View
85
Download
8
Category
Preview:
DESCRIPTION
asdf
Citation preview
TUGAS GEOLOGI DASAR
KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI
BATUAN BEKU
DISUSUN OLEH:
MUHAMAD ISA
11141320000025
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
DESKRIPSI BATUAN BEKU
1. Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna
terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu atau merah.
Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di
dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit
merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Indonesia, granit terdapat di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain. Granit dapat
digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi, galangan kapal, dan bahan pemoles
lantai, serta pelapis dinding
Warna Batuan : Putih bintik hitam
Granularitas : Fanerik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, Potasium, Hornblende, dan Feldspar
Jenis Batuan : Beku Asam
2. Andesit
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit, mineralnya
berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api
di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun
piroklastika. Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit
hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin.
Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi
beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu
tempel.
Warna Batuan : Abu-abu kecokelatan
Granularitas : Porfori afanitik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Hornblende, dan Feldspar
Jenis Batuan : Beku Indermediet
3. Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan
yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau
pelapis dinding. Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan
Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
Warna Batuan : Gelap/ kehitaman
Granularitas : Fanerik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol
Jenis Batuan : Beku Basa
4. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass.
Warna Batuan : Coklat bintik hitam
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Biotit, dan Plagioklas
Jenis Batuan : Beku Asam
5. Obsidian (Batu Kaca)
Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal
(metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan banyak terdapat
di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu, kehitaman atau tidak
berwarna (putih seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan
dicampur dengan semen, dapat dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak
digunakan untuk membuat mata lembing, mata panah, dan lain-lain.
Warna Batuan : Hitam keabuan
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol
Jenis Batuan : Beku Basa
6. Skoria
Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas
lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar
kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu
gelap dan hitam.
Warna Batuan : Merah kecoklatan
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol
Jenis Batuan : Beku Basa
7. Diabas
Batuan beku berwarna abu-abu yang berbutir sedang. Mineral piroksen dan
plagioklas berbentuk seperti jarum yang sling bersalingan. Diabas terbentuk dari
magma hingga menerobos dekat permukaan.
Warna Batuan : cream keabuan
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin
Jenis Batuan : Beku Basa
8. Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Batuan ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna terang, dan hornblende berwarna hitam. batuan diorite tidak mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit.
Warna Batuan : Hitam bintik puith
Granularitas : Fanerik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Hornblende, dan Biotit
Jenis Batuan : Beku Intermediet
9. Riolit
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid batuan ini bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering ditemukan berupa lava. Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak
Warna Batuan : Putih kecoklatan
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Ortoklas, dan Kuarsa
Jenis Batuan : Beku Asam
10.Basalt
Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro, mineralnya berbutir
halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal
dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras
jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur
lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang
akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.
Warna Batuan : Coklat kehitaman
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol
Jenis Batuan : Beku Basa
11.Tuff
Tuff adalah batuan gunungapi yang terbentuk dari suatu campuran fragmen fragmen
mineralbatuan gunungapi dalam matrik debu gunungapi. Tuff terbentuk dari kombinasi debu,
batuan danfragmen mineral (piroklastik atau tephra) yang dilemparkan ke udara dan kemudian
jatuh kepermukaan bumi sebagai suatu endapan campuran. Kebanyakan dari fragmen batuan
cenderungmerupakan batuan gunungapi yang terkonsolidasi dari hasil erupsi gunungapi.
Kadangkala material erupsi yang masih panas mencapai permukaan bumi dan kemudian menbeku
menjadi “welded tuff”.
Warna : Putih
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Struktur : Masif
Tekstur : -Ukuran besar butir : Lempung
-Derajat pemilahan : Pemilahan baik
-Derajat pembundaran : Membundar baik
-Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral : -Fragmen : -
- Matrik : Ash
-semen : Silika
Batuan beku yang ditemukan diluar kelas (Museum Geologi Bandung)
12. Basal Scoria
Disebut batu basal scoria karena batu ini adalah batuan vesikuler yang terbentuk dari basal
dan scoria, transisi antara batuan basal dengan scoria
13. Gabro Berlapis
Deskripsi sama dengan batu Gabro. Disebut Gabro Berlapis karena batu ini jika dalam ukuran
yang besar, maka mineralnya akan terlihat dengan jelas menjadi suatu bentuk lapisan. Dalam
ukuran Gabro yang kecil, mineral tersebut tidak terlihat berlapis
Recommended