View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
OPTIMASI GELLING AGENT CMC NA DAN HUMEKTAN PROPILEN
GLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI EKSTRAK DAUN
COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lam.)) DENGAN APLIKASI
DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Gregoria Novalia Ambarani
NIM : 118114144
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OPTIMASI GELLING AGENT CMC NA DAN HUMEKTAN PROPILEN
GLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI EKSTRAK DAUN
COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lam.)) DENGAN APLIKASI
DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Gregoria Novalia Ambarani
NIM : 118114144
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab siapa pun yang meminta akan menerima. Siapa pun yang
mencari akan menemukan. Dan siapa pun yang mengetuk, pintu
akan dibukakan baginya.”
Lukas 11 : 10
A journey of a thousand miles must begin with a single step.
Kupersembahkan untuk :
Almighty God,
Bapak-Ibukku,
Keluargaku,
Teman-temanku dan Almamaterku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 14 Juli 2015
Penulis
Gregoria Novalia Ambarani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Gregoria Novalia Ambarani
Nomor Mahasiswa : 118114144
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
OPTIMASI GELLING AGENT CMC NA DAN HUMEKTAN PROPILEN
GLIKOL DALAM SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI EKSTRAK DAUN
COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lam.)) DENGAN APLIKASI
DESAIN FAKTORIAL
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikannya royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 14 Juli 2015
Yang menyatakan
Gregoria Novalia Ambarani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “OPTIMASI GELLING
AGENT CMC NA DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL DALAM
SEDIAAN GEL ANTI-INFLAMASI EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK
(Kalanchoe pinnata (Lam.)) DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Semua proses yang penulis alami selama perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini baik suka dan duka tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak, Ibu, Neta, Om, dan Tante yang selalu memberikan dukungan
yang luar biasa selama penulis menjalani perkuliahan dan penyusunan
skripsi.
2. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, memberi bimbingan
dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis.
4. Ibu Beti Pudyastuti, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis.
5. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
6. Segenap dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
7. Bapak Musrifin, Bapak Wagiran, Bapak Heru dan laboran lainnya atas
bantuan yang diberikan selama penulis menjalani perkuliahan dan
penyusunan skripsi.
8. Teman-teman skripsi yang luar biasa, Dian, Galih, dan Yosua yang telah
berproses bersama dalam suka dan duka selama penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman yang luar biasa Devi, Ista, Handy, Henzu, Mira, Novi, Iin,
Jeje, Rysa, Cika, Rosi, Yolanda, Adit, Nadia, Andung, dan Eska yang
selalu memberikan semangat selama perkuliahan dan penyusunan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan skripsi lantai 1, lantai 2, dan lantai 3 yang
saling menguatkan satu sama lain selama penyusunan skripsi.
11. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2011 atas pengalaman,
dukungan, dan semangat selama berproses bersama di Fakultas Farmasi.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menjalani masa
perkuliahan dan penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Yogyakarta, 14 Juli 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PENDAMPING.............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
INTISARI ......................................................................................................... xvii
ABSTRACT ....................................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1. Perumusan masalah ................................................................................ 3
2. Keaslian penelitian.................................................................................. 3
3. Manfaat penelitian .................................................................................. 4
B. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1. Tujuan umum .......................................................................................... 5
2. Tujuan khusus ......................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
A. Inflamasi ..................................................................................................... 6
B. Tanaman Cocor Bebek ............................................................................... 8
C. Flavonoid .................................................................................................... 9
D. Ekstraksi ..................................................................................................... 11
E. Gel .............................................................................................................. 12
F. Gelling Agent ............................................................................................... 12
G. Humektan ................................................................................................... 14
H. Desain Faktorial ......................................................................................... 15
I. Landasan Teori ........................................................................................... 17
J. Hipotesis ..................................................................................................... 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 19
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 19
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................. 19
1. Variabel penelitian ................................................................................. 19
2. Definisi operasional ............................................................................... 20
C. Bahan Penelitian .......................................................................................... 22
D. Alat Penelitian ............................................................................................. 22
E. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 23
1. Determinasi tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) ........... 23
2. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek .................................................... 23
a. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek ............................... 23
b. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek ................................................ 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
c. Uji kuantitatif kandungan ekstrak daun cocor bebek ......................... 24
3. Optimasi formula gel .............................................................................. 25
a. Formula .............................................................................................. 25
b. Pembuatan gel .................................................................................... 26
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel ....................................................... 26
a. Uji organoleptis dan pH ..................................................................... 26
b. Uji viskositas ...................................................................................... 26
c. Uji pergeseran viskositas ................................................................... 26
d. Uji daya sebar .................................................................................... 27
5. Uji aktivitas anti-inflamasi dengan metode carragenan-induced paw
edema ...................................................................................................... 27
a. Penyiapan hewan uji ......................................................................... 27
b. Pembuatan larutan NaCl 0,9% .......................................................... 27
c. Pembuatan suspensi karagenan-saline 1% ........................................ 28
d. Perlakuan hewan uji ........................................................................... 28
e. Pengukuran persen penghambatan edema ........................................ 29
F. Optimasi dan Analisis Data ........................................................................ 30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 32
A. Determinasi Tanaman Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) ............. 32
B. Pembuatan Ekstrak Daun Cocor Bebek .................................................... 32
1. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek ................................... 32
2. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek ..................................................... 34
3. Uji kuantitatif kandungan ekstrak daun cocor bebek ............................ 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C. Orientasi Level Faktor Penelitian ................................................................ 36
D. Pembuatan Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek ....................... 40
E. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Gel ....................................................... 42
1. Uji organoleptis dan pH .......................................................................... 42
2. Uji viskositas .......................................................................................... 43
3. Uji daya sebar ......................................................................................... 44
F. Stabilitas Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek ......................... 44
G. Efek Penambahan CMC Na dan Propilen glikol serta Interaksinya dalam
Menentukan Sifat Fisik Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek .. 47
1. Uji normalitas data .................................................................................. 47
2. Uji variansi data ..................................................................................... 48
3. Respon viskositas .................................................................................. 48
4. Respon daya sebar ................................................................................. 49
H. Optimasi Area Komposisi .......................................................................... 50
1. Contour plot viskositas .......................................................................... 50
2. Contour plot daya sebar ......................................................................... 51
3. Superimposed contour plot ..................................................................... 52
I. Validasi Area Komposisi Optimum ............................................................ 52
J. Uji Aktivitas Anti-inflamasi ....................................................................... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 58
A. Kesimpulan ................................................................................................. 58
B. Saran ........................................................................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59
LAMPIRAN ..................................................................................................... 63
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Desain faktorial dengan dua faktor dan dua level ...................... 16
Tabel II. Formula gel untuk luka bakar ..................................................... 25
Tabel III. Formula gel hasil modifikasi ...................................................... 25
Tabel IV. Level rendah dan tinggi jumlah CMC Na dan propilen glikol
pada sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek ......... 39
Tabel V. Hasil uji organoleptis dan pH setelah penyimpanan 48 jam dan
4 minggu ..................................................................................... 42
Tabel VI. Hasil uji viskositas gel ................................................................ 43
Tabel VII. Hasil uji daya sebar gel ............................................................... 44
Tabel VIII. Hasil % pergeseran viskositas ..................................................... 45
Tabel IX. Uji statistika stabilitas gel pada 48 jam dan 4 minggu ............... 46
Tabel X. Uji normalitas data viskositas dan daya sebar ............................ 47
Tabel XI. Hasil uji kesamaan variansi data viskositas dan daya sebar ....... 48
Tabel XII. Nilai efek CMC Na dan propilen glikol serta interaksinya
dalam menentukan respon viskositas .......................................... 48
Tabel XIII. Nilai efek CMC Na dan propilen glikol serta interaksinya
dalam menentukan respon daya sebar ........................................ 49
Tabel XIV. Validasi area komposisi optimum ............................................... 53
Tabel XV. Data rata-rata AUC dan persen penghambatan edema ............... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman dan daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) ... 8
Gambar 2. Struktur dasar flavonoid .............................................................. 9
Gambar 3. Struktur kimia CMC Na .............................................................. 13
Gambar 4. Struktur kimia propilen glikol ..................................................... 14
Gambar 5. Profil grafik variasi komposisi CMC Na terhadap viskositas..... 37
Gambar 6. Profil grafik variasi komposisi CMC Na terhadap daya sebar ... 37
Gambar 7. Profil grafik variasi komposisi propilen glikol terhadap
viskositas ..................................................................................... 39
Gambar 8. Profil grafik variasi komposisi propilen glikol terhadap daya
sebar ............................................................................................ 39
Gambar 9. Grafik viskositas setiap formula dari waktu ke waktu selama
penyimpanan ............................................................................... 46
Gambar 10. Contour plot respon viskositas sediaan gel ................................. 50
Gambar 11. Contour plot respon daya sebar sediaan gel ............................... 51
Gambar 12. Superimposed contour plot sediaan gel ...................................... 52
Gambar 13. Titik validasi pada area optimum ................................................ 53
Gambar 14. Grafik rata-rata nilai edema kaki tikus ....................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi dan hasil determinasi ............... 63
Lampiran 2. Ethical clearance ...................................................................... 64
Lampiran 3. Dokumentasi penanaman tanaman cocor bebek....................... 65
Lampiran 4. Proses pembuatan ekstrak daun cocor bebek ........................... 66
Lampiran 5. Sediaan gel anti-inflamasi esktrak daun cocor bebek ............... 68
Lampiran 6. Pengukuran sifat fisik gel ekstrak daun cocor bebek ............... 69
Lampiran 7. Pengujian aktivitas anti-inflamasi gel ekstrak daun cocor
bebek......................................................................................... 70
Lampiran 8. Orientasi level kedua faktor penelitian ..................................... 71
Lampiran 9. Data rata-rata viskositas, pergeseran viskositas, dan daya
sebar .......................................................................................... 74
Lampiran 10. Data uji aktivitas anti-inflamasi ................................................. 75
Lampiran 11. Perhitungan menggunakan program R versi 3.1.2 .................... 78
Lampiran 12. Perhitungan efek CMC Na, propilen glikol, dan interaksi
kedua faktor .............................................................................. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
INTISARI
Daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) telah diketahui memiliki
efek sebagai anti-inflamasi. Formulasi terhadap ekstrak daun cocor bebek
menjadi suatu sediaan gel perlu dilakukan agar mudah digunakan dan acceptable.
Sifat fisik dan stabilitas gel dipengaruhi oleh jumlah gelling agent dan humektan
yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan jumlah
gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol, menentukan faktor yang
dominan pada gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dengan sifat fisik yang
baik, serta mengetahui efektivitas sediaan yang dibuat sebagai anti-inflamasi.
Penelitian ini merupakan eksperimental murni menggunakan metode
desain faktorial dua faktor dan dua level yang bersifat eksploratif. Faktor yang
digunakan adalah CMC Na dan propilen glikol dengan level tinggi dan rendah.
Parameter yang diukur adalah sifat fisik (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas
(pergeseran viskositas). Analisis data menggunakan program R versi 3.1.2 untuk
mengetahui signifikansi efek dari CMC Na, propilen glikol, dan interaksi kedua
faktor yang dominan dalam mempengaruhi sifat fisik gel. Area optimum
diperoleh dengan superimposed contour plot dari contour plot viskositas dan daya
sebar. Aktivitas anti-inflamasi diuji menggunakan tikus yang diinduksi suspensi
karagenan-salin 1%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CMC Na merupakan faktor paling
dominan yang mempengaruhi respon viskositas dan daya sebar dengan
meningkatkan respon viskositas dan menurunkan respon daya sebar gel anti-
inflamasi ekstrak daun cocor bebek. Ditemukan area optimum yang menghasilkan
gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dengan sifat fisik dan stabilitas yang
baik. Gel ekstrak daun cocor bebek mampu menghambat edema pada kaki tikus
sebesar 46,497%.
Kata kunci : Ekstrak daun cocor bebek, gel anti-inflamasi, CMC Na, propilen
glikol, desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
Cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) leaf has been known as an anti-
inflammatory agent. Formulation of cocor bebek leaf extract into a gel
preparation could improve the acceptability. The physical properties and stability
of gel is affected by the amount of gelling agent and humectant. The purpose of
this research are to determine the amount of gelling agent CMC Na dan
humectanct propilen glikol, to determine the dominant factor in the anti-
inflammatory gel of cocor bebek leaf extract with good physical properties, and to
know the effectiveness of the formulations.
This research is an explorative pure experimental design use a two
factors and levels factorial design method. The factor is the high and low level of
CMC Na and propilen glikol. Parameters that measured are physical properties
(viscosity and spreadibility) and stability (viscosity shift).Data analyses using
software R version 3.1.2 to determine the significance effect of CMC Na, propilen
glikol, and interaction both factors. Optimum area determined by superimposed
contour plot from viscosity and spreadibility contour plot. Anti-inflammatory
activity were tested using carrageenan-saline 1% induced rat method.
The results showed that CMC Na were the most dominant factor that
affects the response of viscosity and spreadibility with increased of viscosity and
decreased of spreadibility. Optimum area could be found and produce an anti-
inflammatory gel of cocor bebek leaf extract with good physical properties and
stability. The gel of cocor bebek leaf extract could be able to inhibit edema in
paw’s rat at 46,497 %.
Keywords: Cocor bebek leaf extract, anti-inflammatory gel, CMC Na, propilen
glikol, factorial design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inflamasi adalah respon biologis terhadap kerusakan sel atau jaringan
yang disebabkan oleh rangsangan bahan kimia atau agen asing (Nugroho, 2011).
Inflamasi pada kulit merupakan salah satu reaksi inflamasi yang sering terjadi di
masyarakat. Meskipun beberapa obat telah dikembangkan untuk mengatasi respon
inflamasi ini, namun penggunaannya dapat menyebabkan efek samping. Efek
samping yang mungkin ditimbulkan adalah dermatitis dan iritasi pada kulit
(Matthew, Jain, James, Matthew, dan Bhowmik, 2013). Penelitian ini akan
mengembangkan suatu sediaan obat anti-inflamasi yang berasal dari bahan alam
yang diharapkan mempunyai aktivitas farmakologi namun memiliki efek samping
yang rendah.
Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan
inflamasi adalah tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)). Bagian daun
tanaman ini mempunyai kandungan aktif flavonoid yang memiliki aktivitas
sebagai anti-inflamasi (Afzal, Gupta, Kazmi, Rahman, Afzal, dan Alam, 2012).
Mekanisme flavonoid dalam aktivitas antiinflamasi adalah dengan menghambat
aktivitas enzim siklooksigenase 1 dan siklooksigenase 2 yang memetabolisme
asam arakidonat menjadi prostaglandin dan menangkap radikal bebas (Lafuente,
Guillamon, Villares, Rostagno, dan Martinez, 2009).
Penggunaan daun cocor bebek secara tradisional dilakukan dengan cara
daun ditumbuk halus dan dikompres pada bagian yang mengalami inflamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(Suhono dan Tim LIPI, 2010). Ekstrak daun cocor bebek dibuat menjadi suatu
sediaan gel agar dapat diaplikasikan dangan mudah dan acceptable.
Gel adalah sediaan semisolid yang mengandung dispersi molekul kecil
ataupun besar pada pembawa cairan karena adanya gelling agent. Sediaan dalam
bentuk gel mempunyai kelebihan yaitu kemampuan penyebarannya baik pada
kulit, efek dingin di kulit yang ditimbulkan akibat lambatnya pernguapan air pada
kulit, tidak menyumbat pori-pori kulit, dan pelepasan obatnya baik (Voigt, 1995).
Gel mempunyai komponen penting yang dapat mempengaruhi sifat fisik dan
stabilitas fisiknya yaitu gelling agent dan humektan.
Gelling agent berfungsi sebagai pembentuk jaringan struktural gel.
Komposisi gelling agent akan mempengaruhi sifat fisik gel yang meliputi
viskositas dan daya sebar yang akan berpengaruh pada pelepasan obat dan
kenyamanan pasien dalam aplikasi sediaan gel tersebut (Garg, Aggarwal, Garg,
dan Singla, 2002). CMC Na adalah gelling agent berupa polimer anionik yang
bersifat higroskopis dan stabil pada pH 2-10. CMC Na dapat meningkatkan
viskositas, semakin banyak kandungan CMC Na pada gel maka semakin tinggi
viskositas yang didapatkan (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009).
Komponen lain yang berpengaruh terhadap stabilitas dan sifat fisik gel
yaitu humektan. Penelitian ini menggunakan humektan propilen glikol yang
berfungsi untuk menjaga kandungan air dalam sediaan gel. Propilen glikol bersifat
higroskopis dan mampu membantu difusi zat aktif melalui stratum korneum
(Rowe dkk., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Optimasi terhadap kedua komponen penting tersebut yaitu CMC Na dan
propilen glikol perlu dilakukan untuk mendapatkan sediaan gel ekstrak daun cocor
bebek dengan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik. Metode optimasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah desain faktorial. Menurut Kurniawan dan
Sulaiman (2009), metode desain faktorial dapat digunakan untuk melihat efek
yang paling dominan antara CMC Na, propilen glikol ataupun interaksi kedua
faktor yang mempengaruhi sifat fisik (viskositas dan daya sebar) sediaan gel.
1. Perumusan masalah
a. Apakah perbandingan jumlah gelling agent CMC Na dan humektan
propilen glikol yang optimum dapat diperoleh sehingga didapat sediaan
gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dengan sifat fisik (viskositas
dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas) yang baik?
b. Faktor apakah yang lebih dominan antara CMC Na, propilen glikol
maupun interaksi kedua faktor yang menentukan sifat fisik (viskositas
dan daya sebar) sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek?
c. Apakah sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan efek
farmakologis sebagai anti-inflamasi?
2. Keaslian penelitian
Penelitian terkait ekstrak daun cocor bebek yang pernah dilakukan antara
lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
a. Matthew dkk. (2013) “Analgesic and Anti-Inflammatory Activity of
Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers”, mengenai uji aktivitas anti-inflamasi
cocor bebek pada hewan uji tikus.
b. Hasyim, Pare, Junaid, dan Kurniati (2012) yaitu “Formulasi dan Uji
Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
pinnata L.) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus)”, dilakukan formulasi
gel dari ekstrak daun cocor bebek dan diuji aktivitasnya dalam
penyembuhan luka bakar.
c. Ferreira, Coutinho, do Carmo Malvar, Costa, Florentino, Costa, dkk.
(2014) yaitu “Mechanism Underlying the Antinociceptive,
Antiedematogenic, and Anti-inflammatory Activity of the Main Flavonoid
from Kalanchoe pinnata”, mengenai uji aktivitas dan mekanisme
flavonoid pada ekstrak daun cocor bebek dalam penyembuhan respon
inflamasi.
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian mengenai
optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel
anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan
aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia farmasi mengenai
optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata
(Lam.)).
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sediaan
gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
dengan stabilitas dan sifat fisik yang baik, serta memiliki efek
farmakologis sebagai anti-inflamasi.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel anti-inflamasi dari
ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) yang mempunyai sifat
fisik dan stabilitas yang baik.
2. Tujuan khusus
a. Menentukan perbandingan jumlah gelling agent CMC Na dan humektan
propilen glikol yang optimum pada sediaan gel anti-inflamasi ekstrak
daun cocor bebek dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.
b. Menentukan faktor yang paling dominan antara CMC Na, propilen glikol
maupun interaksi kedua faktor yang menentukan sifat fisik sediaan gel
anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek.
c. Mengetahui efek farmakologis sediaan gel ekstrak daun cocor bebek
sebagai anti-inflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inflamasi
Inflamasi adalah respon biologis terhadap kerusakan sel atau jaringan
yang disebabkan oleh bahan kimia atau rangsangan agen asing. Proses inflamasi
merupakan suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha menetralisir
agen-agen yang berbahaya pada tempat yang mengalami kerusakan jaringan dan
untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan. Tanda-tanda munculnya
reaksi inflamasi, yaitu:
1. Rubor (kemerahan) terjadi karena pembuluh darah arteriol mengalami
vasodilatasi agar suplai darah ke jaringan luka bisa menjadi lebih lancar.
2. Kalor (panas) merupakan tanda-tanda inflamasi yang terjadi pada permukaan
tubuh. Hal ini terjadi karena aliran darah banyak yang mengalir ke jaringan
luka pada proses inflamasi.
3. Tumor (pembengkakan) disebabkan karena adanya suplai cairan maupun sel
darah merah dan sel darah putih dari sirkulasi menuju jaringan interstisial
sehingga terjadi penumpukan eksudat pada jaringan luka.
4. Dolor (nyeri) merupakan sinyal bahwa tubuh mengalami kerusakan jaringan.
Hal ini disebabkan oleh pelepasan mediator nyeri, seperti prostaglandin,
asetilkolin, serotonin dan histamin yang akan merangsang reseptor nyeri.
5. Functio laesa (gangguan fungsi jaringan) adalah dampak reaksi inflamasi
berupa perubahan fungsi lokal (Nugroho, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Inflamasi biasanya dibagi menjadi 3 fase yaitu inflamasi akut, respon
imun dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap
kerusakan jaringan. Respon tersebut melibatkan mediator inflamasi seperti
prostaglandin, histamin, bradikinin, dan leukotrien dan biasanya diawali dengan
pembentukan respon imun (Katzung dan Bertram, 2001).
Berbagai mediator kimia dilepaskan selama proses inflamasi, salah
satunya adalah prostaglandin. Biosintesis senyawa prostaglandin meningkat pada
jaringan yang mengalami kerusakan dan mereka berperan dalam proses terjadinya
inflamasi akut. Proses pembentukan prostaglandin diawali dengan pembentukan
asam arakidonat dari fosfolipid A dengan perantara enzim fosfolipase A2.
Selanjutnya asam arakidonat akan mengalami perubahan melalui beberapa jalur
yaitu jalur siklooksigenase (COX) yang memperantarai pembentukan
prostaglandin dan tromboksan serta jalur lipooksigenase yang memperantarai
pembentukan leukotrien dan lipoksin. Enzim COX mempunyai 2 isoform yaitu
COX 1 dan COX 2. COX 1 merupakan enzim konstitutif yang berperan dalam
pengaturan sekresi asam lambung dan homeostasis, sedangkan COX 2 diinduksi
oleh rangsangan inflamasi, hormon, dan faktor pertumbuhan yang berperan dalam
produksi prostanoid pada inflamasi (Ricciotti dan FitzGerald, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Tanaman Cocor Bebek
Gambar 1. Tanaman dan daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.) (Majaz,
Tatiya, Khurshid, Nazim, dan Siraj, 2011)
Tanaman cocor bebek (gambar 1) merupakan tanaman hias dengan
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae – Tumbuhan
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida – Dikotil
Ordo : Rosales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe pinnata (Lam.)
Sinonim : Bryophyllum pinnatum, Crassula pinnata, Cotyledon pinnat.
Nama daerah : sosor bebek, cocor bebek (Prasad, Kuma, Iyer, dan Sudani, 2012).
Morfologi cocor bebek bulu berupa herba sukulen dengan tinggi 0,3
sampai 2 meter. Batang berbentuk bulat dan daun berwarna hijau buram atau hijau
kebiruan. Daun berbentuk bulat telur atau agak lonjong, berukuran 20x15 cm dan
daun yang kecil berukuran 5 x 2,5 cm. Lembaran daun tebal dan mengandung
banyak air dan tepian daun bergerigi. Tunas-tunas muda muncul dari tepian daun
cocor bebek yang disebut tunas adventif. Bunga berkelamin ganda, umumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berbunga pada bulan Mei-Desember. Bunga berwarna merah muda dan buahnya
jarang terbentuk. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan penanaman
tunas muda atau stek batang (Suhono dan Tim LIPI, 2010).
Tanaman cocor bebek mengandung komponen aktif seperti alkaloid,
triterpen, lipid, flavonoid, glikosida, bufadienolides, fenol dan asam organik.
Bagian daun tanaman ini mempunyai kandungan aktif flavonoid yang memiliki
aktivitas sebagai anti-inflamasi (Afzal dkk., 2012). Kandungan tanaman cocor
bebek biasa digunakan sebagai obat untuk mematangkan bisul atau mengobati
koreng. Daunnya yang ditumbuk halus juga dapat digunakan sebagai kompres
untuk anggota badan yang mengalami pembengkakan (Suhono dan Tim LIPI,
2010).
C. Flavonoid
Gambar 2. Struktur dasar flavonoid (Khumar dan Pandey, 2013)
Flavonoid adalah senyawa golongon polifenol yang secara alami hampir
terdapat pada semua jenis tumbuhan. Flavonoid mempunyai dua atau lebih cincin
aromatik masing-masing berikatan dengan gugus hidroksil dan heterosiklik piran.
Flavonoid banyak ditemukan pada bagian buah, sayuran, herba, batang, bunga dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
daun. Flavonoid di dalam tumbuhan biasanya berbentuk glikosida flavonoid
(Lafuente dkk.,2009).
Flavonoid dapat berperan dalam aktivitas anti-inflamasi dengan beberapa
mekanisme. Flavonoid bersifat antioksidatif dan mampu memodulasi aktivitas
enzim yang memetabolisme asam arakidonat menjadi prostaglandin. Aktivitas
anti-inflamasi dari senyawa flavonoid tersebut timbul karena adanya efek sinergis
dengan aktivitas antioksidan (Lafuente dkk.,2009).
Mekanisme flavonoid dalam aktivitas anti-inflamasi adalah dengan
menghambat pembentukan maupun aktivitas enzim siklooksigenase (COX) baik
siklooksigenase 1 (COX-1) maupun siklooksigenase 2 (COX-2). Enzim
siklooksigenase tersebut merupakan enzim yang memperantarai terbentuknya
prostaglandin dari asam arakidonat yang muncul pada jaringan yang rusak. Asam
arakidonat terbentuk dari fosfolipid yang diperantarai oleh enzim fosfolipase A2
yang selanjutnya akan dioksidasi menjadi prostaglandin melalui aksi enzim
siklooksigenase tersebut (Ferreira dkk., 2014). Inflamasi dapat terjadi karena
adanya radikal bebas yang diproduksi selama proses metabolisme normal atau
diinduksi faktor eksogen. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan
menghambat radikal bebas dan menghambat pembentukan radikal bebas yang
terdapat di dalam tubuh sehingga kerusakan jaringan atau sel dapat dihambat
(Lafuente dkk., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan kegiatan menarik suatu zat yang dapat larut dari
bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Faktor yang dapat
mempengaruhi kecepatan ekstraksi adalah kecepatan difusi zat yang melewati
lapisan-lapisan antara cairan pengekstrak dengan bahan yang mengandung zat
tersebut. Senyawa yang hanya larut sedikit dalam air kepolarannya memadai
untuk diekstraksi dengan baik menggunakan metanol, etanol, atau aseton.
Ekstraksi kembali larutan dalam air dengan pelarut organik yang tidak bercampur
dengan air tetapi bersifat agak polar bertujuan untuk memisahkan senyawa yang
dituju dari senyawa yang lebih polar seperti karbohidrat (Robinson, 1991).
Salah satu metode ekstraksi yang paling sederhana adalah maserasi.
Prinsip maserasi adalah masuknya sejumlah cairan pengekstraksi ke dalam
ekstrak sehingga kandungan dari dalam ekstrak akan terdesak ke luar hingga
mencapai titik keseimbangan. Saat cairan pengekstraksi kontak dengan serbuk
simplisia, maka sel-sel yang rusak akibat proses penyerbukan langsung
bersentuhan dengan cairan pengekstrak sehingga komponen sel akan mudah
keluar dari bahan simplisia. Proses selanjutnya cairan pengekstraksi harus mampu
menembus dinding sel dan masuk ke rongga sel untuk melarutkan komponen sel
yang tidak rusak atau terluka. Cairan pengekstraksi yang masuk ke dalam rongga
sel menyebabkan komponen sel terlarut dan terdesak keluar sel karena adanya
perbedaan konsentrasi. Komponen sel akan terus terdesak dari dalam sel hingga
mencapai keseimbangan yaitu pada saat konsentrasi komponen sel di dalam dan
di luar sel sama besar (Voigt, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
E. Gel
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), gel adalah sistem
semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar dan terpenetrasi oleh suatu cairan.
Gel mempunyai kandungan air yang tinggi dibandingkan dengan sediaan
semi solid yang lain. Setelah gel diaplikasikan pada kulit, air akan berevaporasi
dan memberikan efek dingin. Hal ini menjadi salah satu kelebihan gel jika
digunakan untuk sediaan anti-inflamasi dan sunscreen (Baki dan Alexander,
2015). Gel juga bersifat lunak, lembut, mudah dioleskan, dan tidak meninggalkan
lapisan berminyak pada permukaan kulit (Abdassah, Sumiwi, dan Hendrayana,
2009).
Gel dapat diklasifikasikan menjadi inorganik gel dan organik gel.
Inorganik gel biasanya mempunyai sistem dua fase, sedangkan organik gel
mempunyai sistem satu fase yang mengandung gelling agent seperti carbomer dan
CMC Na. Berdasarkan sifat pembawanya, gel juga diklasifikasikan menjadi
hidrogel dan organogel. Hidrogel memiliki komponen yang larut dalam air,
sedangkan organogel memiliki komponen yang larut dalam pelarut nonaqueous
(Allen dan Ansel, 2014).
F. Gelling Agent
Gelling agent merupakan basis dari sediaan gel yang bersifat inert, aman
dan non reaktif dengan komponen formula gel yang lain. Karakteristik gelling
agent yang digunakan harus disesuaikan dengan bentuk sediaannya. Semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tinggi konsentrasi gelling agent yang digunakan, semakin tinggi viskositas gel
karena struktur gel semakin kuat (Zats dan Kushla, 1996).
Gambar 3. Struktur kimia CMC Na (Rowe dkk., 2009)
CMC Na (gambar 3) merupakan polimer anionik yang berbentuk
serbuk granul berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis.
CMC Na biasanya digunakan dalam sediaan topikal untuk meningkatkan
viskositas sediaan. CMC Na dapat digunakan sebagai gelling agent pada
konsentrasi 3.0 - 6.0 %. CMC Na memiliki titik didih 227 oC, mengandung air
kurang dari 10%, dan dapat menyerap air pada suhu 37 oC dengan kelembaban 80
%. CMC Na tidak larut dalam aseton, etanol (95%), dan toluen, pada etanol 95%
ia akan mengalami presipitasi. CMC Na stabil pada pH 2-10, pada pH dibawah 2
akan mengalami pengendapan dan diatas 10 akan mengalami penurunan
viskositas (Rowe dkk., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
G. Humektan
Humektan menjaga kestabilan sediaan gel dengan mengabsorbsi lembab
dari lingkungan, selain itu juga mempertahankan kelembaban kulit sehingga kulit
tidak kering (Rowe dkk., 2009).
Gambar 4. Struktur kimia propilen glikol (Rowe dkk., 2009)
Propilen glikol (gambar 4) merupakan cairan tidak berwarna yang
mempunyai sifat viskos dan higroskopis, dengan rasa manis, yang sedikit tajam
seperti gliserin. Propilen glikol dapat digunakan sebagai pelarut, ekstraktan,
pengawet, humektan dan disinfektan pada berbagai sediaan parenteral maupun
non parenteral. Propilen glikol lebih mudah melarutkan beberapa senyawa
daripada gliserin seperti kortokosteroid, fenol, sulfa, alkaloid, vitamin A dan D.
Propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan pada konsentrasi hingga 15%.
Propilen glikol bersifat stabil pada suhu rendah sedangkan pada suhu tinggi akan
teroksidasi menjadi propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat.
Propilen glikol akan tetap stabil jika ditambahkan dengan etanol, gliserin, dan air
(Rowe dkk., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
H. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yang
menggabungkan beberapa level pada satu faktor dengan beberapa level dari faktor
yang lain. Desain faktorial digunakan untuk mengevaluasi efek dari beberapa
faktor secara terpisah maupun interaksinya satu sama lain (De Muth, 1999).
Pendekatan desain faktorial mempunyai beberapa istilah yang perlu diketahui,
yaitu:
1. Faktor adalah variabel yang ditetapkan, misal konsentrasi, jenis bahan, waktu,
dan suhu. Faktor dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif namun harus dapat
ditetapkan nilainya dalam angka.
2. Level adalah nilai yang ditetapkan faktor.
3. Respon adalah hasil terukur yang diperoleh dari percobaan. Respon harus dapat
dikuantifikasikan dan perbedaan respon yang terjadi dikarenakan variasi level
yang digunakan.
4. Interaksi dianggap batas dari penambahan efek-efek faktor. Interaksi dapat
bersifat sinergis maupun antagonis. Sinergis berarti hasil interaksi mempunyai
efek yang lebih besar dari masing-masing efek faktor. Antagonis berarti hasil
mempunyai efek yang lebih kecil daripada masing-masing efek yang
dihasilkan faktor (Kurniawan dan Sulaiman, 2009).
Desain faktorial sering menggunakan notasi dua level yaitu level tinggi
dan level rendah. Faktor yang berada di level tinggi dilambangkan dengan „+‟,
sedangkan yang berada di level rendah dilambangkan dengan „-„ (Armstrong dan
James, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Desain faktorial dengan dua level dan dua faktor memerlukan empat
percobaan (2n = 4, dua menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor).
Persamaan untuk desain faktorial dengan dua faktor dan dua level:
Y = b0 + b1 (A) + b2 (B) + b12 (A)(B) ................................................................. (1)
Keterangan:
Y = respon hasil atau sifat yang diamati
(A), (B) = level faktor A dan B yang nilainya antara -1 sampai +1
b0, b1, b2, b12 = koefisien yang dihitung dari hasil percobaan
(Kurniawan dan Sulaiman, 2009).
Konsep percobaaan desain faktorial dengan dua level dan dua faktor dapat dilihat
pada tabel I.
Tabel I. Desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Keterangan tabel:
1 = formula dengan faktor A pada level rendah dan faktor B pada level rendah
a = formula dengan faktor A pada level tinggi dan faktor B pada level rendah
b = formula dengan faktor A pada level rendah dan faktor B pada level tinggi
ab = formula dengan faktor A pada level tinggi dan faktor B pada level tinggi
(Armstrong dan James, 1996).
Eksperimen Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
I. Landasan Teori
Daun cocor bebek dapat dimanfaatkan untuk mengobati inflamasi.
Kandungan daun cocor bebek yang berperan sebagai agen anti-inflamasi adalah
flavonoid. Flavonoid memiliki beberapa mekanisme aktivitas anti-inflamasi salah
satunya adalah menghambat metabolisme enzim pada jalur asam arakidonat yang
merupakan mediator penting dalam proses inflamasi dan sinergis dengan aktivitas
antioksidan flavonoid (Lafuente dkk., 2009).
Ekstrak daun cocor bebek akan diformulasi menjadi suatu sediaan gel
agar mudah digunakan dan acceptable. Sediaan dalam bentuk gel mempunyai
kelebihan yaitu mudah dicuci, mudah mengering membentuk lapisan film, dan
memberikan efek dingin pada kulit sehingga cocok jika digunakan sebagai gel
anti-inflamasi (Voigt, 1995).
Gel mempunyai komponen utama yang dapat mempengaruhi sifat fisik
dan stabilitas gel yaitu gelling agent dan humektan. Sifat fisik meliputi viskositas
dan daya sebar gel, sedangkan stabilitas meliputi pergeseran viskositas sediaan
gel. Gelling agent yang digunakan adalah CMC Na dan humektan yang digunakan
adalah propilen glikol. Oleh karena itu, optimasi untuk menentukan komposisi
gelling agent dan humektan diperlukan untuk mendapatkan sifat fisik dan
stabilitas gel yang optimum. Aplikasi desain faktorial digunakan untuk
menentukan area optimum komposisi gelling agent dan humektan yang digunakan
dan menentukan faktor yang dominan yang mempengaruhi sifat fisik dan
stabilitas fisik gel. Area optimum didapatkan dari superimposed contour plot
respon viskositas dan daya sebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
J. Hipotesis
1. Area komposisi optimum dapat diperoleh sehingga dapat diketahui
perbandingan jumlah gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol
untuk membentuk sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dengan
sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
2. Faktor CMC Na merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan
sifat fisik sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek.
3. Sediaan gel ekstrak daun cocor bebek dapat memberikan efek farmakologis
sebagai anti-inflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang bersifat
eksploratif menggunakan metode desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
untuk mendapatkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek yang
memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik gel.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah CMC Na (level rendah dan
level tinggi) dan propilen glikol (level rendah dan level tinggi).
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel (daya sebar
dan viskositas) dan stabilitas fisik gel (pergeseran viskositas setelah
penyimpanan selama 48 jam dan 4 minggu).
c. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi dan
wadah penyimpanan selama 48 jam dan 4 minggu, kecepatan putar, lama
pencampuran, alat - alat penelitian, habitat tumbuh tanaman cocor bebek,
umur tanaman cocor bebek, waktu panen daun cocor bebek, berat hewan
uji, umur hewan uji, jenis kelamin hewan uji, dan galur hewan uji.
d. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu
ruangan, kelembaban ruangan, dan kondisi patofisiologis hewan uji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Definisi Operasional
a. Gel anti-inflamasi adalah sediaan semipadat yang mempunyai efek
farmakologi mengurangi gejala-gejala inflamasi secara topikal.
b. Ekstrak daun cocor bebek adalah hasil ekstraksi daun cocor bebek
dengan metode maserasi selama 48 jam menggunakan etanol, kemudian
dilakukan penguapan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu
55 o
C dan waterbath pada suhu 70oC selama 3 jam dengan pengadukan
secara berkala 30 menit sekali.
c. Gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek adalah sediaan semipadat
yang mengandung zat aktif dari ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe
pinnata (Lam.)) yang mempunyai efek farmakologi mengurangi gejala-
gejala inflamasi secara topikal.
d. Gelling agent adalah komponen dalam sediaan gel yang dapat
membentuk jaringan struktural gel sehingga mempengaruhi sifat fisik
dan stabilitas fisik gel, dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap
gelling agent CMC Na.
e. Humektan adalah komponen yang berfungsi sebagai pelembab untuk
sediaan gel, dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap humektan
propilen glikol.
f. Sifat fisik dan stabilitas fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas sediaan gel, dalam penelitian ini sifat fisik sediaan
gel meliputi daya sebar dan viskositas gel sedangkan stabilitas fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
meliputi pergeseran viskositas gel setelah penyimpanan 48 jam dan 4
minggu.
g. Desain faktorial adalah metode optimasi yang digunakan untuk
mengetahui efek yang lebih dominan dalam mempengaruhi sifat fisik dan
stabilitas fisik sediaan gel dengan analisis hasil secara statistik
menggunakan program R versi 3.1.2.
h. Faktor adalah variabel yang diteliti pada suatu penelitian, dalam
penelitian ini digunakan 2 faktor yaitu CMC Na sebagai faktor A dan
propilen glikol sebagai faktor B.
i. Level adalah tetapan atau nilai dari suatu faktor yang dinyatakan secara
numerik. Level rendah CMC Na 6 gram dan level tinggi CMC Na 7,5
gram, sedangkan level rendah propilen glikol 20 gram dan level tinggi
propilen glikol 30 gram.
j. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya dan dapat
dihitung secara kuantitatif, dalam penelitian ini adalah hasil uji sifat fisik
(viskositas dan daya sebar).
k. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan adanya variasi level dan
faktor.
l. Viskositas adalah ketahanan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
untuk mengalir setelah diberi gaya.
m. Daya sebar adalah diameter penyebaran tiap 1 gram gel anti-inflamasi
ekstrak daun cocor bebek selama 1 menit dengan pemberian beban 125
gram pada alat uji daya sebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
n. Pergeseran viskositas adalah selisih viskositas gel antiiinflamasi ekstrak
daun cocor bebek setelah penyimpanan setelah 4 minggu dengan
viskositas gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek setelah 48 jam
pembuatan pada suhu kamar.
o. Area optimum adalah area komposisi gelling agent CMC Na dan
humektan propilen glikol yang menghasilkan gel yang mempunyai sifat
fisik dan stabilitas fisik yang baik.
p. Contour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area
optimum formula sediaan gel yang memenuhi parameter sediaan gel
yang baik.
q. Superimposed contour plot adalah penggabungan contour plot daerah
optimum dari respon viskositas dan daya sebar.
C. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun cocor
bebek (kebun obat Universitas Sanata Dharma), aquadest (kualitas farmasetis),
CMC Na (kualitas farmasetis), propilen glikol (kualitas farmasetis), metil paraben
(kualitas farmasetis), trietanolamin (kualitas farmasetis), etanol 70% (kualitas
farmasetis), suspensi karagenan-salin 1%, Voltadex®, dan tikus jantan galur
Sprague Dawley yang berumur 2-3 bulan dengan berat 150-250 gram.
D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas,
mixer (Maspion MT-1150), blender, pompa vakum, corong Buchner, maserator,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Viskometer Rion seri VT 04 (RION-JAPAN), stopwatch, waterbath, neraca
analitik, oven, vacuum rotary evaporator, pH stick, alat uji daya sebar, dan jangka
sorong digital.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi Tanaman Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
Determinasi tanaman cocor bebek dilakukan di Laboratorium
Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan
dilakukan determinasi adalah memastikan kebenaran tanaman yang digunakan
oleh peneliti yaitu Kalanchoe pinnata (Lam.). Determinasi dilakukan
menggunakan buku Flora of Java (Spermatophytes only) (Backer dan van der
Brink, 1963).
2. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek
a. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek. Bibit tanaman cocor
bebek diperoleh dari tempat budidaya Merapi Farma Kaliurang,
Yogyakarta. Tanaman cocor bebek dibudidayakan di Kebun Obat
Universitas Sanata Dharma Kampus III Paingan.
Pemanenan daun dilakukan pada umur tiga bulan. Daun dicuci dengan air
mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada daun. Daun
yang telah dicuci diangin-anginkan kemudian dikeringkan menggunakan
pengeringan udara pada tempat teduh dilanjutkan dengan pengeringan
oven sampai daun benar-benar kering, ditandai dengan mudah dipatahkan
atau mudah hancur bila diremas. Simplisia yang sudah kering diserbuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggunakan blender kemudian simplisia diayak menggunakan ayakan
mesh 40.
b. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek. Metode ekstraksi dimodifikasi dari
teknik isolasi senyawa ekstrak etanol daun cocor bebek oleh Nwose
(2013). Modifikasi metode dilakukan pada tahap penguapan
menggunakan vacuum rotary evaporator dan pelarut etanol 70% yang
digunakan. Serbuk daun cocor bebek dimaserasi dengan pelarut etanol
70% dengan perbandingan 2:5 selama 48 jam. Pemisahan serbuk dan
maserat dilakukan menggunakan corong Buchner dan kertas saring
dengan bantuan pompa vakum. Bagian serbuk disari lagi dengan pelarut
etanol dan dimaserasi kembali selama 48 jam. Hasil penyarian dicampur
dan diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator dengan suhu
55oC. Pelarut yang tersisa diuapkan kembali pada cawan porselin di atas
waterbath dengan suhu 75oC selama 3 jam dengan pengadukan berkala
30 menit.
c. Uji kuantitatif kandungan ekstrak daun cocor bebek. Uji kuantitatif
terhadap hasil ekstrak daun cocor bebek dilakukan untuk mengetahui
kadar flavonoid pada ekstrak daun cocor bebek. Pengujian kadar
flavonoid dilakukan oleh Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu
UGM (LPPT UGM). Uji flavonoid dilakukan dengan membuat kurva
baku menggunakan standar quersetin, dilanjutkan dengan uji flavonoid
pada sampel ekstrak daun cocor bebek menggunakan spektrofotometri
visibel pada panjang gelombang 510 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Optimasi formula gel
a. Formula. Formula yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada
formula gel luka bakar ekstrak daun cocor bebek (Hasyim dkk., 2012)
Tabel II. Formula gel untuk luka bakar
Bahan Komposisi (% b/v)
Ekstrak daun cocor bebek 2,5
Carbopol 0,6
Trietanolamin 0,81
Gliserin 25
Propilen glikol 5
Metil paraben 0,18
Etanol 70% 0,5
Aquadest ad 100
Formula tersebut dimodifikasi pada komposisi gelling agent dan
humektan menjadi formula baru pada tabel III.
Tabel III. Formula gel hasil modifikasi
Bahan Formula
1 (g)
Formula
a (g)
Formula
b (g)
Formula
ab (g)
Ekstrak daun cocor bebek 5 5 5 5
CMC Na 6 7,5 6 7,5
Propilen glikol 20 20 30 30
Trietanolamin 1,62 1,62 1,62 1,62
Metil paraben 0,36 0,36 0,36 0,36
Etanol 70% 1 1 1 1
Aquadest 162 162 162 162
Keterangan tabel:
1 = formula dengan faktor A pada level rendah 6 gram dan faktor B
pada level rendah 20 gram.
a = formula dengan faktor A pada level tinggi 7,5 gram dan faktor B
pada level rendah 20 gram.
b = formula dengan faktor A pada level rendah 6 gram dan faktor B
pada level tinggi 30 gram.
ab = formula dengan faktor A pada level tinggi 7,5 gram dan faktor B
pada level tinggi 30 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Pembuatan gel. CMC Na dikembangkan terlebih dahulu dalam 100 gram
aquadest dengan cara menaburkan CMC Na di atas aquadest (campuran
1), pengembangan CMC Na dilakukan selama 24 jam. Metil paraben
dilarutkan menggunakan etanol 70% dan propilen glikol (campuran 2).
Campuran 1 dan 2 dicampur dan ditambahkan ekstrak daun cocor bebek
kemudian dilakukan proses mixing dengan mixer dengan skala putar 1
selama 5 menit. Trietanolamin ditambahkan pada saat proses mixing
pada menit ke-1 untuk mengatur pH sediaan gel anti-inflamasi ekstrak
daun cocor bebek.
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
a. Uji organoleptis dan pH. Uji organoleptis dan pH sediaan dilakukan pada
penyimpanan 48 jam dan 4 minggu. Sediaan gel ekstrak daun cocor
bebek yang telah diformulasi dilakukan pengamatan fisik meliputi bau,
warna, homogenitas, dan pH sediaan. Pengukuran pH menggunakan
indikator pH (pH stick) dengan cara memasukkannya ke dalam sediaan
gel kemudian warna yang dihasilkan dibandingkan dengan warna standar
pada pH stick.
b. Uji viskositas. Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah formulasi gel.
Masing-masing formula gel ditentukan viskositasnya menggunakan alat
Viskometer Rion seri VT 04. Ukuran paddle yang digunakan pada skala 2
(rentang viskositas 100-4000 dPas). Cara pengujiannya yaitu gel
dimasukkan ke dalam cup sampai terisi ¾. Paddle dipasang tegak lurus
pada Viskometer, kemudian cup dipasang dan rotor dinyalakan. Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
viskositas gel dapat diketahui dengan mengamati gerakan jarum
penunjuk viskositas.
c. Uji pergeseran viskositas. Pergeseran viskositas gel ekstrak daun cocor
bebek diketahui dengan menghitung persentase perubahan viskositas gel
setelah penyimpanan selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian Yuliani
(2010), rumus untuk menghitung persen pergeseran viskositas adalah:
d. Uji daya sebar. Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah 48
jam pembuatan. Pengukuran daya sebar dilakukan dengan cara gel
ditimbang 1 gram kemudian diletakkan di tengah lempeng bulat berskala.
Kaca bulat lain dan pemberat diletakkan di atas gel tersebut sehingga
berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit,
kemudian dicatat diameter sebarnya (Garg dkk., 2012).
5. Uji aktivitas anti-inflamasi dengan metode carrageenan-induced paw
edema
a. Penyiapan hewan uji. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tikus jantan galur Sprague Dawley yang berumur 2-3 bulan
dengan berat 100-200 gram. Tikus dipuasakan 12 jam sebelum
pengujian.
b. Pembuatan larutan NaCl 0,9%. Sebanyak 0,225 mg NaCl ditimbang
kemudian dilarutkan dengan aquadest di dalam labu takar 25 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Pembuatan suspensi karagenan-salin 1%. Sebanyak 0,1 g karagenan
ditimbang kemudian dilarutkan dengan larutan NaCl 0,9% di dalam labu
takar 10 ml.
d. Perlakuan hewan uji. Hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok masing-
masing terdiri dari 3 ekor tikus, yaitu:
1) Kelompok kontrol negatif injeksi suspensi karagenan-salin 1%.
Telapak kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong
digital sebelum diinjeksi suspensi karagenan-saline 1% secara
suplantar (dinyatakan sebagai Yo). Pengukuran ketebalan telapak kaki
tikus dilakukan pada menit ke-0 (sebelum injeksi suspensi karagenan-
salin 1%), 30, 60, 120, 180 setelah injeksi suspensi karagenan-salin
1%.
2) Kelompok kontrol positif gel Voltadex®.
Telapak kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong
digital (dinyatakan sebagai Yo), setelah itu dioleskan gel Voltadex®
.
Satu jam kemudian, telapak kaki kiri belakang diinjeksi 0,5 ml
suspensi karagenan-salin 1% secara sub plantar. Pengukuran ketebalan
telapak kaki tikus dilakukan pada menit ke-0 (sebelum pengolesan gel
Voltadex®), 30, 60, 120, 180 setelah injeksi suspensi karagenan-salin
1%.
3) Kelompok perlakuan gel ekstrak daun cocor bebek formula optimum.
Telapak kaki kiri belakang tikus diukur menggunakan jangka sorong
digital (dinyatakan sebagai Yo), setelah itu dioleskan gel ekstrak daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
cocor bebek. Satu jam kemudian, telapak kaki kiri belakang diinjeksi
0,5 ml suspensi karagenan-salin 1% secara sub plantar. Pengukuran
ketebalan telapak kaki tikus dilakukan pada menit ke-0 (sebelum
pengolesan gel ekstrak daun cocor bebek), 30, 60, 120, 180 setelah
injeksi suspensi karagenan-salin 1%.
d. Pengukuran persen penghambatan edema. Analisis hasil dilakukan
dengan mengukur ketebalan telapak kaki tikus menggunakan jangka
sorong digital. Setelah itu dihitung nilai edema tiap waktu (persamaan 2),
nilai AUC total masing-masing perlakuan (persamaan 3) dan didapatkan
persen penghambatan edema (persamaan 4).
Nilai edema masing-masing perlakuan tiap jam dihitung dengan rumus:
Yu = Yt –Yo ........................................................................................ (2)
Keterangan:
Yu = edema kaki tikus pada waktu tertentu (mm)
Yt = tebal kaki tikus pada waktu tertentu setelah diradangkan dengan
suspensi karagenan-salin 1% (mm)
Yo = tebal kaki tikus sebelum diradangkan dengan suspensi
karagenan-salin 1% (mm)
(Taufiq, Wahyuningtyas, dan Wahyuni, 2008).
Nilai AUC total masing-masing perlakuan dengan rumus:
...................................................... (3)
Keterangan:
= area dibawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-3 (mm.jam)
= edema telapak kaki pada jam ke-(n-1) (mm)
= edema telapak kaki pada jam ke-n (mm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
= jam ke-n (jam)
= jam ke-(n-1) (jam)
(Taufiq dkk., 2008).
Persen penghambatan edema dihitung dengan rumus:
........ (4)
Keterangan:
= rata – rata kontrol negatif (mm.jam)
= masing-masing tikus pada kelompok yang
diberi perlakuan (mm.jam)
(Taufiq dkk., 2008).
F. Optimasi dan Analisis Data
Data hasil sifat fisik dan stabilitas gel dianalisis sesuai dengan metode
perhitungan desain faktorial untuk mengetahui efek dari CMC Na, propilen glikol,
dan interaksi antara CMC Na dan propilen glikol. Analisis menggunakan
pendekatan desain faktorial untuk menghitung koefisien b0, b1, b2, b12 sehingga
didapatkan persamaan Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2. Persamaan tersebut
kemudian dibuat contour plot sifat fisik gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor
bebek. Masing-masing contour plot digabungkan menjadi superimposed contour
plot untuk mengetahui area komposisi optimum CMC Na dan propilen glikol
terbatas pada level yang diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
program R versi 3.1.2 dengan uji statistik yaitu uji Shapiro-Wilk yang digunakan
untuk mengetahui normalitas distribusi data. Data dapat dikatakan terdistribusi
normal jika mempunyai p-value lebih dari 0,05. Jika distribusi data normal maka
dilanjutkan dengan uji Levene untuk mengetahui kesamaan variansi tiap populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Data dapat dikatakan memiliki kesamaan variansi jika mempunyai p-value lebih
dari 0,05. Jika data memiliki kesamaan variansi maka dapat dilanjutkan dengan
uji two way ANOVA. Uji ANOVA digunakan untuk mengetahui signifikansi efek
dari CMC Na, propilen glikol dan interaksi keduanya sehingga dapat diketahui
faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas gel anti-inflamasi
ekstrak daun cocor bebek. Faktor dikatakan berpengaruh jika nilai p-value kurang
dari 0,05 dengan taraf kepercayaan 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.))
Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman
yang digunakan dalam penelitian ini. Determinasi tanaman mengacu pada buku
Flora of Java (Spermatophytes only) (Backer dan van Der Brink, 1963).
Determinasi dilakukan dengan mencocokan ciri-ciri tanaman cocor bebek dengan
kunci determinasi. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman tersebut
merupakan tanaman cocor bebek dengan nama latin Kalanchoe pinnata (Lam.).
Hasil determinasi dinyatakan dalam bukti tertulis surat keterangan determinasi
yang dikeluarkan oleh Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma (Lampiran 1).
B. Pembuatan Ekstrak Daun Cocor Bebek
1. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek
Tanaman cocor bebek yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari
Merapi Farma Kaliurang dalam bentuk bibit tanaman dan dibudidayakan di
satu tempat tumbuh yaitu Kebun Obat Universitas Sanata Dharma Kampus III
Paingan. Pembudidayaan tersebut dilakukan untuk mengendalikan variabel
pengacau yang mungkin terjadi pada saat penanaman tanaman cocor bebek
seperti habitat tumbuh, iklim, keadaan tanah, dan pemeliharaan tanaman.
Tanaman cocor bebek dipanen daunnya pada umur tiga bulan sebelum tanaman
berbunga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Menurut Milad, El-Ahmady, dan Singab (2014) dalam penelitian uji anti-
inflamasi antara daun cocor bebek yang dipanen sebelum berbunga dan setelah
berbunga menyatakan bahwa daun cocor bebek yang dipanen sebelum
berbunga menunjukkan aktivitas anti-inflamasi sedangkan daun cocor bebek
setelah berbunga tidak menunjukkan aktivitas anti-inflamasi.
Daun cocor bebek kemudian di sortasi basah untuk memisahkan kotoran
atau bahan asing yang tidak diinginkan dari bahan simplisia. Sortasi basah ini
dilakukan untuk menjaga kemurnian dan mengurangi kontaminasi awal yang
dapat mengganggu proses selanjutnya. Simplisia kemudian dicuci
menggunakan air mengalir dan dirajang untuk mempercepat proses
pengeringan simplisia basah. Semakin tipis ukuran hasil rajangan makan
semakin cepat proses penguapan air sehingga lama waktu pengeringan
simplisia semakin singkat. Pengeringan simplisia dilakukan untuk mengurangi
kadar air, menghentikan reaksi enzimatik, dan mencegah pertumbuhan jamur
dan mikroba. Simplisia dikeringkan dengan pengeringan udara di tempat teduh
selama 2 hari dilanjutkan pengeringan menggunakan lemari pengering pada
suhu 35oC hingga benar-benar kering, hal ini ditandai dengan mudah hancur
bila diremas. Simplisia yang sudah kering kemudian diserbukkan
menggunakan blender hingga didapatkan serbuk halus. Penyerbukan simplisia
ini penting karena proses ekstraksi yang efektif tergantung pada ukuran partikel
simplisia, jika ukuran partikel besar akan sulit diekstraksi sedangkan pada
ukuran partikel kecil akan memiliki luas permukaan yang lebih besar dan dapat
meningkatkan kontak antara serbuk dan cairan pengesktraksi sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ekstraksi akan berjalan lebih efisien. Namun jika tingkat penghalusan simplisia
terlalu tinggi dapat menyebabkan serbuk simplisia susah dipisahkan dari cairan
pengekstraksi dan ekstraksi pun akan berjalan tidak optimal. Serbuk tersebut
kemudian diayak dengan ayakan mesh 40 untuk membuat ukuran partikel
menjadi seragam. Serbuk simplisia daun cocor bebek langsung digunakan
untuk proses selanjutnya untuk meminimalkan terjadinya peningkatan kadar air
selama penyimpanan.
2. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek
Ekstrak daun cocor bebek diperoleh melalui ekstraksi menggunakan
metode maserasi dengan cara merendam serbuk simplisia ke dalam cairan
pengekstraksi dengan penggojokan selama proses ekstraksi. Metode maserasi
dipilih karena penggunaannya mudah, sederhana, dan sesuai untuk jaringan
tumbuhan lunak.
Prinsip metode maserasi seperti prinsip difusi yaitu masuknya sejumlah
cairan pengekstraksi ke dalam ekstrak sehingga kandungan dari dalam ekstrak
akan terdesak ke luar hingga mencapai titik keseimbangan. Saat cairan
pengekstraksi kontak dengan serbuk simplisia, sel-sel yang rusak akibat proses
penyerbukan langsung bersentuhan dengan cairan pengekstrak sehingga
komponen sel akan mudah keluar dari bahan simplisia. Proses selanjutnya
cairan pengekstraksi harus mampu menembus dinding sel dan masuk ke rongga
sel untuk melarutkan komponen sel yang tidak rusak atau terluka. Cairan
pengekstraksi yang masuk ke dalam rongga sel menyebabkan komponen sel
terlarut dan terdesak keluar sel karena adanya perbedaan konsentrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Komponen sel akan terus terdesak dari dalam sel hingga mencapai
keseimbangan yaitu pada saat konsentrasi komponen sel di dalam dan di luar
sel sama besar (Voigt, 1995).
Komponen dari daun cocor bebek yang ingin diekstraksi adalah
flavonoid. Ekstraksi dilakukan dengan menimbang 200 gram serbuk daun
cocor bebek kemudian dilarutkan dalam 500 ml etanol 70% selama 48 jam
dengan penggojokan terus menerus selama ekstraksi. Penggojogan tersebut
dilakukan agar terjadi kontak secara keseluruhan antara cairan pengekstraksi
dengan serbuk simplisia sehingga proses keseimbangan lebih cepat tercapai.
Hasil maserasi kemudian disaring menggunakan kertas saring dan corong
Buchner dengan bantuan pompa vakum untuk mempercepat proses
penyaringan. Bagian serbuk sisa penyaringan kemudian dimaserasi kembali
menggunakan 500 ml etanol 70% selama 48 jam untuk memaksimalkan
keluarnya kandungan flavonoid dari serbuk simplisia daun cocor bebek. Filtrat
hasil maserasi pertama dan kedua dicampur kemudian diuapkan menggunakan
vacuum rotary evaporator dengan suhu 55oC untuk menguapkan fase etanol
kemudian menguapkan fase air dengan waterbath pada suhu 70 o
C selama 3
jam dengan pengadukan selama 30 menit sekali. Hasil ekstraksi daun cocor
bebek yang didapatkan berwarna hijau tua dengan konsistensi cairan yang
mudah mengalir agar dapat bercampur dengan basis gel yang dibuat. Persen
yield ekstrak etanol daun cocor bebek yang didapatkan sebanyak 8 %.
Menurut Voigt (1995), cairan pengekstraksi etanol dapat menghambat
kerja enzim sehingga dapat meminimalkan terjadinya reaksi enzimatik, etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
70% juga efektif digunakan sebagai cairan pengekstraksi karena mampu
mengambil komponen aktif secara optimal dan lebih selektif dalam
mengekstraksi komponen di dalam bahan simplisia.
3. Uji kuantitatif kandungan esktrak daun cocor bebek
Uji kuantitatif terhadap daun cocor bebek dilakukan untuk mengetahui
kadar flavonoid yang terdapat pada ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe
pinnata (Lam.). Pengujian kadar flavonoid dilakukan oleh Laboratorium
Penelitian dan Pengujian Terpadu UGM (LPPT UGM) dengan metode
spektrofotometri visibel dan diperoleh kadar flavonoid 45,305 ppm dalam
202,4 ppm sampel (22,38%) dengan pembanding quersetin. Quersetin
termasuk golongan flavonoid sehingga dapat digunakan sebagai pembanding
pada penetapan kadar flavonoid.
C. Orientasi Level Faktor Penelitian
Orientasi level faktor penelitian dilakukan untuk menentukan level
rendah dan tinggi dari faktor CMC Na dan propilen glikol sebagai gelling agent
dan humektan pada sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
(Kalanchoe pinnata (Lam.)). Level faktor dapat ditentukan dengan melihat respon
viskositas dan daya sebar masing-masing faktor.
Menurut Rowe dkk. (2009), CMC Na digunakan sebagai gelling agent
dalam sediaan gel pada konsentrasi 3,0-6,0 % atau pada sediaan gel 200 gram
mempunyai jumlah 6–12 gram. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
orientasi level faktor CMC Na dilakukan pada rentang jumlah antara 6 gram
hingga 8,5 gram seperti terlihat pada gambar 5 dan 6.
Gambar 5. Profil grafik variasi komposisi CMC Na terhadap viskositas
Gambar 6. Profil grafik variasi komposisi CMC Na terhadap daya sebar
Menurut Rowe dkk. (2009) peningkatan konsentrasi CMC Na dapat
meningkatkan viskositas seiring terjadinya penurunan kemampuan daya sebar gel
anti-inflamasi. Gambar 5 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi CMC Na
menyebabkan peningkatan viskositas sediaan gel. CMC Na pada jumlah 6 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
hingga 7,5 gram terjadi peningkatan respon viskositas yang linier. Gambar 6
menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi CMC Na menyebabkan respon daya
sebar menurun. Penurunan yang linier terjadi dari jumlah 6 gram hingga 8,5 gram.
Berdasarkan kedua profil variasi komposisi CMC Na terhadap viskositas dan daya
sebar, diambil irisan dan ditentukan level rendah dan level tinggi gelling agent
CMC Na adalah 6 gram dan 7,5 gram (Tabel IV).
Menurut Rowe dkk. (2009), propilen glikol digunakan sebagai humektan
pada sediaan topikal pada konsentrasi hingga 15 % atau hingga 30 gram pada
sediaan 200 gram sehingga orientasi propilen glikol dilakukan mengacu pada
konsentrasi tersebut. Orientasi level faktor humektan propilen glikol
menggunakan rentang jumlah 5 gram hingga 30 gram seperti terlihat pada gambar
7 dan 8. Gambar 7 menunjukkan terjadi penurunan viskositas yang linier pada
jumlah 5 gram hingga 10 gram dan 20 gram hingga 30 gram. Gambar 8
menunjukkan respon daya sebar meningkat secara linier pada jumlah propilen
glikol 15 gram hingga 30 gram. Berdasarkan irisan yang didapatkan pada profil
grafik variasi komposisi propilen glikol terhadap viskositas dan daya sebar
ditentukan level rendah dan level tinggi propilen glikol sebagai humektan adalah
20 gram dan 30 gram (Tabel IV).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 7. Profil grafik variasi komposisi propilen glikol terhadap viskositas
Gambar 8. Profil grafik variasi komposisi propilen glikol terhadap daya sebar
Tabel IV. Level rendah dan tinggi jumlah CMC Na dan propilen glikol pada
sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
Faktor Jumlah CMC Na (g) Jumlah propilen glikol (g)
Level rendah 6 20
Level tinggi 7,5 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Pembuatan Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek
Suatu sediaan farmasi yang diaplikasikan secara topikal memiliki dua
komponen penting yaitu zat aktif dan eksipien. Zat aktif merupakan komponen
yang memberikan efek farmakologis sediaan sedangkan eksipien digunakan
sebagai zat tambahan yang membantu menghantarkan zat aktif hingga mencapai
target aksi yang diinginkan. Zat aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah
flavonoid. Zat aktif flavonoid terdapat pada daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata
(Lam.)) (Afzal dkk., 2012). Senyawa flavonoid tersebut mempunyai aktivitas anti-
inflamasi dan antioksidan yang bekerja secara sinergis sehingga dapat
menimbulkan efek yang optimal.
Gel ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) menggunakan
beberapa eksipien yaitu CMC Na sebagai gelling agent, propilen glikol sebagai
humektan, TEA, metil paraben, etanol, dan aquadest.
CMC Na merupakan komponen penting yang berperan sebagai gelling
agent pada sediaan ini. CMC Na merupakan polimer anionik rantai panjang yang
dapat membentuk jembatan hidrogen dengan molekul CMC Na yang lain. CMC
Na akan menjadi bentuk H-CMC dan viskositas dari sediaan akan meningkat
seiring terbentuknya crosslink pada gel. Peningkatan konsentrasi CMC Na dapat
meningkatkan viskositas sediaan gel (Bochek, Yususpova, Zabilova, dan
Petropavlovskii, 2011). Menurut Rowe dkk. (2009), selain berfungsi sebagai
gelling agent pada konsentrasi 3-6 %, CMC Na juga berperan sebagai basis gel.
CMC Na bersifat tidak toksik dan tidak iritan sehingga aman jika terpapar
langsung dengan kulit. CMC Na dapat dikombinasikan dengan propilen glikol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sebagai humektan untuk mempertahankan kestabilan sediaan gel dengan
mengabsorbsi lembab dari lingkungan. Menurut Rowe dkk. (2009), propilen
glikol digunakan sebagai humektan pada sediaan topikal pada konsentrasi hingga
15 %. Propilen glikol bersifat tidak toksik dan secara topikal membantu difusi zat
aktif melalui stratum korneum kulit. Propilen glikol juga berperan sebagai pelarut
dan pengawet untuk menghindarkan sediaan dari tumbuhnya kapang dan khamir.
Trietanolamin (TEA) pada sediaan ini berperan untuk meningkatkan pH sediaan
gel agar sesuai dengan pH kulit yaitu 5,5–6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007).
Sediaan pada penelitian ini merupakan hidrogel yang mempunyai kandungan air
cukup banyak sehingga kemungkinan besar terjadi kontaminasi oleh mikroba.
Penambahan pengawet ditujukan untuk mencegah kontaminasi dan pertumbuhan
mikroba pada sediaan gel. Pengawet yang digunakan adalah metil paraben.
Pemilihan metil paraben pada sediaan ini karena metil paraben mudah larut dalam
larutan aqueous, mempunyai spektrum aktivitas mikroba yang luas dan efektif
pada rentang pH sediaan hidrogel. Metil paraben juga akan meningkat
efektivitasnya dengan penambahan propilen glikol pada sediaan gel (Rowe dkk.,
2009).
Formula yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil modifikasi
dari formula acuan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasyim dkk.
(2012). Jumlah gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol berdasarkan
hasil orientasi level faktor penelitian yaitu level rendah 6 gram dan level tinggi 7,5
gram untuk faktor CMC Na dan level rendah 20 gram dan level tinggi 30 gram
untuk faktor propilen glikol. Pembuatan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bebek diawali dengan mengembangkan CMC Na dalam aquadest selama 24 jam.
Metil paraben dilarutkan terlebih dahulu pada etanol dan ditambahkan propilen
glikol kemudian dicampurkan dengan CMC Na yang telah mengembang.
Penambahan TEA dilakukan di menit pertama pada proses mixing. Proses mixing
dilakukan selama 5 menit menggunakan mixer pada skala putar 1. Waktu
pengadukan dan kecepatan putar yang terlalu besar akan menimbulkan gelembung
udara yang terperangkap dalam sediaan.
E. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Gel
1. Uji organoleptis dan pH
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bau, warna, dan
homogenitas pada sediaan gel ekstrak daun cocor bebek setelah penyimpanan
48 jam dan 4 minggu. Hasil uji organoleptis masing-masing formula
ditunjukkan pada tabel V.
Tabel V. Hasil uji organoleptis dan pH setelah penyimpanan 48 jam dan 4 minggu
Kriteria Formula 1 Formula a Formula b Formula ab
Bau Khas Khas Khas Khas
Warna Coklat
kehijauan
Coklat
kehijauan
Coklat
kehijauan
Coklat
kehijauan
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen
pH 6 6 6 6
Uji pH gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dilakukan
menggunakan kertas pH universal setelah penyimpanan 48 jam dan 4 minggu.
Tujuan uji pH untuk mengetahui pH sediaan apakah sudah sesuai dengan pH
kulit yaitu 5,5 – 6,5. Jika pH sediaan lebih rendah atau lebih tinggi dari pH
tersebut akan menyebabkan iritasi kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). Gel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ekstrak daun cocor bebek memiliki pH 6 yang masuk ke dalam rentang pH
kulit sehingga tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
Hasil uji organoleptis dan uji pH (tabel V) yang diperoleh menunjukkan
setelah penyimpanan 48 jam dan 4 minggu tidak berbeda sehingga dapat
dikatakan sediaan gel stabil secara organoleptis.
2. Uji viskositas
Tujuan uji viskositas adalah menentukan nilai kekentalan suatu formula.
Semakin tinggi nilai viskositasnya maka semakin tinggi tingkat kekentalan zat
tersebut (Sinko, 2011). Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah proses
pembuatan gel. Hal ini dimaksudkan agar gel sudah membentuk sistem yang
stabil tanpa adanya pengaruh pengadukan saat pembuatan. Hasil pengujian
viskositas gel terdapat pada tabel VII.
Tabel VII. Hasil uji viskositas gel
Formula Viskositas (dPas)
F1 285,000 ± 4,082
Fa 471,667 ± 8,498
Fb 260,000 ± 4,082
Fab 411,667 ± 8,498
Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2010) mengenai formulasi gel
menggunakan basis CMC Na, viskositas yang diinginkan adalah 250-440 dPas.
Berdasarkan tabel VII, formula 1, formula b, dan formula ab masuk ke dalam
rentang viskositas yang dinginkan, sedangkan formula a tidak. Hal ini
dikarenakan pada formula a menggunakan level tinggi gelling agent CMC Na.
Jumlah gelling agent berkorelasi linier dengan respon viskositas, sehingga
semakin besar jumlah gelling agent maka viskositas gel semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Uji daya sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan gel dapat
menyebar dan merata pada saat diaplikasikan. Daya sebar yang baik menjamin
pemerataan aplikasi gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek pada kulit.
Nilai daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas. Viskositas semakin
tinggi maka daya sebar akan semakin kecil dan sebaliknya semakin rendah
viskositas sediaan gel maka daya sebarnya akan semakin besar. Sediaan gel
yang ideal memiliki nilai daya sebar yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil. Sediaan gel yang mempunyai daya sebar yang baik akan meningkatkan
kenyamanan pasien saat mengaplikasikan gel tersebut pada kulit. Hasil
pengujian daya sebar gel ekstrak daun cocor bebek ditunjukkan pada tabel VI.
Tabel VI. Hasil uji daya sebar gel
Formula Daya Sebar (cm)
(
F1 5,025 ± 0,020
Fa 4,275 ± 0,054
Fb 5,125 ± 0,020
Fab 4,483 ± 0,031
Berdasarkan tabel VI, daya sebar gel ekstrak daun cocor bebek memiliki
rentang daya sebar 4 hingga 5,2 cm. Rentang daya sebar tersebut sesuai dengan
rentang daya sebar yang diinginkan yaitu 4,0 – 5,5 untuk suatu sediaan gel
semisolid (Lardy, Vennat, Pouget, dan Pourrat, 2000).
F. Stabilitas Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek
Stabilitas gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek merupakan salah
satu parameter penting yang perlu diperhatikan pada penelitian ini. Stabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
terkait erat dengan konsistensi sediaan gel selama penyimpanan dan dosis yang
terkandung di dalam gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek. Kestabilan
sediaan gel dapat dipengaruhi karena faktor eksternal seperti suhu penyimpanan
dan wadah penyimpanan maupun faktor internal sediaan seperti kandungan
ekstrak ataupun eksipien pada sediaan gel. Stabilitas gel anti-inflamasi ekstrak
daun cocor bebek dapat diketahui dengan menghitung persen pergeseran
viskositas yang terjadi setelah 4 minggu. Hasil uji pergeseran viskositas gel anti-
inflamasi ekstrak daun cocor bebek ditunjukkan pada tabel VIII.
Tabel VIII. Hasil % pergeseran viskositas
Formula % Pergeseran Viskositas (%)
F1 4,679 ± 1,654
Fa 2,132 ± 0,902
Fb 3,859 ± 1,617
Fab 2,048 ± 1,203
Menurut Yuliani (2010) sediaan gel dapat dikatakan stabil jika
mempunyai % pergeseran viskositas kurang dari 10% selama penyimpanan 4
minggu. Berdasarkan tabel VIII, semua formula menunjukkan bahwa semua
formula stabil selama penyimpanan 4 minggu.
Hasil % pergeseran viskositas tersebut juga diperkuat dengan uji
statistika stabilitas gel menggunakan t-test berpasangan. Uji t-test berpasangan
biasa dilakukan untuk membandingkan subyek yang berpasangan atau 2
kelompok data yang diperoleh dari pengukuran pada obyek pengamatan pada
waktu yang berbeda. Kelompok data yang dibandingkan adalah kelompok data
viskositas gel setelah 48 jam dan 4 minggu. Gel anti-inflamasi dikatakan stabil
jika memiliki p-value > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel IX. Uji statistika stabilitas gel pada 48 jam dan 4 minggu
Formula p-value
1 0,07459
a 0,07418
b 0,07418
ab 0,1296
Tabel IX menunjukkan semua formula memiliki p-value > 0,05 yang
artinya sediaan gel pada penyimpanan 48 jam dan setelah penyimpanan 4 minggu
tidak berbeda bermakna. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa semua
formula yaitu formula 1, formula a, formula b dan formula ab stabil secara fisik
selama penyimpanan 4 minggu. Grafik viskositas selama penyimpanan tersaji
dalam gambar 9.
Gambar 9. Grafik viskositas setiap formula dari waktu ke waktu selama
penyimpanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
G. Efek Penambahan CMC Na dan Propilen glikol serta Interaksi Kedua
Faktor dalam Menentukan Sifat Fisik Gel Anti-inflamasi Ekstrak
Daun Cocor Bebek
Adanya variasi level dan faktor menyebabkan terjadinya perubahan
respon yang disebut dengan efek. Efek yang diamati pada penelitian ini
disebabkan karena penambahan CMC Na, propilen glikol dan interaksi keduanya
dalam menentukan sifat fisiknya. Analisis efek pada penelitian ini dilakukan
menggunakan program R versi 3.1.2 dengan uji ANOVA dua arah dengan taraf
kepercayaan 95%. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan desain
faktorial dengan dua faktor yaitu faktor CMC Na dan faktor propilen glikol serta
dua level yaitu level tinggi dan level rendah.
1. Uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data pada penelitian ini. Uji normalitas dilakukan menggunakan
Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas terhadap data viskositas dan daya sebar gel
ekstrak daun cocor bebek terdapat pada tabel X.
Tabel X. Uji normalitas viskositas dan daya sebar
Data Formula p-value
Shapiro-Wilk
Viskositas F1 1
Fa 0,4633
Fb 1
Fab 0,4633
Daya sebar F1 1
Fa 0,3631
Fb 1
Fab 0,6369
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Menurut Suhartono (2008), jika p-value uji Shapiro-Wilk > 0,05 maka
distribusi data dapat dikatakan normal. Berdasarkan data pada tabel uji
normalitas, respon viskositas dan daya sebar memiliki profil distribusi data
normal karena p-value > 0,05.
2. Uji variansi data
Setelah diketahui data memiliki profil distribusi normal maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan variansi data menggunakan Levene test. Jika nilai p-value
>0,05 maka dapat dikatakan bahwa data memiliki kesamaan variansi.
Berdasarkan pada tabel XI, respon viskositas maupun daya sebar memiliki
kesamaan variansi data ditunjukkan dengan p-value > 0,05.
Tabel XI. Hasil uji kesamaan variansi data viskositas dan daya sebar
Data p-value
Viskositas 0,8018
Daya sebar 0,7278
3. Respon viskositas
Uji nilai efek dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling dominan
dalam menentukan respon viskositas.
Tabel XII. Nilai efek CMC Na dan propilen glikol serta interaksinya dalam
menentukan respon viskositas
Faktor Efek p-value Standar
error
p-value
persamaan
CMC Na 171,1111 3,98.10-10
16,0247
2,687.10-9
PG 11,5000 1,83.10-5
4,2687
Interaksi -2,3333 0,00594 0,6285
Tabel XII menunjukkan bahwa CMC Na, propilen glikol, dan interaksi
kedua faktor memberikan efek yang signifikan dalam mempengaruhi respon
viskositas gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek. Hal ini ditunjukkan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
p-value ketiga faktor yaitu < 0,05. Berdasarkan nilai efek, CMC Na dan
propilen glikol mampu meningkatkan respon viskositas karena nilai efek
menunjukkan nilai positif sedangkan interaksi keduanya mampu menurunkan
respon viskositas karena efeknya bernilai negatif. Faktor yang paling besar
dalam mempengaruhi respon viskositas adalah faktor CMC Na karena
memiliki nilai efek yang paling besar yaitu 171,1111 (Tabel XII).
Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas adalah Y= -691,6667
+ 171,1111(X1) + 11,5 (X2) - 2,3333 (X1)(X2) dengan p-value 2,687.10-9
; X1
merupakan faktor CMC Na, X2 merupakan faktor propilen glikol dan X1X2
merupakan interaksi kedua faktor CMC Na dan propilen glikol.
4. Respon daya sebar
Uji nilai efek dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling dominan
dalam menentukan respon daya sebar.
Tabel XIII. Nilai efek CMC Na dan propilen glikol serta interaksinya dalam
menentukan respon daya sebar
Faktor Efek p-value Standar
error
p-value
persamaan
CMC Na - 0,594444 2,75.10-9
0,082589
1,932.10-8
PG - 0,020833 0,0001297 0,022001
Interaksi 0,005556 0,1246901 0,003239
Tabel XIII menunjukkan bahwa CMC Na dan propilen glikol
memberikan efek yang signifikan dalam mempengaruhi respon daya sebar gel
anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek. Hal ini ditunjukkan dari p-value
faktor CMC Na dan propilen glikol < 0,05. Interaksi kedua faktor tidak
memberikan efek yang siginifikan dalam mempengaruhi respon daya sebar
karena p-value > 0,05. Berdasarkan nilai efek, CMC Na dan propilen glikol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mampu menurunkan respon daya sebar karena nilai efek menunjukkan nilai
negatif. Faktor yang paling besar mempengaruhi terhadap respon daya sebar
adalah faktor CMC Na karena memiliki nilai efek yang paling besar yaitu
0,594444 (Tabel XIII). Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas
adalah Y = 8,316667 - 0,594444 (X1) - 0,020833 (X2) + 0,005556 (X1)(X2)
dengan p-value 1,932.10-8
; X1 merupakan faktor CMC Na, X2 merupakan
faktor propilen glikol, dan X1X2 merupakan interaksi kedua faktor CMC Na
dan propilen glikol.
H. Optimasi Area Komposisi
Optimasi dilakukan untuk menentukan area komposisi optimum gel anti-
inflamasi ekstrak daun cocor bebek yang memenuhi parameter sifat fisik yang
dikehendaki. Persamaan respon viskositas dan respon daya sebar akan
menghasilkan contour plot viskositas (gambar 10) dan daya sebar (gambar 11),
kemudian ditumpangtindihkan menjadi superimposed contour plot (gambar 12).
1. Contour plot viskositas
Gambar 10. Contour plot respon viskositas sediaan gel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Contour plot viskositas pada gambar 10 didapatkan dari persamaan
respon viskositas. Viskositas yang diinginkan pada penelitian ini adalah 250-
440 dPas. Contour plot tersebut menunjukkan respon viskositas pada level
rendah dan level tinggi faktor CMC Na (6-7,5 gram) dan propilen glikol (20-30
gram) untuk mendapatkan gel dengan parameter yang dikehendaki.
2. Contour plot daya sebar
Gambar 11. Contour plot respon daya sebar sediaan gel
Contour plot daya sebar pada gambar 11 tersebut didapatkan dari
persamaan respon daya sebar. Daya sebar yang diinginkan pada penelitian ini
adalah 4,0-5,5 cm. Contour plot tersebut menunjukkan respon daya sebar pada
level rendah dan level tinggi faktor CMC Na (6-7,5 gram) dan propilen glikol
(20-30 gram) untuk mendapatkan gel dengan parameter yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Superimposed contour plot
Gambar 12. Superimposed contour plot sediaan gel
Superimposed contour plot pada gambar 12 didapatkan dari contour plot
viskositas dan daya sebar. Hasil penggabungan kedua contour plot tersebut
menghasilkan area bertumpang tindih berwarna kuning yang merupakan area
komposisi optimum gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek yang
memenuhi parameter sifat fisik dan stabilitas fisik gel.
I. Validasi Area Komposisi Optimum
Validasi area komposisi optimum dilakukan untuk memastikan bahwa
persamaan yang digunakan tersebut valid. Sifat fisik gel yang dikehendaki pada
penelitian ini adalah viskositas 250-440 dPas dan daya sebar 4,0-5,5 cm. Validasi
dilakukan dengan mengambil satu titik pada area optimum yang merupakan hasil
titik temu antara respon viskositas dan respon daya sebar. Validasi dilakukan
dengan membuat formula gel dengan komposisi gelling agent CMC Na dan
humektan propilen glikol yang masuk pada area optimum yang diarsir seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pada gambar 13. Formula gel anti-inflamasi untuk validasi mempunyai komposisi
CMC Na 7, 45 gram dan propilen glikol 29,5 gram. Hasil uji validasi tersebut
dibandingkan dengan hasil secara teoritis yang didapatkan dari persamaan respon
viskositas dan daya sebar.
Gambar 13. Titik validasi pada area optimum
Hasil teoritis didapatkan dengan memasukkan titik validasi CMC Na dan
propilen glikol pada kedua persamaan respon yaitu respon viskositas dan daya
sebar, kemudian dicari rentang hasil teoritis dengan cara Y ± 1,96 x residual
standard error masing-masing persamaan respon pada program R yang
digunakan. Respon viskositas menggunakan nilai residual standard error 8,165
sedangkan respon daya sebar menggunakan nilai residual standard error 0,04208.
Hasil teoritis dan validasi area komposisi optimum ditunjukkan pada tabel XII.
Tabel XIV .Validasi area komposisi optimum
Hasil Viskositas (dPas) Daya Sebar (cm)
Teoritis 393,556 – 425,563 4,412 – 4,577
Validasi 408,333 ± 2,357 4,483 ± 0,012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berdasarkan tabel XIV, hasil validasi gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
memasuki rentang hasil teoritis yaitu pada viskositas 408,333 dan daya sebar
4,483. Kesimpulan yang didapat adalah persamaan yang digunakan untuk
mendapatkan area komposisi optimum valid.
J. Uji Aktivitas Anti-inflamasi
Uji aktivitas anti-inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek dilakukan untuk
mengetahui apakah gel ekstrak daun cocor bebek memiliki aktivitas antinflamasi
atau tidak. Pengujian dilakukan menggunakan metode karagenan-induced paw
yang paling sering digunakan untuk skrining obat anti-inflamasi (Vogel, 2002).
Iritan yang digunakan pada penelitian ini adalah karagenan. Karagenan
merupakan senyawa iritan yang biasa digunakan untuk menimbulkan inflamasi
akut yang bersifat lokal dan non antigenik. Kelebihan karagenan adalah tidak
menimbulkan kerusakan jaringan, memberi respon yang lebih peka terhadap
senyawa antiinflamasi dan bersifat lokal, sesuai dengan gel ekstrak daun cocor
bebek yang mempunyai efek lokal (Siswanto dan Nurulita, 2005). Menurut
penelitian Di Rosa, Giround, dan Willoughbby (1971), karagenan menginduksi
proses inflamasi akut pada tikus melalui 3 fase utama yaitu fase 1 pelepasan
histamin dan serotonin pada 90 menit pertama, dilanjutkan dengan fase 2 yang
diperantarai kinin dan fase terakhir diperantarai oleh prostaglandin. Kontrol
positif yang digunakan pada penelitian ini adalah Voltadex®
yang memiliki zat
aktif sodium diklofenak. Sodium diklofenak merupakan obat anti-inflamasi non
steroid turunan asam fenilasetat yang bekerja dengan menghambat enzim
siklooksigenase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Formula gel ekstrak daun cocor bebek yang digunakan pada uji aktivitas
ini adalah gel dengan komposisi CMC Na 7,45 gram dan propilen glikol 29,5
gram. Gel tersebut merupakan gel ekstrak daun cocor bebek formula optimum.
Telapak kaki tikus yang sudah mengalami edema diukur menggunakan jangka
sorong digital. Pengukuran ini memiliki kelebihan karena penggunaannya relatif
sederhana dan meminimalkan terjadinya kesalahan pembacaan dibanding jangka
sorong biasa serta tidak perlu melakukan pemotongan terhadap kaki hewan uji.
Jangka sorong yang digunakan pada penelitian ini mempunyai rentang
pengukuran 0-150 mm.
Hewan uji dibagi menjadi tiga kelompok uji yaitu kelompok kontrol
negatif, kelompok kontrol positif Voltadex®
, dan kelompok perlakuan gel ekstrak
daun cocor bebek formula optimum. Hasil uji anti-inflamasi gel berupa persen
penghambatan edema yang didapatkan dari perhitungan nilai edema dan nilai
AUC (Area Under the Curve) yaitu luas daerah di bawah kurva antara rata-rata
nilai edema terhadap waktu pengamatan. Hasil uji anti-inflamasi terlihat pada
gambar 14 dan tabel XV.
Gambar 14. Grafik rata-rata nilai edema kaki tikus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 14 menunjukkan bahwa setelah diinjeksi suspensi karagenan-salin 1%
terjadi peningkatan nilai edema kaki tikus. Pada menit ke-180 terjadi peningkatan
edema pada kontrol negatif hingga 0,58 mm.jam, sedangkan pada kontrol positif
Voltadex® dan gel ekstrak daun cocor bebek terjadi peningkatan edema yang lebih
kecil yaitu 0,21 mm.jam dan 0,33 mm.jam. Adanya penghambatan edema kaki
tikus merupakan salah satu parameter yang menunjukkan adanya efek anti-
inflamasi.
Tabel XV. Data rata-rata AUC dan persen penghambatan edema
Perlakuan AUC
(mm.jam)
Persen
penghambatan
edema (%)
Kontrol negatif 1, 213 0
Kontrol positif Voltadex®
0,413 65,934
Gel ekstrak daun cocor bebek 0,649 46,497
Tabel XV menunjukkan bahwa kontrol positif Voltadex® memiliki nilai
AUC paling kecil, gel ekstrak daun cocor bebek memiliki AUC lebih besar
dibanding kontrol positif, dan kontrol negatif memiliki nilai AUC yang paling
besar. Semakin kecil nilai AUC maka efek anti-inflamasi yang dihasilkan semakin
besar. Nilai AUC kontrol positif Voltadex® dan gel ekstrak daun cocor bebek
dibandingkan dengan nilai AUC kontrol negatif maka dapat dihitung persen
penghambatan edema. Persen penghambatan edema gel ekstrak daun cocor bebek
46,497%, nilai tersebut menunjukkan bahwa gel ekstrak daun cocor bebek
memiliki aktivitas anti-inflamasi.
Nilai persen penghambatan edema diuji statistik menggunakan uji t-
independen antara kontrol positif Voltadex®
dan gel ekstrak daun cocor bebek dan
didapatkan p-value 0,0286. Nilai p-value tersebut menunjukkan bahwa gel ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
daun cocor bebek memiliki persen penghambatan edema yang berbeda bermakna
dibandingkan dengan gel Voltadex®, dikarenakan gel Voltadex
® merupakan zat
aktif senyawa tunggal hasil sintesis.
Kesimpulan yang didapatkan adalah gel ekstrak daun cocor bebek
memiliki aktivitas anti-inflamasi, namun nilai persen penghambatan edemanya
berbeda signifikan dengan kontrol positif Voltadex®.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perbandingan jumlah gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol
yang optimum dapat diperoleh pada sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun
cocor bebek yang memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
2. Faktor CMC Na merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan
sifat fisik sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek.
3. Gel ekstrak daun cocor bebek memberikan efek farmakologis sebagai anti-
inflamasi dengan persen penghambatan edema 46,497%.
B. Saran
1. Uji extrudability terhadap gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek perlu
dilakukan.
2. Optimasi terhadap kecepatan putar dan lama pencampuran untuk membuat
sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek yang memenuhi parameter
sifat fisik dan stabilitas fisik perlu dilakukan.
3. Uji pelepasan zat aktif secara in vitro perlu dilakukan untuk mengetahui
kemampuan pelepasan senyawa aktif sediaan gel ekstrak daun cocor bebek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdassah, M., Sumiwi, S,A., dan Hendrayana, J., 2009, Formulasi Ekstrak Daun
Sukun (Autocarpus altilis (Parkins.) Fosberg) dengan Basis Gel sebagai
Anti-inflamasi, Jurnal Farmasi Indonesia, 4(4):199-200.
Afzal, M,. Gupta, G., Kazmi, I., Rahman, M., Afzal, O., dan Alam, J., 2012, Anti-
Inflammatory and Analgesic Potential of a Novel Steroidal Derivative
from Bryophyllum pinnatum, Fitoterapia, 83:853.
Allen, L.V., dan Ansel, H.C., 2014, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and
Drug Delivery Systems, 10th Edition, Lippincot Williams & Wilkins,
Philadelphia, hal. 408.
Armstrong, N.A., dan James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design
and Interpretation, Taylor & Francis Ltd, London, hal.132-137.
Backer, C.A., dan van Den Brink, B., 1963, Flora of Java : Spermatophytes only,
Volume II, Wilter-Noordhoff, NVP., Netherland, hal. 362 - 413.
Baki, G., dan Alexander, K.S., 2011, Introduction to Cosmetic Formulation and
Technology, John Wiley & Sons Inc, United States, hal. 61.
Bochek, A.M., Yusupova, L.D., Zabilova, N.M., dan Petropavlovskii, G.A., 2011,
Rheological Properties of Aqueous H-Carboxymethyl Cellulose
Solutions with Various Additives, Russian Journal of Applied Chemistry,
75(4):645.
De Muth, J.E., 1999, Basic Statistics and Pharmaceutical Statistic Applications,
Marcell Dekker Inc., New York, hal.265-266.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, hal. 7.
Di Rosa, M., Giround, J.P., dan Willoughbby, D.A., 1971, Studies of the
Mediators of the Acute Inflammatory Response Induced in Rats in
Different Sites by Carrageenan and Turpentine, J Pathol, 104:15-29.
Ferreira, R.T., Coutinho, M.A.S., do Carmo Malvar, D., Costa, E.A., Florentino,
I.F., Costa, S.S., dkk., 2014, Mechanism Underlying the Antinociceptive,
Antiedematogenic, and Anti-Inflammatory Activity of the Main
Flavonoid from Kalanchoe pinnata, Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine, 2014:1-8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulations: An Update, Pharmaceutical Technology, September
2002:84-105.
Hasyim, N., Pare, K.R., Junaid, I., dan Kurniati, A., 2012, Formulasi dan Uji
Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
pinnata L) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus), 16(2):89-94.
Katzung dan Bertram, G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 1, Salemba
Medika, Jakarta, hal. 677-678.
Khumar, S., dan Pandey, A.K., 2013, Chemistry and Biological Activities of
Flavonoid : An Overview, The Scientific World Journal, 2013:2.
Kurniawan, D.W., dan Sulaiman, T.N., 2009, Teknologi Sediaan Farmasi, Edisi
Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 97-98.
Lafuente, A.G., Guillamon, E., Villares, A., Rostagno, M.A., dan Martinez, J.A.,
2009, Flavonoids as Anti-inflammatory Agents : Implications in Cancer
and Cardiovascular Disease, Inflammation Research, 58:538-552.
Lardy, F., Vennat, B., Pouget, M.P., dan Pourrat, A., 2000, Functionalization of
Hydrocolloids : Principal Component Analysis Applied to the Study of
Correlations Between Parameters Describing the Consistency of
Hydrogels, Drug Development and Industrial Pharmacy, 26(7):715-721.
Majaz, A.Q., Tatiya, A.U., Khurshid, M., Nazim, S., dan Siraj, S., 2011, The
Miracle Plant (Kalanchoe pinnata) : A Phytochemical and
Pharmacological Review, International Journal of Research in Ayurveda
& Pharmacy, 2(5):1478.
Matthew, S., Jain, A, K., James, M., Matthew, C., dan Bhowmik, D., 2013,
Analgesic and Anti-Inflammatory Activity of Kalanchoe pinnata (Lam.)
Pers, Journal of Medicine Plants Studies, 1(2):24-28.
Milad, R., El-Ahmady, S., dan Singab, A.N., 2014, Genus Kalanchoe
(Crassulaceae) : A Review of Its Ethnomedical, Botanical, Chemical and
Pharmacological Properties, European Jurnal of Medicinal Plants,
4(1):88-104.
Nugroho, A,E., 2011, Farmakologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 167-169.
Nwose, C., 2013, Effect of Ethanolic Leaf Extract of Kalanchoe pinnata on Serum
Creatine Kinase in Albino Rats, Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry, 1(5):8-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Prasad, A.K., Kuma, S., Iyer, S.V., dan Sudani, R.J., 2012, Pharmacognostical,
Phytochemical and Pharmacological Review on Bryophyllum pinnata,
International Journal of Pharmaceutical & Biological, 423-424.
Putri, E.N., 2010, Optimasi Gelling Agent CMC-Na dan Humektan Polietilen
Glikol 400 dalam Sediaan Gel Antiinflamasi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe
barbadensis Mill.) dengan Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, 35,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Riccioti,E., dan FitzGeral, G.A., 2011, Prostaglandine and Inflammation,
Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, 31:986-987.
Robinson, T., 1991, The Organic Constituent of Higher Plants, 6th Edition,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung, hal.
208.
Rowe, C.R., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th edition, Pharmaceutical Press, London, hal. 118-123, 283-
284, 624-626.
Sinko, P.J., 2011, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences,
Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia, hal. 469-471.
Siswanto,A., dan Nurulita, N.A., 2005, Daya Antiinflamasi Infus Daun Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl) pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Jantan, Prossiding Seminar Nasional TOI XXVII, Batu, 177–
181.
Suhartono, 2008, Analisis Data Statistik dengan R, Jurusan Statistika ITS,
Surabaya, hal. 115.
Suhono, B., dan Tim LIPI, 2010, Ensikopedia Flora Jilid 6, PT Kharisma Ilmu,
Bogor, hal. 124-125.
Taufiq, L., Wahyuningtyas, N., dan Wahyuni, A.S., 2008, Efek Anti-inflamasi
Ekstrak Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) pada Tikus Putih Jantan,
Pharmacon, 9(1):3,5.
Tranggono, R.I., dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 20.
Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays, 2nd
edition, Springer Vorlag Berlin Heidelberg, Berlin, hal. 726-769.
Voigt, R., 1995, Lehbruch der Pharmazeutischem Tecnologie (Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi), diterjemahkan oleh Soewandhi, S.N. dan Widianto,
M.B., Gadjah Mada University Pers, Yogyakarta, hal. 340-341, 352-353.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Yuliani, S.H., 2010, Optimasi Kombinasi Campuran Sorbitol, Gliserol, dan
Propilenglikol dalam Gel Sunscreen Ekstrak Etanol Curcuma mangga,
Majalah Farmasi Indonesia, 2(2):83-89.
Zats, J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse
System, Vol.2, 2nd edition, Marcel Dekker Inc., New York, hal. 399–414.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi dan hasil determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 2. Ethical clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 3. Dokumentasi penanaman tanaman cocor bebek
Gambar 1. Penanaman tanaman cocor bebek
Gambar 2. Tanaman cocor bebek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 4. Proses pembuatan ekstrak daun cocor bebek
Gambar 1. Ekstrak etanol daun cocor bebek
Gambar 2. Proses maserasi serbuk daun cocor bebek
Gambar 3. Proses penguapan menggunakan waterbath
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4. Proses penguapan pelarut menggunakan vacuum rotary evaporator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 5. Sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
Gambar 1. Formula ab Gambar 2. Formula a
Gambar 3. Formula 1 Gambar 4. Formula b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 6. Pengukuran sifat fisik gel ekstrak daun cocor bebek
Gambar 1. Pengukuran viskositas menggunakan alat Viskometer Rion seri VT 04
Gambar 2. Pengukuran daya sebar menggunakan beban 125 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 7. Pengujian aktivitas anti-inflamasi gel ekstrak daun cocor bebek
Gambar 1. Pengukuran telapak kaki tikus dengan jangka sorong digital
Gambar 2. Pengolesan gel ekstrak daun cocor bebek pada telapak kaki tikus
Gambar 3. Injeksi suspensi karagenan salin 1% secara subplantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 8. Orientasi level kedua faktor penelitian
1. Variasi konsentrasi CMC Na terhadap sifat fisik sediaan
CMC Na (g) Daya sebar
(cm)
Viskositas
(dPas)
6 5,05 275
6,5 4,875 300
7 4,575 350
7,5 4,35 400
8 4,15 500
8,5 4 500
Gambar 1. Profil grafik variasi jumlah CMC Na terhadap viskositas dan daya
sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Variasi jumlah propilen glikol terhadap sifat fisik sediaan
Propilen glikol (g) Daya sebar (cm) Viskositas (dPas)
5 3,975 450
10 4,3 420
15 4,325 430
20 4,375 450
25 4,45 440
30 4,55 420
Gambar 2. Profil grafik variasi jumlah propilen glikol terhadap viskositas dan
daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Formula desain faktorial level tinggi dan rendah
Formula CMC Na (g) Propilen glikol (g)
1 6 20
a 7,5 20
b 6 30
ab 7,5 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 9. Data rata-rata viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas
1. Viskositas
Waktu
Pengujian
Formula
1 (dPas) a (dPas) b (dPas) ab (dPas)
48 jam 285 471,667 260 411,667
1 minggu 285 480 275 420
2 minggu 266,667 490 270 408,333
3 minggu 286,667 500 270 420
4 minggu 279,444 490 271,667 416,111
2. Pergeseran viskositas
Formula Viskositas (dPas) Pergeseran viskositas
(%) 48 jam 4 minggu
1 285 279,444 4,679 ± 1,654
a 471,667 490 2,132 ± 0,902
b 260 271,667 3,859 ± 1,617
ab 411,667 416,111 2,048 ± 1,203
3. Daya sebar
Waktu
Pengujian
Formula
1 (dPas) a (dPas) b (dPas) ab (dPas)
48 jam 5 4,275 5,125 4,483
1 minggu 4,758 4,125 5,067 4,325
2 minggu 4,692 4,250 4,875 4,292
3 minggu 4,65 3,975 4,825 4,267
4 minggu 4,683 4,033 4,817 4,300
4. Hasil uji viskositas dan daya sebar gel validasi area komposisi optimum
Formula Viskositas
(dPas)
Daya Sebar
(cm)
Replikasi 1 405 4,475
Replikasi 2 410 4,5
Replikasi 3 410 4,475
408,333 ± 2,357 4,483 ± 0,012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 10. Data uji aktivitas anti-inflamasi
1. Rata –rata pengukuran tebal telapak kaki
Menit ke- Kontrol Negatif
(mm)
Kontrol Positif
(mm)
Formula Gel
(mm)
0 5,017 5,077 4,907
30 5,177 5,107 4,983
60 5,417 5,197 5,083
120 5,557 5,280 5,22
180 5,603 5,287 5,237
2. Rata – rata volume edema telapak kaki
Menit ke- Kontrol Negatif
(mm)
Kontrol Positif
(mm)
Formula Gel
(mm)
0 0 0 0
30 0,16 0,03 0,077
60 0,4 0,09 0,177
120 0,54 0,203 0,313
180 0,587 0,21 0,33
3. Perhitungan rata- rata AUC formula gel ekstrak daun cocor bebek
Menit ke- AUC (mm.jam)
I II III
0 -30 0,007 0,02 0,03
30 – 60 0,035 0,045 0,052
60 -120 0,135 0,125 0,095
120 -180 0,095 0,095 0,04
Jumlah 0,585 0,69 0,672
0,649
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4. Pengukuran tebal telapak kaki kontrol positif
Menit ke- Replikasi
(mm) SD I (mm) II (mm) III (mm)
0 5,18 5,17 4,88 5,077 0,170
30 5,20 5,23 4,89 5,107 0,188
60 5,35 5,32 4,92 5,197 0,240
120 5,37 5,41 5,06 5,28 0,192
180 5,40 5,39 5,07 5,287 0,187
5. Pengukuran volume edema telapak kaki kontrol positif
Menit ke- Replikasi
(mm) SD I (mm) II (mm) III (mm)
0 0 0 0 0 0
30 0,02 0,06 0,01 0,03 0,026
60 0,17 0,15 0,04 0,12 0,07
120 0,19 0,24 0,18 0,20 0,032
180 0,22 0,22 0,19 0,21 0,0173
6. Perhitungan AUC
a. Kontrol negatif
Menit ke- AUC (mm.jam)
I II III
0 – 30 0,025 0,0525 0,0425
30 – 60 0,1275 0,16 0,1325
60 -120 0,51 0,485 0,415
120 -180 0,62 0,545 0,525
Jumlah 1,2825 1,2425 1,115
b. Kontrol positif
Menit ke- AUC (mm.jam)
I II III
0 – 30 0,005 0,015 0,0025
30 – 60 0,0475 0,0525 0,0125
60 -120 0,18 0,195 0,11
120 - 180 0,205 0,23 0,185
Jumlah 0,4375 0,4925 0,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
c. Formula gel anti-inflamasi
Menit ke- AUC (mm.jam)
I II III
0 – 30 0,007 0,02 0,03
30 -60 0,042 0,065 0,082
60 -120 0,22 0,255 0,26
120 -180 0,315 0,35 0,3
Jumlah 0,585 0,69 0,672
7. Persentase penghambatan inflamasi
Replikasi
Perlakuan
Kontrol positif
(%)
Formula
(%)
1 63, 942 51,786
2 59, 409 43,132
3 74, 450 44,574
65,934 ± 6, 299 46,497 ± 3,785
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 11. Perhitungan menggunakan program R versi 3.1.2
1. Uji Normalitas
a. Viskositas > show(viskositas) 1 a b ab 1 280 460 260 420 2 285 475 265 400 3 290 480 255 415
1) Viskositas formula 1 > shapiro.test(viskositas$"1") Shapiro-Wilk normality test data: viskositas$"1" W = 1, p-value = 1
2) Viskositas formula a > shapiro.test(viskositas$"a") Shapiro-Wilk normality test data: viskositas$a W = 0.9231, p-value = 0.4633
3) Viskositas formula b > shapiro.test(viskositas$"b") Shapiro-Wilk normality test data: viskositas$b W = 1, p-value = 1
4) Viskositas formula ab
> shapiro.test(viskositas$"ab") Shapiro-Wilk normality test data: viskositas$ab W = 0.9231, p-value = 0.4633
Keterangan: Uji normalitas p>0,05 sehingga dapat dikatakan
distribusi data viskositas normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Daya Sebar > show(dayasebar) 1 a b ab 1 5.025 4.325 5.100 4.450 2 5.000 4.200 5.125 4.475 3 4.975 4.300 5.150 4.525
1) Daya sebar formula 1 > shapiro.test(dayasebar$"1") Shapiro-Wilk normality test data: dayasebar$"1" W = 1, p-value = 1
2) Daya sebar formula a > shapiro.test(dayasebar$"a") Shapiro-Wilk normality test data: dayasebar$a W = 0.8929, p-value = 0.3631
3) Daya sebar formula b > shapiro.test(dayasebar$"b") Shapiro-Wilk normality test data: dayasebar$b W = 1, p-value = 1
4) Daya sebar formula ab
> shapiro.test(dayasebar$"ab") Shapiro-Wilk normality test data: dayasebar$ablv W = 0.9643, p-value = 0.6369
Keterangan: Uji normalitas p>0,05 sehingga dapat dikatakan
distribusi data daya sebar normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c. Stabilitas
1) Uji stabilitas formula 1 > geser X48jam X1minggu X2minggu X3minggu X4minggu 1 280 280 250 280 290 2 285 290 270 285 305 3 290 285 280 295 300 > shapiro.test(geser$"48jam") Shapiro-Wilk normality test data: geser$"48jam" W = 1, p-value = 1 > shapiro.test(geser$"1minggu") Shapiro-Wilk normality test data: geser$"1minggu" W = 0.75, p-value < 2.2e-16
Keterangan: Uji normalitas p>0,05 sehingga dapat dikatakan
distribusi data stabilitas formula 1 normal.
2) Uji stabilitas formula a > fa 48jam 1minggu 2minggu 3minggu 4minggu 1 460 490 480 500 475 2 475 480 500 510 480 3 480 470 490 490 490 > shapiro.test(fa$"48jam") Shapiro-Wilk normality test data: fa$"48jam" W = 0.9231, p-value = 0.4633 > shapiro.test(fa$"4minggu") Shapiro-Wilk normality test data: fa$"4minggu" W = 0.9643, p-value = 0.6369
Keterangan: Uji normalitas p>0,05 sehingga dapat dikatakan
distribusi data stabilitas formula a normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3) Uji stabilitas formula b > fb 48jam 1minggu 2minggu 3minggu 4minggu 1 260 270 270 275 280 2 265 275 260 270 275 3 255 280 265 265 270 > shapiro.test(fb$"48jam") Shapiro-Wilk normality test data: fb$"48jam" W = 1, p-value = 1
> shapiro.test(fb$"4minggu") Shapiro-Wilk normality test data: fb$"4minggu" W = 1, p-value = 1
Keterangan: Uji normalitas p>0,05 sehingga dapat dikatakan
distribusi data stabilitas formula b normal.
4) Uji stabilitas formula ab > fab1
48jam 1 2 3 4 1 420 420 400 410 425 2 400 410 410 430 415 3 415 430 415 420 420 > shapiro.test(fab1$"48jam") Shapiro-Wilk normality test data: fab1$"48jam" W = 0.9231, p-value = 0.4633
> shapiro.test(fab1$"4") Shapiro-Wilk normality test data: fab1$"4" W = 1, p-value = 1
Keterangan: Uji normalitas p>0,05 sehingga dapat dikatakan
distribusi data stabilitas formula ab normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Uji Kesamaan Variansi > efek CMCNa PG viskositas dayasebar formula 1 6.0 20 280 5.025 formula.1 2 6.0 20 285 5.000 formula.1 3 6.0 20 290 4.975 formula.1 4 7.5 20 460 4.325 formula.a 5 7.5 20 475 4.200 formula.a 6 7.5 20 480 4.300 formula.a 7 6.0 30 260 5.100 formula.b 8 6.0 30 265 5.125 formula.b 9 6.0 30 255 5.150 formula.b 10 7.5 30 420 4.450 formula.ab 11 7.5 30 400 4.475 formula.ab 12 7.5 30 415 4.525 formula.ab
a. Viskositas >leveneTest(efek$viskositas,efek$formula,center=mean) Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean) Df F value Pr(>F) group 3 1.5238 0.2813
Keterangan: Uji kesamaan variansi p>0,05 sehingga dapat
dikatakan data viskositas homogen.
b. Daya sebar > leveneTest(efek$dayasebar,efek$formula,center=mean) Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = mean) Df F value Pr(>F) group 3 2.2069 0.1649
8
Keterangan: Uji kesamaan variansi p>0,05 sehingga dapat
dikatakan data daya sebar homogen.
c. Stabilitas
1) Formula 1 > leveneTest(vektor$values~vektor$ind) Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median) Df F value Pr(>F) group 4 0.875 0.5121 10
Keterangan: Uji kesamaan variansi p>0,05 sehingga dapat
dikatakan semua data pergeseran viskositas formula 1homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2) Formula a > leveneTest(vektor$values~vektor$ind) Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median) Df F value Pr(>F) group 4 0.0455 0.9954 10
Keterangan: Uji kesamaan variansi p>0,05 sehingga dapat
dikatakan semua data pergeseran viskositas formula a homogen.
3) Formula b > leveneTest(vektor$values~vektor$ind) Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median) Df F value Pr(>F) group 4 0 1 10
Keterangan: Uji kesamaan variansi p>0,05 sehingga dapat
dikatakan semua data pergeseran viskositas formula b homogen.
4) Formula ab
> leveneTest(vektor$values~vektor$ind) Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median) Df F value Pr(>F) group 4 0.2105 0.9267 10
Keterangan: Uji kesamaan variansi p>0,05 sehingga dapat
dikatakan semua data pergeseran viskositas formula ab homogen.
3. Uji ANOVA
a. Viskositas > aov(vektor$values~vektor$ind)
Call: aov(formula = vektor$values ~ vektor$ind) Terms: vektor$ind Residuals Sum of Squares 92189.58 533.33 Deg. of Freedom 3 8 Residual standard error: 8.164966 Estimated effects may be unbalanced
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
> anova=aov(vektor$values~vektor$ind) > anova Call: aov(formula = vektor$values ~ vektor$ind) Terms: vektor$ind Residuals Sum of Squares 92189.58 533.33 Deg. of Freedom 3 8 Residual standard error: 8.164966 Estimated effects may be unbalanced > summary(anova) Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F) vektor$ind 3 92190 30730 460.9 2.69e-09 *** Residuals 8 533 67 --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
b. Daya sebar > aov(vektor$values~vektor$ind) Call: aov(formula = vektor$values ~ vektor$ind) Terms: vektor$ind Residuals Sum of Squares 1.4893750 0.0141667 Deg. of Freedom 3 8 Residual standard error: 0.04208127 Estimated effects may be unbalanced > anova=aov(vektor$values~vektor$ind) > anova Call: aov(formula = vektor$values ~ vektor$ind) Terms: vektor$ind Residuals Sum of Squares 1.4893750 0.0141667 Deg. of Freedom 3 8 Residual standard error: 0.04208127 Estimated effects may be unbalanced > summary(anova) Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F) vektor$ind 3 1.4894 0.4965 280.4 1.93e-08 ***
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Residuals 8 0.0142 0.0018 --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
4. Uji nilai efek persamaan
a. Viskositas > aov(viskositas~CMCNa*PG,data=efek) Call: aov(formula = viskositas ~ CMCNa * PG, data = efek) Terms: CMCNa PG CMCNa:PG Residuals Sum of Squares 85852.08 5418.75 918.75 533.33 Deg. of Freedom 1 1 1 8 Residual standard error: 8.164966 Estimated effects may be unbalanced
> summary.lm(aov(viskositas~CMCNa*PG,data=efek)) Call: aov(formula = viskositas ~ CMCNa * PG, data = efek) Residuals: Min 1Q Median 3Q Max -11.667 -5.000 1.667 5.000 8.333 Coefficients: Estimate Std. Error t value Pr(>|t|) (Intercept) -691.6667 108.8322 -6.355 0.000219 *** CMCNa 171.1111 16.0247 10.678 5.19e-06 *** PG 11.5000 4.2687 2.694 0.027327 * CMCNa:PG -2.3333 0.6285 -3.712 0.005937 ** --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1 Residual standard error: 8.165 on 8 degrees of freedom Multiple R-squared: 0.9942, Adjusted R-squared: 0.9921 F-statistic: 460.9 on 3 and 8 DF, p-value: 2.687e-09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
b. Daya sebar > aov(dayasebar~CMCNa*PG,data=efek) Call: aov(formula = dayasebar ~ CMCNa * PG, data = efek) Terms: CMCNa PG CMCNa:PG Residuals Sum of Squares 1.4008333 0.0833333 0.0052083 0.0141667 Deg. of Freedom 1 1 1 8 Residual standard error: 0.04208127 Estimated effects may be unbalanced > summary.lm(aov(dayasebar~CMCNa*PG,data=efek)) Call: aov(formula = dayasebar ~ CMCNa * PG, data = efek) Residuals: Min 1Q Median 3Q Max -0.075 -0.025 0.000 0.025 0.050 Coefficients: Estimate Std. Error t value Pr(>|t|) (Intercept) 8.316667 0.560908 14.827 4.22e-07 *** CMCNa -0.594444 0.082589 -7.198 9.27e-05 *** PG -0.020833 0.022001 -0.947 0.371 CMCNa:PG 0.005556 0.003239 1.715 0.125 --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1 Residual standard error: 0.04208 on 8 degrees of freedom Multiple R-squared: 0.9906, Adjusted R-squared: 0.987 F-statistic: 280.4 on 3 and 8 DF, p-value: 1.932e-08
5. Uji ANOVA efek
a. Viskositas > anova=aov(viskositas~CMCNa*PG,data=efek) > anova Call: aov(formula = viskositas ~ CMCNa * PG, data = efek) Terms: CMCNa PG CMCNa:PG Residuals Sum of Squares 85852.08 5418.75 918.75 533.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Deg. of Freedom 1 1 1 8 Residual standard error: 8.164966 Estimated effects may be unbalanced > summary(anova) Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F) CMCNa 1 85852 85852 1287.78 3.98e-10 *** PG 1 5419 5419 81.28 1.83e-05 *** CMCNa:PG 1 919 919 13.78 0.00594 ** Residuals 8 533 67 --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
b. Daya sebar > anova=aov(dayasebar~CMCNa*PG,data=efek) > anova Call: aov(formula = dayasebar ~ CMCNa * PG, data = efek) Terms: CMCNa PG CMCNa:PG Residuals Sum of Squares 1.4008333 0.0833333 0.0052083 0.0141667 Deg. of Freedom 1 1 1 8 Residual standard error: 0.04208127 Estimated effects may be unbalanced > summary(anova) Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F) CMCNa 1 1.4008 1.4008 791.059 2.76e-09 *** PG 1 0.0833 0.0833 47.059 0.00013 *** CMCNa:PG 1 0.0052 0.0052 2.941 0.12469 Residuals 8 0.0142 0.0018 --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
6. Uji t-berpasangan stabilitas gel
a. Formula 1 > geserf1 48jam 1minggu 2minggu 3minggu 4 minggu 1 280 290 250 280 290 2 285 290 270 285 305 3 290 285 280 295 300 > t.test(geserf1$"48jam",geserf1$"4minggu",paired=T) Paired t-test data: geserf1$"48jam" and geserf1$"4minggu" t = -4, df = 2, p-value = 0.05719 alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0 95 percent confidence interval: -27.675509 1.008842 sample estimates: mean of the differences -13.33333
Keterangan: Uji t-berpasangan memiliki p>0,05 sehingga dapat
dikatakan antara formula 1 setelah penyimpanan 48 jam dan 4
minggu tidak berbeda bermakna.
b. Formula a > fa 48jam 1minggu 2minggu 3minggu 4minggu 1 460 490 480 500 475 2 475 480 500 510 480 3 480 470 490 490 490 > t.test(fa$"48jam",fa$"4minggu",paired=T) Paired t-test data: fa$"48jam" and fa$"4minggu" t = -3.4641, df = 2, p-value = 0.07418 alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0 95 percent confidence interval: -22.420689 2.420689 sample estimates: mean of the differences -10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Keterangan: Uji t-berpasangan memiliki p>0,05 sehingga dapat
dikatakan antara formula a setelah penyimpanan 48 jam dan 4
minggu tidak berbeda bermakna.
c. Formula b > fb 48jam 1minggu 2minggu 3minggu 4 minggu 1 260 270 270 275 265 2 265 275 260 270 275 3 255 280 265 265 270 > t.test(fb$"48jam",fb$"4minggu",paired=T) Paired t-test data: fb$48jam and fb$4minggu t = -3.4641, df = 2, p-value = 0.07418 alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0 95 percent confidence interval: -22.420689 2.420689 sample estimates: mean of the differences -10
Keterangan: Uji t-berpasangan memiliki p>0,05 sehingga dapat
dikatakan antara formula b setelah penyimpanan 48 jam dan 4
minggu tidak berbeda bermakna.
d. Formula ab > fab 48jam 1 2 3 4 1 420 420 400 420 425 2 400 410 410 430 415 3 415 430 415 420 420 > t.test(fab$"48jam",fab$"4",paired=T) Paired t-test data: fab$"48jam" and fab$"4" t = -2.5, df = 2, p-value = 0.1296 alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0 95 percent confidence interval
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
-22.675509 6.008842 sample estimates: mean of the differences -8.333333
Keterangan: Uji t-berpasangan memiliki p>0,05 sehingga dapat
dikatakan antara formula 1 setelah penyimpanan 48 jam dan 4
minggu tidak berbeda bermakna.
7. Uji t-independen persen penghambatan edema > inflamasi positif gel antinflamasi 1 63.942 51.786 2 59.409 43.132 3 74.450 44.574 > t.test(inflamasi$"positif",inflamasi$"gel antinflamasi") Welch Two Sample t-test data: inflamasi$positif and inflamasi$"gel antinflamasi" t = 3.7398, df = 3.278, p-value = 0.02862 alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0 95 percent confidence interval: 3.662135 35.210531 sample estimates: mean of x mean of y 65.93367 46.49733
Keterangan: Uji t-independen memiliki p<0,05 sehingga dapat dikatakan
bahwa persen penghambatan edema gel ekstrak daun cocor bebek
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif Voltadex®.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 12. Perhitungan efek CMC Na, propilen glikol, dan interaksi
kedua faktor
Formula CMC Na Propilen
glikol
Interaksi Viskositas
(dPas)
Daya sebar
(cm)
1 - - + 285 5
a + - - 471,667 4,275
b - + - 260 5,125
ab + + + 411,667 4,483
1. Perhitungan efek viskositas
Efek CMC Na = = 169,167
Efek propilen glikol = = -42,5
Efek interaksi = = -17,5
2. Perhitungan efek daya sebar
Efek CMC Na = = -0,6835
Efek propilen glikol = = 0,1665
Efek interaksi = =0,0415
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BIOGRAFI PENULIS
Gregoria Novalia Ambarani lahir di Magelang pada
tanggal 17 November 1993, yang merupakan anak
pertama pasangan Bapak Martinus Ambar Waluyo
dan Ibu Dwi Kurniyati. Penulis menempuh
pendidikan formal di TK Negeri Pertiwi 1 Magelang
pada tahun ajaran 1998–1999, SD Negeri
Potrobangsan 3 Magelang pada tahun ajaran 1999–
2005, SMP Negeri 1 Magelang pada tahun ajaran
2005–2008, SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan
pada tahun ajaran 2008–2011, dan Program Studi S1
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011-2015.
Selama menempuh perkuliahan S1, penulis memiliki pengalaman sebagai asisten
Praktikum Biokimia pada tahun 2013, asisten Praktikum Analisis Farmasi pada
tahun 2015, dan asisten Praktikum Validasi Metode pada tahun 2015. Penulis juga
terlibat dalam organisasi seperti menjadi Wakil Komisariat Eksternal Jaringan
Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) periode 2013/2014. Penulis juga aktif di
beberapa kepanitiaan, seperti koordinator konsumsi Pharmacy Performance dan
Pharmacy Road to School 2014, koordinator acara Komunitas Sadar Sehat JMKI
wilayah Yogyakarta 2013, dan anggota divisi humas Seminar dan Longmarch
HIV/AIDS 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended