View
58
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
Tugas SBK
~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~
Nama: Qatrun Nada Kelas: 7A
SMP PGII 1 Bandung Tanggal: 3 agustus 2010
Ketuk TiluDikalangn rakyat pada waktu itu dikenal ketuk tilu yang dalam sejarahnya adalah kesenian yang berfungsi sebagai upacara menyambut panen padi yang merupakan ungkapan rasa syukur terhadap Dewi Sri ( dewi padi )
upacara dilakukan pada malam hari yang mengarak seorang gadis sebagai lambang dewi sri dengan diiringi bunyi- bunyian dan arak- arakan yang
berhenti pada suatu tempat biasanya di lapangan / tempat yang luas dimana gadis akan duduk di bambu dekat oncor ( lampu minyak tanah). Ketuk tilu merupakan perkembangan dari skanisme yang pada masa itu masyarakat menganut paham animisme dan dinamisme. Nama ketuk tilu diambil dari
alat musik pengiringnya yaitu 3 buah ketuk ( bonang ) sebagai pemberi pola irama rebab sebagai memainkan lagu , kendang indung ( besar ) dan
kulanter ( kecil ) untuk mengatur dinamika tari/ kendang yang didampingi kecrek sebagai pengiring irama dan gong pemberi batas - batas kalimat
lagu.dalam perkembangannya tarian tersebut menjadi tarian pergaulan di mana pria dan wanita menari berpasangan diman penari wanita disebut
ronggeng.
RonggengRonggeng Melayu adalah salah satu wujud seni yang memadukan tari, musik, dan sastra (pantun). Tari ini dipengaruhi oleh salah satu sekte di India yang menggunakannya untuk memuja Dewi Durga. Tradisi semacam ini dibawa ke Indonesia dengan makna yang serupa, yakni pemujaan terhadap dewi kesuburan.
Ronggeng Melayu pertama kali berkembang di Sumatera Timur sejak penjajahan Portugis dan kini masih bertahan di Sumatera Utara. Selain sebagai tari pergaulan, Ronggeng Melayu juga berfungsi sebagai hiburan pada acara-acara seperti sunatan, syukuran panen, dan perkawinan.
Dengan diiringi dua gendang melayu, akordion, dan biola, Ronggeng Melayu ditarikan dan dinyanyikan oleh perempuan (Cik Ronggeng) baru kemudian laki-laki bergabung. Tari ini bersifat dinamis dengan pergerakannya yang tidak teratur, nyanyian bergantian, dan pantun-pantunnya yang spontan. Pantun-pantun tersebut biasanya menanyakan kabar, sindiran, atau rayuan. Selain pantun, penari biasanya juga memperagakan gerakan-gerakan silat sederhana.
Terdapat beberapa perbedaan antara Ronggeng Melayu dengan Ronggeng Jawa. Pada Tari Ronggeng Jawa, penari menyanyi sendiri dan tidak ada balas-berbalas pantun. Perbedaan lainnya yang mencolok adalah, kalau Ronggeng Melayu hanya sebagai sarana pergaulan dan hiburan, Ronggeng Jawa biasanya juga boleh dicium dan disertai dengan “bisnis malam”.
Masyarakat zaman sekarang lebih menyukai Ronggeng Melayu yang modern dalam arti tidak mengenakan pakaian adat Melayu dan tidak dipentaskan di atas panggung. Ronggeng Melayu klasik jadi semakin berkurang penerusnya padahal tari ini adalah saksi sejarah yang harus terus dipelihara.
Kecapi
Recommended