26
KANKER SERVIKS A. DEFINISI Kanker serviks (leher rahim) adalah keganasan yang bermula pada sel-sel serviks (leher rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker serviks sangat perlahan. Pertama, beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel pra kanker, kemudian berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut displasia dan biasanya terdeteksi dengan tes pap smear. B. ETIOLOGI Virus HPV diduga kuat sebagai penyebab utama kanker serviks. Virus HPV akan menyerang selaput di dalam mulut dan kerongkongan, serviks, serta anus. Apabila tidak segera terdeteksi, infeksi virus HPV menyebabkan terbentuknya sel- sel pra kanker serviks dalam jangka panjang. Virus HPV terbagi dua, yaitu virus HPV beresiko rendah-penyebab kutil kelamin-dan virus HPV berisiko tinggi yang dapat engubah permukaan sel-sel vagina.Virus yang termasuk tipe virus HPV beresiko tinggi adalah virus HPV tipe 16, 18, 31, 33, dan 45. Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker serviks : 1. Merokok Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak

ca cerviks

Embed Size (px)

Citation preview

KANKER SERVIKS

A. DEFINISI

Kanker serviks (leher rahim) adalah keganasan

yang  bermula pada sel-sel serviks (leher rahim). Kanker

serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker

serviks sangat perlahan. Pertama, beberapa sel normal

berubah menjadi sel-sel pra kanker, kemudian berubah menjadi

sel kanker. Perubahan ini disebut displasia dan biasanya

terdeteksi dengan tes pap smear.

B. ETIOLOGI

Virus HPV diduga kuat sebagai penyebab utama kanker

serviks. Virus HPV akan menyerang selaput di dalam mulut dan

kerongkongan, serviks, serta anus. Apabila tidak segera

terdeteksi, infeksi virus HPV menyebabkan terbentuknya sel-

sel pra kanker serviks dalam jangka panjang. Virus HPV

terbagi dua, yaitu virus HPV beresiko rendah-penyebab kutil

kelamin-dan virus HPV berisiko tinggi yang dapat engubah

permukaan sel-sel vagina.Virus yang termasuk tipe virus HPV

beresiko tinggi adalah virus HPV tipe 16, 18, 31, 33, dan

45.

Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker

serviks :

1. Merokok

Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat

terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak

merokok. Karena kemampuan mukus diserviks untuk

mengonsentrasikan karsinogen yang terdapat di dalam asap

rokok.

2. Infeksi HIV

Seseorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem

kekebalan tubuhnya kurang dapat memerangi infeksi HPV

maupun kanker pada stadium awal.

3. Infeksi Bakteri Klamidia

Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki

sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko

kanker serviks lebih tinggi.

4. Pil KB

Penguunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menimbulkan

resiko terjadinya kanker serviks.

5. Hamil lebih dari tiga kali

Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses

kehamilan meiliki resiko terjadinya kanker serviks lebih

tinggi.

6. Hamil pertama pada usia muda.

Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun

hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker

serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita

yang menunda kehamilannya hingga berusia 25 tahun atau

lebih. Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat

pembelahan sel diserviks selama masa tersebut saat

terpajan virus.

7. Riwayat keluarga.

Apabila ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker

serviks, resiko anda terkena kanker ini mencapai dua atau

tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat

kanker serviks pada keluarga.

C. MANIFESTASI KLINIS

Kanker servik pada stadium awal tidak menimbulkan

gejala.Gejalanya baru muncul saat sel kanker serviks sudah

menginvansi jaringan disekitarnya.Berikut beberapa gejala

yang mungkin muncul :

1. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal.

2. Perdarahan yang biasa terjadi adalah perdarahan setelah

bersenggama, perdarahan setelah menopause, paerdarah dan

bercak darah antara periode menstruasi, dan periode

menstruasi yang lebih lama dan lebih berat dari biasanya.

Perdarahan setelah douching atau setelah pemeriksaan

panggul merupakan gejala umum kanker serviks, tetapi

bukan prakanker.

3. Keputihan yang tidak normal. Ciri-ciri keputihan tersebut

diantaranya lendir kental, berwarna kuning atau

kecoklatan, berbau busuk, dan gatal.

4. Rasa sakit saat bersenggama.

5. Penurunan berat badan secara drastis.

6. Apabila kanker sudah menyebar kepanggul, maka pasien akan

menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam

berkemih, serta pembesaran ginjal.Gejala kanker serviks

pada stadium akhir dapat menimbulkan keluarnya air kemih

dan tinja dari vagina.

D. PATOFISIOLOGI

Mekanisme infeksi virus diawali dengan protein

menempel pada dinding sel dan mengekstraksi semua protein

sel, kemudian protein sel itu ditandai (berupa garis-garis)

berdasarkan polaritasnya. Selanjutnya, virus akan

menginfeksikan materi genetiknya kedalam sel. Apabila materi

genetik virus ini bertemu dengan materi genetik sel, maka

dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen. Setelah terjadi

mutasi, DNA virus akan bertambah banyak seiring pertambahan

jumlah DNA sel yang sedang bereplikasi. Hal ini menyebabkan

displasia (pertumbuhan sel yang tidak normal) menjadi

bertambah banyak dan tidak terkendali, sehingga menyebabkan

kanker.

E. JENIS KANKER SERVIKS

Ada dua jenis utama kanker serviks, yaitu karsinoma

sel skuamosa dan adenokarsinoma.Sekitar 8 dari 10 jenis

kasus kanker serviks adalah karsinoma sel skuamosa (sel-sel

yang menutupi permukaan serviks) dan sisanya adalah

adenokarsinoma (dimulai pada sel-sel kelenjar yang membuata

lendir).

F. STADIUM KANKER SERVIKS

Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat

penting. hal ini berkaitan dengan jenis pengobatan dan

prospek pemulihan yang akan dilakukan stadium kanker sreviks

sebagai berikut :

Stadium Keterangan0 Kanker serviks stadium 0 biasanya disebut

karsinoma in situ. sel abnormal hanya

ditemukan didalam lapisan serviks.

Pada stadium awal kanker serviks dapat

disadari oleh penderita yaitu rasa sakit

pada mulut rahim. Mekipun rasa sakit yang

dialami tidak begitu sering akan tetapi

semakin kanker serviks memasuki stadium

lanjut maka akan terasa semakin sakit.

Selain itu kanker serviks dapat juga

ditandai dengan pendarahan yang tidak

normal..Wanita yang mengalami kanker serviks

ditandai dengan keputihan yang abnormal.

Wanita mengalami keputihan yang berbau,

berwarna dan sangat berlendir. ( Kenali

Kanker Serviks Stadium 1 - Bidanku.com)

I

IA

IA1

Kanker hanya di temukan pada leher rahim dan

belum menyebar ke badan rahim.

Karsinoma yang didiagnosa baru hanya secara

mikroskop dan belum menunjukna kalinan atau

keluhan klinik.

Kanker sudah mulai menyebar ke jaringan otot

IA2

IB

IB1

IB2

dengan dalam < 3mm, serta ukuran besar tumor

< 7 mm.

Kanker sudah menyebar lebih dalam (> 3 mm –

5 mm) dengan lebar = 7 mm.

Ukuran kanker sudah > IA2

Ukuran tumor = 4 cm

Ukuran tumor > 4 cm

Berikut ini gejala munculnya kanker

serviks :

1. Gejala yang paling banyak ditemukan oleh

wanita adalah munculnya pendarahan

seperti menstruasi namun terjadi di luar

siklus menstruasi. Terkadang pendarahan

yang muncul berupa gumpalan-gumpalan

besar dengan warna yang lebih merah.

2. Pendarahan yang muncul saat menjelang

siklus menopause dan setelah menopause.

Wanita yang mendapatkan gejala ini lebih

sering lalai karena dianggap hanya bagian

dari proses menopause.

3. Pendarahan yang muncul pada saat hubungan

suami istri atau hubugan intim.

Pendarahan hebat juga dapat terjadi

setelah hubungan seks.

4. Gejala umum yang paling sering tidak

diperhatikan wanita adalah munculnya

keputihan yang dalam waktu lama dan

sering menimbulkan bau yang tidak enak

serta munculnya rasa sakit saat

berhubungan seks.

II

IIA

IIB

Kanker yang telah menyebar di luar leher

rahim, tetapi tidak menyebar ke dinding

pelvis atau 1/3 bagian bawah vagina.

Tumor jelas belum menyebar ke sekitar

uterus.

Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar

uterus.

Tanda dan gejala kanker serviks stadium II :

1. Keputihan patogonis

2. Sakit pada daerah kewanitaan

3. Pendarahan

4. Nyeri buang air kecil

5. Timbul rasa sakt dan pendarahan saat

berhubungan seks

6. Penurunan nafsu makan

7. Bengkak pada kaki

8. Cepat lelah III

IIIA

IIIB

Kanker yang telah menyebar hingga 1/3 bagian

bawah vagina. mungkin telah menyebar ke

dinding panggul dan telah menyebabkan ginjal

tidak berfungsi.

Kanker sudah menginvasi dinding panggul.

Kanker menyerang dinding panggul disertai

gangguan fungsi ginjal atau hidronephrosis.

Tanda dan gejala kanker srviks stadium III

1. Muncul pendarahan yang dengan beberapa

tingkat yang berbeda. Gejala yang paling

perlu diwaspadai adalah adanya pendarahan

setelah hubungan suami istri. Pendarahan

lain yang bisa terjadi adalah pendarahan

yang muncul di luar siklus menstruasi

atau menjelang dan sesudah menopause.

2. Munculnya keputihan dalam jangka waktu

lama dan bahkan menyebabkan bau yang

tidak enak.

3. Saat berhubungan seksual, organ di

sekitar liang vagina biasanya akan terasa

sakit dan tidak nyaman.

4. Muncul pendarahan dalam urin.

5. Timbul masalah pencernaan yang

berhubungan dengan kesulitan buang air

besar.

6. Timbul keinginan buang air kecil secara

terus menerus.

7. Tidak memiliki nafsu makan, lebih mudah

merasa lelah, lebih dan sedih.

8. Muncul rasa sakit pada bagian panggul

belakang dan tidak nyaman untuk beberapa

posisi duduk maupun berdiri.

IV

IVA

Kanker telah menyebar ke kandung kemih,

rektum atau bagian tubuh lain seperti paru-

paru, tulang dan hati.

IVB

Sel kanker menyebar pada alat atau organ

yang dekat dengan serviks.

Kanker sudah menyebar pada alat atau organ

yang jauh dari serviks.

Tanda dan gejala kanker serviks stadium IV

1. Terjadi pendarahan hebat saat tidak

sedang menstruasi dan menjelang atau

sesudah masuk tahap menopause.

2. Ada rasa sakit yang muncul pada tulang,

otot dan panggul bagin bawah.

3. Muncul rasa sakit yang berlebihan saat

buang air besar atau buang air kecil dan

bahkan kadang disertai dengan pendarahan.

4. Mengalami gangguan nafsu makan, lelah dan

badan menjadi lebih lemah.

5. Biasanya penderita akan mengalami

penurunan berat badan yang terjadi dalam

waktu yang sangat cepat.

6. Terkadang jika kanker telah menyebar ke

bagian otot tubuh, maka seluruh badan

akan merasa sakit dan tidak nyaman

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk mendiagnosis kanker serviks, dokter biasanya

menyarankan pemeriksaan berikut :

1. Pap smear, dilakukan pengambilan cairan vagina untuk

diperiksa

2. Colposcopy atau teropong leher rahim (serviks).

Pemeriksaan ini dilakukan jika semua hasil tes pada

metode sebelumnya menunjukan adanya infeksi atau

kejanggalan. Colposcopy adalah suatu prosedur ginekologik

yang menerangi dan memperbesar vulva, dinding vagina, dan

serviks untuk dideteksi dan diuji mengenai abnormalitas

strukturnya.

3. Biopsi, pengambilan sampel jaringan serviks untuk

dilakukan pemeriksaan oleh ahli patologi

4. Kuretase Endoserviks. Ini merupakan sebuah prosedur untuk

mengumpulkan sel-sel atau jaringan dari saluran leher

rahim (serviks) menggunakan kuret (alat berbentuk seperti

sendok). Jaringan sempel diambil dari saluran rahim dan

diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui tanda-tanda

kanker.

5. Pemeriksaan panggul. Tes ini digunakan untuk memeriksa

vagina, leher rahim, rahim, tuba fallopi, ovarium, dan

rektum. Dalam prosedur pemeriksaan ini, dokter atau

perawat akan memasukan satu atau dua buah jari dari salah

satu tangan kedalam vagina dengan menggunakan sarung

tangan yang telah dilumasi dengan minyak pelumas

sebelumnya. Kemudian, tangan yang lainnya menekan pada

perut bagian bawah. Hal ini dilakukan untuk merasakan

ukuran, bentuk, serta posisi uterus dan ovarium.

6. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA merupakan

pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat

langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah

memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.

Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna asam

asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada

kelainan tahap pra kenker serviks.

7. Tes HPV DNA. Pada tes ini diambil jaringan dari serviks

untuk mkemudian diperiksa di laboratorium.

8. Thin Prep (Liquid Base Cytology). Metode ini lebih akurat

dibandingkan dengan pap smear karena metode ini akan

memeriksa seluruh bagian leher rahim. Informasi dari

pemeriksaan dan tes di atas digunakan untuk mengetahui

ukuran tumor, seberapa jauh tumor setelah berkembang, dan

penyebaran tumor ke kelenjar getah bening atau organ lain

(metastase).

H. PENGOBATAN

Terdapat 3 jenis pengobatan utama kanker, yaitu operasi,

radioterapi dan kemoterapi. berikut penjelasannya :

1. Operasi

Ada beberapa jenis operasi untuk pengobatan kanker

serviks beberapa pengobatan melibatakan pengangkatan

rahim (histerektomi) dan yang lain tidak. Daftar ini

mencangkup beberapa jenis operasi yang paling umum di

lakukan pada pengobatan kanker serviks :

a. Cryosurgery

Sebuah probe metal yang di dinginkan dengan nitrogen

cair dimasukkan ke dalam vagina dan leher rahim. Cara

ini dapat membunuh sel-sel abnormal dengan cara

membekukannya. Cryosurgery di gunakan untuk mengobati

kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim

(stadium 0), bukan kanker infasif yang telah menyebar

ke luar leher rahim.

b. Bedah Leser

Cara ini menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar

sel-sel atau menghapus sebagian kecil jaringan sel

rahim untuk di pelajari. pembedahan laser hanya di

gunakan sebagai pengobatan kanker serviks pra-invasif

(stadium 0).

c. Koninasi

Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari

leher rahim. pemotongan dilakukan menggunakan pisau

bedah, laser atau kawat tipis yang dipanaskan oleh

listrik (prosedur ini desebut LEEP atau LEETZ).

pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau

mengobati tahap awal (stadium 0 atau stadium 1).

Cara ini jaringan digunakan sebagai stusatunya

pengobatan, kecuali untuk wanita dengan kanker servik

status dini yang ingin memiliki anak setelah biopsi,

jaringan berbentuk kerucut diangkat untuk diperiksa di

bawah mikroskop. jika batas tepi lebih dari kerucut itu

mengandung kanker atau prasel kanker, maka diperlukan

pengobatan lebih lanjut untuk memastikan bahwa seluruh

sel-sel kankernya telah diangkat.

d. Histerektomi

Histerektomi sederhana

Cara kerja metode ini adalah mengangkat rahim,

tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di

dekatnya. vagina maupun kelenjar getah bening

panggul tidak di angkat, rahim dapat diangkat dengan

cara operasi di bagian depan perut dan melalui

vagina. Setelah dilakukan operasi ini, seorang

wanita tidak bisa hamil histerektomi stadium awal

(stadium 1) dan mengobati stadium pra-kanker

(stadium 0). Jika sel-sel ditemukan pada batas tepi

konisosi.

Histerektomi Radikal dan Diseksi Kelenjar Getah

Bening Panggul

Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat

seluruh rahim, jaringan didekatnya. Vagina bagian

atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan

beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah

panggul. Opersi ini paling sering melalui pemotongan

bagian depan perut, bukan di lakukan melalui vagina.

e. Trachelektomi.

Sebuah prosedur yang disebut trachelectomi radikal

memungkinkan wanita muda dengan kanker stadium awal

dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. metode

ini meliputi pengangkatan servik dan bagian atas

vagina, kemudian meletakannya pada jaitan berbentuk

kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim

didalam rahim. kelenjar getah bening didekatnya juga

diangkat. operasi in bisa dilakukan melalui vagina atau

perut.

Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami

kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat

melalui operasi caesar. risiko terjadinya kekambuhan

kanker sesudah pengobatan ini cukup rendah.

f. Ekstenterasi Panggul.

Selain mengambil semua organ dan jaringan vagina dan

perut, pada operasi jenis ini juga dilakukan

pengangkatan kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian

usus besar. operasi ini dilakukan saat kanker servik

kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya.

diperlukan waktu enam bulan atau lebih untuk pulih

operasi radikal ini.  namun, wanita yang pernah

menjalani  operasi ini tetap dapat menjalani menjalani

kehidupan dengan bahagia dan produktif.

2. Radioterapi

Pada pengobatan kanker servik radioterapi di

terapkan dengan melakukan radiasi eksternal yang di

berikan bersama dengan kemoterapi dosis rendah. untuk

jenis pengobatan radiasi interna, zat radioaktif

dimasukan ke dalam silinder di dalam vagina kadang-

kadang, bahan radioaktif ini di tempatkan di dalam jarum

tipis yang dimasukan langsung ke tumor.

Pengobatan Implantasi radioaktif dosis rendah dapat

diselesaikan hanya dalam waktu beberapa hari dan selama

pengobatan pasien tetap berada di rumah sakit, sementara

itu radioterapi dosis tinggi di lakukan dalam bentuk

rawat jalan selama beberapa waktu. Untuk setiap sesi

pengobatan, bahan radioaktif di masukan kedalam tumor

selama beberapa menit, kemudian dikeluarkan kembali.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk

membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan tersebut di

berikan melaluli infus ke dalam pembuluh darah atau

melalui mulut setelah obat masuk ke aliran darah, maka

akan menyebar ke seluruh tubuh terkadang ada beberapa

obat yang diberikan dalam satu waktu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah:

a. Iritasi rectum pada vagina

b. Kerusakan kandung kemih dan rectum

c. Ovarium berhenti berfungsi

d. Kelelahan

e. Sakit maag

f. Sering ke belakang (diare)

g. Mual

h. Muntah

i. Perubahan warna kulit (seperti terbakar)

j. Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan

senggama menyakitkan

k. Menopause dini

l. Masalah dengan buang air kecil

m. Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang

n. Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)

o. Rendahnya jumlah sel darah putih

p. Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

Prosedur Kemoterapi

1) Persiapan alat dan obat

Sebelum diberikan kemoterapi, maka harus

dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, DL,

fungsi ginjal, lever, gula darah, UL, EKG, foto

thorax AP/ lateral, ekokardiografi, BMP.

Periksa protocol dan program terapi yang

digunakan, serta waktu pemberian obat

sebelumnya.

Siapkan paket obat kemoterapi dari depo farmasi

Siapakan infuse set dan DC

Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat,

cara pemberian obat

Periksa adanya informed consent baik dari

penderita maupun keluarga

Siapkan alat pelindung diri ( scoret, hanscoen,

masker )

2) Persiapan pasien

Keadaan umum harus cukup baik

Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui

efek samping yang akan terjadi

Jenis kanker diketahui sensitive terhadap

kemoterapi

Hemoglobin > 10 g %

Leukosit > 5000/ ml

Trombosit > 100.000/ ml ( Sudibyo, 2008)

Beberapa jenis kemoterapi yang biasanya

digunakan pada pengobatan kanker serviks

adalah: Carboplatin, Cisplatin, Paclitaxel,

Fluorouracil (5FU), Cyclophosphamide,Docetaxel,

Ifosfamide, Gemcitabine. Berikut adalah contoh

obat kemoterapi dan efek sampingnya

Obat Kemoterapi

ContohBagaimana

Obat BekerjaEfek samping

Senyawa Alkil

Cyclophosphamide

Chlorambucil

Melphalan

Dari kimia

berikatan

dengan DNA,

menyebabkan

perpecahha

DNA dan

kesalahan

daam

replikasi

dari DNA

Menekan

sumsum tulang

Luka

sepanjang

perut

Menyebabkan

rambut rontok

Dapat

mengurangi

kesuburan

Menekan

system

kekebalan

tubuh

Dapat

menyebabkan

leukemia

Antimetabolit

Methotrexate

Cytarabine

Fludarabine

6-Mercaptopurine

5-Fluorouracil

Menghalangi

sintesa DNA

Sama seperti

senyawa alkil

Tidak

meningkatkan

resiko

leukemia

Antimitotik

Vincristine

Paclitaxel

Vinorelbine

Docetal

Menghalangi

pembelahan

sel kanker

Sama seperti

senyawa

alkylating

Juga dapat

Abraxane

merusak saraf

Tidak

menyebabkan

anemia

Penghambat Topoisomerase

Doxorubicin

Irinotecan

Mencegah

sintesis DNA

dan perbaikan

melalui

penghalangan

anzim yang

diamakan

topoisomerase

s

Sama seperti

senyawa

alkylating

Doxorubicin

dapat

menyebabkan

kerusakan

jantung

Derivatif Platinum

Cisplatin

Carboplatin

Oxaliplatin

Membentuk

ikatan dengan

DNA

menyebabkan

kehancuran

Sama seperti

senyawa alkil

Juga dapat

menyebabkan

kerusakan

saraf, dan

ginjal,

kerontokan

rambut

Terapi hormonal

Tamoxifen

Menghalangi

aksi estrogen

(pada kanker

payudara)

Dapat

menyebabkan

kanker

endometrial,

pembekuan

darah, muka

merah

Penghambat Aromatase

Bicalutamid Menghalangi

aksi androgen

(pada kanker

prostate)

Dapat

menyebabkan

disfungsi

ereksi

(impotensi)

dan diare

Anastrozole

Examestane

Letrozole

Menghalangi

pembentukan

estrogen

Dapat

menyebabkan

keropos

tulang

(osteoporosis

) dan gejala

menopause

Penghambat sinyal

Imatinib

Menghalangi

sinyal untuk

pembelahan

sel pada

myelocytic

leukemia

kronis

Dapat

menyebabkan

fungsi hati

abnormal dan

retensi

cairan

Gefitinib

Erlotinib

Menghalangai

pertumbuhan

epidermis

faktor

reseptor

Dapat

menyebabkan

rash dan

diare

Antibodi Monoklonal

Rituximab

Menginduksi

kematian sel

dengan

berikatan

dengan

permukaan

reseptor sel

pada tumor

turunan

limfosit

Dapat

menyebabkan

reaksi alergi

Trastuzumab Menghalangi

reseptor

factor

pertumbuhan

Dapat

menyebabkan

gagal jantung

pada sel

kanker

payudara

Gemtuzumab

Ozogamicin

Berisi

antibodi

khusus

berikatan

dengan

reseptor yang

terdapat di

sel leukemia

kemudian

mengirimkan

dosis racun

kemoterapinya

Dapat

menyebabkan

penekanan

platelet yang

diperpanjang,

dimana

meningkatklan

resiko

pendarahan

Modifikasi respon biologi

Interferon-alpha Tidak ketahui

Dapat

menyebabkan

demam,

dingin,

tekanan pada

sumsum

tulang,

kekurangan

tiroid,

hepatitis

Senyawa diferensiasi

Tretinoin

Menginduksi

diferensiasi

dan kematian

sel leukemia

Dapat

menyebabkan

kesulitan

bernafas yang

parah

Arsenic trioxide

Menginduksi

diferensiasi

dan kematian

sel leukemia

Menyebabkan

irama jantung

abnormal dan

ruam

Senyawa yang menghalangi pembentukan

saluran darah (senyawa antiangiogenik)

Bevicizumab

Menghalangi

factor

pertumbuhan

vascular

endothelial

(vascular

endothelial

growth factor

=VEGF)

Dapat

menyebabkan

tekanan darah

tinggi,

kehilangan

protein di

urin,

perdarahan,

penggunpalan

darah,

perforasi

usus

Serafinib

Sunitinib

Menghalangi

factor

pertumbuhan

vascular

endothelial

(vascular

endothelial

growth factor

=VEGF)

Dapat

menyebabkan

tekanan darah

tinggi dan

kehilangan

protein di

urin

I. PENGOBATAN KANKER SERVIKS BERDASARKAN STADIUMNYA

1. Stadium Prakanker (Stadium 0)

Stadium Prakanker hingga stadium 1 awal biasanya di obati

dengan histerktomi. Apabila pasien masih ingin memiliki

anak biasanya dilakukan metode LEEP atau Cone Biopsy

2. Stadium Awal (Stadium I dan II)

Apabila ukuran tumor kurang dari 4 cm biasanya

dilakukan radikal histerektomi atau radioterapi dengan

atau tanpa kemoterapi.

Apabila ukuran tumor lebih dari 4 cm biasanya dilakukan

radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin,

histerktomi, atau kemoterapi berbasis cisplatin yang

dilanjutkan dengan histerektomi.

3. Stadium Lanjut (Stadium II akhir – IV awal)

Kanker serviks pada stadium ini dapat diobati dengan

radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin. Pada

stadium sangat lanjut (stadium IV akhir), dokter dapat

mempertimbangkan kemoterapi dengan kombinasi obat,

misalnya hycamtin dan cisplatin. Jika kesembuhan tidak

memungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya adalah

mengangkat atau menghancurkan sebanyak sel-sel kanker.

Biasanya dilakukan pengobatan yang bersifat paliatif –

ditunjukan untuk mengurangi gejala-gejala.

J. PENCEGAHAN, PENEPISAN, DETEKSI

1. Pencegahan.

Bagi wanita semua umur, membatasi jumlah pasangan

seks dan penggunaan kontrasepsi penghalang, seperti

kondom dan diafraghma, sangat dianjurkan untuk mengurangi

risiko terjadinya kanker serviks.Modifikasi pola mkan

yang sangat mengurangi resiko kanker serviks diantaranya

dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

vitamin A dan C dan asam folat.Selain itu, adalah dengan

mencegah bertambahnya atau mengupayakan penghentian

penggunaan rokok dan/atau alkohol.

2. Penepisan.

Rekomendasi ACS sebagai sarana penapisan bagi wanita

tanpa gejala adalah dengan pemeriksaan pap smear dan

pemeriksaan panggul bagi seluruh wanita yang telah

melewati atau sedang dalam masa aktif seksual atau pada

mereka yang telah berusia 18 tahun atau lebih. Setelah

tiga kali atau lebih hasil pemeriksaan pap smear tahunan

normal, pemeriksaan tersebut dapat dilakukan lebih jarang

sesuai anjuran dokter.

3. Deteksi

Deteksi kanker serviks pada wanita yang tidak

menunjukan gejal ditentukan dengan anamnesa dan

pemeriksaan fisik. Pemeriksaan rektovaginal dan

pemeriksaan bimanual dilakukan untuk melihat serviks,

melakukan pemeriksaan pap smear, melakukan pemeriksaan

kolposkopi, dan palpasi serviks dan jaringan sekitarnya.

Pemeriksaan kolposkopi dapat dilakukan pada wanita yang

memiliki gejala yang khas atau memiliki lesi pada serviks

yang sangat mencurigakan.Dokter yang memeriksa harus

mengambil bahan biopsi langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC

Katalog Dalam Terbitan. 2010. Stop Kanker. Jakarta: AgroMedia

Pustaka

Otto, Shirley E. 2003.Buku Saku Keperawatan Onkologi.Jakarta : EGC

Wijaya, Delia. 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker

Serviks. Yogyakarta : Sinar Kejora

Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker Rahim/Leher

Rahim Dan Indung

Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka Populer

Obar

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS CA CERVIKS STADIUM II B

POLI KEBIDANAN

RSUP SANGLAH DENPASAR

 

OLEH :

MARGARICE M.T DENDO

NIM 530324013 419

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

2015