Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ungsi dari distribusi ialah supaya calon wisatawan dapatmelihat, menyaksikan,membandingkan, memilih atau melakukanpembelian dengan mudah tanpa harus datang ke pabrik. Fungsiyang dilakukan oleh para perantara ialah :
a) Meningkatkan nilai tambah (value added)b) Produk para pemasook dipromosikan dan didisplaikan dengan
dekorasi yang lebih menarikc) Kantor perantara menyebarkan brosur dan bahan promosi
lainnya.d) Sebagai sumber info tentang keluhan pelanggan dan perubahan
selera konsumen yang harus di perbaruie) Sumber peningkatan pendapatan.
Sistem distribusi produk industri pariwisataProduk industri pariwisata tidak berwujud, tidak dapatdipisahkan dari produsen yang menghasilkannya dan dikonsumsidalam waktu bersamaan pada proses produksi berlangsung. Olehkarena itu diperlukan capacity management yang fungsi dantugasnya mengusahakan agar kelebihan kapasitas terjadi bisadikurangi sehingga dapat mengurangi kerugian, seperti yieldmanagement pada industri perhotelan.Berdasarkan observasi Mill dan Morrison (1985:400) mengatakanindustri pariwisata memiliki kelebihan dibanding denganindustri yang lain. Pada industri pariwisata para perantarabeerfungsi menjembatani antara produsen dan konsumen, baikpribadi maupun rombongan. Tugas utama perantara adalahmenjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan denganpara pemasok , kemudian mengemas sebagai paket wisata.Sedangkan bitner dan booms (1982:39) yang dikutip oleh ernieHeath dan Geoffrey wall mengembangkan suatu konsep yangterfokus pada para perantara yang erat kaitannya dengan orangyang melakukan perjalanan pada umumnya( travelers) danwisatawan(tourists).
“Direct Distribition System”Ialah system distribusi langsung . sekarang dengan kemajuan teknologi info, pemesanan tiket dan kamar hotel sudah dapat dilakukan melalui komputer di rumah melalui internet. Cara reservasi secara langsung.
“InDirect Distribition System”
a) “Retail travel Agents” => membeli atau memesan tiket kamar hotel melalui Agen Perjalanan karena calon wisatawan tidak berhubungan langsung dengan pemasok yang memiliki produk. Bilaterjadi komplain wisatawan hanya berurusan dengan Retail travel Agents.
b) “Tour operator/ Tour Wholesaler” => berhubungan langsung dengan wisatawan . dalam praktiknya mereka menyusun bermacam-macam paket wisata yang kemudian dijualnya melalui beberapa Retail travel Agents yang dijadikan mitra kerja.
c) “Tour operator/ Tour Wholesaler”,“Retail travel Agents”dan “Specialty Channel” => suatu perantara yang mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda dengan apa yang dilakukan RTA. Bila adapemesanan yang diminta pelangga/ konsumen, SC akan menghubungiRTA lalu akan dibicarakan dengan TO/TW untuk bertindak lanjuti. SC adalah suatu Retail yang melayani keperluan MICE dari perusahaanPemelihan Saluran Distribusi
PENGUJIAN HIPOTESIS
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Hipotesis atau dugaan sementara
2. Mahasiswa mampu memahami berbagai pengujian hipotesis3. Mahasiswa mampu memahami pengujian hipotesis untuk sample
besar dan sample kecil
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa mampu untuk membuat hipotesis nol dan hipotesisalternative baik untuk satu arah maupun untuk dua arah
2. Mahasiswa mampu menghitung pengujian hipotesis untuk saturata-rata dan dua rata-rata untuk data dengan sample besar dan kecil
3. Mahasiswa mampu menghitung pengujian hipotesis untuk satuproporsi, dua proporsi dan lebih dari tiga proporsi untukdata dengan sample besar dan kecil
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasarpembuatan keputusan atau pemecahan persoalan untuk dasar penelitian lebih lanjut.
B. Jenis Kesalahan (Type of Error)
Ada dua jenis kesalahan yang bias terjadi di dalam pengujian hipotesis. Kesalahan bisa terjadi karena kita menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu benar atau menerima hipotesis nol padahal hipotesis nol itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena kita menolak hipotesis nol padahal hipotesisnol itu benar disebut kesalahan jenis pertama atau type 1 error. Sebaliknya kesalahan yang disebabkan karena kita menerima hipotesis nol padahal hipotesis itu salah disebut kesalahan jenis 2 atau type 2 error.
Situasi
Keputusan
Ho Benar
Ho Salah
Terima HoKeputusan tepat (1 – α)Kesalahan jenis 2 (β)Tolak HoKesalahan jenis 1 (α)Keputusan tepat (1 – β)
C. Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang berupa anggapan/pendapat dapat didasarkan atas :
a) Teori
b) Pengalaman
c) Ketajaman berpikir. Orang yang cerdas sering mempunyaipendapat tentang pemecahan suatu persoalan
Hipotesis dinyatakan dalam Ho dan Ha atau H1 sebagai alternatifnya. Ho selalu dinyatakan dalam bentuk :
Ho ; d = 0
dan hipotesis alternatif mempunyai bentuk
a) H1 ; d < 0
b) H1 ; d > 0
c) H1 ; d ≠ 0
(a)dan (b) disebut pengujian satu arah (one tail) dan (c) disebut pengujian dua arah (two tail test).
Gambar pengujian dua arah :
D. Pengujian Hipotesis Tentang Rata-rata
1. Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata
Urutan yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis tentang satu rata- rata adalah sebagai berikut :
1. i. Rumuskan hipotesis
H0 : μ = μ0
H1 : μ < μ0 atau μ > µ0 atau μ ≠ µ0
1. ii. Tentukan nilai α = tingkat nyata (significan level) = probabilitas untuk melakukan kesalahan jenis I dan cari nilai Zα atau Zα/2dariTabel Normal
1. iii. Hitung Z0 sebagai kriteria pengujian, rumus
untuk n ≥30
Jika n < 30 maka Z0, Zαatau Zα/2 diganti dengan t0, tαatau tα/2.
Dengan rumus to adalah :
Dengan derajat kebebasan n – 1.
1. iv. Pengujian hipotesis dan pengambilan kesimpulan
2. H0 : μ = μ0 apabila Z0 > Zα, Ho ditolak
H1 : μ > μ0 apabila Z0 ≤ Zα, Ho diterima
1. H0 : μ = μ0 apabila Z0 < – Zα, Ho ditolak
H1 : μ < μ0 apabila Z0 ≥ – Zα, Ho diterima
1. H0 : μ = μ0 apabila Z0 > Zα/2 atauZ0 < -Zα/2, Ho ditolak
H1 : μ ≠ μ0 apabila -Zα/2 ≤ Z0 ≤ Zα/2, Ho diterima
Contoh 1:
Sebuah perusahaan alat olah raga mengembangkan jenis batang pancing sintetik, yang dikatakan mempunyai kekuatan dengan rata-rata 8 kg dan simpangan baku 0,5 kg. Ujilah hipotesa yangmenyatakan bahwa rata-rata kekuatan batang pancing adalah 8 kgdengan alternative lebih besar dari 8 kg bila suatu sample 50 batang pancing itu setelah dites memberikan kekuatan rata-rata8,4 kg. Gunakan α = 5%.
Jawab :
H0 : μ = 8 kg
H1 : μ > 8 kg
α = 5%, Zα= 1,64 dari tabel normal
=
α = 5%
Z0 = 5,6
Z = 1,64
Oleh karena Z0 > Zα, maka H0 ditolak, yang berarti bahwa rata-rata kekuatan batang pancing adalah lebih dari 8 kg.
Contoh 2:
Waktu rata-rata yang diperlukan permahasiswa untuk mendaftar ulang pada semester ganjil di suatu perguruan tinggi adalah 20menit dengan simpangan baku 5 menit. Suatu prosedur pendaftaran baru yang menggunakan mesin antrian sedang dicoba.Bila sample 12 mahasiswa memerlukan waktu pendaftaran rata-rata 8 menit dengan simpangan baku 3,2 menit dengan system baru tersebut, ujilah hipotesis yang menyatakan bahwa rata-ratanya sekarang tidak sama dengan 20 menit. Gunakan α = 5%.
Jawab :
n = 12, = 8 menit, s =3,2 menit, µo = 20 menit
H0 : μ = 20 menit
H1 : μ ≠ 20 menit
=
α = 0,05 dan derajat kebebasan = n – 1 = 12 – 1 = 11
t α/2(n -1) =t 0,025(11) = 2,2010 dan – t 0,025(11) = – 2,2010
Daerah Kritis :
Kesimpulan :
Karena t0 = – 12,9 < -tα/2 - -2,2010 maka H0 ditolak. Berarti bahwa rata-rata lamanya pendaftaran studi dengan menggunakan mesin antrian tidak sama dengan 20 menit, bahkan hanya membutuhkan waktu 8 menit, jadi sebaiknya diberlakukan system pendaftaran yang baru dengan mesin antrian.
1. 2. Pengujian Hipotesis Dua Rata – rata.
Dalam praktek, seringkali ingin diketahui apakah ada perbedaanyang berarti dari dua rata-rata populasi. Misalnya
1. Kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan antara pekerja pria dan wanita
2. Kekuatan dua jenis besi berani3. Lamanya menyala bola lampu merek A dan B
Perumusan Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : μ1 – μ2 = 0 atau μ1 = μ2 (Tidak ada perbedaan, atau sama)
– 2,2010
2,2010
(1) Ha : μ1 – μ2 > 0 (ada perbedaan μ1 > μ2 )
(2) Ha : μ1 – μ2 < 0 (ada perbedaan μ1 < μ2 )
(3) Ha : μ1 – μ2 ≠ 0 (μ1 berbeda dengan μ2 )
a). Bila n > 30 (sample besar)
Z0 = =jika
b). Bila n ≤ 30 (sample kecil)
t0 =
t0 mempunyai distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n1 +n2 -2.
Contoh :
Seorang pemilik toko yang menjual 2 macam bola lampu merek A dan B, berpendapat bahwa tak ada perbedaan rata-rata lamanya menyala bola lampu kedua merek tersebut dengan alternative adaperbedaan. Untuk menguji pendapatnya dilakukan percobaan dengan menyalakan 100 buah bola lampu merek A dan 50 buah bolalampu merek B, sebagai sample acak. Ternyata bola lampu merek A dapat menyala rata-rata selama 952 jam, sedangkan merek B 987 jam, masing-masing dengan simpangan baku sebesar 85 jam dan 92 jam. Dengan menggunakan α = 5%, ujilah pendapat tersebut.
Jawab :
H0 : μ1 – μ2 = 0
Ha : μ1 – μ2 ≠ 0
n1 = 100, = 952, σ1 = 85
n2 = 50, = 987, σ2 = 92
n2 = 50, = 987, σ2 = 92
Z0 = =
Untuk α = 5%, Z α/2 = 1,96
Kesimpulan :
Karena Z0 = -2,25 < -Zα/2 = – 1,96 maka H0 ditolak. Berarti rata-rata lamanya menyala bola lampu dari kedua merek tersebuttidak sama.
3. Pengujian Hipotesis Rata-rata, Variance Tidak Diketahui
a. Uji beda rata-rata sampel besar (n >30). ((s1 ¹s2 tidak diketahui)
Digunakan rumus:
-Zα/2 = -1,96 Zα/2 = 1,96
s2= Varian sample
Kasus: “Pendapatan sebelum dan sesudah promosi sama??
Anda disuruh untuk menguji pernyataan tersebut, pada a = 5 %, kemudian anda mengamati selama 36 hari sebelum ada promosi, dengan rata-rata penjualan Rp. 13,17 dan standar deviasi Rp. 2,09. Setelah ada promosi: Rata-rata pendapatan Rp 7,55 dan St.deviasi Rp. 1,09.
Langkah Pengujian hipotesa:
1. Merumuskan hipotesa:
Ho = m1 – m2 = 0
Ha = m1 – m2 ¹ 0
2. Menentukan taraf nyata ( 5%). Nilai kritis Za/2 = Z0,025 =1,96
Lihat tabel luas wilayah kurva normal.
Z
-1,96 1,96
3. Alat Uji
= 13,95
4. Kriteria
Lihat kurva diatas.
Tolak Ho Tolak Ho
Z
-1,96 1,96
5. Keputusan
Tolak Ho, artinya tidak cukup bukti untuk mendukung pernyataandiatas, yang mengatakan, bahwa rata-rata pendapatan perusahaansebelum dan sesudah promosi sama
b. Uji beda rata-rata sampel kecil (n <30). (s1 ¹s2 tidak diketahui)
Digunakan rumus:
Ujilah pernyataan: Obat “X” dan obat “Y” memiliki efek yang sama terhadap penurunan berat badan?
Obat “Y”DONA 5.0DONI 5.5DONU 5.0DONO 4.0DONE 3.5TOGA 3.0
Obat “X”Ana 5.5Ani 6.0Anu 4.0Ano 4.0Ane 4.5Bada 5.0Badi 5.0Badu 5.5Bado 5.5Bade 5.0
TOGI 3.5TOGU 4.0TOGO 4.0TOGE 3.5
Langkah-langkah pengujian hipothesis
1. Rumuskan Hipothesis:
Ho = 0 : Obat “X” dan “Y” memiliki efek yang sama terhadap penurunan berat badan.
Ha ¹ 0: Obat “X” dan “Y” memiliki efek yang TIDAK sama terhadap penurunan berat badan.
2. Menentukan Taraf nyata (a) = 5 %
3. Memilih Statistik Uji yang sesuai
Mencari T hitung
dimana derajat bebas db= (n1 +n2) - 2 , Sebesar 2,1009
4. Menentukan kriteria keputusan
Tolak Ho
- ta/2= – 2,1 ta/2= 2,1 t hit= 2,714
5. Keputusan
Tolak Ho, sehingga pernyataan kedua jenis obat tersebut memberi efek penurunan berat badan yang sama tidak dapat diterima.
4. Pengujian Hipotesis Rata-rata Data Berpasangan
Data berpasangan adalah data yang memiliki dua perlakuan berbeda pada objek atau sampel yang sama
Misalnya.
Pengaruh Produktivitas sebelum dan sesudah pelatihan bagi Badu. Jadi disini ada dua perlakuan, pada sampel yang sama. Data seperti ini disebut data tidak bebas atau non-independent.
Alat Uji Statistik
Dengan standar deviasi,
Dimana,
t : Nilai distribusi t
: Nilai rata-rata perbedaan antara pengamatan berpasangan
Sd : Standar deviasi dari perbedaan antara pengamatan berpasangan
n : Jumlah pengamatan berpasangan
d : Perbedaan antara data berpasangan
Kasus. Bagaimana dampak Bom di Indonesia terhadap harga saham?
Prsh Harga Sebelum bom Hrg. sesudah Bom
A 9 5B 5 5C 7 6D 6 4E 8 6F 7 4G 4 2H 4 1I 3 3J 7 6
Penyelesaian:
1. Perumusan Hipotesa
Ho : md = 0
Ha : md ¹ 0
2.Menentukan taraf nyata 5 %. Nilai t-Student dengan taraf nyata % % uji satu arah dengan derajat bebas(db) n-1 = 9 adalah 2,262
3. Melakukan Uji statistik
Sebelum Sesudah d d29 5 -4 165 5 0 07 6 -1 16 4 -2 48 6 -2 47 4 -3 94 2 -2 44 1 -3 93 3 0 07 6 -1 1
→
→
Kriteria Keputusan
Tolak Ho
- 0,432 1,833
Keputusan
Tolak Ho (md = 0) berati terima Ha (md ¹ 0) Berarti harga saham sebelum dan sesudah ada bom tidak sama.
5. Pengujian Hipotesis untuk Proporsi
1. a. Pengujian Hipotesis untuk Satu Proporsi
Dalam praktek, yang harus diuji seringkali berupa pendapat tentang proporsi (persentase). Misalnya persentase barang yangrusak = 10%, nasabah yang tidak puas = 25%, penduduk suatu daerah yang buta huruf = 15%, dan lain sebagainya. Pengujian hipotesis dinyatakan dalam proporsi.
Perumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : p = p0
H1 : p > p0, atau p < p0, atau p ≠ p0
Cara pengujiannya sama dengan pengujian rata-rata.
Z 0 =
Dimana : n = banyaknya elemen sample
X = banyaknya elemen sample dengan karakteristik tertentu
P0 = proporsi hipotesis.
Contoh soal :
Seorang pemborong menyatakan bahwa di 70% rumah-rumah yang baru dibangun di kotaYogyakartadipasang suatu alat pendeteksi gempa bumi. Apakah anda setuju dengan pernyataan tersebut biladiantara 15 rumah baru yang diambil sebagai sample secara acakternyata terdapat 8 rumah yang menggunakan alat pendeteksi gempa bumi tersebut. Gunakan taraf nyata 0,10.
Jawab :
X = rumah yang menggunakan alat pendeteksi gempa bumi = 8
n = 15
H0 : p0 = 0,7
H1 : p0 ≠ 0,7
α = 0,10, maka Zα/2 = Z0,05 = 1,645
Z0 =
Daerah kritis :
Kesimpulan :
Karena Z0 terletak antara –Zα/2 dan Zα/2 maka terima H0, yang berarti bahwa tidak ada alasan yang kuat untuk meragukan pernyataan pemborong di atas.
b. Pengujian Hipotesis untuk Dua Proporsi
Untuk menguji proporsi dari dua populasi digunakan suatu pengujian hipotesis yang menggunakan perumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : p1 – p2 = 0 atau p1 = p2 dengan
H1 : p1 – p2 > 0 atau p1 > p2
p1 – p2 < 0 atau p1 < p2
p1 – p2 ≠ 0 atau p1 ≠ p2
Dengan rumus untuk
Z0 =
Contoh :
Sebuah pabrik rokok memproduksi dua merek rokok yang berbeda. Ternyata 56 orang diantara 200 perokok menyukai merek A dan 29diantara 150 perokok menyukai merk B. Dapatkah kita menyimpulkan pada taraf nyata 0,06 bahwa merek A terjual lebihbanyak daripada merek B?
Jawab :
p1 = ; p2 =
H0 : p1 – p2 = 0 atau p1 = p2
H1 : p1 – p2 > 0 atau p1 > p2
α = 0,06, Zα = 1,55
Z0 =
Z0 =
Daerah kritis