Upload
kompasiana
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB VIII. RADI0AKTIVITAS ZAT
Zat radioaktif merupakan zat (dapat berupa atom) yang
memiliki aktivitas sen-diri secara internal. Hal tersebut
terjadi karena komposisi partikel penyusun atom
radioaktif tidak seimbang. Aktivitas zat muncul karena
tidak ada keseimbangan nu-kleon pada zat. Nukleon
merupakan jumlah proton, neutron dan elektron. Karena ga-
bungan proton, neutron dan elektron dalam bentuk kesatuan
atom perlu energi ikat (agar atom tidak pecah). Akibat
adanya ketidakseimbangan nukleon tersebut menye-babkan
terjadinya aktivitas atom secara spontan (sifat
radioaktif) untuk menuju zat yang stabil (mantap).
Zat radioaktif meluruh (berdesintegrasi melakukan
aktivitas) secara spontan me-nuju zat stabil (sebagai
konfigurasi zat baru yang mantap). Inti mantap zat
radioaktif (alam) setelah meluruh menjadi timbal (Pb
atau sering disebut timah hitam) dengan
cara spontan.
A. Pengetahuan Zat Radioaktif
Antoine Henri Becquerel (1852 - 1908) ahli fisika
berkebangsaan Perancis ta-hun 1896 menemukan gejala
radioaktivitas dalam suatu zat. Penemuan dengan cara
tidak sengaja pada saat ia sedang mempelajari sifat zat
yang melakukan fluorisensi dan fosforisensi (terjadi saat
mempelajari/meneliti garam uranium).
Fluorisensi yaitu berpendarnya (memancarkan sinar)
suatu zat setelah zat ter-sebut dikenai sinar.
Fosforisensi yaitu berpendarnya suatu zat setelah zat
tersebut ti-dak lagi terkena sinar. A. H. Becquerel
menemukan radiasi (pemancaran cahaya) dari uranium
setelah dikenai sinar. Ternyata sinar tersebut mampu
memberikan bayangan (merusak film) logam pada kertas film
yang telah dibungkus dengan kertas hitam. Perusakan film
juga terjadi walaupun tanpa penyinaran zat radiokatif
terlebih dahulu (zat telah dilindungi atau ditutup
beberapa lama).
1. Zat Radioaktif Alam
Zat radioaktif alam merupakan zat radioaktif yang
terdapat di alam secara terbu-
ka (di bumi dihasilkan dengan cara ditambang). Zat
radioaktif alam pertama kali dite-
mukan oleh A. H. Becquerel (zat radioaktif jenis
thorium). Penyelidikan zat radioak- tif lebih lanjut
dilakukan oleh Piere Curie (1859 - 1906) dan Marie
Sklowdowska-Curie (1867 -1934) sampai menemukan zat
radio-aktif berupa polonium dan radium.
102
Aktivitas zat radioaktif (alam) mengubah nomor massa
(A) inti atom sebanyak empat satuan jika mengeluarkan
sinar alpha ( ). Aktivitas zat radioaktif (alam)
mengubah nomor atom (z) inti atom sebanyak satu satuan
jika mengeluarkan sinar betha ( ) atau tidak berubah
jika mengeluarkan sinar gamma. Aktivitas zat radio-aktif
(alam) tersebut akan berakhir apabila telah menjadi
timbal (Pb).
Contoh tabel aktivitas zat radioaktif hingga menjadi Pb.
No. isotop
radioaktif
sinar (kadang + sinar
gamma)
umur paroh
1
alpha ( ) 1,4
.1010
tahu
n
2
betha ( ) 6,7 tahu
n
3
betha ( ) 6,13 jam
4
alpha ( ) 1,9 tahu
n
5
alpha ( ) 3,6
.1010
hari
6
alpha ( ) 54,4 deti
k
103
7
alpha ( ) 0,16 deti
k
8
betha ( ) 10,6 jam
9betha ( ) atau
alpha ( )
605 meni
t
10 alpha ( ) 3,0
.10-7
deti
k 11 mantap 1,9 tahu
nPeluruhan zat radioaktif memberlakukan hukum
kekekalan nukleon yang dimili
ki atom misal reaksi → +
→ +
reaksi tersebut terus berlangsung sehingga akhirnya
terbentuk timah (Pb). Dalam ben-
tuk gambar grafik dinyatakan sebagai gambar di bawah ini.
104
(A) 232 α 228β β
α
224
α
220
α
216α 212
β β
α α
208β (z) 8082 84 86 88 9092 Hg Tℓ Pb
Bi Po At Rn Fr Ra Ac Th Pa
105
Terdapat beberapa jenis zat radioaktif alam antara lain
(lihat tabel di bawah ini)
no. isot
op
wa
ktu paroh (T(1/2))
1
40K 1,28
.109
tahun
2
87Rb 4,8
.1010
tahun
3
92Nb 3,2
.107
tahun
4
113Cd 9
.1015
tahun
5
115In 5,1
.1014
tahun
6
138La 1,1
.1011
tahun
7
178Lu 3,6
.1010
tahun
8
187Re 4.1010
tahun
2. Zat Radioaktif Buatan
Zat radioaktif buatan diperoleh dengan cara
penembakan zat dengan partikel ter tentu (reaksi inti
antara zat dengan sinar radioaktif). Pasangan Curie-Jolit
tahun 1934 melakukan percobaan menembaki aluminium dengan
106
partikel alpha (partikel alpha yang ke luar dari
polonium) mendapatkan neutron, proton dan positron ke
luar dari logam aluminium. Mereka menemukan pancaran
positron yang kontinyu setelah pe-nembakan dengan
partikel alpha berhenti. Aktivitas positron berkurang
secara eks-ponensial dengan waktu dan peristiwa berlaku
seperti zat radioaktif alam. Mereka
menganggap unsur radioaktif buatan tersebut adalah yang terbentuk dalam reaksi
+ → + 1Unsur yang terbentuk meluruh dengan waktu paroh
2,55 menit menjadi silikon
dan positron dalam reaksi → +
2Mereka melaporkan juga bahwa pembentukan nitrogen
radioaktif dari isotop si-
likon bila menembaki boron dan magnesium dengan partikel
alpha.
3. Deret Radioaktif
Dilihat dari hasil akhir peluruhan zat radioaktif
alam terdapat empat hasil akhir zat mantap. Empat zat
mantap (hasil peluruhan sebagai nuklida anak) tersebut
semua- nya dapat diturunkan dari nuklida tunggal. Jadi
terdapat empat nuklida tunggal radio-aktif yang disebut
107
deret radioaktif. Bila zat radioaktif melakukan peluruhan
dengan memancarkan pertikel tertentu (mungkin sinar
alpha, betha, gamma atau yang lain maupun gabungan dari
partikel-partikel tersebut) sehingga atom asal (induk)
berubah menjadi atom turunan (anak).
Rutherford dan Soddy tahun 1903 menyatakan bahwa
sifat dasar turunan dapat diduga dari sifat induk dan
partikel yang diradiasi (terdapat keseimbangan reaksi
nuklir)
-1. muatan listrik total (nomor atom sebelum dan
sesudah peluruhan) tetap.
-2. jumlah nomor massa sebelum dan sesudah peluruhan
tetap.
Contoh + → + (ingat notasi atom jumlah A dan z tetap)
Dalam zat radioaktif terdapat (ditemukan) adanya
aturan nomor massa (A) seba-
gai kelipatan bilangan 4n ; 4n + 1 ; 4n + 2 dan 4n + 3 (n
merupakan bilangan bulat). Dengan ditemukannya empat
aturan tersebut kemudian dinamakan terdapat empat deret
radioaktif (ditemukan empat kemungkinan). Deret tersebut
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
Tabel deret zat radioaktif (alam)
No. nomor deret induk T(1/2) hasil
108
massa mantap
1
4n thorium 13,9
.109 tahun
2
4n +
1
neptuni
um
0,225 .
109 tahun
3
4n +
2
uranium 4,51
.109 tahun
4
4n +
3
actiniu
m
7,07
.109 tahun
Misal unsur thorium ( ) nilai (A) merupakan 4n
[merupakan angka 4(58)] dan seterusnya berakhir menjadi
dalam kurun waktu tertentu (unsur ber- akhir
menjadi ). Hasil akhir peluruhan zat radioaktif
(alam) adalah unsur man-tap berupa Pb sebagai zat yang
paling stabil di bumi. Inilah merupakan salah satu alas
an mengapa Pb dijadikan bahan pelindung radiasi sinarradioaktif.
B. Perilaku Zat Radioaktif
Peluruhan merupakan perilaku aktivitas zat radioaktif
untuk menuju atom man-tap. Peluruhan zat radioaktif
secara kuantitatif dapat digambarkan sebagai reaksi
P (zat radio-aktif, induk) → D (zat stabil, anak) +
partikel.
1. Aktivitas Zat Radioaktif.
109
Aktivitas zat radioaktif merupakan kegiatan spontan
zat untuk membentuk atom anak dengan cara memancarkan
sinar (dapat berupa antara lain ; ; atau dan
partikel-partikel lain). Inti asal meluruh berubah
menjadi inti baru (nukleon ber-ubah) pengamatan (deteksi)
memperlihatkan bahwa peluruhan terjadi secara acak
(random) yang hanya dapat dibahas secara statistik.
Terdapat tiga aspek radioaktif yang dipandang luar-
biasa dari sudut pandang fisi ka klasik (relativitas dan
kuantisasi) yaitu
-1. Jika suatu inti radioaktif mengalami peluruhan
alpha atau betha nukleonnya berubah dan inti
tersebut juga berubah menjadi inti unsur yang
berbeda
-2. Energi yang dibebaskan selama peluruhan zat
radioaktif berasal dari dalam individu inti
tersebut tanpa eksitasi (berlainan dengan kasus
radiasi atomik)
-3. peluruhan radioaktif merupakan proses statistik
yang memenuhi hukum pelu ang
Peluruhan zat radioaktif (alam) secara spontan
digambarkan oleh Rutherford-Soddy sebagai berukut.
110
Peluruhan alpha
→ + 3
Peluruhan betha negatif →
+ + 4
Peluruhan betha positif
→ + + 5
Penangkapan betha negatif +
→ + 6
Peluruhan gamma [ ]*
→ + 7
Proses di atas (reaksi inti) P menyatakan inti induk D
inti anak menggambarkan neu trino dan antineutrino [
]* bentuk inti belum stabil. menggambarkan keadaan
dasar dan menggambarkan gelombang elektromagnet (sinar
gamma). Neutrino me-rupakan partikel yang memiliki massa
diam nol tidak bermuatan mempunyai bilangan kuantum spin
momentum sudut ½ sedangkan antineutrino suatu partikel
yang berla-wanan dengan neutrino.
Jika N menyatakan banyaknya inti dalam sampel suatu
zat suatu saat aktivitas
zat tersebut (A) dinyatakan sebagai
111
A = -
8Satuan A becquerel (satuan internasional) yang
didefinisikan dalam tahun 1896 yaitu
1 becquerel = 1 Bq = 1 kejadian s-1
9a
Satuan A yang lain yaitu Curie yang didefinisikan sebagai
aktivitas 1 gram Ra ber-dasarkan sampel penelitian
1 curie = 1 Ci = 3,7 .1010 Bq
9b
Aktivitas zat radioaktif menurun secara eksponesial
terhadap waktu
A = Ao e-λt
10
Persamaan (10) λ disebut tetapan peluruhan dan persamaan
(8 dan 10) digabungkan menghasilkan bentuk
A = λ N
11
2. Waktu Paroh
Zat radioaktif meluruh menyebabkan ukurannya
(nukleon) berkurang atau seba-gian partikelnya hilang.
Ternyata tiap periode tertentu aktivitas zat menjadi
setengah dari keadaan awalnya. Periode (dalam jangka
waktu yang tetap) tersebut dinamakan waktu paroh T(1/2).
112
Karateristik zat radioaktif menyebabkan umur paroh yang
dimiliki tiap zat selalu berbeda (tiap zat memiliki T(1/2)
tidak sama). Besar kecilnya waktu paroh tergantung pada
besar kecilnya tetapan peluruhan (desintegrasi).
Misal Pu, T(1/2) = 24 300 tahun Ra, T(1/2) = 1 590 tahun
di samping T(1/2) berukur an tahun ada pula berukuran hari,
jam atau beberapa detik. Misal zat memiliki T(1/2) satu
tahun, sehingga jika aktivitas awal Ao sehingga dalam 1
tahun aktivitasnya ber-kurang menjadi ½ Ao satu tahun
kemudian [2 T(1/2)] menjadi ¼ Ao dan seterusnya.
Informasi empiris perubahan nilai aktivitas zat
terhadap waktu dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
(untuk n T(1/2)) akan menjadi
A = Ao (1/2)n
12
Persamaan (12) nilai n = 1 atau (1 T(1/2)) sehingga A = ½
Ao (Ao nilai aktivitas awal) jika n = 2 atau (2 T(1/2))
maka A = ¼ Ao dan seterusnya. Persamaan (10 dan 12) akan
menginformasikan ½ Ao = Ao atau = 2 sehingga
λ T(1/2) = ℓn 2 = 0,693.
Dengan demikian
T(1/2) =
13
113
Jika sampel mengandung N inti yang belum meluruh dN
banyaknya inti yang melu- ruh dalam selang waktu dt.
Perkalian antara N dan peluang waktu λ dt yaitu N λ dt
(merupakan zat yang meluruh dalam selang waktu dt dan λ
adalah peluang zat untuk meluruh dalam satuan waktu) akan
menjadi
dN = - N λ dt
14
Persamaan (14) tanda negatif (-) menyatakan N berkurang
jika t bertambah. Persama-an (14) jika dihitung = -
λ menjadi ℓn N - ℓn No = - λ dt sehingga
N = No
15
Contoh 1
Jika waktu paroh radon 3,8 hari dalam waktu tertentu
60 % radon meluruh. Bera pa waktu yang diperlukan untuk
meluruh tersebut ?
Penyelesaian menggunakan persamaan (13 dan 15)
= sehingga λ t = ℓn atau t = ℓn
= ℓn
t = ℓn = 5,02 H
Contoh 2
114
Berapakah aktivitas 1 mg (perhatikan contoh
soal nomor satu)
Penyelesaian menggunakan persamaan (11 dan 13)
Banyaknya atom Rn N = =
2,7 .1018 atom
λ = hasilnya dinyatakan dalam detik menjadi
2,1 .10-6 s-1
Dengan demikian A = (2,1 .10-6 s-1)(2,7 .1018
inti) = 5,7 .1012 Bq = 153 Ci
3. Umur Rata-rata dan Waktu Paroh
Waktu paroh (T(1/2)) sebuah isotop radioaktif tidak
sama dengan umur rata-rata (T). Dipandang dari sudut
statistik waktu rata-rata (mean life) dapat dihitung.
Jika sampel mengandung N inti yang belum meluruh saat t
dan dN banyaknya inti yang
meluruh dalam selang waktu dt sehingga bentuk waktu rata-rata menjadi
T = =
Harga T dihitung dengan persamaan (15) diperoleh T =
.
115
T =
T =
16Persamaan (16) menyatakan bahwa λ merupakan
kemungkinan atom akan melu
ruh dalam satuan waktu dan T merupakan waktu yang
mungkin diperlukan tiap atom
meluruh. Umur rata-rata isotop merupakan kebalikan daripeluang peluruhan tiap satuan waktu (λ) sedangkan
persaman (13) menyatakan λ = sehingga persama- an
(16) menjadi
T = = 1,44 T(1/2)
17Contoh 3
Aktivitas zat radioaktif tertentu menurun 15 % dari
aktivitas mula-mula dalam kurun waktu 10 hari. Berapakah
nilai waktu parohnya ?
Penyelesaian menggunakan persamaan (10, 11, 13 dan 15)
Jika aktivitas awal zat radioaktif Ao dan aktivitassetelah sepuluh hari menjadi A
terdapat hubungan nilai A = Ao. Dengan
demikian A = Ao atau
116
ℓn = - λ (10) dihasilkan λ = 0,1 ℓn =
0,0163.
Akhirnya T(1/2) = hari = 42,5 hari
4. Penentuan Umur Radiometrik (Salah satu Bentuk
Kegunaan Radioisotop)
Isotop unsur baik dalam keadaan stabil mapun
radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama. Sifat
tersebut tidak terbedakan misal antara dan
bila cam-puran zat tersebut digunakan dalam garam dapur.
Hanya karena radioaktif de-ngan memancarkan sinar
betha sehingga dalam proses tersebut dilakukan dengan pen
deteksian sinar betha yang dipancarkan. Teknik tersebut
dinamakan teknik perunut dan banyak digunakan dalam
bidang pertanian, kedokteran dan sebagainya. Setiap kasus
dianggap bahwa semua zat anak (zat mantap) diperoleh dari
sampel batuan (ba-han yang akan ditentukan umurnya)
berasal dari zat induk dapat diperoleh. Pada umumnya
bidang kedokteran menggunakan isotop , dan
pertanian mengguna-kan dan sebagainya.
Metoda yang berdasarkan peluruhan radioaktif
memungkinkan untuk dijadikan penentu umur fosil
(peninggalan barang kuno). Hal tersebut terjadi karena
peluruhan inti radioaktif tertentu berlangsung dengan
117
laju tetap (tidak tergantung dari keadaan luar).
Penentuan umur batuan atau benda berasal dari mahluk
hidup dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nuklida
mula (induk) dan anak (hasil rekasi/peluruhan) yang
mantap dalam benda yang diselidiki tersebut akan menjadi
penunjuk umur ba- rang/benda tersebut. Perbandingan
nuklida anak dan induk semakin besar semakin tua umur
benda tersebut.
Prosedur penggunaan isotop karbon aktif ( )
meradiasikan sinar β sering di-sebut radio-karbon. Dengan
menentukan perbandingan radio-karbon terhadap karbon
biasa ( ) kita dapat menentukan umur benda yang pernah
hidup. Jadi diben-tuk dalam atmosfer dari
penembakan (dari udara) dengan neutron (berasal dari
si-
nar kosmik) dalam reaksi + n → + p.
Konsentrasi dalam atmosfer sebagai senyawa
dapat dianggap tetap. 0rganisme hidup mengisap C02 dari
atmosfer sehingga terjadi keseimbangan (sebagi-an kecil
aton C-nya adalah sekitar 1 dalam 10-12) dan sisanya
(± 99 % dan sisa nya 1 % berupa ). Akibat aktivitas
spesifik dari tiap gram karbon pada organis- me hidup
dalam atmosfer sama. Setelah mati tidak ada baru yang
118
dihisap dari at-mosfer sehingga yang telah ada meluruh
dengan waktu paroh 5 568 tahun.
Contoh 4
Sampel gas C02 dari atmosfer mengisi bejana volume 200
cm3 sehingga berte-kanan 2 .104 Pa suhu 295 K. Dengan
menganggap semua peluruhan adalah β dari iso
top . Hitung berapa banyak peluruhan yang terjadi
dalam seminggu !
Penyelesaian menggunakan persamaan (11)
Jumlah mol gas C02 (dianggap ideal) n =
sehingga dihasilkan nilai mol
n = = 1,63 .103 mol. tiap
mol gas C02 mengandung 6,02.1023 molekul sehingga gas tersebut memiliki jumlah (N)
menjadi N = (6,02 .1023 molekul mol-1)(1,63 .103 mol) =
9,82 .1020 molekul. Tiap molekul karbon memiliki satu
atom karbon radioaktif sehingga N tersebut adalah
jumlah atom karbon dalam sampel.
Jadi bagian atom adalah 10-12 berarti ada 9,82 .108
buah atom yang terda pat dalam bejana. Sehingga
aktivitas A = λ N = 9,82
.108 =
119
3,76 .10-3 peluruhan s-1. Dengan demikian peluruhan dalam
satu minggu menjadi (3,76 .10-3 peluruhan s-1)(7)(24)3600
s) = 2 280 peluruhan.
Contoh 5
Perhatikan contoh soal nomor 4 !
Sampel kayu tua dibakar dan C02 yang dihasilkan
ditempatkan dalam bejana yang sama (bertekanan 2 .104 Pa
suhu 295 K). Setelah satu minggu dihitung telah terjadi 1
420 peluruhan. Berapa umur kayu tersebut ?
Penyelesaian menggunakan persamaan (15)
Peluruhan 1 420 sehingga bagian yang tersisa
dari aktivitas awal berarti
= = atau t = ℓn = ℓn
= 3920 tahun
Penentuan (metoda) radiokarbon dibatasi sekitar 50
000 tahun selebihnya meng gunakan metoda lain (penentu
umur < jutaan tahun). Untuk penentu umur batuan (>
jutaan tahun) menggunakan zat T(1/2) yang jauh lebih
panjang (walaupun perubah-an bukan langkah tunggal
melewati beberapa zat/tahap). Biasanya penentu umur batu
an menggunakan perbandingan zat seperti tabel di bawah
ini.
No. Metoda zat asal Zat anak T(1/2)
120
(induk) (hasil)
1
kalium-argon 40K 40Ar 1,3 .1
09 tahun
2
rubinium-
strontium
87Rb 87Sr 4,7 .1
010 tahun 3 uranium-
timbal
238U 208Pb 4,5 .109 tahun
5. Keseimbangan Radioaktif
Dalam deret radioaktif terjadi reaksi misal dari A →
B → C. Misal jumlah atom A pada setiap saat N1 serta
jumlah awal No jumlah atom B N2 dengan anggapan awal atom
B = 0. Setiap waktu atom A meluruh jumlah atom B
bertambah. Tetapi setiap
saat atom B meluruh akan mengurangi jumlah atom Bsehingga yang terjadi adalah
B = - = λ1 N1 seta jumlah atom yang hilang dari B =
λ2 N2. Perubahan dalam
N2 menjadi = λ1 N1 - λ2 N2. Bentuk persamaan (15-nya)
menjadi N1 = No sehingga diperoleh = λ1 No
- λ2 N2 (dikalikan dengan faktor ) dN2 + λ2 N2 dt =λ1 No dt.
121
Hasil integrasi N2 = No + C dan
pada saat t = 0; N2 = 0 se hingga diperoleh 0 = No +
C atau N2 dt = No ( - 1).
Akhirnya diperoleh
N2 = No ( - )
18Jika induk lebih stabil dibanding anak sehingga λ2 >> λ1
maka N2 menjadi
N2 = No (1 - )
19Jika waktu cukup panjang λ2 N2 = λ1 No → keseimbangan
radioaktif. Untuk deret
radioaktif kita dapatkan deret persamaan diferensialsebagai bentuk
= λ1 N1 - λ2 N2
20Bila kita tunggu sampai keseimbangan terjadi dalam
setiap deret yang dimulai
dari unsur degan waktu paroh panjang sehinggaketergantungan waktu menjadi hilang
Semua akan mendekati nol serta dapat ditulis menjadi
λ1 N1 = λ2 N2 = λ N
21
122
Contoh 6
Tiga buah sampel batuan yang berbeda berturut-
turut memiliki bagian jumlah
atom dengan sebagai berikut ½ ; 1,0 dan 2,0.
Hitunglah umur masing-ma-sing batuan tersebut !
Penyelesaian menggunakan persamaan (13 dan 19)
Karena semua anggota deret uranium lainnya memiliki
umur paroh yang singkat dibandingkan dengan umur paroh
(4,5 .109 tahun) sehingga diabaikan. Misalkan No
adalah jumlah awal atom sehingga No sama dengan
jumlah atom yang ada
(saat ini atau saat batuan ditemukan) dan No - No
merupakan jumlah atom yang te-
lah meluruh (berubah menjadi ). Jadi bagian A dari menjadi adalah
A = = = atau =
+ 1
t = ℓn ( + 1) dengan mengingat λ =
sehingga t = ℓn ( + 1)
Dengan memasukkan nilai A = ½ akan dihasilkan nilai t =
7,1 .109 tahun
123
Dengan memasukkan nilai A = 1,0 akan dihasilkan nilai
t = 4,5 .109 tahun
Dengan memasukkan nilai A = 2,0 akan dihasilkan nilait = 2,6 .109 tahun
C. Radiasi Zat Radioaktif dan Hukum Peluruhan
Rutherford tahun 1897 menemukan radiasi sinar yang ke
luar dari zat radioaktif (alam) dan memiliki perilaku
yang berbeda-beda (disimpulkan terdapat dua jenis radi
asi sinar radioaktif yaitu sinar alpha dan betha).
Villard tahun 1900 menemukan radi-asi sinar radioaktif
(alam) jenis lain dan diberi nama sinar gamma.
Setiap zat radioaktif melakukan perluruhan dengan
mengeluarkan bermacam-macam jenis partikel sebelum
menjadi unsur mantap.
1. Radiasi dan Peluruhan Alpha
Radiasi sinar alpha (bentuk inti helium) terjadi
karena perubahan spontan atom
124
α
B x
β
zatGambar 1
radioaktif (alam) hasil peluruhan →
+ . Nomor massa zat (AX)
berkurang empat dan nomor atom dua (zX)
satuan.
Sifat-sifat sinar alpha antara lain:
-1. dipengaruhi oleh medan magnet
(arah bias ke kiri mengikuti aturan gaya Lorentz)
-2. bermuatan positif
-3. memiliki daya tembus paling lemah (dibanding
sinar betha dan gamma)
-4. dianggap sebagai inti atom helium ( )
Teori peluruhan alpha dikembangkan oleh George Gamov
(1904 – 1969), Gurney dan Condon dalam tahun 1928,
sekaligus merupakan bukti keampuhan mekanika kuantum.
Persoalan lolosnya partikel alpha dari inti hasilnya
cocok dengan eksperimen. Pengertian dasar teori ini
adalah
-1. Partikel alpha dapat berada pada suatu partikel
di dalam inti
-2. Partikel seperti ini terus-menerus dalam keadaan
bergerak dan gerakannya dibatasi hanya dalam inti
oleh rintangan potensial yang melingkupinya.
125
-3. Terdapat peluang kecil tetapi tertentu untuk
partikel melewati rintangan (walaupun tinggi)
setiap kali terjadi tumbukan dengannya.
Zat radioaktif memancarkan alpha terjadi pada inti-
inti dengan z > 82 tetapi ada beberapa inti ringan
antara lain dan . Reaksi peluruhan alpha
berbentuk → + + Q (zat P dan D berbeda
jenis dan nilai Q antara 3 - 9 MeV). Contoh reaksi
peluruhan alpha misal unsur radioaktif → +
dengan 77 % partikel alpha berenergi 4,18 M eV dan
23 % berenergi 4,13 M eV. Peluruhan alpha dari
diikuti pelepasan energi 5,4 M eV bila memancarkan
dengan ener-gi 6,1 M eV dan 9,6 M eV. Suatu partikel
agar dapat lepas dari ikatan inti maka partikel tersebut
harus memiliki energi kinetik (Ek) yang cukup. Dengan
pengertian massa partikel induk, anak, Ek dan Q yang
dilepas jika ia mengeluarkan partikel alpha adalah
Q = (mP - mD - mα) c2
22 Persamaan (22) mp massa inti induk mD massa inti anak
(akhir) dan mα massa partikel alpha.
Energi peluruhan yang teramati dalam peluruhan alpha
mendekati ramalan ber-dasarkan massa nuklir yang
terlibat. Ek partikel alpha (Ekα) yang dipancarkan tidak
126
pernah tepat sama dengan energi peluruhan (Q). Kekekalan
momentum mengharus-kan inti bergerak mundur dengan energi
kecil ketika partikel alpha terpancar. Nilai Ek
berhubungan dengan Q dan nomor massa (A). Momentum (p)
dan Ek dihubungkan oleh pernyataan p2 = 2 m Ek. Pesamaan
(22) inti awal 2 mD EkD = 2 mα Ekα ; mα = 4μ
dan mD = (A – 4) μ dengan A nomor massa zat induk danakan dihasilkan bentuk hu-
bungan EkD = Ekα.
Kekekalan energi (reaksi) mP c2 = mD c2 + mα c2 +EkD + Ekα. Sehingga ni-
lai Q = EkD + Ekα atau Q = Ekα + Ekα = Ekα [
+ 1] akhirnya
Ekα = Q
23Ek bagian dapat dihitung dengan pernyataan EkD =
Q - Ekα = Q - Q
EkD = Q
24Nomor massa (A) partikel pemancar alpha hampir semua >
210 sehingga hampir semua energi peluruhan yang muncul
sebagai Ekα.
Dalam peluruhan nilai Q = 5,587 M eV sedangkan
Ekα = 5,486 M eV. Ni lai Ekα harus positif sehingga
127
peluruhan alpha berjalan spontan hanya mungkin ter-jadi
jika nilai Q positif. Akan terjadi Q > 0 jika mP > (mD +
mα) sebaliknya jika Q < 0 merupakan proses peluruhan inti
stabil.
Contoh 7Reaksi → +
Diketahui massa = 189,959917 μ ; =
185,953830μ dan = 4,002603 μ Dapatkah Pt melakukan
peluruhan alpha secara spontan ? Jika hal tersebut
terjadi sehingga berapakah a. energi peluruhan alpha
b. Ekα
c. Ek inti yang
terlempar
Penyelesaian menggunakan persamaan (22 , 23 dan 24)
Q = (189,959917 μ - 185,953830 μ - 4,002603 μ)(3
.108 m s-1) = 3,25 M eV (didahului merubah 1 μ = 1,66
.10-27 kg). Nilai Q > 0 sehingga dapat meluruh
secara spontan dengan energi peluruhan alpha 3,25 M eV.
Ekα = (3,25 M eV) = 3,18 M eV
EkD = (3,25 M eV) = 0,068 M eV
Energi peluruan partikel alpha dapat terjadi pada
beberapa nilai. Energi yang berlain-
128
an tersebut mungkin terjadi karena peluruhan radioaktif
tidak selalu menuju ke keada-an dasar inti turunan.
Beberapa peluruhan menuju ke keadaan tereksitasi. Inti
turunan dalam keadaan tereksitasi mempunyai energi lebih
besar dan oleh karenanya mempu-nyai massa lebih besar
dari pada keadaan dasar. Kenaikan massa turunan akan me-
nurunkan Q dan Ekα.
Inti meluruh dengan kelompok partikel alpha
energi tunggal pada 3,18 M eV
Contoh 8Hitung nilai Q reaksi rantai peluruhan →
dan carilah laju energi yang dihasilkan tiap gram
uranium.
Penyelesaian menggunakan persamaan (13 dan 22)
Reaksi rantai peluruhan terdiri dari peluruhan 8
alpha dan 6 betha. Peluruh-an β- massa elektron bergabung
dengan massa inti dalam perhitungan Q. 0leh karena itu
untuk menghitung Q kita dapat menggunakan massa atom
sehingga berlaku
Q = [m ( ) - m ( ) - 8 ( )] c2
Q = [238,050786 μ - 205,974455 μ - 8 (4,002603 μ)
(931,5 M eV μ-1) = 51,7 M eV
(didahului dengan merubah 3 . 108 m s-1 = 931,5 M eV μ-1)
129
1 gram = mol sehingga mengandung
(6,02 .1023) atomWaktu paroh 4,5 .109 tahun jadi nilai λ =
= 4,9 .10-18 s-1
Dengan demikian jumlah peluruhan adalah
(6,02 .1023)(4,9 .10-18 s-1)
= 12 000 peluruhan s-1
Tiap peluruhan membebaskan 51,7 M eV sehingga lajupembebasan energi menjadi
[12 000 peluruhan s-1][51,7 ][106 ][1,6
.10-9 ] = 1,0 .10-7 W
Nilai 10-7 W (cukup kecil) tetapi jika energi yang
muncul ebagi energi panas dan tidak ada yang hilang,
walaupun ada beberapa cra perambatan panas (radiasi atau
konduksi) menuju bahan lain maka setiap 1 gram akan
menaikkan suhu 25o C dan akan melebur dan menguap dalam
orde satu abad. Perhitungan ini mengusulkan (secara
teori) bahwa panas bagian dalam planet mungkin sekali
disebabkan oleh pro-
ses radioaktif.
130
Tabel energi peluruhan alpha dan usia hidup beberapa zat
radioaktif
No
.
isotop energi
(Eα)
waktu paroh
(T(1/2)
tetapan
peluruhan (λ)
1
4,01 M eV 1,4 .
1010 tahun
1,6 .10-18
s-1
2
4,19 M eV 14,5 .1
09 tahun
4,9 .10-18
s-1
3
4,69 M eV 8,0 .
104 tahun
2,8 .10-13
s-1
4
5,50 M eV 88
tahun
1,6 .10-18
s-1
5
5,59 M eV 20,8
hari
3,9 .10-7
s-1
6
6,29 M eV 5,6
detik
1,2 .10-2
s-1
7
7,01 M eV 5
detik
0,4
s-1
8
8,05 M eV 45 .1
0-6 detik
1,5 .104
s-1
9
8,78 M eV 0,30 .10-6 detik
2,3 .106
s-1
2. Radiasi dan Peluruhan Betha
131
Radiasi sinar betha terjadi karena perubahan spontan
atom radioaktif (alam) ha-sil peluruhan → +
. Nomor massa (AX) tidak berkurang tetapi nomor atom
(zX) bertambah satu satuan dan mungkin terdapat partikel
lain yang mengikuti-nya. Pada peluruhan betha sebuah
neutron meluruh berubah menjadi proton dan sebuah
elektron (n → p + e). Tahun 1930 ditemukan radiasi dari
zat radioaktif disebut positron (betha positif, elektron
bermuatan negatif).
Sifat-sifat sinar betha antara lain:
-1. dipengaruhi oleh medan magnet (arah pembelokan
berlawanan dengan sinar
alpha)
-2. memiliki perbandingan sama dengan elektron
-3. memiliki daya tembus lebih besar dari alpha.
Peluruhan betha (sejenis elektron) merupakan cara
untuk merubah komposisi agar dapat mencapai kemantapan
yang lebih stabil. Energi elektron yang teramati selama
peluruhan betha dari zat tertentu bervariasi dari 0 –
Ekmaks yang merupakan karakteristik zat. Misal peluruhan
betha dari , Ekmaks mencapai 1,17 M eV. Dari
setiap kasus energi maksimum berlaku
132
Emaks = mo c2 + Ekmaks
25
Contoh 9
Isotop meluruh mengeluarkan sinar betha dengan umur
paroh 1,83 .109 ta-hun. Carilah banyaknya peluruhan betha
yang terjadi tiap detik 1 gram murni !
Penyelesaian menggunakan persamaan (11, 13)
λ = = 1,2 .10-17 s-1
Banyaknya 1 gram atom adalah N = =
1,5 .1022 atomAktivitas zat A = λ N = (1,2 .10-17 s-1)(1,5 .1022)
= 1,8 .105 kejadian tiap detik
Dengan demikian peluruhan betha 1,8 .105 kejadian tiap
detik
Peluruhan betha terdiri dari tiga jenis yaitu
peluruhan positron (β+) peluruhan elektron (β-) dan
penangkapan elektron.
a. Peluruhan Positron
Reaksi inti → + + misal →
+ +
Pernyataan P atau inti awal (induk) D atau inti anak (turunan) (positron atau β+) dan
133
(neutrino). Proses tersebut terjadi apabila ( ) < (
)stabil dalam hal
ini jumlah proton terlalu banyak untuk mencapai
stabilitas. Keberadaan (secara teo ritis telah
diramalkan oleh W. Pauli 1931) ditemukan secara
eksperimen oleh F. Rei-nes dan C. L. Cowan tahun 1956.
Nama neutrino diberikan oleh enrico Fermi (kom-
ponen spin momentum sudut dan momentum linier
berlawanan).
Peluruhan proton dapat diintepretasikan sebagai
proses peluruhan menjadi neu- tron, positron dan neutrino
dalam reaksi → + + . Dalam hukum ke-
kekalan massa-energi peluruhan positron dilukiskan
sebagai
(mP - z ) c2 = [mD - (z – 1) ] c2 + c2
+ EkP + EkD + Ekv 26
Persamaan (26) dengan mengikuti model peluruhan positron
dihasilkan bentuk
Q = EkP + EkD + Ekv = (mP - mD - 2 me) c2
27
Persamaan (27) peluruhan terjadi jika dipenuhi mP > mD +
2 me (artinya Q > 0)
Contoh 10
134
Diketahui massa = 56,936294 μ, = 56,935396
μ dan massa = 0,00054858 μ. Dapatkah terjadi reaksi
→ + + !
Penyelesaian menggunakan persamaan (27)
Q = [56,936294 μ - 56,935396 μ - 2 (0,00054858
μ)] 931,5 M eV μ-1
= - 0,1853685 M eV
Karena Q < 0 sehingga reaksi tidak berjalan secara
spontan dan stabil terhadap peluruhan positron.
b. Peluruhan Elektron
Reaksi inti → + + dengan
pernyataan (elektron) dan (an
ti neutrino). Anti neutrino ( ) antara momentum sudut () dan momentum linier ( )
sejajar. Proses ini terjadi jika ( ) > ( )stabil
dalam hal ini jumlah neutron terlalu banyak untuk mencapai stabilitas. Dalam proses ini anak
mempunyai proton (z + 1) atau lebih satu proton dari
induk dan kekurangan satu neutron. 0leh karena itu pelu-
ruhan β- dapat ditafsirkan sebagai peluruhan neutron
menjadi proton, elektron dan antineutrino yang terjadi
dalam inti seperti reaksi → + + .
135
Dalam hukum kekekalan massa-energi peluruhan nutron
dilukiskan sebagai
(mP - z ) c2 = [mD - (z + 1) ] c2 + c2
+ EkP + EkD + 28
Persamaan (28) dengan mengikuti model peluruhan neutron
dihasilkan bentuk
Q = EkP + EkD + = (mP - mD) c2
29
Persamaan (29) peluruhan terjadi jika dipenuhi mP > mD
(artinya Q > 0)
Contoh 11
Diketahui massa = 12,0144 μ, = 12,0000 μ
Hitunglah energi maksimum elektron yang terpancar dari
peluruhan zat radioaktif yang meluruh dengan sinar betha
dengan reaksi → + + !
Penyelesaian menggunakan persamaan (29)
Q = [12,0144 μ - 12,0000 μ ] 931,5 M eV μ-1 =
0,34 M eV = 21,5 .10-13 J
Nilai energi 0,34 M eV = 21,5 .10-13 J merupakan nilai
Ek maksimum elektron (da- lam ini sinar β-)
c. Penangkapan Elektron
136
Reaksi inti + → + . Dalam hukum
kekekalan massa-energi peluruhan positron dilukiskan
sebagai
me c2 + (mP - z me) c2 = [mD - (z – 1) me + EkD +
EKv 30
Persamaan (30) dengan mengikuti model peluruhan
dihasilkan bentuk
Q = EkD + = (mP - mD) c2
31
Persamaan (31) peluruhan terjadi jika dipenuhi mP > mD
(artinya Q > 0)
Dalam proses penangkapan elektron (ec) hampir semua
energi peuruhan Q men-
jadi neutrino. Dibentuk reaksi + → +
. Proses ini (penangkapan elektron) terjadi jika ( ) <
( )stabil (merupakan bentuk lawan dari peluruhan β+).
Proton berubah menjadi neutron dengan penangkapan
elektron dari kulit K atau L. Ke kosongan pada kulit K
diisi oleh elektron dari kulit L yang disertai pemancaran
sinar x. Sinar x ini dapat berinteraksi dengan elektron
pada kulit lain sehingga elektron tersebut dilempar ke
luar. Elektron ini dinamakan elektron Auger. Terjadinya
proses
137
penangkapan elektron diamati dengan adanya elektron Auger
yang yang dipancarkan.
No. Peluruhan jen
is
energi T(1/2)
1 → + + β- 4,82 M
eV
27
detik
2 → Hf +
+
β- 1,19 M
eV
3,6 .1010 detik
3 → +
+
β + 3,26 M
eV
7,2
detik
4 → +
+
β + 2,14 M
eV
4,2
detik
5 + →
+
ec 2,75 M
eV
122
detik
6 + →
+
ec 4,82 M
eV
27
detik
Contoh 12
merupakan isotop tidak lazim (artinya ia
mengalami peluruhan β+ , β- dan
melakukan penangkapan elektron). Carilah nilai Q dari
masing-masing peluruhan ter-
sebut !
Penyelesaian menggunakan persamaan (31)
Peluruhan β-, → + +
138
Nilai Qβ- = [m ( ) - m ( )] c2 = [39,963999 μ -
39,962591 μ ] 931,5 M eV μ-1
= 1,312 M eV
Peluruhan β+, → + +
Nilai Qβ- = [m ( ) - m ( )] c2 = [39,963999 μ -
39,962383 μ ] 931,5 M eV μ-1
= 0,483 M eV
Penangkapan elektron + → +
Nilai Qec = [m ( ) - m ( )] c2 = [39,963999 μ -
39,962383 μ ] 931,5 M eV μ-1
= 1,505 M eV
Contoh 13
Hitunglah nilai Q (panas) dari rantai peluruhan 238 U →206 Pb dan carilah laju energi yang dihasilkan tiap gram
uranium !
Penyelesaian menggunakan persamaan (31)
Peluruhan 238 U → 206 Pb terdiri dari delapan peluruhan
alpha dan enam betha. Peluruhan β- massa elektron
bergabung dengan massa inti sehingga perhitugan nilai Q
menggunakan massa atom. Dengan demikian rantai peluruhan
seluruhnya menjadi
Q = [ (m 238 U) - (m 206 Pb) – 8 (m 4 He)] c2
dalam sma
139
Q = [238,050786 sma – 205,974455 sma - 8 (4,002603
sma)] 931,5 M eV (sma)-1
= 51,7 M eV.
1 gram 238 U = mol memiliki (6,2 .1023 atom)
umur paroh T1/2 = 4,5 .109 tahun sehingga tetapanpeluruhan λ = 4,9 .10-18 s-1. Rata-rata peluruhan tiap
atom 238 U menjadi (6,2 .1023 atom)(4,9 .10-18
peluruhan (atom s)-1 = 12 000 pe luruhan s-1. Tiap peluruhan memberikan panas 51,7 MeV.
Dengan demikian pembe-basan energi sebesar (12 000
peluruhan s-1)[51,7 Mev (peluruhan)-1][106 eV(Mev)-1]
[1,6 .10-9 J (eV)-1] = 1,0 .10-7 W
3. Radiasi dan Peluruhan Gamma
Isotop zat radioaktif memancarkan sinar gamma nukleon
atom tidak berubah.
Sifat-sifat sinar gamma antara lain:
-1. tidak dipengaruhi oleh medan magnet (tidak
bermuatan)
-2. berupa gelombang elektromagnet
-3. memiliki daya tembus paling besar (dibanding
alpha atau betha)
-4. memiliki energi antara 100 k eV - beberapa M eV.
Peluruhan gamma terjadi bila inti dari keadaan
tereksitasi ke keadaan lebih ren-dah atau ke keadaan
dasar. Peluruhan gamma tidak terjadi perubahan A dan z
140
(dari ) hanya energi anak dalam ke kkeadaan lebih
rendah dari induknya. Peluruhan alpha atau betha sering
kali meninggalkan inti dalam kkeadaan tereksitasi
sehingga pe luruhan gamma sering menyertai peluruhan
alpha dan betha serta terjadi dengan sangat cepat.
Pemancaran sinar gamma dalam proses peralihan
elektron dari suatu keadaan de
ngan energi E2 → E1 yang lebih rendah. Tidak semua
energi (E2 - E1) seluruhnya
menjadi photon sinar gamma. Energi sinar gamma hf < E2
- E1 karena ada Ek yang
harus diberikan pada inti. Sinar gamma tidak selalu
dipancarkan sebagai hasil transisi suatu keadaan inti
tereksitasi yang lebih rendah. Kebanyakan zat radioaktif
memancar kan sinar gamma disertai oleh sinar alpha atau
betha.
Contoh 14
Inti (massa 12,004756 μ) meluruh betha ke keadaan
eksitasi dari (massa 12,0000 μ) dan sesudahnya
meluruh ke keadaan dasarnya dengan memancarkan si-nar
gamma 4,43 M eV. Berapakah Ekmaks partikel betha yang
dipancarkan ?
Penyelesaian menggunakan persaman (27, 31)
141
Untuk menentukan nilai Q dalam peluruhan ini sehinggamassa dalam keadaan
dasar , 12,0000 μ + =
12,004756 μ0leh karena itu nilai Q = [12,018613 μ - 12,004756 μ -
2(0,000549 μ)]931,5 M eV μ-1
= 11,89 M eVTerdapat tiga cara sinar x dan gamma dapat kehilangan
energinya ketika mele-wati materi antara lain
-1. Efek foto listrik (photon datang mentransfer
seluruh energi pada elektron atomik materi penyerap)
-2. Hamburan Compton (photon datang memberikan
sebagian energinya pada elektron atomik dan photon baru
muncul dengan frekuensi lebih rendah)
-3. Produksi pasangan (photon datang yang berenergi ±
1,02 M eV dapat me-lakukankan materialisasi menjadi
pasangan elektron-positron ketika melewati dekat inti,
kemunculan ini diperlukan agar kekekalan momentum
terpenuh). Energi elektron mo c2 = 0,51 M eV.
Penyinaran intensitas radiasi dari bahan radioaktif
sinar (sinar x) akan diserap
oleh materi secara eksponensial menurut persamaan
I = Io e-μx atau x =
32
142
Persamaan (32) I menyatakan intensitas radiasi sinar ke
luar materi Io intensitas sinar
datang pada materi. μ koefisien serapan (atenausi) linier
x tebal materi.
Contoh 15
Koefisien atenuasi linier sinar gamma 2 M eV dalam
air sekitar 5 m-1. Carilah intensitas relatif sinar gamma
2 M eV setelah melalui 10 cm air. Berapa jauh berkas
seperti itu harus melalui air sebelum intensitasnya
tereduksi menjadi 1 % dari harga semula.
Penyelesaian menggunakan persamaan (32)
Nilai μ x = (5 m-1)(0,1 m) = 0,5 sehingga I/Io = e-0,5
= 0,61.
Dengan demikian berkas sinar terduksi menjadi 61 % haga
semula setelah melewati air setebal 10 cm. Jika nilai
Io/I = 1 % maka x = ℓn (100)/5 m-1 = 0,92 m.
Daya serap sering digunakan dalam bidang biologi dan
kedokteran dimasukkan
satuan baru dosis serapan antara lain,
1 gray atau 1 Gy sesuai dengan energi 1 J yang
diserap tiap kg materi sasaran. Satuan gray (satuan
besar) dan 1 rad atau 0,01 Gy sinar x sepertiuntuk satu
orang di-anggap 1 rem atau rad equivalent man). Radiasi
143
dengan jenis yang lain dan energi yang berlainan tidak
memeliki efek yang sama terhadap jaringan tertentu.
Keekefitifan bioogis relatif (relatif biologikal
efektivenes, RBE) suatu radiasi tertentu memegang peran
penting walapun untuk menentukannya sangat sulit. RBE
dari sinar x 250 k eV diambil sama dengan satu. Dosis 1
rad atau 0,01 Gy sinar x seperti itu untuk satu orang
dianggap 1 rem atau rad equivalent man.
RBE sinar x, gamma dan betha yang lain sama dengan 1
tetapi RBE neutron cepat sekitar 10 dan partikel alpha 1
M eV sekitar 25, jadi 1 rad yang diserap dari partikel
alpha itu berarti mempunyai dosis 25 rem.
Radiasi ionisasti dapat merusak jaringan mahluk
hidup. Inti yang tereksitasi dinyatakan dengan huruf m
(artinya meta stabil) misalnya Tc99m serta sangat berguna
dalam bidang kedokteran.
Contoh 16
Peneliti menggunakan sinar gamma yang memiliki dosis
serapan 300 rad yang mematikan setengah bagian yang
tersembunyi dalam badan. Bila seluruh energi yang
diserap dijadikan panas sehingga berapa panas yang muncul
dalam badan ?
Penyelesaian
144
Dosis penyerapan 300 rad sama dengan penyerapan
energi tiap satuan massa 300 rad ( ) = 3 J
(kg)-1. Dimisalkan kapasitas panas spesifik tubuh manu-siac = 4180 J (kg K)-1 temperatur yang muncul menjadi
Δ t = = 1
1
)( 4180)( 3
kgKJkgJ = 7,2 .10-4 K
4. Energi Radiasi
Nilai energi radiasi dari zat radioaktif tetap
sepanjang waktu sampai melewati umur parohnya. Pemancaran
energi (merupakan fungsi waktu) sehingga setelah me-
lewati umur parohnya nilai aktivitas (energinya) akan
berkurang menjadi setengah-nya. Misal 1 gram radium akan
memberikan ± 2 gram kalori panas tiap detiknya seca-ra
terus menerus selama 1600 tahun. Radiasinya akan menjadi
1 gram tiap detik sete-lah 1600 tahun. Keadaan serupa
akan dimiliki oleh setiap zat radioaktif (dengan nilai
yang berbeda-beda)
145