21
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II BAB I (MIX DESIGN) A. Data Perencanaan 1. Kuat Tekan beton yang disyaratkan f ’c = 23 MPa. 2. Jenis pekerjaan = Balok 3. Umur Beton 28 hari. 4. Beton di dalam ruang bangunan,keadaan keliling non korosif. 5. Jenis Semen Type I. 6. Jenis kerikil : Batu Pecah. 7. Ukuran maksimum kerikil : 40 mm (Hasil Analisa Saringan). 8. Jenis pasir zona III pasir agak kasar. B. Perencanaan Beton/Mix Design 1. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada 28 hari yaitu f ‘c = 23 MPa. 2. Perhitungan Nilai Tambah/Margin (M) Jumlah Data 30 25 20 15 < 15 Faktor Pengali 1,0 1,03 1,08 1,16 Margin =12 MPa Nilai tambah 12 diambil karena tidak mempunyai pengalaman (kurang dari 15 benda uji). Jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton. Beton yang diuji kuat tekan pada umur 28 hari dapat dipakai rumus : KELOMPOK VIII 1

BAB I (MIX DESIGN

  • Upload
    unlam

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

BAB I

(MIX DESIGN)

A. Data Perencanaan

1. Kuat Tekan beton yang disyaratkan f ’c = 23 MPa.

2. Jenis pekerjaan = Balok

3. Umur Beton 28 hari.

4. Beton di dalam ruang bangunan,keadaan keliling non

korosif.

5.Jenis Semen Type I.

6.Jenis kerikil : Batu Pecah.7. Ukuran maksimum kerikil : 40 mm (Hasil Analisa

Saringan).

8. Jenis pasir zona III pasir agak kasar.

B. Perencanaan Beton/Mix Design

1. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada 28 hari yaitu

f ‘c = 23 MPa.

2. Perhitungan Nilai Tambah/Margin (M)

Jumlah Data 30 25 20 15 < 15

Faktor Pengali 1,0 1,03 1,08 1,16Margin

=12 MPa

Nilai tambah 12 diambil karena tidak mempunyai

pengalaman (kurang dari 15 benda uji). Jika pelaksana

mempunyai data pengalaman pembuatan beton. Beton yang

diuji kuat tekan pada umur 28 hari dapat dipakai

rumus :

KELOMPOK VIII 1

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

M = K . Sd

Dimana :

M = Nilai tambah

Sd = Standar Deviasi

K = Konstanta statistik 1,64

3. Menetapkan kuat tekan Rata-rata yang direncanakan

f ’cr = f ’c + M

= 23 + 12

= 35 MPa.

( sumber : SNI.03-2834-2000 )

4. Menetapkan Jenis Semen

Jenis Semen Type I.

5. Menetapkan Jenis agregat kasar

Dipakai batu pecah

6. Mencari Faktor Air Semen

Dari grafik 1.1 dengan f ‘cr = 35 MPa pada umur 28

hari didapat 0,5

KELOMPOK VIII 2

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Grafik 1 Hubungan FAS dan Kuat Tekan Rata-rata Silinder Beton

Tabel 1.1 Perkiraan Kuat Tekan Beton (Mpa)

Jenis

SemenJenis Agregat

Umur beton (hari)3 7 28 29

SemenPortlandTipe I

Batu tak

dipecahkan

Batu Pecah

17

19

23

27

33

37

40

45

KELOMPOK VIII

35

0,51

3

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Semen

tahan

sulfat II

dan V

SemenPortlandTipe III

Batu tak

dipecahkan

Batu Pecah

Batu tak di

pecahkan

Batu pecah

Batu tak di

pecahkan

Batu pecah

21

25

21

25

25

30

28

32

28

33

31

40

40

45

38

44

46

53

48

54

44

48

53

60

(sumber : SNI. 03-2834-2000)

Dari tabel 1.1 jenis semen Type I; kerikil alami pada

umur 28 hari didapat kuat beton sebesar 37 Mpa.

Dari grafik 1.1, tarik garis lurus sampai pada

nilai kuat tekan beton sebesar 35 Mpa diperoleh

garis lengkung untuk 28 hari, kemudian tarik ke

bawah didapat nilai Faktor air semen (Fas) 0,51.

KELOMPOK VIII 4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

7. Menetapkan Faktor Air Semen

Faktor Air Semen maksimum adalah 0,52

Faktor Air Semen minimum adalah 0,51 diambil nilai

yang terendah 0,51

Tabel 1.2 Persyaratan Faktor Air semen Maksimum untuk

Berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus

Jenis Pembetonan

Nilai FaktorAir SemenMinimum

Per m3 beton(kg)

Nilai Faktor AirSemen Maksimum

1. Beton di dalam ruang bangunan

a. Keadan keliling non korosif

b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi atauuap korosi

275

325

0,60

0,52

2. Beton di luar ruang bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terikmatahari langsung

b. Terlindung dari

325

275

0,60

0,60

KELOMPOK VIII 5

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

3. Beton yang masuk ke dalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti

b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah

325 0,55

Lihat Tabel 1.4

4. Beton kontinue berhubungan dengan air

a. Air tawarb. Air laut

Lihat Tabel 1.3

(sumber : SNI. 03-2834-2000)

Tabel 1.3 Faktor Air Semen Untuk Beton Bertulang Dalam Air

Berhubungan

dengan

Type semen Faktor Air Semen

Air tawar

Air payau

Air laut

Semua Type I-V

Type I + Pozolan

(15-40%) atau S.P

Pozolan

Type II atau V

Type II atau V

0,50

0,45

0,50

0,45

(sumber : SNI.03-2834-2000)

Tabel 1.4 Faktor Air Semen Maksimum Untuk Beton Yang

Berhubung Dengan Air Tanah Yang Mengandung Sulfat

Konsentrasi sulfat (SO3)

Jenis SemenFAS

maksimal

Dalam tanah SOdalamairtanah(g/l)

Total SO3

%

SO dalamcampuran

air:tanah =2:1(g/l)

KELOMPOK VIII 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

< 0,2

0,2-0,5

0,5-1,0

1,0-2,0> 2,0

< 1,0

1,0-1,9

1,9-3,1

3,1-5,6>5,6

<0,3

0,3-1,2

1,2-2,5

2,5-5,0>5,0

Type I Dengan atau tanpa Pozolan (15% - 40%)Type I tanpa PozolanType I dengan Pozolan (15% - 40%) atauSemen Portland Pozolan Type II atau VType I Dengan Pozolan (15% - 40%) atauSemen PortlandPozolan Type II atau VType II atau VType II atau V dan lapisan pelindung

0,50

0,500,55

0,55

0,45

0,50

0,450,45

(sumber : SNI.03-2834-2000)

8. Penetapan Nilai Slump Beton

Dari Tabel 1.5 (Nilai slump untuk berbagai pekerjaan

beton) didapat 75 – 150 mm pada pembetonan massal. Dan

diambil yang terbesar yaitu 150 mm

Tabel 1.5 Nilai Slump Untuk Berbagai Pekerjaan

No. UraianSlump(cm)Max. Min.

1Dinding plat pondasi telapak

bertulang12,5 5,0

KELOMPOK VIII 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

2

Pondasi telapak tidak

bertulang, kaison dan

konstruksi bawah tanah

9,0 2,5

3Plat, balok, kolom dan

dinding15,0 7,5

4 Pengerasan jalan 7,5 5,0

5 Pembetonan missal 7,5 2,5

9. Agregat Maksimum

Ukuran agregat maksimum dari analisa saringan agregat

kasar adalah 40 mm (Praktikum Teknologi Bahan

Konstruksi I).

Tabel 1.6 Perkiraan Kebutuhan Air Per Meter Kubik

Beton (liter)

Besar ukuran

maks. Kerikil

(mm)

Jenis Batuan

Slump (mm)

0-1010-

30

30-

60

60-

180

10

20

40

Alami

Batu Pecah

Alami

Batu Pecah

Alami

Batu Pecah

150

180

135

170

115

155

180

205

160

190

140

175

205

230

180

210

160

190

225

250

195

225

175

205(sumber : SNI 03-2834-2000)

10. Menetapkan kebutuhan air

Dari tabel 1.6 jika pasir maksimum 10 mm jenis alami

KELOMPOK VIII 8

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Jika kerikil maksimum 40 mm jenis alami

Nilai slump 75 - 150 mm

Maka :

Dengan :

Wh adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus

Wk adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar pada

tabel 1.6

Kadar air bebas agregat halus (alami) = 175 liter

Kadar air bebas agregat kasar (pecahan) = 205 liter

Kadar air bebas agregat campuran = 2/3 x 175 + 1/3 x

205 = 185 liter

Maka kebutuhan air adalah 185 Lt/m3 = 185 Kg/ m3

11. Menentukan Kebutuhan Semen

= kebutuhan air/faktor air semen (langkah

10/langkah 7)

= 185/0,51

= 362,74 kg/m3

12. Menetapkan Kebutuhan Semen minimum

Dari tabel 1.2 didapat 275 kg/m 3

KELOMPOK VIII 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Tabel 1.7 Kandungan Beton Minimum Untuk Beton Bertulang Dalam

Air

Berhubunga

n denganType Semen

Kandungan semen minimum

Ukuran maksimum agregat

(mm)40 20

Air tawar

Air payau

Air laut

Semua type I-V

Type I + Pozolan (15-

40%) atau S.P

Pozoland

Type II atau V

Type II atau V

280

340

290

330

300

380

330

370

(sumber : SNI.03-2834-2000)

Tabel 1.8 Kandungan Semen Minimum Untuk Beton Yang

Berhubungan

Dengan Air Tanah Yang Mengandung SulfatKonsentrasi sulfat (SO3)

Jenis Semen

Kandungansemenminimum(kg/m3)

Ukuran maks.Agregat (mm)

Dalam tanah SOdalamairtanah(g/l)

Faktor AirSemen

Total SO3

%

SO dalamcampuran

air:tanah =2:1(g/l)

40 20 10

KELOMPOK VIII 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

< 0,2

0,2-0,5

0,5-1,0

1,0-2,0> 2,0

< 1,0

1,0-1,9

1,9-3,1

3,1-5,6>5,6

<0,3

0,3-1,2

1,2-2,5

2,5-5,0>5,0

Type I dengan atau tanpa Pozolan (15% - 40%)Type I tanpa PozolanType I dengan atau tanpa Pozolan (15%- 40%)Semen Portland Pozolan Type II atau V

Type I Dengan Pozolan (15% - 40%)atauSemen PortlandPozolan Type II atau VType II atau VType II atau V dan lapisan pelindung

80

290

270250

340

290330330

300

330

310290

380

330370370

350

350

360340

430

380420420

0,50

0,50

0,550,55

0,45

0,500,450,45

(sumber : SNI.T-15-2002-03)

Tabel 1.9 Kebutuhan Semen Minimum untuk BerbagaiPembetonan dan Lingkungan Khusus

Jenis Pembetonan Kandungan Semen Minimum(kg/m3)

1. Beton di dalam ruang bangunan

a. Keadan keliling non korosif

b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi atau uap korosi

275

2. Beton di luar ruang bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

325

275

KELOMPOK VIII 11

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

3. Beton yang masuk ke dalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti

b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah

325

Lihat Tabel 1.4

4. Beton kontinue berhubungandengan air

a. Air tawarb. Air laut

Lihat Tabel 1.3

(sumber : SNI.T-15-2002-03)

13. Kebutuhan semen yang sesuai

Dari langkah 11 = 362,74 kg/m3

Ditetapkan kebutuhan semen yang dipakai 362,74 kg/m3

14. Penyesuaian Jumlah Air Atau Faktor Air Semen

Karena pada langkah 13 tidak mengubah jumlah kebutuhan

semen yang dihitung pada langkah 11 maka tidak perlu

ada penyesuaian jumlah air maupun air semen.

15. Menentukan golongan pasir

Pasir awang bangkal yang dipakai termasuk dalam

gradasi Zona I. Perbandingan pasir dan kerikil (pasir

terhadap campuran)

Dengan grafik 4 jika air semen 0,51; pasir gradasi zona

I; slump 60-180 cm dan agregat maksimum 40 mm didapat

30 % pasir.

KELOMPOK VIII 12

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Grafik 2. Persen pasir terhadap kadar toal agregat yang dianjurkanUntuk ukuran butir maksimum 10 mm

Grafik 3. Persen pasir terhadap kadar toal agregat yang dianjurkan

KELOMPOK VIII 13

30

0,51

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Untuk ukuran butir maksimum 20 mm

Grafik 4. Persen pasir terhadap kadar toal agregat yang dianjurkanUntuk ukuran butir maksimum 10 mm

16. Menentukan berat jenis agregat campuran pasir dari kerikil

Bjcampuran=P100

∗Bjpasir+K100

∗Bjkerikil

Bjcampuran=30100

∗2,55+70100

∗2,61

Bjcampuran=2,592

Dimana :

Bjcampuran = Berat jenis campuran.

P = Persentasi pasir terhadap agregat

campuran.

KELOMPOK VIII 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

K = Persentasi kerikil terhadap agregat

campuran.

17. Menentukan berat jenis beton

Dari gambar 1.4 jika berat jenis campuran 2,592

kebutuhan air (langkah 10) = 205 Lt/m3 didapat berat

jenis betonnya = 2340 kg/m3.

18. Menentukan kebutuhan pasir dan kerikil

Berat pasir + kerikil = Berat beton – kebutuhan air –

kebutuhan semen

= 2340 – 185 – 362,74

=1792,26 kg/m3.

19. Menentukan kebutuhan pasir

Kebutuhan pasir = (berat pasir+kerikil)* Persentase

berat pasirKELOMPOK VIII

1 liter = 1 kg

2340

20

2,592

15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

= 1792,26 kg/m3* 30 %

= 537,69 kg/m3.

20. Menentukan kebutuhan kerikil

Kebutuhan kerikil = (berat pasir+kerikil) – Kebutuhan

pasir

=1792,26kg/m3. – 537,69 kg/m3.

=1254,57 kg/m3.

Koreksi Perhitungan karena pasir dan kerikil dianggap dalam

keadaan jenuh kering, padahal di lapangan biasanya tidak

jenuh kering maka perhitungan dikoreksi dengan rumus :

1) Air = B – (Ck-Ca)*C/100 – (Dk-Da)*D/100

2) Agregat Halus = C + ( Ck-Ca)*C/100

3) Agregat Kasar = D + (Dk-Da)*D/100

Dimana :

B : Jumlah air (liter/m3)

C : Jumlah agregat halus (kg/m3)

D : Jumlah agregat kasar (kg/m3)

Ca : absorpsi air pada agregat halus (%)

Da : absorpsi agregat kasar (%)

Ck : Kandungan air dalam agregat dalam agregat halus

(%)

KELOMPOK VIII 16

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Dk : Kandungan air dalam agregat dalam agregat kasar

(%)

Koreksi Terhadap Kondisi Bahan

Bahan (kg/m3)Water

Absorption(%)Kadar air (%)

Air = 185 - -Semen =362,74 - -Pasir =

537,690,594 8,436

Kerikil

=1254,570,502 1,266

Jadi bahan yang diperlukan adalah :

a. Semen = 362,74 kg/m3

b. Air = B – (Ck-Ca)* C/100 – (Dk-Da)* D/100

= 185 – (8,436-0,594)*537,69/100 – (1,266-

0,502)*1254,57/100

= 133,249 Liter. = 133 Liter

c.Agregat Halus = C + ( Ck-Ca)*C/100

= 537,69 + (8,436-0,594)*537,69/100

= 579,866 kg = 580 kg

d.Agregat Kasar = D + (Dk-Da)*D/100

= 1254,57 + (1,266-0,502)*1254,57/100

= 1264,154 kg = 1264 kg

21. Perhitungan Benda UjiKELOMPOK VIII 17

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

Untuk percobaan volume benda uji :

- Silinder = ¼ x π x (0,15)2 x 0,3 =

0,00530 m3

Dalam pelaksanaan ditambah 20 % dari jumlah total untuk

menjaga dari kemungkinan susut. Jadi material yang

diperlukan adalah :

Silinder = ¼ x π x (0,15)2 x 0,3

= 0,00530 m3

Karena 5 buah = 0,00530 m3 x 5

= 0,0265 m3

Dalam Pelaksanaan di tambah 20 % dari jumlah total

untuk menjaga kemungkinan susut, jadi diperlukan

material.

= 0,0265 + (0,2 x 0,0265)

= 0,0318 m3

Maka bahan yang diperlukan benda uji adalah sebagai

berikut :

Silinder

Tidak Memakai Zat aditif

a. Semen = 0,032 m3 x 362,74kg/m3 =

11,607 kg

b. Air = 0,032 m3 x 113,249kg/m3 = 3,623 liter

c. Pasir = 0,032 m3 x 537,69/m3 =

17,206 kg

d. Kerikil = 0,032 m3 x 1254,57kg/m3 = 40,146

kg

Kesimpulan :

Untuk 1 m3 beton (dengan berat beton kg) dibutuhkan :

KELOMPOK VIII 18

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

a. Semen = 11,607 kg /m3

b. Air = 3,623 liter

c. Pasir = 17,206/m3

d. Kerikil = 40,164 kg/m3

KELOMPOK VIII 19

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

PERENCANAAN CAMPURAN BETON

Kelompok : VIII Pekerjaan : Balok

1. Tegangan Karakteristik : 23 MPa2. Standart Deviasi : 0 MPa3. Margin : 12 MPa4. Rencana tegangan rata-

rata

: 23 + 12 = 35

MPa5. Type semen : Semen Portland

Tipe I6. Type agregat kasar : Batu Pecah

Type agregat halus : Alami7. Faktor Air Semen bebas : 0,518. Faktor Air Semen

maxsimum

: 0,52

9. Slump : (75-150 mm) Mm10

.

Ukuran agregat maks. : 40 Mm

11

.

Kadar air bebas :185

kg/m3

12

.

Kadar Semen Rencana : 185 : 0,51 = 362,74 kg/m3

13

.

Kadar Semen max. : 185 : 0,52 = 355,76 kg/m3

14

.

Kadar Semen min : 275 kg/m3

15

.

Berat jenis gabungan

kondisi SSD

: 2.592

16

.

Berat Jenis Beton : 2340 kg/m3

17 Berat agregat total : 2340-362,74- kg/m3

KELOMPOK VIII 20

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II

. 185=1792,2618

.

Grading agregat halus : Daerah gradasi butir2

19

.

Persen agregat halus : 30 %

20

.

Berat agregat halus : 1792,26X0,30=537,

678

kg/m3

21

.

Berat agregat kasar : 1792,26-

537,78=1254,582

kg/m3

PROPORSI CAMPURAN BETON :

Tidak memakai aditif

VOLUME Semen(Kg)

Air(ltr) Ag.halus(Kg)

Ag.kasar( Kg)

Tiap m3 362,74 133 580 1264Tiap campuran uji

(0,0053) m31,922 0,705 3,074 6,699

KELOMPOK VIII 21