PikiranRakyat -...

Preview:

Citation preview

Pikiran Rakyato Senin o Selasa • Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu2 3 4 5 6 CD 8 9 10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep o Old ONov • Des

akanKapabilitas Kapitalis pun DipertanOleh H. OBSATAR SINAGA

DUA hal bersamaanyang mendera. negara

, kapitalis saat ini adalahkrisis utang luar negeri yangmelebihi kemampuan nasionalmasing-masing negara Eropadan kelambatan pertumbuhanekonomi Amerika Serikat. Ke-dua ha! tersebut memang belumdirasakan secara rill oleh negaraberkembang. Akan tetapi, dapatdipastikan denganjumlah pen-duduk miskin Eropa yang ber-gerak dari angka 13 juta jiwamenuju ke angka 48 juta jiwapada awal 2012. Perubahantersebut akan memaksa negara ,maju mengalirkan dana bantu-an ke Eropa untuk menjaga efekdomino dari dampak krisis yangmerembet ke semua kekuatanekonomi kapitalis.Dapat dipastikan, ketika pe-

ningkatan perhatian dunia kependuduk Eropa itu meningkatketika itu pula berkurang dayaserap berbentuk bantuan luarnegeri yang akan dihasilkan ne-gara-negara berkembang yangselama ini begitu percaya padasistem kapitalis-liberal. Sejum-lah angka persentase dari ang-garan pendapatan dan belanjanegara yang dipenuhi dari ben-tuk pinjaman luar negeri baginegara yang sangat meyakinisistem pasar, akan "macet" ka-rena likuidasi bantuan yang ber-gerak untuk memperbaiki kon-disi rescheduling utang luar ne-geri negara-negara Eropa.Angka pertumbuhan ekonomi

, yang rata-rata hanya sampai pa-da 1,6 persen di seluruh Eropadengan dominasi Jerman yanghanya sampai angka 2,9 persenmemaksa banyak kebijakanunik di kawasan Eropa ini. Mu-lai dari kebijakan pengenaan pa-jak tinggi dari setiap transaksikeuangan sampai dengan kebi-jakan yield (imbas hasil) sertafunding cost (biaya pendanaan)diterapkan untuk bisa segeramembangkitkanperekonomiankawasan itu.Persoalannya, apakah kebi-

jakan-kebijakan tersebut tidakmemberikan dampak yang akan 'menyulitkan negara-negara ber-kembang yang selama ini ba-nyak bergantung pada kekuatanbantuan negara-negara maju?Bagaimana pengaruhnya ter-hadap kepercayaan sistem kapi-talis dunia?

Ekonomi pasar sosialisAkhir perang dingin memo-

sisikan kapitalis liberal sebagai

kekuatan ekonomi barn yangakan menjadi ancaman adalahCina, India, dan Brasil.Tampilnya kekuatan Cina

merupakan pertanda dari tu-runnya kapabilitas kapitalis libe-ral. Cina lebih bisa menye-suaikan dengan berbagai pe-rubahan dunia denganjatuhnyasistem sosialis komunis Barat.Cina memilih jalan tengah de-ngan mempertahankan sistemsosialis dan lebih mengadopsipasar dengan julukan ekonomipasar sosialis yang toleran kepa-da sistem pasar. Namun, tetapmengandalkan regulasi peme-rintah untuk melindungi pro-duksi dalam negeri.Sementara itu, Cina mengem-

bangkan sistem ekonomi pasarsosialis untuk menunjukkansifat dinamis dari sistem ekono-mi sosialis. Sistem ekonomipasar sosialis ini bersifat terbu-ka terkendali dengan memper-bolehkan hal-hal yang sebelum-nya dianggap "tabu", yakni: (1)investasi boleh masuk; (2) per-saingan pasar digalakkan; dan(3) kepemilikan pribadi diper-bolehkan. Hal tersebut berhasilmembawa Cina sebagai jajarannegara terkuat secara ekonomijustru ketika negara kapitalis li-beral sebagai pemilik sistemmekanisme pasar berjatuhan,

Entitas globalisasiAda lagi berbagai kesulitan

yang selama'ini. dihadapi negaraberkembang meskipun merekamenjadi penganut sistem kapi-talis liberal. Kita sebut kesulitanitu sebagai entitas (muatan)globalisasi. Sejak awal muncul-nya istilah globalisasi (mondial-isasi) dalam pergaulan dunia in-ternasional, muatan yang selaluhadir dalam entitas utamanyaadalah isu lingkungan hidup,demokratisasi, hak azasi manu-sia. Tiga entitas ini yang kemu-dian menjadi inti dari setiap ge-rakan negara-negara besar un-tuk melakukan interaksi dengannegara-negara berkembang.Untuk melakukan hubungan

perdagangan saja, negara ber-kembang dihadapkan pada per-syaratan yang disebut sebagaientitas globalisasitersebut, Seti-ap produk negara berkembangyang masuk ke pasar Eropake-mudian dikenakan persyaratanyang tidak sedikit di luar customunion yang sudah berlaku dikawasan itu secara umum. Tu-duhan terhadap negara berkem-bang bahwa produknya meru-sak lingkungan, misalnya, di-arahkan sebagai "senjata" untukmenekan komoditas yang da-tang dari negara berkembang, --'.!...------

kekuatan pemenang yang di-anggap mampu menjanjikan ke-makmuran bagi pengikutnya.Kepercayaan dunia berkembangke arah tumpuan untuk meyaki-ni kapitalis liberal dengan motorkapitalis Barat, bisa dijadikanharapan satu-satunya untukmengatasi krisis ekonomi di ne-gara-negara berkembang. Ber-bagai harapan dari setiap ran-cangan anggaran belanja darimasing-masing negara selaluberkait langsung dengan bantu-an IMF, World Bank, danberbagai lembaga keuangarikapitalis. Contohnya di Indone-sia, darir.oso triliun rupiahhampir 40 persen diambil daripinjaman luar negeri, yang no-tabene berasal dari kelompokkapitalis liberal.Akan tetapi, krisis ekonomi di

Eropa dengan utang luar negeriyang melebihi kemampuan na-sionalnya dan perlambatan per-tumbuhan ekonomi AS meng-geser perhatian kapitalis kepadakepentingan di negerinya sen-diri. Wajar bila terjadi krisisekonomi yang berujung politik,seperti di negara-negara TimurTengah. Jatuhnya Husni Mu-barak sebagai tokoh tirani pro-kapitalis juga diawali dengankondisi ekonomi yang tidak ter-atasi di Mesir.Secara tidak langsung, posi-

bilitas di Eropa akan mengu-rangi kemampuan sektor rill dinegara berkembang. Saat ini,jumlah penduduk Eropa sekitar500 juta jiwa dari keanggotaanUni Eropa sebanyak 27 negara.Dari jumlah tersebut ada 13 jutapenduduk miskin sehingga UniEropa menyiapkan dana bantu-an 480 juta Euro. Tahun men-datang, dana bantuan akan di-turunkan sampai 113 juta Eurokarena kondisi ekonomi. Unik-nya, justru Eropa memandang~-----~

Alhasil, barang yang sudah sam-pai di daratan Eropa dan tidaklaku dijual dengan harga kom-petitif pasar diturunkan har-ganya secara drastis. Pertim-bangan produsen dari negaraberkembang adalah biaya ong-kos angkut yang harus tertutupketimbang harus membawa pu-lang ke negara asalnya ..Produk barang jadi dari sisi

manufaktur yang diekspor keUni Eropajuga dicegah lagi de-ngan alasan dari sisi tenaga ker-ja. Negara berkembang disan-dera dengan sebutan melanggarHAM karena sektor-sektor pro-duksi dituduh memperkerjakananak di bawah umur ataumemberikan upah yang tidakmemenuhi ketentuan minimal(upah minimum). Tuduhan itudipergunakan sebagai "senjatakedua" untuk menekan produk-si barang jadi negara berkem-bang sehingga tidak masuk de-ngan mudah menjadi keuntung-an kompetitifbagi pasar Eropa.,

Aksi "dosa" yang ketiga yangdilakukan negara maju adalahdengan memasang muatan glo-balisasi bergelar demokratisasi.Banyak negara yang memilikipenghasilan komoditas sumberdaya alam cukup baik kemudiandirepotkan dengan berbagaipraktik politik di dalam negeriyang tidak berkait langsung de-ngan prosesproduksi. MisalnyaMyanmar yang dipimpin olehjunta militer, dianggap sebagainegara yang tidak menjalankandemokratisasi sehingga pro-duknya dihambat masuk meski-pun komoditasnya baik dan di-butuhkan.

Belum lagi sebutan yang se-lalu memberikan klasifikasi ne-gara dunia ketiga sebagai negarasedang berkembang atau negaraterbeIakang merupakan carauntuk menempatkan negara be-sar sebagai kelompok yang ber-ada dalam sisi sentral dalampengembangan keberadaban :manusia. Sementara negara ter-belakang dan negara berkem-bang merupakan sisislain darisebutan phery-phery (pinggi-ran) yang tidak jauh pengertian-nya dengan makna uncioiliza-tion (bangsa yang tidak ber-adab). Posisi tersebut sama ar-tinya dengan menempatkan ne-gara terbelakang dan negaraberkembang sebagai bangsayang tidak harus dihormatidalam kancah pergaulan antar-bangsa. Hal itu sekaligus memo-sisikan negara berkembangmenjadi negara yang tidakharus mendapat perlakuan yanglayak dalam tata hubungan in-

temasional karena masih belumlayak untuk dianggap sebagaibangsa yang beradab.

Dalam kapasitas yang tidaksama, penekanan lain juga hadirketika setiap produk barangmentah maupun barangjadi di-hubungkan dengan nilai kepan-tasan komoditas produksi layakuntuk dikonsumsi atau tidakoleh bangsa yang disebut seba-gai bangsa beradab. Berbagaiancaman penyakit unik sepertiflu burung, ebola, dan banyaklagijenisnya menjadi alasan un-tuk melakukan proteksi ter-hadap produk negara-negaraterbelakang. Tragisnya, tidakada kesempatan meIakukanpembelaan kecuali produknyaharus dimusnahkan ketika ma-sih berada di dalam negeri. Ka-sus flu burung dan flu babi sajasudah memberikan opsi pem-bantaian unggas di negaraberkembang.

Catatan akhirBila keadaan ini terus terjadi,

diyakini tata hubungan interna-sional akan dikuasai Cina. Du-kungan Cina untuk membang-kitkan perekonomian Vietnammerupakan cara lain pemerin-tab 'Cina untuk memperlihatkankepada dunia, sistem sosialisyang dianutnya lebih menjan-jikan kemakmuran. Sejumlahperjanjian dilakukan Cina de-ngan berbagai kawasan, sepertiperdagangah bebas denganASEANdalam ACFfA (ASEAN-China Free Trade Area). Berba-gai keberhasilan Cina membukaperdagangan bebas dengan ka-wasan potensial dan juga ke-mampuan Cina mempertahan-kan diri dari krisis mata uangdoIar, membuat negara itu se-makin mendapat kepercayaandari negara berkembang untukmengambil kiblat barn ke Cina.

Goyahnya kekuatan ekonomikapitalis liberal untuk menjan-jikan kemakmuran dan semakinmenguatnya Cina dalam me-ngendalikan kekuatan ekonomidunia menjadi fenomena barubagi kekuatan pengendalianekonomi dunia. Cina mungkintidak menyebut dirinya sebagaikekuatan ekonomi pengendaliyang baru dari tata hubunganintemasional, tetapi kekuatan .kapitalis liberal mulai diper-tanyakankemampuannya un-tuk mewujudkan kesejahteraan,Kita tunggu dan lihat apa yangakan terjadi sesudahnya. ***

Pen.ulis, Sekretaris ProgramStudi Hubungan IntemasionalPascasarjana FISIP UniversitasPadjadjaran, Bandung.

Recommended