Aura Merek

Preview:

DESCRIPTION

 

Citation preview

AURA MEREK Dan

MIKE TYSON

MIKE TYSON

• Tetangga Bilson Simamora mempunyai anak bernama Mike Tyson Simamora. Sang bapak rupanya mengidolakan petinju kelas berat Mike Tyson, sehingga memberi anaknya nama itu.

• Tapi karena nama itu, hampir setiap hari si anak yang masih SD itu pulang dengan tubuh lebam-lebam, hidung berdarah, dan pakaian kotor.

• Ternyata anak-anak sebayanya sering mengajaknya berkelahi. Mereka rupanya terlanjur mengasosiasikan nama Mike Tyson dengan petinju.

• Seandainya mereka tahu bahwa nama adalah nama (a name is a name). Siapa pun bisa memakai nama Mike Tyson.

• Masalah kesan, itu tergantung pada orangnya, bukan namanya. Jika kesan terhadap nama sudah kuat, maka kesan seseorang bergantung pada nama itu, bukan orangnya.

• Artinya, kesan terhadap anak tetangga Bilson Simamora tersebut, lebih banyak berdasarkan namanya, bukan karakteristik fisik maupun kepribadiannya.

Hal yang sama terjadi dalam dunia pemasaran.

Nama di dalam dunia pemasaran

adalah merek, sementara

karakteristik fisik dan kepribadian

adalah produk.

Pengertian MEREK

Nama, istilah, tanda, simbol atau desain (atau kombinasi darinya) yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk dan membedakannya dari produk lainnya.

Sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan pada pelanggan bahwa suatu produk berbeda dari produk lain yang dihasilkan produsen lain.

Manfaat Merek

1. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.

2. Meningkatkan efisiensi pembeli karna merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan tempat membelinya.

3. Meningkatkan inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

AURA MEREK Istilah ini mengambil ide dari konsep aura dalam dunia metafisika. Dalam konsep itu dikatakan bahwa setiap benda memancarkan energi tertentu yang dapat mempengaruhi kita.

Pemakaian istilah aura merek tidak berangkat dari dimensi metafisika – dari mana konsep aura merek berasal – istilah ini hanya mempertegas kekuatan merek yang aktif.

Kekuatan aktif yang terasa namun tidak terlihat ini disebut aura merek (Bilson S., 2002).

Tahap Kesetiaan Merek

Pengakuan Merek (brand recognition) “pelanggan ingat akan merek”

Merek Pilihan (brand preference) “pelanggan pilih merek tertentu dan meninggalkan yang lain”

Kesetiaan Merek (brand insistence) “bersedia mencari merek tertentu, kalau tidak ada, pelanggan tidak mau beli merek lain”.

Merek versus Produk

Merek memang terpisah dari produk tetapi

merek dan produk saling berkaitan. Ketika

kita membicarakan merek sekaligus kita

akan teringat produk dengan segala

karakteristiknya, seperti warna, harga, dan

persepsi kualitas, termasuk produsennya.

The Brand is You Maksudnya: nama anda sendiri, sebagaimana nama setiap orang, sebenarnya adalah brand/ merek. Karena dengan mereklah, sesuatu atau seseorang dapat diidentifikasi.

Keberhasilan para artis/ selebriti seringkali merupakan hasil manajemen merek yang baik.

Contoh: Iwan Fals adalah merek. Karena nama sebenarnya adalah Listiawan Virgianto yang mungkin kurang komersial.

Nama memang tidak merubah realitas, tetapi nama merubah image. Berdasarkan image-lah publik melakukan penilaian.

Aura Merek dan Perilaku Konsumen

Dalam ilmu perilaku konsumen dibahas kekuatan aktif merek dari sudut pandang konsumen. Adakalanya seseorang memberi nilai lebih pada merek dengan hanya berdasarkan pada satu atau beberapa atribut tertentu. Ini disebut efek halo. Bahkan Blackwell et all (2001) mencatat bahwa adakalanya orang tidak mengerti apa yang mendorongnya sehingga dia membeli suatu merek.

Merek dan Kualitas Produk

Kualitas adalah sesuatu yang diciptakan di

pabrik. Sedangkan merek adalah sesuatu

yang diciptakan di benak konsumen.

Keduanya merupakan hal yang berbeda.

Namun, kualitas yang diciptakan di pabrik

itu akan lebih mudah dikomunikasikan bila

didukung oleh merek yang sesuai.

Penting !

Jangan simpulkan dulu bahwa merek selalu menarik konsumen. Ada kalanya justru karena merek, konsumen menolak produk !

Sebab konsumen bertindak berdasarkan persepsi mereka akan sebuah situasi, bukan berdasarkan realitas itu sendiri (Mill, 2000: 325; Kotler, 2000: 553).

SUMBER

Simamora, Bilson. 2002. Aura Merek. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Setiawan, Judhie. 2009. Perencanaan Merek (1).ppt. Marcomm, Fikom, UMB.

Thank’s For

Attention

Recommended