Sejarah Indonesia Kelas X - Analisis Temuan Fosil di Sangiran

Preview:

DESCRIPTION

 

Citation preview

Analisis Temuan Fosil di Sangiran

Dirakit oleh Kelompok 4

Anggota

A

B

C

D

E

F

G

Di Indonesia, terdapat situs-situs prasejarah lengkap yang berisi sisa - sisa kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Di situs itu, terdapat beragam fosil manusia puba, fosil fauna, fosil tumbuhan, artefak dan lapisan tanah yang terendapkan secara alamiah tidak kurang dari 2 juta tahun silam.

Sangiran

Sangiran merupakan situs terpenting untuk ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi dan untuk bidang kepariwisataan. Pada Situs Sangiran ini terdapat banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang meliputi fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia prasejarah, fosil-fosil flora dan fauna beserta gambaran statigrafnya.

Lokasi dan Keadaan Alam Situs Sangiran Berada di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah / sekitar 15

km utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo dengan area seluas 56 km2 yang berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Karanganyar.

Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak.

Sejarah Penemuan Fosil di Sangiran Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling pada tahun

1864, dengan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran.

Eugene Dubois pernah dating ke Sangiran, namun ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran.

Pada tahun 1934, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian dan berhasil menemukan fosil-fosil nenek moyang manusia pertama, Homo Erectus ( Java Man / Menungso Jowo ) secara sporadis dan berkesinambungan. Hal ini menyebabkan Situs Sangiran menjadi terkenal.

Situs Sangiran ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.

Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald

Homo erectus

Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan Homo sapiens, manusia modern.

Homo erectus pada awal penemuannya diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus. Memiliki arti manusia-kera yang dapat berdiri.

Telah ditemukan sebanyak 50 individu fosil manusia Homo erectus di Sangiran. Jumlah ini mewaikili 65% dari fosil Homo erectus yang ditemukan di Indonesia atau 50% dari populasi Homo erectus di dunia.

Homo erectus

Terdapat sebuah penemuan bernama Sangiran 17 (S17) yang merupakan temuan fosil Homo erectus terbaik.

Ciri-ciri Fisik S17 : - Dahi sangat datar

- Tulang kening menonjol

- Orbit mata persegi

- Pipi lebar menonjol

- Mulut menjorok kedepan

- Tengkorak pendek memanjang

Berdasarkan Morfologi, tengkorak S17 adalah individu laki-laki dewasa yang hidup di Sangiran pada saat Sangiran didominasi lingkungan sungai yang luas sekitar 700.000 tahun yang lalu.

HOMO ERECTUS / PITHECANTHROPUS ERECTUS

Terima Kasih atas perhatian kalian semua. Merupakan kehormatan bagi kami apabila

anda sekalian bersedia menyimak persentasi dari kelompok kami, apabila ada

kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja, mohon dimaafkan.

Sesungguhnya kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.

Recommended