Upload
brawijaya
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DK 1 week 3 komunitas
Scenario :
Unclear term :
1. Balita : anak berumur di bawah 5 tahun (0-4tahun 11 bulan) (kamusgizi, 2010)
2. SPM : standart pelayanan minimal, tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan sebagai patokan keberhasilan penyelenggaraan program kesehatan di kabupaten atau kota (kamus gizi, 2010)
3. Instrument : Alat atau sarana penelitian yang di gunakan untuk mengumpulkan data (KLBI, 2010)
4. Posyandu : upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola darioleh untuk dan bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan memantau pertumbuhan balita dalam rangka meningkatkan kesehatan dengan pembinaan yang dilakukan oleh puskesmas setempat (kamus gizi 2010)
5. Kapsul vitamin A : Kapsul : struktur penutup sbagai wadah yang bisa larut berisi sejumlah dosis obat (Dorland, 2012)Vitamin A : Retinol atau beberapa senyawa larut lemak (Dorland, 2012)Retinol yang di temukan pada makanan hewani atau nabati sbgai precursor, karoten yang berguna untuk mngendalikan pertumbuhan pergantian sel dalam perkembangan janin, menjaga kesuburn dan menjaga kesuburan dn memelihara lpisan jaringan epitel mulut dan saluran nafas serta saluran kemih dan esensial untuk pengelihatan(kamus pngan dan gizi, 2014)
kapsul vitamin A : wadah yang bisa larut berisi sejumlah dosis vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi sebagai komponen sentral pada beberapa struktur mata untuk pengelihatan, mngendalikan pertumbuhan pergantian sel dalam perkembangan janin,menjaga kesuburn dn memelihara lpisan jaringan epitel mulut dan
saluran nafas serta saluran kemih (dorland, 2012; kamus gizi, 2010; kamus pngan dan gizi)
6. program : rancangan yang akan di jalankan (kamus bahasa Indonesia, 2010)7. cakupan program : Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A satu kali dan anak umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi dua kali per tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. (depkes 2004)
Cues :- Ahli gizi mampu melakukan kegiatan evaluasi dengan membuat
instrument pengukuran perubahan perilaku pemberian kapsul vitamin A pada balita pada tahun 2014 dan mendesain kegiatan yang lebih efektif untuak mendapatkan peningkatan presentase cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A 2kali per tahun
PI dan brainstorming
1. bgaimana gambaran umum program pemberian vitamin A dengan metode pemberian 2kali pertahun (Apa macam kapsul vitamin A yang di berikan) 2kali pertahun (feb dan agust)Kapsul ada 2 : merah dan biru 500 IU di bawah 2 tahun, 1000 IU di atas 2 tahun (2 kapsul merah)Di lakukan di posyandu terdekatMerah (50.000 IU) biru (100.000 IU)Bentuk kegiatan : penyuluhan ke ibu-ibu
4. Tempat pemberian Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmaspembantu (Pustu), polindes/poskesdes, balai pengobatan,praktek dokter/bidan swasta) Posyandu Sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk kelompokbermain, tempat penitipan anak, dll (depkes, 2009 slide 11-12)
2. Berapa target SPM untuk cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A 2kali per tahun80% atau 85%
depkes, 2004 slide 13
3. Apa saja instrument pengukuran perubahan perilaku (tidak terlambat ke posyandu)? Quisioner (ag yg menilai, ag yg menanyakan ke ibunya wawancara atau survey), absensi, kartu control (KMS),
Instrument pengukuran perubahan perilaku yang digunakan
tergantung kepada metode pengukuran yang digunakan. Metodenya
antara lain :
1. Survey
Kuesioner the activities and skills profile
Tujuan : mengukur status fungsional dan penggunaan
skill individu saat bekerja.
Sasaran : tiap individu kader, bersifat self report.
Langkah - langkah penggunaan :
Sudah terstandar tinggal mengisi, selanjutnya dilakukan
skoring.
Kelebihan:
Lebih akurat, valid, reliable
Kelemahan:
Skoring masih kuantitatif
Sedikit bias
Dibutuhkan skoring yg berkualitas dan terlatih
Apabila individu tdk menjawab pertanyaan maka
tidak diketahui perubahan perilaku.
Apabila pertanyaannya banyak dapat menimbulkan
kejenuhan sehingga mempengaruhi jawaban
Komponen hal – hal afektif yg harus diukur dari
perubahan perilaku yang ada dalam kuesioner
Minat, bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang minat kader terhadap materi penyuluhan
yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan
minat kader terhadap materi penyuluhan.
Sikap, untuk mengetahu sikap kader terhadap
kegiatan penyuluhan.
Konsep diri, dimaksudkan agar kader mengetahui
kelemahan dan kelebihan diri mereka sendiri.
Nilai dan keyakinan bertujuan untuk mengungkapkan
nilai dan keyakinan indivdu dari kader.
Moral, bertujuan untuk mengungkap atau mengetahui
moral individu. Informasi moral seseorang
diperoleh melalui pengamatan perbuatan yang
ditampilkan dan laporan diri melalui kuisoner.
Skala pengukuran instrumen:
Skala thorstone
Skala thurstone terdir dari tujuh kategori untuk
menggambarkan minat, yang paling banyak bernilai
7 dan yang paling kecil bernilai 1.
Skala likert
Skala likert terdiri dari empat kategori yang
berisi sangat setuju, setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
kata- kata untuk kuisioner adalah :
Gunakan kata-kata yang sederhana sesuai dengan
tngkat pendidikan
Pertanayaan jangan samar-samar
Hindari pertanyaan yang bias
Hindari pertanyaan hipotetikal atau pengandaian
Interpretasi kuesioner: penafsiran hasil pengukuran
menggunakan distribus normal dengan dua kategori yaitu
positif atau negatif.
(Mardapi, 2011 slide 6-10)
2. Observasi langsung
Metode observasi dilakukan dengan cara pengamat melihat
dan menilai secara langsung perilaku yang dilakukan oleh
sasaran yang dinilai. Instrument yang digunakan antara
lain :
a. Checklist : checklist berisi indikator-indikator
pedoman observasi yang berisi kolom jawaban ya atau
tidak. Pengamat melihat perilaku sasaran apakah
perilakunya sesuai atau tidak dengan pedoman
kemudian mencentang kolom check ya atau tidak.
Tingkat kepatuhan pengamat dapat dinilai dengan
rumus :
Tingkat kepatuhan = jumlahjawabanyajumlahjawabanyadantidak x
100%
Apabila tingkat kepatuhan bernilai >80% berarti
telah memenuhi standar atau pedoman perubahan
perilaku.
Kelebihan instrument checklist : pengamat dapat
mengamati realitas yang ada
Kekurangan instrument checklist : membutuhkan
pengamat yang ahli dan tidak subyektif
b. Participation chart : digunakan untuk melihat
keterlibatan dan tingkat partisipasi dalam suatu
kegiatan. Instrument ini lebih menilai kehadiran dan
partisipasi sasaran.
Kelebihan participation chart : sangat baik untuk
mengamati kegiatan atau mengukur sikap responden
Kekurangan participation chart : tidak dapat
memberikan informasi mengenai alasan terlibat dalam
suatu kegiatan
3. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara pengamat melakukan tanya
jawab secara langsung dengan sasaran. Materi pertanyaan
yang diajukan harus sesuai dengan indikator dan pedoman
perubahan perilaku yang dimaksudkan. Instrument yang
digunakan dapat berupa kuesioner.
(Moerdiyanto, 2011 slide 13-17)
4. bgaimana cara evaluasi cakupan program umum (KVA) dan khusus(edukasi) terhadap SPM (dibandingkan dengan SPM) tahun laluKVA di lihat dari KMSEdukasi quisioner
Evaluasi cakupan program umum dan khusus : o lihat hasil di catatan buku registrasi yang ada seperti
registrasi penimbangan balita atau sistem informasi posyandu (SIP)
o lihat KMS, buku KIA dan rekapitulasi buku bantu karena setiap pemberian kapsul vitamin A selalu dicatat di KMS, buku KIA dan rekapitulasi buku bantu
depkes, 2009 slide 23- evaluasi tidak efektif nya edukasi yang telah di terapkan :
karena akses sulit, metode kurang menarik, acara kurang meriah, kurang pengetahuan, krena motivasi kader kurang, suasana kurang kondusif.Evaluasi tidk efektifnya edukasi yang telah diterapkan :
- pendidikan orang tua yang rendah- akses ke pelayanan kesehatan susah (ridwan, 2010 slide 4)-
5. Apa kegiatan yang efektif untuk perubahan perilaku (tidak terlambat ke posyandu)? FGD, Snow ball, role play, penyuluhanTarget ibu-ibu edukasi dan tindak lanjut (FGD)Target anak-anak role playSnow ball mengmbil 1 kelompok untuk menambah grup ataukelompok FGDSnow ball satu ibu di edukasi untuk mengedukasi ibu lain
Kegiatan Yang Efektif :
a)Jambore kader
Kegiatan jambore kader dapat berupa: perlombaan seperti
cerdas cermat, lomba keterampilan kader dalam hal menimbang,
memberikan penyuluhan, lomba pidato, peragaan busana, lomba
pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE), dan lain-lain;
berbagi pengalaman antar kader; peningkatan kapasistas kader
berupa permainan-permainan kelompok; sarasehan dan kegiatan
lainnya.
b)Role play
Bermain peran/role play untuk melatih skill kader.
c)Ceramah edukatif tentang deteksi dini tumbuh kembang, cara
membaca KMS, dan balita BGM (meningkatkan kemampuan
kognitif).
d)Pelatihan manajemen, skill komunikasi, klarifikasi mitos,
pemberian motivasi (meningkatkan afektif dan psikomotorik)
e)Diskusi partisipatif/focused-group discussion
f)Simulasi secara berkelompok
Materi pelatihan berisi tugas-tugas lapangan seperti cara
mengisi buku, KMS, cara penimbangan balita, pembuatan grafik
SKDN, dan cara mencari sasaran. Pelatihan diberikan setahun
2 kali.
g)Peningkatan kapasitas/penyegaran kader
Melakukan penyegaran kader untuk menambah pengetahuan,
keterampilan, dan wawasan para kader. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah,
puskesmas, dan tim penggerak PKK setempat. Kegiatan ini
dilakukan paling lama 3 tahun sekali.
h)Pemberian penghargaan kepada kader
Penghargaan dapat berupa uang transpor, seragam, pin,
pengangkatan kader, piagam penghargaan, pemberian kemudahan
dan fasilitas seperti kartu berobat gratis, menjadikan kader
sebagai mitra, dan bentuk penghargaan lainnya.
i)Kunjungan antar posyandu
Meningkatkan kapasitas kader berupa kunjungan ke Posyandu
lain yang memiliki cakupan penimbangan balita tinggi.
Kunjungan dilakukan pada saat Posyandu yang dikunjungi
sedang melakukan kegiatan. Selain itu, dapat pula dilakukan
kunjungan Posyandu dari yang cakupan penimbangannya lebih
tinggi ke lebih rendah untuk membagi pengetahuan dan
informasi kepada kader.
j)Memberikan insentif yang sesuai dengan tugas kader. Insentif
yang tidak sesuai dapat menurunkan kinerja kader
k)Diadakan pelatihan dengan metode positive deviance, dimana
didatangkan kader yang berhasil yang berasal dari latar
belakang yang tidak terlalu baik atau dibawah sasaran.
Metode ini lebih berhasil karena pemateri memiliki derajat
yang sama dan memiliki latar belakang yang hamper sama
dengan sasaran.
l)Belajar Berdasarkan Masalah, kader belajar secara lebih
mandiri dengan konsep pendekatan pada masalah peserta
sehingga peserta secara mandiri mencari pemecahannya.
Kegiatan ini menggunakan modul.
(Syafei et al, 2008; Kemenkes RI, 2010; Nugroho dan Ali, 2011;
Nuswantoro dan Susilo, 2011; Ridwan, 2010)
6. Bagaimana cara mendesain program untuk peningkatan kualitas program KVA ? yg perlu di perhatikan (survey lapangan, karakteristik sasaran)?FGD kasih fasilitator tiap grup agar mudah di awasiKerjasama dengan pihak tertentu (perangkat desa menyediakan akses untuk posyandu) ada kegiatan untuk memeriahkan di posyandu Edukasi ke kader dulu setelah itu kader mengedukasi target atau ibu-ibu
a) Mengidetifikasi masalah :
Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk
nantinya menentukan masalah yang ada pada
masyarakat atau ruang lingkup yang kita amati, data
tersebut dapat dikumpulkan melalui observasi maupun
wawancara pada sasaran.
Menentukan prioritas masalah
Dilakukan melalui pertimbangan bisa dilihat
melalui pentingnya masalah, kelayakan teknologi,
dan sumber daya yang tersedia dengan metode skoring
b) Analisis masalah
Menetapkan perilaku yang dipromosikan
Mengacu pada prioritas masalah tersebut, kemudian
ditentukan perilaku apa yang akan dipromosikan.
Tentunya hal ini berkaitan dengan informasi yang
sudah dikumpulkan sebelumnya.
Menentukan pesan yang akan disampaikan
Pesan yang disampaikan adalah pesan yang dapat
”menjual” perilaku tersebut. Hal ini dapat
diperoleh dari pengumpulan data sebelumnya dan
sumber-sumber lain seperti: buku, leaflet,
internet, dan lain-lain.
Menentukan pihak yang terlibat
Promosi perubahan perilaku dilakukan di
masyarakat, tetapi perlu dilakukan segmentasi
kelompok target dan pelaksana. Kelompok target
adalah kelompok masyarakat yang akan dipengaruhi,
sedangkan kelompok pelaksana adalah pelaku yang
mempromosikan perilaku tersebut. Pelaku promosi
yang paling efektif di masyarakat adalah pihakpihak
yang memiliki pengaruh besar terhadap kebiasaan
hidup sehari-hari masyarakat, seperti pejabat
pemerintah setempat, petugas kesehatan, guru, tokoh
agama, tokoh masyarakat, anggota organisasi wanita
atau pemuda, pengusaha, dan artis.
Menentukan kegiatan yang an dilakukan serta
tujuannya
Kegiatan yang dimaksud adalah metode
penyampaian pesan yang akan dilaksanakan.
Perumusan tujuan membantu untuk mengukur
keberhasilan setiap kegiatan.
Menentukan media yang diperlukan
Media yang digunakan disesuaikan dengan
ketersediaan dan kemampuan lokal yang ada. Dalam
proses promosi perubahan perilaku, penggunaan media
atau alat bantu bertujuan untuk:
- Mempermudah dalam menyampaikan informasi.
- Membantu masyarakat untuk belajar lebih banyak
dan cepat memahami.
- Memicu masyarakat untuk meneruskan informasi
kepada orang lain.
- Mencapai masyarakat yang lebih banyak.
- Menimbulkan minat dan merangsang masyarakat untuk
melakukan perubahan perilaku.
Menentukan waktu pelaksanaanya
Waktu pelaksanaan promosi dapat dilakukan secara
berkala dalam rentang waktu tertentu. Tempat
pelaksanaan disesuaikan dengan jumlah peserta dan
mudah dijangkau oleh target sasaran.
Menentukan biaya yang diperlukan dan sumber dana
Biaya tentu saja berdasarkan kebutuhan material
sesuai dengan daftar yang telah dibuat sebelumnya
c) Melaksanakan program
Membuat langkah – langkah terencana untuk setiap
kegiatan
d) Pemantauan dan evaluasi
Dokumentasi kegiatan
Tujuan dokumentasi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi, baik secara internal
maupun eksternal tentang apa yang telah, sedang,
dan akan dilakukan .
2. Mengidentifikasi suatu masalah.
3. Alat komunikasi, bisa ke bawah (instruksi), ke
atas (laporan), dan ke samping (saran).
4. Menetapkan prosedur dan standar. Prosedur
maksudnya rangkaian kegiatan yang akan dilakukan
, sedangkan standar adalah aturan yang akan
dianut dalam menjalankan prosedur tersebut.
5. Mencatat semua kegiatan, sebagai gambaran
kualitas dari kegiatan dan memberikan masukan
apakah hasil yang di capai dalam suatu kegiatan
sudah mencapai tujuan atau belum.
Monitoring dan evaluasi
pemantauan yang berlangsung terus menerus dalam
masa kegiatan untuk memastikan dan mengendalikan
keselarasan antara pelaksanaan kegiatan dengan
perencanaan yang telah dibuat dan kegiatan
pemantauan yang dilakukan untuk menilai kualitas
program secara berkala. Umumnya dilakukan pada masa
tertentu dimana hasil/prestasi sudah dapat dinilai.
(Ali dkk, 2010 ; Amin dkk. 2010 ; Ridwan dkk, 2010)
Kegiatan :- Pertemuan dengan aparat pemerintahan pada tingkat desa (dengan
melibatkan beberapa unsur desa dan organisasi desa) untuk bekerjasama mensukseskan program pemberian KVA
- Bisa di lakukan FGD saat ada acara yang melibatkan beberapa atau banyak orang misalnya perkumpulan keagamaan, arisan, rapat RW/RT, acara karang taruna dan kegiatan lainnya.
- Memperbanyak tempat untuk mendistribusi vitamin A seperti di PAUD, taman bermain dan lain-lain (depkes, 2009 slide 26-27)
7. Evaluasi dari rencana kegiatan (FGD)Kehadiran peserta, partisipasi peserta, tingkat pengetahuan dari hasil quisioner
8. indicator keberhasilan yang di gunakan untuk menilai keberhasilan program pemberian kapsul vitamin A 2kali per tahunpersentase cakupan program bisa mencapai standart SPM atau lebihjumlah kapsul yang di distribusikan mencapai targetibu membawa balita ke posyandu tepat waktu dan berapa banyakjumlah yang datang