Tik Pengumpulan Data

Preview:

Citation preview

Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan

ObservasiObservasiAngketAngket WawancaraWawancara

Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan Terbuka

PertanyaanSemiterbukaPertanyaanSemiterbuka

PartisipasiPartisipasi SimulasiSimulasi

TerstrukturTerstruktur

BebasBebas TerpimpinTerpimpin Bebas Terpimpin

Bebas Terpimpin

Pengumpulan DataPengumpulan Data

Tidak Terstruktur

Tidak Terstruktur

dilakukan dengan

terdiri dari berbentuk berupa

dilaksanakan dengan

Setelah melakukan penyusunan rancangan penelitian, langkah selanjutnya adalah pengumpulan data.

Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab

permasalahan penelitian. Oleh karena itu, validitas instrumen pengumpulan data serta kualifikasi

pengumpulan data sangat diperlukan untuk memperoleh data yang berkualitas. Semakin valid sebuah instrumen

data, semakin valid juga data yang diperoleh.Saat mengumpulkan data, seorang peneliti harus tekun,

sabar, dan tidak putus asa. Peneliti harus sabar untuk berjalan dari rumah ke rumah atau mendatangi suatu

instansi tertentu untuk mengadakan wawancara atau untuk membagi angket. Bila seorang peneliti tidak memiliki

mental yang kuat, yang terjadi adalah keputusasaan atau kegagalan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan dokumentasi atau studi kepustakaan, angket (daftar pertanyaan), wawancara,

dan observasi.

PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti buku yang memuat berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti, majalah, naskah, kisah sejarah dan dokumen. Termasuk di dalamnya adalah rekaman berita dari radio, televisi dan media elektronik lainnya. Pengumpulan data melalui metode ini memiliki kelemahan sebagai berikut :

1. Informasi yang ada mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan peneliti karena dikumpulkan orang lain.

2. Sulit menilai akurasi informasi.3. Informasi sudah usang dan tidak relevan dengan situasi

saat ini. Namun demikian, penggunaan metode ini dinilai lebih murah dan praktis. Seorang peneliti hanya membutuhkan ketekunan untuk mengunjungi tempat-tempat yang menjadi sumber data, seperti perpustakaan, museum, arsip nasional, kantor-kantor berita, stasiun-stasiun televisi dan radio.

STUDI KEPUSTAKAAN

Penggunaan metode ini juga memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah ditemukan oleh para peneliti terdahulu.

2. Mengikuti perkembangan peneliti dalam bidang yang akan diteliti.

3. Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.

4. Memanfaatkan data sekunder.5. Menghindarkan duplikasi penelitian.

Setelah mengetahui cara pengumpulan data melalui studi pustaka, selanjutnya Anda akan diperkenalkan pada cara pengumpulan data melalui angket (kuesioner). Pengertian

dan cara pengumpulan data melalui angket akan dijelaskan di bawah ini.

Angket atau kuesioner adalah sebuah cara atau teknik yang digunakan seorang peneliti untuk mengumpulkan data

dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Pada metode ini, pertanyaan-pertanyaan

masalah ditulis dalam format kuesioner, lalu disebarkan kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan kepada peneliti. Dari jawaban responden tersebut, peneliti

dapat memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti.

Kuesioner yang digunakan harus benar-benar mewakili apa yang menjadi tujuan penelitian yang dilakukan. Untuk itu,

perlu diperhatikan hal-hal berikut :

ANGKET (KUESIONER)

1. Sebelum atau pada saat membuat kuesioner, ada baiknya pelajari kuesioner yang sudah ada dan yang relevan dengan topik penelitian yang akan dilakukan.

2. Masalah-masalah konsep dan pengukuran, dapat dipecahkan dengan berkonsultasi dengan pakar.

3. Untuk lebih memahami tentang fenomena dan perubahan sosial, seorang peneliti harus mencari informasi tambahan melalui data sekunder, wawancara bebas, observasi dan berpartisipasi dalam studi kasus.

Berikut ini langkah-langkah penyusunan angket.4. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan

kuesioner.5. Mengidentifikasikan variabel yang akan

dijadikan sasaran kuesioner.

3. Menyebarkan setiap variabel menjadi subvariabel yang lebih spesifik dan tunggal (jawaban variabel)

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya. Sebagian besar penelitian menggunakan angket (kuesioner) sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan karena metode ini memiliki kelebihan dibanding metode pengumpulan data lainnya, yaitu sebagai berikut :

5. Tidak memerlukan kehadiran sang peneliti.6. Dapat dijangkau responden dalam jumlah

banyak.7. Seragam untuk semua responden.8. Dapat dibuat anonim (tidak disebut identitasnya)

sehingga responden bebas menjawab.9. Dapat dijawab menurut kesempatan yang dimiliki

responden.

Dalam angket pertanyaan tertutup, jawaban atas pertanyaan sudah tersedia. Responden tinggal memilih jawaban sesuai pertanyaan yang dimaksud, seperti jawaban Ya atau Tidak. Jawaban dapat pula berbentuk sejumlah alternatif jawaban (pilihan ganda). Pada angket jenis ini, responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.

Contoh :1. Sanksi apa yang paling sesuai jika siswa terlambar datang

ke sekolah?a) diberi teguranb) dipulangkanc) diskorsingd) diberi hukuman fisik

Angket dengan Pertanyaan Tertutup

1. Setujukah jika SPP di sekolah Anda dihapuskan?

a) yab) tidak

Kelebihan angket tertutup adalah sebagai berikut :1. Mudah diisi karena responden tidak perlu

menuliskan buah pikirannya.2. Tidak memakan waktu lama untuk mengisinya.3. Responden dapat dengan bebas dan jujur

menjawab pertanyaan yang diajukan.4. Dapat dijawab pada waktu senggang5. Harapan untuk dikembalikan cukup besar6. Mudah diolah

Kelemahan angket tertutup adalah sebagai berikut :

Responden tidak dapat memberikan alternatif jawaban karena jawaban telah ditentukan.

Jawaban yang dipilih kadang tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapatnya.

Angket dengan Pertanyaan TerbukaDalam angket jenis pertanyaan terbuka, responden

diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan dengan kalimat sendiri. Contoh : Hukuman apa yang paling sesuai jika siswa tidak mengerjakan PR? Dalam pertanyaan semacam ini, responden memilih jawaban sendiri sehingga akan terdapat keragaman jawaban yang diberikan responden.

Misalnya, responden yang satu menjawab dikeluarkan agar siswa jera. Yang lainnya

mungkin menjawab dikeluarkan dari kelas dan kemudian diberi tugas lain sebagai pengganti

tugas tidak membuat PR.

Kelebihan angket (kuesioner) terbuka adalah sebagai berikut :

1. Responden diberikan kebebasan untuk menjawabnya sesuai dengan pendapatnya.

2. Variasi jawaban dapat memperluas wawasan atau pandangan peneliti. Kelemahan angket (kuesioner) terbuka adalah sebagai berikut :

3. Responden harus memberikan buah pikirannya untuk peneliti.

4. Kemungkinan angket tidak dikembalikan karena enggan menjawabnya.

5. Sulit diolah karena memiliki jawaban beragam.

6. Untuk menjawabnya memakan waktu lama.

Pada angket ini, responden menjawab pertanyaan dengan jawabannya telah tersedia. Namun, responden masih diberikan kebebasan untuk mencari jawaban alternatif apabila jawaban yang tersedia tidak ada atau kurang cocok.

Contoh : Sanksi apa yang paling sesuai jika siswa tidak mengerjakan RP?

a) Diberi teguranb) Dikeluarkan dari kelasc) Dipulangkand) …………….. (sebutkan)

Kelebihan angket atau kuesioner semiterbuka adalah sebagai berikut :

1. Responden diberi kebebasan untuk menjawab sesuai pendapatnya.

2. Peneliti memperoleh ragam jawaban yang mungkin sebelumnya tidak tergali. Kelemahan angket atau kuesioner semi terbuka adalah sebagai berikut :

3. Sulit mengolahnya karena memiliki jawaban yang banyak.

Angket dengan Pertanyaan Semiterbuka

OBSERVASI

Selain melalui studi pustaka ataupun angket, pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan

cara observasi. Apa dan bangaimana cara observasi itu? Apa kelebihan dan kelemahannya?

Uraian di bawah ini akan menjelaskan hal itu.Seringkali observasi diartikan sebagai suatu aktivitas

sempit, yakni memperhatikan sesuatu hanya dengan mata telanjang. Di dalam pengertian

psikologi, observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh pancaindra. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba dan pengecap. Semua kegiatan ini dinamakan observasi atau pengamatan langsung. Observasi baru dapat dikataka sebagai alat pengumpulan data, apabila observasi tersebut

memenuhi beberapa kriteria berikut ini :

1. Pengamatan telah direncanakan secara sistematis.

2. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian.

3. Pengamatan harus dicatat secara sistematis.4. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol

kebenarannya.Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan

dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.

Cara observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan pedoman

observasi/pedoman pengamatan, seperti format atau blangko pengamatan. Format yang

disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Setelah itu, peneliti sebagai seorang pengamat tinggal memberikan tanda cek () pada kolom

yang dikehendaki pada format tersebut.

Observasi atau pengamatan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini :

A. Membuat CatatanMisalnya, kita akan meneliti “Proses belajar

mengajar dengan metode CBSA”. Variabel yang hendak diukur dalam proses belajar mengajar adalah frekuensi tanya jawab antara guru dan murid, murid dan murid, murid dan guru.

Untuk mengetahui frekuensi tanya jawab maka dibuat format pengamatan sebagai berikut :

Cara Observasi

NO Catatan Frekuensi

1 Antara guru dan murid x x x x

2 Antara murid dan guru x x x x

3 Antara murid dan murid

x x x

Setelah mendapat data dari pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa frekuensi bertanya antara murid dan

murid lebih sedikit bila dibandingkan antara guru dan murid, dan antara murid dan guru. Artinya metode CBSA

yang digunakan dalam proses belajar mengajar belum sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu keaktifan

murid.b) Menggunakan skala penilaian

Skala penilaian digunakan untuk menetapkan penilitian secara bertingkat serta untuk mengamati kondisi dan situasi secara kualitatif. Contohnya, variabel yang akan diukur untuk kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya, kreativitas siswa, teknik bertanya, dan kerja sama kelompok. Format penilaiannya, antara lain dapat dibuat dalam bentuk seperti contoh berikut ini.

AspekPenilaian

1 2 3 4 5+

Kreativitas siswa x

Teknik bertanya xKerja sama kelompok x

Keterangan : Skala dari kiri – (rendah) ke kanan + (tinggi)

1 = kurang sekali2 = kurang3 = sedang4 = baik5 = baik sekali

Cara mengisinya adalah dengan memberikan tanda X yang sesuai dengan pengamatan.

Contoh : Jika untuk kreativitas siswa yang diberikan tanda X adalah kolom angka 2, ini berarti nilainya kurang.Jika untuk teknik bertanya yang diberikan tanda X adalah kolom 3, ini berarti nilainya sedang.Jika kerja sama kelompok yang diberikan tanda X adalah angka 5, ini berarti nilainya baik

c) Membuat daftar cek Daftar cek adalah format yang berisi catatan setiap

faktor atau aspek yang akan diamati dan digunakan sewaktu pengamatan berlangsung. Pengamatan akan memberikan tanda cek pada kolom-kolom yang telah disediakan dalam format pengamatan. Perhatikan contoh berikut :

Pedoman Pengamatan Kerja Kelompok

Aspek yang diminatiHasil Pengamatan

yatida

k skorcatatan

Kerja sama 4 4 5 -

kreativitas 4 1 -

……

Observasi partisipasi Dalam melakukan pengamatan, pengamat ikut terlibat

dalam kegiatan yang sedang diamatinya sehingga pengamat memperoleh data yang sebenarnya. Contoh, kita akan meneliti upacara adat di Bali. Oleh karena itu, kita harus berada di acara tersebut sehingga data yang akan diperoleh lebih akurat atau lebih valid.

Observasi simulasi Dalam melakukan observasi simulasi, si pengamat

diharapkan dapat mensimulasikan keinginannya kepada responden. Dengan ini, responden dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan si pengamat.

Selain alat pencatat atau format tertentu, digunakan alat bantu lain, seperti kamera, slide, dan perekam suara. Dengan alat-alat tersebut, banyak objek pengamatan yang dapat direkam sehingga pengumpulan data dapat lebih akurat.

Jenis Observasi

Metode pengumpulan data dengan observasi memiliki kelemahan dan

kelebihan. Kelebihan observasi adalah sebagai

berikut :1. Dapat mencatat hal-hal, perilaku,

pertumbuhan dan bagaimana pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.

2. Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi secara verbal ataupun tidak.

Kelebihan dan Kelemahan Observasi

Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian. Contoh : mengamati upacara adat kematian suku Toraja. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti memerlukan waktu yang lama karena harus mengamati berlangsungnya pelaksanaan upacara tersebut dari awal sampai selesai.

Pengamatan terhadap suatu fenomena yang telah terjadi lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.

Kelemahan observasi adalah sebagai berikut :

Setelah mengetahui cara pengumpulan data melalui kajian pustaka, angket dan observasi, beriklut ini akan dijelaskan cara pengumpulan data memalui wawancara. Hal yang berhubungan dengan cara pengumpulan data dengan wawancara akan diuraikan pada bagian ini.

Untuk mendapatkan data melalui wawancara, perlu persiapan yang matang karena mungkin kita perlu mengeksplorasi jawaban-jawaban yang diharapkan dari responden. Pertanyaan-pertanyan yang akan diajukan sewaktu wawancara harus sudah dipersiapkan dengan matang. Sikap ketika datang, keramahan, kesabaran dan keseluruhan penampilan peneliti akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden. Dalam melakukan wawancara, sebaiknya pewawancara menggunakan alat bantu, seperti alat tulis dan perekam.

WAWANCARA (INTERVIEW)

Macam-Macam Pedoman Wawancara Pedoman wawancara tidak terstruktur Pedoman wawancara tidak terstruktur

adalah pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis besar wawancara. Wawancara disesuaikan dengan garis besar pembicaraan yang telah dipersiapkan. Dengan menggunakan pedoman ini, kreativitas pewawancara sangat diperlukan karena hasil wawancara lebih banyak tergantung dari pewawancara sendiri. Jenis wawancara demikian cocok untuk penelitian kasus.

Pedoman wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara

terperinci, seperti halnya kuesioner. Pedoman wawancara terstruktur terdiri dari sederetan

pertanyaan.Pewawancara memberikan tanda cek () pada

pilihan jawaban yang telah tersedia.

Pedoman wawancara terstruktur/terstandar (standard ized)

PewawancaraSeorang pewawancara yang baik harus memenuhi

persyaratan, seperti keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi dan rasa aman. Ia tidak ragu dan takut

menyampaikan pertanyaan. Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang, merangsang responden

untuk menjawabnya, menggali jawaban dan mencatat semua hasil wawancara tersebut. Bila persyaratan

wawancara terpenuhi hasil wawancara akan bermutu.Informan

Informan dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat

menangkap isi pertanyaan dengan tepat dan bersedia menjawabnya responden dan sabar menghadapinya.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Wawancara

Topik penelitianTopik penelitian atau daftar pertanyaan dapat

mempengaruhi kelancaran dan hasil wawancara. Kesediaan responden untuk

menjawab tergantung pada apakah ia tertarik pada masalah itu dan apakah topik tersebut

sensitif atau tidak.Situasi wawancara

Situasi wawancara adalah situasi yang timbul karena faktor-faktor waktu, tempat, ada

tidaknya orang ketiga dan sikap masyarakt pada umumnya.

Jenis-Jenis WawancaraDitinjau dari pelaksanaannya, maka wawancara

dibedakan atas tiga macam.Wawancara bebas (unguided interview)

Dalam wawancara jenis ini, pewawancara secara bebas bertanya apa saja tanpa harus

menggunakan acuan pertanyan.Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak

menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai. Responden bisa bersikap santai. Kelemahannya adalah arah pertanyaan menjadi

kurang terkendali.Wawancara terpimpin (quided interview)

Pada wawancara jenis ini, pewawancara membawa sederetan pertanyan lengkap dan terperinci,

seperti wawancara terstruktur.Wawancara bebas terpimpin

Wawancara jenis ini merupakan kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki PewawancaraSaat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat meciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden

mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki pewawancara

adalah sebagi berikut :Netral : artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak

setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari

responden, baik yang menyenangkan atau tidak.Ramah : artinya, pewawancara menciptakan suasana yang

mampu menarik minat si responden.Adil : artinya, pewwancara harus bisa memperlakukan semua

responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun

keberadaannya.Hidari ketegangan : artinya, pewawancara harus dapat

menghindari ketegangan, jangan sampai responden merasa sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana regang,

responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan

pembicaraan agar terarah.