View
710
Download
71
Category
Preview:
DESCRIPTION
Bahasa Arab, FIle Kuliah Semester II
Citation preview
1
Nama : RANGKUMAN BAHASA ARAB I. AL-ISMUL MAJRUR_1 II. AL-MAMNU' MINAS SHORFI_6 III. AL-ISMUL MABNI DHOMIR_8 IV. AL-ISMUL MABNI ISMUL ISYAROH_12 V. AL-ISMUL MABNI AL ISMUL MAUSHUL_14 VI. AL-MABNI MINAL AF'AL_15
I. AL-ISMUL MAJRUR
A. Majrur dengan huruf jarr Definisi Huruf Al-jar ialah huruf-huruf yang berfungsi memajrurkan suatu kata benda
sesudahnya. Diantara huruf-huruf jarr : -- ------ - -
--- Dan huruf-huruf qasam, diantaranya : - - -
Tanda-tanda irob jar Ciri utama dari irob jar adalah harakat kasrah, Akan tetapi, selain kasrah, irob jar juga mempunyai ciri lainnya yang berupa huruf ya dan harakat fathah. 1. Harokat kasrah
Harokat kasrah merupakan tanda pengenal yang paling pokok bagi i,rob jar. Sebuah kata dibaca jar (kasrah) karena adanya huruf jar. Sedangkan,huruf jar ada sekitar lebih dari 10 (sepuluh).
Kasrah memjadi ciri dari i,rob jar dalam tiga tempat, yaitu isim mufrod yang munshorif, jamak muanats salim, dan jamak taksir yang munshorif.munshorif adalah dapat diharokati tanwin. 2. Harakat ya
Huruf ya sebagai tanda irab jar dalam tiga tempat, yaitu: asmaul khamsah, isim tasniyyah, dan jama mudzakar salim. 3. Harakat fath
Ciri ini khusus bertempat pada isim ghair munsharif. Adapun yang disebut isim ghair munsharif adalah kata benda yang tidak bisa menerima tanwin. Untuk membedakan mana isim yang munsharif dan ghair munsharif terdapat beberapa kaidah yang harus kita pelajari. Isim bisa menjadi ghair munsharif(tidak menerima tanwin) disebabkan oleh sebuah ilat(sebab) dari sembilan ilat yang ada didalamnya, atau satu ilat yang menempati kedudukan dua buah ilat. Adapun ilat yang menyebabkan sebuah isim menjadi tidak bisa menerima tanwin antara lain: isim alam(nama) al-adl(udul) shighat muntaha jumu(bentuk yang menunjukan makana paling), isim sifat, alif tanis, alif dan nun zaidah, tarkib majzi, wazan fiil, serta isim ajam(nama yang bukan dari bangsa arab).
2
hatnum tahgihs halada tali aud nakududek itapmenem asib gnay tali nupadA alop itukignem gnay atak kutneb halada umuj ahatnum tahgihS .sinat fila nad umuj
. )nazaw(
rraj furuh ankam-ankaM
.utkaw uata tapmet apureb gnay : ankam napaled iaynupmeM : .1
: hotnoc .a
: hotnoc .b
: hotnoc .c
: hotnoc .d
. . : hotnoc .e
. : hotnoc .f
. . : hotnoc "" .g
: ankam agit iaynupmeM .2
: hotnoc .a
. : hotnoc .b
. : hotnoc .c
:ankam tapme iaynupmeM .3
: hotnoc .a
. : hotnoc .b
: hotnoc "" .c .
. : hotnoc .d
:ankam mane iaynupmeM .4
: hotnoc .a
. : hotnoc "" .b
. : hotnoc " " .c
: hotnoc "" .d
. :hotnoc "" .e
masaq furuh-furuH isgnufreb nad hapmusreb kutnu nakanugrepid gnay furuh halai masaq furuH .aynhaduses adneb atak nakrurjamem
hotnoc aparebeb )hapmus( imed itra gnudnagnem ini furuh agitek - -
)1 :niit-tA :s.Q(nuutiaz nad niit haub imed : masaq-lA furuh
3
Keterangan:
: majrur disebabkan huruf qasam. Tanda majrurnya kasrah, karena Al-ismu Al-
mufrad. B. Majrur dengan idhofah Pengertian:
Al-idhafah adalah dua kata benda yang digabungkan menjadi satu kata benda baru dan melahirkan arti baru.
Kata benda yang pertama pada Al-idhafah, disebut mudhaf (syakalnya tergantung pada pola struktur kalimat). Dan kata benda kedua disebut mudhaaf ilaihi (syakal-nya selalu majruur). Membentuk al-Idhofah Dalam proses pembentukan al-idhofah ada dua hal yang hilang pada mudhof yaitu : 1. At-Tanwin (pada al-ismu al-mufrad, jamu al-muannats as-saalim dan jamuat
taksir). Contoh :
=
+
= +
=
+
2. Huruf an-nuun (pada al-ismu al-mutsanna dan jamu al-mudzakkar as-saalim). Contoh :
=
+
Kandungan makna idhofah Al-idhofah mengandung makna huruf al-jarr:
1. : dari
Contoh : Artinya : pertolongan (dari) Allah
2. : di, didalam
Contoh : Artinya : penghuni (di) surge
3. )( : untuk dan milik
Contoh : Artinya: buku (milik) murid
Syarat-syarat idhofah
1. Tidak boleh tanwin. Contoh : =
2. Membuang nuun mutssana atau jama apabila mudhof. Contoh : =
=
3. Membuang alif lam dari mudhof contoh : =
=
C. Majrurr dengan tawaabi
4
Tawaabi adalah isim-isim yang keadaan Irabnya mengikuti keadaan Irab kata benda sebelumnya. 1. Pembagian At-tawaabi
At-Tawaabi dibagi menjadi empat jenis, yaitu: a. An-Natu atau sifat. Naat secara bahasa sifat, adapun menurut istilah para ahli nahwu naat merupakan tabi yang mustaq ( kata turunan dari kata yang lain) atau kata yang dapat ditakwilkan dengan kata mustaq yang berfungsi menjelaskan matbu(kata yang diikuti) jika matbunya merupakan isim marifah atau berfungsi mengkhususkan. Naat terbagi menajadi dua bagian, Naat haqiqii dan Naat sababii. 1) Naat haqiqii, yaitu yang menunjukan sifat dari diri matbunya. contoh:
Keterangan : Kata sholih adalah naat untuk kata rojul. Kata shalih ini memajruurkan dhomir (kata ganti) yang mustatir (tersembunyi), yaitu huwa yang menunjukkan kepada kata rojul. 2) Naat sababi, yaitu naat yang menunjukan sifat isim yang berhubungan
dengan matbu. ,contoh:
Keterangan : Kata shalihatun merupakan naat bagi kata rajul. adapun kata zaujatuhu adalah irtibat bagi manut. Dan dhomir itu kembali kepada manut. Contoh
(seorang laki-laki yang sopan datang).
Keterangan: dari contoh diatas kita melihat kata (yang sopan).
Seluruh jenis naat haqiqi maupun sababi, mengikuti manutnya dalam hal Irab, dalam marifah ataupun nakirah. Dengan demikian, jika manut marfu maka naatnya juga marfu, begitu pula dengan manshub dan majruur. b. Al-Athaf Ialah jabatan kata yang mengikuti perubahan kata sebelumnya dengan perantaraan huruf althaf. Huruf-huruf athaf ialah:
Contoh-contoh:
Saya melewati buah persik dan anggur itu yang telah masak
Sehingga Atau
Kemudian Tetapi
Maka Atau
Tidak Atau
5
Saya makan dengan sendok dan piring c. Al-Badal Menurut bahasa badal berarti pengganti. Menurut istilah nahwu,
tabi (kata yang mengikuti kata lain) yang diberikan hokum tanpa adanya perantara
Al-badal dibagi menjadi tiga jenis: 1) Badal kull min kull artinya pengganti dari keseluruhan.
Contoh : segala puji bagi Allah; Rabb semesta alam
2) Badal badh min kull artinya pengganti dari sebagian (non abstrak)
Contoh : saya telah menghafal al-quran yaitu sepertiganya
saya telah mengahafal al-quran, separuhnya
Badal jenis ini wajib diidhofah kan pada dhomir yang kembali pada mubdal minhunya, sebagaimana yang kita lihat pada contoh diatas. 3) Al-badal al-isytimaal artinya pengganti dari sebagian dari sebagian
(abstrak). Contoh : lelaki itu heran dengan
pakaian; kebersihannya. 4) Badal mubayin badal mubayin adalah badal yang berbeda dengan mubdal minhunya, bukan bagian dari mubdal minhu, dan tidak pula mubdal minhunya mencakup badal tersebut. Badal mubayyin terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah sebagai berikut : a) Badal Ghalath Badal Ghalath adalah pengganti mubdal minhu yang terlanjur diucapkan
karena tergesa-gesa sehingga salah. Contoh : ,
Pada contoh ini, yang hendak diucapkan adalah siswa, tetapi lisan salah mengucapkan dengan menyebut guru. b) badal nisyan adalah badal yang disebutkan untuk meralat mubdal minhu yang setelah diucapkan ternyata tidak sesuat dengan maksudnya. Yang disebut dengan badal nisyan adalah badal yang pengucapan mubdal minhunya itu disengaja dan ternyata yang disengaja itu salah, lalu mubdal minhu yang salah tersebut diganti dengan badal.
Contoh : ,
c) Badal Idrab Badal idrab adalah badal yang pengucapan mubdal minhunya itu disengaja lalu diganti dengan badal. Masing-masing badal dan mubdal minhu itu benar.
Contoh: ,
6
d. At-taukiid yaitu penguat atau kata yang mengikuti yang disebutkan dalam kalimat untuk menghilangak sesustu yang meragukan oleh pendengaran di luar maksud yang di kehendaki.
At-taukiid terbagi menjadi dua bagian: 1) At-taukiid al lafzhi ialah penguat dengan pengulangan lafadz.
Contoh : Demi Allah, demi Allah. 2) At-taukiid al-manawi ialah penguat dengan menggunakan kata-kata
berikut ini : , , , , ,
Contoh : kaum muslimin memperhatikan semua ilmu.
II. AL-MAMNU' MINAS SHORFI
A. TARIF ( )
yaitu pada isim-isim (mufrad dan jamak taksir), akhir harakatnya tidak diikuti dengan
tanwin tetapi dirubah bentuk jarnya dengan bentuk fathah (
) sebagai pengganti dari
bentuk kasroh ( ). Jika terkosongkan dari penambahan alif lam () dan penggabungan
kalimat (), maka isim-isim ini dinamakan ( ) yaitu bentuk-bentuk
isim yang dilarang berubah.
B. MACAM-MACAM ( )
Isim-isim ( ) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Isim alam (nama personal) yang tidak bisa dirubah. a. Jika keadaannya muannats (baik diakhiri dengan menggunakan ta
marbuthah () atau tidak (meskipun ia adalah isim mudzakkar).
Contoh:
b. Jika keadaannya menunjukan ajam ( ), yaitu nama-nama selain arab.
Contoh :
Tetapi jika isim ajam tersebut tersusun dari tiga huruf, yang huruf
kedua(tengahnya) berharakat sukun (
), maka harakatnya dapat dirubah,
contohnya :
c. Jika tersusun dengan susunan ()
Contoh :
d. Jika akhirnya ditambahkan dengan alif dan nun ()
Contoh :
e. Jika tersusun dalam bentuk wazan (pola) fiil, baik fiil madhi ataupun mudhori.
7
Contoh :
f. Jika tersusun dalam bentuk (pola)
Contoh :
2. Sifat yang tidak dapat dirubah
a. Jika berada dalam wazan (
) yang bentuk muannatsnya )
)
Contoh :
b. Jika berada dalam wazan () atau sering disebut dengan istilah (
)
Contoh :
c. Jika berbentuk bilangan dari satu sampai sepuluh yang benda tersebut dalam
wazan (
) atau ()
Contoh :
d. Kalimat (
) yang bentuk jamaknya (
)
Contoh :
3. Isim yang tidak bisa dirubah a. Jika berbentuk wazan (pola) bentuk akhir dari semua jamak atau dalam tata
bahasa arab dikenal dengan sebutan ( ) yaitu isim-isim yang
berpola sebagai berikut :
:
: -
:
:
: -
:
b. Secara mutlaq kalimat yang diakhiri dengan alif tanits maqsuroh atau alif tanits mamdudah, kalimat tersebut tidak dapat berubah baik isim alam, isim sifat atau isim secara global ataupun menunjukan kepada bentuk singular
() atau jamak () Contoh : 1) Kalimat yang diakhiri dengan menggunakan alif tanis maqsuroh adalah
sebagai berikut, contoh :
- 2) Kalimat yang diakhiri dengan menggunakan alif tanits mamdudah
adalah sebagai berikut, contoh : -
c. tidak menerima tanda tanwin jika keadaannya terdapat alif
lam () atau mudhof dan jika berbentuk majrur, maka untuk memberikan
tanda majrurnya menggunakan tanda fathah .
8
: : (
: , : .
)
C. PENERAPAN TEORI ( )
1. Terdapat di QS. Al-Hujurat : 13
2. Terdapat di QS. Al-Baqarah : 184
3. Terdapat di QS. Al-Baqarah : 102
4. Terdapat di QS. Al-Baqarah : 122
5. Terdapat di QS. Al-Baqarah : 102
III. AL-ISMUL MABNI DHOMIR
A. PENGERTIAN ISIM DHOMIR
1.
isim yang menunjukan kepada yang diberi nama oleh isim itu dengan menggunakan qayyid/qarinah (indikasi) mutakalim (pembicara), ghoib (yang dibicarakan), mukhataab (lawan bicara).
2.
isim mabni yang menunjukan terhadap mutakallim (pembicara), mukhottob (lawan bicara), ghoib (yang dibicarakan)
B. MACAM-MACAM ISIM DHOMIR Isim dhomir dibagi menjadi dua bagian, yaitu : dhomir muttasil dan dhomir
munfasil.
1. Dhomir muttasil
Definisi dhomir muttasil adalah : dhomir yang tidak
dijadikan permulaan dan tidak terletak setelah lafadz illa dalam keadaan leluasa ( tidak dalam keadaan darurat )
Contoh : janagn di baca
dan jangan diucapkan pula
9
Dhomir muttasil dibagi menjadi dua, : baarij (Nampak), dan mustatir ( tersembunyi).
a. Mutasil baarij nampak
Definisi baarij : dhomir yng memiliki gambaran pada lafadznya (
pengucapannya ).
Dhomir muttasil baarij ada Sembilan : (
)
untuk dhomir mahal rofa karena dhomir ini tidak dijadikan
selain untuk fail atau naibul fail. Contoh :
dan untuk dhomir mahal rafa nashob dan jaar. Contoh : ( rafa ) (nashob
) ( jaar
).
untuk dhomir nashob dan jaar. Contoh : (nashob ) ( jaar
).
b. Mutasil mustatir ( sembunyi )
Definisi mustatir : dhomir yng tidak memiliki gambaran pada
lafadznya ( pengucapannya). dhomir mustatir dibagi menjadi dua : mustatir wujub dan mustatir jawaz.
1) mustatir wujub
Definisi mustatir wujub :
dhomir
yang tidak bisa digantikan tempatnya oleh isim dohir. Maksudnya, ketika dhomir ini ditampakan atau digantikan oleh isim dohir maka kedudukannya berbeda dengan dhomir yang disembunyikan, dhomir muttasil mustatir wujub ini tidak bias digantikan tempatnya oleh isim dohir atau dhomirnya tidak boleh ditampakan, wajib dhomir ini disembunyikan.
Contoh : ( fiil amar ) fail dari fiil amar tersebut adalah dhomir muttasil
mustatir wujub takdirnya
. Dhomir ini wajib disembunyikan, tidak boleh
ditampakan. Jika kita menampakannya dibaca
maka dhomir
tersebut bukan menjadi fail tetapi menjadi taukid dhomir. Tempat tempat dhomir mustatir wujub:
a) Fiil mudhori mufrod mudzakar mukhottob missal :
b) Fiil mudhori mutakallim wahdah missal :
c) Fiil mudhori mutakallim maalghoir missal :
d) Fiil amar mufrod mudzakar mukhottob missal :
e) Isim fiil amar missal :
f) Isim fiil mudhori missal :
g) Fiil istisna missal :
h) Afal tafdil missal :
10
i) Fiil taajub missal :
j) Masdar pengganti fiil missal :
2) Mustatir jawaz
Definisi mustatir jawaz :
dhomir
yang bisa digantikan tempatnya oleh isim dohir. Maksudnya, ketika dhomir ini ditampakan atau digantikan oleh isim dohir
maka kedudukannya tetap sama menjadi fail. Contoh : ( telah menolong
leleki sendiri itu) failny dhomir mustatir jawaz takdirnya , boleh dhomir ini
ditampakan dibaca ( telah menolong lelaki sendiri itu) dan
kedudukan dhomirnya tetap menjadi fail. Atau dhomirnya digantikan dengan
isim dohir dibaca ( telah menolong zaid ) tetap lafad zaid menjadi
fail dari lafad nashoro. Tempat tempat dhomir mustatir jawaz ( setiap fiil maadhi dan mudhori mufrod ghoib dan ghoibah ) :
a) Fiil maadi mufrod mudzakar ghoib missal :
b) Fiil maadi mufrodah muanasah ghoibah missal :
c) Fiil mudhori mufrod mudzakar ghoib missal :
d) Fiil mudhori mufrodah muanasah ghoibah missal :
Kedudukan ( mahal ) dhomir mutasil didalam Irob Dhomir muttasil memiliki tiga kedudukan didalam Irob :
Mahal rafa Mahal nashab Mahal jaar
missal:
missal:
missal:
missal:
missal:
missal :
missal :
missal :
missal :
missal :
missal :
missal :
missal:
2. Dhomir munfasil
Definisi dhomir munfasil adalah : dhomir yang dijadikan
permulaan dan terletak setelah lafadz illa.
11
Dlam referensi lain : dhomir yang sah
dijadikan permulaaan seperti sahnya terletak setelah lafadz illa pada setiap keadaan.Contoh :
lafadz adalah slah satu dhomir munfasil, dan dia berkedudukan diawal
kalimat yaitu sebagai mubtada darai khobar lafadz .
Dhomir munfassil ada dua puluh empat dhomir, dua belas mahal rafa(
) dan dua belas mahal nashab(
).
Kedudukan ( mahal ) dhomir munfasil didalam Irob Dhomir munfasil memiliki dua kedudukan didalam Irob : a. Mahal rafa Keadaan dhomir munfasil mahal rofa didalam Irob dikarenakan menempati jabatan sebagai mubtada, fail, khobar, atau naibul fail.Contoh :
Dhomir munfasil sebagai mubtada : lafadz pada kalimat tersebut
adalah mabni sukun mahal rofa karena menjadi mubtada. b. Mahal nashob Keadaan dhomir munfasil mahal nashob didalam Irob dikarenakan menempati jabatan sebagai mafulbih. Contoh :
dhomir munfasil
mabni atas fatah dalam mahal nashob
menjadi maful biih. Dhomir munfasil tidak memiliki mahal jaar, alasannya : sebab amil jaar itu pasti muttasil.
C. HUKUM HUKUM DHOMIR 1. Taukid dhomir
a. Jika ingin mentaukid dhomir munfasil , maka diulang lafadnya.
Contoh : b. Dhomir muttasil mustatir taukidnya dengan dhomir rafa munfasil.
Contoh :
taukidnya
c. jika ingin mentaukidi dhomir muttasil mustatir dengan kalimat dan ,
maka wajib didahului oleh taukid dhomir munfasil rafa nya.
Contoh :
2. Athof dhomir a. Diathofkan dhomir munfasil terhadap dhomir munfasil.
Contoh :
b. Diathofkan isim dohir terhadap dhomir munfasil.
Contoh :
12
c. Ketika mengathofkan isim dohir kepada dhomir rafa muttasil atau dhomir mustatir, wajib memisah antara keduanya dengan dhomir munfasil atau pemisah lainnya.
Contoh :
d. Jika mengathofkan isim dohir kepada dhomir nashob muttasil maka boleh mengathofkan tanpa ada pemisah.
Contoh :
e. Jika mengathofkan isim dohir kepada dhomir jaar muttasil, maka bagus mengulangi huruf jaar atau isim beserta mathuf.
Contoh : D. CONTOH DAN IROB DHOMIR 1. Muttasil baarij
(
) 2. muttasil mustatir
( ,
.
.)
.
IV. AL-ISMUL MABNI ISMUL ISYAROH
A. PENGERTIAN ISIM ISYARAH
Isim isyarah adalah isim yang menunjukkan kepada yang ditentukan dangan perantara isyarat yang tersebunyi dengan tangan yang semacam-nya.
B. MACAM-MACAM ISIM ISYARAH
1. Isim-isim isyarah yang sifatnya dekat ( ) yaitu :
(, , , , , )
2. Isim-isim isyarah yang bersifat jauh :( ) yaitu:
( , , ,, , )
13
C. HUKUM ATAU KETENTUAN DALAM ISIM ISYARAH.
1. Isim-isim isyarah semuanya mabni kecuali " " karena keduanya murob
Irabnya mutsana. 2. Pada hukum asalnya isim-isim isyarah tidak ada perubahan,tapi di Irobkan
dengan mabni dalam keadaan atau atau sesuai kedudukannya di
dalam kalimat.
: Ini adalah guru(perempuan) bahasa arab"
:
: Adalah isim isyarah mabni diatas kasrah dalam keadaan rofa mubtada.
:
: adalah khabar mubtada marfu dengan dhammah.
:
: adalah mudhof ilaih majrur dengan kasrah.
:
: adalah sifat untuk mudhof ilaih majrur dengan kasrah.
3. Apabila terletak setelah isim isyah sebuah isim yang disandingi dengan (), maka
isim yang disandingi danga () tersebut, diberi tanda harokat karena
kedudukannya sebagai badal bagi isim isyarahnya. Dengan demikian hukumnya telah terambil bagi kalimat tersebut.
() isim isyarah yang dibangun diatas harokat sukun menempati tempat rofa
sebagai mubtada. ( ) sebagai badal bagi isim isyarah yang memiliki jabatan
marfu dengan tanda harokah dhomah. () sebagai khobar mubtada yang
memiliki jabatan marfu dengan tanda harokah dlomah. 4. Di isyaratkan kepada jamak yang tidak berakal dengan isim isyaroh kepada
mofrod muanas seperti () atau () . dan sediksekali yang mengisyatkan
dengan menggunakan kalaimat () atau dengan kalimat ().
:
Contoh : ini adalah bangunan-bangunan yang tinggi dan itu adalah lapangan-lapangan yang luas.
5. Apabila isim isyarah bersambung dengan huruf ( ) yang menunjukan bentuk
orang kedua dan disebutkan bentuk isim orang keduanya, maka () adalah
disesuaikan dengan bentuk orang kedua,baik bentuk mufrod bentuk, mutsana, dan bentuk jama.
14
: - Buku itu bermanfaat wahai Muhammad.
- Kedua buku itu bermanfaat wahai kedua temanku.
- Buku-buku itu bermanfaat wahai sudara-saudarku.
6. Apabila isim isyarah bersambung dengan huruf ( ) yang menunjukan bentuk
orang kedua dan disebutkan bentuk isim orang keduanya, maka () adalah
disesuaikan dengan bentuk orang kedua,baik bentuk mufrod bentuk, mutsana, dan bentuk jama.
: - Buku itu bermanfaat wahai Muhammad.
- Kedua buku itu bermanfaat wahai kedua temanku.
- Buku-buku itu bermanfaat wahai sudara-saudarku.
V. AL-ISMUL MABNI AL ISMUL MAUSHUL
A. Pengertian Isim Mausul Isim Mausul adalah kata penghubung. Yaitu penghubung antara isim yang
sebelumnya dan sesudahnya. B. Macam-Macam Maushul
1. mashdariyah yang dapat disambungkan kepada fiil yang munsharif. Yang
memasuki fiil madhi contohnya adalah:
aku merasa kagum kepada zaid yang telah berdiri.
2. yang disambungkan kepada isim dan khabarnya.
contohnya: aku merasa heran bahwa zaid berdiri
3. yang disambungkan hanya dengan fiil.
Contohnya: aku datang supaya kamu menghormati zaid.
4. mashdariyah zharfiyah dan yang bukan zharfiyah.
Contohnya: yang mashdariyah zharfiyah ialah seperti lafadz
aku tidak akan menemuimu selagi kamu berangkat.
5. yang dapat dihubungkan dengan fiil madhi.
Contohnya seperti: aku senang seandainya zaid telah berdiri.
C. Isim Maushul terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1. Isim Maushul Khoshoh adalah isim yang mufrad, mutsanna, jama, mudzakkar,
dan muannats tergantung permintaan kalam.
15
2. Maushulmustarik (ikutserta) adalah yang menjadikan dengan salah satu lafadz untuk menyeluruh, maka diikutsertakan dalam halmufrad, mutsannajama danmuannas.
Shilah maushul memenjadi beberapa bagian:
1. Kalimat yang diawali fiil( )
2. Kalimat yang diawali isim ( )
3. dzarof ( )
4. Jar dan Majrur (
VI. AL-MABNI MINAL AF'AL
A. Pengertian Al-Mabni min Al-Afal
Fiil adalah kata yang menunjukan arti pekerjaan, atau peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, baik dimasa lampau, sekarang, atau yang akan dating.
Mabni secara bahasa adalah keadaan yang tetap, jadi mabni adalah kata yang tidak mengalami perubahan keadaan huruf terakhirnya walaupun kata yang bersangkutan terangkai dalam pola-pola kalimat.
Jadi al-mabni min al-afal adalah fiil-fiil (kata kerja) yang memiliki kedudukan irabnya mabni yang tidak mengalami perubahan keadaan huruf terakhirnya walaupun
kata yang bersangkutan terangkai dalam pola-pola kalimat. Contohnya adalah fiil
merupakan fiil madhi, yang tidak dapat berubah harokat akhirnya walaupun pada kondisi apapun. B. Kata kerja yang mabni
Ada tiga jenis kata kerja yang tergolong mabni, atau kata yang tidak mengalami perubahan keadaan huruf terakhirnya saat dirangkai menjadi pola kalimat. Ketiga jenis kata kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. fiil madhi 2. fiil amar 3. Fiil mudhari yang bersambung dengan nun niswah dan nun taukid 1. Fiil madhi
Semua bentuk fiil madhi hukum irabnya adalah mabni, dan fiil madhi itu mabni dengan beberapa alamat berikut ini:
a. yaitu huruf-huruf pada akhir isim tersebut berharokat sukun )
) dan
keadaan tersebut terjadi apabila bersambung dengan beberapa sebab berikut ini:
1) ta fail:
2) naa fail. Contoh :
3) nun an niswah. Contoh :
16
b. yaitu pada huruf terakhir pada fiil madhi berharakat dhomah )
(
apabila bersambung dengan:
4) wau jamaah. Contoh :
c. yaitu huruf terakhir pada fiil mudhari berharakat fathah (
) ketika
bersambung dengan:
5) Contoh :
6) Contoh : 7) Dhamir-dhamir mutasilah yang nasab. Contoh :
2. Fiil Amr Semua bentuk fiil Amr mabni dengan beberapa alamat berikut ini:
a. apabila pada akhir hurufnya terbebas dari huruf ilat dan belum
bersambung dengan kata apapun, atau jika fiilnya bersambung dengan nun
niswah. Contoh :
b. apabila bersambung dengan nun taukid. Contoh :
3. Fiil mudhari Pada asalnya semua bentuk fiil mudhari hukum irabnya adalah murab dan tidak
mabni terkecuali apabila bersambung dengan nun niswah atau nun taukid secara
langsung. Contoh : -
Recommended