Ppt Testis Anfisman

Preview:

DESCRIPTION

ppt sistem endokrin testis

Citation preview

SISTEM REPRODUKSI PRIA

(TESTIS)KELOMPOK 4

Arini hafifah

Erenda Yuneistya

Geby Orlance

Mutya Octaviani

Novita Anggraini

Suharti Ningsih

Yang akan dibahas :

1. Pengertian hormon

2. Pengertian sistem endokrin dan fungsinya

3. Struktur dan fungsi organ reproduksi pria

4. Hormon pada sistem reproduksi pria

5. Proses spermatogenesis

6. Proses pembentukan hormon testosteron

HORMON

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.

PENGERTIAN

SISTEM ENDOKRIN

KELENJAR ENDOKRINOrgan utama dari sistem endokrin adalah: • Kelenjar Hipotalamus dan hipofisis• Kelenjar Tiroid dan Paratiroid• Kelenjar Pankreas• Kelenjar Adrenal • Kelenjar pada Testis• Kelenjar pada Indung telur (Ovarium)

Yang dibahas sekarang ialah Kelenjar Pada Reproduksi Pria (Testis)

FUNGSI SISTEM ENDOKRIN

• Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.

• Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.• Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.• Merangsang pertumbuhan jaringan.• Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan ab sorpsi

glukosa pada usus halus.• Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, vitamin,

mineral dan air.

Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Organ reproduksi internal meliputi testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper) yang mensekresikan getah esensial bagi kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Sedangkan organ reproduksi eksternal meliputi penis dan skortum.

a. Organ Reproduksi Primer (Testis )

Merupakan organ utama sistem reproduksi pria, Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin ada dua buah dibungkus oleh kantong disebut skrotom. Testis berada pada bagian posterior dan turun ke dalam skrotum beberapa hari setelah lahir.

Pengertian

a. Organ Reproduksi Primer (Testis )

Fungsi

1. Tempat spermatogenesis

2. Produksi testosteron

a. Testis

Testis mengandung saluran-saluran seperti:

1. Tubulus Seminiferus, tersusun atas :

Sel-sel epitel germinal yang terdiri atas spermatogonium, sel-sel

spermatosit yang sedang berkembang (Spermatosit Primer,

sekunder, spermatid), sel sertoli (Pemberi nutrisi sperma) dan

spermatozoa.

2. Sel-sel leydig (interstisial), yang terdapat diantara tubulus

seminiferus yang berfungsi penghasil hormon tostesteron.

b. Epididimis

Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6 m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.

Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).

c. vas deferens

Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus

vesikula seminalis dan uretra.

d. Saluran ejakulasi

e. Vesikula seminalis

Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang

berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna

kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar

60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir),

gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin

dan hormon prostagladin.

• Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis,

• memiliki lubang keluar di ujung penis.

• Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air

mani.

f. Uretra

• Tersusun atas tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan

kapiler yang mengalami modifikasi.

• Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa,

• Satu buah terletak di bawah  dan membungkus uretra disebut korpus

spongiosum.

g. Penis

• Merupakan kantung yang didalamnya berisi testis.

• Antara kantung sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang

tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot dartos)

h. Skrotum

Kelenjar pada Reproduksi Pria

a. Kelenjar Prostat : • terdiri dari 30 – 50 tubular• mensekresi cairan ke dalam urethra dan duktus ejakulatoris• mengkontribusi sekitar 30% semen (cairan mani) yang diproduksi pria yang

semen berisi:

* asam sitrat

* enzim enzim

* asam fosfatase

* ions, sodium, zink, kalsium dan potasium.

Kelenjar pada Reproduksi Pria

b. vesika seminalis :

• mengeluarkan cairan kedalam duktus ejakulatoris

• kontribusi +_ 60% cairan yang dikeluarkan selama

ejakulasi

• berisi : Fruktosa , potasium, asam sitrat, prostaglandin

• cairan ini bercampur dengan sperma dalam duktus ejakulatoris

Kelenjar pada Reproduksi Pria

Fungsi sistem reproduksi laki-laki

• Fungsi primer dari sistem reproduksi laki-laki adalah

menghasilkan spermatozoa matang dan menempatkan

sperma dalam saluran reproduksi perempuan melalui

sengama.

• Semua fungsi dari sistem reproduksi laki-laki diatur melalui

interaksi hormonal yang kompleks.

Hormon Reproduksi Pria

Susunan kimia hormon reproduksi:• Peptida: follicle stimulating hormone

(FSH) dan luteinizing hor-

mone (LH)• Steroid: Testosteron, Estrogen dan

Progesteron.

HORMON PENUNJANG REPRODUKSI PRIA

1.Luteinizing Hormon/LH2. Folicle Stimulating Hormon/FSH3. Estrogen4. Hormon Pertumbuhan5. Hormon Gonadotropin

1. Luteinizing Hormone/LH

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.

2. Follicle Stimulating Hormone/FSH

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang sel Sertoli yang terletak dalam tubulus seminife-rus testis yakni menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Fungsi ABP membawa testosteron ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus, di dalam lumen tubulus seminiferus testosteron mengontrol proses spermatogenesis pada pembelahan meiosis dan proses spermiogenesis .

3. EstrogenEstrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

4. Hormon PertumbuhanHormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

5. Hormon GonadotropinHormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.

Apabila seorang pria telah pubertas, maka hormon reproduksinya mulai dihasilkan. Hipotalamus akan mensekresi hormon GnRH dan GnRH akan merangsang Hipofisis anterior untuk memproduksi FSH dan LH.

HORMON REPRODUKSI PADA PRIA

1. Testosteron

2. Dihidrotestosteron

3. Androstenedione

1. Testosteron

Merupakan senyawa maskulinisasi yang dihasilkan oleh testis. Produksinya

dipengaruhi oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh hipofisis.

Fungsi testosteron antara lain:

1. Mengatur perkembangan ciri seks sekunder pria seperti pertum

buhan kumis, tumbuh rambut didaerah vital dan terjadi peru-

bahan suara

2. Mengontrol proses spermatogenesis pada pembelahan meiosis

dan proses spermiogenesis

3. Merangsang kelenjar prostat untuk mensekresi asam sitrat

4. Merangsang vesika seminalis untuk mensekresi cairan vesika

seminalis

5. Meningkatkan rangsangan seks pria.

1. Testosteron

• Dalam kelenjar prostat, testosterone memasuki sel prostat dalam waktu beberapa menit

setelah dieksresikan. Dan seringkali testosteron kebanyakan diubah dibawah pengaruh

enzim intrasel 5-α-reduktase menjadi dihidrotestosteron, dan zat ini yang selalu berikatan

dengan protein reseptor sitoplasma. Penggabungan ini bermigrasi ke nukleus, tempat

terjadinya pengiktan dengan suatu protein yang menginduksi transkipsi DNA-RNA. 

• Dalam waktu 30 menit, RNA polymerase telah menjadi aktif dan konsentrasi RNA mulai

meningkat di sel prostat, keadaan ini akan diikuti oleh penambahan yang progresif protein

sel. Setelah beberapa hari, jumlah DNA di kelenjar prostat juga meningkat dan bersama

dengan itu juga terdapat peningkatan jumlah sel-sel prostat.

• Testosteron merangsang pembentukan protein hampir di semua bagian tubuh,walaupun

lebih sedikit spesifik mengenai protein di jaringan tubuh atau organ “target”yang berperan

pada perkembangan ciri seksual primer dan sekunder

2. Dihidrotestosteron

• Dihidrotestosteron(5αDihydrotestosterone, biasa disingkat menjadi DHT) adalah sebuah androgen atau hormon seks pria. Enzim 5α-reduktase synthesises DHT pada prostat, testis, folikel rambut, dan kelenjar adrenal. Enzim ini mengurangi ikatan ganda dari hormon testosteron.

• DHT memiliki sekitar tiga kali afinitas yang lebih besar untuk reseptor androgen dari testosteron.

• Selama embriogenesis DHT memiliki peran penting dalam pembentukan genitalia eksterna laki-laki, sedangkan pada orang dewasa bertindak sebagai DHT androgen utama dalam prostat dan dalam folikel rambut.

3. Androstenedione

• Androstenedione (juga dikenal sebagai 4-androstenedione dan 17-ketoestosterone) adalah 19-hormon steroid yang diproduksi dikelenjar adrenal dan gonad sebagai langkah menengah dalam biokimia jalur yang menghasilkan androgen testosteron dan estrogenestron dan estradiol.

• Androstenedione adalah prekursor hormon seks laki-laki dan perempuan.

• Konversi androstenedion untuk testosteron membutuhkan enzim 

  Proses pembentukan hormon testosteron

• Produksi testosteron dimulai di kelenjar hipotalamus yang terletak di daerah otak. Karena rangsangan tertentu seperti gairah seksual, tubuh akan mengaktifkan hipotalamus untuk mengeluarkan suatu zat yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH).

• Setelah GnRH dirilis ke dalam aliran darah, pembuluh darah membawa hormon tersebut ke kelenjar pituitari.

• Di kelenjar pituitari, GnRH mengaktifkan kemampuan kelenjar pituitari untuk menghasilkan gonadotropin yang disebut follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone dan memasukkannya ke dalam aliran darah.

• Setelah dalam aliran darah, folicle-stimulating hormon dan luteinizing hormone melakukan perjalanan baik ke testis laki-laki, atau indung telur perempuan.

• Dalam testis, hormon tersebut mengaktifkan sel-sel testis yang disebut sel Leydig untuk mensintesis kolesterol sebagai bahan dasar pembentuk hormon testosteron.

• Testosteron kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan oleh hipotalamus.

SPERMATOGENESIS

• Spermatogenesis dimulai sejak pubertas, pada usia sekitar 13 tahun dan berlangsung seumur hidup.

• Spermatogenesis berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan selama masa pubertas. Sperma disimpan di epididimis dan vas deferens, dan kesuburannya dapat bertahan sampai 42 hari.

Hormon yang berperan pada spermatogenesis

1.Gonadotropin releasing hormone (GnRH)2.Follicle stmulating hormone (FSH)3.Luteinizing hormone (LH)4.Testosteron5.Growth hormone (GH), penting untuk

mengontrol latar belakang fungsi metabolik testis terutama merangsang pembelahan awal dari spermatogonia dan tanpa GH spermatogenesis tidak terjadi.

TAHAP SPERMATOGENESIS

1.    Tahapan Spermatocytogenesis

Spermatocytogenesis merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2.    Tahapan Meiosis

Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge).

3.    Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup (cap), fase akrosom, dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Pembentukan spematid sebagai hasil dari bagian pematangan (maturation) merupakan sel dengan organel-organel di dalamnya.

THANK YOU