Upload
vinasmile
View
674
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
ASPEK ERGONOMIKA DI LINI PRODUKSI
TRENZ SANDWICH CRACKERS
DI PT. INDOBISKUIT MANDIRI MAKMUR
Oleh :
FINA MARDIYANTI
F14061260
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
1
ASPEK ERGONOMIKA DI LINI PRODUKSI
TRENZ SANDWICH CRACKERS
DI PT. INDOBISKUIT MANDIRI MAKMUR
Laporan Praktek Lapangan
Oleh :
FINA MARDIYANTI
F14061260
Bogor, Oktober 2009
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Ir. Mad Yamin, MT.
NIP. 131 624 185
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………. 8
A. LATAR BELAKANG……………………………………... 8
B. TUJUAN……………………………………………………9
C. METODOLOGI…………………………………………….9
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN……………... 10
BAB 11. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN……………………..11
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN….. 12
B. LOKASI PERUSAHAAN………………………………….13
C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN……………. 13
D. KETENAGAKERJAAN…………………………………... 14
E. HASIL PRODUKSI DAN PEMASARAN………………... 15
BAB III. BAHAN BAKU DAN PROSES PRODUKSI…………….. 19
A. BAHAN BAKU……………………………………………. 19
B. BAHAN PENUNJANG……………………………………. 20
C. PROSES PRODUKSI……………………………………… 23
BAB VI. PEMBAHASAN…………………………………………... 32
A. ERGONOMIKA…………………………………………… 32
1. SIKAP DAN POSISI KERJA………………………….34
2. KEBISINGAN………………………………………… 36
3. GETARAN……………………………………………. 42
4. TEMPERATUR………………………………………. 44
5. PENCAHAYAAN……………………………………. 47
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………… 49
A. KESIMPULAN…………………………………………… 49
B. SARAN…………………………………………………… 49
3
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 50
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 51
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja shift di PT. IMM.......... 13
Tabel 2. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja nonshift di PT.IMM...... 13
Tabel 3. Skala Intensitas Kebisingan………………………………………. 39
Tabel 4. Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per Hari Kerja…………….. 40
Tabel 5. Jenis-jenis dari akibat-akibat kebisingan…………………………. 42
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Trenz Sandwich Keju………………………………………….. 17
Gambar 2. Trenz Sandwich Kacang……………………………………….. 17
Gambar 3. Trenz Sandwich Pisang Keju………………………………….. 18
Gambar 4. Gambar Proses Mixing………………………………………… 25
Gambar 5. Gambar Laminator…………………………………………….. 26
Gambar 6. Gambar Proses Forming………………………………………. 26
Gambar 7. Gambar Proses Baking………………………………………... 27
Gambar 8. Gambar Proses Oil Spray……………………………………… 28
Gambar 9. Gambar Proses Cooling……………………………………….. 29
Gambar 10. Gambar Proses Creaming……………………………………. 30
Gambar 11. Gambar Proses Packing……………………………………… 31
Gambar 12. Persepsi tentang kenyamanan dipengaruhi oleh pengambilan
data ukuran/dimensi/anthropometri yang tepat dalam perencanaan
desain…………………………………………………………. 36
Gambar 13. Struktur Telinga Manusia……………………………………. 38
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tata Letak Pabrik…………………………………………….. 51
Lampiran 2. Struktur Organisasi……………………………………………52
7
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi membawa pengaruh yang sangat besar bagi
perkembangan perekonomian dunia. Globalisasi yang identik dengan pasar
bebas membuat transaksi perdagangan antar negara menjadi semakin mudah.
Kondisi tersebut membawa tantangan tersendiri bagi industri-industri yang
ada di Indonesia untuk dapat menjaga agar produknya tetap mampu bersaing
baik di pasar lokal maupun internasional.
Salah satu faktor yang kemudian menjadi kunci penyelesaian dari
tantangan tersebut adalah tersedianya sumber daya yang berkualitas. Dalam
hal ini, perguruan tinggi menjadi lembaga yang berperan penting dalam usaha
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tentunya usaha tersebut
tidak semata-mata hanya dilakukan oleh perguruan tinggi saja, tetapi juga
membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian, SDM yang
dihasilkan akan mempunyai daya saing tinggi dan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh dunia kerja.
Perusahaan atau industri merupakan salah satu pihak yang dapat
membantu perguruan tinggi dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dari segi penguasaan ilmu dan teknologi. Berdasarkan alasan
tersebut, Fakultas Teknologi Pertanian IPB kemudian mewajibkan
mahasiswanya untuk melaksanaan praktek lapangan di akhir semester enam.
Melalui praktek lapangan, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh di bangku kuliah untuk menganalisis informasi yang diperoleh dari
perusahaan. Selain itu, mahasiswa juga memperoleh kesempatan untuk
menghadapi secara langsung masalah-masalah yang dialami oleh perusahaan
sehingga dapat menjadikannya sebagai pengalaman ketika menghadapi dunia
kerja yang sesungguhnya.
Topik yang menjadi materi praktek lapangan kali ini adalah aspek
ergonomika. Aspek ergonomika adalah aspek yang sangat penting dalam
suatu industri. Teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan oleh
8
suatu industri akan menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Dalam hal
ini, produk yang dihasilkan harus memiliki standar mutu yang sesuai dengan
spesifikasi produk yang telah ditentukan perusahaan. Selain mempengaruhi
kualitas produk, penggunaan teknologi proses yang tepat juga berpengaruh
terhadap efisiensi produksi untuk meminimunkan biaya.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktek lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat terutama aspek ergonomika
dengan praktek secara nyata sebagai bekal dalam menghadapi dunia
kerja.
2. Memperoleh pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesi yang
ditekuninya.
3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan mahasiswa khususnya pada
pada PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, Purwakarta.
4. Memberikan masukan kepada perusahaan sehingga dapat terjalin suatu
komunikasi dua arah antara mahasiswa dan perusahaan.
5. Melatih kemampuan agar lebih cekatan dalam menyelesaikan suatu
masalah riil dalam suatu industri.
6. Menjalin hubungan yang baik antara mahasiswa dengan pihak industri.
7. Melatih mahasiswa agar dapat beradaptasi dalam dunia industri dan
mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
C. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam praktek lapangan adalah pengamatan
di lapangan, praktek langsung, dan telaah pustaka.
Pengamatan di Lapangan
Pengamatan langsung di lapangan terhadap aspek-aspek
ergonomika pada seluruh kegiatan yang diterapkan di perusahaan.
Wawancara
9
Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan
data yang berhubungan dengan aspek-aspek yang dipelajari. Wawancara
ini dilakukan terhadap pihak-pihak terkait dengan topik yang ada.
Praktek Langsung
Kegiatan praktek langsung dilakukan dengan ikut terlibat atau
membantu dalam kegiatan proses produksi. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memperoleh pengalaman kerja dan melatih kemampuan mahasiswa
dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari.
Telaah Pustaka
Telaah pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur
yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, baik berasal dari studi
pustaka maupun data dan informasi yang diperoleh dari industri.
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Praktek Lapangan ini dilaksanakan di PT. Indobiskuit Mandiri
Makmur, Purwakarta. Dengan waktu praktek lapangan selama dua bulan (40
hari kerja efektif) antara tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 29 Agustus
2009.
10
BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
PT. Indobiskuit Mandiri Makmur merupakan divisi biskuit dari PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk. PT. Indobiskuit Mandiri Makmur didirikan
pada tanggal 25 Februari 1993 dengan nama PT. Ubindo Aneka Biskuit. PT.
Ubindo Aneka Biskuit merupakan merupakan kerjasama antara PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk. dan United Biscuit dari Inggris.
Pada tanggal 29 Maret 1999, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
mengambil alih saham PT. Ubindo Aneka Biskuit secara penuh dan
mengubah namanya menjadi PT. Prima Aneka Biskuit yang kemudian pada
tanggal 15 September 1999 PT. Ubindo Aneka Biskuit berganti nama
menjadi PT. Prima Aneka Berjaya. Perusahaan ini sempat sukses dengan
produk Dueto dan Trenz, hingga akhirnya pada tahun 2005 PT. Prima Aneka
Berjaya gulung tikar.
Pada tanggal 09 September 2005 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
mendirikan lagi perusahaan divisi biskuit dengan nama PT. Indobiskuit
Mandiri Makmur dengan izin usaha industri dengan No.
939/T/INDUSTRI/2006 dan telah mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP) dari propinsi Jawa Barat dengan No. 10.09.11500501 yang masih
berproduksi hingga sekarang.
Mesin produksi utama yang dimiliki oleh PT. IMM adalah 2 unit
oven. Produk andalan yang dihasilkan adalah sandwich crackers, mini
crackers, assortment dan crackers. PT. IMM telah mengalami perluasan
lahan sebesar.......untuk penyimpanan produk jadi. Saat ini total luas area
lahan PT. IMM adalah 31.142 m2 dan luas bangunan 31.124 m2. Jumlah
biskuit yang dihasilkan minimum per hari adalah 2000 karton/hari.
B. LOKASI PERUSAHAAN
PT. Indobiskuit Mandiri Makmur (PT. IMM) berlokasi di Kawasan
Industri Bukit Kota Bukit Indah, Blok A II Kav. 16-18, Dangdeur/Bungursari,
11
Kab. Purwakarta, Jawa Barat. Pabrik ini berdiri diatas area lahan seluas
31.142 m2. Denah PT. Indobiskuit Mandiri Makmur dapat dilihat pada
lampiran 1, sedangkan batas-batas wilayahnya yaitu :
Sebelah Utara : Bangunan pabrik PT. Indopoly Swakarsa Industri
Sebelah Timur : Bangunan bekas PT. Indobiskuit
Mandiri Makmur lama
yang terbakar
Sebelah Barat : Jalan Bukit Akasia III
Sebelah Selatan : Bangunan pabrik PT. Nissan Motor
Indonesia
C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi adalah pola hubungan yang menjadi jalan bagi karyawan
dengan pengarahan dari manajer untuk mencapai satu tujuan yang sama.
Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang dipikirkan oleh manajer
untuk membagi-bagi dan mengkoordinasikan aktifitas anggota suatu
organisasi. Struktur organisasi mengacu pada cara membagi,
mengelompokkan, dan mengkoordinasikan aktifitas organisasi menjadi
hubungan antara manajer dan karyawan, manajer dan manajer, serta
karyawan dengan karyawan. Dengan adanya struktur organisasi maka
pembagian kerja tiap-tiap karyawan jelas sehingga setiap karyawan
bertanggung jawab untuk beberapa aktifitas terbatas bukan tugas secara
keseluruhan.
Bentuk struktur organisasi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur adalah
struktur organisasi garis dan staf. Pada bentuk oragnisasi ini terdapat satu atau
lebih staf. Struktur organisasi ini juga memiliki cakupan kerja yang luas dan
bidang-bidang tugas yang berbeda-beda dengan jumlah karyawan yang
banyak.
Dalam struktur organisasi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur terdapat
dua kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif. Kekuasaan
legislatif dimiliki oleh Board of Director (Dewan Direksi) sebagai penentu
kebijaksanaan. Kekuatan eksekutif dipegang oleh Senior Manager yang
12
dibantu oleh manajer-manajer lainnya. Senior Manager membawahi beberapa
departemen yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab
langsung ke Senior Manager. Bagan struktur organisasi di PT. IMM dapat
dilihat pada Lampiran 2.
D. KETENAGAKERJAAN
PT. IMM memiliki tenaga kerja sejumlah 489 orang dimana semua
karyawan tersebut memiliki kedudukan masing-masing. Di PT. IMM
mempunyai beberapa pembagian tenaga kerja, yaitu pemabagian berdasarkan
jam kerja, keterikatan pada perusahaan, dan system pembayaran gaji. Berikut
ini adalah pembagian-pembagian tenaga kerja di PT. IMM :
1. Pembagian Tenga Kerja Berdasarkan Jam Kerja
Hari kerja yang diterapkan oleh PT. IMM adalah enam hari kerja
yaitu mulai hari senin hingga hari sabtu, serta libur pada hari minggu dan
hari libur nasional. Tidak semua tenaga kerja memiliki jam kerja yang
sama untuk setiap harinya. Oleh karena itu, tenaga kerja dibedakan
menjadi tenaga kerja shift dan tenaga kerja nonshift.
a. Tenaga kerja shift
Tenaga kerja shift adalah tenaga kerja yang bekerja pada bagian
proses produksi (persiapan bahan baku, mixing, forming, baking,
cooling, creaming, dan packing), QA (Quality Assurance) Field dan
Satpam. Setiap harinya tenaga kerja dibagi menjadi tiga shift.
Pembagian shift tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja shift di PT. IMM
No. Shift Waktu
1. Shift 1 08.00-16.00
2. Shift 2 16.00-24.00
3. Shift 3 24.00-08.00
b. Tenaga kerja nonshift
13
Tenaga kerja nonshift merupakan tenaga kerja yang bekerja di
kantor (staf kantor) yaitu untuk administrasi, PPIC dan Warehouse,
Purchase, Accounting dan PDQC (Product Development Quality
Control). Jadwal jam kerja tenaga kerja nonshift dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja nonshift di
PT.IMM
No. Hari Waktu Istirahat
1. Senin-Kamis 08.00-17.00 12.00-13.00
2. Jum’at 08.00-17.00 11.30-13.00
2. Pembagian Tenaga kerja Berdasarkan Keterikatan terhadap
Peusahaan
a. Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja yang bekerja secara permanen
tanpa ada keterikatan kontrak dengan perusahaan.
b. Tenaga kerja kontrak, yaitu tenaga kerja yang dibatasi masa kerjanya
kerena adanya kontrak dengan perusahaan.
3. Pembagian Tenaga Kerja Berdasarkan Sistem Pembayaran Gaji
a. Tenaga kerja harian, yaitu tenaga kerja yang gajinya dihitung secara
harian tetapi pembayarannya setiap satu bulan sekali. Tenaga kerja
ini adalah para pekerja pabrik.
b. Tenaga kerja bulanan, yaitu tenaga kerja yang gajinya diberikan
setiap satu bulan sekali. Tenaga kerja ini meliputi staf kantor,
operator dan supervisor.
PT. IMM menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan,
keselamatan, dan produktivitas para karyawan dan pekerjaannya. Fasilitas-
fasilitas tersebut antara lain :
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang meliputi jaminan
kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), dan jaminan hari tua
(JHT).
14
2. Bantuan-bantuan yang diberikan perusahaan hanya untuk para staf,
karyawan, operator dan supervisor. Bantuan-bantuan yang diberikan
adalah bantuan pengobatan rawat jalan dan rawat inap, bantuan kacamata,
bantuan dukacita, bantuan perkawinan, bantuan melahirkan, dan bantuan
hari tua.
3. Sarana transportasi dan antar jemput untuk staf, karyawan dan para
pekerja pabrik.
4. Makan saat istirahat untuk staf, karyawan dan para pekerja pabrik.
5. Kantin dan sarana olahraga.
6. Mushola.
7. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
8. Cuti yang meliputi :
a. Cuti tahunan, yaitu setiap pekerja berhak mengambil cuti 12 hari kerja
dengan tetap mendapat upah penuh.
b. Cuti haid, yaitu setiap pekerja wanita berhak untuk mengambil cuti di
hari pertama dan kedua dengan tetap mendapat upah penuh.
Cuti hamil/melahirkan, yaitu setiap pekerja wanita berhak mengambil cuti
hamil/melahirkan selama tiga bulan (1.5 bulan sebelum melahirkan dan 1.5
bulan setelah melahirkan).
E. HASIL PRODUKSI DAN PEMASARAN
Saat ini PT. Indobiskuit Mandiri Makmur memproduksi biskuit Trenz
dan Wonderland. Produk Trenz dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu Trenz
Sandwich Crackers, Trenz Mini Crackers, dan Trenz Glaze Crackers. Trenz
Sandwich Crackers merupakan produk biskuit yang bentuknya menyerupai
sandwich yang diisi krim dengan berbagai rasa. Trenz Sandwich Crackers
terdiri atas 4 (empat) rasa, yaitu keju, kacang, pisang keju, dan coklat kacang.
Trenz Mini Crackers merupakan produk biskuit berbentuk mini yang diberi
bumbu. Trenz Mini Crackers terdiri atas 3 (tiga) rasa, yaitu ayam goreng,
jagung bakar, dan salsa. Trenz Glaze Crackers merupakan produk biscuit
yang dilumuri bumbu. Trenz Glaze Crackers terdiri atas 2 (dua) rasa, yaitu
15
rumput laut dan pedas. Produk Wonderland merupakan kumpulan 6 (enam)
jenis biskuit berbeda dalam satu paket. Wonderland terdiri dari coconut raisin
cookies, chocolate chip cookies, trenz lemon cookies, vanilla cream crunch
cookies, choco cream crunch cookies, dan trenz choco nut cream.
Daerah pemasaran produk-produk PT. IMM masih di dalam negeri
belum sampai ke luar negeri. Pemasaran produk PT. IMM menggunakan
multi agen. Agen tersebut dipilih berdasarkan performasi mereka yang baik
dalam pemasaran. Agen tersebut bekerja sama dengan perusahaan
berdasarkan kontrak kerja yang telah disepakati kedua belah pihak. Agen-
agen ini tersebar di seluruh wilayah dalam negeri.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. IMM yaitu :
a. Sales manager, mengatur penjualan produk perusahaan kepada agen-agen
besar maupun toko-toko besar yang terletak di wilayah Indonesia.
b. Sales modern trade, mengatur penjualan produk perusahaan kepada retail-
retail besar seperti Giant, Carrefour, Makro yang terletak di Indonesia
maupun di luar negeri.
Strategi pemasaran lainnya adalah melalui iklan, kontrak kerja dengan
distributor dan toll manufacturing (melakukan suatu kegiatan produksi sesuai
permintaan dari produsen makanan lainnya namun hasilnya dipasarkan
dengan menggunakan merk dagang perusahaan yang memesan).
Segmentasi pemasaran PT. IMM yaitu remaja dan dewasa dimana pihak
manajemen PT. IMM telah memilih image untuk produk mereka yaitu produk
elegant. Oleh karena itu produk Trenz melakukan tindakan untuk mendukung
positioning mereka yaitu kemasan berkualitas dan sealing yang kedap air,
desain kemasan yang menarik dan penempatan harga yang relative lebih
mahal dibandingkan dengan produk makanan sejenis lainnya di pasaran.
Analisa 4P yang dilakukan oleh PT. IMM sebagai berikut :
Price:
- Penempatan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan
produk makanan sejenis lainnya di pasar.
Promotion:
16
- Ekternal, dilakukan melalui media cetak maupun
media elektronik
Place:
- Pemasaran sampai saat ini telah merambah ke seluruh pulau jawa
di kota-kota besar. Daerah-daerahnya meliputi Jakarta,
Cengkareng, Cilandak, Bandung, Banten, Bogor, Serang, Surabaya
dan Sidoarjo.
- Transportasi yang digunakan perusahaan selama ini untuk
memasarkan hasil produksinya adalah :
Truck yang terbagi menjadi tronton dan build up
Kontainer
FUSO
COLT DIESEL
Mobil BOX
Gambar 1. Trenz Sandwich Keju
17
Gambar 2. Trenz Sandwich Kacang
Gambar 3. Trenz Sandwich Pisang Keju
18
III. BAHAN BAKU DAN PROSES PRODUKSI
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk-produk Trenz
meliputi bahan baku utama dan bahan penolong. Selain itu digunakan pula bahan
kemasan dan sarana produksi atau utilitas seperti listrik, bahan bakar, air,
generator set, mesin dan peralatan produksi. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
proses produksi produk-produk Trenz antara lain tepung terigu, tapioka, minyak
goreng (minyak kelapa), lemak nabati, air, gula, garam, flavour, susu, sirup
glukosa, coklat bubuk, keju bubuk, pasta dan selai kacang, laktosa dan dekstrosa,
bahan pengembang, tepung pati jagung, tepung pisang, ekstra malt, pengemulsi,
perisa, pewarna, dan enzim. Bahan-bahan tersebut disimpan di dalam gudang
bahan baku. Pengiriman bahan baku dari produsen masing-masing bahan baku
dilakukan secara rutin dan terjadwal. Bahan-bahan yang akan digunakan
ditimbang sesuai takaran sehari sebelum pemakaian. Untuk menjaga agar mutu
bahan baku tetap baik, setiap hari gudang dibersihkan dan setiap satu bulan sekali
dilakukan penyemprotan hama.
A. BAHAN BAKU UTAMA
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam
pembuatan produk-produk Trenz. Menurut Sunaryo (1985) tepung terigu
yang digunakan harus bersifat mudah tercurah, kering, tidak mudah
19
menggumpal saat ditekan, berwarna putih, bebas dari kulit, partikel dan
tidak berbau asing lainnya.Tepung terigu yang digunakan oleh PT. IMM
adalah BSC dan Cakra yang dipesan dari PT. Bogasari Flour Mills.
Biasanya tepung terigu yang dipesan maksimum 24 ton/minggu.
2. Tapioka
Bahan baku utama lainnya yang digunakan adalah tapioka. Tapioka
digunakan sebagai campuran tepung terigu dalam pembuatan Trenz Mini
Crackers. Biasanya tapioka yang dipesan minimum 1 ton/pesan.
B. BAHAN PENUNJANG
1. Minyak Goreng (Minyak Kelapa)
Minyak goreng yang digunakan adalah minyak kelapa yang berasal
dari PT. Intiboga Sejahtera dengan merk Bimoli. Biasanya minyak goreng
yang digunakan 400 kg/hari.
2. Lemak Nabati
Lemak yang paling banyak digunakan dalam krim adalah lemak kelapa
terhidrogenasi dan lemak sawit. Parameter yang diperhatikan untuk
memilih lemak yang ideal untuk krim biskuit adalah blandness,
creamability, dan ketahanan terhadap ketengikan (Smith, 1972). Pada
Trenz Choco Nut dan Trenz Mini Crackers Salsa, Trenz Mini Crackers
Jagung Bakar dan Trenz Glaze Crackers lemak nabati mengandung
antioksidan : askorbilpalmitat dan tokoferol. Lemak nabati. Biasanya
lemak nabati yang dipesan 15 ton/pesan.
3. Gula
Gula utama yang digunakan dalam pembuatan produk-produk Trenz
adalah gula pasir. Gula pasir adalah kristal putih yang bebas dari cemaran
baud an gumpalan-gumpalan besar. Ukuran partikel dari gula pasir yang
dapat diterima oleh PT. Indobiskuit Mandiri Makmur adalah lolos ayakan
20 mesh. Bau dari gula pasir yang baik adalah gula yang tidak berbau.
Tempat penyimpanan untuk gula pasir adalah tempat yang kering dan
20
tidak boleh kontak langsung dengan lantai. Gula pasir dapat disimpan pada
suhu ruang. Gula yang dikirim produsen biasanya sebanyak 25 ton (500
sak) /minggu.
4. Garam
Garam yang digunakan untuk produk-produk Trenz adalah garam
beryodium. Penambahan garam berfungsi untuk memberi cita rasa gurih.
Garam powder yang baik adalah yang bebas dari bau asing dan memiliki
penampakan Kristal yang berwarna putih.
5. Susu
Susu yang digunakan dalam pembuatan Trenz Sandwich Crackers dan
Trenz Glaze Crackers di PT.IMM ada dua macam yaitu susu bubuk dan
whey powder. Penggunaan susu bubuk akan mengurangi kemanisan, tetapi
terjadi perbaikan cita rasa.
6. Sirup Glukosa
Sirup glukosa digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers
Choconut, Nutz, Cheese dan Banana Cheese dan Trenz Glaze Crackers.
7. Coklat Bubuk
Coklat bubuk yang digunakan untuk memberikan cita rasa coklat
hanya pada produk Trenz Sandwich Crackers Choco nut dan sebagai
bahan krim. Jenis-jenis coklat bubuk yang digunakan adalah cocoa
powder. Kandungan air pada coklat bubuk harus dibawah 4 % (Matz,
1978).
8. Keju Bubuk
Keju Bubuk hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers
Cheese dan Banana Cheese.
9. Pasta Kacang dan Selai Kacang
21
Pasta kacang hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers
Choconut. Sedangkan selai kacang hanya digunakan pada produk Trenz
Sandwich Crackers Nutz.
10. Laktosa dan Dekstrosa
Laktosa digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Choconut,
Nutz, Cheese dan Banana Cheese. Sedangkan dekstrosa hanya digunakan
pada produk Trenz Sandwich Crackers Nutz.
11. Bahan Pengembang
Bahan pengembang atau soda kue yang digunakan pada Trenz
Sandwich Crackers Choconut, Trenz Mini Crackers dan Trenz Glaze
Crackers bahan pengembang yang digunakan adalah amonium bikarbonat
dan natrium bikarbonat. Sedangkan pada Trenz Trenz Sandwich Crackers
Cheese, Nutz dan Banana Cheese bahan pengembang yang digunakan
adalah amonium bikarbonat, natrium bikarbonat, natrium asam pirofosfat,
dan natrium metabisulfit.
12. Tepung Pati Jagung
Tepung pati jagung hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich
Crackers Choconut, Nutz, Banana Cheese.
13. Tepung Pisang
Tepung pisang hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich
Crackesr Banana Cheese.
14. Ekstrak Malt
Ekstrak malt digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers
Choconut, Nutz, Cheese dan Banana Cheese serta Trenz Glaze Crackers.
15. Pengemulsi
Pengemulsi yang digunakan adalah lesitin kedelai untuk produk-
produk Trenz. Lesitin kedelai merupakan emulsifier alami dalam
formulasi berbagai jenis makanan.
16. Perisa (Flavour) dan Penguat Rasa
22
Perisa yang digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers
Choconut yang digunakan adalah perisa coklat sintetik dan vanilla identik
alami. Perisa yang digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers
Cheese adalah Perisa keju identik alami. Pada produk Trenz Sandwich
Crackers Nutz digunakan perisa kacang sintetik. Sedangkan pada produk
Trenz Sandwich Crackers Banana Cheese digunakan perisa pisang identik
alami. Penguat rasa yang digunakan pada Trenz Mini Crackers adalah
mononatrium glutamate.
17. Pewarna
Pewarna yang digunakan adalah kuning FCF Cl 15985 (110) dan
Tartrasin Cl 19140 (102). Pewarna ini digunakan pada produk Trenz
Sandwich Crackers Cheese dan Banana Cheese serta Trenz Mini
Crackers. Untuk Trenz Glaze Crackers Hot Spicy pewarnanya adalah
kuning FCF Cl 15985, dan ponceau 4R Cl 16255. Sedangkan untuk Trenz
Glaze Crackers Sea Weed adalah kurkumin, dan biru berlian Cl 42090.
18. Enzim
Enzim selalu digunakan pada produk-produk Trenz seperti Trenz
Sanwich Crackers, Trenz Mini Crackers dan Trenz Glaze Crackers.
19. Air
Air yang digunakan dalam pengolahan makanan harus memenuhi
kriteria air minum, yaitu harus bersih, jernih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan. Air pada
dasarnya berfungsi sebagai pembasah dan sebagai pelarut bahan-bahan
lainnya, sehingga adonan menjadi suatu ikatan dan memungkinkan
terbentuknya gluten yang merupakan rangka dari kue, disamping itu air
sangat berpengaruh terhadap kepekatan adonan. Penggunaan air yang
berlebihan akan menghasilkan produk yang lebih keras (Desroiser, 1988).
C. PROSES PRODUKSI TRENZ SANDWICH CRACKERS
Proses produksi Trenz Sandwich Crackers di PT. IMM terdiri dari
beberapa tahapan proses antara lain mixing (pencampuran), forming
23
(pencetakan), baking (pemanggangan), coolling (pendinginan), creaming
(pemberian krim), dan packing (pengemasan). Diagram alir proses
produksi Trenz Sandwich Crackers dapat dilihat pada Lampiran 3.
1. Mixing (pencampuran)
Dalam pembuatan Trenz Sandwich Crackers proses pertama yang
dilakukan adalah proses mixing, yaitu proses mencampurkan semua
bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan Trenz Shell (biskuit)
sehingga dihasilkan adonan yang merata. Urutan pemasukan bahan yaitu
lemak nabati, ammonium bikarbonat, garam, susu bubuk, ekstrak malt,
sirup glukosa, gula pasir, lecitin, air, minyak kelapa, sodium bikarbonat,
sodium metabisulfit, tepung terigu dan whey powder.
Pada proses mixing ini digunakan satu dough mixer untuk membuat
adonan Trenz Shell (biskuit). Pembuatan adonan tidak selalu sama setiap
harinya tetapi tergantung dari jumlah pemesanan. Oleh karena itu selalu
ada jadwal produksi untuk setiap produk setiap harinya.
Proses mixing dalam pembuatan Trenz Shell (biskuit) melalui tiga
tahapan mixing. Proses mixing dimulai dengan memasukkan semua
bahan baku ke dalam mixer sesuai dengan komposisi yang telah ditakar
sehari sebelum proses mixing berlangsung. Lalu operator akan membuka
kran air dan minyak goreng (minyak kelapa) sesuai dengan takaran.
Mixer akan dihidupkan 1 menit (slow) untuk pencampuran bahan-bahan
awal seperti lemak nabati, ammonium bikarbonat, garam, ekstrak malt,
sirup glukosa dan dilanjutkan 3 menit untuk pencampuran gula pasir ke
dalam adonan awal. Selanjutnya operator akan memasukkan bahan-
bahan pengembang seperti sodium bikarbonat dan dicampurkan pada
adonan selama 5 menit. Setelah itu tepung terigu perlahan-lahan ke
dalam dough mixer melalui day bin secara otomatis dengan melihat
timbangan digital agar sesuai dengan takaran yang telah ditentukan.
Selanjutnya ditambahkan tepung whey ke dalam adonan. Semua adonan
akan dicampur selama 15 menit. Adonan Trenz Shell (biskuit) minimum
dapat dibuat 20 kali/hari.
24
Gambar 4. Gambar Proses Mixing
2. Forming (pencetakan)
Proses berikutnya setelah seluruh bahan baku selesai dicampur
menjadi adonan Trenz Shell (biskuit) adalah proses forming
(pencetakan). Adonan diletakkan di standing time dan diberi kode produk
dan nomor urut untuk ditransfer ke bagian forming (pencetakan). Untuk
adonan Trenz Shell (biskuit) sebelum dilakukan proses forming, adonan
didiamkan terlebih dahulu sampai mengembang (difermentasikan)
selama ± 180 menit. Proses fermentasi adonan dilakukan dengan
menutup adonan yang ada di standing time dengan kain dan dibiarkan
mengembang.
Setelah adonan mengembang, adonan dimasukkan ke dalam roll
sheeter melalui dough tip. Dari sheeter, adonan dibawa melalui
konveyor menuju laminator untuk mengalami proses laminating
(pembentukan lembaran-lembaran). Laminator ini terdiri dari tiga buah
roll press yang bersusun secara paralel. Adonan yang keluar dari roll
berbentuk lembaran dengan tebal 3-4 milimeter. Lembaran-lembaran
yang telah dicetak dipotong dengan rotary dough cutter. Setiap
pencetakan dan pemotongan selalu dihasilkan sisa adonan. Selanjutnya
sisa adonan tersebut dilewatkan dengan konveyor untuk dikembalikan ke
25
roll sheeter. Setelah Trenz Shell (biskuit) selesai dicetak, Trenz Shell
(biskuit) langsung dibawa dengan konveyor untuk dipanggang.
Gambar 5. Gambar Laminator
Gambar 6. Gambar Proses Forming
3. Baking/pemanggangan dan Oil Spray
Setelah Trenz Shell (biskuit) dicetak maka Trenz Shell (biskuit)
mentah dibawa dengan konveyor untuk dipanggang. Pemanggangan
Trenz Shell (biskuit) ini menggunakan oven tipe konveyor. PT. IMM
memiliki 2 unit oven. Oven ini menggunakan sistem pengapian dengan
26
nozzle dimana penghantar panasnya melalui pipa besi. Oven ini memiliki
empat zone yaitu zone 1 : pemasakan, zone 2 : pengembangan, zone 3 :
pematangan dan zone 4 : pewarnaan.
Suhu pemanggangan berkisar antara 120-185oC dan lama
pemanggangan yaitu ± 4 menit. Setelah selesai proses pemanggangan,
Trenz Shell (biskuit) yang telah matang disemprot oleh minyak kelapa
yang berfugsi untuk melapisi Trenz Shell (biskuit) dengan minyak
sehingga saat Trenz Shell (biskuit) dicreaming dapat menempel
sempurna dengan krimnya. Selanjutnya Trenz Shell (biskuit) didinginkan
dengan mesin coolling tunnel conveyor.
Gambar 7. Gambar Proses Baking
27
Gambar 8. Gambar Proses Oil Spray
4. Coolling/pendinginan
Setelah Trenz Shell (biskuit) dipanggang, dan disemprot minyak
kelapa, Trenz Shell (biskuit) didinginkan melalui coolling tunnel
conveyor yang memiliki panjang ± 90 meter. Prinsip kerja coolling
tunnel conveyor adalah adanya udara dingin dan penyerapan udara panas
oleh aliran air dingin di bawah band conveyor. PT. IMM memiliki dua
line mesin coolling. Line 1 untuk Trenz Shell (biskuit) dan Trenz Mini
Crackers sedangkan line 2 untuk Assorted Biscuit.
Pada masing-masing coolling tunnel conveyor terdapat metal
detector yang berfungsi untuk mendeteksi logam jika terdapat logam
berbahaya di dalam makanan. prinsip dari metal detector adalah bekerja
berdasarkan pemancar yang dapat menimbulkan medan magnet dan
medan listrik, kedua signal diterima oleh bahan lalu dibandingkan.
Perbandingan tersebut berdasarkan beda fase. Batasan metal yang
diperbolehkan dalam Trenz Sandwich Crackers dan Trenz Glaze
Crackers yaitu maksimum Fe 3 mm, BR 3mm, dan SS 3mm.
28
Gambar 9. Gambar Proses Cooling
5. Creaming/pemberian krim
Jenis biskuit yang diberi krim yaitu produk Trenz Sandwich
Crackers. Di PT. IMM proses creaming yang dilakukan adalah creaming
otomatik.
Sebelum dilakukan proses creaming terlebih dahulu dibuat adonan
krimnya. Bahan-bahan pembuatan krimya antara lain lemak nabati, sirup
glukosa, gula, pewarna dan pecita rasa.
Untuk krim Trenz Sandwich Crackers Choconut ditambahkan susu
bubuk dan coklat bubuk. Krim Trenz Sandwich Crackers Cheese dan
Banana Cheese ditambahkan susu bubuk dan keju bubuk. Krim Trenz
Sandwich Crackers Nutz ditambahkan susu bubuk, pasta kacang dan selai
kacang. Semua bahan-bahan tersebut dicampur sampai homogen dengan
menggunakan mixer.
Lama pengadukan creaming otomatis adalah 3 menit. Proses
creaming otomatik menggunakan mesin creaming yang dapat
memberikan krim pada Trenz Shell (biskuit) secara otomatik. Untuk
creaming otomatis Trenz Shell (biskuit) dibawa dengan belt conveyor
untuk disortir terlebih dahulu sebelum mengalami proses pengemasan.
29
Gambar 10. Gambar Proses Creaming
6. Packing/pengemasan
Trenz Shell (biskuit) yang telah selesai diberi krim langsung
dikemas. Untuk Trenz Sandwich Crackers ukuran 20 gram dan 30 gram
langsung dikemas dengan kemasan primernya (etiket). Sedangkan untuk
Trenz Sandwich Crackers ukuran 75 gram, Trenz Sandwich Crackers
terlebih dahulu dimasukan ke dalam tray sebelum dikemas dengan
kemasan primernya (etiket). Trenz Sandwich Crackers dikemas dengan
kemasan primernya (etiket) melalui mesin packaging horizontal yang
berjumlah ± 5 unit pada area packing untuk Trenz Sandwich Crackers.
Untuk Trenz Sandwich Crackers ukuran 20 gram yang telah
dikemas oleh kemasan primernya (etiket) dilakukan pengemasan
sekunder dengan innerbox dan pengemasan tersier dengan karton/kardus.
Trenz Sandwich Crackers yang telah terkemas hingga kemasan
tersiernya diberi kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Selanjutnya
produk Trenz Sandwich Crackers dibawa konveyor menuju gudang
barang jadi (finish good) untuk disimpan sebelum didistribusikan ke
konsumen.
30
Gambar 11. Gambar Proses Packing
31
BAB VI. PEMBAHASAN
A. ERGONOMIKA
Ergonomi atau Ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal
dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan
atau hukum. Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan
informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik
manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan
yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan
suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai
sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang
suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman
dan nyaman (Sutalaksana, 1979).
Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati
bahwa ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya
dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya
melalui pemanfaatan manusia seoptimaloptimalnya (Nurmianto, 1996).
Pendekatan khusus dalam disiplin ergonomi ialah aplikasi sistematis
dari segala informasi yang releven yang berkaitan dengan karakteristik dan
perilaku manusia dalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja
yang dipakai. Analisis dan penelitian ergonomi meliputi hal-hal yang
berkaitan, yaitu:
a. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan antropometri (ukuran)
tubuh manusia.
b. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf
yang berperan dalam tingkah laku manusia.
c. Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang
pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya
kondisi-kondisi kerja yang membuat nyaman kerja manusia.
32
Memperhatikan hal-hal tersebut maka penelitian dan pengembangan ergonomi
akan memerlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi,
antropometri, anatomi, anthropologi, faal, dan teknologi.
Dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup
besar. Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini
diterapkan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan
pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja
diharapkan menjadi meningkat.
Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya.
2. Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja.
3. Peralatan apa yang mereka gunakan.
4. Apa efek dari faktor-faktor diatas bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja.
Ilmu ergonomi menempatkan manusia sebagai titik sentral dan
memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam pekerjaannya.
Ergonomi memastikan bahwa tugas-tugas, peralatan, informasi dan lingkungan
harus menyesuaikan terhadap pekerja bukan sebaliknya.
Untuk mengkaji kesesuaian antara seseorang dengan pekerjaannya,
maka sudah seharusnya ahli ergonomi mempertimbangkan beberapa aspek,
aspek tersebut adalah :
1. Pekerjaan yang sedang dilakukan dan tuntutan pekerja.
2. Peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana peralatan
tersebut cocok dengan tugasnya).
3. Informasi yang digunakan (bagaimana informasi tersebut dihadirkan,
diakses, dan diubah).
4. Lingkungan fisik (Suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, getaran);
dan lingkungan sosial (seperti kerjasama tim dan manajemen yang
mendukung).
Pada prakteknya, ergonomi mempertimbangkan semua aspek fisik
seseorang, seperti:
Ukuran dan bentuk tubuh.
Kebugaran dan kekuatan.
33
Postur.
Indera manusia, terutama penglihatan, pendengaran dll.
Ketegangan pada otot-otot, jaringan, kegelisahan dll.
Ergonomi juga mempertimbangkan aspek psikologis seseorang, seperti:
a. Kemampuan mental.
b. Kepribadian.
c. Pengetahuan.
d. Pengalaman.
Penilaian terhadap aspek manusia, pekerjaannya, peralatan, dan
lingkungan kerja serta interaksi antara mereka, merupakan sebuah input bagi
ahli ergonomi dalam mendisain sistem kerja aman, produktif dan efektif.
Menerapkan ergonomi di tempat kerja dapat :
- Mengurangi potensi kecelakaan.
- Mengurangi potensi terjadinya luka dan kesakitan.
- Meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan ergonomi dalam
bekerja antara lain:
1. Sikap dan posisi kerja.
2. Kondisi kerja (kebisingan, getaran, temperatur, kelembaban, pencahayaan,
polusi debu).
1. SIKAP DAN POSISI KERJA
Sikap tubuh dalam bekerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan,
kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam hubungan antar bagian-
bagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor-faktor yang
paling berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi vertikal badan, kepala,
tangan dan kaki serta derajat penambahan atau pengurangan bentuk kurva
tulang belakang. Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisien atau tidaknya
sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh bisa dikatakan efisien adalah jika :
a. Menempatkan tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh yang
berbeda, atau
b. Membutuhkan sedikit usaha otot untuk bertahan, atau
34
c. Terasa nyaman bagi masing-masing orang.
Posisi tubuh yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak ergonomis
dalam waktu lama dan terus menerus dapat menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan pada pekerja antara lain :
1. Rasa sakit pada bagian-bagian tertentu sesuai jenis pekerjaan yang
dilakukan seperti pada tangan, kaki, perut, punggung, pinggang dan lain-
lain.
2. Menurunnya motivasi dan kenyamanan kerja.
3. Gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu (kesulitan mengerakkan
kaki, tangan atau leher/kepala).
4. Dalam waktu lama bisa terjadi perubahan bentuk tubuh (tulang miring,
bongkok).
Pekerjaan dalam waktu lama dengan posisi yang tetap/sama baik berdiri
maupun duduk akan menyebabkan ketidaknyamanan. Sikap kerja berdiri
dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu berusaha menyeimbangkan
posisi tubuhnya sehingga menyebabkan terjadinya beban kerja statis pada
otot-otot punggung dan kaki. Kondisi tersebut juga menyebabkan
mengumpulnya darah pada anggota tubuh bagian bawah. Sedangkan sikap
kerja duduk dalam waktu lama tanpa adanya penyesuaian bisa menyebabkan
melembeknya otot-otot perut, melengkungnya tulang belakang dan gangguan
pada organ pernapasan dan pencernaan.
Sikap tubuh dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan,
ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk dan cara-
cara harus mengoperasikan mesin (macam gerak, arah dan kekuatan). Untuk
bisa mencapai efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal serta memberikan
rasa nyaman pada saat bekerja bisa dilakukan dengan cara :
Menghindarkan sikap tubuh yang tidak alamiah.
Mengusahakan agar beban statis sekecil mungkin.
Membuat dan menentukan kriteria serta ukuran baku tentang sarana kerja
(meja, kursi, dll.) yang sesuai dengan antropometri pemakainya.
Mengupayakan agar sebisa mungkin pekerjaan dilakukan dengan sikap
duduk atau kombinasi duduk dan berdiri.
35
PT. Indoiskuit Mandiri Makmur telah menyesuaikan beban kerja bagi
pekerjanya pada setiap bagian proses pembuatan biskuit. Upaya yang telah
dilakukan PT. Indoiskuit Mandiri Makmur adalah menata dengan sedemikian
rupa sehingga diusahakan agar kecelakaan kerja dapat terjadi sekecil mungkin.
Gambar 12. Persepsi tentang kenyamanan dipengaruhi oleh pengambilan data
ukuran/dimensi/anthropometri yang tepat dalam perencanaan desain.
2. KEBISINGAN
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga
kita. Tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut
dapat merusak pendengaran, mengganggu ketenamgan bekerja, dan dapat
menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan, kebisingan
yang serius bisa menyebabkan kematian.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa
menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : lama, intensitas, dan
frekuensinya. Frekuensi suara dinyatakan dengan jumlah getaran tiap detik,
atau Hertz (Hz). Sedang intensitas suara merupakan besarnya tekanan suara,
yang dalam pengukuran sehari-hari dinyatakan dalam perbandingan logaritmis
dan menggunakan satuan desibel (dB). Frekuensi suara di bawah 20 Hz disebut
sebagai infrasonik, sedang di atas 20.000 Hz merupakan gelombang ultrasonik.
Frekuensi antara 20 – 20.000 Hz, dapat didengar oleh telinga manusia. Untuk
36
komunikasi percakapan secara normal, diperlukan frekuensi antara 250 – 3000
Hz.
Rangsang suara yang berlebihan atau tidak dikehendaki (bising), yang
dijumpai di pabrik atau tempat-tempat yang ramai akan mempengaruhi fungsi
pendengaran. Berbagai faktor seperti intensitas, frekuensi, jenis atau irama
bising, lama waktu bekerja serta lama waktu istirahat antar dua periode
pekerjaan, sangat menentukan dalam proses terjadinya ketulian atau kurang
pendengaran akibat bising. Demikian juga faktor kepekaan tiap pekerja, seperti
umur, pengaruh bising sebelumnya, kondisi kesehatan, penyakit telinga yang
pernah diderita, perlu pula dipertimbangkan dalam menentukan gangguan
pendengaran akibat bising. Makin lama telinga kita mendengar kebisingan
makin buruk akibatnya bagi kita, diantaranya pendengaran yang makin
berkurang. Menurut ISO derajat ketulian adalah sebagai berikut :
Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - < 25 dB, masih normal.
Jika peningkatan ambang dengar antara 26 - 40 dB, tuli ringan.
Jika peningkatan ambang dengar antara 41 - 60 dB, tuli sedang.
Jika peningkatan ambang dengar antara 60 - 90 dB, tuli berat.
Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 dB, tuli berat.
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, memiliki
komponen-komponen berbeda dengan fungsi masing-masing dan saling
berkelanjutan dalam menanggapi gelombang suara yang berada di sekitar
manusia. Ketiga bagian telinga tersebut yaitu bagian luar (outer ear), bagian
tengah (middle ear) dan bagian dalam (inner ear).
Telinga bagian luar (outer ear).
Terdiri dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal), dibatasi oleh
membran timpani. Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yang
menampung gelombang suara dan menyebabkan membran timpani
bergetar. Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula membran
tersebut bergetar begitu juga pula sebaliknya.
Telinga bagian tengah (middle ear).
Terdiri dari osside yaitu 3 tulang kecil (tulang pendengaran yang halus)
Martil-Landasan-Sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari
37
membran timpani dan meneruskan getaran yang telah diperbesar ke oval
window yang bersifat fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung
cochlea (rumah siput).
Telinga bagian dalam (inner ear).
Yang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput. Cochlea
mengandung cairan, didalamnya terdapat membran basiler dan organ corti
yang terdiri dari sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran.
Getaran dari oval window akan diteruskan oleh cairan ke cochlea,
mengantaakna membran basiler. Getaran ini merupakan impuls bagi organ
corti yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui syaraf pendengar (nervus
cochlearis).
Kebisingan dengan intensitas tinggi akan merusak sel rambut di bagian
dalam telinga dan mengurangi kemampuan telinga untuk mendengar dan
menghantarkan informasi ke otak. Jika sel rambut ini rusak, tidak dapat
diperbaiki, sehingga kehilangan pendengaran yang terjadi akan permanen.
Gambar 13. Struktur Telinga Manusia
Kebisingan di lingkungan kerja dibagi menjadi dua jenis, yaitu
berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi, dan pengaruhnya terhadap
manusia.
Berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas :
38
Daun
telinga
Liang
telinga
Rumah Siput
Saluran setengah lingkaran
Tulang rawan
Tulang rawan
Gendang Telinga
Tulang
Martil
- Bising yang kontinyu dengan spectrum frekuensi yang luas. Bising ini
relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik
berturut-turut, misalnya mesin dan kipas angin.
- Bising kontinyu dengan spectrum frekuensi yang sempit. Bising ini
juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu
saja (pada frekuensi 500, 100, dan 4000 Hz), misalnya gergaji serkuler
dan katup gas.
- Bising yang terputus-putus (Intermiten). Bising disini tidak terjadi
secara terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya
suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan terbang.
- Bising impulsif. Bising ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi
40 dB dalam sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya,
misalnya suara tembakan, suara ledakan mercon dan meriam.
- Bising impulsif berulang. Sama dengan bising impulsif, hanya saja
disini terjadi secara berulang ulang, misalnya mesin tempa.
Tabel 3. Skala Intensitas Kebisingan
Desibel (dB) Batas dengar tertinggi
Menulikan120110100
HalilintarMeriam
Mesin Uap
Sangat hiruk1009080
Jalan hiruk-pikukPerusahaan sangat
gaduhPluit polisi
Kuat807060
Kantor gaduhJalan pada umumnya
RadioPerusahaan
Sedang605040
Rumah gaduhKantor umumnyaPercakapan kuatRadio perlahan
Tenang403020
Rumah tenangKantor perorangan
AuditoriumPercakapan
Sangat tenang 2010
Suara daun-daunBerisik
39
0 Batas dengar terendah
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas :
- Bising yang mengganggu (Irritating Noise). Intensitasnya tidak terlalu
keras, misalnya mendengkur.
- Bising yang menutupi (Masking Noise) merupakan bunyi yang
menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena
teriakan atau isyarat tanda bahaya atau tengelam dalam bising dari
sumber lain.
- Bising yang merusak (Damaging / Injurious Noise) adalah bunyi yang
intensitasnya melampaui NAB (Nilai Ambang Batas). Bunyi jenis ini
akan merusak dan menurunkan fungsi pendengaran.
Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara
tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga
kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu
kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Berikut
ini batas waktu pemaparan kebisingan per hari yang direkomendasikan oleh
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1999.
Tabel 4. Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per Hari Kerja
Batas Waktu Pemaparan Per Hari Kerja
Intensitas Dalam Kebisingan
8 jam 85
4 88
2 91
1 94
30 menit 97
15 100
7.5 103
3.75 106
1.88 109
0.94 112
28.12 detik 115
14.06 118
7.03 121
3.52 124
40
1.76 127
0.88 130
0.44 133
0.22 136
0.11 139
Bising dapat menimbulkan berbagai gangguan terhadap tenga kerja
sebagai berikut:
a. Gangguan fisiologis. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah,
peningkatan nadi, basal metabolism, konstruksi pembuluh darah kecil
terutama pada bagian kaki, dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan
sensoris.
b. Gangguan psikologis. Gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman,
kurang konsentrasi, susah tidur, emosi, dan lain-lain. pemaparan jangka
waktu lama dapat menimbulkan penyakit psikosomatik, seperti gastridis,
penyakit jantung koroner, dan lain-lain.
c. Gangguan komunikasi. Gangguan komunikasi ini menyebabkan
terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi
pekerja baru yang belum berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara
tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya
dan tentunya akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktivitas
kerja.
d. Gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan
gangguan psikologis seperti kepala pusing, mual, dan lain-lain.
e. Gangguan terhadap pendengaran (ketulian). Diantara sekian banyak
gangguan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan terhadap pendengaran
adalah gangguan yang paling serius karena dapat menyebabkan hilangnya
pendengaran atau ketulian. Ketulian dapat bersifat progresif atau awalnya
bersifat sementara tapi bila bekerja terus menerus di tempat bising tersebut
maka daya dengar akan menghilang secara menetap atau tuli.
Tabel 5. Jenis-jenis dari akibat-akibat kebisingan
Tipe Uraian
41
Akibat-akibat badaniah
Kehilangan pendengaran
Perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan. Perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan
Akibat-akibat fisiologis
Rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering
Akibat-akibat psikologis
Gangguan emosional
Kejengkelan, kebingungan
Gangguan gaya hidup
Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dsb.
Gangguan pendengaran
Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan, telpon dsb.
Setelah diuji dengan melakukan percakapan dengan para pekerja,
gangguan kebisingan di PT. Indobiskuit Mandiri Makmur dapat dikategorikan
sebagai gangguan kebisingan yang ringan yaitu antara 26 - 40 dB. Kebisingan
di PT. Indobiskuit Mandiri Makmur sebagian besar ditimbulkan oleh mesin-
mesin pembuatan biskuit. PT. Indobiskuit Mandiri Makmur telah berupaya
memperkecil kebisingan di ruang produksi biskuit dengan memberikan
pelindung pada mesin-mesin yang dapat mengeluarkan bunyi yang
mengganggu pendengaran, serta memberikan pelindung telinga pada pekerja
yag bekerja yang di tempat yang menghasilkan bunyi diatas ambang
pendengaran, seperti di bagian giling gula dan pengeringan biskuit.
3. GETARAN
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat
dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Biasanya
gangguan yang dapat ditimbulkan dapat mempengaruhi kondisi bekerja,
mempercepat datangnya kelelahan dan menyebabkan timbulnya beberapa
penyakit. Besaran getaran ditentukan oleh lama, intensitas, dan frekuensi
getaran.
Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena
ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas ataupun frekuensinya.
Getaran mekanis dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
42
1. Getaran seluruh badan akibat goncangan dari mesin, kendaraan atau
traktor.
2. Getaran alat lengan atau gerakan pada tangan dan lengan.
Secara umum getaran yang diterima pekerja akan mengakibatkan gangguan
pada saat bekerja. Pengaruh getaran itu adalah sebagai berikut:
1. Gangguan kenikmatan dalam bekerja.
2. Mempercepat terjadinya kelelahan.
3. Gangguan kesehatan.
Sedangkan bagian tubuh dari pekerja yang terpapar getaran meliputi
seluruh badan dan pada bagian lengan dan tangan. Pengaruh getaran pada
seluruh badan akan mengakibatkan:
1. Penglihatan kabur, sakit kepala, gemetaran.
2. Kerusakan organ pada bagian dalam.
Pengaruh getaran pada lengan dan tangan dapat menimbulkan:
1. Sakit kepala, dan sakit pada persendian dan otot lengan.
2. Indera perasa pada jari-jari menurun fungsinya.
3. Terbentuk noda putih pada punggung jari/telapak tangan.
Standar-standar dari ISO untuk kesehatan pekerjaan menspesifikasikan
bahwa 90 dB adalah sebagai tingkat toleransi terhadap getaran-getaran di
lingkungan kerja selama 8 jam bekerja. Tetapi, untuk biasanya 90 dB atau
kurang, diperlakukan sebagai polusi getaran. Mengenai berbagai efek dari
getaran-getaran, yang paling mungkin adalah tidur yang terganggu. Di samping
tidur yang terganggu, efek-efek psikologis seperti ketidak nyamanan dan
gangguan serta gabungan efek-efek fisiologis dan psikologis seperti turunnya
efisiensi kerja juga terlihat. Tetapi, hal itu tak boleh terlewat bagaimana efek-
efek psikologis terjadi sebagai hasil dari sensasi getaran komprehensif, yang
juga termasuk melihat (obyek-obyek yang bergerak) dan mendengar (suara
ketuk-ketuk dan bergetar).
Pada ruang produksi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur getaran yang
terjadi masih dalam batas normal sehingga tidak terjadi gangguan yang
diakibatkan oleh getaran tersebut. Pengendalian getaran pada industri ada
beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut:
43
1. Pengendalian Teknis
Memakai peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya
(dilengkapi dengan peredam)
Menambah peredam diantara tangan dan alat, misalnya membalut
pegangan alat dengan karet.
Merawat peralatan dengan teratur dengan mengganti bagian-bagian
yang aus atau memberi pelumasan.
Meletakkan peralatan dengan teratur alat yang diletakkan di atas
meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di
sekelilingnya.
4. TEMPERATUR
Temperatur yang terlalu panas akan mengakibatkan cepat timbulnya
kelelahan tubuh, sedangkan temperatur yang terlalu dingin membuat gairah
kerja menurun. Kemampuan adaptasi manusia dengan temperatur luar adalah
jika perubahan temperatur luar tersebut tidak melebihi 20 % untuk kondisi
panas dan 35 % untuk kondisi dingin (dari keadaan normal tubuh). Dalam
kondisi normal, temperatur tiap anggota tubuh berbeda-beda. Tubuh manusia
bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses
konveksi, radiasi dan penguapan. Produktivitas manusia paling tinggi pada
suhu 24 – 27° C.
Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas di tempat
kerja menyebabkan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti
tubuh pekerja yang bersangkutan. Normal suhu inti tubuh adalah 37° C,
mungkin mudah dilampaui dengan akumulasi panas dan konveksi, konduksi,
radiasi dan panas metabolisme. Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja > 38 °C,
diduga terdapat pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan
suhu tubuh tersebut. Selanjutnya harus dilakukan pengukuran suhu lingkungan
kerja.
Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan
memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut:
44
1. 49 °C: Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas
tingkat kemampuan fisik dan mental. Lebih kurang 30 derajat Celcius:
aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk
membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.
2. 30 °C: Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung
untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik.
3. 24 °C: Kondisi optimum
4. 10 °C: Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul.
Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu
lingkungan panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan,
sering melakukan istirahat curian dan lain-lain.
2. Dehidrasi.
3. Heat Rash. Keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit
akibat kondisi kulit terus basah.
4. Heat Syncope atau Fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah
ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke
permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu
tinggi.
5. Heat Cramps. Keadaan ini terjadi karena pekerja berkeringat terlalu
banyak dan minum air terlalu banyak.
6. Kelelahan karena panas.
7. Stroke karena panas.
Pada PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, suhu ruang produksi melebihi
dari batas normal yaitu diatas 30o C. Meningkatnya suhu di ruang produksi
diakibatkan radiasi panas yang dihasilkan oleh mesin-mesin pembuat biskuit.
Keadaan ini memang biasa terjadi pada pabrik-pabrik pembuat biskuit. PT.
Indobiskuit Mandiri Makmur telah menanggulanginya dengan beberapa cara
seperti dengan memberikan pakaian kerja berbahan kaus yang memiliki
karakteristik mudah menyerap keringat, menempatkat dispenser yang berisi air
mineral di tempat yang tak jauh dari ruang produksi agar pekerja dapat minum
ketika merasa kepanasan atau kehausan.
45
Untuk mengendalikan pengaruh pemaparan tekanan panas terhadap
tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas
lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Secara ringkas teknik
pengendalian terhadap pemaparan tekanan panas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1) Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi
2) Mengurangi beban panas radiasi dengan cara:
Menurunkan temperatur udara dan proses kerja yang menghasilkan
panas.
Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas.
Penggunaan tameng panas dan alat pelindung yang dapat memantulkan
panas.
3) Mengurangi temperatur dan kelembaban. Cara ini dapat dilakukan melalui
ventilasi pengenceran (dilution ventilation) atau pendinginan secara
mekanis (mechanical cooling). Cara ini telah terbukti secara dramatis
dapat menghemat biaya dan meningkatkan kenyamanan.
4) Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan pergerakan udara melalui
ventilasi buatan dimaksudkan untuk memperluas pendinginan evaporasi,
tetapi tidak boleh melebihi 0,2 m/det. Sehingga perlu dipertimbangkan
bahwa menambah pergerakan udara pada temperatur yang tinggi (> 40°C)
dapat berakibat kepada peningkatan tekanan panas.
5) Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan cara:
Melakukan shift pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore hari.
Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk
pemulihan.
Mengatur waktu kerja-istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja.
6) Pakaian pelindung. Pakaian khusus berbahan reflektif atau pakaian
pendingin dapat melindungi pekerja dari panas yang berlebihan.
7) Air. Karena mekanisme ’haus’ atau keinginan minum tubuh terkadang
tidak cukup dirangsang oleh hilangnya cairan tubuh melalui keringat,
penting untuk menjadwalkan minum sekitar setengah gelas tiap setengah
jam.
46
5. PENCAHAYAAN
Penerangan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
obyek secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kelelahan. Kebutuhan akibat
adanya penerangan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan
suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Penerangan
yang terlalu suram, mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah akibat mata
akan berusaha untuk bisa melihat, dimana lelahnya mata akan mengakibatkan
kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya
mata, karena bisa menyilaukan.
Mata diharapkan memperoleh cahaya yang cukup, pemandangan yang
menyenangkan, menenangkan pikiran, tidak silau, dan nyaman. Pencahayaan
yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan pada mata. Dalam faktor cahaya,
kemampuan mata untuk melihat obyek dipengaruhi oleh ukuran obyek, derajat
kontras antara obyek dan sekelilingnya, luminensi (brightness), lamanya
melihat, serta warna dan tekstur yang memberikan efek psikologis pada
manusia.
Penerangan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan
gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan penerangan
yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan:
a) Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja.
b) Kelelahan mental.
c) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
d) Kerusakan indra mata dan lain-lain.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara
kepada penurunan performansi kerja, termasuk:
1. Kehilangan produktivitas.
2. Kualitas kerja rendah.
3. Banyak terjadi kesalahan.
4. Kecelakan kerja meningkat.
Pencahayaan di PT. Indobiskuit Mandiri Makmur sebagian besar
menggunakan lampu jenis TL, banyaknya pemakaian telah disesuaikan
47
menurut tipe pekerjaan. Setiap pekerjaan memerlukan tingkat pencahayaan
pada permukaannya. Pencahayaan yang baik menjadi penting untuk
menampilkan tugas yang bersifat visual. Pencahayaan yang lebih baik akan
membuat orang bekerja lebih produktif.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Masalah utama yang berkaitan dengan ergonomika di lini produksi PT.
Indobiskuit Mandiri Makmur, Tbk. adalah temperatur dan sikap dan posisi
48
kerja yang sangat berkaitan erat dengan pengaturan kerja dan tata letak
penanganan bahan. Temperatur di ruang produksi PT. Indobiskuit Mandiri
Makmur, Tbk. rata-rata diatas 30 oC. ini melebihi batas normal temperatur di
ruang produksi yang idealnya 24 oC - 27 oC.
Sikap dan posisi kerja juga perlu mendapat perhatian karena di
beberapa tempat masih ada yang kurang sesuai seperti pada bagian mixing
dough.
B. SARAN
Masalah-masalah yang disebutkan diatas bisa diatasi, antara lain :
1. Memperbaiki sistem ventilasi ruang produksi dan memberikan pelindung
pada alat atau mesin yang memancarkan panas yang berlebihan agar suhu
ruangan berada pada kondisi normal untuk bekerja.
2. Menerapkan tata cara kerja dan merancang pengaturan kerja dengan
menggunakan time motion study, serta mengatur tata letak penanganan
bahan agar tidak terjadi inefisiensi kerja yang mengakibatkan penurunan
produktivitas perusahaan baik dari segi produk maupun kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Lingkungan Kerja.
www.teoriteoriergonomi.blogspot.com. 8 Agustus 2009.
49
Anonim. 2008. Sikap Kerja Yang Ergonomis.
www.konsulhiperkes.wordpress.com. 16 Agustus 2009.
Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program.
www.library.usu.ac.id. 27 Juli 2009.
Husein, Torik. -. Analisa Perancangan Kerja. www.pksm.mercubuana.ac.id. 8
Agustus 2009.
Sutalaksana, Iftikar Z. dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. ITB : Bandung.
Suhardi, Bambang. 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri.
www.saedunet.saemolec.org. 8 Agustus 2009.
Suhardi, Bambang. 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri.
www.ilmuku.org. 16 Agustus 2009.
LAMPIRAN 1
Tata Letak Pabrik
50
346000
1
60002
60003
60004
60005
60006
60007
60008
60009
600010
600011
600012
600013
600014
600015
600016
600017
600018
600019
600020
600021
600022
600023
600024
600025
600026
600027
600028
600029
600030
600031
600032
600033
60
00
1
60
00
2
60
00
3
60
00
4
60
00
5
60
00
6
60
00
7
60
00
8
60
00
9
60
00
10
60
00
11
12
13
60
00
To
ols
S
to
ra
ge
WAREHOUSEFINISHED GOODS
WAREHOUSEPACKAGING MATERIAL WAREHOUSE
RAW MATERIAL
PACKING AREA
COOLINGAREA
PRODUCTION AREA
WORKSHOPAREA
WHSPARE PART
CANTEEN LOCKER
LOCKER
MASJID
LAMPIRAN 2
Struktur Organisasi
51
52