27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system – system tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai`system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu. Tidak ada satupun sistem tubuh yang dapat berfungsi sendirian. Semuanya saling bergantung dan bekerja sama sebagai satu kesatuan sehingga kondisi normal (homeostatis) di dalam tubuh dapat dipelihara. Sistem saraf berperan sebagai badan koordinasi utama. Kondisi di dalam dan di luar tubuh secara ajeg selalu berubah, maka sistem saraf ini bertugas untuk menanggapi perubahan-perubahan baik yang internal maupun ekstemal (dikenal sebagai stimulus) sehingga tubuh dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru. Melalui pengarahan dan instruksi yang dikirim ke berbagai organ oleh sistem saraf, keharmonisan dan keseimbangan antara seseorang dengan Iingkungannya dapat dipertahankan. Sistem saraf dapat diibaratkan dengan jaringan telpon; di mana otak dan sumsum tulang belakang bertindak sebagai pusat pertukaran (switching), sedangkan serabut-serabut saraf berlaku 1

ANATOMI SARAF MAKALAH

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang

kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang

lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol

interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh

yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system – system

tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin

komunikasi antara berbagai`system tubuh hingga menyebabkan tubuh

berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal

segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan

gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi

respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi

dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan

tingkah laku individu.

Tidak ada satupun sistem tubuh yang dapat berfungsi sendirian.

Semuanya saling bergantung dan bekerja sama sebagai satu kesatuan

sehingga kondisi normal (homeostatis) di dalam tubuh dapat

dipelihara. Sistem saraf berperan sebagai badan koordinasi utama.

Kondisi di dalam dan di luar tubuh secara ajeg selalu berubah, maka

sistem saraf ini bertugas untuk menanggapi perubahan-perubahan baik

yang internal maupun ekstemal (dikenal sebagai stimulus) sehingga

tubuh dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru. Melalui pengarahan

dan instruksi yang dikirim ke berbagai organ oleh sistem saraf,

keharmonisan dan keseimbangan antara seseorang dengan Iingkungannya

dapat dipertahankan. Sistem saraf dapat diibaratkan dengan jaringan

telpon; di mana otak dan sumsum tulang belakang bertindak sebagai

pusat pertukaran (switching), sedangkan serabut-serabut saraf berlaku

1

sebagai kabel yang menyampaikan pesan yang dikirim dari dan ke pusat

tadi.

A.Rumusan Masalah

1. Apa sajakah anatomi dari sistem saraf ?

2. Apa sajakah susunan umum sistem Saraf ?

3. Apa sajakah sel-sel sistem saraf ?

B.Tujuan

1. Mengetahui anatomi dari sistem saraf

2. Mengetahui susunan umum sistem saraf

3. Mengetahui sel-sel sistem saraf

BAB II

PEMBAHASAN

A.Sistem Saraf

Bagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan

struktur atau fungsinya. Pembagian sistem saraf secara anatomis atau

secara strukturai adalah sebagai berikut :

1.Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak dan sumsum

tulang belakang yakni :

a.Otak (Encephalon)

Otak menempati rongga kranial dan dibungkus oleh membran,

cairan, serta tulang tengkorak. Meskipun berbagai macam

daerah otak saling berhubungan dan berfungsi bersama, otak

dapat dibagi ke dalam daerah-daerah yang berbeda-beda untuk

memudahkan kajian.

Struktur Utama Otak

2

a. Myelencephalon (mielensefalon)

Myelencephalon (mielensefalon) atau medula, bagian

otak paling posterior, sebagian besar berupa tracts

(lintasan) yang membawa sinyal-sinyal antara bagian otak

lain dan tubuh. Salah satu bagian menarik mielensefalon

jika diliha dari prespektif psikologis adalah reticular

formation (formasi retikuler). Formasi retikuler adalah

sebuah jaringan rumit dari sekitar 100 nuklei (bentuk

jamak dari nukleus) mungil yang menempati inti tengah

batang otak dari batas posterior meilensefalon sampai ke

batas anterior otak-tengah. Ia dinamai seperti itu

karena penampakanya seperti jaring (reticulum berarti

“jaring kecl”). Kadang-kadang formasi retikuler disebut

reticular activating system (sistem pengaktif retikuler) karena

bagian-bagianya tampaknya berperan dalam perangsangan.

b. Metencephalon (metensefalon)

Metencephalon (metensefalon), seperti mielensefalon,

berisi banyak tracks mendaki dan menurun dan bagian

formasi retikuler. Struktur ini menciptakan bulge

(tonjolan) yang disebut pons, dipermukaan ventral batang

otak. Pons adalah salah satu bagin utama metensefalon;

bagian utama lainya adalah cerebellum (serebelum) atau otak

kecil. Cerbellum adalah struktur besar yang berkonvolasi

(berlekuk-lekuk) dipermukaan dorsal batang otak. Ia

merupakan struktur sensorimotor penting; kerusakan

serebelar membatasi kemampuan untuk mengontrolgerakan

secara tepat dan untuk mengadaptasikanya dengan kondisi

yang berubah-ubah. Akan tetapi, fakta bahwa kerusakan

serebelar juga menghasilkan berbagai fisit kognitif

menunjukkan bahwa fungsi-fungsi serebelum tidak terbatas

pada kontrol sensorimotor.

3

c.  Mesencephalon (mesensefalon)

Mesencephalon (mesensefalon) atau otak tengah,

seperti metensefalon, memiliki dua bagian. Kedua bagian

mesensefalon itu adalah:

Tectum (tektum) atau atap

Adalah permukaan dorsal otak tengah. Pada mamalia,

tektum terdiri atas dua pasang benjolan yang disebut

colliculi (bulit kecil). Pasangan posterior yang disebut

inferior colliculi (kolikuli inferior) memiliki fungsi

pendengaran; pasangan anterior yang disebut superior

colliculi (kolikuli superior) memiliki fungsi visual. Pada

vertebrata tingkat rendah, fungsi tektum sepenuhnya

visual; oleh karenanya optic tectum (tekum optik).

Tegmentum

Adalah bagian mesensefalon yang letaknya ventral

terhadap tektum. Selain formasi retikuler dan tracts,

tegmentum berisi tiga struktur warna-warni yang

menjadi ketertarikan khusus para biopsikolog, yakni:

periaqueductal gray

Adalah bahan abu-abu yang terletak disekitar

cerebral aqueduct (akuaduk serebral), pembuluh yang

menghubungkan ventrikel kletiga dan keempat. Bagian

ini sangat menarik karena perannya dalam

memperantarai efek analgesik (mengurangi rasa

sakit) obat-obatan opiat. 

substantia nigra dan red nucleus

Adalah komponen-komponen penting sistem

sensorimotor.

d. Diencephalon (diensefalon)

4

Diencephalon (diensefalon) terdiri atas dua

struktur:

Thalamus (talamus) adalah struktur besar dua-lobus

(lobus berarti cuping) yang merupakan bagian puncak

batang otak. Salah satu lobus bertengger di masing-

masing sisi ventrikel ketiga, dan kedua lobus itu

digabungkan oleh massa intermedia, yang mengalir melalui

ventrike. Tampak dipermukaan talamus lamina (lapisan-

lapisan) berwarna putih yang terdiri atas akson yang

termielinasi.

Hyothlamus (hipotalamus) berlokasi tepat dibawah

talamus anterior (hypo berarti “di bawah”). Ia berperan

penting dalam pengaturan beberapa termotivasi. Ia

memberikan efeknya antara lain dengan melepaskan

hormon-hormon dari pluitary gland (glandula / kelentar

pituitari atau kelenjar di bawah otak) yang berjuntai

darinya dipermukaan ventral otak. 

e. Telencephalon (telensefalon)

Telencephalon (telensefalon), bagian terbesar otak

manusia, memperantarai berbagai proses kognitif kompleks

seperti belajar, berbicara, dan mengatasi masalah.

Cerebral cortex hermisfer serebral ditutup oleh

lapisan jaringan yang disebut cerebral cortex (kortek

serebral). Pada manusia, korteks serebral berkonvolusi

(bertekuk-tekuk). Convolution (konvolusi) berefek pada

bertambah banyaknya korteks serebral tanpa menambah

volume otak secara keseluruhan. Tidak semua mamalia

memiliki korteks yang berkonvulasi; sebagian besar

mamalia adalah lissencephalic (berotak halus). Dulu pernah

5

diyakini bahwa jumlah dan ukuran konvolusi kortikal

menentukan kapasitas intelektual suatu spesies; tetapi,

jumlah dan ukuran konvolusi kortikal tampaknya lebih

terkait dengan ukuran tubuh. Setiap mamalia besar

memiliki korteks yang berkonvolusi secara ekstrem.

Lekukan-lekukan besar pada koteks yang berkovolusi

disebut fissure

(fisura atau celah), dan lekukan-lekukan yang kecil

disebut sulci (bentuk plural dari sulcus). Ridge (“punggung

bukit” atau “bubungan”)  di antara fisura dan sulci

disebut gyri (bentuk jamak dari gyrus). 

Bagian-bagian Otak

1.Hemispherium Cerebralis

Merupakan bagian otak yang paling besar,

dibagi menjadi hemispherium cerebralis kiri dan

kanan oleh suatu lekukan dalam yang dikenal sebagai

fissura longitudinalis. Daerah antara hemisferium

cerebralis dan batang otak adalah diencephalon.

Jaringan saraf sebelah luar hemisferium cerebralis

adalah bahan abu-abu (substansia grisea) yang

disebut dengan cortex cerebralis.

Cortex yang abu-abu ini tersusun sebagai

lipatan yang membentuk bagian yang menonjol dan

dikenal sebagai gyrus, yang dipisahkan oleh celah

dangkal yang dinamakan sulcus. Di bagian dalam,

sebagian besar hemisfer otak terbuat dari bahan

putih (substansia alba) dan beberapa kumpulan bahan

abu-abu. Di dalam hemsifer ada dua ruang yang

inembentang dan bentuknya agak tidak beraturan,

yaitu ventriculus lateralis yang berisi cairan encer

6

dan dinamakan liquor cerebrospinal. Cairan ini

terdapat baik di otak maupun sumsum tulang belakang.

Meskipun terdapat banyak sulcus,

beberapa di antaranya merupakan patokan yang sangat

penting, seperti :

1. sulcus centralis yang terletak di antara lobus

(belahan) parietal dan frontal setiap hemisfer

membentuk sudut langsung ke fissura

longitudinalis (celah yang dalam).

2. sulcus lateralis yang melengkung di sepanjang

setiap sisi hemisfer serta yang memisahkan lobus

temporal dari lobus frontal dan perietal.

Cortex cerebralis ialah lapisan bahan

abu-abu yang membentuk permukaan setiap hemisfer

otak. Di dalam cortex cerebralis inilah semua impuls

diterima dan dianalisa. Semua itu menyusun dasar

pengetahuani: otak "menyimpan" informasi, banyak di

antaranya yang dapat ditampilkan. kembali sesuai

permintaan melalui suatu fenomena yang dinamakan

memory (ingatan). Di dalam cortex cerebralis inilah

proses berpikir seperti asosiasi, pertimbangan, dan

diskriminasi terjadi. Dari cortex cerebralis pula

pengendalian kesadaran dan kegiatan yang disengaja

berasal.

Fungsi Cortex Cerebralis

Setiap hemisfer otak dibagi ke dalam empat

belahan yang dapat terlihat, diberi nama sesuai

dengan tulang kranial yang melingkupinya. Meskipun

berbagai daerah otak bekerjasama dalam kcordinasi

untuk dapat menghasilkan perilaku, bagian cortex

tertentu meinpengaruhi kategori fungsi tertentu.

7

Berikut ini adalah empat belahan (lobus) yang

dimaksud.

1. Lobus frontalis relatif iebih besar pada diri

manusia ketimbang organisme lainnya, terletak di

depan sulkus sentralis. Lobus ini berisi cortex

motorik yang mengarahkan tindakan. Sisi kiri otak

mengatur sisi kanan tubuh, sedangkan sisi kanan

otak mengatur sisi tubuh sebelah kiri. Lobus

frontalis juga berisi dua daerah yang penting

untuk bicara.

2. Lobus parietalis menempati bagian atas setiap

hemisfer dan terletak di belakang lukus

sentralis. Lobus ini berisi area sensorik di many

impuls dari kulit seperti rabaan, rasa sakit, dan

suhu diinterpretasikan. Determinasi jarak, ruang,

dan bentuk juga terjadi di sini.

3. Lobus temporalis terletak di bawah sulkus

lateralis dan melipat di bawah hemisfer pada

setiap sisinya. Lobus ini berisi area pendengaran

(auditorik) yang menerima dan menginterpreiasikan

impuls yang berasal dari telinga. Area pembauan

(olfactorik) terletak di bagian medial lobus

temporalis dan distimulasi oleh impuls yang

berasal dari reseptor di dalam hidung.

4. Lobus occipitalis terletak di belakang lobus

parietal dan melampaui cerebellum. Lobus ini

berisi area visual yang menginterpretasikan

impuls yang muncul dari retina mata.

2.Truncus Encephali / Brain stem atau batang otak

Menghubungkan cerebrum dengan sumsum tulang

belakang. Bagian batang otak sebelah atas adalah mid-

8

brain. Daerah di bawahnya dan tampak jelas dari arah

bawah otak terdapat pons dan medulla oblongata. Pons

menghubungkan midbrain dengan medulla, sementara

medulla oblongata menghubungkan otak dengan sumsum

tulang belakang melalui suatu pembukaan yang besar di

dasar tengkorak (foramen magnum). Batang otak terdiri

dari midbrain, pons, dan medulla oblongata. Bangunan

tersebut menghubungkan cerebrum dengan sumsum tulang

belakang.

1.Midbrain yang terletak tepat di bawah pusat

cerebrum membentuk bagian depan batang otak. Empat

bulatan massa bahan abu-abu yang dilingkupi oleh

hemisfer otak rnembentuk bagian midbrain sebelah

atas keempat bodi (corpora quadrigemina) ini

berperan sebagai pusat pemancar bagi gerakan

refleks telinga dan mata tertentu. Bahan putih di

depan midbrain mengkonduksi impuls antara pusat

cerebrum di sebelah atas dan pusat-pusat di pons,

medulla, cerebellum, dan sumsum tulang belakang

yang lebih bawah. Saraf cranial III dan IV berasal

dari midbrain.

2.Pons terletak di antara midbrain dan medulla, di

depan cerebellum. Sebagian besar pons terdiri dari

serat saraf bermyelin yang berperan menghubungkan

kedua belah cerebellum dengan batang otak, serta

dengan cerebrum di sebelah atas dan dengan sumsum

tulang belakang di bawah. Pons yang berisi serat

saraf yang membawa impuls dari dan ke pusat

merupakan penghubung yang sangat penting antara

cerebellum dan bagian sistem saraf sisanya.

Beberapa gerakan refleks tertentu seperti bernafas

9

secara teratur terintegrasi di dalam pons. Saraf

cranial berasal dari pons.

3. Medulla oblongata otak terletak di antara pons

dan sumsum tulang belakang. Medulla ini dari luar

terlihat putih karena banyak berisi serat saraf

yang bermyelin seperti halnya pons. Di bagian

dalam, is berisi sejumlah badan sel (bahan abu-

abu) yang dinamakan nuclei atau pusat-pusat. Di

antara ketiganya adalah pusat-pusat yang sangat

vital seperti berikut ini :

1. Pusat respiratori mengontrol otot-otot

respirasi dalam merespon stimulus kimiawi dan

yang lainnya.

2. Pusat kardiak membantu mengatur irama dan

kekuatan denyut jantung.

3. Pusat vasomotor mengatur kontraksi otot-otot

polos di dalam dinding pembuluh darah dan

karenanya ikut menentukan tekanan darah.

Empat pasang saraf kranial yang

terakhir berhubungan dengan medulla oblongata. Serat

saraf sensorik yang membawa pesan-pesan lewat sumsum

tulang belakang naik ke otak berjalan melalui

medulla, sebagaimana turunnya serat motorik.

Kelompok serat saraf ini membentuk tractus (kumpulan

serat) serta dikelompokkan bersama berdasarkan

fungsinya. Serat motorik yang berasal dari cortex

motorik hemisfer otak membentang ke bawah melalui

medulla; ketika berjalan melalui bagian otak ini,

sebagian besar serat ini menyeberang dari satu sisi

ke sisi lainnya membentuk persilangan (decussatio

pyramidam). Di dalam medulla inilah penggantian

10

serat saraf terjadi sehingga menyebabkan hemisfer

otak se belah kanan yang mengontrol otototot di sisi

tubuh sebelah kiri dan bagian cortex sebelah atas

dapat mengontrol otot yang ada di bagian bawah

tubuh. Medulla merupakan pusat gerakan reflek yang

sangat penting; di sini neuron tertentu berakhir dan

impulsnya dipancarkan pada neuron lainnya. Saraf

kranial IX-XII muncul dari medulla oblongata.

3. Cerebellum

Adalah otak kecil terletak persis di bawah

bagian belakang hemisfer cerebralis dan dihubungkan

dengan cerebrum, batang otak, serta sumsum tulang

belakang oleh pons. Cerebellum terdiri dari tiga

bagian: bagian tengah dan dua hemisfer lateral.

Seperti halnya hemisfer otak, cerebellum (otak

kecil) mempunyai bahan abu-abu di bagian luar dan

sebagian besar bahan putih di bagian dalamnya.

Adapun fungsi cerebellum adalah :

1. Membantu pengkoordinasian otot voluntar sehingga

dapat berfungsi secara lembut dan dalam pola yang

teratur. Penyakit cerebellum menyebabkan kejang-

kejang otot dan tremors.

2. Membantu dalam menjaga keseimbangan pada waktu

berdiri, berjalan, dan duduk maupun waktu

rnelakukan aktivitas yang lebih giat. Pesan-pesan

dari telinga bagian internal dan dari reseptor

sensorik di tendo serta otot membantu cerebellum.

3. Membantu di dalam memlihara tonus otot sehingga

seluruh serat otot cukup kencang dan siap

11

menghasilkan perubahan-perubahan posisi yang

penting secepatnya bila diperlukan.

b.Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)

Lokasi Sumsum Tulang Belakang

Dalam masa embrio, sumsum tulang belakang menempati

seluruh saluran di tulang belakang dan memanjang ke bawah

sampai bagian ekor tulang belakang. Namun selanjutnya

jaringan tulang belakang tumbuh lebih cepat ketimbang

jaringan sarafnya sehingga selanjutnya ujung sumsum tidak

lagi mencapai bagian bawah saluran tulang belakang.

Kesenjangan dalam pertumbuhan ini terus meningkat; pada

orang dewasa ujung sumsum tepat berada di bawah daerah

perlekatan tulang rusuk terakhir (antara vertebra

lurnbalis yang pertama dan kedua).

Bangunan Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang mempunyai bagian dalam yang

bentuknya tak beraturan, kecil yang berisi bahan abu-abu

(badan sel saraf) dan daerah yang lebih besar yang berisi

bahan putih (serat saraf) yang mengelilingi bahan abu-abu

ini. Pada potongan melintang sumsum menunjukkan bahwa

bahan abu-abu disusun sedemikian rupa sehingga ada

semacam tiang / kolom memanjang ke atas - bawah pada

bagian dorsal (columna dorsalis), satu pada setiap

sisinya, dan kolom lainnya ditemukan di daerah ventral

(columna ventralis). Kedua pasang columna bahan abu-abu

ini tampak pada potongan melintang seperti dalam bentuk

H. Bahan putih berisi ribuan serat saraf yang tersusun

12

dalam ketiga daerah eksternal bahan abu-abu, yang disebut

funiculus ventralis, lateralis dan dorsalis, pada setiap

sisi medulla spinalis.

Fungsi Sumsum Tulang Belakang

Fungsi sumsum tulang belakang dapat dibagi dalam

tiga kelompok, yaitu :

1. Aktifitas refleks, yang melibatkan integrasi dan

transfer pesan-pesan yang memasuki sumsum tulang

belakang, sehingga memungkinkan impuls sensorik

(afferent) masuk dan pesan motorik (efferent)

meninggalkan sumsum tulang belakang tanpa melibatkan

otak.

2. Konduksi impuls sensorik dari saraf afferen ke atas

melalui tractus naik menuju otak.

3. Konduksi impuls motorik (efferent) dari otak turun

melalui tractus ke saraf-saraf yang menginervasi otot

atau kelenjar.

Jalur reflek melalui sumsum tulang belakang biasanya

melibatkan tiga neuron atau lebih seperti berikut :

1. Neuron sensoris yang permulaannya pada suatu

receptor dan serat sarafnya dalam nervus yang mengarah

ke sumsum.

2. Satu neuron sentral atau lebih yang keseluruhannya

ada di dalam sumsum.

3. Neuron motoris yang menerima impuls dari neuron

sentral, kemudian membawanya melalui sepanjang axon

suatu saraf menuju otot atau kelenjar yang disebut

efektor.

13

Kejut lutut adalah contoh refleks tulang belakang.

Jalur saraf bagi refleks ini meliputi neuron sensoris

yang reseptornya ada di dalam tendo tepat di bawah lutut,

serat saraf sensorisnya ada di dalam nervus yang

memanjang sampai sumsum tulang belakang, neuron sentral

di dalam bagian sumsum bagian bawah, dan neuron motoris

yang mengirim impuls melalui nervus dari sumsum ke

efektor yang berupa m.quadriceps femoris (otot paha yang

menendang).

Bungkus Otak dan Sumsum Tulang Belakang

Meninges adalah tiga lapis jaringan ikat yang

mengitari otak dan sumsum tulang belakang guna membentuk

pembungkusan yang leng-kap. Membran yang paling besar

yaitu dura mater adalah meninges yang paling tebal dan

kasar. Di dalam tengkorak dura mater membelah dalam

tempat-tempat tertentu guna menyiapkan saluran bergurat

bagi darah yang berasal dari jaringan otak. Lapisan

meninges bagi an tengah ialah arachnoid. Membran ini

eampang melekat pada meninges yang paling dalam serat

yang menyerupai jaringan (weblike) yang memungkinkan

suatu ruangan bagi gerakan cairan cerebrospinal (CSF) di

antara dua membran. Lapisan yang paling dalam di sekitar

otak yaitu pia mater dilekatkan pada jaringan saraf otak

dan sumsum tulang belakang serta mencelup (dips) ke dalam

seluruh depresi. Ia terbuat dari jaringan ikat yang

sangat halus di mana di dalam-nya banyak terdapat

pembuluh darah. Pasokan darah ke otak dibawa oleh pia

mater.

c.Pelindung dari sistem saraf sentral (SSS)

Ventrikel Otak

14

Di dalam otak terdapat empat ruang yang penuh

berisi cairan, dinamakan ventrikel, yang membentang ke

dalam berbagai bagian otak dengan bentuk yang agak tidak

beraturan. Bagian yang paling besar, telah disebut di

atas, yaitu ventrikel di dalam dua hemisfer otak.

Perluasannya ke dalam lobus-lobus cerebrum disebut

`tanduk' (horn = cornu). Pasangan ventrikel ini

berhubungan dengan ruang garis tengah, yaitu ventrikel

ketiga (tertius), melalui pintu yang dinamakan foramina.

Pada setiap sisinya ventrikel ketiga dibatasi oleh dua

bagian thalamus, sementara bagian dasarnya ditempati oleh

hipothalamus. Dari ventrikel ketiga terus ke bawah, ada

saluran kecil bernama aqueduct cerebral, memanjang

melalui midbrain sampai pada ventrikel keempat

(qadratus). Yang terakhir ini berlanjut dengan canalis

centralis / neuralis pada sumsum tulang belakang. Di

dasar ventrikel keempat ada tiga pintu yang memungkinkan

mengalirnya cairan cerebrospinal menuju ruang sela yang

mengitari otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut

spatium subarachnoidale.

Cairan Cerebrospnal (CSF)

CSF ialah cairan bening yang dibentuk dalam ventrikel

otak, sebagian besar oleh jaringan (network) vascular

yang disebut de-ngan choroid plexuses. Cairan tadi

dibentuk oleh filtrasi darah dan oleh sekresi sellular.

Fungsi CSF adalah untuk menggoncang bantalan yang akan

melukai bangunan lunak sistem saraf sentral (SSS). Cairan

ini juga membawa zat makanan pada sel dan memindahkan

limbah dari sel. Normalnya CSF mengalir secara bebas dari

sa-tu ventrikel ke ventrikel lainnya dan pada akhirnya

keluar ke dalam ruangan sub-arachnoid yang mengitari otak

15

dan sumsum tulang belakang. Sebagian besar cairan ini

dikembalikan pada darah di dalam venous sinuses melalui

proyeksi yang dinamakan dengan arachnoid villi.

2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf

di luar SSS, yang meliputi saraf kranial (nervus cranialis) dan

saraf spinal (nervus spinalis).

a. Saraf Kranial

Adalah saraf yang membawa impuls dari dan ke otak

Lokasi Saraf Kranial

Ada dua belas pasang saraf kranial yang diberi nomor

sesuai dengan hubungannya dengan otak. Sembilan pasangan

yang pertama dan pasangan kedua belas memasok persarafan

(menginervasi) bangunan di kepala.

Fungsi Umum Saraf Kranial

Dari titik sudut pandang secara fungsional, kita

bisa saja memikirka bermacammacam pesad the cranial

nerves handle sebagaimana yang termasuk pada satu dari

keempat kategori di bawah :

1. Dorongan sensoris spesial seperti untuk membau, visi,

dan pendengaran.

2. Dorongan sensoris umum seperti rasa sakit, meraba,

suhu, sensa si otot sebelah dalam, tekanan, dan

vibrasi.

3. Dorongan motor somatis yang hasilnya ada dalam kontrol

otot skelet voluntary.

4. Dorongan motor visceral yang menghasilkan kontrol

kelenjar involuntary dan otot involuntary (kardiak dan

lunak).Nama-nama dan

b.Saraf Spinal

16

Adalah saraf yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum

tulang belakang.

Lokasi dan Bangunan Saraf Tulang Belakang

Ada 31 pasang saraf tulang belakang, setiap pasang

dinomori berdasarkan tingkatan mana sumsum tulang

belakang berasal. Setiap saraf dilekatkan pada sumsum

tulang belakang oleh dua akar: yaitu dorsal dan ventral.

Pada setiap akar dorsal ditandai dengan mem-bengkaknya

bahan abu-abu yang dinamakan dorsal root ganglion yang

berisi tubuh sel neuron sensoris. Ganglion adalah

kumpulan tubuh sel saraf yang terletak di luar sistem

saraf sertral/ SSS. Serat saraf yang berasai dan reseptor

sensoris berbagai ma-cam daerah tubuh mengarah pada

ganglion ini. Reseptor sensoris ialah ujung saraf yang

merespon pada suatu stimulus. Ada dua ka-tegori reseptor.

Pertama, untuk sensasi umum yang terletak di kulit dan

dinding tubule. Mereka merespon pada stimulus yang mem-

bangkitkan sensasi rasa sakit, meraba. dan suha serta

lokasi dan posisi bagian-bagian tubuh. Kategori kedua

termasuk reseptor un-tuk merasa secara khusus, misalnya

mencicipi, membau, visi, dan pendengaran. Dorongan yang

berasal dari reseptor ini dibawa oleh saraf kranial dari

organ merasa khusus menuju otak.Oleh karena serat

sensoris membentuk akar dorsal, akar frontal saraf tulang

belakang merupakan kombinasi serat saraf motorik

(efferent) yang memasok otot-otot voluntary dan

involuntary serta kelenjar. Tubuh sel bagi serat

voluntary terletak di dalam bagian ventral sumsum bahan

abu-abu (anterior/ ventral gray horns). Tu-buh sel bagi

serat involuntary ditemukan dalam small, lateral, gray

horns. Akar dorsal (sensoris) dan ventral (motorik)

17

dikombinasikan di dalam saraf tulang beiakang, making all

spinal nerve mixed nerves.

Cabang-cabang Saraf Tulang Belakang

Setiap saraf tulang belakang jaraknya dekat sekali

dengan sumsum tulang belakang, kemudian cabang-cabang

masuk ke dalam divisi posterior yang kecil. Cabang

anterior yang lebih besar ber jalin (interlace) untuk

membentuk jaringan yang dinamakan plexuses yang kemudian

mendistribusikan cabang-cabang tadi ke bagian-bagian

tubuh. Ada tiga pleksus yang utama, yaitu:

1. cervical plexus memasok dorongan motorik pada otot-

otot leher dan menerima dorongan sensoris dari leher

dan belakang kepala. Sa raf phrenic yang mengaktifkan

diafragma muncul dari pleksus ini.

2. brachial plexus mengirimkan sejumlah cabang pada

pundak, le-ngan atas, lengan bawah, pergelangan tangan,

dan tangan. Saraf radial timbul dari brachial pleksus

ini.

3. lumbosacral plexus memasok saraf pada ekstrimitis

bagian bawah. Bagian yang terbesar dari cabang ini

ialah sciatic nerve yang meninggalkan bagian dorsal

panggul lewat di bawah otot gluteus maksimus dan

memanjang ke bawah belakang paha. Pada permulaan- nya,

tebalnya hampir 1 inci tetapi segera ia bercabang-

cabang paaa otot paha, di dekat lutut ia membentuk dua

sub divisi yang memasok tungkai dan kaki.

3. Sistem Saraf Otonom

Bagian-bagian Sistem Saraf otonom

Meskipun organ internal seperti jantung, paru-paru,

dan pe-rut berisi ujung dan serat saraf untuk

18

mengkonduksi pesan-pesan sensoris pada otak dan sumsum

tulang belakang, tetapi sebagian be sar dorongar ini

tidak mencapai kesadaran. Dorongan afferent ini dari

viscera diterjemahkan ke dalam respon reflek tanpa

mencapai bagian otak sebelah atas: neuron sensoris dari

organ dikelompokkan dengan organ yang datang dari kulit

dan otot voluntary. Seba-laiknya neuron efferent yang

memasok kelenjar dan otot involuntary disusun sangat

berbeda dari those yang memasok otot voluntary. Variasi

di dalam lokasi dan penyusunan neuron visceral efferent

telah mengarahkan klasifikasi tadi sebagai bagian dari

divisi yang terpisah yang disebut autonomic nervous

system.Sistem saraf otonom mempunyai banyak ganglion

(ganglia) yang berperan sebagai stasiun pemancar. Di

dalam ganglia ini setiap pesan ditransfer pada synapse

dari neuron pertama ke neuron ke dua dan dari sana

menuju sel kelenjar atau otot. Ini berbeda de-ngan yang

berasal dari sistern saraf voluntary (somatik) di mana

setiap serat saraf motorik extends seluruh jalan dari

sumsum tulang beiakang ke otot skelet tanpa intervening

synapse.

Secara garis besar lokasi bagian sistem saraf otonom

adalah sebagai berikut:

1. Jalur simpatetik mulai di dalam sumsum tulang

belakang dengan tubuh sel di dalam daerah lumbar dan

dada, daerah thoracolumbar.Saraf simpatetik timbul

dari sumsum tulang belakang pada tingkat perama saraf

thoracic turun pada tingkat kedua saraf tulang bela-

kang lumbar. Dari bagian sumsum ini serat saraf

memanjang sampai pada ganglia sympathetic chains

(kerangka badan), dua untai gang lia yang menyerupai

19

sumsum yang memanjang di separjang sisi tu-lang

belakang dari leher bagian bawah sampai daerah

abdominal sebelah atas. Ganglia kerangka badan yang

menyerupai merjan ini dinamakan lateral ganglia berisi

tubuh sel dari sekelompok neuron yang kedua, seratnya

memanjang sampai kelenjar dan jaringan otot

involuntary. Neuron kedua ini melepaskan sebagian

besar neurotransmitter norepinehrine (noradrenalin)

pada jaringan effector.

2. Jalur parasimpatetik mulai di dalam daerah

craniosacral dengan munculnya serat dari tubuh sel

midbrain, medulla, dan bagian ba-wah sumsum tulang

belakang (sacral). Dari pusat-pusat inilah seke lompok

serat yang pertama memanjang sampai ganglia otonom

yang bi asanya berlokasi di dalam atau di dekat

dinding organ effector. Kemudian jalurnya terus

sepanjang sekelompok neuron kedua yang menstimulasi

jaringan visceral. Neuron ini melepaskan

neurotrnasmitter acetylcholine.

Fungsi Sistem Saraf Ototnom

Sistem saraf otonom mengatur tindakan kelenjar, otot

organ lekuk yang lembut, dan jantung. Tindakan ini

semuanya dibawa seca ra ototmatis; kapan saja setiap

perubahan terjac'i yang meminta su atu penyesuaian

pengaturan, penyesuaian dibuat tanpa seseorang me

nyadarinya. Bagian simpatetik sistem saraf otonom

cenderung untuk bertindak sebagai akselerator bagi

organ-organ yang diperlukan un tuk menemui situasi yang

penuh tekanan. Ia memperhatikan apa yang dinamakan

fight-or-flight response. Kalau anda membayangkan apa

20

yang terjadi pada orang yang takut atau marah, anda akan

dengan mudah sekali ingat akan efek/ akibat dorongan

dari sistem saraf simpatetik:

1. Stimulasi kelenjar adrenal. Ini menghasilkan hormon

termasuk epinephrine yang mempersiapkan tubuh guna

menemui situasi darurat. dalam banyak cara. Saraf

simpatetik dan hormon dari adrenal akan sating

memperkuat satu sama lain.

2. Pembesaran biji mata dan penuruiian kemampuan dalam

melihat pada satu titik fokus bagi obyek yang dekat.

3. Bertambahnya tingkat kecepatan dan penuh tekanan

kontraksi jantung.

4. Bertambahnya tekanan darah sebagian karena lebih

efektifnya detak jantung dan sebagian lagi karena

pembatasan uteri kecil di dalam kuiit dan organ dalam.

5. Feinbesaran pips bronkial yang memungkinkan lebih

banyak cksigen yang dapat masuk.

6. Bertambahnya metabolisme.

Sistem simpatetik juga berperan sebagai brake/ rem

pada those system secara tidak langsung dilibatkan

dalani respon pada tekanan seperti sistem digestif dan

uriner. Perhatikan saja kalau anda sedang marah lalu

anda mencoba makan, maka anda lihat bahwa air ludah anda

menjadi sedikit sekali dan lebih kental sehingga anda

akan kesulitan dalam menelan makanan (Jw. seret)., Dalam

kon-disi seperti iri ketika makanan sudah mencapai

perut, is akan tinggal lebih lama dibanding biasanya.

Bagian parasimpatetik dari sistem saraf otonom

normalnya ber peran sebagai penyeimbang bagi sistem

simpatetik ketika krisis telah berlalu. Sistem

parasimpatetik bring about pembatasan bola mata,

21

memperlambat detak jantung, dan pembatasan saluran

(tube) bronkial. Ia juga menstimulasi pembentukan dan

pelepaskan urin dan aktifitas digestive tract. Ludah

misalnya mengalir lebih mudah dan profusely serta jumlah

dan keencerannya bertambah.Dengan demikian,sebagian

besar organ tubuh menerima kedua sistem simpatetik dan

parasimpatetik; efek dari kedua sistem tadi pada organ

yang ada umumnya berlawanan.

B. Sel-Sel Sistem Saraf

Sebagian besar sel sistem saraf memiliki dua tipe yang berbeda

secara fundamental: neuron dan glial cells (sel-sel glia). Anatomi

mereka dibahas di dua subbagian berikut ini.

a.  Anatomi Neuron

Neuron adalah sel-sel yang terspesialisasi untuk resepsi

(penerimaan), konduksi (penghantaran) berbagai sinyal. Mereka

memiliki keanekaragaman bentuk dan ukuran yang luar biasa.

b.  Membran Sel Neuron

Membran sel neuron yang berupa lipid bilayer – dua lapisan molekul-

molekul lemak. Molekul-molekul protein yang melekat pada lipid bilayer

merupakan unsur dari banyak properti fungsional membran sel.

Sebagian protein membran adalah channel proteins, di mana molekul-

molekul tertentu dapat melewatinya; sebagian lainya adalah signal

proteins, yang mentransfer sebuah sinyal ke bagian dalam neuron

ketika molekul-molekul tertentu tertambat padanya di bagian luar

membran itu.

c. Golongan-Golongan Neuron.

Neuron dengan lebih dari dua tonjolan yang keluar dari badan

selnya diklasifikasikan sebagai multipolar neuron (neuron multipolar

atau neuron multikutub), dan neuron dengan dua tonjolan yang

keluar dari badan selnya diklasifikasikan sebagai unipolar neuron

22

(neuron unipolar atau neuron satu kutub), sedangkan neuron dengan

dua tonjolan yang keluar dari badan selnya disebut bipolar neuron

(neuron bipolar atau neuron dwi kutub), neuron dengan akson pendek

atau sama sekali tanpa akson disebut interneuron; fungsinya adalah

untukmengintregasikan aktivitas neurak dalam sebuah struktur otak,

bukan untuk menghantarkan sinyal dari satu struktur ke struktur

lain.

Secara umum, ada dua jenis struktur neuron dalam sistem saraf:

struktur yang berupa badan sel dan struktur yang berupa akson.

Dalam sistem saraf pusat, klaster-klaster badan sel itu disebut

nuclei (nuklei, bentuk jamak dari nucleus [nukleus]). Dalam sitem

saraf pusat, mereka disebut ganglia (bentuk jamak dari ganglion).

(perlu diketahui bahwa kata nucles [nukleus]memiliki dua makna

neuroanatomik yang berbeda; yang pertama adalah struktur dalam

badan sel neuron dan yang kedua adalah adalah klaster badan sel

dalam CNS). Dalam sistem saraf pusat, bundel-bundel akson disebut

tracts (traktus); dalam sitem saraf tepi mereka disebut nerves

(saraf).

d.  Sel-Sel Glia

Neuron bukanlah satu-satunya sel di dalam sistem saraf. Glial

cells (sel-sel glia) ditemukan di seluruh sitem saraf, dan jumlahnya

jauh melampaui jumlah neuron dengan perbandingan 10:1.

Ada beberapa jenis sel glia. Oligodendrocytes (oligodendrosit),

misalnya, adalah sel glia dengan perpanjangan yang membungkus

akson beberapa neuron sistem saraf pusat. Perpanjangan ini kaya

akan meylin (mielin), substansi insulator berlemak, dan meylin sheaths

(selubung mielin) yang dibentuk oleh mielin meningkatkan kecepatan

dan efisiensi konduksi aksonal. Fungsi serupa dilakukan dalam

sistem saraf tepi oleh sel-sel schwann, golongan kedua sel glia.

Microglia (mikroglia) adalah golongan ketiga sel glia. Mikroglia

lebih kecil dibanding glia lainya – dan oleh karenanya disebut

23

seperti itu. Mereka merespons  cedera atau penyakit dengan

menggadakan, “menelan” (engulfing) puing-puing selule, dan memicu

atau mencetuskan respons inflamatorik.

 Astrocytes (astrosit) adalah golongan keempat sel glia. Mereka

adalah golongan keempat sel glia. Mereka adalah sel glial terbesar

dan dinamai seperti itu karena memiliki bentuk seperti bintang

(astron berarti bintang).

24

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanSistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang

kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang

lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol

interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh

yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system – system

tubuh lainnya. Sistem saraf berperan sebagai badan koordinasi utama.

Kondisi di dalam dan di luar tubuh selalu berubah, maka sistem saraf

ini bertugas untuk menanggapi perubahan-perubahan baik yang internal

maupun ekstemal (dikenal sebagai stimulus) sehingga tubuh dapat

beradaptasi dengan kondisi yang baru. Melalui pengarahan dan

instruksi yang dikirim ke berbagai organ oleh sistem saraf,

keharmonisan dan keseimbangan antara seseorang dengan Iingkungannya

dapat dipertahankan.

25

DAFTAR PUSTAKA

“Nervous System”. Columbia Encyclopedia. Columbia University

Press. http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/sistem-saraf-

manusia/

Syaripudin. 2009. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Salemba

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf

26

27