Konsep pasien terminal & menjelang ajal

Preview:

Citation preview

1

KONSEP PASIEN DENGAN TERMINAL & MENJELANG AJAL

ByA. Miftahul Khair, S.Kep.,Ns

2

Terminal

Menjelang ajal

Kematian

3

Pengertian • Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana

seseorang mengalami penyakit / sakit yg tdk mempunyai harapan untuk sembuh

Dekat dengan Proses Kematian . ( Menjelang Ajal / Dying )

4

• Penyakit kronis : AIDS dll• Kondisi Keganasan seperti Ca.• Kelainan Syaraf seperti Stroke,

Hydrocephalus dll.• Keracunan seperti keracunan obat,

makanan, zat kimia• Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis,

Trauma Organ Vital (Paru-Paru atau jantung), ginjal dll.

Penyakit kondisi terminal/ mengancam hidup

5

Dying (Proses Kematian).

• ad/ proses ketika individu semakin mendekati akhir hayatnya.

• Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sakit yang parah/terminal, atau oleh kondisi lain yg berujung pd kematian individu

• Biasanya Respon terminal yg ditunjukan setiap individu berbeda-beda.

6

Tujuan Perawat PC terminal & Dying

Untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien klien meninggal

dengan tenang dan damai

7

TAHAPAN MENJELANG AJALElizabeth Kubler-Ross, ahli kejiwaan (Amerika) menjelaskan: Respon individu dalam menghadapi kematian. Scr umum dibagi menjadi 5 fase yaitu : 1. Penyangkalan, 2. Marah, 3. Tawar menawar, 4. Depresi 5. Penerimaan (Taylor dkk,1989)

8

Tidak selamanya berurutan scr tetap Dapat tumpang tindih Lama tiap tahap bervariasi Perlu perhatian perawat scr penuh & cermat

Disamping 5 fase diatas, adapula fase ketidaktahuan & ketidakpastian yg dikemukakan oleh sporken & Michels (P.J.M. Stevens, 1999)

Berdasar pandangannya, Kubler-Ross

9

Karakteristiknya a/l : Klien tdk siap menerima keadaan yg t’jadi Menunjukan reaksi penyangkalan scr verbal, “

Tidak, bukan saya. Itu tdk mungkn”. Scr tdk langsung pasien ingin mengatakan

bahwa maut menimpa semua org kecuali dia. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual,

diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

1. Penyangkalan & Isolasi (Menolak/Denial)

10

Tugas perawat dlm tahap ini :

Membina hubungan saling percaya Memberi kesempatan klien utk

mengekspresikan diri & menguasai dirinya Melakukan dialog disaat klien siap, &

menghentikannya ketika mampu menghadapi kenyataan

Mendengarkan klien dgn penuh perhatian & m’berinya kesempatan utk b’mimpi ttg hal2 yg menyenangkan

11

2. Marah / Anger

Karakteristiknya a/l :Mengekspresikan kemarahan & p’musuhanMenunjukan kemarahan, kebencian, perasaan gusar & cemburuEmosi tdk t’kendaliMengungkapkan kemarahan scr verbal “mengapa harus aku?”Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal

12

Tugas perawat Menerima kondisi klien B’hati2 dlm m’berikan penilaian, mengenali kemarahan & emosi yg tak t’kendali M’biarkan klien mengungkapkan marahnya Menjaga agar tdk t’jadi kemarahan destruktif & melibatkan keluarga Berusaha m’hormati & memahami klien, M’berikan kesempatan, m;perlunak suara & mengurangi p’mintaan yg penuh kemarahan

13

3. Tawar menawar / bargainingKarakteristiknya a/l :

Kemarahan mulai meredaMulai sadar akan kenyataanTerkesan sdh menerima kenyataanCenderung m’bereskan segala urusanMelakukan tawar menawar/barter, mis utk menunda kematianM’punyai harapan & keinginan

“ Ya Tuhan, jangan dulu saya mati dengan segera, sblm anak saya lulus jd sarjana ”.

Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pd saya ? “ kl sj yg sakit bkn saya / “ seandainya saya hati-2 “.

.

14

Tugas perawat

adalah sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi

15

4. Depresi / murung Karakteristiknya a/l :

Mengalami proses b’kabung krn dulu ditinggalkan & skrg akan kehilangan nyawa sendiriKlien berada pd proses kehilangan segala hal yg ia cintaiMenunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asaGejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.

16

Tugas perawat adalahDuduk tenang disamping klienM’beri klien kesempatan utk mengungkapkan kedudukannyaM’beri klien kesempatan utk mengungkapkan perasaannyaM’beri dukungan & perhatian pd klien (mis; sentuhan tangan, usapan pd rambut,dll)

17

5. Penerimaan / Acceptance

Karakteristiknya a/l :Mampu menerima kenyataanMerasa kedamaian & ketenanganRespon verbal,”biarlah maut mengambilku, karena aku sudah siap”Merenungkan saat2 terakhir dgn pengharapan t’tentuSering merasa lelah & memerlukan tidur lebih banyakTahap ini bkn merupakan tahap bahagia, namun lebih mirip perasaan yg hampa

18

Tugas perawat

Mendampingi klien Menenangkan klien & meyakinkannya

bahwa anda akan mendampinginya sampai akhir

Membiarkan klien mengetahui yg t’jadi pd dirinya

19

Upaya Perawat Thp Kematian (Taylor dkk,1989).

• Mengenali & memenuhi kebutuhan klien,• Mendorong & m’beri klien kesempatan

untuk b’bicara • Mendorong klien untuk mengungkapkan

emosinya scr bebas, • Selalu siap m’bantu klien, &

menghormati perilaku klien

KATALISATOR

20

Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian

1. Kematian yg pasti dgn waktu yg diketahui → adanya perubahan yg cepat dari fase akut ke kronik

2. Kematian yg pasti dgn waktu tdk bisa diketahui → biasanya terjadi pd kondisi penyakit yg kronik

3. Kematian yg belum pasti kemungkinan sembuh blm pasti → biasanya terjadi pd pasien dgn operasi radikal karena adanya kanker

4. Kemungkinan mati & sembuh yg tdk tentu → pd pasien dgn sakit kronik & telah b’jalan lama

21

Tanda2 Klinis Menjelang kematian

Gerakan ekstremitas b’angsur-angsur menghilang khususnya pd kaki & ujung kakiSulit berbicaraTubuh semakin lemah, refleks gerakan menurun Aktivitas seluruh pencernaan menurunOtot rahang & muka mengendur, rahang bawah cenderung turunMata sedikit terbuka

a. Penurunan Tonus Otot

22

b. Sirkulasi MelemahSuhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan & ujung hidung pasien terasa dingin & lembab

Kulit ekstremitas & ujung hidung tampak kebiruan, kelabu atau pucat

Nadi mulai tdk teratur, lemah & cepat Tekanan darah menurun Peredaran darah perifer berhenti

23

c. Kegagalan fungsi sensorik

Sensasi nyeri menurun atau hilang Pandangan mata kabur/berkabut Kemampuan indera berangsur-angsur menurun Sensasi panas, lapar, dingin, & tajam menurun

Mengorok / bunyi napas terdengar kasar Pernapasan tdk teratur & mll mulut Pernapasan cheyne stokes

d. Penurunan/kegagalan fungsi pernapasan

24

Kematian (Death)..Scr etimologi death → berarti keadaan mati

at/ kematian.

• Scr defenitif kematian → t’hentinya fungsi

jantung & paru2 scr menetap, at/ t’hentinya kerja otak scr permanen.

25

Tanda – tanda kematian

1. Saat Kematian2. Setelah Kematian

26

1. Saat Kematian

a. Tdk berfungsinya organ vital (jantung, paru & otak) TTV menurun / tdk ada

b. Hilangnya respon trhd stimulasi eksternalc. Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih &

rectum d. Peredaran darah terhambat ujung hidung dingine. Hilangnya kemampuan pancaindra ; kcl

pendengaran (Steven,dkk.2000)f. Adanya garis datar pd mesin elektroensefalografi g. Menunjukan t’hentinya aktivitas listrik otak utk

penilaian pasti suatu kematian

27

Indikasi Kematian World Medical Assembly (1986)

a. Tdk ada respon t’hadap rangsangan dari luar secara total

b. Tdk adanya gerak dari otot khususnya pernafasan

c. Tdk ada refleksd. Gambaran mendatar pada EKG

28

2. Setelah kematian

a. Rigor mortis (kaku) Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah

kematianb. Algor Mortis (dingin) Suhu tubuh perlahan2 turun c. Livor Mortis (post-mortem decomposition) Perubahan warna kulit pd daerah yg tertekan

29

Macam Tingkat Kesadaran atau Pengertian Pasien & Keluarganya Terhadap Kematian.

Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 type :

1. Closed Awareness/Tidak Mengerti.2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian

yang Ditutupi.3. Open Awareness/Sadar akan keadaan

dan Terbuka.

30

1. Closed Awareness/Tidak Mengerti

• Perawat sering kali dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan langsung, kapan sembuh, kapan pulang, dan sebagainya

31

2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan segala sesuatu yang bersifat pribadi walaupun merupakan beban yang berat baginya.

32

3. Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka.

• Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajal yang menjelang dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir.

• Keadaan ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam merencanakan saat-saat akhirnya, tetapi tidak semua orang dapat melaksanaan hal tersebut

33

Bantuan yang Dapat diberikan pd pasien menjelang ajal

• Bantuan untuk kebutuhan fisiologis• Bantuan untuk kebutuhan sosial• Bantuan untuk kebutuhan

psikologis

34

1. Bantuan memenuhi kebutuhan Fisiologis

a. Kebersihan dirib. Mengontrol rasa sakitc. M’bebaskan jalan napasd. Bergerake. Nutrisif. Eliminasig. Perubahan sensori perawat &

keluarga mengurangi nada pembicaran

35

2. Bantuan memenuhi Kebutuhan sosial

a. Menanyakan siapa2 saja yg ingin didatangkan utk bertemu dgn klien & didiskusikan dgn keluarganya

b. Menggali perasaan2 klien s/d dgn sakitnyac. Menjaga penampilan klien pd saat2 menerima

kunjungan2 teman2 t’dekatnya personal hygiene

d. Meminta saudara/teman2nya utk sering mengunjungi & mengajak org lain

36

3. Bantuan memenuhi kebutuhan Spiritual

a. Menanyakan kepada klien ttg harapan2 hidupnya & rencana2 klien selanjutnya menjelang ajal

b. Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka agama dalam hal untuk memenuhi kebutuhan spiritual

c. Membantu & mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas kemampuannya

37

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DALAM PROSES MENJELANG

AJAL

38

PENGKAJIAN

Perawat mengkaji seluruh data baik

subjektif maupun objektif yg berhubungan dgn proses menjelang ajal & kematian

39

Pengkajian FisikPengkajian menjelang, mendekati & saat kematian

Fase ini ditandai dgn :a. Perubahan tanda2 vitalb. Sirkulasi melemahc. Tonus otot menghilangd. Kegagaln sensorik : pandangan kabur, kegagalan fungsi indra perasa & penciumane. Tingkat kesadaran : TK klien b’variasi dr sadar, s/d koma

1. Menjelang kematian

40

2. Mendekati kematian amati manifestasi klinis

Meliputi : a. Pupil berdilatasib. Reflex menghilangc. Frekuensi nadi meningkat, kemudian

menurund. Pernapasan cheyne stokese. Tidak bisa bergerakf. Klien mengorok / bunyi napas terdengar kasar

41

3. Kematian

Pd tahap ini, manifestasi klinik yg dapat diamati pd klien antara lain :

a. Pernapasan,nadi & tekanan darah berhenti

b. Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal

c. Pergerakan otot sudah tidak adad. Pada ensepalogram datar (garis otak)

berarti katifitas listrik otak terhenti

42

Pengkajian psikologiPerawat menggali makna kehilangan pada klien

dan keluarga dgn cara : Menggunakan komunikasi tulus dan terbukaMenekankan keterampilan mendengarMengamati respon dan perilaku

Perawat mengkaji bagaimana klien bereaksi, Perawat harus memahami fase2 duka / menjelang

ajal yg dialami klienPerawat harus mengkaji factor2 yg mempengaruhi

cara individu merespon thdp kehilangan

43

1. Karakteristik Personal : usia, tingkat pendidikan2. Sifat Hubungan dg Objek yg Hilang

Karakteristik hubungan dan reaksi kehilangan thdp org yg ditinggalkan

3. Sistem Pendukung Sosial dukungan sosial dr teman, klrg , masyarakat dsb

4. Sifat Kehilangankemampuan untuk menyelesaikan & menerima duka, waktu

5. Keyakinan Spiritual dan Budaya

Faktor Yang Mempengaruhi Cara Individu Merespon Kehilangan :

44

Tugas individu

• Buat diagnosa dan intervensi keperawatan yg dapat ditemukan pada pasien terminal dan menjelang ajal

• Tugas ditulis tangan dan dikumpulkan pada ketua tingkat

• Referensi buku : Diagnosa nanda yg terbaru & NIC NOC terbaru, marlyn doenges, linda jual capernito dll.

45

Terimakasih Atas

Perhatiannya

46

DIAGNOSIS KEP.

1. Ansietas b/d kematian yg akan terjadi2. Keputusasaan b/d kegagalan at/

m’buruknya kondisi fisik, kurang dukungan sosial/keluarga, kehilangan kepercayaan spiritual

3. Ketidakberdayaan b/d ketidakmampuan untuk mengubah hasil penyakit terminal, kehilangan kemandirian, program penanganan yg berlebihan

47

4. Dukacita adaptif yang berhubungan dengan :• Potensial orang terdekat yang dirasakan• Potensial kehilangan kesejahteraan

fisiopsikososial yang dirasakan• Potensial kehilangan kepemilikan pribadi

yang dirasakan

48

5. Dukacita maladaptif yang berhubungan dengan :

• Kehilangan objek potensial atau aktual• Rintangan respon berduka• Tidak ada antisipasi terhadap berduka• Penyakit terminal kronis• Kehilangan orang terdekat

49

6. Gangguan penyesuaian b/d berduka yang tidak selesai.7. Perubahan koping keluarga b/d

– Preokupasi sementara oleh org terdekat yg mencoba untuk menangani konflik emosional & personal

– Menderita & tdk mampu untuk menerima / bertindak scr efektif dlm kaitannya dgn kebutuhan klien.

50

9. Perubahan Proses Keluarga b/d Transisi atau krisis situasi

10. Keputus asaan b/d :– Kekurangan atau penyimpangan kondisi

fisiologis– Stress jangka panjang– Kehilangan keyakinan nilai luhur atau yang

maha kuasa.11. Isolasi Sosial b/d Sumber  pribadi tdk adekuat.12. Disress Spiritual b/d Perpisahan dari ikatan keagamaan & kultural13. Gangguan Pola Tidur b/d stress karena respon berduka

51

Diagnosis lain yg dpt menyertai diagnosa tsb antara

lain :1. Ketegangan peran pemberi perawatan b/d

keparahan penyakit penerima perawatan, ketidakmampuan utk mengubah hasil utk pasien, ketidakadekuatan lingkunagn fisik utk m’berikan perawatan kurang istirahat & rekreasi utk m’beri perawatan, kompleksitas/banyaknya tugas pemberian perawatan

52

2. Gangguan proses keluarga b/d perubahan dalam peran keluarga , hospitalisasi perubahan lingkungan, sakit / ketidakmampuan dari anggota keluarga, terpisah dari anggota keluarga

53

PERENCANAAN & IMPLEMENTASI

Tujuan utama : Mempertahankan kenyamanan fisiologis

dan psikologis serta mencapai kematian yg damai & bermartabat, termasuk mempertahankan control personal & menerima kesehatan yg terus menurun.

54

1. Ketakutan

Yang berhubungan dengan :• Pengaruh dini atau jangka panjang yg diusahakan

akibat (kehilangan fungsi tubuh atau anggota tubuh, penyakit terminal, disabilitas jangka panjang, gangguan kognitif)

• Hilangnya kontrol & hasil akhir yg tdk diperkirakan, sekunder akibat (hospitalisasi, prosedur pembedahan & hasil akhir, lingkungan yg baru, kehilangan org yg dicintai, perceraian & kegagalan)

• Perpisahan dari org tua & teman sebaya• Ketakutan terkait usia (gelap,org asing, hantu,

monster & binatang).

55

• Ketidakpastian ttg (penampilan, dukungan teman, pernikahan, kehamilan & pekerjaan)

Kriteria HasilIndividu akan mengungkapkan kenyamanan fisik & psikologis yg kian meningkat

Indikator* M’perlihatkan penurunan respon viseral (nadi &

pernapasan)* M’bedakan antara kenyataan & khayalan* M’jelaskan pola koping efektif & takefektif• Mengidentifikasi respon koping sendiri

56

Intervensi Umuma. Kaji faktor penyebab (lingkungan yg asing,

perubahan gaya hidup, perubahan biologis & psikologis, ancaman pd harga diri dll.)

b. Kurangi at/ hilangkan faktor penyebab (berbeda utk masing2 penyebab)

c. Dorong klien utk mengungkapkan perasaannya (tdk berdaya & marah)

d. Beri masukan ttg perasaan yg diungkapkan klien

e. Dorong klien utk menggunakan mekanisme koping yg positif

57

f. Dorong klien utk menceritakan masalahnya kepada org laing. Dorong klien utk menghadapi ketakutannyah. Hadirkan suasana yg tdk mengancam secara emosional

Saat Interaksi Ketakutan telah menuruna. Jelaskan isyarat perilaku yg mengidentifikasi

peningkatan ketakutan b. Ajarkan cara meningkatkan controlc. Identifikasi aktivitas yg dpt menyalurkan energi

emosional klien guna mengurangi intensitas ketakutan (varacolis,1998)

58

d. Dialog yg jujur & terbuka dpt membantu upaya pemecahan masalah konstruktif & dpt memberikan harapan e. Aktivitas fisik membantu mengarahkan & meredakan ketegangan (varacolis,1998).

2. Keputusasaan Yang berhubungan dengan : * Kondisi fisik yg kian menurun * Gangguan kemampuan fungsional (berjalan, eliminasi & makan)

59

* Pengobatan yg lama ( kemoterapi & radiasi ) yg dpt menyebabkan nyeri, mual, ketidaknyamanan.* Pengobatan yang lama namun tanpa hasil* Ketidakmampuan mencapai tujuan dalam hidup

( pernikahan, pendidikan & anak2)* Kehilangan sesuatu atau seseorang yg sangat

dicintai (pasangan, anak & teman)* Gangguan fungsi tubuh atau kehilangan anggota

tubuh* Hambatan dalam hubungan (p’pisahan & p’ceraian)* Kehilangan pekerjaan

60

Kriteria Hasil• M’perlihatkan peningkatan energi yg ditandai dgn

aktivitas (perawatan diri, olahraga & hobi)• Mengungkapkan harapan yg positif ttg masa

depan, mengungkapkan tujuan & makna hidup• M’perlihatkan inisiatif otonomi dlm pengambilan

keputusan pemecahan masalah• Mendefenisikan ulang masa depan & menetapkan

tujuan yg realistis• M’perlihatkan kedamaian & kenyamanan dgn

situasi yg ada

61

IndikatorMenyampaikan penderitaan yg dialami scr t’buka &

konstruktif & kepada org lainMengenang & mengulas kehidupan scr positifM’pertimbangkan nilai2 & makan hidupnyaMengungkapkan perasaan optimis ttg kehidupan

saat iniMembina, meningkatkan, m’pertahankan hubungan

yg positif dgn orang lainBerpartisipasi dlm peran yg bermakna Mengekspresikan keyakinan spiritual

62

Intervensi Umuma. Bantu klien mengidentifikasi & mengungkapkan

perasaannyab. Dengarkan klien dgn seksama & perlakukan ia

sebagai seorang individuc. Tunjukan sikap empati agar klien bersedia

menutarakan keraguan, ketakutan & kekhawatiran nya

d. Dorong klien utk m’ceritakan bgmn harapan menjadi ketidakpastian dlm hidupnya & saat2 ktk harapan telah mengecewakan.

63

e. Bantu klien mengidentifikasi hal2 menyenangkan & hal2 yg mereka anggap sbg humor

f. Bantu klien memahami bahwa ia pribadi mampu mengatasi aspek keputusasaan dlm hidupnya dgn memisahkan aspek tsb dr aspek penuh harapan. Bantu klien mengidentifikasi area keputusasaan dlm hidupnya & menerimanya. Berdayakan sumber2 eksternal & internal klien utk mendukung harapannya

64

g. Bantu klien mengidentifikasi alasan mereka utk hidup yg kemudian m’beri

makna & tujuan pd hidup merekah. Tekankan keberhasilan pemcapaian dimasa lalu & gunakan informasi ini utk tujuan baru bersama klieni. Bantu klien mengidentifikasi sumber2

harapan (hubungan & tugan yg harus dituntaskan)

65

j.Bantu klien dlm memecahkan masalah & mengambil keputusan

k.Hargai klien sbg pengambil keputusan yg kompeten : hargai keputusan yg diambil klien

l.Bantu klien beralih dari permasalahan yg mustahil dipecahkan & mulai b’fokus pd masalah yg realistis & mungkin dipecahkan

66

m. Bantu klien m’pelajari ketrampilan koping yg efektif

n. Dorong klien m’gunakan teknik relaksasi sebelum m’hadapi peristiwa stres yg telah diperkirakan sebelumnya

o. Dorong klien melakukan imajinasi t’bimbing utk meningkatkan proses pikir yg positif

67

p.Ajarkan klien utk “b’harap menjadi” manusia terbaik hari ini & utk menghargai setiap waktu yg ada

q.Libatkan keluarga & orang terdekat klien dlm rencana perawatan, ajarkan pd mereka peran2 yg harus dijalani utk menambahkan harapan klien melalui hubungan yg positif & saling dukung.

r. Dorong klien utk berbagi rasa dgn individu lain yg memiliki masalah at/ menderita penyakit yg sama serta memiliki pengalaman yg positif dlm menghadapi kondisi tsb.

68

Rasional Harapan terkait dgn bantuan yg diberikan org lain.

Dlm hal ini individu merasa sumber2 yg ada diluar dirinya akan m’beri dukungan disaat sumber2 serta ketakutan didlm dirinya tdk cukup utk menghadapi situasi mis; keluarga at/ org t’dekat kerap menjadi sumber harapan. (Tollet & Thormon, 1995)

Harapan terbukti berkaitan langsung dgn kualitas hubungan seseorang dgn orang lain. (Gottachalk,1974. Herth,1990)

Harapan dianggap mampu mempengaruhi kesehatan fisik, psikologis & spiritual individu. (Cousins,1989; Miller,1985; Watson,1979)

69

M’pertahankan peran & tanggungjawab keluarga penting utk menumbuhkan harapan & koping (Herth,1989). Selain itu konsep harapan penting bagi keluarga yg anggotanya menderita penyakit kritis utk m’fasilitasi koping & penyesuaian diri (Coulter,1989).

Hiburan,humor & mengingat kembali kenangan2 lama dpt meningkatkan harapan pada individu yg menderita penyakit terminal (Herth,1993).

Harapan diberikan oleh keluarga dpt menular pd klien (Miller,1991)

70

Individu yg pernah mengalami keputusasaan tdk dpt m’bayangkan sesuatu apapun yg dpt dilakukan at/ b’harga utk dilakukan, tdk pula m’bayangkan hal diluar peristiwa yg tenga terjadi.

Individu dpt berkoping dgn bagian hidupnya yg ia pandang sbg keputusasaan jika ia mampu menyadari yg ia pandang jika ia mampu menyadari bahwa ada banyak faktor dlm hidupnya yg penuh dgn harapan, mis; seseorang menyadari bahwa ia tdk akan bisa berjalan lagi, nemun dgn bgt ia akan bisa pulang kerumah, b’kumpul dgn cucu2nya & bepergian. Demikian keputusasaan dpt m’bawa kita menemukan beberapa alternatif yg akan m’beri makna & tujuan pd hidup kita. Utk itu penting kiranya m’jauhkan harapan dr keputusasaan.

71

Motivasi penting dlm proses pemulihan dari keputusasaan. Klien harus menetapkan sebuah tujuan bahkan ketika ia tdk terlalu optimis bisa mencapainya. Perawat berperan sbg katalisator dlm mendorong klien mengambil langkah utk mengidentifikasi tujuan. Setelah tujuan tersebut berhasil dicapai, tujuan yg lain harus dibuat.

72

Evaluasi

1. Klien mampu mengkomunikasikan dan mengekspresikan dukacita.

2. Pada perawatan menjelang ajal mengharuskan perawat mengevaluasi tingkat kenyamanan klien dengan penyakit dan kualitas hidupnya.

3. Tingkat kenyamanan klien dievaluasi dg dasar hasil spt penurunan nyeri, kontrol gejala, pemeliharaan fungsi sistem tubuh, penyelesaian tugas yang belum terselesaikan, dan ketenangan emosional.