View
63
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
File Kuliah Semester IV
Citation preview
BAHAN AJAR
PROSES BERPIKIR K U L I A H P S I K O L O G I U M U M & P E R K E M B A N G A N
P E R T E M U A N 6 , S A B T U - 2 5 A P R I L 2 0 1 5
DOSEN: MUHAMAD PRIYATNA
NIK. 207 006 015
NIDN. 21 160278 01
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR
2015 1
AL-QURAN SURAT AL-ANKABUT AYAT 20:
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana
Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah
menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
2
PROSES BERPIKIR
Keistimewaan manusia yang membedakannya dari binatang adalah akal yang
dianugerahkan Allah. Sehingga, ia mampu berpikir dan memungkinkan pula baginya
untuk mengamati, menganalisisi banyak hal dan kejadian, kemudian menyimpulkan
keseluruhan permasalahan.
Kemampuan manusia untuk berpikir inilah yang menjadikannya sebagai
makhluk-Nya yang diberi amanat untuk dapat beribadah kepada-Nya serta diberi
tanggung jawab dalam segala pilihan dan keinginannya. Akal pula yang menjadikan
manusia terpilih untuk menjadi khalifah di muka bumi ini dan berkewajiban untuk
membangunnya dengan sebaik-baiknya.
Semua informasi dan ilmu yang didapatkan manusia sejak kecilnya, dijadikan
landasan dasar dalam proses berpikirnya di kemudian harinya. Informasi inilah yang
mengembalikan semua ingatannya hingga ia kemudian dapat menimbang dan
membandingkan satu dengan yang lainnya. Lalu mengorganisasi dan menyatukannya
dengan metode terbaru yang kemudian digunakannya dalam mencapai ilmu dan
informasi yang lebih aktual.
3
PROSES BERPIKIR
Islam telah menaruh perhatian besar akan perkembangan proses berpikir
manusia dengan menyerukannya untuk mengamati semua yang ada di langit dan di
bumi, mengamati diri sendiri, mengamati semua makhluk-Nya, sebagaimana Allah
berfirman dalam QS. Fushshilat ayat 53:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran
itu adalah benar.
4
PROSES BERPIKIR
Allah selalu memuji hamba-Nya yang selalu mengamati dan merenungi semua
makhluk-Nya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Ali Imron ayat 190-191:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
5
PROSES BERPIKIR Allah selalu memerintahkan manusia untuk berpikir akan diri mereka sendiri,
sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Ankabut ayat 20:
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali
lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
QS. Yunus ayat 101: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di
bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
QS. Ath Thaariq ayat 5 7: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari
Apakah Dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari
antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
6
PROSES BERPIKIR
Allah memerintahkan manusia untuk memperhatikan alam semesta dan juga
mengamati fenomena alam yang beraneka ragam dengan merenungkan penciptaan
dan proses keteraturan yang ada di dalamnya, sebagaimana Allah berfirman dalam
QS. Al-Araf ayat 185: Dan Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan
bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya
kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman
sesudah Al Quran itu?
QS. Al-Ghasyiyah ayat 17-21: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta
bagaimana Dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-
gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka
berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan.
QS. Al-Baqoroh ayat 164: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.
7
PROSES BERPIKIR
Dalam ayat-ayat di atas dan juga sejenisnya, tampak jelas adanya seruan bagi
manusia untuk dapat memperhatikan, mengamati, merenungkan dan juga meneliti
secara ilmiah. Tampak pula seruan bagi manusia untuk mempelajari berbagai
macam bidang ilmu pengetahuan, seperti halnya biologi, fisika, matematika, ilmu
jiwa, dan banyak lainnya. Dalam Al-Quran banyak didapati ayat yang secara eksplisit
adalah perintah agar manusia mampu memperhatikan dan mempelajari semua yang
ada dalam kehidupannya, sebagaimana firmannya:
QS. Yunus ayat 16 : Maka apakah kamu tidak memikirkannya?
QS. Al-Anam ayat 151 : ...Supaya kamu memahaminya.
QS. Al-Baqoroh ayat 164 : ...Bagi kaum yang memikirkan.
QS. Al-Anam ayat 50 : ...Maka apakah kamu tidak memikirkannya?
QS. Al-Baqoroh ayat 219 : ...Supaya kamu berpikir.
QS. Al-Araf ayat 176 : ...Agar mereka berpikir.
QS. Yunus ayat 24 : ...Kepada orang-orang yang berpikir.
8
PROSES BERPIKIR
Kata dasar akal dan cabangnya telah diulang dalam Al-Quran sebanyak 49 kali,
sebagaimana kata pikir dan cabangnya telah diulang di dalam Al-Quran sebanyak 18
kali.
Allah menjelaskan pentingnya proses berpikir dalam kehidupan manusia. Juga
menjelaskan bagaimana Dia mengangkat derajat dan nilai orang-orang yang
mempergunakan akal dan pikirannya, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Az Zumar
ayat 9:
(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
9
PROSES BERPIKIR
Allah menjelaskan mengenai orang-orang yang tidak mempergunakan akal dan
pikirannya. Sesungguhnya mereka berada di derajat terendah melebihi rendahnya
derajat binatang, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Anfal ayat 22:
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah;
orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.
QS. Al-Furqon ayat 44: Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
10
PROSES BERPIKIR DALAM MEMECAHKAN MASALAH
Manusia banyak menghadapi permasalahan dalam hidupnya, yang semuanya ini
membutuhkan solusi dan pemecahannya. Di saat manusia mencari solusi ataupun
pemecahan atas permasalahan yang sedang dihadapinya, maka hendaknya ia mengikuti
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Meyakini adanya permasalahan yang sedang dihadapi. Apakah permasalahan ini
mempunyai kepentingan dalam hidupnya? Apakah permasalahan ini membutuhkan
motivasi tertentu yang mengantarkan pada pemecahannya?
2. Mengumpulkan banyak informasi sekitar permasalahan yang sedang dihadapi hingga
permasalahan tersebut tampak jelas serta dapat ditentukan nilai dan batasannya secara
mendetail hingga mempermudah dalam pencarian solusinya.
3. Meletakkan opsi-opsi yang sekiranya bisa menjadi solusi atau pemecahan permasalahan.
4. Rekonstruksi opsi pemecahan permasalahan. Di saat seseorang berpikir untuk
merumuskan suatu pemecahan permasalahan, maka hendaknya ia menganalisis terlebih
dahulu o[si-opsi ini dan membahasnya sesuai dengan informasi yang didapatkannya
disertai dengan bukti-bukti yang dapat menunjang terlaksananya opsi ini hingga menjadi
kokoh dan bisa diaplikasikan.
5. Pemeriksaan lebih lanjut mengenai opsi ini, dengan mengindahkan opsi-opsi yang
dianggap tidak layak hingga dapat dipilih opsi terbaik dalam memecahkan permasalahan
yang ada. Setelahnya barulah dikumpulkan banyak informasi yang lebih banyak dan lebih
membantu dalam merekonstruksi kembali opsi ini agar lebih aplikatif dalam berbagai
kondisi.
11
KESALAHAN DALAM BERPIKIR
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai
berikut:
1. Taklid atau sekedar ikut-ikutan, kesulitan terbesar yang dihadapi para rasul dalam
menyebarkan dakwah dan ketauhidan bagi kaumnya adalah kesombongan kaumnya
dalam mempertahankan penyembahan berhala ataupun sejenisnya yang pernah
disembah para pendahulu mereka, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Luqman ayat 21:
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka
menjawab: "(Tidak), tapi Kami (hanya) mengikuti apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami
mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun
syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?
Allah pun menyeru manusia dengan perantara rasul-rasul-Nya agar manusia mau
membebaskan akal mereka dari sikap taklid tersebut. Sesungguhnya taklid inilah yang
menjadikan pikiran manusia menjadi statis dan menyebabkan mereka tidak mudah untuk
menerima agama tauhid, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Yunus ayat 78: Mereka
berkata: "Apakah kamu datang kepada Kami untuk memalingkan Kami dari apa yang Kami
dapati nenek moyang Kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai
kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua".
QS. Al-Maidah ayat 104: Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang
diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk Kami apa yang
Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". Dan Apakah mereka itu akan mengikuti
nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan
tidak (pula) mendapat petunjuk?
12
KESALAHAN DALAM BERPIKIR
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai
berikut:
2. Keraguan dan Khurafat, Islam menyeru manusia untuk melepaskan diri dari segala
keraguan yang dapat mengacaukan proses berpikir serta dapat membelenggu manusia
untuk dapat mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, sebagaimana firman-Nya dalam QS.
Al-Maidah ayat 103: Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah[1],
saaibah[2], washiilah[3] dan haam[4]. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat
kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
[1] Bahiirah: ialah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu
unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh
diambil air susunya. [2] Saaibah: ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja
lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau
perjalanan yang berat, Maka ia biasa bernazar akan menjadikan untanya saaibah bila
maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat. [3] Washiilah: seekor domba betina
melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, Maka yang jantan ini disebut
washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala. [4] Haam: unta jantan yang
tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh
kali. perlakuan terhadap bahiirah, saaibah, washiilah dan haam ini adalah kepercayaan Arab
jahiliyah.
Rasulullah sangat memerangi semua hal yang bisa menimbulkan keraguan dan khurafat
dengan sangat gigih, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan meramal, paranormal,
sihir, mantera, pengaruh bintang atas keberuntungan ataupun sejenisnya.
13
KESALAHAN DALAM BERPIKIR
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai
berikut:
3. Feodalitas pemikiran hingga mengakibatkan pemikiran menjadi statis dan tidak mampu
menerima pendapat atau semua pemikiran yang baru. Apabila seseorang sudah sampai
pada tahapan ini, maka sesungguhnya ia telah kehilangan pemikirannya yang sangat
berharga dalam hidupnya. Pada saat itulah ia tidak lagi bisa membedakan antara yang
baik dan buruk ataupun yang haq dan batil. Ia pun sudah tidak akan lagi mampu untuk
mengungkapkan suatu kebenaran. Juga tidak mampu menerima suatu ilmu baru hingga
ia tidak akan mampu mencapai derajat tertinggi ataupun derajat sempurna. Al-Quran pun
menggambarkan keadaan seperti ini bagaikan seseorang yang telah mengunci hatinya
ataupun ditutup hatinya, sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-Nahl ayat 108: mereka
Itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah,
dan mereka Itulah orang-orang yang lalai.
QS. Al-Baqoroh ayat 7: Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, Dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang Amat berat.
QS. Ar-Rum ayat 59: Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau)
memahami.
QS. Al-Isro ayat 46: Dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga
mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. dan apabila kamu menyebut Tuhanmu
saja dalam Al Quran, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya,
QS. Muhamad ayat 24: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati
mereka terkunci?
14
KESALAHAN DALAM BERPIKIR
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai
berikut:
4. Ketidakmampuan mengumpulkan informasi yang menunjang. Banyak dari manusia,
khususnya yang belum pernah melatih dirinya untuk berpikir secara ilmiah, cenderung
memutuskan atau menyimpulkan suatu permasalahan hanya dari sebagian kecil
informasi ataupun bukti. Allah telah mengingatkan manusia akan hal ini, yang umumnya
sering berulang kali terjadi, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Isro ayat 36: Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.
QS. Yunus ayat 36: Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
QS. Al-Hajj ayat 8: Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu
pengetahuan dan mengikuti Setiap syaitan yang jahat.
Apabila manusia belum memiliki banyak informasi yang cukup dan bukti-bukti yang
menunjangnya, maka ia sesungguhnya hanya bersandarkan pada suatu kemungkinan
ataupun dugaan yang mengantarkannya untuk menghasilkan suatu keputusan dan hasil
akhir yang salah. Hal semacam ini tentunya bukan cara yang dianjurkan untuk dapat
mengungkapkan suatu kebenaran.
15
KESALAHAN DALAM BERPIKIR
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai
berikut:
5. Kecenderungan Emosi, kecenderungan manusia yang didominasi oleh motivasi, emosi,
dan perasaannya cukup berpengaruh dalam pola berpikirnya. Umumnya manusia terbiasa
mengikuti hawa nafsu dan perasaan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan
pemikiran. Pada saat itulah pikiran manusia tersesat dan tidak bisa membedakan antara
suatu yang benar dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk, sebagaimana firman-
Nya dalam QS. Al-Qoshosh ayat 50: Maka jika mereka tidak Menjawab (tantanganmu)
ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka).
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak
mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim.
QS. Al-Jatsiyah ayat 23: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Dengan mengikuti hawa nafsu ataupun kecenderungan jiwa, maka secara langsung akan
menyebabkan manusia tampak goyah dalam mengeluarkan pendapat dan keputusannya
mengenai suatu masalah. Maka hendaklah seorang pemikir ataupun pembuat keputusan
selalu mengarahkan pikirannya pada suatu kebenaran dan membebaskan dirinya dari
belenggu perasaan dan emosi yang akan mengacaukan pikirannya.
16
BERPIKIR DINAMIS
Awalnya orang beranggapan bahwa berpikir itu ditentukan oleh anggapan,
karena menurut mereka proses berpikir semata-mata merupakan pertautan
tanggapan-tanggapan secara mekanis, sehingga orang yang berfikir itu sifatnya pasif.
Namun pada era psikologi sekarang, orang yang berpikir sebenarnya tidak diam
(pasif) tetapi jiwanya juga aktif berusaha untuk memecahkan suatu permasalahan.
Oleh karena itu, pada era ini orang yang berfikir lebih tepat dikatakan dinamis.
17
TUJUAN BERPIKIR
Menurut M Alisuf Sabri dalam bukunya "Pengantar Psikolgi Umum dan
Perkembangan", orang berpikir untuk:
1. Melakukan kegiatan ke arah penyelesaian suatu problem/ persoalan
2. Melakukan pemecahan persoalan dengan menggunaan pengalaman-
pengalaman yang pernah ada pada diri kita
3. Berfikir merupakan suatu akta psikis yang dinamis, dimana individu yang
merupakan penggerak prosesnya
4. Berfikir merupakan suatu kegiatan psikis yang bersifat perlambangan
18
Namun selain itu, berpikir juga merupakan:
1. Pembentukan konsep
2. Orang berfikir karena adanya rasa ingin tahu
3. Adanya proses kognitif dalam berpikir
4. Untuk menemukan sesuatu yang baru
5. Membuat hubungan yang satu dengan yang lainnya
19
BERPIKIR ASOSIASI
Secara umum, berpikir dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk
menghubung-hubungkan (asosiasi) sesuatu dengan sesuatu yang lainnya untuk
memecahkan suatu persoalan atau permasalahan.
Menghubung-hubungkan disini merupakan menghubungkan sesuai dengan
yang kita inginkan dan faktor psikologisnya dimana hubungannya diputuskan pada
saat berpikir.
Hasil dari menghubung-hubungkan antara lain:
1. Memecahkan masalah
2. Gagasan-gagasan
3. Idea-idea
20
MACAM-MACAM BERPIKIR
Macam-macam berpikir:
A. Directed thinking
1. Lebih nyata
2. Realistis
3. Empiris
4. Berfikir terarah dan memiliki tujuan
B. Non directed thinking
Berpikir autistic, dimana pemikirannya sangat pribadi dan tanda-tanda yang
digunakan mempunyai arti, Contoh, Mimpi dan fantasi
21
CARA MENARIK KESIMPULAN BERPIKIR
Cara penarikan kesimpulan dalam berpikir:
A. Deduktif
Umum- Khusus
Silogisme
Memerlukan kriteria-kriteria pengukuran yang butuh observasi ditail untuk berpikir secara kualitatif
B. Induktif
Dari suatu peristiwa ke hal yang umum (Khusus- Umum)
C. Evaluatif
Tepat atau tidaknya suatu gagasan
Berpikir kritis
Menilai baik-buruknya
D. Analogis
Berpikir kira-kira sama atau tidaknya hal yang satu dengan yang lainnya (membandingkan)
22
LANGKAH-LANGKAH BERPIKIR
Langkah-langkah dalam berpikir yaitu:
1. Kesadaran akan adanya problem
2. Pengumpulan data mengenai problem yang sedang dihadapi
3. Penyusunan hipotesis
4. Pengujian kebenaran hipotesis
23
SEBAB SALAH BERPIKIR
Dalam berpikir, tidak jarang kita mengalami kesalahan dalam penarikan sebuah
kesimpulan akan sesuatu yang mana hal ini disebabkan antara lain oleh:
A. Kesalah formal (batas-batas).
Kesalahan ini dalam bentuk, urutan, dan kontruksi
Orang yang mengalami gangguan mental adalah orang yang mengalami akumulasi dari luka lama yang kemudian dipicu oleh luka baru. Dimana ada
kalanya kita keluar dari batas-batas untuk menemukan sesuatu yang baru
B. Kesalahan material (isi)
Terjadi karena kita tidak mengenali masalah
Tidak dapat memecahkan masalah akibat ketidak tepatan dalam memecahkan masalah
24
HAL YANG MEMPENGARUHI BERPIKIR
Dalam berpikir, sering juga kita dipengaruhi oleh sesuatu. Adapun hal-hal yang
mempengaruhi berpikir antara lain:
A. Motivasi
Apabila motivasi rendah maka kita akan menjadi malas
Apabila motivasi kita sedang tinggi maka akan membatasi pleksibilitas
B. Kepercayaan atau sikap yang salah (hal-hal yang formal)
C. Kebiasaan
D. Emosi
25
Recommended