16
DK 1 week 3 komunitas Scenario : Unclear term : 1. Balita : anak berumur di bawah 5 tahun (0-4tahun 11 bulan) (kamus gizi, 2010) 2. SPM : standart pelayanan minimal, tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan sebagai patokan keberhasilan penyelenggaraan program kesehatan di kabupaten atau kota (kamus gizi, 2010) 3. Instrument : Alat atau sarana penelitian yang di gunakan untuk mengumpulkan data (KLBI, 2010) 4. Posyandu : upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola dari oleh untuk dan bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan memantau pertumbuhan balita dalam rangka meningkatkan kesehatan dengan pembinaan yang dilakukan oleh puskesmas setempat (kamus gizi 2010) 5. Kapsul vitamin A : Kapsul : struktur penutup sbagai wadah yang bisa larut berisi sejumlah dosis obat (Dorland, 2012) Vitamin A : Retinol atau beberapa senyawa larut lemak (Dorland, 2012) Retinol yang di temukan pada makanan hewani atau nabati sbgai precursor, karoten yang berguna untuk mngendalikan pertumbuhan pergantian sel dalam perkembangan janin, menjaga kesuburn dan menjaga kesuburan dn memelihara lpisan jaringan epitel mulut dan saluran nafas serta saluran kemih dan esensial untuk pengelihatan (kamus pngan dan gizi, 2014) kapsul vitamin A : wadah yang bisa larut berisi sejumlah dosis vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi sebagai komponen sentral pada beberapa struktur mata untuk pengelihatan, mngendalikan pertumbuhan pergantian sel dalam perkembangan janin, menjaga kesuburn dn memelihara lpisan jaringan epitel mulut dan

DK 1 week 3 komunitas

Embed Size (px)

Citation preview

DK 1 week 3 komunitas

Scenario :

Unclear term :

1. Balita : anak berumur di bawah 5 tahun (0-4tahun 11 bulan) (kamusgizi, 2010)

2. SPM : standart pelayanan minimal, tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan sebagai patokan keberhasilan penyelenggaraan program kesehatan di kabupaten atau kota (kamus gizi, 2010)

3. Instrument : Alat atau sarana penelitian yang di gunakan untuk mengumpulkan data (KLBI, 2010)

4. Posyandu : upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola darioleh untuk dan bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan memantau pertumbuhan balita dalam rangka meningkatkan kesehatan dengan pembinaan yang dilakukan oleh puskesmas setempat (kamus gizi 2010)

5. Kapsul vitamin A : Kapsul : struktur penutup sbagai wadah yang bisa larut berisi sejumlah dosis obat (Dorland, 2012)Vitamin A : Retinol atau beberapa senyawa larut lemak (Dorland, 2012)Retinol yang di temukan pada makanan hewani atau nabati sbgai precursor, karoten yang berguna untuk mngendalikan pertumbuhan pergantian sel dalam perkembangan janin, menjaga kesuburn dan menjaga kesuburan dn memelihara lpisan jaringan epitel mulut dan saluran nafas serta saluran kemih dan esensial untuk pengelihatan(kamus pngan dan gizi, 2014)

kapsul vitamin A : wadah yang bisa larut berisi sejumlah dosis vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi sebagai komponen sentral pada beberapa struktur mata untuk pengelihatan, mngendalikan pertumbuhan pergantian sel dalam perkembangan janin,menjaga kesuburn dn memelihara lpisan jaringan epitel mulut dan

saluran nafas serta saluran kemih (dorland, 2012; kamus gizi, 2010; kamus pngan dan gizi)

6. program : rancangan yang akan di jalankan (kamus bahasa Indonesia, 2010)7. cakupan program : Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A satu kali dan anak umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi dua kali per tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. (depkes 2004)

Cues :- Ahli gizi mampu melakukan kegiatan evaluasi dengan membuat

instrument pengukuran perubahan perilaku pemberian kapsul vitamin A pada balita pada tahun 2014 dan mendesain kegiatan yang lebih efektif untuak mendapatkan peningkatan presentase cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A 2kali per tahun

PI dan brainstorming

1. bgaimana gambaran umum program pemberian vitamin A dengan metode pemberian 2kali pertahun (Apa macam kapsul vitamin A yang di berikan) 2kali pertahun (feb dan agust)Kapsul ada 2 : merah dan biru 500 IU di bawah 2 tahun, 1000 IU di atas 2 tahun (2 kapsul merah)Di lakukan di posyandu terdekatMerah (50.000 IU) biru (100.000 IU)Bentuk kegiatan : penyuluhan ke ibu-ibu

4. Tempat pemberian Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmaspembantu (Pustu), polindes/poskesdes, balai pengobatan,praktek dokter/bidan swasta) Posyandu Sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk kelompokbermain, tempat penitipan anak, dll (depkes, 2009 slide 11-12)

2. Berapa target SPM untuk cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A 2kali per tahun80% atau 85%

depkes, 2004 slide 13

3. Apa saja instrument pengukuran perubahan perilaku (tidak terlambat ke posyandu)? Quisioner (ag yg menilai, ag yg menanyakan ke ibunya wawancara atau survey), absensi, kartu control (KMS),

Instrument pengukuran perubahan perilaku yang digunakan

tergantung kepada metode pengukuran yang digunakan. Metodenya

antara lain :

1. Survey

Kuesioner the activities and skills profile

Tujuan : mengukur status fungsional dan penggunaan

skill individu saat bekerja.

Sasaran : tiap individu kader, bersifat self report.

Langkah - langkah penggunaan :

Sudah terstandar tinggal mengisi, selanjutnya dilakukan

skoring.

Kelebihan:

Lebih akurat, valid, reliable

Kelemahan:

Skoring masih kuantitatif

Sedikit bias

Dibutuhkan skoring yg berkualitas dan terlatih

Apabila individu tdk menjawab pertanyaan maka

tidak diketahui perubahan perilaku.

Apabila pertanyaannya banyak dapat menimbulkan

kejenuhan sehingga mempengaruhi jawaban

Komponen hal – hal afektif yg harus diukur dari

perubahan perilaku yang ada dalam kuesioner

Minat, bertujuan untuk mendapatkan informasi

tentang minat kader terhadap materi penyuluhan

yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan

minat kader terhadap materi penyuluhan.

Sikap, untuk mengetahu sikap kader terhadap

kegiatan penyuluhan.

Konsep diri, dimaksudkan agar kader mengetahui

kelemahan dan kelebihan diri mereka sendiri.

Nilai dan keyakinan bertujuan untuk mengungkapkan

nilai dan keyakinan indivdu dari kader.

Moral, bertujuan untuk mengungkap atau mengetahui

moral individu. Informasi moral seseorang

diperoleh melalui pengamatan perbuatan yang

ditampilkan dan laporan diri melalui kuisoner.

Skala pengukuran instrumen:

Skala thorstone

Skala thurstone terdir dari tujuh kategori untuk

menggambarkan minat, yang paling banyak bernilai

7 dan yang paling kecil bernilai 1.

Skala likert

Skala likert terdiri dari empat kategori yang

berisi sangat setuju, setuju, tidak setuju dan

sangat tidak setuju.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan

kata- kata untuk kuisioner adalah :

Gunakan kata-kata yang sederhana sesuai dengan

tngkat pendidikan

Pertanayaan jangan samar-samar

Hindari pertanyaan yang bias

Hindari pertanyaan hipotetikal atau pengandaian

Interpretasi kuesioner: penafsiran hasil pengukuran

menggunakan distribus normal dengan dua kategori yaitu

positif atau negatif.

(Mardapi, 2011 slide 6-10)

2. Observasi langsung

Metode observasi dilakukan dengan cara pengamat melihat

dan menilai secara langsung perilaku yang dilakukan oleh

sasaran yang dinilai. Instrument yang digunakan antara

lain :

a. Checklist : checklist berisi indikator-indikator

pedoman observasi yang berisi kolom jawaban ya atau

tidak. Pengamat melihat perilaku sasaran apakah

perilakunya sesuai atau tidak dengan pedoman

kemudian mencentang kolom check ya atau tidak.

Tingkat kepatuhan pengamat dapat dinilai dengan

rumus :

Tingkat kepatuhan = jumlahjawabanyajumlahjawabanyadantidak x

100%

Apabila tingkat kepatuhan bernilai >80% berarti

telah memenuhi standar atau pedoman perubahan

perilaku.

Kelebihan instrument checklist : pengamat dapat

mengamati realitas yang ada

Kekurangan instrument checklist : membutuhkan

pengamat yang ahli dan tidak subyektif

b. Participation chart : digunakan untuk melihat

keterlibatan dan tingkat partisipasi dalam suatu

kegiatan. Instrument ini lebih menilai kehadiran dan

partisipasi sasaran.

Kelebihan participation chart : sangat baik untuk

mengamati kegiatan atau mengukur sikap responden

Kekurangan participation chart : tidak dapat

memberikan informasi mengenai alasan terlibat dalam

suatu kegiatan

3. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara pengamat melakukan tanya

jawab secara langsung dengan sasaran. Materi pertanyaan

yang diajukan harus sesuai dengan indikator dan pedoman

perubahan perilaku yang dimaksudkan. Instrument yang

digunakan dapat berupa kuesioner.

(Moerdiyanto, 2011 slide 13-17)

4. bgaimana cara evaluasi cakupan program umum (KVA) dan khusus(edukasi) terhadap SPM (dibandingkan dengan SPM) tahun laluKVA di lihat dari KMSEdukasi quisioner

Evaluasi cakupan program umum dan khusus : o lihat hasil di catatan buku registrasi yang ada seperti

registrasi penimbangan balita atau sistem informasi posyandu (SIP)

o lihat KMS, buku KIA dan rekapitulasi buku bantu karena setiap pemberian kapsul vitamin A selalu dicatat di KMS, buku KIA dan rekapitulasi buku bantu

depkes, 2009 slide 23- evaluasi tidak efektif nya edukasi yang telah di terapkan :

karena akses sulit, metode kurang menarik, acara kurang meriah, kurang pengetahuan, krena motivasi kader kurang, suasana kurang kondusif.Evaluasi tidk efektifnya edukasi yang telah diterapkan :

- pendidikan orang tua yang rendah- akses ke pelayanan kesehatan susah (ridwan, 2010 slide 4)-

5. Apa kegiatan yang efektif untuk perubahan perilaku (tidak terlambat ke posyandu)? FGD, Snow ball, role play, penyuluhanTarget ibu-ibu edukasi dan tindak lanjut (FGD)Target anak-anak role playSnow ball mengmbil 1 kelompok untuk menambah grup ataukelompok FGDSnow ball satu ibu di edukasi untuk mengedukasi ibu lain

Kegiatan Yang Efektif :

a)Jambore kader

Kegiatan jambore kader dapat berupa: perlombaan seperti

cerdas cermat, lomba keterampilan kader dalam hal menimbang,

memberikan penyuluhan, lomba pidato, peragaan busana, lomba

pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE), dan lain-lain;

berbagi pengalaman antar kader; peningkatan kapasistas kader

berupa permainan-permainan kelompok; sarasehan dan kegiatan

lainnya.

b)Role play

Bermain peran/role play untuk melatih skill kader.

c)Ceramah edukatif tentang deteksi dini tumbuh kembang, cara

membaca KMS, dan balita BGM (meningkatkan kemampuan

kognitif).

d)Pelatihan manajemen, skill komunikasi, klarifikasi mitos,

pemberian motivasi (meningkatkan afektif dan psikomotorik)

e)Diskusi partisipatif/focused-group discussion

f)Simulasi secara berkelompok

Materi pelatihan berisi tugas-tugas lapangan seperti cara

mengisi buku, KMS, cara penimbangan balita, pembuatan grafik

SKDN, dan cara mencari sasaran. Pelatihan diberikan setahun

2 kali.

g)Peningkatan kapasitas/penyegaran kader

Melakukan penyegaran kader untuk menambah pengetahuan,

keterampilan, dan wawasan para kader. Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah,

puskesmas, dan tim penggerak PKK setempat. Kegiatan ini

dilakukan paling lama 3 tahun sekali.

h)Pemberian penghargaan kepada kader

Penghargaan dapat berupa uang transpor, seragam, pin,

pengangkatan kader, piagam penghargaan, pemberian kemudahan

dan fasilitas seperti kartu berobat gratis, menjadikan kader

sebagai mitra, dan bentuk penghargaan lainnya.

i)Kunjungan antar posyandu

Meningkatkan kapasitas kader berupa kunjungan ke Posyandu

lain yang memiliki cakupan penimbangan balita tinggi.

Kunjungan dilakukan pada saat Posyandu yang dikunjungi

sedang melakukan kegiatan. Selain itu, dapat pula dilakukan

kunjungan Posyandu dari yang cakupan penimbangannya lebih

tinggi ke lebih rendah untuk membagi pengetahuan dan

informasi kepada kader.

j)Memberikan insentif yang sesuai dengan tugas kader. Insentif

yang tidak sesuai dapat menurunkan kinerja kader

k)Diadakan pelatihan dengan metode positive deviance, dimana

didatangkan kader yang berhasil yang berasal dari latar

belakang yang tidak terlalu baik atau dibawah sasaran.

Metode ini lebih berhasil karena pemateri memiliki derajat

yang sama dan memiliki latar belakang yang hamper sama

dengan sasaran.

l)Belajar Berdasarkan Masalah, kader belajar secara lebih

mandiri dengan konsep pendekatan pada masalah peserta

sehingga peserta secara mandiri mencari pemecahannya.

Kegiatan ini menggunakan modul.

(Syafei et al, 2008; Kemenkes RI, 2010; Nugroho dan Ali, 2011;

Nuswantoro dan Susilo, 2011; Ridwan, 2010)

6. Bagaimana cara mendesain program untuk peningkatan kualitas program KVA ? yg perlu di perhatikan (survey lapangan, karakteristik sasaran)?FGD kasih fasilitator tiap grup agar mudah di awasiKerjasama dengan pihak tertentu (perangkat desa menyediakan akses untuk posyandu) ada kegiatan untuk memeriahkan di posyandu Edukasi ke kader dulu setelah itu kader mengedukasi target atau ibu-ibu

a) Mengidetifikasi masalah :

Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk

nantinya menentukan masalah yang ada pada

masyarakat atau ruang lingkup yang kita amati, data

tersebut dapat dikumpulkan melalui observasi maupun

wawancara pada sasaran.

Menentukan prioritas masalah

Dilakukan melalui pertimbangan bisa dilihat

melalui pentingnya masalah, kelayakan teknologi,

dan sumber daya yang tersedia dengan metode skoring

b) Analisis masalah

Menetapkan perilaku yang dipromosikan

Mengacu pada prioritas masalah tersebut, kemudian

ditentukan perilaku apa yang akan dipromosikan.

Tentunya hal ini berkaitan dengan informasi yang

sudah dikumpulkan sebelumnya.

Menentukan pesan yang akan disampaikan

Pesan yang disampaikan adalah pesan yang dapat

”menjual” perilaku tersebut. Hal ini dapat

diperoleh dari pengumpulan data sebelumnya dan

sumber-sumber lain seperti: buku, leaflet,

internet, dan lain-lain.

Menentukan pihak yang terlibat

Promosi perubahan perilaku dilakukan di

masyarakat, tetapi perlu dilakukan segmentasi

kelompok target dan pelaksana. Kelompok target

adalah kelompok masyarakat yang akan dipengaruhi,

sedangkan kelompok pelaksana adalah pelaku yang

mempromosikan perilaku tersebut. Pelaku promosi

yang paling efektif di masyarakat adalah pihakpihak

yang memiliki pengaruh besar terhadap kebiasaan

hidup sehari-hari masyarakat, seperti pejabat

pemerintah setempat, petugas kesehatan, guru, tokoh

agama, tokoh masyarakat, anggota organisasi wanita

atau pemuda, pengusaha, dan artis.

Menentukan kegiatan yang an dilakukan serta

tujuannya

Kegiatan yang dimaksud adalah metode

penyampaian pesan yang akan dilaksanakan.

Perumusan tujuan membantu untuk mengukur

keberhasilan setiap kegiatan.

Menentukan media yang diperlukan

Media yang digunakan disesuaikan dengan

ketersediaan dan kemampuan lokal yang ada. Dalam

proses promosi perubahan perilaku, penggunaan media

atau alat bantu bertujuan untuk:

- Mempermudah dalam menyampaikan informasi.

- Membantu masyarakat untuk belajar lebih banyak

dan cepat memahami.

- Memicu masyarakat untuk meneruskan informasi

kepada orang lain.

- Mencapai masyarakat yang lebih banyak.

- Menimbulkan minat dan merangsang masyarakat untuk

melakukan perubahan perilaku.

Menentukan waktu pelaksanaanya

Waktu pelaksanaan promosi dapat dilakukan secara

berkala dalam rentang waktu tertentu. Tempat

pelaksanaan disesuaikan dengan jumlah peserta dan

mudah dijangkau oleh target sasaran.

Menentukan biaya yang diperlukan dan sumber dana

Biaya tentu saja berdasarkan kebutuhan material

sesuai dengan daftar yang telah dibuat sebelumnya

c) Melaksanakan program

Membuat langkah – langkah terencana untuk setiap

kegiatan

d) Pemantauan dan evaluasi

Dokumentasi kegiatan

Tujuan dokumentasi adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi, baik secara internal

maupun eksternal tentang apa yang telah, sedang,

dan akan dilakukan .

2. Mengidentifikasi suatu masalah.

3. Alat komunikasi, bisa ke bawah (instruksi), ke

atas (laporan), dan ke samping (saran).

4. Menetapkan prosedur dan standar. Prosedur

maksudnya rangkaian kegiatan yang akan dilakukan

, sedangkan standar adalah aturan yang akan

dianut dalam menjalankan prosedur tersebut.

5. Mencatat semua kegiatan, sebagai gambaran

kualitas dari kegiatan dan memberikan masukan

apakah hasil yang di capai dalam suatu kegiatan

sudah mencapai tujuan atau belum.

Monitoring dan evaluasi

pemantauan yang berlangsung terus menerus dalam

masa kegiatan untuk memastikan dan mengendalikan

keselarasan antara pelaksanaan kegiatan dengan

perencanaan yang telah dibuat dan kegiatan

pemantauan yang dilakukan untuk menilai kualitas

program secara berkala. Umumnya dilakukan pada masa

tertentu dimana hasil/prestasi sudah dapat dinilai.

(Ali dkk, 2010 ; Amin dkk. 2010 ; Ridwan dkk, 2010)

Kegiatan :- Pertemuan dengan aparat pemerintahan pada tingkat desa (dengan

melibatkan beberapa unsur desa dan organisasi desa) untuk bekerjasama mensukseskan program pemberian KVA

- Bisa di lakukan FGD saat ada acara yang melibatkan beberapa atau banyak orang misalnya perkumpulan keagamaan, arisan, rapat RW/RT, acara karang taruna dan kegiatan lainnya.

- Memperbanyak tempat untuk mendistribusi vitamin A seperti di PAUD, taman bermain dan lain-lain (depkes, 2009 slide 26-27)

7. Evaluasi dari rencana kegiatan (FGD)Kehadiran peserta, partisipasi peserta, tingkat pengetahuan dari hasil quisioner

8. indicator keberhasilan yang di gunakan untuk menilai keberhasilan program pemberian kapsul vitamin A 2kali per tahunpersentase cakupan program bisa mencapai standart SPM atau lebihjumlah kapsul yang di distribusikan mencapai targetibu membawa balita ke posyandu tepat waktu dan berapa banyakjumlah yang datang

depkes, 2009