View
228
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
SURVEI CAKUPAN POMP FILARIASIS DI WILAYAH LAYANAN BBTKL-PP BANJARBARU
TAHUN 2015
LATAR BELAKANG
Lymphatic Filariasis atau elephantiasis atau yang dalam bahasa
Indonesia dikenal sebagai penyakit kaki gajah adalah penyakit yang
disebabkan karena infeksi cacing filaria dari kelompok nematoda, yaitu
Wucheraria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Diperkirakan
sekitar 128 juta manusia di dunia telah terinfeksi oleh penyakit ini. Negara
terbesar kedua endemis LF (setelah India) adalah Indonesia, diikuti oleh
Nigeria.
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis adalah suatu
cara pencegahan penularan LF dimana obat-obatan yang bersifat
anthelmintic (zat yang dapat membunuh cacing dalam tubuh manusia)
diberikan kepada semua penduduk di suatu wilayah tertentu (seperti negara
bagian, wilayah regional, provinsi, kabupaten, kecamatan, atau desa) pada
interval waktu tertentu tanpa mempertimbangkan status infeksi perorangan
dari populasi tersebut. Obat pencegahan yang diberikan pada POMP
Filariasis adalah kombinasi Diethylcarbamazine (DEC) dengan Albendazole
(ALB) dengan dosis tertentu berdasarkan umur individu yang
mengkonsumsi.
Cakupan pengobatan yang dilaporkan setiap selesai kegiatan POMP
bertujuan untuk memonitor pelaksanaan POMP tersebut, yang diikuti oleh
sebuah survei untuk menilai cakupan berdasarkan pengakuan responden
survei, yang dilakukan paling sedikit sekali di POMP putaran pertama
TUJUAN Tujuan survei cakupan adalah untuk mengevaluasi validitas
angka laporan cakupan kegiatan POMP Filariasis yang dilakukan oleh
Kabupaten/Kota setempat.
METODE Desain Survei
Metode survei yang diterapkan adalah survei klaster berbasis populasi
(population-based cluster survey)
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan
menggunakan formulir wawancara yang dibakukan
Besar Sampel
Besar sampel sebanyak 30 klaster/desa, dimana setiap klaster dipilih
10 rumah. Jumlah total rumah yang menjadi responden dalam survei
ini sebanyak 300 rumah.
Analisis Data
Hasil yang didapat dianalisis secara deskriptif menggunakan tabel
dan grafik.
POMP baru dinyatakan efektif jika mencapai laporan cakupan
pengobatan yang adekuat paling sedikit 65% dari seluruh penduduk
di kabupaten/kota pelaksana minum obat atau 85% dari seluruh
sasaran yang minum obat
Lokasi Survei
Survei dilakukan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten
Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan
HASIL
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Design by D@7130
Copyright ©BBTKLPP
No Klaster/Desa Jumlah
Sasaran
Jumlah Responden
Jlh
Anggota
keluarga
Menerima
obat
Minum
obat
Alasan tdk minum
obat
Bukan
sasaran
Sasaran
tapi tdk
minum
1 Sungai Karias 36 43 40 32 7 4
2 Kebun Sari 40 47 43 26 7 14
3 Antasari 35 42 29 27 7 8
4 Sungai Malang 34 35 35 27 1 7
5 Kota Rdn Hilir 42 44 38 37 2 5
6 Tigarun 27 32 28 21 5 6
7 Palampitan Hilir 39 42 40 37 3 2
8 Sungai Turak 46 50 42 39 4 7
9 Telaga Bamban 38 42 38 34 4 4
10 Guntung 43 49 44 41 6 2
11 Jingah Bujur 35 39 33 33 4 2
12 Panawakan 32 36 28 28 4 4
13 Cempaka 33 42 36 26 9 7
14 Kota Raja 31 38 33 28 7 3
15 Rukam Hulu 39 47 39 28 8 11
16 Banyu Hirang 39 47 39 28 8 11
17 Sungai Durait Tengah 35 41 39 35 6 0
18 Murung Panti Hilir 53 55 53 53 2 0
19 Pajukungan Hilir 29 33 29 23 4 6
20 Manarap Hulu 40 42 40 40 2 0
21 Manarap 33 40 32 31 7 2
22 Sapala 34 34 34 32 0 2
23 Sungai Pandan Tengah 37 42 37 36 5 1
24 Rantau Karau Raya 35 40 31 30 4 5
25 Teluk Betung 38 43 41 38 5 0
26 Jalan Lurus 29 31 29 28 2 1
27 Rantau Bujur Hilir 34 40 37 24 6 10
28 Pematang Benteng Hilir 45 49 47 41 4 4
29 Kaludan Besar 30 35 31 31 5 9
30 Karias Dalam 36 38 37 33 2 3
Jumlah 1097 1238 1102 957 141 140
Distribusi Jumlah Responden Survei Cakupan berdasarkan Klaster
Di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015
No Klaster/Desa Jumlah
Sasaran
Jumlah Responden
Jlh anggota
keluarga
Menerima
obat
Minum
obat
Alasan tdk minum
obat
Bukan
sasaran
Sasaran
tapi tidak
minum
1 Lano 39 43 32 25 4 15
2 Nalui 32 36 23 22 4 10
3 Namun 36 43 14 14 7 22
4 Muara Uya 33 38 32 26 5 11
5 Simpang L 29 32 29 23 3 6
6 Uwie 23 29 18 13 6 10
7 Binjai 40 44 37 35 4 5
8 Ribang 38 39 36 31 1 7
9 Puain Kiwa 37 39 6 6 2 33
10 Banyu Tajun 40 43 22 15 3 24
11 Burum 37 37 5 5 0 32
12 Kasiau 35 37 26 15 2 20
13 Kasiau 31 34 10 10 3 21
14 Pembataan 37 37 8 0 0 37
15 Sulingan 32 35 17 16 3 16
16 Mabuun 33 35 27 16 2 17
17 Mabuun 35 38 20 17 3 18
18 Maburai 28 31 12 9 3 19
19 Telaga Itar 43 45 28 16 2 40
20 Masintan 41 46 29 17 5 25
21 Takulat 40 46 31 30 6 12
22 Banua Rantau 31 32 13 0 1 31
23 Habau Hulu 37 48 16 3 11 39
24 Purai 29 39 29 20 10 9
25 Tanjung 39 40 25 18 1 21
26 Tanjung 35 36 27 19 1 16
27 Hikun 37 39 26 16 2 21
28 Kambitin 35 39 34 30 4 5
29 Garunggung 32 36 23 23 4 9
30 Pasar Panas 36 38 28 18 2 18
Jumlah 1050 1154 683 508 104 569
Distribusi Jumlah Responden Survei Cakupan berdasarkan Klaster
Di Kabupaten Tabalng Tahun 2015
POMP di Kab. Hulu Sungai Utara merupakan pengobatan ulangan setelah
periode 5 tahun pertama dianggap gagal
Cakupan pengobatan berdasarkan hasil laporan dari Dinas Kesehatan Kab.
Hulu Sungai Utara sebesar 90,98% dari jumlah sasaran
Hasil survei cakupan yang dilaksanakan oleh BBTKLPP Banjarbaru sebesar
87,85% dari jumlah sasaran
Pelaksanaan POMP di Kab. Tabalong tidak dilaksanakan secara serentak di
seluruh puskesmas yang ada (pengobatan parsial)
Dari 16 Puskesmas yang ada, hanya 10 puskesmas yang dijadikan lokasi
survei dengan pertimbangan selesai pengobatan tidak terlalu lama dengan
waktu pelaksanaan survei.
- 1 Puskesmas melaksanakan pengobatan mulai tahun 2008-2012
- 9 Puskesmas melaksanakan pengobatan mulai tahun 2010-2014
Sedangkan 6 puskesmas yang lain selesai pengobatan di tahun 2010.
Cakupan pengobatan berdasarkan hasil laporan dari Dinas Kesehatan Kab.
Tabalong sebesar 85,87% dari jumlah sasaran
Hasil survei cakupan yang dilaksanakan oleh BBTKLPP Banjarbaru sebesar
47,97% dari jumlah sasaran
Kabupaten Tabalong
Kesimpulan
Laporan cakupan pengobatan di Kab. Tabalong lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil survei cakupan pengobatan oleh BBTKLPP Banjarbaru.
Rekomendasi
1. Telusuri pencatatan dan pelaporan, kemungkinan salah mencatat.
2. Meningkatkan kemampuan dan motivasi kader dan petugas, pelatihan dan
supervisi.
3. Tanyakan kepada kader, apakah benar ada penduduk dari luar daerah yang
terdata sebagai penduduk sasaran.
Kabupaten Hulu Sungai Utara
Kesimpulan
Laporan cakupan pengobatan di Kab. Hulu Sungai Utara dan laporan hasil
survei cakupan pengobatan oleh BBTKLPP Banjarbaru keduanya tinggi.
Rekomendasi
Pertahankan hasil pemberian obat missal pencegahan yang sudah baik terse-
but sampai pengobatan selesai
Recommended