Soetanto Abdoellah PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO ... · Tujuan ekspor kopi Indonesia EU Japan USA...

Preview:

Citation preview

Soetanto AbdoellahPUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

INDONESIAstanto@iccri.net

Canada-Indonesia Trade & Private

Sector Assistance Project

Bener Meriah, 7 Maret 2017

AREAL KOPI DI INDONESIA

63%

14%9%

3%

10% 1%

96%

2% 2%Areal kopi Indonesia

Smallholder Estates

Government Estates

Private Estates

97%

1% 2%

Produksi kopi Indonesia

Smallholder Estates

Government Estates

Private Estates

76%

24%

Areal kopi Indonesia

Robusta Arabica

77%

23%

Produksi kopi Indonesia

Robusta Arabica

26%

20%

18%

11%

25%

Tujuan ekspor kopi Indonesia

EU

Japan

USA

Africa

Asia & Others

Negara asal impor kopi ke Indonesia

• Vietnam• Brasil• Italy• USA

KOPI SPESIALTI INDONESIA

KOPI SPESIALTI INDONESIA

KOPI SPESIALTI INDONESIA

INDONESIAN GEOGRAPHICAL INDICATION PROTECTED COFFEE

INDONESIAN GEOGRAPHICAL INDICATION PROTECTED COFFEE

OUTLETS KOPI DI BEBERAPA KOTA INDONESIA

0

50

100

150

200

250

300

350

International Branded Cafe in Indonesia

Medium and “Grass Root” Cafe in Indonesia

DAMPAK

PERUBAHAN

IKLIM

02/03/2017 LAS-Badan Litbang Pertanian 15

02/03/2017 LAS-Badan Litbang Pertanian 16

Kenaikan Suhu Global

Jakarta : 1,04 – 1,40C/100 thn

Energy50,5%

Industry7,7%

Agriculture13,6%

Waste28,3%

Without LUCF

With LUCF

Source: MoE, 2009

Energy20%

Industry3%

Agriculture6%

Land Use Change

and Forestry

47%

Peat Fire13%

Waste11%

Sector Gg CO2e

• Energy 280,938-

• Industry 42,815-

• Agriculture 75,420-

• Land Use Change and Forestry (excl. peat

fire)649,254-

• Peat Fire 172,000-

• Waste 157,328-

• Total without LUCF 535,730-

• Total with LUCF(incl.peat fire) 1356,984-

Emisi Gas Rumah Kaca Nasional

Suhu, Curah Hujan dan Kenaikan Permukaan Laut

Sumber: Las et al (1999)

y = 0.1039x + 58.901

y = 0.1424x - 9.9843

245

250

255

260

265

270

275

280

1860 1880 1900 1920 1940 1960 1980 2000

Juli: 1,4oC / 100 thn

Januari: 1,04oC / 100 thny = 0.198x - 132.66

y = 0.1552x - 38.942

235

240

245

250

255

260

265

270

275

280

285

290

1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000

Juli: 1,55oC / 100 thn

Januari: 1,98oC / 100 thn

HadC

M2 G

HG

1

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

1950 2000 2050 2100Tahun 1900

Kenaikan Permukaan Laut 1860–2100

Se

a-l

ev

el ri

se

(m

)

TotalThermal expansionGlaciersGreenland

HadC

M2

GH

G1

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

1950 2000 2050 2100Tahun 1900

Kenaikan Permukaan Laut 1860–2100

Se

a-l

ev

el ri

se

(m

)

TotalThermal expansionGlaciersGreenland

KENAIKAN PERMUKAAN LAUT KECENDERUNGAN CURAH HUJAN

STASIUN BOJONEGORO TAHUN 1989-1999

1000

1100

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

1900

2000

18

99

19

09

19

19

19

29

19

39

19

49

19

59

19

69

19

79

19

89

19

99

TAHUN

CU

RA

H H

UJ

AN

(m

m)

Sumber: IPCC (2007)

Perubahan

Suhu, Permukaan

Laut dan Tutupan

Salju

Kenaikan CO2 di Hawai

305

310

315

320

325

330

335

340

1960 1965 1970 1975 1980

Tahun

CO

2,

pp

m

y = -0,001x2 + 0,093x + 25,60R² = 0,555

24,5

25,0

25,5

26,0

26,5

27,0

27,5

28,0

28,5

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

Temperatur rata-rata KP Kaliwining

y = 0,010x2 - 0,054x + 82,90R² = 0,870

74,0

76,0

78,0

80,0

82,0

84,0

86,0

88,0

90,0

92,0

94,0

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

Kelembaban rata-rata KP Kaliwining

El Niño was originally

recognized by fisherman off the

coast of South America as the

appearance of unusually warm

water in the Pacific ocean,

occurring near the beginning of

the year. El Niño means The

Little Boy or Christ child in

Spanish. This name was used

for the tendency of the

phenomenon to arrive around

Christmas. El Niño is often

called "a warm event".

La Niña means The Little Girl. La

Niña is sometimes called El Viejo,

anti-El Niño, or simply "a cold

event" or "a cold episode".

EL NINO

• Periodisitas terjadinya El-Nino di Indonesia 10 tahun terakhir meningkat

• Dari satu kali dalam 10-15 tahun menjadi sekalidalam 2-4 tahun.

• Sejak tahun 1900 sampai tahun 2000 telahterjadi 25 kali El-Nino dengan intensitas sedangsampai kuat

• Kejadian tahun1977/78, 1982/83, 1987, 1991/92, 1993/94, dan1997/98.

Tahun El Niño Tahun La Niña

1900-1901

1902-1903 1903-1904

1905-1906 1906-1907

1908-1909

1911-1912

1914-1915 1916-1917

1918-1919 1920-1921

1923-1924 1924-1925

1925-1926 1928-1929

1930-1931 1931-1932

1932-1933 1938-1939

1939-1940

Tahun El Niño Tahun La Niña

1940-1941

1941-1942 1942-1943

1946-1947 1949-1950

1951-1952

1953-1954 1954-1955

1957-1958

1963-1964 1964-1965

1965-1966

1969-1970 1970-1971

1972-1973 1973-1974

1975-1976

Tahun El Niño Tahun La Niña

1976-1977

1977-1978

1982-1983

1986-1987 1988-1989

1991-1992

1992-1993

1994-1995 1995-1996

1997-1998 1998-1999

2000-2001

2002-2003

2004-2005

early 2006

2006-2007

2007-2008

2009-2010

Tahun El Niño Tahun La Niña

2015

2016

2017 -------------- ?2018 -------------- ???

y = 2E+16e-1,18x

R² = 0,771

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

26 26,5 27 27,5 28

Pro

du

kti

vit

as

ko

pi,

kg

/p

lot/

yr

Temperatur rata-rata harian, oC

Penggunaan bahan tanam tahan anomali iklim

• Klon BP 308

• Klon BP 409

• BP 936

• BP 939

• S 795

• AS 2 K

Bahan tanam toleran

iklim ekstrim &

tanah marginal

STANDARD BUDIDAYA KOPI• Dimulai pada jaman penjajahan Belanda

• Standard budidaya telah diterapkan secara konsekuen

• Termasuk kegiatan pengelolaan tanah

• Pengelolaan tanah baku

– Teras

– Penaung Leguminosa

– Pemberian dan metode pemupukan organic-anorganik secaratepat

– Rorak

– Mulsa

• Pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya harga prasaranamaupun sarana produksi, menyebabkan kaidah-kaidah bakusering dilanggar untuk menekan biaya produksi

• Penyimpangan norma standard budidaya memberikan kontribusinegative terhadap perubahan iklim

• Good Agricultural Practices (GAP)

• Good Manufacturing Practices (GMP)

• Good Handling Practices (GHP)

• Good Soil Management Practices (GSMP)

GOOD SOIL MANAGEMENT PRACTICES (GSMP) DI PERKEBUNAN KOPI

• Pohon penaung dari familia Leguminosae (antara lain Leucaena, Gliricidia, Moghania, Tephrosia)

• Pemberian bahan organic secara cukup• Penerapan konservasi tanah, hara dan air

(teras, rorak, mulsa)• Pemupukan

– jenis & jumlah sesuai kebutuhan tanaman• fase pertumbuhan• Umur

– saat pemberian pada kondisi air tanah optimum, – penempatan dan metode pemberian yang efektif serta

efisien

Populasi

penaung, ph/ha

% kematian

kopi

80

90

100

120

240

10,23

7,49

4,79

3,22

0,48

Parameter Lokasi Di bawah

tajuk

penaung

Di atas

tajuk

penaung

Suhu (oC) I

II

III

32,40

33,66

32,32

33,05

35,74

35,08

Kelembaban

(%)

I

II

64,25

65,10

56,80

58,10

Unsur KadarPotensi Hara

(kg/ha/th)Setara Pupuk

C 54,81 % 1.338,00 2.442,00kg Biomassa

Penaung

N 3,87 % 95,00 205,00 kg Urea

P2O5 0,53 % 13,00 36,00 kg SP-36

K2O 1,48 % 36,00 60,00 kg KCl

CaO 4,65 % 114,00 379,00 kg Dolomit

MgO 0,46 % 11,00 62,00 kg Dolomit

S 0,26 % 6,00 26,00 kg ZA

Fe 224,00 ppm 1,00 2,00 kg FeSO4

Mn 90,00 ppm 0,20 1,00 kg MnSO4

Cu 3,00 ppm 0,01 0,02 CuSO4

Zn 8,00 ppm 0,02 0,05 kg ZnSO4

69

38

0

20

40

60

80

Re

ten

sia

ir (

%)

Bahan organic kulit kopi Tanah

SUMBER B.O. DI PERK. KOPI

MULSA

• Mengurangievaporasi

• Meningkatkanketersediaanair tanah

• Tanaman kopi + mulsamenyerap air 6,3% lebihbanyakdaripadatanamantanpa mulsa

GSMP DI PERKEBUNAN KOPI

Indonesian Cocoa Board Indonesian Coffee & Cocoa Research Institute

Biopore- Boring soil, 50-100

cm depth- Filling the hole with

organic matter

Coffee trunk

Biopores

30-50 cm

The objectivesTo improve the soil structureTo increase the water holding capacity of soil

Teknologi Panen Air

dan Irigasi

Suplementer di

Lahan Kering

PEMUPUKAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN• Sesuai kebutuhan tanaman

– umur

– fase pertumbuhan,

– ketersediaan hara tanah

– analisis tanah dan daun

• Pada kondisi kadar air tanah optimum

– hara pupuk diserap tanaman dalam bentuk larutan.

– kecukupan air merupakan syarat mutlak,

– air berlebihan meningkatkan kehilangan hara lewat leaching.

• Penempatan dan metoda pemberian yang meminimumkan kehilangan pupuk

– ditempatkan sedekat mungkin dengan akar

– dilindungi dari kekuatan yang berpotensi mengubahnya menjadi bentuk

yang tidak tersedia (unavailable) bagi tanaman.

– Penempatan secara placement di sekeliling batang & tidak membiarkan

pupuk terbuka di permukaan tanah mampu menekan kehilangan unsur

hara yang besarnya sekitar 30%.

Pupuk efisien

Hama dan Penyakit Kopi saat anomali iklim

• Saat kering berkepanjangan– Hama kutu putih (Planococcus citri)

• Saat temperatur udara meningkat– Hama bubuk buah (Hypothenemus hampei)

• Saat kelembaban udara tinggi– Penyakit busuk pangkal batang pada bibit

(Rhizoctonia solani)

– Penyakit jamur upas (Corticium salmonicolor)

– Penyakit busuk buah (Cercospora sp.)

Pengendali hama

Pengendali gulma batang/cabang

ABSORPSI – EMISI CO2

• Perkebunan kopi yang pada kondisi optimum (antara lain menerapkan GSMP), mampu menyerap netto CO2 udara sebanyak 24,39 ton/ha/th.

Recommended