View
225
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
PENULISAN
SPESIFIKASI PATEN
Sri Sulistiyani
Pemeriksa Paten
PATEN
2
• UU No.13 Th.2016, Pasal 1 ayat 1:
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negarakepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologiuntuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensitersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
PASAL 25 UU Paten
3
Ayat 2 Permohonan sebagaimana diatur padaAyat (1) harus dilampiri persyaratan:
i. Surat bukti penyimpanan jasad renik dalam hal permohonan terkait dengan jasad renik.
Persyaratan Patentabilitas
➢ Baru
➢ Mengandung langkah Inventif (Tidak
dapat diduga)
➢ Dapat diterapkan dalam Industri
4
Invensi yang tidak bisa dipatenkan
5
UU No.13 Th.2016, Pasal 9:
a. proses atau produk yang pengumuman, penggunaan, ataupelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban umum, atau kesusilaan;
b. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/ataupembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/ atau hewan;
c. teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika;
d. makhluk hidup, kecuali jasad renik; atau
e. proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atauhewan, kecuali proses nonbiologis/mikrobiologis
Pasal 9 (d): Jasad renik
6
Yang dimaksud mikroorganisme di sini adalah organisme mikroskopis atau makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop karena ukurannya yang sangat kecil.
Tercakup dalam “mikroorganisme” di sini adalah ragi, jamur, bakteri, aktinomisetes, algae uniselluler, virus, protozoa, dsb., dan lebih lanjut mencakup sel hewan atau tanaman yang bisaberdiferensiasi dan kultur jaringan hewan dan tumbuhan.
Persyaratan penyertaan buksi penyimpanan mikroorganisme(sebelum diberi paten/pada saat mengajukan pemeriksaansubstantif)
Pasal 9 (e): Proses biologis non
esensial
Adalah proses biologis (bukan
mikrobiologis) dimana
memerlukan alat atau campur
tangan manusia dalam
pelaksanaannya.
Contohnya adalah
perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan.
7
http://slideplayer.info/slide/1898000/
Pasal 9 (e): Proses mikrobiologis
Yang dimaksud proses mikrobiologis adalah proses biologis yang menggunakan mikroba atau mikroorganisme dalam pelaksanaannya. Contoh fermentasi
http://slideplayer.info/slide/1898000/
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/26
Tahapan Penyusunan
Spesifikasi Paten
Penelusuran (searching)
Pembuatan Gambar (bila ada)
Penulisan Klaim
Penulisan Judul
Penulisan Deskripsi
Penulisan Abstrak9
10
Aspek Informatif
(DESKRIPSI)
Aspek Perlindungan
(KLAIM)
ABSTRAK
SPESIFIKASI PATEN
11
Pembuatan gambar
➢ Tidak boleh memuat uraian kata-kata.
➢ Merupakan perwujudan invensi dan untuk
memperjelas deskripsi dan klaim.
➢ Gambar teknik, atau grafik yang memuat tanda-tanda,
simbol, huruf/kata, angka yg menjelaskan bagian
invensi.
➢ Gambar/grafik/ilustrasi/flow chart ini diletakkan
harus terpisah dari halaman Deskripsi, yaitu ditulis
pada bagian halaman Gambar. 12
PENULISAN KLAIM
➢ Klaim adalah adalah bagian paling penting
dalam deskripsi paten karena merupakan
bagian yang dimintakanperlindungan hukum
(hak eksklusif) dan menentukan batas hak
pelindungan yang dimintakan dalam
permohonannya
13
PENULISAN KLAIM
➢ Klaim harus diuraikan secara jelas, ringkas,
padat dan didukung oleh deskripsi, tetapi tidak
boleh lebih luas dari apa yang dinyatakan
dalam deskripsi.
➢ Klaim tidak boleh memuat kalimat/pernyataan
yg mengacu pada deskripsi atau gambar.
14
PENULISAN KLAIM
• Klaim tidak boleh berisi gambar atau grafik,
tetapi boleh memuat tabel, rumus kimia, dan
atau matematika, dan boleh menggunakan
notasi-notasi (huruf atau angka di antara tanda
kurung yg mengacu pada gambar) yang ditulis
secara seragam (bila permohonan disertakan
gambar).
15
➢ Satu klaim ditulis dalam dua bagian (two part form) :
a. bagian pertama, terdiri dari pernyataan yang menunjukkan bidang teknik dari invensi sebelumnya;
b. bagian kedua, terdiri dari pernyataan teknismengenai invensi yang dimintakan pelindungan paten dan merupakan peningkatan atas invensi-invensi yang telah ada sebelumnya dan diakhiri oleh satu tanda titik
➢ Satu klaim ditulis langsung berupa “pernyataantunggal“ yang memuat pengungkapan mengenai inti invensi dan diakhiri oleh satu tanda titik tanpa didahuluioleh bagian pertama tersebut.
Konstruksi Penulisan Klaim
16
Two Part Form claim
Suatu komposisi pupuk organik X yang terdiridari :
A
B, dan
C
yang dicirikan dimana A adalah direkayasasecara genetik.
17
1. Bubuk minuman instan yang terdiri dari partikel-partikel bubuk berpori
yang dicirikan bahwa partikel-partikel bubuk mempunyai porositas
sedikitnya 55% - 70%. (Klaim mandiri)
2. Bubuk menurut klaim 1, dimana partikel-partikel bubuk mempunyai pori-
pori yang mempunyai diameter rata-rata D50 40 - 80 mikron.
(Klaim turunan)
3. Metode untuk pembuatan bubuk minuman instan yang diklaim pada
klaim-klaim sebelumnya yang meliputi langkah-langkah:
a. Mengenakan ekstrak minuman instan pada tekanan dari 50 sampai 400
bar,
b. Menambahkan gas pada ekstrak bertekanan, dan
c. Menyemprotkan dan mengeringkan ekstrak untuk membentuk bubuk
minuman instan. (Klaim mandiri)
Contoh Klaim
18
1. Bubuk minuman instan yang terdiri dari partikel-partikel bubuk berpori
yang dicirikan bahwa partikel-partikel bubuk mempunyai porositas
sedikitnya 55% - 70%. (Klaim mandiri)
2. Bubuk menurut klaim 1, dimana partikel-partikel bubuk mempunyai pori-
pori yang mempunyai diameter rata-rata D50 40 - 80 mikron.
(Klaim turunan)
3. Metode untuk pembuatan bubuk minuman instan yang diklaim pada
klaim-klaim sebelumnya yang meliputi langkah-langkah:
a. Mengenakan ekstrak minuman instan pada tekanan dari 50 sampai 400
bar,
b. Menambahkan gas pada ekstrak bertekanan, dan
c. Menyemprotkan dan mengeringkan ekstrak untuk membentuk bubuk
minuman instan. (Klaim mandiri)
Contoh Klaim
19
KATEGORI KLAIM INVENSI
▪ Klaim produk: senyawa, komposisi, ekstrak
tanaman, bentuk sediaan farmasi, alat, kit,
dsb.
▪ Klaim proses: proses pembuatan senyawa,
metode produksi biopestisida.
20
KATEGORI KLAIM INVENSI
▪ Klaim produk: senyawa, komposisi, ekstrak
tanaman, bentuk sediaan farmasi, alat, kit,
dsb.
▪ Klaim proses: proses pembuatan senyawa,
metode produksi biopestisida.
21
22
MENENTUKAN JUDUL
Sesuai dengan judul yang dicantumkan dalam suratpermohonan untuk mendapatkan paten (Formulir pengajuanpermohonan paten)
Singkat dan menggambarkan bidang teknik invensi
Tidak boleh berupa iklan/pujian : “Formulasi Bakteri yang Paling Ampuh untuk Memberantas Jamur”
Tidak boleh memuat merek dagang : “Probiotik bioplus &
proses pembuatanya “
Biasanya ditulis dengan huruf kapital
23
MENYUSUN DESKRIPSI
Bidang Teknik Invensi
• Mencakup pengertian dalam judul
• Biasanya diawali dengan kalimat: Invensi ini
berhubungan dengan………….
Contoh :
Invensi ini berhubungan dengan permen
karet dengan sensasi dingin di mulut dan
tekstur yang lembut.
24
Ringkasan Invensi
25
26
Menyusun Ringkasan Invensi
Klaim
1. Suatu metode untuk memproduksi pakan untuk oragnisme aquatik, metode tersebut terdiri dari tahap-tahap menggiling atau menghancurkan dengan cara lain satu atau lebih policaeta yang dikultur secara segar, menambahkan sedikitnya satu bahan organik atau yang diproduksi secara alami sehingga membentuk suatu komposisi yang mempunyai keseimbangan berbagai berbagai nutrien yang diperlukan dari suatu komposisi diet untuk organisme aquatik tersebut, dan membentuk komposisi tersebut ke dalam sejumlah pelet atau partikel-partikel.
2. Suatu metode sesuai dengan klaim 1, dimana bahan organik atau yang diproduksi secara alami terdiri dari satu atau lebih pakan yang tersedia untuk oragnisme aquatik tersebut dalam perairan bebas.
3. Suatu pakan yang diproduksi dengan metode sesuai dengan salah satu dari klaim-klaim 1 sampai 2 yang terdiri dari suatu produk policaeta yang dikultur secara segar dan sedikitnya satu bahan pembawa, bahan pembawa tersebut diproduksi secara alami atau produk organik.
27
URAIAN SINGKAT GAMBAR
Menguraikan secara singkat keterangan masing-masing gambar
yang dilampirkan secara urut mulai dari gambar pertama
Contoh
• Gambar 7 memperlihatkan suatu diagram alir dari suatu
contoh pembuatan kanji dari kasava.
• Gambar 2 memperlihatkan konstruksi suatu plasmid yang
memiliki suatu gen glt A.
Menyususn Uraian Singkat Gambar
• Gambar 1 adalah grafik
yang menggambarkan
asupan energi sebelum
dan sesudah intervensi
pada kelompok kontrol
dan kelompok
intervensi.
28
Grafik Asupan Energi sebelum dan sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
29
URAIAN LENGKAP INVENSI
➢ Harus memenuhi persyaratan informasi
➢ Informasi yang dijelaskan harus lengkap/ cukup sehinggamemungkinkan orang yang ahli dibidangnya dapatmelaksanakannya
➢ Pembaca yang dituju adalah yang ahli dibidangnya
➢ Dijelaskan satu cara terbaik untuk melaksanakan invensi
➢ Penulisan istilah, ukuran, simbol, dan tanda harus konsisten
➢ Penulisan ukuran sebaiknya dengan menggunakan Sistem
Internasional
30
ABSTRAK
➢ Dapat dilengkapi dengan rumus kimia atau matemetika yang sesuai
➢ Tidak lebih dari 200 kata
LATIHAN 1• KARAKTERISTIK KIMIA DAN MIKROBIOLOGI YOGHURT BUBUK KACANG TUNGGAK (Vigna
unguiculata L.) METODE PENGERINGAN BEKU (KAJIAN PENAMBAHAN STARTER DAN DESKTRIN)
• PENDAHULUAN
• Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu segar dengan mikroba tertentu yaitu Streptococcus thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus[1]. Kebanyakan yoghurt hanya dibuat dari susu hewani padahal susu dari nabati juga
memiliki kandungan gizi yang Karakteristik Kimia dan Mikrobiologi Yoghurt Bubuk Kacang Tunggak – Masykur,
dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1171-1179, Juli 2015 1172 cukup tinggi sebagai bahan baku
pengganti susu sapi untuk membuat yoghurt. Kacang tunggak atau kacang tolo (Vigna unguiculata L) termasuk
dalam keluarga Leguminosa. Bijinya mempunyai kandungan protein cukup besar yaitu sekitar 22%. Yoghurt untuk
disimpan beberapa hari harus ditempatkan pada suhu rendah, oleh karena itu untuk memperluas suhu penyimpanan,
mempermudah proses pendistribusian maka diperlukan adanya suatu alternatif bentuk lain dari yoghurt yaitu
membuat yoghurt dalam bentuk bubuk melalui proses pengeringan. Yoghurt merupakan salah satu bahan pangan
yang peka terhadap panas sehingga perlu dilakukan metode yang tepat untuk membuat yoghurt bubuk, Salah satu
pemecahan terhadap masalah tersebut dapat dilakukan dengan metode freeze drying. Pengering beku merupakan
metode pengeringan yang dapat memberikan mutu hasil pengeringan paling baik dibandingkan metode pengeringan
lainnya. Pembuatan yoghurt bubuk yang baik membutuhkan penambahan konsentrasi starter dan bahan pengisi yang
tepat untuk dapat menghasilkan yoghurt bubuk yang memilki kualitas baik dan dapat memenuhi standar minimal
minuman probiotik yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi
penambahan starter dan dekstrin terhadap karakteristik kimia dan mikrobiologi pembuatan yoghurt bubuk kacang
tunggak (Vigna Unguiculata L.) dengan metode pengeringan beku.
31
LATIHAN 1• KARAKTERISTIK KIMIA DAN MIKROBIOLOGI YOGHURT BUBUK KACANG TUNGGAK (Vigna
unguiculata L.) METODE PENGERINGAN BEKU (KAJIAN PENAMBAHAN STARTER DAN DESKTRIN)
• PENDAHULUAN
Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu segar dengan mikroba tertentu yaitu Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus[1]. Kebanyakan yoghurt hanya dibuat dari susu hewani
padahal susu dari nabati juga memiliki kandungan gizi yang Karakteristik Kimia dan Mikrobiologi
Yoghurt Bubuk Kacang Tunggak – Masykur, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1171-
1179, Juli 2015 1172 cukup tinggi sebagai bahan baku pengganti susu sapi untuk membuat yoghurt.
Kacang tunggak atau kacang tolo (Vigna unguiculata L) termasuk dalam keluarga Leguminosa. Bijinya
mempunyai kandungan protein cukup besar yaitu sekitar 22%. Yoghurt untuk disimpan beberapa hari
harus ditempatkan pada suhu rendah, oleh karena itu untuk memperluas suhu penyimpanan,
mempermudah proses pendistribusian maka diperlukan adanya suatu alternatif bentuk lain dari yoghurt
yaitu membuat yoghurt dalam bentuk bubuk melalui proses pengeringan. Yoghurt merupakan salah satu
bahan pangan yang peka terhadap panas sehingga perlu dilakukan metode yang tepat untuk membuat
yoghurt bubuk, Salah satu pemecahan terhadap masalah tersebut dapat dilakukan dengan metode freeze
drying. Pengering beku merupakan metode pengeringan yang dapat memberikan mutu hasil pengeringan
paling baik dibandingkan metode pengeringan lainnya. Pembuatan yoghurt bubuk yang baik
membutuhkan penambahan konsentrasi starter dan bahan pengisi yang tepat untuk dapat menghasilkan
yoghurt bubuk yang memilki kualitas baik dan dapat memenuhi standar minimal minuman probiotik
yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi
penambahan starter dan dekstrin terhadap karakteristik kimia dan mikrobiologi pembuatan yoghurt
bubuk kacang tunggak (Vigna Unguiculata L.) dengan metode pengeringan beku.
32
LATIHAN 1
• SIMPULAN
• Perlakuan penambahan konsentrasi starter yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (α=0.05) pada semua parameter, sedangkan perlakuan penambahan konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh yang nyata (α=0.05) pada parameter kadar air, total BAL, dan total asam. Sedangkan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang nyata (α=0.05) pada parameter kadar air, total BAL, serta total asam. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan penambahan starter 15% dan konsentrasi desktrin 15% dengan karakteristk kadar air 2.37%, total BAL 2.67 x 107 cfu/mL, pH 3.92, protein 3.63%, serta Total Asam 1.95%. Perbandingan dengan kontrol menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua parameter kimia dan mikrobiologi.
33
LATIHAN 1
• SIMPULAN
• Perlakuan penambahan konsentrasi starter yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (α=0.05) pada semua parameter, sedangkan perlakuan penambahan konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh yang nyata (α=0.05) pada parameter kadar air, total BAL, dan total asam. Sedangkan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang nyata (α=0.05) pada parameter kadar air, total BAL, serta total asam. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan penambahan starter 15% dan konsentrasi desktrin 15% dengan karakteristk kadar air 2.37%, total BAL 2.67 x 107 cfu/mL, pH 3.92, protein 3.63%, serta Total Asam 1.95%. Perbandingan dengan kontrol menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua parameter kimia dan mikrobiologi.
34
LATIHAN 2• KESIMPULAN
• Hasil pengujian daya bunuh isolat-isolat jamur entomopatogen didapatkan isolat MMTTO paling tinggi kemampuan membunuh nimfa Leptocorisa acuta (93,3%). Kemudian diikuti dengan isolat MMITO (86,7%) dan MMSAM (80,0%). Isolat-isolat tersebut merupakan isolat dari cendawan Metarhizium anisopliae. Hasil seleksi isolat B. bassiana pada nimfa L. acuta adalah isolat terbaik BEMSAM (86,7%) diikuti isolat BEMTTO (83,3%). Isolat-isolat tersebut yang digunakan untuk pembuatan bioinsektisida. Hasil uji patogenisitas menunjukkan bahwa jenis cendawan tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas nimfa Leptocorisa acuta. Hasil uji patogenisitas menunjukkan bahwa masing-masing cendawan entomopatogen terhadap serangga L. acuta setelah 7 hari penginfeksian rata-rata mortalitasnya berkisar antara 83,3- 93,3% dan berbeda nyata dengan kontrol. Isolat Metarhizium sp dan Beauveria sp masing-masing membutuhkan waktu paling singkat 22,4 jam dan 29,5 jam untuk mematikan 50% serangga uji.
35
LATIHAN 2• KESIMPULAN
• Hasil pengujian daya bunuh isolat-isolat jamur entomopatogen didapatkan isolat MMTTO paling tinggi kemampuan membunuh nimfa Leptocorisa acuta (93,3%). Kemudian diikuti dengan isolat MMITO (86,7%) dan MMSAM (80,0%). Isolat-isolat tersebut merupakan isolat dari cendawan Metarhizium anisopliae. Hasil seleksi isolat B. bassiana pada nimfa L. acuta adalah isolat terbaik BEMSAM (86,7%) diikuti isolat BEMTTO (83,3%). Isolat-isolat tersebut yang digunakan untuk pembuatan bioinsektisida. Hasil uji patogenisitas menunjukkan bahwa jenis cendawan tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas nimfa Leptocorisa acuta. Hasil uji patogenisitas menunjukkan bahwa masing-masing cendawan entomopatogen terhadap serangga L. acuta setelah 7 hari penginfeksian rata-rata mortalitasnya berkisar antara 83,3- 93,3% dan berbeda nyata dengan kontrol. Isolat Metarhizium sp dan Beauveria sp masing-masing membutuhkan waktu paling singkat 22,4 jam dan 29,5 jam untuk mematikan 50% serangga uji.
36
LATIHAN 3• KESIMPULAN
• 1. Populasi bahan aktif (bakteri antagonis) setelah dilakukan proses fermentasi selama 3 minggu, meningkat dibandingkan sebelum fermentasi. Populasi awal sebelum fermentasi bakteri antagonis rerata 106 meningkat menjadi 107-9 cfu/ml pada 1 bulan setelah fermentasi. Populasi ketiga agens biokontrol tersebut setelah 2 bulan disimpan cenderung stabil berkisar antara 106-11 cfu/ml.
• 2. Komposisi formulasi biopestisida ekstrak kascing + gula pasir + B. subtilis + P. fluorescens + Corynebacterium pada level konsentrasi 0,3%, merupakan perlakuan terbaik. Perlakuan tersebut selain dapat menekan intensitas serangan P. horiana sebanyak 38,49%, juga dapat mempertahankan hasil panen bunga krisan laik jual sebanyak 14,58%.
37
LATIHAN 3• KESIMPULAN
• 1. Populasi bahan aktif (bakteri antagonis) setelah dilakukan proses fermentasi selama 3 minggu, meningkat dibandingkan sebelum fermentasi. Populasi awal sebelum fermentasi bakteri antagonis rerata 106 meningkat menjadi 107-9 cfu/ml pada 1 bulan setelah fermentasi. Populasi ketiga agens biokontrol tersebut setelah 2 bulan disimpan cenderung stabil berkisar antara 106-11 cfu/ml.
• 2. Komposisi formulasi biopestisida ekstrak kascing + gula pasir + B. subtilis + P. fluorescens + Corynebacterium pada level konsentrasi 0,3%, merupakan perlakuan terbaik. Perlakuan tersebut selain dapat menekan intensitas serangan P. horiana sebanyak 38,49%, juga dapat mempertahankan hasil panen bunga krisan laik jual sebanyak 14,58%.
38
LATIHAN 4
Sekuen Asam amino VH: (SEKUEN NO: 387)
• EVQLQQSGAELVKPGASVKLSCTASGFKIKDTYIHWLKQRPE
QGLEWIGRIDPANGNTIYGSKFQGKATITADTSSNTAYIQLSS
LTSGDTAVYFCAGYVWFAYWGQGTLVTVSA
Gambar 1A
39
LATIHAN 4
Sekuen Asam amino VH: (SEKUEN NO: 387)
• EVQLQQSGAELVKPGASVKLSCTASGFKIKDTYIHWLKQRPE
QGLEWIGRIDPANGNTIYGSKFQGKATITADTSSNTAYIQLSS
LTSGDTAVYFCAGYVWFAYWGQGTLVTVSA
Gambar 1A
40
• Gambar 1
41
Pisang matang
dihancurkan
bersama kulitnya
Bubur Pisang
Bubur Pisang, glukosa
dan air dicampurkan
dalam fermentor
Ditambahkan
inokulum Bakteri
Asam Laktat
Air bersih Glukosa
Fermentor ditutup
dalam suasana
anaerob
Fermentasi 5 sd 7 hari
Diambil airnya dan
disaring
Pengawet Alami
PATEN SEDERHANA
• Permohonan pemeriksaan substantif atas Paten
Sederhana dapat dilakukan bersamaan dengan
pengajuan Permohonan atau paling lama 6 (enam)
bulan terhitung sejak Tanggal Penerimaan dengan
dikenai biaya.
• Dalam melakukan pemeriksaan substantif, Direktorat
Jenderal hanya memeriksa kebaruan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 dan keterterapannya dalam
industri (industrial applicability) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5.
42
PROSES YANG DILAKUKAN TERHADAP DOKUMEN PATEN
APLIKASI
• Filingdate
FORMALITAS • 18 bulan(opsi)
PUBLIKASI• 6
bulan
SUBSTANTIF • Pengajuan
PUTUSAN AKHIR
• Tolak
• Diberi
• Dianggapditarikkembali
• Ditarik
43
44
Patent Application Procedure
Hak pemegang paten
▪ untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri secara komersial atau memberikan hak
lebih lanjut untuk itu kepada orang lain :
a. membuat, menggunakan, menjual, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan
untuk dijual atau disewakan, atau diserahkan produk yang diberi paten
b. menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan
tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf (a)
▪ Pengecualian :
pemegang paten tidak boleh melarang pihak lain, meskipun tanpa persetujuannya, apabila
pemakaian paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan atau analisis,
dengan syarat tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang paten
45
KEWAJIBAN PEMEGANG
PATEN
• Membuat produk atau menggunakan proses yang
diberi paten di Indonesia
• Membayar biaya tahunan
46
47
Number of Patent Applications
Year Patent Simple Patent PCT
2012 1.287 269 5.471
2013 1.323 349 6.128
2014 3.265 324 4.759
2015 1.759 396 6.719
2016 (up to
April)
536 99 2.414
Patent Applications (country of origin in the last 5 years)
48
No. Country Number of application
1. JAPAN 9.391
2. USA 6.445
3. INDONESIA 3.238
4. GERMANY 2.075
5. SWITZERLAND 1.802
6. NETHERLANDS 1.319
7. REPUBLIC OF KOREA 1.262
8. FRANCE 1.042
9. CHINA 977
10. UK 783
Domestic Applications (in %)
IPC
A B C D E F G H
20,22 19,33 18,67 1,22 10,78 9,89 7,11 12,78
49
50
Recommended