View
55
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SIFAT MEKANIS KOMPOSIT PARTIKEL ARANG AMPAS TEBU
DENGAN MATRIK EPOKSI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Disusun Oleh :
FEBRI WIDIANTO NIM : 045214018
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
SIFAT MEKANIS KOMPOSIT PARTIKEL ARANG AMPAS TEBU
DENGAN MATRIK EPOKSI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Disusun Oleh :
FEBRI WIDIANTO NIM : 045214018
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
MECHANICAL PROPERTIES OF PARTICLES COMPOSITE OF BAGASSE CHARCHOAL
WITH EPOXY MATRIX
Fanal Project
Presented as meaning
To Obtain The Sarjana Teknik Degree
FEBRI WIDIANTO NIM : 045214018
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
dengan judul ” Sifat Mekanis Komposit Partikel Arang Ampas Tebu dengan
Matrik Epoksi” tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang
telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 28 April 2011
Penulis
Febri Wiadianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
Nama : Febri Widianto
NIM : 045214018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang bejudul:
SIFAT MEKANIS KOMPOSIT PARTIKEL ARANG AMPAS TEBU
DENGAN MATRIK EPOKSI
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Dengan ini pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 28 April 2011
Yang menyatakan
(Febri Widianto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Yesus, sehingga
perancangan dan penyusunan tugas akhir yang berjudul ”Sifat Mekanis
Komposit Partikel Arang Ampas Tebu dengan Matrik Epoksi” dapat
terselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik, Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Dalam penyusunan tugas akhir ini, banyak sekali bimbingan, saran dan
masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis yang telah diberikan oleh berbagai
pihak demi terselesainya penyusunan tugas akhir ini.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Bapak Ir. Rines, M.T. selaku dosen pembibing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama menempuh studi.
4. Bapak I Gusti Ketut Puja, ST, MT. selaku dosen pembimbing tugas
akhir yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
masukan, semangat, bantuan, dorongan yang tak kenal lelah serta yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
selalu mengingatkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.
5. Ayahanda Wagiyo dan Ibunda Endang Sumiati yang telah memberikan
kasih dan sayangnya, doa, dorongan, semangat, biaya yang tiada henti
hingga terselesaikan studi dan penyusunan tugas akhir ini.
6. Kakakku Dian dan Winda serta adikku Tina, Dita, Mita, dan Ibu
Kristina Juga Ibu Tatik terima kasih atas dukungan dan dorongan
semangat.
7. Semua teman di jurusan Teknik Mesin : Ronald, Budi Purnomo,
Cristo, Didit, Wahyu dan semua teman yang tidak dapat disebutkan
satu per satu. Terimakasih untuk semangat dan pertemanan kita.
8. Semua teman teman kos: Nunung, Putra Prasetya, Candra, Mina,
Winda, Mbak Sari, Mas Aan, Om Gepeng terimakasih pertemanan dan
persaudaraan dalam senang juga susah.
9. Segenap dosen-dosen Teknik Mesin, Universitas Sanata Dharma atas
segala bantuan yang telah diberikan selama penulis menimba ilmu
dibangku kuliah.
10. Segenap Karyawan, Sekretariat Teknik Mesin: Pak Tri, Pak Djito, Bu
Rina. serta Laboran Teknik Mesin: Pak Martono, Pak Intan, Pak Rony
atas bantuan yang telah diberikan.
11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, karena
keterbatasan tempat, atas saran, ide dan dukungan yang diberikan
hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Dengan segala kerendahan hati juga, penulis menyadari bahwa tugas akhir
ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat berguna
bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.
Yogyakarta, 28 April 2011
Penulis
Febri Widianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
TITLE PAGE ................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... . vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. . vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ . x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... . xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
INTISARI............ ........................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ................................................................................ 1
2. Tujuan ............................................................................................ 2
3. Batasan Penelitian ......................................................................... 3
4. Sistematika Penulisan .................................................................... 4
BAB II. DASAR TEORI.
1. Pengertian Komposit......................................................................... 5
2. Penggolongan Komposit ................................................................. 7
3. Komponen Bahan Komposit ........................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Komposit Partikel ............................................................................ 13
4. 1. Partikel (butiran atau serbuk) .......................................... 13
4. 2. Matrik ............................................................................. 15
4. 3. Bahan Tambahan ............................................................ 16
5. Fraksi volume ................................................................................. 17
6. Mekanika komposit ....................................................................... 18
6. 1. Koefisien Gesek .............................................................. 18
6. 2. Uji keausan ...................................................................... 20
6. 3. Uji Tarik .......................................................................... 22
6. 4. Uji Impak ........................................................................ 24
BAB III. PENELITIAN
1. Skema Penelitian ......................................................................... 26
2. Persiapan Bahan ........................................................................... 27
1. Partikel ................................................................................. 27
2. Matrik .................................................................................... 29
3. Bahan Tambahan ................................................................... 30
4. Cetakan .................................................................................. 30
3. Perlatan Yang digunakan ............................................................... 31
4. Pembuatan Komposit Partikel ....................................................... 32
4. 1. Perhitungan Fraksi Volume ........................................... 32
4. 2. Mencetak Komposit ...................................................... 34
5. Metode Pengujian .......................................................................... 36
5. 1. Pengujian Gesek ............................................................ 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5. 2. Pengujian Keausan ........................................................ 38
5. 3. Pengujian Tarik ............................................................. 39
5. 4. Pengujian Impak ............................................................ 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Koefisien Gesek .......................................................................... 42
Hasil Pengujian Keausan ..................................................................... 45
Hasil Pengujian Tarik .......................................................................... 48
Hasil Pengujian Impak (charpy) .......................................................... 52
BAB V. KESIMPULAN ............................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Macam Macam Penyusunan Serat Komposit ....................... 8
Gambar 2. Partikel Reinforcement .......................................................... 8
Gambar 3. Laminated Reinforcement ...................................................... 9
Gambar 4. Bentuk Bentuk Reinforcement .............................................. 12
Gambar 5. Metode Pengujian Gesek ....................................................... 19
Gambar 6. Mekanisme Penggerusan Benda Uji ...................................... 21
Gambar 7. Skema Jalan Penelitian ........................................................... 26
Gambar 8. Tananman Tebu ....................................................................... 27
Gambar 9. Ampas Tebu ............................................................................ 27
Gambar 10. Serbuk Arang Ampas Tebu ..................................................... 27
Gambar 11. Penutup Cetakan ..................................................................... 30
Gambar 12. Cetakan Bawah ....................................................................... 31
Gambar 13. Mekanisme Pengujian Gesek .................................................. 36
Gambar 14. Alat uji Keausan Type. OAT-U ............................................. 37
Gambar 15. Mekanisme Penggerusan Benda Uji ....................................... 39
Gambar 16. Alat Uji Tarik .......................................................................... 39
Gambar 17. Ukuran Benda Uji Tarik .......................................................... 40
Gambar 18. Ukuran Beda Uji Impak .......................................................... 40
Gambar 19. Alat Uji Impak ........................................................................ 41
Gambar 20. Diagram Koefisien Gesek ...................................................... 44
Gambar 22. Diagram Laju Keausan Material ............................................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Gambar 23. Diagram Kekuatan Tarik ........................................................ 50
Gambar 24. Diagram Harga Keuletan ........................................................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil pengujian gesek komposit fraksi volume 50% ................. 42
Tabel 2. Hasil pengujian gesek komposit fraksi volume 60% ................. 42
Tabel 3. Hasil pengujian gesek komposit fraksi volume 70% ................. 43
Tabel 4. Hasil pengujian gesek kampas rem ............................................ 43
Tabel 5. Hasil pengujian gesek resin epoksi ............................................ 43
Tabel 6. Hasil pengujian keausan komposit fraksi volume 50% ............. 46
Tabel 7. Hasil pengujian keausan komposit fraksi volume 60% ............. 46
Tabel 8. Hasil pengujian keausan komposit fraksi volume 70% ............. 46
Tabel 9. Hasil pengujian keausan resin epoksi ........................................ 46
Tabel 10. Hasil pengujian keausan kampas rem ........................................ 47
Tabel 11. Hasil pengujian tarik komposit fraksi volume 50% ................... 49
Tabel 12. Hasil pengujian tarik komposit fraksi volume 60% ................... 49
Tabel 13. Hasil pengujian tarik komposit fraksi volume 70% ................... 49
Tabel 14. Hasil pengujian tarik resin epoksi .............................................. 50
Tabel 15. Hasil pengujian impak komposit fraksi volume 50% ................ 52
Tabel 16. Hasil pengujian impak komposit fraksi volume 60% ................ 52
Tabel 17. Hasil pengujian impak komposit fraksi volume 70% ................ 53
Tabel 18. Hasil pengujian impak resin epoksi ........................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
SIFAT MEKANIS KOMPOSIT PARTIKEL ARANG AMPAS TEBU
DENGAN MATRIK EPOKSI
INTISARI
Ampas tebu sisa penggilingan pabrik gula selama ini kurang bermanfaat, hanya digunakan sebagai briket bahan bakar dan material bahan bakar untuk boiler. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian penggunaan ampas tebu debagai bahan penguat komposit partikel dengan matrik epoksi. Pada penelitian ini, digunakan partikel arang ampas tebu sebagai bahan penguat (reinforcement) dan matrik epoksi sebagai bahan pengikat dalam campuran komposit partikel. Fraksi volume partikel arang ampas tebu yang digunakan dalam penelitian 50%, 60% dan 70%. Ukuran partikel arang ampas tebu maksimal 0.5mm2. Pembuatan komposit partikel ini dengan proses cetak tekan dengan tekanan 200kN/cm2. Pengujian yang dilakukan adalah peujian koefisien gesek, pengujian keausan, pengujian tarik, dan pengujian impak. Hasil pengujian gesek dan pengujian keausan diverifikasi dengan material kampas rem komersial sebagai bahan pembanding. Sedangkan hasil pengujian tarik dan pengujian impak diverivikasi dengan resin epoksi sebagai material pembanding. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien gesek dari komposit partikel fraksi volume 60% sebesar 0.502 masih lebih baik dari pada material kampas rem sebesar 0.456. Namun laju keausan spesifik komposit partikel lebih tinggi daripada material kampas rem. Sedangkan hasil pengujian tarik dan pengujian impak komposit partikel arang ampas tebu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan material resin epoksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkebunan tebu adalah salah satu sektor usaha dalam bidang pertanian
yang berkembang pesat Di Indonesia. Sektor ini cukup besar potensinya dan
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak. Sesuai juga dengan
upaya pemerintah merevitalisasi pertanian guna meningkatkan produksi pangan
dalam mencukupi kebutuhan gula dalam negeri. Selama ini kebutuhan gula untuk
seluruh nusantara masih kekurangan, sehingga untuk mencukupinya pemerintah
mengimpor dari Thailand, Vietnam, dan Selandia Baru. Berdasar potensi tersebut,
perusahaan pemerintah atau swasta serta masyarakat berusaha untuk memperluas
usaha penanaman dan peningkatan produksi tebu.
Sejalan dengan itu, penggilingan tebu untuk menghasilkan gula juga terus
meningkat. Peningkatan itu juga menyebabkan peningkatan ampas atau sisa
penggilingan yang cukup banyak. Selama ini pemanfaatan ampas tebu atau sisa
penggilingan hanya digunakan sebagai pupuk kompos, briket bahan bakar dan
bahan bakar boiler. Penelitian untuk memanfaatkan ampas tebu terus berkembang,
diantaranya menghasilkan metanol, penyedap rasa, dan bahan bakar alternatif, dll.
oleh karena itu penulis juga tertarik untuk meneliti pemanfaatan ampas tebu
sebagai bahan penguat atau reinforcement pada pembuatan komposit dengan
matrik resin epoksi, sehingga mempunyai nilai dan dayaguna dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Komposit adalah penggabungan dua bahan atau lebih untuk menghasilkan
material yang baru dan mempunyai sifat yang lebih baik dari material
penyusunya. Bahan baru ini diharapkan mempunyai sifat sifat mekanis dan fisis
yang lebih baik sesuai dengan keinginan.
Sejak dari dahulu sebenarnya manusia berusaha menciptakan berbagai
produk yang terdiri lebih dari satu bahan. Hasil pencampuran ini akan
menghasilkan bahan yang lebih baik dan kuat. Seperti pencampuran jerami
pendek dalam tanah liat untuk pembuatan batu bata, pemancangan besi cor dan
pencampuran kerikil dalam pengecoran bangunan dan lainnya. Seiring
perkembangan teknologi yang semakin modern, menuntut kebutuhan bahan yang
mempunyai sifat lebih baik dari bahan yang lazim dipakai seperti besi, baja,
keramik, dan bahan polimer yang umumya mempunyai densitas yang besar atau
mudah terkorosi. Kebutuhan bahan yang lebih baik ini biasanya diperlukan oleh
industri perkapalan, otomotif, transportasi, luar angkasa, perumahan dan lainnya.
Penelitian ini memanfaatkan arang ampas tebu sebagai bahan penguat atau
reinforcement pada komposit dengan matrik epoksi. Komposit ini termasuk dalam
jenis komposit partikel.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui koefisien gesek komposit berpenguat partikel arang
ampas tebu dengan matrik epoksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2. Mengetahui laju keausan komposit berpenguat partikel arang ampas
tebu dengan matrik epoksi
3. Mengetahui kekuatan tarik komposit berpenguat serbuk partikel ampas
tebu dengan matrik epoksi
4. Mengetahui kekuatan impak komposit berpenguat partikel arang
ampas tebu dengan matrik epoksi
3. Batasan Penelitian.
Pada penelitian ini kami membatasi masalah pada:
1. Bahan penguat komposit menggunakan partikel arang ampas tebu yang
telah disaring dengan alat penyaring berukuran ≤ 0.25mm2. proses
pembuatan arang dengan cara dioven dalam ruang bersuhu 3000 C
selama 100 menit.
2. Bahan penguat komposit adalah partikel arang ampas tebu dengan
variasi komposisi volume partikel 50%, 60% dan 70%.
3. Matrik yang digunakan sebagai bahan pengikat adalah resin epoksi
yang didistribusikan PT. Justus Kimia Raya Semarang.
4. Pencetakan komposit dengan cara ditekan dengan tekanan 200 kN/cm2
selama 2 jam.
5. Pengujian yang dilakukan pada komposit adalah pengujian gesek, uji
keausan, uji tarik, uji impact.
6. Benda pembanding untuk koposit partikel berpenguat ampas tebu
adalah kampas rem sepeda motor konvensional dan resin epoksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka dibuat sistematika
penulisan agar lebih terencana dan sistematis.
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan berisi Judul Penelitian, Latar Belakang, Tujuan
Penelitian, Batasan Penelitian dan Sistematika Penelitian.
BAB II DASAR TEORI
Bab Dasar Teori berisi tentang Pengertian dan Penggolongan
Komposit secara umum, Pengertian Komposit Partikel dan
Material Penyusunnya, dan Mekanika Komposit yaitu: Koefisien
Gesek, Kekuatan Tarik, Laju Keausan, dan Kekuatan Impak.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab Penelitian berisi tentang Skema Penelitian, Proses
Pembuatan Partikel Arang Ampas Tebu, Pembuatan Komposit
Partikel, Pengujian Gesek untuk mencari Koefisien Gesek,
Pengujian Keausan, Pengujian Tarik dan Pengujian Impak (patah)
BAB VI HASIL DAN PEBAHASAN
Bab Data Pembahasan berisi Hasil Pengujian komposit yang
ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar diagram. Selain itu
juga berisikan Pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan.
BAB V KESIMPULAN
Bab Kesimpulan Berisikan kesimpulan yang didapat dari proses
penelitian dan kesimpulan dari pengujian komposit partikel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
1. Pengertian Komposit
Komposit didefinisikan sebagai penggabungan dua macam material atau
lebih untuk menghasilkan material baru yang mempunyai sifat yang lebih baik
dibanding sifat material penyusunnya. Komposit terdiri dari bahan penguat
(reinforcement) dan bahan pengikat (matrik), penggabungan antara bahan penguat
dan bahan pengikat tidak saling melarutkan.
Bahan penguat atau reinforcement pada komposit dapat berupa bahan
sintetis atau anorganik dan bahan natural atau organik. Beberapa bahan yang
termasuk dalam bahan penguat sintetik adalah bahan yang merupakan rekayasa
buatan manusia, seperti nylon, serat kaca, serbuk baja, serbuk aluminium, kramik,
dan lainnya. Sedangkan yang termasuk bahan penguat organik adalah bahan yang
sudah ada dialam dan tanpa proses kimia, seperti serat dari tumbuhan, arang dari
tumbuhan, sekam, bambu, pasir krikil, kayu, dll.
Penggabungan dua atau lebih material yang berbeda yang disebut
komposit ini, mempunyai kelebihan dan juga kekurangan:
Beberapa kelebihan komposit dibandingkan bahan konvesional biasa, antara lain:
1. Komposit dapat dirancang supaya mempunyai sifat yang lebih baik
dari pada material konvesional yang sering dipakai.
2. Komposit dapat dirancang sehingga dapat terhidar dari korosi dari
lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Mempunyai densitas yang lebih kecil dari pada bahan
konvensional sehingga bahan lebih ringan tetapi tetap mempunyai
kekuatan mekanik yang baik.
4. Dapat memberikan penampilan dan kehalusan permukaan yang
lebih baik.
5. Mempunyai daya redam terhadap getaran dan bunyi yang cukup
baik
Selain itu komposit juga memiliki kekurangan dibanding bahan konvesional,
diantaranya adalah:
1. Sifat sifat anisotropik yaitu sifat sifat mekanik bahan dapat berbeda
antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain tergantung arah
pengukuran.
2. Banyak bahan pengikat atau matrik komposit terutama polimer dan
termoset cenderung tidak aman terhadap serangan zat-zat kimia
atau larutan tertentu.
3. Bahan baku dan proses pembuatan komposit biayanya cukup
mahal dari pada bahan konvensional biasa.
4. Proses pembuatannya relatif sulit dan rumit jika dibandingkan
dengan material kovensional biasanya.
5. Proses pembuatan komposit memerlukan waktu yang relatif lebih
lama.
6. Bila terjadi kerusakan komposit, untuk memperbaikinya cukup suli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Penggolongan Komposit
Penggolongan komposit sebenarnya sangat luas, secara umum
penggolongan ini didasarkan pada bahan penguat atau reiforcement dan
penggolongan berdasarkan bahan pengikat atau matrik penyusunya. Berikut
adalah pengelompokan jenis komposit berdasar pada reinforcement dan matrik.:
Berdasarkan bahan penguat (reinforcement), komposit dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. Komposit Serat (Fibrous Composite)
Bahan penguat yang digunakan pada komposit ini berupa serat sebagai
penanggung beban yang utama. serat yang digunakan memiliki kekuatan dan
keuletan yang lebih baik dibanding dengan matrik bahan pengikatnya. Serat
yang digunakan bisa berupa serat sintetis (fiberglass, nylon, kawat, plywood,
vynil. dll) dan juga serat organik (serat batang dan daun tumbuhan atau bahan
yang sudah ada di alam tanpa proses kimia).
Bahan penguat merupakan penanggung beban yang utama, oleh kerena itu
bahan penguat harus memiliki modulus elasitas yang lebih baik daripada bahan
matriknya. Selain itu ikatan matriks dan bahan penguat harus sangat kritis dan
peka, karena bila mendapat pembebanan maka matrik akan meneruskan ke
serat penguat. (Van Vlack, 1991: hal 596)
Penyusunan serat penguat dalam jenis komposit serat ada beberapa
metode. Perbedaan cara penyusunan serat ini akan mempegaruhi sifat mekanik
komposit yang berbeda beda juga, terutama terhadap kekutan tarik dan harga
keuletannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Berikut merupakan gambar untuk penyusunan serat pada komposit:
Discontinuous fiber reinforcement
Continuous fiber reinforcement
Gambar 1 : Macam macam penyusunan serat
2. Komposit Partikel (particulid composite)
Pada komposit jenis ini, yang digunakan sebagai bahan penguat atau
reinforcement adalah partikel atau butiran yang berukuran mikroskopis sampai
berukuran makroskopi.. Material partikel yang digunakan sebagai bahan
penguat dapat berasal dari satu jenis atau lebih jenis material. Bisa dari
material logam ataupun material non logam. Partikel ini disisipkan kedalam
bahan penguat atau matrik untuk mendapatkan sifat mekanik yang baik sesuai
kebutuhan.
Serat acak
Serat aligned
Serat memanjang
Serat anyam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2 : Partikel Reinforcement
3. komposit lamina (Laminated komposit)
Laminated komposit terdiri dari dua material atau lebih yang disusun
berlapis lapis. Penyusunan lapisan ini bisa searah orientasinya ataupun juga
bisa melintang dengan lapisan sebelumnya. Pelapisan ini bertujuan untuk
mendapatkan sifat sifat yang baru. Seperti kekuatan, kekakuan, ketahanan
korosi, sifat termal, sifat isolator dan penampilan yang menarik.
Gambar 3 : laminated Reinforcement
Sedangkan penggolongan komposit menurut jenis matrik yang digunakan dapat
dibedakan menjadi:
1. Komposit Matrik Logam ( MMC; Metal Matrix Composite )
Pada komposit ini, matrik atau penguat yang digunakan adalah material
logam. sedangkan bahan penguatnya (reinforcement) biasanya berupa keramik,
adhesive
Face sheet
honeycomb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
material logam jenis lain, ataupun serat karbon dan boron. Proses pembuatan
komposit matrik logam biasanya dikerjakan dalam temperatur yang tinggi,
karena untuk melelehkan atau mencairkan bahan logam sebelum dicetak
menjadi komposit. Logam yang paling banyak digunakan untuk matik
komposit antara lain aluminium, tembaga, kuningan dan timah.
Komposit matrik logam banyak digunakan untuk industri otomotif, ruang
angkasa, transportasi udara dan olah raga. Komposit jenis ini banyak diminati
karena kebutuhan bahan yang ringan dan tahan panas tetapi tidak mudah
memuai dan juga tahan aus
2. Komposit Matrik Polimer (PMC; Polymer Matrix Composite)
Komposit matrik polimer adalah jenis matrik yang berasal dari bahan
polimer sebagai bahan penguatnya. Komposit yang menggunakan matrik jenis
ini paling banyak digunakan, karena mudah dalam proses pembuatanya dan
juga murah biayanya.
Matrik polimer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polimer termoplastik
dan polimer termosetting. Polimer termoplastik adalah material yang mudah
berubah sifat fisis dan mekanisnya bila dalam temperatur tinggi. Tetapi tahan
terhadap lenturan dan bersifat ulet. Beberapa material ini adalah polyethylen,
polypropylene, polyvinyl chloride (PVC), acrylics. Sedangkan Polimer
Termosetting adalah Material yang relatif tahan sifat fisis dan mekanisnya bila
berada pada temperatur tinggi. Tetapi relatif getas dan mudah retak atau pecah.
Bebarapa contoh material ini adalah Phenolic, epoksi, melamine, polyester,
casein. dll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Bahan penguat untuk komposit dengan matrik polimer dapat berupa fiber,
partikel, dan flake. Selain itu banyak jenis material yang dapat digunakan
sebagai bahan penguatnya. Seperti partikel logam, partikel arang, serat kaca,
serat kayu atau tumbuhan, keramik, atau bahan sintetis.
Penggunaan komposit dengan matrik polimer banyak sekali dalam
kehidupan sehari hari. Terutama di bidang olah raga, otomotif, transportasi,
kontruksi bangunan, kedokteran dan juga lainnya. Komposit jenis ini banyak
digunakan terutama karena kebutuhan bahan yang kuat dan ringan dengan
densitas yang rendah, selain itu cukup tahan terhadap lingkungan yang korosif.
3. Komposit Matrik Keramik (CMC, Ceramic Matrik Composite)
Material keramik memiliki sifat mekanik yang cukup baik, seperti
kekakuan, kekerasan, tahan aus, dan kekuatan tekan yang cukup baik. Namun
bahan ini juga mempunyai kelemahan, terutama ketangguhan dan lemah
terhadap tarikan dan lengkungan. Pembuatan komposit dengan matrik
keramik memerlukan biaya yang mahal dan sulit dalam proses produksinya.
Metode yang digunakan adalah dengan cara metalurgi serbuk.
Penggunaan komposit ini karena kebutuhan bahan dengan kekerasan
tetapi cukup ulet, selain itu juga tahan panas dan tahan aus. Marik yang
digunakan dapat berupa aluminia (al2O3) karbida boron ( B4C) nitrid boron
(BN) karbida titanum (TiC) dan lainya. Sebagai reinforcement dapat
menggunakan serat karbon, SiC, dan Al2O3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Komponen Bahan Komposit
Bahan penyusun komposit merupakan penggabungan dua bahan atau
lebih, yaitu reinforcement sebagai penguat atau penanggung beban dan matrik
sebagai bahan pengikat reiforcement dan juga berfungsi sebagai penerus
tegangan.
Matrik dalam komposit memiliki daya adhesif yang cukup kuat. Matrik yang
digunakan dalam komposit dapat berupa material logam, material kramik dan juga
material polimer. Sedangkan untuk bahan penguat (reiforcement) memiliki sifat
mekanik yang baik sebagai penanggung tegangan pada komposit.
Reinforcement pada komposit dapat berbentuk:
Fiber (serat)
Partikel
Flake
Gamabar 4: Bentuk bentuk reinforcement
Peneltian yang dilakukan penulis merupakan adopsi dari teori komposit
partikel. Komposit partikel ini menggunakan serbuk arang ampas tebu sebagai
bahan penguat dan matrik epoksi sebagai bahan pengikat. Dari hasil penelitian ini
diharapkan untuk dapat menghasilkan kampas rem yang ramah lingkungan,
karena menggunakan bahan organik sebagai bahan penguatnya.
Fiber (serat)
partikel
flake
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4 Komposit Partikel
Komposit partikel merupakan suatu material baru yang terbentuk dari
partikel kecil atau mikroskopis sebagai bahan penguatnya yang tersebar kedalam
matrik pengikat. Komposit partikel dapat dirancang untuk mendapatkan sifat
mekanik yang baik dari bahan konvensional biasanya. Sifat mekanis yang biasa
ingin didapat adalah tahan aus, ulet atau tidak mudah pecah, tahan panas, gaya
gesek yang baik, density rendah, dan lainnya. Partikel yang digunakan sebagai
bahan penguat dan matrik sebagai bahan pengikatnya dapat berupa material logam
dan non logam atau kombinasi keduanya.
4. 1. Partikel ( serbuk atau butiran )
Pada komposit partikel, bahan penguat (reinforcement) yang
digunakan mempunyai ukuran yang bervariasi, dari sekala mikroskopis
sampai skala makroskopis. Partikel ini banyak digunakan sebagai bahan
penguat (reinforcement) pada matrik polimer, logam dan keramik. Distribusi
partikel didalam matrik tersusun secara randum atau acak, sehingga komposit
yang dihasilkan mempunyai sifat mekanik yang berbeda beda pada setiap
titik. Mekanisme penguatan oleh partikel tergantung dari ukuran partikel itu
sendiri. Dalam sekala mikroskopis, partikel yang digunakan adalah serbuk
yang sangat halus yang terdistribusi dalam bahan matrik saat pencetakaan.
Keberadaan partikel dalam matrik, akan menjadikan matrik menjadi lebih
keras dan menghambat gerakan dislokasi yang akan timbul. Dalam kejadian
ini sebagian beban luar yang diberikan, akan bekerja pada matrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Peningkatan ukuran partikel sampai ukuran makroskopis,
penggunaannya dalam campuran komposit akan lebih berkurang atau lebih
sedikit jumlahnya. Hal ini disebabkan karena ikatan matrik dengan serbuk
makroskopis lebih memerlukan penampang yang besar. Seperti yang kita
jumpai pada campuran semen dengan kerikil, jumlah kerikil dalam campuran
lebih sedikit bila dibandingkan dengan pasir yang berukuran kecil.
Dalam komposit partikel ada tiga jenis partikel yang dapat digunakan,
yaitu partikel non logam, partikel logam dan partikel keramik. Penggunaan
partikel dalam komposit dapat berupa bahan organik atau non organik.
Berikut pembuatan komposit partikel dengan kombinasi bahan penguat
(partikel) dan matrik yang mungkin dapat dilakukan ( Jones. 1975:hal 8)
1. Komposit Partikel Non-logam dalam Matrik Non-logam
Pada komposit jenis ini bahan panguat dan bahan matrik berasal bukan
dari logam. Contohnya adalah komposit beton. Bahan ini tercampur dari
pasir dan kerikil sebagai penguat sedang sebagai matrikya adalah semen
yang dicampur dengan air yang kemudian bereaksi secara kimia dan akan
mengeras bila sudah kering.
2. Komposit Partikel Logam dalam Matrik Non-logam
Komposit ini tersusun oleh partikel atau butiran logam yang dimasukan
dalam bahan non logam, komposit ini sangat kuat dan keras selain itu
juga mempunyai kemampuan menahan panas yang baik, karena itu
banyak digunakan untuk bidang elektrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Komposit Partikel Logam dalam Matrik Logam
Komposit jenis ini disusun dari partikel logam yang disisipkan dalam
logam juga. Biasanya material logam untuk penguat (patikel) mempunyai
kekerasan yang lebih dibanding matriknya. Matrik yang biasa digunakan
adalah logam yang mempuyai titik lebur rendah, seperti alluminium,
tembaga, dan timah.
4. Komposit Partikel Non-logam dalam Matrik Logam
Partikel non logam seperti keramik dapat dimasukan dalam matrik logam.
Dari campuran dua bahan ini akan menghasilkan bahan yang disebut
cermet yang memiliki kekakuan dan kekerasan tinggi. Cermet biasanya
digunakan untuk alat potong pada temperatur tinggi.
4. 2. Matrik
Fungsi dari matrik adalah sebagai bahan pengikat reinforcement.
selain sebagai bahan pengikat, matrik juga berfungsi sebagai penerus daya
dari partikel yang satu ke partikel yang lainnya. Matrik pada umumnya
terbuat dari bahan bahan yang lumayan lunak dan liat. Polimer (plastis)
merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan komposit. Contoh
bahan polimer yang sejak dulu banyak digunakan sebagai matrik adalah
polyester, vinylester, dan epoksi. Bahan matrik jenis polimer dibagi menjadi
dua jenis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Polimer termoset
Adalah bahan matrik yang dapat menerima suhu tinggi atau tidak
berubah karena panas. Sebagai contoh poliimid, poliimid amid, dan
polidifeniester
Polimer termoplastik
Adalah bahan matrik yang tidak dapat menerima suhu tinggi atau akan
berubah sifat fisis dan mekanis apabila terkena panas. Contonya :
poliether ether keton, poly ether imide, nilon, dll
4. 3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan atau katalis merupakan bahan yang berfungsi
sebagai pemicu (inhihitor) yang berfungsi untuk memulai dan
mempersingkat reaksi pengeringan pada temperatur ruang. Kelebihan katalis
akan menimbulkan panas saaat proses pengeringan dan hal ini bisa merusak
produk biola pencampuranya dalam resin terlalu banyak atau tidak sesuai
takaran. Katalis yang bereaksi dengan resin akan memberikan reaksi berupa
panas.
Pigmen atau pasta pewarna hanya digunakan pada akhir proses,
apabila pasta pewarna ini harus digunakan pada produksi maka harus dipakai
bahan yang sesuai karena bahan ini dapat mempengaruhi proses pengeringan
resin.
Untuk menghindari lengketnya produk komposit dengan cetakannya,
maka dilakukan proses pelapisan cetakan dengan relase agent sebelum proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dilakukan. Relase agent yang bisa digunakan beupa waxes (semir), mirror
glass, polyvinils alcohol, firm forming, oli, dan sebagainya
Selain bahan bahan diatas masih banyak lagi bahan bahan tambahan
yang dapat diaplikasikan sebagai penambah kemampuan terhadap suhu
tinggi, tahan aus dan sebagainya.
5 Fraksi Volume
Fraksi volume (%) adalah aturan perbandingan untuk pencampuran
volume serat/ serbuk dan volume matrik bahan pembentuk komposit terhadap
volume total komposit. Biasanya penggunaan istilah fraksi volume mengacu pada
jumlah prosentase (%) volume bahan penguat atau reinforcement yang kita
gunakan dalam proses pembuatan komposit.
Perhitungan untuk menentukan fraksi volume campuran komposit:
Keterangan :
Vcomposite = 100% volume total komposit
Vreinforcement = % volume serat/partikel
Vmatrik = % volume matrik/resin
V catalis = % volume katalis (hardener)
Pada komposit yang menggunakan matrik epoksi, pencampuran resin dan katalis
(hardener) menggunakan perbadingan 1 : 1 volume keduanya.
Vcomposite= Vpartikel +Vmatrik + V catalis ..........( 1 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
6. Mekanika Komposit
Sifat mekanik bahan komposit berbeda dengan bahan konvensional biasa.
Tidak seperti bahan teknik lainya yang pada umumnya bersifat homogen
isotropik. Bahan komposit cenderung bersifat hetrogen anisotropik atau berbeda
beda tiap titiknya. Ini terjadi karena bahan komposit tersusun atas dua atau lebih
material yang mempunyai sifat mekanis yang berbeda juga. Sifat mekanis bahan
komposit merupakan fungsi dari :
a) Sifat mekanis komponen penyusunnya.
b) Geometri susunan masing masing komponen
c) Inter fasa antar komponen
Mekanika komposit dapat dianalisi dari dua sudut pandang yaitu dengan
analisa mikro dan analisa makro mekanik. Dimana analisa mikro bahan komposit
dengan memperlihatkan sifat sifat mekanik bahan penyusun dan hubungan antara
komponen penyusunya dengan sifat sifat akhir dari komposit yang dihasilkan.
Sedangkan analisis makro mekanis memperlihatkan sifat sifat bahan komposit
secara umum tanpa memperlihatkan sifat maupun hubungan antara komponen
penyusunya (Jones, 1975: 11)
6. 1. Koefisien gesek
Gaya gesekan ini terjadi jika dua buah benda bergesekan, yaitu
permukaan kedua benda bersinggungan. Mekanika terjadinya gesakan adalah
sewaktu benda yang satu bergerak terhadap benda yang lain. Benda yang satu
melakukan gaya pada benda yang lain sejajar dengan permukaan singgung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan dengan arah berlawanan terhadap gerak benda yang lain. gaya gaya
gesekan akan selalu melawan gerakan yang terjadi. Bahkan dua benda
bersinggungan yang diam atau relatif tidak bergerak juga mengalami gaya
gesek.
Gaya gesekan yang terjadi antara dua permukaan benda yang berada
dalam keadaan relatif diam satu dengan yang lainya disebut gaya gesek statik.
Gaya gesekan statik fs dihubungkan dengan gaya normal (N) yang bekerja
pada benda itu. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada mekanisme gesekan
dalam gambar dibawah ini. (Sutrisno,1981:48)
Gambar 5 : Mekanisme gesekan.
Jika benda mempunyai massa barada pada sebuah bidang horisontal, maka
bidang tersebut akan memberikan gaya reaksi. Gaya reaksi tersebut
dinamakan gaya normal (N) yang arahnya tegak lurus keatas. Apabila benda
yang mempunyai massa itu di beri gaya gerak (Fa), maka akan ada gaya yang
melawan gerak tersebut. Gaya yang melawan gerak itu dinamakan gaya gesek
(fs) arahnya berlawanan dengan arah gaya gerak. Apabila benda tersebut
diberi gaya gerak, maka:
massa
N = m . g
fs = µs.N ....(2) Fa= m.a ...(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Jika benda diam : Fs< fs
Jika benda sesaat bergerak : F ≥ fs
Jika benda bergerak: f = µk N
Ket:
µs > µk
µs = koefisian gesek statis
µk = koefisien gesek kinetik
6. 2. Uji Keausan
Uji keausan adalah suatu pengujian yang dilakukan unuk mengetahui
angka laju ketahanan aus (pengurangan berat dan dimensi) suatu bahan
terhadap pengaruh gesekan dari benda atau material lain.
Keausan menerima pengaruh yang besar dan dan rumit dari laju
pergerakan relatif dan tekanan bidang kontak. Keausan komulatif antara
permukaan halus pada tekanan tetap akan menghasilkan harga maksimum
pada laju pergerakan relatif tertentu. Makin besar kontak makin besar juga
harga maksimum itu.
Keausan korosi bisa disebabkan juga oleh zat kimia dan proses
elektrokimia dari bahan pelumas dan juga ada keausan flet yang menyebabkan
kerontokan oleh retakan lelah lokal karena tegangan yang berulang ulang dari
persentuhan atau kontak yang tegangannya lebih tinggi dari batas elastisnya.
Goresan karena bahan yang keras menyebabkan permukaan kasar,
seperti halnya pemolesan dengan bahan abrasi keras, kertas amplas atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
campuran debu memberikan fenomena abrasi disebut keausan goresan atau
keausan permukaan licin. abrasi antara bidang bisa menyebabkan temperatur
naik karena gesekan yang berulang dan pada akhirnya akan terkikis dan habis.
Mekanisme gesekan pada bahan polimer sangat berbeda dengan
mekanisme logam. Pada logam, koefisien gesekan hampir konstan tidak
terhitung beban luas bidang kontak laju gesekan. Tetapi pada polimer
koefisien gesekan tergantung beban yang bekerja, bidang kontak, dan waktu
kontak. Umumnya cenderung berkurang kalau beban bertambah, karena bahan
menunjukan kelakuan tengah tengah antara deformasi elastik dan deformasi
plastis. (Surdia, 1995:188)
Laju keausan spesifik merupakan angka ketahanan aus sebuah meterial
bila dikenakan gesekan yang berulang dengan beban dan waktu gesekan yang
berubah ubah. Laju keausan spesifik dapat digunakann untuk memprediksi
keausan (pengurangan berat dan dimensi) yang akan terjadi bila sebuah
material mendepatkan gesekan. Skema penggerusan benda uji oleh piringan
penggerus dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6 : Mekanisme penggerusan benda uji
Benda uji
penggerus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Persamaan untuk menghitung laju keausan spesifik sebuah material yang diuji
keausan adalah:
o8.r.Po.
3B.
swl
bo= (mm2/kg)
Keterangan:
Ws = laju keausan spesifik (mm2/kg)
B = tebal penggerus (mm)
bo = panjang tergerus (mm)
r = jari jari penggerus (mm)
Po = beban penggerusan (kg)
ℓo = panjang penggerusan (mm)
6. 3 . Uji Tarik
Uji tarik merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar material dapat menerima tegangan atau pembebanan dan juga
seberapa besar pertambahan panjang (elongatioan) yang terjadi.(Horrath. L,
1995: hal 292)
Awal mulanya pengujian ini dilakukan sebagai perhitungan untuk
mengetahui sebaerapa besar kekuatan bahan dalam menerima pembebanan
yang akan akan digunakan perancangan suatu konstruksi baik permesinan atau
bangunan. Dengan adanya pengujian ini, maka penggunan material yang akan
..............( 4 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
digunakan akan lebih dan tepat dan juga tidak menimbulkan kerusakan
ataupun kelebihan material dalam suatu konstruksi permesinan dan banguan.
Perhitungan yang dapat digunakan untuk mengetahui tarikan (stress) yang
dialami material dapat dihitung dengan persamaan:
σ = stress atau tegangan (kg/mm2)
F = pembebanan maksimal (kg)
A = luas penampang awal: lebar x tebal (mm2)
Dari pengujian tarik ini juga akan didapatkan banyak properti
mekanika kekuatan bahan terhadap tarikan. Properti ini juga sangat berguna
dalam perhitungan untuk merancang konstruksi permesinan dan banagunan.
Properti tersebut adalah:
a) Tegangan normal
b) Tegangan plastis material
c) Tegangan elastis material
d) Tegangan maksimum material menerima baban
e) Tegangan patah (hancur) bahan dalam menerima bahan.
0AF maks=σ ..............( 5 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
6. 4. Uji Impak
Uji impak merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan
nilai keuletan (toughnees) suatu material bila mendapatkan pembebanan kejut
atau pembebanan secara tiba tiba. Selain itu juga untuk menentukan
perpindahan energi yang terjadi dan juga penyerpan energi oleh material
akibat pembebanan kejut.
Energi kejut yang dapat diserap material dari pengujian impact dapat berupa
(Horrath,1995:hal 359);
• Deformasi plastis material
• Deformasi elastis material
• Efek histeris material
• Kehancuran material
Pengujian impak yang dilakukan menggunakan alat uji impak charpy.
Prinsip dasar dari pengujian ini adalah dengan mengayunkan beban
(pendulum) yang dikenakan pada benda uji. Energi yang yang diperlukan
untuk mematahkan spesimen dihitung langsung dari perbedaan energi
potensial pendulum pada awal dijatuhkan dan akhir setelah menabrak
sepesimen.
Persamaan yang dapat digunakan untuk uji impak Charpy:
tenaga patah :
......( 6 )
Tenaga patah = G . R . (cos β – cos α ) joule
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Sedangkan harga keuletan material yang diuji merupakan
perbandingan dari energi yang diperlukan untuk mematahkan material yang
diuji dengan dimensi luasan patahan akibat pengujian ini. Material yang
mempunyai keuletan atau keliatan yang baik biasanya bentuk patahnnya akan
menyerong terhadap arah tumbukan. Selain itu sudut yang akan terbentuk
dalam pengujian impak akan besar :
)(joule/mm patahan penampang luas
patah tenagakeuletan harga 2= ..... ( 7 )
Keterangan :
G = berat pendulum x gravitasi (N)
R = radius pendulum (m)
α = sudut ayunan awal sebelum menabrak benda uji
β = sudut ayunan akhir setelah menabrak benda uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
PENELITIAN
1. Skema Jalanya Penelitian
Untuk memudahkan penelitian agar terencana, maka dibuat skema jalanya
penelitian. Berikut alur skema jalannya penelitian.
PENGADAAN BAHAN
Resin epoxy Ampas tebu
Pembuatan arang: • Pembakaran arang • Penghalusan arang • Penyaringan arang
Pembuatan cetakan
Pembuatan komposit • Pencampuran serbuk arang dengan resin
epoksi • Pencetakan serbuk arang dengan matrik • Pencetakan dengan variasi volume 50%,
60% & 70% • Menyiapkan kampas rem
Penelitian : • Uji koefisien gesek • Uji keausan • Uji tarik • Uji impak • Pengambilan foto pengujian
Hasil pengujian & data pengujian
Studi pustakaKesimpulan
Gambar 7: Skema jalan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Persiapan Bahan
2. 1. Partikel
Pada penelitian komposit partikel ini, material partikel yang
digunakan sebagai bahan penguat (reinforcement) adalah ampas tebu yang
dibuat arang. Ampas tebu ini didapatkan dari sisa penggilingan pabrik gula
PT. Madu Baru-Madukismo, Yogyakarta.
Gambar 8 : Tanaman tebu
Tanaman tebu: tanaman tebu yang berasal dari perkebunan tebu milik
pemerintah atau milik swasta merupakan sumber bahan baku utama yang
dibutuhkan pabrik gula untuk menghasilkan gula.
Gambar 9 : Ampas tebu
Ampas tebu: sisa penggilingan dari batang tanaman tebu yang sudah
diambil sari tebunya diolah untuk menjadi gula pasir. Amapas tebu biasanya
hanya digunakan sebagai bahan bakar boiler, oleh karena itu penulis berusaha
memanfaatkan untuk bahan baku penguat komposit partikel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 10 : Serbuk arang ampas tebu
Partikel arang ampas tebu: ampas tebu sisa penggilingan dioven
dan kemudian disaring menggunakan alat penyaring. Selanjutnya digunakan
untuk bahan penguat (reinforcement) untuk komposit partikel.
Proses pembuatan serbuk arang ampas tebu
• Ampas tebu sisa penggilingan dicuci dengan air, kemudian dijemur
dibawah sinar matahari sampai kering.
• Ampas tebu yang sudah kering dimasukan kedalam wadah kaleng dan
ditutup rapat, kemudian dioven dengan cara dimasukan kedalam wadah
kaleng yang tertutup rapat selanjutnya dioven dengan bertemperatur
3000C selama 100 menit.
• Setelah 100 menit, kaleng dikeluarkan dari oven dan didinginkan.
Selama proses pendinginan tidak membuka penutup kaleng, supaya
arang tidak terbakar dan tidak menjadi abu.
• Setelah dingin, arang ampas tebu digerus dalam kaleng sampai lembut.
• Arang yang sudah lembut kemudian disaring agar terpisah dari partikel
kasar.
Setelah arang dari ampas tebu sudah siap untuk digunakan sebagai bahan
penguat atau reinforcement, selanjutnya mencari nilai densitas ( ρ ) dari arang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tersebut. Nilai densitas arang ini dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
perbandingan fraksi volume dalam proses pembuatan komposit. Berikut
langkah langkah dalam mencari nilai densitas arang:
Menyiapkan gelas ukur volume dan timbangan digital.
Gelas ukur diisi dengan air sampai volume tertentu dan menimbang
arang ampas tebu.
Volume air dan massa dari arang ampas tebu dicatat.
Arang ampas tebu dicampur kedalam air dalam gelas ukur.
Volume dari campuran air dan arang diukur dan dicatat.
Selanjutnya melakukan perhitungan sebagai berikut:
Dengan metode seperti diatas, dilakukan percobaan sebanyak empat kali dan
diperoleh data rata rata sebagai berikut:
Vair : 10 ml
Vair + arang : 14.3 ml
Varang : 4.3 ml
marang : 2.0 gram
Setelah volume arang dan massa arang sudah kita dapatkan, maka dapat
mencari nilai densitas arang tersebut dengan persamaan:
arang
arangarang V
m=ρ (g/mm3) ..............(pers. 8)
2
3/46.0
3.40.2 mmgr
mmgram
arang ==ρ
Volume arang = volume campuran – volume air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dari hasil percobaan yang penulis sudah lakukan untuk mencari nilai densiti
dari arang ampas tebu, maka didapat nilai ρ arang = 0.46 g/mm3
2. 2. Matrik
matrik yang digunakan sebagai bahan pengikat dalam penelitian
komposit partikel ini adalah resin epoksi. Resin ini didistribusikan oleh PT.
Justus Kimia Raya – Semarang, mempunyai ciri ciri kental dan berwarna
putih bening. Resin epoksi juga disertai katalis atau sering disebut hardener.
Perbadingan pencampuran resin dengan hardener adalah 1 : 1
2. 3. Bahan Tambahan
Dalam proses pembuatan atau pencetakan komposit biasanya akan
menyebabkan lengketnya produk dengan cetakan, maka untuk mengatasinya
digunakan release agent. Bahan tambahan release agent ini berfungsi untuk
mencegah kelengketan produk dengan cetakan pada saat proses pembuatan.
menggunakannya dengan cara mengolesi atau melapisi cetakan dengan
release agent sebelum proses pembuatan komposit. Dengan cara ini akan
memudahkan saat melepasan produk dengan cetakan. Release agent atau zat
pelapis yang digunakan adalah MAA yang biasa digunakan untuk memoles
atau menghaluskan permukaan lantai dan batu.
2. 4. Cetakan
Dalam proses pembuatan komposit partikel ini digunakan cetakan
yang berfungsi untuk membentuk benda komposit yang kita inginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Cetakan yang digunakan meggunakan plat besi lunak, dengan bentuk
persegi panjang dengan penutup yang dapat dibuka. Dengan ukuran:
Panjang : 200 mm
Lebar : 120 mm
Tinggi : 10 mm
Tebal plat : 0.5 mm
Berikut gambar cetakan yang digunakan untuk proses pencetakan komposit
partikel.
200 mm
120mm
10mm
Gambar 11 : Penutup cetakan
Gambar 12 : Cetakan bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Peralatan Yang Digunakan:
1. Gelas ukur untuk menentukan volume
2. Timbangan digital
3. Dongkrak dan rangka untuk proses penekanan.
4. Pengaduk dan tempat untuk mengaduk.
5. Gergaji untuk memotong hasil cetakan.
6. Kuas atau kain untuk mengoles release agent.
7. Kunci pas untuk membuka dan memasang cetakan.
8. Kertas lebar yang digunakan untuk alas pencetakan agar tidak mengotori
lantai.
9. Cetakan yang telah dib.uat
10. Amplas dan penggaris.
4. Pembuatan Komposit Partikel
4. 1. Perhitungan Fraksi Volume
Sebelum memulai proses pembuatan komposit partikel, maka terlebih
dahulu dilakukan perhitungan untuk menentukan perbandingan volume
partikel (serbuk arang) dan volume matrik. perhitungan ini diperlukan supaya
hasil dari pembuatan komposit dapat sesuai dengan yang kita harapkan.
Pada penelitian komposit partikel yang dilakukan ini, menggunakan
fraksi volume serat 50 %, 60 %, dan 70 %. Berikut adalah perhitungannya:
Menghitung volume komposit yang akan kita buat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Vcomposite = p x l x t
= 20 x 12 x 1 (cm3)
= 240 cm3
Menghitung komposisi arang dan matrik (resin & hardener)
karena untuk mengetahui volume arang dengan gelas ukur cukup sulit, maka
digunakan rumus densitas material arang. Sedangkan untuk menetukan
volume matrik dapat digunakan gelas ukur.
1. Untuk fraksi volume serat 50 %:
Massa serbuk arang ampas tebu
gramm
m
arang
arang
2.55
46.024010050
=
××=
Volume matrik (resin + hardener)
ccV
V
matrik
matrik
120
24010050
=
×=
Karena perbandingan resin dengan hardener adalah 1 : 1, Sehingga
volume resin 60 cc dan volume hardener 60 cc
2. Untuk fraksi volume serat 60 %:
Massa serbuk arang ampas tebu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
gramm
m
arang
arang
24.66
46.024010060
=
××=
Volume matrik (resin + hardener)
mlV
V
matrik
matrik
96
24010040
=
×=
Karena perbandingan resin dengan hardener adalah 1 : 1, Sehingga
volume resin 48 ml dan volume hardener 48 ml
3. Untuk fraksi volume serat 70 %:
Massa serbuk arang ampas tebu
gramm
m
arang
arang
28.77
46.024010070
=
××=
Volume matrik (resin + hardener)
mlV
V
matrik
matrik
72
24010030
=
×=
Karena perbandingan resin dengan hardener adalah 1 : 1, Sehingga
volume resin 36 ml dan volume hardener 36 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. 2. Mencetak Komposit
Berikut ini merupakan langkah langkah pencetakan komposit partikel serbuk
arang ampas tebu dengan matrik epoksi:
1. Melapisi diding, dasar dan penutup cetakan dengan MAA atau bahan anti
lengket secara merata dan dioleskan tipis.
2. Serbuk arang ampas tebu disiapkan sesuai dengan perhitungan dan juga
resin epoksi dan hardenernya.
3. Resin dengan hardener dicampur kedalam wadah pencampur atau gelas
kaca, aduk hingga merata sampai homogen berwarna keruh.
4. Serbuk arang ampas tebu segera dimasukan kedalam wadah pencampur
yang berisi campuran epoksi. mengaduk semuanya sampai homogen dan
benar benar tercampur, pengadukan kira kira 5 menit.
5. Adukan yang homogen biasanya berbentuk gumpalan gumpalan yang
kecil dan sudah kelihatan basah.
6. Campuran tadi dimasukan kedalam cetakan yang telah dilapisi dengan
MAA, campuran diratakan sampai tidak terdapat rongga udara.
7. Cetakan ditutup dengan penutupnya, kumudian diletakan dirangka
pengepresan untuk selanjutnya ditekan menggunakan pompa hidroulik.
8. Penekanan dengan pompa hidroulik dengan tekanan 200 kg/cm2,
mempertahankan tekananan pada pressure tersebut sampai 2-3 jam, bila
tekanan turun akibat pemampatan composit, segera memberi tekanan lagi
pada dongkrak hidrolik..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
9. Cetakan dibiarkan 7-8 jam sampai komposit benar benar kering dan sudah
mengeras.
10. Penutup cetakan dan dinding cetakan dilepas dengan hati hati, kemudian
komposit yang sudah jadi bisa dilepas.
11. Komposit yang sudah jadi dipotong dengan gergaji besi sesuai ukuran
untuk pengujian, dengan ukuran 30 mm x 30 mm.
5. Metode Pengujian
5. 1. Koefisien Gesek
Metode untuk pengujian gesek relatif sederhana, pengujian ini untuk
membandingkan koefisen gesek komposit partikel dengan variasi volume
penguat dan kampas rem. Berikut gambar cara penyusunan alat untuk
pengujian gesek:
1kg
Piringan cakram
Wadah beban
Benda uji Fs= ma. g
Gambar 13 : Mekanisme pengujian gesek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Cara pengujian gesek:
• Alat pengujian dan benda uji disusun seperti gambar diatas pada
posisi horisontal.
• Pasir kering dimasukan secara perlahan lahan kedalam wadah beban,
sambil mengamati benda uji yang terpasang
• Saat benda uji mulai bergerak, pengisian pasir dalam wadah benda uji
dihentikan.
• Menimbang pasir beserta wadah beban saat benda uji mulai bergerak
tadi.
Dari metode diatas, maka koefisian gesek statis dapat dicari dengan subtitusi
persamaan 2 dan 3 sebagai berikut:
Dengan hukum newton, maka berlaku:
Dengan ketentuan bahwa benda mulai bergerak saat Fs ≥ fs .......
sehingga berlaku:
fs = μa . N
Fs = fs ma . g = μs . N ma . g = μs . mb. g
b
as m
m=μ ....... ( pers 9)
Keterangan: ma : massa pasir + massa wadah beban mb : massa benda uji + massa pemberat μs : koefisien gesek statis
Fs = ma . g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
5. 2. Uji Keausan.
Pengujian keausan dilakukan di laboratorium mekanika bahan Universitas
Gadjah Mada yogyakarta. Pengujian menggunakan alat uji gesek Oghoshi
High Speed Universal Wear Testing Machine (type OAT-U).
.
Langkah langkah pengujian:
Komposit partikel dan juga kampas rem dipotong dengan ukuran 30 cm x
30 cm, lalu beri tanda atau nomor.
Masing masing potongan ditimbang dengan timbangan digital, mencatat
hasil penimbangan.
Benda uji dipasang pada pencekam pada mesin uji gesek.
Alat penggerus yang digunakan dengan:
o diameter : 27 mm
o tebal : 2.25 mm
Mengatur penggerusan (abbrasion)
Gambar 14 : Alat uji keausan type OAT-U.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
• Waktu (t) : 1 menit (60 detik)
• Beban (Po) : 12.72 kg
• Gear ratio (E/F) : 96/48
• Panjang penggerusan (ℓo) : 400 m
Setelah selesai di uji, kemudian menimbang lagi masing masing benda uji
dan mencatat hasil penimbangan.
Kemudian hasil dari penggesekan diamatai dengan mikroskop dengan
pembesaran 50X, diukur dimensi panjang gerusan benda uji yang telah
terjadi.
Dari data panjang gesekan yang terjadi tersebut, dapat digunakan untuk
menghitung laju keausan spesifik dari benda uji.
5. 3. Uji Tarik.
Pengujian tarik dilakukan di laboratorim logam Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Pengujian menggunakan alat uji tarik yang dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 15 : mekanisme pengujian keausan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Benda uji:
Membuat benda uji dari komposit partikel dari masing masing variasi
volume, menggunakan acuan ASTM E-8 ( Hamer E. Davis, 1964 hal:119)
0.5 in
8 in
2.25 in
R = 0.5 in
0.75
in
Ticknes 0.5 – 0.625 in
Gambar 16 : Alat uji tarik
Gambar 17 : Ukuran benda uji tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
5. 4. Uji Impak (charpy)
Benda uji:
Buat benda uji dengan gergaji besi sesuai dengan stadar untuk
pengujian impak charpy kemudian beri tanda atau nomor pada tiap
spesimen.
55 mm
10 mm
10 m
m
8 m
m
Gambar 18 : Ukuran benda uji impact
Gambar 19 : Alat uji impak charpy dan pemasangan benda uji
W : berat pendulum
: m x g
: 1.37 kg x 9.81
: 13.433 N
R : jari jari pendulum
: 39.48 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian dari penelitian ini disajikan dalam betuk tabel data yang
dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengujian antara komposit yang
berbeda fraksi volume seratnya dan kampas rem. Analisis data dari pengujian
berupa grafik yang disertai perhitungan.
1. Koefisien gesek
Pengujian untuk mencari koefisien gesek menggunakan neraca sederhana
dengan pembebanan pasir. Dari pengujian didapat data sebagai berikut:
Tabel 1 : Data hasil pengujian gesek komposit dengan fraksi volume 50%:
Benda uji Massa spesimen (gr)
Masaa penekanan (gr)
Massa bandul (gr)
Koefisien gesek
1 7.65 500 231.9 0.456
2 7.67 500 234.7 0.460
3 7.60 500 246.2 0.485
4 7.70 500 244.2 0.480
Rata rata 0.470
Tabel 2 : Data hasil pengujian gesek komposit dengan fraksi volume 60%:
Benda uji Massa spesimen (gr)
Masaa penekanan (gr)
Massa bandul (gr)
Koefisien gesek
1 7.97 500 236.2 0.464
2 7.97 500 288.0 0.562
3 7.92 500 245.3 0.482
4 7.94 500 260.6 0.511
Rata rata 0.502
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3 : Data hasil pengujian gesek komposit dengan fraksi volume 70%:
Benda uji Massa spesimen (gr)
Masaa penekanan (gr)
Massa bandul (gr)
Koefisien gesek
1 9.26 500 239.2 0.469
2 10.1 500 220.6 0.432
3 9.45 500 232.5 0.451
4 9.63 500 241.3 0.473
Rata rata 0.456
Tabel 4 : Data hasil pengujian gesek kampas rem
Benda uji Massa spesimen (gr)
Masaa penekanan (gr)
Massa bandul (gr)
Koefisien gesek
1 11.8 500 223.6 0.436
2 11.1 500 238.6 0.466
3 11.2 500 248.3 0.485
4 11.5 500 232.5 0.454
Rata rata 0.460
Tabel 5 : Data hasil pengujian gesek resin epoksi
Benda uji Massa spesimen (gr)
Masaa penekanan (gr)
Massa bandul (gr)
Koefisien gesek
1 9.11 500 202.3 0.396
2 9.68 500 193.8 0.379
3 9.88 500 198.5 0.388
4 9.25 500 206.4 0.404
Rata rata 0.391
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
0.470.502
0.456 0.46
0.391
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
50% 60% 70% kampas rem resin epoksi
fraksi volume
koef
isie
n ge
sek
Gambar 20 : Diagram koefisien gesek (µ) benda uji
Dari data dan diagram hasil pengujian koefisien gesek (µ) pada komposit
partikel dan material pembanding, dapat diambil beberapa kesimpulan:
Koefisien gesek (µ) yang paling baik adalah komposit partikel dengan
volume partikel 60% dengan µ sebesar 0.502. kemudian komposit dengan volume
partikel 50% dengan µ sebasar 0.470, kampas rem dengan µ sebesar 0.460,
komposit dengan voleme partikel 70% dengan µ sebesar 0.456. dan yang terakhir
adalah resin epoksi dengan µ sebesar 0.391
Nilai koefisien gesek rata-rata pada komposit partikel arang ampas tebu
tidak berbeda jauh dengan koefisien gesek material kampas rem komersial, nilai µ
antara 0.456 sampai 0.502 sedangkan pada kampas rem nilai µ sebesar 0.460.
Akan tetapi pada komposit partikel fraksi volume 50% dan 60% mempunyai nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
µ yang lebih baik dari kampas rem, ini terjadi karena campuran partikel dan
matrik cukup berimbang untuk memberikan gesekan pada plat. Untuk komposit
partikel fraksi volume 70%, nilai koefisien gesek (µ) lebih rendah, karena partikel
dalam campuran terlalu banyak. Sehingga yang banyak bergesekan adalah partikel
yang relatif licin. Sedangkan material kampas rem komersial campuran resin
dalam komposit terlalu banyak, dapat terlihat dari penampilan luarnya yang relatif
megkilat, sehingga gaya geseknya lebih rendah atau relatif licin.
Jika dilihat pada penampilan luarnya, komposit partikel terlihat lebih kasar
dan buram sadangkan pada kampas rem dan resin epoksi terlihat lebih halus dan
mengkilat. Penampang yang buram dan kasar menandakan matrik yang digunakan
tidak terlalu banyak sehingga memberikan gaya gesek yang lebih baik. Pada
kampas rem dan resin epoksi matrik yang digunakan cukup banyak sehingga
terlihat mengkilat dan halus, maka akan relatif lebih licin. Selain itu sifat matrik
resin epoksi yang licin atau koefisien geseknya rendah.
Komposit partikel arang ampas tebu dengan matrik epoksi mempunyai
nilai koefisien gesek rata rata yang tidak jauh berbeda dengan kampas rem,
sehingga komposit partikel arang ampas tebu dapat digunakan sebagai material
pengganti kampas rem komersial. Selain itu komposit partikel ini juga ramah
lingkungan dibanding kampas rem komersial yang menggunakan bahan asbes.
Komposit partikel ini menggunakan bahan organik untuk bahan penguatnya
(reinforcement) dan juga menggunakan bahan yang kurang bermanfaat menjadi
material yang berdaya guna untuk masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Uji keausan
Hasil Pengujian keausan di tinjau dari hasil pengurangan berat sebelum
dan sesudah pengujian. selain itu juga dimensi yang dihasilkan sesudah dilakukan
pengujian keausan. Berikut ini data dari hasil pengujian keausan
Tabel 6 : Data pengujian keausan komposit dengan fraksi volume 50 %
Benda Uji Berat awal
(gram)
Berat akhir
(gram)
∆ berat
(gram)
bo
(mm)
Ws
(mm2/kg)
50% 1 7.655 7.650 0.005 3.44 2.25 x 10-6
2 7.679 7.675 0.004 3.26 1.92 x 10-6
Rata-rata 0.0045 2.08 x 10-6
Tabel 7 : Data pengujian keausan komposit dengan fraksi volume 60 %
Benda Uji Berat awal
(gram)
Berat akhir
(gram)
∆
berat
Bo
(mm)
Ws
(mm2/kg)
60% 1 7.980 7.977 0.003 3.55 2.47 x 10-6 2 7.976 7.974 0.002 3.44 2.25 x 10-6
Rata-rata 0.0025 2.36 x 10-6
Tabel 8 : Data pengujian keausan komposit dengan fraksi volume 70 %
Benda Uji Berat awal
(gram)
Berat akhir
(gram)
∆
berat
Bo
(mm)
Ws
(mm2/kg)
70% 1 9.268 9.267 0.001 3.77 2.96 x 10-6 2 10.182 10.180 0.002 3.77 2.96 x 10-6
Rata-rata 0.0015 2.96 x 10-6
Tabel 9 : Data pengujian resin epoksi
Benda Uji Berat awal
(gram)
Berat akhir
(gram)
∆
berat
Bo
(mm)
Ws
(mm2/kg)
Resin epoksi
1 9.11 9.10 0.010 1.80 0.32 x 10-6 2 9.68 9.67 0.010 1.80 0.32 x 10-6
Rata-rata 0.010 0.32 x 10-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 10 : Data pengujian keausan kampas rem
Benda Uji Berat awal
(gram)
Berat akhir
(gram)
∆
berat
Bo
(mm)
Ws
(mm2/kg)
Kampas rem
1 11.556 11.541 0.008 3.00 1.49 x 10-6 2 11.564 11.551 0.010 3.05 1.57 x 10-6
Rata-rata 0.009 1.53 x 10-6
2.082.36
2.96
1.53
0.32
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
50% 60% 70% kampas rem resin epoksifraksi volume
laju
kea
usan
x 1
0-6 (m
m2 /k
g)
Gambar 21: Diagram laju keausan material
Dari data dan gambar grafik pengujian keausan dapat diambil beberapa
kesimpulan bila ditinjau dari pengurangan berat dan laju keausan masing masing
bahan:
Pengurangan berat yang paling banyak sebelum dan sesudah pengujian
yang dilakukan adalah material kampas rem sebesar 0.009 gram, resin epoksi
sebesar 0.01 gram, kemudian material komposit volume partikel 50% sebesar
0.0045 garam, disusul material komposit volume serat 60% sebesar 0.0025 garam
dan yang terakhir komposit 70% sebesar 0.0015 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pengurangan berat yang paling banyak terjadi pada kampas rem dan resin
epoksi yang menggunakan bahan matrik yang lebih banyak dibanding
partikelnya.Ini terjadi karena masa jenis (densitas) dari resin (matrik) lebih besar
dari pada massa jenis partikal. Jika material mempunyai densitas besar, maka
beratnya juga akan semakin besar. Sedangkan untuk komposit yang mempunyai
lebih banyak volume partikel arang maka densitasnya lebih kecil dan
pengurangan beratnya juga kecil.
Sedangkan untuk laju keausan spesifik yang paling besar adalah komposit
dengan volume partikel 70% sebasar 2.96 x 10-6 mm2/kg, komposit 60% sebesar
2.36 x 10-6 mm2/kg, kemudian 50% sebesar 2.08 x10-6 mm2/kg, kampas rem
sebesar 1.53 x 10-6 mm2/kg, dan yang terakhir resin epoksi sebesar 0.32 x 10-6
mm2/kg. Semakin besar laju keausan spesifik matrial, maka material tersebut
akan mudah aus
Keausan yang paling besar terjadi pada komposit dengan volume partikel
arang lebih besar, karena yang menerima beban abrasi (gesekan) lebih banyak
adalah partikel yang relatif lunak bila dibandingkan dengan resin yang lebih
keras. Selain itu ikatan antar partikel juga kurang kuat karena resin sebagai
pengikat volumenya lebih sedikit, sehingga ketika menerima gesekan dari
material lain maka ikatan partikel dalam komposit akan lebih mudah lepas.
3. Uji tarik.
Hasil pengujian tarik untuk komposit partikel, berupa data dan juga gambar grafik
kekuatan patah untuk masing masing fraksi volume.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 11 : Data uji tarik komposit partikel fraksi volume 50%
Benda
uji
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Luas
(mm2)
Beban
(kg)
∆ L
(mm)
σu
(kg/mm2)
1 8.9 15.3 136.17 118 0.25 0.866
2 8.8 15.4 135.52 126 0.25 0.929
3 8.7 14.9 129.63 135 0.30 1.041
4 9.0 15.2 136.80 158 0.30 1.154
5 9.0 15.0 135.00 163 0.35 1.207
Rata-rata 140 0.29 1.040
Tabel 12 : Data uji tarik komposit partikel fraksi volume 60%
Benda
uji
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Luas
(mm2)
Beban
(kg)
∆ L
(mm)
σu
(kg/mm2)
1 9.1 14.6 132.86 77.3 0.25 0.581
2 9.1 14.9 135.59 79.5 0.15 0.586
3 9.3 15.0 139.50 95.1 0.20 0.681
4 9.5 14.5 138.75 96.4 0.20 0.694
5 9.0 14.8 133.20 86.1 0.30 0.646
Rata-rata 86.8 0.22 0.638
Tabel 13 : Data uji tarik komposit partikel fraksi volume 70%
Benda
uji
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Luas
(mm2)
Beban
(kg)
∆ L
(mm)
σu
(kg/mm2)
1 8.7 15.8 137.46 70.3 0.15 0.511
2 8.5 15.9 135.15 86.6 0.20 0.640
3 8.8 15.6 137.28 76.6 0.15 0.557
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4 8.4 15.6 131.04 84.2 0.20 0.642
5 8.9 15.8 140.62 80.9 0.20 0.575
Rata-rata 79.7 0.18 0.585
Tabel 14 : Data uji tarik resin epoksi
Benda
uji
Tebal
(mm)
Lebar
(mm)
Luas
(mm2)
Beban
(kg)
∆ L
(mm)
σu
(kg/mm2)
1 9.0 15.0 135.00 430.6 2.25 3.18
2 8.7 15.1 131.37 446.4 3.10 3.39
3 8.8 15.2 133.76 515.8 3.45 3.87
Rata-rata 79.7 2.93 3.48
Gambar 22 : Diagram tegangan tarik material setelah diuji tarik
1.04
0.638 0.585
3.48
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
50% 60% 70% resin epoksifraksi volume
keku
atan
tarik
(kg/
mm
2 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dari data dan grafik pengujian tarik diatas, dapat kita ketahui bahwa
Dari keempat material yang diuji, yang mempunyai nilai kekuatan tarik
rata rata yang paling baik adalah resin epoksi sebesar 3.48 kg/mm2. kemudian
komposit partikel dengan komposisi volume serat 50% sebasar 1.04 kg/mm2,
kemudian 60% sebesar 0.638 kg/mm2, dan yang terakhir 70% sebesar 0.585
kg/mm2.
komposit yang mempunyai komposisi resin atau matrik yang lebih banyak
akan mengikat antar partikel lebih kuat dan lebih merata, sehingga kekuatan
tariknya juga lebih besar. Sedangkan komposit dengan resin atau matrik yang
sedikit maka ikatan antar partikel lebih sedikit dan kurang merata, sehingga
kekuatan tariknya juga kurang baik. selain itu karena jumlah partikel arang dalam
komposit terlalu banyak yang akan melemahkan kekuatan tariknya.
Jika komposit partikel dibandingkan dengan resin epoksi, kekutan tarik
resin epoksi jauh lebih besar. Hal ini disebabkan karena memang sifat dari
komposit partikel relatif kurang baik terhadap pembebanan berupa tarikan.
Karena yang menjadi penanggung beban utam pada tarikan adalah resin sebagai
matriknya, sedangkan partikel sebagai reinforcement akan malah akan
melemahkan kekuatan tariknya.
Regangan yang terjadi saat pengujian tarik terhadap komposit partikel
relatif kecil. Jika dilihat dari grafik tegangan – regangan pada gambar lampiran 1,
garis yang terbentuk hampir mendekati linear atau hapir berbanding lurus beban
terhadap regangan yang terjadi. Gambar regangan beban – regangan yang terjadi
mendekati linear, biasanya benda uji tersebut bersifat getas atau regangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
cukup kecil. Komposit partikel arang ampas tebu bersifat getas dapat dilihat pada
gambar lampiran 2, lampiran 3 dan lampiran 4, bentuk patahan yang terjadi pada
benda benda uji melintang dan tanpa pengurangan dimensi pada sekitar daerah
patahan.
Sifat komposit partikel memang kurang baik terhadap pembebanan berupa
tarikan. Pembeban yang dilakukan terhadap komposit partikel banyak ditanggung
oleh resin sebagai bahan pengikatnya, sedangkan partikelnya akan melemahkan
kekuatan tariknya. Berbeda dengan komposit serat atau dengan komposit lamina,
pembebanan yang dilakukan akan lebih banyak ditanggung oleh serat atau
lapisan penguat. Sedangkan resin atau pengikat hanya sebagai penerus tegangan
yang terjadi antar serat atau lapisan penguat. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin banyak resin yang digunakan maka kekutan tarik komposit
partikel juga akan semakin kuat.
4. Uji impak (charpy)
Pengujian impak menggunakan tiga buah benda uji untuk setiap komposit
dengan variasi volume partikel. Berikut data dan perhitungan yang didapat.
Table 15 : Data uji impak komposit partikel fraksi volume 50%
Benda
uji Cos α Cos β
Tanaga patah
(joule)
Harga keuletan
(joule/mm2)
1 1450 1400 0.28 3.5 x 10-3
2 1450 1390 0.34 4.1 x 10-3
3 1450 1400 0.28 3.4 x 10-3
Rata rata 0.3 3.7 x 10-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Table 16 : Data uji impak komposit partikel fraksi volume 60%
Benda
uji Cos α Cos β
Tanaga patah
(joule)
Harga keuletan
(joule/mm2)
1 1450 1410 0.22 2.75 x 10-3
2 1450 1400 0.28 3.40 x 10-3
3 1450 140.50 0.25 3.05 x 10-3
Rata rata 0.25 3.06 x 10-3
Table IV. 17 : Data uji impak fraksi volume 70%
Benda
uji Cos α Cos β
Tanaga patah
(joule)
Harga keuletan
(joule/mm2)
1 1450 141.00 0.22 2.68 x 10-3
2 1450 140.50 0.25 3.01 x 10-3
3 1450 142.50 0.135 1.68 x 10-3
Rata rata 0.20 2.45 x 10-3
Tabel IV. 18 : Data uji impak resin epoksi
Benda
uji Cos α Cos β
Tanaga patah
(joule)
Harga keuletan
(joule/mm2)
1 1450 113.00 2.25 2.27 x 10-2
2 1450 86.0 4.65 5.74 x 10-2
3 1450 87.0 4.56 5.62 x 10-2
Rata rata 3.82 4.54 x 10-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3.7
3.06
2.45
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
50% 60% 70%fraksi volume
harg
a ke
ulet
an x
10-3
(jou
le/m
m2 )
Gambar 23 : diagram harga keuletan material komposit partikel
Dari data tenaga patah dan harga keuletan serta gambar diagram dari pengujian
impact yang telah telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan
Tenaga patah yang diperlukan untuk mematahkan benda uji yang paling
besar adalah untuk resin epoksi, kemudian komposit partikel fraksi volume
partikel 50% kemudian 60% dan yang terakhir 70%. Tenaga patah ini diperlukan
untuk menumbuk benda uji dan melepaskan ikatan resin epoksi dengan partikel
partikel arang serbuk.
Semakin banyak resin epoksi sebagai matrik yang digunakan dalam
komposit partikel, maka semakin besar tenaga patah yang diperlukan untuk
mematahkan benda uji. Matrik berupa resin epoksi dalam komposit berfungsi
untuk mengikat antar partikel dalam komposit lebih merata dan lebih kuat. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
itu tenaga patah yang diperlukan akan banyak diserap dan dihantarkan oleh matrik
keseluruh bagian benda uji komposit partikel.
Sedangkan untuk harga keuletan dari material ini yang paling baik adalah
resin epoksi, kemudian komposit partikel dengan fraksi volume 50% sebesar 3.7 x
10-3 joule/mm2, yang kedua adalah 60% sebesar 3.06 x 10-3 joule/mm2 dan yang
terakhir 70% sebesar 2.45 x 10-3 joule/mm2.
Harga keuletan sebuah bahan komposit partikel sangat dipengaruhi oleh
enegi yang diserap dan dihantarkan oleh matrik. oleh karena itu jumlah volume
resin sebagai bahan pengikat partikel dalam campuran sangat berpengaruh dalam
komposit terhadap beban kejut. Karena yang menanggung utama beban kejut dari
pendulum adalah resin epoksi sebagai pengikat, sedangkan partikel akan
melemahkan keuletan dari komposit partikel. Komposisi pertikel yang terlalu
banyak dalam campuran akan melemahkan keuletan material komposit. Karena
ikatan antar partikel jadi lebih sedikit. Selain itu juga dipengaruhi oleh dimensi
patahan yang terjadi
Selain itu harga keuletan bahan komposit juga dipengaruhi oleh katalis dan
bahan tabahan yang digunakan. Biasanya jika campuran katalisnya lebih sedikit,
komposit yang dibuat akan lebih liat akan tetapi dalam proses pembuatanya lebih
lama keringnya. Sedangkan jika menggunakan katalis banyak komposit akan lebih
getas tetapi proses pembuatanya relatif lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN
Setelah menganalisa data hasil pengujian komposit partikel arang ampas tebu
dengan matrik epoksi, maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Koefisien gesek (µ) komposit partikel arang ampas tebu dengan matrik
epoksi yang paling baik dengan fraksi volume 60% sebesar 0.502.
Sedangkan kampas rem komersial koefisien geseknya sebesar 0.460,
masih lebih rendah jika dibanding komposit partikel. Sehingga komposit
partikel arang ampas tebu dapat digunakan sebagai material pengganti
kampas rem komersial, selain itu juga ramah lingkungan karena
menggunakan bahan organik.
2. Laju keausan spesifik komposit partikel arang ampas tebu dengan matrik
epoksi yang paling kecil adalah komposit partikel dengan fraksi volume
50% sebesar 2.08 x10-6 mm2/kg. Relaitif tahan aus jika dibandingkan
dengan fraksi volume yang lain. Namun jika dibandingkan dengan kampas
rem komersial, laju keausan komposit partikel masih lebih tinggi. Kampas
rem memiliki laju keausan spesifik sebesar 1.53 x 10-6 mm2/kg, masih
lebih tahan aus jika dibandingkan komposit partikel. Laju keausan spesifik
ini sangat dipengaruhi oleh jumlah volume resin dalam campuran, semakin
banyak resin yang digunakan maka akan lebih tahan aus.
3. Kekuatan tarik komposit partikel arang ampas tebu dengan matrik epoksi
yang paling tinggi adalah komposit partikel dengan fraksi volume 50%
sebesar 1.04 kg/mm2. Tetapi jika dibandingkan dengan resin epoksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kekuatan tarik komposit masih jauh lebih rendah daripada resin epoksi
sebesar 3.48 kg/mm2 . rendahnya kekuatan tarik komposit dikarenakan
sifat komposit partikeltidak tahan terhadap pembebanan tarik. Semakin
banyak volume partikel didalam campuran akan melemahkan kekuatan
tariknya, karena yang menanggung beban tarikan adalah matriknya.
4. Komposit partikel arang ampas tebu dengan matrik epoksi yang
mempunyai harga keuletan yang besar adalah komposit partikel dengan
fraksi volume 50% sebesar 3.7 x 10-3 joule/mm2. Semakin banyak volume
partikel dalam campuran akan menurunkan harga keuletannya karena yang
menanggung beban paling banyak adalah matriknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Davis, E. Harmer, 1964, The Testing and Inspection of Engineering Materials,
Mcgraw-Hill, New York.
Horath. Larry, 1995, Fundamentals of Materials Science for Technologists,
Prentice-Hall, New Jersey-USA.
Inctuction Manual Oghoshi High Speed Universal Wear Testing Machine
(type OAT-U), Universitas Gadjah Mada, Yogyaarta.
Jones, M. Robert, 1975, Mechanics of Composite Materials, McGraw-Hill,
New York
Surdia, Tata, 1991, Pengetahuan Bahan Teknik, Insitut Teknologi Bandung,
Bandung.
Sutrisno, 1981, Fisika Dasar dan Mekanika, Insitut Teknologi Bandung,
bandung
Van Vlack, H. Lawrence, 1991, Ilmu dan teknologi Bahan, edisi kelima,
Erlangga, Jakarta.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 1:
Grafik tegangan – regangan uji tarik komposit partikel
Regangan yang terjadi pada gambar grafik, untuk setiap 1 milimeter pada gambar
sama dengan 0.15 mm pada kenyataan.
Komposit partikel 50 % Komposit partikel 60 % Komposit partikel 70 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 2:
Foto benda uji tarik komposit partikel
Benda uji komposit partikel 50% setelah diuji tarik
Lampiran 3:
Benda uji komposit 60% setelah diuji tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 4:
Benda uji komposit partikel 70% setelah diuji tarik
Benda uji tarik komposit partikel menggunakan acuan ASTM E-8 ( Hamer E.
Davis, 1964 hal:119)
0.5 in
8 in
2.25 in
R = 0.5 in
0.75
in
Ticknes 0.5 – 0.625 in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 5:
Foto benda uji impak
Benda uji komposit partikel 50 % setelah diuji impak.
Lampiran 6:
Benda uji komposit partikel 60 % setelah diuji impak
Lampiran 7:
Benda uji komposit paretikel 70% setelah diuji impak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended