View
38
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Perkembangan Emosi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja berada pada periode perkembangan yang banyak mengalami masalah
pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuaian diri terhadap
tuntutan lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Masalah yang sering terjadi pada
perkembangan intelektual dan emosional remaja adalah ketidakseimbangan antara keduanya.
Pembelajaran kadang tidak selalu disukai oleh peserta didiknya, sehingga banyak tujuan
pembelajaran yang tidak tercapai. Ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman dari sang
pendidik akan perkembangan emosi dan jiwa peserta didiknya, khususnya remaja. Sebab, dalam
usia remaja perubahan emosi dan psikologis sangat pesat sekali.
Gejala- gejala emosi para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa
malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik.
Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek tersebut dan hal yang lain merupakan sesuatu yang
terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai peserta didik berjalan dengan normal tanpa ada
mengalami gangguan.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan emosi jiwa remaja ini, sang pendidik
kemungkinan besar akan mengulangi kesalahan dengan memberikan pembelajaran yang tidak
sesuai dengan kondisi perubahan yang ada pada diri remaja. Kalau kita melihat pada hakekat
pendidikan yang merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan
penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan
peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak
berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang,
telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses pemberdayaannya. Secara
ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu
masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh
masyarakat bangsa tersebut. Disinilah pendidik dituntut untuk mampu membawa peserta didik
dapat mencapai peradaban tertinggi, dengan menerapkan proses pendidikan yang sesuai dengan
kondisi kejiwaan peserta didik.
1
Perkembangan Emosi
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian emosi?
2. Apa saja bentuk-bentuk emosi?
3. Bagaimana hubungan antara emosi dan tingkah laku?
4. Bagaimana karakteristik perkembangan emosi remaja?
5. Apa saja factor yang mempengaruhi emosi remaja?
6. Bagaimana perbedaan individi dalam perkembangan emosi?
7. Bagaimana upaya mengembangkan emosi remaja dan implikasinya bagi
pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian emosi
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk emosi
3. Untuk mengetahui hubungan antara emosi dan tingkah laku
4. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan emosi remaja
5. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi emosi remaja
6. Untuk mengetahui perbedaan individiu dalam perkembangan emosi
7. Untuk mengetahui upaya mengembangkan emosi remaja dan implikasinya bagi
pendidikan
8. Untuk dijadikan bahan diskusi mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2
Perkembangan Emosi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Emosi
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi antara
masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat
mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh
remaja adalah perkembangan emosi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang
mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang
ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, haru dan
sejenisnya.
Berikut pengertian emosi menurut para ahli:
1. Hathersall (dalam Mudjiran, 2007 : 224) , merumuskan pengertian emosi sebagai
situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari
reaksi wajah dan tubuh.
2. Menurut Sarlito (1982 : 59), perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umumnya
disertai oleh perasaan –perasaan tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang.
Perasaan senang atau tidak senang yang menyertai kita sehari-hari disebut warna
afektif. Perasaan afektif ini kadang kuat dan kadang lemah atau kadang-kadang
tidak jelas. Perasaan seperti ini disebut emosi.
3. Lindsley, berpendapat bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau
keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami
frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-
kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu
menimbulkan emosi.
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jadi emosi
adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
3
Perkembangan Emosi
Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), misalnya pengalaman-
pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah, takut, bahagia, sedih dan jijik.
Emosi juga sering berhubungan dengan ekspresi tingkah laku dan respon-respon fidiologis.
B. Bentuk-bentuk Emosi
Meskipun emosi itu sedemikian kompleksnya, namun Daniel Goleman (dalam Ali dan
Asrosi, 2005 : 63) mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu sebagai berikut
1. Amarah, didalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, mara besar, jengkel, kesal
hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan
kebencian patologis
2. Kesedihan, didalamnya meliputi pedih, sedih, muram,suram, melankolis,
mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi
3. Rasa takut, didalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan
takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan phobia
4. Kenikmatan, didalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang,
terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang,
senang sekali dan mania.
5. Cinta, didalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, percayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
6. Terkejut, didalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana.
7. Jengkel, didalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau
muntah
8. Malu, didalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib,
dan hati hancur lebur.
Berdasarkan sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu :
1. Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan
dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih
banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan
dan tempat dimana individu itu berada.
4
Perkembangan Emosi
2. Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan
sebagainya. Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor
kesehatan.
3. Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci
dan sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor
hubungan dengan orang lain.
C. Hubungan antara Emosi dan dan Tingkah Laku
Gangguan emosi juga dapat menjadi penyebab kesulitan bicara. Hambatan-hambatan
dalam berbicara tertentu telah ditemukan bahwa tidak disebabkan oleh kelainan dalam organ
berbicara. Ketegangan emosional yang cukup lma mungkin menyebabkan seseorang gagap.
Menurut teori Kecerdasan Emosional yang dikembangkannya, Daniel Goleman (dalam
Ali dan Asrori, 2005: 64-66) mengemukakan sejumlah ciri utama pikiran emosional sebagai
berikut:
1. Respon yang cepat tetapi ceroboh
2. Mendahulukan perasaan kemudian pikiran
3. Memperlakukan realitas sabagai realist smbolik
4. Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang
5. Relitas yang ditentukan oleh keadaan
D. Karakteristik Perkembangan Emosi pada Remaja
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi antara
masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat
mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Pada masa ini dipercaya merupakan masa yang
sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya.
Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan
psikologis. Oleh Hurlock (2002) (dalam rahmat http://r4hmatdocuments.blogspot.com), disebut
sebagai periode heightened emotionality, yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih
tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat
termanifestasikan dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar
atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas, membentuk mekanisme pertahanan
5
Perkembangan Emosi
diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-menerus selama masa remaja. Dengan
bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil.
Emosi yang tinggi pada masa remaja sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu mendapat
penyaluran atau penanganan yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang
secara normal dialami adalah : cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya
lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya
dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia,
yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun
Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
Kemarahan biasa terjadi
Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
“Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak menuju dewasa
Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka
Luella Cole mengemukakan tiga jenis emosi, yaitu :
1. Emosi marah dan permusuhan
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam
kehidupan remaja . penyebab timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka
direndahkan, dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan
rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih memilih mengerutu, mencaci atau dalam
bentuk ungkapan verbal lainnya.
6
Perkembangan Emosi
Dalam upaya memahami remaja, ada 4 faktor yang sangat penting sehubungan dengan
rasa marah
Adanya perasaan bahwa perasaan marah berhubungan dengan usaha manusia untuk
memiliki dirinya dan menjadi dirinya sendiri meskipun marah sesekali tampak tolol dan
tidak terkendali, namun rasa marah akan terus berlanjut sepanjang ada kehidupan, dan
sangat berfungsi sebagai usaha untuk menjadi seorang pribadi sesuai haknya. Selama
masa remaja, fungsi marah terutama untuk melindungi haknya untuk menjadi
bebas/independen, dan menjamin hubungan antara dirinya dan pihak lain yang
berkuasa.
Pertimbangan penting lainnya ialah ketika individu mencapai masa remaja, dia tidak
hanya merupakan subjek kemarahan yang berkembang dan kemudian menjadi surut,
tetapi juga mempunyai sikap-sikap dimana ada sikap kemarahan dalam bentuk
permusuhan yang meliputi sisa kemarahan masa lalu. Sikap-sikap permusuhan dapat
terlihat dalam suatu kecenderungan untuk menjadi curiga dan keengganan atau
menganggap orang lain tidak bersahabat dan mempunyai motif yang jelek.
Seringkali perasaan marah sengaja disembunyikan dan seringkali tampak dalam bentuk
yang samar-samar. Ganhkan seni dari cinta mungkin dipakai sebagai alat kemarahan.
Kemarahan mungkin berbalik pada dirinya sendiri. Dalam beberapa hal, aspek ini
merupakan aspek yag sangat penting dan juga paling sulit dipahami.
2. Emosi takut
Jenis emosi lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Menjelang
seorang anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang
mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya anak-
anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari
persoalan kehidupan. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang akan diikuti
seperti rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain. Satu-satunya cara untuk menghindarkan
diri dari rasa takut adalah keberanian menghadapi rasa takut tersebut.
3. Emosi cinta / kasih sayang
Jenis emosi ketiga yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi cinta/kasih sayang,
emosi ini telah ada sejak bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Faktor ini penting dalam
7
Perkembangan Emosi
kehidupan remaja adalah untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta
dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk
memberinya. Walaupun remaja bergerak ke dunia pergaulan yang lebih luas, dalam dirinya
masih terdapat sifat kekanak-kanakanya. Remaja membutuhkan kasih sayang di rumah yang
sama banyaknya dengan apa yang mereka alami pada tahun-tahun sebelumnya. Karena alasan
inilah sikap menentang mereka, menyalahkan mereka secara langsung, mengolok-olok mereka
pada waktu pertama kali karena mencukur kumisnya, adanya perhatian terhadap lawan jenisnya,
merupakan tindakan yang kurang bijaksana.
Pada masa remaja rasa cinta mulai diarahkan kepada lawan jenis. Menurut Cole
kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap sesama jenis berlangsung lebih lama. Keadaan ini
terlihat pada sikap kasih sayang terhadap sesama wanita seperti kepada kakak, adik.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Dengan bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi
emosional. Bertambahnya pengetahuan dari lingkungan serta sekolah dan pemanfaatan media
massa berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini. Beberapa faktor yang
mempengaruhui perkembangan emosi pada masa remaja, antara lain:
a. Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan
keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis
remaja. Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya
menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini
menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam
perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
b. Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri anak
akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan berdampak lebih jauh pada
kepribadian anak. Misalnya: rendah diri, mudah tersinggung, atau menarik diri dari
lingkunganya.
8
Perkembangan Emosi
c. Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk gang yang biasanya pula memiliki
tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada masa
remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk melawan
otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik. Yang paling sering mendatangkan masalah
adalah hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan dikalangan remaja
juga terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada kekhawatiran dari pihak
orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka melarang anaknya pacaran.
d. Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan
untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan
sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.
e. Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
1. Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2. Adanya harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang.
3. Aspirasi yang tidak realistis.
f. Faktor belajar
Pengalaman belajar anak akan menentukan reaksi potensial mana yang mereka gunakan
untuk marah. Pengalaman belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain:
1. Belajar dengan coba-coba
Anak belajar dengan coba-coba untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk
perilaku yang memberi pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberi kepuasan.
2. Belajar dengan meniru
Dengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain,
anak bereaksi dengan emosi dan metode yang sama dengan orang-orang yang
diamati.
3. Belajar dengan mempersamakan diri
Anak meniru reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama
dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru. Disini anak
9
Perkembangan Emosi
hanya meniru orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat
dengannya.
4. Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini objek, situasi yang mulanya gagal memancing reaksi emosional
kemudian berhasil dengan cara asosiasi. Pengondisian terjadi dengan mudah dan
cepat pada awal-awal kehidupan karena anak kecil kurang menalar, mengenal betapa
tidak rasionalnya reaksi mereka.
5. Belajar dengan bimbingan dan pengawasan.
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang.
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang
biasanya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi
secara emosional terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak
menyenangkan.
6. Lingkungan keluarga
Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi nilai keluarga mengenai bagaimana anak
bersikap dan berperilaku. Keluarga adalah lembaga yang pertama kali mengajarkan
individu (melalui contoh yang diberikan orang tua) bagaimana individu
mengeksplorasi emosinya. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi
perkembangan anak. Keluarga sangat berfungsi dalam menanamkan dasar-dasar
pengalaman emosi, karena disanalah pengalaman pertama didapatkan oleh anak.
Keluarga merupakan lembaga pertumbuhan dan belajar awal (learning and growing)
yang dapat mengantarkan anak menuju pertumbuhan dan belajar selanjutnya.
Gaya pengasuhan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi
anak. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang emosinya positif,
maka perkembangan emosi anak akan menjadi positif. Akan tetapi, apabila kebiasaan
orang tua dalam mengekspresikan emosinya negatif seperti, melampiaskan
kemarahan dengan sikap agresif, mudah marah, kecewa dan pesimis dalam
menghadapi masalah, maka perkembangan emosi anak akan menjadi negatif.
Keterkaitan secara antara lingkungan keluarga dengan pengungkapan emosi terjadi sejak
awal yaitu pada masa anak-anak. Cara-cara yang digunakan orang tua untuk menangani masalah
anaknya memberikan pelajaran yang membekas pada perkembangan emosi anak. Gaya mendidik
10
Perkembangan Emosi
orang tua yang mengabaikan perasaan anak, yang tercermin pada persepsi negatif orang tua
terhadap emosi, emosi anak dilihat sebagai gangguan atau sesuatu yang selalu direspon orang tua
dengan penolakan. Pada masa dewasa, anak tersebut tidak akan menghargai emosinya sendiri
yang menimbulkan keterbatasan dalam mengungkapkan emosinya. Sebaliknya, pada kelurga
yang menghargai emosi anak yang dibuktikan dengan penerimaan orang tua terhadap ungkapan
emosi anak, pada masa dewasa nanti anak akan menghargai emosinya sendiri sehingga ia mampu
mengungkapkan emosinya pada orang lain.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, kiranya masih banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi remaja atau peserta didik. Namun dari yang telah diuraikan
diatas rasanya telah cukup banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.
F. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Emosi
Individu mengalami proses perkembangan emosi selama hidupnya, mulai dari bayi
sampai dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja individu.
Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, pendidikan, pendidikan, merupakan variabel
yang sangat berperan dalam perkembangan emosi individu.
Perbedaan individu juga dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan
individu yang bersangkutan, antara lain yaitu:
a. Kondisi dasar individu berkaitan dengan struktur pribadi individu. Misalnya, ada yang
mudah marah, ada juga yang susah marah.
b. Kondisi psikis individu pada suatu waktu. Misalnya, saat sedang kalut, seseorang mudah
tersinggungdibanding dalam keadaan normal.
c. Kondisi jasmani individu. Misalnya pada saat sedang sakit biasanya lebih mudah perasa
atau lebih mudah marah.
G. Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Dalam kaitannya dengan emosi remaja awal yang cenderung banyak melamun dan suli
diterka, maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan guru adalah konsisten dalam pengelolaan
kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab.
11
Perkembangan Emosi
Apabila ada ledakan-ledakan kemarahan sebaiknya kita memperkecil ledakan emosi
tersebut, misalnya dengan jalan tindakan yang bijaksana dan lemah lembut, mengubah pokok
pembicaraan, dan memulai aktifitas baru. Jika kemarahan siswa tidak reda, guru dapat minta
bantuan kepada petugas bimbingan penyuluhan.
Dalam diskusi kelas, tekankan pentingnya memperhatikan pandangan orang lain dalam
mengembangkan pandangan sendiri. Kita hendaknya waspada terhadap siswa yang ambisius,
berpendirian keras, dan kaku yang suka mengintimidasi kelasnya sehingga tidak ada yang berani
berlainan pendapat dengannya atau menentangnya.
Guru-guru di SMA terperangkap oleh kemampuan siswa yang baru dalam
menentukan/menemukan dan mengangkat ke permukaan tentang kelemahan-kelamahan orang
dewasa.Bertambahnya kebebasan dari remaja ibarat menambah “bahan bakar pada api”. Satu
cara untuk mengatasinya adalah meminta siswa mendiskusikan atau menulis tentang perasaan-
perasaan mereka yang negatif. Untuk menunjukkan kematangan mereka, para remaja terutama
laki-laki seringkali merasa terdorong untuk menentang otoritas orang dewasa.
12
Perkembangan Emosi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jadi
emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Bentuk-bentuk emosi antara lain amarah, sedih, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut,
jengkel, dan malu.emosi sangat berhubungan erat dengan tingkah laku manusia.
Gangguan emosi juga dapat menjadi penyebab kesulitan bicara. Hambatan-hambatan
dalam berbicara tertentu telah ditemukan bahwa tidak disebabkan oleh kelainan dalam
organ berbicara. Ketegangan emosional yang cukup lma mungkin menyebabkan
seseorang gagap.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam hal ini mahasiswa
untuk dapat mengenal emosi kita dan dapat mengontrol emosi kita dengan baik sehingga
tidak menmbuat orang lain terganggu maupun merasa jengkel.
13
Perkembangan Emosi
DAFTAR PUSTAKA
Hathersall (1985) dalam Mudjiran dkk. 2007. Pekembangan peserta didik “bahan
pembelajaran untuk tenaga kependidikan sekolah menengah”. Padang. UNP press.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1991. Psikologi Remaja. Surabaya: Rajawali Press.
Sunarto & Hartono, Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarata: Rineka Cipta
James & Lange 1995. Emotional Intelligence.
Lindsley
Daniel Goleman dalam Ali dan Asrosi, 2005 : 63
Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori, 2005: 64-66
Oleh Hurlock. 2002 : 213
Menurut Biehler (1972)
Luella Cole
www. e-bookspdf.org>home> Download
14
Recommended