Upload
unlam
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
BAB I
(MIX DESIGN)
A. Data Perencanaan
1. Kuat Tekan beton yang disyaratkan f ’c = 23 MPa.
2. Jenis pekerjaan = Balok
3. Umur Beton 28 hari.
4. Beton di dalam ruang bangunan,keadaan keliling non
korosif.
5.Jenis Semen Type I.
6.Jenis kerikil : Batu Pecah.7. Ukuran maksimum kerikil : 40 mm (Hasil Analisa
Saringan).
8. Jenis pasir zona III pasir agak kasar.
B. Perencanaan Beton/Mix Design
1. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada 28 hari yaitu
f ‘c = 23 MPa.
2. Perhitungan Nilai Tambah/Margin (M)
Jumlah Data 30 25 20 15 < 15
Faktor Pengali 1,0 1,03 1,08 1,16Margin
=12 MPa
Nilai tambah 12 diambil karena tidak mempunyai
pengalaman (kurang dari 15 benda uji). Jika pelaksana
mempunyai data pengalaman pembuatan beton. Beton yang
diuji kuat tekan pada umur 28 hari dapat dipakai
rumus :
KELOMPOK VIII 1
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
M = K . Sd
Dimana :
M = Nilai tambah
Sd = Standar Deviasi
K = Konstanta statistik 1,64
3. Menetapkan kuat tekan Rata-rata yang direncanakan
f ’cr = f ’c + M
= 23 + 12
= 35 MPa.
( sumber : SNI.03-2834-2000 )
4. Menetapkan Jenis Semen
Jenis Semen Type I.
5. Menetapkan Jenis agregat kasar
Dipakai batu pecah
6. Mencari Faktor Air Semen
Dari grafik 1.1 dengan f ‘cr = 35 MPa pada umur 28
hari didapat 0,5
KELOMPOK VIII 2
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Grafik 1 Hubungan FAS dan Kuat Tekan Rata-rata Silinder Beton
Tabel 1.1 Perkiraan Kuat Tekan Beton (Mpa)
Jenis
SemenJenis Agregat
Umur beton (hari)3 7 28 29
SemenPortlandTipe I
Batu tak
dipecahkan
Batu Pecah
17
19
23
27
33
37
40
45
KELOMPOK VIII
35
0,51
3
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Semen
tahan
sulfat II
dan V
SemenPortlandTipe III
Batu tak
dipecahkan
Batu Pecah
Batu tak di
pecahkan
Batu pecah
Batu tak di
pecahkan
Batu pecah
21
25
21
25
25
30
28
32
28
33
31
40
40
45
38
44
46
53
48
54
44
48
53
60
(sumber : SNI. 03-2834-2000)
Dari tabel 1.1 jenis semen Type I; kerikil alami pada
umur 28 hari didapat kuat beton sebesar 37 Mpa.
Dari grafik 1.1, tarik garis lurus sampai pada
nilai kuat tekan beton sebesar 35 Mpa diperoleh
garis lengkung untuk 28 hari, kemudian tarik ke
bawah didapat nilai Faktor air semen (Fas) 0,51.
KELOMPOK VIII 4
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
7. Menetapkan Faktor Air Semen
Faktor Air Semen maksimum adalah 0,52
Faktor Air Semen minimum adalah 0,51 diambil nilai
yang terendah 0,51
Tabel 1.2 Persyaratan Faktor Air semen Maksimum untuk
Berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus
Jenis Pembetonan
Nilai FaktorAir SemenMinimum
Per m3 beton(kg)
Nilai Faktor AirSemen Maksimum
1. Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadan keliling non korosif
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi atauuap korosi
275
325
0,60
0,52
2. Beton di luar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terikmatahari langsung
b. Terlindung dari
325
275
0,60
0,60
KELOMPOK VIII 5
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
3. Beton yang masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah
325 0,55
Lihat Tabel 1.4
4. Beton kontinue berhubungan dengan air
a. Air tawarb. Air laut
Lihat Tabel 1.3
(sumber : SNI. 03-2834-2000)
Tabel 1.3 Faktor Air Semen Untuk Beton Bertulang Dalam Air
Berhubungan
dengan
Type semen Faktor Air Semen
Air tawar
Air payau
Air laut
Semua Type I-V
Type I + Pozolan
(15-40%) atau S.P
Pozolan
Type II atau V
Type II atau V
0,50
0,45
0,50
0,45
(sumber : SNI.03-2834-2000)
Tabel 1.4 Faktor Air Semen Maksimum Untuk Beton Yang
Berhubung Dengan Air Tanah Yang Mengandung Sulfat
Konsentrasi sulfat (SO3)
Jenis SemenFAS
maksimal
Dalam tanah SOdalamairtanah(g/l)
Total SO3
%
SO dalamcampuran
air:tanah =2:1(g/l)
KELOMPOK VIII 6
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
< 0,2
0,2-0,5
0,5-1,0
1,0-2,0> 2,0
< 1,0
1,0-1,9
1,9-3,1
3,1-5,6>5,6
<0,3
0,3-1,2
1,2-2,5
2,5-5,0>5,0
Type I Dengan atau tanpa Pozolan (15% - 40%)Type I tanpa PozolanType I dengan Pozolan (15% - 40%) atauSemen Portland Pozolan Type II atau VType I Dengan Pozolan (15% - 40%) atauSemen PortlandPozolan Type II atau VType II atau VType II atau V dan lapisan pelindung
0,50
0,500,55
0,55
0,45
0,50
0,450,45
(sumber : SNI.03-2834-2000)
8. Penetapan Nilai Slump Beton
Dari Tabel 1.5 (Nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton) didapat 75 – 150 mm pada pembetonan massal. Dan
diambil yang terbesar yaitu 150 mm
Tabel 1.5 Nilai Slump Untuk Berbagai Pekerjaan
No. UraianSlump(cm)Max. Min.
1Dinding plat pondasi telapak
bertulang12,5 5,0
KELOMPOK VIII 7
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
2
Pondasi telapak tidak
bertulang, kaison dan
konstruksi bawah tanah
9,0 2,5
3Plat, balok, kolom dan
dinding15,0 7,5
4 Pengerasan jalan 7,5 5,0
5 Pembetonan missal 7,5 2,5
9. Agregat Maksimum
Ukuran agregat maksimum dari analisa saringan agregat
kasar adalah 40 mm (Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi I).
Tabel 1.6 Perkiraan Kebutuhan Air Per Meter Kubik
Beton (liter)
Besar ukuran
maks. Kerikil
(mm)
Jenis Batuan
Slump (mm)
0-1010-
30
30-
60
60-
180
10
20
40
Alami
Batu Pecah
Alami
Batu Pecah
Alami
Batu Pecah
150
180
135
170
115
155
180
205
160
190
140
175
205
230
180
210
160
190
225
250
195
225
175
205(sumber : SNI 03-2834-2000)
10. Menetapkan kebutuhan air
Dari tabel 1.6 jika pasir maksimum 10 mm jenis alami
KELOMPOK VIII 8
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Jika kerikil maksimum 40 mm jenis alami
Nilai slump 75 - 150 mm
Maka :
Dengan :
Wh adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar pada
tabel 1.6
Kadar air bebas agregat halus (alami) = 175 liter
Kadar air bebas agregat kasar (pecahan) = 205 liter
Kadar air bebas agregat campuran = 2/3 x 175 + 1/3 x
205 = 185 liter
Maka kebutuhan air adalah 185 Lt/m3 = 185 Kg/ m3
11. Menentukan Kebutuhan Semen
= kebutuhan air/faktor air semen (langkah
10/langkah 7)
= 185/0,51
= 362,74 kg/m3
12. Menetapkan Kebutuhan Semen minimum
Dari tabel 1.2 didapat 275 kg/m 3
KELOMPOK VIII 9
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Tabel 1.7 Kandungan Beton Minimum Untuk Beton Bertulang Dalam
Air
Berhubunga
n denganType Semen
Kandungan semen minimum
Ukuran maksimum agregat
(mm)40 20
Air tawar
Air payau
Air laut
Semua type I-V
Type I + Pozolan (15-
40%) atau S.P
Pozoland
Type II atau V
Type II atau V
280
340
290
330
300
380
330
370
(sumber : SNI.03-2834-2000)
Tabel 1.8 Kandungan Semen Minimum Untuk Beton Yang
Berhubungan
Dengan Air Tanah Yang Mengandung SulfatKonsentrasi sulfat (SO3)
Jenis Semen
Kandungansemenminimum(kg/m3)
Ukuran maks.Agregat (mm)
Dalam tanah SOdalamairtanah(g/l)
Faktor AirSemen
Total SO3
%
SO dalamcampuran
air:tanah =2:1(g/l)
40 20 10
KELOMPOK VIII 10
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
< 0,2
0,2-0,5
0,5-1,0
1,0-2,0> 2,0
< 1,0
1,0-1,9
1,9-3,1
3,1-5,6>5,6
<0,3
0,3-1,2
1,2-2,5
2,5-5,0>5,0
Type I dengan atau tanpa Pozolan (15% - 40%)Type I tanpa PozolanType I dengan atau tanpa Pozolan (15%- 40%)Semen Portland Pozolan Type II atau V
Type I Dengan Pozolan (15% - 40%)atauSemen PortlandPozolan Type II atau VType II atau VType II atau V dan lapisan pelindung
80
290
270250
340
290330330
300
330
310290
380
330370370
350
350
360340
430
380420420
0,50
0,50
0,550,55
0,45
0,500,450,45
(sumber : SNI.T-15-2002-03)
Tabel 1.9 Kebutuhan Semen Minimum untuk BerbagaiPembetonan dan Lingkungan Khusus
Jenis Pembetonan Kandungan Semen Minimum(kg/m3)
1. Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadan keliling non korosif
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi atau uap korosi
275
2. Beton di luar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
325
275
KELOMPOK VIII 11
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
3. Beton yang masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah
325
Lihat Tabel 1.4
4. Beton kontinue berhubungandengan air
a. Air tawarb. Air laut
Lihat Tabel 1.3
(sumber : SNI.T-15-2002-03)
13. Kebutuhan semen yang sesuai
Dari langkah 11 = 362,74 kg/m3
Ditetapkan kebutuhan semen yang dipakai 362,74 kg/m3
14. Penyesuaian Jumlah Air Atau Faktor Air Semen
Karena pada langkah 13 tidak mengubah jumlah kebutuhan
semen yang dihitung pada langkah 11 maka tidak perlu
ada penyesuaian jumlah air maupun air semen.
15. Menentukan golongan pasir
Pasir awang bangkal yang dipakai termasuk dalam
gradasi Zona I. Perbandingan pasir dan kerikil (pasir
terhadap campuran)
Dengan grafik 4 jika air semen 0,51; pasir gradasi zona
I; slump 60-180 cm dan agregat maksimum 40 mm didapat
30 % pasir.
KELOMPOK VIII 12
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Grafik 2. Persen pasir terhadap kadar toal agregat yang dianjurkanUntuk ukuran butir maksimum 10 mm
Grafik 3. Persen pasir terhadap kadar toal agregat yang dianjurkan
KELOMPOK VIII 13
30
0,51
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Untuk ukuran butir maksimum 20 mm
Grafik 4. Persen pasir terhadap kadar toal agregat yang dianjurkanUntuk ukuran butir maksimum 10 mm
16. Menentukan berat jenis agregat campuran pasir dari kerikil
Bjcampuran=P100
∗Bjpasir+K100
∗Bjkerikil
Bjcampuran=30100
∗2,55+70100
∗2,61
Bjcampuran=2,592
Dimana :
Bjcampuran = Berat jenis campuran.
P = Persentasi pasir terhadap agregat
campuran.
KELOMPOK VIII 14
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
K = Persentasi kerikil terhadap agregat
campuran.
17. Menentukan berat jenis beton
Dari gambar 1.4 jika berat jenis campuran 2,592
kebutuhan air (langkah 10) = 205 Lt/m3 didapat berat
jenis betonnya = 2340 kg/m3.
18. Menentukan kebutuhan pasir dan kerikil
Berat pasir + kerikil = Berat beton – kebutuhan air –
kebutuhan semen
= 2340 – 185 – 362,74
=1792,26 kg/m3.
19. Menentukan kebutuhan pasir
Kebutuhan pasir = (berat pasir+kerikil)* Persentase
berat pasirKELOMPOK VIII
1 liter = 1 kg
2340
20
2,592
15
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
= 1792,26 kg/m3* 30 %
= 537,69 kg/m3.
20. Menentukan kebutuhan kerikil
Kebutuhan kerikil = (berat pasir+kerikil) – Kebutuhan
pasir
=1792,26kg/m3. – 537,69 kg/m3.
=1254,57 kg/m3.
Koreksi Perhitungan karena pasir dan kerikil dianggap dalam
keadaan jenuh kering, padahal di lapangan biasanya tidak
jenuh kering maka perhitungan dikoreksi dengan rumus :
1) Air = B – (Ck-Ca)*C/100 – (Dk-Da)*D/100
2) Agregat Halus = C + ( Ck-Ca)*C/100
3) Agregat Kasar = D + (Dk-Da)*D/100
Dimana :
B : Jumlah air (liter/m3)
C : Jumlah agregat halus (kg/m3)
D : Jumlah agregat kasar (kg/m3)
Ca : absorpsi air pada agregat halus (%)
Da : absorpsi agregat kasar (%)
Ck : Kandungan air dalam agregat dalam agregat halus
(%)
KELOMPOK VIII 16
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Dk : Kandungan air dalam agregat dalam agregat kasar
(%)
Koreksi Terhadap Kondisi Bahan
Bahan (kg/m3)Water
Absorption(%)Kadar air (%)
Air = 185 - -Semen =362,74 - -Pasir =
537,690,594 8,436
Kerikil
=1254,570,502 1,266
Jadi bahan yang diperlukan adalah :
a. Semen = 362,74 kg/m3
b. Air = B – (Ck-Ca)* C/100 – (Dk-Da)* D/100
= 185 – (8,436-0,594)*537,69/100 – (1,266-
0,502)*1254,57/100
= 133,249 Liter. = 133 Liter
c.Agregat Halus = C + ( Ck-Ca)*C/100
= 537,69 + (8,436-0,594)*537,69/100
= 579,866 kg = 580 kg
d.Agregat Kasar = D + (Dk-Da)*D/100
= 1254,57 + (1,266-0,502)*1254,57/100
= 1264,154 kg = 1264 kg
21. Perhitungan Benda UjiKELOMPOK VIII 17
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
Untuk percobaan volume benda uji :
- Silinder = ¼ x π x (0,15)2 x 0,3 =
0,00530 m3
Dalam pelaksanaan ditambah 20 % dari jumlah total untuk
menjaga dari kemungkinan susut. Jadi material yang
diperlukan adalah :
Silinder = ¼ x π x (0,15)2 x 0,3
= 0,00530 m3
Karena 5 buah = 0,00530 m3 x 5
= 0,0265 m3
Dalam Pelaksanaan di tambah 20 % dari jumlah total
untuk menjaga kemungkinan susut, jadi diperlukan
material.
= 0,0265 + (0,2 x 0,0265)
= 0,0318 m3
Maka bahan yang diperlukan benda uji adalah sebagai
berikut :
Silinder
Tidak Memakai Zat aditif
a. Semen = 0,032 m3 x 362,74kg/m3 =
11,607 kg
b. Air = 0,032 m3 x 113,249kg/m3 = 3,623 liter
c. Pasir = 0,032 m3 x 537,69/m3 =
17,206 kg
d. Kerikil = 0,032 m3 x 1254,57kg/m3 = 40,146
kg
Kesimpulan :
Untuk 1 m3 beton (dengan berat beton kg) dibutuhkan :
KELOMPOK VIII 18
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
a. Semen = 11,607 kg /m3
b. Air = 3,623 liter
c. Pasir = 17,206/m3
d. Kerikil = 40,164 kg/m3
KELOMPOK VIII 19
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
Kelompok : VIII Pekerjaan : Balok
1. Tegangan Karakteristik : 23 MPa2. Standart Deviasi : 0 MPa3. Margin : 12 MPa4. Rencana tegangan rata-
rata
: 23 + 12 = 35
MPa5. Type semen : Semen Portland
Tipe I6. Type agregat kasar : Batu Pecah
Type agregat halus : Alami7. Faktor Air Semen bebas : 0,518. Faktor Air Semen
maxsimum
: 0,52
9. Slump : (75-150 mm) Mm10
.
Ukuran agregat maks. : 40 Mm
11
.
Kadar air bebas :185
kg/m3
12
.
Kadar Semen Rencana : 185 : 0,51 = 362,74 kg/m3
13
.
Kadar Semen max. : 185 : 0,52 = 355,76 kg/m3
14
.
Kadar Semen min : 275 kg/m3
15
.
Berat jenis gabungan
kondisi SSD
: 2.592
16
.
Berat Jenis Beton : 2340 kg/m3
17 Berat agregat total : 2340-362,74- kg/m3
KELOMPOK VIII 20
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
. 185=1792,2618
.
Grading agregat halus : Daerah gradasi butir2
19
.
Persen agregat halus : 30 %
20
.
Berat agregat halus : 1792,26X0,30=537,
678
kg/m3
21
.
Berat agregat kasar : 1792,26-
537,78=1254,582
kg/m3
PROPORSI CAMPURAN BETON :
Tidak memakai aditif
VOLUME Semen(Kg)
Air(ltr) Ag.halus(Kg)
Ag.kasar( Kg)
Tiap m3 362,74 133 580 1264Tiap campuran uji
(0,0053) m31,922 0,705 3,074 6,699
KELOMPOK VIII 21