25
BAHAN AJAR PROSES BERPIKIR KULIAH PSIKOLOGI UMUM & PERKEMBANGAN PERTEMUAN 6, SABTU - 25 APRIL 2015 DOSEN: MUHAMAD PRIYATNA NIK. 207 006 015 NIDN. 21 160278 01 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR 2015 1

Proses Berpikir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

File Kuliah Semester IV

Citation preview

  • BAHAN AJAR

    PROSES BERPIKIR K U L I A H P S I K O L O G I U M U M & P E R K E M B A N G A N

    P E R T E M U A N 6 , S A B T U - 2 5 A P R I L 2 0 1 5

    DOSEN: MUHAMAD PRIYATNA

    NIK. 207 006 015

    NIDN. 21 160278 01

    JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH BOGOR

    2015 1

  • AL-QURAN SURAT AL-ANKABUT AYAT 20:

    Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana

    Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah

    menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

    sesuatu.

    2

  • PROSES BERPIKIR

    Keistimewaan manusia yang membedakannya dari binatang adalah akal yang

    dianugerahkan Allah. Sehingga, ia mampu berpikir dan memungkinkan pula baginya

    untuk mengamati, menganalisisi banyak hal dan kejadian, kemudian menyimpulkan

    keseluruhan permasalahan.

    Kemampuan manusia untuk berpikir inilah yang menjadikannya sebagai

    makhluk-Nya yang diberi amanat untuk dapat beribadah kepada-Nya serta diberi

    tanggung jawab dalam segala pilihan dan keinginannya. Akal pula yang menjadikan

    manusia terpilih untuk menjadi khalifah di muka bumi ini dan berkewajiban untuk

    membangunnya dengan sebaik-baiknya.

    Semua informasi dan ilmu yang didapatkan manusia sejak kecilnya, dijadikan

    landasan dasar dalam proses berpikirnya di kemudian harinya. Informasi inilah yang

    mengembalikan semua ingatannya hingga ia kemudian dapat menimbang dan

    membandingkan satu dengan yang lainnya. Lalu mengorganisasi dan menyatukannya

    dengan metode terbaru yang kemudian digunakannya dalam mencapai ilmu dan

    informasi yang lebih aktual.

    3

  • PROSES BERPIKIR

    Islam telah menaruh perhatian besar akan perkembangan proses berpikir

    manusia dengan menyerukannya untuk mengamati semua yang ada di langit dan di

    bumi, mengamati diri sendiri, mengamati semua makhluk-Nya, sebagaimana Allah

    berfirman dalam QS. Fushshilat ayat 53:

    Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala

    wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran

    itu adalah benar.

    4

  • PROSES BERPIKIR

    Allah selalu memuji hamba-Nya yang selalu mengamati dan merenungi semua

    makhluk-Nya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Ali Imron ayat 190-191:

    Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan

    siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

    (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

    keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

    (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,

    Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

    5

  • PROSES BERPIKIR Allah selalu memerintahkan manusia untuk berpikir akan diri mereka sendiri,

    sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Ankabut ayat 20:

    Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah

    menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali

    lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

    QS. Yunus ayat 101: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di

    bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi

    peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".

    QS. Ath Thaariq ayat 5 7: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari

    Apakah Dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari

    antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

    6

  • PROSES BERPIKIR

    Allah memerintahkan manusia untuk memperhatikan alam semesta dan juga

    mengamati fenomena alam yang beraneka ragam dengan merenungkan penciptaan

    dan proses keteraturan yang ada di dalamnya, sebagaimana Allah berfirman dalam

    QS. Al-Araf ayat 185: Dan Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan

    bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya

    kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman

    sesudah Al Quran itu?

    QS. Al-Ghasyiyah ayat 17-21: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta

    bagaimana Dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-

    gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka

    berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi

    peringatan.

    QS. Al-Baqoroh ayat 164: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih

    bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

    berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu

    dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di

    bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan

    antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran

    Allah) bagi kaum yang memikirkan.

    7

  • PROSES BERPIKIR

    Dalam ayat-ayat di atas dan juga sejenisnya, tampak jelas adanya seruan bagi

    manusia untuk dapat memperhatikan, mengamati, merenungkan dan juga meneliti

    secara ilmiah. Tampak pula seruan bagi manusia untuk mempelajari berbagai

    macam bidang ilmu pengetahuan, seperti halnya biologi, fisika, matematika, ilmu

    jiwa, dan banyak lainnya. Dalam Al-Quran banyak didapati ayat yang secara eksplisit

    adalah perintah agar manusia mampu memperhatikan dan mempelajari semua yang

    ada dalam kehidupannya, sebagaimana firmannya:

    QS. Yunus ayat 16 : Maka apakah kamu tidak memikirkannya?

    QS. Al-Anam ayat 151 : ...Supaya kamu memahaminya.

    QS. Al-Baqoroh ayat 164 : ...Bagi kaum yang memikirkan.

    QS. Al-Anam ayat 50 : ...Maka apakah kamu tidak memikirkannya?

    QS. Al-Baqoroh ayat 219 : ...Supaya kamu berpikir.

    QS. Al-Araf ayat 176 : ...Agar mereka berpikir.

    QS. Yunus ayat 24 : ...Kepada orang-orang yang berpikir.

    8

  • PROSES BERPIKIR

    Kata dasar akal dan cabangnya telah diulang dalam Al-Quran sebanyak 49 kali,

    sebagaimana kata pikir dan cabangnya telah diulang di dalam Al-Quran sebanyak 18

    kali.

    Allah menjelaskan pentingnya proses berpikir dalam kehidupan manusia. Juga

    menjelaskan bagaimana Dia mengangkat derajat dan nilai orang-orang yang

    mempergunakan akal dan pikirannya, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Az Zumar

    ayat 9:

    (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang

    beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada

    (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama

    orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

    Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

    9

  • PROSES BERPIKIR

    Allah menjelaskan mengenai orang-orang yang tidak mempergunakan akal dan

    pikirannya. Sesungguhnya mereka berada di derajat terendah melebihi rendahnya

    derajat binatang, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Anfal ayat 22:

    Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah;

    orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.

    QS. Al-Furqon ayat 44: Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu

    mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak,

    bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

    10

  • PROSES BERPIKIR DALAM MEMECAHKAN MASALAH

    Manusia banyak menghadapi permasalahan dalam hidupnya, yang semuanya ini

    membutuhkan solusi dan pemecahannya. Di saat manusia mencari solusi ataupun

    pemecahan atas permasalahan yang sedang dihadapinya, maka hendaknya ia mengikuti

    tahapan-tahapan sebagai berikut:

    1. Meyakini adanya permasalahan yang sedang dihadapi. Apakah permasalahan ini

    mempunyai kepentingan dalam hidupnya? Apakah permasalahan ini membutuhkan

    motivasi tertentu yang mengantarkan pada pemecahannya?

    2. Mengumpulkan banyak informasi sekitar permasalahan yang sedang dihadapi hingga

    permasalahan tersebut tampak jelas serta dapat ditentukan nilai dan batasannya secara

    mendetail hingga mempermudah dalam pencarian solusinya.

    3. Meletakkan opsi-opsi yang sekiranya bisa menjadi solusi atau pemecahan permasalahan.

    4. Rekonstruksi opsi pemecahan permasalahan. Di saat seseorang berpikir untuk

    merumuskan suatu pemecahan permasalahan, maka hendaknya ia menganalisis terlebih

    dahulu o[si-opsi ini dan membahasnya sesuai dengan informasi yang didapatkannya

    disertai dengan bukti-bukti yang dapat menunjang terlaksananya opsi ini hingga menjadi

    kokoh dan bisa diaplikasikan.

    5. Pemeriksaan lebih lanjut mengenai opsi ini, dengan mengindahkan opsi-opsi yang

    dianggap tidak layak hingga dapat dipilih opsi terbaik dalam memecahkan permasalahan

    yang ada. Setelahnya barulah dikumpulkan banyak informasi yang lebih banyak dan lebih

    membantu dalam merekonstruksi kembali opsi ini agar lebih aplikatif dalam berbagai

    kondisi.

    11

  • KESALAHAN DALAM BERPIKIR

    Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai

    berikut:

    1. Taklid atau sekedar ikut-ikutan, kesulitan terbesar yang dihadapi para rasul dalam

    menyebarkan dakwah dan ketauhidan bagi kaumnya adalah kesombongan kaumnya

    dalam mempertahankan penyembahan berhala ataupun sejenisnya yang pernah

    disembah para pendahulu mereka, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Luqman ayat 21:

    Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka

    menjawab: "(Tidak), tapi Kami (hanya) mengikuti apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami

    mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun

    syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?

    Allah pun menyeru manusia dengan perantara rasul-rasul-Nya agar manusia mau

    membebaskan akal mereka dari sikap taklid tersebut. Sesungguhnya taklid inilah yang

    menjadikan pikiran manusia menjadi statis dan menyebabkan mereka tidak mudah untuk

    menerima agama tauhid, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Yunus ayat 78: Mereka

    berkata: "Apakah kamu datang kepada Kami untuk memalingkan Kami dari apa yang Kami

    dapati nenek moyang Kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai

    kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua".

    QS. Al-Maidah ayat 104: Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang

    diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk Kami apa yang

    Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". Dan Apakah mereka itu akan mengikuti

    nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan

    tidak (pula) mendapat petunjuk?

    12

  • KESALAHAN DALAM BERPIKIR

    Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai

    berikut:

    2. Keraguan dan Khurafat, Islam menyeru manusia untuk melepaskan diri dari segala

    keraguan yang dapat mengacaukan proses berpikir serta dapat membelenggu manusia

    untuk dapat mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, sebagaimana firman-Nya dalam QS.

    Al-Maidah ayat 103: Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah[1],

    saaibah[2], washiilah[3] dan haam[4]. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat

    kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti.

    [1] Bahiirah: ialah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu

    unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh

    diambil air susunya. [2] Saaibah: ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja

    lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau

    perjalanan yang berat, Maka ia biasa bernazar akan menjadikan untanya saaibah bila

    maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat. [3] Washiilah: seekor domba betina

    melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, Maka yang jantan ini disebut

    washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala. [4] Haam: unta jantan yang

    tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh

    kali. perlakuan terhadap bahiirah, saaibah, washiilah dan haam ini adalah kepercayaan Arab

    jahiliyah.

    Rasulullah sangat memerangi semua hal yang bisa menimbulkan keraguan dan khurafat

    dengan sangat gigih, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan meramal, paranormal,

    sihir, mantera, pengaruh bintang atas keberuntungan ataupun sejenisnya.

    13

  • KESALAHAN DALAM BERPIKIR

    Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai

    berikut:

    3. Feodalitas pemikiran hingga mengakibatkan pemikiran menjadi statis dan tidak mampu

    menerima pendapat atau semua pemikiran yang baru. Apabila seseorang sudah sampai

    pada tahapan ini, maka sesungguhnya ia telah kehilangan pemikirannya yang sangat

    berharga dalam hidupnya. Pada saat itulah ia tidak lagi bisa membedakan antara yang

    baik dan buruk ataupun yang haq dan batil. Ia pun sudah tidak akan lagi mampu untuk

    mengungkapkan suatu kebenaran. Juga tidak mampu menerima suatu ilmu baru hingga

    ia tidak akan mampu mencapai derajat tertinggi ataupun derajat sempurna. Al-Quran pun

    menggambarkan keadaan seperti ini bagaikan seseorang yang telah mengunci hatinya

    ataupun ditutup hatinya, sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-Nahl ayat 108: mereka

    Itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah,

    dan mereka Itulah orang-orang yang lalai.

    QS. Al-Baqoroh ayat 7: Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, Dan

    penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang Amat berat.

    QS. Ar-Rum ayat 59: Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau)

    memahami.

    QS. Al-Isro ayat 46: Dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga

    mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. dan apabila kamu menyebut Tuhanmu

    saja dalam Al Quran, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya,

    QS. Muhamad ayat 24: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati

    mereka terkunci?

    14

  • KESALAHAN DALAM BERPIKIR

    Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai

    berikut:

    4. Ketidakmampuan mengumpulkan informasi yang menunjang. Banyak dari manusia,

    khususnya yang belum pernah melatih dirinya untuk berpikir secara ilmiah, cenderung

    memutuskan atau menyimpulkan suatu permasalahan hanya dari sebagian kecil

    informasi ataupun bukti. Allah telah mengingatkan manusia akan hal ini, yang umumnya

    sering berulang kali terjadi, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Isro ayat 36: Dan

    janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

    Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta

    pertanggungan jawabnya.

    QS. Yunus ayat 36: Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.

    Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.

    Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.

    QS. Al-Hajj ayat 8: Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu

    pengetahuan dan mengikuti Setiap syaitan yang jahat.

    Apabila manusia belum memiliki banyak informasi yang cukup dan bukti-bukti yang

    menunjangnya, maka ia sesungguhnya hanya bersandarkan pada suatu kemungkinan

    ataupun dugaan yang mengantarkannya untuk menghasilkan suatu keputusan dan hasil

    akhir yang salah. Hal semacam ini tentunya bukan cara yang dianjurkan untuk dapat

    mengungkapkan suatu kebenaran.

    15

  • KESALAHAN DALAM BERPIKIR

    Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesalahan dalam berfikir, diantaranya sebagai

    berikut:

    5. Kecenderungan Emosi, kecenderungan manusia yang didominasi oleh motivasi, emosi,

    dan perasaannya cukup berpengaruh dalam pola berpikirnya. Umumnya manusia terbiasa

    mengikuti hawa nafsu dan perasaan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan

    pemikiran. Pada saat itulah pikiran manusia tersesat dan tidak bisa membedakan antara

    suatu yang benar dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk, sebagaimana firman-

    Nya dalam QS. Al-Qoshosh ayat 50: Maka jika mereka tidak Menjawab (tantanganmu)

    ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka).

    Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak

    mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk

    kepada orang-orang yang zalim.

    QS. Al-Jatsiyah ayat 23: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa

    nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah

    mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?

    Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).

    Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

    Dengan mengikuti hawa nafsu ataupun kecenderungan jiwa, maka secara langsung akan

    menyebabkan manusia tampak goyah dalam mengeluarkan pendapat dan keputusannya

    mengenai suatu masalah. Maka hendaklah seorang pemikir ataupun pembuat keputusan

    selalu mengarahkan pikirannya pada suatu kebenaran dan membebaskan dirinya dari

    belenggu perasaan dan emosi yang akan mengacaukan pikirannya.

    16

  • BERPIKIR DINAMIS

    Awalnya orang beranggapan bahwa berpikir itu ditentukan oleh anggapan,

    karena menurut mereka proses berpikir semata-mata merupakan pertautan

    tanggapan-tanggapan secara mekanis, sehingga orang yang berfikir itu sifatnya pasif.

    Namun pada era psikologi sekarang, orang yang berpikir sebenarnya tidak diam

    (pasif) tetapi jiwanya juga aktif berusaha untuk memecahkan suatu permasalahan.

    Oleh karena itu, pada era ini orang yang berfikir lebih tepat dikatakan dinamis.

    17

  • TUJUAN BERPIKIR

    Menurut M Alisuf Sabri dalam bukunya "Pengantar Psikolgi Umum dan

    Perkembangan", orang berpikir untuk:

    1. Melakukan kegiatan ke arah penyelesaian suatu problem/ persoalan

    2. Melakukan pemecahan persoalan dengan menggunaan pengalaman-

    pengalaman yang pernah ada pada diri kita

    3. Berfikir merupakan suatu akta psikis yang dinamis, dimana individu yang

    merupakan penggerak prosesnya

    4. Berfikir merupakan suatu kegiatan psikis yang bersifat perlambangan

    18

  • Namun selain itu, berpikir juga merupakan:

    1. Pembentukan konsep

    2. Orang berfikir karena adanya rasa ingin tahu

    3. Adanya proses kognitif dalam berpikir

    4. Untuk menemukan sesuatu yang baru

    5. Membuat hubungan yang satu dengan yang lainnya

    19

  • BERPIKIR ASOSIASI

    Secara umum, berpikir dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk

    menghubung-hubungkan (asosiasi) sesuatu dengan sesuatu yang lainnya untuk

    memecahkan suatu persoalan atau permasalahan.

    Menghubung-hubungkan disini merupakan menghubungkan sesuai dengan

    yang kita inginkan dan faktor psikologisnya dimana hubungannya diputuskan pada

    saat berpikir.

    Hasil dari menghubung-hubungkan antara lain:

    1. Memecahkan masalah

    2. Gagasan-gagasan

    3. Idea-idea

    20

  • MACAM-MACAM BERPIKIR

    Macam-macam berpikir:

    A. Directed thinking

    1. Lebih nyata

    2. Realistis

    3. Empiris

    4. Berfikir terarah dan memiliki tujuan

    B. Non directed thinking

    Berpikir autistic, dimana pemikirannya sangat pribadi dan tanda-tanda yang

    digunakan mempunyai arti, Contoh, Mimpi dan fantasi

    21

  • CARA MENARIK KESIMPULAN BERPIKIR

    Cara penarikan kesimpulan dalam berpikir:

    A. Deduktif

    Umum- Khusus

    Silogisme

    Memerlukan kriteria-kriteria pengukuran yang butuh observasi ditail untuk berpikir secara kualitatif

    B. Induktif

    Dari suatu peristiwa ke hal yang umum (Khusus- Umum)

    C. Evaluatif

    Tepat atau tidaknya suatu gagasan

    Berpikir kritis

    Menilai baik-buruknya

    D. Analogis

    Berpikir kira-kira sama atau tidaknya hal yang satu dengan yang lainnya (membandingkan)

    22

  • LANGKAH-LANGKAH BERPIKIR

    Langkah-langkah dalam berpikir yaitu:

    1. Kesadaran akan adanya problem

    2. Pengumpulan data mengenai problem yang sedang dihadapi

    3. Penyusunan hipotesis

    4. Pengujian kebenaran hipotesis

    23

  • SEBAB SALAH BERPIKIR

    Dalam berpikir, tidak jarang kita mengalami kesalahan dalam penarikan sebuah

    kesimpulan akan sesuatu yang mana hal ini disebabkan antara lain oleh:

    A. Kesalah formal (batas-batas).

    Kesalahan ini dalam bentuk, urutan, dan kontruksi

    Orang yang mengalami gangguan mental adalah orang yang mengalami akumulasi dari luka lama yang kemudian dipicu oleh luka baru. Dimana ada

    kalanya kita keluar dari batas-batas untuk menemukan sesuatu yang baru

    B. Kesalahan material (isi)

    Terjadi karena kita tidak mengenali masalah

    Tidak dapat memecahkan masalah akibat ketidak tepatan dalam memecahkan masalah

    24

  • HAL YANG MEMPENGARUHI BERPIKIR

    Dalam berpikir, sering juga kita dipengaruhi oleh sesuatu. Adapun hal-hal yang

    mempengaruhi berpikir antara lain:

    A. Motivasi

    Apabila motivasi rendah maka kita akan menjadi malas

    Apabila motivasi kita sedang tinggi maka akan membatasi pleksibilitas

    B. Kepercayaan atau sikap yang salah (hal-hal yang formal)

    C. Kebiasaan

    D. Emosi

    25