13
111 Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci BAB VII “Ico Pake dan Peranan Pemangku Adat Suku Kerinci” A.ICO PAKE: D alam Bahasa Indonesia Pengertian Ico adalah pegang, olah, tingkah dan Pake adalah pakaian, pemakaian, maka penerapan. defenisi “Ico pakai” dapat dirumuskan sebagai Penerapan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kawasan Neghoi(Negeri),contoh: Ico pakai” Uhang Kincai Batangkeng Pahang”, artinya orang kerinci sering membawa parang/golok jika berjalan atau merantau. Pembagian Ico Pake adat atau kelompok orang beradat terdiri dari: 1. Rajo seperti Depati dan orang besar lainnya 2. Manti,ninik mamak atau penghulu/kepala suku 3. BilalMalin atau golongan agama 4. Orang banyak atau masyarakat Pake Rajo dinamakan Undang Pake Menti dinamakan Lembago Pake Bilal Malin dinamakan Syarak Pake pada orang banyak dinamakan Cupak Gantang A. Sifat Pada Rajo ialah “Adil”martabatnya 10 (sepuluh) yakni: 1. Berilmu 2. Jernih Air Muka 3. Banyak suka dan duka 4. Berani dan Pengasih 5. Teguh pendirian dan lapang dada 6. Ingat,jaga atau waspada Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN111 111 8/14/2012 10:34:14 AM

Bab 06R 1 SEJARAH KEB ALAM KERINCI 01

Embed Size (px)

Citation preview

111Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci

BAB VII“Ico Pake dan Peranan Pemangku

Adat Suku Kerinci”

A.ICO PAKE:

Dalam Bahasa Indonesia Pengertian Ico adalah pegang, olah, tingkah dan Pake adalah pakaian, pemakaian, maka penerapan.defenisi “Ico pakai” dapat dirumuskan sebagai Penerapan

tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kawasan Neghoi(Negeri),contoh: Ico pakai” Uhang Kincai Batangkeng Pahang”, artinya orang kerinci sering membawa parang/golok jika berjalan atau merantau.

Pembagian Ico Pake adat atau kelompok orang beradat terdiri dari:

1. Rajo seperti Depati dan orang besar lainnya2. Manti,ninik mamak atau penghulu/kepala suku3. BilalMalin atau golongan agama4. Orang banyak atau masyarakat

Pake Rajo dinamakan UndangPake Menti dinamakan Lembago Pake Bilal Malin dinamakan SyarakPake pada orang banyak dinamakan Cupak Gantang

A. Sifat Pada Rajo ialah “Adil”martabatnya 10 (sepuluh) yakni:1. Berilmu2. Jernih Air Muka3. Banyak suka dan duka4. Berani dan Pengasih5. Teguh pendirian dan lapang dada6. Ingat,jaga atau waspada

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN111 111 8/14/2012 10:34:14 AM

112 Ico Pake dan Peranan Pemangku Adat Suku Kerinci

7. Yaqin dan Tawaqal8. Menganawi hamba rakyat9. Tidak menolak sembah yang bersinkalak10. Tahu yang hina dan yang mulia.Catatan: Mengenawi= Mengenal watak,mengetahui peraturan

B. Sifat pada penghulu ialah”Benar”.Martabatnya 6(enam) yaitu:1. Berilmu dan berakal2. Murah dan mahal3. Ingat serta jaga4. Suka member pengajaran5. Hemat dan cermat6. Mengenawi sirat,buwul, jengkul-pangku anak kemenakan

C. Sifat pada Bilal Malin “Budiman”martabatnya 6(enam) yakni:1. Berilmu dan berakal2. Yaqin dan Tawaqal3. Mengaji sifat yang 20 rukun yang 134. Kuat beribadat5. Murah Laku6. Mengenawi tahunyang8 bulanyang12 ketika yang 5

Khusus keterangan tentang Hulu Balang(Pendekar atau Prajurit), Sifat Hulu baling”Gagah” martabatnya 4 yakni:1. Berilmu dan berakal2. Berani Gedang Tulang3. Yakin dan Tangkas4. Ingat serta jaga

D. Adapun orang yang banyak dikategorikan 4 bagian1. Hamba Allah atau umat beragama2. Hamba Rajo atau Rakyat3. Laki-laki4. Perempuan

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN112 112 8/14/2012 10:34:19 AM

113Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci

a) Hamba Allah sifatnya berlandaskan”keyakinan”yakin kepada wahyu Allah dengan perantara Nabi

b) Hamba Rajo Sifatnya berlandaskan”Kebulatan”,Bulat Air karena Pembuluh Bulat Kata karena Mufakat

c) Laki laki sifatnya ialah “mau” martabatnya 6 yakni:1. Tebang penggal2. Tarah pikul3. Bercupak,bergantang4. Berlayar keteluk kerantau5. Berlukak bersinkalak6. Berjerat berjelitih

d). Perempuan sifatnya “Lunak” martabatnya 6 yakni: 1. Malu pada laki laki2. Takut pada Janji3. Kecindam murah4. Pandai memelihara diri5. Rajin mengurus rumah tangga6. Menurut kata Junjungan.

“Pembagian adat”Adat sebagai sumber norma moral dibagi dalam dua bagian inti yakni:

1. Adat yang asli,sejak manusia sudah dapat bergerak berbicara ,dsb nya.

2. Adat yang tidak asli,sejak manusia telah berkebudayaan

Kemudian setelah mengalami proses pergantian zaman, mulai zaman primitif, pengaruh hindu dan islam, maka adat dibagi dalam 4(Empat) Jenis yakni:

1. Adat yang sebenar adat, semua hal yang menurut hakekat alam,seperti Sunatullah yang dikatakan,tidak Lekang karena Panas tidak Lapuk karena Hujan.

2. Adat yang diadatkan,yakni diperbuat dengan mufakat dan kata sepakat oleh orang tua tua terdahulu,cerdik panda dalam negeri berdasarkan “Alur dan patut”, seperi karang setio atau buatan-

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN113 113 8/14/2012 10:34:23 AM

114 Ico Pake dan Peranan Pemangku Adat Suku Kerinci

diatas sumpah setia,memotong kerbau seekor beras seratus.3. Adat Istiadat,yaitu peraturan dan undang undang yang ber-

laku sebagai peninggalan dari kebiasaan lama ,seperti undang undang yang empat,undang undang yang empat ialah Undang Rajo,negeri,dalam negeri dan undang 20/.

4. Adat yang teradat,yaitu adat dipakai satu satu tempat dengan ke-adaan lingkungan yang kadang kadang erubah,karena sudah terbiasa dari hasil tiru meniru,dalam perjalannya bisa tetap terpakai,namun bisa pula berubah ,sekali air dalam,sekali pula tapian beralih,Contoh: suatu masyarakat dilanda kesukaan kepada music Rock,bisa tetap di sukai bisa pula berubah ke musik dangdut

Di dalam adat yang kawi, dimana teliti titian bunyi, bunyi me-nyungkup kata ,kata mengandung unsur 4 kali 4. Kata yang empat kali empat tersebut ialah:

A). Yang mengandung unsur pesan yaitu1. Kata Pusaka>Kalam Tuhan,Sabda Rasul dan para Anbiya

(sesudah beragama Islam)2. Kata terletak> kata satu satu negeri atau dusun yang mirip

mirip,serupa iya segaya 3. Kata tersurat>Kata hitam diatas putih,undang sampai bicara

sudah,seperti surat wasiat,trans kripsi.dll.4. Kata tersirat>kata melihat tanda tanda

Kepada alam meskipun tidak ada bukti dan keterangan B). Yang mengandung unsur Sifat Yaitu:

1. Kata Mufakat> kata yang dibuat dengan musyawarah,bulat air karena pembuluh, bulat Kata karena mufakat.

2. Kata sepakat>Kata yang terjadi disebabkan karena terang kebenarannya.

3. Kata bergalau> kata ditengah tengah masyarakat yang tidak tentu ujung pangkalnya Seperti issu

4. Kata mengiba> kata seseorang yang terkena hukuman,penyesalan.dll’Menungkatkan paruh mengem-bangkan sayap”

C). Yang mengandung unsur perintah yaitu:

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN114 114 8/14/2012 10:34:28 AM

115Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci

1. Kata memutus>kata Raja seperti Depati,pimpinan sidang,Kepala Daerah.dstnya memakan habis memenggal putus membunuh mati

2. Kata Menyusun> kata penghulu atau ninik ma mak kepada anak kemenakannya.silang dipatut,kusut diselesai,keruh dijenihkan,rengkang ditutup.dll

3. Kata Nasehat>Kata tungganai atau anak Jantan kepada anak betino dan kepada kemenakannya,”keluk paku kacang belimbing anak di pangku kemenakan dibimbing.

4. Kata mendaras>kata Hulubalang ,terkilat pantang kelin-tas

D) Yang mengandung unsur “Kerama” yaitu:1. Kata Mendaki, kata orang muda kepada orang tua,yang tua

di muliakan yang muda dikasihi2. Kata Menurun Kata orang tua kepada yang muda,tua me-

nahan ragam,muda menanggung rindu3. Kata mendatar kata orang sebaya atau segenerasi,mulut

manis kecindan murah4. Kata membayang kata seseorang yang mengandung maksud

tertentu,tetapi tidak lansung ditujukan,”Kilat Cermin su-dah kemuka,kilat beliung sudah kekaki,berbicara menuju makna

B. Peranan Pemangku Adat1. Pengertian Pemangku Adat.

Di dalam Buku Soerojo Wignjodiporo yang berjudul “Pengantar dan asas-asashukum adat” beliau menggunakan istilah kepala-kepala rakyat yang disamakan sebagai pimpinan. Di mana di dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan badan-badan persekutuan hukum berada di bawah pimpinan kepala-kepala rakyat yang bertuggas memelihara jalannya hukum adat sebagaimana mestinya.

Depati Eka Putra,SH. M.P.dI mengemukakan Pemangku Adat merupakan orang yang dituakan di dalam masyarakat, ia mengetuai persekutuan sebagai ketua suatu keluarga besar. Ia adalah pemimpin

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN115 115 8/14/2012 10:34:33 AM

116 Ico Pake dan Peranan Pemangku Adat Suku Kerinci

dari persekutuan hidup di dalam persekutuan. Sifat tradisional pimpinan pemangku adat dapat dikenal dari bunyi pepatah adat yang mengibarat-kan :

“Sebatang kayu besar di tengah lapangTempat berlindung di waktu hujanTempat bernaung di waktu panasAkarnya tempat duduk danBatangnya tempat bersandar”

Sedangkan pengertian pimpinan dalam masyarakat adat :“berjenjang naik bertangga turun”, sangat diikuti dan dipatuhi, di mana mengatur tentang tata cara penghidupan dan kehidupan, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut adat kerinci pimpinan dari segi pembentukan dapat di bagi menjadi 2 (dua) macam, ada pimpinan yang dibentuk oleh pemerintah secara formal, seperti; ketua RT, Kepala desa, Camat dan seterusnya. dan ada pimpinan yang dibentuk oleh masyarakat adat itu sendiri,namun diakui oleh pemerintah seperti; pepatah adat mengatakan “Alam bara-jo, kampong bertuo, luak berpenghulu, rumah bertengganai”.

Adapun yang dimaksud dengan Pemangku Adat di Kerinci adalah mereka yang memegang gelar adat yang setingkat dengan Depati Ninik Mamak, dalam prakteknya merupakan raja-raja kecil, ia adalah bang-sawan, yakni jabatan yang terkait oleh ketentuan adat yang kawi. Karena Depati Ninik Mamak adalah pemimpin kemasyarakatan, maka ada tiga perkara seseorang tidak dibenarkan menjadi Depati Ninik Mamak :

1. Orang cerdik khianat,2. Orang kaya loba,3. Orang bodoh.Jadi orang yang tepat dipilih menjadi Depati maupun Ninik Mamak

adalah:1. Orang cerdik bijaksana,2. Orang kaya budiman,3. Orang berilmu.Pemangku Adat yaitu orang yang menduduki jabatan dalam kelembagaan

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN116 116 8/14/2012 10:34:38 AM

117Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci

adat. Orang yang “dituakan” dan orang yang “didahulukan selangkah” karena ia terpilih untuk mewakili masyarakat dan kelebunya dalam berperkara ditingkat kelembagaan adat. Di mana peradilan adatnya dinamakan dengan “Sko Tigo Takah” yaitu, Sko Tengganai, Ninik Mamak dan Depati. Adapun peranan dari masing-masing mereka, sebagai berikut :

a. TengganaiTengganai adalah pimpinan perut berasal dari laki-laki saudara nenek,

ibu dan saudara kandung atau tidak, yang kepemimpinannya diakui oleh anggota perut.Sedangkan tugas tengganai, sebagai mana pepatah adat mengatakan “berkata didahulukan sepatah, berjalan didahulukan selangkah, masin lidah, cepat datang, lambat pulang” terhadap kerja kecil maupun kerja besar anak jantan anak batino di dalam pen-gawasan tumbinya.

Tengganai menurut asal pembentukannya dapat dibagi 2 (dua) golong-an, yakni tengganai orang dan tengganai tanah. Untuk membedakan antara tengganai orang dan tengganai tanah dasarnya adalah pepatah adat mengatkan :“ayam berinduk, serai berumpun dan tanah beribu”. Artinya, tengganai orang tidak dapat dipisahkan dari silsilah garis keturunan.Sedangkan untuk tengganai tanah tidak dapat dipisahkan asal muasal tanah. Hal ini dikuatkan dengan pepatah adapt mengatakan; “Hilang tambo hilang tanah, hilang tutuo hilang dusanak”.

Sedangkan untuk duduk dalam hal penyelesaian perkara, dimana duduk tengganai lebih bersifat memperdamaikan kedua belah pihak yang bersengketa :”Selagi air belum beriak, selagi daun belum bergoyang” Artinya perkara tersebut masih merupakan perkara kelu-arga, yang belum tiketahui oleh halayak ramai, maka segera diselesaikan oleh tengganai. Duduk ini dipimpin oleh tengganai tertua.

b. Ninik MamakNinik Mamak adalah orang yang dituakan dalam sebuah kalebu.

Dialah yang mengawasi dan menjadi nenek yang akan menasehati warga kelebunya dan dialah yang menjadi mamak yang akan mengatur anak kemenakannya. Disebut Ninik Mamak karena ia menyandng gelar Sko

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN117 117 8/14/2012 10:34:43 AM

118 Ico Pake dan Peranan Pemangku Adat Suku Kerinci

dari Ninik Mamak terdahulu, jadi gelar sko lah yang menyebabkan ia didahulukan selangkah dari mamak-mamak yang lain. Dia diibaratkan sebagai seorang pengembala, yang memasukkan petang mengeluarkan pagi. Dialah yang mengajun mengarah, menyusun, menata anak kemena-kan. Dalam ungkapan adat dikatakan :

“Sko Ninik Mamak ialah menyusun, menyelesaikan yang kusut menjernihkan yang keruh.Jauh diulang dekat di-kunjungi.Berkata dulu sepatah, berjalan dulu selangkah.Mengetahui larik yang berderet, lumbung yang berjejer, sawah yang berjenjang, kebun yang berbidang, menyu-sun lantai, memaku lantak. Menentukan batas dengan padang, pendek dengan panjang, dahan dengan ranting, gilir dengan ganti. Melihat orang masuk orang keluar, tamu dating melintang dating membujur, dating malam dating siang, air yang beriak daun yang bergoyang.Itulah pekerjaan Ninik mamak.

Setiap Pemangku adat mempunyai tugas yang berbeda-beda. Na-mun sama-sama menjadi Suluh dalam negeri, orang yang menerangi masyarakat yang dipimpinnya dengan arif dan bijaksanan.

c. Depati Kata depati adalah kata memutus. Dialah yang memakan habis

memenggal putus dan membunuh mati. Artinya segala perkara yang sampai kepadanya dan diadilinya dirumah adat, maka hasil keputusan itu tidak dapat dibantah oleh siapapun. Ungkapan adat mengatakan : “Sko di Depatai menjaleing sgalo perkaro,biea tbouk, maka aboik, menggaputauh” (pusako atau tugas depati menjalankan segala perkara, biang tebuk/tembus, memakan habis, memenggal putus).

Depati menjalankan segala hukum dalam negeri. Dalam petitih adat dikatakan, “ Depati itouh menghukum dengan undang, mem-bujou lalau, malinta patah. Lantak ideak buleih guyeh, cmain ideak buleih kabeou. Dicabut ideak matai, diasak ideak layau. Itoulah kato idek ngen ampouh di alam Kincai” artinya : depati itu memegang hukum dengan undang, membujur lalu melintang patah.

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN118 118 8/14/2012 10:34:48 AM

119Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci

Lantak tidak boleh goyah, cermin tidak boleh kabur. Dicabut tidak mati, digeser tidak layu. Itulah kata adat yang ampuh di alam Kerinci.

Maksud ungkapan ini adalah bahwa depati itu memegang hukum dengan undang. Segala peraturan yang dikeluarkan dan segala huku-man yang telah dijatuhkan hendaklah menurut garis adat yang telah ditentukan,yaitu hukum adat yang disesuaikan dengan hukum syara’, karena adat basendi syara’, syara’ basendi Kitabullah. Tidak dibenarkan menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Kalau depati berbuat salah, baik salah adapt maupun salah hukum, sebagai akibatnya adalah kekacauan dalam negeri. Kedudukan depati menjadi goyah dan dia bias diberhentikan dengan tidak hormat dengan jalan mencabut gelar depatinya. Seperti ungkapan adat mengatakan : “titin tapasa dititei, bajeou dijahet dipake, jalaoun tabante ditampouh, ksak disapleh, bungkou ditarah”, Artinya titian yang terpasang dititih, baju dijahit dipakai, jalan yang terbentang dilalui, kesat diamplas, bungkul ditarah/dirata. Maksudnya adalah supaya depati menjalankan hukum dan undang-undang yang telah dibuat, supaya :

“ Jangan terjadi dalam negeripadi pulut sama setangkaipadi anak Kayu Aroyang kusut tidak selesaiujung pangkal tidak bersua”.

Maksudnya adalah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingini dalam menentukan hukuman sehingga yang kusut tidak bisa diselesaikan dan yang keruh tidak bisa dijernihkan.Sebaliknya, apabila depati telah men-jalankan peraturan yang telah ditentukan, istilahnya mengukir hendaklah pada garis, bertunas hendaklah pada tungguln.Namun demikian, ada pula kata adat mengatakan, adat balambago, undangbataliti, Artinya, adat berlembaga, undang berteliti. Segala sesuatunya itu harus dijalankan dengan jujur dan adail penuh dengan kebijaksanaan. Misal, orang berbuat salah dengan tidak sengaja dapat diringankan hukumannya.

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN119 119 8/14/2012 10:34:53 AM

120 Ico Pake dan Peranan Pemangku Adat Suku Kerinci

2. Syarat Pengangkatan Pemangku AdatAlam Kerinci menurut penjelasan Depati Eka Putra,SH,M.PdI

merupakan tanah kadipan/kedepatian yang sistim pemerintahan adat-nya, orang beraja-raja berdasar ketentuan kawi seko yang tigo takah, bagaimana pula ketentuan memilih dan menggantinya dalam adat kerinci.

A. Seko Depati atau setingkat Depati, gedang mula bersua tinggi nampak dari jauh.Syarat menjadi Depati, dikiaskan kepada ayam jago dengan penampi-

lannya :a. Lansing kokok,b. Lebar paruh,c. Simbar ekor,d. Panjang jalu.Untuk menjadi seorang Depati atau setingkat dengan Depati, ada

3 (tiga) ketentuan :1. Menghanguskan beras seratus kerbau seekor, yaitu dalam acara

kenduri adat atau kenduri seko, dengan memotong seekor kerbau dan memasak (menanak) beras (nasi) dengan bilangan seratus gantang dalam suatu upacaraa adat kerinci.

2. Naik di atas bangkai atau kubur, artinya menggantikan Depati yang telah wafat, dengan menghanguskan mas-seemas sebagai uang penaik

3. Hilang bersilang atau dipilih berdasarkan musyawarah depati Ninik Mamak, yaitu dengan cara disilih sebagai penungkat meng-gantikan Depati, dengan ketentuan :a. Meninggal dunia di daerah rantau,b. Tidak dapat menjalankan tugas dikarenakan sesuatu sebab,

misalnya; tempat tinggalnya jauh hingga menempuh satu hari perjalanan kaki, maka boleh dikembarkan. Depati pengganti ini sifatnya, jika dekat ia kebayang raja, jika jauh ia keganti raja,

c. Dipecat karena melakukan kesalahan, hanyut di “pelayan-

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN120 120 8/14/2012 10:34:57 AM

121Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci

gan, jatuh dipemanjatan”. Pemecatan dilakukan oleh anak jantan anak batino serta Depati Ninik Mamak yang ada dalam negari,

d. Ketuaan atau keuzuran, gunung tinggi tidak terdaki, lurah dalam tidak terturuni, yaitu sudah kekurangan sifat syarat menjadi Depati.

B. Seko Ninik Mamak, merupakan penghulu atau manti yang di-tuakan dari nenek dan yang dimuliakan dari mamak Selain harus memenuhi syarat sebagaimana syarat pengangkatan depati yang dikiaskan dengan penampilan ayam jago, Ninik Mamak harus pula memenuhi persyaratan :a. Masin lidah,b. Cepat tangan,c. Ringan kaki,d. Tahan lantak.Untuk menjadi Ninik Mamak atau setingkat, ketentuannya hampir

sama dengan depati, antara lain :1. Menghanguskan beras dua puluh kambing seekor atau kenduri

seko, di mana hapus pijak kancil dengan pijak gajah pada upacara kenduri seko dengan menghanguskan beras seratus kerbau seekor,

2. Naik di atas kubur dengan menghanguskan mas sekundi atau uang penaik,

3. Hilang bersilang, yaitu disilih menjadi penungkat yang ketentu-anya sama dengan menjadi Depati

C. Seko Tengganai atau anak jantan, yang sifatnya langsung sebagai bawaan, di mana setiap anak yang dilahirkan laki-laki dinamakan tengganai. Tidak diangkat melalui upacara adapt sebgaimana pen-gangkatan depati atau ninik mamak.Tugasnya adalah :1. Mengenawi uruk-ale jengkul pangku anak kemenakan,2. Berkata dulu sepatah berjalan dulu selangkah,3. Cepat datang lambat pergi.

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN121 121 8/14/2012 10:35:02 AM

122 Ico Pake dan Peranan Pemangku Adat Suku Kerinci

Menurut Prof. Dr. Yunasril Ali, MA, dkk dalam bukunya Adat basendi syara’untuk menjadi Depati Ninik Mamak, seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Gemuk badannyo, dengan arti kata adalah orang yang mampu, ada perbekalan yang tersedia untuk mengurus anak kemenakan.

2. Gedang kelaso / gedang leher, maksudnya jika timbul biaya yang kecil-kecil tidak perlu meminta kepada anak kemenakan.

3. Simbar Ekor, maksudnya selalu memperhatikan nasib anak ke-menakan,

4. Lansing kokok, maksudnya berbicara selalu benar, tidak terdapat hal-hal yang bertentangan dengan syara’, serta berani bertang-gung jawab atas pembicaraannya.

Selalu bersikap jantan dalam mengeluarkan pendapat di tengah masyarakat untuk undang-undang adat yang berlaku.

3. Sifat dan pantangan Pemangku AdatSifat Pemangku Adat diungkapkan dalam kata-kata adat, sebagai

berikut : “Seiyo sekato, serunding seinok, serentak datang, saayun sa-

ribe tangan, selangkah dan sapijek, kok mudik samo kahulu, kahilir samo kalaut, kok berat samo dipikul, kok ringan samo dijinjing, saciok bak ayam, sedenting bak besi, satu adapt satu lembaga.”

Dalam adat Kerinci terdapat beberapa gelar adat, yaitu Depati, Ngabi, Kiyai, Rio, Datuk, Mangku, Manti dan lain-lain. Depati, Ngabi, Kiyai disebut golongan Depati, sedangkan Rio, Mangku, Datuk dan lain-lain disebut golongan Ninik Mamk. Dalam aturan adat golongan Depati dan golongan Ninik Mamak mempunyai tugas masing-masing sebagaimana telah diuraikan di atas.

Sedangkan Pantangan Pemangku Adat atau perangai yang harus dihindari oleh seorang Pemangku Adat, adalah sebagai mana pepatah adat mengatakan :

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN122 122 8/14/2012 10:35:07 AM

123Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci

a. Burung kecik ciling mato, yaitu orang yang tak lain kerjanya men-cari kesalahan orang lain dan menceritakannya kemana-mana.

b. Burung gedang duo suaro, yaitu Pimpinan atau orang yang dituakan, Ninik Mamak atau Tengganai lainnya, disuatu tempat ia bicara, tetapi di tempat lain sudah lain lagi katanya, padahal masalahnya sama, atau lain kata lain perbuatan atau bermuka dua.

c. Titian galling (Bulek) dalam negeri, yaitu orang yang tidak mempu-nyai pendirian, sering mungkir janji, kalau terpojok mengatakan lupa atau kilap.

d. Cincin tembago bersuaso, terletak dijari kiri, yaitu yang biaso hendak binaso, keris dipinggang mengamuk diri, orang yang dipercaya membuka rahasia.

e. Pagar makan tanaman, yaitu orang yang dipercaya, yang se-benarnya harus menjaga dan memelihara malahan sebaliknya merusak.

f. Piawang memecah timbo, yaitu orang yang seharusnya memeli-hara malah merusak.

g. Teluk pengusut rantau, yaitu Ninik Mamak di desa membiarkan persoalan kecil menjadi besar.

h. Orang tua berlaku kecik, yaitu orang tua tetapi perangainya seperti anak-anak tidak bermalu.

i. Malin tidak sekitab, yaitu kaun ulama tidak sependapat.

Bab-06R-1-SEJARAH KEB-ALAM KERIN123 123 8/14/2012 10:35:12 AM