View
291
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
PETUNJUK TEKNISKEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSIDAN NILAI TAMBAH HORTIKULTURA
MELALUI DANA APBN/APBN-P TAHUN 2017
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURAKEMENTERIAN PERTANIAN
2017
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya, maka Petunjuk Teknis (Juknis) Kegiatan Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura Melalui Dana APBN-P Tahun 2017 telah disusun.
Dalam upaya mempercepat tercapainya peningkatan produksi dan nilai tambah hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura telah mendapat alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Lokasi kegiatan di kawasan yang telah terbentuk dan di daerah sentra pengembangan baru yang diharapkan dapat menambah areal produksi dan pemerataan produksi hortikultura sepanjang tahun melalui penerapan teknologi budidaya dan pascapanen yang baik.
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Dan Nilai Tambah Hortikultura Melalui APBNP 2017 ini, merupakan penjelasan teknis dan acuan pelaksanaan bagi petugas tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dan di lapang agar kegiatan peningkatan produksi dan nilai tambah hortikultura terlaksana secara efektif, efisien, ekonomis, tepat waktu dan tertib baik di Pusat maupun di Daerah.
Diharapkan adanya komitmen semua pihak demi terwujudnya pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 dapat berjalan dengan lancar dan dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi dan fisik di lapangan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini. Semoga petunjuk teknis dapat bermanfaat.
Jakarta, Agustus 2017Direktur Jenderal Hortikultura
Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MMNIP. 19580206 198503 1 001
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ iDAFTAR ISI ............................................................................................ iii
I. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI SAYURAN DAN TANAMAN OBAT (1771) .................. 1
II. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA (1772) .......................... 83
III. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERLINDUNGAN HORTIKULTURA (1773) ..................... 129
IV. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENINGKATAN USAHA DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN HORTIKULTURA (1774) ......................... 149
V. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI BUAH DAN FLORIKULTURA (5886) .......................... 265
VI. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA (5887) ....................... 305
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
1
PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
MELALUI DANA APBN-P 2017(1771)
DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBATDIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN2017
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
3
DAFTAR ISI
Halaman
KAWASAN BAWANG MERAH (1771.024)BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 7B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 8
BAB II PELAKSANAANA. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 8B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota ....................................... 12
BAB III INDIKATOR KINERJAA. Masukan ............................................................................ 17B. Keluaran ............................................................................ 17C. Hasil .................................................................................. 17D. Manfaat ............................................................................. 17E. Dampak ............................................................................. 17
KAWASAN SAYURAN LAINNYA (1771.025)BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 21B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 23
BAB II PELAKSANAANA. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 24B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota ....................................... 30
BAB III INDIKATOR KINERJAA. Masukan ............................................................................ 36B. Keluaran ............................................................................ 36C. Hasil .................................................................................. 36D. Manfaat ............................................................................. 36E. Dampak ............................................................................. 36
KAWASAN ANEKA CABAI (1771.051)BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 39B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 40
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
4
BAB II PELAKSANAANA. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 41B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota ....................................... 45
BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan ............................................................................ 51B. Keluaran ............................................................................ 51C. Hasil .................................................................................. 51D. Manfaat ............................................................................. 51E. Dampak ............................................................................. 51
KAWASAN TANAMAN OBAT (1771.056)BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 55B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 56
BAB II PELAKSANAANA. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 57
BAB III INDIKATOR KINERJAA. Masukan ............................................................................ 60B. Keluaran ............................................................................ 60C. Hasil .................................................................................. 60D. Manfaat ............................................................................. 60E. Dampak ............................................................................. 60
SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA SAYURAN DAN TANAMAN OBAT (1771.059) ................................................................ 63
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang .................................................................. 65B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 65
BAB II PELAKSANAANPelaksanaan di Pusat .............................................................. 66
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
5
1771.024KAWASAN BAWANG MERAH
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
7
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini bawang merah dimasukkan dalam kelompok komoditas pangan utama, karena ketersediaan dan harganya sangat berpengaruh pada inflasi dan perekonomian nasional. Produksi bawang merah tidak merata sepanjang tahun, dimana produksi berkurang di musim hujan yang menyebabkan harga tinggi dan produksi berlebihan di musim kering/ kemarau mengakibatkan harga jatuh. Hal ini dikarenakan kebiasaan petani dalam berbudidaya tergantung pada alam/musim sehingga petani enggan menanam di musim kering, mengakibatkan berkurangnnya produksi di musim hujan, melalui pengembangan kawasan dana APBN-P, pemerintah mendorong petani agar dapat menanam pada musim kering dengan pola tanam off season dan dimusim hujan. Dengan demikian pengusahaan komoditas bawang merah memiliki peluang pasar yang cukup luas, baik sebagai konsumsi rumah tangga dan industry pengolahan baik pasar domestic maupun ekspor.
Salah satu strategi pemenuhan kebutuhan bawang merah dalam negeri dan menekan gejolak inflasi nasional adalah melalui pengembangan kawasan bawang merah pada saat off season dan musim hujan di daerah sentra produksi dengan penerapan teknologi sederhana dan pengairan menggunakan sistem irigasi sederhana, penggunaan plastik mulsa, penggunaan benih bermutu, pemanfaatan agensia hayati dan penggunaan varietas toleran pada musim hujan.
Umumnya petani memiliki sumber air (sumur, embung, sungai, mata air, dll), tetapi tidak memiliki pompa untuk mengambil dan menyalurkan air kelahan pertanaman atau mengeringkan lahan bila terjadi genangan. Oleh karena itu perlu pemberian fasilitas irigasi sederhana untuk membantu petani memelihara tanaman bawang merah pada musim kemarau dan musim hujan serta sarana produksi lainnya agar petani tetap berproduksi
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
8
sepanjang tahun. Dengan demikian diharapkan pengembangan bawang merah saat kemarau dan musim hujan dapat menjaga keseimbangan supply demand sehingga dapat mencukupi kebutuhan bawang merah di dalam negeri serta mampu mengurangi tingkat inflasi nasional.
B. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Meningkatkan produksi bawang merah di daerah sentra melalui penanaman di luar musim (off season) dan di musim hujan sehingga ketersediaan bawang merah sepanjang tahun terpenuhi terutama pada triwulan IV untuk stabilisasi pasokan dan harga.
2. Sasaran
2.1 Meningkatkan produksi bawang merah diluar musim (off season) dan pada musim hujan untuk memenuhi kebutuhan dan pasokan dalam negeri
2.2 Pengembangan bawang merah seluas 1.200 Ha di 12 Kabupaten/kota
2.3 Menjaga kestabilan harga bawang merah di tingkat petani dan pasar.
C. PELAKSANAAN (PROVINSI, KABUPATEN/KOTA)
a. Pelaksanaan di Provinsi
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada 6 provinsi lokasi pengembangan bawang merah. Lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (024) Kawasan Bawang MerahSub Output : (001) Tanpa SuboutputKomponen : (051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
9
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (053) Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani hortikultura di tingkat Provinsi, sedangkan penanggung jawabnya adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Penerima manfaat adalah Kelompoktani/pelaku usaha di lokasi Kabupaten/Kota kawasan pengembangan budidaya bawang merah.
Kelompok tani penerima manfaat membuat pernyataan kesanggupan sebagaimana pada lampiran.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana tugas pembantuan provinsi pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan di Provinsi terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani. Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
(051) Identifikasi/Koordinasi/Sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/Gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.
Dalam pelaksanaan identifikasi calon penerima dan calon lokasi (CPCL) untuk pengembangan budidaya bawang merah, luas areal (Ha) dimaksud, adalah luas areal tanam selama tahun tersebut. Kriteria penerima manfaat antara
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
10
lain :
a. Tersedia lokasi budidaya oleh penerima manfaat dalam suatu kawasan usaha budidaya;
b. Komoditas bawang merah sesuai dengan agro-ekosistem;
c. Lokasi kawasan pengembangan tersedia air yang memadai untuk pertumbuhan tanaman;
d. Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama.
e. Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai pedoman teknis;
Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan budidaya bawang merah. Selanjutnya kelompoktani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112). Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
11
2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Provinsi dengan masukan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani,
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
12
kelompoktani atau Gapoktan.
Tabel 1. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Bawang Merah
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Bawang Merah
40.000.000 Benih Bersertifikat, Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), Alsintan (Cultivator, Pompa air) dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu). Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
(053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan akun Belanja Perjalanan Biasa (524111).
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi yang bertujuan untuk mengetahui/memantau perkembangan kegiatan pengembangan bawang merah apakah telah berjalan dengan baik sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncanakan, dan juga untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap petani atau kelompok tani/gapoktan penerima bantuan pengembangan bawang merah. Peloporan dilakukan melalui pembuatan laporan tentang realisasi fisik dan keuangan secara berkala.
b. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Kabupaten/Kota lokasi pengembangan bawang merah. Adapun lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (024) Kawasan Bawang Merah
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
13
Sub Output : (001) Tanpa SuboutputKomponen : (051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi (052) Fasilitasi bantuan sarana produksi (053) Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani hortikultura di tingkat kabupaten/kota, sedangkan penanggung jawabnya adalah Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota. Penerima manfaat adalah Kelompok tani/pelaku usaha di lokasi Kabupaten/Kota kawasan pengembangan budidaya bawang merah.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana tugas pembantuan provinsi pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, yang didukung oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi/Koordinasi/Sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/Gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
14
Dalam pelaksanaan identifikasi calon penerima dan calon lokasi (CPCL) untuk pengembangan budidaya bawang merah, luas areal (Ha) dimaksud, adalah luas areal tanam selama tahun tersebut. Kriteria penerima manfaat antara lain :
a. Tersedia lokasi budidaya oleh penerima manfaat dalam suatu kawasan usaha budidaya;
b. Komoditas bawang merah sesuai dengan agro-ekosistem;
c. Lokasi kawasan pengembangan tersedia air yang memadai untuk pertumbuhan tanaman;
d. Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama.
e. Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai pedoman teknis;
Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan budidaya bawang merah. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112). Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
15
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
16
komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.
Tabel 2. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Bawang Merah
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Bawang Merah
40.000.000 Benih Bersertifikat, Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), Alsintan (Cultivator, Pompa air) dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu). Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
(056) Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan akun Belanja Perjalanan Biasa (524111).
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk mengetahui/memantau perkembangan kegiatan pengembangan bawang merah apakah telah berjalan dengan baik sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncanakan, dan juga untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
17
BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBNP TA. 2017 Rp. 48.000.000.000
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
1. Terlaksananya kegiatan pengembangan kawasan bawang merah seluas 1.200 ha di 6 Provinsi 12 kabupaten/kota
2. Terfasilitasinya sarana produksi dan sarana budidaya pendukung lainnya dalam kegiatan pengembangan kawasan bawang merah.
C. Hasil
1. Terbangunnya kawasan baru dan pengutuhan kawasan bawang merah di sentra-sentra produksi
2. Meningkatnya luas kawasan pengembangan bawang merah pada off season.
3. Meningkatnya produksi bawang merah.
4. Tersedianya bawang merah sepanjang tahun untuk stabilisasi pasokan dan harga.
D. Manfaat
Terbentuknya kawasan bawang merah yang mampu menyediakan bawang merah sepanjang tahun stabilisasi pasokan dan harga.
E. Dampak
Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani bawang merah.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
19
1771.025KAWASAN SAYURAN LAINNYA
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
21
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peranan strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan berperan sebagai : 1) sumber bahan makanan bergizi bagi masyarakat; 2) merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja; 3) sebagai komoditas potensial ekspor yang merupakan sumber devisa negara; serta 4) memiliki peluang pasar bagi sektor non pertanian, khususnya industri hulu.
Pengembangan sayuran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian wilayah, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing wilayah tersebut. Untuk menciptakan agribisnis sayuran yang efektif, efisien, berdampak bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang terlibat di dalamnya diperlukan volume, intensitas dan kualitas kegiatan yang memadai berbasis pada kesamaan kegiatan dalam ruang yang sama.
Untuk itu melalui APBNP 2017 dilakukan pengembangan sayuran yang bernilai ekonomis di wilayah pengembangan dengan memanfaatkan kapabilitas yang ada di daerah.
Upaya percepatan swasembada bawang putih tahun 2019 dilakukan dengan memacu laju peningkatan kuantitas dan kualitas produksi Bawang Putih di Indonesia antara lain melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Berbagai upaya peningkatan produksi Bawang Putih terus dilakukan untuk mengimbangi peningkatan permintaan Bawang Putih secara nasional seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya industri olahan serta mengurangi ketergantungan impor. Tujuan dilakukan pengembangan bawang putih yaitu untuk mempercepat proses swasembada bawang putih, penurunan jumlah impor dan meningkatkan produksi bawang putih untuk pemenuhan kebutuhan dan pasokan dalam negeri sepanjang tahun terutama pada triwulan IV sekaligus menyangga kebutuhan bawang putih secara keseluruhan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
22
Kentang dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kentang sayur dan kentang industri. Untuk kentang sayur umumnya menggunakan varietas granola yang memiliki ciri kadar air dan gulanya tinggi, dan patinya rendah. Sedangkan kentang industri ciri yang dimiliki adalah kaya pati, sedikit gula dan air. Industri pengolahan keripik kentang (potato chip) bahan baku yang digunakan antara lain adalah kentang varietas spesifik industri. Menjamurnya industri olahan kentang khususnya untuk kripik kentang telah melahirkan peluang agribisnis baru. Namun hingga saat ini kebutuhan kentang industri masih sangat terbatas sehingga dipandang perlu dilakukan pengembangan kentang industri. Beberapa varietas kentang industri yang telah berkembang adalah atlantik, median, bliss dan lain-lain.
Untuk itu dalam berbudidaya dan penanganan dengan menggunakan dana APBN-P 2017 diwajibkan menerapkan perbaikan teknologi berdasarkan kaidah GAP dan SOP komoditas, menggunakan input produksi yang memadai, pengendalian OPT secara baik dan ramah lingkungan. Untuk mempermudah pemasaran kelompok tani/Gapoktan diharapkan dapat bekerjasama dengan industri dan/atau UMKM yang mau menerima varietas yang dtanam oleh petani. Kemitraan ini diketahui oleh Dinas Pertanian setempat.
Produksi petai dan jengkol saat ini masih bergantung pada pohon warisan turun-temurun dan sebagian besar sudah berumur diatas 25 tahun serta sangat mengandalkan perawatan yang seadanya. Akibatnya setiap kali panen, produksi nya akan menurun padahal mengingat kebutuhan akan komoditas tersebut relatif meningkat. Ditambah lagi permintaan akan komoditas jengkol dan petai juga berasal luar negeri, sehingga prospek pengembangan ekspor petai dan jengkol ke depan masih sangat menjanjikan. Berangkat dari kondisi tersebut, perlu dikembangkan budidaya tanaman petai dan jengkol dengan konsep kebun atau kawasan melalui peremajaan tanaman dan pemeliharaan tanaman di daerah sentra produksi.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
23
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan Umum :
Meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas sayuran yang merata sepanjang tahun, sehingga dapat mendorong peningkatan kesejahteraan petani, melalui penerapan Good Agriculture Practices (GAP), dan Standard Operasional Prosedure (SOP).
Tujuan Spesifik :
1. Penyediaan benih bawang putih di dalam negeri sebagai bagian dari upaya percepatan swasembada bawang putih tahun 2019.
2. Pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri serta ekspor jengkol dan petai.
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Terlaksananya pengembangan kawasan sayuran dalam rangka peningkatan produksi dan perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha.
2. Meningkatkan produksi bawang putih untuk memenuhi kebutuhan benih dan konsumsi dalam negeri
3. Meningkatkan produksi kentang untuk memenuhi kebutuhan dan pasokan dalam negeri.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
24
BAB II PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan di Provinsi
Tugas Pembantuan Provinsi
Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah berupa kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya melalui dana Tugas Pembantuan di Provinsi yang lokasi kegiatannya berada di kabupaten/kota di Provinsi bersangkutan.
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi untuk pengembangan kawasan sayuran lainnya di Kabupaten/Kota yang tidak memiliki satker tersendiri.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (024) Kawasan Sayuran LainnyaSub Output : (001) Tanpa SuboutputKomponen : (051) Identifikasi/Koordinasi/Sosialisasi (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis di tingkat Provinsi yang menangani pengembangan hortikultura, penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, sedangkan penerima manfaat adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya yang telah terbiasa melakukan kegiatan budidaya sayuran dan terpilih menerima bantuan pengembangan kawasan sayuran lainnya.
Penerima bantuan sanggup menanam pada waktu-waktu tertentu sesuai petunjuk dinas. Dinas berkoordinasi dengan kelompoktani melakukan pendampingan dalam mengatur pertanaman sayuran
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
25
lainnya di wilayahnya dengan tujuan menyediakan pasokan sayuran di dalam negeri.
Penerima manfaat untuk komoditas kentang industri diharapkan menjalin kerjasama dengan industri olahan dan mendapatkan pendampingan dari Dinas Pertanian.
Penerima manfaat untuk komoditas bawang putih hasil panen yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan benih dengan mendapatkan pendampingan dari BPSBTPH. Penerima manfaat untuk komoditas bawang putih dan kentang membuat surat pernyataan kesanggupan pada lampiran.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengembangan kawasan sayuran lainnya dilaksanakan di kabupaten/kota yang dikoordinasikan serta diintegrasikan dengan Provinsi.
Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan kawasan sayuran lainnya. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Provinsi. Dalam pelaksanaannya kegiatan identifikasi, koordinasi, pendampingan dan atau bimbingan terkait pengembangan kawasan sayuran lainnya dapat menggunakan dana APBNP pada kegiatan dukungan manajemen.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
26
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan kawasan sayuran lainnya dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2017. Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (051), Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi, (052), (053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi/ koordinasi/ sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.
Kriteria penerima manfaat antara lain :
1) Lokasi cukup tersedia air yang memadai untuk menjamin keberhasilan kegiatan.
2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat Jenderal Hortikultura;
3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama;
4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBN-P;
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
27
5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim tertentu sesuai dengan pola tanam yang dituangkan dalam surat pernyataan;
6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan sayuran lainnya. Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Provinsi dengan masukan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
28
Dinas Pertanian Provinsi sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.
Dinas pertanian meminta komitmen petani penerima manfaat (APBN-P 2017) untuk menjadikan hasil produksi bawang putih tersebut sebagai benih dengan pengawalan dan pendampingan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi.
Tabel 3. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Sayuran Lainnya
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Bawang Putih
20.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
29
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Kentang 17.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
Sayuran Dataran Tinggi
10.125.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
Sayuran Lainnya
10.000.000 pupuk organik, pupuk anorganik, kapur pertanian, dan atau pilihan lain sesuai dengan kondisi lapang dan kebutuhan kelompok.Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
Jagung Manis
10.000.000 Benih (bersertifikat), Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
Pete 7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
30
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Jengkol 7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
(053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan komponen ini dilakukan secara periodik dan mengacu pada petunjuk umum pelaksanaan kegiatan peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura.
B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya melalui dana Tugas Pembantuan di kabupaten/kota.
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang teknis yang membidangi hortikultura di tingkat kabupaten/kota, sebagaimana terlampir.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (024) Kawasan Sayuran LainnyaSub Output : (001) Tanpa SuboutputKomponen : (051) Identifikasi/Koordinasi/Sosialisasi (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani pengembangan hortikultura di tingkat kabupaten/kota, penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
31
Kabupaten/Kota, sedangkan penerima manfaat adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya yang telah terbiasa melakukan kegiatan budidaya sayuran.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengembangan kawasan sayuran lainnya dilaksanakan di kabupaten/kota secara terkoordinasi dan terintegrasi. Pelaksanaan kawasan sayuran lainnya dapat dilakukan pada lahan yang baru/ekstensifikasi atau di lahan eksisting melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP).
Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan kawasan sayuran lainnya Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaannya kegiatan identifikasi, koordinasi, pendampingan dan atau bimbingan terkait pengembangan kawasan sayuran lainnya dapat menggunakan dana APBN pada kegiatan dukungan manajemen.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan kawasan sayuran lainnya dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2018. Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi yang didukung oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
32
(051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.
Kriteria penerima manfaat antara lain :
1) Lokasi cukup tersedia air yang memadai untuk menjamin keberhasilan kegiatan.
2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat Jenderal Hortikultura;
3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen. Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama;
4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBNP;
5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim tertentu sesuai dengan pola tanam yang dituangkan dalam surat pernyataan;
6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
33
untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan sayuran. Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota kemudian dibuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Kabupaten/kota kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/kota sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
34
perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.
Dinas pertanian meminta komitmen petani penerima manfaat (APBN-P 2017) untuk menjadikan hasil produksi bawang putih tersebut sebagai benih dengan pengawalan dan pendampingan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi.
Tabel 4. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Sayuran Lainnya
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Bawang Putih
20.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
Kentang 17.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
Sayuran Dataran Tinggi
10.125.000 Benih Bersertifikat, Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
35
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Sayuran Lainnya
10.000.000 pupuk organik, pupuk anorganik (non subsidi), kapur pertanian, dan atau pilihan lain sesuai dengan kondisi lapang dan kebutuhan kelompok. Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
Jagung Manis
10.000.000 Benih (bersertifikat), Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun
Pete 7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
Jengkol 7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
(053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan komponen ini dilakukan secara periodik dan mengacu pada petunjuk umum pelaksanaan kegiatan peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
36
BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan 1. Dana APBNP TA. 2017 Rp. 87.780.000.000 2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha) 3. Data dan teknologi
B. Keluaran 1. Terlaksananya kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya
yang terdiri dari :a. Bawang putih seluas 3.150 Ha di 5 Provinsi, 8 Kabupatenb. Kentang seluas 250 Ha di 6 Provinsi, 7 Kabupatenc. Sayuran dataran tinggi/lainnya seluas 300 Ha di 3 Provinsi, 7
Kabupatend. Jagung Manis seluas 100 Ha di 1 Provinsi, 1 kabupatene. Pete seluas 1.067 Ha di 5 Provinsi, 18 Kabupatenf. Jengkol seluas 867 Ha di 5 Provinsi, 17 Kabupaten
2. Terfasilitasinya sarana produksi dan sarana budidaya pendukung lainnya dalam kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya.
C. Hasil 1. Terbangunnya kawasan baru dan pengutuhan kawasan sayuran
lainnya di sentra-sentra produksi.2. Meningkatnya luas kawasan pengembangan sayuran. 3. Meningkatnya produksi sayuran. 4. Peningkatan kemampuan dan kapasitas kelembagaan petani
(kelompok tani, Gapoktan, dan lain-lain).
D. Manfaat Terbentuknya kawasan sayuran lainnya yang mampu menyediakan sayuran di wilayah tersebut.
E. Dampak Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani sayuran.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
37
1771.051KAWASAN ANEKA CABAI
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
39
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanaman cabai (Capsicum spp) merupakan kelompok komoditas pangan penting karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan peluang pasar besar, dan sangat berpengaruh pada inflasi dan perekonomian nasional. Karena itu diperlukan perhatian dan keseriusan dalam pengembangan komoditas tersebut melalui berbagai dukungan dan keterpaduan program pemerintah baik di pusat maupun daerah. Persoalan fundamental pada cabai adalah pasokan bulanan tidak merata dan produksi berlebihan di musim kering/kemarau yang mengakibatkan harga jatuh sehingga budidaya cabai perlu dilakukan secara teratur sepanjang tahun agar ketersediaannya mencukupi sepanjang tahun.
Salah satu strategi untuk menghadapi persoalan tersebut adalah dengan mengendalikan fluktuasi produksi melalui pengurangan ketergantungan terhadap musim. Program dan rencana aksi yang harus dilakukan antara lain yaitu mengurangi ketergantungan produksi cabai terhadap musim atau penanaman off season/ penanaman cabai pada musim penghujan. Produksi yang stabil sepanjang tahun akan menghindarkan terjadinya fluktuasi harga yang terlalu tajam yang dapat mengakibatkan inflasi dan ketidakpastian usaha.
Pemenuhan kebutuhan cabai dalam negeri juga dilakukan melalui pengembangan kawasan di daerah sentra produksi dengan menerapkan budidaya yang baik (penerapan Good Agricultural Practices/GAP) dengan menggunakan benih bermutu, pupuk, sarana budidaya seperti mulsa plastik hitam perak untuk cabai dan menggunakan irigasi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dalam rangka pengamanan produksi perlu dilakukan pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sesuai dengan kaidah-kaidah pelaksanaan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) yang ramah lingkungan.
Penetapan kawasan aneka cabai diperlukan untuk memudahkan upaya penumbuhan dan pengembangan kawasan cabai berbasis agribisnis mulai dari penyediaan sarana produksi, budidaya, dan pemasaran serta kegiatan pendukungnya secara terpadu, dan berkelanjutan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
40
Kawasan cabai adalah sebaran usaha cabai yang disatukan oleh faktor ilmiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha. Kawasan cabai dapat meliputi kawasan yang telah ada maupun lokasi baru yang memiliki potensi SDA yang sesuai dengan agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan atau luasan terpisah, dalam satu kawasan yang dihubungkan dengan aksesibilitas memadai.
Dalam rangka menjawab persoalan tersebut di atas, Direktorat Jenderal Hortikultura mendapat alokasi anggaran APBN-P 2017 untuk melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan aneka cabai melalui penanaman cabai di musim hujan. Fasilitasi bantuan berupa sarana produksi dan sarana budidaya serta sarana pengendalian OPT akan diberikan secara lengkap pada kelompok tani/gapoktan penerima manfaat.
Kegiatan kawasan aneka cabai dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dengan pendampingan yang intensif, yang dalam pelaksanaan maupun pendanaannya melibatkan berbagai institusi pemerintah, pelaku usaha hortikultura maupun swasta, tujuannya adalah saling mendukung dan saling mengisi sesuai bidang tugas, potensi dan sumberdaya masing-masing.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan aneka cabai adalah meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas cabai merata sepanjang tahun dan pemerataan produksi bulanan, dengan menambah volume panen di musim hujan melalui penanaman off season dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga cabai.
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Meningkatkan produksi aneka cabai pada musim hujan untuk memenuhi kebutuhan dan pasokan dalam negeri;
2. Terlaksananya pengembangan kawasan aneka cabai seluas 2.250 Ha di 10 provinsi pada 32 kabupaten/kota;
3. Menjaga kestabilan harga aneka cabai di tingkat petani dan pasar menjelang hari besar keagamaan nasional dan Tahun Baru 2018.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
41
BAB II PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan di Provinsi
Tugas Pembantuan Provinsi
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi untuk pengembangan kawasan aneka cabai di Kabupaten/Kota yang tidak memiliki satker tersendiri.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (024) Kawasan Aneka CabaiSub Output : (001) Tanpa Suboutput Komponen : (051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (053) Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis di tingkat Provinsi yang menangani pengembangan hortikultura, penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, sedangkan penerima manfaat adalah Kelompok Tani/ Gapoktan/ Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya yang terpilih menerima bantuan pengembangan kawasan aneka cabai.
Penerima manfaat diutamakan kelompok tani/gapoktan binaan champion/ penggerak yang sudah dan akan menandatangani MOU/ perjanjian kerjasama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura dalam rangka menjaga produksi, pasokan dan stabilisasi harga. Penerima bantuan sanggup menanam pada waktu-waktu tertentu sesuai petunjuk dinas. Dinas berkoordinasi dengan kelompok tani melakukan pendampingan dalam mengatur pertanaman cabai diwilayahnya dengan tujuan menstabilkan pasokan sepanjang bulan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
42
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengembangan kawasan aneka cabai dilaksanakan di kabupaten/kota yang dikoordinasikan serta diintegrasikan dengan Provinsi. Pelaksanaan kawasan aneka cabai melalui penanaman cabai pada musim hujan atau off season.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan kawasan aneka cabai dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2017. Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi yang didukung oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi/ koordinasi/ sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.
Kriteria penerima manfaat antara lain :
1) Lokasi cukup tersedia air yang memadai untuk menjamin keberhasilan kegiatan.
2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
43
disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat Jenderal Hortikultura;
3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama;
4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBNP;
5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim tertentu sesuai dengan pola tanam yang dituangkan dalam surat pernyataan;
6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis.
Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Kegiatan koordinasi/sosialisasi/pembinaan ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan kawasan aneka cabai.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan aneka cabai. Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
44
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Provinsi dengan masukan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
45
Tabel 5. Komponen Bantuan berupa Input Pengembangan Kawasan Aneka Cabai
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Aneka Cabai
30.000.000 Benih (bersertifikat), Mulsa plastik, Rain shelter, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), Alsin (Sarana Irigasi, cultivator) dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
(053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113).
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk mengetahui/memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan cabai serta mengetahui pencapaian yang ditetapkan. Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap petani atau kelompok tani/gapoktan penerima bantuan pengembangan cabai di musim hujan. Pelaporan dilakukan melalui pembuatan laporan tentang realisasi fisik dan keuangan secara berkala.
B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang teknis yang membidangi hortikultura di tingkat kabupaten/kota, sebagaimana terlampir.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (024) Kawasan Aneka CabaiSub Output : (001) Tanpa Suboutput
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
46
Komponen : (051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (053) Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani pengembangan hortikultura di tingkat kabupaten/kota, penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, sedangkan penerima manfaat adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya yang terpilih menerima bantuan pengembangan kawasan aneka cabai.
Penerima manfaat diutamakan kelompok tani/gapoktan binaan champion/penggerak yang sudah dan akan menandatangani MOU/ perjanjian kerjasama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura dalam rangka menjaga produksi, pasokan dan stabilisasi harga. Penerima bantuan sanggup menanam pada waktu-waktu tertentu sesuai petunjuk dinas. Dinas berkoordinasi dengan kelompok tani melakukan pendampingan dalam mengatur pertanaman cabai diwilayahnya dengan tujuan menstabilkan pasokan sepanjang bulan.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengembangan kawasan aneka cabai dilaksanakan di kabupaten/kota secara terkoordinasi dan terintegrasi. Pelaksanaan kawasan aneka cabai melalui penanaman cabai pada musim hujan atau off season.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan kawasan aneka cabai dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
47
ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2017. Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi yang didukung oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.
Kriteria penerima manfaat antara lain :
1) Lokasi cukup tersedia sumber air (baik sumber air alami maupun buatan) untuk menjamin keberhasilan pertanaman.
2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat Jenderal Hortikultura;
3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen. Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama;
4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBNP;
5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim tertentu sesuai dengan pola tanam yang dituangkan dalam surat pernyataan;
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
48
6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis.
Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Kegiatan koordinasi/ sosialisasi/ pembinaan ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan mengkoordinasikan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan kawasan aneka cabai.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan aneka cabai. Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
49
rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.
Tabel 6. Komponen Bantuan berupa Input Pengembangan Kawasan Aneka Cabai
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Aneka Cabai
30.000.000 Benih (bersertifikat), Mulsaa plastik, Rain shelter, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), Alsin (Sarana Irigasi, cultivator) dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
50
(053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113).
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk mengetahui/memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan cabai serta mengetahui pencapaian yang ditetapkan. Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap petani atau kelompok tani/gapoktan penerima bantuan pengembangan cabai di musim hujan. Pelaporan dilakukan melalui pembuatan laporan tentang realisasi fisik dan keuangan secara berkala.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
51
BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBNP TA. 2017 Rp. 67.500.000.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
1. Terlaksananya kegiatan pengembangan kawasan aneka cabai seluas 2.250 ha di 10 Provinsi 32 Kabupaten/Kota
2. Sarana budidaya dan sarana produksi pengembangan kawasan aneka cabai.
C. Hasil
1. Terbangunnya kawasan baru dan pengutuhan kawasan aneka cabai di sentra-sentra produksi
2. Meningkatnya luas panen disaat Off Season.
3. Meningkatkan ketersediaan produksi cabai sepanjang tahun.
4. Meningkatnya kemampuan dan kapasitas Kelembagaan petani (kelompok tani, Gapoktan, dan lain-lain).
D. Manfaat
Terbentuknya kawasan cabai yang mampu menyediakan cabai sepanjang tahun melaui penanaman cabai saat off sesson dan mampu menekan inflasi akibat gejolak harga.
E. Dampak
Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani cabai.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
53
PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN OBAT(1771.056)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
55
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanaman obat merupakan komoditas yang prospektif untuk dikembangkan secara komersial untuk memenuhi permintaan konsumen, baik dalam maupun luar negeri. Salah satu upaya untuk memanfaatkan potensi dan prospek tersebut adalah dengan pengembangan agribisnis tanaman obat melalui pelaksanaan program peningkatan produksi dan produktivitas produk tanaman obat ramah lingkungan. Untuk merespon tuntutan tersebut Pemerintah telah mengeluarkan 2 (dua) Permentan yaitu Permentan Nomor Nomor 62/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Tatacara Penerapan dan Registrasi Kebun atau Lahan Usaha dalam Budidaya Buah dan Sayur yang Baik dan Permentan Nomor 57/Permentan/OT.140/9/2012 tentang Petunjuk Budidaya Tanaman Obat Yang Baik.
Konsumsi tanaman obat cenderung dipengaruhi oleh budaya masyarakat setempat, dan perubahan pola hidup penduduk terutama di perkotaan yang cenderung beralih kepada konsumsi produk alami (back to nature). Ditunjang pula dengan program pemerintah yang mendorong peningkatan konsumsi Jamu, pemanfaatan kosmetik dan SPA berbasis tanaman obat merupakan peluang pasar bagi para produsen tanaman obat. Komitmen yang tinggi dan sinergi program lintas sektor diyakini akan mampu menjadikan tanaman obat sebagai sumber kesehatan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.
Salah satu komoditas tanaman obat prospektif adalah aloe vera atau dikenal dengan lidah buaya, yang merupakan salah satu komoditas binaan Direktorat Jenderal Hortikultura yang memilki manfaat baik untuk kesehatan, kecantikan dan menjaga kebugaran. Untuk itu perlu ditetapkan kawasan pengembangan lidah buaya, khususnya di wilayah yang memiliki kesesuaian agroekologi dan agroekosistem untuk pengembangan lidah buaya sehingga menghasilkan kandungan aktif yang optimal dan berkhasiat. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut maka Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat melakukan pendekatan pengembangan kawasan lidah buaya melalui perluasan areal, perbaikan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
56
mutu, dan pengelolaan lahan usaha tani di daerah sentra produksi yang berkelanjutan. Kawasan lidah buaya adalah sebaran usaha lidah buaya yang disatukan oleh faktor ilmiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha. Kawasan ini meliputi kawasan yang memiliki potensi SDA yang sesuai dengan agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan atau luasan terpisah, dalam satu kawasan yang dihubungkan dengan aksesibilitas memadai.
Kegiatan kawasan tanaman obat, khususnya lidah buaya akan dilaksanakan di Provinsi dan Kota yang melibatkan berbagai institusi pemerintah, pelaku usaha hortikultura maupun swasta yang saling sinergi dan mendukung sesuai dengan bidang tugas, potensi dan sumberdaya masing-masing.
Pengembangan Kawasan Tanaman Obat (Lidah Buaya) pada APBN-P tahun 2017 akan dilakukan melalui dana Pusat, dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi dan Dekonsentrasi Provinsi.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan pengembangan kawasan tanaman obat adalah untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya kawasan dan sentra produksi tanaman obat, khususnya lidah buaya yang berkelanjutan melalui penerapan prinsip budidaya ramah lingkungan.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan kawasan tanaman obat, khususnya lidah buaya melalui perluasan areal, perbaikan mutu, dan pengelolaan lahan usaha di daerah sentra produksi yang berkelanjutan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
57
BAB II PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Di Provinsi
Tugas Pembantuan Provinsi
Kegiatan pengembangan kawasan tanaman obat yang dilakukan melalui dana tugas pembantuan di Provinsi berupa pengembangan kawasan tanaman obat unggulan nasional.
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang teknis di tingkat provinsi yang membidangi hortikultura di Provinsi Kalimantan Barat, yang mencakup 1 kota, sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (056) Pengembangan Kawasan Tanaman ObatSub Output : (001) Tanpa SuboutputKomponen : (051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi (052) Fasilitasi bantuan produksi (053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis di tingkat provinsi yang menangani pengembangan hortikultura dengan penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Penerima manfaatnya adalah Kelompok Tani/Gapoktan terpilih yang mendapatkan pendampingan pelaksanaan pengembangan tanaman obat.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
58
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengembangan kawasan tanaman obat dilaksanakan melalui kegiatan yang mendukung upaya pengembangan kawasan tanaman obat di kota yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan kewenangan provinsi.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan usaha tani atau pekarangan milik petani atau masyarakat sebagai anggota kelompok tani berupa perluasan kawasan dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2017.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman obat melibatkan petugas pembina pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/Seksi, BPTPH, BPSB), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), dan instansi yang menangani penyuluhan di tingkat provinsi dan kota. Pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kawasan ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Dinas Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (012) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, yang didukung oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), Belanja Barang persediaan barang konsumsi (521811), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113).
Identifikasi dilakukan dalam rangka pemantapan CP/CL untuk menentukan calon kelompok tani atau Gapoktan penerima manfaat dan lokasinya.
(052) Fasilitasi bantuan produksi, dengan akun Belanja Barang fisik lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115).
Proses pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga melalui penunjukan langsung dan atau secara kontraktual/lelang
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
59
sesuai Perpres No. 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Berdasarkan hasil CP/CL Tim Teknis di Pusat dengan masukan dari daerah (Dinas Pertanian Provinsi/ Kabupaten/ Kota) membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku
Pemanfaatan dana Bantuan kepada petani untuk pengembangan kawasan berupa pengadaan benih sehat dan bermutu, serta pupuk organik yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima serta disetujui oleh Tim Teknis Provinsi. Bantuan kepada petani dimaksud berupa input produksi, yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan jenis komoditas, lokasi kegiatan dan alokasi dana, sebagai berikut :
Tabel 7. Input budidaya Pengembangan Kawasan Tanaman Obat
No. Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
1. Lidah Buaya
20.000.000 Benih (bersertifikat), Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik (non subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.
(053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan Belanja Perjalanan Dinas dalam Kota (524113) dilakukan secara periodik oleh pelaksana kegiatan untuk melihat hasil dan perkembangan pemanfaatan sarana dan kemajuan dalam budidaya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
60
BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana Dana APBNP TA. 2017 Rp. 500.000.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
1. Terbentuknya kawasan lidah buaya seluas 25 Ha di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat;
2. Dihasilkannya produk bermutu untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, bahan baku industri dan ekspor dengan menerapkan praktek budidaya tanaman obat yang baik serta pengelolaan lahan usaha di daerah sentra produksi yang berkelanjutan.
C. Hasil
1. Meningkatnya luas kawasan pengembangan lidah buaya.
2. Meningkatnya mutu produk lidah buaya.
3. Meningkatnya pengetahuan dan kapasitas kelompok tani lidah buaya
D. Manfaat
Terbentuknya kawasan lidah buaya yang terintegrasi untuk memenuhi skala ekonomi.
E. Dampak
Meningkatnya produksi, produktifitas, mutu dan daya saing produk lidah buaya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
61
1771.059SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA
SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
63
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Produk sayuran memiliki karakteristik yang mudah rusak (perishable) sehingga memerlukan teknik budidaya yang khusus, cepat, tepat dan konsisten mulai dari input produksi, proses produksi, panen sampai pascapanen.
Perbaikan system pengelolaan produk sayuran dalam pengembangan teknologi budidaya merupakan unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk mencapai peningkatan mutu produk. Harus diakui bahwa kondisi teknologi budidaya yang dilakukan petani Indonesia, khususnya produk sayur masih sangat sederhana (konvensional) sehingga belum mampu mengendalikan produktivitas dan rentan terhadap serangan OPT (gagal panen).
Penerapan budidaya yang baik, harus didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana budidaya untuk menghasilkan produk yang bermutu dan berdaya saing. Dari sisi produksi, salah satu teknolog yang akan ditingkatkan untuk diterapkan dilapangan adalah sarana dan prasarana budidaya (cultivator, mesin pompa air dll). Pengadaan sarana prasarana budidaya merupakan pendukung pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya (bawang putih) dalam upaya meningkatkan efisiensi usaha dan mengurangi resiko gagal panen, dan diharapkan dapat digunakan sebaik-baiknya oleh petani sebagai upaya penerapan teknologi yang baik untuk mempertahankan mutu dan memiliki daya saing produk. Sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan konsumen.
B. Tujuan Dan Sasaran
1. Tujuan
a. Percepatan swasembada bawang putih.
b. Peningkatan produksi dan stabilisasi pasokan (bawang merah dan aneka cabai).
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
64
BAB II PELAKSANAAN
A. PELAKSANAAN
Pelaksanaan di Pusat
1. Lokasi
Lokasi Kegiatan ini dilaksanakan di Pusat, yaitu pada Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : (059) Sarana dan Prasarana Budidaya Sayuran dan Tanaman Obat
Sub output : (001) Tanpa Suboutput Komponen : (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura. Penerima manfaat adalah kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha hortikultura/BBIH di lokasi pengembangan kawasan hortikultura.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) pada Satker Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Pusat secara tekoordinasi dan terintegrasi dengan petugas Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam melakukan pendataan kepada petani/kelompok tani/ gapoktan/masyarakat yang akan menerima bantuan. Metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
(052) Bantuan Fisik, dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan kepada masyarakat/ Pemda (526112).
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
65
Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Data CPCL berdasarkan hasil identifikasi dari Dinas Pertanian Provinsi / Kabupaten/Kota dan verifikasi yang dilakukan oleh Tim Teknis dengan masukan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan agar dapat diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Direktorat Jenderal Hortikultura kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/ selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Direktorat Jenderal Hortikultura sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.
Fasilitasi Bantuan Kepada Petani diberikan dalam bentuk barang, lokasi kegiatan dan alokasi dana sesuai dengan usulan atau kebutuhan kelompok tani/Gapoktan yang telah ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi dan di verifikasi oleh tim teknis.
Tabel 8. Sarana Budidaya Sayuran
Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha Komponen pilihan
Bawang Putih dan Aneka Cabai dan
Hortikultura lainnya
25.000.000 alat pengolah tanah (cultivator) dan kelengkapannya
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
66
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 74
LAMPIRAN 1. LOKASI PENGEMBANGAN APBNP 2017 A. Kawasan Bawang Putih
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 BAWANG PUTIH 1. NTB 1. Lombok Timur 1.750
2. Jawa Tengah 2. Temanggung 1.120
3. Tegal 50
4. Magelang 100
3. Jawa Timur 5. Lumajang 25
6. Malang 25
4. Sumatera
Barat
7. Solok 50
5. Jawa Barat 8. Bandung 30
Total 3.150
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 75
B. Kawasan Sayuran Lainnya dan Tanaman Obat
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 KENTANG 1. NTB 1. Lombok Timur 25
2. Lampung 2. Lampung Barat 25
3. Jambi 3. Kerinci 75
4. Sumatera
Selatan
4. Pagar Alam 25
5. Sumatera
Barat
5. Solok 50
6. Jawa Barat 6. Garut 25
7 Bandung 25
Total 250
2 JENGKOL 1. Jawa Barat 1. Sumedang 75
2. Tasikmalaya 75
3. Cianjur 50
4. Majalengka 100
5. Bogor 50
6. Ciamis 50
2. Sumatera
Barat
7. Pasaman 30
8. Solok 75
3. Lampung 9. Pesawaran 50
10 Lampung
Selatan
50
4. Kep.Riau 11. Lingga 100
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
67
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 75
B. Kawasan Sayuran Lainnya dan Tanaman Obat
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 KENTANG 1. NTB 1. Lombok Timur 25
2. Lampung 2. Lampung Barat 25
3. Jambi 3. Kerinci 75
4. Sumatera
Selatan
4. Pagar Alam 25
5. Sumatera
Barat
5. Solok 50
6. Jawa Barat 6. Garut 25
7 Bandung 25
Total 250
2 JENGKOL 1. Jawa Barat 1. Sumedang 75
2. Tasikmalaya 75
3. Cianjur 50
4. Majalengka 100
5. Bogor 50
6. Ciamis 50
2. Sumatera
Barat
7. Pasaman 30
8. Solok 75
3. Lampung 9. Pesawaran 50
10 Lampung
Selatan
50
4. Kep.Riau 11. Lingga 100
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 75
B. Kawasan Sayuran Lainnya dan Tanaman Obat
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 KENTANG 1. NTB 1. Lombok Timur 25
2. Lampung 2. Lampung Barat 25
3. Jambi 3. Kerinci 75
4. Sumatera
Selatan
4. Pagar Alam 25
5. Sumatera
Barat
5. Solok 50
6. Jawa Barat 6. Garut 25
7 Bandung 25
Total 250
2 JENGKOL 1. Jawa Barat 1. Sumedang 75
2. Tasikmalaya 75
3. Cianjur 50
4. Majalengka 100
5. Bogor 50
6. Ciamis 50
2. Sumatera
Barat
7. Pasaman 30
8. Solok 75
3. Lampung 9. Pesawaran 50
10 Lampung
Selatan
50
4. Kep.Riau 11. Lingga 100
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 76
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
12. Bintan 50
13. Anambas 20
14. Karimun 25
5. Kalimantan
Barat
15. Sanggau 15
16. Ketapang 15
17. Mempawah 37
Total 867
3 PETE 1. Jawa Barat 1. Sumedang 75
2. Tasikmalaya 100
3. Sukabumi 75
4. Cianjur 100
5. Bandung 25
6. Cirebon 50
7. Majalengka 100
8. Bogor 75
9. Ciamis 67
2. Jawa Tengah 11. Banjarnegara 50
3. Lampung 12. Pesawaran 50
13. Tanggamus 50
14. Lampung
Selatan
50
4. Kep. Riau 15. Lingga 100
16. Bintan 50
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
68
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 75
B. Kawasan Sayuran Lainnya dan Tanaman Obat
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 KENTANG 1. NTB 1. Lombok Timur 25
2. Lampung 2. Lampung Barat 25
3. Jambi 3. Kerinci 75
4. Sumatera
Selatan
4. Pagar Alam 25
5. Sumatera
Barat
5. Solok 50
6. Jawa Barat 6. Garut 25
7 Bandung 25
Total 250
2 JENGKOL 1. Jawa Barat 1. Sumedang 75
2. Tasikmalaya 75
3. Cianjur 50
4. Majalengka 100
5. Bogor 50
6. Ciamis 50
2. Sumatera
Barat
7. Pasaman 30
8. Solok 75
3. Lampung 9. Pesawaran 50
10 Lampung
Selatan
50
4. Kep.Riau 11. Lingga 100
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 76
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
12. Bintan 50
13. Anambas 20
14. Karimun 25
5. Kalimantan
Barat
15. Sanggau 15
16. Ketapang 15
17. Mempawah 37
Total 867
3 PETE 1. Jawa Barat 1. Sumedang 75
2. Tasikmalaya 100
3. Sukabumi 75
4. Cianjur 100
5. Bandung 25
6. Cirebon 50
7. Majalengka 100
8. Bogor 75
9. Ciamis 67
2. Jawa Tengah 11. Banjarnegara 50
3. Lampung 12. Pesawaran 50
13. Tanggamus 50
14. Lampung
Selatan
50
4. Kep. Riau 15. Lingga 100
16. Bintan 50
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 77
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
5. Kalimantan
Barat
17. Sanggau 25
18. Mempawah 25
Total 1.067
4 SAYURAN
DAUN/DATARAN
TINGGI
1. Lampung 1. Tanggamus 20
2. Lampung Barat 20
2 Kalimantan
Barat
3. Sanggau 10
4. Sambas 20
5. Kubu Raya 20
6. Ketapang 10
3. Papua Barat 7. Pegunungan
Arfak
200
Total 300
5 JAGUNG MANIS 1. Jawa Barat 1. Cirebon 100
Total 100
6 LIDAH BUAYA 1. Kalimantan
Barat
1. Kota Pontianak 25
Total 25
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
69
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 75
B. Kawasan Sayuran Lainnya dan Tanaman Obat
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 KENTANG 1. NTB 1. Lombok Timur 25
2. Lampung 2. Lampung Barat 25
3. Jambi 3. Kerinci 75
4. Sumatera
Selatan
4. Pagar Alam 25
5. Sumatera
Barat
5. Solok 50
6. Jawa Barat 6. Garut 25
7 Bandung 25
Total 250
2 JENGKOL 1. Jawa Barat 1. Sumedang 75
2. Tasikmalaya 75
3. Cianjur 50
4. Majalengka 100
5. Bogor 50
6. Ciamis 50
2. Sumatera
Barat
7. Pasaman 30
8. Solok 75
3. Lampung 9. Pesawaran 50
10 Lampung
Selatan
50
4. Kep.Riau 11. Lingga 100
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 77
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
5. Kalimantan
Barat
17. Sanggau 25
18. Mempawah 25
Total 1.067
4 SAYURAN
DAUN/DATARAN
TINGGI
1. Lampung 1. Tanggamus 20
2. Lampung Barat 20
2 Kalimantan
Barat
3. Sanggau 10
4. Sambas 20
5. Kubu Raya 20
6. Ketapang 10
3. Papua Barat 7. Pegunungan
Arfak
200
Total 300
5 JAGUNG MANIS 1. Jawa Barat 1. Cirebon 100
Total 100
6 LIDAH BUAYA 1. Kalimantan
Barat
1. Kota Pontianak 25
Total 25
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 78
C. Kawasan Bawang Merah
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 BAWANG
MERAH
1. Jawa Tengah 1. Grobogan 150
2. Pati 100
3. Demak 100
4. Tegal 100
2. Jawa Barat 5. Cirebon 150
3. Jawa Timur 6. Nganjuk 200
7. Probolinggo 100
4. Sulawesi
Selatan
8. Sinjai 50
9. Enrekang 100
10. Bantaeng 50
5. Sumatera
Utara
11. Samosir 50
6. Kalimantan
Selatan
12. Tanah Laut 50
Total 1.200
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
70
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 79
D. Kawasan Aneka Cabai
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
1 ANEKA CABAI 1. Jawa Barat 1. Garut 50
2. Sumedang 100
3. Tasikmalaya 50
4. Sukabumi 50
5. Cianjur 100
6. Bandung 100
7. Bandung
Barat
50
2. Jawa
Tengah
8. Temanggung 100
9. Magelang 220
10. Batang 50
11. Karanganyar 25
12. Pati 50
13. Sragen 25
3. Jawa Timur 14. Malang 100
15. Banyuwangi 175
16. Blitar 70
17. Tuban 50
4. DI
Yogyakarta
18. Sleman 50
5. Lampung 19. Pesawaran 25
20. Tanggamus 25
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
71
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 80
No Komoditas Provinsi Kabupaten VOLUME
(Ha)
21. Lampung
Selatan
25
22. Lampung
Barat
25
6. NTB 23. Lombok
Timur
150
7. Kalimantan
Selatan
24. Tanah Laut 100
8. Sulawesi
Selatan
25. Bantaeng 75
26. Enrekang 150
27. Wajo 50
9. Sulawesi
Tenggara
28. Kolaka Timur 120
Papua
Barat
29. Manokwari 30
30. Manokwari
Selatan
10
31. Sorong 40
32. Raja Ampat 10
Total 2.250
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
72
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 81
Lampiran 2. Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : ……………………………………..
Umur : ..........................................Tahun
Alamat : ……………………………………..
Kelompok Tani : ……………………………………..
Jabatan Pengurus
Kelompok Tani : Ketua
Dengan ini atas nama Kelompok Tani .............................. saya
menyatakan :
1. Sanggup/bersedia menanam bawang merah sesuai dengan
waktu yang ditentukan oleh Dinas Pertanian
....................Kab/Kota..............................
2. Apabila pemerintah memerlukan bawang merah untuk
menstabilkan harga di Jakarta dan sekitarnya, seluruh
pengurus dan anggota Kelompok Tani akan memprioritaskan
menjual kepada pemerintah/pedagang mitra pemerintah
dengan harga yang disepakati dan memberi keuntungan
petani secara wajar.
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 82
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan
sungguh-sungguh, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
............... ,
...............2017
Mengetahui: Atas nama
Kepala Dinas Pertanian Kelompok Tani ..................
Kab./Kota..................
(..........................................)
(..............................)
Materai Rp. 6000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
73
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 82
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan
sungguh-sungguh, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
............... ,
...............2017
Mengetahui: Atas nama
Kepala Dinas Pertanian Kelompok Tani ..................
Kab./Kota..................
(..........................................)
(..............................)
Materai Rp. 6000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
74
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 83
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :……………………………………..
Umur : .........................................Tahun
Alamat : …………………………………….
Kelompok Tani : …………………………………….
Jabatan Pengurus
Kelompok Tani : Ketua
Dengan ini atas nama Kelompok Tani .............................. saya
menyatakan :
1. Sanggup/bersedia menanam cabai sesuai dengan waktu
yang ditentukan oleh Dinas Pertanian ....................
Kab/Kota..............................
2. Apabila pemerintah memerlukan cabai untuk menstabilkan
harga di Jakarta dan sekitarnya, seluruh pengurus dan
anggota Kelompok Tani akan memprioritaskan menjual
kepada pemerintah/pedagang mitra pemerintah dengan
harga yang disepakati dan memberi keuntungan petani
secara wajar.
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan
sungguh-sungguh, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
75
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 84
............... , ........................
2017
Mengetahui: Atas nama
Kepala Dinas Pertanian Kelompok Tani ..................
Kab./Kota..................
(..........................................)
(..............................)
Materai Rp. 6000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
76
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 85
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : …………………………………….
Umur : .........................................Tahun
Alamat : …………………………………….
Kelompok Tani : …………………………………….
Jabatan Pengurus
Kelompok Tani : Ketua
Dengan ini atas nama Kelompok Tani .............................. saya
menyatakan :
1. Sanggup/bersedia menanam Kentang sesuai dengan jenis
dan waktu yang ditentukan oleh Dinas Pertanian
....................Kab/Kota..............................
2. Seluruh pengurus dan anggota kelompok bersedia menjual
hasil panen kentang kepada mitra industri olahan (keripik
kentang) sesuai dengan spesifikasi dan harga yang
disepakati bersama.
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan
sungguh-sungguh, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 86
............... , ........................
2017
Mengetahui: Atas nama
Kepala Dinas Pertanian Kelompok Tani
...........Kab./Kota..............
(..........................................)
(..............................)
Materai Rp. 6000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
77
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 86
............... , ........................
2017
Mengetahui: Atas nama
Kepala Dinas Pertanian Kelompok Tani
...........Kab./Kota..............
(..........................................)
(..............................)
Materai Rp. 6000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
78
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 87
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : ………………………………………
Umur : ...........................................Tahun
Alamat : ………………………………………
Kelompok Tani : ………………………………………
Jabatan Pengurus
Kelompok Tani : Ketua
Dengan ini atas nama Kelompok Tani .............................. saya
menyatakan :
1. Bersedia menanam Bawang Putih sesuai dengan waktu yang
ditentukan oleh Dinas Pertanian ....................
Kab/Kota..............................
2. Bersedia menjual hasil panen bawang putih untuk dijadikan
benih.
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan
sungguh-sungguh, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
............... , ........................
2017
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 88
Mengetahui: Atas nama
Kepala Dinas Pertanian Kelompok Tani ..................
Kab./Kota..................
(..........................................)
(..............................)
Materai Rp. 6000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
79
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 88
Mengetahui: Atas nama
Kepala Dinas Pertanian Kelompok Tani ..................
Kab./Kota..................
(..........................................)
(..............................)
Materai Rp. 6000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
80
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 89
Lampiran 3. Format Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan/Barang
(contoh)
BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL
PEKERJAAN/BARANG
Nomor : I.PPK.3/BAST/PL/469/XI/2011
Pada hari ini Senin tanggal duapuluh delapan bulan
November tahun Dua ribu sebelas, kami yang bertanda
tangan di bawah ini :
I. Nama :
Jabatan :
Alamat :
NPWP :
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA atau yang
MENYERAHKAN Hasil Pekerjaan/ Barang
II. Nama : Ibnu Sinaga, S.Sos (CONTOH)
Jabatan : Pejabat Penerima Barang/Hasil Pekerjaan
untuk Produksi Materi Pemasyarakatan
(Baliho II) untuk iklan layanan masyarakat
dalam rangka pelaksanaan
pemasyarakatan/promosi buah-buahan
Alamat : Jln. AUP Pasar Minggu No. 3 Jaksel
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA/Bertindak selaku
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk kegiatan
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 90
Produksi Materi Iklan Pemasyarakatan (Baliho II) untuk
iklan layanan masyarakat dalam rangka pelaksanaan
pemasyarakatan/promosi buahbuahan sesuai dengan
Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran No.
12/kpts/OT.320/D/1/2011 tanggal 4 Januari 2011.
Atas dasar Surat Permohonan Penyerahan Hasil Pekerjaan
dari PT Rayhan Mandiri Produksi Materi IklanPemasyarakatan
(Baliho II) untuk iklan layanan masyarakat dalam rangka
pelaksanaan pemasyarakatan/promosi buah-buahan Nomor :
119/PB/RMXI/2011 tanggal 28 November 2011, Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan/Barang telah melakukan penilaian
hasil pekerjaan/barang bersama-sama dan/atau disaksikan
oleh Petugas Pemeriksa Hasil Pekerjaan/Barang. Selanjutnya
Kedua belah pihak telah melaksanakan serah terima hasil
pekerjaan/barang dan melakukan Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan/Barang Produksi Materi Iklan Pemasyarakatan
(Baliho II) untuk iklan layanan masyarakat dalam rangka
pelaksanaan pemasyarakatan/promosi buah-buahan sesuai
dengan Surat Perintah Kerja Nomor :
I.PPK.3/SPK/455/X/2011, tanggal 26 Oktober 2011, dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Demikian Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan ini
dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada hari
dan tanggal tersebut diatas, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
81
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 90
Produksi Materi Iklan Pemasyarakatan (Baliho II) untuk
iklan layanan masyarakat dalam rangka pelaksanaan
pemasyarakatan/promosi buahbuahan sesuai dengan
Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran No.
12/kpts/OT.320/D/1/2011 tanggal 4 Januari 2011.
Atas dasar Surat Permohonan Penyerahan Hasil Pekerjaan
dari PT Rayhan Mandiri Produksi Materi IklanPemasyarakatan
(Baliho II) untuk iklan layanan masyarakat dalam rangka
pelaksanaan pemasyarakatan/promosi buah-buahan Nomor :
119/PB/RMXI/2011 tanggal 28 November 2011, Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan/Barang telah melakukan penilaian
hasil pekerjaan/barang bersama-sama dan/atau disaksikan
oleh Petugas Pemeriksa Hasil Pekerjaan/Barang. Selanjutnya
Kedua belah pihak telah melaksanakan serah terima hasil
pekerjaan/barang dan melakukan Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan/Barang Produksi Materi Iklan Pemasyarakatan
(Baliho II) untuk iklan layanan masyarakat dalam rangka
pelaksanaan pemasyarakatan/promosi buah-buahan sesuai
dengan Surat Perintah Kerja Nomor :
I.PPK.3/SPK/455/X/2011, tanggal 26 Oktober 2011, dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Demikian Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan ini
dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada hari
dan tanggal tersebut diatas, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
82
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 91
No Uraian Volume Keterangan A Pra Produksi Volume
Satuan SPK 1 Konsep dan Design ls
B Produksi 1 Biaya Cetak Iklan 128 M2 a. Ukuran : 8 M x 16 M x 1
Muka
b. Bahan : Vinyl Flexiface (Ex Korea)
2 Biaya sewa lokasi (space iklan)penayangan
25 Hari
3 Biaya Pasang ls
c Pasca Produksi 1 Biaya Pemeliharaan 25 Hari 2 Biaya Bongkar ls
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Pejabat Penerima Hasil Yang menyerahkan, Pekerjaan/Barang
Ibnu Sinaga, S.Sos Muchtar
NIP. 19750605 200212 1 001 Direktur
Disaksikan oleh Mengetahui :
Petugas Pemeriksa Hasil Pejabat Pembuat Komitmen Pekerjaan/Barang Direktorat Sayuran dan
Tanaman Obat
Woro Sri Suryani Fiandari, S.Kom
NIP. 19650513 199103 2 003 NIP.197312201999032 00
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
83
PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN PENGEMBANGAN PERBENIHAN HORTIKULTURA MELALUI DANA APBN-P 2017
(1772)
DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBATDIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN2017
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
85
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... 87
PENGEMBANGAN PERBENIHAN HORTIKULTURA BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 87
A. Latar Belakang ................................................................... 87B. Tujuan dan Sasaran ........................................................... 88
I. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA .............................................. 89
BAB II PELAKSANAAN ....................................................................... 90
II. PRODUKSI BENIH BAWANG MERAH ........................................... 98
III. PRODUKSI BENIH JERUK ............................................................. 101
IV. PEMBINAAN LEMBAGA PERBENIHAN HORTIKULTURA ............. 105
V. SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA .............................................................................. 111
VI. PRODUKSI BENIH SAYURAN NON BIJI ........................................ 115
VII. PRODUKSI BENIH SAYURAN LAINNYA ........................................ 121
VIII. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA (NON BATANG) ..................... 125
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
87
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketersediaan benih bermutu menjadi sangat strategis karena merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya hortikultura. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang bermutu dibutuhkan benih bermutu, yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang dimilikinya. Untuk itu diperlukan upaya meningkatkan produksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis hortikultura.
Sejalan dengan hal itu maka sangatlah tepat apabila Presiden RI pada Rakornas Pertanian di Jakarta pada bulan Mei 2017 mencanangkan bahwa Tahun 2018 adalah Tahun Perbenihan Nasional. Hal ini sejalan dengan upaya percepatan pencapaian swasembada bahan pangan penting, termasuk komoditas hortikultura. Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran APBN-P 2017 untuk penyediaan benih berikut aspek penunjang kegiatan perbenihan hortikultura.
Adapun kegiatan pengembangan sistem perbenihan hortikultura pada APBNP 2017 adalah;
1. Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih, diutamakan untuk pengawalan sertifikasi benih bawang putih.
2. Pengadaan benih kentang, bawang putih, jeruk, mangga, manggis, salak, durian, pisang, pepaya, sukun, duku, belimbing, kelengkeng, srikaya, jengkol, pete dan pengadaan benih sayuran dataran tinggi dan sayuran lain.
3. Persediaan benih bawang merah, cabai dan benih hortikultura.
4. Pengadaan mini traktor, sarana irigasi (sprinkler) dan knapsack sprayer sebagai sarana budidaya untuk mendukung proses produksi
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
88
benih di Balai Benih Hortikultura dan pengembangan kawasan buah dan sayuran.
Pelaksanaan pengadaan benih mengikuti aturan perbenihan yang berlaku. Untuk pengadaan benih bawang putih, apabila ketersediaan di dalam negeri tidak mencukupi dapat menggunakan benih bawang putih impor yang mekanisme pemasukannya sesuai ketentuan Permentan No 15 Tahun 2017. Benih bawang putih impor yang digunakan adalah benih bawang putih yang dapat menghasilkan umbi secara normal.
Selanjutnya agar pelaksanaan kegiatan perbenihan APBN-P 2017 dapat berjalan secara efektif dan efisien, serta taat azas, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, pengadaan barang/jasa sampai pada monitoring dan evaluasi, maka disusunlah Petunjuk Teknis Pengembangan Sistem Perbenihan APBN-P 2017 sebagai acuan dalam pelaksanaan oleh semua pihak yang berkepentingan.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dari Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan panduan pelaksanaan kegiatan perbenihan pada APBN P 2017 agar lebih terarah, efisien dan akuntabel.
Sasaran yang ingin dicapai adalah tersedianya benih bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
89
I. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA(1772.022)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
90
BAB IIPELAKSANAAN
1772.022 PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi buah lainnya dilaksanakan di Propinsi/Kabupaten/Kota.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Produksi benih buah lainnyaSub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (052) Perbanyakan Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui :
a. Fasilitasi/pengadaan benih buah lainnya (Mangga, Manggis, Salak, Durian, Pisang, Pepaya, Sukun, Duku, Belimbing, Lengkeng, Srikaya) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
91
dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.
b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.
c. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk pengembangan kawasan buah lainnya
d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana produksi pengembangan kawasan.
e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Indikator Kinerja1. Masukan (Input)
a. Dana APBN-P sebesar Rp 12.530.750.000b. SDM (petugas, produsen/penangkarbenih, petani)c. Pedoman Umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017.d. Data dan informasi perbenihan hortikultura
2. Keluaran (Output) Terfasilitasinya benih buah lainnya3. Hasil (Outcome) Meningkatnya ketersediaan benih buah lainnya yang bermutu4. Manfaat (Benefit) Semakin meningkatnya penggunaan benih buah lainnya yang
bermutu5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan produktivitas buah lainnya
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
92
Tabel 9. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Buah LainnyaAPBN-P 2017
No. Provinsi
Produksi Benih Buah LainnyaBenih
ManggaBenih
ManggisBenih Durian
Benih Salak
Benih Pisang
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Total 61.500 67.500 57.250 150.000 150.000 1 Jawa Barat
Sumedang 11.250
Sukabumi 7.500 30.000
Cianjur 7.500 30.000
Cirebon 11.250
Majalengka 11.250
2 Jawa Tengah
Pati 7.500
Semarang 7.500
Banjarnegara 20.000
Wonosobo 20.000
3 Jawa Timur
Banyuwangi 12.500
Tuban
Trenggalek 6.250
Lumajang 30.000
Lamongan 5.250
Gresik 1.000
4 Sumatera Barat
Agam 7.500 12.500
Padang Pariaman 11.250
Sinjunjung 7.500
Pasaman 20.000
5 Lampung
Pesawaran
Tanggamus 11.250
Lampung Selatan 10.000 30.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
93
No. Provinsi
Produksi Benih Buah LainnyaBenih
ManggaBenih
ManggisBenih Durian
Benih Salak
Benih Pisang
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Lampung Barat
Waykanan
6 Sumatera Selatan
Ogan Komering Ilir
7 Kalimantan Timur
Kutai Kertanegara 3.750
Paser 30.000
Kutai Timur 30.000
8 Bali
Tabanan 11.250
Karangasem 30.000
9 Sulawesi Selatan
Bantaeng 7.500
Bone 11.250 30.000
Jeneponto 3.750
10 Papua Barat
Manokwari
Sorong
Kota Sorong
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
94
No. Provinsi
Produksi Benih Buah Lainnya Benih Sukun
BenihDuku
Benih Belimbing
Benih Lengkeng
Benih Srikaya
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Total 3.000 2.500 10.000 27.500 10.000 1 Jawa Barat
Sumedang
Sukabumi
Cianjur
Cirebon
Majalengka
2 Jawa Tengah
Pati
Semarang
Banjarnegara
Wonosobo
3 Jawa Timur
Banyuwangi
Tuban 3.750
Trenggalek
Lumajang
Lamongan 8.750
Gresik 10.000
4 Sumatera Barat
Agam
Padang Pariaman
Sinjunjung
Pasaman
5 Lampung
Pesawaran 3.750
tanggamus 3.750
lampung Selatan 3.750
Lampung Barat 3.750
Waykanan 10.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
95
No. Provinsi
Produksi Benih Buah Lainnya Benih Sukun
BenihDuku
Benih Belimbing
Benih Lengkeng
Benih Srikaya
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
Volume (batang)
6 Sumatera Selatan
Ogan Komering Ilir 2.500
7 Kalimantan Timur
Kutai Kertanegara
Paser
Kutai Timur
8 Bali
Tabanan
Karangasem
9 Sulawesi Selatan
Bantaeng
Bone
Jeneponto
10 Papua Barat
Manokwari 1.000
Sorong 1.000
Kota Sorong 1.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
97
II. PRODUKSI BENIH BAWANG MERAH(1772.024)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
98
1772.024 PRODUKSI BENIH BAWANG MERAH
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih bawang merah dilaksanakan di 2 propinsi, Jawa Barat dan Kalimantan Barat.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Tanpa Output Sub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (052) Perbanyakan Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana dan penerima manfaat kegiatan adalah instansi yang memiliki fungsi produksi benih (BBH) di 2 provinsi.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi.
5. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui :
a. Fasilitasi Sarana dan Prasarana Irigasi Sprinkle untuk BBH. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana irigasi sprinkle dalam mendukung produksi benih dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog. Dalam pelaksanaannya menggunakan akun belanja (526114) Belanja Barang Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.
b. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
99
Indikator Kinerja
1. Masukan (Input)
a. Dana APBN-P sebesar Rp 160.000.000
b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani)
c. Teknologi perbenihan
d. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017.
2. Keluaran (Output)
Terfasilitasinya bantuan sarana irigasi sprinkler di Balai Benih Hortikultura.
3. Hasil (Outcome)
Meningkatnya produksi benih di Balai Benih Hortikultura .
4. Manfaat (Benefit)
Semakin meningkatnya kinerja dan produktivitas Balai Benih Hortikultura
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan ketersediaan benih hortikultura bermutu di Indonesia.
Tabel 10. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Bawang Merah APBN-P 2017
No Provinsi
Produksi Benih Bawang Merah
Benih Bawang Merah
Sarana Irigasi Sprinkle (unit)
Total 2
1 Jawa Barat 1
2 Kalimantan Barat 1
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
101
III. PRODUKSI BENIH JERUK(1772.027)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
102
1772.027 PRODUKSI BENIH JERUK
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih buah lainnya (non batang) yang dilaksanakan di Propinsi/Kabupaten/Kota.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Produksi benih jerukSub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (052) Perbanyakan Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui :
a. Fasilitasi/pengadaan benih jeruk dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau belanja barang untuk diserahkan kepada pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaraan/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811.
b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
103
c. Kelompok penerima manfaat adalah kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk kawasan buah
d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana produksi untuk kawasan.
e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Indikator Kinerja
1. Masukan (Input)
a. Dana APBN-P sebesar Rp 7.800.000.000
b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani)
c. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017.
d. Data dan informasi perbenihan hortikultura
2. Keluaran (Output)
Terfasilitasinya benih jeruk
3. Hasil (Outcome)
Meningkatnya ketersediaan benih jeruk yang bermutu
4. Manfaat (Benefit)
Semakin meningkatnya penggunaan benih jeruk yang bermutu
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan produktivitas buah.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
104
Tabel 11. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Jeruk APBN-P 2017
No Provinsi
Produksi Benih Bawang Merah
Benih Bawang Merah
Sarana Irigasi Sprinkle (unit)
Total 390.000 1 Jawa Barat
Bandung 30.000
Bandung Barat 40.000
2 Jawa Tengah
Blora 20.000
3 Jawa Timur
Malang 40.000
4 Sumatera Barat
Agam 20.000
Lima Puluh Kota 30.000
5 Lampung
Pesawaran 20.000
Lampung Utara 30.000
Mesuji 20.000
6 Kalimantan Barat
Sambas 100.000
7 Bali
Buleleng 40.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
105
IV. PEMBINAAN LEMBAGA PERBENIHAN HORTIKULTURA
(1772.057)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
106
1772.057 PEMBINAAN LEMBAGA PERBENIHAN HORTIKULTURA
A. Pusat
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura dilaksanakan di Pusat
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Tanpa OutputSub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (051) Pelaksanaan Bimbingan Teknis/
Pendampingan/ Sosialisasi
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Satker Direktorat Jenderal Hortikultura dan penerima manfaat adalah instansi yang mempunyai fungsi perbenihan dan pengembangan hortikultura di Pusat, Daerah dan masyarakat/Pemda, diutamakan yang memperoleh anggaran APBNP 2017. Penerima Handsprayer di Provinsi diutamakan Kelompoktani/ Gapoktan yang mendapat alokasi APBN-P 2017 untuk pengembangan kawasan sayuran atau buah.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura.
5. Metode Pelaksanaan
a. Kegiatan ini dilaksanakan melalui koordinasi, sosialisasi, bimbingan/pembinaan, fasilitasi sarana prasarana (benih Hortikultura, handsprayer dan lain-lain) mendukung pengembangan hortikultura.
b. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui belanja : (521811) Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi; (522131) Belanja Jasa Konsultan; (524111) Belanja Perjalanan Biasa; (526112) Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda dan (526311) Belanja Barang Lainnya untuk
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
107
diserahkan kepada masyarakat/Pemda, dan akun lain yang terkait dengan pengembangan hortikultura.
c. Terkait dengan pengadaan barang/jasa, metode yang digunakan melalui pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.
d. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan
B. Daerah
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura dilaksanakan di 3 propinsi yaitu Lampung, Jawa Barat dan Kalimantan Barat.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Tanpa OutputSub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (053) Pelaksanaan kegiatan Balai Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana dan penerima manfaat kegiatan adalah instansi yang memiliki fungsi produksi benih (BBH) di 3 provinsi.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi.
5. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui :
a. Kegiatan pengadaan sarana prasarana (mini traktor roda 4 dan perlengkapannya) untuk mendukung produksi benih dan pengembangan hortikultura yang dilaksanakan melalui e-katalog.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
108
b. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui belanja : (526112) Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
c. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.
Indikator Kinerja
1. Masukan (input)
a. Dana APBN-P 2017
b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani)
c. Teknologi perbenihan
d. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017.
e. Data dan informasi terkait perbenihan
2. Keluaran (Output)
Terselenggaranya kegiatan pembinaan lembaga Perbenihan Hortikultura Pusat dan Daerah.
3. Hasil (Outcome)
Meningkatnya peran kelembagaan perbenihan dalam penyediaan benih bermutu hortikultura.
4. Manfaat (Benefit)
Meningkatnya penggunaan benih bermutu hortikultura
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan ketersediaan benih hortikultura bermutu di Indonesia.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
109
Tabel 12. Lokasi Kegiatan dan Target Pembinaan Lembaga Perbenihan Hortikultura APBN-P 2017
No Provinsi
Produksi Benih Bawang Merah
Benih Bawang Merah
Sarana Irigasi Sprinkle (unit)
Total 671 Pusat 64
2 Jawa Barat 1
3 Lampung 1
4 Kalimantan Barat 1
Blora 20.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
111
V. SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA
(1772.060)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
112
1772.060 SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA
1. Lokasi
Pelaksanaan sertifikasi dan pengawasan peredaran benih dilakukan di 10 (sepuluh) Provinsi yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, JawaTimur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Tanpa outputSub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (051) Koordinasi/Identifikasi (052) Sertifikasi Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana dan penerima manfaat kegiatan adalah instansi yang memiliki fungsi pengawasan dan sertifikasi benih hortikultura (BPSBTPH) di 10 provinsi. Penerima manfaat adalah produsen benih hortikultura di 10 propinsi.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi.
5. Metode Pelaksanaan
a. Kegiatan ini dilaksanakan melalui koordinasi, sosialisasi, bimbingan/pembinaan, fasilitasi sarana prasarana mendukung pengembangan hortikultura.
b. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui belanja : (521211) Belanja Bahan; (521811) Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi; (524111) Belanja Perjalanan Biasa; (522151) Belanja Jasa Profesi; (524119) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
113
c. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Indikator Kinerja
1. Masukan (input)
a. Dana APBN sebesar Rp 1.200.000.000;
b. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017
c. Data dan informasi tentang perbenihan hortikultura
2. Keluaran (Output)
Terselenggaranya kegiatan, pengawalan, pembinaan, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura di 10 propinsi
3. Hasil (outcome)
Meningkatnya ketersediaan benih bermutu hortikultura yang beredar di masyarakat
4. Manfaat (Benefit)
Meningkatnya penggunaan benih bermutu hortikultura
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan mutu produk hortikultura
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
114
Tabel 13. Lokasi Kegiatan dan Target Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura APBN-P 2017
No ProvinsiSertifikasi Benih
Sertifikasi (unit)
Total 10
1 Jawa Barat 1
2 Jawa Tengah 1
3 Jawa Timur 1
4 DI Yogyakarta 1
5 Sumatera Barat 1
6 Lampung 1
7 Kalimantan Timur 1
8 Nusa Tenggara Barat 1
9 Sulawesi Selatan 1
10 Papua Barat 1
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
115
VI. PRODUKSI BENIH SAYURAN NON BIJI(1772.061)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
116
1772.061 PRODUKSI BENIH SAYURAN NON BIJI
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih sayuran non biji yang dilaksanakan di Propinsi/ Kabupaten/ Kota.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Produksi benih sayuran non biji Sub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (052) Perbanyakan Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui :
a. Fasilitasi/pengadaan benih sayuran non biji (petai dan jengkol) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
117
b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.
c. Kelompok penerima manfaat adalah kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk kawasan sayuran non biji
d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana produksi untuk kawasan.
e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Indikator Kinerja
1. Masukan (Input)
a. Dana APBN-P sebesar Rp 4.350.000.000
b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani)
c. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017.
d. Data dan informasi perbenihan hortikultura
2. Keluaran (Output)
Terfasilitasinya benih sayuran non biji
3. Hasil (outcome)
Meningkatnya ketersediaan benih sayuran non biji yang bermutu
4. Manfaat (Benefit)
Semakin meningkatnya penggunaan benih sayuran non biji yang bermutu
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan produktivitas sayuran non biji
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
118
Tabel 14. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Sayuran Non Biji APBN-P 2017
No Provinsi
Benih Sayuran Non Biji
Benih Jengkol Benih Petai
Volume (batang) Volume (Batang)
Total 130.000 160.000
1 Jawa Barat
Sumedang 11.250 11.250
Tasikmalaya 11.250 15.000
Sukabumi 11.250
Cianjur 7.500 15.000
Bandung 3.750
Cirebon 7.500
Majalengka 15.000 15.000
Bogor 7.500 11.250
Ciamis 10.000 10.000
2 Jawa Tengah
Banjarnegara 7.500
3 Sumatera Barat
Pasaman 4.500
Solok 11.250
4 Lampung
Pesawaran 7.500 7.500
Tanggamus 7.500
Lampung Selatan 7.500 7.500
5 Kepulauan Riau
Lingga 15.000 15.000
Bintan 7.500 7.500
Anabas 3.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
119
No Provinsi
Benih Sayuran Non Biji
Benih Jengkol Benih Petai
Volume (batang) Volume (Batang)
Karimun 3.750
6 Kalimantan Barat
Sanggau 1.679 3.750
Mempawah 4.142 3.750
Ketapang 1.679
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
121
VII. PRODUKSI BENIH SAYURAN LAINNYA(1772.062)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
122
1772.062 PRODUKSI BENIH SAYURAN LAINNYA
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih sayuran lainnya yang dilaksanakan di Propinsi/Kabupaten/ Kota.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Produksi benih sayuran lainnyaSub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (052) Perbanyakan Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui :
a. Fasilitasi/pengadaan benih sayuran lainnya (bawang putih, kentang, sayuran dataran tinggi dan sayuran lainnya) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
123
pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.
b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.
c. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk kawasan sayuran lainnya
d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana produksi untuk kawasan.
e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Indikator Kinerja
1. Masukan (Input)
a. Dana APBN-P sebesar Rp 169.500.000.000
b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani)
c. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017.
d. Data dan informasi perbenihan hortikultura
2. Keluaran (Output)
Terfasilitasinya benih sayuran lainnya
3. Hasil (outcome)
Meningkatnya ketersediaan benih sayuran lainnya yang bermutu
4. Manfaat (Benefit)
Semakin meningkatnya penggunaan benih sayuran lainnya yang bermutu
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan produktivitas sayuran lainnya
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
124
Tabel 15. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Sayuran Lainnya (APBN-P 2017)
No Provinsi
Benih Sayuran Lainnya
Benih Bawang
Putih
Benih Kentang
Benih Sayuran Dt
Tinggi
Benih Sayuran Lainnya
Volume (Kg) Volume (Kg) Volume (KG) Volume (KG)
Total 2.650.000 250.000 100 100 1 Jawa Barat -
Garut 25.000 Bandung 30.000 25.000
2 Jawa Tengah - Temanggung 620.000 Magelang 100.000 Tegal 50.000
3 Jawa Timur Malang 25.000 Lumajang 25.000
4 Sumatera Barat - Agam Solok 50.000 50.000
5 Lampung Tanggamus 20 Lampung Barat 25.000 20
6 Jambi - Kerinci 75.000
7 Sumatera Selatan Pagar Alam 25.000
8 Kalimantan Barat Sambas 20 Kubu Raya 20 Sanggau 10 Ketapang 10
9 Nusa Tenggara barat - - Lombok Timur 1.750.000 25.000
10 Papua Barat - Pegunungan Arfak 100
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
125
VIII. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA (NON BATANG)
(1772.063)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
126
1772.063 PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA (NON BATANG)
1. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih buah lainnya (non batang) yang dilaksanakan di Propinsi/Kabupaten/Kota (Cirebon, Bogor, Malang, Lampung Timur).
2. Output, Sub Output, Komponen
Output : Produksi benih buah lainnya (non batang)Sub output : Tanpa Sub OutputKomponen : (052) Perbanyakan Benih
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker DinasPertanianProvinsi/Kabupaten/Kota.
5. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui :
a. Fasilitasi/pengadaan benih buah lainnya (non batang) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
127
b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.
c. Kelompok penerima manfaat adalah kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk kawasan buah
d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana produksi untuk kawasan.
e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Indikator Kinerja
1. Masukan (input)
a. Dana APBN-P sebesar Rp 120.000.000
b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani)
c. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017.
d. Data dan informasi perbenihan hortikultura
2. Keluaran (Output)
Terfasilitasinya benih buah lainnya (non biji)
3. Hasil (outcome)
Meningkatnya ketersediaan benih buah lainnya (non biji) yang bermutu
4. Manfaat (Benefit)
Semakin meningkatnya penggunaan benih buah lainnya (non biji) yang bermutu
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya produksi dan produktivitas buah
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
128
Tabel 16. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Buah Lainnya (non batang) APBN-P 2017
No Provinsi
Produksi Benih Buah Lainnya
Benih Pepaya
Volume (Gram)
Total 4.000
1 Jawa Barat
Cirebon 1.000
Bogor 1.000
2 Jawa Timur
Malang 1.000
3 Lampung
Lampung Timur 1.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
129
PETUNJUK TEKNIS
GERAKAN PENGENDALIAN OPT HORTIKULTURA APBN-P
(1773)
DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBATDIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN2017
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
131
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... 131
LAMPIRAN ............................................................................................. 132
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 133A. Dasar Pemikiran ................................................................ 133B. Dasar Hukum ..................................................................... 134C. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 135
BAB II GERAKAN PENGENDALIAN OPT .......................................... 136A. Latar Belakang .................................................................. 136B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 137C. Pelaksanaan (Pusat, Provinsi) .......................................... 137
1. Pelaksanaan di Pusat ................................................. 1372. Pelaksanaan di Provinsi ............................................. 138
D. Indikator Kinerja ................................................................ 142E. Pelaporan .......................................................................... 142
BAB III PENUTUP ................................................................................ 143
LAMPIRAN ............................................................................................. 144
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
132
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1. ALOKASI KEGIATAN GERAKAN PENGENDALIAN
OPT HORTIKULTURA (APBN-P 2017) ......................... 144
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
133
BAB IPENDAHULUAN
A. DASAR PEMIKIRAN
Pembangunan pertanian merupakan salah satu prioritas dari 9 agenda Presiden Tahun 2015-2019 (Nawacita Presiden), diantaranya tersurat dalam agenda ke-6 dan ke-7, yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional, dan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Prioritas tersebut berkesinambungan dengan RPJMN tahap ke – 3 (periode 2015-2019) bidang pangan dan pertanian. Tujuan dari pelaksanaan RPJMN adalah tercapainya pembangunan kedaulatan pangan. Salah satu strategi agar terwujudnya pembangunan kedaulatan pangan dapat terwujud melalui penerapan pertanian rakyat yaitu dengan cara melindungi dan memberdayakan petani kecil terutama di pedesaan.
Permasalahan dan tantangan pembangunan hortikultura banyak dihadapi terutama pada komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Komoditas tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia terutama pengaruhnya terhadap terjadinya inflasi harga, terutama sebagai akibat tidak stabilnya pasokan bulanan komoditas tersebut terutama di musim hujan. Permasalahan tersebut pada akhirnya menjadi salah satu isu strategis yang menjadi fokus perhatian Direktorat Jenderal Hortikultura.
Dalam upaya mempercepat tercapainya peningkatan produksi dan produktivitas komoditas hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura telah mendapat alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Lokasi kegiatan di kawasan yang telah terbentuk dan di daerah sentra pengembangan baru yang diharapkan dapat menambah areal produksi dan pemerataan produksi sepanjang tahun melalui penerapan teknologi budidaya dan pascapanen yang baik.
Namun adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu kendala dalam peningkatan produksi hortikultura. Serangan OPT seringkali menimbulkan kerusakan berat atau puso bahkan gagal panen sehingga menimbulkan gangguan perekonomian
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
134
masyarakat, apabila tidak segera ditanggulangi. Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang hortikultura, pengelolaan OPT hortikultura dilakukan secara ramah lingkungan, dan sesuai Undang-Undang No. 22 tentang Pemerintahan di Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, pengendalian OPT menjadi tanggungjawab petani. Pemerintah dalam hal ini berkewajiban dalam pelayanan agar perlindungan tanaman hortikultura dapat terlaksana dengan baik.
Sebagai dukungan jajaran perlindungan hortikultura dalam pengamanan produksi komoditas hortikultura di lokasi Kawasan Pengembangan Hortikultura, maka melalui APBN-P 2017 dilaksanakan Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura di 17 provinsi.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum dari pelaksanaan kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura (APBN-P 2017) sebagai berikut:
1. Hasil kesimpulan Rapat Kerja Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR-RI tanggal 24 Juli 2017.
2. Undang – undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, yang memberikan fondasi penting dalam pembangunan hortikultura;
3. Undang – undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;
4. Peraturan Pemerintah (PP) No 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman;
5. Keputusan Menteri Pertanian No. 887 Tahun 1997 Tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan;
6. Kepmentan No. 45 Tahun 2015 tentang Penetapan Kawasan Cabai, Bawang merah, dan Jeruk Nasional.
7. Peraturan Menteri Keuangan No. 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
135
Dalam APBNP 2017 kegiatan Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura pada output Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura (APBN-P 2017) medapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.31,031 Milyar yang dituangkan dalam DIPA Direktorat Jenderal Hortikultura Pusat serta DIPA Dekonsentrasi di 17 Provinsi.
C. TUJUAN DAN SASARAN
Pedoman Teknis ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura.
Sasaran kegiatan adalah petugas dan pelaksana kegiatan Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura di 17 Provinsi.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
136
BAB IIGERAKAN PENGENDALIAN OPT HORTIKULTURA
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kendala dalam peningkatan produksi hortikultura adalah adanya serangan OPT. Perkembangan serangan/populasi OPT tidak dapat diprediksi bahkan cenderung menyimpang dari pola normalnya. Akibat serangan OPT seringkali menimbulkan kerusakan berat atau puso bahkan gagal panen. Kondisi tersebut berdampak pada timbulnya masalah sosial dan ekonomi masyarakat bahkan menimbulkan terganggunya sistem distribusi dan rawan pangan serta gangguan kenyamanan hidup masyarakat pada umumnya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dijelaskan bahwa pengendalian OPT berdasarkan sistem pengendalian hama terpadu. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura yang menyebutkan bahwa pengelolaan OPT dilakukan secara ramah lingkungan. Pengelolaan OPT dilaksanakan agar tidak menimbulkan kerugian secara nyata, aman konsumsi dan menjaga kelestarian lingkungan.
Direktorat Perlindungan Hortikultura melalui kegiatan Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura di Pusat dan di Daerah (UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura/BPTPH) mendukung pengamanan produksi hortikultura dengan melakukan kegiatan:
- Koordinasi persiapan pengendalian OPT, bimbingan teknis dan pelaksanaan pengendalian OPT;
- Gerakan pengendalian OPT hortikultura dilaksanakan dengan memfasilitasi bahan pengendalian OPT serta berdasarkan konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT);
- Monitoring dan evaluasi kegiatan gerakan pengendalian OPT;
- Pelaporan kegiatan gerakan pengendalian OPT.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
137
B. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Mengamankan produksi dari serangan OPT yang dilakukan melalui:
a. Koordinasi gerakan pengendalian OPT hortikultura.
b. Bimbingan teknis pelaksanaan gerakan pengendalian OPT hortikultura.
c. Gerakan pengendalian OPT hortikultura.
d. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan gerakan pengendalian OPT secara ramah lingkungan.
2. Sasaran
Gerakan pengendalian OPT hortikultura di kawasan pengembangan hortikultura APBNP 2017 sebanyak 9.545 kali.
C. PELAKSANAAN (PUSAT, PROVINSI)
1. Pelaksanaan di Pusat
a. Lokasi
Kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura.
b. Output, Sub Output, Komponen
Output : (060) Gerakan Pengendalian OPT HortikulturaSub Output : -Komponen : (051) Koordinasi
c. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura. Penerima manfaat adalah petugas dan petani pada kawasan hortikultura penerima APBNP 2017.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
138
d. Pembiayaan
Pelaksanaan kegiatan ini dibiayai APBN-P pada DIPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura TA 2017 sebesar Rp.1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah).
e. Metode
Secara umum metode pelaksanaan kegiatan Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura di Tingkat.
Pusat adalah koordinasi/sosialisasi, supervisi/pembinaan, monitoring dan evaluasi.
Metode pelaksanaan gerakan pengendalian OPT hortikultura dengan komponen sebagai berikut:
Output : (060) Gerakan Pengendalian OPT HortikulturaSub Output : -Komponen :
(051) Koordinasi dengan akun Belanja Bahan (521211); dan atau Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi (521811); dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
(051) Koordinasi.
Dalam memantapkan sistem perlindungan tanaman pada era otonomi saat ini, diperlukan upaya-upaya untuk memadukan dan menyelaraskan pelaksanaan tugas dan wewenang di bidang perlindungan tanaman antara pusat dan daerah.
Kegiatan koordinasi meliputi pertemuan sosialisasi/workshop, penyediaan petunjuk teknis, pembinaan, pengawalan dan monitoring pelaksanaan kegiatan gerakan pengendalian OPT hortikultura.
Pelaksanaan di Provinsi
a. Lokasi
Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan di 17
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
139
Provinsi, dalam bentuk gerakan pengendalian OPT hortikultura. Pengalokasian kegiatan ini mendukung lokasi pengembangan kawasan yang mendapat dana Tugas Pembantuan di Provinsi (SK Kepala Dinas Pertanian Provinsi) maupun Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota (SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota).. Lokasi gerakan pengendalian OPT Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1.a. Output, Sub Output, Komponen
Output : (060) Gerakan Pengendalian OPT HortikulturaSub Output : -Komponen : (052) Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura
b. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH)/Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Penerima manfaat adalah kelompok tani pada kawasan hortikultura penerima APBNP 2017.
c. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai APBN-P melalui DIPA pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA 2017 sebesar Rp.29.831.250.000,- (dua puluh sembilan milyar delapan ratus tiga puluh satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).
d. Metode Pelaksanaaan
Kegiatan gerakan pengendalian OPT hortikultura meliputi:
(052) Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura, dengan akun Belanja Bahan (521211), dan atau Honor output kegiatan (521213) dan atau Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219), dan atau Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan atau Belanja Barang Persediaan Barang dalam Proses (521822), dan atau Belanja Sewa (522141), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119), dan atau Belanja Barang
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
140
Fisik Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat / Pemda (526115).
Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura dilaksanakan dalam bentuk: koordinasi/ sosialisasi, pembinaan/supervisi, bimbingan teknis, pelaksanaan gerakan pengendalian OPT di sentra/kawasan pengembangan hortikultura dalam kerangka penerapan pengendalian OPT dengan sistem PHT.
Gerakan pengendalian OPT dilaksanakan secara preventif (pencegahan) maupun kuratif (pengobatan) dengan bimbingan dari petugas UPTD BPTPH.
Adapun mekanisme pengadaan bahan gerakan pengendalian OPT sebagai berikut :
Ü Proses pengadaan dilakukan oleh penyedia barang/jasa melalui pengadaan langsung dan atau kontraktual/lelang sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 jo Perpres Nomor 70 Tahun 2012.
Ü Pengadaan bahan gerakan pengendalian OPT dapat dilakukan secara swakelola dan atau kontraktual/lelang sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 jo Perpres Nomor 70 Tahun 2012 oleh UPTD BPTPH melalui LPHP/Klinik PHT/LAH dan atau pihak lainnya untuk menyediakan bahan gerakan pengendalian OPT antara lain berupa agens hayati (Trichoderma spp.), Plant Growth Promoting Rhizobacter (PGPR), pestisida nabati, perangkap likat, dan atau pilihan lain sesuai dengan kebutuhan petani di tingkat lapang.
Ü Pengadaan pestisida oleh pihak penyedia barang, disesuaikan dengan OPT sasaran dan jenis komoditas. Penggunaan pestisida dilakukan secara bijaksana.
Ü Pengadaan barang jadi (pabrikan) maupun perbanyakan bahan gerakan pengendalian OPT yang dihasilkan oleh Lab PHP/Klinik PHT/PPAH harus terlebih dahulu diuji di Laboratorium yang berkompeten dalam uji viabilitas dan mutu sebelum diserahkan kepada kelompok tani. Sampel untuk
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
141
pengujian viabilitas dan mutu harus mewakili seluruh perbanyakan yang sudah siap untuk diserahkan ke kelompok tani dan harus diambil oleh petugas yang sudah mengikuti pelatihan teknis pengambil sampel/contoh (PPC).
Ü Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura pasal 35 :
(1) Sarana hortikultura yang diedarkan wajib memenuhi standar mutu dan terdaftar.
(2) Dalam hal sarana hortikultura merupakan atau mengandung rekayasa genetik, selain memenuhi ketentuan ayat 1, peredarannya wajib mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keamanan hayati.
(3) Apabila standar mutu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 belum ditetapkan, Menteri menetapkan persyaratan teknis minimal.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 3 dikecualikan untuk sarana hortikultura produksi lokal yang diedarkan secara terbatas dalam satu kelompok.
Pada bab penjelasan UU No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura pasal 35 ayat (4) disebutkan bahwa: Yang dimaksud dengan “sarana hortikultura produksi lokal“ adalah sarana yang dihasilkan oleh suatu kelompok, yang memenuhi standar mutu yang disepakati oleh kelompok. Berdasarkan hal tersebut maka apabila ketersediaan bahan gerakan pengendalian OPT (produk pabrikan) terbatas, maka Lab. Pengamatan Hama Penyakit (LPHP)/Lab. Agens Hayati (LAH) di bawah binaan UPTD BPTPH dapat memperbanyak bahan gerakan pengendalian OPT tersebut untuk digunakan pada wilayah unit kerjanya.
Ü Serah terima bahan gerakan pengendalian OPT kepada ketua kelompok tani selaku penerima manfaat dikoordinasikan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
142
sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga barang dapat diterima kelompok tani sesuai sasaran dan atau melalui Petunjuk Khusus Mekanisme Serah Terima Barang lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2017.
D. INDIKATOR KINERJA
1. Masukan (Input)
a. Dana APBN-P 2017 sebesar Rp31.031.250.000,- (tiga puluh satu milyar tiga puluh satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)
b. SDM, pelaku perlindungan hortikultura.
c. Informasi OPT hortikultura.
d. Teknologi pengendalian OPT yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan instansi terkait lain.
2. Keluaran (Output)
Terselenggaranya gerakan pengendalian OPT hortikultura di kelompok tani penerima manfaat APBN-P 2017.
3. Hasil (Outcome)
Gerakan pengendalian OPT hortikultura di kawasan pengembangan hortikultura APBN-P 2017.
4. Manfaat (Benefit) Kelompok tani mampu melaksanakan gerakan pengendalian OPT hortikultura.
5. Dampak (Impact)
Meningkatnya kegiatan penerapan teknologi pengendalian OPT secara ramah lingkungan.
E. PELAPORAN
Pelaporan disusun berdasarkan hasil pelaksanaan gerakan pengendalian OPT hortikultura pada kawasan hortikultura APBN-P 2017. Laporan dikirim secara berjenjang ke Dinas Pertanian Provinsi dan selanjutnya disampaikan ke Direktorat Perlindungan Hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
143
III. PENUTUP
Gerakan pengendalian OPT hortikultura pada kawasan hortikultura penerima APBNP 2017 merupakan kegiatan pendukung bagi keberhasilan pengembangan kawasan hortikultura APBNP 2017 dengan metode pengendalian OPT ramah lingkungan yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip PHT.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
144
Direk
tora
t Jed
eral H
ortiku
ltura
Pe
tunju
k Tek
nis P
enin
gkat
an P
rodu
ksi d
an N
ilai T
amba
h Hor
tikul
tura
(AP
BN-P
2017
)
15
4
LAM
PIRAN
1. A
lokas
i Keg
iatan
: Ger
akan
Peng
enda
lian O
PT H
ortik
ultur
a (AP
BN-P
2017
)
No.
Prop
insi /
BPTP
H
Gerak
an Pe
ngen
dalia
n OPT
TO
TAL
Caba
i Ba
wang
Mera
h Ba
wang
Putih
Ke
ntang
Sa
yuran
Lainn
ya
Sayu
ran D
t Ting
gi Ja
gung
Man
is Lid
ah B
uaya
Je
ruk
Mang
ga
Duria
n Pis
ang
Pepa
ya
1 Ja
wa Ba
rat
500
150
30
50
100
17
5 22
5
60
50
1.340
2
Jawa
Teng
ah
470
450
1.270
50
10
0
2.3
40
3 DI
Yogy
akart
a 50
50
4
Jawa
Timu
r 39
5 30
0 50
100
35
160
25
1.0
65
5 Su
mater
a Utar
a
50
50
6
Suma
tera B
arat
50
50
125
50
27
5 7
Jamb
i
75
75
8
Suma
tera S
elatan
25
25
9
Lamp
ung
100
25
40
17
5
75
30
25
470
10
Bali
100
100
11
NTB
150
1.7
50
25
1.9
25
12
Kalim
antan
Barat
60
25
50
0
58
5 13
Ka
liman
tan Se
latan
10
0 50
150
14
Kalim
antan
Timu
r
30
30
15
Su
lawes
i Ten
ggara
12
0
12
0 16
Su
lawes
i Sela
tan
275
200
15
0
30
65
5 17
Pa
pua B
arat
90
200
29
0
Juml
ah :
2.250
1.2
00
3.150
25
0 10
0 20
0 10
0 25
1.2
25
410
385
150
100
9.545
LAM
PIR
AN
1. A
loka
si K
egia
tan
: Ger
akan
Pen
gend
alia
n O
PT
Hor
tikul
tura
(AP
BN
-P 2
017)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
145
Direk
tora
t Jed
eral H
ortiku
ltura
Pe
tunju
k Tek
nis P
enin
gkat
an P
rodu
ksi d
an N
ilai T
amba
h Hor
tikul
tura
(AP
BN-P
2017
)
15
5 LA
MPIR
AN 2.
Rinc
ian A
lokas
i Ger
akan
Peng
enda
lian O
PT H
ortik
ultur
a (AP
BN-P
20
17) p
er Ka
bupa
ten
No.
Prop
insi/B
PTPH
Gera
kan P
enge
ndali
an O
PT (O
utpu
t : H
a (Ka
li))
TOTA
L Ca
bai
Bawa
ng M
erah
Ba
wang
Putih
Ke
ntan
g Sa
yura
n Lain
nya
Sayu
ran D
t Ting
gi Ja
gung
Man
is Lid
ah Bu
aya
Jeru
k M
angg
a Du
rian
Pisan
g Pe
paya
1 Ja
wa Ba
rat
500
150
30
50
100
17
5 22
5
60
50
1.340
G
arut
50
25
75
Su
med
ang
100
75
17
5
Ta
sikm
alaya
50
50
Su
kabu
mi
50
30
80
Ci
anju
r 10
0
30
130
B
andu
ng B
arat
50
50
B
andu
ng
100
30
25
17
5
33
0
Ci
rebo
n
150
100
75
25
350
M
ajalen
gka
75
75
B
ogor
25
25
2 Ja
wa Te
ngah
47
0 45
0 1.2
70
50
100
2.340
Te
man
ggun
g 10
0
1.120
1.2
20
M
agela
ng
220
10
0
32
0
B
atan
g 50
50
Ka
rang
anya
r 25
25
Pa
ti 50
10
0
50
20
0
Se
mar
ang
50
50
Sr
agen
25
25
Te
gal
10
0 50
15
0
G
robo
gan
10
0
100
LAM
PIR
AN
2. R
inci
an A
loka
si G
erak
an P
enge
ndal
ian
OP
T H
ortik
ultu
ra (A
PB
N-P
201
7) p
er K
abup
aten
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
146
Direk
tora
t Jed
eral H
ortiku
ltura
Pe
tunju
k Tek
nis P
enin
gkat
an P
rodu
ksi d
an N
ilai T
amba
h Hor
tikul
tura
(AP
BN-P
2017
)
15
6
No.
Prop
insi/B
PTPH
Gera
kan P
enge
ndali
an O
PT (O
utpu
t : H
a (Ka
li))
TOTA
L H
a Ca
bai
Bawa
ng M
erah
Ba
wang
Putih
Ke
ntan
g Sa
yura
n Lain
nya
Sayu
ran D
t Ting
gi Ja
gung
Man
is Lid
ah Bu
aya
Jeru
k M
angg
a Du
rian
Pisan
g Pe
paya
D
emak
100
10
0
Pe
mala
ng
50
50
B
lora
50
50
3 D
I Y
50
50
Sl
eman
50
50
4 Ja
wa Ti
mur
39
5 30
0 50
100
35
160
25
1.0
65
M
alang
10
0
25
10
0
25
250
B
anyu
wang
i 17
5
75
250
Tr
engg
alek
75
75
B
litar
70
70
Tu
ban
50
50
Lu
maja
ng
25
25
La
mon
gan
35
35
N
ganj
uk
20
0
200
Pr
oboli
nggo
100
10
0
G
resik
10
10
5 Su
mat
era U
tara
50
50
Sam
osir
50
50
6 Su
mat
era B
arat
50
50
12
5
50
275
So
lok
50
50
10
0
Aga
m
50
50
10
0
50 Ko
ta
75
75
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
147
Direk
tora
t Jed
eral H
ortiku
ltura
Pe
tunju
k Tek
nis P
enin
gkat
an P
rodu
ksi d
an N
ilai T
amba
h Hor
tikul
tura
(AP
BN-P
2017
)
15
7
No.
Prop
insi/B
PTPH
Gera
kan P
enge
ndali
an O
PT (O
utpu
t : H
a (Ka
li))
TOTA
L H
a Ca
bai
Bawa
ng M
erah
Ba
wang
Putih
Ke
ntan
g Sa
yura
n Lain
nya
Sayu
ran D
t Ting
gi Ja
gung
Man
is Lid
ah Bu
aya
Jeru
k M
angg
a Du
rian
Pisan
g Pe
paya
7 Ja
mbi
75
75
Ke
rinci
75
75
8 Su
mat
era S
elata
n
25
25
Paga
r Alam
25
25
9
Lam
pung
10
0
25
40
175
75
30
25
47
0
Pesa
wara
n 25
50
75
Ta
ngga
mus
25
20
45
La
mpu
ng Se
latan
25
75
30
13
0
Lam
pung
Bar
at
25
25
20
70
La
mpu
ng U
tara
75
75
Mes
uji
50
50
La
mpu
ng Ti
mur
25
25
10
Ba
li
10
0
10
0
Bule
leng
100
100
11
NTB
15
0
1.750
25
1.925
Lom
bok T
imur
15
0
1.750
25
1.925
12
Ka
liman
tan B
arat
60
25
50
0
58
5
Sam
bas
20
50
0
75
Kubu
Ray
a
20
75
Sang
gau
20
Kt P
ontia
nak
25
25
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
148
Direk
tora
t Jed
eral H
ortiku
ltura
Pe
tunju
k Tek
nis P
enin
gkat
an P
rodu
ksi d
an N
ilai T
amba
h Hor
tikul
tura
(AP
BN-P
2017
)
15
8
No.
Prop
insi/
BPTP
H Ge
raka
n Pen
gend
alian
OPT
(Out
put :
Ha (
Kali)
)
TOTA
L Ca
bai
Bawa
ng M
erah
Ba
wang
Putih
Ke
ntan
g Sa
yura
n Lain
nya
Sayu
ran D
t Ting
gi Ja
gung
Man
is Lid
ah Bu
aya
Jeru
k M
angg
a Du
rian
Pisan
g Pe
paya
13
Kalim
anta
n Sela
tan
100
50
15
0
Ta
nah L
aut
100
50
15
0
14
Kalim
anta
n Tim
ur
30
30
Ku
tai T
imur
30
30
15
Sulaw
esi T
engg
ara
120
120
Ko
laka T
imur
12
0
12
0
16
Sulaw
esi S
elata
n 27
5 20
0
150
30
655
B
anta
eng
75
50
12
5
En
reka
ng
150
100
25
0
W
ajo
50
50
Si
njai
50
50
B
one
75
30
10
5
Je
nepo
nto
75
75
17
Papu
a Bar
at
90
200
29
0
M
anok
wari
30
30
M
anok
wari
Selat
an
10
10
So
rong
40
40
R
aja A
mpa
t 10
10
Pe
g. Ar
fak
20
0
200
Ju
mlah
: 2.2
50
1.200
3.1
50
250
100
200
100
25
1.225
41
0 38
5 15
0 10
0 9.5
45
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
149
PETUNJUK TEKNIS APBN/APBNP
DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DIREKTORAT
JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2017 (1774)
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
2017
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
151
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... 153
I. LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN ESELON I ......................... 155
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 155A. Latar Belakang .................................................................. 155B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 157
BAB II PELAKSANAAN ....................................................................... 158A. Pelaksanaan di Pusat ....................................................... 173B. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 179C. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota ........................................ 183
BAB III INDIKATOR KINERJA .............................................................. 187A. Masukan ............................................................................ 187B. Keluaran ............................................................................ 187C. Hasil .................................................................................. 187D. Manfaat ............................................................................. 187E. Dampak ............................................................................. 187
LAMPIRAN ............................................................................................. 188
II. LAYANAN PERKANTORAN ........................................................... 215
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 217A. Latar Belakang .................................................................. 218B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 219
BAB II PELAKSANAAN ....................................................................... 219A. Pelaksanaan di Pusat ....................................................... 219B. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 222C. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota ........................................ 224
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
152
BAB III INDIKATOR KINERJA .............................................................. 226A. Masukan ............................................................................ 226B. Keluaran ............................................................................ 226C. Hasil .................................................................................. 226D. Manfaat ............................................................................. 226E. Dampak ............................................................................. 226
LAMPIRAN ............................................................................................. 227
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
153
I. LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMENESELON I (1774.950)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
155
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Berdasarkan Permentan No. 43 Tahun 2015, Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura. Sedangkan fungsinya menyelenggarakan koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerja sama di bidang hortikultura, pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan, mengevaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan serta pemberian layanan rekomendasi di bidang hortikultura, pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Jenderal Hortikultura.
Dalam melakukan kegiatan perencanaan dan penyusunan dokumen pelaksanaan untuk kegiatan tahun berikutnya perlu memperhatikan hasil evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Adapun kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura adalah Peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura. Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, sebagai unit eselon II memberikan dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis lain Direktorat Jenderal Hortikultura. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal, lebih dari itu untuk mewujudkan tata kelola pelaksanaan program dan kegiatan yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Reformasi birokrasi yang mengarah pada tata pemerintahan yang baik (good governance), mengharuskan adanya penyesuaian manajemen pelaksanaan. Penyesuaian manajemen pelaksanaan dapat dilakukan pada semua aspek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sebagai salah satu unsur penting dalam sistem manajemen pembangunan, penyesuaian mekanisme perencanaan pembangunan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
156
dilakukan secara terpadu antara top-down policy dan bottom-up planning, dengan mendorong partisipasi masyarakat sebesar-besarnya.
Dalam proses perencanaan berdasarkan prinsip keterpaduan bottom up planning dan top down policy, rancangan kegiatan pengembangan Hortikultura disusun secara bertahap mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Memperhatikan mekanisme perencanaan agar dapat terpadu, berkelanjutan, dan memahami bahwa penyesuaian manajemen mempunyai implikasi terhadap kualitas pelaksanaan pengembangan hortikultura, maka diperlukan suatu perencanaan strategis yang dapat memberikan arah untuk lima tahun ke depan.
Selain melakukan perencanaan, salah satu tugas dan fungsi penting institusi pemerintah sebagai pelaksana dan pengelola anggaran wajib menyusun dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan serta pengelolaan penggunaan anggaran secara tertib dan berjenjang. Hal ini berdasarkan pada Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang terkait pengelolaan laporan kementerian/lembaga antara lain: 1) Undang-Undang No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, 2) Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, 3) Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor:171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, 6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Laporan evaluasi kinerja dalam rangka pelaksanaan fungsi akuntabilitas dan peningkatan kualitas, 7) PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dengan adanya restrukturisasi program dan kegiatan sebagai wujud pelaksanaan anggaran berbasis kinerja beberapa tahun belakangan ini makin mewajibkan bagi setiap unit kerja untuk menetapkan indikator kinerja, merencanakan program/kegiatan, melaksanakan dan mengevaluasi capaian kinerja untuk dituangkan dan disusun dalam suatu laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
157
Adanya perubahan dan penambahan alokasi penganggaran untuk pelaksanaan program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura, sehingga diperlukan kegiatan layanan dukungan manajemen pada Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mendukung pelaksanaan kegiatan APBN dan APBN-P 2017 tersebut.
Kegiatan layanan dukungan manajemen pada eselon I meliputi kegiatan penataan dan pengelolaan dokumen perencanaan, hukum, kehumasan, kepegawaian, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura. Dalam rangka penyusunan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan pembangunan hortikultura yang akurat dan informatif, diperlukan data/informasi yang memadai, dan disesuaikan dengan perkembangan pelaksanaan kegiatan, baik yang sedang berjalan, maupun yang telah selesai pelaksanaannya, serta proyeksi berdasarkan hasil pemantauan. Lebih lanjut, laporan yang akurat, up to date dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik merupakan esensi dari fungsi pelaporan.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan adalah memberikan petunjuk pemanfaatan dan pengelolaan dana kegiatan layanan dukungan manajemen pada Direktorat Jenderal Hortikultura baik APBN maupun APBN-P Tahun Anggaran 2017.
Sasaran kegiatan adalah terlaksananya penataan dan pengelolaan dokumen perencanaan, hukum, kehumasan, kepegawaian, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan Hortikultura secara akuntabel, tertib, teratur, efektif, dan efisien.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
158
BAB IIPELAKSANAAN
Adapun kegiatan layanan dukungan manajemen pada Direktorat Jenderal Hortikultura meliputi kegiatan :
(051) Penyusunan Dokumen Perencanaan
Penyusunan dokumen perencanaan dilakukan untuk memberi arahan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan.
Adapun beberapa kegiatan penyusunan dokumen perencanaan diantaranya :
1. Penataan dan pengelolaan program pengembangan hortikultura
Beberapa dokumen perencanaan terkait penataan dan pengelolaan program pengembangan hortikultura mencakup :
Ü Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis, dan akan dilaksanakan oleh satuan organisasi/kerja melalui berbagai kegiatan tahunan.
Dasar hukum penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah Direktorat Jenderal Hortikultura adalah Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka Perencanaan Kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
159
Penyusunan RKT Direktorat Jenderal Hortikultura dilakukan seiring dengan agenda penyusunan program dan kebijakan anggaran yang akan dicapai pada tahun berjalan oleh Eselon I dan Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura yang disusun setiap tahunnya.
Penyusunan RKT meliputi sasaran strategis, sasaran program, sasaran kegiatan utama, indikator kinerja sasaran/ indikator kinerja utama (IKU), dan target yang ingin dicapai dalam satu tahun.
Ü Perjanjian Kinerja (PK) merupakan pernyatan kinerja/ kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh unit eselon I,II, III, IV dan satuan kerja di daerah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara PAN & RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, masing-masing unit kerja kementerian/lembaga diharuskan untuk menyusun Perjanjian Kinerja.
PK disusun oleh oleh pemangku jabatan struktural (Eselon I, II, III, dan IV) lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura pada awal tahun anggaran.
Ü Rencana Strategis Pengembangan Hortikultura
Dokumen Rencana strategis pengembangan hortikultura merupakan dokumen yang berorientasi pada hasil atau sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang disusun berdasarkan pemahaman terhadap lingkungan strategik dalam skala nasional dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala/ permasalahan dan tantangan yang dihadapi serta memuat visi dan misi Direktorat Jenderal Hortikultura sebagai penjabaran kebijakan sasaran dan prioritas sasaran pengembangan hortikultura selama periode 5 (lima) tahun.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
160
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura disusun mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015 – 2019 sesuai amanat Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019.
Ü Petunjuk Umum dan Petunjuk Teknis
Petunjuk umum merupakan acuan dan panduan administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura secara general dalam satu tahun. Petunjuk umum disusun dalam rangka pengelolaan anggaran kinerja subsektor hortikultura dan untuk menselaraskan antara rancangan program dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan per tahun.
Petunjuk teknis disusun untuk memberikan acuan, kerangka kerja, petunjuk dan tolak ukur bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura yang berbasis kinerja. Tujuan yang diharapkan dari tersedianya dokumen petunjuk teknis adalah untuk meningkatkan pemahaman bagi pelaksana kegiatan dan meningkatkan efisiensi, efektivitas, ketertiban dan transparansi serta tanggungjawab bagi pelaksana kegiatan sehingga memudahkan pelaporan dan evaluasi kinerja pelaksanaan pengembangan sub sektor hortikultura.
2. Penataan dan pengelolaan kerjasama bidang hortikultura
Beberapa dokumen perencanaan terkait penataan dan pengelolaan kerjasama bidang hortikultura mencakup :
Ü Kerjasama Bilateral
a. Sidang bilateral Working Group on Agriculture, Forestry and Fisheries Indonesia –Belanda.
b. Sidang bilateral Working Group on Agriculture, Food and Forestry Cooperation Indonesia – Australia
c. Sidang bilateral Indonesia – New Zealand.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
161
d. Sidang bilateral Agribusiness Working Group (AWG) Indonesia – Singapore.
Ü Kerjasama Regional
a. Sidang ASEAN Expert Working Group on Minimum Residue Limits.
b. Sidang ASEAN Expert Working Group on Good Agricultural Practices.
c. ASEAN Sectoral Working Group on Crop.
Ü Kerjasama Multilateral
a. WTO
Pihak Amerika Serikat (AS) dan Selandia Baru (NZ) menggugat bahwa ijin impor yang diterapkan Indonesia bertentangan dengan ketentuan WTO, pelanggaran itu berupa pelarangan produk hewan tertentu, pembatasan masa pengajuan perijinan impor, masa berlaku perizinan impor, persyaratan perizinan impor yang masih baku, syarat pembelian produk lokal, syarat minimum realisasi impor.
Ü Pinjaman / Hibah Luar negeri
Direktorat Jenderal Hortikultura bekerjasama dengan Jepang International Cooperation Agency (JICA) melaksanakan kegiatanThe PPP Project for Improvement of Agriculture Product Distribution System for the Republic of Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan sistem produksi dan distribusi modern untuk produk pertanian yang aman dan bermutu dan mampu meningkatkan pendapatan petani di lokasi kegiatan dan Provinsi Jawa Barat pada umumnya. Kegiatan ini akan dilaksanakan di 6 lokasi yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kota Bogor dan Kota Sukabumi selama 4 (empat) tahun (2016 – 2019).
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
162
Salah satu komponen yang akan ditelaah dan dioptimalkan fungsinya adalah Sub Terminal Agribisnis (STA) yang merupakan perwujudan atas fenomena yang selama ini berkembang dalam tatanan pemasaran komoditas pertanian dan sekaligus sebagai bagian dari rangkaian kegiatan agribisnis, di mana selama ini pemasaran komoditas pertanian pada umumnya mempunyai mata rantai yang panjang, mulai dari petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar hingga mengakibatkan kecilnya keuntungan yang diperoleh petani serta konsumen membayar lebih mahal dari harga yang selayaknya ditawarkan sehingga biaya pemasaran dari produsen ke konsumen menjadi cukup tinggi.
Tahun 2017 akan diadakan Proyek Percobaan untuk 22 kelompok tani. Setiap kelompok tani akan dibantu pendanaan oleh pihak JICA untuk lahan seluas 100 m2.
Ü Pengarasutamaan Gender (PUG)
Pengarusutamaan Gender (PUG) atau gender mainstreaming dalam Pembangunan Pertanian merupakan amanat dari INPRES Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Sebagai salah satu strategi dalam Pembangunan Nasional, PUG merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari UU Nomor 7 tahun 1984 tentang pengesahan ratifikasi Cinvention on the Elimination of all forms of Discrimination Againts Women (CEDW) dan sekaligus merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang ingin dicapai dalam tujuan pembangunan millennium (Millenium Development Goals/MDGs).
Penerapan PUG pada Direktorat Jenderal Hortikultura masih difokuskan pada satu kegiatan yaitu Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT). SL-PHT Hortikultura telah dimulai sejak tahun 2007 hingga sekarang.
SLPHT merupakan metode penyuluhan dalam bidang perlindungan tanaman untuk mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). OPT yang ramah
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
163
lingkungan akhir-akhir ini sering menjadi wacana dalam usaha tani. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam UU No. 12/1992 dan PP No. 6/1995 yang mengisyaratkan bahwa perlindungan tanaman dilakukan sesuai sistem PHT.
Persyaratan Sekolah Lapangan yaitu (i) mempunyai peserta dan pemandu lapangan, (ii) peserta mempraktekkan/menerapkan secara langsung apa yang dipelajari di lapangan, (iii) mempunyai kurikulum, evaluasi dan sertifikat tanda lulus, dan (iv) melaksanakan tahapan pembukaan, pelaksanaan, kunjungan lapangan/study tour dan diakhiri dengan temu lapangan.
Ü Pertemuan Kerjasama Internasional
Berdasarkan hasil sidang The 12nd Agribusiness Working Group (AWG) Indonesia – Singapura, yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 September 2016 di Singapura, Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan pertemuanThe 13rd Agribusiness Working Group (AWG) Indonesia – Singapura. Pertemuan akan dihadiri oleh sector pemerintah antara kedua Negara dan sector industry atau swasta yang berkomitmen melakukan perdagangan di sektor pertanian.
Sidang ini akan dilaksanakan back – to – back dengan pertemuan Sub Working Group dan Task Force Meeting. Pertemuan Sub Working Group terdiri dari 3 forum yaitu : 1) SWG on Agriculture; 2) SWG on Sanitary and Phyto-Sanitary; dan 3) SWG on Fish and Fisheries Products. Pertemuan SWG membahas upaya-upaya peningkatan ekspor produk hortikultura Indonesia ke Singapura termasuk kegiatan kerjasama bantuan teknis dan Capacity Building. Sedangkan forum Task Force merupakan sarana promosi dan koordinasi antara pihak pemerintah dan swasta terutama dalam kegiatan ekspor buah dan sayur ke Singapura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
164
Ü Pertemuan Kerjasama Antar Lembaga
a. Workshop focus group discussion and capacity building
Sebagai salah satu hasil rapat pada sidang Indonesia – Singapura yaitu melaksanakan workshop identifikasi permasalahan dan upaya perbaikan pascapanen untuk buah dan sayur yang akan diekspor ke Singapura. Workshop yang akan dilaksanakan berupa focus group discussion dan capacity building bagi kelompok – kelompok tani maju yang siap untuk mengekspor produknya ke Singapura.
b. Joint Coordination Committee (JCC) Meeting
The Public Private Partnership Project (PPP) for Improvement of Agriculture Product, Marketing and Distribution System yaitu suatu kerjasama / kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha untuk perbaikan system distribusi dan pemasaran produk – produk pertanian. Tujuan dari proyek ini adalah memperbaiki system produksi dan distribusi produk – produk pertanian modern yang aman dan bermutu yang mengarah pada peningkatan pendapatan petani dan dikembangkan di tempat-tempat yang menjadi lokasi kegiatan, yaitu Kab. Cianjur, Kab.Garut, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kab. Bandung dan Kab.Bandung Barat.
Untuk meningkatkan efektifitas dan tercapainya tujuan kegiatan yang seoptimal mungkin maka diperlukan adanya koordinasi masing-masing lokasi proyek kegiatan serta melakukan mitigasi resiko pelaksanaan kegiatan ini. Hal ini akan menjadi dasar pertimbangan bagi Tim Konsultan JICA untuk melakukan pendampingan dan penyusunan konsep system distribusi dan pemasaran produk hortikultura yang tepat di lokasi-lokasi proyek.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
165
3. Penataan dan pengelolaan dokumen anggaran pengembangan hortikultura
Beberapa dokumen perencanaan terkait penataan dan pengelolaan anggaran pengembangan hortikultura mencakup :
Ü Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian Negara/Lembaga dan sebagai penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran.
Penganggaran secara strategis dalam RKA-KL perlu dibatasi dengan pagu realistis, agar tekanan pengeluaran/pembelanjaan tidak mengganggu pencapaian tujuan fiskal, sehingga penyusunan RKA-KL oleh Kementerian Negara/ Lembaga dilaksanakan setelah menerima Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Pusat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pagu Sementara tersebut merupakan batas tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan terdiri atas pagu rupiah murni, PHLN, dan PNBP. Selanjutnya untuk menentukan pagu definitif harus melalui tahapan penelaahan RKA-KL untuk meneliti kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan Kementerian Negara/Lembaga dan DPR yang kemudian dilanjutkan meneliti kesesuaian RKA-KL dengan Pagu Definitif untuk mengakomodir perubahan-perubahan yang ditetapkan dalam UU APBN.
Ü Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
166
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Penyusunan dan pengesahan DIPA diatur dalam PMK NOMOR 164 /PMK.05/2011.
Ü Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) adalah dokumen yang memuat uraian rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggran (DIPA).
(052) Penyusunan Dokumen Hukum, Kehumasan dan Kepegawaian
Penyusunan dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian serta ketatausahaan dan kearsipan. dilakukan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan manajemen yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi yang efisien dan tepat sasaran.
Kegiatan hukum dan kehumasan memprioritaskan pada pelayanan untuk penyiapan dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, bantuan hukum, dan pelaksanaan hubungan masyarakat, serta informasi publik, dan urusan kepustakaan. Kegiatan Organisasi dan kepegawaian memprioritaskan pada kegiatan penyiapan bahan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi serta pelaksanaan urusan penataan, pengelolaan, peningkatan mutu dan sosialisasi kepegawaian. Kegiatan Tata Usaha dan Rumah Tangga melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
(053) Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan dilakukan dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
167
Penyusunan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Hortikultura mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat, serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Tujuan dari penyusunan laporan keuangan ini agar dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Direktorat Jenderal Hortikultura. Disamping itu, laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur kinerja dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga dapat menggambarkan suatu instansi serta memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Adapun ruang lingkup pelaporan keuangan Direktorat Jenderal Hortikultura terdiri dari :
Ü Laporan SAIBA dan SIMAK BMN
Ü Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Ü Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Ü Laporan Kerugian Negara dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (Itjen, BPK dan BPKP)
(054) Penyusunan Laporan Evaluasi dan Layanan Rekomendasi
Penyusunan Laporan Evaluasi dan Layanan Rekomendasi dilakukan dalam rangka menyediakan informasi atas progress atau perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
168
hortikultura baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, capaian kinerja pembangunan hortikultura, laporan data statistik, penerbitan rekomendasi impor produk hortikultura dan perizinan benih hortikultura yang bermanfaat bagi sejumlah stakeholders maupun Pimpinan sebagai bahan acuan maupun pertimbangan dalam pengambilan keputusan/kebijakan pembangunan hortikultura di masa mendatang.
Secara rinci macam kegiatan, jenis laporan beserta landasan hukum terkait pelaporan evaluasi dan layanan rekomendasi dijelaskan sebagai berikut:
Laporan hasil pemantauan dan evaluasi merupakan hasil keluaran dari pelaksanaan pemantauan dan evaluasi ke lokasi pengembangan hortikultura di daerah. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mengacu pada dasar hukum Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang mengamanatkan kepada Pimpinan Kementerian/ Lembaga untuk melakukan pemantauan pelaksanaan Renja-KL, kepada Gubernur untuk melakukan pemantauan pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, serta kepada Bupati/Walikota untuk melakukan pemantauan pelaksanaan tugas pembantuan yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan kewenangannya. Selanjutnya, setelah melakukan pemantauan dan evaluasi maka pelaksana kegiatan wajib menyusun laporan yang berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan metode kunjungan lapang, kunjungan kerja, koordinasi, wawancara, serta melakukan pengkajian terhadap laporan dan hasil pelaksanaan. Kajian dan analisis dilakukan terhadap perkembangan kegiatan, capaian pemanfaatan dana dan fisik kegiatan, manfaat dan dampak, permasalahan serta kendala yang dihadapi. Hasil pemantauan dan evaluasi akan disajikan dalam bentuk laporan pemantauan dan evaluasi.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
169
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dinas Pertanian di provinsi dan kabupaten/kota pelaksana pengembangan hortikultura juga diminta melakukan pemantauan dan evaluasi ke daerah binaannya, serta menyampaikan laporannya. Pembinaan dan bimbingan teknis pada lokasi pengembangan komoditas hortikultura juga dapat dilakukan seiring dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi di lapangan.
Selanjutnya, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L, maka semua pelaksanaan kegiatan dengan pendanaan bersumber dari APBN wajib melaporkan hasil pelaksanaan kegiatannya melalui Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART).
Pelaporan monev kinerja wajib dilakukan secara mandiri oleh petugas pelaporan di Pusat dan Daerah, melalui dukungan fasilitasi dari Kementerian Keuangan berupa aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) yang dapat diakses melalui website monev.anggaran.kemenkeu.go.id.
Laporan yang diisikan pada aplikasi SMART adalah capaian realisasi output pada bulan bersangkutan saja, dan bukan merupakan rekapitulasi capaian output. Realisasi fisik kegiatan termasuk progres tahapan dalam pelaksanaan output harus dilaporkan secara rutin setiap bulan selama satu tahun anggaran dalam upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas untuk menuju “good governance”.
Salah satu jenis laporan lainnya yang wajib disampaikan selaku pelaksana pembangunan hortikultura di Indonesia adalah Laporan Statistik Hortikultura. Laporan Statistik Hortikultura dilakukan melalui sistem pelaporan berjenjang, dimana KCD/Mantri Tani/PPL di tingkat kecamatan menyampaikan laporan pengumpulan data statistik ke tingkat kabupaten. Selanjutnya, petugas data di tingkat kabupaten wajib memeriksa kelengkapan data dan kebenaran isi laporan, serta membuat rekapitulasi Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) menjadi Rekapitulasi Kabupaten Statistik Pertanian Hortikultura (RKSPH). Untuk kemudian dokumen RKSPH dikoordinasikan dengan BPS
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
170
Kabupaten/Kota dan dikirimkan ke Dinas Pertanian Provinsi. Dimana, laporan Rekapitulasi Provinsi Statistik Pertanian Hortikultura (RPSPH) dari Dinas Pertanian Provinsi akan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura melalui email ke alamat datinhorti@gmail.com atau dengan surat yang ditujukan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura c.q Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi, Jl. AUP No.3 Pasar Mingggu Jakarta Selatan, 12520.
Jenis-jenis laporan statistik hortikultura yang wajib disusun adalah sebagai berikut:
a. SPH-SBS adalah laporan tanaman sayuran dan buah-buahan semusim.
b. SPH-BST adalah laporan tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan.
c. SPH-TBF adalah laporan tanaman biofarmaka,
d. SPH-TH adalah laporan tanaman hias,
e. SPH-BN adalah laporan perbenihan hortikultura.
Laporan RPSPH-SBS merupakan laporan bulanan yang dikirim setiap bulan paling lambat tanggal 20 setelah bulan bersangkutan berakhir untuk Pulau Jawa sedangkan luar Pulau Jawa setiap tanggal 25 setelah bulan bersangkutan berakhir. Sedangkan Laporan RPSPH-BST, TBF dan TH merupakan laporan triwulanan yang dikirim paling lambat tanggal 20 setelah triwulan bersangkutan berakhir untuk Pulau Jawa, sedangkan untuk luar Pulau Jawa setiap tanggal 25 setelah triwulan bersangkutan berakhir.
Pengelolaan statistik hortikultura tersebut berlandaskan kepada dasar hukum sebagai berikut; Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik; Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik; Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura, serta Naskah Kesepakatan bersama Nomor 443/TU-010/A/5/06 Tahun 2006 antara Departemen Pertanian dengan Badan Pusat Statistik tentang
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
171
pelaksanaan Kegiatan Data Entry SP (Survey pertanian) melalui Formulir SP Elektronik.
Disamping itu, sebagai bentuk perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kerberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan, maka terdapat satu kewajiban pelaporan lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk dibuat dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik pada tahun anggaran berjalan. Hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Pasal 2 dan Pasal 3 bahwa penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan melalui penyusunan Laporan Kinerja yang wajib dilaksanakan oleh Entitas Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang dengan tingkatan Entitas Akuntabilitas Kinerja; 1) Satuan Kinerja, 2) Unit Organisasi dan 3) Kementerian Negara/Lembaga. Selanjutnya, penyusunan laporan kinerja mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Sehingga, berdasarkan pada dasar hukum tersebut diatas, maka setiap instansi atau institusi negara yang mengelola keuangan negara memiliki kewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan keuangan diakhir tahun pelaksanaan kegiatan secara berjenjang mulai dari Eselon II kepada Eselon I, Eselon I kepada Menteri dan Menteri kepada Presiden melalui Kementerian PAN dan RB. Disamping itu, pengguna atau pelaksana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Satuan Kerja di daerah juga wajib melaporkan akuntabilitas kinerja kepada pemberi anggarannya dalam hal ini adalah Unit Kerja Eselon I diatasnya.
Adapun, sebelum penyusunan Laporan Kinerja terdapat suatu dokumen perencanaan yang wajib dibuat oleh pelaksana kegiatan di
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
172
daerah yaitu Dokumen Perjanjian Kinerja yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Format penyusunan Perjanjian Kinerja mengacu pada Lampiran I PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014. Untuk selanjutnya, penyusunan Laporan kinerja dapat mengacu pada format laporan yang terdapat pada Lampiran II PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014.
Penyusunan Laporan Kinerja wajib dilaksanakan pada tahun berjalan, sedangkan penyampaiannya untuk Laporan Kinerja Eselon I dikirimkan kepada Menteri Pertanian paling lambat tanggal 15 Februari tahun berikutnya, Laporan Kinerja Eselon II dan Laporan Kinerja Satuan Kerja lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura dikirimkan kepada Direktur Jenderal Hortikultura paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya.
Selain kegiatan dan laporan-laporan terkait pemantauan, evaluasi kinerja serta pengelolaan statistik hortikultura, masih terdapat satu kegiatan dan laporan terkait dengan kegiatan rekomendasi impor produk hortikultura dan perizinan benih hortikultura. Adapun, pemberian rekomendasi impor produk hortikultura mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71/M-DAG/PER/9/2015 Tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Berdasarkan Permendag tersebut persyaratan memperoleh persetujuan impor produk hortikultura harus terlebih dahulu memperoleh Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Direktur Jenderal Hortikultura atas nama Menteri Pertanian. Persyaratan dan ketentuan selanjutnya mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 86/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun 2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura. Sedangkan, untuk perizinan benih hortikultura mengacu pada dasar hukum Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 Tahun 2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/OT.140/2/2012 Tahun 2012 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih Hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
173
A. Pelaksanaan di Pusat
1. Lokasi
Kegiatan layanan dukungan manajemen eselon I dilaksanakan di Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Output/ Sub Output/ Komponen Kegiatan
Output : (950) Layanan Dukungan Manajemen Eselon IIndikatorOutput : (01) Jumlah Dokumen Perencanaan, Hukum,
Kehumasan dan Kepegawaian (02) Jumlah Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan HortikulturaSub output : (001) Tanpa Sub OutputKomponen : (051) Penyusunan dokumen perencanaan, (052) Penyusunan dokumen hukum, kehumasan
dan kepegawaian, (053) Penyusunan laporan keuangan (054) Penyusunan laporan evaluasi dan layanan
rekomendasi
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura. Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah pegawai lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan APBN-P pada DIPA Satker Direktorat Jenderal Hortikultura TA 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan layanan dukungan manajemen Eselon I di pusat dilakukan melalui :
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
174
(051) Penyusunan Dokumen Perencanaan
Kegiatan penyusunan dokumen perencanaan baik APBN maupun APBN-P di pusat terdiri dari : Koordinasi dan Pengumpulan Data, penyusunan dokumen perencanaan, pertemuan/ sosialisasi/ sinkronisasi/ workshop, pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis.
1) Koordinasi dan pengumpulan data dalam rangka mendukung kegiatan Penataan dan pengelolaan kerjasama bidang pengembangan hortikultura dan Penataan dan pengelolaan program pengembangan hortikultura. Koordinasi dan pengumpulan data dilakukan dengan akun belanja (521811) belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (522151) Belanja Jasa Profesi, (524111) belanja perjalanan biasa, (524114) belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota, (524119) belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
2) Penyusunan Dokumen Perencanaan dalam rangka mendukung kegiatan Penataan dan pengelolaan kerjasama, bidang pengembangan hortikultura dan Penataan dan pengelolaan program pengembangan hortikultura, serta penataan dan pengelolaan dokumen anggaran pengembangan hortikultura. Penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dengan akun belanja (521114) Belanja pengiriman surat dinas pos pusat, (521211) Belanja bahan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) belanja perjalanan biasa, (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota, (524219) Belanja perjalanan lainnya-luar negeri - untuk menghadiri pertemuan internasional, (536111) Belanja Modal Lainnya.
3) Pertemuan/sosialisasi/sinkronisasi/workshop dalam rangka mendukung kegiatan Penataan dan pengelolaan kerjasama, bidang pengembangan hortikultura dan Penataan dan pengelolaan program pengembangan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
175
hortikultura, serta penataan dan pengelolaan dokumen anggaran pengembangan hortikultura.
Pertemuan/ Sosialisasi/ Sinkronisasi/ Workshop dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521213) honor output kegiatan, (522141) Belanja sewa, (522151) Belanja jasa profesi, (523121) Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin, (524111) belanja perjalanan biasa, (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
4) Pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis dalam rangka mendukung kegiatan Penataan dan pengelolaan kerjasama, bidang pengembangan hortikultura dan Penataan dan pengelolaan program pengembangan hortikultura, serta penataan dan pengelolaan dokumen anggaran pengembangan hortikultura.
Pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis dilakukan dengan akun belanja (522151) Belanja jasa profesi, (524111) belanja perjalanan biasa, (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
Penyusunan dokumen perencanaan dilaksanakan melalui koordinasi, pembinaan, identifikasi, konsultasi, pengumpulan data (penataan dan pengelolaan program, kerjasama, dokumen anggaran pengembangan hortikultura), penyusunan petunjuk umum dan petunjuk teknis pengembangan hortikultura, identifikasi dan sinkronisasi target program dan kegiatan dokumen jangka menengah hortikultura, datasering dokumen pelaksanaan kegiatan tahun 2017 dan rancangan pengembangan hortikultura 2018, pelaksanaan anggaran 2017 dan rancangan 2018, kerjasama antar lembaga, menghadiri rapat, pertemuan kerjasama internasional, workshop pemantapan RKAKL 2018, workshop penyusunan SBK dan Pra Pagu alokasi TA. 2018, Reviuw dokumen anggaran 2017.
Penyusunan dokumen perencanaan melalui APBN-P dilaksanakan melalui penyusunan petunjuk umum dan petunjuk
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
176
teknis APBNP pengembangan hortikultura; pendampingan dan pengawalan kegiatan APBN-P pengembangan hortikultura; perjalanan pembinaan, data sering dan pengumpulan data;
pertemuan sinkronisasi program dan kegiatan APBNP pengembangan hortikultura dan atau pertemuan kerjasama kelembagaan, menghadiri rapat dan undangan pertemuan dalam rangka koordinasi kegiatan APBN-P, dsb.
(052) Penyusunan Dokumen Hukum, Kehumasan dan Kepegawaian
Kegiatan penyusunan dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian di pusat terdiri dari : penyusunan dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian, pertemuan/ sosialisasi/ sinkronisasi/ workshop, pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis.
1) Penyusunan dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (522151) Belanja Jasa Profesi, (524111) Belanja Perjalanan biasa, (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
2) Pertemuan/ sosialisasi/ sinkronisasi/ workshop dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (522151) Belanja Jasa Profesi.
3) Pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521213) Honor output kegiatan, (522151) Belanja Jasa Profesi.
Penyusunan dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian dilaksanakan melalui kegiatan penataan dan pengelolaan kepegawaian lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura yang meliputi penyusunan dokumen kepegawaian, koordinasi/konsultasi penataan kepegawaian, pertemuan, sosialisasi dan rapat koordinasi tata laksana dan organisasi, sosialisasi peraturan kepegawaian, organisasi dan jabatan fungsional tertentu bagi seluruh pegawai, konsolidasi internal pelaksana tugas dan fungsi dan peningkatan kapabilitas pegawai,
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
177
sedangkan kegiatan APBN-P juga dilaksanakan untuk pemasyarakatan/promosi bidang hortikultura.
(053) Penyusunan Laporan Keuangan
Kegiatan penyusunan laporan keuangan di pusat terdiri dari :
koordinasi dan pengumpulan data, pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis, dan Sinkronisasi/ Sosialisasi/ Apresiasi/ Koordinasi/ Workshop, Penyusunan laporan keuangan.
1) Koordinasi dan Pengumpulan Data dilakukan dengan akun belanja (524111) Belanja perjalanan biasa, (524113) Belanja perjalanan dinas dalam kota, (524114) Belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota, (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
2) Pembinaan/ Pendampingan / Bimbingan Teknis dilakukan dengan akun belanja (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja perjalanan biasa.
3) Sinkronisasi/ Sosialisasi/ Apresiasi/ Koordinasi/ Workshop dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521213) Honor output kegiatan, (522141) Belanja sewa, (522151) Belanja Jasa Profesi, (524111) Belanja perjalanan biasa, (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
4) Penyusunan Laporan Keuangan dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521213) Honor output kegiatan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (522121) Belanja Jasa Pos dan Giro, (524111) Belanja perjalanan biasa.
Penyusunan laporan keuangan melalui APBN dilaksanakan meliputi kegiatan koordinasi pelaksanaan anggaran, rapat keuangan dan perlengkapan (SAI, SAK, SIMAK BMN, Perbendaharaan), penyusunan bahan laporan SIMAK BMN, penyusunan bahan inventarisasi barang milik negara, penyelesaian tindak lanjut penertiban aset BMN, pembinaan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
178
laporan SAIBA, Workshop penyusunan Laporan tahunan SAIBA dan SIMAK BMN satker lingkup Ditjen Hortikultura, Monitoring target dan realisasi PNBP, dan penyusunan laporan kerugian negara. Sedangkan kegiatan APBN-P penyusunan laporan keuangan dilaksanakan untuk perjalanan monitoring laporan, pertemuan pemantauan kegiatan APBNP dan percepatan pengadaan barang dan jasa kegiatan APBNP 2017.
(054) Penyusunan Laporan Evaluasi dan Layanan Rekomendasi
Kegiatan penyusunan laporan evaluasi dan layanan rekomendasi di pusat terdiri dari : Koordinasi dan pengumpulan data, Pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis pelaporan dan evaluasi pengembangan hortikultura, Pertemuan/ Sosialisasi/ Sinkronisasi/ Workshop Evaluasi Pengembangan Hortikultura, Penyusunan laporan hasil evaluasi dan rekomendasi
1) Koordinasi dan pengumpulan data dilakukan dengan akun belanja (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja Perjalanan biasa, (534131) Belanja modal jaringan.
2) Pembinaan/ pendampingan/ bimbingan teknis pelaporan dan evaluasi pengembangan hortikultura dilakukan dengan akun belanja (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja perjalanan biasa, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
3) Pertemuan/ Sosialisasi/ Sinkronisasi/ Workshop Evaluasi Pengembangan Hortikultura dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521213) Honor output kegiatan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (522151) Belanja Jasa Profesi, (524111) Belanja perjalanan biasa, (524114) Belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
179
4) Penyusunan laporan hasil evaluasi dan rekomendasi dilakukan dengan akun belanja (521114) Belanja pengiriman surat dinas pos pusat, (521211) Belanja bahan, (521213) Honor output kegiatan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (522141) Belanja sewa, (522151) Belanja jasa profesi, (523121) Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin, (524111) Belanja perjalanan biasa, (524113) Belanja perjalanan dinas dalam kota, (524114) Belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
Adapun, kegiatan penyusunan Laporan Evaluasi dan Layanan Rekomendasi di Pusat dilakukan melalui Penyusunan Bahan Sinkronisasi Angka Hortikultura Tahun 2016, Pertemuan Sinkronisasi Angka Hortikultura Tahun 2016 (ASEM), Penyusunan Angka Tetap Hortikultura Tahun 2016, Rapat Koordinasi Pengelolaan Data Hortikultura, Penyempurnaan Jaringan Internat dalam rangka mendukung pelaporan evaluasi pengembangan hortikultura dan pengelolaan data statistik hortikultura, Apresiasi SAKIP Tahun 2017, Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2017, Reviu Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2017 serta Pertemuan/koordinasi pembahasan Rekomendasi Impor Mendukung Penerbitan RIPH Tahun 2017. Sedangkan pelaksanaan penyusunan laporan evaluasi dan layanan rekomendasi kegiatan APBN-P juga dilaksanakan untuk perjalanan UPSUS, pertemuan koordinasi monitoring dan evaluasi pembangunan hortikultura melalui APBNP, workshop evaluasi pembangunan hortikultura melalui APBNP.
B. Pelaksanaan di Provinsi
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada satker dinas pertanian provinsi di 34 provinsi untuk dekonsentrasi dan 31 satker provinsi untuk tugas
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
180
pembantuan provinsi di Indonesia. Adapun lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Output/ Sub Output/ Komponen Kegiatan
Output : (950) Layanan Dukungan Manajemen Eselon ISub output : (001) Tanpa Sub OutputKomponen : (051) Penyusunan dokumen perencanaan (053) Penyusunan Laporan Keuangan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
a. Pelaksana kegiatan penyusunan dokumen perencanaan adalah bidang teknis hortikultura Dinas Pertanian Provinsi. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Sedangkan penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah karyawan lingkup teknis yang membidangi hortikultura di tingkat provinsi.
Pelaksanaan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan pengembangan hortikultura di Provinsi maupun Tugas Pembantuan Provinsi.
b. Pelaksana kegiatan penyusunan laporan keuangan adalah Sekretariat Dinas Pertanian Provinsi. Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, sedangkan penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah karyawan lingkup teknis dan administrasi yang membidangi hortikultura di tingkat provinsi.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada DIPA Tahun Anggaran 2017 Satker Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi hortikultura.
5. Metode
(950) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Metode pelaksanaan kegiatan Layanan dukungan manajemen Eselon I di provinsi dilakukan melalui :
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
181
(051) Penyusunan Dokumen Perencanaan
Penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan teknis pengembangan komoditas hortikultura yang mencakup kegiatan koordinasi/ identifikasi CPCL, Pendampingan/Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi pengembangan hortikultura di Provinsi, dan tugas pembantuan provinsi (dekon).
1) Koordinasi/ identifikasi CPCL dalam rangka mendukung kegiatan bidang hortikultura dalam pengumpulan data CPCL kawasan hortikultura di Provinsi ataupun Tugas Pembantuan Provinsi. Koordinasi dan pengumpulan data dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja Bahan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja perjalanan biasa, (524114) Belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota atau (524119) belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
2) Pendampingan/ Pembinaan dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan kawasan hortikultura di Provinsi dan Tugas Pembantuan Provinsi. Pendampingan/ pembinaan dilakukan dengan akun belanja (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) belanja perjalanan biasa, (524119) belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
3) Monitoring dan Evaluasi dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan hortikultura di Provinsi dan Tugas Pembantuan Provinsi. Monitoring dan Evaluasi dilakukan dengan akun belanja (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) belanja perjalanan biasa.
Penyusunan dokumen perencanaan dilaksanakan melalui koordinasi, identifikasi, konsultasi, pengumpulan data, pelaporan kawasan pengembangan hortikultura dsb.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
182
(053) Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan di Provinsi terdiri dari Koordinasi dan pengumpulan data, Pertemuan/ sosialisasi/ sinkronisasi/ workshop, Penyusunan Laporan pengelolaan keuangan di Provinsi dan tugas pembantuan provinsi (dekon).
1) Koordinasi dan pengumpulan data dilakukan dengan akun belanja : (521211) Belanja bahan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja Perjalanan biasa, (524114) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota
2) Pertemuan/ sosialisasi/ sinkronisasi/ workshop pengembangan hortikultura dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521213) Honor output kegiatan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (522151) Belanja Jasa Profesi, (524114) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
3) Penyusunan laporan pengelolaan keuangan dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja perjalanan biasa, (524114) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
Penyusunan laporan keuangan dilaksanakan melalui pengumpulan data statistik hortikultura, konsultasi dan penyusunan dokumen program pengembangan hortikultura (masterplan, perjanjian kinerja, dokumen keuangan, RKA-KL, POK, dll); menghadiri pertemuan penyusunan perencanaan (pemantapan RKAKL), Sinkronisasi angka sementara tahun 2016, pertemuan SIMAK BMN 2016, Koordinasi manajemen pola tanam, dan evaluasi dan sinkronisasi sistem produksi sayuran; dan penyusunan laporan pemantauan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
183
hortikultura dan evaluasi pengelolaan keuangan dana APBN di Provinsi dan Tugas Pembantuan Provinsi (Dekon).
C. Pelaksanaan Di Kabupaten/ Kota
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada satker dinas pertanian kabupaten/ kota di 92 kabupaten/ kota.
2. Output/ Sub Output/ Komponen Kegiatan
Output : (950) Layanan Dukungan Manajemen Eselon ISub output : (001) Tanpa Sub OutputKomponen : (051) Penyusunan dokumen perencanaan (053) Penyusunan Laporan Keuangan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Sekretariat Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota. Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota sedangkan Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah karyawan lingkup teknis yang membidangi penataan dan pengelolaan perencanaan, keuangan dan perlengkapan.
a. Pelaksana kegiatan penyusunan dokumen perencanaan adalah bidang teknis hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Sedangkan penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah karyawan lingkup teknis yang membidangi hortikultura di Kabupaten/Kota.
b. Pelaksana kegiatan penyusunan laporan keuangan adalah Sekretariat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, sedangkan penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah karyawan lingkup teknis dan administrasi yang membidangi hortikultura pada tugas pembantuan Kabupaten/Kota.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
184
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada DIPA Tahun Anggaran 2017 Satker Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota yang membidangi hortikultura.
5. Metode
Metode pelaksanaan kegiatan layanan dukungan manajemen Eselon I dalam pengembangan Hortikultura di Dinas Pertanian kabupaten/ kota dilakukan melalui :
(051) Penyusunan Dokumen Perencanaan
Penyusunan dokumen perencanaan dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan teknis pengembangan komoditas hortikultura yang mencakup kegiatan koordinasi/ identifikasi CPCL, Pendampingan/Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
1) Koordinasi/ identifikasi CPCL dalam rangka mendukung kegiatan bidang hortikultura dalam pengumpulan data kawasan hortikultura di Kabupaten/Kota.
Koordinasi dan pengumpulan data dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja Bahan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja perjalanan biasa, (524114) Belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota atau (524119) belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
2) Pendampingan/ Pembinaan dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan kawasan hortikultura di Kabupaten/Kota. Pendampingan/ pembinaan dilakukan dengan akun belanja (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) belanja perjalanan biasa, (524119) belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
185
3) Monitoring dan Evaluasi dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan hortikultura di Kabupaten/Kota. Monitoring dan Evaluasi dilakukan dengan akun belanja (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) belanja perjalanan biasa.
Penyusunan dokumen perencanaan dilaksanakan melalui koordinasi, identifikasi, konsultasi, pengumpulan data, pelaporan kawasan pengembangan hortikultura dsb.
(053) Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan pada tugas pembantuan Kabupaten/Kota terdiri dari Koordinasi dan pengumpulan data, Pertemuan/ sosialisasi/ sinkronisasi/ workshop, Penyusunan Laporan pengelolaan keuangan di Kabupaten/Kota.
1) Koordinasi dan pengumpulan data dilakukan dengan akun belanja : (521211) Belanja bahan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja Perjalanan biasa, (524114) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota
2) Pertemuan/ sosialisasi/ sinkronisasi/ workshop pengembangan hortikultura dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521213) Honor output kegiatan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (522151) Belanja Jasa Profesi, (524114) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
3) Penyusunan laporan pengelolaan keuangan dilakukan dengan akun belanja (521211) Belanja bahan, (521811) Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi, (524111) Belanja perjalanan biasa, (524114) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota, dan (524119) Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
186
Penyusunan laporan keuangan dilaksanakan melalui pengumpulan data statistik hortikultura, konsultasi dan penyusunan dokumen program pengembangan hortikultura (action plan, perjanjian kinerja, dokumen keuangan, RKA-KL, POK, dll); dan penyusunan laporan pemantauan pelaksanaan kegiatan hortikultura dan evaluasi pengelolaan keuangan dana APBN tugas pembantuan Kabupaten/Kota.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
187
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. MASUKAN/ INPUT
1. Dana APBN Rp 34.689.123.000,-, APBN-P (Pusat) Rp. 15.912.539.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas)
3. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Tahun 2017
4. Petunjuk Teknis APBN-P 2017 Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
5. Rancangan anggaran dan kegiatan per satker sub sektor hortikultura baik pusat maupun daerah.
B. KELUARAN/ OUTPUT
Tersedianya layanan dukungan manajemen eselon I kegiatan pengembangan hortikultura pada satuan kerja lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura selama 1 tahun anggaran.
C. HASIL/ OUTCOME
Terciptanya layanan dukungan manajemen eselon I kegiatan pengembangan hortikultura yang efektif, efisien, tertib dan teratur.
D. MANFAAT/ BENEFIT
Terselenggaranya pelaksanaan kegiatan sub sektor hortikultura dengan efektif, tertib dan lancar.
E. DAMPAK/ IMPACT
Meningkatnya kinerja dalam pelaksanaan program pengembangan sub sektor hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
188
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 192
LAMPIRAN 1. LOKASI
OUTPUT LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN ESELON I (1774.950)
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
1 Pusat Pusat Dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian
4 Dokumen 2.500.000 Pusat
Laporan pemantauan produksi cabai dan bawang merah
1 Laporan 563.346
Laporan keuangan 4 Laporan 2.400.000
Dokumen perencanaan
4 Dokumen 2.700.000
Laporan evaluasi dan layanan rekomendasi
8 Laporan 12.756.086
2 Provinsi DKI Jakarta
Provinsi DKI Jakarta
Laporan keuangan 1 Laporan 16.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 49.600
3 Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 82.300 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 44.465
Kab. Bogor Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sukabumi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Cianjur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Purwakarta Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bandung Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Sumedang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 193
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Garut Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Tasikmalaya Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Ciamis Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Cirebon Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Kuningan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Indramayu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Majalengka Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Bandung Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pangandaran
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Tasikmalaya Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
4 Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 110.922
Kab. Semarang Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Kendal Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
189
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 193
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Garut Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Tasikmalaya Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Ciamis Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Cirebon Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Kuningan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Indramayu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Majalengka Dokumen perencanaan
1 Dokumen 13.440 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 46.460
Kab. Bandung Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pangandaran
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Tasikmalaya Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
4 Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 110.922
Kab. Semarang Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Kendal Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
190
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 194
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Demak Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Grobogan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Batang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Tegal Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Brebes Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Pati Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab/Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Kudus Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pemalang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Jepara Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Rembang Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Blora Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Purbalingga Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Banjarnegara
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 195
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Magelang Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Temanggung
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Wonosobo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Purworejo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kebumen Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Boyolali Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Sragen Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Karanganyar
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Wonogiri Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
5 Provinsi Di Yogyakarta
Provinsi Di Yogyakarta
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.291 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Bantul Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Sleman Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
191
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 195
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Magelang Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Temanggung
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Wonosobo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Purworejo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kebumen Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Boyolali Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Sragen Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Karanganyar
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Wonogiri Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
5 Provinsi Di Yogyakarta
Provinsi Di Yogyakarta
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.291 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Bantul Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Sleman Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
192
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 196
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Gunungkidul Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Kulonprogo Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
6 Provinsi Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 86.808 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Gresik Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Sumenep Laporan keuangan 2 Laporan 9.750 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 30.350
Kab. Bondowoso Laporan keuangan 2 Laporan 9.750 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 30.350
Kab. Situbondo Laporan keuangan 2 Laporan 9.750 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 30.350
Kab. Banyuwangi Laporan keuangan 2 Laporan 9.750 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 30.350
Kab. Jember Laporan keuangan 2 Laporan 33.250 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 6.850
Kab. Malang Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Pasuruan Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Probolinggo Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 197
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Lumajang Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Kediri Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Nganjuk Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Trenggalek Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Magetan Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Pacitan Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Bojonegoro Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Tuban Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Lamongan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
7 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 43.404 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Aceh Besar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pidie Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
193
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 197
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Lumajang Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Kediri Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Nganjuk Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Trenggalek Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Magetan Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Pacitan Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Bojonegoro Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab/Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Tuban Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Lamongan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
7 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 43.404 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Aceh Besar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pidie Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
194
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 198
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Aceh Utara Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Aceh Timur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Aceh Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Simeuleu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Aceh Gayo Lues
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bener Meriah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
8 Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 48.227 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Deliserdang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Karo Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Langkat Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Simalungun Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Dairi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tapanuli Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tapanuli Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 199
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Asahan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Samosir Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Humbang Hasundutan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Serdang Bedagai
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Batubara Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Padang Lawas Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
9 Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 42.650 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.516
Kab. Agam Laporan keuangan 2 Laporan 27.200 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 22.400
Kab. Limapuluh Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Solok Laporan keuangan 2 Laporan 13.200 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 35.500
Kab. Pesisir Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 5.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 38.200
Kab. Tanah Datar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Solok Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
195
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 199
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Asahan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Samosir Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Humbang Hasundutan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Serdang Bedagai
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Batubara Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Padang Lawas Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
9 Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 42.650 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.516
Kab. Agam Laporan keuangan 2 Laporan 27.200 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 22.400
Kab. Limapuluh Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Solok Laporan keuangan 2 Laporan 13.200 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 35.500
Kab. Pesisir Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 5.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 38.200
Kab. Tanah Datar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Solok Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
196
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 200
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Pasaman Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sijunjung Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Padang Panjang
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Padang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Payakumbuh
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
10 Provinsi Riau
Provinsi Riau Dokumen perencanaan
1 Dokumen 228.369 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 16.000
Kab. Kampar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Indragiri Hilir Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Rokan Hulu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Siak Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Pekanbaru Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Dumai Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
11 Provinsi Jambi
Provinsi Jambi Laporan keuangan 2 Laporan 70.400 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 97.150
Kab. Batanghari Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tanjung Jabung Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 201
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bungo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sarolangun Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kerinci Laporan keuangan 2 Laporan 11.925 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.500
Kab. Merangin Laporan keuangan 2 Laporan 11.925 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.500
Kab. Tanjung Jabung Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tebo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Muaro Jambi
Laporan keuangan 2 Laporan 11.925 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.500
Kota Jambi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Sungai Penuh
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
12 Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 57.872
Kab. Ogan Komering Ulu
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Musi Rawas Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Ogan Komering Ilir
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
197
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 201
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bungo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sarolangun Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kerinci Laporan keuangan 2 Laporan 11.925 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.500
Kab. Merangin Laporan keuangan 2 Laporan 11.925 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.500
Kab. Tanjung Jabung Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tebo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Muaro Jambi
Laporan keuangan 2 Laporan 11.925 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.500
Kota Jambi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Sungai Penuh
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
12 Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 57.872
Kab. Ogan Komering Ulu
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Musi Rawas Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Ogan Komering Ilir
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
198
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 202
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Banyuasin Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Oku Timur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Oku Selatan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
13 Provinsi Lampung
Provinsi Lampung
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 57.872
Kab. Lampung Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Lampung Tengah
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Lampung Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Lampung Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Tulang Bawang
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Tanggamus Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Lampung Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pesawaran Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pringsewu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 203
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Mesuji Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pesisir Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Metro Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
14 Provinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 62.695
Kab. Sambas Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 38.300
Kab. Sanggau Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sintang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Mempawah Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kapuas Hulu
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Ketapang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bengkayang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Landak Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Melawi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sekadau Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
199
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 203
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Mesuji Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pesisir Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Metro Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
14 Provinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 62.695
Kab. Sambas Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 38.300
Kab. Sanggau Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sintang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Mempawah Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kapuas Hulu
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Ketapang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bengkayang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Landak Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Melawi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sekadau Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
200
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 204
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Kayong Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kubu Raya Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Pontianak Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Singkawang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
15 Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kalimantan Tengah
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 43.404
Kab. Kapuas Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Barito Utara Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kotawaringin Timur
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Kotawaringin Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Gunung Mas
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pulang Pisau
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Murung Raya
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Barito Timur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Palangkaraya
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 205
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
16 Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 48.227
Kab. Banjar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tanah Laut Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tapin Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Hulu Sungai Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Hulu Sungai Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Barito Kuala Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tabalong Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Hulu Sungai Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tanah Bumbu
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Banjarbaru Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
17 Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 33.759
Kab. Paser Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
201
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 205
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
16 Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 48.227
Kab. Banjar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tanah Laut Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tapin Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Hulu Sungai Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Hulu Sungai Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Barito Kuala Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tabalong Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Hulu Sungai Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tanah Bumbu
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Banjarbaru Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
17 Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 33.759
Kab. Paser Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
202
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 206
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Berau Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kutai Timur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Penajam Paser Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kutai Kertanegara
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kota Samarinda Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Balikpapan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Bontang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
18 Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sulawesi Utara
Laporan keuangan 2 Laporan 62.838 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 69.080
Kab. Minahasa Laporan keuangan 2 Laporan 14.540 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.700
Kab. Kepulauan Sangihe
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Minahasa Selatan
Laporan keuangan 2 Laporan 14.540 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.700
Kab. Minahasa Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kep.Sangihe Talaud
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 207
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bolaang Mongondow Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Tomohon Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
19 Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah
Laporan keuangan 2 Laporan 27.100 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 51.436
Kab. Donggala Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Tojo Una-Una
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sigi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Palu Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
20 Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 94.650 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 17.645
Kab. Pinrang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 39.760
Kab. Gowa Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 39.760
Kab. Wajo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Bone Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 39.760
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
203
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 207
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bolaang Mongondow Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Tomohon Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
19 Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah
Laporan keuangan 2 Laporan 27.100 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 51.436
Kab. Donggala Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Tojo Una-Una
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sigi Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Palu Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
20 Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 94.650 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 17.645
Kab. Pinrang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 39.760
Kab. Gowa Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 39.760
Kab. Wajo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Bone Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 39.760
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
204
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 208
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Maros Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 39.760
Kab. Sinjai Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Bulukumba Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bantaeng Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Jeneponto Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Takalar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Enrekang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Luwu Timur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Palopo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
21 Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Tenggara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 48.000 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 36.200
Kab. Buton Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kolaka Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Konawe Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 209
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Kolaka Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Konawe Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kolaka Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
22 Provinsi Maluku
Provinsi Maluku Dokumen perencanaan
1 Dokumen 53.596 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 77.900
Kab. Maluku Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.800 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 37.400
Kab. Maluku Tenggara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Maluku Tenggara Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Pulau Buru Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Seram Bagian Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 41.000
Kota Ambon Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
23 Provinsi Bali Provinsi Bali Dokumen perencanaan
1 Dokumen 67.206 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 58.850
Kab. Buleleng Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Klungkung Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Gianyar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
205
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 209
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Kolaka Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Konawe Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kolaka Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
22 Provinsi Maluku
Provinsi Maluku Dokumen perencanaan
1 Dokumen 53.596 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 77.900
Kab. Maluku Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.800 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 37.400
Kab. Maluku Tenggara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Maluku Tenggara Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Pulau Buru Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Seram Bagian Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 41.000
Kota Ambon Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
23 Provinsi Bali Provinsi Bali Dokumen perencanaan
1 Dokumen 67.206 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 58.850
Kab. Buleleng Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Klungkung Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Gianyar Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
206
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 210
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Karangasem
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bangli Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Tabanan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
24 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 49.745 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 43.404
Kab. Lombok Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Lombok Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Lombok Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Bima Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Sumbawa Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Dompu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Sumbawa Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Lombok Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 211
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kota Mataram Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
25 Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 48.856 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 95.600
Kab. Kupang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Belu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Timor Tengah Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Flores Timur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Ende Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Manggarai Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Sumba Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sumba Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Lembata Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Rote Ndao Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Manggarai Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
207
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 211
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kota Mataram Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
25 Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 48.856 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 95.600
Kab. Kupang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Belu Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Timor Tengah Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Flores Timur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Ende Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Manggarai Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Sumba Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sumba Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Lembata Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Rote Ndao Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Manggarai Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
208
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 212
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Sumba Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Sumba Barat Daya
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Manggarai Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
26 Provinsi Papua
Provinsi Papua Dokumen perencanaan
1 Dokumen 60.640 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 45.685
Kab. Biak-Numfor Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Merauke Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Jayawijaya Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Nabire Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Mimika Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kota Jayapura Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
27 Provinsi Bengkulu
Provinsi Bengkulu
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 28.936 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Bengkulu Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bengkulu Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Rejang Lebong
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kaur Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 213
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Muko-Muko Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kepahiang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
28 Provinsi Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 28.936 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Halmahera Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Halmahera Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Halmahera Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Pulau Morotai
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 15.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kota Ternate Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kota Tidore Kepulauan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
29 Provinsi Banten
Provinsi Banten Dokumen perencanaan
1 Dokumen 28.936 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Serang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Pandeglang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Lebak Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
209
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 213
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Muko-Muko Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Kepahiang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
28 Provinsi Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 28.936 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Halmahera Selatan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Halmahera Timur
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Halmahera Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kab. Pulau Morotai
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 15.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kota Ternate Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
Kota Tidore Kepulauan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000
29 Provinsi Banten
Provinsi Banten Dokumen perencanaan
1 Dokumen 28.936 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Serang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Pandeglang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Lebak Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
210
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 214
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kab. Tangerang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Cilegon Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Serang Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
30 Provinsi Bangka Belitung
Provinsi Bangka Belitung
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.291 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Belitung Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bangka Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bangka Barat
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bangka Tengah
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
31 Provinsi Gorontalo
Provinsi Gorontalo
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 47.000 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 36.600
Kab. Gorontalo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000 TP Kab./Kota
Laporan keuangan 2 Laporan 31.000
Kab. Boalemo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Pohuwato Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Bone Bolango
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kab. Gorontalo Utara
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 215
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kota Gorontalo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
32 Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi Kepulauan Riau
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 14.468 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Bintan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Batam Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
33 Provinsi Papua Barat
Provinsi Papua Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.291
Kab. Manokwari Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Sorong Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Raja Ampat Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Teluk Bintuni
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Teluk Wondama
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Tambrauw Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kota Sorong Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
34 Provinsi Prop. Sulawesi Barat
Provinsi Prop. Sulawesi Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 51.498 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 28.936
Kab. Majene Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
211
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 215
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Kota Gorontalo Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
32 Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi Kepulauan Riau
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 14.468 Provinsi
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600
Kab. Bintan Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000 TP Prov
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000
Kota Batam Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
33 Provinsi Papua Barat
Provinsi Papua Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 49.600 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 19.291
Kab. Manokwari Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Sorong Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Raja Ampat Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Teluk Bintuni
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Teluk Wondama
Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Tambrauw Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kota Sorong Laporan keuangan 2 Laporan 25.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
34 Provinsi Prop. Sulawesi Barat
Provinsi Prop. Sulawesi Barat
Laporan keuangan 2 Laporan 51.498 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 28.936
Kab. Majene Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
212
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 216
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Mamuju Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Mamuju Utara
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Polewali Mandar
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Mamasa Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kab. Mamuju Tengah
Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
35 Provinsi Kalimantan Utara
Provinsi Kalimantan Utara
Laporan keuangan 2 Laporan 24.625 Provinsi
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 98.720
Kab. Bulungan Laporan keuangan 2 Laporan 31.000 TP Kab./Kota
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 20.000
Kab. Nunukan Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
Kota Tarakan Laporan keuangan 2 Laporan 15.000 TP Prov
Dokumen perencanaan
1 Dokumen 12.000
TOTAL ANGGARAN (Rp.000)
34.689.123
Keterangan : PUSAT = 1 SATKER PROVINSI = 34 Satker TP KAB./KOTA = 92 SATKER TP PROV = 195 Kab/Kota di 31 Satker TP Provinsi TOTAL SATKER = 158 (termasuk Pusat)
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 217
LAMPIRAN 2. LOKASI OUTPUT LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN ESELON I APBN-P 2017
(1774.950)
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
1 Pusat Pusat Dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian
1 Dokumen 990.000 Pusat
Laporan keuangan 1 Laporan 4.067.167
Dokumen perencanaan
2 Dokumen 1.514.872
Laporan evaluasi dan layanan rekomendasi
1 Laporan 9.340.500
TOTAL
15.912.539
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
213
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 217
LAMPIRAN 2. LOKASI OUTPUT LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN ESELON I APBN-P 2017
(1774.950)
No Lokasi Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran (Rp.000)
Ketera-ngan
1 Pusat Pusat Dokumen hukum, kehumasan dan kepegawaian
1 Dokumen 990.000 Pusat
Laporan keuangan 1 Laporan 4.067.167
Dokumen perencanaan
2 Dokumen 1.514.872
Laporan evaluasi dan layanan rekomendasi
1 Laporan 9.340.500
TOTAL
15.912.539
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
215
II. LAYANAN PERKANTORAN(1774.994)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
217
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan publik yang dimaksud dalam Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 (Menpan, 2003:2) adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Manajemen pelayanan publik merupakan salah satu kunci penentu keberhasilan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka nation and statebuilding. Adanya manajemen publik yang baik akan menjamin tercapainya tujuan pembangunan secara khusus, dan tujuan berbangsa dan bernegara secara umum. Karenanya, langkah-langkah strategis dalam konteks penciptaan, pengembangan, dan penegakan sistem manajemen publik yang baik. Hal tersebut merupakan tuntutan sekaligus kebutuhan yang semakin tak terelakkan dalam dinamika pemerintahan dan pembangunan. Dalam upaya perwujudan manajemen publik yang baik terdapat pula tuntutan yang semakin aksentuatif untuk mengakomodasi, menginkorporasi, bahkan mengedepankan nilai-nilai good governance. Beberapa nilai yang relevan dan urgen untuk diperjuangkan adalah antara lain transparansi, akuntabilitas, serta partisipasi stakeholders, disamping nilai-nilai efektivitas dan efisiensi tentu saja.
Sekretariat Jenderal Hortikultura memberikan fungsi pelayanan baik kepada pengguna layanan di luar kantor Direktorat Jenderal Hortikultura dan pengguna layanan di dalam kantor Direktorat Jenderal Hortikultura. Adapun bentuk layanan yang diberikan tersebut merupakan layanan dasar sebagai bagian dari peningkatan kinerja. Pelayanan kantor sendiri adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh kantor dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang dapat melibatkan baik barang maupun jasa. Pelayanan kantor sangat penting dalam proses menjalankan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya adalah melalui penyediaan kelengkapan sarana prasarana pendukung dan fasilitas yang memadai dengan kondisi layak agar penyelenggaraan kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
218
Pelayanan perkantoran harus dapat mengambil manfaat terbaik dari bahan, metode, sarana prasana, serta teknik lain untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pegawai dalam pengelolaan sumber daya hortikultura.
Arah peningkatan kinerja dan kualitas sumber daya tersebut diharapkan berdampak pada pencapaian sasaran program peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk hortikultura berkelanjutan.
Layanan perkantoran meliputi kegiatan pembayaran gaji pegawai pusat, penyelenggaraan operasional perkantoran, dan administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBN dan APBN-P tahun 2017.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan adalah memberikan petunjuk pemanfaatan dan pengelolaan dana kegiatan layanan perkantoran yang menunjang kebutuhan operasional perkantoran baik bersumber dari APBN maupun APBN-P tahun 2017.
Sasaran kegiatan adalah terciptanya tertib administrasi keuangan dan peningkatan kinerja berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
219
BAB IIPELAKSANAAN
A. PELAKSANAAN DI PUSAT
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian
2. Output/ Sub Output/ Komponen
Output : (994) Layanan perkantoranSub output : (001) Tanpa Sub OutputKomponen : (001) Gaji dan Tunjangan (002) Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (51) Administrasi mendukung pelaksanaan
kegiatan3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura. Penerima manfaat adalah karyawan lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan APBN-P pada DIPA Tahun 2017 Satker Direktorat Jenderal Hortikultura
5. Metode
Kegiatan pelayanan perkantoran di pusat mengakomodir administrasi kegiatan dari kegiatan di Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura. Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
(994) Layanan Perkantoran
Metode pelaksanaan kegiatan Layanan Perkantoran APBN dipusat dilakukan melalui :
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
220
(1) Pembayaran Gaji dan Tunjangan dengan akun Belanja Gaji Pokok PNS (511111), dan atau Belanja Pembulatan Gaji PNS (511119), dan atau Belanja Tunj. Suami/Istri PNS (511121), dan atau Belanja Tunj. Anak PNS (511122), dan atau Belanja Tunj. Struktural PNS (511123), dan atau Belanja Tunj. Fungsional PNS (511124), dan atau Belanja Tunj. PPh PNS (511125), dan atau Belanja Tunj. Beras PNS (511126), dan atau Belanja Uang Makan PNS (511129), dan atau Belanja Tunj. Lain lain termasuk uang duka PNS Dalam dan Luar Negeri (511147), dan atau Belanja Tunjangan Umum PNS (511151), dan atau Belanja uang lembur (512211), dan atau Belanja Pegawai Transito (512412)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pembayaran gaji dan tunjangan merupakan salah satu bentuk apresiasi bagi PNS dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi. Bentuk perhatian pemerintah lainnya yang diberikan kepada PNS adalah berupa tunjangan uang makan, tunjangan suami/istri, tunjangan anak, dan tunjangan beras untuk mendukung kesejahteraan keluarga pegawai.
Selain itu untuk menunjang kinerja pemerintah memberikan tunjangan struktural PNS, tunjangan fungsional PNS, tunjungan PPh PNS, belanja tunjangan umum, belanja uang lembur, dan belanja pegawai tunjangan khusus/kegiatan serta belanja pegawai transito. Dengan demikian, diharapkan PNS dapat bekerja optimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan organisasi.
(002) Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran dengan akun Belanja Keperluan Perkantoran (521111), Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat (521114), dan atau Belanja Barang Operasional Lainnya (521119), dan atau Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan atau Belanja Langganan Listrik (522111), dan atau Belanja Langganan Telepon (522112), dan atau Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan (523111), dan atau Belanja Biaya
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
221
Pemeliharaan Peralatan dan Mesin (523121), dan atau Belanja Bahan Bakar Minyak dan Pelumas (BMP) dan pelumas Khusus Non Pertamina.
Untuk menunjang kegiatan operasional pekerjaan sehari-hari dikantor dibutuhkan fasilitas seperti telepon, daya listrik, pengiriman dokumen, penyediaan fasilitas rapat koordinasi, maupun pemeliharaan gedung dan peralatan kantor. Selain itu sewa kendaraan yang ada juga diperlukan untuk menunjang kelancaran operasional dan aktifitas pegawai.
(51) Administrasi Mendukung Pelaksanaan Kegiatan dengan akun Honor Operasional Satuan Kerja (521115), dan atau Belanja Bahan (521211), dan atau Honor Output Kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan atau Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau Belanja Jasa Lainnya (522191), dan atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119), dan atau Belanja Sewa (522141), dan atau Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya (523129).
Kegiatan ini berkaitan dengan administrasi perkantoran seperti penyediaan blangko-blangko, penggandaan, serta pengiriman surat kedinasan. Kelancaran kegiatan operasional Direktorat Jenderal Hortikultura tidak terlepas dari dukungan Satuan Kerja yang ada di Direktorat Jenderal Hortikultura. Pelayanan pengadaan barang/ jasa yang dilakukan melalui penyusunan dokumen, verifikasi dan penatausahaan dan evaluasi dokumen serta penyusunan laporan. Selain itu juga dilakukan kegiatan survey data, penyusunan juklak, perencanaan kas, penyusunan dokumen pengajuan GU/LS, dokumen penggantian
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
222
dana UP dan TUP, koordinasi satker Direktorat Jenderal Hortikultura.
Metode pelaksanaan kegiatan Layanan Perkantoran APBN-P di pusat dilakukan melalui :
(051) Administrasi Mendukung Pelaksanaan Kegiatan dengan akun Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Kegiatan ini berkaitan dengan administrasi perkantoran seperti operasional Direktorat Jenderal Hortikultura tidak terlepas dari dukungan Satuan Kerja yang ada di Direktorat Jenderal Hortikultura. Perjalanan dalam rangka koordinasi, konsultasi dan monitoring kegiatan APBNP, pengawalan dan pendampingan pelaksanaan kegiatan, kosultasi dengan instansi terkait, serta menghadiri undangan pertemuan terkait kegiatan APBNP.
B. PELAKSANAAN DI PROVINSI
1. Lokasi
Kegiatan layanan perkantoran yang bersumber dari APBN 2017 dilaksanakan pada dinas teknis yang membidangi hortikultura di tingkat provinsi di 34 provinsi di Indonesia dan 31 Satker Tugas Pembantuan (TP) Provinsi. Adapun lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
Sedangkan kegiatan layanan perkantoran yang bersumber dari APBN-P 2017 dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura pada dinas teknis yang mendapat alokasi dana APBN-P yang membidangi hortikultura di 22 provinsi di Indonesia dan 18 Satker Tugas Pembantuan (TP) Provinsi. Lokasi pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
223
Output/ Sub Output/ Komponen
Output : (994) Layanan perkantoranSub output : -Komponen : (051) Administrasi Mendukung Pelaksanaan
Kegiatan
2. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah sekretariat dinas di tingkat provinsi maupun tugas pembantuan provinsi. Penerima manfaat adalah karyawan di tingkat provinsi maupun tugas pembantuan provinsi. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
3. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) pada DIPA Satker Provinsi Tahun 2017.
4. Metode
Kegiatan pelayanan perkantoran di provinsi maupun tugas pembantuan provinsi baik bersumber dari APBN dan APBN-P mengakomodir administrasi kegiatan dari kegiatan di bidang hortikultura. Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
(51) Administrasi Kegiatan dengan akun Honor Operasional Satuan Kerja (521115), dan atau Belanja Bahan (521211), dan atau Honor Output Kegiatan (521213), dan atau Belanja Jasa Profesi (522151), dan atau belanja perjalanan biasa (524111), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119), dan atau Belanja Jasa Pos dan Giro (522121).
Kegiatan ini berkaitan dengan administrasi perkantoran seperti penyediaan blangko-blangko, penggandaan, serta pengiriman surat kedinasan, pertemuan koordinasi dan konsultasi
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
224
pelaksanaan kegiatan. Pelayanan satuan kerja baik di tingkat provinsi maupun tugas pembantuan provinsi. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan mendukung koordinasi dan kegiatan teknis lainnya.
C. PELAKSANAAN DI KABUPATEN
1. Lokasi
Kegiatan layanan perkantoran yang bersumber dari APBN 2017 dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota di 92 Kab/Kota di Indonesia. Adapun lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
Sedangkan kegiatan layanan perkantoran yang bersumber dari APBN-P 2017 dilaksanakan pada dinas teknis yang membidangi hortikultura di 44 Kabupaten/Kota di 18 Provinsi di Indonesia. Lokasi pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Output/ Sub Output/ KomponenOutput : (994) Layanan perkantoranSub output : -Komponen : (051) Administrasi Mendukung Pelaksanaan
Kegiatan
2. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Sekretariat Dinas di tingkat Kab/Kota. Penerima manfaat adalah karyawan di tingkat Kab/Kota. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota wajib melaporkan laporan kegiatan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
3. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) pada DIPA Tahun Anggaran 2017 Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
225
4. Metode
Kegiatan pelayanan perkantoran di kabupaten/ kota mengakomodir administrasi kegiatan dari kegiatan di bidang hortikultura. Secara rinci metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
(51) Administrasi Kegiatan dengan akun Honor Operasional Satuan Kerja (521115), dan atau Belanja Bahan (521211), dan atau Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219), dan atau Honor Output Kegiatan (521213), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113).
Kegiatan ini berkaitan dengan administrasi perkantoran seperti penyediaan blangko-blangko, penggandaan, serta pengiriman surat kedinasan. Pelayanan satuan kerja baik di tingkat kabupaten/ kota. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan mendukung koordinasi dan monitoring kegiatan teknis lainnya seperti pertemuan dan perjalanan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
226 228
LAMPIRAN 3. LOKASI
OUTPUT LAYANAN PERKANTORAN (1774.994) APBN
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Pusat Administrasi 2 Kegiatan 3,317,790 Pusat mendukung pelaksanaan kegiatan
Gaji Tunjangan 12 Bulan 27,603,433 Layanan
Operasional dan 12 Bulan 12,671,956 pemeliharaan kantor Layanan
2 Provinsi DKI Administrasi 12 Bulan 102,200 Provinsi Jakarta mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Provinsi Jawa Administrasi 12 Bulan 837,598 Provinsi Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bogor Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sukabumi Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Cianjur Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Purwakarta Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Bandung Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Sumedang Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Garut Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota Tasikmalaya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. MASUKAN/ INPUT1. Dana APBN Rp. 64.321.289.000,-,2. Dana APBN-P Rp. 8.229.500.000,-3. SDM4. Petunjuk Teknis Pel aksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen
dan Teknis Lainnya APBN dan APBN-P Pada Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2017.
B. KELUARAN/ OUTPUT
1. Tersedianya fasilitas pelayanan perkantoran yang memadai selama 12 bulan layanan;
2. Terlaksananya kegiatan layanan perkantoran APBN di pusat dan di 34 provinsi, 31 Satker TP Provinsi, dan 92 TP Kabupaten/Kota.
Terlaksananya kegiatan layanan perkantoran APBN-P di pusat dan di 22 provinsi, 18 Satker TP Provinsi, dan 44 TP Kabupaten/Kota.
C. HASIL/ OUTCOME
Terciptanya kelancaran administrasi kegiatan dan pelayanan perkantoran lainnya dalam menunjang pelaksanaan kegiatan APBN dan APBN-P 2017.
D. MANFAAT/ BENEFIT
Terselenggaranya pelaksanaan kegiatan teknis pelaksanaan sub sektor hortikultura dengan tertib dan lancar.
E. DAMPAK/ IMPACT
Meningkatnya kinerja dalam pelaksanaan program pengembangan sub sektor hortikultura
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
227228
LAMPIRAN 3. LOKASI
OUTPUT LAYANAN PERKANTORAN (1774.994) APBN
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Pusat Administrasi 2 Kegiatan 3,317,790 Pusat mendukung pelaksanaan kegiatan
Gaji Tunjangan 12 Bulan 27,603,433 Layanan
Operasional dan 12 Bulan 12,671,956 pemeliharaan kantor Layanan
2 Provinsi DKI Administrasi 12 Bulan 102,200 Provinsi Jakarta mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Provinsi Jawa Administrasi 12 Bulan 837,598 Provinsi Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bogor Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sukabumi Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Cianjur Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Purwakarta Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Bandung Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Sumedang Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Garut Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota Tasikmalaya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
228230
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
6 Kab. Tegal Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Brebes Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Pati Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Kudus Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Pemalang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Jepara Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Rembang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Blora Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Purbalingga mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Banjarnegara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Kab. Magelang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
17 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Temanggung mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
18 Kab. Wonosobo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
19 Kab. Purworejo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
229
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Cirebon Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Kuningan Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Indramayu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota Majalengka mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Bandung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Pangandaran mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Kota Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tasikmalaya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Provinsi Jawa Administrasi 12 Bulan 798,000 Provinsi Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Semarang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Kendal Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Demak Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Grobogan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Batang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
229230
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
6 Kab. Tegal Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Brebes Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Pati Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Kudus Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Pemalang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Jepara Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Rembang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Blora Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Purbalingga mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Banjarnegara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Kab. Magelang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
17 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Temanggung mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
18 Kab. Wonosobo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
19 Kab. Purworejo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
229
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Cirebon Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Kuningan Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Indramayu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Administrasi 12 Bulan 45,100 TP Kab/Kota Majalengka mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Bandung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Pangandaran mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Kota Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tasikmalaya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Provinsi Jawa Administrasi 12 Bulan 798,000 Provinsi Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Semarang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Kendal Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Demak Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Grobogan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota
mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Batang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
230 232
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Situbondo Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota Banyuwangi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Jember Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Malang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Pasuruan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Probolinggo mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Lumajang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Kediri Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Nganjuk Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Trenggalek Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Magetan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Kab. Pacitan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Bojonegoro mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
17 Kab. Tuban Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
231
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
20 Kab. Kebumen Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
21 Kab. Boyolali Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
22 Kab. Sragen Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
23 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Karanganyar mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
24 Kab. Wonogiri Administrasi 12 Dokumen 25,000 TP Prov mendukung pelaksanaan kegiatan
5 Provinsi Di Administrasi 12 Bulan 204,000 Provinsi Yogyakarta mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bantul Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sleman Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Gunungkidul mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Kulonprogo mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Provinsi Jawa Administrasi 12 Bulan 907,200 Provinsi Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Gresik Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sumenep Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota Bondowoso mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
231232
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Situbondo Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota Banyuwangi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Jember Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Malang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Pasuruan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Probolinggo mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Lumajang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Kediri Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Nganjuk Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Trenggalek Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Magetan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Kab. Pacitan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Bojonegoro mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
17 Kab. Tuban Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
231
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
20 Kab. Kebumen Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
21 Kab. Boyolali Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
22 Kab. Sragen Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
23 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Karanganyar mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
24 Kab. Wonogiri Administrasi 12 Dokumen 25,000 TP Prov mendukung pelaksanaan kegiatan
5 Provinsi Di Administrasi 12 Bulan 204,000 Provinsi Yogyakarta mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bantul Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sleman Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Gunungkidul mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota Kulonprogo mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Provinsi Jawa Administrasi 12 Bulan 907,200 Provinsi Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Gresik Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sumenep Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Administrasi 12 Bulan 64,900 TP Kab/Kota Bondowoso mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
232 234
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Simalungun mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Dairi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Tapanuli Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Tapanuli Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Asahan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Samosir Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Humbang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Hasundutan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Serdang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bedagai mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Batubara Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Padang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Lawas Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Provinsi Administrasi 12 Bulan 341,661 Provinsi Sumatera Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Agam Administrasi 12 Bulan 55,400 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Limapuluh Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Solok Administrasi 12 Bulan 56,300 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
233
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
18 Kab. Lamongan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Provinsi Administrasi 12 Bulan 453,600 Provinsi Nanggroe Aceh mendukung Layanan Darussalam pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Aceh Besar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Pidie Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Aceh Utara Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Aceh Timur Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Aceh Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Simeuleu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Aceh Gayo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Lues mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Bener Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Meriah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8. Provinsi Administrasi 12 Bulan 633,600 Provinsi Sumatera Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Deliserdang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Karo Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Langkat Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
233234
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Simalungun mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Dairi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Tapanuli Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Tapanuli Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Asahan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Samosir Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Humbang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Hasundutan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Serdang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bedagai mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Batubara Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Padang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Lawas Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Provinsi Administrasi 12 Bulan 341,661 Provinsi Sumatera Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Agam Administrasi 12 Bulan 55,400 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Limapuluh Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Solok Administrasi 12 Bulan 56,300 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
233
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
18 Kab. Lamongan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Provinsi Administrasi 12 Bulan 453,600 Provinsi Nanggroe Aceh mendukung Layanan Darussalam pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Aceh Besar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Pidie Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Aceh Utara Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Aceh Timur Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Aceh Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Simeuleu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Aceh Gayo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Lues mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Bener Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Meriah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8. Provinsi Administrasi 12 Bulan 633,600 Provinsi Sumatera Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Deliserdang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Karo Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Langkat Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
234236
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
6 Kota Dumai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Provinsi Jambi Administrasi 12 Bulan 226,400 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Batanghari Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Tanjung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Jabung Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Bungo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Sarolangun Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kerinci Administrasi 12 Bulan 73,575 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Merangin Administrasi 12 Bulan 73,575 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Tanjung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Jabung Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Tebo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Muaro Administrasi 12 Bulan 73,575 TP Kab./Kota Jambi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kota Jambi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kota Sungai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Penuh mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Provinsi Administrasi 12 Bulan 387,600 Provinsi Sumatera mendukung Layanan Selatan pelaksanaan kegiatan
235
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Pesisir Administrasi 12 Bulan 61,800 TP Kab./Kota Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Tanah Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Datar mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Solok Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Pasaman Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Sijunjung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kota Padang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Panjang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kota Padang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kota Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Payakumbuh mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Provinsi Riau Administrasi 12 Bulan 141,370 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Kampar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Indragiri Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Hilir mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Rokan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Hulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Siak Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kota Pekanbaru Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
235236
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
6 Kota Dumai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Provinsi Jambi Administrasi 12 Bulan 226,400 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Batanghari Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Tanjung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Jabung Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Bungo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Sarolangun Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kerinci Administrasi 12 Bulan 73,575 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Merangin Administrasi 12 Bulan 73,575 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Tanjung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Jabung Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Tebo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Muaro Administrasi 12 Bulan 73,575 TP Kab./Kota Jambi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kota Jambi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kota Sungai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Penuh mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Provinsi Administrasi 12 Bulan 387,600 Provinsi Sumatera mendukung Layanan Selatan pelaksanaan kegiatan
235
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Pesisir Administrasi 12 Bulan 61,800 TP Kab./Kota Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Tanah Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Datar mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Solok Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Pasaman Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Sijunjung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kota Padang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Panjang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kota Padang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kota Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Payakumbuh mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Provinsi Riau Administrasi 12 Bulan 141,370 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Kampar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Indragiri Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Hilir mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Rokan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Hulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Siak Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kota Pekanbaru Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
236238
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
8 Kab. Pesawaran Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Pringsewu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Mesuji Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Pesisir Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kota Metro Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Provinsi Administrasi 12 Bulan 314,400 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Barat pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Sambas Administrasi 12 Bulan 46,700 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sanggau Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Sintang Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Mempawah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kapuas Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Hulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Ketapang Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Bengkayang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Landak Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
237
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Kab. Ogan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Komering Ulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Musi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Rawas mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Ogan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Komering Ilir mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Banyuasin Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Oku Timur Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Oku Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Provinsi Administrasi 12 Bulan 380,400 Provinsi Lampung mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Tulang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bawang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Tanggamus mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
237238
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
8 Kab. Pesawaran Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Pringsewu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Mesuji Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Pesisir Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kota Metro Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Provinsi Administrasi 12 Bulan 314,400 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Barat pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Sambas Administrasi 12 Bulan 46,700 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Sanggau Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Sintang Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Mempawah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kapuas Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Hulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Ketapang Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Bengkayang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Landak Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
237
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Kab. Ogan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Komering Ulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Musi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Rawas mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Ogan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Komering Ilir mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Banyuasin Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Oku Timur Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Oku Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Provinsi Administrasi 12 Bulan 380,400 Provinsi Lampung mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Tulang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bawang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Tanggamus mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Lampung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
238 240
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
8 Kab. Barito Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kota Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Palangkaraya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Provinsi Administrasi 12 Bulan 292,800 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Selatan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Banjar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Tanah Laut Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Tapin Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Hulu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Sungai Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Hulu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Sungai Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Barito Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kuala mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Tabalong Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Hulu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Sungai Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Tanah Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bumbu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kota Banjarbaru Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
17 Provinsi Administrasi 12 Bulan 242,400 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Timur pelaksanaan kegiatan
239
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
9 Kab. Melawi Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Sekadau Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Kayong Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Kubu Raya Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kota Pontianak Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kota Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Singkawang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Provinsi Administrasi 12 Bulan 273,600 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Tengah pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Kapuas Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Barito Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kotawaringin mendukung Layanan Timur pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kotawaringin mendukung Layanan Barat pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Gunung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Mas mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Pulang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Pisau mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Murung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Raya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
239240
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
8 Kab. Barito Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kota Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Palangkaraya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
16 Provinsi Administrasi 12 Bulan 292,800 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Selatan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Banjar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Tanah Laut Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Tapin Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Hulu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Sungai Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Hulu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Sungai Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Barito Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kuala mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Tabalong Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Hulu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Sungai Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Tanah Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bumbu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kota Banjarbaru Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
17 Provinsi Administrasi 12 Bulan 242,400 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Timur pelaksanaan kegiatan
239
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
9 Kab. Melawi Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Sekadau Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Kayong Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Kubu Raya Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kota Pontianak Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kota Administrasi 12 Bulan 21,000 TP Prov Singkawang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
15 Provinsi Administrasi 12 Bulan 273,600 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Tengah pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Kapuas Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Barito Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kotawaringin mendukung Layanan Timur pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kotawaringin mendukung Layanan Barat pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Gunung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Mas mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Pulang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Pisau mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Murung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Raya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
240 242
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
6 Kab. Bolaang Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Mongondow mendukung Layanan Timur pelaksanaan kegiatan
7 Kota Tomohon Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
19 Provinsi Administrasi 12 Bulan 318,000 Provinsi Sulawesi mendukung Layanan Tengah pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Donggala Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Tojo Una- Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Una mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Sigi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kota Palu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
20 Provinsi Administrasi 12 Bulan 470,400 Provinsi Sulawesi mendukung Layanan Selatan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Pinrang Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Gowa Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Wajo Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bone Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Maros Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Sinjai Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
241
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Kab. Paser Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Berau Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Kutai Timur Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Penajam Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Paser Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kutai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kertanegara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Samarinda Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kota Balikpapan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kota Bontang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
18 Provinsi Administrasi 12 Bulan 252,595 Provinsi Sulawesi Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Minahasa Administrasi 12 Bulan 69,760 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Kepulauan Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Sangihe mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Minahasa Administrasi 12 Bulan 69,760 TP Kab./Kota Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Minahasa Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kep. Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Sangihe Talaud mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
241242
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
6 Kab. Bolaang Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Mongondow mendukung Layanan Timur pelaksanaan kegiatan
7 Kota Tomohon Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
19 Provinsi Administrasi 12 Bulan 318,000 Provinsi Sulawesi mendukung Layanan Tengah pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Donggala Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Tojo Una- Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Una mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Sigi Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kota Palu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
20 Provinsi Administrasi 12 Bulan 470,400 Provinsi Sulawesi mendukung Layanan Selatan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Pinrang Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Gowa Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Wajo Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bone Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Maros Administrasi 12 Bulan 45,240 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Sinjai Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
241
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Kab. Paser Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Berau Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Kutai Timur Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Penajam Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Paser Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kutai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kertanegara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Samarinda Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kota Balikpapan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kota Bontang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
18 Provinsi Administrasi 12 Bulan 252,595 Provinsi Sulawesi Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Minahasa Administrasi 12 Bulan 69,760 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Kepulauan Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Sangihe mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Minahasa Administrasi 12 Bulan 69,760 TP Kab./Kota Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Minahasa Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Kep. Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Sangihe Talaud mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
242244
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
22 Provinsi Maluku Administrasi 12 Bulan 127,040 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Maluku Administrasi 12 Bulan 57,800 TP Kab./Kota Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Maluku Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tenggara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Maluku Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tenggara Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Pulau Buru Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Seram Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Bagian Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Ambon Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
23 Provinsi Bali Administrasi 12 Bulan 136,080 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Buleleng Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Klungkung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Gianyar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Karangasem mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Bangli Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Tabanan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
243
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
7 Kab. Bulukumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Bantaeng Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Jeneponto Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Takalar Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Enrekang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Luwu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kota Palopo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
21 Provinsi Administrasi 12 Bulan 363,936 Provinsi Sulawesi mendukung Layanan Tenggara pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Buton Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Kolaka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Konawe Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Kolaka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Konawe Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Kolaka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
243244
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
22 Provinsi Maluku Administrasi 12 Bulan 127,040 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Maluku Administrasi 12 Bulan 57,800 TP Kab./Kota Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Maluku Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tenggara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Maluku Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tenggara Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Pulau Buru Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Seram Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Bagian Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Ambon Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
23 Provinsi Bali Administrasi 12 Bulan 136,080 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Buleleng Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Klungkung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Gianyar Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Karangasem mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Bangli Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Tabanan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
243
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
7 Kab. Bulukumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Bantaeng Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Jeneponto Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Takalar Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Enrekang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Luwu Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kota Palopo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
21 Provinsi Administrasi 12 Bulan 363,936 Provinsi Sulawesi mendukung Layanan Tenggara pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Buton Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Kolaka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Konawe Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Kolaka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Konawe Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Kolaka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
244 246
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Flores Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Ende Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Manggarai Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Lembata Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Rote Ndao Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Manggarai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat Daya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Manggarai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
26 Provinsi Papua Administrasi 12 Bulan 230,234 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Biak- Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Numfor mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Merauke Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
245
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
24 Provinsi Nusa Administrasi 12 Bulan 249,455 Provinsi Tenggara Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bima Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Sumbawa Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Dompu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Sumbawa Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kota Mataram Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
25 Provinsi Nusa Administrasi 12 Bulan 477,600 Provinsi Tenggara Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Kupang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Belu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Timor Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
245246
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
4 Kab. Flores Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Ende Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Manggarai Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kab. Lembata Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
10 Kab. Rote Ndao Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
11 Kab. Manggarai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
12 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
13 Kab. Sumba Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat Daya mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
14 Kab. Manggarai Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
26 Provinsi Papua Administrasi 12 Bulan 230,234 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Biak- Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Numfor mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Merauke Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
245
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
24 Provinsi Nusa Administrasi 12 Bulan 249,455 Provinsi Tenggara Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bima Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Sumbawa Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Dompu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kab. Sumbawa Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
8 Kab. Lombok Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
9 Kota Mataram Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
25 Provinsi Nusa Administrasi 12 Bulan 477,600 Provinsi Tenggara Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Kupang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Belu Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Timor Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
246 248
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
3 Kab. Halmahera Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Pulau Administrasi 12 Bulan 64,500 TP Kab./Kota Morotai mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kota Ternate Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Tidore Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kepulauan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
29 Provinsi Banten Administrasi 12 Bulan 296,400 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Serang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Pandeglang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Lebak Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Tangerang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kota Cilegon Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Serang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
30 Provinsi Bangka Administrasi 12 Bulan 166,800 Provinsi Belitung mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Belitung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Bangka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
247
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
3 Kab. Jayawijaya Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Nabire Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Mimika Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Jayapura Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
27 Provinsi Administrasi 12 Bulan 262,800 Provinsi Bengkulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bengkulu Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Bengkulu Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Rejang Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Lebong mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Kaur Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Muko- Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Muko mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Kepahiang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
28 Provinsi Maluku Administrasi 12 Bulan 190,800 Provinsi Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Halmahera Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Halmahera Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
247248
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
3 Kab. Halmahera Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Pulau Administrasi 12 Bulan 64,500 TP Kab./Kota Morotai mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kota Ternate Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Tidore Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Kepulauan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
29 Provinsi Banten Administrasi 12 Bulan 296,400 Provinsi mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Serang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota Pandeglang mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Lebak Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Tangerang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kota Cilegon Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Serang Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
30 Provinsi Bangka Administrasi 12 Bulan 166,800 Provinsi Belitung mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Belitung Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Bangka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
247
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
3 Kab. Jayawijaya Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Nabire Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Mimika Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Jayapura Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
27 Provinsi Administrasi 12 Bulan 262,800 Provinsi Bengkulu mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bengkulu Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Bengkulu Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Rejang Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Lebong mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Kaur Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Muko- Administrasi 12 Bulan 14,600 TP Prov Muko mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Kepahiang Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
28 Provinsi Maluku Administrasi 12 Bulan 190,800 Provinsi Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Halmahera Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Selatan mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Halmahera Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Timur mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
248 250
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
2 Kab. Sorong Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Raja Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Ampat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Teluk Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bintuni mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Teluk Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Wondama mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Tambrauw Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kota Sorong Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
34 Provinsi Prop. Administrasi 12 Bulan 187,702 Provinsi Sulawesi Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Majene Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Mamuju Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Mamuju Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Polewali Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Mandar mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Mamasa Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Mamuju Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
35 Provinsi Administrasi 12 Bulan 106,300 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Utara pelaksanaan kegiatan
249
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
3 Kab. Bangka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bangka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
31 Provinsi Administrasi 12 Bulan 183,268 Provinsi Gorontalo mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Gorontalo Administrasi 12 Bulan 53,700 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Boalemo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Pohuwato Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bone Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bolango mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Gorontalo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Gorontalo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
32 Provinsi Administrasi 12 Bulan 189,600 Provinsi Kepulauan Riau mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bintan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kota Batam Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
33 Provinsi Papua Administrasi 12 Bulan 254,400 Provinsi Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Manokwari Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
249250
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
2 Kab. Sorong Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Raja Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Ampat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Teluk Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bintuni mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Teluk Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Wondama mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Tambrauw Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
7 Kota Sorong Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
34 Provinsi Prop. Administrasi 12 Bulan 187,702 Provinsi Sulawesi Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Majene Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Mamuju Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Mamuju Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Polewali Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Mandar mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Mamasa Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kab. Mamuju Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
35 Provinsi Administrasi 12 Bulan 106,300 Provinsi Kalimantan mendukung Layanan Utara pelaksanaan kegiatan
249
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
3 Kab. Bangka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bangka Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Tengah mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
31 Provinsi Administrasi 12 Bulan 183,268 Provinsi Gorontalo mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Gorontalo Administrasi 12 Bulan 53,700 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Boalemo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kab. Pohuwato Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
4 Kab. Bone Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Bolango mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
5 Kab. Gorontalo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov Utara mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
6 Kota Gorontalo Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
32 Provinsi Administrasi 12 Bulan 189,600 Provinsi Kepulauan Riau mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Bintan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kota Batam Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
33 Provinsi Papua Administrasi 12 Bulan 254,400 Provinsi Barat mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
1 Kab. Manokwari Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
250251
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Kab. Bulungan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Nunukan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kota Tarakan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
TOTAL 64,321,289 ANGGARAN (Rp. 000)
Keterangan :
PUSAT = 1 SATKER
PROVINSI = 34 SATKER
TP KAB./KOTA = 92 SATKER
TP PROV = 195 KAB/KOTA DI 31 SATKER TP PROVINSI
TOTAL SATKER = 158 SATKER
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
251251
No Lokasi Komponen Volume Satuan Anggaran
Keterangan (Rp.000)
1 Kab. Bulungan Administrasi 12 Bulan 54,000 TP Kab./Kota mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
2 Kab. Nunukan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
3 Kota Tarakan Administrasi 12 Bulan 25,000 TP Prov mendukung Layanan pelaksanaan kegiatan
TOTAL 64,321,289 ANGGARAN (Rp. 000)
Keterangan :
PUSAT = 1 SATKER
PROVINSI = 34 SATKER
TP KAB./KOTA = 92 SATKER
TP PROV = 195 KAB/KOTA DI 31 SATKER TP PROVINSI
TOTAL SATKER = 158 SATKER
LAMPIRAN 4. LOKASI
OUTPUT LAYANAN PERKANTORAN (1774.994) APBN-P 2017
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
1 Jawa Barat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Garut Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
2 Sumedang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
3 Tasikmalaya Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
4 Sukabumi Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
5 Cianjur Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
6 Bandung Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
7 Cirebon Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
8 Majalengka Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
252
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
9 Bogor Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
10 Bandung Barat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
11 Ciamis Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
12 Kuningan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 580,000 2 Jawa Tengah Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Temanggung Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
2 Magelang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
3 Batang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
4 Karanganyar Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
5 Pati Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
6 Sragen Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
253
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
7 Blora Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
8 Semarang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
9 Banjarnegara Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
10 Wonosobo Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
11 Grobongan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
12 Demak Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
13 Tegal Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
14 Pemalang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 660,000 3 Jawa Timur Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Malang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
2 Banyuwangi Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
254
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
3 Blitar Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
4 Tuban Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
5 trenggalek Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
6 Lumajang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
7 Nganjuk Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
8 Probolinggo Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
9 Lamongan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
10 Gresik Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 500,000 4 DI. Yogyakarta Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Sleman Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 140,000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
255
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
5 Aceh Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Aceh tengah Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 bener meriah Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 gayo lues Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
4 Aceh Besar Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
5 Pidie Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 300,000 6 Sumatera Utara Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Samosir Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 humbang hasundutan
Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 tapanuli Utara Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 220,000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
256
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
7 Sumatera Barat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Agam Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
2 Lima Puluh Kota Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 Padang Pariaman Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
4 Sinjunjung Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
5 Pasaman Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
6 solok Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 340,000 8 Lampung Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Pesawaran Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Lampung Utara Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 Mesuji Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
257
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
4 tanggamus Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
5 lampung Selatan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
6 Lampung Barat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
7 Waykanan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
8 Lampung Timur Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 420,000 9 Jambi Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Kerinci Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 140,000 10 Sumatera Selatan Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Prabumulih Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Ogan Komering Ilir Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
258
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
3 Musi Rawas Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
4 OKU Selatan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
5 Muara enim Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
6 pagar Alam Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 340,000 11 Riau Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 pelalawan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 kuansing Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 180,000 12 Kepulauan Riau Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Lingga Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Bintan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 180,000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
259
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
13 Kalimantan Barat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Sambas Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
2 Kubu Raya Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 Kota Pontianak Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
4 Sanggau Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
5 Mempawah Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
6 Ketapang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 340,000 14 Kalimantan
SelatanAdministrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
50,000 Dekonsentrasi
1 Tanah Laut Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Banjar Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 Kota Banjarbaru Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
260
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
Total (Rp.000) 170,000 15 Kalimantan Timur Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Kutai Kertanegara Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Paser Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 Kutai Timur Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 220,000 16 Bali Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Buleleng Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
2 Tabanan Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
3 Karangasem Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 220,000 17 Nusa Tenggara
baratAdministrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Lombok Timur Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 140,000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
261
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
18 Nusa Tenggara Timur
Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
50,000 Dekonsentrasi
1 Sumba barat daya Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Ngada Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 Timor Tengah Selatan
Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
4 Rote Ndao Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
5 Manggarai barat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 250,000 19 Sulawesi Tengah Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
50,000 Dekonsentrasi
1 Sigi Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Kota Palu Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
25,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 115,000 20 Sulawesi Selatan Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
262
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
1 Bantaeng Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
2 Enrekang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
3 Wajo Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
4 Bone Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
5 Jeneponto Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
6 Sinjai Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
7 pinrang Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
8 maros Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP KAB./Kota
Total (Rp.000) 420,000 21 Sulawesi Tenggara Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Kolaka Timur Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 140,000
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
263
No Lokasi Komponen Vol Satuan Anggaran(Rp. 000) Keterangan
22 Papua Barat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
100,000 Dekonsentrasi
1 Manokwari Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
2 Manokwari Selatan
Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
3 Sorong Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
4 Raja Ampat Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
5 Pegunungan Arfak Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
6 Kota Sorong Administrasi mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
40,000 TP Prov
Total (Rp.000) 340,000 Total Daerah (Rp.000) 6,330,00023 Pusat Administrasi
mendukung pelaksanaan kegiatan
12 Bulan Layanan
1.899.500 Pusat
TOTAL KESELURUHAN (Rp. 000)
8.254.500
Keterangan Lokasi APBN-P :PUSAT = 1 SATKERPROVINSI = 22 SATKERTP KAB./KOTA = 44 SATKERTP PROV = 64 KAB/KOTA DI 18 SATKER TP PROVINSITOTAL SATKER = 85 SATKER
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
265
PETUNJUK TEKNIS APBNP
KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI BUAH DAN FLORIKULTURA MELALUI KEGIATAN
APBN-P TAHUN 2017 (5886)
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
2017
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
267
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... 269I. KAWASAN BUAH LAINNYA ........................................................... 271BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 271
A. Latar Belakang .................................................................. 271B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 272
BAB II PELAKSANAAN ....................................................................... 273A. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 273B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota ....................................... 277
BAB III INDIKATOR KINERJA .............................................................. 281A. Masukan ............................................................................ 281B. Keluaran ............................................................................ 281C. Hasil .................................................................................. 281D. Manfaat ............................................................................. 281E. Dampak ............................................................................. 281
II. KAWASAN JERUK .......................................................................... 283BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 285
A. Latar Belakang .................................................................. 285B. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 286
BAB II PELAKSANAAN ....................................................................... 287A. Pelaksanaan di Provinsi .................................................... 287B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota ....................................... 290
BAB III INDIKATOR KINERJA .............................................................. 294A. Masukan ............................................................................ 294B. Keluaran ............................................................................. 294C. Hasil .................................................................................. 294
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
268
D. Manfaat ............................................................................. 294E. Dampak ............................................................................. 294
III. SARANA DAN PRASARANAN BUDIDAYA .................................... 295BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 297
A. Latar Belakang ................................................................... 297B. Tujuan dan Sasaran ........................................................... 297
BAB II PELAKSANAAN ....................................................................... 298Pelaksanaan di Pusat .............................................................. 298
Lampiran................................................................................................. 301
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
269
KAWASAN BUAH LAINNYA(5886.024)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
271
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Produk buah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Keunggulan produk buah adalah nilai jual yang tinggi, jenis yang beragam, sumberdaya lahan dan teknologi yang tersedia, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Produk buah juga memberikan sumbangan yang berarti bagi sub sektor hortikultura maupun sektor pertanian, sebagaimana terlihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) buah yang setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan.
Sejalan dengan kegiatan Direktorat Buah dan Florikultura, maka salah satu target kinerja yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura adalah terbangunnya kawasan sentra produksi tanaman buah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat serta peningkatan pendapatan masyarakat. Kawasan buah adalah merupakan satu kesatuan pewilayahan komoditas unggulan dengan memperhatikan kesamaan wilayah dengan kesamaan ekosistem dan disatukan oleh fasilitas infrastruktur ekonomi yang sama dalam membentuk kawasan yang berisi berbagai usaha mulai dari penyediaan sarana produksi, budidaya, penanganan dan pengolahan pascapanen dan pemasaran serta berbagai kegiatan pendukung lainnya.
Pengembangan kawasan buah lainnya diarahkan untuk terbentuknya suatu wilayah sentra produksi yang membentuk klaster usaha agribisnis buah yang terintegrasi. Komoditas yang dikembangkan adalah komoditas-komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima manfaat. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran tersebut, maka dalam pelaksanaanya didukung dengan adanya identifikasi, sosialisasi, pembinaan, pendampingan, pelatihan peningkatan kapabilitas, hingga monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
272
Pengembangan kawasan buah lainnya dilakukan untuk memperluas wilayah sentra produksi, mengutuhkan kawasan sentra dan/atau dimanfaatkan sebagai upaya rehabilitasi kebun sentra produksi yang telah terbentuk, serta pemeliharaan kebun pada kawasan buah yang telah dibangun. Kegiatan pengembangan kawasan tanaman buah lainnya melalui APBN-P tahun 2017 meliputi pengembangan komoditas mangga, manggis, durian, salak, srikaya, duku, kelengkeng, belimbing, sukun, nenas, pisang dan pepaya.
Pengembangan Kawasan Buah Lainnya pada APBN-P tahun 2017 akan dilakukan melalui dana Tugas Pembantuan (TP) pada Satker Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten. Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Buah Lainnya memerlukan partisipasi seluruh stakeholder terkait baik di pusat maupun daerah termasuk dari luar sektor pertanian. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya menggalang dukungan dan peran serta berbagai pihak termasuk pelaku usaha (swasta), maupun petani/masyarakat agar dapat berperan aktif dalam upaya pengembangan kawasan. Disamping itu perlu dilakukan sosialisasi program kawasan buah lainnya yang jelas agar mampu menyatukan semua potensi serta dana di kawasan tersebut. Agar pelaksanaan Pengembangan Kawasan Buah Lainnya dapat berjalan sesuai dengan harapan dan target yang ditetapkan, diperlukan suatu pedoman pelaksanaan Pengembangan Kawasan Buah Lainnya yang terintegrasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan adalah untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya sentra produksi berkelanjutan dan dikelola secara ramah lingkungan
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan kawasan buah lainnya melalui ekstensifikasi dalam bentuk pengelolaan kebun yang baik dan benar.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
273
BAB IIPELAKSANAAN
A. PELAKSANAAN DI PROVINSI (TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI)
Kegiatan pengembangan kawasan buah lainnya dilakukan melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi berupa Pengembangan Kawasan Buah Lainnya.
1. Lokasi
Kegiatan pengembangan kawasan buah lainnya (manggis, durian, salak, jeruk, duku, kelengkeng, srikaya, belimbing, sukun, nenas, pisang dan pepaya) pada Kabupaten yang alokasi anggarannya tidak mencukupi untuk menjadi satker mandiri sehingga melalui Satker Dinas Pertanian Provinsi.
2. Output, Komponen
a. Output : (024) Pengembangan Kawasan Buah Lainnyab. Sub Output : (051) Identifikasi/Koordinasi/ Sosialisasi (052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada
Petani) (053) Monitoring/ Evaluasi/ Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang yang menangani pengembangan hortikultura di tingkat provinsi bekerja sama dengan petugas yang menangani hortikultura pada Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, sedangkan penerima manfaat adalah kelompok tani dan/atau gapoktan yang bersedia melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan buah lainnya dan menerima bantuan melalui APBN-P TA 2017.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana Tugas Pembantuan Provinsi TA. 2017.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
274
5. Metode Pengembangan Kawasan Buah Lainnya
Metode pengembangan kawasan tanaman buah lainnya dilaksanakan melalui kegiatan yang mendukung peningkatan pengembangan kawasan buah yang meliputi komoditas manggis, durian, salak, jeruk, duku, kelengkeng, srikaya, belimbing, sukun, nenas, pisang dan pepaya di Kabupaten/ Kota penerima secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan tegalan dan/atau pekarangan milik petani dan atau lahan yang disewa oleh petani sebagai anggota kelompok tani berupa pembuatan kebun baru (perluasan areal) atau perbaikan mutu kebun (penataan kawasan, pengutuhan kawasan, rehabilitasi pemeliharaan lanjutan) dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran APBN-P TA. 2017.
Pengembangan kawasan buah lainnya dilaksanakan dengan melibatkan petugas pembina pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi, swasta, dan instansi yang menangani penyuluhan di tingkat Provinsi dan Kota, dan Dinas Pertanian Kota. Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan kawasan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Pelaksanaan kegiatan terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, dan dapat didukung oleh seluruh atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Persiapan (Identifikasi/koordinasi,dll) dengan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor per-22/pb/2013 tentang ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dilakukan secara periodik oleh pelaksana kegiatan. Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
275
gapoktan penerima manfaat dan calon lokasinya. Selain itu dana pada komponen ini dapat digunakan untuk pembuatan papan identitas dan sosialisasi melalui pertemuan koordinasi. Pertemuan koordinasi ditujukan untuk mengkoordinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, BPSB, serta pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian. Adapun kriteria penerima manfaat kawasan buah lainnya untuk APBNP TA 2017 adalah sebagai berikut ;
1. Penerima manfaat, kelompok tani/gabungan kelompok tani mengajukan permohonan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/ Provinsi yang selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Penerima manfaat merupakan penerima bantuan benih pada APBNP TA 2017
3. Penerima manfaat memiliki komitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga kebun dapat dipanen;
4. Penerima manfaat bersedia melaksanakan kegiatan kawasan buah lainnya sesuai bimbingan petugas dan petunjuk teknis.
(052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada Petani), dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), berupa pemberian sarana produksi yang diperlukan dan menjamin keberhasilan pengembangan kawasan buah, antara lain: pupuk organik, herbisida, pupuk anorganik dan sarana produksi lainnya sesuai kebutuhan petani, khusus untuk komoditas nenas dapat digunakan untuk penyediaan benih nenas bersertifikat dari BPSB.
Selain bantuan sarana produksi, alokasi anggaran dapat juga dimanfaatkan untuk fasilitasi pengadaan alat dan mesin pertanian dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
276
diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526112), seperti: hand sprayer, pompa air, dan lain sebagainya, dan/atau untuk jaringan irigasi dengan akun Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526114) yang digunakan untuk mendukung penerapan GAP dalam budidaya buah lainnya. Pilihan alokasi anggaran yang mendukung pengembangan kawasan buah ini, diharapkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapang, sesuai dengan Rencana Umum Kegiatan (RUK) Kebutuhan kelompok tani/gapoktan.
Kelompoktani penerima bantuan kawasan buah lainnya diharapkan dapat berkomitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga tanaman tersebut menghasilkan (dapat di panen).
Pelaksanaan pengadaan barang dalam rangka Fasilitasi Bantuan Kepada Petani dilakukan melalui pihak ketiga dengan penunjukan langsung dan/atau secara kontraktual/lelang berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan jasa dalam Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpes Nomor 70 Tahun 2012, Perpres Nomor 172 Tahun 2014, Perpres Nomor 4 Tahun 2015, dan sesuai dengan rencana kebutuhan pengadaan barang hasil CP/CL.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada Ketua Kelompok tani/Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat mengacu pada Petunjuk Khusus Mekanisme Serah Terima Barang Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2017.
Kebun-kebun yang dibangun melalui fasilitasi pengembangan kawasan ini harus ditandai titik-titik koordinatnya menggunakan GPS (Global Positioning System), dan kemudian titik koordinat tersebut harus dilaporkan kepada Direktorat Buah dan Florikultura.
(053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan, dengan jenis akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
277
per-22/pb/2013 tentang ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dilakukan secara periodik oleh pelaksana kegiatan.
B. PELAKSANAAN DI KABUPATEN/KOTA
Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota)
Kegiatan pengembangan kawasan buah lainnya di kabupaten/kota dilakukan melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Kabupaten/ Kota.
1. Lokasi
Kegiatan pengembangan kawasan buah lainnya (mangga, manggis, durian, salak, kelengkeng, pisang dan pepaya) pada Kabupaten/ Kota yang memiliki satker mandiri.
2. Output, Komponen
a. Output : (024) Pengembangan Kawasan Buah Lainnyab. Sub Output : (051) Persiapan (Identifikasi/Koordinasi) (052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada
Petani (053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang yang menangani pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, sedangkan penerima manfaat adalah kelompok tani dan/atau gapoktan yang bersedia melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan buah lainnya dan menerima bantuan melalui APBN-P TA 2017.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana Tugas Pembantuan Kabupaten/ Kota TA. 2017.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
278
5. Metode Pengembangan Kawasan Buah
Metode pengembangan kawasan buah lainnya dilaksanakan melalui kegiatan yang mendukung peningkatkan pengembangan kawasan tanaman buah di kabupaten/ kota secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan tegalan dan/atau pekarangan milik dan atau sewa oleh petani sebagai anggota kelompok tani berupa pembuatan kebun baru (perluasan areal) dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran TA. 2017.
Pengembangan kawasan buah dilaksanakan dengan melibatkan petugas pembina pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/ seksi Hortikultura, BPTPH, BPSB), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi, swasta, dan instansi yang menangani penyuluhan di tingkat Provinsi dan Kabupaten, dan Dinas Pertanian kabupaten/kota. Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan kawasan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Pelaksanaan kegiatan terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, dan dapat didukung oleh seluruh atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Persiapan (Identifikasi/koordinasi,dll) dengan akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor per-22/pb/2013 tentang ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dilakukan secara periodik oleh pelaksana kegiatan. Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan penerima manfaat dan calon lokasinya. Selain itu dana pada komponen ini dapat digunakan untuk pembuatanpapanidentitas dan pertemuan sosialisasi koordinasi. Pertemuan koordinasi ditujukan untuk mengkoordinasikan rancangan penetapan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
279
petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, BPSB, serta pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian. Adapun kriteria penerima manfaat kawasan buah lainnya untuk APBNP TA 2017 adalah sebagai berikut ;
1. Penerima manfaat, kelompok tani/ gabungan kelompok tani mengajukan permohonan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/Provinsi yang selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Penerima manfaat merupakan penerima bantuan benih pada APBNP TA 2017
3. Penerima manfaat memiliki komitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga kebun dapat dipanen;
4. Penerima manfaat bersedia melaksanakan kegiatan kawasan buah lainnya sesuai bimbingan petugas dan petunjuk teknis
(052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada Petani), dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), berupa pemberian sarana produksi yang diperlukan dan menjamin keberhasilan pengembangan kawasan buah, antara lain: pupuk organik, herbisida, pupuk anorganik dan sarana produksi lainnya sesuai kebutuhan petani.
Selain bantuan sarana produksi dan yang lainnya, alokasi anggaran dapat juga dimanfaatkan untuk fasilitasi pengadaan alat dan mesin pertanian dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526112), seperti: hand sprayer, gerobak dorong, pompa air, dan sebagainya, dan/atau untuk jaringan irigasi dengan akun Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526114) yang digunakan untuk mendukung penerapan GAP dalam budidaya kawasan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
280
buah lainnya. Pilihan alokasi anggaran yang mendukung pengembangan kawasan buah ini, diharapkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan riil petani di lapang sesuai dengan Rencana Umum Kegiatan (RUK) kebutuhan kelompok tani/gapoktan.
Kelompoktani penerima bantuan kawasan buah lainnya diharapkan dapat berkomitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga tanaman tersebut menghasilkan (dapat dipanen).
Pelaksanaan pengadaan barang dalam rangka Fasilitasi Bantuan Kepada Petani dilakukan melalui pihak ketiga (kontraktual) dengan cara penunjukan langsung dan/atau secara lelang berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan jasa dalam Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpes Nomor 70 Tahun 2012, Perpres Nomor 172 Tahun 2014, Perpres Nomor 4 Tahun 2015. Proses pengadaan dilakukan dengan mengacu pada hasil identifikasi dan koordinasi proses CP/CL.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Kabupaten kepada Ketua Kelompok tani/Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat mengacu pada Petunjuk Khusus Mekanisme Serah Terima Barang Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2017.
Kebun-kebun yang dibangun melalui fasilitasi pengembangan kawasan ini harus ditandai titik-titik koordinatnya menggunakan GPS (Global Positioning System), dan kemudian titik koordinat tersebut harus dilaporkan kepada Direktorat Buah dan Florikultura.
(053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan, dengan jenis akun Belanja Bahan (521211), dan/atau Belanja Perjalanan dengan mengacu Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor per-22/pb/2013 tentang ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap dilakukan secara periodik oleh pelaksana kegiatan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
281
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. Masukan (Input)
1. Dana APBN-P sebesar Rp. 18.952.500.000,-
2. Sumber Daya manusia (petugas, petani, pelaku usaha, praktisi)
3. Teknologi maju berbasis GAP dan SOP
4. Data dan Informasi
B. Keluaran (Output)
Terbentuknya kawasan buah lainnya seluas 1.910 Ha di 11 Provinsi, 36 Kabupaten/ Kota.
C. Hasil (Outcome)
1. Meningkatnya produksi buah nusantara.
2. Meningkatnya ketersediaan produk buah yang berkualitas dan berdaya saing.
D. Manfaat (Benefit)
Terbentuknya kawasan tanaman buah yang terintegrasi untuk memenuhi skala ekonomis.
E. Dampak (Impact)
Meningkatnya kesejahteraan petani, dampak berganda positif (multiplier effect) dari pertumbuhan wilayah dan ketersediaan produk pangan bergizi di Indonesia.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
283
II. KAWASAN JERUK (5886.027)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
285
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jeruk merupakan komoditas yang telah ditetapkan menjadi komoditas strategis melalui Kepmentan No.45 Tahun 2015 tentang Penetapan Kawasan Jeruk, Cabai dan Bawang. Jeruk merupakan sumber vitamin dan mineral bagi masyarakat dengan nilai jual yang cukup stabil, dan telah memberikan kontribusi yang cukup baik bagi pendapatan petani Indonesia. Kesesuaian agroklimat memberikan keunggulan bagi komoditas jeruk untuk dapat berbuah dalam periode yang cukup panjang dalam setahun sehingga ketersediaan selalu ada. Kebutuhan masyarakat akan produk jeruk segar yang terus meningkat, serta ancaman penetrasi pasar jeruk impor di pasar lokal, menjadi alasan Direktorat Jenderal Hortikultura untuk terus melakukan pengembangan kawasan.
Sejalan dengan kegiatan Direktorat Buah dan Florikultura, maka salah satu target kinerja yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura adalah terbangunnya kawasan sentra produksi tanaman jeruk dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dan substitusi impor. Kawasan jeruk adalah merupakan satu kesatuan pewilayahan komoditas unggulan dengan memperhatikan kesamaan wilayah dengan kesamaan ekosistem dan disatukan oleh fasilitas infrastruktur ekonomi yang sama dalam membentuk kawasan yang berisi berbagai usaha mulai dari penyediaan sarana produksi, budidaya, penanganan dan pengolahan pascapanen dan pemasaran serta berbagai kegiatan pendukung lainnya.
Pengembangan kawasan diarahkan untuk terbentuknya suatu wilayah sentra produksi yang membentuk klaster usaha agribisnis jeruk yang terintegrasi. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya sasaran dan harapan tersebut, maka dalam pelaksanaanya didukung dengan adanya identifikasi, sosialisasi, pembinaan, pendampingan, pelatihan peningkatan kapabilitas, hingga monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
286
Melalui Pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan Buah diharapkan akan terjalin sinergisme (network) antar sentra produksi jeruk sehingga dapat menjamin kesinambungan pasokan jeruk ke pasar baik dalam negeri maupun luar negeri melalui usaha tani dengan skala ekonomis yang berorientasi pada upaya meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga dapat mencapai sasaran produksi dan produktivitas yang telah ditetapkan.
produksi dan produktivitas sehingga dapat mencapai sasaran produksi dan produktivitas yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Jeruk memerlukan partisipasi seluruh stake holder terkait baik di pusat maupun daerah termasuk dari luar sektor pertanian. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya menggalang dukungan dan peran serta berbagai pihak termasuk pelaku usaha (swasta), perguruan tinggi, lembaga sosial, pemerhati, maupun petani/masyarakat agar secara sinergi dapat berperan aktif dalam upaya pengembangan kawasan. Disamping itu perlu dilakukan sosialisasi program kawasan yang jelas agar mampu menyatukan semua potensi serta dana di kawasan tersebut. Agar pelaksanaan program Pengembangan Kawasan Jeruk ini dapat berjalan sesuai dengan harapan dan target yang ditetapkan, diperlukan suatu pedoman pelaksanaan Pengembangan Kawasan yang terintegrasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan adalah untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya sentra produksi jeruk yang berkelanjutan.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan kawasan jeruk melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi dalam bentuk perbaikan mutu pengelolaan kebun.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
287
BAB IIPELAKSANAAN
A. Pelaksanaan di Provinsi
A.1. Tugas Pembantuan Provinsi
Kegiatan pengembangan kawasan jeruk dilakukan melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi untuk Kabupaten/ Kota yang tidak memiliki satker mandiri.
1. Lokasi
Kegiatan pengembangan kawasan buah dalam bentuk pengembangan kawasan jeruk. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kabupaten yang alokasi anggarannya tidak mencukupi untuk menjadi satker mandiri sehingga melalui Satker Dinas Pertanian Provinsi
2. Output, Komponen
a. Output : (027) Pengembangan Kawasan Jerukb. Sub Output : (051) Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi (052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada
Petani)
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang yang menangani pengembangan hortikultura di tingkat kabupaten/ kota yang dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Provinsi dengan penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, sedangkan penerima manfaat adalah kelompok tani dan/atau gapoktan yang menerima bantuan benih jeruk yang diseleksi oleh Dnas Pertanian setempat.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
288
4. Metode Pengembangan Kawasan Jeruk
Metode pengembangan kawasan tanaman jeruk dilaksanakan melalui kegiatan yang mendukung peningkatan pengembangan kawasan tanaman jeruk di provinsi/Kabupaten/ Kota secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Pengembangan kawasan tanaman jeruk dilakukan pada lahan tegalan dan/atau pekarangan milik petani dan atau lahan yang disewa oleh petani sebagai anggota kelompok tani berupa pembuatan kebun baru (perluasan areal, penumbuhan dan pengutuhan kawasan) atau perbaikan mutu kebun (penataan kawasan, intensifikasi, rehabilitasi pemeliharaan lanjutan) dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran APBN-P TA. 2017.
Pengembangan kawasan tanaman jeruk dilaksanakan dengan melibatkan petugas pembina pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi, swasta, dan instansi yang menangani penyuluhan di tingkat Provinsi dan Kota, dan Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota.
Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan kawasan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Pelaksanaan kegiatan terdiri atas komponen pendukung (051) Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi dan komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan penerima manfaat dan calon lokasinya. Rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dikoordinasikan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, BPSB, serta pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian. Adapun kriteria penerima
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
289
manfaat kawasan jeruk untuk APBNP TA 2017 adalah sebagai berikut ;
1. Penerima manfaat, kelompok tani/ gabungan kelompok tani mengajukan permohonan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/ Provinsi yang selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Penerima manfaat merupakan penerima bantuan benih jeruk pada APBNP TA 2017
3. Penerima manfaat memiliki komitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga kebun dapat dipanen;
4. Penerima manfaat bersedia melaksanakan kegiatan kawasan jeruk sesuai bimbingan petugas dan petunjuk teknis.
(052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada Petani), dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115) berupa pemberian sarana produksi yang diperlukan dan menjamin keberhasilan pengembangan kawasan jeruk, antara lain: pupuk organik, herbisida, pupuk anorganik dan sarana produksi lainnya sesuai kebutuhan petani.
Selain bantuan sarana produksi dan yang lainnya, alokasi anggaran dapat juga dimanfaatkan untuk fasilitasi pengadaan alat dan mesin pertanian dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526112), seperti: pompa air, dan lain sebagainya. Pilihan alokasi anggaran yang mendukung pengembangan kawasan buah ini, diharapkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapang, sesuai dengan Rencana Umum Kegiatan (RUK) kebutuhan kelompok tani/gapoktan.
Kelompoktani penerima bantuan kawasan jeruk diharapkan dapat berkomitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga tanaman tersebut menghasilkan (dapat dipanen).
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
290
Pelaksanaan pengadaan barang dalam rangka Fasilitasi Bantuan Kepada Petani dilakukan melalui pihak ketiga dengan penunjukan langsung dan/atau secara kontraktual/lelang berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan jasa dalam Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpes Nomor 70 Tahun 2012, Perpres Nomor 172 Tahun 2014, Perpres Nomor 4 Tahun 2015, dan sesuai dengan rencana kebutuhan pengadaan barang hasil CP/CL.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada Ketua Kelompok tani/Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat mengacu pada Petunjuk Khusus Mekanisme Serah Terima Barang Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2017.
Kebun-kebun yang dibangun melalui fasilitasi pengembangan kawasan ini harus ditandai titik-titik koordinatnya menggunakan GPS (Global Positioning System), dan kemudian titik koordinat tersebut harus dilaporkan kepada Direktorat Buah dan Florikultura (melalui email subdit_merambat@yahoo.com).
B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
B.1. Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota)
Kegiatan pengembangan kawasan jeruk APBN-P Tahun 2017 dilakukan melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang memiliki satker mandiri.
1. Lokasi
Kegiatan pengembangan kawasan buah dalam bentuk pengembangan kawasan jeruk. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kabupaten yang alokasi anggarannya memenuhi untuk menjadi satker mandiri.
2. Output, Komponen
a. Output : (027) Pengembangan Kawasan Jerukb. Komponen : (051) Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi (052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada
Petani)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
291
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang yang menangani pengembangan hortikultura di tingkat kabupaten/kota dengan penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sedangkan penerima manfaat adalah kelompok tani dan/atau gapoktan yang menerima bantuan benih jeruk melalui APBN-P TA 2017.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota TA. 2017.
5. Metode Pengembangan Kawasan Jeruk
Metode pengembangan kawasan jeruk dilaksanakan melalui kegiatan yang mendukung peningkatan pengembangan kawasan jeruk di kabupaten/kota secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Pengembangan kawasan tanaman jeruk dilakukan pada lahan tegalan dan/atau pekarangan milik petani dan atau lahan yang disewa oleh petani sebagai anggota kelompok tani berupa pembuatan kebun baru (perluasan areal, penumbuhan dan pengutuhan kawasan) atau perbaikan mutu kebun (penataan kawasan, intensifikasi, rehabilitasi pemeliharaan lanjutan) dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran APBN-P TA. 2017.
Pengembangan kawasan jeruk dilaksanakan dengan melibatkan petugas pembina pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/ seksi, BPTPH, BPSB), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi, dan instansi yang menangani penyuluhan di tingkat Provinsi dan Kabupaten, dan Dinas Pertanian kabupaten/kota. Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pengembangan kawasan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Pelaksanaan kegiatan terdiri atas komponen pendukung (051) Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi dan komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
292
dan atau gapoktan penerima manfaat dan calon lokasinya. Rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dikoordinasikan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, BPSB, serta pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian. Adapun kriteria penerima manfaat kawasan jeruk untuk APBNP TA 2017 adalah sebagai berikut ;
1. Penerima manfaat, kelompok tani/ gabungan kelompok tani mengajukan permohonan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/ Provinsi yang selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Penerima manfaat merupakan penerima bantuan benih jeruk pada APBNP TA 2017
3. Penerima manfaat memiliki komitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga kebun dapat di panen;
4. Penerima manfaat bersedia melaksanakan kegiatan kawasan jeruk sesuai bimbingan petugas dan petunjuk teknis.
(052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada Petani), dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115) berupa pemberian sarana produksi yang diperlukan dan menjamin keberhasilan pengembangan kawasan jeruk, antara lain: pupuk, agensia hayati, dan sebagainya.
Kelompoktani penerima bantuan pengembangan kawasan jeruk diharapkan dapat berkomitmen untuk melakukan pemeliharaan hingga tanaman tersebut menghasilkan (dapat dipanen).
Untuk pengembangan kawasan jeruk, selain bantuan sarana produksi dan yang lainnya, alokasi anggaran dapat juga dimanfaatkan untuk pengadaan alat dan mesin pertanian dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
293
kepada Masyarakat/Pemda (526112), seperti: electric sprayer, mesin potong rumput, dan sebagainya, yang diperlukan untuk terwujudnya kebun jeruk sehat. Pilihan alokasi anggaran yang mendukung pengembangan kawasan buah ini, diharapkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapang. Khusus untuk kegiatan pemeliharaan/peningkatan mutu/penataan kebun jeruk, alokasi anggaran tidak termasuk komponen benih, tetapi lebih difokuskan pada penyediaan pupuk, dan/atau sarana produksi lainnya, dan/atau sarana budidaya.
Dalam pengembangan kebun buah skala orchard, selain dapat dimanfaatkan untuk sarana produksi seperti tersebut di atas, alokasi anggaran dapat juga dimanfaatkan untuk pengadaan alat dan mesin pertanian dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526112), seperti: hand sprayer, gerobak dorong, pompa air, dan sebagainya, yang digunakan agar penerapan GAP dapat terwujud secara utuh; dan/atau untuk pembangunan saung tani dengan akun Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526113); dan/atau untuk pembangunan jalan, dan jaringan irigasi dengan akun Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk diserahkan kepada Masyarakat/ Pemda; dan belanja lainnya yang mendukung pengembangan kawasan kebun orchard. Pelaksanaan pengadaan barang dalam rangka Fasilitasi Bantuan kepada Petani dilakukan melalui pihak ketiga dengan penunjukan langsung dan/atau secara kontraktual/lelang berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan jasa dalam Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpes Nomor 70 Tahun 2012, Perpres Nomor 172 Tahun 2014, Perpres Nomor 4 Tahun 2015, dan sesuai dengan rencana kebutuhan pengadaan barang hasil CP/CL.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada Ketua Kelompok tani/Gapoktan/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur melalui Petunjuk Khusus Mekanisme Serah Terima Barang Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2017.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
294
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. Masukan (Input)
1. Dana APBN-P sebesar Rp. 12.250.000.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha, praktisi)
3. Teknologi maju berbasis GAP dan SOP
4. Data dan Informasi
B. Keluaran (Output)
Terbentuknya kawasan jeruk seluas 1.225 Ha melalui APBN-P TA 2017 di 7 Provinsi, 11 Kabupaten/Kota.
C. Hasil (Outcome)
1. Meningkatnya produksi jeruk nusantara.
2. Meningkatnya ketersediaan jeruk yang berkualitas dan berdaya saing.
D. Manfaat (Benefit)
Terbentuknya kawasan jeruk yang terintegrasi untuk memenuhi skala ekonomis.
E. Dampak (Impact)
Meningkatnya kesejahteraan petani, dampak berganda positif (multiplier effect) dari pertumbuhan wilayah dan ketersediaan produk pangan bergizi di Indonesia
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
295
III. SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA (5886.055)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
297
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karakteristik khusus dari komoditas buah pada umumnya adalah mudah rusak (perishable) dan sangat mudah terpengaruh oleh kondisi iklim mikro. Oleh karena itu, untuk menghasilkan produk hortikultura yang berkualitas dengan mutu yang baik, segar, dan aman konsumsi perlu upaya penanganan yang baik dan konsisten sepanjang rantai produksi mulai dari penyiapan lahan hingga ke tahap panen. Hal ini dapat dicapai dengan penerapan budidaya yang baik (Good Agricultural Practices/GAP).
Pelaksanaan penerapan GAP perlu didukung oleh ketersediaan sarana prasarana yang tepat dan memadai. Pemilihan dan penggunaan sarana dan prasarana yang tepat akan menghasilkan produk yang memiliki nilai jual dan daya saing yang tinggi.
Saat ini penerapan GAP masih belum sepenuhnya dilakukan oleh petani, hal ini disebabkan oleh masih belum dipahaminya arti penting GAP di dalam perdagangan serta kendala akibat terbatasnya sarana prasarana budidaya. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan buah bermutu dan aman konsumsi, diperlukan fasilitasi sarana dan prasarana budidaya untuk menunjang penerapan GAP oleh petani pelaku.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana budidaya adalah mendorong bertumbuhkembangnya usaha agribisnis komoditas hortikultura strategis khususnya buah-buahan yang memperhatikan mutu dan keamanan konsumsi secara berkesinambungan pada sistem budidaya.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya pengembangan agroindustri buah berbasis kawasan secara utuh dari hulu hingga hilir melalui fasilitasi sarana dan prasarana.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
298
BAB IIPELAKSANAAN
Pelaksanaan di Pusat
Kegiatan Fasilitasi Sarana dan Prasarana Budidaya dilakukan melalui Satker Direktorat Jenderal Hortikultura
1. Lokasi
Kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana budidaya ini dilaksanakan melalui Satker Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Output, Komponen
a. Output : (055) Sarana dan Prasarana Budidayab. Sub Output : (052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada
Petani)
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Buah dan Florikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura sedangkan penerima manfaat adalah diutamakan kelompok tani dan/atau gapoktan yang menerima bantuan pengembangan komoditas hortikultura melalui APBN-P TA 2017.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui Satker Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Fasilitasi Sarana Prasarana Budidaya Tanaman Buah dilaksanakan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas buah bermutu dan berdaya saing.
Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam Fasilitasi Sarana dan Prasarana Budidaya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Hortikultura selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
299
Pelaksanaan kegiatan terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan, dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan penerima manfaat dan calon lokasinya. Rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dikoordinasikan dan di verifikasi dengan melibatkan petugas Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi (untuk dana TP Provinsi) dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (untuk dana TP Kabupaten/Kota). Selanjutnya kelompok tani dan lokasi penerima manfaat ditetapkan berdasarkan usulan Kepala Dinas yang membidangi Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun kriteria penerima bantuan sarana prasarana budidaya untuk APBNP TA 2017 adalah sebagai berikut ;
1. Penerima manfaat atau kelompok tani/ gabungan kelompok tani mengajukan permohonan melalui Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/ Provinsi
2. Penerima manfaat diutamakan merupakan kelompok tani/ gabungan kelompok tani yang menerima bantuan kawasan APBNP TA 2017
3. Penerima manfaat berkomitmen menggunakan sarana prasarana yang diberikan dan merawat dengan baik sarana prasarana dimaksud.
(052) Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan), dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115) dan atau Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526311) berupa knapsack sprayer/handsprayer pengendali OPT.
Selain itu, alokasi anggaran juga dimanfaatkan untuk fasilitasi pengadaan alat dan mesin pertanian dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526112), seperti pompa air.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
300
Kelompoktani penerima bantuan sarana dan prasarana budidaya ini diharapkan dapat menggunakan alat yang diberikan untuk budidaya buah.
Pelaksanaan pengadaan barang dalam rangka Fasilitasi Bantuan Kepada Petani dilakukan oleh pihak ketiga dengan penunjukan langsung melalui sistim e-katalog berdasarkan ketentuan pengadaan barang dan jasa sesuai Perpres Nomor 54 tahun 2010 beserta perubahannya.
Serah terima barang dari Direktorat Jenderal Hortikultura kepada Dinas Pertanian Provinsi/ Kabupaten/Kota dan dilengkapi dengan BAST yang ditandatangani oleh pihak ketiga (yang menyerahkan barang) dan petugas penerima barang/pekerjaan dari Dinas Pertanian setempat.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
301
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 299
Lampiran 1. Format Berita Acara Serah Terima Barang /Hasil Pekerjaan (contoh)
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG/HASIL PEKERJAAN
Nomor : ............................................
Pada hari ini .............. tanggal .................... bulan ................... tahun Dua ribu Tujuh belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama :
Jabatan : a/n Direktur PT. .......................
Alamat :
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA atau yang MENYERAHKAN Barang/Hasil Pekerjaan
II. Nama/NIP : ........................................
Jabatan : Pejabat Penerima Barang/HasilPekerjaan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ......................
Alamat : .......................................
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA/Bertindak selaku Pejabat Penerima Barang/Hasil Pekerjaan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ................. sesuai dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran No. .............. Tanggal .................
Pihak Kedua telah menerima barang/hasil pekerjaan dari Pihak Pertama dalam kondisi baik dengan jumlah yang cukup sesuai dengan rincian berikut:
Contoh : Rincian barang yang diserahterimakan:
No Nama Barang Spesifikasi Jumlah Keterangan
1 Pompa 3" Merek ..........................
- ................
- ................
10 dalam keadaan baik dan lengkap
Demikian Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan ini dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal tersebut diatas, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA
Pejabat Penerima Barang/Hasil Pekerjaan
PIHAK PERTAMA Yang menyerahkan,
Ibnu Sinaga, S.Sos .......... NIP. 19750605 200212 1 001 a/n Direktur PT. .......
Mengetahui :
Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Jenderal Hortikultura
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
302
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 300
Asril Aminulah, SP NIP. ............................
Lampiran 2. Kegiatan Pengembangan Kawasan Jeruk dan Buah Lainnya Tabel 1. Kegiatan Pengembangan Kawasan Buah APBN-P Tahun 2017
No Sub Kegiatan Volume
1. Pengembangan Kawasan Buah lainnya 1.910 Ha 2. Pengembangan Kawasan Jeruk 1.225 Ha
Tabel 2. Kegiatan Fasilitasi Sarana dan Prasarana Budidaya Hortikultura
No Sub Kegiatan Unit Cost
1. Pompa Air 3 inch dan kelengkapannya Rp. 8.500.000,-
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 301
Lampiran 3. Daftar Lokasi Pengembangan Kawasan Buah APBNP 2017 Tabel 1. Daftar Lokasi Pengembangan Kebun Buah APBNP TA. 2017 Tugas
Pembantuan Provinsi
No Provinsi Kabupaten/ Kota Komoditas Volume (HA)
1. Jawa Barat Bogor Pepaya 25 Bandung Barat Jeruk 100 2. Jawa Tengah Blora Jeruk 50
Semarang Durian 50 Wonosobo Salak 10 3. Jawa Timur Trenggalek Durian 50
Tuban Kelengkeng 15 Lamongan Mangga 35 Lengkeng 35 4. Lampung Pesawaran Jeruk 50 Kelengkeng 15 Lampung Utara Jeruk 75 Mesuji Jeruk 50 Way Kanan Belimbing 25 Lampung Barat Kelengkeng 15 Lampung Timur Pepaya 25 5. Sumatera Barat Lima Puluh Kota Jeruk 75
Padang Pariaman Manggis 75 Sijunjung Manggis 50 Pasaman Salak 10 6. Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Duku 25
Prabumulih Nenas 25 7. Kalimantan Timur Kutai Kertanegara Manggis 25
Paser Salak 15 Kutai Timur Pisang 30 8. Bali Karangasem Salak 15
9. Papua Barat Sorong, Kota Sorong
dan Manokwari Sukun 30
10 Kalimantan Barat Kubu Raya Nenas 50
Mempawah Nenas 50
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
303
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 301
Lampiran 3. Daftar Lokasi Pengembangan Kawasan Buah APBNP 2017 Tabel 1. Daftar Lokasi Pengembangan Kebun Buah APBNP TA. 2017 Tugas
Pembantuan Provinsi
No Provinsi Kabupaten/ Kota Komoditas Volume (HA)
1. Jawa Barat Bogor Pepaya 25 Bandung Barat Jeruk 100 2. Jawa Tengah Blora Jeruk 50
Semarang Durian 50 Wonosobo Salak 10 3. Jawa Timur Trenggalek Durian 50
Tuban Kelengkeng 15 Lamongan Mangga 35 Lengkeng 35 4. Lampung Pesawaran Jeruk 50 Kelengkeng 15 Lampung Utara Jeruk 75 Mesuji Jeruk 50 Way Kanan Belimbing 25 Lampung Barat Kelengkeng 15 Lampung Timur Pepaya 25 5. Sumatera Barat Lima Puluh Kota Jeruk 75
Padang Pariaman Manggis 75 Sijunjung Manggis 50 Pasaman Salak 10 6. Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Duku 25
Prabumulih Nenas 25 7. Kalimantan Timur Kutai Kertanegara Manggis 25
Paser Salak 15 Kutai Timur Pisang 30 8. Bali Karangasem Salak 15
9. Papua Barat Sorong, Kota Sorong
dan Manokwari Sukun 30
10 Kalimantan Barat Kubu Raya Nenas 50
Mempawah Nenas 50
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 301
Lampiran 3. Daftar Lokasi Pengembangan Kawasan Buah APBNP 2017 Tabel 1. Daftar Lokasi Pengembangan Kebun Buah APBNP TA. 2017 Tugas
Pembantuan Provinsi
No Provinsi Kabupaten/ Kota Komoditas Volume (HA)
1. Jawa Barat Bogor Pepaya 25 Bandung Barat Jeruk 100 2. Jawa Tengah Blora Jeruk 50
Semarang Durian 50 Wonosobo Salak 10 3. Jawa Timur Trenggalek Durian 50
Tuban Kelengkeng 15 Lamongan Mangga 35 Lengkeng 35 4. Lampung Pesawaran Jeruk 50 Kelengkeng 15 Lampung Utara Jeruk 75 Mesuji Jeruk 50 Way Kanan Belimbing 25 Lampung Barat Kelengkeng 15 Lampung Timur Pepaya 25 5. Sumatera Barat Lima Puluh Kota Jeruk 75
Padang Pariaman Manggis 75 Sijunjung Manggis 50 Pasaman Salak 10 6. Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Duku 25
Prabumulih Nenas 25 7. Kalimantan Timur Kutai Kertanegara Manggis 25
Paser Salak 15 Kutai Timur Pisang 30 8. Bali Karangasem Salak 15
9. Papua Barat Sorong, Kota Sorong
dan Manokwari Sukun 30
10 Kalimantan Barat Kubu Raya Nenas 50
Mempawah Nenas 50
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
304
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 302
Tabel 2. Daftar Lokasi Pengembangan Kebun Buah APBNP TA. 2017 Tugas Pembantuan Kabupaten/ Kota
No Provinsi Kabupaten/ Kota Komoditas Volume (HA) 1. Jawa Barat Sumedang Mangga 75
Cirebon Mangga 75 Pepaya 25 Majalengka Mangga 75 Sukabumi Manggis 50 Pisang 30 Cianjur Manggis 50 Pisang 30 Bandung Jeruk 75
2. Jawa Tengah Pati Durian 50 Banjarnegara Salak 10
3. Jawa Timur Malang Jeruk 100 Pepaya 25 Banyuwangi Durian 100 Lumajang Salak 15 Gresik Srikaya 25 Durian 10
4. Lampung Tanggamus Manggis 75 Kelengkeng 15 Lampung Selatan Durian 75 Kelengkeng 15 Pisang 30
5. Sumatera
Barat
Agam Jeruk 50
Manggis 50 Durian 50
6. Sulawesi
Selatan
Bone Mangga 75
Pisang 30 Jeneponto Mangga 25 Bantaeng Mangga 50
7. Bali Buleleng Jeruk 100 Tabanan Manggis 75
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 302
Tabel 2. Daftar Lokasi Pengembangan Kebun Buah APBNP TA. 2017 Tugas Pembantuan Kabupaten/ Kota
No Provinsi Kabupaten/ Kota Komoditas Volume (HA) 1. Jawa Barat Sumedang Mangga 75
Cirebon Mangga 75 Pepaya 25 Majalengka Mangga 75 Sukabumi Manggis 50 Pisang 30 Cianjur Manggis 50 Pisang 30 Bandung Jeruk 75
2. Jawa Tengah Pati Durian 50 Banjarnegara Salak 10
3. Jawa Timur Malang Jeruk 100 Pepaya 25 Banyuwangi Durian 100 Lumajang Salak 15 Gresik Srikaya 25 Durian 10
4. Lampung Tanggamus Manggis 75 Kelengkeng 15 Lampung Selatan Durian 75 Kelengkeng 15 Pisang 30
5. Sumatera
Barat
Agam Jeruk 50
Manggis 50 Durian 50
6. Sulawesi
Selatan
Bone Mangga 75
Pisang 30 Jeneponto Mangga 25 Bantaeng Mangga 50
7. Bali Buleleng Jeruk 100 Tabanan Manggis 75
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
305
PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN APBN-P TAHUN 2017PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
HASIL HORTIKULTURA(5887)
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA2017
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
307
I. BANGSAL PASCAPANEN
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
309
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pengembangan produk hortikultura yang bermutu dan berdaya saing di pasar domestik dan internasional, selain penerapan budidaya yang baik dan benar (Good Agricultural Practices/GAP), juga diperlukan penanganan pascapanen yang baik dan benar (Good Handling Practices/GHP). Kegiatan pascapanen produk hortikultura merupakan salah satu kegiatan dalam usahatani yang perlu mendapat perhatian, karena menyangkut kehilangan hasil baik dalam bobot maupun mutu. Diperkirakan menurut FAO tahun 1979 tingkat kerusakan dapat mencapai 30-50% bila penanganan saat panen kurang tepat. Sebaliknya, apabila ditangani secara baik dan benar, perlakuan pascapanen dapat memperpanjang kesegaran, mencegah menurunnya mutu hasil panen, menekan tingkat kehilangan hasil, memperpanjang umur simpan, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Penanganan pascpanen hortikultura merupakan salah satu mata rantai dalam pencapaian standar mutu produk hortikultura. Aneka ragam produk hortikultura sebelum dipasarkan ke berbagai pasar atau dijual langsung kepada konsumen, perlu mengalami perlakuan penyiapan yang pada umumnya dilakukan di bangsal pascapanen (packing house).
Kegiatan penanganan pascapanen hortikultura masih dilakukan di tempat yang kurang memadai, bukan di bangsal/gudang pascapanen. Keterbatasan pengetahuan pascapanen di Indonesia menyebabkan banyak pelaku usaha hortikultura yang belum melakukan praktek-praktek penanganan hasil panen di bangsal pascapanen yang memadai.
Tahapan kegiatanpascapanen untuk setiap jenis komoditas hortikultura memerlukan penanganan yang berbeda sesuai karakter masing-masing dan secara umum. yang dilakukan di bangsal pascapanen antara lain sebagai berikut: penerimaan pasokan produk, pembongkaran muatan, diangin-anginkan (curring), pemeriksaan, dan pencatatan pasokan; sortasi (pemilahan produk); perompesan (trimming), pembersihan atau
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
310
pencucian; pengkelasan (grading); perlakuan dengan fungisida (pilihan); pelilinan (waxing); pengepakan (packaging); fumigasi, pemeraman, yang merupakan beberapa perlakuan tambahan sebelum atau sesudah pengepakan; dan penyimpanan sebelum pengangkutan.
Walaupun semua kegiatan berlangsung di dalam suatu ruangan, tetapi pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut perlu dilakukan secara teratur. Untuk itu perlu dibuat tata ruang dan tata letak yang baik, sehingga efisien dalam pergerakan barang.
Menyadari akan hal tersebut, Ditjen Hortikultura melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura memfasilitasi terbangunnya bangsal pascapanen di beberapa sentra produksi hortikultura, baik sayuran, buah, tanaman obat maupun florikultura.
Khusus kegiatan APBN-P 2017 diprioritaskan untuk penanganan pascapanen Cabai dan Bawang Merah dan komoditas hortikultura strategis lainnya .
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan adalah menyediakan bangsal/gudang pascapanen tidak berpendingin di kawasan hortikultura.
Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya bangsal pascapanen/ gudang tidak perpendingin adalah meningkatnya kegiatan penanganan pascapanen terutama cabe dan bawang maupun hortikultura lainnya di kawasan hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
311
BAB IIPELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Daerah
Kegiatan Fasilitasi Prasarana Pascapanen berupa bangunan gudang / bangsal pasca panen dilaksanakan oleh Satker Dinas Provinsi/ Kabupaten yang menangani kegiatan pascapanen hortikultura.
Persiapan : Petugas Dinas Pertanian untuk mengidentifikasi calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan/lembaga usaha hortikultura penerima manfaat dan calon lokasinya.
Untuk dana TP kab/kota, CPCL ditetapkan oleh kepala dinas kabupaten / kota selaku KPA.
Bila merupakan dana TP provinsi, CPCL diusulkan oleh Dinas Pertanian kab/kota kepada Dinas Pertanian Provinsi, dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi selaku KPA.
Petugas Dinas melakukan konsultasi perencana dan pengawasan kegiatan pengadaan bangunan gudang / bangsal pascapanen hortikultura.
Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan) sarana pascapanen, dengan akun Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526113) berupa bagunan gudang / bangsal pascapanen hortikultura. Proses pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga secarakontraktual sesuai dengan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012, Perpres Nomor 172 Tahun 2014, Perpres Nomor 4 Tahun 2015.
Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis membuat rencanarencana kebutuhan dan spesifikasi bangsal pasca panen panen/gudang tidak berpendingin yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada Ketua Kelompok tani/Gapoktan selaku penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
312
Dinas pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota mengusulkan proposal prasarana pascapanen APBN-P 2017 berupa gudang/bangsal pascapanen kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura penerima APBN-P 2017gudang/bangsal pascapanen wajib memanfaatkan, memelihara dan menyediakan biaya operasionalnya.
Pembinaan/pendampingan/bimbingan teknis, Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan pembinaan/ pendampingan/bimbingan teknis, monev dan laporan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
B. Lokasi
Fasilitasi prasarana pascapanen hortikultura ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan kawsan / sentra produksi hortikultura. Lokasi kegiatan adalah Jawa Barat yaitu Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung.
C. Output/Komponen
a. Output : Prasarana Pascapanen (Bangunan Gedung / Bangsal Pascapanen)
b. Sub Output : Persiapan Identifikasi/Koordinasi/ Sosialisasi
: Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada Petani)
: Monitoring/Pembinaan/Monev
D. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan di daerah oleh Dinas Pertanian Provinsi atau Dinas Kabupaten yang menangani kegiatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.
E. Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah kelompoktani/gapoktan/kelembagaan hortikultura, koperasi yang menangani pascapanen di lokasi kawasan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
313
hortikultura. Fasilitasi Bantuan diberikan dalam bentuk bangunan berupa bangsal pasca panen/gudang tidak berpendingin. Sebagai contoh: RAB dan Spesifikasi gudang / bangsal pascapanen dapat dilihat pada lampiran.
Spesifikasi bangsal pasca panen merupakan pengadaan fisik serta komponen pendukungnya berupa instalasi listrik dan air. Sedangkan penyediaan lahan, ijin mendirikan bangunan dan biaya operasional menjadi tanggung jawab penerima manfaat.
Persyaratan pembangunan bangsal pasca panen panen/gudang tidak berpendingin antara lain:
a) Lokasi mudah dijangkau baik dari sisi jarak dari kebun ke bangsal/gudang pascapanen baik bangsal pasca panen panen/gudang tidak berpendinginserta tidak menyalahi peruntukan lahan.
b) Status lahan adalah milik kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha, apabila lahan bukan merupakan milik kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha, perlu dibuat kesepakatan atau surat keterangan dari kepala desa dan atau camat.
c) Kelompok tani/gapoktan / lembaga usaha hortikultura/ koperasi dan lokasi yang ditetapkan sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten dan disahkan dalam bentuk SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten atau Dinas Pertanian Provinsi sesuai dengan kewanangannya selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
d) Kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha yang sudah direkomendasi dapat diganti dengan kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha lain karena alasan khusus (force majeure).
e) Bangsal pascapanen diprioritaskan untuk komoditas cabai dan bawang merah atau komoditas hortikultura lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
f) Kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha selaku penerima manfaat diutamakan sudah memiliki jaringan pemasaran dan atau bermitra dengan pelaku usaha.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
314
F. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana dekonsentrasi pada Satker Dinas Pertanian Provinsi atau tugas pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Dinas Pertanian Kabupaten.
G. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura beserta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Tujuan Monitoring, evaluasi dan pelaporan adalah untuk mengetahui/memantau perkembangan kegiatan pascapanen hortikultura, memantau apakah kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana pascapanen yang diberikan telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, serta mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura penerima bantuan sarana dan prasarana pascapanen hortikultura.
Pelaporan dilakukan melalui pembuatan laporan realisasi fisik dan keuangan secara berkala paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan dikirimkan secara resmi kepada Direktur Jenderal Hortikultura, cq Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi, Direktorat Jenderal Hortikultura dan email monev.horti@gmail.com, Cc ke datinhorti@gmail.com dan perbendaharaan_horti@yahoo.com.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
315
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBN sebesar Rp.400.000.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
Terlaksananya kegiatan penyediaan bangsal pascapanen hortikultura sebanyak 2 unit gudang/bangsal pascapanen di Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung).
C. Hasil
Meningkatnya ketersediaan bangsal pascapanen untuk penanganan pascapanen produk hortikultura sesuai prinsip-prinsip penanganan pascapanen yang baik dan benar (GHP).
D. Manfaat
Menurunkan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu produk hortikultura.
E. Dampak
Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
316
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 312
BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBN sebesar Rp.400.000.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
Terlaksananya kegiatan penyediaan bangsal pascapanen hortikultura sebanyak 2
unitgudang/bangsal pascapanen di Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi dan
Kabupaten Bandung).
C. Hasil
Meningkatnya ketersediaan bangsal pascapanen untuk penanganan pascapanen
produk hortikultura sesuai prinsip-prinsip penanganan pascapanen yang baik dan benar
(GHP).
D. Manfaat
Menurunkan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu produk hortikultura. E. Dampak
Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura.
Tabel. 1. Contoh RAB Gudang / Bangsal Pascapanen
Pagu 200.000.000
Rincian Belanja
1 Pengawas (5%) 10.000.000
2 Perencana (6,67%) 13.340.000
3 PPn (10%) 20.000.000 Jumlah Belanja Non Fisik (1+2+3) 43.340.000
4 Bangunan Fisik 156.660.000 Keterangan :
Ukuran bangunan dan biaya satuan per meter persegi disesuaikan dengan
kondisi wilayah masing-masing (atau sekitar 75m2)
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 313
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Gudang /Bangsal Pascapanen
No Uraian Spesifikasi gudang/bangsal pascapanen
1 Pondasi Tiang Pancang+Pile Cap+Sloof Beton Bertulang
2 Kontruksi Bangunan Rangka Baja
3 Dinding Pasangan Bata + Plester + Aci + Cat, Tinggi Plafon 3,5
meter
4 Atap Zincalume diberi atap transparan polycarbonate untuk
penerangan matahari langsung)
5 Rangka Atap Ranjang Baja
6 Lantai Gudang Beton, Tebal 15cm
7 Carport/Oudoor
Loading
Beton, Tebal 15 cm, Luas 24 meter
8 Kusen jendela Alumunium (4 buah)
9 Pintu Gudang Utama Pooling gate ( ukuran 3x4 meter)
10 Pintu Gudang kedua Plat Baja (90x200cm)
11 Turbin ventilator 4 buah
12 Listrik 1300 Watt
Pintu Masuk Pintu Keluar
Gambar 1. Contoh Gambar Gudang / Bangsal Pascapanen
Keterangan :Ukuran bangunan dan biaya satuan per meter persegi disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing (atau sekitar 75m2)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
317
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 313
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Gudang /Bangsal Pascapanen
No Uraian Spesifikasi gudang/bangsal pascapanen
1 Pondasi Tiang Pancang+Pile Cap+Sloof Beton Bertulang
2 Kontruksi Bangunan Rangka Baja
3 Dinding Pasangan Bata + Plester + Aci + Cat, Tinggi Plafon 3,5
meter
4 Atap Zincalume diberi atap transparan polycarbonate untuk
penerangan matahari langsung)
5 Rangka Atap Ranjang Baja
6 Lantai Gudang Beton, Tebal 15cm
7 Carport/Oudoor
Loading
Beton, Tebal 15 cm, Luas 24 meter
8 Kusen jendela Alumunium (4 buah)
9 Pintu Gudang Utama Pooling gate ( ukuran 3x4 meter)
10 Pintu Gudang kedua Plat Baja (90x200cm)
11 Turbin ventilator 4 buah
12 Listrik 1300 Watt
Pintu Masuk Pintu Keluar
Gambar 1. Contoh Gambar Gudang / Bangsal Pascapanen
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
318
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 314
Gambar 2. Contoh Alur Arah Produk pada Bangsal Penanganan Pascapanen
PERSYARATAN TEKNIS BANGSAL PENANGANAN PASCAPANEN HORTIKULTURA
Kebutuhan teknis utama bagi bangsal penanganan pascapanen hortikultura meliputi
persyaratan lokasi, bangunan, fasilitas penunjang dan peralatan penanganan pascapanen.
A. Lokasi
Pemilihan lokasi bangsal penanganan pascapanen hortikultura perlu memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Mudah diakses dengan kendaraan bermotor;
2. Dekat dengan lahan produksi atau sumber pasokan;
3. Lahan cukup luas untuk menampung perluasan serta mobilitas kendaraan
pengangkut;
4. Tersedia sumber air bersih sepanjang tahun dan sumber listrik;
5. Bebas banjir;
6. Jauh dari sumber cemaran;
7. Lahan bebas sengketa
8. Pemilihan lahan mempertimbangkan pemanfaatan bangsal jangka panjang.
B. Bangunan 1. Umum
Persyaratan umum bangsal pascapanen hortikultura adalah:
a. Bangunan kuat, semi permanen/permanen, aman serta mudah dibersihkan;
b. Luas bangunan sesuai dengan kapasitas produksi/skala usaha dan
Trimming
Gambar 2. Contoh Alur Arah Produk pada Bangsal Penanganan Pascapanen
PERSYARATAN TEKNISBANGSAL PENANGANAN PASCAPANEN HORTIKULTURA
Kebutuhan teknis utama bagi bangsal penanganan pascapanen hortikultura meliputi persyaratan lokasi, bangunan, fasilitas penunjang dan peralatan penanganan pascapanen.
A. Lokasi
Pemilihan lokasi bangsal penanganan pascapanen hortikultura perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mudah diakses dengan kendaraan bermotor;
2. Dekat dengan lahan produksi atau sumber pasokan;
3. Lahan cukup luas untuk menampung perluasan serta mobilitas kendaraan pengangkut;
4. Tersedia sumber air bersih sepanjang tahun dan sumber listrik;
5. Bebas banjir;
6. Jauh dari sumber cemaran;
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
319
7. Lahan bebas sengketa
8. Pemilihan lahan mempertimbangkan pemanfaatan bangsal jangka panjang.
B. Bangunan
1. Umum
Persyaratan umum bangsal pascapanen hortikultura adalah:
a. Bangunan kuat, semi permanen/permanen, aman serta mudah dibersihkan;
b. Luas bangunan sesuai dengan kapasitas produksi/skala usaha dan menyesuaikan besarnya anggaran;
c. Kondisi sekeliling bangunan bersih, tertata rapi, bebas hama dan hewan berbahaya serta bahan cemaran;
d. Desain bangunan dirancang untuk melindungi produk, peralatan serta mencegah masuknya binatang pengerat, hama dan serangga;
2. Tata Ruang
Tata ruang peruntukan penanganan pascapanen produk perlu diatur agar efisien dan tidak bertabrakan dalam proses atau aliran produk, alat maupun pekerja, sehingga perlu pengaturan sebagai berikut:
a. Bangunan bangsal penanganan pascapanen hortikultura terdiri atas ruangan penanganan yang letaknya terpisah dari ruangan pelengkap (kantor, ruang penyimpan bahan baku dan produk akhir);
b. Luas ruangan penanganan cukup memadai untuk melakukan kegiatan penanganan produk;
c. Susunan ruangan diatur sesuai dengan urutan proses penanganan, memiliki sekurangnya 2 (dua) pintu. Letak pintu masuk dan keluar disesuaikan dengan alur penanganan untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang produk dan proses.
3. Lantai
a. Lantai ruang penanganan dari bahan yang kuat, tidak licin dan tidak mudah retak serta mudah dibersihkan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
320
b. Permukaan lantai ruangan penanganan yang menggunakan air harus memiliki kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air kearah saluran pembuangan air.
4. Dinding, Langit-langit dan Atap
a. Dinding dan langit-langit ruang penanganan bersifat kedap air, tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan.
b. Pertemuan antara dinding dan lantai tidak membentuk sudut yang tajam (dalam bentuk lengkungan), sehingga memudahkan dalam pembersihan.
c. Atap terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor dan rontok.
5. Pintu, Jendela dan Ventilasi
a. Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak korosif, serta mudah dibuka tutup.
b. Jendela dan ventilasi pada ruangan penanganan cukup memadai untuk menjamin pertukaran udara dalam ruangan, serta dilengkapi dengan kasa yang tidak bisa dilewati serangga.
c. Agar kesegaran udara di dalam ruangan terjamin, jika diperlukan bisa dipasang kipas penghisap udara.
6. Penerangan
a. Ruangan penanganan dan ruangan lainnya dilengkapi dengan penerangan yang cukup baik untuk siang maupun malam.
b. Setiap lampu yang digunakan dilengkapi dengan pelindung.
7. Penyediaan sumber energi
Sumber energi harus tersedia dalam jumlah yang cukup dari jaringan PLN atau genset.
8. Penyediaan sumber air
Tersedia sumber air sepanjang tahun. Air harus memenuhi syarat baku air untuk proses penanganan pascapanen hortikultura (khususnya proses pencucian komoditas, pembersihan peralatan penanganan pascapanen serta kebutuhan sanitasi pekerja).
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
321
II. SARANA PRASARANA PASCAPANEN
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
323
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangKomoditas hortikultura mempunyai karakteristik yang mudah rusak (perishable) sehingga memerlukan penanganan pascapanen yang tepat agar produk yang dihasilkan dengan susah payah dapat dipertahankan jumlah dan mutunya.Penanganan pascapanen merupakan tahapan yang sangat berpengaruh terkait terhadap keamanan pangan dan standar mutu produk hortikultura. Kenyataan di lapangan, walaupun petani sudah menghasilkan aneka produk buah, sayur, tanaman obat dan florikultura bermutu baik, namun seringkali masih terjadi kehilangan hasil yang tinggi dan rendahnya ketersedian produk hortikultura sesuai standar. Petani dan pelaku usaha masih sering melakukan melakukan penanganan pascapanen tanpa memperhatikan karakteristik produk dan sarana pascapanen yang tepat. Oleh karena itu perlu diupayakan penanganan pascapanen yang baik dan konsisten sepanjang rantai komoditas mulai pascapanen hingga ke konsumen. Hal ini dapat dicapai dengan penerapan prinsip penanganan pascapanen yang baik (Good Handling Practices/GHP). Dalam pelaksanaan penerapan GHP, sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen pendukung utama meskipun komponen lainnya juga menjadi faktor penentu yang juga tak kalah pentingnya.Pemilihan dan penggunaan sarana dan prasarana yang tepat akan dapat menghindarkan produk dari berbagai macam kerusakan, dan menjaga mutu produk hortikultua yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan daya saing produk yang telah dihasilkan. Sehubungan hal tersebut Direktorat Jendera Hortikultura melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian pada tahun 2017 akan menyediakan beberapa dukungan sarana prasarana pascapanen hortikultura.
B. Tujuan dan SasaranTujuan kegiatan fasilitasi sarana prasarana pascapanen adalah menyediakan sebagian fasilitas sarana prasarana pascapanen hortikultura.Sasaran dari kegiatan adalah termanfaatkannya sarana prasarana oleh kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura untuk penanganan pascapanen dan meningkatkan nilai tambah dan berkurangnya kehilangan hasil.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
324
BAB IIPELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pusat
Kegiatan Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pascapanen dilaksanakan oleh Satker Direktorat Jenderal Hortikultura. Untuk mendukung penanganan pascapanen di kawasan/sentra produksi hortikultura di daerah.Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pemberian bantuan paket sarana pascapanen hortikultura kepada poktan/gapoktan yang terdiri atas 1 unit sarana angkut (motor roda 3), 1 unit timbangan duduk digital, dan 7 lembar terpal. Serta sarana angkut (motor roda 3) kepada Balai Benih Induk Hortikultura.Persiapan : Petugas Dinas Pertanian untuk mengidentifikasi calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan/lembaga usaha hortikultura penerima manfaat dan calon lokasinya. CPCL diusulkan oleh Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Hortikultura. Selanjutnya Tim Teknis menyiapkan usulan pengadaan sarana prasarana pascapanen untuk disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan) sarana pascapanen, dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526112) berupa kendaraan bermotor roda tiga, timbangan dan terpal. Proses pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga secara kontraktual sesuai dengan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012, Perpres Nomor 172 Tahun 2014, Perpres Nomor 4 Tahun 2015.Sosialisasi/Bimtek/Monev/Pembinaan, Dalam rangka mendukung fasilitasi sarana pascapanen hortikultura melalui APBN-P 2017, Pusat Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan pelaksanaan, pemantauan, bimbingan, pembinaan, evalusai dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.Kabupaten/Kota
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
325
1. Dinas pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota mengusulkan proposal dan CPCL untuk alokasi atau penerima sarana prasarana pascapanen APBN-P 2017 kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
2. Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan sarana prasarana pascapanen hortikultura sebagai aset pusat kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menjadi asetdaerah untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura dan Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).
3. Penerima manfaat / Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura / BBIH mengambil sarana pascapanen di Dinas Pertannian Prov/Kab/Kota setempat.
4. Penerima manfaat/Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura / BBIH wajib memanfaatkan, memelihara dan menyediakan biaya operasionalnya.
5. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan pembinaan/ pendampingan/bimbingan teknis, monev dan laporan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura.
B. Lokasi
Fasilitasi sarana dan prasarana pascapanen hortikultura ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan kawasan sentra produksi hortikultura, mendukung ekspor dan subtitusi impor hortikultura serta mendukung perbenihan hortikultura. Pengadaan dilaksanakan dipusat, Direktorat Jenderal Hortikultura.
Penentuan CPCL disusun berdasarkan kebutuhan/usulan daerah yang terintegrasi dengan lokasi pengembangan APBN-P 2017 maupun non APBN-P 2017, dengan rincian sebagai berikut :
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
326
Tabel 3. Lokasi Fasilitasi Sarana Pascapanen Hortikultura (sarana angkut roda 3, timbangan duduk digital, dan terpal) APBN-P 2017.
No. Lokasi
Volume PaketSarana
PascapanenHortikultura
1 Jawa Barat 30 Unit
2 Jawa Tengah 43 Unit
3 Jawa Timur 19 Unit
4 Dl Yogyakarta 3 Unit
5 Sumatera Utara 6 Unit
6 Sumatera Barat 7 Unit
7 Lampung 10 Unit
8 Jambi 2 Unit
9 Sumatera Selatan 2 Unit
10 Kalimantan Selatan 3 Unit
11 Kalimantan Timur 4 Unit
12 Bali 6 Unit
13 NTB 3 Unit
14 Sulawesi Selatan 12 Unit
Jumlah 150 Unit
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
327
Tabel 4. Fasilitasi Sarana Pascapanen (sarana angkut roda 3) mendukung Perbenihan Hortikultura APBN-P 2017
No. Provinsi Volume
1 Aceh 1 unit
2 Sumatera Utara 1 unit
3 Sumatera Barat 1 unit
4 Jawa Barat 1 unit
5 Jawa Tengah 1 unit
6 Kalimantan Barat 1 unit
7 Kalimantan Tengah 1 unit
8 Sulawesi Tengah 1 unit
9 Sulawesi Selatan 1 unit
10 Nusa Tenggara Timur 1 unit
Jumlah 10 unit
C. Output/Komponen
a. Output : Sarana dan Prasarana Pascapanen
b. Sub Output : Persiapan Identifikasi/Koordinasi/ Sosialisasi
: Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada Petani)
: Bimbingan Teknis/Pembinaan/Monev
D. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
328
E. Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah kelompoktani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura, yang melakukan kegiatan pascapanen di lokasi kawasan, pengembangan produksi hortikultura.
Fasilitasi diberikan dalam bentuk fisik sarana dan prasarana pasca panen. Persyaratan penerima manfaat:
1. Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura/Balai Benih Induk Hortikultura yang sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten dan diketahui oleh Dinas Pertanian Provinsi.
2. Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura/BBIH yang sudah direkomendasi dapat diusulkan atau diganti dengan calon penerima yang lain kepada Direktorat Jenderal Hortikultura atas dasar alasan khusus (force majeure) oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.
3. Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura/BBIH penerima manfaat bersedia menerima fasilitas sarana prasarana pasca panen untuk dimanfaatkan dalam mendukung kegiatan pascapanen atau mendukung perbenihan bagi BBIH di 10 provinsi.
4. Kelompok tani/gapoktan selaku penerima manfaat diutamakan sudah memiliki jaringan pemasaran dan atau bermitra dengan pelaku usaha.
F. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana pusat pada Satker Direktorat Jenderal Hortikultura.
G. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura beserta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Tujuan Monitoring, evaluasi dan pelaporan adalah untuk mengetahui/memantau perkembangan kegiatan pascapanen hortikultura, memantau apakah kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana pascapanen yang diberikan telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, serta
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
329
mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura penerima bantuan sarana dan prasarana pascapanen hortikultura.
Pelaporan dilakukan melalui pembuatan laporan realisasi fisik dan keuangan secara berkala paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan dikirimkan secara resmi kepada Direktur Jenderal Hortikultura, cq Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi, Direktorat Jenderal Hortikultura dan email monev.horti@gmail.com, Cc ke datinhorti@gmail.com dan perbendaharaan_horti@yahoo.com.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
330
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBN-P sebesar Rp. 7.039.500.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
Terlaksananya kegiatan penyediaan paket sarana dan prasarana pasca panen hortikultura (sarana angkut bermotor roda 3, timbangan duduk digital dan Terpal) di 14 Provinsi (56 Kabupaten) dan 10 unit sarana angkut bermotor roda 3 di Balai Benih Induk Hortikultura di 10 provinsi.
C. Hasil
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pascapanen hortikultura serta penanganan pascapanen sesuai prinsip-prinsip penanganan pascapanen yang baik dan benar (Good Handling Practices/GHP) maupun lancarnya kegiatan penyediaan benih hortikultura.
D. Manfaat
Meningkatnya penerapan pascapanen yang baik dan benar oleh petani kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha hortikultura dan tersedianya benih hortikultura dengan baik.
E. Dampak
Menurunnya kehilangan hasil panen serta meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura dan tersedianya benih hortikultura bermutu.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
331
III. SARANA PRASARANA PENGOLAHAN
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
333
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan, maupun penyerapan tenaga kerja. Komoditas tanaman hortikultura di Indonesia dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.
Hortikultura merupakan kelompok produk pertanian yang memiliki nilai strategis bagi produsen, pelaku pasar, dan konsumen di Indonesia. Bagi pelaku pasar, hortikultura memiliki kapasitas permintaan yang tinggi, dengan berbagai jenis variasi yang beragam mulai dari produk segar maupun olahan. Sementara itu bagi konsumen, kebutuhan akan produk hortikultura semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan, pengetahuan konsumen akan gizi dan kesadaran hidup sehat. Pasar produk hortikultura relatif lebih terbuka, dengan dukungan segmentasi pasar yang luas. Ditinjau dari segi permintaan, prospek permintaan domestik akan produk hortikultura cenderung meningkat, sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat serta berkembangnya pusat kota, industri dan pariwisata. Dari segi kualitas permintaan, segmentasi produk hortikultura menjadi semakin beragam sejalan dengan pemahaman konsumen yang semakin tinggi akan pengetahuan tentang gizi, serta berkembangnya sentra pasar dan perkembangan industri pengolahan produk berbasis hortikultura. Situasi dan kondisi tersebut mendorong peningkatan perdagangan produk hortikultura, serta meningkatkan pangsa pasar dan peran pelaku pasokan produk hortikultura.
Pertumbuhan pasar produk hortikultura memberikan peluang bagi petani hortikultura untuk meningkatkan akses terhadap pasar. Namun disisi yang lain, situasi pasar yang terbuka membuat tingkat persaingan antar pelaku pasar menjadi semakin tinggi, dimana petani sebagai produsen berada dalam posisi yang sangat lemah dibandingkan dengan pelaku pasar yang lain. Produk hortikultura Indonesia masih kalah bersaing
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
334
dengan negara lain yang disebabkan karena mutu, harga, kontiniutas dan tingkat keterjaminan jumlah yang kurang memenuhi karena jumlah produksi yang sering menurun, sehingga faktor tersebut berakibat pada volume dan nilai ekspor yang tidak stabil.
Penurunan produksi sering disebabkan oleh gangguan iklim berupa curah hujan yang tinggi dan serangan organisme penganggu tanaman, sehingga penurunan produksi tersebut memicu fluktuasi harga produk hortikultura. Fluktuasi harga hortikultura, menjadi isu sentral yang sering muncul dalam pemasaran komoditas hortikultura. Kondisi demikan sangat tidak kondusif pada pengembangan agribisnis hortikultura karena keuntungan yang didapatkan rendah dan tidak stabil, padahal tingkat keuntungan yang tinggi dan stabil justru bisa menjadi pemicu pelaku bisnis untuk melakukan investasi dan memperluas usahanya.
Secara umum kelemahan pelaku usaha olahan hortikultura adalah memproduksi masih skala kecil/home industry, belum menerapkan khaida GMP, tidak memperhatikan kebersihan dalam proses pengolahan, belum mengarah jaminan keamanan pangan, dan sulitnya melakukan kemitraan dengan pasar modern.
Menjawab tantangan dan peluang dimaksud pengolahan hasil hortikultura merupakan salah satu jawaban, beberapa keuntungan dari pengolahan hasil hortikultira adalah : meningkatkan nilai tambah, diversifikasi produk, meningkatkan daya simpan, kemudahan distribusi, perluasan pasar produk, pemenuhan nutrisi, peningkatan keamanan produk, optimalisasi sumberdaya dan peningkatan struktur perekonomian.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan fasilitasi sarana prasarana pengolahan adalah meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, pengolah dan pelaku usaha khususnya kelompok tani/gapoktan, KWT serta kelompok pengolahan skala kecil / home industri.
Sasaran dari kegiatan adalah termanfaatkannya sarana prasarana pengolahan tersebut oleh kelompok tani/gapoktan, KWT serta kelompok pengolahan skala kecil / home industri.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
335
BAB IIPELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan di Daerah
Kegiatan Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Hortikultura berupa sarana pengolahan cabai, bawang dan pisang dilaksanakan oleh Satker dana Tugas Pembantuan Provinsi dan atau Kabupaten/kota.
Proses pengadaan dilakukan melalui penunjukan langsung sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168 / PMK. 05/2015 tentang mekanisme pelaksanaan anggaran bantuan pemerintah pada Kementerian Negara/ Lembaga. Penentuan penerima berdasarkan hasil identifikasi CPCL.
Kelompok penerima manfaat menyampaikan RUKK sesuai kebutuhan proses pengolahan kepada Dinas untuk disetujui oleh tim teknis provinsi dan atau kabupaten/kota. Kemudian PPK akan membuat speksifikasi dan perkiraan harga (OE) barang akan dibeli. Pengadaan sarana prasarana pengolahan hasil berupa bentuk penunjukan langsung (PL) sesuai dengan prosedur/peraturan yang berlaku.
Distribusi dan serah terima barang kepada kelompok tani/gapoktan, KWT serta kelompok pengolahan skala kecil/home industri yang ditetapkan oleh kepala dinas. Tata cara penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.
Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil hortikultura ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan atau Dinas Pertanian Kabupaten/kota.
Pelaksanaan kegiatan terdiri atas komponen pendukung (051) Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi dan komponen utama berupa Fasilitasi Bantuan, dengan penjelasan sebagai berikut :
Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan penerima manfaat dan calon lokasinya. Rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dikoordinasikan dengan melibatkan
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
336
petugas Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, serta pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Hortikultura.
Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan), dengan akun Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (526112) berupa Fasilitasi bantuan sarana pengolahan serta peralatan pengemasan (packaging).
B. Lokasi
Fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan hasil hortikultura ini dilaksanakan dalam rangka mendukung lokasi pengembangan kawasan hortikultura. Penentuan lokasi disusun berdasarkan kebutuhan/usulan daerah yang terintegrasi dengan lokasi pengembangan APBN-P 2017, mencakup wilayah pengembangan komoditas sayuran (bawang merah, cabai) dan buah-buahan (pisang), dengan rincian sebagai berikut :
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
337327
Tabel 5. Alokasi Sarana Prasarana Pengolahan Hortikultura APBN-P 2017 NO PROPINSI KOMODITAS KABUPATEN
1 Jawa Barat Cabai Cianjur (1), Bandung (1), Sumedang(1), Tasikmalaya(2)
Bawang Kuningan (1)
2 Jawa
Tengah
Cabai Magelang (1), Temanggung (1), Banjarnegara (1), Sragen (1),
Wonosobo (1)
Bawang Grobogan (1)
3 Jawa Timur Cabai Blitar (2), Malang (1)
Bawang Malang (2)
4 NTB Cabai Lombok Timur (2)
5 Aceh Cabai Aceh Tengah (1), Bener Meriah (1), Gayo Lues (1)
Bawang Aceh Besar (1), Pidie (1)
6 Sumatera
Utara
Cabai Humbang Hasundutan (1), Tapanuli Utara (1)
7 Riau Cabai Pelalawan (1), Kuansing (2)
8 Sumatera
Selatan
Cabai Musi Rawas(1), OKU Selatan(1)
Bawang Muara Enim(1), Pagar Alam(1)
9 Jambi Cabai Kerinci (1)
10 Lampung Cabai Pesawaran (2)
Pisang Pesawaran (1)
11 Sumatera
Barat
Cabai Solok(1), Agam (2)
Bawang Solok (3)
12 Kalimantan
Selatan
Cabai Tanah Laut (1), Banjar (1)
Bawang Tanah Laut (1), Kota Banjarbaru (1)
13 Kalimantan
Timur
Pisang Kutai Timur (2)
14 Sulawesi
Selatan
Cabai Enrekang (1), Pinrang(1), Jeneponto(1), Sinjai(1), Bantaeng(1),
Maros(1)
Bawang Enrekang (1), Jeneponto(1)
15 Sulawesi
Tengah
Cabai Sigi (1), Kota (1)
Bawang Kota Palu (2)
16 Sulawesi
Tenggara
Cabai Konawe (1), Konawe Selatan (1)
17 NTT Cabai Sumba Barat Daya (1), Ngada (1), TTS (1)
Bawang Sumba Barat Daya(1), Rote Ndao (1), Manggarai Barat (1)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
338
Catatan : pengadaan sarana prasarana pengolahan cabai, bawang dan pisang, setiap 1 unit terdiri dari beberapa jenis peralatan dan disesuaikan dengan kebutuhan dalam mendukung proses pengolahan hortikultura.
C. Output/Komponen
a. Output : Sarana dan Prasarana Pengolahan
b. Sub Output : Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi
: Pelaksanaan (Fasilitasi Bantuan Kepada Petani)
: Monitoring dan Evaluasi
D. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan atau Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
E. Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah khususnya kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK serta kelompok pengolahan skala kecil/home industri yang melakukan kegiatan pengolahan di lokasi kawasan pengembangan produksi hortikultura, diutamakan kelompok tani dan atau gapoktan yang menerima bantuan Pengembangan Kawasan Hortikultura melalui APBN-P TA. 2017.
Fasilitasi diberikan dalam bentuk peralatan sarana dan prasarana pengolahan hasil hortikultura. Persyaratan penerima manfaat:
1. Penerima manfaat adalah Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri yang berada pada lokasi sentra budidaya komoditas cabai/bawang/ pisang.
2. Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri yang sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten dan diketahui oleh Dinas Pertanian Provinsi.
3. Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri yang sudah direkomendasi dapat diganti dengan kelompok lain atas dasar alasan khusus (force majeure) oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
339
4. Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri penerima manfaat bersedia menerima fasilitas sarana prasarana pengolahan untuk dimanfaatkan dalam mendukung proses pengolahan.
5. Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri selaku penerima manfaat diutamakan sudah memiliki jaringan pemasaran dan atau bermitra dengan pelaku usaha.
6. Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri sanggup melaksanakan kegiatan sesuai pedoman teknis.
7. Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri sanggup melaksanakan kegiatan sesuai pedoman teknis
F. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2017 melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Direktorat Jenderal Hortikultura.
G. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk mengetahui/memantau perkembangan kegiatan pengolahan hasil, peralatan yang diberikan dan proses produksi pengolahan telah berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncanakan, dan mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK atau kelompok pengolahan skala kecil/home industri penerima bantuan pengolahan cabai/bawang/pisang. Pelaporan dilakukan melalui pembuatan laporan realisasi fisik dan keuangan secara berkala paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan dikirimkan secara resmi kepada Direktur Jenderal Hortikultura, cq Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi, Direktorat Jenderal Hortikultura dan email monev.horti@gmail.com, Cc ke datinhorti@gmail.com dan perbendaharaan_horti@yahoo.com.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
340
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBN sebesar Rp 6.210.000.000
2. Sumber Daya Manusia (Poktan/Gapoktan/KWT/PKK/HI)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
Terlaksananya kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil hortikultura berupa sarana pengolahan cabai sebanyak 46 unit di 40 kabupaten 14 propinsi, sarana pengolahan bawang sebanyak 20 unit di 16 kabupaten 10 propinsi, sarana pengolahan pisang sebanyak 3unit di 2 kabupaten 2 propinsi,.
C. Hasil
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pengolahan hortikultura serta proses pengolahan sesuai dengan prinsip-prinsip penanganan pengolahan yang baik dan benar (Good Manufacture Practices/GMP).
D. Manfaat
Meningkatnya penerapan pengolahan yang baik dan benar oleh Kelompok tani/gapoktan, KWT, PKK serta kelompok pengolahan skala kecil/home industri.
E . Dampak
Meningkatkan nilai tambah, diversifikasi produk, meningkatkan daya simpan, kemudahan distribusi, perluasan pasar produk, pemenuhan nutrisi, peningkatan keamanan produk, optimalisasi sumberdaya dan peningkatan struktur perekonomian.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
341
IV. FASILITASI PENERAPAN JAMINAN MUTU HORTIKULTURA
(5887.057)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
343
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dalam perdagangan internasional (atau pasar pada umumnya) sangat ditentukan pada potensi yang dimiliki dan keunggulan produk yang dihasilkan. Indonesia hingga saat ini dikenal sebagai salah satu negara penghasil berbagai produk hortikultura di kalangan produsen dunia. Namun, dalam kenyataannya di pasar internasional, keberadaan produk hortikulturasegar maupun olahan asal Indonesia hampir tidak pernah dijumpai di pasar retail, dan oleh karenanya kurang dikenal di kalangan masyarakat umum. Selain itu produk hortikultura Indonesia kurang dapat bersaing, karena masih bervariasinya ketersediaan produk hortikultura yang bermutu di pasar.
Salah satu upaya yang diharapkan mampu memperkenalkan dan meningkatkan pangsa pasar produk hortikultura Indonesia secara umum adalah dengan melakukan promosi yang intensif dan berkesinambungan serta terkoordinasi baik di dalam negeri, maupun di luar negeri. Kegiatan promosi menjadi ujung tombak pemasaran karena dapat meningkatkan “image” produk pertanian Indonesia di pasar global. Tujuan utama kegiatan ini lebih diarahkan kepada advokasi dan sosialisasi produk hortikultura unggulan. Upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan mempromosikan produk hortikultura Indonesia yang diproduksi mengikuti prinsip GAP dan GHP sehingga menghasilkan produk bermutu ditampilkan dalam bentuk film dokumenter.
Output dari Kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Mutu Produk Hortikultura Unggulan ini berupa film dokumenter yang merupakan sarana untuk memperkenalkan potensi dan keunggulan produk yang dimiliki Indonesia, serta bahwa produk tersebut diproses mengikuti prinsip GAP dan GHP,sehingga masyarakat lokal maupun internasional semakin aware terhadap produk-produk unggulan Indonesia yang bermutu. Flimini jugadimaksudkansebagai bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan atau mengingatkan target pasar agar bersedia menerima, membeli dan akhirnya fanatik terhadap produk-produk hortikultura unggulan yang bermutu.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
344
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
1. Mensosialisasikan produk unggulan hortikultura bermutu (cabai dan bawang merah)
2. Membantu mempromosikan bahwa produk unggulan hortikultura (cabai dan bawang merah) merupakan produk yang bermutu dan berdaya saing.
3. Meningkatkan daya saing produk unggulan hortikultura Indonesia yang bermutu.
4. Meningkatkan permintaan dan daya beli produk hortikultura Indonesia yang bermutu.
2. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah tersosialisasinya produk unggulan hortikultura Indonesia bermutu melalui media film dokumenter.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
345
BAB IIPELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura berupa Advokasi dan Sosialisasi Mutu Produk Unggulan Hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura secara kontraktual sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Mutu Produk Hortikultura Unggulan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Tahapan Pelaksanaan
Tahap Identifikasi : berupa persiapan lokasi yang menjadi pengambilan gambar untuk pembuatan film dokumenter. Lokasi yang diidentifikasi adalah lokasi pengembangan cabai dan bawang merah yang sudah menerapkan GAP dan GHP.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan : berupa pelaksanaan pengambilan gambar di lokasi pengembangan cabai dan bawang merah yang menerapkan GAP dan GHP
Tahap Pelaporan : berupa pembuatan laporan realisasi keuangan dan pelaksanaan kegiatan.
B. Lokasi Pelaksanaan
Lokasi pengambilan gambaruntuk komoditi bawang merah di Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, sedangkan untuk komoditi cabai di Provinsi Jawa Barat dan JawaTimur.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
346
C. Output/Komponen
a. Output : Film dokumenter Advokasi dan Sosialisasi untuk produk Cabai dan Bawang Merah sebanyak 1.000 keping (masing-masing 500 keping untuk setiap produk).
b. Sub Output : Persiapan Identifikasi : Pelaksanaan : Pelaporan
D. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan di Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikulutra
E. Penerima Manfaat
Penerima manfaat pada kegiatan ini adalah para stakeholders dan masyarakat hortikultura.
F. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P).
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
347
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBN sebesar Rp. 200.500.000,-
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani/kelompok tani)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
Terlaksananya kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Mutu Produk Unggulan Hortikultura.
C. Hasil
Dua film dokumenter Advokasi dan Sosialisasiya itu untuk produk: Cabai dan Bawang Merah dalam edisi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
D. Manfaat
Tersosialisasikannya mutu produk unggulan hortikultura yang telah menerapkan Good Agriculture Practices (GAP) dan Good Handline Practices (GHP).
E. Dampak
Petani cabai dan bawang dapat semakin memahami prinsip-prinsip budidaya cabai dan bawang merah yang menerapkan GAP danGHP, sehingga diharapkan dapat menunjang kegiatan pemasaran dalam rangka optimalisasi kerjasama dan akses pasar bilateral untuk tujuan ekspor di pasar internasional.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
349
V. SARANA PRASARANA PEMASARAN DAN PROMOSI
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
351
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran komoditas hortikultura merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pengembangan sub sektor hortikultura. Pemasaran adalah serangkaian kegiatan mengalirkan barang dari petani/produsen sampai dengan konsumen dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen serta memberikan nilai tambah bagi petani/produsen. Karakteristik produk hortikultura yang bulky, tidak tahan lama, dan dihasilkan secara musiman memerlukan penanganan khusus, sehingga dapat menyebabkan harga produk hortikultura di pasar berfluktuasi dan kadang-kadang dapat menyebabkan terjadinya inflasi.
Pemasaran produk hortikultura diarahkan untuk pengembangan dan penguatan jaringan pemasaran baik dalam negeri, dan ekspor (luar negeri). Untuk itu kebijakan yang perlu dikembangkan yaitu: pengembangan jaringan pemasaran domestik / luar negeri, pengembangan sarana dan kelembagaan pasar, pemantauan pasar dan stabilisasi harga, pengembangan pelayanan informasi pasar, peningkatan negosiasi dan advokasi pemasaran internasional, peningkatan akses pasar komoditi segar dan produk olahan pengembangan market intellegence rantai pasok, pengembangan promosi produk dan penumbuhan investasi serta fasilitasi kemitraan usaha di bidang hortikultura.
Kelembagaan pemasaran hortikultura yang sudah ada seperti Pasar Tani merupakan salah satu sarana akses pemasaran produk hortikultura bagi petani / kelompoktani / gapoktan untuk memasarkan produk yang dihasilkannya kepada konsumen, sehingga akan meningkatkan posisi tawar dan pendapatan petani. Dalam upaya mendukung kegiatan pemasaran komoditas hortikultura tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura tahun anggaran 2017 telah mengalokasikan APBNP melalui fasilitasi sarana pemasaran produk hortikultura dalam bentuk tenda pasar tani dan kelengkapannya.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
352
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari fasilitasi sarana pemasaran adalah menyediakan sarana bagi kelompok tani untuk memasarkan produknya dan penguatan akses pemasaran produk hortikultura untuk pasar domestik.
Sasaran dari kegiatan adalah tersedianya sarana pemasaran untuk mendukung penguatan akses pemasaran produk hortikultura ditingkat petani,
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
353
BAB IIPELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan di Pusat
Kegiatan ini dilaksanakan di pusat dan sebagian di serahkan ke daerah dengan rincian seperti tabel berikut ini.
Direktorat Jederal Hortikultura
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 344
BAB II PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan di Pusat
Kegiatan ini dilaksanakan di pusat dan sebagian di serahkan ke daerah dengan
rincian seperti tabel berikut ini.
Tabel 6. Alokasi Fasilitasi Tenda Pasar Tani TA 2017
No. Lokasi Provinsi Jumlah (unit)
1 Pusat 10
2 Jawa Barat 10
T o t a l 20
Kegiatan Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pemasaran Hasil Hortikultura berupa
tenda pasar tani dilaksanakan oleh Satker Direktorat Jenderal Hortikultura
Proses pengadaan dilakukan melalui penunjukan langsung sesuai dengan
peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168 / PMK. 05/2015
tentang mekanisme pelaksanaan anggaran bantuan pemerintah pada
Kementerian Negara/ Lembaga. Penentuan penerima berdasarkan surat
permohonan dan pengajuan dari daerah dan sebagian untuk failitasi kegiatan di
Pusat. Pelaksana dipusat dalam hal ini Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hortikultura membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi sarana dan prasarana
yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke panitia pengadaan dan diproses
sesuai peraturan yang berlaku. Selanjutnya di distribusikan dan serah terima
barang kepada kelompok khususnya kelompok tani/gapoktan. Tata cara
penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang
masih relevan.
Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana
pemasaran hasil hortikultura ditetapkan dengan surat keputusan Direktur
Jenderal Hortikultura selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
B. Lokasi Fasilitasi sarana dan prasarana pemasaran hasil hortikultura ini dilaksanakan
dalam rangka mendukung kegiatan pasar tani didaerah. Penentuan lokasi
Kegiatan Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pemasaran Hasil Hortikultura berupa tenda pasar tani dilaksanakan oleh Satker Direktorat Jenderal Hortikultura
Proses pengadaan dilakukan melalui penunjukan langsung sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168 / PMK. 05/2015 tentang mekanisme pelaksanaan anggaran bantuan pemerintah pada Kementerian Negara/ Lembaga. Penentuan penerima berdasarkan surat permohonan dan pengajuan dari daerah dan sebagian untuk failitasi kegiatan di Pusat. Pelaksana dipusat dalam hal ini Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke panitia pengadaan dan diproses sesuai peraturan yang berlaku. Selanjutnya di distribusikan dan serah terima barang kepada kelompok khususnya kelompok tani/gapoktan. Tata cara penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.
Pihak-pihak terkait yang terlibat dalam kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana pemasaran hasil hortikultura ditetapkan dengan surat
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
354
keputusan Direktur Jenderal Hortikultura selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
B. Lokasi
Fasilitasi sarana dan prasarana pemasaran hasil hortikultura ini dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan pasar tani didaerah. Penentuan lokasi disusun berdasarkan kebutuhan/usulan daerah yang terintegrasi dengan lokasi pengembangan APBN-P
C. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dan diserahkan sebagian kepada Dinas Pertanian Provinsi yang menangani kegiatan sarana prasarana pascapanen hortikultura.
D. Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah kelompoktani/gapoktan, yang menangani pemasaran hasil hortikultura. Fasilitasi diberikan dalam bentuk fisik sarana dan prasarana pemasaran sesuai dengan usulan atau kebutuhan kelompok tani/gapoktan yang telah diusulkan.
Persyaratan penerima manfaat :
1. Kelompoktani/gapoktan dan lokasi yang ditetapkan sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten dan disahkan dalam bentuk SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten atau Provinsi sesuai dengan kewenangan selaku Kuasa Pengguna Anggaran.
2. Kelompok tani/gapoktan yang sudah direkomendasi dapat diganti dengan kelompok lain atas dasar alasan khusus (force majeure) oleh Kepala Dinas Pertanian Propinsi sesuai dengan kewenangannya.
3. Kelompoktani/gapoktan penerima manfaat bersedia melaksanakan kegiatan pemasaran/ promosi.
4. Sarana dan prasarana pemasaran diprioritaskan untuk komoditas hortikultura strategis lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
5. Kelompoktani/gapoktan selaku penerima manfaat diutamakan sudah memiliki jaringan pemasaran.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
355
D. Pelaksanaan Kegiatan
Proses pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga secara kontraktual melalui penunjukan langsung Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012, serta peraturan perundangan lainnya yang berlaku. Pelaksana Kegiatan membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada kelompoktani/gapoktan selaku penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.
E. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Penambahan (APBN P) di Pusat.
F. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura beserta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Tujuan Monitoring, evaluasi dan pelaporan adalah untuk mengetahui/memantau perkembangan kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana pemasraan dan promosi, memantau apakah kegiatan serta sarana dan prasarana yang diberikan telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, serta mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap Kelompok tani/gapoktan/lembaga usaha hortikultura penerima bantuan sarana dan prasarana pascapanen hortikultura.
Pelaporan dilakukan melalui pembuatan laporan realisasi fisik dan keuangan secara berkala paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan dikirimkan secara resmi kepada Direktur Jenderal Hortikultura, cq Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi, Direktorat Jenderal Hortikultura dan email monev.horti@gmail.com, Cc ke datinhorti@gmail.com dan perbendaharaan_horti@yahoo.com.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Petunjuk TeknisPeningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017
356
BAB IIIINDIKATOR KINERJA
A. Masukan
1. Dana APBN P sebesar Rp 200.000.000
2. Sumber Daya Manusia (Poktan/Gapoktan)
B. Keluaran
Terlaksananya kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pemasaran hasil hortikultura berupa tenda pasar tani 20 unit dipusat dan propinsi Jawa Barat
C. Hasil
Tersedianya sarana prasarana pemasaran dan promosi
D. Manfaat
Fasilitasi sarana pemasaran Pasar Tani untuk mendukung penguatan akses pemasaran produk hortikultura untuk pasar domestik .
E. Dampak
Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hortikultura
Recommended