Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES
ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS
DAN KARAKTER TOLERANSI BERBASIS FILM KARAKTER
(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII C dan VIII A
SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Brigitta Shelly Zahara
NIM: 141114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk,
Tuhan Yesus Kristus yang tanpa pertolongan, janji, dan hikmat-Nya karya ini tak
dapat diselesaikan. Untuk kebaikan-Nya yang menuntunku bisa mengecap bangku
perkuliahan di masa-masa yang sangat mustahil. Untuk kasih karunia-Nya yang
menempatkanku di kota Yogyakarta bukan hanya untuk kuliah namun untuk
tujuan kekekalan dan untuk mengenal-Nya secara benar.
Kedua orang tuaku,
Almarhumah mamaku Maria Goretti Prih Roesdjiwati, yang telah
mengantarkanku untuk memperjuangkan mimpi, menyemangati, mendukung
dalam doa bahkan sampai waktu terakhir pembicaraan kami selalu menanyakan
kabar kuliahku.Papaku Heronimus Slamet Widodo, yang mempercayaiku meraih
mimpi, memberikan nasihatnya dan tak kenal lelah membiayai.
Keluarga besar,
Semua tante, om, budhe, pakde, saudara sepupu, dan seluruh keluarga yang
selalu peduli untuk memberikan dukungan saran, doa, bahkan materi.
Keluarga rohani,
Kak Estu, kakak rohani yang selalu mendukung dan mendoakan. Cici Birgita,
Hesli, Enda, adik rohani yang tak kenal lelah memberikan semangat dan partner
pembentukan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah
memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau
menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,
Yesaya 42:6 (TB)
Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan
lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu;
sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk
selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam
saja."
Keluaran 14:13-14 (TB)
Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang
meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di
tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
Mazmur 16:5-6 (TB)
Kelemahan dan kemustahilan justru membuat kuasa Tuhan melimpah dinyatakan.
Lakukan bagian kita dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya, dalam persekutuan
dengan Tuhan tidak ada jerih payah yang sia-sia
(Penulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES
ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS
DAN KARAKTER TOLERANSI BERBASIS FILM KARAKTER
(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)
Brigitta Shelly Zahara
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berbasis film karakter; 2) menguji kualitas soal tes tersebut berbasis film pada siswa meliputi validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda; 3) memperoleh gambaran capaian hasil pendidikan karakter
religius dan karakter toleransi berdasarkan hasil uji coba soal tes pada siswa yang berjumlah 56 subjek; 4) menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes tersebut
berdasarkan penilaian siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4
Wates, Kulon Progo Yogyakarta, yang berjumlah 56 orang. Instrumen penelitian berupa
soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berbasis film
karakter berbentuk pilihan ganda dengan respon bergradasi. Instrumen penelitian soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi masing-masing berjumlah
20 item dan skala penilaian validasi efektivitas model oleh siswa. Teknik uji kualitas butir
soal tes menggunakan pendekatan teori respon butir atau item respon theory (IRT) model Rasch. Capaian hasil pendidikan karakter siswa dianalisis dengan teknik deskriptif
kategori, sedangkan validasi efektivitas model dianalisis dengan teknik deskriptif
persentase.
Hasil penelitian: 1) telah tersusun 18 butir prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan 20 butir soal tes hasil pendidikan karakter toleransi
berbasis film karakter; 2) kualitas soal tes tersebut valid dan reliabel dengan indeks
reliabilitas sebesar 0,93 (karakter religius) dan 0,89 (karakter toleransi), tingkat kesukaran sulit terdiri dari 1 item, tingkat kesukaran mudah 1 item, dan sisanya memiliki tingkat
kesukaran sedang (karakter religius) dan kesukaran sulit terdiri dari 2 item, tingkat
kesukaran mudah 2 item, dan sisanya memiliki tingkat kesukaran sedang (karakter toleransi), soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius (20 item) maupun karakter
kerja toleransi (20 item) memiliki daya beda yang baik; 3) melalui tes ini diketahui siswa
kelas VII C (58%) dan kelas VIII A (80%) mencapai hasil pendidikan karakter religius
pada kategori cukup baik dan sisanya berkategori baik, sedangkan sekitar 58% siswa kelas VII C mencapai karakter toleransi pada kategori baik dan siswa kelas VIII A 60% sisanya
pada kategori cukup baik; 4) Penilaian siswa terhadap penggunaan prototipe soal tes
tersebut memiliki kualitas sangat efektif ditunjukkan dengan item nomor 4 sebesar 95%, item nomor 15 sebesar 93%, item nomor 21 sebesar 93% dan item nomor 22 sebesar 98%.
Kata Kunci: prototipe, penilaian karakter, karakter religius, karakter toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE ASSESSMENT TEST PROTOTYPE DEVELOPMENT ON THE
ACHIEVEMENT OF RELIGIUS AND TOLERANCE CHARACTER
EDUCATION BASED ON CHARACTER MOVIE
(A Restricted Trial on Class VII C and VIII A Students of SMP Negeri 4
Wates, Academic Year 2016/2017)
Brigitta Shelly Zahara
Sanata Dharma University
2019
This study was aimed to: 1) produce an assessment test prototype on the
achievement of the religious and tolerance character education based on character movie;
2) test the quality of the test items based on movie for students including validity, reliability, level of difficulty, and power difference; 3) obtain an overview of the
achievements of religious and tolerance character education based on the results of the test
trial on 56 students; 4) analyze the effectiveness of the test prototype usage based on student assessment.
The type of this research was research and development study. The research
subjects were students of class VII C and VIII A in SMP 4 Wates, Kulon Progo Yogyakarta, which consist of 56 students. The research instrument was the assessment test on the
achievement of religious and tolerance character education based character movie in the
form of multiple-choice questions with graded responses. The research instruments for the
assessment test items on the achievement of religious and tolerance character education with 20 items per test and the scale of validation of the model effectiveness by students.
The test items quality test technique was using the item response theory (IRT) approach of
the Rasch model. The results of student character education were analyzed using category descriptive techniques, while the effectiveness validation of the model was analyzed using
percentage descriptive techniques.
The results of this study were: 1) 18 items of assessment prototype on the
achievement of religious character education and 20 items on tolerance character education, both based on character movie were arranged; 2) the quality of the test questions was valid
and reliable with a reliability index of 0.93 (religious character) and 0.89 (character
tolerance). There was 1 difficult item and 1easy item, and the rest were having moderate difficulty level (in religious character) and there was 2 difficult items, 2 easy items, and the
rest have moderate difficulty level (in tolerance character), the assessment test on the
religious character education achievement (20 items) and tolerance work characters (20 items) have good differential powers; 3) using this test, it then reveal that students of class
VII C (58%) and class VIII A (80%) achievement on religious character education was in
the fairly good category and the rest were categorized as good, while around 58% students
in class VII C achieved good in tolerance characters same with 60% of class VIII A students, and the rest were in quite good category; 4) The students assessment on the use
of test prototype said it was very effective indicated by item number 4 (95%), item number
15 (93%), item number 21 (93%) and item number 22 (98%).
Keywords: prototype, character evaluation, religious character, tolerance character.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala bimbingan dan
kesetiaan-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
"Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius
dan Karakter Toleransi Berbasis Film Karakter (Uji Coba Terbatas pada Siswa
Kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)"
Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan bantuan dari banyak
pihak, maka peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, SP.d M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M. Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling serta Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang membimbing dan
memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Juster Donal Sinaga, M. Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang memberikan dukungan kepada peneliti.
4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling: Ibu Retno, Ibu Retha,
Bapak Budi, Bapak Sinurat, Ibu Indah, Ibu Hayu, dan Bapak Agus.
5. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
6. Kepala sekolah, para guru dan siswa SMP Negeri 4 Wates atas peran serta
dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ..................................... 9
G. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................. 11
I. Definsi Istilah ........................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 15
A. Hakekat Evaluasi, Asesmen, dan Tes ........................................ 15
B. Pendidikan Karakter Religius dan Toleransi .............................. 23
C. Hakekat Karakter Religius ........................................................ 28
D. Hakekat Karakter Toleransi....................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Asesmen Pendidikan Karakter .................................................. 37
F. Teknik-Teknik Asesmen Pendidikan Karakter .......................... 38
G. Tes Kekuatan dan Kelemahannya dalam Pendidikan Karakter .. 38
H. Media Film dalam Pendidikan Karakter .................................... 41
I. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................. 45
J. Kerangka Pikir .......................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 48
A. Model Pengembangan ............................................................... 48
B. Prosedur Pengembangan ........................................................... 49
C. Uji Coba Produk ....................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 67
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 67
B. Pembahasan ............................................................................ 105
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 117
A. Simpulan tentang Produk ........................................................ 117
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 118
C. Saran ...................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .......................................... 10
Tabel 3. 1 Jumlah Subjek Uji Coba Penelitian .................................................. 54
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Karakter Religius .............................................................. 56
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Karakter Toleransi ............................................................ 56
Tabel 3. 4 Norma Kategori Nilai Reabilitas Item Model Rasch ......................... 63
Tabel 3. 5 Kategori Tingkat Kesukaran Item .................................................... 64
Tabel 3. 6 Norma Kategorisasi Capaian Skor Karakter Religius dan Toleransi . 65
Tabel 3. 7 Kategori PAP Tipe I ........................................................................ 66
Tabel 4. 1 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Religius Berbasis Media Film .. 70
Tabel 4. 2 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Toleransi Berbasis Media Film 70
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Religius ................................. 72
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Toleransi ............................... 74
Tabel 4. 5 Hasil Uji Kuesioner Penilaian Validitas Efektivitas Model ............... 76
Tabel 4. 6 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch....................... 77
Tabel 4. 7 Reabilitas Soal Tes Karakter Religius .............................................. 77
Tabel 4. 8 Reliabilitas Soal Tes KarakterToleransi ........................................... 78
Tabel 4. 9 Reliabilitas Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model ............ 78
Tabel 4. 10 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki Tingkat
Kesukaran Tinggi ............................................................................ 84
Tabel 4. 11 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki Tingkat
Kesukaran Sedang ........................................................................... 85
Tabel 4. 12 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki Tingkat
Kesukaran Rendah ........................................................................... 85
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius .............. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4. 14 Daya Beda ButirSoal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki Tingkat
Kesukaran Tinggi ............................................................................ 88
Tabel 4. 15 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki Tingkat
Kesukaran Sedang ........................................................................... 89
Tabel 4. 16 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki Tingkat
Kesukaran Rendah ........................................................................... 90
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi .............. 91
Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter Religius 93
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter Toleransi
........................................................................................................ 94
Tabel 4. 20 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa ........... 96
Tabel 4. 21 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa .......... 98
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Karakter
Religius dan Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa SMP
Negeri 4 Wates .............................................................................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 47
Gambar 3. 1 Prosedur Pengembangan Penelitian ............................................... 49
Gambar 4. 1 Alur Pembuatan Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes Karakter
Toleransi ....................................................................................... 69
Gambar 4. 2 Print Out Uji Fit Model Soal Tes Karakter Religius ....................... 73
Gambar 4. 3 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Toleransi............. 75
Gambar 4. 4 Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter Religius
...................................................................................................... 80
Gambar 4. 5 Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter
Toleransi ....................................................................................... 82
Gambar 4. 6 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa ............ 95
Gambar 4. 7 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa ........ 97
Gambar 4. 8 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa ........... 98
Gambar 4. 9 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa ...... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi
produk yang dikembangkan, manfaat penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pembentukan karakter menjadi salah satu tujuan pendidikan nasional.
Pasal 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik untuk mempunyai kecerdasan, kepribadian dan akhak mulia.
Amanah undang-undang tersebut dimaksudkan agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian atau
berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh
berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta
agama.
Dalam grand design pendidikan karakter, pendidikan karakter menjadi
rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Pengembangan dan
implementasi pendidikan karakter dilakukan dengan mengacu pada grand
design tersebut dengan melibatkan seluruh komponen sekolah. Maka, sejak
2010 pemerintah mencanangkan gerakan pendidikan karakter terintegrasi
melalui pembelajaran di SMP. Semua guru wajib memasukkan aspek
pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, namun dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pelaksanaannya para guru terkendala banyak kesulitan dan hasilnya belum
memuaskan (Barus, 2015).
Pendidikan karakter terintegrasi sudah terlaksana mulai tahun 2010
hingga sekarang, tetapi hasilnya belum optimal dan banyak kendala. Oleh
sebab itu sangat diperlukan guru sebagai pendidik ikut terlibat
mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan karakter peserta didik di sekolah.
Kesulitan-kesulitan yang ada perlu segera ditemukan jalan keluarnya.
Perbaikan proses dan hasil pendidikan karakter di SMP bisa dimulai dari
dukungan data hasil evaluasi yang dilaksanakan secara terencana, sistematis,
objektif berdasarkan sistem asesmen yang valid dan efektif. Untuk itu, perlu
dikembangkan soal-soal tes yang dapat digunakan untuk melakukan asesmen
hasil pendidikan karakter, khususnya karakter religius dan toleransi pada
siswa SMP.
Pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP di seluruh tanah air
selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai,
dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik
ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Mochtar Buchori (dalam Barus,
2015) mempertanyakan, Jadi apa yang salah dengan pendidikan karakter kita?
Banyak sekali! “Pendidikan watak” diformulasikan menjadi pelajaran agama,
pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program
utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling-paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif. Alhasil,
masalah character building masih merupakan suatu isu besar, bahkan amat
besar. Semua kebobrokan yang kita rasakan kini lahir dari tidak adanya watak
yang cukup kokoh pada diri kita bersama. Watak bangsa rapuh dan watak
manusia Indonesia mudah goyah.
Mengingat hasil-hasil pendidikan karakter terintegrasi belum
memuaskan dan dalam pelaksanaannya di lapangan para guru mengalami
banyak kesulitan, maka perlu dilakukan evaluasi komprehensif tentang
keterlaksanaan, hambatan-hambatan, dan efektivitas hasil pendidikan
karakter yang telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP.
Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera
dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan
suatu model pelaksanaandan evaluasinya secara lebih operasional dan efektif
sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Padahal pemerintah belum
mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran, maupun evaluasi
pendidikan karakter yang terstandar untuk mengevaluasi proses dan hasil
pendidikan karakter terintegrasi di SMP. Cara-cara umum yang banyak
dilakukan guru untuk penilaian pendidikan karakter siswa di sekolah lebih
menekankan pada penggunaan teknik observasi, skala sikap, dan penerapan
sistem poin. Cara-cara penilaian tersebut mengandung banyak kelemahan
seperti subjektif, sporadik, persepsional, inkonsistensi, kurang sistematik, dan
mengundang banyak perdebatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Perbaikan proses dan hasil pendidikan karakter di SMP bisa dimulai dari
dukungan data hasil evaluasi yang dilaksanakan secara terencana, sistematis,
objektif berdasarkan sistem asesmen yang valid dan efektif. Untuk itu, perlu
dikembangkan soal-soal tes yang dapat digunakan untuk melakukan asesmen
hasil pendidikan karakter, khususnya karakter religius dan toleransipada
siswa SMP.
Di Indonesia pemerintah belum mengembangkan evaluasi yang
berstandar nasional bagi Pendidikan karakter. Padahal untuk evaluasi kognitif
di lingkungan sekolah yaitu melalui Ujian Nasional menghabiskan dana
trilyunan rupiah. Hal ini yang menjadi keprihatinan. Pendidikan karakter
telah dirancang namun belum ada alat untuk mengukur apakah pendidikan
karakter tersebut sudah terlaksana dengan baik atau sebaliknya. Tanpa adanya
alat ukur bagi pendidikan karakter mustahil dapat meningkatkan pendidikan
karakter yang efektif dan sesuai dengan situasi realitas.
Belum adanya penelitian tentang evaluasi pendidikan karakter religius
menyebabkan remaja acap kali kurang memaknai pelaksanakan ajaran
agamanya, terbukti saat di tempat ibadah bukan berdoa tetapi mengobrol.
Siswa cenderung tidak sungguh-sungguh berdoa saat sebelum maupun
sesudah pelajaran. Terkadang bagi siswa keyakinan seseorang menjadi bahan
lelucon yang biasa. Siswa juga kurang memahami makna dibalik hari raya
agamanya dan agama lain. Bahkan sering ditemukan siswa hanya mau
berteman dengan kaum yang mayoritas dan memiliki keyakinan yang sama
dengan dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Akibat dari belum adanya penelitian tentang evaluasi pendidikan
karakter toleransi juga menyebabkan remaja tidak mampu menghargai
perbedaan. Baik perbedaan agama, suku, etnis, sikap, pendapat bahkan
tindakan orang lain yang berbeda darinya. Cenderung memilih bergaul
dengan kelompok tertentu membuat mereka nyaman, tetapi mengucilkan
suku atau agama yang berbeda darinya. Perilaku bullying seperti ini
seringkali ditemukan di sekolah, baik disadari ataupun tidak. Sering
ditemukan siswa lebih memilih berbicara dengan teman sebangkunya
daripada memperhatikan materi pelajaran yang sedang dijelaskan. Hal ini
menunjukkan kurangnya rasa menghormati dan tidak mau mendengarkan.
Tidak hanya itu, siswa sering menghina temannya yang diminta untuk maju
ke depan. Bagi mereka menghina dengan nama julukan itu hal yang biasa.
Laki-laki dan perempuan juga cenderung berkelompok. Saat diminta
bergabung dan berbaur mereka enggan.
Serangkaian dengan gerakan internalisasi produk penelitian sebelumnya
pada skala nasional, penelitian dan pengembangan ini bermaksud
menghasilkan Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media
Film Karakter yang dapat dimanfaatkan dan diinternalisasikan untuk
mengukur hasil pendidikan karakter dan memetakan upaya
perbaikan/optimalisasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMP pada skala
nasional di Indonesia. Media film dipilih sebagai basis asesmen ini karena
aspek sikap, afeksi, akomodasi, dan perilaku berkarakter lebih
menginternalisasi dibanding cara-cara/media asesmen lainnya.Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
penelitian ini, asesmen pendidikan karakter dirancang dengan
memvisualisasikan kasus yang memuat dilemma moral, klarifikasi nilai, atau
gambaran perilaku berkarakter melalui potongan film karakter dengan durasi
tayang 1-2 menit, kemudian berdasarkan isi potongan film itu, siswa diminta
merespon/menjawab soal-soal yang menyertainya.
Berdasarkan hal di atas peneliti melakukan penelitian dan pengembangan (research
and development) yang bertujuan untuk menghasilkan prototipe soal-soal tes
asesmen pendidikan karakter berbasis media film karakter yang diujicobakan pada
peserta didik kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4 Wates dengan mengangkat
judul PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES ASESMEN HASIL
PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN KARAKTER TOLERANSI
BERBASIS FILM KARAKTER (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII C
dan VIII A SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diketahui
berbagai masalah yang terjadi terkait dengan pengembangan prototipe soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis film pada
siswa SMP, dapat diidentifikasikan berbagai maslaah sebagai berikut :
1. Belum terwujudnya tujuan dari pendidikan nasional.
2. Semua guru wajib memasukkan aspek pendidikan karakter dalam
pembelajaran di kelas, namun dalam pelaksanaannya para guru terkendala
banyak kesulitan dan hasilnya belum memuaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Evaluasi hasil pendidikan karakter religius masih langka dilakukan karena
belum ada model asesmen dengan menggunakan tes.
4. Evaluasi hasil pendidikan karakter toleransi masih langka dilakukan karena
belum ada model asesmen dengan menggunakan tes.
5. Pemerintah belum memikirkan evaluasi pendidikan karakter dengan metode
yang tepat selain observasi dan skala sikap.
6. Pendidikan karakter terintegrasi sudah terlaksana mulai tahun 2010 hingga
sekarang, tetapi hasilnya belum optimal dan banyak kendala.
7. Belum dikembangkan model asesmen yang dapat digunakan untuk
memotret persoalan-persoalan proses dan hasil pendidikan karakter religius
dan toleransi.
8. Belum ditemukan soal-soal tes hasil pendidikan karakter yang efektif
digunakan untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter religius dan
toleransi.
9. Perlu pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karkater
religius dan toleransi berbasis film.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab
permasalahan yang teridentifikasi diatas, khususnya terkait butiran masalah
nomor 3,4,7,8 dan 9 dengan mengkaji capaian karakter religius dan toleransi
SMP Negeri 4 Wates. Melalui pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis film.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dirumuskan permasalahan
yang menjadi fokus penelitian dan pengembangan (research and
development) ini sebagai berikut :
1. Seperti apa prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius
dan karakter toleransi yang efektif untuk dikembangkan di SMP Negeri 4
Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A?
2. Seberapa baik kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius
dan soal tes karakter toleransi berbasis film pada siswa kelas VII C dan
VIII A SMP Negeri 4 Wates dengan cara melihat validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya beda?
3. Seperti apa gambaran capaian hasil pendidikan karakter religius dan
karakter toleransi berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes
ini di SMP Negeri 4 Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A?
4. Seberapa efektif penggunaan prototipe soal tes pendidikan karakter
religius dan karakter toleransi berdasarkan penilaian siswakelas VII C dan
VIII A di SMP Negeri 4 Wates?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius
dan karakter toleransi berbasis film karakter yang efektif untuk
diiujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Menguji kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan
soal tes asesmen hasil pendidikan karakter toleransi berbasis film meliputi
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda di SMP Negeri 4
Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A.
3. Memperoleh gambaran capaian hasil pendidikan karakter religius dan
toleransi berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe di SMP Negeri 4
Wates pada siswa kelas VII C dan VIII A.
4. Menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berdasarkan siswa kelas
VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan adalah prototipe soal tes hasil asesmen hasil
pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis film :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel 1. 1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Nama Produk Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter Toleransi di SMP Berbasis Media Film Karakter.
2. Bentuk Produk Buku panduan prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter
religius dan toleransi di SMP berbasis media film karakter yang
berdurasi 1-2 menit.
3. Fungsi Produk Panduan untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter
religius dan toleransi di SMP yang berdampak implikatif pada
manajemen pengembangan program (merencanakan,
mendesain, mengimplimentasikan, dan mengevaluasi program) pendidikan karakter di SMP.
4. Kriteria
Efektifitas Model
Aplikatif, fisibel, realistik, akurat, komprehensif, praktis,
ekonomis, dan mudah digunakan konselor atau guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran di SMP.
5. Komponen
Model
1. Identifikasi nilai dalam program pendidikan karakter.
2. Identifikasi dan pemilihan film yang bermuatan
karakter. 3. Perancangan (designing) pemotongan film bermuatan
karakter dan soal tes relevan.
4. Penentuan kriteria, norma scoring, dan penyusunan rubrik penilaian.
5. Implementasi asesmen dan evaluasi hasil pendidikan
karakter di SMP.
6. Penggunaan Produk atau
Model
Pembuat kebijakan, pengembang dan pelaksana pendidikan karakter reigius dan toleransi di SMP (pemerintah, kepala
sekolah, konselor atau guru BK, dan guru mata pelajaran di
SMP).
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berbagai pihak,
baik itu manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
mengenai pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan
karakter religius dan toleransi berbasis film.
2. Manfaat Praktis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Bagi kepala sekolah dan guru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur pihak sekolah untuk
mengetahui, memahami dan melaksanakan pendidikan karakter religius
dan toleransi berbasis film.
b. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman karakter religius
dan toleransi peserta didik, sehingga peserta didik mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui efektif prototipe soal tes hasil asesmen untuk
mengukur pendidikan karakter religius dan toleransi peserta didik SMP.
d. Bagi peneliti lain
Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah untuk pengetahuan
tambahan dan acuan untuk peneliti selanjutnya yang berminat meneliti
pengembangan prototipe soal tes hasil asesmen untuk mengukur
pendidikan karakter religius dan toleransi pada siswa SMP. Selain itu
juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan
penelitian dengan topik pendidikan karakter di sekolah.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi-asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Model soal tes asesmen pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis
film ini dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan program
pendidikan karakter siswa SMP guna meningkatkan efektifitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Model soal tes asesmen pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis
film ini merupakan dasar untuk pengembangan model asesmen pendidikan
karakter berbasis media film karakter pada masa yang akan datang
sehingga pendidikan karakter SMP di Indonesia dapat terlaksana secara
maksimal.
Keterbatasan yang timbul dalam penelitian dan pengembangan
(Research and Development) yaitu :
1. Dalam mencari film karakter peneliti tidak mudah untuk mencari film
yang tepat dengan judul penelitian tes hasil asesmen.
2. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti speaker, dan LCD
Proyektor.
3. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca pertanyaan yang
ditampilkan setelah penanyangan film.
4. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti apakah benar-benar memuat upaya
peningkatan suatu dilema moral.
5. Peserta didik yang tidak mau membaca dengan cepat pertanyaan yang
ditampilkan setelah penayangan film.
6. Peserta didik mengantuk, menjawab pertanyaannya tidak serius dan asal
mengerjakan.
I. Definsi Istilah
1. Prototipe soal dalam penelitian ini adalah bentuk fisik pertama dari suatu
objek yang direncanakan, dibuat dalam suatu proses produksi, mewakili
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bentuk dan dimensi dari objek yang asli dan digunakan untuk objek
penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
2. Soal tes merupakan pertanyaan yang disajikan untuk dijawab peserta didik
sehingga memperoleh informasi/mengetahui dan mengukur sesuatu dalam
suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
3. Asesmen merupakan proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari
suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang
ditetapkan.
4. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan sesama.
5. Karakter religius adalahperilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
6. Karakter toleransi adalah perilaku yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
7. Film karakter adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang memuat nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
8. Peserta didik SMP merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki
sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori yang dijadikan dasar untuk membangun
kerangka konsepsual. Berdasarkan judul penelitian, maka dalam bab ini peneliti
akan mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan variabel penelitian,
yaitu hakekat evaluasi,asesmen dan tes,hakekat pendidikan karakter religius dan
toleransi, asesmen pendidikan karakter, media film dalam pendidikan karakter,
hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir.
A. Hakekat Evaluasi, Asesmen, dan Tes
1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes
a. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berguna untuk mengukur dan menilai penguasaan
suatu programberjalan efektif atau tidak efektif. Departemen
Pendidikan Nasional (2003) mengartikan evaluasi sebagai kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah
direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat
pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai.
Ralph Tyler (Arikunto, 2013) menegaskan evaluasi adalah
sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejuah mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan tercapai. Dengan kata lain,
evaluasi sebagai proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar. Jadi,
evaluasi sebagai proses menilai sesuaitu yang didasarkan pada kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan
pengambilan keputuasan atas obyek yang dievaluasi.
Evaluasi sebagai proses merencanakan, memeroleh dan
menyediakan informasi sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan
instrumen tes maupun non tes.
b. Pengertian Asesmen
Linn dan Grounlund (Uno dan Koni, 2012: 1) menegaskan
asesemen (penilaian) adalah prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata
pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar.
Asesmen juga dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non
pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan
aturan tertentu. Selain itu, asesmen merupakan sebuah proses yang
ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan mengenai para peserta didik,
kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode dan
atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga yang
menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.
Asesmen sering disebut sebagai salah satu bentuk penilaian,
sedangkan penilaian merupakan salah satu kompenen dalam evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tindakan suatu pengukuran yang bersifat kuantitatif dan penilaian yang
bersifat kualitatif adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari assesmen.
c. Pengertian Tes
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan
kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam
kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas (Departemen
Pendidikan Nasional, 2003). Agar memberikan hasil yang dapat
menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya, maka tes perlu
dilakukan berulang-ulang, instrumen tes yang digunakan harus valid
dan reliabel. Tes didefinisikan sebagai pertanyaan, tugas atau
seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi
tentang suatu atribut pendidikan atau atribut psikologis tertentu.
Arikunto (2012) menegaskan tes adalah suatu cara untuk
melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan
siswa. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyan-pertanyaan itu
dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan
kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai masukan yang
penting untuk mempertimbangkan siswa. Jadi, tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
2. Tujuan dan Fungsi Asesmen
a. Tujuan Asesmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Adapun tujuan asesmen menurut Sumardi & Sunaryo (2006) adalah:
1) Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif
tentang kondisi anak saat ini.
2) Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan
hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-
kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang
dibutuhkan anak.
3) Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.
b. Fungsi Asesmen
Poerwati (2001: 38) mengatakan fungsi asesmen ada empat yaitu:
1) Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
2) Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan
tentang langkah pemilihan program, pengembangan kepribadian
dan penjurusan.
3) Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa
dikembangkan serta sebagai alat diagnosis perlu tidak siswa
mengikuti remedial atau program pengayaan.
4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Ruang Lingkup Asesmen
Isi model penilaian ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik
penilaian,langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengelolahan hasil
penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep
penilaian, dijelaskan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan
rambu-rambu penilaian.
Uno, Hamzah dan Satria Koni (2012:17) menjelaskan isi model
penilaian kelas meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian,
langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengolahan hasil penilaian serta
pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan
dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi
penilaian, dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan
berbagai cara dan alat penilaian.
4. Prinsip-prinsip Asesmen
Prinsip-prinsip asesmen ada lima, yaitu prinsip validitas, prinsip
reliabilitas, prinsip komprehensif, prinsip objektifitas, dan prinsip mendidik.
a. Prinsip Validitas adalah menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat
penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai
dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
b. Prinsip Reliabilitas adalah menjaga konsistensi (keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan
yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Prinsip Komprehensif adalah penilaian yang dilakukan harus
menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap
kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk
menilai beragam kompetensi.
d. Prinsip Objektivitas adalah proses penilaian yang dilakukan harus
meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari
penilai.
e. Prinsip Mendidik adalah penilaian dilakukan bukan untuk
mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa
tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa
membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam rentang
cakupan pencapaian suatu kompetensi).
5. Jenis-jenis Asesmen
Asesmen dikategorikan menjadi dua menurut Blaustein (dalam
Sudjana: 2008) yaitu:
a. Asesmen Konvensional
Biasanya menggunakan paper and pencil test atau disebut
dengan asesmen formal atau asesmen konvensional. Disebut demikian
karena metode inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper
and pencil test hanya dapat mengukur kemampuan kognitif peserta
didik namun belum dapat mengukur hasil belajar peserta didik secara
holistik.Soal-soal tes tradisional dibagi menjadi 2 tipe yaitu selected
response items (soal pilihan ganda dan benar-salah, memungkinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
siswa memilih jawaban di antara alternatif yang tersedia)
dan constructed-response item (esai atau jawaban pendek mengisi titik-
titik, mengharuskan siswa memberikan jawabannya sendiri).
b. Asesmen Berbasis Kinerja
Asesmen ini menginginkan siswa dapat mengerjakan tugas
tertentu seperti menulis esai, melakukan eksperimen, menginterpretasi
solusi untuk masalah atau menggambarkan sesuatu. Siswa mengerjakan
beragam tugas selama beberapa hari, bukan tugas yang dapat diakses
beberapa menit. Hal ini merupakan upaya mengukur berbagai macam
keterampilan dan proses intelektual yang kompleks. Asesmen kinerja
bisa dalam bentuk portofolio siswa atau penilaian dalam proses belajar
mengajar misalkan dalam kerja kelompok, eksperimen, atau diskusi
kelompok.
6. Teknik- Teknik Asesmen
Menurut Poerwanti (2001: 34), dilihat dari tekniknya, asesmen
dibedakan menjadi dua macam yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes
namun pada umumnya pengajar lebih banyak menggunakan tes sebagai alat
ukur dengan rasional bahwa tingkat obyektivitas evaluasi lebih terjamin, hal
ini tidak sepenuhnya benar. Dua teknik asesmen:
a. Teknik tes, adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang
yang diberi tes, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut,
akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tersebut. Tes sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas
penggunaannya.
b. Teknik nontes, dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung
ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula
dilakukan dengan sosiometri, teknik non tes digunakan sebagai
pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam
pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini
dapat bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak.
Dalam KBK teknik non tes disarankan untuk banyak digunakan.
7. Tes sebagai Teknik Asesmen
Arikunto (2012) menegaskan tes adalah prosedur pengukuran yang
sengaja dirancang secara sistematis untuk mengukur atribut tertentu
dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas
dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi
yang relatif sama. Respon subjek atas tes merupakan perilaku yang ingin
diketahui dari penyelenggaraan tes karena tes mengukur perilaku, sebagai
manifestasi atribut psikologis atau tingkah laku individu yang akan diukur.
Tes sebagai teknik asesmen dapat meyediakan informasi-informasi
objektif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan
keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar.
Tes ini dilakukan sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, sehingga bergulir
tanpa henti (dynamic assesment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
B. Pendidikan Karakter Religius dan Toleransi
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,
yang mampu memengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu
pembentukan watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan
bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,
bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Zubaedi (2013) menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai
upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk
sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan,
diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut
antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial,
kecerdasan berpikir, dan berpikir logis.
Lickona (dalam Gunawan, 2014:23) mendefinisikan pendidikan
karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang
melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata
seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,
menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Elkind & Sweet
(dalam Gunawan, 2014:23) mendefinisikan pendidikan karakter adalah
upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti
atas nilai-nilai etis/susila.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Selain itu pendidikan karakter berarti usaha sengaja untuk membantu
manusia menusia, peduli tentang dan melaksanakan nilai-nilai etika
inti.Pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan secara holistis
yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah kehidupan sosial peserta
didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang
mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari beberapa definisi di atas, pendidikan karakter adalah upaya-
upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk
menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama hukum, tata krama, budaya,
dan adat istiadat.
2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
a. Tujuan Pendidikan Karakter
Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan
karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk
karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi:
1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik
2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3) Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap
percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai
umat manusia.
Fathurrohman, dkk (2013) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
karakter secara khusus, yaitu untuk:
1) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa
yang religius
2) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusai dan
warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter
bangsa.
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa.
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
5) Mengemmbangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuhu kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tingggi dan
penuh kekuatan.
b. Fungsi Pendidikan Karakter
Kemendiknas (2011: 7) bahwa pendidikan karakter berfungsi:
1) Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat
manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik
3) Membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri,
dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu
harmoni.
c. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah menurut
Kemendiknas (2010) adalah sebagai berikut:
1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etik sebagai basis karakter
2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya menckup
pemikiran, peasaan, dan perilaku
3) Menggunankan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk
membangun karakter
4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian
5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
perilaku yang baik
6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua pesreta didik, membangun
karakter peserta didik, dan membantu peserta didik untuk sukses
7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diripada para peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang
berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada
nilai dasar yang sama
9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter
10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra
dalam usaha membangun karakter
11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-
guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan
peserta didik
Menurut Fathurrohman (2013) prinsip-prinsip pendidikan karakter
sebagai berikut:
1) Berkelanjutan yang artinya bahwa proses pengemabngan nilai-nilai
karakter merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal
peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
2) Pengembangan nilai-nilai karakter terintegrasi melalui setiap mata
pelajaran dan setiap kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan
kokurikuler.
3) Nilai karakter tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses
belajar.
4) Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Hakekat Karakter Religius
a. Pengertian Karakter Religius
Religiusitas berasal dari bahasa Latin religious yang merupakan kata
sifat dari kata benda religio dan kemudian dihubungkan menjadi kata re-
eligere yang berarti mengikat kembali. Menurut Glock dan Stark (1965),
religiusitas adalah suatu bentuk kepercayaan adi kodrati di mana di
dalamnya terdapat penghayatan dalam kehidupan sehari-hari dengan
menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Religiusitas merupakan aspek yang telah dihayati oleh individu di
dalam hati, getaran hati nurani pribadi, dan sikap personal. Kata religius
sendiri dipahami secara beragam, bukti pemaknaan ini dapat ditemukan di
di lingkungan sekitar.
Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat atau patuh dalam
menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan hidup antar
pemeluk agama lain.Definisi religius adalah suatu cara pandang seseorang
mengenai agamanya serta bagaimana orang tersebut menggunakan
keyakinan atau agamanya dalam kehidupan sehari-hari(Earnshaw, 2000).
b. Aspek-Aspek Karakter Religius
Menurut Glock dan Stark (1965) religiusitas mempunyai lima
dimensi (aspek) yaitu :
1) Dimensi Keyakinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dimensi ini membicarakan mengenai keyakinan. Keyakinan dapat
dipelajari dalam ragam cara dan metode. Struktur keyakinan terdapat
tiga bagian; pertama setiap agama memiliki keyakinan yang peran
utamanya adalah mengakui keberadaan yang ilahi dan untuk
menerangkan karakter-karakter; kedua terkait dengan keyakinan akan
dosa asal, keselamatan manusia, dan penghakiman terakhir; ketiga tata
tingkah laktu yang harus di kaitkan terhadap Tuhan dan terhadap
sesama.
2) Dimensi Peribadatan
Dimensi peribadatan dengan praktik-praktik keagamaan yang
dilakukan oleh pemeluk agama. Dalam dimensi ini praktik-praktik
keagamaan bisa berupa praktik keagamaan secara personal maupun
secara umum. Seorang yang religiusitas mampu menjalankan ibadat
yang diyakini dengan rutin, misalnya mengikuti perayaan Ekaristi dan
ibadat, pujian, doa, perayaan puasa.
3) Dimensi Penghayatan
Dimensi penghayatan membahas tentang penghayatan seseorang
terhadap ajaran agamanya, dan bagaimana perasaan mereka terhadap
Tuhan, dan bagaimana mereka bersikap terhadap agama.
4) Dimensi Pengetahuan
Dimensi ini menyangkut pengetahuan mengenai ajaran iman dan kitab
suci. Mampu memiliki informasi dan pengetahuan yang memadai
mengenai hal-hal agama dan iman. Untuk mengetahui pengatahuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan dapat juga dibuktikan dengan memeriksa tingkat pengetahuan
terkait dengan membaca kitab suci dan pengetahuan tentang iman dan
agama.
5) Dimensi Pengalaman
Setiap agama memiliki harapan terdasar yaitu mencapai pengetahuan
akan yang ilahi atau yang tertinggi. Pengalaman ini melibatkan juga
emosi, persepsi, dan sensasi. Ada empat tempat dimana perasaan
religius diekspresikan. Tempat-tempat tersebut adalah perhatian,
kognisi, kepercayaan atau iman dan ketakutan. Pertama perhatian, ini
terkait dengan tema-tema seperti tujuan hidup dan ketidakpuasan akan
dunia sekarang, kedua kognisi ini terkait dengan kesadaran akan yang
ilahi, ketiga kepercayaan ini berkaitan dengan ketergantugan kepada
yang ilahi atau penyerahan kepada yang maha tinggi, dan keempat
ketakutan, hal ini tidak menekankan rasa takut yang ilahi.
c. Karakteristik Individu Berkarakter Religius
Individu yang memiliki religiusitas tinggi akan tercermin dalam
perilakunya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Glock dan Stark (1965)
dalam dimensi religiusitas karakteristik individu memiliki religiusitas
berdasarkan dimensi religiusitas yaitu :
1) Memiliki ciri utama berupa keyakinan yang kuat, ini mengkaitkan
dengan iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab dan nabi. Seorang
yang memiliki religiusitas akan merasa yakin atau percaya bahwa Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang memberikan rahmat dan anugerah. Melakukan kebaikan-kebaikan
terhadap orang lain di dunia, melaksanakan perintah Allah, serta
meyakini adanya hal-hal dianggap suci dan sakral, seperti kitab suci,
tempat ibadah.
2) Mengerjakan kegiatan kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan
diajarkan oleh agamanya.
3) Perilaku-perilaku yang ditunjukkan disesuaikan dengan motivasi oleh
ajaran-ajaran agamanya seperti suka menolong, bekerjasama,
berderma,menegakan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur,
memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, memaafkan.
4) Mengetahui dan memahami hal-hal yang pokok mengenai dasar-dasar
keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi terhadap ajaran
agamanya. Dengan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
agama yang dianut, seseorang akan lebih paham tentang ajaran agama
yang dipeluknya.
5) Merasakan pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang
merupakan keajaiban yang datang dari Allah, seperti merasakan bahwa
doanya dikabulkan Allah, merasakan ketentraman karena menuhankan
Allah, tersentuh dan bergetar ketika bersyukur atas nikmat yang
dikaruniakan Allah.
d. Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Religius
Menurut Yusuf (2009) pembentuk religiusitas dipengaruhi oleh
faktor pembawaan dan lingkungan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1) Faktor Bawaan
Setiap manusia yang ahir ke duia, menurut tingkat kejadiannya
mempunyai potensi religiusitas atau keimanan kepad Tuhan atau
percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan
kehidupan alam semesta. Masyarakat yang primitif muncul
kepercayaan terhadap roh-roh gaib yang dapat memberikan kebaikan
atau malapetaka.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan itu tiada lain adalah lingkungan individu itu
hidup. Lingkungan itu adalah keluarga, sekolah dan masyarakat:
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak
remaja. Oleh karena itu kedudukan keluarga dalam perkembangan
kepribadian sangat dominan. Dalam hal ini, orang tua mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan tingkat
religiusitas anak remaja. Peranan orang tua dalam menumbuhkan
religiusitas anak remaja yaitu:
i. Orang tua merupakan pembina pribadi yang sangat penting bagi
remaja, dan tokoh yang diidentifikasi atau ditiru anak remaja,
maka hendaknya orang tua memiliki kepribadian yang baik atau
berakhal mulia.
ii. Orang tua hendaknya memperlakukan anaknya dengan baik.
Sikap dan perilaku orang tua yang baik adalah memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
curahan kasih sayang yang ikhlas, bersikap respek, menerima
anak sebagaimana biasanya, mau mendengar keluhan anak,
memaafkan kesalahan anak dan meminta maaf bila orang tua
sendiri salah dan meluruskan kesalahan anak dengan alasan
yang tepat.
iii. Orang tua hendaknya memeihara hubungan yang harmonis
penuh pengertian dan kasih sayang maka akan mempengaruhi
perkembangan anak remaja.
iv. Orang tua hendaknya membimbing, mengajarkan dan
melakukan ajaran agama.
b) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
sistematik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan
pelatihan pada anak. Menurut Hurlock (1996) pengaruh sekolah
terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena
sekolah merupakan substansi dari keluarga dan guru substansi dan
orang tua.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat yang dimaksud adalah situasi atau
kondisi interaksi sosial dan sosio kultural yang secara potensial
berpengaruh terhadap perkembangan remaja dalam religiusitas atau
kesadaran individu. Dalam masyarakat individu akan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
interkasi sosial dengan teman-teman sebaya atau masyarakat
lainnya.
D. Hakekat Karakter Toleransi
1. Pengertian Karakter Toleransi
Wibowo (2012:101) menjelaskan toleransi adalah sikap dan
tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnik, pendapat sikap,
dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sikap toleransi adalah
menghormati martabat dan hak semua orang meskipun keyakinan dan
perilaku mereka berbeda dengan kita(Zubaedi, 2011:63). Pengertian lain,
sikap toleransi dapat menerima penyimpangan dari hal yang dipercayai atau
praktik-praktik yang berbeda dengan yang dilakukan diri sendiri atau
menerima hal-hal yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan diri
(Samani dan Hariyanto, 2012:54). Pengertian sikap toleransi dapat
disimpulkan sebagai sikap yang menghormati martabat hak semua orang,
dapat menerima dari hal yang berbeda dengan yang dilakukan diri sendiri,
atau hal-hal yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan diri sendiri.
Sikap toleransi termasuk karakter yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter Sekolah
Menengah terdiri dari amanah, menghormati, atau menghargai, tanggung
jawab, adil, jujur, dan sportif, peduli, serta kewarganegaraan. Berdasarkan
nilai-nilai diatas dapat dikembangkan sikap-sikap seperti religius, jujur,
disiplin, kerja keras, toleransi, jujur, berani, mandiri dan lain sebagainya.
Indikator seorang siswa yang dikatakan memiliki nilai toleransi di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
adalah menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh
warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial,
status ekonomi, dan kemampuan khas.
2. Aspek-aspek Karakter Toleransi
Cohen & Almagor (2006) mendefinisikan aspek-aspek toleransi
sebagai berikut:
a. Sikap yang lembut (lenient attitude), yang berarti menghargai setiap
pendapat yang dilontarkan orang lain, sebab tiap pendapat yang ada
memiliki hak yang sama untuk didengarkan dan dihargai.
b. Kebebasan berekspresi.
c. Tidak memaksakan apapun pilihan orang lain, sebab memaksakan
pilihan orang lain berarti menjembatani hak asasi manusia.
3. Karakteristik Individu Berkarakter Toleransi
Karakteristik sikap toleransi terdiri dari dua karakteristik (Zubaedi,
2011:64) yaitu saling menghargai tanpa membedakan suku, gender,
penampilan, budaya, keyakinan, kemampuan, dan dapat menghargai orang
lain meskipun berbeda pandangan. Karakteristik sikap toleransi yang lain
(Suyadi, 2013:66) yaitu saling menghargai siswa yang mengalami kesulitan,
saling bekerja sama dan bersinergi bersama, mengenal potensi diri, saling
mengagumi dan memahami, serta menghargai tanpa berupaya memalsukan
diri menjadi orang lain.
Karakteristik toleransi dapat ditarik kesimpulan yaitu saling
mengahargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
keyakinan, kemampuan, dapat menghargai orang lain meskipun berbeda
pandangan, saling menghargai siswa yang mengalami kesulitan, saling
bekerja sama dan bersinergi bersama, mengenali potensi diri, saling
mengagumi dan memahami, serta menghargai tanpa berupaya memalsukan
diri menjadi orang lain.
4. Unsur-UnsurKarakterToleransi
Unsur-unsur yang perlu ditekankan dalam sikap toleransi menurut
Khisbiyah (2007) :
a. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan
Dimana setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak
maupun berkehendak menurut dirinya sendiri. Kebebasan ini diberikan
sejak lahir sampai nanti ia meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan
yang manusia miliki tidak dapat digantikan atau direbut oleh orang lain
dengan cara apapun.
b. Mengakui hak setiap orang
Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam
menentukan sikap perilaku masing-masing.
c. Menghormati keyakinan orang lain
Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaaan, bahwa
tidak ada orang atau kelompok yang berkeras memaksakan
kehendaknya sendiri kepada orang atau kelompok lain.
d. Saling mengerti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama manusia bila
mereka tidaak ada saling mengerti. Saling anti dan saling membenci,
saling berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya
saling mengerti dan menghargai antara satu dengan yang lain.
E. Asesmen Pendidikan Karakter
1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter
Albertus (2015) menegaskan penilaian pendidikan karakter pada
hakikatnya adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara terus menerus
dari individu untuk menghayati peran dan kebebasannya bersama orang lain
dalam sebuah lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas moralnya
sebagai manusia. Hanya individu yang terbuka pada pengalaman diri
dengan yang lain mampu menentukan apakah dirinya telah menjadi manusia
berkarakter atau bukan.
2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter
Evaluasi pendidikan karakter di SMP sangat relevan dilakukan
dalam upaya untuk melihat secara jujur dan objektif apakah pendidikan
karakter di SMP sungguh ada dan terlaksana sesuai dengan tujuan, prinsip,
asas, dan mekanisme penyelenggaraan pendidikan karakter secara
konseptual. Apabila itu terlaksana, maka program tersebut menguntungkan,
berfungsi dan bermanfaat bagi menunjang perkembangan peserta didik. Jika
dalam pelaksanaan program ditemukan faktor-faktor kendala atau hambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
maka dibutuhkan data dan analisis yang sistematis melalui evaluasi program
yang diharapkan dapat dilakukan sendiri oleh penyelenggara program.
F. Teknik-Teknik Asesmen Pendidikan Karakter
Airasian (2000) mengatakan metode asesmen dibedakan menjadi tiga
yaitu teknik tertulis (paper-pencil techniques), teknik observasi (observation
techniques), dan teknik pertanyaan lisan (oral questioning techniques). Teknik
tertulis (paper-pencil techniques) mengacu kepada metode asesmen dimana
siswa menuliskan responnya terhadap pertanyaan-pertanyaan atau masalah-
masalah. Oberavasi adalah suatu proses melihat atau mendengar individu
melakukan suatu aktivitas (observasi proses) atau untuk menilai suatu produk
(observasi produk). Sedangkan teknik pertanyaan lisan adalah metode asesmen
dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada individu.
Mengukur ranah afektif tidak semudah mengukur ranah kognitif.
Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti
pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku peserta didik dapat
berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu
yang relatif lama. Sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku peserta
didik, bukan pengetahuannya.
G. Kekuatan dan Kelemahan Tes dalam Pendidikan Karakter
Arikunto (2003) menegaskan tes objektif adalah tes yang dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif terdapat
kelemahan dan kelebihan, sebagai berikut.
a. Kelebihan tes objektif, yaitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1) Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di
hindari campur tangan unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta
didik maupun segi guru yang memeriksa.
2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
3) Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain.
4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
5) Untuk menjawab tes objektif tidak banyak memakai waktu
6) Reliabilitinya lebih tinggi kalau dibandingkan dengan tes essay,
karena penilainya bersifat objektif.
7) Validitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena samplingnya
lebih luas.
8) Pemberian nilai dan cara menilai tes objektif lebih cepat dan mudah
karena tidak menuntut keahlian khusus.
9) Tes objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga
mudah dilaksanakan.
b. Kelemahan tes objektif
1) Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes essay
karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari
kelemahan-kelemahan yang lain.
2) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
4) Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan sol tes lebih
terbuka
5) Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban,
karena belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
6) Tes sampling yang diajukan kepada peserta didik cukup banyak dan
hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk
menjawabnya.
7) Tidak bisa mengajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi.
8) Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item tes harus
sebanyak jumlah pengikut tes.
Beberapa bentuk tes objektif yaitu salah-benar (true-false), pilihan
ganda (multiple choise), isian (completion), jawaban singkat (short answer),
dan menjodohkan (matching). Masing-masing bentuk tes objektif
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Salah satu bentuk tes objektif yaitu
pilihan ganda mempunya kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
a. Kelebihan
1) Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
2) Terstruktur dan petunjuknya jelas.
3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi
diagnostik
4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban
5) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Kelemahan
1) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama
2) Sulit menemukan pengacau
3) Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah,
kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide
4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
H. Media Film dalam Pendidikan Karakter
1. Karakteristik Media Film Karakter
Undang-undang No 8 Tahun 1992 menyatakan tentang perfilman
bahwa film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,
dan atau bahan hasil penemuan teknologi lannya dalam segala bentuk, jenis,
dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses yang lain,
dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditanyangkan
dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau yang lain.
Kustandi dan Sutjipto (2013:64) menegaskan bahwa film
merupakan gambar-gambar dalam frame. Frame-frame tersebut
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar tersebut hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian
sehingga memberikan visual yang kontinu. Film adalah serangkaian gambar
yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
urutan tingkatan yang berjalan sehingga mengambarkan pergerakan yang
tampak normal.
Film merupakan media visual yang dapat digunakan untuk media
pembelajaran dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan karakter.
Film membawa makna khusus untuk menanamkan nilai-nilai yang bermoral
dapat membentuk suatu kepribadian seseorang, khususnya remaja pada
zaman sekarang. Film juga dapat membius untuk mempengaruhi para
penonton, seperti membuat penonton menangis, tersenyum, ataupun terharu
dalam hitungan detik saja. Oleh sebab itu, film yang bertemakan pendidikan
karakter harus diperhatikan penggunaan sebagai media pembelajaran yang
kedepannya menjadi suatu sarana serta prasarana pembentukan kepribadian
bangsa.
Ratu Husmiati (2010) menyatakan media film sebagai media
pembelajaran sejarah menurut pendapat mahasiswa lebih banyak memiliki
kelebihan daripada kelemahannya.Sebagai sample diambil 50 orang dengan
cara simple random sampling. Sumber data penelitian menggunakan angket.
Teknik analisa data menggunakan deskritif kuantitatif yang diperjelas
dengan frekuensi dan prosentase. Sebanyak 12(24%) responden menjawab
bahwa kegiatan pembelajaran yang menggunakan media film dalam
perkuliahan membuat proses perkuliahan menjadi sangat menarik dan
sangat variatif, 37(74%) responden menjawab media film membuat
perkuliahan bervariasi dan menarik dan hanya 1(2%) saja yang dinyatakan
kurang bervariasi dan tidak menarik pembelajaran yang menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
media film. Media film juga mengkongkritkan yang abstrak. Sangat jelas
bahwa dapat menjadi realitis dalam waktu singkat 35(70%) responden
menjawab demikian 10(20%) sangat realitis dan hanya 5(10%) saja yang
menjawab kurang ini membuktikan bahwa media film dapat
mengkongkritkan (menghadirkan realitis) dari sebelumnya abstrak dalam
waktu singkat. Sebanyak 12(24%) responden menganggap film sebagai
media audio visual menjadikan perkuliahan menjadi sangat
menyenangkan,33(66%) menyenangkan perkuliahan yang menggunakan
film, hanya 5(10%) saja yang berpendapat kurang menyenangkan
perkuliahan menggunakan media film. Sebanyak 29(58%) responden
menyatakan dapat menghasilkan hasil belajar menjadi baik, 14(28%)
menjadi lebih baik, hanya 7(14%) yang menyatakan kurang meningkatnya
hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan media film terkait materi
tujuan perkuliahan.
2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter
Menurut Kustandi & Sutjipto (2013) keuntungan menggunakan
media film sebagai berikut:
a. Film dapat memnyajikan suatu proses dengan lebih efektif
dibandingkan dengan media lain.
b. Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta
didik ketika membaca, berdiskusi, praktik dan lain-lain. Film
merupakan pengganti alam sekitar, bahkan dapat menunjukkan objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung
berdenyut.
c. Film memungkinkan adanya pengamatan yang baik terhadap suatu
keadaan/peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.
d. Film berguna mengajarkan keterampilan, karena memungkinkan
adanya pengulangan, sehingga keterampilan mampu dipelejari secara
berulang-ulang.
e. Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar, kecil,
heterogen maupun perorangan.
Menurut Kustandi & Sutjipto (2013) keterbatasan atau kekurangan
menggunakan media film sebagai berikut:
a. Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan berpikir yang sesuai
dengan kecepatan sebuah film. pada saat film ditayangkan, gambar-
gambar bergerak terus sehingga tidak semua peserta didik mampu
mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersbut.
b. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan
diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
3. Film sebagai Media Asesmen
Film berperan sebagai media asesmen menjadi salah satu manfaat
untuk proses penilaian pendidikan karakter. Pemilihan media asesmen harus
didasarkan pada kriteria penilaian yang objektif. Kriteria penilaian yang
objektif dapat melalui film karena film sifatnya konkret (realistis) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dapat menunjukkan pokok masalah sesungguhnya sehingga peserta diidk
dpat dibawa ke peristiwa tersebut. Film juga bermanfaat terutama untuk
mengembangkan pikiran, konsetrasi, menambah daya ingat, menumbuhkan
minat dan motivasi belajar. Sadiman (1989) mengungkapkan bahwa film
terbukti secara signifikan lebih baik dari media yang lain dalam hal
mengingat dan mampu mempengaruhi emosi para peserta didik.
I. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang terkait dengan prototipe soal tes hasil asesmen
pendidikan karakter religius dan toleransi berbasis media film masih sedikit
untuk dijadikan sumber hasil penelitian yang relevan. Berikut merupakan hasil
penelitian yang relevan yang bersangkutan dengan pendidikan karakter
berbasis media film.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Sri Mertasari (2016) dengan
judul “Media Online untuk Asesmen Pendidikan Karakter Terpadu”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat
bertindak sebagai media online untuk memfasilitasi pendidikan karakter
terpadu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Reseaecrh) atau PTK. Sumber data berupa tutorial, asesmen, dan problem
posing secara terpadu untuk materi pembelajaran dan pendidikan karakter.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data dan
kebutuhan perangkat lunak lainnya, perancangan desain cepat, implementasi,
dan evaluasi. Hasil penelitian ini adalah media pembelajaran online dapat
memfasilitasi pendidikan karakter terpadu yang dikembangkan secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan memfasilitasi pembelajaran yang direncanakan. Siswa dapat dengan lugas
bertukar informasi pembelajaran serta berkomunikasi dengan guru dan teman
sebayanya dalam berbagai kondisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Natalia (2017) dengan judul
“Peranan Penggunaan Media Film Terhadap Minat Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta”,
menghasilkan bahwa adanya manfaat media film terhadap minat belajar siswa
pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
J. Kerangka Pikir
Model tes asesmen hasil pendidikan karakter yang efektif belum ada di
SMP. Kalau pun ada, pedoman penilaian yang digunakan kurang operasional
dan penilaian hasil pendidikan karakter masih mengandalkan cara observasi
sehingga belum mampu menilai atau mengukur hasil pendidikan karakter
semua siswa. Perlu adanya model tes asesmen hasil pendidikan karakter yang
mampu mengukur hasil pendidikan karakter positif tidak hanya pada tataran
kognitif, tetapi juga afeksi hingga pengalaman-pengalaman nyata dari peserta
didik, terutama model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan
karakter toleransi. Hal itu dirasa penting oleh peneliti untuk mengembangkan
model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter, maka dikembangkan salah
satu model soal tes sebagai asesmen hasil pendidikan karakter religius dan
karakter toleransi peserta didik SMP melalui media film yang bermuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dilema moral yang berkaitan dengan karakter karakter religius dan karakter
toleransi.
Melalui media film yang bermuatan dilema moral, peserta didik SMP
dapat membayangkan peran karakter-karakter yang baik dalam film yang
bersangkutan untuk menuntunnya pada suatu tindakan nyata dalam
kehidupannya. Soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini
juga dapat membantu memberikan kemudahan bagi guru untuk menilai hasil
pendidikan karakter yang dilakukan kepada peserta didik di sekolah. Soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini terdiri dari 40 soal tes,
masing-masing karakter mewakili 20 butir soal tes dan potongan film tersebut
digabungkan menjadi satu agar menjadi soal tes berupa film karakter religius
dan karakter toleransi. Setiap potongan film dan satu pertanyaan memiliki
durasi 1-3 menit dengan jawaban bergradasi.
Model Tes Asesmen Hasil
Pendidikan Karakter yang
efektif belum ada.
Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil
Pendidikan Karakter Religius Dan
Toleransi Berbasis Film Karakter Di
SMP
1.Penilaian hasil
pendidikan karakter
yang ada masih pada
tataran kognitif.
2.Pedoman penilaian
yang digunakan tidak
operasional.
Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang model pengembangan, prosedur
pengembangan, uji coba produk (desain uji coba, subjek coba, jenis data, instrumen
pengumpulan data dan teknik analisis data).
A. Model Pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research &
development). Research & Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tertentu (Sugiyono, 2015). Penelitian ini bertujuan agar produk yang
dihasilkan dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian
untuk menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan
(research & development) dapat menjadi sarana antara penelitian dasar dengan
penelitian terapan yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara
praktis dapat diaplikasikan. Meskipun ada kalanya penelitian terapan juga
untuk mengembangkan produk. Penelitian dan pengembangan juga bertujuan
untuk menemukan, mengembangkan serta memvalidasi produk. Secara umum,
penelitian dan pengembangan bersifat beberapa tahap.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas. Penelitian ini mengembangkan
suatu produk berupa prototipe pengembangan soal tes hasil asesmen
pendidikan berkaraker religius dan toleransi berbasis media film.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur Pengembangan ini menggunakan tahapan Penelitian
(Research and Development) menurut Sugiyono (2015). Prosedur
pengembangan menurut Sugiyono ini dilakukan melalui sepuluh langkah
prosedur pengembangan, antara lain tahap (1) potensi dan masalah (2)
mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan
desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi
produk, dan (10) pembuatan produk masal. Namun, dalam penelitian ini
peneliti melaksanakan tahapan penelitian awal dengan beberapa prosedur,
meliputi tahap (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3)
desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, dan (6) uji coba
produk. Prosedur pengembangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini dapat berkembang dari adanya potensi atau masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu
Revisi
Design
Uji Coba
Produk
Validasi
Desain
Potensi dan
Masalah
Desain Produk Mengumpul-
kan Informasi
Gambar 3. 1 Prosedur Pengembangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada
peningkatan mutu dan akan meningkatkan keuntungan dari produk yang
diteliti. Fenomena masalah yang terjadi saat ini adalah siswa yang seringkali
tidak menghormati gurudi kelas, seperti beberapa siswa memilih berbicara
dengan temannya daripada memperhatikan materi pelajaran. Siswa
seringkali menghina temannya yang diminta maju ke depan oleh guru. Dari
sisi kurangnya karakter religius, siswa nampak kurang serius dan tidak
khusyuk saat beribadah, misalnya saat sebelum dan sesudah mengakhiri
pelajaran. Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D
dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau
sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk bahan perencanaan produk tertentu
yang dapat mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara menyebarkan angket kepada peserta didik untuk dianalisis agar
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian yaitu memperoleh gambaran capaian karakter religius dan
toleransi berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pendidikan karakter religius dan tolerani diri berbasis film pada peserta
didik.
3. Desain Produk
Desain produk penelitian ini prototipe soal tes asesmenhasil
pendidikan karakter di SMP berbasis media film karakter, instrumen model,
media audio visual pendidikan karakter di SMP.
4. Validitas Desain
Validitas Desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih
efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi
masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta
lapangan. Validasi dilakukan sebelum uji coba produk di lapangan. Validasi
ini dilakukan oleh para ahli yang terdiri dari validasi mengenal uji
spesifikasi dan uji kualitas produk.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan para ahli,
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6. Uji Coba
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung digunakan,
tetapi harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Hal ini diperlukan karena
kadang-kadang apa yang telah dikonsepkan belum tentu sesuai dengan
kenyataan dilapangan. Pengujian diberikan kepada peserta didik sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pengembangan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan
toleransi diri berbasis film pada siswa SMP Negeri 4 Wates.
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Uji coba produk merupakan bagian yang penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba
produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak
digunakan atau tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk
yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Pada desain uji coba produk
ini, dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Evaluasi Ahli
Tahap evaluasi ahli dilakukan dengan jalan mengambil data kuisioner
dari dosen ahli, selanjutnya hasil dianalisis untuk dijadikan dasar dalam
melakukan revisi produk pertama. Ahli yang dimaksud adalah Dr.
Gendon Barus, M.Si dan Juster Donal Sinaga, MP.d. Evaluasi ahli
dilaksanakan pada tanggal 27-28 Mei 2017. Berikut ini hasil evaluasi
dari para ahli :
1) Pemotongan video harus benar-benar tepat sesuai dilema moral,
pilihan menit pemotongan film mempengaruhi.
2) Harus ada subtitles di video.
3) Pemotongan film diperhalus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4) Setelah film selesai dan dimunculkan soal sebaiknya agar
memfokuskan siswa diberikan tanda berupa bunyi nada tertentu.
5) Kondisi siswa puasa, maka soal jangan terlalu panjang dan
jawaban juga disederhanakan.
6) Video jangan berulang-ulang sama misal tentang siswa berada
di kelas. Usahakan berbeda supaya tidak disfungction soal.
7) Mencari aktor dalam film yang menggambarkan anak SMP.
Jika tidak menemukan gambaran anak SMP maka siswa seolah-
olah menjadi adik atau kakak dalam film tersebut.
8) Alternatif jawaban sebaiknya skor 4 untuk tindakan kongkret.
Skor 3 untuk keinginan melakukan tindakan kongkret. perasaan
yg blm sampai tindakan skor 2. Dan skor 1 untuk level kognisi.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba dilakukan pada siswa kelas VII C dan VIII A SMP Negeri 4
Wates. Uji coba kelompok kecil ini memiliki populasi SMP Negeri 4
Wates. Hasil uji coba kelompok kecil tertera pada bab iv hasil penelitian
dan pembahasan.
c. Uji Lapangan (Kelompok Besar)
Uji lapangan dilakukan pada siswa kelas VII C dan VIII ASMP Negeri
4 Wates.Uji lapangan (kelompok besar) ini memiliki populasi seluruh
siswa SMP di Indonesia. Hasil uji lapangan (kelompok besar) tertera
pada bab iv hasil penelitian dan pembahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba untuk uji coba dilihat dari waktu dan tempat
penelitian juga subjek data sampel perlu dipaparkan secara jelas, yaitu :
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2016/2017 pada tanggal 13 dan 15 Juni 2017. Tempat Penelitian
adalahSMP Negeri 4 Wates, jl. Tebahsari no.3Wates, Kulon Progo
Yogyakarta.
b. Subjek Data
Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VII
C dan VIII A SMP Negeri 4 Watestahun ajaran 2016/2017.
Tabel 3. 1 Jumlah Subjek Uji Coba Penelitian
Kelas Jumlah
VII C 31 orang
VIII A 25 orang
Total 56 orang
3. Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis yang
akan dikumpulkan disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang
produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini yaitu berupa soal-
soal yang menggambarkan dilema moral yang menggunakan potongan-
potangan film karakter berdurasi satu sampai dua menit. Soal dan film yang
diberikan berjumlah 40 soal yaitu soal mengenai pendidikan karakter religus
berjumlah 20 dan soal mengenai pendidikan karakter toleransi berjumlah 20
yang berbentuk pilihan ganda dan jawaban gradasi atau jawaban seluruhnya
mengandung kebenaran tetapi ada yang paling benar diantara pilihan
jawaban. Pertanyaan-pertanyaan akan ditayangkan di akhir film yang
berdurasi satu sampai dua menit dan siswa menjawab pertanyaan yang
mengandung pendidikan karakter religius dan toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Karakter Religius
No Aspek Indikator No Item
1 Dimensi Keyakinan
Individu Memiliki keyakinan teguh pada Tuhan 6
Melakukan
kebaikan terhadap orang lain untuk
melaksanakan perintah Tuhan
7,18,17
2 Dimensi
Peribadatan
Melaksanakan kegiatan keagamaan dengan rutin
dan sepenuh hati
2,3,5
Individu melakukan puasa 1
Individu menghormati tempat ibadah 12
3 Dimensi Penghayatan
Berperilaku sesuai dengan ajaran agamanya
9,11,14,19
Menghayati iman yang dipegangnya 4,19
4 Dimensi
Pengetahuan
Individu memahami agama yang dianut
8
Tertarik pada pengetahuan agama yang dianut 20
5 Dimensi
Pengalaman
Individu mampu mengimplikasikan ajaran
agama
10
Individu mampu mempengaruhi perilaku
seseorang dalam kehidupan sosial
13,15
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Karakter Toleransi
No Aspek Indikator No Item
1 Sikap yang lembut
(lenient attitude)
Individu menghargai pendapat
orang lain yang berbeda dari dirinya
29
Menghormati perbedaan
kemampuan orang lain
26,34,34,39
Mendengarkan dengan empati 25,27,37
2 Kebebasan berekspresi
Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama
21,30,40
Tertarik pada perbedaan 22,24,31,32
3 Tidak memaksakan apapun pilihan orang
lain
Menghormati keputusan orang lain
28,38
Individu menerima pandangan
orang lain
23,33,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari berbagai teknik sesuai
dengan tujuan untuk menguji kualitas butir soal tes karakter yang
dikembangkan dan kuesioner validasi efektivitas model. Teknik analisis
data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Gambaran Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes
Karakter Toleransi Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kualitatif
Teknik desktiptif kualitatif guna menjelaskan proses penyusunan
prototipe soal tes karakter religius dan soal tes karakter toleransi berbasis
film. Peneliti menyusun instrumen soal tes berdasarkan variabel dan
indikator. Setelah itu, peneliti mencari potongan film karakter yang
mengandung dilema moral dan berkaitan dengan indikator tersebut
berdurasi 1-2 menit. Soal dan film yang diberikan berjumlah 40 soal yaitu
soal mengenai pendidikan karakter religius berjumlah 20 dan soal mengenai
pendidikan karakter toleransi berjumlah 20 yang berbentuk pilihan ganda
dan jawaban gradasi atau jawaban seluruhnya mengandung kebenaran tetapi
ada yang paling benar diantara pilihan jawaban.
Pertanyaan-pertanyaan akan ditayangkan di akhir film yang
berdurasi satu sampai dua menit dan siswa menjawab pertanyaan yang
mengandung pendidikan karakter religius dan karaktertoleransi. Prototipe
soal tes asesmen ini perlu validitas dengan meminta penilaian ahli yang
berpengalaman seperti Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai dosen
pembimbing, ahli bahasa, dan ahli di bidang penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya
Beda) Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kuantitatif
Teknik deskriptif kuantitatif adalah teknik yang menganalisis
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Hasil uji ini berupa
angka diinterpretasi dengan cara deksriptif. Tujuan uji kualitas adalah
mengetahui kualitas soal tes karakter religius, soal tes karakter toleransi
berbasis film karakter, dan kuesioner penilaian validasi efektivitas model
yang diujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4
Wates.
a. Validitas
Dalam Arikunto (2013: 85) menegaskan bahwa tes dikatakan
valid bila hasilnya sesuai dengan kriteria. Senada dengan Azwar
(2009)menegaskan suatu tes atau instrumen pengukur
dikatakanmempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang
bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid,
tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga
harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity) dan validitas konstruk.
1) Validitas isi
Arikunto (2013) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sejajar dengan isi yang diberikan. Validitas isi tidak dapat
dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui
tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian
dari penilai yang kompeten (expert judgment). Instrumen yang telah
dibuat akan dikonsultasikan kepada beberapa ahli antara lain: Tim
Dosen Penelitian Sosial, Humaniora dan Pendidikan (PSHP) dan
dosen pendamping yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si. dan Juster Donal
Sinaga M.Pd. Instrumen yang telah dikonsultasikan dan dianggap
layak dipakai akan diaplikasikan kepada subjek peneliti.
2) Validitas konstruk
Arikunto (2013) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan
memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang membangun
tes tersebut mengukur setiap aspek. Uji validitas item dalam penelitian
ini dilakukan dengan bantuan program Quest, yaitu dengan melihat
hasil hitung. Penetapan fit tiap butir soal menggunakan pengujian
berdasarkan besarnya nilai INFIT MNSQ dan INFIT t. Dalam hal ini
menggunakan kisaran nilai 0,77 s.d 1,30 pada INFIT MNSQ dan nilai
-2,00 s.d +2,00 pada INFIT t. Dengan demikian, suatu item menjadi
tidak fit menurut Model Rasch bila memiliki nilai INFIT MNSQ
<0,77dan >1,30.
Uji validitas ini menggunakan model Rasch dengan bantuan
software program Quest. Model Rasch dikembangkan oleh Georg
Rasch. Menurut Sumintono & Widhiarso (2013: 50)model Rasch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
merupakan suatu model yang berasal dari teori respon butir atau Item
Respon Theory (IRT). Georg Rasch mengembangkan satu model
analisis dari teori respon butir (Item Response Theory, IRT) pada
tahun 1960-an, dengan data mentah berupa data dikotomi (berupa
benar dan salah) yang mengindikasikan kemampuan responden.
Selain data dikotomi, model Rasch juga bisa melakukan analisis untuk
data politomus seperti yang dikembangkan oleh Andrich, yang tetap
berlandaskan pada dua teorema dasar: tingkat kemampuan seseorang
dan tingkat kesulitan item.
Model Rasch berasumsi bahwa kesulitan aitem adalah sifat
yang dipengaruhi oleh jawaban responden dan kemampuan seseorang
adalah sifat yang dipengaruhi oleh estimasi kesulitan aitem. Analisis
dengan model Rasch menghasilkan analisis statistik kesesuaian (fit
statistics) yang memberikan informasi pada peneliti apakah data yang
didapatkan memang secara ideal menggambarkan bahwa orang yang
mempunyai abilitas tinggi memberikan pola jawaban terhadap aitem
sesuai dengan tingkat kesulitannya. Parameter yang digunakan adalah
infit dan outfit dari kuadrat tengah (mean square) dan nilai
terstandarkan (standardized values). Menurut Sumintono dan
Widhiarso (2013),infit (inlier sensitive atau information weighted fit)
adalah kesensitifan pola respon terhadap aitem sasaran pada
responden (person) atau sebaliknya; sedangkan outfit (outlier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sensitive fit) mengukur kesensitifan pola respon terhadap aitem
dengan tingkat kesulitan tertentu pada responden atau sebaliknya.
Dalam model pengukuran Rasch dengan bantuan program
Quest, validitas dan reliabilitas suatu instrumen dapat diketahui
dengan melihat analisa-analisa seperti item polarity, unidimensial,
pemetaan item-individu/responden, reliabilitas item-individu, dan
beberapa bentuk analisa yang lainnya. Sehubungan dengan itu,
penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti secara empirik
tentang validitas dan reliabilitas soal tes karakter religiusdan soal tes
karakter toleransi berupa data politomus, menggunakan pengukuran
Model Rasch.
Aplikasi Quest digunakan untuk mengukur validitas, daya
beda, dan tingkat kesukaran suatu item. Tetapi aplikasi Quest tidak
efektif digunakan untuk mengukur reliabilitas soal tes karakter.
Mengukur reliabilitas soal tes karakter peneliti menggunakan model
Rasch dengan bantuan aplikasi Winstep. Berikut rumusyang
digunakan untuk validasi konstruk, tingkat kesukaran, dan daya beda
soal tes dalam model Rasch:
𝑃𝑛𝑖1 (𝑥 =1
βn. δi. F) =
𝑒(𝛽 − [𝛿 + 𝐹])
1 + 𝑒(𝛽 − [𝛿𝑖 + F1])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Keterangan:
Рni1= probabilitas dari responden n memilih jawaban item 1
dengan benar
E = sebesar 2,7183
β = konstanta dengan nilai 1,7
δ = parameter lokasi butir
F = tingkat kesulitan item, nilai F berkisar antara -2,0 s.d +2,0. Apabila nilai bi
mendekati -2 maka dapat dikatakan bahwa item tersebut mudah. Sementara
apabila nilai bi mendekati +2 maka dapat dikatakan bahwa item tersebut
sulit.
b. Teknik uji validasi efektivitas model menggunakan bantuan aplikasi Quest model
Rasch dengan menggunakan 1 PL untuk data dikotomus sebagai berikut:
Keterangan:
Pi(𝜃) = probabilitas bahwa examinee dengan tingkat kemampuan𝜃
menjawab item i dengan benar.
e = sebesar 2,7183
D = konstanta dengan nilai 1,7
bi = tingkat kesulitan item. nilai bi berkisar antara -2,0 s.d +2,0.
Apabila nilai bi mendekati -2 maka dapat dikatakan bahwa
item tersebut mudah sementara apabila nilai bi mendekati +2,
maka dapat dikatakan bahwa item tersebut sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Reliabilitas
Menurut Consuello (Prijowuntato, 2016: 143) reliabilitas adalah
ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes dikatakan andal
apabila alat tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif.
Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini dihitung menggunakan
model Rasch, selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji
reliabilitasstatistik, peneliti menggunakan patokan nilai reliabilitas item
untuk melihat apakah reliabilitas tes sudah fit dengan model Rasch.
Sumintono & Widhiarso, (2013:109) untuk melihat nilai reliabilitas item
menurut model Rasch, menggunakan kategoridengan norma kriteria skor
sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Norma Kategori Nilai Reabilitas Item Model Rasch
Kriteria Skor Tingkat Reliabel
> 0,94 Istimewa
0,91 s.d 0,94 Bagus sekali
0,81 s.d 0,90 Bagus
0,67 s.d 0,80 Cukup
< 0,67 Lemah
d. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika
banyak subjek peserta tes yang tidak dapat menjawab dengan benar, maka
taraf kesukaran tes tersebut tinggi, sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek
yang tidak dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya rendah.
Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tingkat kesukaran dari soal tes yang telah dibuat maka dapat dilihat
pada Item Estimates (Thresholds) dengan kriteria nilai -2,0 s.d 2,0. Apabila
jarak/sebaran item maupun responden di bawah -2,0 maka item dapat
dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang mudah. Bila jarak/sebaran item
maupun responden di atas 2,0 maka item dapat dikatakan sangat sulit dan
responden memiliki kemampuan untuk menjawab. Sebaran yang
diharapkan dari item dan responden ialah antara -2,0 s.d 2,0. Berikut
disajikan kategori tingkat kesukaran item.
Tabel 3. 5 Kategori Tingkat Kesukaran Item
Kriteria Kategori
>2,0 Sulit
-2,0 s.d 2,0 Sedang
<-2,0 Mudah
e. Taraf Diskriminasi (Pembeda)
Taraf diskiriminasi (pembeda) suatu soal merupakan kemampuan
butir soal itu untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok tinggi
dengan siswa yang termasuk kelompok rendah. Diharapkan taraf
diskriminasi (pembeda) dalam suatu instumen tidak terlalu sukar dan juga
tidak terlalu mudah. Uji daya beda menggunakan model Rasch dengan
bantuan aplikasi Quest dan melihat pt-biserial (point biserial).
3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter
Toleransi Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Guna menjawab rumusan masalah ketiga, melihat gambaran capaian
hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransipada siswa kelas VII C
dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates, maka dilakukan kategorisasi. Kategorisasi
digunakan menjadi patokan dalam menentukan seberapa baik capaian hasil
pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berdasarkan penggunaan
prototipe soal tes karakter religius dan soal tes karakter toleransi berbasis media
film pada subjek penelitian. Kategori menurut PAP (Penilaian Acuan Patokan)
Tipe I (Masidjo, 1995) pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 6 Norma Kategorisasi Capaian Skor Karakter Religius dan
Toleransi
Persentase Kategori
90%-100% Sangat Baik
80%-89% Baik
65%-79% Cukup Baik
55%-64% Kurang Baik
di bawah 55% Buruk
4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan
Karakter Toleransi Dianalisis dengan Teknik Deskriptif Kuantitatif
Peneliti menggunakan deskriptif dengan persentase. Prototipe soal
tes ini dikatakan efektif, jika penilaian responden terhadap tes lebih dari
80%. Berdasarkan kategorisasi PAP (Penilaian Acuan Patokan) Tipe I
(Masidjo, 1995) nilai 80% itu efektif, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
80% dapat dijadikan kriteria untuk menilai prototipe tes efektif untuk
mengukur karakter karakter religius dan toleransi pada siswa kelas VII C
dan VIII A. Hal ini dilakukan peneliti karena bentuk jawaban yang disajikan
dalam kuesioner validasi efektivitas model pengembangan soal tes menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
siswa sebagai penilai menuntut jawaban tegas yakni ya, kurang, tidak, tidak
tahu dengan rumus di bawah ini dan berikut disajikan tabel kategori PAP
Tipe 1.
Pem =∑𝑓
𝑁100
Keterangan:
Pem : Persentase efektivitas model pengembangan soal tes karakter
religious dan toleransi
∑f : Jumlah jawaban setiap item
N : Jumlah responden
Tabel 3. 7 Kategori PAP Tipe I
Persentase Kategori
90%-100% Sangat Efektif
80%-89% Efektif
65%-79% Cukup Efektif
55%-64% Kurang Efektif
di bawah 55% Tidak Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan serta
pembahasan. Struktur paparan hasil penelitian mengikuti urutan masalah yang
dirumuskan pada bab I. Cara ini dimaksudkan agar pertanyaan-pertanyaan
penelitian dapat dijawab secara berurutan.
A. Hasil Penelitian
1. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius dan
Karakter Toleransi yang Diujikembangkan
Pada desain produk penelitian telah dijelaskan, prototipe soal tes
asesemen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi di SMP
berbasis media film karakter disusun berdasarkan potongan-potongan film
(diseleksi dari youtube). Potongan-potongan film ini memuat tayangan yang
mengandung nilai hidup, dilema moral, persoalan konflik moral, klarifikasi
nilai yang menggambarankarakter religius dan karakter toleransi.
Proses pengembangan prototipe soal tes ini di awali dengan memilih
film-film yang menggambarkan dilema moral karakter religius dan karakter
toleransi oleh peneliti. Kemudian, peneliti membuat soal tes yang sesuai
dengan potongan film tersebut dan menyusun empat pilihan jawaban untuk
masing-masing soal tes berbentuk pilihan ganda dengan jawaban
bergradasi. Empat jawaban bergradasi yang mencerminkan tingkat
pemahaman (moral knowing), perasaan (moral afection),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dan tindakan/perilaku berkarakter (moral action). Pada setiap karakter
berisikan 20 pertanyaan.
Selanjutnya menyusun soal dan jawaban gradasi yang tepat dan
dianggap bagus, peneliti melakukan editing film dengan bantuan aplikasi
vegas pro 11.0. Proses editing ini dimulai dari memotong film yang
menggambarkan dilema moral dan menambahkan soal tes serta alternatif
jawaban diakhir cuplikan film. Soal terdiri dari 40 soal tes, masing-masing
karakter mewakili 20 butir soal tes dan potongan film tersebut digabungkan
menjadi satu agar menjadi soal tes berupa filmkarakter religius dan karakter
toleransi. Setiap potongan film dan satu pertanyaan memiliki durasi 1-3
menit.
Kemudian prototipe soal tes dalam bentuk video ditayangkan di
depan siswa. Siswa mengamati film dan membaca soal diakhir cuplikan
film. Lalu siswa diminta untuk mengambil keputusan atas pertimbangan
gradasi jawaban yang disediakan. Berikut ini disajikan alur pembuatan soal
teskarakter religius dan soal tes karakter toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berikut ini disajikan satu contoh prototipe soal tes hasil pendidikan
karakter religius dan satu contoh prototipe soal tes hasil pendidikan karakter
toleransi. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius
dan Karakter Toleransi dalam bentuk 1 file yang disimpan dalam Compact
Disc (CD). Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius
dan Karakter Toleransi sepenuhnya menjadi hak milik pengembang. Pihak-
pihak yang membutuhkan Paket Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan
Karakter Religius dan Karakter Toleransi dapat menghubungi Dr. Gendon
Barus, M. Si. melalui email [email protected].
2. Mencari &
menyeleksi film
yang menggambar-
kan dilema moral.
1. Menentukan
aspek, indikator,
dan item kedua
karakter.
3. Menyusun soal tes
dan alternatif
jawaban bergradasi.
4. expert
judgment.
5. Melakukan
editing film yang
dijadikan soal tes.
6. Diujicobakan
pada subjek
penelitian.
7. Pengolahan data
soal tes karakter.
Gambar 4. 1 Alur Pembuatan Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes
Karakter Toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4. 1 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Religius Berbasis Media Film
NO
SOAL
PERTANYAAN
1.
(https://www.youtube.com/watch?v=fpKagZjPhXU) Film ini menunjukkan seorang anak yang taat perintah agama dan merasa gelisah apabila melanggar perintah-Nya untuk mebatalkan puasa. Apabila kamu menjadi anak tersebut dan melihat di kulkas tersedia banyak makanan dan minuman, apa
yang kamu lakukan? A. Tetap berpuasa dan tak menghiraukan makanan di kulkas B. Mendengarkan nasehat ibu dan menahan hawa nafsu C. Berniat melanjutkan puasa meski tergoda makanan di kulkas D. Berdoa mengusir godaan dan tetap melanjutkan puasa penuh
Tabel 4. 2 Produk Prototipe Soal Tes Karakter Toleransi Berbasis Media
Film
NO
SOAL
PERTANYAAN
1.
(https://www.youtube.com/watch?v=punikMSA00A) Kamu adalah anak yang senang membantu orang lain. Jika kamu adalah anak yang memiliki boneka bagus tersebut dan kamu melihat bahwa anak yang di depan panti asuhan tersebut bonekanya sudah sangat jelek, apa yang kamu lakukan?
A. Mendekatinya untuk berkenalan dan memberikan boneka saya padanya
B. Memberikan boneka saya dan meninggalkannya bermain sendiri C. Menghampiri anak panti asuhan tersebut, memberikan boneka saya
kepadanya, dan menemaninya bermain D. Meminjamkan sebentar boneka saya pada anak panti asuhan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Hasil Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan
Daya Beda) Soal Tes Karakter Religius dan Karakter Toleransi
Berbasis Film yang Diujicobakan pada Siswa Kelas VII C dan VIII A
di SMP Negeri 4 Wates
Sebagaimana dipaparkan pada bab III, untuk menguji kualitas soal
tes yang dikembangakan dalam penelitian ini (validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda) dan uji fit modeldigunakan pendekatan teori
respon butir (IRT model Rasch).
a. Validitas Soal Tes Karakter Religius, Soal Tes Karakter
Toleransi, dan Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model
Uji validitas menurut model Rasch ditentukan oleh INFIT
MNSQ (0,77 s.d 1,30) dan INFIT t (-2,00 s.d +2,00). Informasi IRT
berupa INFIT MNSQ dan INFIT t sebagai bukti fit atau tidaknya
item menurut model Rasch. Berdasarkan data uji coba produk pada
siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates (N=56 orang),
diperoleh hasil uji validitas butir soal tes karakter religius sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Religius
----------------------------------------------------------------
Item Estimates (Thresholds) In input Order
all on all (N = 56 L = 20 Probability Level= .50)
----------------------------------------------------------------
Item name |INFT MNSQ |INFT t
|Kesimpulan
----------------------------------------------------------------
Item 1 |.90 |-.5 |Valid
Item 2 |1.19 |.5 |valid
Item 3 |perfect | perfect |valid
Item 4 |.91 |.0 |valid
Item 5 |.83 |-1.2 |Valid
Item 6 |1.19 |1.1 |Valid
Item 7 |1.35 |1.5 |Tidak Valid
Item 8 |.94 |-.3 |Valid
Item 9 |.94 |-.2 |Valid
Item 10 |1.08 |.6 |Valid
Item 11 |.94 |-.3 |Valid
Item 12 |1.10 |.6 |Valid
Item 13 |.92 |-.6 |Valid
Item 14 |.76 |-.8 |Tidak Valid
Item 15 |1.02 |.2 |Valid
Item 16 |1.07 |.6 |valid
Item 17 |.95 |-.1 |Valid
Item 18 |1.07 |.4 |valid
Item 19 |1.06 |.3 |Valid
Item 20 |1.06 |.4 |Valid
----------------------------------------------------------------
Mean |1.01 |.1
SD |.14 |.7
================================================================
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 18 item yang valid
dan 2 item yang tidak valid. 2 item yang tidak valid tersebut memiliki INFIT
MNSQ 1,35 dan 0,76. Sedangkan 18 item yang memenuhi kriteria nilai
yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,83 sampai dengan 1,19dan INFIT
t antara -1,2 s.d 1,5 dengan model Rasch. Dalam hal ini kriteria INFIT
MNSQ 0,77 s.d1,30 dan INFIT t -2,00 s.d +2,00 dengan taraf kesalahan atau
alpha sebesar 5%. Artinya, soal tes ini baik untuk mengukur asesmen hasil
pendidikan karakter religius siswa berbasis potongan film karakter. Berikut
akan disajikan gambaran hasil uji validatas tes karakter toleransi dengan
kriteria INFIT MNSQ0,77 s.d 1,30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dari gambaran item fit karakter religiusdi atas dapat diketahui bahwa
terdapat 18 item berada dalam area fit, karena berada di dalam garis putus-
putus yaitu antara 0,77 s.d 1,30 sedangkan 2 item tdak berada dalam area fit.
Item digambarkan dalam bentuk bintang dan garus putus-putus berupa titik
kecil sacara vertikal menandakan posisi nilai skor batas penerimaan item
dengan nilai INFIT MNSQ, titik bagian kiri adalah skor 0,77 dan bagian
kanan adalah skor 1,30. Selanjutnya, berikut ditampilkan hasil uji validitas
soal tes karakter toleransi pada tabel 4.4.
Gambar 4. 2Print Out Uji Fit Model Soal Tes Karakter Religius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4. 4Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Toleransi
------------------------------------------------------------------
Item Estimates (Thresholds) In input Order
all on all (N = 56 L = 20 Probability Level= .50)
------------------------------------------------------------------
Item name |INFT MNSQ |INFT t |Kesimpulan
------------------------------------------------------------------
Item 1 |1.13 | .9 |Valid
Item 2 |1.04 | .3 |Valid
Item 3 |.92 |.2 |Valid
Item 4 |1.00 |.1 |Valid
Item 5 |1.05 |.4 |Valid
Item 6 |1.10 | .4 |Valid
Item 7 |1.02 | .2 |Valid
Item 8 |.87 |-.4 |Valid
Item 9 |.91 |-.5 |Valid
Item 10 |1.02 |.2 |Valid
Item 11 |.96 |-.1 |Valid
Item 12 |1.00 |.1 |Valid
Item 13 |.96 |.0 |Valid
Item 14 |1.01 |.1 |Valid
Item 15 |1.02 |.2 |Valid
Item 16 |.91 |-.2 |Valid
Item 17 |1.07 |.3 |Valid
Item 18 |1.13 |.6 |Valid
Item 19 |.95 |-.3 |Valid
Item 20 |.92 |-.5 |Valid
------------------------------------------------------------------
Mean |1.00 |.1 |
SD |.08 |.4 |
==================================================================
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh item memenuhi
kriteria nilai yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,87 sampai dengan
1,13 dan INFIT t antara -0,5 sampai dengan 0,9 dengan model Rasch.
Dalam hal ini kriteria menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30
dan INFIT t -2,00 s.d +2,00 dengan taraf kesalahan atau alpha sebesar 5%.
Artinya, soal tes ini baik untuk mengukur asesmen hasil pendidikan karakter
toleransi siswa berbasis potongan film karakter. Berikut disajikan gambaran
hasil uji validatas soal tes karakter religius dengan kriteria INFIT
MNSQ0,77 s.d 1,30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dari gambar map item fit karakter toleransi di atas dapat diketahui
bahwa seluruh item berada dalam area fit karena berada di dalam garis putus-
putus yaitu 0,77 s.d 1,33. Item fit sesuai dengan nilai INFIT MNSQ. Item
digambarkan dalam bentuk bintang dan garis putus-putus berupa titik kecil
sacara vertikal menandakan posisi nilai skor batas penerimaan item dengan
nilai INFIT MNSQ, titik bagian kiri adalah skor 0,77 dan bagian kanan adalah
skor 1,30.
Uji validitas menurut model Rasch ditentukan oleh INFIT MNSQ
(0,77 s.d 1,30). Berdasarkan data uji coba produk pada siswa kelas VII C dan
VIII A di SMP Negeri 4 Wates (N=56 orang), diperoleh hasil uji kuesioner
penilaian validitas efektivitas model sebagai berikut.
Gambar 4. 3 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30 item memenuhi kriteria nilai
yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,83 sampai dengan 1,16 dengan model
Rasch karena batas penerimaan item fit menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77
s.d 1, 30 dengan taraf kesalahan atau alpha sebesar 5%.
Tabel 4. 5Hasil Uji Kuesioner Penilaian Validitas
Efektivitas Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
a. Reliabilitas Soal Tes Karakter Religius, Soal Tes Karakter Toleransi,
dan Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model
Uji reliabilitas tes karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini
ditetapkan berdasarkan nilai item estimasi oleh Wrigh & Master (Subali,
2011) yang disebut dengan reliabitas sampel. Peneliti menggunakan
patokan nilai reliabilitas item menurut model Rasch dengan aplikasi
software Winstep. Semakin tinggi nilai reliabilitas, maka semakin banyak
item yang fit dengan model. Berikut norma kriteria nilai reliabilitas item
menurut model Rasch.
Tabel 4. 6 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch
Kriteria Skor Tingkat Reliabel
> 0,94 Istimewa
0,91 s.d 0,94 Bagus sekali
0,81 s.d 0,90 Bagus
0,67 s.d 0,80 Cukup
< 0,67 Lemah
Selanjutnya, hasil hitung reliabilitas soal tes karakter religius dan
soal tes karakter toleransi dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8.
Tabel 4. 7 Reabilitas Soal Tes Karakter Religius
Summary of 20 Measured Item
Item Reliability 0.93
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas soal tes karakter religius
pada tabel 4.7memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,93. Berdasarkan kategori
model Rasch dapat diketahui bahwa reliabilitas soal tes termasuk dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kategoribagus sekali. Artinya, secara keseluruhan item sesuai dengan model
Rasch dan memiliki ketetapan hasil tes atau konsisten yang baik.
Tabel 4. 8 Reliabilitas Soal Tes Karakter Toleransi
Summary of 20 Measured Item
Item Reliability 0.89
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas soal tes karakter
toleransi pada tabel 4.8 memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,89. Berdasarkan
ketegori model Rasch dapat diketahui bahwa reliabilitas soal tes termasuk
dalam kategoribagus. Artinya secara keseluruhan item sesuai dengan model
Raschmemiliki ketetapan hasil tes atau konsisten yang baik. Selanjutnya,
reliabilitas kuesioner penilaian validasi efektivitas model oleh siswa dapat
dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4. 9 Reliabilitas Kuesioner Penilaian Validasi Efektivitas Model
Summary of 30 Measured Item
Reliability of estimate .90
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas pada tabel 4.9 memiliki
nilai reliabilitas sebesar 0,90. Berdasarkan ketegori model Rasch dapat
diketahui bahwa reliabilitas tes termasuk dalam kategori bagus. Artinya,
secara keseluruhan item kuesioner sesuai dengan model Rasch dan memiliki
ketetapan hasil kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Tingkat Kesukaran Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes
Karakter Toleransi
Uji tingkat kesukaran item dibagi tiga kategori yaitu sangat sulit,
sedang, dan mudah. Berdasarkan data uji coba produk pada siswa kelas
VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates (N=56 orang), diperoleh hasil
uji tingkat kesukaran butir soal tes karakter religius sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4. 4Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter
Religius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pada grafik di atas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran item
(threshold) pada karakter religius diperoleh informasi bahwa ada satu
itempada kategori tinggi dan satu item pada kategori mudah. Item dengan
nilai threshold 2,30 termasuk kategori paling sukar adalah item nomor
17 dengan skor 3, dimana jarak/sebaran item ini maupun responden di
atas 2,0.Item yang kategori tingkat kesukaran paling mudah yaitu item
nomor 17 dengan skor 2 memiliki nilai threshold-2.97 nilai
thresholditem ini berada di bawah -2,0.
Sementara, delapan belas item dengan nilai threshold antara -1,84
s.d 1,92 termasuk kategori sedang, dimana jarak/sebaran item ini maupun
responden diantara -2,0 s.d 2,0.Pada item yang berada disebaran antara -
2,0 s.d 2,0 ini adalah item yang baik untukdijadikan butir soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter.
Item yang memiliki tingkat kesukaran kategori paling sulit dan
mudah tidak baik sebagai alat tes karena tidak dapat membedakan
responden yang memiliki karakter religius. Setiap tanda X mewakili 63
testi/person. Selanjutnya uji tingkat kesukaran item soal tes karakter
toleransi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4. 5 Grafik Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter
Toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pada grafik di atas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran item
(threshold) pada karakter toleransi diperoleh informasi bahwa ada tiga
itempada kategori tinggi dan dua item pada kategori mudah. Itemdengan
nilai threshold 2,87 pada item nomor 17 dengan skor 4, nilai threshold
2,70 pada item nomor 4 dengan skor 4, nilai threshold 2,04 pada item
nomor 14 dengan skor 4 dan termasuk kategori paling sukar.
Jarak/sebaran dua item ini maupun responden di atas 2,0.Sementara, ada
lima belas item dengan nilai threshold antara -1,84 s.d 1,65 termasuk
kategori sedang, dimana jarak/sebaran item ini maupun responden
diantara -2,0 s.d 2,0. Pada item yang berada disebaran antara -2,0 s.d 2,0
ini adalah item yang baik untuk dijadikan butir soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter.
Item yang kategori tingkat kesukaran mudah yaitu item nomor 19
dengan skor 3 memiliki nilai threshold -2.69 dan item nomor 14 dengan
skor 3memiliki nilai threshold – 2,75. Nilai threshold item ini berada di
bawah -2,0. Item yang memiliki tingkat kesukaran kategori paling sulit
dan mudah tidak baik sebagai alat tes karena tidak dapat membedakan
responden yang memiliki karakter toleransi.
Soal yang terlalu mudah akan mampu dijawab oleh siswa yang
memiliki karakter baik dan karakter kurang baik. Sebaliknya, item soal
yang terlalu sulit, kedua kelompok siswa tidak mampu menjawab
benar.Dengan demikian soal tes tersebut tidak baik. Setiap tanda X
mewakili 63 testi/person.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
c. Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi dan Soal Tes Karakter
Religius
Pada bagian ini, peneliti hendak melihat kemampuan butir soal tes
untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok berkarakter baik
dengan siswa yang termasuk kelompok tidak baik. Uji daya beda pada
masing-masing karakter religius dan karaktertoleransi dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
1) Daya beda butir soal tes karakter religius
Hasil uji daya beda pada karakter religius sebagai berikut.
Tabel 4. 10 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki
Tingkat Kesukaran Tinggi
Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat
kesukaran kategori paling sukar. Tabel di atas menginformasikan nilai
point biserial (indeks daya beda) pada item nomor 17 dengan skor 1
yang negatif, yakni sebesar -0,64, berarti testi yang memperoleh skor 1,
testi yang berkarakter religius< testi yang tidakmemiliki karakter
religius. Untuk skor 2, hasilnya positif, yakni +0,11, sehingga yang
memperoleh skor 2, testi yang berkarakter religius lebih banyak
dibanding testi yang tidak berkarakter religius, hal yang sama berlaku
untuk skor 3 yakni +0,12. Sedangkan untuk skor 4 NA, berarti tidak ada
testi yang memilih jawaban ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 4. 11 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki
Tingkat Kesukaran Sedang
Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat
kesukaran kategori sedang. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat
nilai point biserial (indeks daya beda) pada item nomor 18 dengan skor
NA berarti tidak ada testi yang memilih jawaban ini. Pada skor 2
hasilnya negatif, yakni sebesar -0,25, berarti testi yang memperoleh
skor 2, testi yang berkarakter religius< testi yang tidakmemiliki
karakter religius. Pada skor 3, hasilnya positif, yakni +0,12, sehingga
yang memperoleh skor 3, testi yang berkarakter religius lebih banyak
dibanding testi yang tidak berkarakter religius. Hal yang sama berlaku
untuk skor 4, karena hasilnya juga positif.
Tabel 4. 12 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius yang Memiliki
Tingkat Kesukaran Rendah
Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat
kesukaran kategori paling mudah. Tabel di atas menginformasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
nilai point biserial (indeks daya beda) pada item nomor 17 dengan
skor 1 yang negatif, yakni sebesar -0,64, berarti testi yang
memperoleh skor 1, testi yang berkarakter religius< testi yang
tidakmemiliki karakter religius. Untuk skor 2, hasilnya positif, yakni
+0,11, sehingga yang memperoleh skor 2, testi yang berkarakter
religius lebih banyak dibanding testi yang tidak berkarakter religius,
hal yang sama berlaku untuk skor 3 yakni +0,12. Sedangkan untuk
skor 4 NA, berarti tidak ada testi yang memilih jawaban ini.
Pada model Rasch melihat daya beda dengan nilai point
biserial (indeks daya beda) pada setiap item dan skor. Pada jawaban
positif, artinya pada jawaban itu memiliki karakter religius yang
paling kuat atau banyak. Sebaliknya, pada jawaban negatif artinya
sebagai pilihan yang karakter religius sedikit pada jawaban ini.
Semakin positif semakin banyak untuk karakter religius dalam
jawaban itu. Bila jawaban bergradasi ada yang positif maka dikatakan
sudah baik karena hal itu dianggap benar sesuai dengan rubrik
penilaian. Sebaliknya, bila tidak ada positif pada item tersebut berarti
item itu tidak baik. Berikut disajikan rekapitulasi daya beda butir soal
tes karakter toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Religius
No Item Daya Beda
1 2 3 4
1 -.53 .02 .06 .27
2 -.13 NA -.29 .32
3 NA NA NA .00
4 NA -.13 -.47 .48
5 -.53 -.08 .23 .29
6 -.27 -.07 .09 .22
7 .04 .08 -.04 -.03
8 -.31 .06 .22 .24
9 .01 -.49 .00 .32
10 -.25 .11 -.11 .30
11 NA -.43 .17 .17
12 NA -.04 -.03 .05
13 NA NA -.40 .40
14 -.64 -.19 -.10 .42
15 .06 -.10 NA .08
16 -.51 .05 .07 .10
17 -.64 .11 .12 NA
18 NA -.25 .12 .14
19 -.17 -.01 -.14 .23
20 -.06 -.15 .20 .13
Mencermati tabel 4.13 diketahui bahwa ada 20 item karakter religius dilihat
dari nilai daya beda ada 11 item yang bisa dianalisis daya beda setiap gradasi
memeroleh nilai. Ada 8 item yang pilihan jawabannya tidak bisa dianalisis karena
ada pilihannya yang tidak dijawab sama sekali oleh siswa atau dalam model Rasch
disebut NA.
Pada item nomor 5,6,7,10 dan 20 terdapat dua nilai negatif dan dua nilai
positif. Pada item nomor 14dan 19 terdapat tiga nilai negatif dan satu nilai positif.
Pada nomor 1,8,9 dan 16 terdapat satu nilai negatif dan tiga nilai poitif. Pada item
nomor 13 terdapat satu nilai negatif, satu nilai positif, dan dua NA. Pada item nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
11,15,17, dan 18 terdapat satu nilai negatif, dua nilai positif, dan satu NA. Pada
item nomor 2, 4 dan 12 terdapat dua nilai negatif, satu nilai positif, dan satu NA.
Pada item nomor 3 terdapat satu nilai positif dan tiga NA.
Berdasarkan daya beda itu, relatif nilai daya beda berjenjang dan selalu ada
nilai positif hingga tidak ada negatif semua. Artinya, semua butir item memiliki
daya beda yang bergradasi menggambarkan karakter religius dan ada satu pilihan
jawaban yang betul-betul menggambarkan karakter religius.
2) Daya beda butir soal tes karakter toleransi
Hasil uji daya beda pada karakter toleransi dapat dilihat pada tabel
di bawah ini, sedangkan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
9.
Tabel 4. 14 Daya Beda ButirSoal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki
Tingkat Kesukaran Tinggi
Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat kesukaran kategori
paling sukar. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat nilai point biserial (indeks
daya beda) pada item nomor 17 dengan skor 1 NA, berarti tidak ada testi yang
memilih jawaban ini. Sama halnya dengan skor 2, karena hasilnya juga NA. Pada
skor 3 hasilnya negatif, yakni -0,6, berarti testi yang memperoleh skor 1, testi yang
berkarakter toleransi< testi yang tidakmemiliki karakter toleransi. Pada skor 4,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
hasilnya positif, yakni +0,06, sehingga yang memperoleh skor 4, testi yang
berkarakter toleransi lebih banyak dibanding testi yang tidak berkarakter toleransi.
Tabel 4. 15 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki
Tingkat Kesukaran Sedang
Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat kesukaran kategori
sedang. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya
beda) pada item nomor 1 dengan skor 1 yang negatif, yakni -0,31, berarti testi yang
memperoleh skor 1, testi yang berkarakter toleransi< testiyang tidakmemiliki
karakter toleransi. Pada skor 2, hasilnya positif, yakni +0,10, sehingga yang
memperoleh skor 2, testi yang berkarakter toleransi lebih banyak dibanding testi
yang tidak berkaraktertoleransi. Hal yang sama berlaku untuk skor 3 dan 4 karena
hasilnya juga positif , yakni +0,13 dan +0,19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4. 16 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi yang Memiliki
Tingkat Kesukaran Rendah
Tabel di atas merupakan daya beda berdasarkan tingkat kesukaran kategori
paling mudah. Berdasarkan tabel di atas dengan melihat nilai point biserial (indeks
daya beda) pada item nomor 14 dengan skor 1 NA, artinyatidak terdapat point
biserial karena tidak ada satu pun testi menjawab skor 1 ini. Pada skor 2 negatif
yakni -0,3 sehingga yang memperoleh skor 2, testi yang berkarakter toleransi lebih
sedikit dibanding testi yang tidak berkarakter toleransi. Hal yang sama berlaku pada
skor 3 karena hasilnya juga negatif. Pada skor 4yang positif, yakni 0,25, berarti testi
yang memperoleh skor 4, testi yang berkarakter toleransi> testi yang tidakmemiliki
karakter toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Toleransi
No Item Daya Beda
1 2 3 4
1 -.18 -.18 -.01 .24
2 NA -.13 -.17 .23
3 -.23 NA .10 .09
4 -.31 .00 .13 .19
5 .02 -.41 .00 .40
6 NA -.04 .34 -.24
7 NA -.18 .19 .03
8 -.19 -.11 -.47 .54
9 -.45 -.19 .10 .42
10 -.03 NA -.34 .35
11 -.03 -.45 .11 .23
12 NA -.14 -.09 .16
13 -.16 -.12 -.32 .37
14 NA -.03 -.24 .25
15 NA -.18 -.06 .15
16 NA -.43 -.06 .34
17 NA NA -.06 .06
18 -.10 .04 -.12 .18
19 NA -.19 -.27 .33
20 -.20 -.45 .24 .39
Mencermati tabel 4.17 diketahui bahwa ada 20 item karakter toleransi
dilihat dari nilai daya beda ada 9 item yang bisa dianalisis daya beda setiap gradasi
memeroleh nilai. Ada 11 item yang pilihan jawabannya tidak bisa dianalisis karena
ada pilihannya yang tidak dijawab sama sekali oleh siswa atau dalam model Rasch
disebut NA.
Pada item nomor 9, 11, 18 dan 20 terdapat dua nilai negatif dan dua nilai
positif. Pada item nomor 2, 6, 10, 12, 14, 15, 16 dan 19 terdapat dua nilai negatif,
satu nilai positif, dan NA. Pada item nomor 3 dan 7 terdapat satu nilai negatif, dua
nilai positif , dan NA . Pada item nomor 4 dan 5 terdapat tiga nilai positif dan satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
nilai negatif. Pada item nomor 1, 8 dan 13 terdapat tiga nilai negatif dan satu nilai
positif. Pada item nomor 17 terdapat satu nilai negatif, satu nilai positif, dan dua
NA.
Berdasarkan daya beda itu relatif nilai daya beda berjenjang dan selalu ada
nilai positif hingga tidak ada negatif semua. Artinya, semua butir item memiliki
daya beda yang bergradasi menggambarkan karakter toleransi dan ada satu pilihan
jawaban yang betul-betul menggambarkan karakter toleransi.
Berikut ini dipaparkan rekapitulasi hasil uji kualifikasi butir soal tes
karakter religius dan butir soal tes karakter toleransi pada tabel 4.18 dan tabel 4.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter
Religius
No
Item
Validiti Reliab
iliti
Tingkat
Kesukara
n
Daya Beda Fit
Model INFT
MNSQ
INFT t 1 2 3 4
1. 0.90 (v) -0.5 (v)
0.93
Bagus
Sekali
Sedang -.53 .02 .06 .27 Fit
2. 1.19 (v) 0.5 (v) Sedang -.13 NA -.29 .32 Fit
3. Perfect
(v)
Perfect(v) Sedang NA NA NA .00 Fit
4. 0.91 (v) 0.0 (v) Sedang NA -.13 -.47 .48 Fit
5. 0.83 (v) -1.2 (v) Sedang -.53 -.08 .23 .29 Fit
6. 1.19 (v) 1.1 (v) Sedang -.27 -.07 .09 .22 Fit
7. 1.35 (tv) 1.5 (v) Sedang .04 .08 -.04 -.03 Tidak
Fit
8. 0.94 (v) -0.3 (v) Sedang -.31 .06 .22 .24 Fit
9. 0.94 (v) -0.2 (v) Sedang .01 -.49 .00 .32 Fit
10. 1.08 (v) 0.6 (v) Sedang -.25 .11 -.11 .30 Fit
11. 0.94 (v) -0.3 (v) Sedang NA -.43 .17 .17 Fit
12. 1.10 (v) 0.6 (v) Sedang NA -.04 -.03 .05 Fit
13. 0.92 (v) -0.6 (v) Sedang NA NA -.40 .40 Fit
14. 0.76 (tv) -0.8 (v) Sedang -.64 -.19 -.10 .42 Tidak Fit
15. 1.02 (v) 0.2 (v) Sedang .06 -.10 NA .08 Fit
16. 1.07 (v) 0.6 (v) Sedang -.51 .05 .07 .10 Fit
17. 0.95 (v) -0.1 (v) 17. 3 Sulit dan 17.2
sangat
mudah
-.64 .11 .12 NA Fit
18. 1.07 (v) 0.4 (v) Sedang NA -.25 .12 .14 Fit
19. 1.06 (v) 0.3 (v) Sedang -.17 -.01 -.14 .23 Fit
20. 1.06 (v) 0.4 (v) Sedang -.06 -.15 .20 .13 Fit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil Uji Kualifikasi Butir Soal Tes Karakter
Toleransi
No
Item
Validiti Reliabil
iti
Tingkat
Kesukara
n
Daya Beda Fit
Model
INFT
MNSQ
INFT t 1 2 3 4
21. 1.13 (v) 0.9(v)
0.89
Bagus
Sedang -.18 -.18 -.01 .24 Fit
22. 1.04 (v) 0.3(v) Sedang NA -.13 -.17 .23 Fit
23. 0.92 (v) 0.2(v) Sedang -.23 NA .10 .09 Fit
24. 1.00 (v) 0.1(v) Sulit -.31 .00 .13 .19 Fit
25. 1.05 (v) 0.4(v) Sedang .02 -.41 .00 .40 Fit
26. 1.10 (v) 0.4(v) Sedang NA -.04 .34 -.24 Fit
27. 1.02 (v) 0.2(v) Sedang NA -.18 .19 .03 Fit
28. 0.87 (v) -0.4(v) Sedang -.19 -.11 -.47 .54 Fit
29. 0.91 (v) -0.5(v) Sedang -.45 -.19 .10 .42 Fit
30. 1.02 (v) 0.2(v) Sedang -.03 NA -.34 .35 Fit
31. 0.96 (v) -0.1(v) Sedang -.03 -.45 .11 .23 Fit
32. 1.00 (v) 0.1(v) Sedang NA -.14 -.09 .16 Fit
33. 0.96 (v) 0.0(v) Sedang -.16 -.12 -.32 .37 Fit
34. 1.01 (v) 0.1(v) Mudah NA -.03 -.24 .25 Fit
35. 1.02 (v) 0.2(v) Sedang NA -.18 -.06 .15 Fit
36. 0.91 (v) -0.2(v) Sedang NA -.43 -.06 .34 Fit
37. 1.07 (v) 0.3(v) Sangat sulit
NA NA -.06 .06 Fit
38. 1.13(v) 0.6(v) Sedang -.10 .04 -.12 .18 Fit
39. 0.95 (v) -0.3(v) Mudah NA -.19 -.27 .33 Fit
40. 0.92 (v) -0.5(v) Sedang -.20 -.45 .24 .39 Fit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter
Toleransi pada Siswa Kelas VII Cdan VIII A di SMP Negeri 4 Wates
Penelitian ini menggunakan soal tes karakter religius dansoal tes
karakter toleransi berbasis media film karakter, diketahui gambaran tingkat
capaian skor karakter religius dan karakter toleransi siswa kelas VII C dan
VIII A SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2016/2017 untuk masing-masing
kelas. Peneliti melakukan pengkategorisasi untuk menganalisis data.
Kategorisasi yang digunakan adalah pengkategorisasi menurut PAP Tipe I.
a. Capaian Skor Subjek Karakter Religius
Berikut ini disajikan grafik capaian skor subjek karakterreligius.
Gambar 4. 6 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa
Mencermati grafik di atas bahwa siswa kelas VII C dan VIII A
mencapai skor 41 s.d 68. Rata-rata capaian skor karakter religius adalah
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
RELIGIUS
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
61 (VII C) dan 59 (VIII A). Ada dua puluh satu siswa kelas VII C dan
empat belas siswa kelas VIII A capaian skor karakter religius di atas rata-
rata. Berikut data distribusi gambaran capaian skor subjek karakter
religius.
Tabel 4. 20 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa
Persentase
Kategori
Kelas VII
Kelas VIII
F % F %
90%-100% Sangat Baik - - - -
80%-89% Baik 12 39 4 16
65%-79% Cukup Baik 18 58 20 80
55%-64% Kurang Baik 1 3 - -
di bawah 55% Buruk - - 1 4
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil tes
karakter religiussiswa kelas VII C pada kategori baik berjumlah 12 siswa
(39%) ,kategori cukup baik berjumlah 18 siswa (58%) dan kategori kurang
baik berjumlah 1 siswa (3%). Sementara capaian skor karakter religius
siswa kelas VIII A pada kategori baik berjumlah 4 siswa (16%), kategori
cukup baik berjumlah 20 siswa (80%), dan hanya 1 siswa 4%) pada
kategori buruk. Tidak terdapat satu pun siswa dari masing-masing kelas
memiliki karakter religius berkategori sangat baik. Berikut ini juga
disajikan hasil kategorisasi karakter religius dalam bentuk diagram batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Gambar 4. 7 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Religius pada Siswa
Grafik di atas menunjukkan bahwa 12 siswa kelas VII C mencapai
karakter religius pada kategori baik dan 4 siswa untuk kelas VIII A.
Sedangkan kategori cukup baik ada 18 siswa (VII C) dan 20 siswa (VIII
A). Hasil tes karakter religius menggunakan soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter berbasis film ini menunjukkan bahwa karakter
religius kelas VII dan VIII SMP Negeri 4Wates baik.
b. Capaian Skor Subjek Karakter Toleransi
Berikut ini disajikan capaian karakter toleransi pada kelas VII
dan VIII dipaparkan dalam tabel dan digambarkan dalam bentuk grafik.
12
18
1
4
20
1
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
RELIGIUS
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 4. 8 Grafik Profile Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa
Mencermati grafik di atas bahwa siswa kelas VII C dan VIII A
mencapai skor 57 s.d 75. Rata-rata capaian skor karakter toleransi
adalah 65 (VII C) dan 68 (VIII A). Ada tujuh belas siswa kelas VII C
dan tiga belas siswa kelas VIII A capaian skor karakter toleransi di atas
rata-rata. Berikut data distribusi gambaran capaian skor subjek karakter
toleransi.
Tabel 4. 21Data Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa
Persentase Kategori Kelas VII Kelas VIII
F % F %
90%-100% Sangat Baik 3 10 6 24
80%-89% Baik 18 58 15 60
65%-79% Cukup Baik 10 32 4 16
55%-64% Kurang Baik - - - -
di bawah 55% Buruk - - - -
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
TOLERANSI
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Berdasarkan tabel di atas bahwa ada 3 siswa (10%) kelas VII C
memiliki karakter toleransi sangat baik, sedangkan untuk kelas VIII A
ada 6 siswa (24%). Kategori baik untuk kelas VII C berjumlah 18 siswa
(58%) dan kelas VIII A 15 (60%). Kategori cukup baik ada 10 siswa
(32%) kelas VII C dan 4 siswa (16%) kelas VIII A. Sedangkan untuk
kategori kurang baik dan buruk tidak ada. Berikut ini juga disajikan
hasil kategorisasi karakter religius dalam bentuk diagram batang.
Gambar 4. 9 Grafik Distribusi Capaian Skor Karakter Toleransi pada Siswa
Grafik di atas menunjukkan bahwa 3 siswa kelas VII C mencapai
karakter toleransi pada kategori sangat baik dan 6 siswa untuk kelas
VIII A. Sedangkan kategori baik ada 18 siswa (VII C) dan 15 siswa
(VIII A). Hasil tes karakter religius menggunakan soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter berbasis film ini menunjukkan bahwa karakter
toleransi kelas VII dan VIII SMP Negeri 4Wates baik.
3
18
10
6
15
4
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
TOLERANSI
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan Soal
Tes Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa Kelas VII Cdan VIII
A SMP Negeri 4 Wates
Prototipe soal tes hasil asesmen pendidikan karakter religius dan
karakter toleransi berbasis film karakter dilihat keefektivitasnya
menurut penilaian siswa. Siswa yang mengikuti semua rangkaian
kegiatan diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian terkait
dengan efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter religius dan karakter toleransi berbasis film
karakter yang diimplementasikan pada akhir pertemuan. Terdapat 30
butir pernyataan yang tersedia dan siswa diminta untuk mencentang
alternatif jawaban yang ada. Penilaian dari siswa disajikan dalam
bentuk presentase (%) ditiap itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 4. 22Rekapitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes
Karakter Religius dan Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa SMP
Negeri 4 Wates
(N=56)
Keterangan: Item nomor 8, 17, 18, 19, 27, dan 30 merupakan pernyataan negatif.
No Pertanyaan Ya Kurang Tidak
Tidak
Tahu % Ya
1 Menarik dan asyik 34 21 1 0 61
2 Menyenangkan dan menghibur 28 26 2 0 50
3 Sangat bermanfaat untuk menyadari kualitas diri 50 4 0 2 89
4 Menyadarkan saya untuk memperbaiki prilaku 53 3 0 0 95
5 Membuka mata hati/nurani 44 10 0 2 79
6 Mendorong tekad/keberanian berbuat lebih baik 48 7 0 1 86
7 Menimbulkan rasa bersalah 25 13 17 1 45
8 Mempermalu diri sendiri 4 12 37 3 7
9 Menumbuhkan rasa diri berharga 30 10 9 7 54
10 Menelanjangi kelemahan/kekurangan diri 19 10 10 17 34
11 Menimbulkan rasa sedih dan prihatin 31 11 13 1 55
12
Sangat bermanfaat mendorong perbaikan
perilaku 43 9 0 4 77
13 Menimbulkan rasa menyesal 20 17 16 3 36
14 Menumbuhkan keinginan menolong orang lain 49 7 0 0 88
15 Menumbuhkan rasa bersyukur 52 4 0 0 93
16
Menantang diri untuk bertobat dari perilaku
buruk 42 9 3 2 75
17 Sangat membosankan/melelahkan 9 11 33 3 16
18 Sangat berat dan sulit 5 6 38 7 9
19 Soalnya terlalu panjang dan rumit 12 13 29 2 21
20 Mendorong keberanian bertanggung jawab 42 9 2 3 75
21 Membangkitkan kesadaran menghargai teman 54 2 0 0 96
22 Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong 55 1 0 0 98
23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 49 5 2 0 88
24
Menumbuhkan ketaatan terhadap
norma/peraturan 48 4 0 4 86
25 Membangkitkan keinginan berusaha/daya juang 46 8 1 1 82
26
Sangat baik/sesuai untuk mengukur karakter
siswa 38 10 1 7 68
27
Beberapa potongan film/video tidak
menyambung dengan pertanyaan & opsi
jawaban 20 11 16 9 36
28
Menumbuhkan keinginan berbagi/rela
berkorban 42 10 1 3 75
29 Mendorong siswa lebih disiplin 46 9 0 1 82
30
Waktu mengerjakan terlalu singkat/kurang
waktu 16 5 32 3 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Mencermati hasil data tabel di atas sudah sangat meyakinkan bahwa
sebagian besar siswa yang menjadi partisipan dalam penggunaan prototipe soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karaktertoleransi berbasis film
karakter menilai model pengembangan ini efektif. Data tabel di atas diperoleh
informasi bahwa:
a. Pada empat pernyataan positif siswa (>90%) memilih jawaban "ya"
termasuk kategori sangat efektif dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada item nomor 4 terdapat 53 siswa (95%) memilih jawaban "ya"
2) Pada item nomor 15 terdapat 52 siswa (93%) memilih jawaban "ya".
3) Pada item nomor 21 terdapat 54siswa (96%) memilih jawaban "ya".
4) Pada item nomor 22 terdapat 55 siswa (98%) memilih jawaban "ya".
Ada dua pernyataan negatif siswa (>90%) memilih jawaban "tidak"
termasuk kategori sangat efektif dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada item nomor 8 terdapat 52 siswa (93%) memilih jawaban "tidak".
2) Pada item nomor 18 terdapat 51 siswa (91%) memilih jawaban "tidak".
Artinya, siswa ini mengaku soal tes tidak sulit/berat.
Pada tujuh pernyataan positif siswa (80%-89%) memilih jawaban "ya"
termasuk kategori efektif dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada item nomor 3 terdapat 50 siswa (89%) memilih jawaban "ya".
2) Pada item nomor 6 terdapat 48 siswa (86%) memilih jawaban "ya".
3) Pada item nomor 14 terdapat 49 siswa (88%) memilih jawaban "ya".
4) Pada item nomor 23 terdapat 49 siswa (88%) memilih jawaban "ya".
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
5) Pada item nomor 24 terdapat 48 siswa (88%) memilih jawaban "ya"
6) Pada item nomor 25 terdapat 46 siswa (82%) memilih jawaban "ya"
7) Pada item nomor 29 terdapat 46 siswa (82%) memilih jawaban "ya"
Sementara ada satu pernyataan negatif pada item nomor 17 terdapat 47 siswa
(84%) memilih jawaban "tidak" termasuk kategori efektif.Artinya, 47 siswa ini
mengaku soal tes ini tidak terlalu berat dan sulit.
Pada enam pernyataan positif siswa (65%-79%) memilih jawaban "ya"
termasuk kategori cukup efektif dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada item nomor 5 terdapat 44 siswa (79%) memilih jawaban "ya"
2) Pada item nomor 12 terdapat 43 siswa (77%) memilih jawaban "ya"
3) Pada item nomor 16 terdapat 42 siswa (75%) memilih jawaban "ya"
4) Pada item nomor 20 terdapat 42 siswa (75%) memilih jawaban "ya"
5) Pada item nomor 26 terdapat 38 siswa (68%) memilih jawaban "ya"
6) Pada item nomor 28 terdapat 42 siswa (75%) memilih jawaban "ya"
Ada dua pernyataan negatif siswa (65%-79%) memilih jawaban "ya" termasuk
kategori cukup efektif dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada item nomor 19 terdapat 44 siswa (79%) memilih jawaban
"tidak".Artinya, 44 siswa ini mengaku soal tes ini tidak terlalu panjang dan
rumit.
2) Pada item nomor 30 terdapat 40 siswa (71%) memilih jawaban "tidak".
Artinya, 40 siswa ini mengaku waktu untuk mengerjakan tidak terlalu
singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Pada dua pernyataan positif siswa (55%-64%) memilih jawaban "ya" termasuk
kategori kurang efektif dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada item nomor 1 terdapat 34 siswa (61%) memilih jawaban "ya"
2) Pada item nomor 11 terdapat 31 siswa (55%) memilih jawaban "ya"
Sementara ada satu pernyataan negatif pada item nomor 27 terdapat 46 siswa
(64%) memilih jawaban "tidak" termasuk kategori kurang efektif.
Padalima pernyataan positif siswa (<55%) memilih jawaban "ya" termasuk
kategori tidak efektif dengan rincian sebagai berikut.
1) Pada item nomor 2 terdapat 28 siswa (50%) memilih jawaban "ya"
2) Pada item nomor 7 terdapat 25 siswa (45%) memilih jawaban "ya"
3) Pada item nomor 9terdapat 30 siswa (54%) memilih jawaban "ya"
4) Pada item nomor 10 terdapat 19 siswa (34%) memilih jawaban "ya"
5) Pada item nomor 13 terdapat 20 siswa (36%) memilih jawaban "ya"
Dapat disimpulkan bahwa siswa yang menilai soal tes karakter religius dan
soal tes karakter toleransi ini sangat efektif karena siswa menjadi sadar untuk
memperbaiki perilaku, menumbuhan rasa bersyukur, membangkitkan kesadaran
menghargai teman, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong. Selain itu
siswa merasa soal ini tidak berat dan tidak sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
B. Pembahasan
1. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Religius dan
Karakter Toleransi Berbasis Film
Penelitian ini dirancang guna mengembangkan model penilaian
pendidikan karakter. Produk yang dikembangkan dan didesain dalam
penelitian ini berupa prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter
religius dan karakter toleransi berbasis film karakter yang disusun
berdasarkan potongan film. Potongan film ini (yang diseleksi dari
youtube)memuat tayangan yang mengandungdilema moral, persoalan
konflik moral, klarifikasi nilai yang menggambarkan karakter religius dan
karakter toleransi. Peneliti menggunakan enam tahap dari sepuluh tahap
prosedur pengembangan menurut Sugiyono antara lain: 1) potensi dan
masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4) validasi desain,
5) perbaikan desain, dan 6) uji coba produk.
Proses pengembangan prototipe soal tes ini diawali dengan
menemukan aspek dan indikator sebagai pondasi untuk menyusun
pertanyaan soal tes dan menemukan potongan film (seleksi dari youtube)
dilema moral yang tepat. Selain potongan film ini memuat tayangan
dilema moral, potongan film ini juga diseleksi dengan memenuhi kriteria,
yaitu (1) tokoh dalam film sesuai dengan usia SMP. Bila pemeran film
yang disajikan tidak sesuai dengan usia SMP, maka peneliti menyiasati
dengan mengimajinasikan dan menghadirkan suasana film itu dekat
dengan dirinya (siswa) supaya tergambarkan persoalan dilema moral pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
diri siswa. (2) Budaya film yang disajikan diusahakan sesuai dengan
budaya Indonesia. Peneliti cukup merasakan kesulitan dalam mencari film
Indonesia yang menggambarkan dilema moral yang sesuai dengan
karakter religius dan karakter toleransi sehingga peneliti menyajikan juga
beberapa film budaya dari luar negeri.
Selanjutnya, peneliti menyusun pertanyaan dan empat alternatif
jawaban yang berbentuk pilihan ganda dengan jawaban bergradasi. Empat
alternatif jawaban bergradasi inimencerminkan tiga komponen karakter
yang baik (Lickona, 2012) yaitu tingkat pemahaman tentang moral
(moralknowing), perasaan tentang moral (moralafection), dan
tindakan/perilaku moral (moralaction). Alternatif jawaban bergradasi pada
tingkat pemahaman moral diberi skor 1. Bila alternatif jawaban bergradasi
ada pada tingkat perasaan moral, maka diberi skor 2. Bila ada pada tingkat
tindakan/perilaku moral masih dalam keinginan, maka diberi skor 3. Bila
ada pada tingkat tindakan moral mencapai kebiasaan (habit), maka diberi
skor 4. Pada tingkat ini membuat pengetahuan moral yang dimiliki siswa
dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata.
Peneliti melakukan penggabungan antara potongan film dan
pertanyaan serta empat alternatif jawaban menggunakan aplikasi
softwarevegas pro 11.0. Soal tes ini terdiri dari 40 soal, masing-masing
karakter mewakili 20 soal tes yang mengambarkan masing-masing dilema
moral karakter. Setiap film dan satu pertanyaan memiliki durasi 1-3 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Total durasi yang dibutuhkan 40 soal berkisaran 1 jam 30 menit. Bentuk
final soal tes ini berupa video/film karakter religius dan karakter toleransi.
Prototipe soal tes setelah disusun dalam bentuk video ditayangkan
di depan testi (siswa). Subjek ujicoba produk penelitian ini diasumsikan
dapat dengan cermat menonton tayangan film dan dapat membaca soal
dari LCD. Penayangan film dan soal tes ditempatkan sedemikian rupa
sehingga dapat terlihat jelas oleh testi (tidak silau, faktor pencahayaan
yang baik, dan siswa tidak bisu, tuli, dan buta). Sekolah tempat
implementasi model memiliki fasilitas penayangan video dan speaker
yang berkualitas baik. Bila salah satu asumsi di atas tidak terpenuhi, maka
ujicoba model ini tidak berhasil.
Prototipe soal tes dalam bentuk video ditayangkan di depan testi
(siswa) dapat dicermati bahwa siswa sangat antusias mengamati film dan
membaca soal diakhir cuplikan film. Siswa diminta mengambil keputusan
atas pertimbangan gradasi yang disediakan dan menuliskan dilembar
jawaban yang disediakan. Setelah 30 soal tes ditayangkan, peneliti
mengamati beberapa siswa terlihat bosan dan kehilangan konsetrasi
ditandai dengan menopang dagu dan meletakkan kepala di atas meja. Hal
ini juga dibuktikan dari hasil kuesioner hasilvalidasi efektivitas
penggunaan soal tes bahwa hanya ada 9 siswa (16%) menilai soal tes ini
membosankan dan melelahkan. Kondisi ini juga disebabkan karena
penelitian ini dilakukan pada bulan puasa. Selain itu, batas konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
siswa juga terbatas tidak dapat konsentrasi penuh dalam waktu satu jam
sehingga menimbulkan kelelahan.
Keunggulan-keunggulan prototipe soal tes ini adalah semua guru
dapat memberi tes ini pada siswa, tidak membutuhkan keahlian khusus
karena soal tes ini sudah berbentuk video yang siap tayang. Sudah
memiliki rubrik penilaian yang pasti sehingga penilaian ini objektif. Selain
itu, prototipe soal tes ini lebih menarik, efisien dan efektif karena berbasis
film.
2. Hasil Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan
Daya Beda) Soal Tes Karakter Religius dan Soal Tes Karakter
Toleransi Berbasis Film yang Diujicobakan pada Siswa Kelas VII C
dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates
Hasil uji kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya beda) soal tes karakter religius dan soal tes karaktertoleransi berbasis
film yang diujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri
4 Watescukup baik dan efektif untuk mengukur karakter religius dan
karaktertoleransi. Uji kualitas soal tes karakter religius dan karakter
toleransi menggunakan bantuan program komputer Quest dengan
pendekatan Item Response Theory (IRT) Rasch model.
Berdasarkan hasil uji validitas item karakter religius bahwa ada 18
dari 20 item memenuhi kriteria nilai yang valid dengan INFIT MNSQ antara
0,83 s.d 1,19 dengan model Rasch karena batas penerimaan item fit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30 dengan taraf kesalahan
atau alpha sebesar 5%. Untuk hasil INFIT t -1,2 s.d 1,5. Sementara dalam
karakter toleransiseluruh item dinyatakan valid, dengan INFIT MNSQ 0,87
s.d 1,13 dan INFIT t -0,5 s.d 0,9. Artinya, seluruh item karakter religius dan
karakter toleransi valid menggunakan kedua kriteria dan berada dalam
posisi fit dengan model atau dalam bahasa teori klasik seluruh item valid.
Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran (Azwar,
2009), sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa tes ini mampu mengukur
hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi.
Arikunto (2013) menjelaskan sebuah tes dikatakan baik sebagai
alat pengukuran, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas
tinggi. Kesesuaian indikator dan aspek tercapainya indikator disusun
berdasarkan konstruk secara teoritik dan juga disesuaikan dengan fakta yang
ada dilapangan. Hal ini karena memberikan gambaran tentang data secara
benar sesuai kenyataan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tes
valid, yaitu arahan tes yang disusun dengan makna jelas sehingga dapat
meningktakan validitas tes. Kata-kata yang digunakan dalam instrumen
tidak terlalu sulit, jumlah item tidak terlalu sedikit sehingga mewakili
sampel, dan teknik pemberian skor yang konsisten.
Hasil uji validitas efektivitas model bahwa 30 item seluruhnya
memenuhi kriteria nilai yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,83 sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dengan 1,16 dengan model Rasch. Batas penerimaan item fit menggunakan
INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30 dengan taraf kesalahan atau alpha
sebesar 5%. Sementara, hasil reliabilitas kuesioner validasi efektivitas
model pada kategori bagus dengan nilai reliabilitas 0,90.
Selanjutnya, hasil hitung reliabilitas diketahui reliabel dengan
indeks reliabilitas soal tes karakterreligiusberkisar 0,93 (bagus sekali) dan
soal tes karaktertoleransiberkisar 0,89 (bagus). Artinya, kedua soal tes
karakter ini dapat dipercaya, konsisten atau stabil, produktif, dan ajeg.
Menurut Arikunto (2013), ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi
mengikuti perubahan secara ajeg. Hal ini karena unsur kejiwaan manusia itu
sendiri tidak ajeg sehingga memeroleh gambaran yang ajeg memang sulit.
Misalnya, kemampuan, sikap, dan sebagainya, berubah-ubah dari waktu ke
waktu.
Beberapa hal yang membuat nilai reliabilitas tes baik (Arikunto,
2013), yaitu tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid
dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi
rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas. Dalam hal
ini, validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu karena menyokong
terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid.
Sebaliknya, sebuah tes valid biasanya reliabel. Nilai reliabilitas tes baik juga
dipengaruhi oleh testi ujicoba. Suatu tes yang diujicobakan pada kelompok
yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang
menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes. Tes yang dicobakan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
bukan kelompok terpilih akan menunjukkan reliabilitas yang lebih besar
daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara
terpilih.
Mencermati hasil tingkat kesukaran butir soal karakter religius dan
karakter toleransisebagian besar memiliki tingkat kesukaran yang sedang,
soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Walaupun terdapat
dua butir soal karakter religius kategori sukar dan mudah yaitu soal nomor
17 dengan skor 3(terlalu sukar), dan nomor 17 dengan skor 2 (terlalu
mudah). Sedangkan soal karaktertoleransiterdapat tiga butir soal terlalu
sukar (nomor 17, 4 dan 14) dan dua butir soal terlalu mudah (nomor 19 dan
14).
Soal yang terlalu mudah tidak membuat siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2013), sehingga
butir soalkarakter religiusdan karaktertoleransi yang memiliki tingkat
kesukaran kategori paling sukar dan mudah tidak baik/cocok sebagai alat
tes karena tidak dapat membedakan siswa yang memiliki karakter
religiusdankarakter toleransi. Soal yang terlalu mudah akan mampu dijawab
oleh siswa yang memiliki karakter baik dan karakter kurang baik.
Sebaliknya, item soal yang terlalu sulit, kedua kelompok siswa tidak mampu
menjawab. Dengan demikian, daya beda item tersebut rendah atau tidak
baik. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat kesukaran soal akan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dampak pada daya beda. Perlu diketahui bahwa soal-soal yang terlalu
mudah atau terlalu sukar, lalu tidak berarti tidak boleh digunakan. Hal ini
tergantung dan penggunaannya.
Antara tingkat kesukaran dan daya beda dalam model Rasch
memiliki keterkaitan, dilihat dari tingkat kesukaran item yang memiliki
tingkat kesukaran tinggi, sedang, dan rendah, maka item-item soal tes
karakter religiusdan soal tes karakter toleransi menunjukan daya beda yang
jelas yakni antara tiap gradasi pilihan menunjukan skor yang berbeda mulai
dari skor 1 sampai skor 4 memiliki nilai daya beda skor item. Selain itu,
melihat daya beda kemampuan siswa dapat dilihat pada grafik tingkat
kesukaran yang juga menggambarkan daya beda kemampuan siswa dalam
menjawab soal tes.
Pada model Rasch melihat daya beda dengan nilai point biserial
(indeks daya beda) pada setiap item dan skor. Pada jawaban positif, artinya
pada jawaban itu memilikikarakter religius ataukarakter toleransi yang
paling kuat atau banyak. Sebaliknya, pada jawaban negatif artinya sebagai
pilihan yang karakter religius ataukarakter toleransi sedikit pada jawaban
ini. Semakin positif semakin banyak untuk karakter yang diukur dalam
jawaban itu. Bila jawaban bergradasi ada yang positif maka dikatakan sudah
baik karena hal itu dianggap benar sesuai dengan rubrik penilaian.
Sebaliknya, bila tidak ada positif pada item tersebut berarti item itu tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Berdasarkan daya beda itu relatif nilai daya beda berjenjang dan
selalu ada nilai positif hingga tidak ada negatif semua. Artinya, semua butir
item memiliki daya beda yang bergradasi menggambarkan karakter religius
atau karakter toleransi dan ada satu pilihan jawaban yang betul-betul
menggambarkan karakter tersebut.
3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Religius dan Karakter
Toleransi pada Siswa Kelas VII C dan VIII A di SMP Negeri 4 Wates
Berdasarkan data yang dihasilkan melalui prototipe soal tes
karakter religius dan karakter toleransi berbasis media film, ditemukan
gambaran capaian hasil karakter religius pada siswa kelas VII C berkategori
baik 39%, berkategori cukup baik 18% dan berkategori kurang baik 3%.
Siswa kelas VIII A memiliki karakter religius pada kategori baik 16%,
kategori cukup baik 80%, dan hanya 1 siswa (4%) pada kategori buruk.
Siswa yang memiliki karakter religius pada kategori baik dan
cukup baik karena siswa ini dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya,
sehingga mudah baginya untuk menolong orang lain, berderma, memaafkan
dan berlaku jujur senada dengan yang diungkapkan oleh Glock dan Stark
(1965). Siswa berkarakter religius akan melaksanakan ritual keagamaannya
dengan sepenuh hati, seperti berdoa dan berpuasa. Siswa ini menghayati
iman yang dipegangnya.
Rendahnya karakter religius disebabkan karena siswa kurang
memiliki keyakinan teguh kepada Tuhan. Siswa seperti ini cenderung tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
tertarik kepada pengetahuan tentang Tuhan dan agama yang dianut.
Sehingga sulit baginya untuk melakukan perintah Tuhan.
Sebagian siswa kelas VII C (10%) dan kelas VIII A (24%)
mencapai skor karakter toleransi pada kategori sangat baik. Ada 58% siswa
kelas VII C berkategori baik dan 60% siswa kelas VIII A. Sedangkan untuk
kategori cukup baik di kelas VII C 32% dan VIII A 16%. Hal ini karena
siswa memiliki kemampuan untuk menghargai perbedaan agama, suku,
etnik, pendapat dan tindakan orang lain yang tidak sama dengan dirinya,
seperi yang diungkapkan Wibowo (2012:101). Siswa berkarakter toleransi
memilik kemampuan untuk menghormati martabat dan hak semua orang.
Hal ini karena siswa memiliki kemampuan untuk mengubah
kendali yang dirasakannya terhadap permasalahan yang dihadapinya.
Senada dengan pendapat Stoltz (2005) bahwa apabila individu memiliki
religius yang tinggi, semakin besar kemungkinan individu mempunyai
tingkat kendali (kontrol) yang kuat terhadap peristiwa-peristiwa yang buruk.
Akibatnya, individu ini akan bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan
tetap teguh dalam mencari suatu penyelesaian. Tidak terdapat kategori
karakter toleransi yang buruk pada siswa kelas VII C dan VIII A.
Peneliti telah menganalisis hasil capaian gambaran karakter
religius dan toleransi di SMP Negeri 4 Wates. Hasilnya dapat disimpulkan
bahwa dalam diri siswa kelas VII C dan VIII A memiliki karakter toleransi
dan karakter religius yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Karakter Religius dan
Karakter Toleransi Menurut Penilaian Siswa Kelas VII Cdan VIII A
di SMP Negeri 4 Wates
Penggunaan model ini juga mendapatkan penilaian secara
langsung dari siswa. Siswa memberikan penilaian dan hasil dari penilaian
itu dapat sangat efektif. Siswa menjadi sadar untuk memperbaiki perilaku,
menumbuhan rasa bersyukur, membangkitkan kesadaran menghargai
teman, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong. Melalui soal
tes karakater ini siswa menyadari kualitas dirinya, semakin memiliki tekad
berbuat baik, menumbuhkan ketaatan terhadap norma, membangkitkan
daya juang dna mendorong siswa lebih disiplin. Siswa juga beranggapan
soal ini tidak berat dan tidak sulit.
Prototipe soal tes setelah disusun dalam bentuk video ditanyangkan
di depan testi (siswa) dapat dicermati bahwa siswa sangat antusias
mengamati film dan membaca soal diakhir cuplikan film. Senada dengan
pendapat Sadiman (1989) tentang film membuat penonton antusias karena
film menyajikan pesan moral secara nyata dan diserap dengan mudah
pesan yang disampaikan. Gambar hidup yang ditampilkan di film memberi
dampak yangberbeda dari untaian kata-kata dalam sebuah buku.Namun,
antusias yang sangat tinggi, berdasarkan pengamat peneliti pada sekitar
menit-menit terakhir tampak kehabisan energi karena sangat fokus
mengamati film dan membaca soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Film ini efektif karena menyajikan pesan moral sehingga mengarah
pada perbaikan perilaku. Sejalan dengan pendapat Muklis (Hazliansyah,
2013) bahwa media film lebih menarik dan mudah dicerna sehingga pesan
moral langsung merasuk ke pikiran dan jiwa siswa dan dapat mengarah
pada perbaikan perilaku. Oleh karenanya model soal semacam ini 95%
siswa mengatakan ingin memperbaiki perilaku setelah mengikuti tes ini.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa prototipe soal
tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransi
berbasis film karakter efektif. Artinya alat tes ini diterima oleh siswa dan
mampu mengukur karakter religius dan karakter toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini dipaparkan kesimpulan tentang produk, keterbatasan
penelitian, dan saran berdasarkan hasil penelitian.
A. Simpulan tentang Produk
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Tersusun instrumen penilaian hasil pendidikan karakter berupa prototipe
20 butir soal tes asesmen hasil pendidikan karakter religius dan 20 butir
soal tes karakter toleransi berbasis film karakter. Instrumen terdiri dari
potongan film yang mengandung dilema moral karakter religius dan
karakter toleransi.
2. Hasil uji kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda)
soal tes hasil pendidikan karakter religius dan karakter toleransiberbasis
film serta validitas dan reliabilitas kuesioner penilaian validasi efektivitas
model yang diujicobakan pada siswa kelas VII C dan VIII A di SMP
Negeri 4 Watesmemenuhi syarat kualifikasi untuk mengukur karakter
religiusdan karakter toleransi. Uji kualitas kedua set soal tes karakter
tersebut valid dan reliabel dengan indeks reliabilitas sebesar 0,93
(karakterreligius) dan 0,89 (karakter toleransi), hampir semua item
memiliki tingkat kesukaran sedang, dan memiliki daya beda yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
3. Penggunaan prototipe butir soal ini memperoleh informasi bahwa sebagian
siswa berada pada kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan
buruk.Siswa kelas VII C memiliki karakter religius baik 39%, cukup baik
58%, dan satu siswa berkarakter kurang baik (3%). Pada kelas VIII A
persentase karakter religius adalah 16% baik, 80% cukup baik, dan satu
siswa berkarakter buruk (4%). Sedangkan untuk karakter toleransi pada
kelas VII C siswa yang berkarakter sangat baik 10%, baik 58%, dan cukup
baik 32%. Kelas VIII A mempunyai persentase karakter toleransi yang
jauh lebih tingi dibangkan kelas VII C, yaitu sangat baik 24%, baik 60%,
dan cukup baik 16%.
4. Berdasarkan subjek uji coba penggunaan produk butir prototipe soal ini
diakui efektif karena sebagaian siswa mengaku menjadi sadar untuk
memperbaiki perilaku, menumbuhan rasa bersyukur, membangkitkan
kesadaran menghargai teman, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan dan
menolong. Melalui soal tes karakater ini siswa menyadari kualitas dirinya,
semakin memiliki tekad berbuat baik, menumbuhkan ketaatan terhadap
norma, membangkitkan daya juang dan mendorong siswa lebih
disiplin.Siswa juga beranggapan soal ini tidak berat dan tidak sulit.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan
karakter religius dan toleransi berbasis film yang dilaksanakan di SMP Negeri
4 Wates memiliki keterbatasan diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memperoleh hasil validitas
dan reliabilitas yang baik. Akan tetapi, penyusunan soal tes ini memiliki
keterbatasan seperti sulit menemukan alternatif jawaban yang bergradasi
dan distraktor yang tepat menggambarkan dilema moral, dan tidak mudah
menemukan film yang tepat menggambarkan karakter religius dan karakter
toleransi. Sukar menemukan film dengan latar belakang budaya Indonesia
dan lebih mudah menemukan film dari luar negeri.
2. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca pertanyaan yang
ditampilkan setelah penanyangan film. Sehingga siswa yang malas dan
lambat membaca soal akan sulit menjawab pertanyaan, karena waktu yang
terbatas.
3. Keterbatasan peneliti dalam mengoperasikan program untuk mengedit film
(Vegas Pro 11.0).
4. Melaksanakan penelitian pada bulan puasa sangatlah tidak efektif karena
jam sekolah dikurangi dari hari-hari biasa dan tingkat konsentrasi siswa
mudah terganggu serta kurang fokus. Hal ini dapat mempengaruhi dalam
menjawab pertanyaan.
C. Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang dapat peneliti uraikan agar
produk prototipe soal tes dapat dikembangkan yang lebih baik.
1. Bagi Pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Peneliti menyarankan pada pemerintah untuk melanjutkan
pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter
religius dan karakter toleransi berbasis film menjadi lebih baik.
2. Bagi Guru BK
Dikembangkannya model penilaian karakter religius dan karakter
toleransiberbasis film ini dapat mempermudah pelaksanaan penilaian
karakter siswa di SMP. Guru BK diharapkan mempersiapkan games
energizing untuk memulihkan semangat dan konsentrasi siswa saat
pelaksanaan tes.
3. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini perlu pengembangan soal tes dan potongan film
karakter yang lebih tepat dan sesuai dengan karakter yang diukur, sehingga
prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film ini lebih
optimal sebagai alat ukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan di Sekolah.Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2.
Jakarta:Bumi Aksara.
Albertus, Doni Koesoema. (2015). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak
di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
BumiAksara.
Airasian. (2000). Assesment in the Classroom. A Concise Approach. Boston : Mc
Graw Hill.
Azwar, Saifudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Azhar, Arsyad . Media pembelajaran (2003). Bandung pustaka.
Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di
SMP.Cakrawala Pendidikan, Juni 2015, Th XXXIV No. 2.
Cohen & Almagor. (2006). The scope of tolerance studies on the costs of free
expression and freedom of thr press. New York: Routlege.
Depdiknnas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang
sistemPendidikan Nasional.
Earnshaw. (2000).Religious Orientation and Meaningin Life: an Exploratory Study.
Fathurrohman, Pupuh, Suryana, & Fenny Ftriany. (2013). Pengembangan
Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Glock, C and Stark,R. (1965). Religion and Society in Tension, Chicag Rand MC
Nally Company.
Gunawan, Heri. (2014). Pendidikan Karakter Konseptual dan
Implementasi.Bandung: Alfabeta.
Hazliansyah. (2013). Film Medium Tepat untuk Pembetukan Karakter Bangsa.
(tersedia:
http://m.republika.co.id/berita/senggang/film/13/07/17/mq2sjefilm-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
medium-tepat-untuk-pembentukan-karakter-bangsa) diakses pada tanggal
28 Juni 2017.
Hurlock. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Airlangga.
Husmiati, Ratu. (2010). Kelebihan dan kelemahan media film sebagai media
pembelajaran sejarah.Jurnal Sejarah Lontar Vol.7, 61-67.
Ilahi, Mohammad Takdir. (2014). Gagalnya Pendidikan Karakter: Analisis
danSolusi Pengendalian Karakter Emas Anak Didik. Yogyakarta: AR-
RUZZMEDIA.
Khisbiyah. (2007). Yayah Khisbiyah. 2007. Menepis Prasangka,
MemupukToleransi Untuk Multikulturalisme: dukungan dari psikologi
sosial. Surakarta: PSB-PS UMS
Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran: Manual
danDigital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kemendiknas. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter.
BadanPenelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Kemendiknas. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah
MenengahPertama.
Lickona, Thomas. (2012). Mendidik untuk Membentuk Karakter:
BagaimanaSekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat
danTanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.
Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di
Sekolah.Yogyakarta: Kanisius.
Natalia, Ratna. Peranan Penggunaan Media Film Terhadap Minat Siswa dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce
2Yogyakarta. (2017). Skripsi. Tidak diterbitkan.
Ni Made Sri Mertasari. (2016). Skripsi. MEDIA ONLINE UNTUK
ASESMENPENDIDIKAN KARAKTER TERPADU. Dari
http://lemlit.undiksha.ac.id/images/img_item/2612.pdfpada tanggal 26
Maret 2017.
Poerwati. (2001). Evaluasi Pembelajaran, Modul Akta Mengajar: UMM Press.
Prijowuntato, W. S. (2016). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata
DharmaUniversity Press.
Samani, Muchlas & Hariyanto, M.S..(2012). Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan karakter. Bandung :
RemajaRosdakarya.
Sunardi dan Sunaryo. (2006). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta
:Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
danTenaga Perguruan Tinggi.
Sudjana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
RemajaRosdakarya.
Sadiman, Arif. (1989). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
danPemanfaatan. Jakarta: Rajawali
Subali, Bambang & Pujiyati Suyata. (2011).Panduan Analisis Data
PengukuranAnalisis Pendidikan untuk Memperoleh Bukti Empirik
KesahihanMenggunakan Program Quest.
Sumintono & Widhiarso. (2013). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian IlmuIlmu
Sosial. Cimahi : Trim Komunikata Publishing House.
Stoltz, Paul G.(2005). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi
Peluang.Jakarta: Grasindo.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003.
Undang-undang No 8 Tahun 1992 tentang Perfilman.
Uno, Hamzah B. & Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta:
BumiAksara.
Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan karakter strategi membangun bangsa
berperadaban. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wright, C. (2016). Reel Character: Using Film to Enhance Social and Emotional
Learning. dalam http://www.edutopia.org/blog/reel-character-film-
enhances-sel-christina-wright.
Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
RemajaRosdakarya
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Zubaedi. (2013). Desain Pendidikan Karakter: konsepsi dan Aplikasi dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 1
Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Religius
Kelas VII dan VIII
Kelas VII C – Karakter Religius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 2
Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Toleransi
Kelas VII dan VIII
VII C - Karakter Toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 3
Print Out Uji Validitas dan Tingkat Kesukaran
Soal Tes Karakter Religius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 4
Print Out Uji Validitas dan Tingkat Kesukaran
Soal Tes Karakter Toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 5 Print Out Uji Validitas Kuesioner Penilaian Efektivitas Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 6
Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Karakter Religius
dan Soal Tes Karakter Toleransi
a. Soal Tes Karakter Religius
b. Soal Tes Karakter Toleransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 7
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Efektivitas Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 10
Skala Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Karakter Religius
dan Soal Tes Karakter Toleransi Pengantar
Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian tes hasil pendidikan karakter
berbasis film/video karakter. Bagaimana, videonya menarik, bukan…? Kegiatan ini telah
selesai, terimakasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon kesediaan
kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas kualitas tes tadi. Berilah tanda
centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu alami/rasakan tentang tes
tersebut.
No Menurut saya, tes ini : Ya Kurang Tidak
Tidak
tahu
1 Menarik dan asyik
2 Menyenangkan dan menghibur
3 Sangat bermanfaat untuk menyadari kualitas diri
4 Menyadarkan saya untuk memperbaiki perilaku
5 Membuka mata hati/nuraniku
6 Mendorong tekad/keberanian berbuat lebih baik
7 Menimbulkan rasa bersalah dalam diriku
8 Mempermalu diri sendiri
9 Menumbuhkan rasa diri berharga
10 Menelanjangi kelemahan/kekurangan diri
11 Menimbulkan rasa sedih dan prihatin
12 Sangat manfaat mendorong perbaikan perilaku
13 Menimbulkan rasa menyesal
14 Menumbuhkan keinginan menolong orang lain
15 Menumbuhkan rasa bersyukur
16 Menantang diri untuk bertobat dari perilaku buruk
17 Sangat membosankan/melelahkan
18 Sangat berat dan sulit
19 Soalnya terlalu panjang dan rumit
20 Mendorong keberanian bertanggungjawab
21 Membangkitkan kesadaran menghargai teman
22 Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong
23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
24 Menumbuhkan ketaatan terhadap norma/peraturan
25 Membangkitkan keinginan berusaha/daya juang
26 Sangat baik/sesuai untuk mengukur karakter siswa
27 Beberapa potongan film/video tidak nyambung dengan
pertanyaan & opsi jawaban
28 Menumbuhkan keinginan berbagi/rela berkorban
29 Mendorong siswa lebih disiplin
30 Waktu mengerjakan terlalu singkat/kurang waktu
Nama&Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI