Perkembangan Potensi Menyimak

Preview:

DESCRIPTION

Pertemuan 3

Citation preview

Perkembangan Kompetensi Perkembangan Kompetensi MenyimakMenyimak

Perkembangan kompetensi dalam menyimak bahasa terjadi pada anak yang sedang belajar bahasa.

Pada kontak pertama pada ujaran/ucapan suatu bahasa yang masuk ke telinga hanya terasa sebagai suatu aliran bunyi gemuruh yang tidak berbeda.

Secara berangsur-angsur anak akan merasakan adanya berbagai urutan bunyi.

Ada keteraturan turun naiknya bunyi-bunyi, ada pula kelompok bunyi yang berdasarkan perbedaan taraf embusan napas.

Akhirnya anak dapat menyadari ada beberapa gabungan fakta-fakta bahasa yang dikenal secara arbiter, misalnya kosa kata, kata kerja dan pernyataan-pernyataan yang sederhana.

Anak mulai dapat membedakan adanya fonem-fonem dan pola-pola kalimat.

Untuk kompetensi bahasa pertama, anak mengharapkan adanya rentetan bunyi-bunyi tertentu sebagai isi informasi yang sesuai dengan pengalaman yang mendahuluinya dalam bentuk kontak bahasa yang mirip, sehingga perhatian sepenuhnya dapat diarahkan kepada item-item informasi yang lebih sulit.

Bagi bahasa kedua anak masih memerlukan banyak informasi dasar yang diharapkan sehingga perhatian yang tersita untuk hal-hal tersebut tidak terlalu.

Pada pengertian menyimak secara luas, penyimak bukan hanya mengerti dan membuat penafsiran atas lambang-lambang bunyi yang masuk ke telinga tetapi akan selanjutnya penyimak berusaha melakukan atau menanggapi apa yang dimaksud oleh pesan tadi.

Penyimak akan berusaha memanfaatkan hasil penafsiran tadi untuk tujuan –tujuan lebih lanjut. Bila pesan memang menghendaki hal itu, misal menjawab pertanyaan, menuruti perintah.

Pengajaran MenyimakPengajaran Menyimak

Menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa tidak kalah pentingnya dengan berbicara, membaca dan menulis.

Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis hanya disajikan secara terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD.

Peristiwa menyimak diawali dengan mendengarkan bunyi secara langsung atau melalui rekaman, radio, telepon, atau televisi.

Bunyi bahasa yang ditangkap telinga, diidentifikasi menjadi suku kata, kata, fraze, klausa, kalimat dan wacana.

Jeda dan informasi ikut diperhatikan oleh penyimak bunyi bahasa yang diterima kemudian maknanya ditafsirkan kemudian dinilai kebenarannya agar dapat diputuskan diterima tidaknya.

Jadi dapat dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai bahkan mereaksi terhadap makna yang termuat pada wacan lisan.

Menyimak pada hakekatnya merupakan rangkaian kegiatan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.

Menyimak harus dikaitkan dengan berbicara. Kedua keterampilan tersebut merupakan proses interaksi antar warga dalam masyarakat yang ditopang oleh komunikasi.

Secara sederhana dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses dalam memahami pesan yang disampaikan melalui lisan.

Pesan yang diterima penyimak berupa bunyi bahasa yang kemudian dialihkan menjadi bentuk semula yang berupa ide atau gagasan yang sama seperti yang sama seperti yang dimaksud oleh pembicara.

Dengan menyimak kita menerima informasi dari seseorang.

Pemahaman menyimak menjadi lebih mudah apabila penyimak mengetahui konteks wacana yang disimaknya.

Contoh: anak diberitahu bahwa yang mereka simak tentang cara menanam pepaya, apabila informasi yang mereka simak akan lebih dipahami bilamana informasi tersebut jelas bentuknya.

Penyimak yang berhasil adalah penyimak yang dapat memanfaatkan baik pengetahuan yang ada pada diri penyimak dapat ditangkap dan wacana yang disimaknya maupun pengetahuan yang telah mereka miliki yang bberhubungan dengan materi yang mereka simak.

Faktor penting dalam menyimak adalah keterlibatan penyimak dalam berinteraksi dengan pembicara.

Menyimak dan berbicara merupakan komunikasi lisan dan komunikasi lisan tidak akan terjadi bilamana kedua kegiatan ini tidak berlangsung sekaligus atau tidak saling melengkapi.

Kegiatan ini disebut kegiatan desiprokal artinya kegiatan menyimak dan berbicara dilakukan bersama-sama dan saling mengisi dan saling melengkapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak:Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak:

1. Susunan informasi yang kurang jelas atau acak –acakan.

2. Latar belakang pengetahuan penyimak.

3. Kelengkapan dan kejelasan informasi yang disimak.

4. Pembicara lebih banyak menggunakan kata ganti daripada menggunakan kata benda secara lengkap, sehingga teks sulit dipahami.

5. Kecilnya daya tampung sistem ingatan jangka pendek.

6. Beberapa lambang yang berbeda masuk bersama-sama terserap melalui telinga.

Strategi Pembelajaran MenyimakStrategi Pembelajaran Menyimak

Guru yang berpengalaman dan kreatif tidak akan mengalami kesulitan dalam memilih strategi apa yang akan diterapkan.

Agar pembelajaran menyimak dapat berhasil dengan guru menerapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengajaran menyimak harus mempunyai tujuan yang jelas yang diketahui oleh guru dan siswa.

2. Pengajaran menyimak disusun yang sederhana ke yang lebih kompleks sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa siswa.

3. Pengajaran menyimak harus mampu menumbuhkan partisipasi aktif terbuka pada diri siswa.

4. Pengajaran menyimak harus benar-benar mengajar bukan menguji artinya skor yang diperoleh siswa harus dipandang sebagai balikan bagi guru.

Agar pembelajaran menyimak memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajarannya harus memenuhi kriteria:

1. Relevan dengan tujuan pembelajaran

2. Menantang dan merangsang siswa untuk belajar

3. Mengembangkan kreatifitas siswa secara individu atau kelompok

4. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran

5. Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah diterapkan

6. Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit

7. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menjawab pertanyaan

2. Bermain tebak-tebakan

3. Memberi petunjuk

4. Identifikasi kalimat topik

5. Bermain pesan

6. Bercerita

7. Dramatisasi

Recommended