View
245
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
PERANCANGAN FILM ANIMASI “BUDI”
UNTUK MENANAMKAN BUDI PEKERTI
KEPADA ANAK-ANAK
ARTIKEL
OLEH
MOH. ALI ANWAR
NIM 407253411840
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
DESEMBER 2012
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Moh. Ali Anwar
Telah diperiksa dan disetujui
Malang, 10 Desember 2012
Pembimbing I
Drs. Sugiyono Ardjaka, M.Sc.
NIP. 19531120 198203 1 001
Malang, 10 Desember 2012
Pembimbing II
Joko Samodra, S. Kom
NIP. 19730112 200501 1 001
PERANCANGAN FILM ANIMASI “BUDI”
UNTUK MENANAMKAN BUDI PEKERTI
KEPADA ANAK-ANAK
Moh. Ali Anwar, Sugiyono Ardjaka, dan Joko Samodra
Universitas Negeri Malang E-mail: alidekave@gmail.com, ardjaka@yahoo.com
ABSTRAK: Film animasi digunakan sebagai tempat terjadinya proses
pembentukan identitas diri anak, maksudnya adalah dalam kesehariannya anak-
anak dimungkinkan akan meniru prilaku seperti tokoh kartun tersebut. Masa
anak-anak merupakan titik awal perkembangan dan pertumbuhan manusia yang
sangat penting. Pada masa kanak-kanak yaitu pada anak usia 6 sampai 9 tahun,
mereka dapat melakukan berbagai tugas yang kongkrit sehingga mudah
terpengaruh terhadap adanya media-media yang dapat berdampak negatif .
Maka diperlukan suatu inovasi baru yang dapat menjadikan media hiburan juga
sebagai media penyampaian pesan-pesan untuk menanamkan budi pekerti, yaitu
dengan membuat film animasi 3 dimensi. Perancangan ini menggunakan metode
prosedural yang bersifat deskriptif. Model yang digunakan dalam perancangan
ini adalah Model perancangan M. Yoshioka. Selanjutnya dari model tersebut,
dapat ditentukan sistematika perancangan film animasi dengan penyesuaian
menurut Issac Kerlow dengan alur praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
Teknik analisis yang digunakan adalah USP (Unique Selling Preposition)
dengan menganalisa isi produk yang kemudian ditarik kesimpulan. Produk yang
dihasilkan dalam perancangan ini adalah film animasi 3 dimensi yang berisi
pesan-pesan moral yang positif dengan target audience anak pada usia kanak-
kanak. Kesimpulan yang dapat ditarik dalam perancangan ini adalah film
animasi 3 dimensi yang mengajarkan nilai-nilai positif masih jarang ditemukan
dipasaran sehingga film ini menjadi pilihan alternatif yang baru bagi
masyarakat. Dengan ilustrasi kartun animasi 3 dimensi serta model karakter
yang realis dan cerita yang khas Indonesia akan menarik minat masyarakat, dan
diharapkan mempermudah anak-anak dalam memahami pesan-pesan positif
yang disampaikan lewat isi cerita.
Kata Kunci: perancangan, film animasi, budi pekerti, masa kanak-kanak.
Film animasi pada dasarnya berisi tentang cerita-cerita berbau fantasi.
Oleh karena itu, anak-anak sangat menyukai film animasi sebab mereka
menggunakannya sebagai wadah untuk berfantasi dengan gambarnya yang unik
dan lucu. Fantasi bahkan menjadi unsur yang mendukung meningkatnya
kreatifitas anak. Film animasi di Indonesia diidentikkan sebagai film anak-anak.
Masyarakat melekati definisi bahwa film animasi atau yang lebih dikenal dengan
film kartun adalah film yang memang ditujukan untuk anak-anak.
Para psikolog berpendapat dalam masa perkembangannya, seorang anak
memiliki kecenderungan meniru. Sehingga, film animasi dapat digunakan sebagai
tempat terjadinya proses pembentukan identitas diri anak, maksudnya adalah bila
seorang anak menggemari film berbau peperangan maka dalam kesehariannya
anak-anak dimungkinkan akan meniru prilaku seperti tokoh kartun tersebut.
Film animasi hasil karya anak negeri diharapkan untuk lebih banyak
mengangkat tema tentang nilai – nilai kearifan lokal, kebudayaan, maupun kisah
kehidupan sehari-hari. Karena selain sebagai sebuah hiburan, film animasi lokal
juga diharapkan untuk dapat berperan sebagai media edukasi masyarakat melalui
penyampaian pesan-pesan moral yang terkandung didalamnya.
Pada saat ini, perilaku serta budi pekerti anak-anak cenderung
memprihatinkan. Tentu saja dipengaruhi oleh kondusif tidaknya pendidikan budi
pekerti yang mereka dapatkan, baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan pertama tentu saja memiliki faktor yang
penting dalam membentuk pola perilaku seorang anak. Terlepas dari itu peran
sekolah sebagai wahana dalam penyampaian pengajaran dan pendidikan turut
mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi pekerti seorang anak.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka diperlukan inovasi yang tepat untuk
menanamkan budi pekerti kepada anak-anak sejak usia dini, yaitu dengan
membuat film animasi yang disesuaikan dengan pola anak bermain, eksplorasi
dan sedang meningkatnya daya kognisi-afektif anak-anak.
METODE
Pada perancangan film animasi 3D ini mempergunakan model prosedural.
Pengembangan ini bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang
harus diikuti untuk menghasilkan produk. Produk yang akan dihasilkan berwujud
film animasi 3 dimensi “BUDI” dan media promosi. Model yang digunakan
adalah Model perancangan M. Yoshioka. Prosedur ini diawali dengan
mengidentifikasi permasalahan melalui dua tahap, yaitu observasi dan studi
literatur mengenai permasalahan moral dan anak-anak. Selanjutnya dari model
tersebut, dapat ditentukan sistematika perancangan film animasi dengan
penyesuaian menurut Issac Kerlow dengan alur praproduksi, produksi, dan
pascaproduksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perancangan ini menghasilkan film animasi 3 dimensi dengan cerita
tentang keseharian yang mengandung pesan-pesan positif. Dengan judul Budi
yang merupakan tokoh utama dalam cerita. Pada perancangan film animasi ini
menggunakan ilustrasi bergaya desain kartun tiga dimensi dirancang mendekati
realis tetapi dengan komposisi yang sederhana.
Proses perancangan film animasi ini melalui 3 tahap, yaitu
1. Pra Produksi
Pada tahap ini segala kebutuhan yang diperlukan untuk proses produksi
film animasi mulai disiapkan. beberapa hal yang perlu direncanakan pada
tahap ini adalah:
a. Screenwriting
1) Tema Cerita
2) Judul Cerita
3) Sinopsis
b. Program Visual
1) Karakter Tokoh Cerita
2) Setting / Lokasi / Background
3) Property
c. Storyboard
d. Animatrik
2. Produksi
Film Animasi 3D mempunyai beberapa tahapan produksi dalam
pembuatannya, yaitu;
a. Modelling
b. Texturing
c. Rigging
d. Acting/animation
e. Rendering
3. Pasca Produksi
Pengkomposisian dan editing adegan-adegan yang sudah dirender
kemudian disatukan, dirangkai dan diberi suara dengan menggunakan
software editing yaitu Adobe Premiere.
Format media yang dipakai adalah HDTV (video) 1280 x 720. Format
widescreen dapat menampilkan area yang lebih luas untuk ditampilkan. Sehingga
film animasi ini akan terlihat lebih menarik untuk ditonton. Media yang
digunakan untuk penyebaran film animasi ini adalah media kepingan DVD.
Untuk menentukan target audien yang tepat dalam perancangan sebuah
produk harus diketahui karakteristik konsumen berdasarkan segi Demografis,
Geografis, Psikografis, dan Behaviouristik.
4. Geografis : Anak Indonesia yang tinggal di kota besar
5. Demografi : a. Usia 8-13 tahun
b. Jenis Kelamin: Pria dan Wanita
c. Tingkat Pendidikan: Sekolah Dasar
d. Status Ekonomi: Menengah keatas
6. Psikografi : a. Anak-anak yang sering bermain
b. Anak-anak yang menyukai film animasi
c. Anak-anak yang kreatif dan rasa ingin tahu
7. Behavioristik a. Anak-anak yang suka belajar
b. Anak-anak yang antusias terhadap film animasi
Maksud dan tujuan dari cerita film animasi yang berjudul Budi ini adalah
mengajarkan serta menanamkan kepada target audience tentang ajaran untuk disiplin,
saling tolong menolong dengan sesama, jujur, tidak serakah dan punya kemauan untuk
merubah sesuatu yang buruk. Sasaran yang ingin dicapai dari perancangan ini adalah :
a. Menanamkan nilai-nilai moral atau pesan kepada target audience agar
bertindak sesuai pesan yang disampaikan dengan menggunakan tema
cerita sehari-hari untuk anak pada masa kanak-kanak.
b. Film animasi 3 dimensi Budi ini menggunakan karakter serta cerita lokal,
sehingga tepat untuk penanaman budi pekerti kepada anak-anak.
Analisa USP (Unique Selling Preposition) dari film animasi ini adalah
cerita sehari-hari dan sesuai dengan budaya Indonesia dan dengan kesesuaian
karakter yang realis pada perancangan ini menjadi daya tarik tersendiri
dibandingkan dengan film animasi lainnya. Film animasi dengan cerita dan
karakter seperti ini sangatlah jarang ada di pasaran dalam negeri.
PERANCANGAN DESAIN
1. Pra Produksi
a. Tema cerita
Tema cerita film animasi ini adalah disiplin, saling tolong menolong dengan
sesama, jujur, tidak serakah yang disampaikan melalui cerita sehari-hari yang
tokohnya utama Budi dan berinteraksi dengan ibu dan kedua temannya.
b. Judul cerita
Film animasi ini menggunakan judul “Budi”
c. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari cerita film animasi yang berjudul Budi ini adalah
mengajarkan serta menanamkan kepada target audience tentang ajaran untuk
disiplin, saling tolong menolong dengan sesama, jujur, tidak serakah dan
punya kemauan untuk merubah sesuatu yang buruk.
d. Sinopsis
Dihari minggu, Budi bangun kesiangan. Ibunya membangunkan Budi
dengan ngomel-ngomel, karena Budi keenakan tidur sehingga tidak
menjalankan sholat subuh. Setelah bangun, budi langsung lari ke kamar mandi
untuk mencuci muka lalu menonton tv. Hari minggu banyak sekali film kartun
favorit Budi.
Dari dapur ibunya memanggil-manggil, namun budi tak menghiraukan
karena keasikan nonton tv. Ibunya pun langsung mendatangi Budi diruang tv
dan menasehati budi untuk tidak menghiraukan panggilan dari ibunya.
Kemudian Budi disuruh membeli gula oleh Ibunya ke warung dekat
rumahnya. Budi pun berangkat dengan menggerutu karena disuruh ibunya
mengganggu waktu nonton kartun favoritnya.
Di jalan menuju warung, Budi tetap manyun dan menggerutu. Karena itu,
dia tidak memperhatikan jalanan, dia pun tersandung batu dan terjatuh. Diah,
teman Budi yang kebetulan melihat Budi terjatuh langsung mendatangi Budi
dan membantu berdiri. Budi pun melanjutkan jalan ke warung dengan sedikit
kesakitan. Sesampai di warung dia langsung membeli pesanan ibunya. Saat
menunggu penjual mengambilkan pesanan, Budi melihat permen. Dia pun
ingin membelinya tetapi tidak punya uang. Penjual memberikan belanjaan
yang dipesan Budi, beserta uang kembalian. Dia pun berpikir untuk membeli
permen tadi dengan uang kembalian dari belanjaan ibunya. Dia berpikir
mungkin ibunya tidak tahu kalau uangnya sebagian dibelikan permen.
Akhirnya dia meminta permen tadi ke penjual dan membayar dengan uang
kembalian ibunya lalu pulang.
Sesampainya dirumah, memberikan belanjaan dari warung sambil
bercerita ke ibunya kalau tadi di jalan dia terjatuh. Oleh ibunya Budi
dinasehati ikhlas membantu ibunya, kalau tidak ikhlas bisa mengalami
kejadian seperti tadi dia terjatuh. Setelah itu ibunya pergi ke dapur
melanjutkan memasak, sementara Budi kembali menonton tv, sambil
menikmati permen yang tadi dibelinya di warung.
Beberapa saat kemudian, teman-teman Budi Diah, dan Didik datang ke
rumah Budi. Mereka memanggil-manggil Budi dari luar rumah. Budi pun
langsung keluar dan mempersilahkan mereka untuk masuk dan menonton tv
bersama-sama. Mengetahui teman-teman Budi datang ibunya pun datang ke
ruang tv dengan membawa setoples kue. Ibunya menyuruh satu-satu anak
untuk mengambil kue. Saat giliran Didik mengambil kue di dalam toples,
tangannya tidak bisa dikeluarkan, karena dia menggenggam terlalu besar agar
dapat kue yang banyak. Anak-anak pun tertawa. Dan kemudian oleh ibunya
Budi disuruh untuk mengambil secukupnya aja, kalo kurang nanti mengambil
lagi. Didik mengurangi genggamannya kemudian dia keluarkan tangannya
dengan malu-malu. Kemudian mereka melanjutkan menonton tv sambil
makan kue.
Setelah acara tv selesai, teman-teman Budi pamit untuk pulang. Mereka
pamit kepada ibu Budi. Budi mengantarkan mereka sampai depan pintu.
Sesaat kemudian Budi memegangi pipinya sambil mendatangi ibunya dan
mengeluh giginya sakit. Oleh ibunya ditanya habis makan apa tadi. Budi
akhirnya bercerita kalau dia membeli permen saat di suruh ke warung tadi
dengan uang kembalian ibunya. Ibunya pun menasehati Budi untuk tidak
mengulangi perbuatannya, karena itu merupakan bentuk korupsi. Ibunya pun
mengambilkan obat dan menyuruh Budi meminum obatnya dan kemudian
mengantarkan ke kamar untuk tidur siang. Sebelum tidur budi berjanji untuk
tidak mengulangi perbuatannya tadi. Ibunya tersenyum dan membelai kepala
Budi.
e. Program Visual
Berikut ini adalah karakter yang ditampilkan dalam film animasi Budi:
1) Budi
Budi adalah anak usia 7 tahun. Budi memiliki sifat pemalas, bandel dan
tidak patuh pada ibunya. Budi merupakan tokoh utama dalam film animasi
ini, diceritakan Budi sering dimarahi dan dinasehati oleh orang tuanya
karena kebandelannya.
Sketsa Karakter Budi
(Moh. Ali Anwar, 2012)
2) Ibu
Karakter Ibu merupakan ibu dari Budi. Ibu diilustrasikan sebagai ibu yang
judes, dan sering marah-marah terhadap Budi. Tetapi sifat keibuan yang
penuh kasih sayang dengan anaknya dimunculkan saat Ibu menasehati
Budi.
Sketsa Karakter Ibu
(Moh. Ali Anwar, 2012)
3) Diah
Diah adalah tetangga sekaligus teman sekelas Budi. Diah memiliki sifat
yang ceria, peduli, baik hati dan suka menolong. Di dalam cerita sifat-sifat
tersebut ditunjukkan saat Diah menolong Budi yang terjatuh karena
tersandung batu.
Sketsa Karakter Diah
(Moh. Ali Anwar, 2012)
4) Didik
Didik juga merupakan teman sekelas dan tetangga Budi. Didik bersifat
pemalu, tidak banyak ngomong tetapi sering bertingkah lucu. Di dalam
cerita tingkah lucu Didik dimunculkan saat mengambil kue didalam toples,
dan tangannya tidak bisa dikeluarkan karena menggenggam terlalu besar.
Sketsa Karakter Didik
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Berikut ini adalah Setting / Lokasi / Background serta property yang
ditampilkan dalam film animasi Budi:
Sketsa Rumah Budi
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Sketsa Jalan
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Sketsa Warung
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Sketsa Ruang TV
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Sketsa Tempat Tidur
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Sketsa Dapur
(Moh. Ali Anwar, 2012)
f. Animatrik
Gaya dari animasi dalam serial animasi ini menggunakan gerakan yang
normal. Pada beberapa adegan cenderung dilebih-lebihkan untuk menambah
emosi penonton, serta menangkap maksud dari ide cerita. Pada film animasi ini
lebih menonjolkan animasi mimik wajah untuk menguatkan ekspresi dari
karakter. Saat adegan ibu menasehati anak-anak, animasi karakter lebih lambat,
agar konsentrasi penonton terhadap kata-kata yang diucapkan ibu dapat ditangkap.
2. Produksi
a. Modeling dan Texturing
Dalam pengerjaan model karakter, environment, dan property,
perancangan ini menggunakan teknik low poly modeling, cara ini cukup efektif
dan mudah karena bekerja dengan sedikit segmen dan vertex. Agar model terlihat
lebih natural atau alami, maka diperlukan pemberian tekstur atau material yang
sesuai untuk masing-masing model. Adapun hasil dari desain karakter dan
pemberian tekstur pada karakter, environment, dan property dalam bentuk 3D
adalah sebagai berikut:
Desain Karakter Budi
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Karakter Ibu
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Karakter Diah
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Karakter Didik
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Environtmen Rumah Budi
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Environtmen Jalan
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Environtmen Warung
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Property Tempat Tidur
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Property Televisi
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Desain Property Alat Masak
(Moh. Ali Anwar, 2012)
b. Animating
Setelah karakter telah siap, saatnya memasuki tahap proses animasi.
Pembuatan animasi sendiri penulis lakukan secara manual, yaitu dengan cara:
1. Menggerakan Karakter dengan menggunakan Biped
2. Lipsync dengan teknik Morpher
3. Animasi menggunakan Particle System
c. Rendering
Rendering merupakan tahap akhir dari proses produksi. Setelah proses
Animating selesai, dilakukan proses Rendering untuk setiap adegannya.
Rendering dilakukan untuk membuat animasi ini kedalam bentuk movie agar
selanjutnya dapat diedit menggunakan Adobe Premiere untuk diberikan efek
suara.
3. Post Produksi
a. Editing dan Sound Effect
Ini adalah bagian terakhir dari proses pembuatan film. Dimana semua file
movie 3D hasil render dan file-file audio di satukan semua sesuai dengan
storyboard. Pada tahap ini, semua file video hasil render 3D Studio Max dan file-
file audio untuk backsound dan sound FX yang sudah disiapkan untuk di-load ke
dalam software editing video yaitu, Adobe Premiere.
4. Visualisasi Final
Layout Poster
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Headline
HeadlineHeadline
Body Copy Body Copy
Body CopySplash
Ilustrasi
Ilustrasi Ilustrasi
Splash
Splash
SplashSplash
Layout CD Box
(Moh. Ali Anwar, 2012)
Layout Cover CD
(Moh. Ali Anwar, 2012)
PENUTUP
Kesimpulan
Anak-anak menyukai sesuatu yang menghibur yang salah satunya adalah
menonton televisi seperti film animasi. Film-film animasi dapat digunakan oleh
para orang tua maupun para pendidik untuk menyampaikan suatu pesan agar
mudah dipahami oleh anak-anak.
Film animasi 3 dimensi yang mengajarkan nilai-nilai positif masih jarang
ditemukan dipasaran dalam negeri sehingga dengan komik film ini menjadikan
pilihan alternatif yang baru bagi masyarakat. Dengan ilustrasi secara 3 dimensi
serta model karakter yang realis dan cerita yang khas Indonesia akan menarik
minat masyarakat. Dengan karakter dan ide cerita demikian, diharapkan
mempermudah anak-anak dalam memahami pesan-pesan positif yang
disampaikan lewat isi cerita.
Headline
HeadlineHeadline
Body Copy Body Copy
Body Copy
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi
Saran
Untuk mahasiswa Desain Komunikasi Visual yang akan membuat
perancangan film animasi sebaiknya memperhatikan beberapa hal yang menjadi
yang menjadi kendala dalam perancangan film animasi 3 dimensi, antara lain:
Waktu yang singkat. Ini menimbulkan kurang maksimalnya pengerjaan animasi
ini. Ketersediaan sarana mempengaruhi perancangan film animasi. Animating
dengan partikel yang banyak akan memerlukan proses rendering lebih lama. Hal
ini dapat diatasi dengan menyederhanakan objek, atau yang biasa dikenal dengan
low poly, serta penggunaan teknik maping yang sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Ardjaka, Sugiyono. 2009. Metodologi Desain. Fakultas Sastra : Universitas
Negeri Malang
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Balitbang Dikbud. 1997. Pedoman Pembelajaran Budi Pekerti. Jakarta: Pusbang-
kurrandik
Darma, P, Sulasmi. 1989. Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain.
Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafika
Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter : Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Kotler, Philip. 1995. Strategic Marketing For Educational Institutional, Second
Edition, Prentice - Hall Inc.
Narbuko, Kholid. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Prakoso, Gatot.2011. Animasi. Jakarta : IKJ & Yayasan Seni Visual Ind.
Pujianto. 2005. Strategi Pemasaran Dalam Iklan. Fakultas Sastra : Universitas
Negeri Malang
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
ketiga).
Sachari, Agus. 2011. Desain Gaya Dan Realitas. Jakarta: CV Rajawali.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Malang. 2000.
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Malang : UM Press
Recommended