangati, mendukung

dalam doa bahkan sampai waktu terakhir pembicaraan kami selalu menanyakan

kabar kuliahku.Papaku Heronimus Slamet Widodo, yang mempercayaiku meraih

mimpi, memberikan nasihatnya dan tak kenal lelah membiayai.

Keluarga besar,

Semua tante, om, budhe, pakde, saudara sepupu, dan seluruh keluarga yang

selalu peduli untuk memberikan dukungan saran, doa, bahkan materi.

Keluarga rohani,

Kak Estu, kakak rohani yang selalu mendukung dan mendoakan. Cici Birgita,

Hesli, Enda, adik rohani yang tak kenal lelah memberikan semangat dan partner

pembentukan karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN MOTTO

"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah

memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau

menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,

Yesaya 42:6 (TB)

Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan

lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu;

sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk

selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam

saja."

Keluaran 14:13-14 (TB)

Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang

meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di

tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Mazmur 16:5-6 (TB)

Kelemahan dan kemustahilan justru membuat kuasa Tuhan melimpah dinyatakan.

Lakukan bagian kita dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya, dalam persekutuan

dengan Tuhan tidak ada jerih payah yang sia-sia

(Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES

ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS

DAN KARAKTER TOLERANSI BERBASIS FILM KARAKTER

(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)

Brigitta Shelly Zahara

Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berbasis film karakter; 2) menguji kualitas soal tes tersebut berbasis film pada siswa meliputi validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya beda; 3) memperoleh gambaran capaian hasil pendidikan karakter

religius dan karakter toleransi berdasarkan hasil uji coba soal tes pada siswa yang berjumlah 56 subjek; 4) menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes tersebut

berdasarkan penilaian siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4

Wates, Kulon Progo Yogyakarta, yang berjumlah 56 orang. Instrumen penelitian berupa

soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berbasis film

karakter berbentuk pilihan ganda dengan respon bergradasi. Instrumen penelitian soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi masing-masing berjumlah

20 item dan skala penilaian validasi efektivitas model oleh siswa. Teknik uji kualitas butir

soal tes menggunakan pendekatan teori respon butir atau item respon theory (IRT) model Rasch. Capaian hasil pendidikan karakter siswa dianalisis dengan teknik deskriptif

kategori, sedangkan validasi efektivitas model dianalisis dengan teknik deskriptif

persentase.

Hasil penelitian: 1) telah tersusun 18 butir prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan 20 butir soal tes hasil pendidikan karakter toleransi

berbasis film karakter; 2) kualitas soal tes tersebut valid dan reliabel dengan indeks

reliabilitas sebesar 0,93 (karakter religius) dan 0,89 (karakter toleransi), tingkat kesukaran sulit terdiri dari 1 item, tingkat kesukaran mudah 1 item, dan sisanya memiliki tingkat

kesukaran sedang (karakter religius) dan kesukaran sulit terdiri dari 2 item, tingkat

kesukaran mudah 2 item, dan sisanya memiliki tingkat kesukaran sedang (karakter toleransi), soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius (20 item) maupun karakter

kerja toleransi (20 item) memiliki daya beda yang baik; 3) melalui tes ini diketahui siswa

kelas VII C (58%) dan kelas VIII A (80%) mencapai hasil pendidikan karakter religius

pada kategori cukup baik dan sisanya berkategori baik, sedangkan sekitar 58% siswa kelas VII C mencapai karakter toleransi pada kategori baik dan siswa kelas VIII A 60% sisanya

pada kategori cukup baik; 4) Penilaian siswa terhadap penggunaan prototipe soal tes

tersebut memiliki kualitas sangat efektif ditunjukkan dengan item nomor 4 sebesar 95%, item nomor 15 sebesar 93%, item nomor 21 sebesar 93% dan item nomor 22 sebesar 98%.

Kata Kunci: prototipe, penilaian karakter, karakter religius, karakter toleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

THE ASSESSMENT TEST PROTOTYPE DEVELOPMENT ON THE

ACHIEVEMENT OF RELIGIUS AND TOLERANCE CHARACTER

EDUCATION BASED ON CHARACTER MOVIE

(A Restricted Trial on Class VII C and VIII A Students of SMP Negeri 4

Wates, Academic Year 2016/2017)

Brigitta Shelly Zahara

Sanata Dharma University

2019

This study was aimed to: 1) produce an assessment test prototype on the

achievement of the religious and tolerance character education based on character movie;

2) test the quality of the test items based on movie for students including validity, reliability, level of difficulty, and power difference; 3) obtain an overview of the

achievements of religious and tolerance character education based on the results of the test

trial on 56 students; 4) analyze the effectiveness of the test prototype usage based on student assessment.

The type of this research was research and development study. The research

subjects were students of class VII C and VIII A in SMP 4 Wates, Kulon Progo Yogyakarta, which consist of 56 students. The research instrument was the assessment test on the

achievement of religious and tolerance character education based character movie in the

form of multiple-choice questions with graded responses. The research instruments for the

assessment test items on the achievement of religious and tolerance character education with 20 items per test and the scale of validation of the model effectiveness by students.

The test items quality test technique was using the item response theory (IRT) approach of

the Rasch model. The results of student character education were analyzed using category descriptive techniques, while the effectiveness validation of the model was analyzed using

percentage descriptive techniques.

The results of this study were: 1) 18 items of assessment prototype on the

achievement of religious character education and 20 items on tolerance character education, both based on character movie were arranged; 2) the quality of the test questions was valid

and reliable with a reliability index of 0.93 (religious character) and 0.89 (character

tolerance). There was 1 difficult item and 1easy item, and the rest were having moderate difficulty level (in religious character) and there was 2 difficult items, 2 easy items, and the

rest have moderate difficulty level (in tolerance character), the assessment test on the

religious character education achievement (20 items) and tolerance work characters (20 items) have good differential powers; 3) using this test, it then reveal that students of class

VII C (58%) and class VIII A (80%) achievement on religious character education was in

the fairly good category and the rest were categorized as good, while around 58% students

in class VII C achieved good in tolerance characters same with 60% of class VIII A students, and the rest were in quite good category; 4) The students assessment on the use

of test prototype said it was very effective indicated by item number 4 (95%), item number

15 (93%), item number 21 (93%) and item number 22 (98%).

Keywords: prototype, character evaluation, religious character, tolerance character.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala bimbingan dan

kesetiaan-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul

"Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius

dan Karakter Toleransi Berbasis Film Karakter (Uji Coba Terbatas pada Siswa

Kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)"

Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan bantuan dari banyak

pihak, maka peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, SP.d M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Gendon Barus, M. Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling serta Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang membimbing dan

memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Juster Donal Sinaga, M. Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang memberikan dukungan kepada peneliti.

4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling: Ibu Retno, Ibu Retha,

Bapak Budi, Bapak Sinurat, Ibu Indah, Ibu Hayu, dan Bapak Agus.

5. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

6. Kepala sekolah, para guru dan siswa SMP Negeri 4 Wates atas peran serta

dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ..................................... 9

G. Manfaat Penelitian .................................................................... 10

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................. 11

I. Definsi Istilah ........................................................................... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 15

A. Hakekat Evaluasi, Asesmen, dan Tes ........................................ 15

B. Pendidikan Karakter Religius dan Toleransi .............................. 23

C. Hakekat Karakter Religius ........................................................ 28

D. Hakekat Karakter Toleransi....................................................... 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

E. Asesmen Pendidikan Karakter .................................................. 37

F. Teknik-Teknik Asesmen Pendidikan Karakter .......................... 38

G. Tes Kekuatan dan Kelemahannya dalam Pendidikan Karakter .. 38

H. Media Film dalam Pendidikan Karakter .................................... 41

I. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................. 45

J. Kerangka Pikir .......................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 48

A. Model Pengembangan ............................................................... 48

B. Prosedur Pengembangan ........................................................... 49

C. Uji Coba Produk ....................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 67

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 67

B. Pembahasan ............................................................................ 105

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 117

A. Simpulan tentang Produk ........................................................ 117

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 118

C. Saran ...................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .......................................... 10

Tabel 3. 1 Jumlah Subjek Uji Coba Penelitian .................................................. 54

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Karakter Religius .............................................................. 56

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Karakter Toleransi ............................................................ 56

Tabel 3. 4 Norma Kategori Nilai Reabilitas Item Model Rasch ......................... 63

Tabel 3. 5 Kategori Tingkat Kesukaran Item .................................................... 64

Tabel 3. 6 Norma Kategorisasi Capaian Skor Karakter Religius dan Toleransi . 65

Tabel 3. 7 Kategori PAP Tipe I ........................................................................ 66

Tabel 4. 1 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Religius Berbasis Media Film .. 70

Tabel 4. 2 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Toleransi Berbasis Media Film 70

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Religius ................................. 72

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Toleransi ............................... 74

Tabel 4. 5 Hasil Uji Kuesioner Penilaian Validitas Efektivitas Model ............... 76

Tabel 4. 6 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch....................... 77

Tabel 4. 7 Reabilitas Soal Tes Karakter Religius .............................................. 77

Tabel 4. 8 Reliabilitas Soal Tes KarakterToleransi ........................................... 78

Tabel 4. 9 Reliabilitas Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model ............ 78

Tabel 4. 10 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki Tingkat

Kesukaran Tinggi ............................................................................ 84

Tabel 4. 11 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki Tingkat

Kesukaran Sedang ........................................................................... 85

Tabel 4. 12 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki Tingkat

Kesukaran Rendah ........................................................................... 85

Tabel 4. 13 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius .............. 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

Tabel 4. 14 Daya Beda ButirSoal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki Tingkat

Kesukaran Tinggi ............................................................................ 88

Tabel 4. 15 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki Tingkat

Kesukaran Sedang ........................................................................... 89

Tabel 4. 16 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki Tingkat

Kesukaran Rendah ........................................................................... 90

Tabel 4. 17 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi .............. 91

Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter Religius 93

Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter Toleransi

........................................................................................................ 94

Tabel 4. 20 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa ........... 96

Tabel 4. 21 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa .......... 98

Tabel 4. 22 Rekapitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Karakter

Religius dan Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa SMP

Negeri 4 Wates .............................................................................. 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 47

Gambar 3. 1 Prosedur Pengembangan Penelitian ............................................... 49

Gambar 4. 1 Alur Pembuatan Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes Karakter

Toleransi ....................................................................................... 69

Gambar 4. 2 Print Out Uji Fit Model Soal Tes Karakter Religius ....................... 73

Gambar 4. 3 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Toleransi............. 75

Gambar 4. 4 Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter Religius

...................................................................................................... 80

Gambar 4. 5 Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter

Toleransi ....................................................................................... 82

Gambar 4. 6 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa ............ 95

Gambar 4. 7 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa ........ 97

Gambar 4. 8 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa ........... 98

Gambar 4. 9 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa ...... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi

produk yang dikembangkan, manfaat penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Pembentukan karakter menjadi salah satu tujuan pendidikan nasional.

Pasal 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik untuk mempunyai kecerdasan, kepribadian dan akhak mulia.

Amanah undang-undang tersebut dimaksudkan agar pendidikan tidak hanya

membentuk insan Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian atau

berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh

berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta

agama.

Dalam grand design pendidikan karakter, pendidikan karakter menjadi

rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan

penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Pengembangan dan

implementasi pendidikan karakter dilakukan dengan mengacu pada grand

design tersebut dengan melibatkan seluruh komponen sekolah. Maka, sejak

2010 pemerintah mencanangkan gerakan pendidikan karakter terintegrasi

melalui pembelajaran di SMP. Semua guru wajib memasukkan aspek

pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, namun dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

pelaksanaannya para guru terkendala banyak kesulitan dan hasilnya belum

memuaskan (Barus, 2015).

Pendidikan karakter terintegrasi sudah terlaksana mulai tahun 2010

hingga sekarang, tetapi hasilnya belum optimal dan banyak kendala. Oleh

sebab itu sangat diperlukan guru sebagai pendidik ikut terlibat

mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan karakter peserta didik di sekolah.

Kesulitan-kesulitan yang ada perlu segera ditemukan jalan keluarnya.

Perbaikan proses dan hasil pendidikan karakter di SMP bisa dimulai dari

dukungan data hasil evaluasi yang dilaksanakan secara terencana, sistematis,

objektif berdasarkan sistem asesmen yang valid dan efektif. Untuk itu, perlu

dikembangkan soal-soal tes yang dapat digunakan untuk melakukan asesmen

hasil pendidikan karakter, khususnya karakter religius dan toleransi pada

siswa SMP.

Pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP di seluruh tanah air

selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai,

dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan

sehari-hari. Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik

ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan

akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Mochtar Buchori (dalam Barus,

2015) mempertanyakan, Jadi apa yang salah dengan pendidikan karakter kita?

Banyak sekali! “Pendidikan watak” diformulasikan menjadi pelajaran agama,

pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program

utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling-paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif. Alhasil,

masalah character building masih merupakan suatu isu besar, bahkan amat

besar. Semua kebobrokan yang kita rasakan kini lahir dari tidak adanya watak

yang cukup kokoh pada diri kita bersama. Watak bangsa rapuh dan watak

manusia Indonesia mudah goyah.

Mengingat hasil-hasil pendidikan karakter terintegrasi belum

memuaskan dan dalam pelaksanaannya di lapangan para guru mengalami

banyak kesulitan, maka perlu dilakukan evaluasi komprehensif tentang

keterlaksanaan, hambatan-hambatan, dan efektivitas hasil pendidikan

karakter yang telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP.

Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera

dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan

suatu model pelaksanaandan evaluasinya secara lebih operasional dan efektif

sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Padahal pemerintah belum

mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran, maupun evaluasi

pendidikan karakter yang terstandar untuk mengevaluasi proses dan hasil

pendidikan karakter terintegrasi di SMP. Cara-cara umum yang banyak

dilakukan guru untuk penilaian pendidikan karakter siswa di sekolah lebih

menekankan pada penggunaan teknik observasi, skala sikap, dan penerapan

sistem poin. Cara-cara penilaian tersebut mengandung banyak kelemahan

seperti subjektif, sporadik, persepsional, inkonsistensi, kurang sistematik, dan

mengundang banyak perdebatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Perbaikan proses dan hasil pendidikan karakter di SMP bisa dimulai dari

dukungan data hasil evaluasi yang dilaksanakan secara terencana, sistematis,

objektif berdasarkan sistem asesmen yang valid dan efektif. Untuk itu, perlu

dikembangkan soal-soal tes yang dapat digunakan untuk melakukan asesmen

hasil pendidikan karakter, khususnya karakter religius dan toleransipada

siswa SMP.

Di Indonesia pemerintah belum mengembangkan evaluasi yang

berstandar nasional bagi Pendidikan karakter. Padahal untuk evaluasi kognitif

di lingkungan sekolah yaitu melalui Ujian Nasional menghabiskan dana

trilyunan rupiah. Hal ini yang menjadi keprihatinan. Pendidikan karakter

telah dirancang namun belum ada alat untuk mengukur apakah pendidikan

karakter tersebut sudah terlaksana dengan baik atau sebaliknya. Tanpa adanya

alat ukur bagi pendidikan karakter mustahil dapat meningkatkan pendidikan

karakter yang efektif dan sesuai dengan situasi realitas.

Belum adanya penelitian tentang evaluasi pendidikan karakter religius

menyebabkan remaja acap kali kurang memaknai pelaksanakan ajaran

agamanya, terbukti saat di tempat ibadah bukan berdoa tetapi mengobrol.

Siswa cenderung tidak sungguh-sungguh berdoa saat sebelum maupun

sesudah pelajaran. Terkadang bagi siswa keyakinan seseorang menjadi bahan

lelucon yang biasa. Siswa juga kurang memahami makna dibalik hari raya

agamanya dan agama lain. Bahkan sering ditemukan siswa hanya mau

berteman dengan kaum yang mayoritas dan memiliki keyakinan yang sama

dengan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Akibat dari belum adanya penelitian tentang evaluasi pendidikan

karakter toleransi juga menyebabkan remaja tidak mampu menghargai

perbedaan. Baik perbedaan agama, suku, etnis, sikap, pendapat bahkan

tindakan orang lain yang berbeda darinya. Cenderung memilih bergaul

dengan kelompok tertentu membuat mereka nyaman, tetapi mengucilkan

suku atau agama yang berbeda darinya. Perilaku bullying seperti ini

seringkali ditemukan di sekolah, baik disadari ataupun tidak. Sering

ditemukan siswa lebih memilih berbicara dengan teman sebangkunya

daripada memperhatikan materi pelajaran yang sedang dijelaskan. Hal ini

menunjukkan kurangnya rasa menghormati dan tidak mau mendengarkan.

Tidak hanya itu, siswa sering menghina temannya yang diminta untuk maju

ke depan. Bagi mereka menghina dengan nama julukan itu hal yang biasa.

Laki-laki dan perempuan juga cenderung berkelompok. Saat diminta

bergabung dan berbaur mereka enggan.

Serangkaian dengan gerakan internalisasi produk penelitian sebelumnya

pada skala nasional, penelitian dan pengembangan ini bermaksud

menghasilkan Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media

Film Karakter yang dapat dimanfaatkan dan diinternalisasikan untuk

mengukur hasil pendidikan karakter dan memetakan upaya

perbaikan/optimalisasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMP pada skala

nasional di Indonesia. Media film dipilih sebagai basis asesmen ini karena

aspek sikap, afeksi, akomodasi, dan perilaku berkarakter lebih

menginternalisasi dibanding cara-cara/media asesmen lainnya.Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

penelitian ini, asesmen pendidikan karakter dirancang dengan

memvisualisasikan kasus yang memuat dilemma moral, klarifikasi nilai, atau

gambaran perilaku berkarakter melalui potongan film karakter dengan durasi

tayang 1-2 menit, kemudian berdasarkan isi potongan film itu, siswa diminta

merespon/menjawab soal-soal yang menyertainya.

Berdasarkan hal di atas peneliti melakukan penelitian dan pengembangan (research

and development) yang bertujuan untuk menghasilkan prototipe soal-soal tes

asesmen pendidikan karakter berbasis media film karakter yang diujicobakan pada

peserta didik kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4 Wates dengan mengangkat

judul PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES ASESMEN HASIL

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN KARAKTER TOLERANSI

BERBASIS FILM KARAKTER (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII C

dan VIII A SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diketahui

berbagai masalah yang terjadi terkait dengan pengembangan prototipe soal tes

asesmen hasil pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis film pada

siswa SMP, dapat diidentifikasikan berbagai maslaah sebagai berikut :

1. Belum terwujudnya tujuan dari pendidikan nasional.

2. Semua guru wajib memasukkan aspek pendidikan karakter dalam

pembelajaran di kelas, namun dalam pelaksanaannya para guru terkendala

banyak kesulitan dan hasilnya belum memuaskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

3. Evaluasi hasil pendidikan karakter religius masih langka dilakukan karena

belum ada model asesmen dengan menggunakan tes.

4. Evaluasi hasil pendidikan karakter toleransi masih langka dilakukan karena

belum ada model asesmen dengan menggunakan tes.

5. Pemerintah belum memikirkan evaluasi pendidikan karakter dengan metode

yang tepat selain observasi dan skala sikap.

6. Pendidikan karakter terintegrasi sudah terlaksana mulai tahun 2010 hingga

sekarang, tetapi hasilnya belum optimal dan banyak kendala.

7. Belum dikembangkan model asesmen yang dapat digunakan untuk

memotret persoalan-persoalan proses dan hasil pendidikan karakter religius

dan toleransi.

8. Belum ditemukan soal-soal tes hasil pendidikan karakter yang efektif

digunakan untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter religius dan

toleransi.

9. Perlu pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karkater

religius dan toleransi berbasis film.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab

permasalahan yang teridentifikasi diatas, khususnya terkait butiran masalah

nomor 3,4,7,8 dan 9 dengan mengkaji capaian karakter religius dan toleransi

SMP Negeri 4 Wates. Melalui pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis film.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dirumuskan permasalahan

yang menjadi fokus penelitian dan pengembangan (research and

development) ini sebagai berikut :

1. Seperti apa prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius

dan karakter toleransi yang efektif untuk dikembangkan di SMP Negeri 4

Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A?

2. Seberapa baik kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius

dan soal tes karakter toleransi berbasis film pada siswa kelas VII C dan

VIII A SMP Negeri 4 Wates dengan cara melihat validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya beda?

3. Seperti apa gambaran capaian hasil pendidikan karakter religius dan

karakter toleransi berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes

ini di SMP Negeri 4 Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A?

4. Seberapa efektif penggunaan prototipe soal tes pendidikan karakter

religius dan karakter toleransi berdasarkan penilaian siswakelas VII C dan

VIII A di SMP Negeri 4 Wates?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius

dan karakter toleransi berbasis film karakter yang efektif untuk

diiujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

2. Menguji kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan

soal tes asesmen hasil pendidikan karakter toleransi berbasis film meliputi

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda di SMP Negeri 4

Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A.

3. Memperoleh gambaran capaian hasil pendidikan karakter religius dan

toleransi berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe di SMP Negeri 4

Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A.

4. Menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berdasarkan siswa kelas

VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan adalah prototipe soal tes hasil asesmen hasil

pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis film :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Tabel 1. 1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1. Nama Produk Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter Toleransi di SMP Berbasis Media Film Karakter.

2. Bentuk Produk Buku panduan prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter

religius dan toleransi di SMP berbasis media film karakter yang

berdurasi 1-2 menit.

3. Fungsi Produk Panduan untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter

religius dan toleransi di SMP yang berdampak implikatif pada

manajemen pengembangan program (merencanakan,

mendesain, mengimplimentasikan, dan mengevaluasi program) pendidikan karakter di SMP.

4. Kriteria

Efektifitas Model

Aplikatif, fisibel, realistik, akurat, komprehensif, praktis,

ekonomis, dan mudah digunakan konselor atau guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran di SMP.

5. Komponen

Model

1. Identifikasi nilai dalam program pendidikan karakter.

2. Identifikasi dan pemilihan film yang bermuatan

karakter. 3. Perancangan (designing) pemotongan film bermuatan

karakter dan soal tes relevan.

4. Penentuan kriteria, norma scoring, dan penyusunan rubrik penilaian.

5. Implementasi asesmen dan evaluasi hasil pendidikan

karakter di SMP.

6. Penggunaan Produk atau

Model

Pembuat kebijakan, pengembang dan pelaksana pendidikan karakter reigius dan toleransi di SMP (pemerintah, kepala

sekolah, konselor atau guru BK, dan guru mata pelajaran di

SMP).

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berbagai pihak,

baik itu manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

mengenai pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan

karakter religius dan toleransi berbasis film.

2. Manfaat Praktis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

a. Bagi kepala sekolah dan guru

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur pihak sekolah untuk

mengetahui, memahami dan melaksanakan pendidikan karakter religius

dan toleransi berbasis film.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman karakter religius

dan toleransi peserta didik, sehingga peserta didik mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui efektif prototipe soal tes hasil asesmen untuk

mengukur pendidikan karakter religius dan toleransi peserta didik SMP.

d. Bagi peneliti lain

Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah untuk pengetahuan

tambahan dan acuan untuk peneliti selanjutnya yang berminat meneliti

pengembangan prototipe soal tes hasil asesmen untuk mengukur

pendidikan karakter religius dan toleransi pada siswa SMP. Selain itu

juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan

penelitian dengan topik pendidikan karakter di sekolah.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi-asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Model soal tes asesmen pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis

film ini dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan program

pendidikan karakter siswa SMP guna meningkatkan efektifitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

2. Model soal tes asesmen pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis

film ini merupakan dasar untuk pengembangan model asesmen pendidikan

karakter berbasis media film karakter pada masa yang akan datang

sehingga pendidikan karakter SMP di Indonesia dapat terlaksana secara

maksimal.

Keterbatasan yang timbul dalam penelitian dan pengembangan

(Research and Development) yaitu :

1. Dalam mencari film karakter peneliti tidak mudah untuk mencari film

yang tepat dengan judul penelitian tes hasil asesmen.

2. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti speaker, dan LCD

Proyektor.

3. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca pertanyaan yang

ditampilkan setelah penanyangan film.

4. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti apakah benar-benar memuat upaya

peningkatan suatu dilema moral.

5. Peserta didik yang tidak mau membaca dengan cepat pertanyaan yang

ditampilkan setelah penayangan film.

6. Peserta didik mengantuk, menjawab pertanyaannya tidak serius dan asal

mengerjakan.

I. Definsi Istilah

1. Prototipe soal dalam penelitian ini adalah bentuk fisik pertama dari suatu

objek yang direncanakan, dibuat dalam suatu proses produksi, mewakili

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

bentuk dan dimensi dari objek yang asli dan digunakan untuk objek

penelitian dan pengembangan lebih lanjut.

2. Soal tes merupakan pertanyaan yang disajikan untuk dijawab peserta didik

sehingga memperoleh informasi/mengetahui dan mengukur sesuatu dalam

suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

3. Asesmen merupakan proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari

suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang

ditetapkan.

4. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran

atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan sesama.

5. Karakter religius adalahperilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

6. Karakter toleransi adalah perilaku yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.

7. Film karakter adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang memuat nilai-

nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa,

diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

8. Peserta didik SMP merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki

sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang dijadikan dasar untuk membangun

kerangka konsepsual. Berdasarkan judul penelitian, maka dalam bab ini peneliti

akan mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan variabel penelitian,

yaitu hakekat evaluasi,asesmen dan tes,hakekat pendidikan karakter religius dan

toleransi, asesmen pendidikan karakter, media film dalam pendidikan karakter,

hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir.

A. Hakekat Evaluasi, Asesmen, dan Tes

1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes

a. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berguna untuk mengukur dan menilai penguasaan

suatu programberjalan efektif atau tidak efektif. Departemen

Pendidikan Nasional (2003) mengartikan evaluasi sebagai kegiatan

identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah

direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat

pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi

berhubungan dengan keputusan nilai.

Ralph Tyler (Arikunto, 2013) menegaskan evaluasi adalah

sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejuah mana,

dalam hal apa, dan bagian mana tujuan tercapai. Dengan kata lain,

evaluasi sebagai proses pengambilan keputusan dengan menggunakan

informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar. Jadi,

evaluasi sebagai proses menilai sesuaitu yang didasarkan pada kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan

pengambilan keputuasan atas obyek yang dievaluasi.

Evaluasi sebagai proses merencanakan, memeroleh dan

menyediakan informasi sangat diperlukan untuk membuat alternatif-

alternatif keputusan. Evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses

pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang

diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan

instrumen tes maupun non tes.

b. Pengertian Asesmen

Linn dan Grounlund (Uno dan Koni, 2012: 1) menegaskan

asesemen (penilaian) adalah prosedur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata

pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar.

Asesmen juga dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non

pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan

aturan tertentu. Selain itu, asesmen merupakan sebuah proses yang

ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka

membuat keputusan-keputusan mengenai para peserta didik,

kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode dan

atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga yang

menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.

Asesmen sering disebut sebagai salah satu bentuk penilaian,

sedangkan penilaian merupakan salah satu kompenen dalam evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tindakan suatu pengukuran yang bersifat kuantitatif dan penilaian yang

bersifat kualitatif adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan

dari assesmen.

c. Pengertian Tes

Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan

kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam

kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas (Departemen

Pendidikan Nasional, 2003). Agar memberikan hasil yang dapat

menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya, maka tes perlu

dilakukan berulang-ulang, instrumen tes yang digunakan harus valid

dan reliabel. Tes didefinisikan sebagai pertanyaan, tugas atau

seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi

tentang suatu atribut pendidikan atau atribut psikologis tertentu.

Arikunto (2012) menegaskan tes adalah suatu cara untuk

melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan

siswa. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyan-pertanyaan itu

dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan

kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai masukan yang

penting untuk mempertimbangkan siswa. Jadi, tes adalah alat atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu

dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

2. Tujuan dan Fungsi Asesmen

a. Tujuan Asesmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Adapun tujuan asesmen menurut Sumardi & Sunaryo (2006) adalah:

1) Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif

tentang kondisi anak saat ini.

2) Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan

hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-

kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang

dibutuhkan anak.

3) Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi

kebutuhan-kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.

b. Fungsi Asesmen

Poerwati (2001: 38) mengatakan fungsi asesmen ada empat yaitu:

1) Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah

menguasai suatu kompetensi.

2) Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan

tentang langkah pemilihan program, pengembangan kepribadian

dan penjurusan.

3) Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa

dikembangkan serta sebagai alat diagnosis perlu tidak siswa

mengikuti remedial atau program pengayaan.

4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang

telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

3. Ruang Lingkup Asesmen

Isi model penilaian ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik

penilaian,langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengelolahan hasil

penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep

penilaian, dijelaskan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan

rambu-rambu penilaian.

Uno, Hamzah dan Satria Koni (2012:17) menjelaskan isi model

penilaian kelas meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian,

langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengolahan hasil penilaian serta

pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan

dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi

penilaian, dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan

berbagai cara dan alat penilaian.

4. Prinsip-prinsip Asesmen

Prinsip-prinsip asesmen ada lima, yaitu prinsip validitas, prinsip

reliabilitas, prinsip komprehensif, prinsip objektifitas, dan prinsip mendidik.

a. Prinsip Validitas adalah menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat

penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai

dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

b. Prinsip Reliabilitas adalah menjaga konsistensi (keajegan) hasil

penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan

yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

c. Prinsip Komprehensif adalah penilaian yang dilakukan harus

menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap

kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk

menilai beragam kompetensi.

d. Prinsip Objektivitas adalah proses penilaian yang dilakukan harus

meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari

penilai.

e. Prinsip Mendidik adalah penilaian dilakukan bukan untuk

mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa

tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa

membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam rentang

cakupan pencapaian suatu kompetensi).

5. Jenis-jenis Asesmen

Asesmen dikategorikan menjadi dua menurut Blaustein (dalam

Sudjana: 2008) yaitu:

a. Asesmen Konvensional

Biasanya menggunakan paper and pencil test atau disebut

dengan asesmen formal atau asesmen konvensional. Disebut demikian

karena metode inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper

and pencil test hanya dapat mengukur kemampuan kognitif peserta

didik namun belum dapat mengukur hasil belajar peserta didik secara

holistik.Soal-soal tes tradisional dibagi menjadi 2 tipe yaitu selected

response items (soal pilihan ganda dan benar-salah, memungkinkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

siswa memilih jawaban di antara alternatif yang tersedia)

dan constructed-response item (esai atau jawaban pendek mengisi titik-

titik, mengharuskan siswa memberikan jawabannya sendiri).

b. Asesmen Berbasis Kinerja

Asesmen ini menginginkan siswa dapat mengerjakan tugas

tertentu seperti menulis esai, melakukan eksperimen, menginterpretasi

solusi untuk masalah atau menggambarkan sesuatu. Siswa mengerjakan

beragam tugas selama beberapa hari, bukan tugas yang dapat diakses

beberapa menit. Hal ini merupakan upaya mengukur berbagai macam

keterampilan dan proses intelektual yang kompleks. Asesmen kinerja

bisa dalam bentuk portofolio siswa atau penilaian dalam proses belajar

mengajar misalkan dalam kerja kelompok, eksperimen, atau diskusi

kelompok.

6. Teknik- Teknik Asesmen

Menurut Poerwanti (2001: 34), dilihat dari tekniknya, asesmen

dibedakan menjadi dua macam yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes

namun pada umumnya pengajar lebih banyak menggunakan tes sebagai alat

ukur dengan rasional bahwa tingkat obyektivitas evaluasi lebih terjamin, hal

ini tidak sepenuhnya benar. Dua teknik asesmen:

a. Teknik tes, adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang

yang diberi tes, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut,

akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

tersebut. Tes sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas

penggunaannya.

b. Teknik nontes, dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung

ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula

dilakukan dengan sosiometri, teknik non tes digunakan sebagai

pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam

pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini

dapat bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak.

Dalam KBK teknik non tes disarankan untuk banyak digunakan.

7. Tes sebagai Teknik Asesmen

Arikunto (2012) menegaskan tes adalah prosedur pengukuran yang

sengaja dirancang secara sistematis untuk mengukur atribut tertentu

dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas

dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi

yang relatif sama. Respon subjek atas tes merupakan perilaku yang ingin

diketahui dari penyelenggaraan tes karena tes mengukur perilaku, sebagai

manifestasi atribut psikologis atau tingkah laku individu yang akan diukur.

Tes sebagai teknik asesmen dapat meyediakan informasi-informasi

objektif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan

keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar.

Tes ini dilakukan sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, sehingga bergulir

tanpa henti (dynamic assesment).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

B. Pendidikan Karakter Religius dan Toleransi

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,

yang mampu memengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu

pembentukan watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan

bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,

bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

Zubaedi (2013) menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai

upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk

sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan,

diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut

antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial,

kecerdasan berpikir, dan berpikir logis.

Lickona (dalam Gunawan, 2014:23) mendefinisikan pendidikan

karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang

melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata

seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,

menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Elkind & Sweet

(dalam Gunawan, 2014:23) mendefinisikan pendidikan karakter adalah

upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti

atas nilai-nilai etis/susila.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Selain itu pendidikan karakter berarti usaha sengaja untuk membantu

manusia menusia, peduli tentang dan melaksanakan nilai-nilai etika

inti.Pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan secara holistis

yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah kehidupan sosial peserta

didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang

mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Dari beberapa definisi di atas, pendidikan karakter adalah upaya-

upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk

menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama hukum, tata krama, budaya,

dan adat istiadat.

2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

a. Tujuan Pendidikan Karakter

Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan

karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk

karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi:

1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik

2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

3) Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap

percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai

umat manusia.

Fathurrohman, dkk (2013) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan

karakter secara khusus, yaitu untuk:

1) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji

dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa

yang religius

2) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusai dan

warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter

bangsa.

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta

didik sebagai generasi penerus bangsa.

4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.

5) Mengemmbangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai

lingkungan belajar yang aman, jujur, penuhu kreativitas dan

persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tingggi dan

penuh kekuatan.

b. Fungsi Pendidikan Karakter

Kemendiknas (2011: 7) bahwa pendidikan karakter berfungsi:

1) Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

2) Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan

mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat

manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,

berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik

3) Membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri,

dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu

harmoni.

c. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah menurut

Kemendiknas (2010) adalah sebagai berikut:

1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etik sebagai basis karakter

2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya menckup

pemikiran, peasaan, dan perilaku

3) Menggunankan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk

membangun karakter

4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan

perilaku yang baik

6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang yang menghargai semua pesreta didik, membangun

karakter peserta didik, dan membantu peserta didik untuk sukses

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diripada para peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada

nilai dasar yang sama

9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter

10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

dalam usaha membangun karakter

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-

guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan

peserta didik

Menurut Fathurrohman (2013) prinsip-prinsip pendidikan karakter

sebagai berikut:

1) Berkelanjutan yang artinya bahwa proses pengemabngan nilai-nilai

karakter merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal

peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.

2) Pengembangan nilai-nilai karakter terintegrasi melalui setiap mata

pelajaran dan setiap kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan

kokurikuler.

3) Nilai karakter tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses

belajar.

4) Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan

menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

C. Hakekat Karakter Religius

a. Pengertian Karakter Religius

Religiusitas berasal dari bahasa Latin religious yang merupakan kata

sifat dari kata benda religio dan kemudian dihubungkan menjadi kata re-

eligere yang berarti mengikat kembali. Menurut Glock dan Stark (1965),

religiusitas adalah suatu bentuk kepercayaan adi kodrati di mana di

dalamnya terdapat penghayatan dalam kehidupan sehari-hari dengan

menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Religiusitas merupakan aspek yang telah dihayati oleh individu di

dalam hati, getaran hati nurani pribadi, dan sikap personal. Kata religius

sendiri dipahami secara beragam, bukti pemaknaan ini dapat ditemukan di

di lingkungan sekitar.

Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat atau patuh dalam

menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan hidup antar

pemeluk agama lain.Definisi religius adalah suatu cara pandang seseorang

mengenai agamanya serta bagaimana orang tersebut menggunakan

keyakinan atau agamanya dalam kehidupan sehari-hari(Earnshaw, 2000).

b. Aspek-Aspek Karakter Religius

Menurut Glock dan Stark (1965) religiusitas mempunyai lima

dimensi (aspek) yaitu :

1) Dimensi Keyakinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Dimensi ini membicarakan mengenai keyakinan. Keyakinan dapat

dipelajari dalam ragam cara dan metode. Struktur keyakinan terdapat

tiga bagian; pertama setiap agama memiliki keyakinan yang peran

utamanya adalah mengakui keberadaan yang ilahi dan untuk

menerangkan karakter-karakter; kedua terkait dengan keyakinan akan

dosa asal, keselamatan manusia, dan penghakiman terakhir; ketiga tata

tingkah laktu yang harus di kaitkan terhadap Tuhan dan terhadap

sesama.

2) Dimensi Peribadatan

Dimensi peribadatan dengan praktik-praktik keagamaan yang

dilakukan oleh pemeluk agama. Dalam dimensi ini praktik-praktik

keagamaan bisa berupa praktik keagamaan secara personal maupun

secara umum. Seorang yang religiusitas mampu menjalankan ibadat

yang diyakini dengan rutin, misalnya mengikuti perayaan Ekaristi dan

ibadat, pujian, doa, perayaan puasa.

3) Dimensi Penghayatan

Dimensi penghayatan membahas tentang penghayatan seseorang

terhadap ajaran agamanya, dan bagaimana perasaan mereka terhadap

Tuhan, dan bagaimana mereka bersikap terhadap agama.

4) Dimensi Pengetahuan

Dimensi ini menyangkut pengetahuan mengenai ajaran iman dan kitab

suci. Mampu memiliki informasi dan pengetahuan yang memadai

mengenai hal-hal agama dan iman. Untuk mengetahui pengatahuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

dan dapat juga dibuktikan dengan memeriksa tingkat pengetahuan

terkait dengan membaca kitab suci dan pengetahuan tentang iman dan

agama.

5) Dimensi Pengalaman

Setiap agama memiliki harapan terdasar yaitu mencapai pengetahuan

akan yang ilahi atau yang tertinggi. Pengalaman ini melibatkan juga

emosi, persepsi, dan sensasi. Ada empat tempat dimana perasaan

religius diekspresikan. Tempat-tempat tersebut adalah perhatian,

kognisi, kepercayaan atau iman dan ketakutan. Pertama perhatian, ini

terkait dengan tema-tema seperti tujuan hidup dan ketidakpuasan akan

dunia sekarang, kedua kognisi ini terkait dengan kesadaran akan yang

ilahi, ketiga kepercayaan ini berkaitan dengan ketergantugan kepada

yang ilahi atau penyerahan kepada yang maha tinggi, dan keempat

ketakutan, hal ini tidak menekankan rasa takut yang ilahi.

c. Karakteristik Individu Berkarakter Religius

Individu yang memiliki religiusitas tinggi akan tercermin dalam

perilakunya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Glock dan Stark (1965)

dalam dimensi religiusitas karakteristik individu memiliki religiusitas

berdasarkan dimensi religiusitas yaitu :

1) Memiliki ciri utama berupa keyakinan yang kuat, ini mengkaitkan

dengan iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab dan nabi. Seorang

yang memiliki religiusitas akan merasa yakin atau percaya bahwa Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

yang memberikan rahmat dan anugerah. Melakukan kebaikan-kebaikan

terhadap orang lain di dunia, melaksanakan perintah Allah, serta

meyakini adanya hal-hal dianggap suci dan sakral, seperti kitab suci,

tempat ibadah.

2) Mengerjakan kegiatan kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan

diajarkan oleh agamanya.

3) Perilaku-perilaku yang ditunjukkan disesuaikan dengan motivasi oleh

ajaran-ajaran agamanya seperti suka menolong, bekerjasama,

berderma,menegakan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur,

memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, memaafkan.

4) Mengetahui dan memahami hal-hal yang pokok mengenai dasar-dasar

keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi terhadap ajaran

agamanya. Dengan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan

agama yang dianut, seseorang akan lebih paham tentang ajaran agama

yang dipeluknya.

5) Merasakan pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang

merupakan keajaiban yang datang dari Allah, seperti merasakan bahwa

doanya dikabulkan Allah, merasakan ketentraman karena menuhankan

Allah, tersentuh dan bergetar ketika bersyukur atas nikmat yang

dikaruniakan Allah.

d. Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Religius

Menurut Yusuf (2009) pembentuk religiusitas dipengaruhi oleh

faktor pembawaan dan lingkungan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

1) Faktor Bawaan

Setiap manusia yang ahir ke duia, menurut tingkat kejadiannya

mempunyai potensi religiusitas atau keimanan kepad Tuhan atau

percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan

kehidupan alam semesta. Masyarakat yang primitif muncul

kepercayaan terhadap roh-roh gaib yang dapat memberikan kebaikan

atau malapetaka.

2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan itu tiada lain adalah lingkungan individu itu

hidup. Lingkungan itu adalah keluarga, sekolah dan masyarakat:

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak

remaja. Oleh karena itu kedudukan keluarga dalam perkembangan

kepribadian sangat dominan. Dalam hal ini, orang tua mempunyai

peranan yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan tingkat

religiusitas anak remaja. Peranan orang tua dalam menumbuhkan

religiusitas anak remaja yaitu:

i. Orang tua merupakan pembina pribadi yang sangat penting bagi

remaja, dan tokoh yang diidentifikasi atau ditiru anak remaja,

maka hendaknya orang tua memiliki kepribadian yang baik atau

berakhal mulia.

ii. Orang tua hendaknya memperlakukan anaknya dengan baik.

Sikap dan perilaku orang tua yang baik adalah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

curahan kasih sayang yang ikhlas, bersikap respek, menerima

anak sebagaimana biasanya, mau mendengar keluhan anak,

memaafkan kesalahan anak dan meminta maaf bila orang tua

sendiri salah dan meluruskan kesalahan anak dengan alasan

yang tepat.

iii. Orang tua hendaknya memeihara hubungan yang harmonis

penuh pengertian dan kasih sayang maka akan mempengaruhi

perkembangan anak remaja.

iv. Orang tua hendaknya membimbing, mengajarkan dan

melakukan ajaran agama.

b) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang

sistematik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan

pelatihan pada anak. Menurut Hurlock (1996) pengaruh sekolah

terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena

sekolah merupakan substansi dari keluarga dan guru substansi dan

orang tua.

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat yang dimaksud adalah situasi atau

kondisi interaksi sosial dan sosio kultural yang secara potensial

berpengaruh terhadap perkembangan remaja dalam religiusitas atau

kesadaran individu. Dalam masyarakat individu akan melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

interkasi sosial dengan teman-teman sebaya atau masyarakat

lainnya.

D. Hakekat Karakter Toleransi

1. Pengertian Karakter Toleransi

Wibowo (2012:101) menjelaskan toleransi adalah sikap dan

tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnik, pendapat sikap,

dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sikap toleransi adalah

menghormati martabat dan hak semua orang meskipun keyakinan dan

perilaku mereka berbeda dengan kita(Zubaedi, 2011:63). Pengertian lain,

sikap toleransi dapat menerima penyimpangan dari hal yang dipercayai atau

praktik-praktik yang berbeda dengan yang dilakukan diri sendiri atau

menerima hal-hal yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan diri

(Samani dan Hariyanto, 2012:54). Pengertian sikap toleransi dapat

disimpulkan sebagai sikap yang menghormati martabat hak semua orang,

dapat menerima dari hal yang berbeda dengan yang dilakukan diri sendiri,

atau hal-hal yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan diri sendiri.

Sikap toleransi termasuk karakter yang dikembangkan dalam

pendidikan karakter. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter Sekolah

Menengah terdiri dari amanah, menghormati, atau menghargai, tanggung

jawab, adil, jujur, dan sportif, peduli, serta kewarganegaraan. Berdasarkan

nilai-nilai diatas dapat dikembangkan sikap-sikap seperti religius, jujur,

disiplin, kerja keras, toleransi, jujur, berani, mandiri dan lain sebagainya.

Indikator seorang siswa yang dikatakan memiliki nilai toleransi di sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

adalah menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh

warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial,

status ekonomi, dan kemampuan khas.

2. Aspek-aspek Karakter Toleransi

Cohen & Almagor (2006) mendefinisikan aspek-aspek toleransi

sebagai berikut:

a. Sikap yang lembut (lenient attitude), yang berarti menghargai setiap

pendapat yang dilontarkan orang lain, sebab tiap pendapat yang ada

memiliki hak yang sama untuk didengarkan dan dihargai.

b. Kebebasan berekspresi.

c. Tidak memaksakan apapun pilihan orang lain, sebab memaksakan

pilihan orang lain berarti menjembatani hak asasi manusia.

3. Karakteristik Individu Berkarakter Toleransi

Karakteristik sikap toleransi terdiri dari dua karakteristik (Zubaedi,

2011:64) yaitu saling menghargai tanpa membedakan suku, gender,

penampilan, budaya, keyakinan, kemampuan, dan dapat menghargai orang

lain meskipun berbeda pandangan. Karakteristik sikap toleransi yang lain

(Suyadi, 2013:66) yaitu saling menghargai siswa yang mengalami kesulitan,

saling bekerja sama dan bersinergi bersama, mengenal potensi diri, saling

mengagumi dan memahami, serta menghargai tanpa berupaya memalsukan

diri menjadi orang lain.

Karakteristik toleransi dapat ditarik kesimpulan yaitu saling

mengahargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

keyakinan, kemampuan, dapat menghargai orang lain meskipun berbeda

pandangan, saling menghargai siswa yang mengalami kesulitan, saling

bekerja sama dan bersinergi bersama, mengenali potensi diri, saling

mengagumi dan memahami, serta menghargai tanpa berupaya memalsukan

diri menjadi orang lain.

4. Unsur-UnsurKarakterToleransi

Unsur-unsur yang perlu ditekankan dalam sikap toleransi menurut

Khisbiyah (2007) :

a. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan

Dimana setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak

maupun berkehendak menurut dirinya sendiri. Kebebasan ini diberikan

sejak lahir sampai nanti ia meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan

yang manusia miliki tidak dapat digantikan atau direbut oleh orang lain

dengan cara apapun.

b. Mengakui hak setiap orang

Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam

menentukan sikap perilaku masing-masing.

c. Menghormati keyakinan orang lain

Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaaan, bahwa

tidak ada orang atau kelompok yang berkeras memaksakan

kehendaknya sendiri kepada orang atau kelompok lain.

d. Saling mengerti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama manusia bila

mereka tidaak ada saling mengerti. Saling anti dan saling membenci,

saling berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya

saling mengerti dan menghargai antara satu dengan yang lain.

E. Asesmen Pendidikan Karakter

1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter

Albertus (2015) menegaskan penilaian pendidikan karakter pada

hakikatnya adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara terus menerus

dari individu untuk menghayati peran dan kebebasannya bersama orang lain

dalam sebuah lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas moralnya

sebagai manusia. Hanya individu yang terbuka pada pengalaman diri

dengan yang lain mampu menentukan apakah dirinya telah menjadi manusia

berkarakter atau bukan.

2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter

Evaluasi pendidikan karakter di SMP sangat relevan dilakukan

dalam upaya untuk melihat secara jujur dan objektif apakah pendidikan

karakter di SMP sungguh ada dan terlaksana sesuai dengan tujuan, prinsip,

asas, dan mekanisme penyelenggaraan pendidikan karakter secara

konseptual. Apabila itu terlaksana, maka program tersebut menguntungkan,

berfungsi dan bermanfaat bagi menunjang perkembangan peserta didik. Jika

dalam pelaksanaan program ditemukan faktor-faktor kendala atau hambatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

maka dibutuhkan data dan analisis yang sistematis melalui evaluasi program

yang diharapkan dapat dilakukan sendiri oleh penyelenggara program.

F. Teknik-Teknik Asesmen Pendidikan Karakter

Airasian (2000) mengatakan metode asesmen dibedakan menjadi tiga

yaitu teknik tertulis (paper-pencil techniques), teknik observasi (observation

techniques), dan teknik pertanyaan lisan (oral questioning techniques). Teknik

tertulis (paper-pencil techniques) mengacu kepada metode asesmen dimana

siswa menuliskan responnya terhadap pertanyaan-pertanyaan atau masalah-

masalah. Oberavasi adalah suatu proses melihat atau mendengar individu

melakukan suatu aktivitas (observasi proses) atau untuk menilai suatu produk

(observasi produk). Sedangkan teknik pertanyaan lisan adalah metode asesmen

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada individu.

Mengukur ranah afektif tidak semudah mengukur ranah kognitif.

Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti

pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku peserta didik dapat

berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu

yang relatif lama. Sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku peserta

didik, bukan pengetahuannya.

G. Kekuatan dan Kelemahan Tes dalam Pendidikan Karakter

Arikunto (2003) menegaskan tes objektif adalah tes yang dalam

pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif terdapat

kelemahan dan kelebihan, sebagai berikut.

a. Kelebihan tes objektif, yaitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

1) Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di

hindari campur tangan unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta

didik maupun segi guru yang memeriksa.

2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat

menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

3) Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain.

4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

5) Untuk menjawab tes objektif tidak banyak memakai waktu

6) Reliabilitinya lebih tinggi kalau dibandingkan dengan tes essay,

karena penilainya bersifat objektif.

7) Validitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena samplingnya

lebih luas.

8) Pemberian nilai dan cara menilai tes objektif lebih cepat dan mudah

karena tidak menuntut keahlian khusus.

9) Tes objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga

mudah dilaksanakan.

b. Kelemahan tes objektif

1) Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes essay

karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari

kelemahan-kelemahan yang lain.

2) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya

pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental

yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan

4) Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan sol tes lebih

terbuka

5) Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban,

karena belum menguasai bahan pelajaran tersebut.

6) Tes sampling yang diajukan kepada peserta didik cukup banyak dan

hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk

menjawabnya.

7) Tidak bisa mengajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi.

8) Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item tes harus

sebanyak jumlah pengikut tes.

Beberapa bentuk tes objektif yaitu salah-benar (true-false), pilihan

ganda (multiple choise), isian (completion), jawaban singkat (short answer),

dan menjodohkan (matching). Masing-masing bentuk tes objektif

mempunyai kelebihan dan kelemahan. Salah satu bentuk tes objektif yaitu

pilihan ganda mempunya kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

a. Kelebihan

1) Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.

2) Terstruktur dan petunjuknya jelas.

3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi

diagnostik

4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban

5) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

b. Kelemahan

1) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama

2) Sulit menemukan pengacau

3) Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah,

kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide

4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.

H. Media Film dalam Pendidikan Karakter

1. Karakteristik Media Film Karakter

Undang-undang No 8 Tahun 1992 menyatakan tentang perfilman

bahwa film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media

komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas

sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,

dan atau bahan hasil penemuan teknologi lannya dalam segala bentuk, jenis,

dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses yang lain,

dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditanyangkan

dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau yang lain.

Kustandi dan Sutjipto (2013:64) menegaskan bahwa film

merupakan gambar-gambar dalam frame. Frame-frame tersebut

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar

terlihat gambar tersebut hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian

sehingga memberikan visual yang kontinu. Film adalah serangkaian gambar

yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

urutan tingkatan yang berjalan sehingga mengambarkan pergerakan yang

tampak normal.

Film merupakan media visual yang dapat digunakan untuk media

pembelajaran dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan karakter.

Film membawa makna khusus untuk menanamkan nilai-nilai yang bermoral

dapat membentuk suatu kepribadian seseorang, khususnya remaja pada

zaman sekarang. Film juga dapat membius untuk mempengaruhi para

penonton, seperti membuat penonton menangis, tersenyum, ataupun terharu

dalam hitungan detik saja. Oleh sebab itu, film yang bertemakan pendidikan

karakter harus diperhatikan penggunaan sebagai media pembelajaran yang

kedepannya menjadi suatu sarana serta prasarana pembentukan kepribadian

bangsa.

Ratu Husmiati (2010) menyatakan media film sebagai media

pembelajaran sejarah menurut pendapat mahasiswa lebih banyak memiliki

kelebihan daripada kelemahannya.Sebagai sample diambil 50 orang dengan

cara simple random sampling. Sumber data penelitian menggunakan angket.

Teknik analisa data menggunakan deskritif kuantitatif yang diperjelas

dengan frekuensi dan prosentase. Sebanyak 12(24%) responden menjawab

bahwa kegiatan pembelajaran yang menggunakan media film dalam

perkuliahan membuat proses perkuliahan menjadi sangat menarik dan

sangat variatif, 37(74%) responden menjawab media film membuat

perkuliahan bervariasi dan menarik dan hanya 1(2%) saja yang dinyatakan

kurang bervariasi dan tidak menarik pembelajaran yang menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

media film. Media film juga mengkongkritkan yang abstrak. Sangat jelas

bahwa dapat menjadi realitis dalam waktu singkat 35(70%) responden

menjawab demikian 10(20%) sangat realitis dan hanya 5(10%) saja yang

menjawab kurang ini membuktikan bahwa media film dapat

mengkongkritkan (menghadirkan realitis) dari sebelumnya abstrak dalam

waktu singkat. Sebanyak 12(24%) responden menganggap film sebagai

media audio visual menjadikan perkuliahan menjadi sangat

menyenangkan,33(66%) menyenangkan perkuliahan yang menggunakan

film, hanya 5(10%) saja yang berpendapat kurang menyenangkan

perkuliahan menggunakan media film. Sebanyak 29(58%) responden

menyatakan dapat menghasilkan hasil belajar menjadi baik, 14(28%)

menjadi lebih baik, hanya 7(14%) yang menyatakan kurang meningkatnya

hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan media film terkait materi

tujuan perkuliahan.

2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter

Menurut Kustandi & Sutjipto (2013) keuntungan menggunakan

media film sebagai berikut:

a. Film dapat memnyajikan suatu proses dengan lebih efektif

dibandingkan dengan media lain.

b. Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta

didik ketika membaca, berdiskusi, praktik dan lain-lain. Film

merupakan pengganti alam sekitar, bahkan dapat menunjukkan objek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung

berdenyut.

c. Film memungkinkan adanya pengamatan yang baik terhadap suatu

keadaan/peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.

d. Film berguna mengajarkan keterampilan, karena memungkinkan

adanya pengulangan, sehingga keterampilan mampu dipelejari secara

berulang-ulang.

e. Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar, kecil,

heterogen maupun perorangan.

Menurut Kustandi & Sutjipto (2013) keterbatasan atau kekurangan

menggunakan media film sebagai berikut:

a. Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan berpikir yang sesuai

dengan kecepatan sebuah film. pada saat film ditayangkan, gambar-

gambar bergerak terus sehingga tidak semua peserta didik mampu

mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersbut.

b. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan

diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

3. Film sebagai Media Asesmen

Film berperan sebagai media asesmen menjadi salah satu manfaat

untuk proses penilaian pendidikan karakter. Pemilihan media asesmen harus

didasarkan pada kriteria penilaian yang objektif. Kriteria penilaian yang

objektif dapat melalui film karena film sifatnya konkret (realistis) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

dapat menunjukkan pokok masalah sesungguhnya sehingga peserta diidk

dpat dibawa ke peristiwa tersebut. Film juga bermanfaat terutama untuk

mengembangkan pikiran, konsetrasi, menambah daya ingat, menumbuhkan

minat dan motivasi belajar. Sadiman (1989) mengungkapkan bahwa film

terbukti secara signifikan lebih baik dari media yang lain dalam hal

mengingat dan mampu mempengaruhi emosi para peserta didik.

I. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terkait dengan prototipe soal tes hasil asesmen

pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis media film masih sedikit

untuk dijadikan sumber hasil penelitian yang relevan. Berikut merupakan hasil

penelitian yang relevan yang bersangkutan dengan pendidikan karakter

berbasis media film.

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Sri Mertasari (2016) dengan

judul “Media Online untuk Asesmen Pendidikan Karakter Terpadu”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat

bertindak sebagai media online untuk memfasilitasi pendidikan karakter

terpadu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Reseaecrh) atau PTK. Sumber data berupa tutorial, asesmen, dan problem

posing secara terpadu untuk materi pembelajaran dan pendidikan karakter.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data dan

kebutuhan perangkat lunak lainnya, perancangan desain cepat, implementasi,

dan evaluasi. Hasil penelitian ini adalah media pembelajaran online dapat

memfasilitasi pendidikan karakter terpadu yang dikembangkan secara umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

dan memfasilitasi pembelajaran yang direncanakan. Siswa dapat dengan lugas

bertukar informasi pembelajaran serta berkomunikasi dengan guru dan teman

sebayanya dalam berbagai kondisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Natalia (2017) dengan judul

“Peranan Penggunaan Media Film Terhadap Minat Siswa Dalam Proses

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta”,

menghasilkan bahwa adanya manfaat media film terhadap minat belajar siswa

pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

J. Kerangka Pikir

Model tes asesmen hasil pendidikan karakter yang efektif belum ada di

SMP. Kalau pun ada, pedoman penilaian yang digunakan kurang operasional

dan penilaian hasil pendidikan karakter masih mengandalkan cara observasi

sehingga belum mampu menilai atau mengukur hasil pendidikan karakter

semua siswa. Perlu adanya model tes asesmen hasil pendidikan karakter yang

mampu mengukur hasil pendidikan karakter positif tidak hanya pada tataran

kognitif, tetapi juga afeksi hingga pengalaman-pengalaman nyata dari peserta

didik, terutama model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan

karakter toleransi. Hal itu dirasa penting oleh peneliti untuk mengembangkan

model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter, maka dikembangkan salah

satu model soal tes sebagai asesmen hasil pendidikan karakter religius dan

karakter toleransi peserta didik SMP melalui media film yang bermuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

dilema moral yang berkaitan dengan karakter karakter religius dan karakter

toleransi.

Melalui media film yang bermuatan dilema moral, peserta didik SMP

dapat membayangkan peran karakter-karakter yang baik dalam film yang

bersangkutan untuk menuntunnya pada suatu tindakan nyata dalam

kehidupannya. Soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini

juga dapat membantu memberikan kemudahan bagi guru untuk menilai hasil

pendidikan karakter yang dilakukan kepada peserta didik di sekolah. Soal tes

asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini terdiri dari 40 soal tes,

masing-masing karakter mewakili 20 butir soal tes dan potongan film tersebut

digabungkan menjadi satu agar menjadi soal tes berupa film karakter religius

dan karakter toleransi. Setiap potongan film dan satu pertanyaan memiliki

durasi 1-3 menit dengan jawaban bergradasi.

Model Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter yang

efektif belum ada.

Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil

Pendidikan Karakter Religius Dan

Toleransi Berbasis Film Karakter Di

SMP

1.Penilaian hasil

pendidikan karakter

yang ada masih pada

tataran kognitif.

2.Pedoman penilaian

yang digunakan tidak

operasional.

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang model pengembangan, prosedur

pengembangan, uji coba produk (desain uji coba, subjek coba, jenis data, instrumen

pengumpulan data dan teknik analisis data).

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research &

development). Research & Development adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tertentu (Sugiyono, 2015). Penelitian ini bertujuan agar produk yang

dihasilkan dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian

untuk menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan

(research & development) dapat menjadi sarana antara penelitian dasar dengan

penelitian terapan yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara

praktis dapat diaplikasikan. Meskipun ada kalanya penelitian terapan juga

untuk mengembangkan produk. Penelitian dan pengembangan juga bertujuan

untuk menemukan, mengembangkan serta memvalidasi produk. Secara umum,

penelitian dan pengembangan bersifat beberapa tahap.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang

bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut

supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas. Penelitian ini mengembangkan

suatu produk berupa prototipe pengembangan soal tes hasil asesmen

pendidikan berkaraker religius dan toleransi berbasis media film.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur Pengembangan ini menggunakan tahapan Penelitian

(Research and Development) menurut Sugiyono (2015). Prosedur

pengembangan menurut Sugiyono ini dilakukan melalui sepuluh langkah

prosedur pengembangan, antara lain tahap (1) potensi dan masalah (2)

mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan

desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi

produk, dan (10) pembuatan produk masal. Namun, dalam penelitian ini

peneliti melaksanakan tahapan penelitian awal dengan beberapa prosedur,

meliputi tahap (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3)

desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, dan (6) uji coba

produk. Prosedur pengembangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini dapat berkembang dari adanya potensi atau masalah.

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu

Revisi

Design

Uji Coba

Produk

Validasi

Desain

Potensi dan

Masalah

Desain Produk Mengumpul-

kan Informasi

Gambar 3. 1 Prosedur Pengembangan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada

peningkatan mutu dan akan meningkatkan keuntungan dari produk yang

diteliti. Fenomena masalah yang terjadi saat ini adalah siswa yang seringkali

tidak menghormati gurudi kelas, seperti beberapa siswa memilih berbicara

dengan temannya daripada memperhatikan materi pelajaran. Siswa

seringkali menghina temannya yang diminta maju ke depan oleh guru. Dari

sisi kurangnya karakter religius, siswa nampak kurang serius dan tidak

khusyuk saat beribadah, misalnya saat sebelum dan sesudah mengakhiri

pelajaran. Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang

diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D

dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau

sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk

mengatasi masalah tersebut.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka

selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang

dapat digunakan sebagai bahan untuk bahan perencanaan produk tertentu

yang dapat mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara menyebarkan angket kepada peserta didik untuk dianalisis agar

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan

penelitian yaitu memperoleh gambaran capaian karakter religius dan

toleransi berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

pendidikan karakter religius dan tolerani diri berbasis film pada peserta

didik.

3. Desain Produk

Desain produk penelitian ini prototipe soal tes asesmenhasil

pendidikan karakter di SMP berbasis media film karakter, instrumen model,

media audio visual pendidikan karakter di SMP.

4. Validitas Desain

Validitas Desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih

efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi

masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta

lapangan. Validasi dilakukan sebelum uji coba produk di lapangan. Validasi

ini dilakukan oleh para ahli yang terdiri dari validasi mengenal uji

spesifikasi dan uji kualitas produk.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan para ahli,

maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

6. Uji Coba

Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung digunakan,

tetapi harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Hal ini diperlukan karena

kadang-kadang apa yang telah dikonsepkan belum tentu sesuai dengan

kenyataan dilapangan. Pengujian diberikan kepada peserta didik sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

pengembangan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan

toleransi diri berbasis film pada siswa SMP Negeri 4 Wates.

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Uji coba produk merupakan bagian yang penting dalam penelitian

pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba

produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak

digunakan atau tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk

yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Pada desain uji coba produk

ini, dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

a. Evaluasi Ahli

Tahap evaluasi ahli dilakukan dengan jalan mengambil data kuisioner

dari dosen ahli, selanjutnya hasil dianalisis untuk dijadikan dasar dalam

melakukan revisi produk pertama. Ahli yang dimaksud adalah Dr.

Gendon Barus, M.Si dan Juster Donal Sinaga, MP.d. Evaluasi ahli

dilaksanakan pada tanggal 27-28 Mei 2017. Berikut ini hasil evaluasi

dari para ahli :

1) Pemotongan video harus benar-benar tepat sesuai dilema moral,

pilihan menit pemotongan film mempengaruhi.

2) Harus ada subtitles di video.

3) Pemotongan film diperhalus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

4) Setelah film selesai dan dimunculkan soal sebaiknya agar

memfokuskan siswa diberikan tanda berupa bunyi nada tertentu.

5) Kondisi siswa puasa, maka soal jangan terlalu panjang dan

jawaban juga disederhanakan.

6) Video jangan berulang-ulang sama misal tentang siswa berada

di kelas. Usahakan berbeda supaya tidak disfungction soal.

7) Mencari aktor dalam film yang menggambarkan anak SMP.

Jika tidak menemukan gambaran anak SMP maka siswa seolah-

olah menjadi adik atau kakak dalam film tersebut.

8) Alternatif jawaban sebaiknya skor 4 untuk tindakan kongkret.

Skor 3 untuk keinginan melakukan tindakan kongkret. perasaan

yg blm sampai tindakan skor 2. Dan skor 1 untuk level kognisi.

b. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba dilakukan pada siswa kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4

Wates. Uji coba kelompok kecil ini memiliki populasi SMP Negeri 4

Wates. Hasil uji coba kelompok kecil tertera pada bab iv hasil penelitian

dan pembahasan.

c. Uji Lapangan (Kelompok Besar)

Uji lapangan dilakukan pada siswa kelas VII C dan VIII ASMP Negeri

4 Wates.Uji lapangan (kelompok besar) ini memiliki populasi seluruh

siswa SMP di Indonesia. Hasil uji lapangan (kelompok besar) tertera

pada bab iv hasil penelitian dan pembahasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba untuk uji coba dilihat dari waktu dan tempat

penelitian juga subjek data sampel perlu dipaparkan secara jelas, yaitu :

a. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2016/2017 pada tanggal 13 dan 15 Juni 2017. Tempat Penelitian

adalahSMP Negeri 4 Wates, jl. Tebahsari no.3Wates, Kulon Progo

Yogyakarta.

b. Subjek Data

Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VII

C dan VIII A SMP Negeri 4 Watestahun ajaran 2016/2017.

Tabel 3. 1 Jumlah Subjek Uji Coba Penelitian

Kelas Jumlah

VII C 31 orang

VIII A 25 orang

Total 56 orang

3. Jenis Data

Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan

keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis yang

akan dikumpulkan disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang

produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini yaitu berupa soal-

soal yang menggambarkan dilema moral yang menggunakan potongan-

potangan film karakter berdurasi satu sampai dua menit. Soal dan film yang

diberikan berjumlah 40 soal yaitu soal mengenai pendidikan karakter religus

berjumlah 20 dan soal mengenai pendidikan karakter toleransi berjumlah 20

yang berbentuk pilihan ganda dan jawaban gradasi atau jawaban seluruhnya

mengandung kebenaran tetapi ada yang paling benar diantara pilihan

jawaban. Pertanyaan-pertanyaan akan ditayangkan di akhir film yang

berdurasi satu sampai dua menit dan siswa menjawab pertanyaan yang

mengandung pendidikan karakter religius dan toleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Karakter Religius

No Aspek Indikator No Item

1 Dimensi Keyakinan

Individu Memiliki keyakinan teguh pada Tuhan 6

Melakukan

kebaikan terhadap orang lain untuk

melaksanakan perintah Tuhan

7,18,17

2 Dimensi

Peribadatan

Melaksanakan kegiatan keagamaan dengan rutin

dan sepenuh hati

2,3,5

Individu melakukan puasa 1

Individu menghormati tempat ibadah 12

3 Dimensi Penghayatan

Berperilaku sesuai dengan ajaran agamanya

9,11,14,19

Menghayati iman yang dipegangnya 4,19

4 Dimensi

Pengetahuan

Individu memahami agama yang dianut

8

Tertarik pada pengetahuan agama yang dianut 20

5 Dimensi

Pengalaman

Individu mampu mengimplikasikan ajaran

agama

10

Individu mampu mempengaruhi perilaku

seseorang dalam kehidupan sosial

13,15

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Karakter Toleransi

No Aspek Indikator No Item

1 Sikap yang lembut

(lenient attitude)

Individu menghargai pendapat

orang lain yang berbeda dari dirinya

29

Menghormati perbedaan

kemampuan orang lain

26,34,34,39

Mendengarkan dengan empati 25,27,37

2 Kebebasan berekspresi

Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama

21,30,40

Tertarik pada perbedaan 22,24,31,32

3 Tidak memaksakan apapun pilihan orang

lain

Menghormati keputusan orang lain

28,38

Individu menerima pandangan

orang lain

23,33,36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari berbagai teknik sesuai

dengan tujuan untuk menguji kualitas butir soal tes karakter yang

dikembangkan dan kuesioner validasi efektivitas model. Teknik analisis

data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Gambaran Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes

Karakter Toleransi Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kualitatif

Teknik desktiptif kualitatif guna menjelaskan proses penyusunan

prototipe soal tes karakter religius dan soal tes karakter toleransi berbasis

film. Peneliti menyusun instrumen soal tes berdasarkan variabel dan

indikator. Setelah itu, peneliti mencari potongan film karakter yang

mengandung dilema moral dan berkaitan dengan indikator tersebut

berdurasi 1-2 menit. Soal dan film yang diberikan berjumlah 40 soal yaitu

soal mengenai pendidikan karakter religius berjumlah 20 dan soal mengenai

pendidikan karakter toleransi berjumlah 20 yang berbentuk pilihan ganda

dan jawaban gradasi atau jawaban seluruhnya mengandung kebenaran tetapi

ada yang paling benar diantara pilihan jawaban.

Pertanyaan-pertanyaan akan ditayangkan di akhir film yang

berdurasi satu sampai dua menit dan siswa menjawab pertanyaan yang

mengandung pendidikan karakter religius dan karaktertoleransi. Prototipe

soal tes asesmen ini perlu validitas dengan meminta penilaian ahli yang

berpengalaman seperti Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai dosen

pembimbing, ahli bahasa, dan ahli di bidang penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

2. Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya

Beda) Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kuantitatif

Teknik deskriptif kuantitatif adalah teknik yang menganalisis

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Hasil uji ini berupa

angka diinterpretasi dengan cara deksriptif. Tujuan uji kualitas adalah

mengetahui kualitas soal tes karakter religius, soal tes karakter toleransi

berbasis film karakter, dan kuesioner penilaian validasi efektivitas model

yang diujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4

Wates.

a. Validitas

Dalam Arikunto (2013: 85) menegaskan bahwa tes dikatakan

valid bila hasilnya sesuai dengan kriteria. Senada dengan Azwar

(2009)menegaskan suatu tes atau instrumen pengukur

dikatakanmempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang

bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur

yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid,

tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga

harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi

(content validity) dan validitas konstruk.

1) Validitas isi

Arikunto (2013) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan

memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

sejajar dengan isi yang diberikan. Validitas isi tidak dapat

dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui

tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian

dari penilai yang kompeten (expert judgment). Instrumen yang telah

dibuat akan dikonsultasikan kepada beberapa ahli antara lain: Tim

Dosen Penelitian Sosial, Humaniora dan Pendidikan (PSHP) dan

dosen pendamping yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si. dan Juster Donal

Sinaga M.Pd. Instrumen yang telah dikonsultasikan dan dianggap

layak dipakai akan diaplikasikan kepada subjek peneliti.

2) Validitas konstruk

Arikunto (2013) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan

memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang membangun

tes tersebut mengukur setiap aspek. Uji validitas item dalam penelitian

ini dilakukan dengan bantuan program Quest, yaitu dengan melihat

hasil hitung. Penetapan fit tiap butir soal menggunakan pengujian

berdasarkan besarnya nilai INFIT MNSQ dan INFIT t. Dalam hal ini

menggunakan kisaran nilai 0,77 s.d 1,30 pada INFIT MNSQ dan nilai

-2,00 s.d +2,00 pada INFIT t. Dengan demikian, suatu item menjadi

tidak fit menurut Model Rasch bila memiliki nilai INFIT MNSQ

<0,77dan >1,30.

Uji validitas ini menggunakan model Rasch dengan bantuan

software program Quest. Model Rasch dikembangkan oleh Georg

Rasch. Menurut Sumintono & Widhiarso (2013: 50)model Rasch

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

merupakan suatu model yang berasal dari teori respon butir atau Item

Respon Theory (IRT). Georg Rasch mengembangkan satu model

analisis dari teori respon butir (Item Response Theory, IRT) pada

tahun 1960-an, dengan data mentah berupa data dikotomi (berupa

benar dan salah) yang mengindikasikan kemampuan responden.

Selain data dikotomi, model Rasch juga bisa melakukan analisis untuk

data politomus seperti yang dikembangkan oleh Andrich, yang tetap

berlandaskan pada dua teorema dasar: tingkat kemampuan seseorang

dan tingkat kesulitan item.

Model Rasch berasumsi bahwa kesulitan aitem adalah sifat

yang dipengaruhi oleh jawaban responden dan kemampuan seseorang

adalah sifat yang dipengaruhi oleh estimasi kesulitan aitem. Analisis

dengan model Rasch menghasilkan analisis statistik kesesuaian (fit

statistics) yang memberikan informasi pada peneliti apakah data yang

didapatkan memang secara ideal menggambarkan bahwa orang yang

mempunyai abilitas tinggi memberikan pola jawaban terhadap aitem

sesuai dengan tingkat kesulitannya. Parameter yang digunakan adalah

infit dan outfit dari kuadrat tengah (mean square) dan nilai

terstandarkan (standardized values). Menurut Sumintono dan

Widhiarso (2013),infit (inlier sensitive atau information weighted fit)

adalah kesensitifan pola respon terhadap aitem sasaran pada

responden (person) atau sebaliknya; sedangkan outfit (outlier

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

sensitive fit) mengukur kesensitifan pola respon terhadap aitem

dengan tingkat kesulitan tertentu pada responden atau sebaliknya.

Dalam model pengukuran Rasch dengan bantuan program

Quest, validitas dan reliabilitas suatu instrumen dapat diketahui

dengan melihat analisa-analisa seperti item polarity, unidimensial,

pemetaan item-individu/responden, reliabilitas item-individu, dan

beberapa bentuk analisa yang lainnya. Sehubungan dengan itu,

penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti secara empirik

tentang validitas dan reliabilitas soal tes karakter religiusdan soal tes

karakter toleransi berupa data politomus, menggunakan pengukuran

Model Rasch.

Aplikasi Quest digunakan untuk mengukur validitas, daya

beda, dan tingkat kesukaran suatu item. Tetapi aplikasi Quest tidak

efektif digunakan untuk mengukur reliabilitas soal tes karakter.

Mengukur reliabilitas soal tes karakter peneliti menggunakan model

Rasch dengan bantuan aplikasi Winstep. Berikut rumusyang

digunakan untuk validasi konstruk, tingkat kesukaran, dan daya beda

soal tes dalam model Rasch:

𝑃𝑛𝑖1 (𝑥 =1

βn. δi. F) =

𝑒(𝛽 − [𝛿 + 𝐹])

1 + 𝑒(𝛽 − [𝛿𝑖 + F1])

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Keterangan:

Рni1= probabilitas dari responden n memilih jawaban item 1

dengan benar

E = sebesar 2,7183

β = konstanta dengan nilai 1,7

δ = parameter lokasi butir

F = tingkat kesulitan item, nilai F berkisar antara -2,0 s.d +2,0. Apabila nilai bi

mendekati -2 maka dapat dikatakan bahwa item tersebut mudah. Sementara

apabila nilai bi mendekati +2 maka dapat dikatakan bahwa item tersebut

sulit.

b. Teknik uji validasi efektivitas model menggunakan bantuan aplikasi Quest model

Rasch dengan menggunakan 1 PL untuk data dikotomus sebagai berikut:

Keterangan:

Pi(𝜃) = probabilitas bahwa examinee dengan tingkat kemampuan𝜃

menjawab item i dengan benar.

e = sebesar 2,7183

D = konstanta dengan nilai 1,7

bi = tingkat kesulitan item. nilai bi berkisar antara -2,0 s.d +2,0.

Apabila nilai bi mendekati -2 maka dapat dikatakan bahwa

item tersebut mudah sementara apabila nilai bi mendekati +2,

maka dapat dikatakan bahwa item tersebut sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

c. Reliabilitas

Menurut Consuello (Prijowuntato, 2016: 143) reliabilitas adalah

ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes dikatakan andal

apabila alat tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif.

Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini dihitung menggunakan

model Rasch, selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji

reliabilitasstatistik, peneliti menggunakan patokan nilai reliabilitas item

untuk melihat apakah reliabilitas tes sudah fit dengan model Rasch.

Sumintono & Widhiarso, (2013:109) untuk melihat nilai reliabilitas item

menurut model Rasch, menggunakan kategoridengan norma kriteria skor

sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Norma Kategori Nilai Reabilitas Item Model Rasch

Kriteria Skor Tingkat Reliabel

> 0,94 Istimewa

0,91 s.d 0,94 Bagus sekali

0,81 s.d 0,90 Bagus

0,67 s.d 0,80 Cukup

< 0,67 Lemah

d. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes dalam menjaring

banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika

banyak subjek peserta tes yang tidak dapat menjawab dengan benar, maka

taraf kesukaran tes tersebut tinggi, sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek

yang tidak dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya rendah.

Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tingkat kesukaran dari soal tes yang telah dibuat maka dapat dilihat

pada Item Estimates (Thresholds) dengan kriteria nilai -2,0 s.d 2,0. Apabila

jarak/sebaran item maupun responden di bawah -2,0 maka item dapat

dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang mudah. Bila jarak/sebaran item

maupun responden di atas 2,0 maka item dapat dikatakan sangat sulit dan

responden memiliki kemampuan untuk menjawab. Sebaran yang

diharapkan dari item dan responden ialah antara -2,0 s.d 2,0. Berikut

disajikan kategori tingkat kesukaran item.

Tabel 3. 5 Kategori Tingkat Kesukaran Item

Kriteria Kategori

>2,0 Sulit

-2,0 s.d 2,0 Sedang

<-2,0 Mudah

e. Taraf Diskriminasi (Pembeda)

Taraf diskiriminasi (pembeda) suatu soal merupakan kemampuan

butir soal itu untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok tinggi

dengan siswa yang termasuk kelompok rendah. Diharapkan taraf

diskriminasi (pembeda) dalam suatu instumen tidak terlalu sukar dan juga

tidak terlalu mudah. Uji daya beda menggunakan model Rasch dengan

bantuan aplikasi Quest dan melihat pt-biserial (point biserial).

3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter

Toleransi Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kuantitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Guna menjawab rumusan masalah ketiga, melihat gambaran capaian

hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransipada siswa kelas VII C

dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates, maka dilakukan kategorisasi. Kategorisasi

digunakan menjadi patokan dalam menentukan seberapa baik capaian hasil

pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berdasarkan penggunaan

prototipe soal tes karakter religius dan soal tes karakter toleransi berbasis media

film pada subjek penelitian. Kategori menurut PAP (Penilaian Acuan Patokan)

Tipe I (Masidjo, 1995) pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 6 Norma Kategorisasi Capaian Skor Karakter Religius dan

Toleransi

Persentase Kategori

90%-100% Sangat Baik

80%-89% Baik

65%-79% Cukup Baik

55%-64% Kurang Baik

di bawah 55% Buruk

4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan

Karakter Toleransi Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kuantitatif

Peneliti menggunakan deskriptif dengan persentase. Prototipe soal

tes ini dikatakan efektif, jika penilaian responden terhadap tes lebih dari

80%. Berdasarkan kategorisasi PAP (Penilaian Acuan Patokan) Tipe I

(Masidjo, 1995) nilai 80% itu efektif, maka dapat disimpulkan bahwa nilai

80% dapat dijadikan kriteria untuk menilai prototipe tes efektif untuk

mengukur karakter karakter religius dan toleransi pada siswa kelas VII C

dan VIII A. Hal ini dilakukan peneliti karena bentuk jawaban yang disajikan

dalam kuesioner validasi efektivitas model pengembangan soal tes menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

siswa sebagai penilai menuntut jawaban tegas yakni ya, kurang, tidak, tidak

tahu dengan rumus di bawah ini dan berikut disajikan tabel kategori PAP

Tipe 1.

Pem =∑𝑓

𝑁100

Keterangan:

Pem : Persentase efektivitas model pengembangan soal tes karakter

religious dan toleransi

∑f : Jumlah jawaban setiap item

N : Jumlah responden

Tabel 3. 7 Kategori PAP Tipe I

Persentase Kategori

90%-100% Sangat Efektif

80%-89% Efektif

65%-79% Cukup Efektif

55%-64% Kurang Efektif

di bawah 55% Tidak Efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan serta

pembahasan. Struktur paparan hasil penelitian mengikuti urutan masalah yang

dirumuskan pada bab I. Cara ini dimaksudkan agar pertanyaan-pertanyaan

penelitian dapat dijawab secara berurutan.

A. Hasil Penelitian

1. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius dan

Karakter Toleransi yang Diujikembangkan

Pada desain produk penelitian telah dijelaskan, prototipe soal tes

asesemen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi di SMP

berbasis media film karakter disusun berdasarkan potongan-potongan film

(diseleksi dari youtube). Potongan-potongan film ini memuat tayangan yang

mengandung nilai hidup, dilema moral, persoalan konflik moral, klarifikasi

nilai yang menggambarankarakter religius dan karakter toleransi.

Proses pengembangan prototipe soal tes ini di awali dengan memilih

film-film yang menggambarkan dilema moral karakter religius dan karakter

toleransi oleh peneliti. Kemudian, peneliti membuat soal tes yang sesuai

dengan potongan film tersebut dan menyusun empat pilihan jawaban untuk

masing-masing soal tes berbentuk pilihan ganda dengan jawaban

bergradasi. Empat jawaban bergradasi yang mencerminkan tingkat

pemahaman (moral knowing), perasaan (moral afection),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

dan tindakan/perilaku berkarakter (moral action). Pada setiap karakter

berisikan 20 pertanyaan.

Selanjutnya menyusun soal dan jawaban gradasi yang tepat dan

dianggap bagus, peneliti melakukan editing film dengan bantuan aplikasi

vegas pro 11.0. Proses editing ini dimulai dari memotong film yang

menggambarkan dilema moral dan menambahkan soal tes serta alternatif

jawaban diakhir cuplikan film. Soal terdiri dari 40 soal tes, masing-masing

karakter mewakili 20 butir soal tes dan potongan film tersebut digabungkan

menjadi satu agar menjadi soal tes berupa filmkarakter religius dan karakter

toleransi. Setiap potongan film dan satu pertanyaan memiliki durasi 1-3

menit.

Kemudian prototipe soal tes dalam bentuk video ditayangkan di

depan siswa. Siswa mengamati film dan membaca soal diakhir cuplikan

film. Lalu siswa diminta untuk mengambil keputusan atas pertimbangan

gradasi jawaban yang disediakan. Berikut ini disajikan alur pembuatan soal

teskarakter religius dan soal tes karakter toleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Berikut ini disajikan satu contoh prototipe soal tes hasil pendidikan

karakter religius dan satu contoh prototipe soal tes hasil pendidikan karakter

toleransi. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius

dan Karakter Toleransi dalam bentuk 1 file yang disimpan dalam Compact

Disc (CD). Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius

dan Karakter Toleransi sepenuhnya menjadi hak milik pengembang. Pihak-

pihak yang membutuhkan Paket Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan

Karakter Religius dan Karakter Toleransi dapat menghubungi Dr. Gendon

Barus, M. Si. melalui email [email protected].

2. Mencari &

menyeleksi film

yang menggambar-

kan dilema moral.

1. Menentukan

aspek, indikator,

dan item kedua

karakter.

3. Menyusun soal tes

dan alternatif

jawaban bergradasi.

4. expert

judgment.

5. Melakukan

editing film yang

dijadikan soal tes.

6. Diujicobakan

pada subjek

penelitian.

7. Pengolahan data

soal tes karakter.

Gambar 4. 1 Alur Pembuatan Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes

Karakter Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 4. 1 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Religius Berbasis Media Film

NO

SOAL

PERTANYAAN

1.

(https://www.youtube.com/watch?v=fpKagZjPhXU) Film ini menunjukkan seorang anak yang taat perintah agama dan merasa gelisah apabila melanggar perintah-Nya untuk mebatalkan puasa. Apabila kamu menjadi anak tersebut dan melihat di kulkas tersedia banyak makanan dan minuman, apa

yang kamu lakukan? A. Tetap berpuasa dan tak menghiraukan makanan di kulkas B. Mendengarkan nasehat ibu dan menahan hawa nafsu C. Berniat melanjutkan puasa meski tergoda makanan di kulkas D. Berdoa mengusir godaan dan tetap melanjutkan puasa penuh

Tabel 4. 2 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Toleransi Berbasis Media

Film

NO

SOAL

PERTANYAAN

1.

(https://www.youtube.com/watch?v=punikMSA00A) Kamu adalah anak yang senang membantu orang lain. Jika kamu adalah anak yang memiliki boneka bagus tersebut dan kamu melihat bahwa anak yang di depan panti asuhan tersebut bonekanya sudah sangat jelek, apa yang kamu lakukan?

A. Mendekatinya untuk berkenalan dan memberikan boneka saya padanya

B. Memberikan boneka saya dan meninggalkannya bermain sendiri C. Menghampiri anak panti asuhan tersebut, memberikan boneka saya

kepadanya, dan menemaninya bermain D. Meminjamkan sebentar boneka saya pada anak panti asuhan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

2. Hasil Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan

Daya Beda) Soal Tes Karakter Religius dan Karakter Toleransi

Berbasis Film yang Diujicobakan pada Siswa Kelas VII C dan VIII A

di SMP Negeri 4 Wates

Sebagaimana dipaparkan pada bab III, untuk menguji kualitas soal

tes yang dikembangakan dalam penelitian ini (validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya beda) dan uji fit modeldigunakan pendekatan teori

respon butir (IRT model Rasch).

a. Validitas Soal Tes Karakter Religius, Soal Tes Karakter

Toleransi, dan Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model

Uji validitas menurut model Rasch ditentukan oleh INFIT

MNSQ (0,77 s.d 1,30) dan INFIT t (-2,00 s.d +2,00). Informasi IRT

berupa INFIT MNSQ dan INFIT t sebagai bukti fit atau tidaknya

item menurut model Rasch. Berdasarkan data uji coba produk pada

siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates (N=56 orang),

diperoleh hasil uji validitas butir soal tes karakter religius sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Religius

----------------------------------------------------------------

Item Estimates (Thresholds) In input Order

all on all (N = 56 L = 20 Probability Level= .50)

----------------------------------------------------------------

Item name |INFT MNSQ |INFT t

|Kesimpulan

----------------------------------------------------------------

Item 1 |.90 |-.5 |Valid

Item 2 |1.19 |.5 |valid

Item 3 |perfect | perfect |valid

Item 4 |.91 |.0 |valid

Item 5 |.83 |-1.2 |Valid

Item 6 |1.19 |1.1 |Valid

Item 7 |1.35 |1.5 |Tidak Valid

Item 8 |.94 |-.3 |Valid

Item 9 |.94 |-.2 |Valid

Item 10 |1.08 |.6 |Valid

Item 11 |.94 |-.3 |Valid

Item 12 |1.10 |.6 |Valid

Item 13 |.92 |-.6 |Valid

Item 14 |.76 |-.8 |Tidak Valid

Item 15 |1.02 |.2 |Valid

Item 16 |1.07 |.6 |valid

Item 17 |.95 |-.1 |Valid

Item 18 |1.07 |.4 |valid

Item 19 |1.06 |.3 |Valid

Item 20 |1.06 |.4 |Valid

----------------------------------------------------------------

Mean |1.01 |.1

SD |.14 |.7

================================================================

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 18 item yang valid

dan 2 item yang tidak valid. 2 item yang tidak valid tersebut memiliki INFIT

MNSQ 1,35 dan 0,76. Sedangkan 18 item yang memenuhi kriteria nilai

yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,83 sampai dengan 1,19dan INFIT

t antara -1,2 s.d 1,5 dengan model Rasch. Dalam hal ini kriteria INFIT

MNSQ 0,77 s.d1,30 dan INFIT t -2,00 s.d +2,00 dengan taraf kesalahan atau

alpha sebesar 5%. Artinya, soal tes ini baik untuk mengukur asesmen hasil

pendidikan karakter religius siswa berbasis potongan film karakter. Berikut

akan disajikan gambaran hasil uji validatas tes karakter toleransi dengan

kriteria INFIT MNSQ0,77 s.d 1,30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Dari gambaran item fit karakter religiusdi atas dapat diketahui bahwa

terdapat 18 item berada dalam area fit, karena berada di dalam garis putus-

putus yaitu antara 0,77 s.d 1,30 sedangkan 2 item tdak berada dalam area fit.

Item digambarkan dalam bentuk bintang dan garus putus-putus berupa titik

kecil sacara vertikal menandakan posisi nilai skor batas penerimaan item

dengan nilai INFIT MNSQ, titik bagian kiri adalah skor 0,77 dan bagian

kanan adalah skor 1,30. Selanjutnya, berikut ditampilkan hasil uji validitas

soal tes karakter toleransi pada tabel 4.4.

Gambar 4. 2Print Out Uji Fit Model Soal Tes Karakter Religius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 4. 4Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Toleransi

------------------------------------------------------------------

Item Estimates (Thresholds) In input Order

all on all (N = 56 L = 20 Probability Level= .50)

------------------------------------------------------------------

Item name |INFT MNSQ |INFT t |Kesimpulan

------------------------------------------------------------------

Item 1 |1.13 | .9 |Valid

Item 2 |1.04 | .3 |Valid

Item 3 |.92 |.2 |Valid

Item 4 |1.00 |.1 |Valid

Item 5 |1.05 |.4 |Valid

Item 6 |1.10 | .4 |Valid

Item 7 |1.02 | .2 |Valid

Item 8 |.87 |-.4 |Valid

Item 9 |.91 |-.5 |Valid

Item 10 |1.02 |.2 |Valid

Item 11 |.96 |-.1 |Valid

Item 12 |1.00 |.1 |Valid

Item 13 |.96 |.0 |Valid

Item 14 |1.01 |.1 |Valid

Item 15 |1.02 |.2 |Valid

Item 16 |.91 |-.2 |Valid

Item 17 |1.07 |.3 |Valid

Item 18 |1.13 |.6 |Valid

Item 19 |.95 |-.3 |Valid

Item 20 |.92 |-.5 |Valid

------------------------------------------------------------------

Mean |1.00 |.1 |

SD |.08 |.4 |

==================================================================

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh item memenuhi

kriteria nilai yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,87 sampai dengan

1,13 dan INFIT t antara -0,5 sampai dengan 0,9 dengan model Rasch.

Dalam hal ini kriteria menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30

dan INFIT t -2,00 s.d +2,00 dengan taraf kesalahan atau alpha sebesar 5%.

Artinya, soal tes ini baik untuk mengukur asesmen hasil pendidikan karakter

toleransi siswa berbasis potongan film karakter. Berikut disajikan gambaran

hasil uji validatas soal tes karakter religius dengan kriteria INFIT

MNSQ0,77 s.d 1,30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Dari gambar map item fit karakter toleransi di atas dapat diketahui

bahwa seluruh item berada dalam area fit karena berada di dalam garis putus-

putus yaitu 0,77 s.d 1,33. Item fit sesuai dengan nilai INFIT MNSQ. Item

digambarkan dalam bentuk bintang dan garis putus-putus berupa titik kecil

sacara vertikal menandakan posisi nilai skor batas penerimaan item dengan

nilai INFIT MNSQ, titik bagian kiri adalah skor 0,77 dan bagian kanan adalah

skor 1,30.

Uji validitas menurut model Rasch ditentukan oleh INFIT MNSQ

(0,77 s.d 1,30). Berdasarkan data uji coba produk pada siswa kelas VII C dan

VIII A di SMP Negeri 4 Wates (N=56 orang), diperoleh hasil uji kuesioner

penilaian validitas efektivitas model sebagai berikut.

Gambar 4. 3 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30 item memenuhi kriteria nilai

yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,83 sampai dengan 1,16 dengan model

Rasch karena batas penerimaan item fit menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77

s.d 1, 30 dengan taraf kesalahan atau alpha sebesar 5%.

Tabel 4. 5Hasil Uji Kuesioner Penilaian Validitas

Efektivitas Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

a. Reliabilitas Soal Tes Karakter Religius, Soal Tes Karakter Toleransi,

dan Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model

Uji reliabilitas tes karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini

ditetapkan berdasarkan nilai item estimasi oleh Wrigh & Master (Subali,

2011) yang disebut dengan reliabitas sampel. Peneliti menggunakan

patokan nilai reliabilitas item menurut model Rasch dengan aplikasi

software Winstep. Semakin tinggi nilai reliabilitas, maka semakin banyak

item yang fit dengan model. Berikut norma kriteria nilai reliabilitas item

menurut model Rasch.

Tabel 4. 6 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch

Kriteria Skor Tingkat Reliabel

> 0,94 Istimewa

0,91 s.d 0,94 Bagus sekali

0,81 s.d 0,90 Bagus

0,67 s.d 0,80 Cukup

< 0,67 Lemah

Selanjutnya, hasil hitung reliabilitas soal tes karakter religius dan

soal tes karakter toleransi dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8.

Tabel 4. 7 Reabilitas Soal Tes Karakter Religius

Summary of 20 Measured Item

Item Reliability 0.93

Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas soal tes karakter religius

pada tabel 4.7memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,93. Berdasarkan kategori

model Rasch dapat diketahui bahwa reliabilitas soal tes termasuk dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

kategoribagus sekali. Artinya, secara keseluruhan item sesuai dengan model

Rasch dan memiliki ketetapan hasil tes atau konsisten yang baik.

Tabel 4. 8 Reliabilitas Soal Tes Karakter Toleransi

Summary of 20 Measured Item

Item Reliability 0.89

Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas soal tes karakter

toleransi pada tabel 4.8 memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,89. Berdasarkan

ketegori model Rasch dapat diketahui bahwa reliabilitas soal tes termasuk

dalam kategoribagus. Artinya secara keseluruhan item sesuai dengan model

Raschmemiliki ketetapan hasil tes atau konsisten yang baik. Selanjutnya,

reliabilitas kuesioner penilaian validasi efektivitas model oleh siswa dapat

dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4. 9 Reliabilitas Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model

Summary of 30 Measured Item

Reliability of estimate .90

Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas pada tabel 4.9 memiliki

nilai reliabilitas sebesar 0,90. Berdasarkan ketegori model Rasch dapat

diketahui bahwa reliabilitas tes termasuk dalam kategori bagus. Artinya,

secara keseluruhan item kuesioner sesuai dengan model Rasch dan memiliki

ketetapan hasil kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

b. Tingkat Kesukaran Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes

Karakter Toleransi

Uji tingkat kesukaran item dibagi tiga kategori yaitu sangat sulit,

sedang, dan mudah. Berdasarkan data uji coba produk pada siswa kelas

VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates (N=56 orang), diperoleh hasil

uji tingkat kesukaran butir soal tes karakter religius sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Gambar 4. 4Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter

Religius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Pada grafik di atas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran item

(threshold) pada karakter religius diperoleh informasi bahwa ada satu

itempada kategori tinggi dan satu item pada kategori mudah. Item dengan

nilai threshold 2,30 termasuk kategori paling sukar adalah item nomor

17 dengan skor 3, dimana jarak/sebaran item ini maupun responden di

atas 2,0.Item yang kategori tingkat kesukaran paling mudah yaitu item

nomor 17 dengan skor 2 memiliki nilai threshold-2.97 nilai

thresholditem ini berada di bawah -2,0.

Sementara, delapan belas item dengan nilai threshold antara -1,84

s.d 1,92 termasuk kategori sedang, dimana jarak/sebaran item ini maupun

responden diantara -2,0 s.d 2,0.Pada item yang berada disebaran antara -

2,0 s.d 2,0 ini adalah item yang baik untukdijadikan butir soal tes

asesmen hasil pendidikan karakter.

Item yang memiliki tingkat kesukaran kategori paling sulit dan

mudah tidak baik sebagai alat tes karena tidak dapat membedakan

responden yang memiliki karakter religius. Setiap tanda X mewakili 63

testi/person. Selanjutnya uji tingkat kesukaran item soal tes karakter

toleransi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Gambar 4. 5 Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter

Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Pada grafik di atas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran item

(threshold) pada karakter toleransi diperoleh informasi bahwa ada tiga

itempada kategori tinggi dan dua item pada kategori mudah. Itemdengan

nilai threshold 2,87 pada item nomor 17 dengan skor 4, nilai threshold

2,70 pada item nomor 4 dengan skor 4, nilai threshold 2,04 pada item

nomor 14 dengan skor 4 dan termasuk kategori paling sukar.

Jarak/sebaran dua item ini maupun responden di atas 2,0.Sementara, ada

lima belas item dengan nilai threshold antara -1,84 s.d 1,65 termasuk

kategori sedang, dimana jarak/sebaran item ini maupun responden

diantara -2,0 s.d 2,0. Pada item yang berada disebaran antara -2,0 s.d 2,0

ini adalah item yang baik untuk dijadikan butir soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter.

Item yang kategori tingkat kesukaran mudah yaitu item nomor 19

dengan skor 3 memiliki nilai threshold -2.69 dan item nomor 14 dengan

skor 3memiliki nilai threshold – 2,75. Nilai threshold item ini berada di

bawah -2,0. Item yang memiliki tingkat kesukaran kategori paling sulit

dan mudah tidak baik sebagai alat tes karena tidak dapat membedakan

responden yang memiliki karakter toleransi.

Soal yang terlalu mudah akan mampu dijawab oleh siswa yang

memiliki karakter baik dan karakter kurang baik. Sebaliknya, item soal

yang terlalu sulit, kedua kelompok siswa tidak mampu menjawab

benar.Dengan demikian soal tes tersebut tidak baik. Setiap tanda X

mewakili 63 testi/person.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

c. Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi dan Soal Tes Karakter

Religius

Pada bagian ini, peneliti hendak melihat kemampuan butir soal tes

untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok berkarakter baik

dengan siswa yang termasuk kelompok tidak baik. Uji daya beda pada

masing-masing karakter religius dan karaktertoleransi dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

1) Daya beda butir soal tes karakter religius

Hasil uji daya beda pada karakter religius sebagai berikut.

Tabel 4. 10 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki

Tingkat Kesukaran Tinggi

Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat

kesukaran kategori paling sukar. Tabel di atas menginformasikan nilai

point biserial (indeks daya beda) pada item nomor 17 dengan skor 1

yang negatif, yakni sebesar -0,64, berarti testi yang memperoleh skor 1,

testi yang berkarakter religius< testi yang tidakmemiliki karakter

religius. Untuk skor 2, hasilnya positif, yakni +0,11, sehingga yang

memperoleh skor 2, testi yang berkarakter religius lebih banyak

dibanding testi yang tidak berkarakter religius, hal yang sama berlaku

untuk skor 3 yakni +0,12. Sedangkan untuk skor 4 NA, berarti tidak ada

testi yang memilih jawaban ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Tabel 4. 11 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki

Tingkat Kesukaran Sedang

Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat

kesukaran kategori sedang. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat

nilai point biserial (indeks daya beda) pada item nomor 18 dengan skor

NA berarti tidak ada testi yang memilih jawaban ini. Pada skor 2

hasilnya negatif, yakni sebesar -0,25, berarti testi yang memperoleh

skor 2, testi yang berkarakter religius< testi yang tidakmemiliki

karakter religius. Pada skor 3, hasilnya positif, yakni +0,12, sehingga

yang memperoleh skor 3, testi yang berkarakter religius lebih banyak

dibanding testi yang tidak berkarakter religius. Hal yang sama berlaku

untuk skor 4, karena hasilnya juga positif.

Tabel 4. 12 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki

Tingkat Kesukaran Rendah

Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat

kesukaran kategori paling mudah. Tabel di atas menginformasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

nilai point biserial (indeks daya beda) pada item nomor 17 dengan

skor 1 yang negatif, yakni sebesar -0,64, berarti testi yang

memperoleh skor 1, testi yang berkarakter religius< testi yang

tidakmemiliki karakter religius. Untuk skor 2, hasilnya positif, yakni

+0,11, sehingga yang memperoleh skor 2, testi yang berkarakter

religius lebih banyak dibanding testi yang tidak berkarakter religius,

hal yang sama berlaku untuk skor 3 yakni +0,12. Sedangkan untuk

skor 4 NA, berarti tidak ada testi yang memilih jawaban ini.

Pada model Rasch melihat daya beda dengan nilai point

biserial (indeks daya beda) pada setiap item dan skor. Pada jawaban

positif, artinya pada jawaban itu memiliki karakter religius yang

paling kuat atau banyak. Sebaliknya, pada jawaban negatif artinya

sebagai pilihan yang karakter religius sedikit pada jawaban ini.

Semakin positif semakin banyak untuk karakter religius dalam

jawaban itu. Bila jawaban bergradasi ada yang positif maka dikatakan

sudah baik karena hal itu dianggap benar sesuai dengan rubrik

penilaian. Sebaliknya, bila tidak ada positif pada item tersebut berarti

item itu tidak baik. Berikut disajikan rekapitulasi daya beda butir soal

tes karakter toleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Tabel 4. 13 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius

No Item Daya Beda

1 2 3 4

1 -.53 .02 .06 .27

2 -.13 NA -.29 .32

3 NA NA NA .00

4 NA -.13 -.47 .48

5 -.53 -.08 .23 .29

6 -.27 -.07 .09 .22

7 .04 .08 -.04 -.03

8 -.31 .06 .22 .24

9 .01 -.49 .00 .32

10 -.25 .11 -.11 .30

11 NA -.43 .17 .17

12 NA -.04 -.03 .05

13 NA NA -.40 .40

14 -.64 -.19 -.10 .42

15 .06 -.10 NA .08

16 -.51 .05 .07 .10

17 -.64 .11 .12 NA

18 NA -.25 .12 .14

19 -.17 -.01 -.14 .23

20 -.06 -.15 .20 .13

Mencermati tabel 4.13 diketahui bahwa ada 20 item karakter religius dilihat

dari nilai daya beda ada 11 item yang bisa dianalisis daya beda setiap gradasi

memeroleh nilai. Ada 8 item yang pilihan jawabannya tidak bisa dianalisis karena

ada pilihannya yang tidak dijawab sama sekali oleh siswa atau dalam model Rasch

disebut NA.

Pada item nomor 5,6,7,10 dan 20 terdapat dua nilai negatif dan dua nilai

positif. Pada item nomor 14dan 19 terdapat tiga nilai negatif dan satu nilai positif.

Pada nomor 1,8,9 dan 16 terdapat satu nilai negatif dan tiga nilai poitif. Pada item

nomor 13 terdapat satu nilai negatif, satu nilai positif, dan dua NA. Pada item nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

11,15,17, dan 18 terdapat satu nilai negatif, dua nilai positif, dan satu NA. Pada

item nomor 2, 4 dan 12 terdapat dua nilai negatif, satu nilai positif, dan satu NA.

Pada item nomor 3 terdapat satu nilai positif dan tiga NA.

Berdasarkan daya beda itu, relatif nilai daya beda berjenjang dan selalu ada

nilai positif hingga tidak ada negatif semua. Artinya, semua butir item memiliki

daya beda yang bergradasi menggambarkan karakter religius dan ada satu pilihan

jawaban yang betul-betul menggambarkan karakter religius.

2) Daya beda butir soal tes karakter toleransi

Hasil uji daya beda pada karakter toleransi dapat dilihat pada tabel

di bawah ini, sedangkan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

9.

Tabel 4. 14 Daya Beda ButirSoal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki

Tingkat Kesukaran Tinggi

Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat kesukaran kategori

paling sukar. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat nilai point biserial (indeks

daya beda) pada item nomor 17 dengan skor 1 NA, berarti tidak ada testi yang

memilih jawaban ini. Sama halnya dengan skor 2, karena hasilnya juga NA. Pada

skor 3 hasilnya negatif, yakni -0,6, berarti testi yang memperoleh skor 1, testi yang

berkarakter toleransi< testi yang tidakmemiliki karakter toleransi. Pada skor 4,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

hasilnya positif, yakni +0,06, sehingga yang memperoleh skor 4, testi yang

berkarakter toleransi lebih banyak dibanding testi yang tidak berkarakter toleransi.

Tabel 4. 15 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki

Tingkat Kesukaran Sedang

Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat kesukaran kategori

sedang. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya

beda) pada item nomor 1 dengan skor 1 yang negatif, yakni -0,31, berarti testi yang

memperoleh skor 1, testi yang berkarakter toleransi< testiyang tidakmemiliki

karakter toleransi. Pada skor 2, hasilnya positif, yakni +0,10, sehingga yang

memperoleh skor 2, testi yang berkarakter toleransi lebih banyak dibanding testi

yang tidak berkaraktertoleransi. Hal yang sama berlaku untuk skor 3 dan 4 karena

hasilnya juga positif , yakni +0,13 dan +0,19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Tabel 4. 16 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki

Tingkat Kesukaran Rendah

Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat kesukaran kategori

paling mudah. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat nilai point biserial (indeks

daya beda) pada item nomor 14 dengan skor 1 NA, artinyatidak terdapat point

biserial karena tidak ada satu pun testi menjawab skor 1 ini. Pada skor 2 negatif

yakni -0,3 sehingga yang memperoleh skor 2, testi yang berkarakter toleransi lebih

sedikit dibanding testi yang tidak berkarakter toleransi. Hal yang sama berlaku pada

skor 3 karena hasilnya juga negatif. Pada skor 4yang positif, yakni 0,25, berarti testi

yang memperoleh skor 4, testi yang berkarakter toleransi> testi yang tidakmemiliki

karakter toleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Tabel 4. 17 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi

No Item Daya Beda

1 2 3 4

1 -.18 -.18 -.01 .24

2 NA -.13 -.17 .23

3 -.23 NA .10 .09

4 -.31 .00 .13 .19

5 .02 -.41 .00 .40

6 NA -.04 .34 -.24

7 NA -.18 .19 .03

8 -.19 -.11 -.47 .54

9 -.45 -.19 .10 .42

10 -.03 NA -.34 .35

11 -.03 -.45 .11 .23

12 NA -.14 -.09 .16

13 -.16 -.12 -.32 .37

14 NA -.03 -.24 .25

15 NA -.18 -.06 .15

16 NA -.43 -.06 .34

17 NA NA -.06 .06

18 -.10 .04 -.12 .18

19 NA -.19 -.27 .33

20 -.20 -.45 .24 .39

Mencermati tabel 4.17 diketahui bahwa ada 20 item karakter toleransi

dilihat dari nilai daya beda ada 9 item yang bisa dianalisis daya beda setiap gradasi

memeroleh nilai. Ada 11 item yang pilihan jawabannya tidak bisa dianalisis karena

ada pilihannya yang tidak dijawab sama sekali oleh siswa atau dalam model Rasch

disebut NA.

Pada item nomor 9, 11, 18 dan 20 terdapat dua nilai negatif dan dua nilai

positif. Pada item nomor 2, 6, 10, 12, 14, 15, 16 dan 19 terdapat dua nilai negatif,

satu nilai positif, dan NA. Pada item nomor 3 dan 7 terdapat satu nilai negatif, dua

nilai positif , dan NA . Pada item nomor 4 dan 5 terdapat tiga nilai positif dan satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

nilai negatif. Pada item nomor 1, 8 dan 13 terdapat tiga nilai negatif dan satu nilai

positif. Pada item nomor 17 terdapat satu nilai negatif, satu nilai positif, dan dua

NA.

Berdasarkan daya beda itu relatif nilai daya beda berjenjang dan selalu ada

nilai positif hingga tidak ada negatif semua. Artinya, semua butir item memiliki

daya beda yang bergradasi menggambarkan karakter toleransi dan ada satu pilihan

jawaban yang betul-betul menggambarkan karakter toleransi.

Berikut ini dipaparkan rekapitulasi hasil uji kualifikasi butir soal tes

karakter religius dan butir soal tes karakter toleransi pada tabel 4.18 dan tabel 4.19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter

Religius

No

Item

Validiti Reliab

iliti

Tingkat

Kesukara

n

Daya Beda Fit

Model INFT

MNSQ

INFT t 1 2 3 4

1. 0.90 (v) -0.5 (v)

0.93

Bagus

Sekali

Sedang -.53 .02 .06 .27 Fit

2. 1.19 (v) 0.5 (v) Sedang -.13 NA -.29 .32 Fit

3. Perfect

(v)

Perfect(v) Sedang NA NA NA .00 Fit

4. 0.91 (v) 0.0 (v) Sedang NA -.13 -.47 .48 Fit

5. 0.83 (v) -1.2 (v) Sedang -.53 -.08 .23 .29 Fit

6. 1.19 (v) 1.1 (v) Sedang -.27 -.07 .09 .22 Fit

7. 1.35 (tv) 1.5 (v) Sedang .04 .08 -.04 -.03 Tidak

Fit

8. 0.94 (v) -0.3 (v) Sedang -.31 .06 .22 .24 Fit

9. 0.94 (v) -0.2 (v) Sedang .01 -.49 .00 .32 Fit

10. 1.08 (v) 0.6 (v) Sedang -.25 .11 -.11 .30 Fit

11. 0.94 (v) -0.3 (v) Sedang NA -.43 .17 .17 Fit

12. 1.10 (v) 0.6 (v) Sedang NA -.04 -.03 .05 Fit

13. 0.92 (v) -0.6 (v) Sedang NA NA -.40 .40 Fit

14. 0.76 (tv) -0.8 (v) Sedang -.64 -.19 -.10 .42 Tidak Fit

15. 1.02 (v) 0.2 (v) Sedang .06 -.10 NA .08 Fit

16. 1.07 (v) 0.6 (v) Sedang -.51 .05 .07 .10 Fit

17. 0.95 (v) -0.1 (v) 17. 3 Sulit dan 17.2

sangat

mudah

-.64 .11 .12 NA Fit

18. 1.07 (v) 0.4 (v) Sedang NA -.25 .12 .14 Fit

19. 1.06 (v) 0.3 (v) Sedang -.17 -.01 -.14 .23 Fit

20. 1.06 (v) 0.4 (v) Sedang -.06 -.15 .20 .13 Fit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter

Toleransi

No

Item

Validiti Reliabil

iti

Tingkat

Kesukara

n

Daya Beda Fit

Model

INFT

MNSQ

INFT t 1 2 3 4

21. 1.13 (v) 0.9(v)

0.89

Bagus

Sedang -.18 -.18 -.01 .24 Fit

22. 1.04 (v) 0.3(v) Sedang NA -.13 -.17 .23 Fit

23. 0.92 (v) 0.2(v) Sedang -.23 NA .10 .09 Fit

24. 1.00 (v) 0.1(v) Sulit -.31 .00 .13 .19 Fit

25. 1.05 (v) 0.4(v) Sedang .02 -.41 .00 .40 Fit

26. 1.10 (v) 0.4(v) Sedang NA -.04 .34 -.24 Fit

27. 1.02 (v) 0.2(v) Sedang NA -.18 .19 .03 Fit

28. 0.87 (v) -0.4(v) Sedang -.19 -.11 -.47 .54 Fit

29. 0.91 (v) -0.5(v) Sedang -.45 -.19 .10 .42 Fit

30. 1.02 (v) 0.2(v) Sedang -.03 NA -.34 .35 Fit

31. 0.96 (v) -0.1(v) Sedang -.03 -.45 .11 .23 Fit

32. 1.00 (v) 0.1(v) Sedang NA -.14 -.09 .16 Fit

33. 0.96 (v) 0.0(v) Sedang -.16 -.12 -.32 .37 Fit

34. 1.01 (v) 0.1(v) Mudah NA -.03 -.24 .25 Fit

35. 1.02 (v) 0.2(v) Sedang NA -.18 -.06 .15 Fit

36. 0.91 (v) -0.2(v) Sedang NA -.43 -.06 .34 Fit

37. 1.07 (v) 0.3(v) Sangat sulit

NA NA -.06 .06 Fit

38. 1.13(v) 0.6(v) Sedang -.10 .04 -.12 .18 Fit

39. 0.95 (v) -0.3(v) Mudah NA -.19 -.27 .33 Fit

40. 0.92 (v) -0.5(v) Sedang -.20 -.45 .24 .39 Fit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter

Toleransi pada Siswa Kelas VII Cdan VIII A di SMP Negeri 4 Wates

Penelitian ini menggunakan soal tes karakter religius dansoal tes

karakter toleransi berbasis media film karakter, diketahui gambaran tingkat

capaian skor karakter religius dan karakter toleransi siswa kelas VII C dan

VIII A SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017 untuk masing-masing

kelas. Peneliti melakukan pengkategorisasi untuk menganalisis data.

Kategorisasi yang digunakan adalah pengkategorisasi menurut PAP Tipe I.

a. Capaian Skor Subjek Karakter Religius

Berikut ini disajikan grafik capaian skor subjek karakterreligius.

Gambar 4. 6 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa

Mencermati grafik di atas bahwa siswa kelas VII C dan VIII A

mencapai skor 41 s.d 68. Rata-rata capaian skor karakter religius adalah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

RELIGIUS

Kelas VII Kelas VIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

61 (VII C) dan 59 (VIII A). Ada dua puluh satu siswa kelas VII C dan

empat belas siswa kelas VIII A capaian skor karakter religius di atas rata-

rata. Berikut data distribusi gambaran capaian skor subjek karakter

religius.

Tabel 4. 20 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa

Persentase

Kategori

Kelas VII

Kelas VIII

F % F %

90%-100% Sangat Baik - - - -

80%-89% Baik 12 39 4 16

65%-79% Cukup Baik 18 58 20 80

55%-64% Kurang Baik 1 3 - -

di bawah 55% Buruk - - 1 4

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil tes

karakter religiussiswa kelas VII C pada kategori baik berjumlah 12 siswa

(39%) ,kategori cukup baik berjumlah 18 siswa (58%) dan kategori kurang

baik berjumlah 1 siswa (3%). Sementara capaian skor karakter religius

siswa kelas VIII A pada kategori baik berjumlah 4 siswa (16%), kategori

cukup baik berjumlah 20 siswa (80%), dan hanya 1 siswa 4%) pada

kategori buruk. Tidak terdapat satu pun siswa dari masing-masing kelas

memiliki karakter religius berkategori sangat baik. Berikut ini juga

disajikan hasil kategorisasi karakter religius dalam bentuk diagram batang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Gambar 4. 7 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa

Grafik di atas menunjukkan bahwa 12 siswa kelas VII C mencapai

karakter religius pada kategori baik dan 4 siswa untuk kelas VIII A.

Sedangkan kategori cukup baik ada 18 siswa (VII C) dan 20 siswa (VIII

A). Hasil tes karakter religius menggunakan soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter berbasis film ini menunjukkan bahwa karakter

religius kelas VII dan VIII SMP Negeri 4Wates baik.

b. Capaian Skor Subjek Karakter Toleransi

Berikut ini disajikan capaian karakter toleransi pada kelas VII

dan VIII dipaparkan dalam tabel dan digambarkan dalam bentuk grafik.

12

18

1

4

20

1

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk

RELIGIUS

Kelas VII Kelas VIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Gambar 4. 8 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa

Mencermati grafik di atas bahwa siswa kelas VII C dan VIII A

mencapai skor 57 s.d 75. Rata-rata capaian skor karakter toleransi

adalah 65 (VII C) dan 68 (VIII A). Ada tujuh belas siswa kelas VII C

dan tiga belas siswa kelas VIII A capaian skor karakter toleransi di atas

rata-rata. Berikut data distribusi gambaran capaian skor subjek karakter

toleransi.

Tabel 4. 21Data Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa

Persentase Kategori Kelas VII Kelas VIII

F % F %

90%-100% Sangat Baik 3 10 6 24

80%-89% Baik 18 58 15 60

65%-79% Cukup Baik 10 32 4 16

55%-64% Kurang Baik - - - -

di bawah 55% Buruk - - - -

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

TOLERANSI

Kelas VII Kelas VIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Berdasarkan tabel di atas bahwa ada 3 siswa (10%) kelas VII C

memiliki karakter toleransi sangat baik, sedangkan untuk kelas VIII A

ada 6 siswa (24%). Kategori baik untuk kelas VII C berjumlah 18 siswa

(58%) dan kelas VIII A 15 (60%). Kategori cukup baik ada 10 siswa

(32%) kelas VII C dan 4 siswa (16%) kelas VIII A. Sedangkan untuk

kategori kurang baik dan buruk tidak ada. Berikut ini juga disajikan

hasil kategorisasi karakter religius dalam bentuk diagram batang.

Gambar 4. 9 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa

Grafik di atas menunjukkan bahwa 3 siswa kelas VII C mencapai

karakter toleransi pada kategori sangat baik dan 6 siswa untuk kelas

VIII A. Sedangkan kategori baik ada 18 siswa (VII C) dan 15 siswa

(VIII A). Hasil tes karakter religius menggunakan soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter berbasis film ini menunjukkan bahwa karakter

toleransi kelas VII dan VIII SMP Negeri 4Wates baik.

3

18

10

6

15

4

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk

TOLERANSI

Kelas VII Kelas VIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan Soal

Tes Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa Kelas VII Cdan VIII

A SMP Negeri 4 Wates

Prototipe soal tes hasil asesmen pendidikan karakter religius dan

karakter toleransi berbasis film karakter dilihat keefektivitasnya

menurut penilaian siswa. Siswa yang mengikuti semua rangkaian

kegiatan diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian terkait

dengan efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil

pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berbasis film

karakter yang diimplementasikan pada akhir pertemuan. Terdapat 30

butir pernyataan yang tersedia dan siswa diminta untuk mencentang

alternatif jawaban yang ada. Penilaian dari siswa disajikan dalam

bentuk presentase (%) ditiap itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada

tabel 4.22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Tabel 4. 22Rekapitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes

Karakter Religius dan Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa SMP

Negeri 4 Wates

(N=56)

Keterangan: Item nomor 8, 17, 18, 19, 27, dan 30 merupakan pernyataan negatif.

No Pertanyaan Ya Kurang Tidak

Tidak

Tahu % Ya

1 Menarik dan asyik 34 21 1 0 61

2 Menyenangkan dan menghibur 28 26 2 0 50

3 Sangat bermanfaat untuk menyadari kualitas diri 50 4 0 2 89

4 Menyadarkan saya untuk memperbaiki prilaku 53 3 0 0 95

5 Membuka mata hati/nurani 44 10 0 2 79

6 Mendorong tekad/keberanian berbuat lebih baik 48 7 0 1 86

7 Menimbulkan rasa bersalah 25 13 17 1 45

8 Mempermalu diri sendiri 4 12 37 3 7

9 Menumbuhkan rasa diri berharga 30 10 9 7 54

10 Menelanjangi kelemahan/kekurangan diri 19 10 10 17 34

11 Menimbulkan rasa sedih dan prihatin 31 11 13 1 55

12

Sangat bermanfaat mendorong perbaikan

perilaku 43 9 0 4 77

13 Menimbulkan rasa menyesal 20 17 16 3 36

14 Menumbuhkan keinginan menolong orang lain 49 7 0 0 88

15 Menumbuhkan rasa bersyukur 52 4 0 0 93

16

Menantang diri untuk bertobat dari perilaku

buruk 42 9 3 2 75

17 Sangat membosankan/melelahkan 9 11 33 3 16

18 Sangat berat dan sulit 5 6 38 7 9

19 Soalnya terlalu panjang dan rumit 12 13 29 2 21

20 Mendorong keberanian bertanggung jawab 42 9 2 3 75

21 Membangkitkan kesadaran menghargai teman 54 2 0 0 96

22 Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong 55 1 0 0 98

23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 49 5 2 0 88

24

Menumbuhkan ketaatan terhadap

norma/peraturan 48 4 0 4 86

25 Membangkitkan keinginan berusaha/daya juang 46 8 1 1 82

26

Sangat baik/sesuai untuk mengukur karakter

siswa 38 10 1 7 68

27

Beberapa potongan film/video tidak

menyambung dengan pertanyaan & opsi

jawaban 20 11 16 9 36

28

Menumbuhkan keinginan berbagi/rela

berkorban 42 10 1 3 75

29 Mendorong siswa lebih disiplin 46 9 0 1 82

30

Waktu mengerjakan terlalu singkat/kurang

waktu 16 5 32 3 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Mencermati hasil data tabel di atas sudah sangat meyakinkan bahwa

sebagian besar siswa yang menjadi partisipan dalam penggunaan prototipe soal tes

asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karaktertoleransi berbasis film

karakter menilai model pengembangan ini efektif. Data tabel di atas diperoleh

informasi bahwa:

a. Pada empat pernyataan positif siswa (>90%) memilih jawaban "ya"

termasuk kategori sangat efektif dengan rincian sebagai berikut.

1) Pada item nomor 4 terdapat 53 siswa (95%) memilih jawaban "ya"

2) Pada item nomor 15 terdapat 52 siswa (93%) memilih jawaban "ya".

3) Pada item nomor 21 terdapat 54siswa (96%) memilih jawaban "ya".

4) Pada item nomor 22 terdapat 55 siswa (98%) memilih jawaban "ya".

Ada dua pernyataan negatif siswa (>90%) memilih jawaban "tidak"

termasuk kategori sangat efektif dengan rincian sebagai berikut.

1) Pada item nomor 8 terdapat 52 siswa (93%) memilih jawaban "tidak".

2) Pada item nomor 18 terdapat 51 siswa (91%) memilih jawaban "tidak".

Artinya, siswa ini mengaku soal tes tidak sulit/berat.

Pada tujuh pernyataan positif siswa (80%-89%) memilih jawaban "ya"

termasuk kategori efektif dengan rincian sebagai berikut.

1) Pada item nomor 3 terdapat 50 siswa (89%) memilih jawaban "ya".

2) Pada item nomor 6 terdapat 48 siswa (86%) memilih jawaban "ya".

3) Pada item nomor 14 terdapat 49 siswa (88%) memilih jawaban "ya".

4) Pada item nomor 23 terdapat 49 siswa (88%) memilih jawaban "ya".

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

5) Pada item nomor 24 terdapat 48 siswa (88%) memilih jawaban "ya"

6) Pada item nomor 25 terdapat 46 siswa (82%) memilih jawaban "ya"

7) Pada item nomor 29 terdapat 46 siswa (82%) memilih jawaban "ya"

Sementara ada satu pernyataan negatif pada item nomor 17 terdapat 47 siswa

(84%) memilih jawaban "tidak" termasuk kategori efektif.Artinya, 47 siswa ini

mengaku soal tes ini tidak terlalu berat dan sulit.

Pada enam pernyataan positif siswa (65%-79%) memilih jawaban "ya"

termasuk kategori cukup efektif dengan rincian sebagai berikut.

1) Pada item nomor 5 terdapat 44 siswa (79%) memilih jawaban "ya"

2) Pada item nomor 12 terdapat 43 siswa (77%) memilih jawaban "ya"

3) Pada item nomor 16 terdapat 42 siswa (75%) memilih jawaban "ya"

4) Pada item nomor 20 terdapat 42 siswa (75%) memilih jawaban "ya"

5) Pada item nomor 26 terdapat 38 siswa (68%) memilih jawaban "ya"

6) Pada item nomor 28 terdapat 42 siswa (75%) memilih jawaban "ya"

Ada dua pernyataan negatif siswa (65%-79%) memilih jawaban "ya" termasuk

kategori cukup efektif dengan rincian sebagai berikut.

1) Pada item nomor 19 terdapat 44 siswa (79%) memilih jawaban

"tidak".Artinya, 44 siswa ini mengaku soal tes ini tidak terlalu panjang dan

rumit.

2) Pada item nomor 30 terdapat 40 siswa (71%) memilih jawaban "tidak".

Artinya, 40 siswa ini mengaku waktu untuk mengerjakan tidak terlalu

singkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Pada dua pernyataan positif siswa (55%-64%) memilih jawaban "ya" termasuk

kategori kurang efektif dengan rincian sebagai berikut.

1) Pada item nomor 1 terdapat 34 siswa (61%) memilih jawaban "ya"

2) Pada item nomor 11 terdapat 31 siswa (55%) memilih jawaban "ya"

Sementara ada satu pernyataan negatif pada item nomor 27 terdapat 46 siswa

(64%) memilih jawaban "tidak" termasuk kategori kurang efektif.

Padalima pernyataan positif siswa (<55%) memilih jawaban "ya" termasuk

kategori tidak efektif dengan rincian sebagai berikut.

1) Pada item nomor 2 terdapat 28 siswa (50%) memilih jawaban "ya"

2) Pada item nomor 7 terdapat 25 siswa (45%) memilih jawaban "ya"

3) Pada item nomor 9terdapat 30 siswa (54%) memilih jawaban "ya"

4) Pada item nomor 10 terdapat 19 siswa (34%) memilih jawaban "ya"

5) Pada item nomor 13 terdapat 20 siswa (36%) memilih jawaban "ya"

Dapat disimpulkan bahwa siswa yang menilai soal tes karakter religius dan

soal tes karakter toleransi ini sangat efektif karena siswa menjadi sadar untuk

memperbaiki perilaku, menumbuhan rasa bersyukur, membangkitkan kesadaran

menghargai teman, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong. Selain itu

siswa merasa soal ini tidak berat dan tidak sulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

B. Pembahasan

1. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius dan

Karakter Toleransi Berbasis Film

Penelitian ini dirancang guna mengembangkan model penilaian

pendidikan karakter. Produk yang dikembangkan dan didesain dalam

penelitian ini berupa prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter

religius dan karakter toleransi berbasis film karakter yang disusun

berdasarkan potongan film. Potongan film ini (yang diseleksi dari

youtube)memuat tayangan yang mengandungdilema moral, persoalan

konflik moral, klarifikasi nilai yang menggambarkan karakter religius dan

karakter toleransi. Peneliti menggunakan enam tahap dari sepuluh tahap

prosedur pengembangan menurut Sugiyono antara lain: 1) potensi dan

masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4) validasi desain,

5) perbaikan desain, dan 6) uji coba produk.

Proses pengembangan prototipe soal tes ini diawali dengan

menemukan aspek dan indikator sebagai pondasi untuk menyusun

pertanyaan soal tes dan menemukan potongan film (seleksi dari youtube)

dilema moral yang tepat. Selain potongan film ini memuat tayangan

dilema moral, potongan film ini juga diseleksi dengan memenuhi kriteria,

yaitu (1) tokoh dalam film sesuai dengan usia SMP. Bila pemeran film

yang disajikan tidak sesuai dengan usia SMP, maka peneliti menyiasati

dengan mengimajinasikan dan menghadirkan suasana film itu dekat

dengan dirinya (siswa) supaya tergambarkan persoalan dilema moral pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

diri siswa. (2) Budaya film yang disajikan diusahakan sesuai dengan

budaya Indonesia. Peneliti cukup merasakan kesulitan dalam mencari film

Indonesia yang menggambarkan dilema moral yang sesuai dengan

karakter religius dan karakter toleransi sehingga peneliti menyajikan juga

beberapa film budaya dari luar negeri.

Selanjutnya, peneliti menyusun pertanyaan dan empat alternatif

jawaban yang berbentuk pilihan ganda dengan jawaban bergradasi. Empat

alternatif jawaban bergradasi inimencerminkan tiga komponen karakter

yang baik (Lickona, 2012) yaitu tingkat pemahaman tentang moral

(moralknowing), perasaan tentang moral (moralafection), dan

tindakan/perilaku moral (moralaction). Alternatif jawaban bergradasi pada

tingkat pemahaman moral diberi skor 1. Bila alternatif jawaban bergradasi

ada pada tingkat perasaan moral, maka diberi skor 2. Bila ada pada tingkat

tindakan/perilaku moral masih dalam keinginan, maka diberi skor 3. Bila

ada pada tingkat tindakan moral mencapai kebiasaan (habit), maka diberi

skor 4. Pada tingkat ini membuat pengetahuan moral yang dimiliki siswa

dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata.

Peneliti melakukan penggabungan antara potongan film dan

pertanyaan serta empat alternatif jawaban menggunakan aplikasi

softwarevegas pro 11.0. Soal tes ini terdiri dari 40 soal, masing-masing

karakter mewakili 20 soal tes yang mengambarkan masing-masing dilema

moral karakter. Setiap film dan satu pertanyaan memiliki durasi 1-3 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Total durasi yang dibutuhkan 40 soal berkisaran 1 jam 30 menit. Bentuk

final soal tes ini berupa video/film karakter religius dan karakter toleransi.

Prototipe soal tes setelah disusun dalam bentuk video ditayangkan

di depan testi (siswa). Subjek ujicoba produk penelitian ini diasumsikan

dapat dengan cermat menonton tayangan film dan dapat membaca soal

dari LCD. Penayangan film dan soal tes ditempatkan sedemikian rupa

sehingga dapat terlihat jelas oleh testi (tidak silau, faktor pencahayaan

yang baik, dan siswa tidak bisu, tuli, dan buta). Sekolah tempat

implementasi model memiliki fasilitas penayangan video dan speaker

yang berkualitas baik. Bila salah satu asumsi di atas tidak terpenuhi, maka

ujicoba model ini tidak berhasil.

Prototipe soal tes dalam bentuk video ditayangkan di depan testi

(siswa) dapat dicermati bahwa siswa sangat antusias mengamati film dan

membaca soal diakhir cuplikan film. Siswa diminta mengambil keputusan

atas pertimbangan gradasi yang disediakan dan menuliskan dilembar

jawaban yang disediakan. Setelah 30 soal tes ditayangkan, peneliti

mengamati beberapa siswa terlihat bosan dan kehilangan konsetrasi

ditandai dengan menopang dagu dan meletakkan kepala di atas meja. Hal

ini juga dibuktikan dari hasil kuesioner hasilvalidasi efektivitas

penggunaan soal tes bahwa hanya ada 9 siswa (16%) menilai soal tes ini

membosankan dan melelahkan. Kondisi ini juga disebabkan karena

penelitian ini dilakukan pada bulan puasa. Selain itu, batas konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

siswa juga terbatas tidak dapat konsentrasi penuh dalam waktu satu jam

sehingga menimbulkan kelelahan.

Keunggulan-keunggulan prototipe soal tes ini adalah semua guru

dapat memberi tes ini pada siswa, tidak membutuhkan keahlian khusus

karena soal tes ini sudah berbentuk video yang siap tayang. Sudah

memiliki rubrik penilaian yang pasti sehingga penilaian ini objektif. Selain

itu, prototipe soal tes ini lebih menarik, efisien dan efektif karena berbasis

film.

2. Hasil Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan

Daya Beda) Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes Karakter

Toleransi Berbasis Film yang Diujicobakan pada Siswa Kelas VII C

dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates

Hasil uji kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan

daya beda) soal tes karakter religius dan soal tes karaktertoleransi berbasis

film yang diujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri

4 Watescukup baik dan efektif untuk mengukur karakter religius dan

karaktertoleransi. Uji kualitas soal tes karakter religius dan karakter

toleransi menggunakan bantuan program komputer Quest dengan

pendekatan Item Response Theory (IRT) Rasch model.

Berdasarkan hasil uji validitas item karakter religius bahwa ada 18

dari 20 item memenuhi kriteria nilai yang valid dengan INFIT MNSQ antara

0,83 s.d 1,19 dengan model Rasch karena batas penerimaan item fit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30 dengan taraf kesalahan

atau alpha sebesar 5%. Untuk hasil INFIT t -1,2 s.d 1,5. Sementara dalam

karakter toleransiseluruh item dinyatakan valid, dengan INFIT MNSQ 0,87

s.d 1,13 dan INFIT t -0,5 s.d 0,9. Artinya, seluruh item karakter religius dan

karakter toleransi valid menggunakan kedua kriteria dan berada dalam

posisi fit dengan model atau dalam bahasa teori klasik seluruh item valid.

Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang

tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran (Azwar,

2009), sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa tes ini mampu mengukur

hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi.

Arikunto (2013) menjelaskan sebuah tes dikatakan baik sebagai

alat pengukuran, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas

tinggi. Kesesuaian indikator dan aspek tercapainya indikator disusun

berdasarkan konstruk secara teoritik dan juga disesuaikan dengan fakta yang

ada dilapangan. Hal ini karena memberikan gambaran tentang data secara

benar sesuai kenyataan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tes

valid, yaitu arahan tes yang disusun dengan makna jelas sehingga dapat

meningktakan validitas tes. Kata-kata yang digunakan dalam instrumen

tidak terlalu sulit, jumlah item tidak terlalu sedikit sehingga mewakili

sampel, dan teknik pemberian skor yang konsisten.

Hasil uji validitas efektivitas model bahwa 30 item seluruhnya

memenuhi kriteria nilai yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,83 sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

dengan 1,16 dengan model Rasch. Batas penerimaan item fit menggunakan

INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30 dengan taraf kesalahan atau alpha

sebesar 5%. Sementara, hasil reliabilitas kuesioner validasi efektivitas

model pada kategori bagus dengan nilai reliabilitas 0,90.

Selanjutnya, hasil hitung reliabilitas diketahui reliabel dengan

indeks reliabilitas soal tes karakterreligiusberkisar 0,93 (bagus sekali) dan

soal tes karaktertoleransiberkisar 0,89 (bagus). Artinya, kedua soal tes

karakter ini dapat dipercaya, konsisten atau stabil, produktif, dan ajeg.

Menurut Arikunto (2013), ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi

mengikuti perubahan secara ajeg. Hal ini karena unsur kejiwaan manusia itu

sendiri tidak ajeg sehingga memeroleh gambaran yang ajeg memang sulit.

Misalnya, kemampuan, sikap, dan sebagainya, berubah-ubah dari waktu ke

waktu.

Beberapa hal yang membuat nilai reliabilitas tes baik (Arikunto,

2013), yaitu tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid

dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi

rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas. Dalam hal

ini, validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu karena menyokong

terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid.

Sebaliknya, sebuah tes valid biasanya reliabel. Nilai reliabilitas tes baik juga

dipengaruhi oleh testi ujicoba. Suatu tes yang diujicobakan pada kelompok

yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang

menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes. Tes yang dicobakan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

bukan kelompok terpilih akan menunjukkan reliabilitas yang lebih besar

daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara

terpilih.

Mencermati hasil tingkat kesukaran butir soal karakter religius dan

karakter toleransisebagian besar memiliki tingkat kesukaran yang sedang,

soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Walaupun terdapat

dua butir soal karakter religius kategori sukar dan mudah yaitu soal nomor

17 dengan skor 3(terlalu sukar), dan nomor 17 dengan skor 2 (terlalu

mudah). Sedangkan soal karaktertoleransiterdapat tiga butir soal terlalu

sukar (nomor 17, 4 dan 14) dan dua butir soal terlalu mudah (nomor 19 dan

14).

Soal yang terlalu mudah tidak membuat siswa untuk mempertinggi

usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2013), sehingga

butir soalkarakter religiusdan karaktertoleransi yang memiliki tingkat

kesukaran kategori paling sukar dan mudah tidak baik/cocok sebagai alat

tes karena tidak dapat membedakan siswa yang memiliki karakter

religiusdankarakter toleransi. Soal yang terlalu mudah akan mampu dijawab

oleh siswa yang memiliki karakter baik dan karakter kurang baik.

Sebaliknya, item soal yang terlalu sulit, kedua kelompok siswa tidak mampu

menjawab. Dengan demikian, daya beda item tersebut rendah atau tidak

baik. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat kesukaran soal akan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

dampak pada daya beda. Perlu diketahui bahwa soal-soal yang terlalu

mudah atau terlalu sukar, lalu tidak berarti tidak boleh digunakan. Hal ini

tergantung dan penggunaannya.

Antara tingkat kesukaran dan daya beda dalam model Rasch

memiliki keterkaitan, dilihat dari tingkat kesukaran item yang memiliki

tingkat kesukaran tinggi, sedang, dan rendah, maka item-item soal tes

karakter religiusdan soal tes karakter toleransi menunjukan daya beda yang

jelas yakni antara tiap gradasi pilihan menunjukan skor yang berbeda mulai

dari skor 1 sampai skor 4 memiliki nilai daya beda skor item. Selain itu,

melihat daya beda kemampuan siswa dapat dilihat pada grafik tingkat

kesukaran yang juga menggambarkan daya beda kemampuan siswa dalam

menjawab soal tes.

Pada model Rasch melihat daya beda dengan nilai point biserial

(indeks daya beda) pada setiap item dan skor. Pada jawaban positif, artinya

pada jawaban itu memilikikarakter religius ataukarakter toleransi yang

paling kuat atau banyak. Sebaliknya, pada jawaban negatif artinya sebagai

pilihan yang karakter religius ataukarakter toleransi sedikit pada jawaban

ini. Semakin positif semakin banyak untuk karakter yang diukur dalam

jawaban itu. Bila jawaban bergradasi ada yang positif maka dikatakan sudah

baik karena hal itu dianggap benar sesuai dengan rubrik penilaian.

Sebaliknya, bila tidak ada positif pada item tersebut berarti item itu tidak

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Berdasarkan daya beda itu relatif nilai daya beda berjenjang dan

selalu ada nilai positif hingga tidak ada negatif semua. Artinya, semua butir

item memiliki daya beda yang bergradasi menggambarkan karakter religius

atau karakter toleransi dan ada satu pilihan jawaban yang betul-betul

menggambarkan karakter tersebut.

3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter

Toleransi pada Siswa Kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates

Berdasarkan data yang dihasilkan melalui prototipe soal tes

karakter religius dan karakter toleransi berbasis media film, ditemukan

gambaran capaian hasil karakter religius pada siswa kelas VII C berkategori

baik 39%, berkategori cukup baik 18% dan berkategori kurang baik 3%.

Siswa kelas VIII A memiliki karakter religius pada kategori baik 16%,

kategori cukup baik 80%, dan hanya 1 siswa (4%) pada kategori buruk.

Siswa yang memiliki karakter religius pada kategori baik dan

cukup baik karena siswa ini dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya,

sehingga mudah baginya untuk menolong orang lain, berderma, memaafkan

dan berlaku jujur senada dengan yang diungkapkan oleh Glock dan Stark

(1965). Siswa berkarakter religius akan melaksanakan ritual keagamaannya

dengan sepenuh hati, seperti berdoa dan berpuasa. Siswa ini menghayati

iman yang dipegangnya.

Rendahnya karakter religius disebabkan karena siswa kurang

memiliki keyakinan teguh kepada Tuhan. Siswa seperti ini cenderung tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

tertarik kepada pengetahuan tentang Tuhan dan agama yang dianut.

Sehingga sulit baginya untuk melakukan perintah Tuhan.

Sebagian siswa kelas VII C (10%) dan kelas VIII A (24%)

mencapai skor karakter toleransi pada kategori sangat baik. Ada 58% siswa

kelas VII C berkategori baik dan 60% siswa kelas VIII A. Sedangkan untuk

kategori cukup baik di kelas VII C 32% dan VIII A 16%. Hal ini karena

siswa memiliki kemampuan untuk menghargai perbedaan agama, suku,

etnik, pendapat dan tindakan orang lain yang tidak sama dengan dirinya,

seperi yang diungkapkan Wibowo (2012:101). Siswa berkarakter toleransi

memilik kemampuan untuk menghormati martabat dan hak semua orang.

Hal ini karena siswa memiliki kemampuan untuk mengubah

kendali yang dirasakannya terhadap permasalahan yang dihadapinya.

Senada dengan pendapat Stoltz (2005) bahwa apabila individu memiliki

religius yang tinggi, semakin besar kemungkinan individu mempunyai

tingkat kendali (kontrol) yang kuat terhadap peristiwa-peristiwa yang buruk.

Akibatnya, individu ini akan bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan

tetap teguh dalam mencari suatu penyelesaian. Tidak terdapat kategori

karakter toleransi yang buruk pada siswa kelas VII C dan VIII A.

Peneliti telah menganalisis hasil capaian gambaran karakter

religius dan toleransi di SMP Negeri 4 Wates. Hasilnya dapat disimpulkan

bahwa dalam diri siswa kelas VII C dan VIII A memiliki karakter toleransi

dan karakter religius yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan

Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa Kelas VII Cdan VIII A

di SMP Negeri 4 Wates

Penggunaan model ini juga mendapatkan penilaian secara

langsung dari siswa. Siswa memberikan penilaian dan hasil dari penilaian

itu dapat sangat efektif. Siswa menjadi sadar untuk memperbaiki perilaku,

menumbuhan rasa bersyukur, membangkitkan kesadaran menghargai

teman, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong. Melalui soal

tes karakater ini siswa menyadari kualitas dirinya, semakin memiliki tekad

berbuat baik, menumbuhkan ketaatan terhadap norma, membangkitkan

daya juang dna mendorong siswa lebih disiplin. Siswa juga beranggapan

soal ini tidak berat dan tidak sulit.

Prototipe soal tes setelah disusun dalam bentuk video ditanyangkan

di depan testi (siswa) dapat dicermati bahwa siswa sangat antusias

mengamati film dan membaca soal diakhir cuplikan film. Senada dengan

pendapat Sadiman (1989) tentang film membuat penonton antusias karena

film menyajikan pesan moral secara nyata dan diserap dengan mudah

pesan yang disampaikan. Gambar hidup yang ditampilkan di film memberi

dampak yangberbeda dari untaian kata-kata dalam sebuah buku.Namun,

antusias yang sangat tinggi, berdasarkan pengamat peneliti pada sekitar

menit-menit terakhir tampak kehabisan energi karena sangat fokus

mengamati film dan membaca soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Film ini efektif karena menyajikan pesan moral sehingga mengarah

pada perbaikan perilaku. Sejalan dengan pendapat Muklis (Hazliansyah,

2013) bahwa media film lebih menarik dan mudah dicerna sehingga pesan

moral langsung merasuk ke pikiran dan jiwa siswa dan dapat mengarah

pada perbaikan perilaku. Oleh karenanya model soal semacam ini 95%

siswa mengatakan ingin memperbaiki perilaku setelah mengikuti tes ini.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe soal

tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi

berbasis film karakter efektif. Artinya alat tes ini diterima oleh siswa dan

mampu mengukur karakter religius dan karakter toleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini dipaparkan kesimpulan tentang produk, keterbatasan

penelitian, dan saran berdasarkan hasil penelitian.

A. Simpulan tentang Produk

Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

penelitian adalah sebagai berikut.

1. Tersusun instrumen penilaian hasil pendidikan karakter berupa prototipe

20 butir soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan 20 butir

soal tes karakter toleransi berbasis film karakter. Instrumen terdiri dari

potongan film yang mengandung dilema moral karakter religius dan

karakter toleransi.

2. Hasil uji kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda)

soal tes hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransiberbasis

film serta validitas dan reliabilitas kuesioner penilaian validasi efektivitas

model yang diujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP

Negeri 4 Watesmemenuhi syarat kualifikasi untuk mengukur karakter

religiusdan karakter toleransi. Uji kualitas kedua set soal tes karakter

tersebut valid dan reliabel dengan indeks reliabilitas sebesar 0,93

(karakterreligius) dan 0,89 (karakter toleransi), hampir semua item

memiliki tingkat kesukaran sedang, dan memiliki daya beda yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

3. Penggunaan prototipe butir soal ini memperoleh informasi bahwa sebagian

siswa berada pada kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan

buruk.Siswa kelas VII C memiliki karakter religius baik 39%, cukup baik

58%, dan satu siswa berkarakter kurang baik (3%). Pada kelas VIII A

persentase karakter religius adalah 16% baik, 80% cukup baik, dan satu

siswa berkarakter buruk (4%). Sedangkan untuk karakter toleransi pada

kelas VII C siswa yang berkarakter sangat baik 10%, baik 58%, dan cukup

baik 32%. Kelas VIII A mempunyai persentase karakter toleransi yang

jauh lebih tingi dibangkan kelas VII C, yaitu sangat baik 24%, baik 60%,

dan cukup baik 16%.

4. Berdasarkan subjek uji coba penggunaan produk butir prototipe soal ini

diakui efektif karena sebagaian siswa mengaku menjadi sadar untuk

memperbaiki perilaku, menumbuhan rasa bersyukur, membangkitkan

kesadaran menghargai teman, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan dan

menolong. Melalui soal tes karakater ini siswa menyadari kualitas dirinya,

semakin memiliki tekad berbuat baik, menumbuhkan ketaatan terhadap

norma, membangkitkan daya juang dan mendorong siswa lebih

disiplin.Siswa juga beranggapan soal ini tidak berat dan tidak sulit.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan

karakter religius dan toleransi berbasis film yang dilaksanakan di SMP Negeri

4 Wates memiliki keterbatasan diantaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memperoleh hasil validitas

dan reliabilitas yang baik. Akan tetapi, penyusunan soal tes ini memiliki

keterbatasan seperti sulit menemukan alternatif jawaban yang bergradasi

dan distraktor yang tepat menggambarkan dilema moral, dan tidak mudah

menemukan film yang tepat menggambarkan karakter religius dan karakter

toleransi. Sukar menemukan film dengan latar belakang budaya Indonesia

dan lebih mudah menemukan film dari luar negeri.

2. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca pertanyaan yang

ditampilkan setelah penanyangan film. Sehingga siswa yang malas dan

lambat membaca soal akan sulit menjawab pertanyaan, karena waktu yang

terbatas.

3. Keterbatasan peneliti dalam mengoperasikan program untuk mengedit film

(Vegas Pro 11.0).

4. Melaksanakan penelitian pada bulan puasa sangatlah tidak efektif karena

jam sekolah dikurangi dari hari-hari biasa dan tingkat konsentrasi siswa

mudah terganggu serta kurang fokus. Hal ini dapat mempengaruhi dalam

menjawab pertanyaan.

C. Saran

Berikut merupakan beberapa saran yang dapat peneliti uraikan agar

produk prototipe soal tes dapat dikembangkan yang lebih baik.

1. Bagi Pemerintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Peneliti menyarankan pada pemerintah untuk melanjutkan

pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter

religius dan karakter toleransi berbasis film menjadi lebih baik.

2. Bagi Guru BK

Dikembangkannya model penilaian karakter religius dan karakter

toleransiberbasis film ini dapat mempermudah pelaksanaan penilaian

karakter siswa di SMP. Guru BK diharapkan mempersiapkan games

energizing untuk memulihkan semangat dan konsentrasi siswa saat

pelaksanaan tes.

3. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini perlu pengembangan soal tes dan potongan film

karakter yang lebih tepat dan sesuai dengan karakter yang diukur, sehingga

prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini lebih

optimal sebagai alat ukur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan di Sekolah.Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2.

Jakarta:Bumi Aksara.

Albertus, Doni Koesoema. (2015). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak

di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

BumiAksara.

Airasian. (2000). Assesment in the Classroom. A Concise Approach. Boston : Mc

Graw Hill.

Azwar, Saifudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Azhar, Arsyad . Media pembelajaran (2003). Bandung pustaka.

Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di

SMP.Cakrawala Pendidikan, Juni 2015, Th XXXIV No. 2.

Cohen & Almagor. (2006). The scope of tolerance studies on the costs of free

expression and freedom of thr press. New York: Routlege.

Depdiknnas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang

sistemPendidikan Nasional.

Earnshaw. (2000).Religious Orientation and Meaningin Life: an Exploratory Study.

Fathurrohman, Pupuh, Suryana, & Fenny Ftriany. (2013). Pengembangan

Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Glock, C and Stark,R. (1965). Religion and Society in Tension, Chicag Rand MC

Nally Company.

Gunawan, Heri. (2014). Pendidikan Karakter Konseptual dan

Implementasi.Bandung: Alfabeta.

Hazliansyah. (2013). Film Medium Tepat untuk Pembetukan Karakter Bangsa.

(tersedia:

http://m.republika.co.id/berita/senggang/film/13/07/17/mq2sjefilm-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

medium-tepat-untuk-pembentukan-karakter-bangsa) diakses pada tanggal

28 Juni 2017.

Hurlock. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Airlangga.

Husmiati, Ratu. (2010). Kelebihan dan kelemahan media film sebagai media

pembelajaran sejarah.Jurnal Sejarah Lontar Vol.7, 61-67.

Ilahi, Mohammad Takdir. (2014). Gagalnya Pendidikan Karakter: Analisis

danSolusi Pengendalian Karakter Emas Anak Didik. Yogyakarta: AR-

RUZZMEDIA.

Khisbiyah. (2007). Yayah Khisbiyah. 2007. Menepis Prasangka,

MemupukToleransi Untuk Multikulturalisme: dukungan dari psikologi

sosial. Surakarta: PSB-PS UMS

Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran: Manual

danDigital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemendiknas. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter.

BadanPenelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kemendiknas. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah

MenengahPertama.

Lickona, Thomas. (2012). Mendidik untuk Membentuk Karakter:

BagaimanaSekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat

danTanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di

Sekolah.Yogyakarta: Kanisius.

Natalia, Ratna. Peranan Penggunaan Media Film Terhadap Minat Siswa dalam

Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce

2Yogyakarta. (2017). Skripsi. Tidak diterbitkan.

Ni Made Sri Mertasari. (2016). Skripsi. MEDIA ONLINE UNTUK

ASESMENPENDIDIKAN KARAKTER TERPADU. Dari

http://lemlit.undiksha.ac.id/images/img_item/2612.pdfpada tanggal 26

Maret 2017.

Poerwati. (2001). Evaluasi Pembelajaran, Modul Akta Mengajar: UMM Press.

Prijowuntato, W. S. (2016). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata

DharmaUniversity Press.

Samani, Muchlas & Hariyanto, M.S..(2012). Konsep dan Model Pendidikan

Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan karakter. Bandung :

RemajaRosdakarya.

Sunardi dan Sunaryo. (2006). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta

:Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan

danTenaga Perguruan Tinggi.

Sudjana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

RemajaRosdakarya.

Sadiman, Arif. (1989). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,

danPemanfaatan. Jakarta: Rajawali

Subali, Bambang & Pujiyati Suyata. (2011).Panduan Analisis Data

PengukuranAnalisis Pendidikan untuk Memperoleh Bukti Empirik

KesahihanMenggunakan Program Quest.

Sumintono & Widhiarso. (2013). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian IlmuIlmu

Sosial. Cimahi : Trim Komunikata Publishing House.

Stoltz, Paul G.(2005). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi

Peluang.Jakarta: Grasindo.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003.

Undang-undang No 8 Tahun 1992 tentang Perfilman.

Uno, Hamzah B. & Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta:

BumiAksara.

Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan karakter strategi membangun bangsa

berperadaban. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Wright, C. (2016). Reel Character: Using Film to Enhance Social and Emotional

Learning. dalam http://www.edutopia.org/blog/reel-character-film-

enhances-sel-christina-wright.

Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

RemajaRosdakarya

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Zubaedi. (2013). Desain Pendidikan Karakter: konsepsi dan Aplikasi dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Lampiran 1

Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Religius

Kelas VII dan VIII

Kelas VII C – Karakter Religius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Kelas VIII A-Karakter Religius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Lampiran 2

Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Toleransi

Kelas VII dan VIII

VII C - Karakter Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

VIII A-Karakter Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Lampiran 3

Print Out Uji Validitas dan Tingkat Kesukaran

Soal Tes Karakter Religius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lampiran 4

Print Out Uji Validitas dan Tingkat Kesukaran

Soal Tes Karakter Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lampiran 5 Print Out Uji Validitas Kuesioner Penilaian Efektivitas Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Lampiran 6

Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Karakter Religius

dan Soal Tes Karakter Toleransi

a. Soal Tes Karakter Religius

b. Soal Tes Karakter Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lampiran 7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Efektivitas Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 8

Daya Beda Soal Tes Karakter Religius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Lampiran 9

Daya Beda Soal Tes Karakter Toleransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Lampiran 10

Skala Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Karakter Religius

dan Soal Tes Karakter Toleransi Pengantar

Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian tes hasil pendidikan karakter

berbasis film/video karakter. Bagaimana, videonya menarik, bukan…? Kegiatan ini telah

selesai, terimakasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan

kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas kualitas tes tadi. Berilah tanda

centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu alami/rasakan tentang tes

tersebut.

No Menurut saya, tes ini : Ya Kurang Tidak

Tidak

tahu

1 Menarik dan asyik

2 Menyenangkan dan menghibur

3 Sangat bermanfaat untuk menyadari kualitas diri

4 Menyadarkan saya untuk memperbaiki perilaku

5 Membuka mata hati/nuraniku

6 Mendorong tekad/keberanian berbuat lebih baik

7 Menimbulkan rasa bersalah dalam diriku

8 Mempermalu diri sendiri

9 Menumbuhkan rasa diri berharga

10 Menelanjangi kelemahan/kekurangan diri

11 Menimbulkan rasa sedih dan prihatin

12 Sangat manfaat mendorong perbaikan perilaku

13 Menimbulkan rasa menyesal

14 Menumbuhkan keinginan menolong orang lain

15 Menumbuhkan rasa bersyukur

16 Menantang diri untuk bertobat dari perilaku buruk

17 Sangat membosankan/melelahkan

18 Sangat berat dan sulit

19 Soalnya terlalu panjang dan rumit

20 Mendorong keberanian bertanggungjawab

21 Membangkitkan kesadaran menghargai teman

22 Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong

23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan

24 Menumbuhkan ketaatan terhadap norma/peraturan

25 Membangkitkan keinginan berusaha/daya juang

26 Sangat baik/sesuai untuk mengukur karakter siswa

27 Beberapa potongan film/video tidak nyambung dengan

pertanyaan & opsi jawaban

28 Menumbuhkan keinginan berbagi/rela berkorban

29 Mendorong siswa lebih disiplin

30 Waktu mengerjakan terlalu singkat/kurang waktu

Nama&Tanda tangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran 11

Tabulasi Data Validasi Efektivitas Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Lampiran 12

Foto Pelaksanaan

Lampiran 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Surat Permohonan Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Lampiran 14

Surat Keterangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI