View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
42
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Ciapus Bromel
Ciapus Bromel merupakan salah satu perusahaan yang membudidayakan
dan memasarkan tanaman hias bromelia di Indonesia. Perusahaan ini didirikan
oleh Chandra Gunawan Hendarto pada tahun 2006 dan berlokasi di Desa
Tamansari,Kabupaten Bogor. Berawal dari ketertarikan pemilik usaha terhadap
tanaman bromelia dan keinginan memperkenalkan tanaman tersebut kepada
masyarakat yang pada akhirnya melatarbelakangi didirikannya Ciapus
Bromel.Selain itu karakteristik yang dimiliki bromelia sebagai tanaman tropis
yang colourfull dan multifungsi dengan tingkat budidaya dan perawatan yang
relatif mudah merupakan salah satu alasan dalam pemilihan tanaman utama pada
Ciapus Bromel.Bromelia dapat digunakan sebagai tanaman pot indoor, tanaman
landscape, tanaman outdoor dan tanaman dekorasi. Karakterisitik bromelia
tersebut dianggap Chandra Gunawan sebagai peluang prospektif untuk terjun ke
industri bromelia, terlebih jika melihat adanya kecenderungan pergantian tren
permintaan tanaman hias pot berdaun bunga menuju tren tanaman hias berdaun
indah (Elva 2010).
Persiapan usaha Ciapus Bromel dimulai sejak tahun 2003 dengan luas
lahan yang dimiliki yaitu 400 m dengan indukan yang diperoleh berasal dari luar
negeri mengingat tanaman ini bukan merupakan tanaman asli Indonesia.Hal ini
bertujuan agar varietas bromelia yang ditawarkan Ciapus Bromel lebih beragam
dan berbeda dengan varietas yang ditawarkan oleh para pesaing dalam industri
sejenis. Perbedaan ini diharapkan akan memberikan nilai tambah di mata pasar
sasaran yang akan menguntungkan Ciapus Bromel.
Pada tahun 2006 Ciapus Bromel didirikan dengan luas lahan 0,5 ha dan
jumlah tanaman yang dimiliki sebanyak 600 pot.Jumlah tersebut hanya memenuhi
1/8 dari total keseluruhan lahan. Hal ini menyebabkan Ciapus Bromel hanya
menjual tanaman bromelia yang berusia 4-5 bulan dalam pot berdiameter 15 cm.
Namun sejak awal tahun 2010, Ciapus Bromel melakukan perluasan area
budidaya menjadi 1 ha dan penambahan jumlah serta jenis tanaman bromelia.
Setidaknya terdapat 300 spesies bromelia dengan jumlah tanaman bromelia
43
sebesar 60.000 pot. Hal ini menjadikan Ciapus Bromel sebagai perusahaan
budidaya terlengkap di Indonesia.
Aktivitas pemasaran bromelia Ciapus Bromel dimulai pada bulan
Desember 2007.Pemasaran dilakukan melalui sistem konsingensi dengan pihak
PT Godong Ijo Asri.Kerjasama tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan
penjualan juga bertujuan sebagai media promosi bromelia melalui katalog dan
pameran yang diikuti PT Godong Ijo Asri.Walaupun konsekuensinya bromelia
Ciapus Bromel diatasnamakan milik PT Godong Ijo Asri. Berkat kerjasama
dengan PT Godong Ijo Asriserta adanya hubungan baik pemilik dengan manajer
pengelola, pada tahun 2008 hingga tahun 2010 Ciapus Bromel tidak hanya
memasarkan produknya melalui PT Godong Ijo Asri, tetapi juga melakukan
penjualan secara pribadi di pulau Jawa, serta ke pulau Sumatera, Kalimantan dan
Bali (Elva 2010)
Sejak awal tahun pendiriannya hingga tahun 2010, usaha ini belum
memiliki badan hukum dikarenakan pemilik mempertimbangkan kondisi
perusahaan yang belum establish. Namun demikian, pemilik mempunyai
keinginan yang kuat untuk memiliki badan hukum agar memperoleh kemudahan
dalam menjalankan bisnisnya.
5.2 Lokasi dan Sumberdaya Ciapus Bromel
Lokasi usaha Ciapus Bromel terletak di Jalan Tamansari RT 03/04, Desa
Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat.Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan kondisi iklim di Ciapus
Bromel. Letak usaha Ciapus Bromel berada pada ketinggian 450 dpl dengan suhu
27°C. Kondisi tersebut sesuai dengan prasyarat pertumbuhan tanaman bromelia,
yaitu berkisar antara 20°C sampai 30°C.
Selain lokasi, Ciapus Bromel pun memiliki sumberdaya yang secara
keseluruhan dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu sumberdaya fisik,
sumberdaya manusia dan sumber daya keuangan.Sumberdaya fisik adalah
keseluruhan aset yang dimiliki oleh Ciapus Bromel untuk menjalankan usahanya
berupa bangunan (nethouse, bangunan kantor dan pendukung), sarana dan
prasarana produksi.Sumberdaya manusia adalah kekuatan tenaga kerja yang
dimiliki oleh Ciapus Bromel dalam menjalankan usahanya.Sumberdaya keuangan
44
merupakan sumber-sumber keuangan yang dimiliki oleh Ciapus Bromel dalam
memulai dan menjalankan usaha.
5.2.1 Sumberdaya Fisik
Sarana dan prasarana yang digunakan oleh Ciapus Bromel dalam
menjalankan usahanya merupakan murni milik pemilik. Aset-aset tersebut
diantaranya :
a) Prasarana Pendukung
Prasarana pendukung yang dimilki Ciapus Bromel meliputi bangunan
kantor, bangunan mushola, lahan parkir, pagar beton, televisi, peralatan dapur,
satu set meja beserta kursi bagi pengunjung, meja dan kursi untuk kegiatan
administrasi, serta satu tempat tidur bagi karyawan yang menjaga kantor.
Bangunan kantor berukuran 45 m x 36 m yang terdiri dari lima ruangan.
Ruangan pertama berukuran 4 m x 4 m yang digunakan sebagai tempat bermalam
karyawan. Fasilitas kamar terdiri dari satu set tempat tidur dan meja. Ruangan
kedua berukuran 4 m x 4 m belum ada fungsi khusus.Ruangan ketiga digunakan
sebagai ruangan dapur bagi karyawan. Ruangan ini berukuran 8 m x 3 m dengan
fasilitas berupa peralatan makan, minum, satu buah dispenser dan satu buah
kompor minyak. Ruangan keempat berukuran 4 m x 4 m yang berfungsi sebagai
gudang penyimpanan pestisida, pupuk, pot dan cocopeat. Ruangan terakhir
digunakan sebagai toilet dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m. Selain terdiri dari lima
ruangan bangunan kantor pun memiliki dua teras yang berukuran 8 m x 5 m dan
10 m x 6 m.
Teras depan yang berukuran 8 m x 5 m digunakan sebagai tempat
administrasi dan tempat istirahat bagi pengunjung. Di teras ini terdapat satu set
tempat duduk yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk beristirahat dan satu
set tempat melakukan administrasi yang terdiri dari satu buah meja dan dua buah
kursi. Teras samping yang berukuran 10 m x 6 m digunakan sebagai tempat
penyimpanan anakan bromelia yang akan diangin-anginkan. Anakan bromelia
tersebut diletakan pada dua buah rak kayu berukuran 2,5 m x 2 m.Sedangkan
bangunan mushola berukuran 3 m x 3 m. Bangunan ini berfungsi sebagai fasilitas
peribadatan bagi karyawan Ciapus Bromel maupun para pelanggan yang
beragama Islam.
45
b) Sarana dan Prasarana produksi pertanian
Untuk menunjang kegiatan usaha, alat-alat yang dimiliki perusahaan
meliputi mesin jet pump, nethouse, handsprayer, selang, sekop, rak bagi anakan
tanaman dan tender (bak). Perusahaan memilki dua mesin pompa air (jet pump),
mesin ini sangat dibutuhkan ketika musim kemarau karena jet pump berfungsi
memompa air tanah untuk mengisi sumur.Handsprayer digunakan untuk kegiatan
penyemprotan pestisida.Untuk membantu penyiraman, Ciapus Bromel
menggunakan selang sebagai alat perantara.Perusahaan memiliki dua sekop yang
dipergunakan untuk mencampur media tanam ataupun pupuk.Perusahaan juga
memiliki rak bagi anakan tanaman.Prasarana produksi terakhir yang dimiliki oleh
perusahaan adalah tender (bak).Tender berfungsi untuk mengangkut bromelia
terutama untuk kegiatan pameran.
Nethouse digunakan sebagai tempat budidaya dan penyimpanan
persediaan tanaman bromelia. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan
budidaya, penggunaan nethouse bertujuan untuk menyaring cahaya matahari, agar
sinar matahari yang sampai ke tanaman sesuai dengan prasyarat tumbuh bagi
masing-masing varietas bromelia, yaitu 45-75 persen sinar matahari. Ciapus
Bromel memiliki sembilan buah nethouse yang letaknya menyebar.Nethouse yang
dimiliki oleh perusahaan ada dua jenis, yaitu nethouse dengan paranetbiasa
dannethouse dengan paranet dan plastik UV. Perbedaan ini terkait dengan
prasyarat penyerapan sinar matahari yang optimal bagi masing-masing
bromelia.Nethousedengan paranet biasa digunakan untuk tanaman bromelia
dengan kemampuan menerima 50-75 persen cahaya matahari.Sedangkan nethouse
yang menggunakan paranet dan plastik UV untuk tanaman bromelia dengan
kemampuan menerima 45 persen cahaya matahari.
Selain itu, input yang disediakan setiap bulannya oleh perusahaan meliputi
media tanam, pupuk, pestisida, indukan bromelia dan pot. Media tanam yang
digunakan oleh perusahaan adalah cocopeat, sekam bakar, sekam mentah dan akar
pakis. Sekam mentah digunakan sebagai bahan baku sekam bakar. Jenis pupuk
yang digunakan adalah NPK.Sedangkan pestisida yang digunakan adalah Cofidor,
Siputox, Dursbant, Curacron dan Agristick.Indukan bromelia berasal dari luar
46
negeri seperti Filipina, Thailand, Australia, Belanda dan beberapa negara di
Amerika Latin. Pot yang dimiliki perusahaan terdiri dari ukuran S (15 cm2), M (20
cm2) , L (24 cm2), XL(30cm2) dan 35 cm2, 40 cm2, 50cm2, 60cm2 dan 70cm2.
a) b) c) d)
Gambar 11. Sarana dan Prasarana Produksi Tanaman Bromelia di Ciapus Bromel Tahun 2011 a) Jet Pump; b) BesiTusuk; c) Pestisida dan obat-Obatan;d) Rak Anakan Bromelia Sumber : Ciapus Bromel, 2011
5.2.2 Sumberdaya Manusia
Ciapus Bromel memiliki 10tenaga kerja yang terdiri dari 1 pemilik dan 9
karyawan.Latar belakang pendidikan sumberdaya manusia di Ciapus Bromel
sangat beragam.
Chandra Gunawan Hendarto merupakan lulusan University of San
Fransisco dengan jurusan Intenational Business Manajement. Selain itu pemilik
pernah menjabat sebagai manajer pemasaran PT Indomarco serta sekarang
menjabat sebagai Direktur PT Godong Ijo Asri, pemilik Hara Nursery (tanaman
buah) dan pemilik Annisa Flora (tanaman aglonema). Selain itu, beliau pun aktif
di asosiasi terkait tanaman hias dan merupakan salah satu pendiri Perhimpunan
Florikultura Indonesia (PFI).
Latar belakang manajer pengelola hanya sampai pada tingkatan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Akan tetapi Ulih Sunardi mempunyai pengalaman
sebagai produsen tanaman hias sejak 20 tahun yang lalu, sehingga beliau memiliki
kemampuan budidaya yang baik. Selain itu Ulih Sunardi merupakan pemilik
Ciapus Nursery dan keberadaannya sudah cukup dikenal dalam industri tanaman
hias di Jabodetabek.
Koordinator lapangan mempunyai latar belakang pendidikan khusus
pertanian (SPMA), sehingga koordinator lapangan mempunyai kemampuan cukup
baik dalam kegiatan budidaya. Koordinator lapangan juga memiliki kemampuan
yang baik dalam mengingat nama dan jenis varietas bromelia, mengestimasi
47
varietas yang akan bernilai di mata konsumen dan mempunyai daya kreativitas
serta inisiatif dalam menjalankan kewajiban dan wewenangnya. Latar belakang
pendidikan enam karyawantetap lainnya dibawah tingkatan Sekolah Menengah
Atas (SMA).
Hari kerja karyawan tetap dimulai dari hari Senin hingga hari
Minggu.Karyawan bekerja mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00
WIB.Terdapat pula sistem kerja malam yang dilakukan secara bergantian dari
pukul 18.00-06.00 WIB.Sedangkan karyawan harian jam kerja dimulai dari pukul
07.00-12.00 WIB. Hari kerja karyawan harian disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan terhadap karyawan harian tersebut.
Sistem gaji dan upah yang ditetapkan oleh perusahaan telah disesuaikan
dengan UMR yang berlaku.Gaji karyawan Ciapus Bromel berkisar antara Rp
950.000,00-Rp 1.300.000,00 yang disesuaikan berdasarkan tingkat jabatan
karyawan.Sedangkan untuk karyawan harian diberi upah sebesar Rp 15.000,00
per hari. Perusahaan pun memberikan biaya pengobatan bagi karyawan yang sakit
sebesar 50 persen dari biaya pengobatan karyawan. Khusus untuk manajer
pengelola, pemilik menerapkan sistem bagi hasil. Berdasarkan perjanjian antara
manajer pengelola dengan pemilik Ciapus Bromel, pembagian hasil dilakukan tiap
akhir tahun dengan perbandingan 1:3, dimana manajer pengelola mendapatkan 25
persen dari laba bersih sedangkan pemilik perusahaan mendapatkan 75 persen dari
laba bersih perusahaan.
Selain itu terdapat pula aturan dan sanksi bagi seluruh pegawai Ciapus
Bromel.Tetapi tata tertib tersebut tidak dituangkan dalam bentuk tulisan
melainkan hanya berupa lisan yang disampaikan ketika penerimaan karyawan
baru. SOP tersebut menyangkut jam kerja karyawan, kegiatan perizinan karyawan
dan attitude karyawan ketika berada di perusahaan tersebut. Perusahaan
menerapkan adanya sistem absen, dimana karyawan diberikan izin libur maksimal
sebanyak empat kali dalam sebulan dengan alasan yang jelas. Apabila karyawan
tidak masuk lebih dari empat hari tanpa keterangan maka akan dikenakan sanksi
pemotongan gaji.
48
5.2.3 Sumberdaya Keuangan
Modal awal perusahaan hanya berasal dari pemilik perusahaan.Besarnya
modal pemilik adalah Rp 1.450.000.000,00.Modal tersebut digunakan untuk
keperluan pembelian tanah, pembangunan prasarana dan pembelian
indukan.Pembangunan dilakukan secara bertahap dengan pertimbangan nominal
budget yang harus dikeluarkan untuk investasi sangat besar sedangkan modal
pemilik cukup terbatas.Selain modal, sumberdaya keuangan pun berasal dari
pendapatan perusahaan.
5.3 Organisasi Ciapus Bromel
Struktur organisasi Ciapus Bromel disusun dengan tujuan untuk
memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai hubungan antara satu bagian
dengan bagian yang lain sehingga diharapkan akan tercapai kerjasama yang baik
dan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Struktur organisasi
Ciapus Bromel terdiri dari pemilik, manajer pengelola, penanggung jawab
operasional, para karyawan bagian budidaya dan karyawan harian.Hubungan antar
bagian yang terdapat di Ciapus Bromel dapat dilihat pada Gambar 10.
Chandra Gunawan selaku pemilik perusahaan mempunyai wewenang
dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan akhir, pemberian bimbingan,
pengarahan umum, saran-saran, dan perintah kepada karyawan melalui manajer
pengelola. Manajer pengelola memiliki wewenang dalam hal perencanaan
kegiatan usaha, melakukan perekrutan dan pemberhentian karyawan, menetapkan
harga bromelia bersama pemilik, mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan,
meminta pertanggung jawaban kepada koordinator lapangan terkait dengan
aktivitas perusahaan. Selain wewenang tersebut manajer pengelola mempunyai
tanggung jawab memberikan laporan mengenai aktivitas perusahaan kepada
pemilik.
Koordinator lapangan mempunyai wewenang dalam pengambilan
keputusan yang terkait dengan aktivitas perusahaan baik keputusan internal
maupun eksternal.Akan tetapi koordinator lapangan harus meminta pertimbangan
manajer pengelola, apakah keputusan tersebut dapat dijalankan atau tidak.Selain
itu, koordinator lapangan mempunyai wewenang dalam hal pelaksanaan dan
49
pengawasan jalannya aktivitas perusahaan dimulai dari budidaya, pemasaran
hingga administrasi.Sedangkan aktivitas keuangan lebih banyak ditangani oleh
manajer pengelola termasuk aktivitas penggajian, dalam hal ini koordinator
lapangan hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran.Setiap bulannya,
koordinator lapangan bertanggung jawab memberikan laporan mengenai aktivitas
perusahaan kepada manajer pengelola.Namun, sering kali koordinator secara
langsung melaporkan aktivitas perusahaan kepada pemilik perusahaan.Hal ini
dilakukan jika mendapat instruksi dari manajer pengelola.
Enam karyawan tetap lainnya bertugas menjalankan aktivitas budidaya,
perawatan tanaman dan keamanan perusahaan.Sedangkan satu karyawan harian
bertugas membersihan gulma yang ada di sekitar greenhouse.
Gambar 12. Struktur Organisasi Ciapus Bromel pada Tahun 2011 Sumber: Data primer Ciapus Bromel, 2011 (diolah)
5.4 Lingkup Kegiatan Ciapus Bromel
Sejak berdirinya usaha Ciapus Bromel hingga saat ini, kegiatan yang
dilakukan perusahaan hanya sebatas membudidayakan dan menjual tanaman hias
bromelia dalam bentuk pot plant. Kegiatan perusahaan yang menjadi aktivitas
utama dalam membudidayakan bromelia yaitu kegiatan pengadaan input baik
berupa pengadaan indukan bromelia maupun media tanam, dan juga kegiatan
perbanyakan bromelia.
Pemilik
Manajer Pengelola
Karyawan
Koordinator
Karyawan
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan
50
5.4.1 Kegiatan Pengadaan Input
Kegiatan pengadaan input merupakan kegiatan pertama yang dilakukan
oleh perusahaan dalam menjalankan usaha. Kegiatan ini dilakukan perusahaan
untuk menjaga ketersediaan bahan baku dan mencegah terjadinya keterlambatan
dalam produksi bromelia. Berikut merupakan kegiatan pengadaan input yang
dilakukan oleh Ciapus Bromel:
1) Pengadaan indukan bromelia
Pengadaan indukan bromelia dilakukan Ciapus Bromel melalui pembelian
indukan, perbanyakan secara vegetatif dan perbanyakan secara generatif.
Pembelian indukan dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk menambah ragam
varietas. Indukan tersebut diperbanyak untuk mendapatkan bibit anakan sebagai
bakal calon tanaman bromelia dewasa dan indukan baru. Perusahaan akan menjual
stok varietas bromelia jika sudah memenuhi prasyarat jumlah minimal stok, yaitu
anakan yang berukuran S dan M minimal 100 bromelia. Kegiatan perbanyakan
indukan bromelia lebih dominan dengan cara vegetatif dari pada dengan cara
generatif.Hal ini dikarenakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perbanyakan melalui generatif walaupun hasilnya relatif lebih banyak
dibandingkan perbanyakan dengan cara vegetatif.Selain kegiatan pembelian dan
perbanyakan, perusahaan juga pernah melakukan kegiatan penyilangan antar
varietas dan mutasi tanaman dari perbanyakan indukan awal.Mutasi ini mencapai
15-30 persen dari perbanyakan indukan secara vegetatif.
Gambar 13. Induk Tanaman Bromelia Jenis Neogerelia di Ciapus Bromel
Tahun 2011 Sumber : Ciapus Bromel, 2011
51
2) Pot bromelia
Ciapus Bromel Menggunakan pot berukuran S (15 cm2), M (20 cm2), L
(24cm2), XL (30cm2 dan 35cm2), 40cm2, 50cm2, 60cm2 dan 70cm2. Pot XL dibagi
menjadi dua, yaitu ukuran 30cm2 dan 35cm2. Bromelia yang telah ditanam dalam
pot 30cm2 tidak akan dimasukan kedalam pot berukuran 35cm2 akan tetapi
langsung dipindahkkan ke pot 40cm2 dan sebaliknya.
Ciapus Bromel membeli pot di toko Ibu Ulih. Harga satu lusin pot ukuran
S adalah Rp 6.800,00, satu lusin pot ukuran M adalah Rp 11.000,00, satu lusin pot
L adalah Rp 18.500,00 dan satu lusin ukuran XL adalah Rp 33.000,00 (pot 30
cm2) dan Rp 47.500,00 (pot 35cm2).
Gambar 14. Pot Tanaman Bromelia di Ciapus Bromel pada Tahun 2011
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
3) Cocopeat, obat-obatan dan pupuk bromelia
Ciapus Bromel membeli cocopeat dari produsen cocopeat di
Tasikmalaya.Harga satu bungkus cocopeat adalah Rp 11.000,00.Pembelian
cocopeat rata-rata dilakukan Ciapus Bromel satu kali dalam satu tahun.Ciapus
Bromel membeli obat-obatan (Cofidor, Siputox, Durshbant, Curacron dan
Agristick) dan pupuk NPK dari PT. Godong Ijo Asri. Obat-obatan dan pupuk
tidak dibeli dalam jumlah besar. Pembelian pupuk NPK maksimal satu karung
dan obat-obatan masing-masing maksimal lima buah.
a) b) c) d)
Gambar 15. Pupuk dan obat-Obatan Bagi Tanaman Bromelia di Ciapus Bromel pada Tahun 2011 a) Siputox; b) Pupuk NPK Mutiara; c) Pestisida; d) Cocopeat Sumber : Ciapus Bromel, 2011
52
4) Media tanam bromelia
Media tanam (sekam mentah, sekam bakar dan akar pakis) dibeli dari toko
Syuaib yang lokasinya berada 1 km dari Ciapus Bromel.Ciapus Bromel membeli
sekam mentah 50 karung setiap bulannya dengan harga Rp 5.000,00 per
karung.Untuk sekam bakar Ciapus Bromel membeli 50-100 karung per bulannya
dengan harga satu karung sekam bakar adalah Rp 8.000,00.Sedangkan pembelian
akar pakis setiap bulannya adalah 20 karung dengan harga Rp 13.500,00 per
karungnya.Karung sekam mentah, sekam bakar dan akar pakis adalah karung
dengan ukuran muatan 25 kg.
a) b)
Gambar 16. Media Tanam Bromelia di Ciapus Bromel Tahun 2011; a) Sekam Bakar danb) Akar Pakis Sumber : Ciapus Bromel, 2011
5.4.2 Kegiatan Budidaya
Kegiatan budidaya Ciapus Bromel dilakukan melalui dua cara, yaitu
secara generatif dan vegetatif. Berikut ini merupakan proses budidaya bromelia
secara generatif dan vegetatif.
a) Generatif
Proses perbanyakan tanaman bromelia berawal dari biji bunga. Tanaman
ini akan berbunga setelah berumur 3-4 tahun. Bunga tersebut akan tua atau
matang setelah 1-3 bulan dari munculnya bunga. Setelah itu bunga yang telah tua
diambil dan dikeringkan dengan cara dijemur dan diangin-anginkan selama 3
sampai 6 hari, lalu disemai ke dalam pot yang berisi media cocopeat dan sekam
53
bakar yang telah dicampur, kemudian tutup dengan plastik. Setelah 3 bulan,
tanaman akan tumbuh sehingga 2 cm dan siap dipindahkan ke dalam pot
berukuran 15 cm. Selanjutnya tanaman hanya disiram hingga 4-6 bulan, kemudian
dipupuk dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 1-2 gram. Tanaman tersebut
siap dijual setelah 3 bulan berikutnya. Setelah itu bromelia dapat dipindahkan
kembali ke pot yang berukuran lebih besar, yaitu pot 20 cm setelah 3 bulan dan
dipupuk kembali tanaman dengan dosis yang sama. Tiga bulan kemudian,
tanaman siap dipindahkan ke dalam pot berukuran 24 cm. Selama proses
pemeliharaan hingga siap jual.Tanaman disiram setiap tiga hari sekali untuk
musim hujan dan dua hari sekali untuk musim kemarau.Selain itu, tanaman pun
disemprot dengan menggunakan pestisida setiap dua minggu sekali.
b) Vegetatif
Proses perbanyakan tanaman bromelia secara vegetatif dilakukan melalui
penusukan pada titik tumbuh tanaman. Tanaman siap ditusuk setelah berumur
sekitar delapan bulan atau setelah tanaman berada pada pot 20 cm. Tanaman
ditusuk dengan menggunakan besi seukuran jari-jari sepeda dari titik tumbuh
tanamanhingga akar. Setelah 2-3 bulan penusukan akan muncul beberapa anakan
dari ketiak bromelia. Pada umumnya jumlah anakan yang mampu dihasilkan
dengan cara vegetatif ini sebanyak 3-10 buah.Selama menunggu munculnya
anakan, tanaman hanya disiram tanpa dipupuk atau disemprot pestisida. Setelah 2-
3 bulan, anakan bromelia diangkat dan diangin-anginkan selama 10-15 hari,
kemudian ditanam kedalam pot berukuran 15 cm. Setelah panen anakan pertama,
tanaman induk dipupuk dan akan menghasilkan anakan kembali setelah 2-3 bulan.
Tanaman indukan baru akan mati setelah panen anakan sebanyak 3-4 kali. Proses
yang dilakukan selanjutnya sama dengan perlakuan tanaman secara generatif,
dimana tanaman disiram dan dipupuk saat dipindahkan ke dalam pot yang
berukuran lebih besar hingga tanaman siap dijual. Pada umunya untuk pot
berukuran 15 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 3-4 bulan dari bibit anakan.
Sedangkan untuk pot berukuran 20 cm dan 24 cm, tanaman baru bisa dijual
setelah 6 bulan dan 9 bulan dari bibit anakan. Media tanam bromelia harus diganti
setiap bulannya untuk menjaga kualitas tanaman.
54
5.5 Pendapatan Usahatani
Dalam menjalankan usahanya, Ciapus Bromel memperoleh pendapatan
usahatani dari penerimaan dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan selama
periode produksi berlangsung.Penerimaan berasal dari penjualan tanaman
bromelia.biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tunai dan biaya yang
diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.Biaya
variabel terdiri dari biaya pembelian pupuk NPK, pestisida, media tanam dan pot
plastik.Biaya tetap merupakan keseluruhan biaya variabel yang dikeluarkan per
bulannya bernilai tetap dan tidak dipengaruhi oleh jumlah neogerelia yang
diproduksi. Biaya tetap ini terdiri dari biaya tenaga kerja, listrik dan lainnya.
Biaya yang diperhitungkan adalah biaya penyusutan peralatan dan biaya
pemeliharaan bibit.Biaya-biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat total biaya yang dikeluarkan selama
satu siklus tanam neogerelia, yaitu sebesar Rp8.675.847,39, Total biaya tersebut
diperoleh dari penjumlahan total biaya tunai dengan total biaya yang
diperhitungkan. Pada biaya tunai, tercatat bahwa biaya pembelian pestisida
merupakan biaya terendah yang dikeluarkan oleh Ciapus Bromel. Pestisida yang
digunakan terdiri dari 3 jenis antara lainCuracron, Agristick dan Dithane M 45.
Harga curacron per 250 ml adalah Rp 110.000,00 dengan volume penggunaan
sebanyak 12 ml, harga agristick per liter sebesar Rp 65.000,00 dengan volume
penggunaan 18 ml dan harga dithane M 45 per kg adalah Rp 84.500,00 dengan
volume penggunaan sebanyak 12 gram. Dengan asumsi demikian, maka biaya
pestisida yang dikeluarkan untuk setiap pot tanaman neogerelia adalah Rp 21,65.
Berbeda halnya dengan biaya tenaga kerja, pada biaya tenaga kerja
perusahaan menggunakan dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja harian
sebanyak 2 orang untuk proses penyiangan dan tenaga kerja tetap sebanyak 2
orang. Berdasarkan perhitungan biaya untuk tenaga kerja harian sebesar Rp
60.000,00 untuk dua pegawai dalam waktu dua hari kerja.Sedangkan untuk tenaga
kerja tetap, biaya yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp
5.700.000,00.Maka biaya tenaga kerja yang ditanggung oleh perusahaan yaitu
sebesar Rp 5.760.000,00 dan merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan
pada biaya tunai.
55
Tabel 6. BiayaUsahatani Ciapus Bromel pada KomoditiNeogereliaper 338 m2
pada tahun 2011
Keterangan Satuan Jumlah Harga/satuan (Rp)
Total Biaya (Rp)
1. Biaya tunai a. Pupuk NPK Mutiara Gram 200 80,00 16.000,00b. Arang sekam karung 20 8.000,00 160.000,00c. Cocopeat karung 15 15.000,00 225.000,00d. Pestisida 7.464,00e. Pot plastik Bal 10 11.800,00 1.770.000,00f. Tenaga kerja Org 5.760.000,00g. Listrik dan lainnya Bulan 3 50.000,00 150.000,00Total biaya tunai (Rp) 8.088.464,002. Biaya yang
diperhitungkan
a. Penyusutan alat Tahun 3 (bulan) 620.059,57 150.014,89b. Biaya pemeliharaan
bibit sebanyak 25 pot 437.369,50
Total biaya yang diperhitungkan (Rp) 587.384,39
3. Total biaya (Rp) 8.675.847,394. Penerimaan (Rp) Pot 360 36.707,00 13.214.520,005. Pendapatan usahatani
(Rp) 4.538.673,61Sumber: Ciapus Bromel (2011) Selain biaya tunai, terdapat pula biaya yang diperhitungkan yang terdiri
dari biaya penyusutaan dan biaya pemeliharaan bibit.Biaya penyusutan yang
terdapat pada Ciapus Bromel merupakan biaya peralatan yang terdiri dari pisau,
sekop, besi tusukan, pompa air, torn air 5000 liter, tangki sprayer dan mesin
pestisida. Keseluruhan alat-alat tersebut merupakan alat yang dimiliki secara
pribadi oleh perusahaan.Perhitungan penyusutan alat dilakukan per tahun, namun
untuk dapat mengetahui pendapatan usahatani per musim tanam maka perhitungan
penyusutan alat pun disesuaikan. Dengan asumsi bahwa perhitungan tersebut
menggunakan metode garis lurus dan penyusutan yang digunakan merupakan nilai
rata-rata dari total penyusutan alat di Ciapus Bromel.Biaya pemeliharaan bibit
yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan
56
bibit. Karena bibit yang dimiliki perusahaan diperoleh dari perbanyakan tunas
secara mandiri, maka pada perhitungan ini diasumsikan bahwa perusahaan
melakukan perawatan bagi 25 tanaman yang senilai dengan biaya yang
dikeluarkan jika perusahaan membeli bibit tersebut. Sehingga biaya pemeliharaan
ini meliputi biaya pupuk, pestisida, pot, tenaga kerja dan media tanam.
Penerimaan yang diterima oleh Ciapus Bromel merupakan hasil perkalian
dari harga rata-rata dengan banyaknya tanaman yang terdapat di nethouse seluas
338 m2. Dengan asumsi bahwa banyaknya tanaman yang terdapat pada nethouse
adalah 360 pot,sehingga perusahaan mendapatkan penerimaan sebesar Rp
13.214.520,00. Dan besarnya pendapatan yang diterima perusahaan dalam
mengusahakan neogerelia adalah sebesar Rp 4.538.673,61.
Recommended