Iman Yang Dinamis

Preview:

DESCRIPTION

Iman bukan saja membantu kita untuk mengalami mujizat, tetapi juga untuk membuat kita bertahan.

Citation preview

04/13/2023

1

IMAN YANG DINAMIS

Pdt. Yohanes R. Eda, M.Th

Ibrani 11:22.

Iman bukan hanya membuat kita dapat

merebut sesuatu, tetapi iman juga memberi

kekuatan bagi kita untuk bertahan.

Ada banyak orang yang selalu ada dalam konsepnya bahwa iman

harus merebut sesuatu, sehingga kalau dia berdoa satu bulan dan

dia tidak mendapat sesuatu, maka imannya mulai tawar, akhirnya ia mulai kecewa, dia komplain sama Tuhan, lalu berkata: “Tuhan saya

sudah beriman, kenapa tidak terjadi mukjizat?”

Pada hal iman berjalan bersama-sama antara merebut sesuatu dan bertahan. Mengapa? Karena sering

kita baru bisa merebut sesuatu kalau kita mau bertahan.

Kadang kala kita tidak bisa merebut sesuatu karena kita tidak

mau bertahan. Kita mudah menyerah.

Kita cepat putus asa. Kita terlalu gampang marah.

Sementara iman yang dinamis adalah iman yang membuat kita dapat merebut sesuatu dan juga

memampukan kita untuk bertahan.

Ibrani 11:22: “Karena iman maka Yusuf menjelang matinya

memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi

perintah tentang tulang-belulangnya.”

Kita tahu semua bahwa Yusuf adalah seorang muda yang kuat.

Kenapa saya katakan sangat kuat?

Karena Yusuf sempat dibuang ke dalam sumur. Di dalam sumur

itu tidak enak.

Yusuf pernah dibuang ke dalam sumur, tapi di situpun

dia tidak kecewa.

Yusuf juga pernah dijual jadi budak, tapi di situpun dia tetap setia. Lalu dia kerja

baik dan dia jadi orang kedua setelah Potifar.

Lalu sesudah Yusuf kerja baik-baik, itu tante Poti

ganggu dia. Kata Alkitab, tiap hari digodanya Yusuf. Tapi

Yusuf cukup kuat untuk bertahan.

Tapi kemudian tante Poti ini ngadu sama Potifar hal

berbeda. Dia bilang: “Lihat budak Ibrani yang kamu

bawa ini hendak memperkosa aku!”

Yusuf tidak memberontak walaupun dia punya alasan untuk membela diri. Yusuf

cukup kuat untuk bertahan, dia menolak dan karena itu akhirnya dia dijebloskan ke

dalam penjara. Di dalam penjara inipun Yusuf tetap

sabar.

Yusuf yang digambarkan dalam surat Ibrani adalah

Yusuf yang sangat berbeda.

Kita lihat di sini gambaran yang berbeda tentang Yusuf. Yusuf yang kita jumpai dalam

kitab Kejadian berbeda dengan Yusuf yang dicatat dalam surat Ibrani.

Yusuf yang diceritakan dalam kitab Kejadian adalah

seorang muda yang kuat, orang muda yang

berani, orang muda yang tegar

menghadapi segala sesuatu.

Tetapi dalam surat Ibrani 11:22, “Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang

keluarnya orang-orang Israel dan memberi perintah

tentang tulang-belulangnya”

Saat menjelang kematian, merupakan saat yang tidak

menyenangkan bagi siapapun. Menjelang kematian

merupakan saat dimana banyak orang bersungut-

sungut, saat dimana banyak orang kecewa, saat dimana

banyak orang komplain.

Tapi Yusuf punya sikap yang berbeda. Menjelang

kematiannya, ia memberitakan tentang

keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang

tulang-belulangnya.

Jadi, menjelang matinya, Yusuf tidak bicara tentang keluhan-keluhannya, dia tidak bicara

tentang kekuatiran-kekuatirannya, dia bukan bicara tentang ketakutan-ketakutannya, tapi yang

dibicarakannya ialah tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang

tulang-belulangnya.

Artinya Yusuf mau katakan bahwa saya tidak mau

dikuburkan di Mesir dan meskipun saya belum lihat tanah perjanjian, tapi saya tahu janji Allah ya dan amin

dalam kehidupan kita.

Pertanyaan saya sederhana: Yusuf merebut tanah

perjanjian ga? Yusuf merebut tanah yang berlimpah susu

dan madu ga?

Jadi, dari kisah Yusuf ini, saya begitu yakin bahwa iman

bukan hanya membuat kita bisa merebut sesuatu, tapi

iman juga memberi kekuatan kepada kita untuk bertahan, sehingga kita bisa merebut

sesuatu.

Iman bukan hanya sebuah cerita kepada Tuhan dan berkata: “Saya percaya bahwa suami saya pasti

bertobat pada minggu ini.”

Tapi iman juga dapat membuat kita dengan tenang

berkata: “Walaupun saya belum melihat perubahan dalam diri suami saya, tapi saya tetap percaya pada Tuhan bahwa cepat atau

lambat mukjizat akan terjadi.”

Pertanyaan yang patut diajukan untuk direnungkan ialah apa

untungnya memiliki iman yang dinamis?

I. Iman Yang Dinamis Membuat Kita Bisa Bertahan Di tengah

Situasi Yang Tidak Kita Sukai

Hidup yang kita jalani tidak selamanya sesuai dengan

keinginan kita. Ada kalanya harus kita lalui di jalan yang

tidak kita sukai.

Ada situasi dan kondisi tertentu

yang tidak kita sukai. Ada saat dimana kita merasakan sesuatu yang tidak berjalan

normal.

Kadang kala sebagai orang Kristen, kita sering melewati tekanan. Orang mulai bicara negatif terhadap kita. Orang memfitnah kita. Orang-orang

mulai kelihatan menjengkelkan.

Situasi semacam ini membuat kita gampang emosi,

gampang marah, mudah stress. Mengapa? Karena kita

tidak dapat bertahan di tengah situasi yang tidak kita

sukai.

Pertanyaan saya sederhana: “Apakah kalau keadaan itu tidak kita sukai, itu artinya Allah telah meninggalkan

kita?”

Jawaban saya sederhana: “Belum tentu!” Justru kadang

kala situasi yang tidak menyenangkan itu Tuhan pakai untuk mengubah

banyak hal dalam hidup kita.

Supaya membuat kita tidak sombong.

Untuk mengajar kita tidak egois.

Untuk mendidik kita supaya lebih sabar.

Untuk mengajar kita supaya tidak mengandalkan kekuatan sendiri.

Justru dalam keadaan yang tidak kita sukai kita bisa

berkata: “Terima kasih, Tuhan sedang membawa saya di

jalan yang benar.”

Yusuf sudah kerja baik-baik kok difitnah? Yusuf punya

alasan untuk marah, tapi hari ini saya mau katakan bahwa iman membuat kita bertahan di tengah situasi yang tidak

kita sukai.

Jika kita ada dalam situasi yang tidak kita sukai, jangan

langsung marah, jangan langsung kecewa, jangan

langsung sakit hati, jangan langsung putus asa

Lalu berkata: “Dimana Tuhan itu? Tuhan yang katanya

dengar doa saya, Tuhan yang katanya pembela

umat-Nya, Tuhan yang katanya

punya kuasa, tetapi kenapa tidak

mau menolong saya?”

Seharusnya dengan iman kita dapat bertahan dan tetap

berdiri tegap sambil berkata: “Bersama dengan Yesus kita

cakap menanggung segala sesuatu.”

II. Iman Yang Dinamis

Membuat Kita Dapat Bertahan Menanti

Janji Tuhan

Dunia ini penuh dengan orang-orang yang kecewa

menanti janji. Mengapa? Karena janji-janji manusia ada kalanya hanya

di bibir saja, tidak dapat menepatinya.

Jadi banyak orang yang tidak bertahan menanti janji, karena sejak kecil sudah

terbiasa dengar janji, papa janji tidak tepati, mama janji tidak tepati. Yang lebih parah lagi sudah janji ketika ditagih

janjinya marah-marah.

Kadang-kadang persoalan bagi kita bapa-bapa, sudah

janji ga tepati galak pula.

Ada kalanya kita tidak bisa bertahan menanti janji Tuhan karena kita terbiasa dengan janji-janji yang tinggal janji.

Berapa lama Tuhan genapi janji-Nya kepada bangsa

Israel? 40 tahun baru bangsa Israel masuk

tanah perjanjian.

Jadi antara janji dan mukjizat ada proses Tuhan bagi kita. Dimana Tuhan proses hidup

kita, dimana Tuhan bersihkan hati kita, dimana Tuhan luruskan motivasi kita.

Jadi, iman bukan hanya sekedar kita berkata saya beriman, saya bisa rebut mukjizat. Tapi iman juga

memberi kekuatan buat kita untuk bertahan menanti janji

Tuhan.

III. Iman Yang Dinamis Membuat

Kita Bisa Bertahan Dalam Kesetiaan Meskipun Belum

Melihat

Mata jasmani kita hanya dapat melihat tempat ini dan sudut sana dalam jarak yang

terbatas.

Banyak orang hanya bisa melihat dengan mata jasmani dan memperhatikan hal-hal

yang kelihatan.

Itu sebabnya banyak orang yang takut, banyak orang

yang cemas, banyak orang menjadi putus asa, banyak

orang menjadi kecewa, karena apa yang terjadi tidak

seperti yang diharapkan.

Mata jasmani kita ada kalanya menipu kita.

Misalnya: Anda naik bis, lalu ada orang yang tersenyum

tanpa alasan di depan Anda, kesimpulan Anda orang ini baik. Tapi tiba-tiba hp Anda

hilang. Hati-hati, karena mata jasmani kita sering menipu

kita.

Hidup kita akan menjadi hidup yang sangat tertekan kalau kita hanya bisa lihat musuh, hanya bisa lihat

masalah, hanya bisa lihat persoalan dan tidak bisa

melihat kuasa Tuhan. Iman adalah mata untuk melihat.

Dengan mata iman kita bisa melihat jauh ke depan untuk

sesuatu yang belum kelihatan. Hanya mata iman yang sanggup membuat kita

melihat kuasa Tuhan

Makanya Yusuf menjelang matinya memberi perintah berkaitan dengan tulang-

belulangnya. Mata jasmaninya hanya bisa melihat tempat tidur, bisa melihat fisiknya yang sudah tidak kuat lagi, tapi mata imannya melihat jauh ke depan menembus segala keterbatasannya .

Anda sebagai pengusaha, sebagai PNS, sebagai pegawai

swasta, sebagai ibu rumah tangga, sebagai pelajar,

sebagai mahasiswa, sebagai suami-istri, sebagai anak-anak, bila Anda hanya melihat hidup ini dengan mata jasmani, maka

hidup ini menjadi pahit bagi Anda.

Pantas kita kuatir, pantas kita cemas, pantas kita kecewa,

pantas kita marah, pantas kita sakit hati, pantas kita hidup

dengan cara yang tidak normal. Mengapa? Karena kita

hanya bisa memandang dengan mata jasmani.

Tetapi bila kita bisa memandang dengan kaca mata iman, kita pasti bisa

berkata: “Saya tahu situasi ini sulit, tapi saya juga tahu

dengan pasti bahwa Tuhan akan

membela saya.

Orang yang berjalan dengan kaca mata iman, langkahnya tegap.

Orang yang berjalan dengan kaca mata iman, hidupnya penuh syukur.

Orang yang berjalan dengan kaca mata iman tidak pernah menyerah.

1. Orang kaya bisa miskin2. Orang hebat bisa jatuh3. Orang kuat bisa

dipermalukan

Tapi orang yang berjalan dengan

kaca mata iman akan melihat kemuliaan Tuhan.

Iman berarti penaklukkan diri secara mutlak dan total kepada kehendak dan

kemahakuasaan Tuhan.

Tuhanlah yang memungkinkan kita bisa melewati situasi-

situasi sulit sepanjang tahun ini.

Tuhan jugalah yang membuat kita bisa bertahan untuk menanti dengan sabar penggenapan janji-Nya

dalam hidup kita.

Tuhan pulalah yang membuat kita bisa bertahan dalam kesetiaan untuk melihat

pertolongan-Nya bagi kita.

SoliDeo Gloria

Recommended