Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode dakwah Rasulullah SAW pada awalnya dilakukanmelalui pendekatan individual (personal approach) denganmengumpulkan kaum kerabatnya di bukit Shafa. Kemudianberkembang melalui pendekatan kolektif seperti yangdilakukan saat berdakwah ke Thaif dan pada musim haji.
Ada yang berpendapat bahwa berdakwah itu hukumnyafardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi-lokasiyang didiami para dai dan muballigh. Artinya. jika padasatu kawasan sudah ada yang melakukan dakwah. makadakwah ketika itu hukumnya fardhu kifayah. Tetapi jikadalam satu kawasan tidak ada orang yang melakukan dakwahpadahal mereka mampu maka seluruh penghuni kawasan ituberdosa di mata Allah. Dengan demikian sebenarnya dakwahmerupakan kewajiban dan tugas setiap individu. Hanyadalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dankondisi di lapangan.
Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakandakwah Islamiyah (Syukir, 1983 : 27), karena merupakantugas 'uhudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT.Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan darisatu generasi ke generasi berikutnya, sehingga cahayahidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang masa.
Para rasul dan nabi adalah tokoh-tokoh dakwah yangpaling terkemuka dalam sejarah umat manusia, karenamereka dibekali wahyu dan tuntunan yang sempurna.Dibanding mereka, kita memang belum apa-apa. Akan tetapisebagai da'i dan muballigh, kita wajib bersyukur karenatelah memilih jalan yang benar, yakni bergabung bersamabarisan para rasul dan nabi dalam menjalankan misi
1
1
S
e
risalah Islamiyah. Konsekuensi dari pilihan itu kitaharus senantiasa berusaha mengikuti jejak para nabi danrasul dalam menggerakkan dakwah, amar ma'ruf nahimunkar, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun.
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalahtantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifatinternal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalamberbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, sepertiperilaku dalam mendapatkan hiburan (entertainment),kepariwisataan dan seni dalam arti luas, yang semakinmembuka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral danetika.
Kerawanan moral dan etik itu muncul semakintransparan dalam bentuk kemaksiatan karena disokong olehkemajuan alat-alat teknologi informasi mutakhir sepertisiaran televisi, keping-keping VCD, jaringan Internet,dan sebagainya.
Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatankualitas dan kuantitas, seperti maraknya perjudian,minum-minuman keras, dan tindakan kriminal, sertamenjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam,yang semua itu diawali dengan penjualan dan pendangkalanbudaya moral dan rasa malu.
Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yangberbudaya, beradat dan beragama ini, kemaksiatan yangberhubungan dengan apa yang dinamakan sex industri jugamengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turismeinternasional di berbagai kawasan, hingga menjamahwilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyakgenerasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri danmiskin iman dan ilmu. Hal yang terakhir ini semakinburuk dan mencemaskan perkembangannya karena hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa,
2
semuanya telah terkontaminasi dalam eforia kebebasan yangtak kenal batas.
Ledakan-ledakan informasi dan kemajuan teknologidalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewatbegitu saja. Kita harus berusaha mencegah danwengantisipasi dengan memperkuat benteng pertahananaqidah yang berpadukan ilmu dan teknologi. Tidak sedikitkorban yang berjatuhan yang membuat kemuliaan Islamsemakin terancam dan masa depan generasi muda semaakinsuram. Apabila kita tetap lengah dan terbuai olehkemewahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, ketika itupula secara perlahan kita meninggalkan petunjuk-petunjukAllah yang sangat diperlukan bagi hati nurani setiapkita. Disamping itu kelemahan dan ketertinggalan umatIslam dalam mengakses informasi dari waktu ke waktu, padagilirannya .juga akan membuat langkah-langkah dakwah kitasemakin tumpul tak berdaya.
ltulah sekilas tentang kondisi obyektif umat Islamhari ini. Dalam mengatasi masalah-masalah diatas semuapihak harus berperan aktif untuk mempertahankan dakwahIslam. Untuk mengatasi dan membendung kondisis obyektifumat Islam hari ini para pelaku dakwah hendaknyamempertajam pesan-pesan dakwah yang harus disampaikankepada mad`u. dalam ilmu dakwah sangat banyak pesan-pesandakwah yang harus disampaikan kepada mad`u. padadasarnyapesan-pesan dakwah tersebut meliputi mengajakuntuk amar makaruf nahi munkar, meluruskan akidah,membetulkan amal, pembinaan akhlak (moral), penguatanpersaudaraan sesama muslim, menolak dan melawan ateis,memberantas subhat agama. Selain itu pesan-pesan dakwahjuga meliputi pendidikan, peningkatan perekonomian,pembangunan mental, perubahan social, peningkatan SDA danSDM dan lain sebagainya (Abdullah, 2002 : 64)
3
Tanggung jawab dan kewajiban dakwah tidak hanya diberatkan pada setiap individu umat Islam, akan tetapi diwajibkan juga kepada tugas kelompok, tugas lembaga maupuntugas organisasi, baik organisasi massa (Ormas) maupunorganisasi politik (Orpol).
Tugas dan tanggung jawab dakwah kelompok terdapatpada Al-Qur'an Surat Al lmran Ayat 104 : “Dan hendahlahada diantara kami segolongan ummat yang menyeru kepadakebijakan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yangmunkar dan merekalah orang-orang yang beruntung”.
Banyak organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalambidang pengemnbangan dakwah Islam seperti Muhammadiyah,Nahdatul Ulama (NU), Persatuan Tarbiyah Islamiyah(PERTI), Al-Wasliyah, Al-Irsyad, Dewan Dakwah dan lainsebagainya. Selain dari ormas ada juga partai yangmengemban visi dan misi dakwah. Salah satu diantaranyaadalah Partai Amanat Nasional (PAN). PAN tidak dapatdipisahkan dengan umat Islam, karena deklataor dan latarbelakang berdirinya tidak bias dipisahkan dari keberadaanMuhammadiyah. Banyak tokoh-tokoh muhammadiyah yang yangsaat itu berharap dan bahkan sampai hari ini agar PANmenjadi partai untuk menampung aspirasi umat Islamkhususnya bagi warga Muhammadiyah dan pada masyarakatIslam keseluruhan pada umumnya.
Partai Amanat Nasional bukanlah partai yangsepenuhnya berasaskan Islam, akan tetapi PAN mempunyaimisi yang sangat tinggi untuk membela kepentingan dakwahIslam. Hal ini dapat dilihat pada Anggaran Dasar (AD)Partai Amanat Nasional (PAN) BAB II, Pasal 3 ayat 2bahwa. Partai Amanat Nasional berasaskan akhlak politikberlandaskan agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam(Arif, 2006 : 1). Merujuk pada AD/ART tersebut maka PANharus mampu mencurahkan perhatianya terhadap kondisi umatdan bangsa Indonesia.
4
Adapun pesan-pesan dakwah yang harusdiaktualisasikan dapat dilihat pada Platform Partai.Sesuai dengan platform partai, PAN memperjuangkan banyakhal diantaranya Partai Amanat Nasional (PAN) menentangsegala kediktatoran, totaliterisme, karena bertentangandengan harkat dan martabat manusia, memasung kebebasandan menghancurkan hukum. Partai Amanat Nasional (PAN)menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi untuk mewujudkantatanan social dan politik yang memungkinkan terwujudnyamasyarakat madani yang mengawasi pemerintahan (1998 :114).
Partai Amanat Nasionai berupaya mewujudkankesejahteraan sosial, lewat kemakmuran yang berkeadilan,dengan berlandaskan moralitas serta menjunjung tinggiharkat dan martabat manusia. Pembangunan ekonomi tidakmengenal perbedaan ras, suku dan agama. Partai AmanatNasional memperjuangkan pemberian kesempatan yang sama bagisemua pihak untuk mewujudkan segala potensi yang ada untukkemajuan bersama.
Partai Amanat Nasional menghormati kehidupan beragama_mengembangkan semangat toleransi sesama umat manusia yangberbeda keyakinan. Partai Amanat Nasional sangan menjunjungtinggi nilai-nilai kerukunan antar umat beragama. PartaiAmanat Nasional menentang segaia diskriminasi yangdidasarkan atas agama, suku, ras, bahasa dan latar sosiallainnya.
Partai Amanat Nasional memberikan perhatian yangsungguh terhadap pendidikan agar generasi muda yangberkualitas bermunculan untuk mengemban tanggung jawab masadepan bangsa. Pendidikan di Indonesia harus bisamenciptakan tumbuhnya akhlak yang baik, dan merangsangkemandirian serta kreatifitas.
Partai Amanat Nasional berupaya untuk menciptakanpemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme
5
(KKN) serta efektif dan transparan. Salah satu kuncikepercayaan masyarakat adalah terletak pada kredibilitasdan pertanggung jawaban yang transparan. Partai AmanatNasional juga memperjuangkan terbukanya peluang yangseluas-luasnya bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) untukmenjadi pengusaha-pengusaha yang besar dan handal. Peluanguntuk UKM merupakan bagian dari pemberantasan kemiskinan diIndonesia.
Era Globalisasi merupakan tantangan yang semakinkompleks terhadap tantangan dakwah Islam, perkembanganilmu dan tegnologi, kemajuan dan perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi membuat semakin besarnyatantangan dakwah Islam.
Sebenarnya Partai Amanat Nasional (PAN) sudah banyakmelakukan peran dakwahnya, baik skala Nasional maupunSkala lokal. Khususnya di kota Medan Dewan PimpinanDaerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) cukup dibanggakandalam mengemban misi dakwah Islam. Partai Amanat Nasional(PAN) banyak mencurahkan perhatiannya terhadap kandisikeummatan.
Walaupun Partai Amanat Nasional (PAN) kota Medansudah banyak melakukan peran dakwahnya. Dalam menjalankandakwah DPD PAN kota medan memang belum meiliki korfmuballig, akan tetapi dakwah PAN dilakukan oleh bidangkeagamaan dan bidang social DPD PAN kota Medan. Sasarandakwah DPD PAN kota Medan meliputi masyarakat.
Metode dakwah DPD PAN kota Medan, tidak terfokuspada dakwah bil lisan, akan tetapi dakwah DPD PAN kotamedan berbentuk dakwah bil kitabah dan dakwah bil hal.Dakwah bil hal sering diartikan dengan kerja nyata, jadidakwah yang dilalakukan oleh PAN adalah bentuk dakwahdengan kerjanya dan berbuat langsung. DPD PAN kota Medansering mengeluarkan statement di media massa menyangkutkondisi keagamaan dan kebangsaan. Statement tersebut
6
terkadang berisi tentang himbauan, ajakan, tanggapanmaupun kritikan. Dakwah bil hal DPD PAN kota Medan lebihnampak dan terprogram dalam program kerja DPD PAN kotaMedan. Inilah bentuk dakwah yang dilakukan oleh DPD PANkota Medan.
Namun walaupun demikian dakwah DPD PAN kota Medanbelum membawa perobahan yang siknifikan bagi umat Islamdi kota Medan. Hal ini ditandai dengan masih banyaknyapenyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masyarakat kotaMedan. Kita lihat masih banyak penganguran, kemiskinanbelum berkurang, ekonomi masih lemah, masih banyaknyapelaku narkoba, sex bebas, dan lain sebagainya.
Dengan permasalahn inilah perlu dikaji, sampai manasebenarnya gerakan dakwah yang dilaksanakan oleh DPD PANkota Medan. Apa sebenarnva yang menjadi hambatan dantantangan dakwah Partai Amanat Nasional (PAN) kota Medandalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada masyarakatdi kota Medan.
Hal inilah kemudian yang menjadi motivasi penulisuntuk membahas masalah ini dalam sebuah karya ilmiahberbentuk Skripsi yang penulis beri judul "AktualisasiDakwah Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPDPAN) Kota Medan Dalam Menyampaikan Pesan–Pesan DakwahKepada Masyarakat di Kota Medan "
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
masalah yang menarik dan perlu perhatian secara umum
adalah aktualisasi dakwah Dewan Pimpinan Daerah Partai
7
Amanat Nasional (DPD PAN) kota Medan dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah kepada masyarakat di kota Medan.
Sedangkan secara khusus perlu diperhatikan sebagai
berikut :
1. Apa saja yang menjadi pesan-pesan aktualisasi dakwah
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN)
Kota Medan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada
masyarakat di kota Medan.
2. Bagaimana cara (metode) dakwah Dewan Pimpinan Daerah
Partai Amanat Nasional (DPD PAN) kota Medan dalam
menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada masyarakat di
kota Medan.
3. Apa saja yang menjadi hambatan dan tantangan dakwah
yang dihadapi Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional (DPC) PAN) kota Medan dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah kepada masyarakat di kota Medan
serta bagai mana solusi untuk menghadapi hambatan dan
tantangan dakwah yang di hadapi DPD PAN kota Medan.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
8
1. Untuk mengetahui apa saja pesan-pesan dakwah yang
diaktualisasikan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional (DPD PAN) Kota Medan dalam menyampaikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di kota Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara (metode) dakwah yang
dilakukan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
(DPD PAN) Kota Medan dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwah kepada masyarakat di kota Medan.
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi hambatan dan
tantangan dakwah Dewan Pirnpinan Daerah Partai Amanat
Nasional (DPD PAN) Kota Medan dalam menyampaikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di kota Medan serta
mengetahui solusinya.
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :
1. Diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas
tentang aktualisasi dakwah Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah kepada masyarakat di kota Medan.
2. Diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kader-kader
Partai Amanat Nasional kota Medan untuk lebih aktif dan
9
bergerak dalam kegiatan-kegiatan yang bernuansa dakwah
Islam.
3. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi kader-kader
Partai Amanat Nasional kota Medan, terutama dalam
mengembangkan dakwah khususnya di kota Medan.
D. Batasan Istilah
1. Aktualisasi Dakwah
Aktualisasi dakwah berasal dari kata aktualisasi
dan dakwah. Aktualisasi berasal dari kata dasar aktual,
aktual diartikan ; baru. hangat, atau sedang menarik
perhatian orang (Ali : 5 ). Aktualisasi yang penulis
maksud adalah sesuatu hal yang dilakukan, diterapkan dan
dilaksanakan.
Kata dakwah merupakan suatu kata yang sudah sangat
populer dikalangan para mubaligh dan juga masyarakat
khususnya masyarakat Islam. Jika dilihat dari segi
bahasa (etimologi) maka kata dakwah berasal dari bahasa
Arab yaitu dari kata da’a, yad’uw, da’wata. Kata tersebut
mempunyai makna menyeru. memanggil, mengajak, melayani
10
(Djamil. 2002:12). Selain itu juga bermakna mengundang,
menuntun dan menghasung.
Sedangkan secara istilah (terminologi) maka banyak
pendapat tentang defenisi dakwah yaitu antara lain :
menurut Toha Yahya Umar dakwah adalah mengajak manusia
dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka dunia dan akhirat (Lubis, 1992 : 14).
Menurut Syeikh Ali Mahfudh dakwah adalah mendorong
(memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan
mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat ma'ruf dap
mencegah dari perbuatan mungkar agar mereka memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat (Mahfudh, 1970 : 17).
Menurut HSM Nasarudin latif dalam bukunya teori dan
praktek dakwah lslamiah mendefenisikan dakwah sebagai
setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan dan
yang lainnya vang bersifat menyeru kepada kebaikan (Latif
: 11).
Menurut M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan
Al-Qur'an mengemukakan bahwa dakwah adalah merupakan
11
suatu bagian yang pasti ada dalam kehidupan beragama
(1992 : 194). Karena dalam ajaran Islam dakwah merupakan
suatu kewajiban yang mutlak untuk kemaslahatan ummat
manusia. Hal ini sejalan dengan Q. S. Al-Imran : 104,
"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah yang munkar dan merekalah orang orang yang
beruntung".
Demikian juga ada kata-kata yang populer yang sama
maksudnya dengan dakwah secara umum. Kata-kata itu adalah
propaganda. Propoganda adalah berasal dari bahasa Yunani
“propogare” yaitu artinya menyebarkan atau meluaskan.
Umpamanya dikatakan : Plato telah melaksnakan propaganda,
artinya menyiarkan ide-idenva yang terkenal melalui
pembujukan lewat syair dan kata-kata sastranya (Omar 1976
: 1-2).
Dari sekian banyak defenisi yang ada maka dapatlah
disimpulkan hahwa kata dakwah mengandung pengertian dan
makna yang sangat luas dan juga mendalam. Jika
disimpulkan, maka secara singkat dapatlah dikatakan bahwa
12
dakwah adalah semua kegiatan atau usaha yang dilakukan
untuk menyeru dan menga.jak manusia untuk mengikuti dan
tunduk pada ajaran Allah SWT untuk memperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Jadi aktualisasi dakwah adalah aktivitas dakwah yang
dilakukan oleh da`I dan menyampaikannya kepada mad`u
sesuai apa yang menjadi kebutuhan mad`u, agar mad`u
mengikuti dan tunduk kepada ajaran Allah Swt untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Aktualisasi dakwah yang penulis maksud pada skripsi
ini adalah aktifitas atau kegiatan-kegiatan dakwah yang
dilakukan oleh DPD PAN kota Medan dengan mengangkat apa
yang menjadi aspirasi dan kebutuhan masyarakat kota Medan
agar bagaimana masyarakat kota Medan mempeleh
kesejahteraan, kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.
Dalam konteks keduniaan kebahagian dapat bersifat
kesejagteran dan kemakmuran masyarakat kota Medan.
2. Pesan-Pesan Dakwah
Dalam kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modrn, kata
pesan diartikan sebagai perintah, nasehat, permintaan,
13
amanat yang harus dilakukan atau harus disampaikan kepada
orang lain, perkataan, wasiat orang meninggal dunia
(Ali : 310).
Pesan dakwah adalah isi atau bahasan yang
disampaikan da`I kepada mad`unya (masyarakat) untuk
dijadikan sebagai bahan referensi oleh mad`u untuk
pedoman dan acuan dalam menjalankan ibadah kepada Allah
Swt demi kebahagian dunia dan akhirat. Adapun pesan-pesan
dakwah tersebut meliputi aqidah, syari`ah dan muamalah.
3. Masyarakat
Banyak para pakar mengungkapkan tentang pengertian
masyarakat. Menurut Muthahhari masyarakat ialah suatu
nyawa sejati, sebagaimana senyawa-senyawa alamiah,
tetapi yang sitesis disi adalah jiwa, pikiran dan
hasrat, sintesis bersifat kebudayaan bukan, fisik
(Muthahhari, 1993 : 21).
Menurut Soerjono Soekanto masyarakat adalah orang-
orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
(Soekanto, 2000 : 26). Dalam buku Wawasan Dakwah, yang
14
ditulis Abdullah Djamil, beliau mengitip pendapat J.L
Gillin, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu identitas
bersama (Abdullah, 2002 : 104).
Dari segi geografis masyarakat di kelompokkan
kedalam 3 bentuk; masyarakat primitive, masyarakat
pedesaan, masyarakat perkotaan. Sedangkan dari segi
aqidah masyarakat dapat digolongkan kepada dua;
masyarakat muslim dan masyarakat non-muslim. Kalau kita
lihat dari sudut usia, objek dakwah dapat dibedakan
kedalam tiga yaitu dewasa, remaja dan anak-anak,
sedangkan kalau kita klasifikasikan kedalam bentuk
status masyarakat tergolong kepada empat bentuk yaitu
pejabat, rakyat jelata, orang kaya dan miskin (Lubis,
1992 : 44-49).
Masyarakat yang menjadi objek dakwah yang penulis
maksud pada penelitian skripsi ini adalah masyarakat
umum kota Medan, baik masyarakat Islam maupun masyarakat
Non-Islam.
15
E. Sistematika Pembahasan
Sebagai upaya mensistemkan penelitian ini maka
penulis menganggap perlu untuk membuat dan
mengklarifikasikan dalam tiap bab penelitian ini.
Bab pertama berisi tentang latar belakang masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, batasan istilah dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi tentang pengertian dan tujuan
dakwah, aktualisasi dakwah rasulullah, dakwah bil hal,
metode dakwah, dakwah Amien Rais merupakan cerminan
dakwah PAN.
Bab ketiga berisi tentang metode penelitian
seperti tempat dan waktu, sumber, data, alat pengumpul
data dan teknik analisa data.
Bab keempat berisi tentang hasil temuan penelitian
yang nantinya akan dijabarkan pada bab selanjutnya yaitu
bab keempat .
16
Bab kelima merupakan penutup, kesimpulan dan saran-
saran.
BAB II
LANDASAN TEORTTIS
A. Aktualisasi Dakwah Rasulullah SAW
Dakwah merupakan usaha merekonstruksi yang berarti
membangun, merubah atau memperbaiki kondisi kehidupan
masyarakat dari yang tidak baik kepada yang lebih baik,
17
61
51
dari yang tahu menjadi tahu. dari unsur-unsur jahili agar
menjadi masyarakat Islami (Rais, 1989 : 24). Sehingga inti
dakwah adalah proses lslamisasi kehidupan manusia.
Islamisasi merupakan proses pembebasan manusia dari segenap
tradisi yang bersifat magis, mitologis, animistis dan
budaya nasional yang irrasional (1989 : 26) .
Sebagai pembawa risalah yang rahmatan lil'alamin nabi
Muhammad Saw merupakan Rasul akhir zaman dan risalahnya
juga merupakan risalah yang terakhir. Dengan risalah yang
dibawa Muhammad Saw yang relatif singkat selama 23 tahun,
Muhammad Saw barhasil dan sukses merekonstruksi kehidupan
masyarakat menjadi lebih baik. Keberhasilan dakwah yang
dilakukan nabi Muhammad Saw didukung oleh metode yang
digunakan terutama metode dakwah amaliyah. kefasihan lidah
yang dimilikinya serta kepribadian yang kuat penuh daya
tarik dan daya pikat, penguasaan terhadap audience, juga
karena sikap mental yang membaja (Rusdi 1986).
Rasulullah Saw berhasil membuat suatu revolusi
kemanusiaan yang total dan prontal, yang sekaligus membuat
suatu perubahan wajah dan bentuk kehidupan manusia di dunia
18
15
ini. Perubahan tersebut adalah merombak sistim kehidupan
bangsa Arab pada masa jahiliyah yang ditanda dengan
berkembangnya kemusyrikan, khurafat dan tahayyul, kemudian
rasulullah Saw membangunnya menjadi masyarakat baru yang
yang melandaskan sikap, pandangan dan tatanan kehidupan di
atas landasan Tauhidiyah dan Taqwallah yang mengangkat
derajat manusia kepada kemuliaan dan peradaban (Noor,
1981 : 72).
Aktualisasi dakwah rasullah tidak hanya berisi
ketauhidan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Al-Qur’an dan
Sunnah menyimpulkan, bahwa dakwah yang dilakukan nabi
Muhammad Saw dan para sahabat, selain bersifat ritual,
spiritual dan moral, nabi Muhammad Saw dan para sahabat
juga melakukan dakwah yang bersifat politik.
Pada sepuluh sampai dua belas tahun aktivitas dakwah
Muhammad Saw berisi tentang pemantapan tauhid, iman dan
aqidah. Ketika nabi Muhammad saw, dituduh oleh kaum Quraisy
bahwa rasul adalah sebagai pembawa aspirasi politik
tertentu. Al-Qur’an memerintahkan untuk menjawab, bahwa ia
hanyalah seorang pemberi peringatan bagi seluruh manusia.
19
Untuk meng-Islamkan masyarakat Arab, nabi Muhammad Saw
melakukan dakwah dengan metode pendekatan politis (Hamid,
1987 : 33). Pendekatan politik yang dilakukan Nabi Muhammad
Saw dalam menjalankan dakwah ternyata membawa dampak yang
sangat positif dan banyak membawa perubahan.
Aktualisasi dakwah rasulullah yang bersifat politik
dapat dilihat pada enam poin. Pertama, Sebelum diangkat
menjadi nabi dan rasul beliau bertahanust di Gua Hira. Pasca
pengangkatannya menjadi rasul, beliau langsung
diperintahkan untuk memberikan peringatan ditengah-tengah
masyarakat mulai dari keluarga terdekat dan para
sahabatnya.
Kedua, Rasulullah melakukan penataan aqidah. Sejak
awal, nabi Muhammad Saw memproklamasikan “La ilaha illa Allah,
Muhammad Rasulullah. Mena’ati Allah SWT hendaknya dengan
mengikuti utusan-Nya, disembah, diibadahi dan dipatuhi.
Ketiga, Dakwah nabi Muhammad Saw, menyerukan
pengurusan masyarakat (ri’ayah syu’un al-ummahi). Ayat-ayat
Makkiyah banyak mengajari akidah seperti takdir, hidayah
dan dhalalah, rezeki, tawakal kepada Allah Swt. Ratusan
20
ayat berbicara tentang Hari Kiamat, tentang pengaturan
akhirat yang berkaitan dengan nasehat dan bimbingan,
membangkitkan rasa takut terhadap azab Allah Swt, serta
memberikan semangat untuk terus beramal demi menggapai
ridha Allah Swt. Selain itu ratusan Ayat Al-Qur’an dan
hadits di Mekah dan Madinah diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad Saw tentang pengaturan masyarakat di dunia.
Keempat, Rasulullah melakukan pergaulan pemikiran.
Pemikiran dan pemahaman bathil masyarakat Arab pada waktu
itu dapat direformasi oleh Nabi Muhammad Saw.
Konsekwensinya, hukum-hukum dan undang-undang yang berlaku
pada waktu itu digantikan dengan pemikiran dan pemahaman
agama Islam.
Rasulullah Saw dalam Al-Qur’an menyerang kekufuran,
syirik, kepercayaan terhadap berhala, ketidak percayaan
dengan hari berbangkit, anggapan nabi Isa sebagai anak
Tuhan, dan lain-lain dengan menggunakan senjata yang sangat
ampuh yaitu dengan menggunakan senjata hikmah, nasehat, dan
debat secara sesehat. Hal ini tertuang pada Qur’an :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
21
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S.
An-Nahl : 125).
Kelima, Para pembesar Quraisy banyak menzalimi
masyarakat, kasar, menyebarkan fitnah, dan banyak bersumpah
tanpa ditepati. Rasulullah Saw, dengan sangat tegas
menantang dan melawan mereka karena kesombongan mereka dan
penentangan mereka. Rasulullah melakukan penyerangan atas
perintah dari Allah Saw. Disamping memerangi kesombongan
kaum Quraisy, Rasulullah juga menyampaikan wahyu yang
berisi pembongkaran terhadap tipu daya dan kesombongan para
penguasa Quraisy.
Keenam, Nabi Muhammad Saw menentang hubungan-hubungan
yang rusak di masyarakat dan menyerukan Islam sebagai
gantinya. Pada saat itu, kecurangan dalam takaran sudah
merupakan hal yang lumrah dalam jual beli. Banyak
penyimpangan-penyimpangan pada waktu itu, seperti :
pembunuhan anak-anak karena takut miskin, perzinaan
22
merajalela, masyarakat banyak melakukan dosa besar dan yang
lain-lainnya. Pada kondisi ini Rasulullah tampil di tengah-
tengah masyarakat untuk membela kepentingan masyarakat,
menentang aturan dan system yang rusak, serta mendakwahkan
Islam sebagai gantinya.
Ketujuh, Pasca Hijrahnya dari Mekkah ke Madinah, nabi
Muhammad Saw mendirikan institusi politik berupa Negara
Madinah. Setelah itu beliau langsung mengurusi masyarakat.
Dalam mengurusi masyarakat, nabi Muhammad Saw mengawali
langkahnya pertama kali adalah membangun masyarakat.
Setelah mempersaudarakan pengikut dari Mekkah (muhajirin)
dengan pengikut di Madinah (anshor), beliau membangun
masyarakat atas dasar pluralitas baik dari etnis maupun
agama. Disinilah, disamping nabi Muhammad Saw mempraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari, nabi juga menyusun dan
sekaligus menjadikannya sebagai landasan masyarakat
madaniah pada waktu itu. Sering dikenal namanya “Konstitusi
madinah” atau “Piagam Madinah”.
Dalam Piagam Madinah : orang-orang yang tinggi di
Madinah, baik Muhajirin, Anshor maupun dari berbagai etnis
23
dan berbagai agama lainnya seperti Yahudi membuat scenario
untuk hidup bersama-sama dengan damai dan sekaligus saling
melindungi dan mengamankan, saling menegakkan hak dan
kewajiban, serta merasa satu nasib (Azizy, 2004 : 154).
Dalam Piagam Madinah semua golongan dan lapisan
masyarakat, sekalipun berbeda etnis maupun agama dianggap
sebagai “ummah wahidah” (ummat masyarakat atau ummat yang
satu) sebagaimana dalam pasal duanya yang berbunyi
“annahum ummatun wahidah min dun al-nas” (mereka adalah ummat
yang satu, terlepas dari manusia) (2004 : 254). Semua
kelompok harus saling menjaga dan saling membela, jika ada
musuh dari luar dan mereka saling mendapat perlindungan
HAM.
Dalam mengurusi masyarakat, nabi Muhammad Saw juga
bergerak dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan,
dalam memberantas kemiskinan Rasulullah menyediakan modal
dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan,
Rasulullah juga mengeluarkan kebijakan tentang pembagian
saluran air bagi para petani, dan banyak lagi yang lainnya.
24
B. Bentuk-Bentuk dan Metode Dakwah
Pedoman dasar tentang bentuk-bentuk dan metode
dakwah dapat dilihat pada Q. S. An Nahl ayat 125 :
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
Dakwah pada hakekatnya adalah upaya untuk perubahan
masyarakat, kearah yang lebih baik berdsarkan indikasi
yang digariskan oleh Al-Qur`an dan Sunnah. Sisi perubahan
yang dikehendaki masyarakat menyangkut peningktan kadar
keimanan, pengethun, amal shaleh dan peningkasan kualitas
25
hidup. Untuk mencapai ini semua tentu metode dakwah yang
akan dilakukan harus sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat (mad`u).
Dalam pengembangan masyarakat Islam, untuk menjadi
masyarakat yang mandiri dan sejahtera, harus diperhatikan
segala perioritas, yaitu meningkatkan pengetahuan
masyarakat agar memili pola piker dan wawasan yang
kondusif untuk maju bersama. Untuk pengembangan
masyarakat dan sumber daya manusia, palimg tidk harus di
upayakan memperluas tiga wawasan, yaitu wawasan
keislaman, wawasan keilmuan (modern), serta wawasan
nasionalnya.
Dalam upaya peningkatan pengetahuan keislman
masyarakat, harus pula dengan peningkatan secara
komprehensif, baik yang menyangkut aqidah, sayari`ah,
mu`amalah dan bidang pengetahuan lainnya. Karena itu
peran dakwah bil hal sangat dibutuhkan dalam menyahuti
tuntutan kehidupan masyarakat yang semkin kompleks yang
tidak bisa ditawar-tawar lagi.
26
Melalui ayat di atas bentuk dakwah secara umum
dapat dikelompokkan kepada tiga bagian. Dakwal bil lisan,
dakwah bil kitabah, dan dakwah bil hal.
Dakwah secara lisan dan tulisan merupakan upaya
memperkenalkan Islam kepada ummat agar mereka dapat
menata segala aspek kehidupannya secara Islami, sedangkan
dakwah bil hal adalah lebih menekankan pada pengamalan
atau aktualisasi ajaran Islam untuk pengembangan
masyarakat muslim sesuai dengan cita-cita sosial ajaran
Islam.
Istilah dakwah bil hal menjadi semakin populer
sejak majlis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan Munas pada
tahun 1985, yang salah satu agenda pembahasannya adalah
dakwah bil hal. Kemudian pada rapat MUI pada tahun 1987
dirumuskan bahwa tujuan dakwah bil hal antara lin adalah
untukmeningkatkan harkat dan martabat manusia, terutama
kum dhuafa atau kaum berpenghasilan rendah (Hamka, 1989 :
316).
Dakwah bil hal dalam arti sempit difahami sebagai
dakwah keteladanan, tapi dalam arti luas difahami sebgai
27
dakwah bil mall, dakwah “pembangunan” dan dakwah melalui
aksi sosial. Dengan konsep tersebut sesungguhnya dakwah
bil hal relevan dengan fungsi manusia sebagai khalifah di
muka bumi.
Dakwah bil hal sesungguhnya punya makna yang sangat
luas, juga bidang yang dicakupnya. Dakwah bil hal adalah
identik dengan dakwah pembangunan atau pengembangan
masyarakat muslim (Shihab, 1992 : 398), dakwah bil hal
dapat menunjang segi-segi kehidupan masyarakat, sehingga
pada akhirnya setiap komunitas memiliki kemampuan untuk
megatasi kebutuhan dan kepentingan anggotanya, khususnya
dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan
masyarakat (1992 : 398).
Sejalan dengan pendapat diatas, Ace Partadiredja
mengemukakan bahwa dakwah bil hal lebih efektif dilakukan
melalui pemenuhan enam kebutuhan pokok (basic need) manusia
: pangan (makakan), sandang (pakaian), papan (perumahan),
pendidikan, pekerjaan dan kesehatan. Dengan dakwah
melalui pemenuhan kebutuhan pokok ini akan tercipta pula
perubahan ekonomi dan social, menuju kearah masyarakat
28
yang sejahtera. Secara riil memang mengalami kesulitan
merumuskan dalam kuantitatif, tapi paling tidak dakwah
melalui enam kebutuhan pokok adalah suatu program dakwah
dengan jalan pemenuhan kebutuhan makan sehat dan bergizi,
pakaian yang menutupi aurat, perumahan serta lingkungan
yang bersih dan sehat , pendidikan yang terjamin dan
terjangkau, kesehatan yang terpelihara dan pekerjaan
yang halal, terhormat dan memberikan pendapatan yang
memadai (Ahmad, 1983 : 121).
Basrah Lubis dalam bukunya mengatakan dakwah bil
hal adalah berdakwah dalam bentuk perbuatan, mulai dari
cara berpakaian, bertutur kata, bertindak sampai kepada
bentuk kerja nayata seperti mendirikan mesjid, panti
asuhan anak yatim, menyantuni fakir miskin, mendirikan
sekolah, rumah sakit dan tempat-tempat sosial lainnya
(Lubis, 1992 : 52).
Selain dari tiga bentuk dakwah diatas, dalam
menyampaikan pesan-pesan dakwah juga sangat diperlukan
metode dan cara yang tepat. Seorang dai harus mengetahui
betul teknik maupun metode agar bagaimana pesan-pesan
29
dakwah dapat terterima oleh mad`u/masyarakat dan pesan
tersebut dapat diamalkan. Dalam berdakwah tampa memiliki
metode yang tepat maka kecil kemungkinan pesan-pesan
dakwah dapat terterima oleh mad`u.
Dalam berda`wah ada tiga metode yang sangat ampuh
dan mujarap dilakukan. Hal ini juga terdapat pada ayat
diatas, adapun tiga bentuk dakwah tersebut adalah :
Pertama, Bi al-hikmah. Kata hikmah dalam A1-Qur'an
disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakirah
maupun ma'rifah. Toha Yahya Umar mendefenisikan hikmah
adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan berpikir,
berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai
keadan zaman dengan tidak bertentangan dengan ajaran
Tuhan (Hasanuddin, 1996 :35).
Sebagai metode dakwah, al-Hikmah diartikan
bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati
yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada tuhan dan
agama.
Dari pengertian diatas, Hikmah adalah merupakan
kemampuan dan ketepatan dai dalam memilih, memilah dalam
30
menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif
mad'u. Al-Hikmah merupakan kemampuan da`i dalam
menjelaskan doktrin - doktrin Islam serta realitas yang
ada dengan argumen logis dan bahasa yang komunikatif.
Al-Hikmah dalam dalam dunia dakwah mempunyai posisi
yang sangat penting, yaitu dapat menjadi tolak ukur
sukses tidaknya suatu dakwah. Dalam menghadapi mad'u yang
serba beragama, baik tingkat usia, tingkat pengetahuan,
starata sosial, latar belakang budaya, para da'i sangat
memerlukan metode bil Hikmah. Dalam berdakwah seorang
da'I harus faham betul tentang latar belakang dari mad'
u.
Hikmah adalah bekal seorang da'i untuk menuju dakwah
yang sukses. Karunia Allah yang diberikan kepada orang
yang mendapatkan hikmah insya Allah akan berimbas kepada
mad'u, sehingga mad'u termotivasi untuk mengubah diri
dan mengamalkan apa yang disampaikan oleh da'i kepada
mad'u.
Atas dasar itu, maka bil hikmah berjalan pada
metode yang praktis dalam melakukan suatu amalan.
31
Maksudnya ketika seorang da’i memberikan ceramahnya
pada saat tertentu, haruslah memerhatikan realitas yang
terjadi di luar, baik pada tingkat intelektual,
pemikiran, psikologis maupun secara sosial. Semua itu
menjadi keharusan yang harus di pertimbangkan dan
diperhatikan dalam dunia dakwah.
Kedua, al- mau' idza at-hasanah. Secara bahasa,
mau'idzah hasanah terdiri dari dua kta, yaitu mau`idzah
dan hasanah. Kata Mau'idzah berasal dari kata wa'adza,
ya'idzu, wadzan, idzatan yang berarti nasehat, bimbingan,
pendidikan dan peringatan. Sedangkan hasanah artinya
kebaikan (Harjani, 2003 : 15).
Pengertian Mau'idzah hasanah menurut istilah
adalah mengajak kejalan Allah dengan memberikan nasehat
atau membimbing dengan lemah lembut agar mad'u berbuat
kebaikan.
Mau'idzah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan
yang mendukung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran,
kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan
32
positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam
kehidupan agar mendapat kebahagian dunia dan akhirat.
Mau'idzah hasanah mengandung arti kata-kata yang
masuk kedalam qolbu dengan penuh kasih sayang dan
kedalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak
membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab
kelemah lembutan dalam menasehati sering kali dapat
meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan hati yang
liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada
larangan dan ancaman.
Ketiga, al-mujadalah bi-al-lati hiya ahsan. Dari
segi bahasa lafazh mujadalah terambil dari kata “jadal”
yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan Alif
pada huruf Jim yang mengikuti wazan faa ala, “jaa dala”
dapat bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan
(2003 : 17).
Dari segi istilah Al-Mujadalah (al-hiwar), berarti
upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara
sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya
permusuhan diantara kedunya. Menurut Sayyid Muhammad
33
Thantawi, suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan
pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan
bukti yang kuat.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang
dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak
melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima
pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan
bukti yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya saling
menghargai dan saling menghormati pendapat keduanya
berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain
dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.
Dari ketiga poin metode dakwah diatas dapat juga
ditarik kesimpulan bahwa metode dakwah termasuk
pendidikan dan pengajaran. Pendidikan dan pengajaran
kedua-duanya menjadi bagian dan cara-cara atau salah satu
alat dalam berdakwah. Metode dakwah dalam bentuk
pendidikan dan pengajaran lebih banyak menekankan agar
orang-orang yang dididik membiasakan diri bersikap
sebagaimana yang telah diajarkan oleh pendidik. Dalam
34
pendidikan dan pengajaran lebih banyak ditekankan kepada
materi ilmiahnya yang memberikan kesempatan lebih banyak
kepadanya untuk mempertimbangkan kebenaran. Kenyataan
memang dalam berdakwah selalu ada unsur mendidik dan
mengajar, baik itu yang disengaja maupun yan tidak
disengaja.
C. Sejarah Berdirinya Partai Amanat Nasional
Pasca reformasi tahun 1998, Amien Rais banyak ditawari
untuk bergabung ke partai politik. Amien Rais yang dikenal
sebagai tokoh reformasi, masyarakat banyak berharap
kepadanya, namun Amien Rais tidak langsung menerima tawaran
untuk bergabung ke partau politik.
Desakan lin juga muncul dari berbagai kalangan,
misalnya dari MARA (majlis Amanat Rakyat), PPSK (Pusat
Pengkajian Strategi Kebijakan), kelompol Tebet Society,
para tokoh Muhammadiyah dan lain-lainnya.
Pada tanggal 5-7 juli 1998 di laksanakan Tanwir
Muhammadiyah di Semarang yang dihadiri oleh jajaran
35
Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta utusan tingkat wilayah
(Provinsi) se-Indonesia. Dalam Tanwir tersebut, point
penting keputusan adalah agar Muhammadiyah mendirikan
partai baru sebagai aspirasi bagi warganya. Namun, dalam
keputusan resmi dinyatakan bahwa Muhammadiyah tidak akan
pernah berobah menjadi partai politik, tetapi warga
Muhammadiyah diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk
terlibat dalam partai politik sesuai dengan minat dan
potensinya.
Sebelum mematangkan nitnya untuk mendirikan partai
politik, Amien Rais banyak berjumpa dengan berbagai tokoh,
baik dari kalangan partai politik maupun dari tokoh Dewan
Dakwah Islam Indonesia (DDII). Dalam satu kesempatan Amien
Rais berkunjung ke rumah Anwar Harjono. Pada saat itu Anwar
Harjono mengharapkan agar Amien Rais mau memimpin sebuah
partai politik baru yang didirikn oleh tokoh-tokoh DDII.
Bahkan Yusril Ihza Mahendra menyatakan dukungannya kepada
Amien Rais lewat via telepon. Dalam ceramah dan wawancara
dengan para wartawan, Amien Rais juga menyinggung
kemungkinan ia akan mendirikan partai baru bersama Yusril
36
Ihza Mahendra. Namun bersamaan dengan itu, ia selalu
menyebutkan bahwa nama partai yang akan didirikannya itu
adalah Partai Amanat Bangsa (PAB), sebuah partai terbuka
yang akan mengakomodasi seluruh potensi anak bangsa.
Pada tanggal 18 Juli 1998 pagi, Amien Rais kembali
berkunjung kerumah Anwar Harjono dengan di temani oleh
Dawam Raharjo. Saat itu hadir juga tokoh-tokoh teras PPP
seperti Buya Ismail Hasan Meutarum, Aisyah Amini dan Husein
Umar. Saat itu mereka menawarkan kepada Amien Rais untuk
bergabung dengan PPP. Husein Umar mengatakan bahwa bagai
manapun PPP adalah hasil fusi partai-partai Islam. Karena
itu sebagai salah seorang tokoh ummat, Amien Rais mempunyai
kewajiban untuk menyelamatkan ummat dari perpecahan.
Sementara itu Dawam Raharjo menentang keras usulan ini,
bahkan secara tegas mendorong Amien Rais untuk segera
membuat partai baru. Dalam pertemuan tersebut tidak ada
satu keputusan atau kesepakan penting yang diperoleh.
Pada tanggal 22 Juli 1998, Amien Rais mengadiri
pertemuan MARA di Hotel Borobudur. Dalam acara yang
membahas situasi dan kondisi politik yang berkembang, hadir
37
antara lain Gunawan Muhammad, Fikri Jufri, Dawam Rahardjo,
Zumrotin dan Ismed Hadad. Mereka kemudian menyimpulkan
bahwa terombang ambingnya Amien Rais disebabkan karena
kelambanan dan tidak adanya sikap yang tegas dari MARA.
Dari diskusi tersebut, Gunawan Mohammad kemudian
menyimpulkan bahwa disepakati perlunya MARA mempersiapkan
pembentukan partai disamping pungsinya semula sebagai
gerakan moral.
Kemudian pada tanggal 23 Juli 1998, Amien Rais bertemu
dengan tokoh-tokoh PPP dikawasan Pondok Indah Jakarta.
Dalam acara tersebut hadir Bachtiar Chamsyah, Aisyah Amini,
Faisal Baasir, Yusuf Syakir, Fuad Bawazir dan lain-lain.
Dalam pertemun tersebut pokok pembicaraan adalah bagai mana
supaya Amien Rais mau bergabung dengan PPP, bahkan Amien
Rais ditawari ketua PPP dalam muktamar PPP yang akan segera
dipercepat akan tetapi, lagi-lagi Amien Rais belum
memberikan keputusan.
Tanggal 27 Juli, Amien Rais kembali menghadiri
pertemuan MARA di Galeri Cemara, Jakarta. Hadir dalam acara
tersebut antara lain: Goenawan Mohammad, Mukhtar
38
Pabottinggi dan Albert Hasibuan. Selesai pertemuan,
diadakan konferensi pers. Dalam kesempatan ini pak Amien
menyinggung lagi tentang rencana pendirian partai, ia
menyebut bahwa platform partai, saat itu sedang
dipersiapkan lebih lanjut, diutarakan bahwa untuk bidang
politik dipimpin oleh Mukhtar, hukum oleh Albert, sedangkan
Economi oleh Anggito Abimanyu, Faisal Basri. Seusai acara,
Amien menemui Goenawan dan berbicara empat mata. Amien Rais
menceritakan lamaran tokoh-tokoh PPP beberapa hari
sebelumnya. Ternyata Goenawan memberikan respon positif.
Amien Amien kemudian berfikir, bagaimana mengawinkan partai
yang akan dilahirkan MARA dengan PPP yang akan direformasi.
Amien Rais kembali bertemu tokoh di pondok Indah.
Dalam kesempatan ini ia mengutarakan, ia tertarik untuk
bergabung dengan PPP. Namun katanya, ibarat rumah, PPP
perlu banyak kamarnya, diperluas ruang tamunya, diperbesar
dapurnya, karena akan dihadirinya penghuni baru, tanpa
menggusur yang lama. Kalau perlu labelnya diganti, agar
lebih menarik. Menanggapi usulan Amien Amien, Yusuf Syakir
39
sebagai juru bicara PP, menyampakan bahwa teman-temannya
untuk menjadi anggota Majelis Pakar.
Usai pertemuan Amien Rais langsung berangkat menuju
kantornya Amin Aziz di Tebet. Disitu telah menunggu Syafi
Ma’arif, Sutrisno Muhdam, A.M.Fatwa dan Dawam Raharjo.
Mereka mendiskusikan untung dan ruginya membuat partai baru
atau bergabung dengan PPP. Kesimpulannya, baik mendirikan
partai baru maupun bergabung dengan PPP sama-sama memiliki
keunggulan sekaligus kelemahan. Idealnya adalah bila partai
yang akan didirikan MARA dapat merger dengan PPP.
Tanggal 3 Agustus, Amien Rais kembali bertemu tokoh-
tokoh PPP di Pondok Indah. Hadir dalam acara tersebut
antara lain: Yusuf Syakir, Aisyah Amini, Tosari Wijaya,
Bachtiar Hamzah, Ali Hardi Kiay Demak, Faisal Baasir,
Salahuddin Wahid. Sementara Amien Rais ditemani oleh
Sutrisno Bachir. Dalam pertemuan ini, kemungkinan Amien
Rais bergabung dengan PPP semakin kongkrit. Yusuf Syakir
selaku juru bicara, menyampaikan hal-hal yang lebih lebih
kongkrit dibanding pertemuan sebelumnya.
40
Pertama, ia menyatakan bahwa Buya Ismail Hasan
Metarium sudah menyatakan tidak bersedia dicalonkan kembali
sebagai Ketua PPP.
Kedua, masalah nama partai dapat ditinjau kembali,
meskipun mayoritas masih ingin mempertahankan nama PPP.
Ketiga, bersama Amien Rais yang akan diusulkan sebagai
Ketua Majelis Pakar, ada nama-nama seperti : Baharuddin
Lopa, Ahmad Bagja, Fuad Bawazir, Goenawan Mohamad dan
Salahuddin Wahid
Tanggal 5 Agustus 1998, Amien Rais menghadiri
pertemuan yang dilaksanakan di Wisma Tempo, Sirnagalih,
Jawa Barat. Pertemuan ini dihadiri oleh tiga kelompok.
Pertama, PPSK yang diwakili oleh Mohtar Mas’ud, Rizal
Panggabean, Chairil Anwar, dan Machfud. Kedua, kelompok
Tebet diwakili oleh Amin Aziz, Dawam Raharjo, A.M.Fatwa,
Abdillah Toha dan A.M.Lutfi. Ketiga, kelompok MARA diwakili
oleh Goenawan Mohamad, Albert Hasibuan, Zumrotin,
Nusyahbani Kacasungkana dan Ismed Haddad. Amien Rais berada
disini sebentar, karena ia harus segera kebandara Soekarno-
Hatta untuk pergi keluar negeri bersama Syafi’i Ma’arif.
41
Ada dua Agenda besar yang harus dirumuskan dalam
pertemuan ini. Pertama, menyusun platform partai. Kedua,
menyepakati formatur yang akan ditugasi untuk menyusun
kepengurusan. Melalui voting, nama partai kemudian
disepakati sebagai Partai Amanat Nasional (disingkat PAN).
Ketua formatur ditetapkan M.Amien Rais, dengan delapan
anggota, antara lain: Goenawan Mohamad, Zumrotin, Abdillah
Toha, A.M.Lutfi, Ismed Haddad, Albert Hasibuan dan Rizal
Panggabean
Komunikasi yang dilakukan dengan berbagai tokoh
politik dari PPP terus dilakukan oleh Amien Rais. Nampaknya
tidak terdapat kesepakatan Amien Rais dengan PPP maupun
PBB. Dalam suatu kesempatan, Amien Rais muncul di TV
menyampaikan kapada public bahwa ia akan mendirikan sebuah
partai baru. Partai tersebut nantinya adalah partai yang
bersifat terbuka, mandiri yang terdiri dari tokoh kintas
agama, lintas etnis, maupun lintas pemikiran. Partai
tersebut diharapkan bisa dideklarasikan pada tanggal 17
Agustus 1998, bertepatan dengan hari kemerdekaan RI.
42
Maka mulai saat itu semua persoalan menjadi jelas.
Segala spekulasi dan kesimpang siuran berita seputar
rencana Amien Rais mendirikan partai politik baru, dan juga
tarik mernarik antar berbagai kekuatan politik untuk
meminangnya, berakhir sudah. Amien Rais akan tampil dengan
partai baru, baru dalam segala aspeknya, baru lembaganya,
baru orang-orangnya, baru visinya serta baru nama dan
lambang partainya.
Akhirnya dalam rapat pleno PP Muhammadiyah pada
tanggal 22 Agustus 1998 di gedung Dakwah Muhammadiyah
Jakarta, Amien Rais mohon izin untuk mendirikan dan
memimpin partai politik yang diberi nama PAN dan akan
dideklarasikan pada 23 Agustus 1998. Semula deklarasi akan
dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1998, namun karena ada
faktor teknis deklarasi tersebut baru bisa dilaksanakan
pada hari Minggu di Istora Senayan Jakarta yang dihadiri
oleh puluhan ribu massa. Maka secara resmi berdirilah PAN
yang langsung diketuai oleh Amien Rais.
Saat ini PAN sudah berusia sembilan tahun. Dalam usia
belia sudah mampu melalui ujian pertamanya dengan
43
keberhasilannya menempatkan 34 orang kadernya sebagai
anggota DPR RI, sehingga PAN termasuk lima besar pemenang
pemilu 1999. Tahun 2004 juga lima besar dengan 53 anggota.
Ujian berikutnya, bagaimana wakil-wakil PAN berkiprah baik
di DPR RI, DPRD Propinsi atau DPRD Kabupaten/Kota untuk
memperjuangkan aspirasi rakyat sesuai yang dijanjikan
ketika kampanye dulu.
D. Dakwah Amien Rais Merupakan Cerminan Dakwah PAN.
Visi pemikiran dan gagasan dakwah Amien Rais sangat
terasa pengaruhnya, khususnya sejak awal 1990-an. Amien
Rais sejak awal dekade ini merupakan tokoh Muhammadiyah
yang ketika memimpin organisasi itu sangat vokal dan berani
dalam membela kepentingan masyarakat. Konsep dakwah Amin
Rais tidak hanya dilakukan
lewat mimbar, muatan dakwahnya tidak hanya berisi ibadah
ritual dan spritual akan tetapi lebih fokus pada dakwah
sosial.
44
Pendekatan dakwah yang digunakan antara lain dengan
pendekatan hermeneutika sosial. Pendekatan ini merupakan
interpretasi terhadap pribadi manusia dan pemikiran
serta aksi sosialnya.
Pemikiran dakwah Amin Rais merupakan sintesis
positif antar pemikiran sunni dan gagasan individualnya
yang kritis heorientasi kepada kemaslahatan umum.
Amien Rais mendasarkan paradigmanya pada konsep,
tauhid, dimana konsep ini bukan saja mengandung spirit
persamaan dan perbedaan, tetapi juga mengharuskan adanya
peran politik dalam dakwah Islam.
Meskipun Amin Rais menolak syari'ah dijadikan
sebagai konstitusi negara, tetapi lebih menerimanya
sebagai patokan moral-etika kehidupan bernegara, Amien
Rais membela kepentingan masyarakat dengan cara
menentang pemerintah yang sangat diktator dan mengusung
nilai-nilai demokrasi untuk melindungi syari'ah dari
penyelewengan.
Dalam konsep pemikiran yang praktis, Prof. Dr. H.
M. Amien Rais, MA. dalam bukunya Moralitas Politik
45
Muhammadiyah, menawarkan lima ‘Pekerjaan Rumah’ yang
perlu diselesaikan, agar dakwah Islam tetap relevan,
efektif, dan produktif.
Pertama, Perlu ada pengkaderan yang serius antuk
memproduksi juru-juru dakwah dengan pembagian kerja yang
rapi. llmu tabligh belaka tidak cukup untuk mendukung
proses dakwah, melainkan diperlukan pula berbagai
penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi informasi yang
paling mutakhir.
Kedua, Setiap organisasi Islam yang berminat dalam
tugas-tugas dakwah perlu membangun laboratorium dakwah.
Dari hasil "Labda" ini akan dapat diketahui masalah-masalah
riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.
Ketiga, Proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada
dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas dengan dakwah bil-
hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti
politik), bil-iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya.
Keempat, Media massa cetak dan terutama media
elektronik harus dipikirkan sekarang juga. Media elektronik
yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki
46
oleh umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan
dipenuhi oleh pesan pesan agama lain dan sepi dari pesan-
pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti ini tidak
menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.
Kelima, Merebut remaja Indonesia adalah tugas dakwah
Islam jangka panjang. Anak-anak dan para remaja kita adalah
aset yang tak ternilai. Mereka wajib kita selamatkan dari
pengikisan aqidah yang terjadi akibat 'invasi' nilai-nilai
non Islami ke dalam jantung berbagai komunitas Islam di
Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki benteng
tangguh (al-husun a1-hammadiyah) dalam era globalisasi dan
infornnasi sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita
akan tetap ceria.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian pada skripsi ini bertempat di Dewan
Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) kota
Medan. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian terhitung
mulai bulan Desember 2007 hingga selesai.
B. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelian ini adalah jenis penelitian
deskriptif. Setelah data-data dikumpulkan maka data-data
tersebut akan dianalisa dalam bentuk deskriptif kemudian
48
35
data yang diperoleh dari lapangan akan disajikan dalam
bentuk deskriptif dengan menggunakan metode induktif
deduktif.
C. Sumber Data
Sumber data primer adalah sumber data pokok yang
diperoleh melalui : wawancara langsung dengan informan.
Adapun informan pada penelitian ini meliputi sejumlah unsur
kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional
(DPD PAN) kota Medan, serta beberapa Pimpinan Cabang yang
berada di bawah naungan DPD PAN kota Medan.
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh
dari buku-buku serta surat kabar yang dianggap dapat
menjadi bahan rujukan dan dapat mendukung penelian ini.
Adapun data skundernya adalah catatan-catatan penting
kegiatan DPD PAN kota Medan yang dimuat baik dalam bentuk
dokumentasi surat kabar mapun yang di dokumentasikan dalam
bentuk arsip dan pembukuan.
49
35
D. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengumpul data-data yang diperoleh maka
dipergunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu :
Wawancara yaitu mengadakan serangkaian tanya jawab
langsung dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasionai (DPD PAN) kota Medan. Sekretaris Umum DPD
PAN kota Medan, Ketua Badan Ortom dan Hubungan Antar
Lembaga Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD
PAN) kota Medan, Sekretaris Badan Ortom dan Hubungan
Antar Lembaga Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat
Nasional (DPD PAN) kota Medan, Ketua Badan Pengembangan
Organisasi dan Keanggotaan Dewan Pimpinan Daerah Partai
Amanat Nasional (DPD PAN) kota Medan, Sekretaris Badan
Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan Dewan Pimpinan
Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) kota Medan, Ketua
Badan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan Advokasi DPD PAN
kota Medan.
50
Disamping Wawancara, penelitian ini juga menggunakan
Library riset yakni dengan membaca sejumlah literatur untuk
mendapatkan keterangan para ahli yang dapat mendukung
bahasan ini.
E. Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisa
dengan menggunakan analisis deskriptif. Dengan teknik
deskriptif metode deduktif induktif, yakni mengambil
kesimpulan dari umum ke khusus.
51
BAB IV
HASIL TEMUAN PENELITIAN
A. Geografi dan Demografi Kota Medan
Koordinat geografis kota Medan adalah 3º 30' - 3º 43'
LU dan 98º 35' - 98º 44' BT. Permukaan tanahnya cenderung
miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 m di
atas permukaan laut.
52
35
Kota Medan dahulu merupakan daerah tingkat II
berstatus kotamadya adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara.
Kota yang dinamis ini adalah kota terbesar di Sumatra dan
ketiga terbesar di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya.
Medan adalah pintu gerbang bagi menuju kota wisata Brastagi
di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di
Langkat, serta Danau Toba, yang terkenal sebagai tempat
wisata.
Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah
utara, sedangkan di sebelah barat, selatan dan timur
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan
sendiri menjadi kota induk dari beberapa kota satelit di
sekitarnya seperti kota Binjai, Lubuk Pakam, Deli Tua dan
Tebing Tinggi.
Luas Kota Medan saat ini adalah 265,10 km²
Sebelumnya hingga tahun 1972 Medan hanya mempunyai luas
sebesar 51,32 km² namun kemudian diedarkan Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun 1973 yang memperluas wilayah Kota
Medan dengan mengintegrasikan sebagian wilayah Kabupaten
Deli Serdang.
53
Kota Medan lahir pada tanggal 1 Juli 1590, saat ini
kota Medan dipimpin oleh Wali Kota yang bernama Drs.
Abdillah, AK. MBA dengan periode kepemimpinan 2005-2010.
Populasi Medan didominasi beberapa suku : Suku Melayu, Suku
Jawa, Suku Batak, Tionghoa dan India. Pada tahun 2005,
penduduknya berjumlah 2.036.018 jiwa. Pada siang hari,
jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa
dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian
besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan
20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total
penduduk).
Kecamatan Medan Deli mempunyai penduduk terbanyak,
disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah
penduduk yang paling sedikit terdapat di kecamatan Medan
Baru, Medan Maimun dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan
penduduk tertinggi diperoleh di kecamatan Medan Perjuangan,
Medan Area dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan
hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita
adalah 71 tahun.
54
38
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat Medan dihuni
43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan
Ras Kaukasoid (Eropa), 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269
berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras
Timur lainnya (www. bainfokomsumut)
B. Partai Amanat Nasional (PAN) Sebagai Alat Dakwah
Metode dakwah dengan menggunakan kerja nyata atau
dakwah bil hal merupakan cara penyampaian dakwah kepublik
secara riil dan realitas. Penggunaan dasar atau prinsib
dakwah bil hal termaktub dalam surat An-Nahl ayat 125,
bahwa dakwah dapat dilakukan melalui hikmah
(kebijaksanaan), Mauidzah hasanah (nasehat-nasehat), dan
Mujadalah (perdebatan dengan cara yang baik).
Selain itu sebuah hadits yang juga dijadikan
sebagai rujukan untuk berdakawah dengan cara kejra nyata
adalah : “Siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka
hendaklah ia merubahnya dengan kekuasaan, jika tidak
sanggup maka dengan nasehat (lisan), jika tidak sanggup
55
juga maka dengan hatinya dan itulah serendah-rendahnya
iman” (HR. Bukhari Muslim).
Prinsip-prinsip dakwah Islam tidak menunjukkan
kekakuan dan tidak terpatok pada satu atau dua cara saja.
Tetapi metode dakwah Islam selalu menampakkan
kefleksibelannya. Namun demikian, perlu juga diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi suatu metode tersebut
yaitu ; tujuan dan berbagai jenis pungsinya, sasaran
dakwah (pemerintah, masyarakat, individu dsb) dari
berbagai segi, situasi dan kondisi yang beraneka ragam,
media atau fasilitas yang tersedia dengan berbagai macam
kualitas dan kuantitasnya dan kepribadian dan kemampuan
pemimpin (pemimpin, da`I dan individual).
Tujuan metode dakwah ini adalah untuk menyumbangkan
pendidikan, pembangunan, pereknomian, pemerintahan dsb.
Kendala yang selama ini dihadapi dalam menjalankan dakwah
adalah masalah dana (logistic), keterbatasan fasilitas
dan kurangnya kemampuan pada da`I dan ulama. Tanpa dana
yang cukup dakwah yang dikaukan akan terbatas. Kuranya
56
sarana dan prasarana dalam berdakwah maka pastilah dakwah
kurang berjalan dan tidak obtimal.
Melalui kondisi yang seperti ini tentu saja
membutuhkan adanya suatu organisasi yang mempunyai
gerakan yang teratur yang dilandasi ajaran Islam. Dalam
konteks negara yang menganut konsep demograsi, seperti
kita di Indonesia Partai Politik (parpol) dijadikan
sebagai organisasi atau lembaga yang dianggap dapat
menjalankan metode dan prinsip-prinsip dakwah (Yakan,
1987 : 135).
Pasca reformasi tahun 1998, Amen Rais berkeinginan
untuk mendirikan sebuah partai politik. Keinginan
tersebut juga di dorong oleh beberapa kawan-kawan Amien
Rais seperti Amin Aziz, Dawam Raharjo, A.M Fatwa,
Abdillah Toha dan A.M. Lutfi. Desakan tersebut juga
muncul dari Majlis Amanat Rakyat (MARA), Pusat Pengkajian
Strategi Kebijakan (PPSK), kelompok Tibet Society dan
tokoh-tokoh Muhammadiyah.
Untuk mencapai keinginan tersebut, Amien Rais yang
saat itu juga masih menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan
57
Pusat Muhammadiyah membawa wacana pembentukan partai pada
pada Tanwir Muhammadiyah di Semarang (Bakti, 2007 : 19).
Namun pada akhirnya Tanwir memutuskan, bahwa sampai
kapanpun Muhammadiyah tidak akan menjadi Partai Politik.
Sebelum mematangkan niatnya untuk mendirikan partai
Amien Rais, banyak melakukan pertemuan dengan berbagai
tokoh, baik tokoh politik maupun tokoh agama. pada
tanggal 5 - 6 Agustus 1998, Amien Rais menghadiri
pertemuan yang dilaksanakan di Wisma Tempo Mega Mendung
Bogor (2007 : 19). Pertemuan ini dihadi oleh tiga
kelompok yaitu PPSK, MARA dan Kelompok Tibet Society. Ada
dua agenda besar yang harus dirumuskan, Pertama,
Perumusan Flatporm Partai. Kedua, menyepakati formatur
yang akan bertugas menyusun kepengurusan.
Akhirnya dalam Rapat Pleno PP Muhammadiyah pada
tanggal 2 Agustus 1998 di Gedung dakwah Muhammadiyah
Jakarta, Amien Rais memohon izin untuk mendirikan dan
memimpin partai politik yang diberi nama Partai Amanat
Nasional (PAN) yang akan dideklarasikan pada tanggal 23
agustus 1998.
58
Pasca deklarsi Partai Amanat Nasional (PAN), Partai
Amanat Nasional (PAN) berhadapan dengan berbagai
persoalan kebangsaan dan kondisi keummatan. Yang menjadi
perhatian disisini adalah Partai Amanat Nasional (PAN)
dengan tulus memperjuankan dan mendakwahkan sebuah konsep
perubahan bangsa dan negara menuju perbaikan dimasa yang
akan datang.
Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai alat dakwah
dan memili misi dakwah amar ma`ruf nahi munkar dapat
dilihat pada Anggaran Dasar (AD) Partai Amanat Nasional
(PAN) BAB II, Pasal 3 ayat 2 bahwa. Partai Amanat
Nasional berasaskan akhlak politik berlandaskan agama
yang membawa rahmat bagi sekalian alam (Arif, 2006 : 1).
Dakwah Partai Amanat Nasional (PAN), pada dasarnya
dapat dilihat pada aksi dan peran politik PAN. Gerakan
dakwah PAN tidak dapat dipisahkan dengan seorang pigur
Amien Rais dan bahkan PAN juga erat kaitannya dengan Ormas
Islam Muhammdiyah. Tidak dapat dipungkiri bahwa PAN
merupakan partai yang terlahir dari tokoh-tokoh terkemuka
59
yang pernah memimpin PP Muhammadiyah. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa jelas bahwa PAN memiliki misi dakwah.
Partai Amanat Nasional (PAN) adalah partai politik
yang memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajuan
dan keadilan sosial. Cita-cita partai berakar pada moral
agama, kemanusiaan dan kemajemukan (Amien, 1998 : 113).
Partai Amanat Nasional berpendirian negara wajib
menghormati dan melindungi kehidupan dan martabat warganya.
Pemerintah harus menciptakan prakondisi, dimana warga
negara dapat mengembangkan hak-hak individu dan tangggung
jawab sosial.
Untuk mengupayakan terciptanya masyarakat madani yang
bebas dari kesengsaraan, rasa takut, serta bebas dari
penindasan. penghilangan paksa dan kekerasan Partai Amanat
Nasional (PAN) menghormati hak asasi manusia yang berlaku
universal.
Semenjak awal Partai Amanat Nasionai berdiri pada
tanggal 23 Agustus 1998, Partai Amanat Nasional banyak
mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah. Partai Amanat
Nasional menganggap banyak hal-hal yang tidak sesuai dengan
60
kebijakan kebijakan pemerintah. Kekritisan Partai Amanat
Nasiona (tidak hanya pada kebijakan politik akan tetapi
Partai Amanat Nasional juga peduli terhadap kemiskinan,
perhatian terhadap kaum dua’fa, minimnya lapangan
pekerjaan, rendahnya mutu pendidikan, peduli terhadap
penyakit masyarakat. Partai Amanat Nasianal juga banyak
mencurahkan perhatian terhadap musibah dan bencana yang
terjadi di Indonesia, baik musibah banjir, longsor,
kebakaran, gempa dan bahkan bencana moral. Perhatian
tersebut merupakan aktualisasi dakwah sosial Partai Amanat
Nasional.
Aktualisasi dakwah yang dilakukan PAN merupakan dakwah
sosial untuk kepentingan ummat dan bangsa. Partai Amanat
Nasional mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang
demokratis, berkeadilan sosial, otonom dan mandiri. Partai
Amanat Nasional menginginkan tatanan yang memungkinkan
setiap manusia dapat mengembangkan kepribadiannya dalam
kebebasan (1998 : 113).
Partai Arnanat Nasionai menentang segala bentuk
kediktatoran, totaliterisme, karena berlawanan dengan
61
harkat dan martabat manusia, memasung kehebasan dan
menghancurkan hukum. Partai Amanat Nasional menjujung
tinggi nilai-nilai demokrasi untuk mewujudkan tatanan
sosial dan politik yang memungkinkan terwuiudnya masyarakat
madanani mengawasi kekuasaan ( 1998 : 114).
Partai Amanat Nasionai berupaya mewujudkan
kesejahteraan sosial, lewat kemakmuran yang berkeadilan,
dengan berlandaskan moralitas serta menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia. Pembangunan ekonomi tidak
mengenal perbedaan ras, suku dan agama. Partai Amanat
Nasional memperjuangkan pemberian kesempatan yang sama bagi
semua pihak untuk mewujudkan segala potensi yang ada untuk
kemajuan bersama.
Partai Amanat Nasional menghormati kehidupan beragama
mengembangkan semangat toleransi sesama umat manusia yang
berbeda keyakinan. Partai Amanat Nasional sangan menjunjung
tinggi nilai-nilai kerukunan antar umat beragama. Partai
Amanat Nasional menentang segaia diskriminasi yang
didasarkan atas agama, suku, ras, bahasa dan latar sosial
lainnya.
62
Partai Amanat Nasional memberikan perhatian yang
sungguh terhadap pendidikan agar generasi muda yang
berkualitas bermunculan untuk mengemban tanggung jawab masa
depan bangsa. Pendidikan di Indonesia harus bisa
menciptakan tumbuhnya akhlak yang baik, dan merangsang
kemandirian serta kreatifitas.
Partai Amanat Nasional berupaya untuk menciptakan
pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) serta efektif dan transparan. Salah satu kunci
kepercayaan masyarakat adalah terletak pada kredibilitas
dan pertanggung jawaban yang transparan. Partai Amanat
Nasional juga memperjuangkan terbukanya peluang yang
seluas-luasnya bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk
menjadi pengusaha-pengusaha yang besar dan handal. Peluang
untuk UKM merupakan bagian dari pemberantasan kemiskinan di
Indonesia.
Dakwah PAN juga dapat dilihat pada sikap politik Amien
Rais. Sikap polik Amien Rais berbeda dengan kebanyakan
orang yang menganggap politik hanya semata “permainan”
menang atau kalah untuk mendapatkan kekuasaan, membangun
63
pengaruh dan kekuatan mengalahkan saingan dengan segala
cara dengan tidak mengindahkan nilai-nilai moralitas
universal, yaitu agama. politik itu baginya suatu amanah
untuk membangun kemaslahatan semua orang dan semua
kalangan, maka berpolitik itu merupakan bagian dari ibadah
yang cara dan tujuan untuk tegaknya nilai-nilai kebenaran
yang diperintahkan Allah SWT. Dikemukakannya : “politik
tentu bukanlah politik sekuler melainkan politik yang penuh
dengan komitmen kepada Allah SWT”.
Karena politik merupakan bagian dari dakwah Islam,
maka segala aturan yang berlaku didalam berdakwah harus
diikuti. Seperti ; jangan memutarbalikan kebenaran, memaksa
atau melakukan kekerasan, melakukan tindakan mengelabui
masyarakat dengan menggunakan induksi-induksi psikoterapi,
kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan keberan
sebagai yang benar, kebathilan sebagai yang bathil, serta
penuh rasa tanggung jawab, semua ini harus menjadi ciri
politik (Syam, 2003:187)
64
Menurut tinjauan Islam ada dua jenis politik, yaitu ;
politik kualitas tinggi (high politic) dan politik kualitas
rendah (law politic). Ciri high politik adalah ada tiga :
Pertama, setiap kedudukan politik pada hakekatnya
merupakan amanah dari masyarakat yang harus dipelihara
sebaik-baiknya. Kekuasaan adalah nikmat untuk mengayomi,
menegakkan dan menjunjung tinggi keadilan, tertib social
egalitarian.
Kedua, setiap kedudukan politik mengandung pertanggung
jawaban.
Ketiga, aktivitas politik harus berkaitan dengan
prinsip ukhuwah yakni persaudaran, membangun pengertian,
dan kerja sama menunaikan aktivitas kekhalifahan.
Gagasan high politik Amien Rais pada prinsipnya suatu
politik yang bermoral dengan mengkonvergensikan setiap
aktivitas yang bernuansa politik dengan etika pemahaman
keagaan yang luhur yang dikenal dengan pemahaman keagamaan
mengenai tauhid, tauhid luhur itu merupakan formula
mengenai etika keagamaan yang ditempatkan sebagai basis
politik institusi, system maupu perilaku. High politik Amin
65
Rais merupakan bagian dari dakwah yang di terapkan melalui
gerakan dan aksi-aksi politik lewat Partai Amanat Nasional
(PAN).
C. AKTUALISASI PESAN-PESAN DAKWAH DPD PAN KOTA MEDAN
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD
PAN) kota Medan merupakan pimpinan tertingi di tingkat
kota Medan. Susunan tingkat Sub Rayon sampai tingkat
Wilayah dan bahkan sampai ke Pimpinan Pusat merupakan
struktur kepemimpinan yang tidak dapat dipisahkan dalam
sebuah partai. Berjalan atau tidaknya visi dan misi
sebuah partai sangat tergantung pada orang-orang yang
duduk dikepengurusan suatu partai. Infrastruktur partai
mulai dari Sub Rayon sampai pada tingkat yang paling
tinggi dapat dilihat pada besar kecilnya sebuah partai.
Besarnya sebuah partai dapat dilihat pada banyaknya
Cabang, Ranting, Rayon dan Sub Rayon, semua struktur ini
harus terbentuk sehingga baru dapat dikatakan bahwa
66
partai tersebut mempunyai massa dan pengurus yang banyak
di masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat.
Data yang diperoleh melalui wawancara dengan
Sekretaris Umum DPD PAN kota Medan, Drs. Aripay Tambunan,
MM, ia mengatakan bahwa sampai saat ini DPD PAN kota
Medan memiliki 21 Dewan Pimpinan Cabang, 21 Dewan
Pimpinan Cabang terbentuk di 21 kecamatan yang ada di
kota Medan. Dibawah Pimpinan Cabang, PAN juga terbentuk
di tingkat kelurahan yang disebut Dewan Pimpinan Ranting
(DPRt). PAN terbentuk di seluruh Kelurahan yang ada
dikota Medan. Jadi Pimpinan Ranting yang ada di kota
Medan berjumlah 151 DPRt. Kedudukan Pimpinan Ranting
berada di tingkat kelurahan/desa. Setiap Dewan Pimpinan
Ranting juga memiliki kepengurusan ditingkat
lingkunkungan yang disebut dengan Pimpinan Rayon,
kedudukan pimpinan ini berada di bawah kelurahan yaitu di
tingkat Lingkungan. Untuk tingkat Rayon DPD PAN kota
Medan memiliki lebih kurang 600 Pimpinan Rayon. Selain
Pimpinan Rayon, PAN juga terbentuk dibawah lingkungan,
kepemimpinan ini disebut dengan Pimpinan Sub Rayon.
67
Pimpinan Sub Rayon yang ada di kota medan berjumlah lebih
kurang 1.000 Sub Rayon. (wawancara Senin, 2 April 2008 di
Sekretariat DPD PAN kota Medan ). Ini membuktikan bahwa
Partai Amanat Nasional cukub besar dan cukup terterima di
masyarakat kota Medan.
Sebagi partai yang terstruktur dari Pimpinan Pusat
sampai kepada pimpinan yang paling bawah (pimpinan sub
rayon), DPD PAN kota Medan menjalankan roda organisasi
sesuai dengan keputusan – keputusan yang telah diatur
pada Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Kebijakan-kebijakan politik DPD PAN kota Medan selalu
mengikuti keputusan yang diturunkan oleh DPP atau DPW.
Secara organisatoris DPD PAN kota Medan bekerja dan
berbuat sesuai dengan koridor – koridor partai, palform
partai, dan garis besar perjuangan partai serta visi dan
misi partai. (wawancara Senin, 2 April 2008 di
Sekretariat DPD PAN kota Medan ).
Secara khusus Partai Amanat Nasional (PAN), bukan
partai yang berasazkan Islam. Namun walaupun demikian PAN
tetap memiliki misi dakwah amar ma`ruf nahi munkar, PAN
68
sangat peduli terhadap kondisi ummat dan bangsa, PAN
banyak berjuang untuk kepentingan bersama dan
memperjuangakan aspirasi ummat Islam ditingkat DPD PAN
maupun ditingkat legislative. Latar belakang berdirinya
PAN juga karena keadaan sejarah bangsa Indonesia yang
saat itu bangsa Indonesia menglami keterpurukan, sehingga
lahirlah PAN untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam dan
demi untuk kepentingan semua golongan, tanpa terkecuali.
Perjuangkan PAN bukan hanya untuk kepentingan golonagan
ummat Islam akan tetapi PAN adalah milik semua golongan,
tanpa terkacuali (Arif, 2007:10).
Dilihat secara detail pada Anggaran Dasar (AD) Partai
Amanat Nasional (PAN) BAB II, Pasal 3 ayat 2 bahwa Partai
Amanat Nasional berasaskan akhlak politik berlandaskan
agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam. Bentuk
terjemahan akhlak politik yang berlandaskan agama yang
membawa rahmat bagi sekalian alam jelas bahwa Partai
Amanat Nasional memiliki visi dakwah Islam, selain itu
PAN juga milik semua golongan. Statement ini dikatakan
oleh Ketua Umum DPD PAN kota Medan Ahmad Arif yang juga
69
Ketua Fraksi PAN DPRD kota Medan (wawancara, Senin, 2
April 2008 di Sekretariat DPD PAN kota Medan).
Untuk menterjemahkan konsep ini kedalam program dan
kegiatan-kegiatan nyata, DPD PAN kota Medan banyak
berbuat untuk kepentingan umat Islam di kota Medan.
Aktualisasi dakwah DPD PAN kota Medan tidak terlepas dari
apa yang sudah di tegaskan pada platform dan garis
perjuangan partai. Aktualisasi dakwah DPD PAN kota Medan
meliputi beberapa hal seperti penegakan supremasi hukum,
pembangunan ekonomi kerakyatan, pendidikan yang murah,
kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah,
pembinaan UKK dan UKM secara baik nantinya dapat membantu
taraf hidup masyarakat menengah kebawah, kesejah teraan
masyarakat secara menyeluruh dan kerukunan antar umat
beragama.
1. Penegakan Supremasi hukum.
Dalam menyikapi persoalan carut marutnya persoalan
hukum di Indonesia khususnya di kota Medan DPD PAN kota
Medan sangat menentang. Untuk tegaknya hukum di kota
medan DPD PAN kota Medan selalu menyikapinya baik dalam
70
bentuk satament di media massa maupun ditingkat
legislatif. Dalam menegakkan supremasi hukum DPD PAN kota
Medan hanya memberikan advokasi publik pada masyarakat
melalu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Amanat yang di
koordinir oleh Zulfan Efendi, SH.
2. Pembangunan Perekonomian.
Dalam membangun perekonomian masyatakat kota medan
DPD PAN kota Medan lebih berperan pada tingkat
legislatif. Kader-kader PAN kota Medan yang duduk di DPRD
tingkat II selalu berupaya untuk bagaimana anggaran
Pemerintahan Kota lebih berpihak pada peningkatan
perekonomian rakyat kota Medan.
3. Pendidikan yang murah.
Persoalan pendidikan merupakan hal yang sangat urgen
untuk diperjuangkan, hal ini juga lebih nampak pada
tataran legislatif. Kader-kader PAN kota Medan yang
duduk di DPRD tingkat II kota Medan sudah lama berupaya
supaya anggaran untuk pendidikan itu mencapai 20 % dari
APBD kota Medan. Kalau anggaran 20 % untuk pendidikan
sudah tercapai maka mudah-mudahan pendidikan di kota
71
Medan akan berkualitas dan tenaga pengajarpun akan lebih
sejah tera. Lebih dari itu DPD PAN kota Medan juga
nantinya akan berusaha untuk memperjungkan pendidikan
gratis. Kalau kota Medan sudah sanggup menerapkan
pendidikan gratis, maka tidak ada lagi kita dengar dan
temukan anak-anak yang putus sekolah. Pendidikan yang
murah juga merupakan upaya untuk meminimalisasi
terjadinya anak putus sekolah.
Selain konsen pada persoalan diatas, DPD PAN kota
Medan pernah memberikan beasiswa kepada para siswa/i yang
kurang mampu dan siswa/i yang berprestasi. Beasiswa
tersebut diberikan kepada 1.000 siswa/I dari berbagai
sekolah yang ada dikota Medan. Program beasiswa ini
dilaksanakan pada waktu DPD PAN kota Medan di pimpin oleh
Drs. Adi Munasib, MM.
4. Kesehatan yang terjangkau.
Kesehatan yang terjangkau yang diperjuangkan DPD PAN
kota Medan juga tidak terlepas dari persoalan anggran
untuk kesehatan. Selain konsen pada anggaran DPD PAN kota
72
Medan sering melaksanakan pengobatan gratis dan donor
darah.
5. Pembinaan UKK dan UKM.
Pembinaan UKK dan UKM ini juga tidak terlepas dari
persoalan anggaran. Dalam pembinaan DPD PAN kota Medan
melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap pelaku usaha
kecil menengah. Selain itu DPD PAN kota Medan juga
membantu dalam hal pengadaan dana bantuan dengan sifat
partisifatif untuk meringankan dan membantu masyarakat
yang ingin membuat usaha. DPD PAN kota Medan pernah
memberikan bantuan bergulir untuk pedagang kecil dibawah
koordinasi Nazril Bahar, SE yang juga merupakan anggota
fraksi PAN DPR RI.
6. Kerukunan antara umat beragama.
Dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama DPD
PAN kota Medan tidak pernah mengangkat hal yang bersifat
menyudutkan sesuatu agama. Namun yang dilakukan lebih
pada tataran komunikasi yang baik dengan sesuatu agama.
Karna bagaimanapun PAN bukanlah partai yang sepenuhnya
berasaz Islam, akan tetapi PAN adalah partai terbuka
73
untuk semua golongan. (wawancara, Senin, 2 April 2008 di
Sekretariat DPD PAN kota Medan).
Selain itu banyak lagi aktualisasi dakwah DPD PAN
kota Medan, Arif mengatakan kegiatan yang telah dilakukan
mengadakan Tabligh Akbar setiap satu kali dalam setahun,
seperti baru-baru ini kita baru saja melaksanakan Tabligh
Akbar dengan menghadirkan tokoh nasional sekaligus
deklarator Partai Amanat Nasional (PAN) Prof. Dr. H.
Amien Rais dan dengan menghadirkan lebih kurang 2000
massa dari kader partai dan simpatisan. Selain kader
partai dan simpatisan DPD PAN kota Medan juga mengundang
seluruh ormas-ormas Islam dan organisasi kepemudan Islam
(OKI) yang ada di tingkat kota Medan.
Selain Tabligh Akbar DPD PAN kota Medan juga selalu
berusaha untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan dan
aspirasi ummat Islam. Dalam memperjuangkan aspirasi ummat
Islam sering kali dilaksanakan di tingkat legislative.
Anggota legislative DPD PAN kota Medan selalu membela
kepentingan grass-root, menyikapi persoalan-persoalan
keummatan seperti penyakit masyarakat, perkembangan
74
informsi tegnologi yang merusak akhlak dan moral anak-
anak bangsa, menyikapi pergaulan bebas, menyikapi
perilaku-perilku remaja Islam, penganguran, anak jalanan,
gelandangan dan pengemis (gepeng), pakir miskin dan
bahkan sampai kepada musibah baik banjir, maupun
kebakaran yang ada di kota Medan.
Kegiatan dakwah dalam hal menyikapi persoalan
keummatan, DPD PAN kota Medan membawanya ke rapat harian
DPD PAN kota Medan. Atas keputusan rapat, baru setelah
itu DPD PAN kota Medan menyikapinya dalam bentuk
statement di media seperti surat kabar dan televisi
swasta yang ada di kota Medan. Banyak statement DPD PAN
kota Medan yang telah dimuat oleh surat kabar.
Pada dasarnya aktualisasi dakwah DPD PAN kota Medan
lebih pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. Apa
yang tertuang pada platform dan garis perjungan partai
semuanya lebih mengarah pada aksi sosial. Dakwah sosial
yang dialakukan lebih nampak ketika DPD PAN kota Medan
melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial seperti :
mengadakan pegobatan gratis pada keluarga kurang mampu,
75
menyantuni anak yatim, membagi-bagi sembako bagi keluarga
kurang mampu, mengadakan sunatan masal bagi keluarga
kurang mampu, membantu masyarakat yang tertimpa musibah
maupun bencana, dan ini semua riil memang sudah kita
laukan, bahkan sudah sering dengan mengambil tempat-
tempat yang berda ungkap Ahmat Arief.
Aktualisasi dakwah DPD PAN kota Medan menurut Maulana
Malik Siregar, S. Ag, yang juga merupkan Wakil Sekretaris
Bidang Orgnisasi dan Rekrutmen Anggota DPD PAN kota
Medan, disamping itu beliau juga dikenal sebagai
Muballigh DPD PAN kota Medan. Ia mengatakan kegiatan-
kegiatan dakwah DPD PAN kota Medan tidak semuanya
terprogram dalam program kerja, akan tetapi kegiatan
dakwah DPD PAN kota Medan ada yang bersifat rutinitas dan
ada juga yang berifat fartisipatif.
Pertama, Kegiatan dakwah yang bersifat rutinitas.
Kegiatan dakwah rutinitas seperti : Pengajian rutin DPD
PAN kota Medan yang dilaksanakan 1 bulan sekali dengan
menghadirkan tokoh-tohoh agama kota Medan, memberikan
santunan kepada yatim piatu sekali setahun, buka puasa
76
bersama DPD PAN kota Medan yang dilaksankan satu kali
dalam seminggu selama bulan Ramadhan, silaturrahmi
syawalan atau Halal bi Halal DPD PAN kota Medan setiap
bulan syawal, membuka posko buka puasa untuk masyarakat
dilakukan setiap hari bulan Ramadhan selama satu bulan
penuh yang dilaksanakan di pelataran parkir DPD PAN kota
Medan, mengadakan pengobatan gratis bagi warga kurang
mampu, memperingati hari-hari basar Islam, mengadakan
kreatifitas seni dan budaya remaja Isla setiap sekali
dalam setahun, mengadakan Tabligh Akbar sekali dalam
setahun dan melaksanakan sunatan massal bagi keluarga
kurang mampu.
Kedua, Kegiatan Dakwah Partisipatif. Dakwah
partisifati DPD PAN kota Medan berpartisifasi dalam
kegiatan-kegitan Remaja Mesjid, ormas-ormas Islam dan
organisasi kepemudan Islam (OKI). Fartisifasi yang
dilakukan dalam bentuk memberikan sumbangan baik moral
maupun bantuan materil (logistic). Selain itu juga DPD
PAN kota Medan selalu mengirimkan da`inya ke Radio
Simfoni FM, untuk memberikan siraman rohani pada bulan
77
Ramadhan. Ada pun da`i yang di utus adalah Maulana Malik
Siregar, S.Ag (merupakan muballigh PAN kota Medan),
Hasrat Efendi Samosir, S.Ag (merupakan muballigh DPW
Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara), Ustadz Daud Sagita
Putera, S.Ag dan Ustadz Irwan Syah Putera, MA. Adapun
materi dan pesan-pesan dakwah yang disampaikan adalah
berkisar seputar puasa Ramadhan. Selain itu DPD PAN kota
Medan pernah memberikan sumbangan Genset kepada salah
satu mesjid di kecamatan Medan Denai. (wawancara Selasa,
3 April 2008 di Sekretariat DPD PAN kota Medan).
Dalam mengembangkan dakwah Islam DPD PAN kota Medan
juga menjalin hubungan silturrahmi dan hubungan kerja
sama yang baik dengan Ormas Islam dan organisasi
Kepemudan Islam (OKI). Bahkan kegiatan dakwah juga
dilaksanakan dalam bentuk membuat kegiatan dengan bentuk
kerja sama. Melalui kerja sama yang baik dengan ormas
Islam dan OKI, ormas Islam dan OKI dapat memberikan
Sumbangan pemikiran, masukan dan harapan kepada partai.
Begitu juga sebaliknya, sama-sama saling membutuhkan.
Dengan kerja sama yang baik DPD PAN kota Medan dapat
78
mengetahui apa yang terjadi pada diri ummat Islam,
persolan apa yang sedang di hadapi ummat Islam dan apa
saja yang menjadi keluhan, harapan dan aspirasi ummat
Islam kota Medan. Ummat Islam dapat menyalurkan
aspirasinya kepada PAN. Hal ini di ungkapkan Zulkifli
Husein Selaku Ketua Bidang Ortom dan Hubungan antar
Lembaga DPD PAN kota Medan. Setelah menampung keluhan dan
aspirasi ummat Islam, maka nantinya keluhan dan aspirasi
ummat Islam akan kita perjuangkan di tingkat legislative.
(wawancara Rabu 4 April 2008 di secretariat DPD PAN kota
Medan).
Selain itu untuk menunjang dan mendukung kegitan-
kegiatan dakwah DPD PAN kota Medan juga membentuk
lembaga-lembaga yang disebut dengan Organisasi Kemitraan
(ormit). Adapun ormit yang dibentuk seperti : Barisan
Muda Penegak Amanat Nasional (BM-PAN), Ikatan Mahasiswa
Amanat Nasional (IMAN), Persatuan Wanita Amanat Nasional
(PUAN), Korf Muballigh Amanat Nasoinal. Dengan
terbentunya lembaga ini kita berharap gerakan dakwah DPD
PAN kota Medan semakin nampak dan semakin meluas dan
79
semakin dirasakan oleh ummat Islam kota Medan. Hal ini
diungkapkan oleh Nazarudin, S.Ag selaku Skretaris
Eksekutif dan Wakil Sekretaris Bidang Ortom dan Hubungan
Antar Lembaga DPD PAN kota Medan.
Selain membentuk ormit DPD PAN kota Medan juga akan
mengaktifkan kembali buletin Jum`at yang terbit setiap
jum`at pada setiap minggunya. Buletin Jum`at ini di
sumbangkan secara cuma-cuma kepada mesjid-mesjid yang ada
di kota medan. Buletin Jum`at dulu sudah pernah berjalan
namun karena ada kendala akhirnya Buletin jum`at DPD PAN
kota Medan di non-aktifkan untuk sementara. Melalui
bulletin Jum`at DPD PAN kota Medan dapat menyamnpaikan
pesan-pesan dakwahnya kepada masyarakat kota Medan. DPD
PAN kota Medan juga akan meminta tulisan dari tokoh-tokoh
agama, akademisi, tokoh pendidknan, tokoh ormas, tokoh
politik, praktisi, maupun mahasiswa untuk menyumbangkan
tulisanya baik artikel maupun opini. Melalui bulletin ini
juga, nantinya masyarakat dapat menyampaikan sumbangannya
baik saran, kritikan maupun harapan dan aspirasi ummat
80
Islam. (wawancara Kamis 5 April 2008 di Sekretariat DPD
PAN kota Medan).
D. METODE DAKWAH DPD PAN KOTA MEDAN DALAM MENYAMPAIKAN
PESAN-PESAN DAKWAH KEPADA MASYARAKAT KOTA MEDAN
Dari program dan aktualisasi dakwah DPD PAN kota
Medan, cara dan metode yang digunakan ada dua hal :
Pertama, dakwah bil hal. Dakwah bil hal DPD PAN kota
Medan dapat dilihat pada kegiatan-kegiatan dakwah yang
dilakukan DPD PAN kota Medan dengan langsung mengadakan
kajian-kajian problema keummatan dengan melibatkan ormas
Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam (OKI) serta tokoh-
tokoh agama kota Medan, kegiatan langsung maupun dakwah
yang berbentuk partisiftif. Dakwah bil hal DPD PAN kota
Medan dapat dilihat dari aktivitas dan kegiatan-kegiatan
sosial, aksi sosial yang melibatkan masyarakat banyak dan
juga banyaknya bantuan dan sumbangsih PAN terhadap
kegiatan-kegiatan masyarakat di kota Medan.
81
Kedua, dakwah bil kitabah. Bentuk dakwah bil kitabah
dapat dilihat melalui statement-stament yang dilakukan
oleh DPD PAN kota Medan melalui media baik media massa
maupun media elektronik yang ada di kota Medan. Hal ini
di ungkapkan oleh Muballihg PAN kota Medan, Maulana Malik
Siregar, S.Ag. (wawancara Salasa, 3 April 2008 di
Sekretariat DPD PAN kota Medan).
Dari kegiatan dakwah yang dilaksanakan, tidak banyak
pesan-pesan dakwah yang disampikan. Pada dasarnya pesan-
pesan dakwah yang disampaikan DPD PAN kota Medan kepada
masyarakat adalah banyak yang bersifat pesan-pesan
pembangunan, baik pembangunan mental masyarakat maupun
pembangunan dari segi pendidikan dan peningkatan taraf
hidup masyarakat, kesejteraan dan juga pesan-pesan aqidah
dan moral. (hasil wawancara dengan M. Cipto Siregar Ketua
Badan Kesejah Teraan Rakyat dan Advokasi, Selasa 3 April
2008 di Sekretariat DPD PAN kota Medan)
E. HAMBATAN DAN TANTANGAN DAKWAH DPD PAN KOTA MEDAN SERTA
SOLUSINYA
82
Dalam mengembangkan dakwah Islam tentu saja memiliki
hambatan dan tantangan. Jangankan Partai Amanat
Nasional , nabi Muhammad Saw, sendiri pun dalam
menyampaikan pesan-pasan dakwah kepada bangsa Arab juga
mengalami hambatan dan tantangan, ungkap Ahmad Arif.
Adapun hambatan dan tantangan yang dihadapi DPD PAN kota
Medan dalam menyampikan pesan-pesan dakwah kepada
masyarakat kota Medan adalah :
Pertama, DPD PAN kota Medan tidak banyak memili
muballigh dan ustadz sebagau penyambung dan penyampai
dakwah kepada masyarakat di kota medan.
Kedua, Disamping itu DPD PAN kota Medan terkadang
terhambat oleh anggaran dana dan pendapatan partai. Dalam
mengembangkan dakwah, khususnya lembaga atau partai tidak
terlepas dari anggaran. Anggaran ini sangat di butuhkan
apalagi dalam menjalankan dakwah yang berbentuk dakwah
social dan dakwah yang berbentuk dakwah bil kitabah
seperti penerbitan bulletin yang sebenarnya sudah pernah
diterbitkan, namun terhenti karena minimya anggaran.
83
Ketiga, Kendala yang dihadapi di lapangan adalah
seringkali munculnya opini masyarakat, bahwasanya kalau
partai melaksanakan kegiatan dakwah dengan melibatkan
masyarakat luas, banyak masyarakat yang menganggap
bahwasanya diseleggarakannya kegiatan hanya sebatas
menarik simpati politik masyarakat.
Persoalan hambatan dan tantangan dakwah sebenarnya
semua partai sama, karena memang PAN tidak jauh beda
dengan partai yang lainya, jangankan dalam berdakwah
dalam menjalankan program kerja pun selalu ada hambatan
dan tantangan
Dalam mengatasi beberapa masalah hambatan dan
tantangan dakwah tersebut DPD PAN kota Medan telah
memikirkan beberapasolusi terbaiknya. Dalam mengatasi
hambatan dan tantangan tersebut DPD PAN kota Medan
pertama sekali akan mempersiapan anggaran yang secukupnya
untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat dakwah Islam amar
ma`ruf nahi munkar .
Dalam mengatasi minimnya muballigh yang ada di DPD
PAN kota Medan, DPD PAN kota Medan akan membentuk sebuah
84
lembaga atau korf khusus untuk para mubalihg. Nah korf
inilah kedepan yang akan lebih intens dan aktif dalam
mengaktualisasikan dakwah Islam kepada masyarakat kota
Medan.
Dalam mengatasi oponi dan pendapat miring dari
masyarakat DPD PAN kota Medan akan berusaha mengupayakan
program kerja yang susai dan sejalan dengan kebutuhan,
keinginan dan aspirasi masyarakat kota Medan. DPD PAN
akan memikirkan program yang layak untuk disampaikan
kepada masyarakat (wawancara, Senin, 2 April 2008 di
Sekretariat DPD PAN kota Medan).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reformasi merupakan usaha rasionalisasi tuntutan
dinamika tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan politik
secara cultural maupun stuktural yang diinginkan sesuai
85
35
dengan aturan kenegaraan yang diinginkan bersama. Pasca
reformasi, secara cultural dan structural sudah banyak
perobahan yang signifikan adalah terbukanya demokrasi dan
kebebasan berpendapat. Kebebasan demokrasi ini menjadi
latar belakang berdirinya partai-partai reformasi (partai-
partai baru).
Partai yang lahir dari tuntutan reformasi, salah satu
pelopor pendirinya merupakan lokomotif reformasi. Bersama
kalangan reformis lainnya mendirikan partai yang bernama
Partai Amanat Nasional (PAN). Dengan lahirnya PAN
masyarakat banyak menaruh harapan dan masyarakat berharap
agar PAN mampu memperjuankan dan mempertahankan agenda dan
cita-cita besar reformasi.
PAN sebuah partai baru dengan nuansa yang baru
dideklarasikan oleh Amien Rais pada hari Minggu tanggal 23
Agustus 1998 di Istora senayan Jakarta. Berdirinya di
dasari atas pertimbangan-pertimbangan dan ijtihad polititik
dari sang lokomotif reformasi.
Secara umum Partai Amanat Nasional (PAN) kota Medan
tidak banyak berbicara krusial tentang dakwah Islam. Karena
86
59
apa yang menjadi agenda besar PAN untuk kepentingan pada
dasarnya bersifat seperti penegakan supremasi hukum,
pembangunan ekonomi kerakyatan, pendidikan yang murah,
kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah,
pembinaan UKK dan UKM secara baik nantinya dapat membantu
taraf hidup masyarakat menengah kebawah, kesejah teraan
masyarakat secara menyeluruh dan kerukunan antar umat
beragama. Disamping agenda besar tersebut PAN kota Medan
menyumbangkan perhatinnya kepada kondisi umat Islam di kota
Medan. Dalam menyikapi persoalan keummatan di kota Medan
PAN telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
aksi social kemasyarakatan. Kegiatan-kegiatan dakwah DPD
PAN kota Medan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan yang
bersifat ritual keagamaan dan bentuk dakwah partisifatif.
Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa PAN kota Medan punya
peran dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada
masyarakat di kota Medan.
Dalam penulisan skripsi dengan judul Aktualisasi
Dakwah Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (PAN)
Kota Medan Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan Dakwah Kepada
87
Masyarakat Di Kota Medan belum optimal terlaksana
disebabkan minimnya muballigh (da`i) yang aktif dan
berkiprah di DPD PAN kota Medan. Disamping itu juga
minimnya anggaran dan kurangnya saranan dan prasarana untuk
mendukung terlaksananya program dakwah DPD PAN kota Medan.
Namun, DPD PAN kota Medan selalu tetap berusaha untuk
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan.
Semoga DPD PAN kota Medan tetap konsisten terhadap
perjuangan reformasi dan lebih meningkatkan perhatiannya
terhadap masyarakat khususnya umat Islam di kota Medan.
B. Saran-Saran
Untuk mengakhiri tulisan dalam skripsi ini, penulis
merasa penting untuk sedikit memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Diharapkan kepada para politisi sebagai perpanjangan
tangan rakyat agar dapat konsisten terhadap perjuangan
88
reformasi, tetap peduli dan perhatiam terhadap kondisi
masyarakat khususnya umat Islam di kota Medan.
2. Diharapkan kepada Partai Amanat Nasional (PAN) agar
senantiasa meningkatkan dan lebih banyak mencurahkan
perhatiannya terhadap kondisi keummatan.
3. Diharapkan kepada masyarakat kampus yang notabenenya
akademisi, khususnya mahasiswa harus jeli dan kritis
dalam melihat fenomena umat Islam, fenomena politik,
dan kebijakan pemerintah yang terkadang tidak berpihak
kepada masyarakat bawah.
4. Partai Amanat Nasional (PAN) harus mampu menunjukkan
partai yang mampu memperjuankan nasib masyarakat,
khususnya umat Islam di kota Medan secara konsisten,
jika hal ini tidak ditingkatkan maka pada pemilu yang
akan datang tidak mustahil masyarakat tidak akan
memilih PAN kembali sebagai menjadi pilihan, karena
bagai manapun masyarakat yang akan menilai dan
masyarakat yang akan menentukan dan memilih.
5. Penulis juga berharap, khusunya kepada DPD PAN kota
Medan agar senantiasa meningkatkan aktivitas dakwah
89
dan aksi socialnya, karna dengan aktivitas yang
bersifat dakwah dan aksi social maka dengan mudah PAN
akan mudah terterima oleh masyarakat Islam di kota
Medan.
6. Penulis menyadari banyak hambatan dan tantangan dalam
penulisan skripsi ini, karena diantaranya banyak buku-
buku partai yang berhubungan dengan dakwah yang tidak
dijumpai. Bagi siapa saja pemikir Islam maupun
mahasiswa yang berminat atau yang ingin berkecimpung
di dunia politik dan partai politik agar mengkaji
kembali buku-buku politik yang berhubungan dengan
politik Islam atau pemikir-pemikir politik Islam.
Demikianlah kesimpulan dan saran-saran yang dapat
penulis perbuat pada penulisan skripsi ini. Semoga ada
manfaatnya dalam menambah khasanah keilmuan bagi para
pembaca khusunya bagi penulis sendiri, dan akhirnya kepada
Allah Swt penulis memohon ampun, dan memohon ma`af kepada
semua pihak atas segala kekhilafan dan tutur kata yang
tidak sesuai pada tempatnya dan mudah-mudahan kita
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amiin.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Amrullah. 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial.
Yokyakarta : Prima Duta
Ali, Muhammad. Tth. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern.
Jakarta : Pustaka Amani
Al-Aliyy. 2003. A1-Qur'an Dan Terjemahan Depag RI. Bandung : CV
Diponegoro
Arif, Ahmad. 2006. Anggaran Dasar / Aggaran Rumah Tangga (AD/RT)
Partai Amanat Nasional (Hasil Kongres II Semarang). Medan
91
63
B.
Arif, Ahmad. Rabu 31 Oktober 2007. Halal bi Halal DPD PAN Kota
Medan. Sumut Pos. Medan
Azizy,Qodri.A. 2004. Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam.
Yokyakarta : Pustaka Pelajar
Bakti, Anwar. Edisi I/IX, 2007. Menyibak Sejarah Berdirinya
PAN dan Hubungannya Dengan Muhammadiyah. Pos Amanat
Nasional. Medan
Djamil, Abdullah. 2002. Wawasan Dakwah . Medan : IAIN
Press
Hamid, 1987
Hamka, Rusydi, 1989. Islam dan Era Informasi. Jakarta :
Pustaka Panji
Hasanuddin, 1996 :35
Latif, Nasarudin. Teori, dan Praktek Dakwah Islam. Jakarta :
Pirma Darma
Lubis, Basrah. 1992. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta : CV
Tursina
Mahfudh, All Syeikh, 1970. Hidayatul Musyidin Terjeznahan Khadijah
Nasution. Penerbit 3 A.
92
63
B.
Muthahhari, Muthadha, 1993. Masyarakat dan Sejarah.
Bandung : Mizan
Noor, Farid Ma'ruf, 1981. Dinamika, dan Akhlak Dakwah.
Surabaya : PT Bina Ilmu
Omar, Toha Yahya. 1976. Ilmu Dakwah. Jakarta : Widjawa
Rais, Amien, 1998. Melangkah Karena Dipaksa Sejarah.Yokyakarta
: Pustaka Pelajar
________. 1998. Cakrawala Islam Antara Cita, dan Fakta. Bandung :
Mizan
________. 1995. Moralitas Politik Muhammadiyah. Yokyakarta :
Dinamika
Rusdi, Latief. 1986. Retorika, Komunikasi, dan Informasi. Medan :
Rinbow
Shihab, M. Quraish.1992. Membumikan Al-Qur'an. Jakarta :
Mizan
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta : Rajawali Press
Suparta, Munzeir, dan Hefni, Harjani. 2003. Metode Dakwah.
Jakarta : Prenada Media
93