View
233
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
TESIS
WACANA POLITIK VIDEOGRAFIS
TENTANG REKLAMASI TELUK BENOA
ANAK AGUNG NGURAH BAGUS KESUMA YUDHA
NIM. 139 026 1009
PROGRAM STUDI MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
WACANA POLITIK VIDEOGRAFIS
TENTANG REKLAMASI TELUK BENOA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya
Program Pascasarjana Universitas Udayana
ANAK AGUNG NGURAH BAGUS KESUMA YUDHA
NIM. 139 026 1009
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Ketertarikan penulis terhadap penelitian ini berawal dari kegelisahan penulis yang
berada di tengah fenomena terkait reklamasi Teluk Benoa. Isu lingkungan yang
merupakan hal yang sangat dijunjung di Bali harus dihadapkan pada kebutuhan
peningkatan ekonomi atas nama pariwisata. Pembicaraan mengenai reklamasi
Teluk Benoa juga sampai masuk ke dalam level masyarakat dan menjadi
perbincangan hangat di segala lintas usia. Fenomena reklamasi Teluk Benoa juga
telah menjadi santapan media bagi pemberitaan mereka. Yang paling menarik
justru datang dari penggunaan media sosial dan internet dalam memfasilitasi
berbagai videografis yang datang tidak hanya dari arus utama pemilik media besar
namun juga dari kelompok masyarakat sendiri. Berbagai informasi yang
diciptakan dan diterima masyarakat menjadi semakin besar dengan penggunaan
video dan berbagai macamnya yang terkait dengan reklamasi Teluk Benoa.
Setelah melakukan penjajakan dan pencarian informasi mengenai Teluk Benoa
dan segala aspeknya yang mempengaruhi masyarakat, akhirnya penulis
memutuskan untuk mengangkat penelitian yang dianggap paling relevan dalam
penyusunan tesis sehingga tesis ini terwujud dengan judul “Wacana Politik
Videografis tentang Reklamasi Teluk Benoa”.
Tesis ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi masyarakat Bali
dalam melihat fenomena reklamasi Teluk Benoa, yang hingga saat penulis
membuat penelitian ini, fenomena terkait masih terus terjadi khususnya antara
v
pihak pendukung reklamasi dan pihak tolak reklamasi. Ini juga merupakan
refleksi bagi penulis sendiri serta tambahan pengetahuan yang bisa penulis
sumbangkan bagi Program Studi S2 Kajian Budaya Universitas Udayana serta
pembaca pada umumnya. Tesis ini sama sekali tidak bertujuan untuk
menjustifikasi kebenaran suatu golongan ataupun pihak tertentu. Tesis ini hanya
merupakan sebuah tulisan reflektif yang hendak mengangkat isu yang
berimplikasi besar terhadap masyarakat Bali di tengah arus globalisasi.
Pada akhirnya penulis sadar bahwa proses penyelesaian tesis ini tidak
lepas dari bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Untuk itu dengan segenap hati
tidak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada :
1. Seluruh pejabat struktural di lingkungan Universitas Udayana, khususnya
Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.P.D., KEMD selaku Rektor Universitas
Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S. (K) selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. Putu Sukardja, M.Si selaku Sekretaris
Program Studi (S3) Kajian Budaya sekaligus pembimbing Akademik dan Dr. I
Gusti Ketut Gde Arsana selaku Ketua Program Studi Magister (S2) Kajian
Budaya serta pembimbing yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi
penulis untuk melanjutkan penelitian.
2. Dr. Putu Sukardja, M.Si dan Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si selaku
pembimbing yang selalu memberikan pengarahan, teliti melihat kekurangan
tulisan, dan selalu memberikan waktu Beliau tanpa pamrih. Tidak lupa dosen
penguji, yakni Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. , Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan,
vi
S.U. , Dr. I Gede Mudana, M.Si. yang telah memberikan kritik dan saran
membangun untuk mewujudkan tulisan yang lebih baik.
3. Segenap dosen di lingkungan Program Studi S2 Kajian Budaya Universitas
Udayana yang selalu berkenan membagi ilmu dan membuka cakrawala berpikir,
serta Staff Sekretariat di lingkungan Program Studi S2 dan S3 Kajian Budaya Pak
Putu Sukaryawan, Bu Luh, Bu Cok, Bu Ari, Bu Komang, Bli Kadek, Pak Tut
Songket, dan Bu Agung, yang selalu berbagi canda tawa dan tak lelah
memberikan informasi serta layanan administrasi selama penulis menempuh masa
studi.
4. Seluruh informan di Bali yang terkait dengan fenomena reklamasi Teluk
Benoa yang telah berkenan menerima dan membagi pengetahuannya tentang
pandangan kritis selama saya menjalankan penelitian ini. Kawan – kawan yang
memfasilitasi area berfikir saya sehingga akhirnya makna, “lawan debat dan
teman berfikir” itu menjadi benar adanya. Khususnya kepada teman - teman Unit
Kesenian Mahasiswa Universitas Udayana, Indonesia United States Youth
Leadership Program, Eagle Institute Indonesia, Dread Team, Rumah Belajar
Lentera dan seluruh pihak yang telah membantu saya bertukar pikiran tanpa
berkeluh kesah dari tengah malam hingga pajar menyingsing
5. Ayahanda I Gusti Ngurah Putra, Ibunda tercinta Anak Agung Ayu Mirah
Ariati, yang selalu sabar dan tidak pernah putus mengiringi langkah anaknya
dengan segenap cinta dan doa. Saya sayang kalian. Terima kasih telah menjadi
orang tua yang baik bagi anak-anaknya. Ketiga kakakku tersayang, Anak Agung
vii
Istri Citra Dewi, Anak Agung Ayu Mas Cindrayuni dan Anak Agung Ayu Inten
Komalasari yang selalu memberikan motivasi dan selalu memberikan bantuan
demi terwujudnya tesis ini. Gung Krisna Starlight yang telah memberikan
tempatnya sebagai lokasi shooting video presentasi untuk penulis. Tidak lupa
kepada calon pasangan hidup, Ni Putu Putri Wirasari yang telah membagi
pengalaman, pengetahuan, serta kasihnya. Suksma Dear.
6. Teman-teman S2 Kajian Budaya angkatan 2013 dan segenap keluarga besar,
sahabat, teman yang selalu membantu saya, baik secara materi maupun motivasi.
Denpasar, 7 Agustus 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Pada masa demokrasi, Indonesia menandai perubahan dengan
perkembangan media dan kepentingan politik yang pesat. Pada tingkat lokal,
Pulau Bali menjadi arena pertarungan berbagai kepentingan termasuk salah
satunya wacana reklamasi Teluk Benoa. Teluk Benoa yang awalnya adalah area
konservasi kemudian berubah peruntukannya menjadi area pemanfaatan
berdasarkan kebijakan pemerintah lewat Surat Keputusan dan Peraturan Presiden.
Area pemanfaatan yang dimaksud adalah pengurugan tanah sebesar 838
hektar yang diklaim oleh pihak pemrakarsa sebagai proses revitalisasi.
Masyarakat yang mengetahui wacana ini kemudian bereaksi. Kelompok
pendukung dan penolak rencana ini berkembang menjadi dua kubu besar. Di satu
pihak disebut sebagai pihak pendukung reklamasi atas nama revitalisasi dan di
pihak lain adalah pihak yang menolak reklamasi. Perang ideologi dan kepentingan
terjadi di segala lini. Dimulai dari pemberitaan, pemasangan baliho, aksi budaya
hingga penayangan berbagai video yang membawa makna politik berkaitan
terhadap reklamasi Teluk Benoa.
Terjadinya fenomena reklamasi Teluk Benoa di era media seperti hari ini,
memunculkan sebuah gaya baru dalam penyebaran informasi kepada masyarakat.
Internet dan videografis sebagai salah satu cara terbaik mendekatkan pihak yang
memiliki kepentingan politik (pendukung dan penolak reklamasi) dengan
masyarakat luas. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan
dalam 3 pertanyaan, yakni: (1) Bagaimana bentuk wacana politik videografis
tentang reklamasi Teluk Benoa? (2) Ideologi apa yang membentuk wacana politik
videografis tentang reklamasi Teluk Benoa? (3) Bagaimana implikasi wacana
politik videografis tentang reklamasi Teluk Benoa? Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap ideologi dan pengaruhnya yang disebar melalui media videografis.
Teori yang digunakan antara lain adalah teori Framing, Teori
Hipersemiotika dan Teori Relasi Kuasa dan Pengetahuan. Teori ini digunakan
secara eklektik, atau bersamaan dan saling membantu untuk menganalisis
permasalahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan teori dan kajian pustaka, maka objek
penelitian dalam penelitian ini adalah wacana politik videografis tentang
reklamasi teluk Benoa.
Bentuk wacana politik videografis berada pada ranah (1) tayangan berita,
(2) tayangan iklan, (3) tayangan film dan (4) tayangan video pendek. Ideologi
yang muncul melalui arena ini adalah ideologi penguasa, ideologi ekonomi,
ideologi lingkungan dan ideologi perlawanan. Wacana politik videografis ini
membawa dampak dan makna luas tidak hanya bagi para pendukung revitalisasi
atas nama reklamasi maupun penolak kebijakan reklamasi namun juga pada
masyarakat luas. Wacana politik videografis tentang reklamasi Teluk Benoa
memiliki pengaruh kuat dalam membentuk persepsi dan ideologi di masyarakat.
Hal ini memberikan dalih bahwa media videografis dapat menjadi medium dalam
menyampaikan pesan politik pada masyarakat.
Kata kunci: Reklamasi Teluk Benoa, revitalisasi, politik, videografis, ideologi
ix
ABSTRACT
At the time of democracy, Indonesia marked the rapid change with the
development of media and political interest. At the local level, Bali became an
arena battle for a variety of interests including one discourse about the
reclamation Teluk Benoa. Teluk Benoa which originally was a conservation area
designation later changed into an area utilization by government policy through
governor and Presidential Decree.
They are going to do the reclamation about to 838 hectares of land by the
proponent as a revitalization process. People who know this discourse then react.
Groups of supporters and opponents of this plan evolved into two major camps.
On the one hand is referred to as the proponent of reclamation on behalf of the
revitalization and on the other hand are those who reject reclamation. War
ideology occurred in all lines. Starting from the news, the installation of
billboards, cultural action until the delivery of various video which carries
political meaning related to the reclamation of Teluk Benoa.
Teluk Benoa reclamation phenomenon in media era like today, gave rise to
a new style in the dissemination of information to the public. Internet and video
graphic as one of the best ways to make closer the political interest groups
(supporters and opponents of reclamation) with the wider community. Issues
raised in this study is formulated in three questions: (1) How is the form of
political discourse about the reclamation of Teluk Benoa? (2) What kind of
ideology that political discourse about the reclamation of Teluk Benoa about? (3)
How about the implications of that political discourse about the reclamation of
Teluk Benoa? The aim of this study is to reveal the ideology and its influence is
distributed via the media video graphic.
The theory that used are Framing theory, Hipersemiotika Theory and
Theory Relations of Power and Knowledge. This theory is used in an eclectic, or
together and help each other to analyze the problems. The method used is a
method of research with a qualitative approach. Based on the theory and study of
literature, then the object of this research is the video graphic political discourse
about the reclamation of Teluk Benoa.
Video graphic form of political discourse is in the realm of (1) news
shows, (2) commercials, (3) films and (4) short video. Ideologies that emerged
through this arena are the ruling ideology, the ideology of economic,
environmental ideology and the ideology of resistance. This video graphic
political discourse and meaning broad impact not only for the supporters on behalf
of reclamation and revitalization repellent reclamation policy but also on the
wider community. The video graphic political discourse about the reclamation
Teluk Benoa has a strong influence in shaping the perceptions and ideology in
society. This gives the pretext that video graphic media can be a medium to
convey a political message to the public.
Keywords: Reclamation of Teluk Benoa, revitalization, politics, video
graphics, ideology
x
RINGKASAN
Keberadaan media pada masa kini merupakan sebuah peralihan pola
hidup yang sangat besar. Ketergantungan manusia pada media terjadi hingga level
terendah. Komunikasi dua arah yang terjadi saat masyarakat memproduksi dan
mengonsumsi isi dari media sangat terbantu oleh keberadaan internet yang
bahwasanya merupakan bentuk globalisasi yang menerjang Indonesia, termasuk
Bali. Bali yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia telah menjadi sorotan jauh
sebelum era kemerdekaan. Bali yang mampu menarik berbagai pelancong dari
seluruh dunia untuk datang ke Bali merupakan sebuah potensi besar. Bali yang
dulunya dielu-elukan kini perlahan berubah bagai kue besar. Banyak orang yang
menginginkan bagian dari kue tersebut. Baik oleh masyarakat Bali maupun
masyarakat di luar Bali yang melihat kue itu sebagai keuntungan yang pantas
didapat walau dengan biaya besar.
Bagian kue yang cukup besar kini berada di daerah Teluk Benoa. Sudah
siap terkapling bagi pemilik modal yang sudah menginvestasikan seluruh
modalnya untuk merubah Teluk Benoa menjadi area penarik devisa. 838 hektar
siap direklamasi untuk keperluan infrastruktur raksasa. Telah juga mengantongi
dukungan dari pemerintah lewat surat keputusan gubernur hingga Peraturan
Presiden No 51 Tahun 2014. Sebuah keputusan yang justru membunuh peraturan
tentang area konservasi berdasarkan keputusan Peraturan Presiden No 45 Tahun
2011. Salah satu area yang (dulunya) disebut konservasi yang tersebut adalah
xi
kawasan Teluk Benoa. Pergantian kebijakan terhadap peruntukan Teluk Benoa ini
yang lalu memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat.
Reaksi dukungan dan penolakan terjadi hingga level masyarakat.
Kegiatan jalanan berangsur menanjak dari aksi budaya baik dari pihak pendukung
maupun penolak, parade baliho yang menyuarakan pesan – pesan akan pentingnya
reklamasi yang mengatasnamakan revitalisasi serta bahayanya reklamasi yang
datang dari pihak seberang, perang media yang memiliki kecenderungan politik
terhadap salah satu pihak sampai penggunaan lajur komunikasi dua arah yang
menggunakan video melalui area penyaluran internet. Sebuah pengaruh
globalisasi yang berupa penggunaan internet lalu menjadi fenomena terbaru yang
memfasilitasi penyebaran ideologi pendukung dan penolak reklamasi pada
masyarakat luas.
Beberapa teori digunakan dalam tulisan ini secara eklektik guna
mengungkap ideologi yang berada di belakang setiap video yang diciptakan
terkait reklamasi Teluk Benoa dan pengaruh yang ditimbulkan dalam masyarakat.
Teori yang digunakan adalah teori framing, hipersemiotika dan teori relasi kuasa
dan pengetahuan. Inti dari penggabungan teori ini adalah untuk mengungkap
ideologi yang digunakan para agen dalam menyusup kehidupan masyarakat lewat
media videografis untuk menyamakan ideologi masyarakat dengan pemilik
kepentingan.
Berbagai video kemudian tercipta baik dari pihak yang menguasai arus
media besar seperti televisi, kelompok masyarakat hingga mencapai pihak
personal. Laman youtube merupakan salah satu media penyimpanan video
xii
berbasis internet yang menjadi area raksasa pertarungan ideologi yang dapat
diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Berbagai pihak lalu berlomba –
lomba memproduksi berbagai macam videografis yang dapat mewakili pandangan
mereka untuk menyetujui ataupun menolak reklamasi Teluk Benoa serta menarik
simpati masyarakat dengan berbagai pengatahuan, alur plot, cerita dan apapun
yang bisa ada dalam video yang tercipta.
Respon yang besar lalu terjadi pada masyarakat. Tergantung pada siapa
yang memberikan informasi dan pengetahuan yang membalut ideologi, video –
video tersebut kemudian mampu membuat masyarakat berfikir mendalam dan
menentukan keputusannya untuk mendukung ataupun menolak reklamasi Teluk
Benoa. Sebuah fenomena raksasa yang terjadi di Bali dan memberikan pengaruh
besar pada masyarakat baik yang berada di Bali maupun yang berada di luar Bali.
Pengaruh yang diberikan pada masyarakat tercermin dari empat bentuk
media videografis yaitu wacana politik videografis dalam tayangan berita,
tayangan iklan, tayangan film dan tayangan video pendek. Dalam perjalanannya,
ideologi yang muncul mengimbangi antara lain ideologi penguasa, ideologi
ekonomi, ideologi lingkungan dan ideologi perlawanan. Ideologi yang muncul
dan berbagai bentuk tayangannya membawa dampak dan makna luas tidak hanya
bagi para pendukung revitalisasi atas nama reklamasi maupun penolak kebijakan
reklamasi namun juga pada masyarakat luas.
Media merupakan isi dari pesan itu sendiri. Medium is the message.
Visualisasi dari media yang membawa pesan bisa merupakan isi dari pesan itu
sendiri. Penting bagi media video dalam membuat visualisasi yang baik agar dapat
xiii
menggapai masyarakat. Dimana satu sisi hal itu adalah jalan dalam menemukan
berbagai ideologi yang mempengaruhi masyarakat berkaitan dengan wacana
reklamasi Teluk Benoa. Media videografis dapat menjadi medium dalam
menyampaikan pesan politik pada masyarakat.
Masyarakat memberikan sebuah penilaian pada sebuah fenomena
reklamasi teluk Benoa yang dimana satu pihak mengklaimnya sebagai proses
revitalisasi namun berlawanan bagi pihak lain. Difasilitasi dengan media
videografis yang menjadi corong penyebaran ideologi pihak yang berkepentingan
membuat masyarakat bereaksi terhadap wacana terkait yaitu wacana politik
videografis tentang reklamasi Teluk Benoa. Masyarakat kemudian terbagi menjadi
beberapa karakteristik penerima pesan sesuai dengan kepentingan dan latar
belakang masing – masing pihak. Terdapat beberapa karakter masyarakat yang
menerima, menegosiasi pesan serta memodifikasi hingga menolak mentah –
mentah pesan yang muncul dari wacana politik videografis rencana reklamasi
Teluk Benoa.
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ............................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN PEMBIMBING ............................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
RINGKASAN ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix
GLOSARIUM ........................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 12
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 13
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................... 13
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................... 13
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 14
1.4.1 Manfaat Teoretis .................................................. 14
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................... 15
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN
TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka .............................................................. 16
2.2 Konsep .......................................................................... 24
2.2.1 Wacana Politis Videografis ................................ 24
2.2.2 Teluk Benoa ........................................................ 25
2.2.3 Reklamasi ........................................................... 26
2.3 Landasan Teori ............................................................. 28
2.3.1 Teori Framing ..................................................... 28
2.3.2 Teori Hipersemiotika .......................................... 30
2.3.3 Teori Wacana Relasi Pengetahuan
dan Kekuasaan.. .................................................. 31
2.4 Model Penelitian .......................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian .................................................... 36
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................... 37
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................. 38
3.4 Teknik Penentuan Informan .......................................... 39
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 40
3.6 Instrumen Penelitian ...................................................... 41
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................... 42
3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ........................... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM AREA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Teluk Benoa .................................................. 44
4.1.1 Pengaruh Mangrove terhadap
Teluk Benoa ........................................................ 47
4.1.2 Pengaruh Daerah Aliran Sungai terhadap
Teluk Benoa ........................................................ 49
4.1.3 Posisi Strategis Teluk Benoa ............................... 52
xvi
4.2 Pandangan Masyarakat terhadap Wacana Reklamasi
Teluk Benoa .................................................................. 55
4.3 Deskripsi Media Massa Elektronik ............................... 57
4.4 Deskripsi Videografis .................................................... 60
BAB V BENTUK WACANA POLITIK VIDEOGRAFIS
5.1 Wacana Politik dalam Tayangan Berita ........................ 65
5.2 Wacana Politik dalam Tayangan Iklan ......................... 69
5.3 Wacana Politik dalam Tayangan Film .......................... 73
5.4 Wacana Politik dalam Tayangan Video Pendek ........... 77
BAB VI IDEOLOGI YANG MEMBENTUK WACANA
POLITIK VIDEOGRAFIS
6.1. Ideologi Penguasa ......................................................... 83
6.2 Ideologi Ekonomi ......................................................... 86
6.3 Ideologi Lingkungan ..................................................... 95
6.4 Ideologi Perlawanan ..................................................... 101
BAB VII IMPLIKASI WACANA POLITIK VIDEOGRAFIS
KEPADA MASYARAKAT
7.1 Implikasi Wacana Politik dalam Tayangan Berita ........ 106
7.1.1 Dialog Merah Putih –
Perubahan Perpres Lancarkan Reklamasi Teluk
Benoa …………………………………. ............. 107
7.1.2 Eight Eleven (8-11) - Benoaku Sayang,
Benoaku Malang ................................................. 113
7.1.3 Kabar Petang - Massa Dukung
Reklamasi Teluk Benoa ...................................... 118
7.1.4 Lipstik.TV - Melanie Subono Tolak
Reklamasi Di Teluk Benoa Bali .......................... 123
xvii
7.2 Implikasi Wacana Politik dalam Tayangan Iklan ......... 127
7.2.1 For Bali For Indonesia - Hebohnya Tolak
Menolak Reklamasi Di Bali ................................ 128
7.3 Implikasi Wacana Politik dalam Tayangan Film .......... 133
7.3.1 Watchdoc – Kala Benoa ...................................... 133
7.3.2 Panak Meong – Pray, Voiced & Persuade ........... 139
7.4 Implikasi Wacana Politik dalam Tayangan
Video Pendek ................................................................ 142
7.4.1 For BALI – Klip Bali Tolak Reklamasi .............. 143
7.4.2 Forum FBKSB – Bali Dukung Reklamasi
Teluk Benoa ........................................................ 147
7.4.3 Yan Jambrong – Aksi Pro Reklamasi Ribuan
Bohong Belaka .................................................... 151
7.4.4 Yudhayo27 – Bali Tolak Reklamasi
Perjuangan masih panjang ................................... 154
BAB VIII Simpulan dan Saran
8.1 Simpulan........................................................................ 160
8.2 Saran .............................................................................. 164
Daftar Pustaka ........................................................................................... 165
Pedoman Wawancara ................................................................................ 174
Daftar Informan ......................................................................................... 175
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Desa/Kelurahan di Sekitar Teluk Benoa ................................ 44
Tabel 4. 2 Sebaran Hutan Mangrove di Kawasan Teluk Benoa .............. 47
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Administrasi dan Kedudukan Strategis Teluk Benoa ..... 46
Gambar 4.2 Peta Daerah Aliran Sungai di Teluk Benoa ............................ 51
Gambar 4.3 Peta Status Kondisi Terumbu Karang di Perairan Sekitar
Teluk Benoa dan WP3K Bali ................................................. 54
Gambar 4.4 Evolusi alat komunikasi ......................................................... 58
Gambar 4.5 Zoopraxiscope dan cinematographe ....................................... 61
Gambar 4.6 Media penyimpanan video ..................................................... 61
Gambar 6.1 Wawancara I Made Mangku .................................................. 84
Gambar 6.2 Berita Kebijakan Tamasika, DPRD mesti bersikap ............... 84
Gambar 6.3 Berita Adanya Rujukan dari Pemda di Bali ........................... 86
Gambar 6.4 Cover Dokumenter Kontemplasi Bali .................................... 87
Gambar 6.5 Berita Dinilai Pro-reklamasi, Masyarakat Tanjung Benoa
Minta Penjelasan Bendesa ...................................................... 89
Gambar 6.6 Berita Sejumlah Ormas Bali Dukung Revitalisasi Teluk
Benoa ...................................................................................... 90
Gambar 6.7 Berita Dukung Reklamasi, Aksi Damai di DPRD Bali
Kondusif ................................................................................. 91
Gambar 6.8 Berita Ratusan warga datangi DPRD dukung reklamasi
Benoa ...................................................................................... 91
Gambar 6.9 Berita WNI di Washington demo tolak reklamasi Teluk
Benoa ...................................................................................... 92
Gambar 6.10 Cuplikan Kala Benoa .............................................................. 93
Gambar 6.11 Berita Pariwisata Bunuh Pariwisata ....................................... 94
Gambar 6.12 Wawancara Made Gunaja ....................................................... 96
Gambar 6.13 Ilustrasi Teluk Benoa .............................................................. 98
Gambar 6.14 Berita Orang Bali di Luar Negeri Tolak Reklamasi di Benoa 99
Gambar 6.15 Berita Buat 12 Pulau Keruk Pasir di Nusa Dua ...................... 100
xx
Gambar 6.16 Berita Pemuda Padangtegal Kelod Tolak Reklamasi ............. 101
Gambar 6.17 Berbagai atribut dan aksi penolakan....................................... 103
Gambar 7.1 Cuplikan Perubahan Perpres Lancarkan Reklamasi Teluk
Benoa ...................................................................................... 108
Gambar 7.2 Cuplikan Benoa Ku Sayang, Benoa Ku Malang .................... 115
Gambar 7.3 Cuplikan Massa Dukung Reklamasi Teluk Benoa ................. 120
Gambar 7.4 Cuplikan Melanie Subono Tolak Reklamasi Di Teluk Benoa
Bali ......................................................................................... 124
Gambar 7.5 Cuplikan Hebohnya Tolak Menolak Reklamasi Di Bali ........ 129
Gambar 7.6 Cuplikan Kala Benoa .............................................................. 135
Gambar 7.7 Cuplikan Pray, Voiced & Persuade ........................................ 140
Gambar 7.8 Cuplikan Klip Bali Tolak Reklamasi ..................................... 144
Gambar 7.9 Cuplikan Bali Dukung Reklamasi Teluk Benoa .................... 148
Gambar 7.10 Cuplikan Aksi Pro Reklamasi Ribuan Bohong Belaka .......... 152
Gambar 7.11 Cuplikan Bali Tolak Reklamasi - Perjuangan masih panjang 155
xxi
GLOSARIUM
aksi budaya : parade dengan berjalan kaki menuju kantor
pemerintahan dan menyuarakan pendapat diselingi
dengan kegiatan budaya.
basic : dasar pemahaman
channel : saluran dalam komunikasi.
das : daerah aliran sungai.
facebook : sarana media sosial yang mampu menampung
tulisan, foto, video serta berbagi momen.
koh ngomong : malas berbicara
live : siaran langsung.
perpres : peraturan presiden.
piranti lunak : program dalam komputer.
printing press : alat cetak
replanting : peremajaan tanaman
twitter : sarana media sosial yang mampu menampung
tulisan sebanyak 140 karakter.
verbal : yang dapat didengarkan dengan telinga.
visual : yang dapat disaksikan dengan mata.
youtube : sarana saluran penampung video dalam internet.
Recommended