Upload
poltekkeskupang
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KANKER SERVIKS
A. DEFINISI
Kanker serviks (leher rahim) adalah keganasan
yang bermula pada sel-sel serviks (leher rahim). Kanker
serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker
serviks sangat perlahan. Pertama, beberapa sel normal
berubah menjadi sel-sel pra kanker, kemudian berubah menjadi
sel kanker. Perubahan ini disebut displasia dan biasanya
terdeteksi dengan tes pap smear.
B. ETIOLOGI
Virus HPV diduga kuat sebagai penyebab utama kanker
serviks. Virus HPV akan menyerang selaput di dalam mulut dan
kerongkongan, serviks, serta anus. Apabila tidak segera
terdeteksi, infeksi virus HPV menyebabkan terbentuknya sel-
sel pra kanker serviks dalam jangka panjang. Virus HPV
terbagi dua, yaitu virus HPV beresiko rendah-penyebab kutil
kelamin-dan virus HPV berisiko tinggi yang dapat engubah
permukaan sel-sel vagina.Virus yang termasuk tipe virus HPV
beresiko tinggi adalah virus HPV tipe 16, 18, 31, 33, dan
45.
Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker
serviks :
1. Merokok
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat
terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak
merokok. Karena kemampuan mukus diserviks untuk
mengonsentrasikan karsinogen yang terdapat di dalam asap
rokok.
2. Infeksi HIV
Seseorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem
kekebalan tubuhnya kurang dapat memerangi infeksi HPV
maupun kanker pada stadium awal.
3. Infeksi Bakteri Klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki
sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko
kanker serviks lebih tinggi.
4. Pil KB
Penguunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menimbulkan
resiko terjadinya kanker serviks.
5. Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses
kehamilan meiliki resiko terjadinya kanker serviks lebih
tinggi.
6. Hamil pertama pada usia muda.
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun
hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker
serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita
yang menunda kehamilannya hingga berusia 25 tahun atau
lebih. Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat
pembelahan sel diserviks selama masa tersebut saat
terpajan virus.
7. Riwayat keluarga.
Apabila ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker
serviks, resiko anda terkena kanker ini mencapai dua atau
tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat
kanker serviks pada keluarga.
C. MANIFESTASI KLINIS
Kanker servik pada stadium awal tidak menimbulkan
gejala.Gejalanya baru muncul saat sel kanker serviks sudah
menginvansi jaringan disekitarnya.Berikut beberapa gejala
yang mungkin muncul :
1. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal.
2. Perdarahan yang biasa terjadi adalah perdarahan setelah
bersenggama, perdarahan setelah menopause, paerdarah dan
bercak darah antara periode menstruasi, dan periode
menstruasi yang lebih lama dan lebih berat dari biasanya.
Perdarahan setelah douching atau setelah pemeriksaan
panggul merupakan gejala umum kanker serviks, tetapi
bukan prakanker.
3. Keputihan yang tidak normal. Ciri-ciri keputihan tersebut
diantaranya lendir kental, berwarna kuning atau
kecoklatan, berbau busuk, dan gatal.
4. Rasa sakit saat bersenggama.
5. Penurunan berat badan secara drastis.
6. Apabila kanker sudah menyebar kepanggul, maka pasien akan
menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam
berkemih, serta pembesaran ginjal.Gejala kanker serviks
pada stadium akhir dapat menimbulkan keluarnya air kemih
dan tinja dari vagina.
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme infeksi virus diawali dengan protein
menempel pada dinding sel dan mengekstraksi semua protein
sel, kemudian protein sel itu ditandai (berupa garis-garis)
berdasarkan polaritasnya. Selanjutnya, virus akan
menginfeksikan materi genetiknya kedalam sel. Apabila materi
genetik virus ini bertemu dengan materi genetik sel, maka
dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen. Setelah terjadi
mutasi, DNA virus akan bertambah banyak seiring pertambahan
jumlah DNA sel yang sedang bereplikasi. Hal ini menyebabkan
displasia (pertumbuhan sel yang tidak normal) menjadi
bertambah banyak dan tidak terkendali, sehingga menyebabkan
kanker.
E. JENIS KANKER SERVIKS
Ada dua jenis utama kanker serviks, yaitu karsinoma
sel skuamosa dan adenokarsinoma.Sekitar 8 dari 10 jenis
kasus kanker serviks adalah karsinoma sel skuamosa (sel-sel
yang menutupi permukaan serviks) dan sisanya adalah
adenokarsinoma (dimulai pada sel-sel kelenjar yang membuata
lendir).
F. STADIUM KANKER SERVIKS
Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat
penting. hal ini berkaitan dengan jenis pengobatan dan
prospek pemulihan yang akan dilakukan stadium kanker sreviks
sebagai berikut :
Stadium Keterangan0 Kanker serviks stadium 0 biasanya disebut
karsinoma in situ. sel abnormal hanya
ditemukan didalam lapisan serviks.
Pada stadium awal kanker serviks dapat
disadari oleh penderita yaitu rasa sakit
pada mulut rahim. Mekipun rasa sakit yang
dialami tidak begitu sering akan tetapi
semakin kanker serviks memasuki stadium
lanjut maka akan terasa semakin sakit.
Selain itu kanker serviks dapat juga
ditandai dengan pendarahan yang tidak
normal..Wanita yang mengalami kanker serviks
ditandai dengan keputihan yang abnormal.
Wanita mengalami keputihan yang berbau,
berwarna dan sangat berlendir. ( Kenali
Kanker Serviks Stadium 1 - Bidanku.com)
I
IA
IA1
Kanker hanya di temukan pada leher rahim dan
belum menyebar ke badan rahim.
Karsinoma yang didiagnosa baru hanya secara
mikroskop dan belum menunjukna kalinan atau
keluhan klinik.
Kanker sudah mulai menyebar ke jaringan otot
IA2
IB
IB1
IB2
dengan dalam < 3mm, serta ukuran besar tumor
< 7 mm.
Kanker sudah menyebar lebih dalam (> 3 mm –
5 mm) dengan lebar = 7 mm.
Ukuran kanker sudah > IA2
Ukuran tumor = 4 cm
Ukuran tumor > 4 cm
Berikut ini gejala munculnya kanker
serviks :
1. Gejala yang paling banyak ditemukan oleh
wanita adalah munculnya pendarahan
seperti menstruasi namun terjadi di luar
siklus menstruasi. Terkadang pendarahan
yang muncul berupa gumpalan-gumpalan
besar dengan warna yang lebih merah.
2. Pendarahan yang muncul saat menjelang
siklus menopause dan setelah menopause.
Wanita yang mendapatkan gejala ini lebih
sering lalai karena dianggap hanya bagian
dari proses menopause.
3. Pendarahan yang muncul pada saat hubungan
suami istri atau hubugan intim.
Pendarahan hebat juga dapat terjadi
setelah hubungan seks.
4. Gejala umum yang paling sering tidak
diperhatikan wanita adalah munculnya
keputihan yang dalam waktu lama dan
sering menimbulkan bau yang tidak enak
serta munculnya rasa sakit saat
berhubungan seks.
II
IIA
IIB
Kanker yang telah menyebar di luar leher
rahim, tetapi tidak menyebar ke dinding
pelvis atau 1/3 bagian bawah vagina.
Tumor jelas belum menyebar ke sekitar
uterus.
Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar
uterus.
Tanda dan gejala kanker serviks stadium II :
1. Keputihan patogonis
2. Sakit pada daerah kewanitaan
3. Pendarahan
4. Nyeri buang air kecil
5. Timbul rasa sakt dan pendarahan saat
berhubungan seks
6. Penurunan nafsu makan
7. Bengkak pada kaki
8. Cepat lelah III
IIIA
IIIB
Kanker yang telah menyebar hingga 1/3 bagian
bawah vagina. mungkin telah menyebar ke
dinding panggul dan telah menyebabkan ginjal
tidak berfungsi.
Kanker sudah menginvasi dinding panggul.
Kanker menyerang dinding panggul disertai
gangguan fungsi ginjal atau hidronephrosis.
Tanda dan gejala kanker srviks stadium III
1. Muncul pendarahan yang dengan beberapa
tingkat yang berbeda. Gejala yang paling
perlu diwaspadai adalah adanya pendarahan
setelah hubungan suami istri. Pendarahan
lain yang bisa terjadi adalah pendarahan
yang muncul di luar siklus menstruasi
atau menjelang dan sesudah menopause.
2. Munculnya keputihan dalam jangka waktu
lama dan bahkan menyebabkan bau yang
tidak enak.
3. Saat berhubungan seksual, organ di
sekitar liang vagina biasanya akan terasa
sakit dan tidak nyaman.
4. Muncul pendarahan dalam urin.
5. Timbul masalah pencernaan yang
berhubungan dengan kesulitan buang air
besar.
6. Timbul keinginan buang air kecil secara
terus menerus.
7. Tidak memiliki nafsu makan, lebih mudah
merasa lelah, lebih dan sedih.
8. Muncul rasa sakit pada bagian panggul
belakang dan tidak nyaman untuk beberapa
posisi duduk maupun berdiri.
IV
IVA
Kanker telah menyebar ke kandung kemih,
rektum atau bagian tubuh lain seperti paru-
paru, tulang dan hati.
IVB
Sel kanker menyebar pada alat atau organ
yang dekat dengan serviks.
Kanker sudah menyebar pada alat atau organ
yang jauh dari serviks.
Tanda dan gejala kanker serviks stadium IV
1. Terjadi pendarahan hebat saat tidak
sedang menstruasi dan menjelang atau
sesudah masuk tahap menopause.
2. Ada rasa sakit yang muncul pada tulang,
otot dan panggul bagin bawah.
3. Muncul rasa sakit yang berlebihan saat
buang air besar atau buang air kecil dan
bahkan kadang disertai dengan pendarahan.
4. Mengalami gangguan nafsu makan, lelah dan
badan menjadi lebih lemah.
5. Biasanya penderita akan mengalami
penurunan berat badan yang terjadi dalam
waktu yang sangat cepat.
6. Terkadang jika kanker telah menyebar ke
bagian otot tubuh, maka seluruh badan
akan merasa sakit dan tidak nyaman
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendiagnosis kanker serviks, dokter biasanya
menyarankan pemeriksaan berikut :
1. Pap smear, dilakukan pengambilan cairan vagina untuk
diperiksa
2. Colposcopy atau teropong leher rahim (serviks).
Pemeriksaan ini dilakukan jika semua hasil tes pada
metode sebelumnya menunjukan adanya infeksi atau
kejanggalan. Colposcopy adalah suatu prosedur ginekologik
yang menerangi dan memperbesar vulva, dinding vagina, dan
serviks untuk dideteksi dan diuji mengenai abnormalitas
strukturnya.
3. Biopsi, pengambilan sampel jaringan serviks untuk
dilakukan pemeriksaan oleh ahli patologi
4. Kuretase Endoserviks. Ini merupakan sebuah prosedur untuk
mengumpulkan sel-sel atau jaringan dari saluran leher
rahim (serviks) menggunakan kuret (alat berbentuk seperti
sendok). Jaringan sempel diambil dari saluran rahim dan
diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui tanda-tanda
kanker.
5. Pemeriksaan panggul. Tes ini digunakan untuk memeriksa
vagina, leher rahim, rahim, tuba fallopi, ovarium, dan
rektum. Dalam prosedur pemeriksaan ini, dokter atau
perawat akan memasukan satu atau dua buah jari dari salah
satu tangan kedalam vagina dengan menggunakan sarung
tangan yang telah dilumasi dengan minyak pelumas
sebelumnya. Kemudian, tangan yang lainnya menekan pada
perut bagian bawah. Hal ini dilakukan untuk merasakan
ukuran, bentuk, serta posisi uterus dan ovarium.
6. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA merupakan
pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat
langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah
memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.
Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna asam
asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada
kelainan tahap pra kenker serviks.
7. Tes HPV DNA. Pada tes ini diambil jaringan dari serviks
untuk mkemudian diperiksa di laboratorium.
8. Thin Prep (Liquid Base Cytology). Metode ini lebih akurat
dibandingkan dengan pap smear karena metode ini akan
memeriksa seluruh bagian leher rahim. Informasi dari
pemeriksaan dan tes di atas digunakan untuk mengetahui
ukuran tumor, seberapa jauh tumor setelah berkembang, dan
penyebaran tumor ke kelenjar getah bening atau organ lain
(metastase).
H. PENGOBATAN
Terdapat 3 jenis pengobatan utama kanker, yaitu operasi,
radioterapi dan kemoterapi. berikut penjelasannya :
1. Operasi
Ada beberapa jenis operasi untuk pengobatan kanker
serviks beberapa pengobatan melibatakan pengangkatan
rahim (histerektomi) dan yang lain tidak. Daftar ini
mencangkup beberapa jenis operasi yang paling umum di
lakukan pada pengobatan kanker serviks :
a. Cryosurgery
Sebuah probe metal yang di dinginkan dengan nitrogen
cair dimasukkan ke dalam vagina dan leher rahim. Cara
ini dapat membunuh sel-sel abnormal dengan cara
membekukannya. Cryosurgery di gunakan untuk mengobati
kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim
(stadium 0), bukan kanker infasif yang telah menyebar
ke luar leher rahim.
b. Bedah Leser
Cara ini menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar
sel-sel atau menghapus sebagian kecil jaringan sel
rahim untuk di pelajari. pembedahan laser hanya di
gunakan sebagai pengobatan kanker serviks pra-invasif
(stadium 0).
c. Koninasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari
leher rahim. pemotongan dilakukan menggunakan pisau
bedah, laser atau kawat tipis yang dipanaskan oleh
listrik (prosedur ini desebut LEEP atau LEETZ).
pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau
mengobati tahap awal (stadium 0 atau stadium 1).
Cara ini jaringan digunakan sebagai stusatunya
pengobatan, kecuali untuk wanita dengan kanker servik
status dini yang ingin memiliki anak setelah biopsi,
jaringan berbentuk kerucut diangkat untuk diperiksa di
bawah mikroskop. jika batas tepi lebih dari kerucut itu
mengandung kanker atau prasel kanker, maka diperlukan
pengobatan lebih lanjut untuk memastikan bahwa seluruh
sel-sel kankernya telah diangkat.
d. Histerektomi
Histerektomi sederhana
Cara kerja metode ini adalah mengangkat rahim,
tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di
dekatnya. vagina maupun kelenjar getah bening
panggul tidak di angkat, rahim dapat diangkat dengan
cara operasi di bagian depan perut dan melalui
vagina. Setelah dilakukan operasi ini, seorang
wanita tidak bisa hamil histerektomi stadium awal
(stadium 1) dan mengobati stadium pra-kanker
(stadium 0). Jika sel-sel ditemukan pada batas tepi
konisosi.
Histerektomi Radikal dan Diseksi Kelenjar Getah
Bening Panggul
Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat
seluruh rahim, jaringan didekatnya. Vagina bagian
atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan
beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah
panggul. Opersi ini paling sering melalui pemotongan
bagian depan perut, bukan di lakukan melalui vagina.
e. Trachelektomi.
Sebuah prosedur yang disebut trachelectomi radikal
memungkinkan wanita muda dengan kanker stadium awal
dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. metode
ini meliputi pengangkatan servik dan bagian atas
vagina, kemudian meletakannya pada jaitan berbentuk
kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim
didalam rahim. kelenjar getah bening didekatnya juga
diangkat. operasi in bisa dilakukan melalui vagina atau
perut.
Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami
kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat
melalui operasi caesar. risiko terjadinya kekambuhan
kanker sesudah pengobatan ini cukup rendah.
f. Ekstenterasi Panggul.
Selain mengambil semua organ dan jaringan vagina dan
perut, pada operasi jenis ini juga dilakukan
pengangkatan kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian
usus besar. operasi ini dilakukan saat kanker servik
kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya.
diperlukan waktu enam bulan atau lebih untuk pulih
operasi radikal ini. namun, wanita yang pernah
menjalani operasi ini tetap dapat menjalani menjalani
kehidupan dengan bahagia dan produktif.
2. Radioterapi
Pada pengobatan kanker servik radioterapi di
terapkan dengan melakukan radiasi eksternal yang di
berikan bersama dengan kemoterapi dosis rendah. untuk
jenis pengobatan radiasi interna, zat radioaktif
dimasukan ke dalam silinder di dalam vagina kadang-
kadang, bahan radioaktif ini di tempatkan di dalam jarum
tipis yang dimasukan langsung ke tumor.
Pengobatan Implantasi radioaktif dosis rendah dapat
diselesaikan hanya dalam waktu beberapa hari dan selama
pengobatan pasien tetap berada di rumah sakit, sementara
itu radioterapi dosis tinggi di lakukan dalam bentuk
rawat jalan selama beberapa waktu. Untuk setiap sesi
pengobatan, bahan radioaktif di masukan kedalam tumor
selama beberapa menit, kemudian dikeluarkan kembali.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan tersebut di
berikan melaluli infus ke dalam pembuluh darah atau
melalui mulut setelah obat masuk ke aliran darah, maka
akan menyebar ke seluruh tubuh terkadang ada beberapa
obat yang diberikan dalam satu waktu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
a. Iritasi rectum pada vagina
b. Kerusakan kandung kemih dan rectum
c. Ovarium berhenti berfungsi
d. Kelelahan
e. Sakit maag
f. Sering ke belakang (diare)
g. Mual
h. Muntah
i. Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
j. Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan
senggama menyakitkan
k. Menopause dini
l. Masalah dengan buang air kecil
m. Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
n. Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
o. Rendahnya jumlah sel darah putih
p. Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)
Prosedur Kemoterapi
1) Persiapan alat dan obat
Sebelum diberikan kemoterapi, maka harus
dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, DL,
fungsi ginjal, lever, gula darah, UL, EKG, foto
thorax AP/ lateral, ekokardiografi, BMP.
Periksa protocol dan program terapi yang
digunakan, serta waktu pemberian obat
sebelumnya.
Siapkan paket obat kemoterapi dari depo farmasi
Siapakan infuse set dan DC
Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat,
cara pemberian obat
Periksa adanya informed consent baik dari
penderita maupun keluarga
Siapkan alat pelindung diri ( scoret, hanscoen,
masker )
2) Persiapan pasien
Keadaan umum harus cukup baik
Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui
efek samping yang akan terjadi
Jenis kanker diketahui sensitive terhadap
kemoterapi
Hemoglobin > 10 g %
Leukosit > 5000/ ml
Trombosit > 100.000/ ml ( Sudibyo, 2008)
Beberapa jenis kemoterapi yang biasanya
digunakan pada pengobatan kanker serviks
adalah: Carboplatin, Cisplatin, Paclitaxel,
Fluorouracil (5FU), Cyclophosphamide,Docetaxel,
Ifosfamide, Gemcitabine. Berikut adalah contoh
obat kemoterapi dan efek sampingnya
Obat Kemoterapi
ContohBagaimana
Obat BekerjaEfek samping
Senyawa Alkil
Cyclophosphamide
Chlorambucil
Melphalan
Dari kimia
berikatan
dengan DNA,
menyebabkan
perpecahha
DNA dan
kesalahan
daam
replikasi
dari DNA
Menekan
sumsum tulang
Luka
sepanjang
perut
Menyebabkan
rambut rontok
Dapat
mengurangi
kesuburan
Menekan
system
kekebalan
tubuh
Dapat
menyebabkan
leukemia
Antimetabolit
Methotrexate
Cytarabine
Fludarabine
6-Mercaptopurine
5-Fluorouracil
Menghalangi
sintesa DNA
Sama seperti
senyawa alkil
Tidak
meningkatkan
resiko
leukemia
Antimitotik
Vincristine
Paclitaxel
Vinorelbine
Docetal
Menghalangi
pembelahan
sel kanker
Sama seperti
senyawa
alkylating
Juga dapat
Abraxane
merusak saraf
Tidak
menyebabkan
anemia
Penghambat Topoisomerase
Doxorubicin
Irinotecan
Mencegah
sintesis DNA
dan perbaikan
melalui
penghalangan
anzim yang
diamakan
topoisomerase
s
Sama seperti
senyawa
alkylating
Doxorubicin
dapat
menyebabkan
kerusakan
jantung
Derivatif Platinum
Cisplatin
Carboplatin
Oxaliplatin
Membentuk
ikatan dengan
DNA
menyebabkan
kehancuran
Sama seperti
senyawa alkil
Juga dapat
menyebabkan
kerusakan
saraf, dan
ginjal,
kerontokan
rambut
Terapi hormonal
Tamoxifen
Menghalangi
aksi estrogen
(pada kanker
payudara)
Dapat
menyebabkan
kanker
endometrial,
pembekuan
darah, muka
merah
Penghambat Aromatase
Bicalutamid Menghalangi
aksi androgen
(pada kanker
prostate)
Dapat
menyebabkan
disfungsi
ereksi
(impotensi)
dan diare
Anastrozole
Examestane
Letrozole
Menghalangi
pembentukan
estrogen
Dapat
menyebabkan
keropos
tulang
(osteoporosis
) dan gejala
menopause
Penghambat sinyal
Imatinib
Menghalangi
sinyal untuk
pembelahan
sel pada
myelocytic
leukemia
kronis
Dapat
menyebabkan
fungsi hati
abnormal dan
retensi
cairan
Gefitinib
Erlotinib
Menghalangai
pertumbuhan
epidermis
faktor
reseptor
Dapat
menyebabkan
rash dan
diare
Antibodi Monoklonal
Rituximab
Menginduksi
kematian sel
dengan
berikatan
dengan
permukaan
reseptor sel
pada tumor
turunan
limfosit
Dapat
menyebabkan
reaksi alergi
Trastuzumab Menghalangi
reseptor
factor
pertumbuhan
Dapat
menyebabkan
gagal jantung
pada sel
kanker
payudara
Gemtuzumab
Ozogamicin
Berisi
antibodi
khusus
berikatan
dengan
reseptor yang
terdapat di
sel leukemia
kemudian
mengirimkan
dosis racun
kemoterapinya
Dapat
menyebabkan
penekanan
platelet yang
diperpanjang,
dimana
meningkatklan
resiko
pendarahan
Modifikasi respon biologi
Interferon-alpha Tidak ketahui
Dapat
menyebabkan
demam,
dingin,
tekanan pada
sumsum
tulang,
kekurangan
tiroid,
hepatitis
Senyawa diferensiasi
Tretinoin
Menginduksi
diferensiasi
dan kematian
sel leukemia
Dapat
menyebabkan
kesulitan
bernafas yang
parah
Arsenic trioxide
Menginduksi
diferensiasi
dan kematian
sel leukemia
Menyebabkan
irama jantung
abnormal dan
ruam
Senyawa yang menghalangi pembentukan
saluran darah (senyawa antiangiogenik)
Bevicizumab
Menghalangi
factor
pertumbuhan
vascular
endothelial
(vascular
endothelial
growth factor
=VEGF)
Dapat
menyebabkan
tekanan darah
tinggi,
kehilangan
protein di
urin,
perdarahan,
penggunpalan
darah,
perforasi
usus
Serafinib
Sunitinib
Menghalangi
factor
pertumbuhan
vascular
endothelial
(vascular
endothelial
growth factor
=VEGF)
Dapat
menyebabkan
tekanan darah
tinggi dan
kehilangan
protein di
urin
I. PENGOBATAN KANKER SERVIKS BERDASARKAN STADIUMNYA
1. Stadium Prakanker (Stadium 0)
Stadium Prakanker hingga stadium 1 awal biasanya di obati
dengan histerktomi. Apabila pasien masih ingin memiliki
anak biasanya dilakukan metode LEEP atau Cone Biopsy
2. Stadium Awal (Stadium I dan II)
Apabila ukuran tumor kurang dari 4 cm biasanya
dilakukan radikal histerektomi atau radioterapi dengan
atau tanpa kemoterapi.
Apabila ukuran tumor lebih dari 4 cm biasanya dilakukan
radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin,
histerktomi, atau kemoterapi berbasis cisplatin yang
dilanjutkan dengan histerektomi.
3. Stadium Lanjut (Stadium II akhir – IV awal)
Kanker serviks pada stadium ini dapat diobati dengan
radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin. Pada
stadium sangat lanjut (stadium IV akhir), dokter dapat
mempertimbangkan kemoterapi dengan kombinasi obat,
misalnya hycamtin dan cisplatin. Jika kesembuhan tidak
memungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya adalah
mengangkat atau menghancurkan sebanyak sel-sel kanker.
Biasanya dilakukan pengobatan yang bersifat paliatif –
ditunjukan untuk mengurangi gejala-gejala.
J. PENCEGAHAN, PENEPISAN, DETEKSI
1. Pencegahan.
Bagi wanita semua umur, membatasi jumlah pasangan
seks dan penggunaan kontrasepsi penghalang, seperti
kondom dan diafraghma, sangat dianjurkan untuk mengurangi
risiko terjadinya kanker serviks.Modifikasi pola mkan
yang sangat mengurangi resiko kanker serviks diantaranya
dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
vitamin A dan C dan asam folat.Selain itu, adalah dengan
mencegah bertambahnya atau mengupayakan penghentian
penggunaan rokok dan/atau alkohol.
2. Penepisan.
Rekomendasi ACS sebagai sarana penapisan bagi wanita
tanpa gejala adalah dengan pemeriksaan pap smear dan
pemeriksaan panggul bagi seluruh wanita yang telah
melewati atau sedang dalam masa aktif seksual atau pada
mereka yang telah berusia 18 tahun atau lebih. Setelah
tiga kali atau lebih hasil pemeriksaan pap smear tahunan
normal, pemeriksaan tersebut dapat dilakukan lebih jarang
sesuai anjuran dokter.
3. Deteksi
Deteksi kanker serviks pada wanita yang tidak
menunjukan gejal ditentukan dengan anamnesa dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan rektovaginal dan
pemeriksaan bimanual dilakukan untuk melihat serviks,
melakukan pemeriksaan pap smear, melakukan pemeriksaan
kolposkopi, dan palpasi serviks dan jaringan sekitarnya.
Pemeriksaan kolposkopi dapat dilakukan pada wanita yang
memiliki gejala yang khas atau memiliki lesi pada serviks
yang sangat mencurigakan.Dokter yang memeriksa harus
mengambil bahan biopsi langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC
Katalog Dalam Terbitan. 2010. Stop Kanker. Jakarta: AgroMedia
Pustaka
Otto, Shirley E. 2003.Buku Saku Keperawatan Onkologi.Jakarta : EGC
Wijaya, Delia. 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker
Serviks. Yogyakarta : Sinar Kejora
Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker Rahim/Leher
Rahim Dan Indung
Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka Populer
Obar
LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS CA CERVIKS STADIUM II B
POLI KEBIDANAN
RSUP SANGLAH DENPASAR
OLEH :
MARGARICE M.T DENDO
NIM 530324013 419
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG