View
182
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
“Jenis-jenis Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling”
Disusun Oleh: Kelompok 5
Semester : VI. A
1. Adam Saputra (2012.01.002)
2. Muthoharoh (2012.01.041)
3. Aria Lantas (2012.01.00 )
Dosen Pengampu: Mukhyidin Sumedi, M.A
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH (STITQI)
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATRA SELATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut
dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara langsung
berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran
layanan itu.
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan
dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan
dan konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis
layanan. Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis
layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai
meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun,
kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan
disekolah. Berbagai jenis layanan tersebut perlu dilakukan sebagai wujud nyata
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta
didik (klien).
Dalam makalah ini kami akan membahas sejumlah layanan dalam bimbingan dan
konseling yang ada disekolah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Kegiatan Layanan BK
Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut
dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara langsung
berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran
layanan itu. Kegiatan yang merupakan layanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan
fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang dimaksudkan diharapkan dapat secara
langsung dirasakan oleh sasaran (klien) yang mendapatkan layanan tersebut.
Berbagai jenis layanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik (klien). Disini kami akan
membahas sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling yang ada disekolah diantaranya
yaitu:
A. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah
dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. Pemberian layanan
ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat
berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang.1
Sedangkan menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan kearah dan
tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu
layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan
ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang “asing”.
Dalam kondisi keterasingan, individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Dalam
hal ini layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana
ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki
suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau
objek yang baru tersebut.2
1 Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hlm. 1142 Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008, hlm. 141
2
1. Tujuan dan Fungsi Layanan Orientasi
Layanan ini ditujukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama
orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama
penyesuaian siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya.3 Selain itu
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
Secara khusus tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu
dalam layanan bimbingan dan konseling. Dilihat Dari Fungsi Pemahaman, layanan
orientasi bertujuan untuk membantu individu agar memiliki pemahaman tentang
berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya. Dilihat dari Fungsi
Pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar terhindar dari
hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak memahami situasi atau
lingkungannya yang baru. Sedangkan dilihat dari Fungsi Pengembangan, apabila
individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara
konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individu akan dapat
mengembangkan dan memelihara potensi dirinya.
Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian
diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang
mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua siswa, dengan memahami
kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan dapat memberikan dukungan yang
diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya itu.
2. Materi Umum Layanan Orientasi
Untuk lingkungan sekolah, materi layanan orientasi mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
c. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan
sosial siswa
d. Peranan kegiatan bimbingan karier4
e. Penyelenggaraan pengajaran
3 Ibid, hlm. 1164 Kris Setyaningsih, Bimbingan Dan Konseling, Palembang, 2009, hlm. 18-19
3
f. Kurikulum yang ada
g. Staf pengajar dan tata usaha
h. Peranan layanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan
kesulitan siswa.
B. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan
pihak-pihak yang lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik
(terutama orang tua) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi
pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik sehari-hari sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan yaitu:
1. Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar,
pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
2. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya
3. Setiap individu adalah unik
Adapun tujuan dari layanan informasi adalah untuk membekali individu dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal
diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga
dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai
bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari, dan dalam mengambil keputusan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi khususnya dalam rangka
pelayanan bimbingan dan konseling yaitu: informasi pendidikan, informasi jabatan, dan
informasi sosial budaya. Dari ketiga jenis informasi tersebut dapat digabungkan sebagai
berikut:
1. Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
2. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk
penyaluran dan pengembangannya.
4
3. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
4. Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
5. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan program
tambahan.
6. System penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti ujian akhir.
7. Fasilitas penunjang dan sumber belajar.
8. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolaah.
9. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan atau karier serta prospeknya.
10. Langkah-langkah yang ditempuh guna mendapatkan jabatan.
11. Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita-cita karier.
12. Pelaksanaan layanan bantuan unuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.5
C. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan
penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program latihan,
magang, kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat,
serta kondisi pribadinya.6 Sedangkan menurut Winkel, 1991 dalam buku bimbingan dan
konseling di sekolah dan madrasah mengatakan bahwa layanan penempatan adalah usaha-
usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan madrasah
dan sesudah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku
jabatan tertentu.
Individu dalam proses perkembangannya sering dihadapkan pada kondisi yang satu
sisi serasi atau (kondusif) mendukung perkembangannya dan disisi lain kurang serasi atau
kurang mendukung (mismatch). Kondisi mismatch berpotensi menimbulkan masalah pada
individu (siswa). Oleh sebab itu, layanan penempatan dan penyaluran diupayakan untuk
membantu individu yang mengalami mismatch. Layanan ini berusaha meminimalisasi
kondisi mismatch yang terjadi pada individu sehingga individu dapat mengembangkan
potensi dirinya secara optimal. Di tempat yang cocok dan serasi serta kondusif diharapkan
5 Op-Cit, Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, 2009, hlm. 118-1196 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta:
Rineka Cipta, 2000, hlm. 62
5
individu dapat mengembangkan diri secara optimal.7 Layanan penempatan dan penyaluran
ini mempunyai kedudukan yang penting dalam pendidikan sebagai fungsi pencegahan dan
pemeliharaan. Layanan Penempatan dan Penyaluran bermanfaat untuk Membantu siswa agar
mampu menempatkan, menyalurkan dan merealisasikan dirinya pada keadaan posisi yang
tepat. Menyalurkan segala kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki siswa sehingga siswa
dapat berkembang secara optimal dan memperoleh kepuasaan. Memberikan kemudahan bagi
guru dalam pengelolaan kelas dan program pengajaran. Layanan penempatan dan penyaluran
harus dilaksanakan secara obyektif dan rasional oleh karena itu perlu kegiatan pendukung
berupa aplikasi instrumen dan pengumpulan data.8 Adapun bentuk-bentuk layanan
Penempatan dan Penyaluran adalah sebagai berikut:
1. Penempatan Dalam Kelas
Layanan penempatan di dalam kelas itu merupakan jenis layanan yang paling
sederhana dan mudah dibandingkan dengan penempatan dan penyaluran yang lainnya.
Namun demikian, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan. Penempatan siswa di
dalam kelas adalah menempatkan siswa ke dalam kelas yang sesuai dengan dirinya.
Bentuk penempatan dalam kelas dapat berupa menempatkan siswa berdasarkan
kemampuan akademis, menempatkan siswa dalam kelompok belajar, menempatkan siswa
dalam kelompok tugas, dan menempatkan siswa dalam posisi tempat duduk. Menurut
Purwoko (2008: 60) keuntungan penempatan dalam kelas adalah sebagai berikut: Bagi
siswa, penempatan kelas yang tepat memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap
kondisi diri siswa baik fisik, mental, maupun sosial. Bagi guru, penempatan kelas yang
tepat memungkinkan pengelolaan kelas yang kondusif yang akan mampu meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Dengan penempatan tempat duduk yang sesuai dengan
kondisi siswa, maka kemungkinan terjadinya hambatan-hamabatan dalam pelaksanaan
pembelajaran dikelas dapat lebih diminimalisir.
2. Kelompok Belajar
Bagaimana agar siswa yang kurang pintar juga dapat mengikuti proses belajar
dengan baik. Pembentukan kelompok belajar ini mempunyai dua tujuan pokok. Pertama,
7 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 153
8http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2257757-materi-layanan-penempatan-dan-penyaluran/#ixzz2H64qJmPj, Update (Kamis, 26 Maret 2015, Pukul: 11.30 Wib).
6
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Kedua, untuk wadah belajar bersama. Dalam penempatan kelompok
belajar ini guru BK harus mengetahui mana saja siswa yang memiliki prestasi yang baik,
maupun siswa yang kurang berprestasi. Jika sudah diketahui maka tugas guru BK
selanjutnya adalah membagi semua siswa dalam beberapa kelompok belajar yang terdiri
dari siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan
yang rendah. Agar semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, konselor harus
mengarahkan kepada siswa yang berkemampuan baik agar menjadi tutor atau
pembimbing teman-temannya yang memiliki kemampuan kurang.
3. Penempatan dan Penyaluran Dalam Kegiatan Ekstakurikuler
Penyaluran siswa kedalam kegiatan kokurikuler atau pun ekstrakurikuler secara
tepat dan benar akan sangat membantu dalam menunjang ketercapaian kegiatan
intrakurikuler. Selain itu, penempatan yang tepat akan membantu siswa dalam
pengembangan bakat dan minatnya. Siswa yang mempunyai bakat dan minat bisa
menyalurkannya pada kegiatan ekstrakurikuler. Prosedur dari pelaksanaan dari
penempatan pada kegiatan ekstrakurikuler ini adalah Melancarkan angket pilihan
kegiatan ekstra kurikuler. Menganalisis angket tersebut Melaksanakan penempatan sesuai
dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diinginkan. Kegiatan ini mengikuti prosedur
berikut: Mempelajari catatan kumulatif dan melancarkan angket pemilihan program atau
jurusan. Menganalisis angket yang sudah di lancarkan. Menyediakan informasi yang
mungkin diperlukan oleh siswa, membantu memecahkan masalah yang mungkin timbul
sehubungan dengan pemilihan program siswa.
4. Penempatan dan Penyaluran Jurusan yang Tepat Untuk Siswa
Setiap siswa di hadapkan pada pemilihan program studi seperti penjurusan IPA,
IPS, Bahasa bagi mereka yang duduk di bangku SMA. Atau penjurusan untuk anak SMK.
Terkadang, dari banyaknya jurusan yang ditawarkan sekolah membuat siswa kesulitan
untuk memilih jurusan yang sekiranya cocok bagi dirinya. Maka dari itu, merupakan
tugas guru pembimbing untuk memberikan bantuan kepada siswa. Pemberian bantuan itu
harus diawali dengan menyajikan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas.
Informasi tersebut hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk memahami tujuan, isi
(kurikulum), sifat, kesempatan-kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan
7
kesempatan kerja setelah tamat dari jurusan yang dimaksud. Selain itu, diadakan
konsultasi pribadi guna lebih mempermudah siswa yang bersangkutan.
5. Pendidikan Lanjutan
Penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan Sudah menjadi tugas
konselor untuk membekali para siswanya yang akan keluar dari sekolah yang
bersangkutan. Dan tentunya konselor harus benar-benar membuat rencana yang
sistematis untuk memberikan bantuan dalam pengembangan dan penyusunan rencana
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tentang kekuatan dan kelemahan siswa dari
segi-segi yang amat menentukan keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan
tersebut, terutama segi kemampuan dasar, bakat, dan minat, serta kemampuan keuangan.
Dalam pelaksanaan layanan penempatan siswa ke sekolah sambungan adalah
sebagai berikut: Menyelidiki bakat, minat, kemampuan siswa, Menyediakan informasi
lanjutan studi, Membantu siswa yang memerlukan bantuan sehubungan dengan
kesulitannya dalam memilih lanjutan studi yang diinginkan.
6. Bidang Perkerjaan
Penempatan dan penyaluran ke dalam pekerjaan atau jabatan di samping
penempatan dalam pendidikan lanjutan, sekolah juga harus membantu para siswa yang
akan memasuki dunia kerja. Meskipun di sekeliling siswa tersedia banyak lapangan kerja
namun tidak semua lapangan kerja itu cocok dan mudah untuk dimasuki. Sebagaimana
halnya dalam dunia pendidikan, setiap bidang pekerjaan itu memiliki sifat dan ciri-ciri
tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan informasi pekerjaan.9
Layanan penempatan dan penyaluran ini akan mencapai sukses jika mendapat
dukungan yang kuat dari guru dan orang tua siswa. Apalagi trio “guru-konselor-orang
tua” kompak dan matang dalam menangani layanan penempatan dan penyaluran demi
kebahagiaan anak, sangat dapat diharapkan perkembangan anak berada pada jalur yang
tepat.
D. Layanan Pembelajaran
9 http://kelompok5bka.blogspot.com/2012/05/layanan-penempatan-dan-penyaluran.html, update (Kamis, 26 Maret, Pukul: 11.46)
8
Layanan pembelajaran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
Tujuan layanan pembelajaran dimaksudkan agar siswa dengan kemandiriannya dapat
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta mendapatkan
keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta
tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan
pengembangan.
Materi kegiatan layanan bimbingan pembelajaran meliputi:
1. Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan,
bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan
penanggulangannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita dan perencanaan masa depan.
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan social
dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif
dan efisien.
4. Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.
5. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan
informasi karier, orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai
dengan karier yang hendak dikembangkan.
6. Pengembangan keterampilan belajar, meliputi: membaca, mencatat, menulis, dan
bertanya serta menjawab.10
E. Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individual adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru
pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.11
10 Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hlm. 122-123
11 Kris Setyaningsih, Bimbingan Dan Konseling, Palembang, 2009, hlm. 21
9
Menurut Mamat Supriatna (2011) Konseling individual adalah proses belajar melalui
hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang
konseli (peserta didik). Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat ia pecahkan
sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang professional dalam
jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Konseling ditujukan kepada
individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam masalah pendidikan, pekerjaan,
dan sosial di mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Konseling ialah proses
belajar yang bertujuan agar konseli (peserta didik) dapat mengenal diri sendiri, menerima diri
sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Dalam konseling
yang diharapkan konseli dapat mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat
lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri
sendiri dan masyarakat sekitarnya. 12 Dengan demikian konseling perorangam bertujuan
untuk mengentaskan masalah yang dialami oleh klien.
Fungsi utama dari layanan konseling individual yaitu fungsi pengentasan. Dalam
usaha pengentasan permasalahan yang dialami siswa, dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengenalan dan pemahaman permasalahan
2. Analisis yang tepat sebab-sebab timbulnya masalah
3. Aplikasi dan pemecahan masalah
4. Evaluasi
5. Tindak lanjut.
Melihat kepada teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat berbagai
macam teknik yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami siswa. Teknik
konseling perorangan yang sederhana ialah melalui proses atau tahapan-tahapan berikut:
1. Tahap pembukaan
2. Tahap penjelasan
3. Tahap pengubahan tingkah laku
4. Tahap penilaian atau tindak lanjut13.
12 Mamat Supriatna, Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi (orientasi dasar pengembangan profesi konselor), Jakarta: Rajawali Press, 2011, hlm. 100-101
13 Prayitno, Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: P2LPTK, 1987, hlm. 69
10
Materi layanan konseling individual mencakup berbagai macam, diantaranya yaitu
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Namun secara umum materi yang
dikedepankan dalam pemberian layanan adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta
penyalurannya.
2. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat,
bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah dan masyarakat.
4. Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan sosial dan lain-
lain14.
F. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana
kelompok. Gazda mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan
kegiatan informasi kepada kelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan
keputusan yang tepat15. Dalam redaksi yang berbeda,Tohirin mengemukakan bahwa layanan
bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada
individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas,
dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi
pengembangan dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan.
Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian
bersama anggota kelompok.
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau
kesulitan pada diri konseli (peserta didik), selain itu memungkinkan peserta didik secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari
pembimbing/ konselor) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Secara umum layanan bimbingan
kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi peserta layanan (siswa). Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok
bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
14 Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hlm. 12515 G.M. Gazda, Group Counseling: A Developmental Approach, Boston: Allyn and Bacon, 1978, hlm. 309
11
yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.16
Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan masalah pendidikan, pekerjaan, masalah pribadi dan social. Penataan bimbingan
kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang beranggotakan 15 sampai 20 orang, yang
dipimpin oleh seorang guru pembimbing dan konseling (konselor) atau guru. Dalam kegiatan
ini pada umumnya menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok, seperti dalam
kegiatan diskusi panel.
Penyelenggaraan bimbingan kelompok memerlukan persiapan dan praktik
pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak
lanjutnya.
1. Langkah awal
Tahap awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai
dengan mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakan kegiatan kelompok.
Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan
kelompok bagi para peserta didik, yang lebih rinci lagi dengan penjelasan
tentang pengertian, tujuan dan kegunaan secara umum layanan
bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini, langkah selanjutnya
menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan
tempat menyelenggarakan kegiatan bimbingan kelompok.
2. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan:
a. Materi layanan,
b. Tujuan yang ingin dicapai
c. Sasaran kegiatan
d. Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok
e. Rencana penilaian
f. Waktu dan tempat.17
16 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 170-172
12
3. Pelaksanaan Tahap-tahap Kegiatan
a. Tahap Pertama (Pembentukan)
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap
memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya
para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-
cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok
mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga
menunjukkan sikap hangat, tulus, dan penuh empati.
b. Tahap Kedua (Peralihan)
Kegiatan dalam tahapan ini ialah: menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
pada tahap berikutnya, menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, membahas suasana yang terjadi, dan
meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.
c. Tahap Ketiga (Kegiatan)
Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota
kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang
menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa
kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.18
4. Evaluasi Kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok difokuskan pada perkembangan pribadi
peserta didik dan hal-hal yang dirasakan mereka berguna. Isi kesan-kesan yang
diungkapkan oleh para peserta merupakan isi penilaian yang sebenarnya. Penilaian
terhadap bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar
cek, maupun daftar isian sederhana. Penilaian terhadap bimbingan kelompok berorientasi
pada perkembangan, yaitu mengenali kemajuan dan perkembangan positif yang terjadi
pada diri anggota kelompok. Prayitno (1995) mengemukakan bahwa penilaian terhadap
layanan bimbingan kelompok lebih bersifat dalam proses, hal ini dapat dilakukan melalui:
17 Mamat Supriatna, Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi (orientasi dasar pengembangan profesi konselor), Jakarta: Rajawali press, 2011, hlm. 98-99
18 https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/bimbingan-kelompok/, Update (Jum’at, 17 April 2015, Pukul: 11.27 Wib).
13
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung
b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas
c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan perolehan
anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka
d. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang kemungkinan
kegiatan lanjutan
e. Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan
layanan.
5. Analisis Lanjutan
Analisis dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan para peserta dan
langkah penyelenggaraan layanan. Dari sini akan dikaji apakah hasil pembahasan atau
pemecahan masalah sudah tuntas atau masih ada aspek yang belum dijangkau dalam
pembahsan tersebut. Dalam analisis, konselor sebagai pemimpin kelompok perlu
meninjau kembali secara cermat hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan seperti:
pertumbuhan dan jalannya dinamika kelompok, peranan dan aktivitas sebagai peserta,
homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok, kedalaman dan keluasan pembahasan,
kemungkinan keterlaksanaan alternatif pemecahan masalah yang dimunculkan dalam
kelompok, dampak pemakaian teknik tertentu oleh pemimpin kelompok, dan keyakinan
penerapan teknik-teknik baru, masalah waktu, tempat, bahan acuan, perlunya narasumber
lain, dan sebagainya. Dengan demikian, analisis tersebut dapat merupakan evalusi dari
apa yang sudah terlampaui dan dapat pula tinjauan ke depannya.19
G. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah
suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan
19 Ibid, Mamat Supriatna, hlm. 99-100
14
adanya interaksi antara sesama anggota kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan
layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.20
Menurut Mungin Eddy Wibowo (2005:20), Tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan
masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002:49), Tujuan konseling kelompok meliputi:
1. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
2. Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
3. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
4. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.21
Menurut Prayitno (2004), tujuan umum konseling kelompok adalah mengembangkan
kepribadian siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial, komunikasi, kepercayaan diri,
kepribadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama.
Sedangkan tujuan khusus konseling kelompok, yaitu:
1. Membahas topik yang mengandung masalah aktual, hangat, dan menarik perhatian
anggota kelompok.
2. Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah
laku dalam bersosialisasi/komunikasi.
3. Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan
pemecahan masalah bagi individu peserta konseling kelompok yang lain.
4. Individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan emosi.22
Materi layanan kelompok mencakup:
1. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.
2. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan
pengembangannya.
20 Kris setyaningsih, Bimbingan Dan Konseling, Palembang, 2009, hlm. 2321 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta :
Rineka Cipta, 2000, hlm. 4922 http://rumii-amelia.blogspot.com/2013/10/makalah-layanan-konseling-kelompok.html, Update (Jum’at,
17 April 2015, Pukul: 11. 30 Wib).
15
3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,
bertingkah laku dan hubungan sosial, baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat.
4. Mengembangkan hubungan teman sebaya baik dirumah, disekolah, dan dimasyarakat
sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.
5. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar dan berlatih, serta teknik-
teknik penguasaan materi pelajaran.
6. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar
di perguruan tinggi.
7. Mengembangkan kecenderungan karir yang menjadi pilihan siswa.
8. Orientasi dan informasi karir, dunia kerja, dan prospek masa depan.
9. Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karir yang akan dikembangkan.
10. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.23
Selain kegiatan layanan diatas Tohirin dalam bukunya bimbingan dan konseling
disekolah dan madrasah (2008) menambahkan dua jenis kegiatan layanan yaitu layanan
konsultasi dan Mediasi.
a. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh
konselor (pembimbing), terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi atau permasalah pihak ketiga.
Dalam layanan konsultasi ada tiga pihak yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Konselor merupakan tenaga ahli konseling (tenaga
professional) yang memiliki kewenangan melakukan pelayanan konseling sesuai dengan
bidang tugasnya. Konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada konselor agar
dirinya mampu menangani kondisi atau masalah yang dialami pihak ketiga yang
setidak-tidaknya sebagian menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan pihak ketiga adalah
individu-individu yang kondisi atau permasalahannya dipersoalkan oleh konsulti.
Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa menjadi konsulti adalah kepala
sekolah, guru, dan orang tua. Apabila yang menjadi konsulti adalah kepala sekolah,
maka pihak ketiganya bisa guru dan siswa. Jika konsulti adalah guru maka pihak
23 Op.Cit, kris Setyaningsih, hlm. 23
16
ketiganya siswa. Sedangkan jika konsultinya orang tua , maka pihak ketiga adalah anak
(terutama yang berstatus sebagai siswa di sekolah yang bersangkutan). Masalah-
masalah yang dikonsultasikan mencakup berbagai hal yang dialami pihak ketiga dalam
kehidupan sehari-hari baik di sekolah, rumah, maupun di lingkungannya.
b. Layanan Mediasi
Istilah “mediasi” terkait dengan istilah “media” yang berasal dari kata “medium”
yang berarti perantara. Menurut prayitno (2004) layanan mediasi merupakan layanan
konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam
keadaan saling tidak cocok. Dalam artian layanan mediasi adalah bantuan terhadap dua
pihak atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan. Berbeda dengan layanan yang
lain terutama layanan konseling perorangan, dalam layanan mediasi konselor
menghadapi klien (siswa) yang terdiri atas dua pihak tau lebih, dua orang atau lebih, dua
kelompok atau lebih. Tujuan dari layanan mediasi ialah agar tercapainya kondisi
hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai
atau bermusuhan. Selain itu agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative
(bertikai) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat) dalam hubungan antara kedua
belah pihak yang bermasalah.24
Menurut Syamsu Yusuf (2006), beberapa jenis layanan bantuan bimbingan
diantaranya yaitu:
a. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya
b. Konseling
c. Penyajian informasi dan penempatan
d. Penilaian dan penelitian25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 187-196
25 Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hlm. 20
17
Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan
layanan bimbingan konseling terdiri dari Sembilan jenis yaitu: layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling individual, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konsultasi dan layanan mediasi. Setiap layanan tersebut memiliki
fungsi dan tujuan masing-masing yang mana pada dasarnya setiap layanan tersebut
berfungsi untuk membantu klien yang bermasalah.
Sedangkan menurut Syamsu Yusuf kegiatan layanan bimbingan sangat membutuhkan
layanan bantuan seperti:
a. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya
b. Konseling
c. Penyajian informasi dan penempatan
d. Penilaian dan penelitian.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gazda, G.M. 1978. Group Counseling: A Developmental Approach, Boston: Allyn and Bacon.
Prayitno, 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: P2LPTK.
Setyaningsih, Kris. 2009. Bimbingan Dan Konseling, Palembang.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi (orientasi dasar pengembangan profesi konselor), Jakarta: Rajawali Press.
Suryana, Ermis. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press.
Tohirin, 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,.
Yusuf, Syamsu. 2006. Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/bimbingan-kelompok/, Update (Jum’at, 17 April 2015, Pukul: 11.27 Wib).
http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2257757-materi-layanan-penempatan-dan-penyaluran/#ixzz2H64qJmPj, Update (Kamis, 26 Maret 2015, Pukul: 11.30 Wib).
http://kelompok5bka.blogspot.com/2012/05/layanan-penempatan-dan-penyaluran.html, Update (Kamis, 26 Maret, Pukul: 11.46)
http://rumii-amelia.blogspot.com/2013/10/makalah-layanan-konseling-kelompok.html, Update (Jum’at, 17 April 2015, Pukul: 11. 30 Wib).
19
Recommended