View
23
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI
MEDIA PAPAN FLANEL ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A
DI TK MENTARI BULOGADING KECAMATAN
BONTONOMPO KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
RESKI WAHYUNI
10545 00015 15
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
MOTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan
orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka
dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”
(Thomas Alva Edison)
Kuperuntukkan Karya ini Buat :
Ayahanda dan Ibunda Terkasih
Yang telah Berjuang buat Ananda
Doamu, Cintamu adalah Kekuatanku
ABSTRAK
Reski Wahyuni. 2019. Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melaui Media
Papan Flanel Angka Pada Anak Kelompok A Di TK Mentari Bulogading
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hj. Sukmawati dan Pembimbing II
Hajerah.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan mengenal angka pada
anak kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa yang masih rendah. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana
peningkatan kemampuan mengenal angka pada anak usia dini melalui media
papan flanel angka kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan
Bontonompo Kabupaten Gowa? Dan bagaimana penggunaan media papan flanel
angka dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka pada kelompok A di TK
Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa? Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal angka pada anak
usia dini melalui media papan flanel angka dan untuk mengetahui penggunaan
media papan flanel angka dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka pada
anak kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap pertemuan dilaksanakan
sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak
kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa dengan jumlah 13 orang anak, terdiri dari 6 anak laki-laki dan 7 anak
perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan mengenal angka
melalui media papan flanel angka. Dilihat dari hasil ketuntasan belajar anak didik
pada pra tindakan dengan nilai presentase (29,80%) dengan kriteria Belum
Berkembang (BB), siklus I dengan nilai presentase (55,76%) meningkat sebesar
(25,96%) dengan kriteria Mulai Berkembang (MB), dan siklus II dengan nilai
prsentase (83,16%) meningkat sebesar (27,4%) dengan kriteria Berkembang
Sangat Baik (BSB). Semua nilai pada Siklus II tersebut telah memenuhi target
indikator keberhasilan, yaitu ≥80%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui
media papan flanel angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada
anak kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa.
Kata Kunci: Kemampuan Mengenal Angka, Media Papan Flanel Angka, Anak
Kelompok A
KATA PENGANTAR
Segala puji Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka melalui Media Papan Flanel Angka
pada Anak Kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa” sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana dalam
bidang pendidikan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Untuk itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Dr. Hj. Sukmawati, M. Pd. selaku
pembimbing I dan Hajerah, S. Pd.I., M. Pd. selaku pembimbing II yang telah
sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada
penulis selama penyusunan skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih Penulis sampaikan pula kepada kedua
orang tua, Ayahanda Syarifuddin, Ibunda Kurnia dan Adikku tercinta Rifki
Wahyudi serta seluruh keluargaku yang telah memberikan motivasi, doa dan
masukan selama ini.
Tak lupa pula Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Dr. H. Abdul
Rahman Rahim, SE., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr.
Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Tasrif Akib, S. Pd., M. Pd. Selaku Ketua Jurusan Prodi Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan kepada Bapak dan Ibu Dosen Jurusan
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan bekal dan
ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Hj.
Syamsiah, S. Pd. Selaku Kepala Sekolah TK Mentari Bulogading yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian. Bapak dan Ibu Guru TK
Mentari Bulogading yang telah banyak membantu Penulis sehingga tugas akhir ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya, segala kerendahan hati, Penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena Penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca, terutama bagi diri pribadi Penulis.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Bulogading, Desember 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ............................................................................... 8
1. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8
2. Alternatif Pemecahan Masalah ...................................................... 8
3. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 11
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 11
1. Penelitian yang Relevan ................................................................ 11
2. Pengertian Anak Usia Dini............................................................. 13
3. Kemampuan Kognitif ..................................................................... 14
a. Tahap Perkembangan Kognitif ................................................ 17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kognitif ............................ 18
4. Pengertian Kemampuan Mengenal Angka .................................... 21
a. Pengertian Angka ..................................................................... 22
b. Tahapan Mengenal Angka ....................................................... 24
c. Konsep Mengenal Angka ......................................................... 26
d. Prinsip Pembelajaran Mengenal Angka ................................... 28
e. Indikator Kemampuan Mengenal Angka Menurut Kurikulum 30
5. Media Pembelajaran ....................................................................... 30
6. Papan Flanel ................................................................................... 34
a. Kegunaan, Kelebihan dan Kelemahan Media Papan Flanel .... 36
b. Alat dan Bahan Media Papan Flanel ........................................ 39
c. Langkah-langkah Pembelajaran Melalui Media Papan Flanel. 40
d. Penggunaan Media Papan Flanel Angka Dalam
Kemampuan Mengenal Angka Anak Usia 4-5 Tahun ............. 41
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 42
C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 46
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian .................................................. 46
C. Faktor yang Diselidiki .......................................................................... 47
D. Prosedur Penelitian............................................................................... 48
E. Instrument Penelitian ........................................................................... 52
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 54
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 54
H. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 58
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 58
1. Hasil Obsevasi Pra Tindakan ........................................................... 54
2. Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ................... 65
a. Perencanaan Siklus I ................................................................... 65
b. Pelaksanaan Siklus I ................................................................... 67
c. Pengamatan Siklus I .................................................................... 76
d. Refleksi Siklus I .......................................................................... 82
3. Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II .................. 85
a. Perencanaan Siklus II .................................................................. 85
b. Pelaksanaan Siklus II .................................................................. 86
c. Pengamatan Siklus II .................................................................. 95
d. Refleksi Siklus II ........................................................................ 103
B. Pembahasan .......................................................................................... 104
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 109
A. Simpulan .............................................................................................. 109
B. Saran .................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Pra
Tindakan ................................................................................................... 60
4.2. Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Pra
Tindakan ................................................................................................... 63
4.3. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus
I Pertemuan I dan Pertemuan 2 ................................................................ 76
4.4. Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada
Siklus I ...................................................................................................... 79
4.5. Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus II
Pertemuan I dan Pertemuan 2 ................................................................... 97
4.6. Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada
Siklus II ..................................................................................................... 99
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pikir .......................................................................................... 44
3.1. Skema Siklus PTK .................................................................................... 48
4.1. Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Pra
Tindakan ................................................................................................... 64
4.2. Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada
Siklus I ...................................................................................................... 80
4.3. Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada
Siklus II ..................................................................................................... 100
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1: Lembar Observasi
1. Kisi-kisi Instrument Kemampuan Mengenal Angka
2. Instrument Penilaian Kemampuan Mengenal Angka
3. Lembar Observasi Anak Didik
4. Lembar Observasi Guru
5. Daftar Hadir Anak Didik
Lampiran 2: Rencana Pembelajaran Harian (RPPH)
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan I
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan II
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan I
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan II
2. Media Pembelajaran
Lampiran 3: Format Penilaian
1. Format Penilaian
a. Format Penilaian Pra Tindakan
b. Format Penilaian Siklus I Pertemuan I
c. Format penilaian Siklus I Pertemuan II
d. Format Penilaian Siklus II Pertemuan I
e. Format Penilaian Siklus I Pertemuan II
Lampiran 4: Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian
1. Surat Izin Penelitian dari LP3M
2. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan
3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Gowa.
4. Surat Izin Penelitian dari TK Mentari Bulogading
5. Keterangan Validasi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan yang
penting dalam proses perkembangan anak. Pada saat ini, PAUD sudah
mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah, terbukti dengan banyak
berdirinya lembaga PAUD didaerah pedesaan ataupun diperkotaan. Selain itu,
sudah disadari secara penuh bahwa perkembangan anak itu lebih banyak terjadi
pada saat usia dini. Masa usia dini disebut sebagai masa golden age, pertumbuhan
dan perkembangan fisik motorik, sosial-emosional, kognitif, nilai agama dan
moral, bahasa dan seni terjadi begitu pesat, karena itulah diperlukan stimulasi
yang tepat dan diberikan sejak usia dini.
Berbagai aspek perkembangan anak secara utuh dikembangkan, meliputi
perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik, nilai agama dan moral, dan sosial-
emosional dan seni. Aspek tersebut perlu untuk dikembangkan secara optimal
sebagai landasan perkembangan anak pada tahapan selanjutnya. Guru PAUD
dalam memberikan stimulasi pada anak usia dini agar berbagai kemampuan anak
berkembang meliputi: stimulasi motorik dapat dengan permainan tradisional petak
umpet, galasin, dan lainnya. Stimulasi organ penglihatan dapat dengan
membedakan warna dan bentuk, stimulasi pendengaran dapat melalui berbagai
bunyi-bunyian, stimulasi kognitif dapat melalui bermain dakon, balok, serta benda
yang ada disekitar lingkungan anak.
Salah satu aspek perkembangan yang perlu dikembangkan adalah kognitif,
suatu proses berpikir yaitu berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai
dan mempertimbangkan sesuatu. Perkembangan kognitif anak pada umumnya
memiliki fase (tahapan) yang sama yaitu melalui empat tahap dimulai dari tahap
sensori motor, pra-operasional, konkret operasional, dan formal operasional. Dari
empat tahapan yang telah disebutkan pendidik dapat memberikan stimulasi
kepada anak dengan tepat dan sesuai agar tidak berakibat fatal kepada anak. Anak
tidak mampu berpikir seperti orang dewasa pada umumnya. Anak Taman Kanak-
kanak (TK) pada berada dalam tahap pra-operasional, anak diberi pengalaman
yang konkret dirasakan langsung oleh anak. Anak tidak dapat menerima
materi/konsep yang sifatnya menghafal, karena anak menjadi terbebani, bosan dan
verbalismenya belum cukup mampu.
Anak yang sedang belajar angka dimulai dari benda yang nyata sebelum
anak mengenal angka. Anak dapat belajar dengan tahapan enaktif yaitu dengan
benda konkret, ikonik dengan gambar dan simbolik dengan kata atau simbol.
Berdasarkan teori tersebut, maka seharusnya dalam proses pembelajaran berhitung
pendidik mengenalkan secara langsung dalam mengenal angka 1-10 melalui
benda-benda konkret, agar anak dapat melihat dan memegang secara langsung.
Tentunya proses tersebut memerlukan waktu yang lama dan melalui proses yang
bertahap.
Dinyatakan dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2010, anak usia 4-5
tahun atau Kelompok A, sudah mampu mengetahui konsep banyak sedikit,
membilang banyak benda 1-10, mampu mengenal konsep bilangan, mengenal
lambang bilangan, dan mengenal lambang huruf. Dalam mengenalkan konsep
bilangan tentunya memerlukan pembelajaran yang menyenangkan agar anak dapat
tertarik untuk mengerjakannya. Untuk mengajarkan anak belajar berhitung dapat
melalui (1) anak mampu dalam membilang misalnya melalui sebuah nyanyian,
dengan jari anak, benda-benda, sambil berolahraga, (2) dapat dikenalkan bentuk
angka 1-10 terlebih dahulu agar anak mengenal bentuk angka dari angka-angka
yang sering anak ucapkan. (3) anak diajak untuk mengurutkan angka yang sudah
diacak oleh guru supaya diurutkan sesuai angka yang benar. Anak yang sudah
paham akan urutan angka tentu dapat mengurutkan dengan benar contohnya
dengan angka pada kalender yang sudah dipotong-potong dan dipersiapkan, (4)
mengurutkan adalah memasangkan angka yang ada tersebut dengan bendanya.
Hal ini dapat melalui media asli dengan angkanya atau hanya melalui gambar
yang sudah disusun dalam lembar LKA, dan anak cukup menarik garis saja. (5)
tahapan yang terakhir dalam mengenalkan angka yaitu menuliskan angka sebagai
lambang banyaknya benda.
Pengenalan angka 1-10 sebagai lambang banyaknya benda, dapat
dilakukan melalui bermain. Melalui bermain maka anak akan merasa terpenuhi
kebutuhannya dalam belajar dan bermain disekitar lingkungan anak (Sudaryanti,
2006: 6), tentunya bermain yang dimaksudkan adalah yang mampu untuk
menstimulasi perkembangan kognitif anak. Kegiatan selama anak bermain juga
dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi anak, yang didapat dari
bahan dan alat yang dipersiapkan oleh pendidik. Dalam bermain itu juga anak
memperoleh pengalaman berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan bermain akan
membuat anak menjadi lebih aktif dan kreatif. Bermain adalah pekerjaan anak,
dengan bermian dapat mengembangkan kemampuan anak dengan menyenangkan.
Apabila anak yang kita didik tidak mengalami masa kanak-kanak sesuai dengan
dunia anak, maka kreativitas yang anak miliki akan hilang. Selain itu anak dapat
merasa tertekan, sehingga mengalami gangguan belajar atau gangguan perilaku.
Bermain dengan benda konkret yang ada dialam sekitar dapat dicontohkan
seperti melihat langsung benda nyata, menghitung buah, daun, pohon, batu,
bintang, mencari warna bunga yang sama, dan lainnya. Bermain dengan benda-
benda konkret tersebut mampu mengembangkan anak untuk dapat mengenal
angka 1-10 sebagai lambang banyaknya benda salah satunya adalah
mempergunakan media benda-benda alam. Mainan untuk anak sebaiknya yang
aman dan bersih, tidak tajam dan mudah pecah, tidak mengandung cat berbahaya,
tidak menggunakan lisrik dan baterai.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, maka peneliti mengumpulkan
data-data penilaian perkembangan anak didik yaitu berupa penilain harian dan
penilaian mingguan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal angka
pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa. Dari hasil penilaian kemampuan mengenal angka tersebut,
terdapat 7 anak yang mampu berhitung namun tidak paham dengan banyaknya
benda. Contohnya, terdapat gambar mobil berjumlah 7 dan anak diminta
menghitung jumlah gambar mobil kemudian menuliskan angkanya dilembar
kerjanya, ternyata antara jumlah gambar mobil dan angka yang dituliskan dikertas
masih salah. Pada berbagai kegiatan dikelas sebenarnya guru juga sudah
mengenalkan dan mengajarkan berhitung, mengenal angka, dan memasangkan
angka sesuai jumlahnya melalui nyanyian, melalui LKA, namun anak tetap belum
mampu. Ada 3 anak tidak dapat mengenal angka. Contohnya, setiap diajarkan
untuk dapat mengenalkan angka 1-10 dengan menggunakan kartu angka. Anak-
anak hafal jika hanya sekedar menyebutkan bilangannya namun jika sudah ada
latihan dibuku yang bentuknya menghitung jumlah benda dan melingkari
angkanya yang terdapat pada gambar masih banyak anak yang salah. Ada 2 anak
kurang tertarik dengan kegiatan kelas. Contohnya, Guru menyiapkan bendera
untuk berhitung. Guru menjelaskan kegiatan berhitung yang akan dilakukan yaitu
mengambil bendera sesuai perintah guru. Ada beberapa anak yang memperhatikan
saat guru menjelaskan dan beberapa anak lainnya justru sibuk berbicara sendiri.
Dan ada 1 anak masih bingung membedakan angka. Contohnya, anak keliru saat
berhitung karena hitungannya masih terbolak balik. Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam melakukan kegiatan mengenal angka
1-10 masih belum optimal sehingga saat anak diminta untuk memasangkan
jumlah benda dengan angkanya masih keliru.
Berdasarkan gambaran kegiatan mengajar pada saat pra tindakan yang
sudah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa guru kurang optimal dalam
menstimulasi kegiatan berhitung 1-10. Dalam proses pembelajaran guru biasanya
hanya menggunakan jari-jari tangan untuk menghitung dalam hal mengenal
angka. Media lain yang biasa digunakan seperti halnya kertas yang ditempel
menyerupai angka 1-10, kemudian guru juga menulis angka 1-10 di papan tulis
kemudian memperkenalkan kepada anak didiknya. Ini sangat kurang menarik
minat anak untuk belajar. Hal tersebut dikarenakan teknik yang dilakukan oleh
guru dalam menstimulasi kemampuan berhitung anak kurang bervariasi sehingga
minat anak berkurang dan pesan pembelajaran tidak dapat diterima anak secara
optimal. Kegiatan dalam mengenal angka 1-10 sebagai lambang banyaknya benda
tidak secara teratur dilakukan.
Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas tentang rencana
melakukan perbaikan pembelajaran mengenal angka sebagai lambang dengan
melalui media papan flanel yang baru yaitu benda-benda yang ada di alam.
Dengan penggunaan media papan flanel angka ini diharapkan mampu
meningkatkan minat anak didik dalam belajar. Dalam hal ini papan flannel angka
memiliki kelebihan seperti gambar yang menyerupai angka 1-10 yang digunakan
dari kain flanel yang bermacam-macam warna dan lain sebagainya. Dari hasil
lembar penilaian yang sudah didokumentasikan didapatkan bahwa masih banyak
anak yang belum memenuhi indikator capaian perkembangan yang semestinya
dapat dicapai oleh anak.
Penelitian sebelumnya dikemukakan oleh Cahyana (2018)
Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Media Papan Flanel di
Taman Kanak-Kanak Kasih Bunda Kampung Kalipapan Kecamatan Negeri
Agung Kabupaten Way Kanan. Adapun yang dilakukan oleh guru dalam
mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui media papan flanel, yaitu
memilih tema dan kegiatan yang akan dilakukan, memilih dan menyiapkan item
papan flanel yang sesuai, mengatur letak atau posisi papan flanel agar terlihat jelas
oleh anak, dan mencontohkan kegiatan yang akan dilakukan serta memberikan
kesempatan pada anak untuk mencoba. Dari kelima langkah pengembangan
kemampuan kognitif anak melalui media papan flanel ini hanya empat langkah
yang dilakukan guru dan belum dilakukan seluruhnya, hal tersebut dikarenakan
kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan media papan flanel. Akan
tetapi, keempat langkah penggunaan media papan flanel dapat diterapkan pada
anak usia dini dan dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak usia dini.
Dengan melakukan kegiatan menggunakan dan langkah-langkah yang
sesuai serta keterampilan dalam menggunakan papan flanel maka melalui
penggunaan media papan flanel ini dapat mengembangkan kemampuan kognitif
diantaranya keterampilan dalam mengenal konsep bilangan, angka, pengukuran,
dan penjumlahan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Papan
Flanel Angka Pada Anak Kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan
Bontonompo Kabupaten Gowa”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1)
kualitas proses kemampuan mengenal angka dengan menggunakan media papan
flanel angka pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan
Bontonompo Kabupaten Gowa.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi awal di TK Mentari Bulogading Kecamatan
Bontonompo Kabupaten Gowa, ada beberapa masalah yang menghambat tingkat
keberhasilan anak di antaranya ialah:
a. Kurangnya perhatian anak didik dalam proses pembelajaran.
b. Proses pembelajaran kurang efektif karena belum terjadi interaksi belajar
mengajar yang optimal.
c. Anak didik cenderung pasif.
d. Motivasi belajar anak didik masih sangat rendah.
e. Metode dan tehnik mengajar tidak menarik, sehingga timbul kejenuhan
bagi anak didik.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, cara
penyelesaian masalahnya adalah peneliti merencanakan alternatif pemecahan
masalah untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan media
papan flanel angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak
kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh Peneliti, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana peningkatan kemampuan mengenal angka pada anak usia dini
melalui media papan flanel angka kelompok A di TK Mentari
Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa?
b. Bagaimana penggunaan media papan flanel dalam meningkatkan
kemampuan mengenal angka pada kelompok A di TK Mentari
Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal angka pada anak usia
dini melalui media papan flanel angkapada anak kelompok A di TK Mentari
Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui penggunaan media papan flanel dalam meningkatkan
kemampuan mengenal angka pada kelompok A di TK Mentari Bulogading
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan informasi mengenai teori pembejaran dan informasi di
bidang pembelajaran PAUD.
b. Sebagai bahan informasi mengenai pelaksanaaan media papan flannel
angka.
2. Manfaat Praktis
a. Guru dan pemerhati pembelajaran mendapat informasi tepat guna dalam
upaya perbaikan dan peningkatan kognitif sehingga dapat menunjang
tercapainya target kurikulum dan daya serap anak sesuai yang diharapkan
dalam tujuan pendidikan dan dapat dijadikan sebagai masukan data serta
rujukan dalam mengambil suatu keputusan dalam proses pembelajaran di
masa yang akan datang.
b. Sekolah dapat menyediakan sarana atau media yang dibutuhkan dalam
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan mengenal angka.
c. Peneliti mendapat pengalaman secara langsung dari guru dan anak didik
mengenai penggunaan media papan flannel angka.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai upaya peningkatan kemampuan mengenal angka
melalui media papan flanel pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa yang baru pertama kali dilakukan.
Sudah ada penelitian terdahulu mengenai masalah itu. Penelitian yang relevan
dengan penelitian teks eksplanasi yaitu sebagai berikut:
Suparmi (2015), dalam jurnal Meningkatkan Kemampuan Membaca
Melalui Media Papan Flanel Kelompok B TK Kususma Mulia 1 Tarokan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa membaca dengan menggunakan media papan
flanel dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak didik
kelompok B TK Kusuma Mulia I Tarokan tahun Pelajaran 2014/2015.
Maulidatus Sholahiyyah (2015), dalam skripsi penggunaan media papan
flanel dalam meningkatkan kemampuan pembelajaran materi huruf hijaiyah pada
siswa Ra Muslimat nu Mafatihul Huda Bae Kudus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Penggunaan media papan flanel sudah digunakan oleh
sebagian lembaga pendidikan. Media papan flanel digunakan guru yang mengajar
kelas-kelas tingkat rendah atau sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
Penggunaan media papan flanel yang digunakan pada sekolah Taman Kanak-
kanak mampu memberikan pemahaman pengenalan huruf pada anak, guru yang
menggunakan media papan flanel tepat, baik dalam kemampuannya dan
kesesuaian dengan materi dalam penyampaiannya. Realitas proses belajar
mengajar menunjukkan bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih
disenangi peserta didik meskipun sebenarnya materi yang disampaikan tidak
terlalu menarik.
Wahyuningtyas (2015), dalam skripsi Peningkatan Kemampuan Mengenal
Huruf Melalui Media Papan Flanel Pada Anak Usia Dini Di Tempat Penitipan
Anak Beringharjo Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui
media papan flanel dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf di Tempat
Penitipan Anak di Beringharjo. Pada siklus I kemampuan anak mengalami
peningkatan meskipun belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah
ditetapkan oleh peneliti. Oleh sebab itu, penelitian dilanjutkan pada pertemuan
selanjutnya dengan langkah-langkah antara lain: (1) langkah-langkah anak-anak
dapat mengenal huruf dan menyebutkan huruf dengan kata-kata (2) anak-anak
dapat mengurutkan huruf vokal dan konsonan setelah dilakukan penelitian
tindakan kelas terdapat peningkatan mengenal huruf dari dua aspek yaitu dapat
menyebutkan menggunakan kata-kata dan dapat mengenal huruf. Pada saat
Pratindakan ada 43,3%, meningkat pada tahap I 68,9% dan pada tahap II 88,3%
dan peningkatan tahap ketiga 92,2%. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan
bahwa media papan flanel memiliki peningkatan yang besar dalam pembelajaran
mengenal huruf, karena dengan media tersebut kemampuan anak dapat
meningkat.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sangat jelas karena
pada peneliti pertama membahas mengenai Meningkatkan Kemampuan Membaca
Melalui Media Papan Flanel. Peneliti kedua membahas mengenai Penggunaan
Media Papan Flanel Dalam Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Materi
Huruf Hijaiyah. Dan pada peneliti ketiga membahas mengenai Peningkatan
Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Media Papan Flanel. Sedangkan pada
penelitian ini membahas mengenai Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka
Melalui Media Papan Flanel Angka. Selanjutnya persamaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian ini sama-sama membahas mengenai media papan
flanel.
2. Pengertian Anak Usia Dini
Mansur (2011: 88), mengemukakan bahwa anak usia dini adalah
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
(koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, dan kecerdasan spriritual), sosial emosional (sikap dan perilaku
serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak. Sedangkan menurut Novan Ardy Wiyana
dan Barnawi (2014: 32), anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai
usia enam tahun dan usia ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat.
Mulyasa (2012;16), mengemukakan bahwa anak usia dini adalah individu
yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.
Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa anak
usia dini merupakan usia yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik
fisik maupun mental serta usia dini inilah yang mudah meniru baik hal yang baik
atau buruk sesuai apa yang dilihat dan didengar baik itu dari orang tua, keluarga
maupun dari lingkungan tempat tinggalnya. Usia inilah yang sangat rentang
dengan peniruan.
3. Kemampuan Kognitif
Suyanto (2005: 86-87), mengemukakan bahwa salah satu teori kognitif
(cognitive learning theory) adalah information processing theory (teori proses
informasi). Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini, teori ini
memandang belajar adalah proses memperoleh, mengolah, menyimpan, serta
mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. Selain itu, teori ini juga
membahas bagaimana anak menggunakan informasi untuk memecahkan masalah
dan membuat keputusan.
Patmonodewo (2008: 27), mengemukakan bahwa kognitif dapat diartikan
sebagai kecerdasan atau berpikir. Sedangkan menurut Yuliani Nurani Sujiono
(2007: 1.3), kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa.
Marisson (2012), mengemukakan bahwa Anak-anak membentuk skema-
skema baru lewat proses asimilasi dan akomodasi. Piaget meyakini bahwa anak-
anak merupakan pembangun kecerdasan yang aktif lewat asimilasi (menerima
pengalaman baru) dan akomodasi (mengubah skema yang udah ada untuk
disesuaikan dengan informasi baru), yang menghasilkan keseimbangan.
Jahja (2011), mengemukakan bahwa perkembangan kognitif adalah
perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan karena
bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia kognitif
anak berkembang pesat, makin kreatif, bebas dan imajinatif.
Susanto (dalam Williams 2011), mengemukakan bahwa kognitif adalah
bagaimana cara individu bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat
lambatnya individu di dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya.
Gambaran yang diberikan Williams tentang ciri-ciri perilaku kognitif adalah:
berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, berpikir terperinci (elaborasi).
Uukumiawati (2012), mengemukakan bahwa kognitif adalah suatu proses
berfikir yaitu kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Potensi kognitif ditentukan
pada saat konsepsi (pembuahan) namun terwujud atau tidaknya tergantung dari
lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak
lahir atau merupakan faktor keturunan yang akan menentukan batas
perkembangan tingkat (intelegensi) batas maksimal.
Fikriyati (2013: 48), mengemukakan bahwa proses kognitif adalah proses
manusia untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia, yang meliputi proses
berpikir, belajar, menangkap, mengingat, dan memahami.
Pengertian diatas juga senada dengan pendapat Susanto (2011: 5), yang
mengatakan bahwa kognitif adalah kemampuan mengenal, membandingkan,
mengingat, memecahkan masalah, dan kecerdasan.
Yamin (2010:150), mengemukakan bahwa pada aspek pengembangan
kognitif, kompetensi dan hasil belajar yang diharapkan pada anak adalah anak
mampu dan memiliki kemampuan berpikir secara logis, berfikir kritis, dapat
memberi alasan, mampu memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab
akibat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Wiyani (2014), mengemukakan bahwa Istilah “cognitive” berasal dari
kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kognisi diatikan dengan empat pengertian, yaitu kegiatan atau
proses memperoleh pengetahuan, termasuk kesadaran dan perasaan dan usaha
menggali suatu pengetahuan melalui pengalamannya sendiri dan hasil
pemerolehan pengetahuan.
Khadijah (2016), mengemukakan bahwa kemampuan kognitif dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk mengetahui sesuatu, artinya mengerti
menunjukan kemampuan untuk menangkap sifat, arti, atau keterangan mengenai
sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap hal tersebut,
perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada kemampuan yang dimiliki
seorang anak untuk memahami sesuatu. Selanjutnya SitK (2010), mengemukakan
bahwa kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia.
Adapun proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan,
pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Sehubungan dengan hal ini
Pieget berpendapat, bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada anak,
adalah:
a) Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa
yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki
pemahaman yang utuh dan komprehensif.
b) Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
kejadian yang pernah dialaminya.
c) Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam
rangka
menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
d) Agar anak mampu memahami simbol-simbol yang tersebar di dunia
sekitarnya.
e) Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi
secara alamiah (spontan), maupun melalui proses ilmiah (percobaan).
a. Tahap Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak
berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir dengan cara-cara yang unik.
Semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama, yaitu meliputi
empat tahapan adalah:
1) Pertama, Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun) disebut Sensori Motorik
karena pembelajaran anak hanya melibatkan panca indra.
2) Kedua, Tahap Praoperasional (2-7 tahun), Tahap Praoperasional (early
childhood) yang membentang selama usia 2 hingga 7 tahun, perubahan
paling jelas yang terjadi adalah peningkatan luar biasa dalam aktivitas
representasi atau simbolis.
3) Ketiga, Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) Piaget, yang
membentang dari sekitar usia 7 hingga 11 tahun dan menandai suatu titik-
balik besar dalam perkembangan kognitif. Pikiran jauh dari sekedar logika.
Ia bersifat fleksibel dan lebih teratur dari sebelumnya.
4) Keempat, Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas) Tahapan ini
muncul usia 11 hingga 15 tahun adalah tahapan teori Piaget yang keempat
dan terakhir. Tahap Operasional Formal sebuah tahap di mana mereka
mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, sistematis, dan ilmiah.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kognitif Anak
Patmonodewo (2008), mengemukakan bahwa kemampuan kognitif anak
usia dini menunjukkan perkembangan dari cara berpikir anak, dimana anak mulai
berfikir secara konkret. Ada faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan
berfikir anak tersebut. Kemampuan kognitif dipengaruhi oleh pertumbuhan sel
otak dan perkembangan hubungan antar sel otak. Kondisi kesehatan dan gizi anak
walaupun masih dalam kandungan ibu akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kemampuan orang satu dengan orang yang lain cenderung
berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya
sebagaimana yang diungkapkan Susanto (2011) sebagai berikut:
1) Faktor Hereditas/keturunan
Teori heriditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli
filsafat Schaobpenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa
potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
2) Faktor lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke
berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas
putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun. Teori ini
dikenal dengan sebutan tabula rasa. Menurut John Locke, perkembangan
manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya.
3) Faktor kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan
berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender).
4) Faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan
dengan pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak
disengaja (pengaruh alam sekitar).
5) Faktor minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatau tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan
sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
6) Faktor kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode.
Harjaningrum (2007), mengemukakan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan kognitif anak. Beberapa faktor tersebut diantaranya:
genetika, hereditary, temperamental, intelektual, kesehatan, nutrisi, budaya,
pengaruh lingkungan di mana si anak hidup, serta pengalaman-pengalaman
khusus dari masing-masing tahap perkembangan yang dialami anak. Selanjutnya,
Harjaningrum (2007), mengemukakan bahwa menurut teori nativisme bahwa
kemampuan kognitif anak tergantung dari pembawaan si anak yang bersangkutan.
Jika anak berpembawaan cerdas, ia akan berkembang menjadi anak yang cerdas.
Sebaliknya, jika anak berpembawaan bodoh, ia akan berkembang menjadi anak
yang bodoh.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi kemampuan kognitif anak adalah yang berasal dari interaksi anak
dengan lingkungannya. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang turut
berperan dalam pembentukan kemampuan kognitif anak. Cara guru mengajar
serta media, motode, dan kegiatan yang diberikan oleh guru sangat berperan
penting dalam perkembangan anak. Dari interaksi anak dengan lingkungan maka
anak akan mendapatkan pengalaman. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
kemampuan kognitif yaitu faktor keturunan, faktor pembentukan, faktor minat dan
bakat serta faktor kebebasan.
4. Pengertian Kemampuan Mengenal Angka
Permendiknas Nomor 146 Tahun 2014 memuat Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan lingkup perkembangan kognitif mengenai konsep
bilangan dan angka. Standar tersebut menyatakan bahwa anak usia 4-5 tahun,
yang termasuk kelompok A di dalam kegiatan di Taman Kanak-kanak, dapat
menyebutkan angka 1-10. Menurut Yuliani (2011: 67), perkembangan kognitif
anak usia 4-5 tahun adalah menggunakan angka-angka tanpa pemahaman,
mempunyai ketertarikan dengan jumlah dan anak sudah mulai menggunakan
angka, jumlah dan panjang.
Menurut Suyanto (2003: 176) secara umum konsep matematika pada anak
usia dini meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Memilih, membandingkan dan mengurutkan, misalnya memilih balok
yang pendek diteruskan ke yang lebih panjang sehingga membentuk
urutan dari yang paling pendek ke yang paling panjang.
b. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa
kelompok berdasarkan ukuran dan bentuknya.
c. Menghitung, yaitu menghubungkan antara konsep benda dengan konsep
bilangan.
d. Angka, yaitu simbol dari kuantitas. Anak dapat menghubungkan antara
banyaknya benda dengan simbol angka.
e. Pengukuran, yaitu anak dapat mengukur ukuran suatu benda dengan
berbagai cara, baik dengan ukuran non standar (kaki, depa dan jengkal)
maupun standar (dengan penggaris atau meteran).
f. Geometri, yaitu mengenal bentuk, luas, volume dan area.
g. Membuat grafik, misalnya guru membagi kartu merah, hijau dan kuning
untuk anak yang suka apel, mangga dan pisang. Guru menyuruh anak
untuk menempelkan pada papan tulis yang telah diberi sumbu datar (X)
dan tegak (Y) sehingga akan tampak gambaran tentang banyaknya anak
yang suka buah-buahan tersebut.
h. Pola, yaitu membentuk pola, misalnya guru memberi angka 1,3,6 lalu anak
melanjutkan dengan suatu pola tertentu bisa 1,3,6 atau 3,6,1.
i. Problem solving, yaitu kemampuan memecahkan persoalan sederhana
yang melibatkan bilangan dan operasi bilangan.
a. Pengertian Angka
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk
pencacahan dan pengukuran. Bilangan bersifat abstrak. Bilangan memberikan
keterangan mengenai banyaknya sesuatu (Negoro dan Harahap, 2014: 32).
Suparmo (1995) mengatakan bahwa bilangan adalah satuan dalam sistem
matematika yang dapat dioperasionalkan secara matematik. Bilangan adalah suatu
konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak karena menjadi
dasar bagi penguasaan konsep matematika selanjutnya di jenjang pendidikan
formal berikutnya.
Dari definisi di atas disimpulkan bahwa bilangan dan angka adalah hal
yang berbeda. Bilangan adalah konsep matematika yang digunakan untuk
pencacahan dan pengukuran yang dapat dioperasionalkan secara matematik.
Angka adalah lambang dari bilangan tersebut dan merupakan konsep matematika
yang digunakan dalam pencacahan dan pengukuran.
Dalam pembelajaran matematika sebelum kita belajar angka terlebih
dahulu dapat mengetahui tentang arti bilangan. Bilangan merupakan konsep dasar
dalam matematika. Pengertian bilangan dalam Sutan (2003: 4) bilangan
didefinisikan sebagai: sesuatu yang bersifat abstrak dan menyatakan banyaknya
anggota dari suatu kelompok. Lambang bilangan atau numeral adalah penamaan
dan perlambangan dari kelompok tersebut. Himpunan dari bilangan dapat diwakili
“5” (lambang bilangan Hindu-Arab), “V” (lambang bilangan Romawi).
Perlu diperhatikan bahwa angka (digit) berbeda dengan bilangan atau
lambang bilangan. Angka hanya berupa 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, (ada 10
angka). Angka tersebut membentuk suatu lambang bilangan. Bilangan terdiri dari
satu angka atau kombinasi berbagai angka seperti 3, 6, 24, 56, 123, 2350, dan
sebagainya. Konsep tentang bilangan telah berkembang sejak zaman prasejarah.
Pada awal zaman sejarah konsep bilangan asli sudah ditemukan dan
kumpulan lambang untuk menyatakannya. Bilangan adalah konsep matematika
yang sangat penting untuk dipahami anak, yang nantinya dijadikan sebagai dasar
penguasaan konsep matematika dijenjang pendidikan formal. Menurut (Muchtar
A. Karim, 1996: 72) membilang atau berhitung adalah pekerjaan membandingkan.
Cara yang dipakai untuk membandingkan adalah mengkorespondensikan
(memasangkan) benda, unsur, atau elemen suatu himpunan (pada awal sejarah
bilangan, pembanding yang digunakan adalah coretan pada dinding gua,
tumpukan kerikil, tumpukan batang/kayu ranting. Hasil membandingkan dengan
cara memasangkan satu demi satu adalah hubungan sama banyak atau tidak sama
banyak. Dari himpunan tersebut maka dijelaskan membilang berarti menyebut
bilangan tentang banyaknya unsur suatu himpunan yaitu 1, 2, 3, dan seterusnya.
Terdapat penjelasan lain mengenai berhitung atau membilang berdasarkan
Buku seri bacaan orang tua Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini (AUD)
dijelaskan suatu kegiatan menyebutkan bilangan berdasarkan urutan. Untuk
mempermudah dalam berhitung anak prasekolah dapat dilakukan dengan
bernyanyi, atau dengan melalui kegiatan sehari-hari. Sebagai contohnya anak
mengurutkan benda bola 1, bola 2, bola 3, bola 4, bola 5, dan seterusnya.
Jadi, terlihat jelas perbedaan makna bilangan dan angka yaitu pada nilai
tempat suatu angka. Bilangan dapat disimpulkan suatu himpunan yang digunakan
dalam matematika untuk membandingkan hubungan satu dengan lainnya dan
didalam himpunan itu terdapat angka-angka.
b. Tahapan Mengenal Angka
Untuk mengenalkan konsep angka pada anak prasekolah dapat dilakukan
salah satunya dengan mengajarkan berhitung 1-10. Contoh lain dalam kegiatan
tersebut anak akan mengenal kata-kata satu, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya.
Dalam artian anak hanya mengenal urutan berhitung belum memahaminya arti
dari urutan itu sendiri.
Menurut Rejeki (2015: 15) mengemukakan bahwa terdapat beberapa
pendapat para ahli mengenai teori belajar untuk mengajar matematika. Ahli-ahli
tersebut diantaranya adalah:
1) Wiliam Brownell - (Meaning Theory)
Dinyatakan bahwa anak-anak pasti memahami apa yang mereka pelajari
jika belajar dilakukan secara terus menerus untuk waktu yang lama. Mendukung
penggunaan benda konkret untuk dimanipulasikan sehingga anak-anak memahami
makna dari konsep dan keterampilan baru.
2) Zoltan P. Dienes
Dinyatakan bahwa dengan menggunakan berbagai sajian (representasi)
suatu konsep, anak dapat memahami secara penuh konsep tersebut. Contoh
menanam konsep persegi, menggambar tegel, eternit, sisi kotak, dan lain-lain.
3) Jean Piaget - (Konstruktivisme)
Menyatakan bahwa perkembangan mental setiap pribadi melewati empat
tahap yaitu sensori motor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional
formal.
4) Richard Skemp
Belajar terpisah menjadi dua tahap yaitu:
a) Memanipulasi benda memberikan basis bagi anak untuk belajar lebih
lanjut dan menghayati ide-ide.
b) Belajar pada tahap diatas menjadi dasar untuk belajar pada tingkat
yang abstrak.
Helmawati (2018), mengemukakan bahwa metode mengenalkan angka
dapat menggunakan benda apapun yang ada disekitar kita. Aktivitas mengenal
angka dapat menggunakan sapu, tongkat, lidi, balok, buah-buahan, permen,
boneka, mobil-mobilan, mainan dan benda-benda lainnya yang ada disekitar kita.
Hanya saja untuk anak mulai usia 3 tahun hendaknya diperlihatkan juga
bagaimana bentuk dari angka-angka tersebut. Minimal angka 0 hingga 9 atau 1
hingga 10.
c. Konsep Mengenal Angka
Konsep matematika yang paling penting dipelajari anak usia 3, 4, dan 5
tahun adalah pengembangan terhadap suatu bilangan. Menurut Seefeldt, (2008:
392) peka pada bilangan itu lebih dari sekedar kegiatan menghitung, tetapi juga
pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu.
Menyebut bilangan dari suatu himpunan diperlukan bahasa yang sama yang
berupa lambang-lambang, sehingga dapat disusun lambang bilangan. Bilangan itu
sendiri tidak dapat dilihat, ditulis, dibaca, atau dikatakan karena suatu ide.
Menurut Soedadiatmojo, (1983: 67) bilangan itu hanya dapat dihayati atau
dipikirkan saja, maka untuk menyatakan bilangan diperlukan lambang atau
simbol. Salah satu simbol bilangan adalah angka yang artinya adalah notasi dari
bilangan itu sendiri. Penjelasan yang ada dalam buku lainnya (Soemartono dkk,
1992: 8) dituliskan bahwa lambang dasar dari sistem Hindu-Arab disebut dengan
angka. Seringkali bilangan disebut seperti rangkaian kata-kata tanpa makna yang
berkaitan dengan bilangan itu. Untuk menyatakan suatu bilangan dijelaskan dalam
pedoman umum matematika bahwa sebelumnya kita harus memberi nama pada
bilangan-bilangan tersebut. Nama yang digunakan misalnya satu, dua, tiga, dan
seterusnya, kemudian kita baru mengenal lambang atau simbol untuk mewakili
bilangan yang disebut dengan lambang bilangan atau angka. Setiap bilangan
memiliki beberapa lambang bilangan. Contohnya bilangan lima dapat ditulis
dengan lambang bilangan bentuk romawi V atau dengan lambang yang berasal
dari arab yang biasanya kita lihat yaitu Satu lambang bilangan hanya mewakili
satu bilangan saja. Kebanyakan dalam suatu penulisan dan pemakaian lambing
bilangan yang ada dalam bentuk desimal dengan sistem nilai tempat. Semua
lambang desimal dapat disusun dari simbol-simbol yang disebut dengan angka
yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.
Bilangan itu sendiri terbagi menjadi beberapa macam. Menurut
(Sudaryanti, 2006: 2) salah satu diantaranya bilangan kardinal yaitu bilangan yang
dipergunakan untuk menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan, atau dapat
dikatakan bahwa bilangan yang menyatakan banyaknya dari suatu obyek.
Contohnya banyak adik Ratna 3 orang, Ayah membeli 2 keranjang buah salak,
dan banyaknya anak dikelas satu 25 orang. Bilangan berikutnya adalah bilangan
asli yang istilahnya terjemahan dari Natural Numbers yang artinya bilangan yang
pertama kali dikenal dan dipergunakan manusia. Dalam arti lainnya dijelaskan
bahwa bilangan asli merupakan bilangan yang dipergunakan untuk membilang
atau menghitung yang dimulai dari 1, 2, 3, 4, 5, …. dan seterusnya. Bilangan yang
berikutnya yang perlu diketahui adalah bilangan cacah yang didapat dari
terjemahaan Whole Number dimana bilangan asli ditambahkan dengan bilangan 0
(nol) sehingga diperoleh himpunan bilangan cacah (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10).
Menurut (Wahyudi, 2005: 110) dijelaskan angka adalah pemahaman
bahwa satu adalah satu, dan dua adalah dua dan seterusnya. Anak prasekolah
kesulitan dalam memikirkan angka karena memiliki nilai khusus. Pada beberapa
kesempatan anak dapat menghitung dan memberi angka pada suatu benda.
Contohnya “1” digunakan untuk satu obyek, “2” untuk untuk dua obyek, “3”
untuk tiga obyek, dan seterusnya. Untuk dapat memahami secara benar dapat
terjadi saat anak berusia 6-7 tahun.
Pada anak usia 4 tahun meskipun memiliki minat dalam bilangan atau
hitungan namun mereka tidak memahami hubungan satu lawan satu antara
bilangan dan benda. Anak usia ini belum memahami konsep yang diistilahkan
“satu” mewakili konsep dari sebuah benda dan “dua” mewakili kuantitas dari 2
benda, dan seterusnya.
d. Prinsip Pembelajaran Mengenal Angka
Matematika bagi usia dini sebenarnya sudah sering anak jumpai secara
tidak langsung dalam kegiatan bermain anak. Namun sayangnya matematika
tersebut kurang ditekankan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam NCTM
(National Council of Teachers of Mathemathic) dijelaskan beberapa kegiatan yang
cocok untuk anak usia 3, 4 tahun khususnya dalam pengembangan
matematikanya. Anak usia 3-5 tahun mulai mengenal tentang simbol/lambang
misalnya angka satu mewakili banyak benda.
Pengenalan matematika ditingkat prasekolah dapat diawali dengan
mengenalkan bentuk angkanya terlebih dahulu. Dalam mengenal angka dapat
dipergunakan suatu gambar, setelah itu diajarkan mengurutkan angka dapat
dilakukan dengan bernyanyi atau praktek dengan kartu angka. Mengenal bentuk
angka ini menurut (Sudaryanti, 2006: 5) anak dapat diajarkan menghitung jari,
lalu melihat gambar LKA yang sudah ada angkanya, atau mengurutkan angka
sewaktu anak bermain dalam lingkaran. Pada bagian dada anak ditempeli kartu
angka dalam ukuran besar dan anak diminta untuk berdiri sesuai posisi urutan
angka yang ditempel pada masing-masing dada anak.
Tahapan berikutnya anak dapat diajarkan untuk memasangkan angka
dengan bendanya. Menurut (Sudaryanti, 2006: 13) anak untuk dapat
memasangkan angka syaratnya sudah dapat menyebutkan benda dengan bantuan
jari tangan. Guru dapat memberi contoh dengan peragaan gambar binatang, buah-
buahan, sayuran, dengan cara memasangkan angka yang sesuai dengan gambar
jari tangan dan sesuai dengan banyaknya. Dapat divariasi untuk memantapkan
konsep memasangkan angka sesuai dengan gambar buah. Contoh lain
dimodifikasi dengan bentuk sayuran, kemudian alat tulis dan sebagainya.
Kegiatan lain yang lebih menarik dapat juga dengan bentuk permainan yang
menarik bagi anak misalnya dengan sedotan, manik-manik, dan sebagainya.
e. Indikator Kemampuan Mengenal Angka Menurut Kurikulum
Indikator pembelajaran yang akan dicapai oleh guru dan anak didik dalam
rangka meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A
melalui media papan flanel. Bedasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapain perkembangan anak adalah:
1) Menyebutkan lambang bilangan 1-10.
2) Mengurutkan angka 1-10.
3) Mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda.
4) Menghitung benda sesuai dengan jumlah angka.
Jika semua indikator tersebut terlaksana secara baik, maka pembelajaran
dikatakan tercapai secara optimal. Indikator tersebut merupakan tolak ukur
kemampuan perkembangan belajar anak yang dibuat dalam lembar penilaian yang
berbentuk observasi.
5. Media Pembelajaran
Hamidjojo (2000), Arsyad (2006), mengemukakan bahwa media sebagai
semua bentuk perantara yang digunakan untuk menyampaikan atau menyebar ide,
gagasan, pendapat sehingga ide atau gagasan pendapat yang dikemukakan sampai
kepada penerima.
Scharmm (Ellyawati, 2005), mengemukakan bahwa media pembelajaran
merupakan salah satu teknologi pembawa pesan untuk keperluan pendidikan.
Dalam hal ini media yang dimaksud dapat berupa televisi, video, film dan
sebagainya yang tentu saja itu untuk mendukung proses belajar dikelas.
Aect (Arsyad 2006), mengemukakan bahwa Istilah media berasal dari
bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium, secara harfiah berarti
perantara atau pengantar dan sesuatu segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan.
Zaman (2016), mengemukakan bahwa media pembelajaran pada dasarnya
merupakan wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan
kepada penerima pesan (anak). Untuk itu diperlukan media pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan membaca anak antara lain yaitu melalui papan
flanel, kartu huruf atau gambar seri.
Menurut Sadiman, dkk (2006), mengemukakan bahwa istilah media itu
sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harafiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan dengan
penerima pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian anak sedemikian rupa sehingga
proses belajar itu terjadi.
Criticos (Daryanto, 2010:5) media merupakan komponen komunikasi
yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan
definisi tersebut bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa media merupakan pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
dan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi untuk membantu dalam
pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran juga sarana yang
dipergunakan untuk pembangunan keterampilan anak. Dalam hal ini, media
adalah salah satu penunjang berlangsungnya pembelajaran yang efektif dan
kondusif. Dengan adanya media dalam pembelajaran sangat membantu guru
dalam menjelaskan atau memaparkan pembelajaran dan anak juga dengan mudah
mengerti dan memahami pembelajaran yang sedang berlangsung.
a. Jenis Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang bisa digunakan sebagai
proses pembelajaran. Menurut Eliyawati (2005:113), jenis media pembelajaran
sebagai berikut:
1) Media visual adalah media yang hanya dilihat saja. Media visual ini terdiri
atas media yang dapat diproyeksikan, misalnya overhead proyektor (OHP)
dan media yang tidak proyeksikan, misalnya gambar diam, gambar grafis,
media model, dan media realita.
2) Media audio adalah yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian dan
kemauan anak untuk mempelajari isi tema, misalnya radio kaset.
3) Media Audio-Visual, merupakan kombinasi dari media dan media visual,
misalnya televisi, video pendidikan dan slide suara. Sedangkan menurut
Sadiman (2006:28) media terdiri beberapa jenis yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a) Media Grafis
Media grafis termasuk dalam media visual yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan yang menyangkut dengan indera penglihatan. Media
grafis ini memiliki beberapa jenis, antaranya adalah papan flanel, gambar
atau foto, sketsa, diagram, bagian atau chart, grafik, kartun, poster, peta,
dan globe papan bulletin.
b) Media Audio
Media audio merupakan media yang berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-
lambang auditif, baik verbal (kata-kata) maupun non verbal. Ada beberapa
jenis media audio, antara lain radio, tape recoder, piringan hitam dan
laboritorium bahasa.
c) Media Proyektor Diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media
menyajikan rangsangan-rangsangan dari visual. Selain itu, bahan-bahan
grafis banyak dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas
diantara adalah media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan
media pesan yang bersangkutan pada media proyeksi. Pesan tersebut
diproyeksikan dengan proyektor agar dapat di dilihat oleh sasaran.
Beberapa jenis media proyeksi di antara lain film bingkai (slide), film
rangkai (film strip), dan overhead proyektor (OHP).
Dari kedua pendapat mengenai jenis-jenis media seperti yang sudah
dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa media dari beberapa jenis diantaranya
media visual, media audio dan media audio visual. Media visual mencakup media
yang dapat dilihat dari penglihatan yang didalamnya terdapat media grafis seperti
media papan flanel. Media audio merupakan media yang berhubungan dengan
indera pendengaran, misalnya kaset, dan radio. Sedangkan media audio visual
adalah media yang terjadi bentuk penggabungan antara media audio dan visual,
misalnya televisi, dari ketiga jenis media tentu saja memiliki fungsi yang sama.
6. Papan Flanel
Menurut Ani Tri Astuti (2016) mengemukakan bahwa media papan flanel
dipilih karena item yang digunakan memiliki warna yang menarik, dapat dilihat,
disentuh, serta mudah ditempel dan dilepas. Penggunaan papan flanel dapat
membuat pembelajaran yang disajikan lebih efisien dan menarik perhatian anak
sehingga anak dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran penjumlahan.
Melalui penggunaan media papan flanel maka anak akan memperoleh informasi
tentang simbol-simbol dalam penjumlahan yakni angka dan tanda yang
digunakan. Anak juga belajar dengan gambar yang disajikan di atas angka
sehingga belajar dengan gambar sebelum menuju ke simbol abstrak berupa angka
(lambang bilangan).
Ismail (2006:222), mengemukakan bahwa media papan flanel adalah
media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu pada
sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis
untuk disimpan. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot
dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar, papan flanel
dapat dipakai pula untuk menempelkan huruf-huruf atau angka-angka sehingga
dapat memudahkan proses penyampaian materi.
Sadiman, dkk (2006), mengemukakan bahwa papan flanel adalah media
grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu pada sasaran tertentu
pula. Papan berlapis flanel ini dapat dilipat secara praktis. Gambar atau angka
yang akan disajikan dapat dipasang dan dapat dipakai berkali-kali, untuk itu
media papan flanel ini dapat di gunakan pula untuk menempelkan huruf dan
angka-angka.
Daryanto (2010), mengemukakan bahwa papan flanel sering disebut
dengan visual board, adalah suatu papan flanel yang dilapisi kain flanel atau kain
berbulu dimana padanya diletakan potongan gambar-gambar atau simbol atau
angka yang disebut biasanya disebut dengan item flanel.
Sependapat dengan pendapat diatas, Khadijah menjelaskan bahwa media
papan flanel merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan
bermain sambil belajar dalam pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan
kemampuan kognitif anak dalam memperkenalkan konsep bilangan serta bercerita
dengan menggunakan papan flanel.
Sakiman (2016), mengemukakan bahwa papan flanel merupakan grafiks
yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu
pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar
yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat
dipakai berkali-kali. Papan flanel ini dipakai untuk menempelkan huruf dan
angka-angka.
Berdasarkan paparan diatas, maka media papan flanel adalah media papan
datar yang dilapisi oleh kain flanel yang diatasnya diletakkan potongan-potongan
kata, angka, gambar maupun simbol untuk mempermudah proses pembelajaran.
a. Kegunaaan, Kelebihan dan Kelemahan Media Papan Flanel
Dari apa yang telah di uraikan mengenai pengertian media papan flanel
diatas, tampak bahwa media papan flanel mempunyai kegunaan, kelebihan dan
kekurangan dalam sebuah proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak untuk
mengenal huruf pada anak usia 4-5 tahun. Menurut Daryanto (2012:22) kegunaan
media flanel adalah sebagai berikut:
1) Dapat dipakai untuk jenis pembelajaran apa saja.
2) Dapat menerangkan perbandingan atau persamaan secara sistematis.
3) Dapat menumpuk anak untuk belajar aktif.
Menurut Nurani (2011: 33), adapun kegunaan dari media papan flanel
yaitu:
a. Untuk memperkenalkan konsep bilangan.
b. Latihan membilang dan mengenalkan lambang bilangan.
c. Menanamkan pengertian tentang banyak sedikit, sama banyak.
d. Sebagai alat untuk memperkenalkan pengertian penambahan dan
pengurangan.
e. Berceria menggunakan media papan flanel.
Melihat kegunaan dari papan flanel yang telah ada, maka papan flanel
sangat cocok untuk mengenalkan angka pada anak usia 4-5 tahun, karena media
papan flanel ini memiliki keefektifan dalam penggunaannya. Selain itu, kain yang
melekat pada papan flanel ini memiliki keefektifan dalam penggunaan.
Pemanfaatan papan flanel dalam pembelajaran banyak sekali keuntunganya,
beberapa keuntungan/kelebihan penggunaan papan flanel menurut Suleiman
(1985: 124) adalah sebagai berikut:
1) Dalam pembuatannya tidak sukar dan tidak memerlukan biaya yang
banyak.
2) Papan flanel baik untuk menvisualisasikan diri berbagai macam pelajaran
misalnya: pengenalan angka, pengenalan huruf, bercerita siklus
metaformosis dan sebagainya.
Menurut Daryanto (2012:23), adapun kelebihan media papan flanel antara
lain:
1) Dapat dibuat sendiri
2) Item-item dapat diatur sendiri
3) Dapat dipersiapkan terlebih dahulu
4) Item-item dapat dipergunakan berkali-kali
5) Memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan anak didik
6) Menghemat waktu dan tenaga.
Menurut Madyawati (2018:204-205), mengemukakan bahwa adapun
beberapa kelebihan media papan flanel, meliputi:
1) Gambar dapat dipindahkan dengan mudah sehingga anak lebih antusias
dan ikut aktif secara fisik dengan cara memindahkan objek gambar yang
ditempel.
2) Gambar-gambar yang ada dapat ditambah dan dikurangi dengan mudah
dari segi jumlahnya termasuk juga susunannya.
3) Pola kegiatan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, baik individu
maupun kelompok.
4) Menarik perhatian anak.
Adapun beberapa keuntungan/kelebihan media papan flanel menurut
Sanaky (2011:63), antara lain:
1) Gambar-gambar dengan mudah ditempelkan.
2) Efisiensi waktu dan tenaga.
3) Menarik perhatian anak didik.
4) Memudahkan guru menjelaskan materi pelajaran.
Menurut Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013:47), mengemukakan
bahwa adapun kelebihan media papan flanel yaitu sebagai berikut:
1) Guru dapat membuat sendiri media papan flanel.
2) Media ini dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti dan cermat.
3) Dapat memusatkan perhatian anak didik terhadap suatu masalah yang
dibicarakan.
4) Dapat menghemat waktu pembelajaran, karena segala sesuatunya sudah
dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.
Sedangkan menurut Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013:47)
mengemukakan bahwa kelemahan media papan flanel adalah sebagai berikut:
1) Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesama, tetapi hal ini tidak
menjamin pada bahan yang berat, karena dapat lepas bila ditempelkan.
2) Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel tersebut akan
berhamburan jatuh.
b. Alat dan Bahan Media Papan Flanel
Madiyawati (2018:205-206) mengemukakan bahwa bahan-bahan
pembuatan papan flanel, meliputi: kain flanel/kertas rampelas,
papan/tripleks/gabus, lem, gunting, paku, dan gambar (materi) yang akan
disampaikan. Prosedur pembuatannya, yaitu:
1) Menyiapkan papan/tripleks/gabus berukuran 70 x 90 cm atau lebih.
2) Menempelkan kain papan/laken pada papan.
3) Mengumpulkan gambar yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
4) Gambar yang akan digunakan dibagian belakangnya ditempelkan kain
flanel/laken kemudian gambar tersebut ditempelkan pada papan sehingga
gambar tetap melekat pada papan flannel.
Cara penggunaan papan flanel, sebagai berikut:
1) Gambar yang telah diberikan kain flanel disiapkan terlebih dahulu.
2) Siapkan papan flanel dan gantungan pada flanel tersebut/di tempat yang
mudah dilihat.
3) Ketika guru akan menjelaskan materi/pesan dengan menggunakan gambar,
maka gambar dapat di ditempelkan pada papan flanel yang telah dilapisi
kain flanel.
Dalam penyampaiannya hal-hal yang harus dipersiapkan sebagai berikut:
1) Persiapan diri. Tentukan pokok materi yang akan disesuaikan dengan
penggunaan media papan flanel. Materi-materi yang akan disampaikan
perlu diingat pokok-pokoknya sehingga tidak keluar dari materi tujuan
semula.
2) Menyiapkan peralatan. Periksa gambar-gambar juga perekat yang terdapat
pada bagian belakang. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan kondisi
gambar agar dapat direkatkan dengan baik. Jika rekatnya sudah tidak kuat,
maka perlu diperbaiki agar tidak jatuh pada saat dipasang.
3) Menyiapkan tempat. Siapkan tempat dengan pencahayaan yang cukup
posisi papan flanel disarankan dapat dilihat oleh anak dengan jelas dari
semua arah.
c. Langkah-langkah Pembelajaran melalui Media Papan Flanel Angka
Adapun langkah-langkah penggunaan media papan flanel angka dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Guru mengatur posisi duduk anak didik.
2) Guru menyiapkan media papan flanel angka yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
3) Memperkenalkan kepada setiap anak didik tentang kegiatan yang akan
ingin dilakukan.
4) Melibatkan anak didik dalam pemanfaatan media papan flanel angka.
5) Mengamati anak dalam menggunakan media papan flanel angka.
6) Memberikan kesempatan dan dorongan motivasi kepada anak didik dalam
kegiatan proses belajar mengajar tentang kemampuan mengenal angka
melalui media papan flanel angka.
7) Mengadakan berbagai kegiatan yang dapat memantapkan pemahaman
anak didik.
8) Melakukan evaluasi terhadap media papan flanel angka.
d. Penggunaan Media Papan Flanel Angka Dalam Kemampuan Mengenal
Angka Anak Usia 4-5 Tahun
Menurut Astuti Tri berpendapat bahwa dalam sebuah kegiatan
pembelajaran salah satunya pembelajaran kemampuan mengenal angka pada
Taman Kanak-kanak tentunya membutuhkan sebuah media, dengan adanya media
maka anak akan lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan media pembelajaran di Taman Kanak-kanak sangatlah membantu
guru maupun anak.
Media yang digunakan untuk anak usia dini harus memenuhi syarat media
yang baik diantaranya adalah mengandung nilai pendidikan, aman dan menarik
untuk anak, warna, ukuran dan bentuk disesuaikan dengan minat anak dan taraf
perkembangan, sederhana, murah, mudah didapat atau dibuat, alat tidak mudah
rusak dan mudah pemeliharaannya, serta berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan anak. Salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah media papan flanel angka.
Media papan flanel angka dipilih karena memiliki warna-warna yang
menarik, dapat disentuh, dilihat, dan juga mudah dilepas pasang. Penggunaan
media papan flanel angka dapat membuat pembelajaran yang disajikan lebih
menarik perhatian dan sangat efisien sehingga membuat anak termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran matematika. Melalui media papan flanel angka maka
diharapkan anak akan memperoleh informasi tentang simbol-simbol dalam
pembelajaran penjumlahan yaitu angka dan tanda yang digunakan. Selain itu,
anak juga dapat belajar dengan gambar yang disajikan di atas angka sehingga
belajar dengan gambar menuju ke simbol abstrak yaitu berupa angka (lambang
bilangan).
B. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, kerangka pikir yang akan digunakan adalah dengan
melihat berbagai kondisi yang terkait dengan upaya peningkatan kemampuan
mengenal angka melalui media papan flanel angka pada anak kelompok A yang
akan penulis teliti. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan akan mengarah pada
Penelitian lapangan sehingga peneliti mampu mengetahui efektif atau tidak
penggunaan papan flanel angka dalam peningkatan kemampuan mengenal angka.
Media pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dalam kegiatan belajar
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka. Salah satu media
yang digunakan adalah media papan flanel angka. Media papan flanel angka dapat
menjadi media alternatif media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
mengenal angka anak TK. Melalui media papan flanel angka tidak hanya dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka tetapi juga akan mengembangkan
dimensi perkembangan anak yang lain secara optimal seperti perkembangan
berbicara, perkembangan psikomotorik juga perkembangan sosial anak.
Menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran kognitif, anak
dapat berkembang yaitu kemampuan menyusun angka-angka dan huruf hingga
menyusun kata yang sesuai, juga dapat menumbuhkan keingintahuan anak
terhadap konsep atau pengertian serta dapat mengembangkan motivasi anak.
Berdasarkan kerangka teori yang mendasari pelaksanaan penelitian tentang
Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Papan Flanel Angka
Pada Anak Kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa. Penelitian ini akan lebih jelas ketika melihat pembelajaran anak
melalui media papan flanel angka yang ada di sekolah tersebut karena sudah
menggunakan kurikulum 2013.
Tehnik foto dan rekaman inilah peneliti mengumpulkan data-data yang
menyangkut peningkatan kemampuan mengenal angka melalui media papan
flanel angka. Dari data tersebut kemudian peneliti menganalisis kembali temuan-
temuan atau data-data dari lapangan sehingga muncullah temuan-temuan dari data
yang dikumpulkan tersebut. Penekanan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana penggunaan media papan flanel. Untuk lebih jelasnya
tentang kerangka pikir tersebut, berikut ini penulis berikan dalam bentuk gambar:
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir
Media Papan Flanel
Pendidikan Anak
Usia Dini
Kurikulum 2013
Kemampuan Kognitif
Kemampuan Mengenal Angka
Indikator pembelajaran yang akan dicapai oleh guru dan anak didik dalam
rangka meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A
melalui media papan flanel angka. Bedasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapain perkembangan anak adalah:
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10.
2. Mengurutkan angka 1-10.
3. Mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda.
4. Menghitung benda sesuai dengan jumlah angka.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas
maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Dengan melalui media papan
flanel angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak
kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengkaji
Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka Melalui Media Papan Flanel Angka
pada Anak Kelompok A Di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa. Dalam penelitian tindakan kelas ini ada empat tahapan.
Tahapan dalam setiap siklus tersebut meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) pengamatan dan (4) refleksi.
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan pada Anak
Kelompok A Di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa untuk mata pelajaran mengenal angka. Pemilihan sekolah ini bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di sekolah tempat
meneliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran
2019/2020. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender pendidikan di
sekolah yang ditargetkan kurang lebih dua bulan karena ini memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar di kelas untuk
mengetahui hasil dari penggunaan media papan flanel angka.
3. Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah pada Anak Kelompok A
Di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa Tahun
Ajaran 2019/2020 dengan jumlah anak didik sebanyak 13 orang, terdiri dari 6
anak laki-laki dan 7 anak perempuan.
C. Faktor yang Diselidiki
Adapun faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Faktor proses, yaitu keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan strategi
pembelajaran yang digunakan yaitu melalui media papan flanel angka.
2. Faktor hasil, yaitu melihat hasil kemampuan mengenal angka anak didik
melalui media papan flanel angka.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan atau tindakan, observasi, dan refleksi digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Skema Siklus PTK
Sumber: Rancangan Model Penelitian PTK Suharsimi Arikunto (2006: 17-21)
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
?
Prosedur pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan model
siklus dan siklus terdiri dari 4 kali pertemuan dengan perincian sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan (Planning)
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada anak dengan menggunakan media
papan flanel.
1) Membuat rencana pembelajaran mengenal angka melalui media papan
flannel angka.
2) Membuat lembar kerja anak.
3) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan RPPH mengenal angka pada
Anak Kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa yang telah direncanakan dengan menggunakan media
papan flannel angka. Dalam pelaksanaanya, meliputi beberapa kegiatan
yaitu:
1) Menyajikan materi yang akan dipelajari.
2) Menyampaikan masalah kepada anak.
3) Menyiapkan anak untuk mengenal angka melalui media papan flanel
angka.
4) Guru memberikan kuis atau pertanyaan.
5) Anak diberikan kesempatan untuk menanggapi.
6) Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.
7) Melakukan pengamatan atau observasi.
c. Pengamatan (Observasi)
Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap
keseluruhan proses pembelajaran di dalam kelas, dengan materi
pembelajaran mengenal angka melalui papan flannel angka. Data yang
diambil adalah tentang aktivitas murid selama mengikuti proses
pembelajaran di kelas dengan menerapkan media papan flannel angka. Hal
ini yang diamati dan dicatat pada lembar observasi anak antara lain:
1) Situasi kegiatan belajar mengajar.
2) Keaktifan anak.
3) Kemampuan anak dalam proses pembelajaran dengan media papan
flannel angka.
4) Anak yang mengajukan pertanyaan, anak yang memberikan tanggapan
atau komentar.
5) Anak yang mampu melaporkan hasil kerja sendiri.
6) Anak yang menjawab pertanyaan lisan guru.
7) Anak yang menyelesaikan soal latihan.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini, ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu
observasi dan evaluasi. Melakukan observasi terhadap aktivitas anak selama
proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi. Melakukan evaluasi dengan memberikan tes hasil belajar yang
dilakukan pada akhir siklus I dengan tujuan mengetahui peningkatan hasil
belajar anak.
2. Siklus 2
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
Penelitian membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama.
b. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan media
papan flanel berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus
pertama.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
media papan flanel.
d. Refleksi (Reflecting)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan media papan
flanel angka dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar anak dalam
pembelajaran pengetahuan mengenal angka pada Anak Kelompok A di TK
Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
Menurut Asrori, dkk (2009:120-121) mengemukakan bahwa pada siklus
kedua ini dapat berupa kegiatan sebagaimana yang dilakukan pada siklus pertama,
tetapi dilakukan perbaikan-perbaikan atau tambahan-tambahan berdasarkan
hambatan atau kegagalan yang terjadi pada siklus pertama. Jika dalam dua siklus
sudah mencapai indikator yang telah ditentukan, maka dilakukan penyimpulan
dan pemaknaan hasilnya. Namun, jika permasalahan yang diteliti belum
terselesaikan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan tahapan sebagaimana
yang telah dilakukan pada siklus kedua tentunya dengan perbaikan-perbaikan.
Dan N+ artinya siklus selanjutnya.
E. Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen
juga harus “divalidasi” seberapa jauh Penelitian Tindakan Kelas siap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti sebagai instrumen utama
dalam melaksanakan penelitian ditunjang oleh instrumen lain yaitu alat rekam
yang menyimpan percakapan antara guru dengan anak.
Ciri khas Penelitian Tindakan Kelas tidak dapat dipisahkan dari
pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan
keseluruhan skenarionya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus
melakukan persiapan-persiapan khusus. Persiapan dengan cara melakukan,
mengumpulkan berbagai leteratur yang berhubungan dengan masalah penelitian
sekaligus berbagai teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini, tidak asal saja memilih daerah atau lokasi penelitian
yang akan digeneralisasi. Namun, lokasi penelitian tersebut tidak asing lagi bagi
peneliti. Dengan maksud, bahwa wilayah-wilayah atau lokasi-lokasi tertentu yang
dijadikan lokasi penelitian, peneliti sangat mengenal karakteristiknya.
Berikut ini adalah instrument penilaian kemampuan mengenal angka untuk
memberikan nilai pada indikator capaian perkembangan yang dilakukan oleh anak
didik. Instrument penilaian kemampuan mengenal angka adalah sebagai berikut:
Tekhnik yang digunakan dalam pencatatan/penilaian, berupa: Ceklis.
Menentukan status perkembangan anak pada akhir periode penilaian ada
empat skala yaitu:
BB artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan
bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
MB artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan
atau dibantu oleh guru;
BSH artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya
secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru;
BSB artinya Berkembang Sangan Baik: bila anak sudah dapat melakukannya
secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai
kemampuan sesuai dengan indikator yang diharapkan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada saat
penelitian nanti adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan
pencatatan pada lembar observasi terhadap apa yang menjadi sasaran
pengamatan di sekolah Taman Kanak-kanak, observasi digunakan untuk
menilai keterampilan anak dalam melakukan suatu kegiatan.
b. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berupa
foto-foto kegiatan anak selama melakukan eksperimen pada proses
pembelajaran di dalam kelas.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan dokumentasi
secara langsung pada proses pembelajaran kemampuan mengenal angka melalui
media papan flanel angka pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dengan analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Menurut Pardjono, dkk (2007: 57) kualitatif yaitu menggambarkan data
menggunakan kalimat untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci
sedangkan kuantitatif yaitu data yang berupa bilangan, nilainya dapat berubah-
ubah atau bersifat variatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara merefleksi hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh pendidik dan anak didik di kelas. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini berupa hasil observasi dan catatan lapangan.
Data yang dianalisis yaitu hasil yang diperoleh pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dikelas untuk mengenalkan angka pada anak didik. Analisis data
yang dilakukan oleh peneliti yaitu hasil penelitian pada tiap siklus. Peneliti
membuat perbandingan persentase kemampuan anak dalam mengenal angka
sebelum tindakan dan sesudah tindakan dengan menggunakan media papan flanel
angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A
di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Adapun
rumus yang digunakan persentase dalam penelitian ini menurut Sudijono
(2010:43) adalah sebagai berikut:
� =�
�����%
Keterangan:
P = Presentase Frekuensi yang muncul
f = Frekuensi atau banyaknya aktivitas anak yang muncul
N = Jumlah aktivitas keseluruhan
100% = Konstanta
Menurut Yoni (2010: 176) mengemukakan bahwa hasil dari data tersebut
diinterprestasikan kedalam empat tingkatan antara lain sebagai berikut:
1. Kriteria Sangat Baik, jika anak memperoleh nilai 76%-100%.
2. Kriteria Baik, jika anak memperoleh nilai 51%-75%.
3. Kriteria Cukup, jika anak memperoleh nilai 26%-50%.
4. Kriteria Kurang, jika anak memperoleh nilai 0%-25%.
H. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Indikator Proses
Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
dapat dicermati melalui kegiatan guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini indikator proses yang dilakukan yaitu
dengan langkah-langkah penggunaan media papan flanel angka dalam
pembelajaran antara lain sebagai berikut: (1) Guru mengatur posisi duduk
anak didik, (2) Guru menyiapkan media papan flanel angka yang akan
digunakan dalam pembelajaran, (3) Memperkenalkan kepada setiap anak
didik tentang kegiatan yang akan ingin dilakukan, (4) Melibatkan anak didik
dalam pemanfaatan media papan flanel angka, (5) Mengamati anak dalam
menggunakan media papan flanel angka, (6) Memberikan kesempatan dan
dorongan motivasi kepada anak didik dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel angka, (7)
Mengadakan berbagai kegiatan yang dapat memantapkan pemahaman anak
didik, dan (8) Melakukan evaluasi terhadap media papan flanel angka.
2. Indikator Hasil
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang akan dilihat indikator
kinerjanya selain anak juga guru, karena guru merupakan fasilitator yang
sangat berpengaruh terhadap kinerja anak. Indikator penelitian tindakan kelas
ini dikatakan berhasil apabila kemampuan mengenal angka pada anak
kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa telah mengalami peningkatan sebesar 80% atau dengan kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh Peneliti sudah mendapatkan hasil. Hasil yang
didapatkan mengacu pada tiap siklus yang sudah dilakukan oleh Peneliti sampai
mencapai tujuan dengan memunculkan perbaikan-perbaikan pada setiap
siklusnya. Data yang sudah didapatkan Peneliti antara lain tentang hasil nilai anak
tentang kemampuan mengenal angka, data observasi kegiatan anak didik dan data
observasi kegiatan guru. Berikut di bawah ini hasil yang didapatkan Peneliti saat
melakukan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Hasil Obsevasi Pra Tindakan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I,
dalam penelitian ini terlebih dahulu melakukan pra tindakan sebagai refleksi
untuk pelaksanaan siklus I. Pra tindakan ini dilakukan untuk melihat
kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A sebelum diterapkannya
media papan flanel di TK Mentari Bulogading Kec. Bontonompo Kab. Gowa.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas pada Pra Tindakan dilaksanakan pada
hari Selasa, 01 Oktober 2019 dengan tema kebutuhanku, sub tema jenis
pakaian dan sub-sub tema seragam sekolah. Pada pra tindakan ini ada empat
indikator yang ingin di capai dalam meningkatkan kemampuan mengenal
angka yaitu: menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka. Langkah pertama sebelum penelitian ini
dilaksanakan, yaitu melakukan pengamatan pertama berupa kegiatan pra
tindakan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan mengenal angka anak
didik dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu, Peneliti melakukan
penilaian pada saat aktivitas pembelajaran anak sedang berlangsung.
Berdasarkan hasil pra tindakan yang dilakukan oleh Peneliti di TK
Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa diperoleh
suatu gambaran bahwasannya kemampuan mengenal angka pada anak
kelompok A di di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa belum berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat
bahwasananya masih ada sebagian anak yang mengalami kesulitan ketika di
minta untuk menyebutkan lambang bilangan terutama jika dilakukan secara
acak, anak masih terbalik-balik dalam menyebutkan dan menunjukkan
lambang bilangan, anak masih belum memahami konsep bilangan, bahkan
pada waktu kegiatan mencocokkan benda dengan lambang bilangannya
masih ada sebagian anak yang mengalami kesulitan dalam memilih lambang
bilangan yang sesuai dengan bilangannya.
Menurut analisis Peneliti hal tersebut disebabkan oleh kurangnya
metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran di TK Mentari
Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa khususnya dalam
kemampuan mengenal angka. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
diperlukan metode yang tepat dan menarik minat anak untuk mengikuti
pembelajaran agar kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A dapat
meningkat.
Sesuai dengan pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan tingkat
kemampuan anak ketika mengenal angka masih rendah dan belum masuk
dalam kriteria ketuntasan belajar. Berikut adalah nilai dari kemampuan
mengenal angka dengan empat indikator yaitu menyebutkan lambang
bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-
10 sesuai jumlah benda dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka.
Berdasarkan hasil observasi pra tindakan yang dilakukan sebelum
tindakan kelas diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Pra Tindakan
No.
Nama
Anak
Kemampuan Mengenal Angka
Skor Presentase Kriteria
I.1 I.2 I.3 I.4
1 SNS 2 2 2 2 8 50% Mulai Berkembang (MB)
2 AF 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
3 RH 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
4 MFDP 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
5 MD 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
6 SHK 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
7 SFW 2 1 1 1 5 31,25% Mulai Berkembang (MB)
8 AMP 2 1 1 1 5 31,25% Mulai Berkembang (MB)
No.
Nama
Anak
Kemampuan Mengenal Angka
Skor Presentase Kriteria
I.1 I.2 I.3 I.4
9 AZ 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
10 NFG 2 1 1 1 5 31,25% Mulai Berkembang (MB)
11 HRY 2 2 1 2 7 43,75% Mulai Berkembang (MB)
12 KP 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
13 MM 1 1 1 1 4 25% Belum Berkembang (BB)
Jumlah Keseluruhan 387,5
Nilai Rata-Rata Presentase 29,80%
Kriteria Belum Berkembang (BB)
Keterangan :
Indikator 1 (I.1) : Menyebutkan Lambang Bilangan 1-10
Indikator 2 (I.2) : Mengurutkan Angka 1-10
Indikator 3 (I.3) : Mencocokkan Lambang Bilangan 1-10 sesuai Jumlah
Benda
Indikator 4 (I.4) : Menghitung Benda sesuai dengan Jumlah Angka
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa kemampuan
mengenal angka pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa anak belum berkembang dengan
nilai rata-rata saat pra tindakan adalah (29,80%), maka nilai rata-rata saat pra
tindakan masuk dalam kriteria Belum Berkembang (BB). Dari 13 anak didik,
ada 5 anak dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan nilai presentase
(14,42%) karena dalam kemampuan mengenal angka melalui media papan
flanel angka dengan empat indikator pencapaian yaitu menyebutkan lambang
bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-
10 sesuai jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka
itu artinya anak masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru. Dan ada 8
anak dengan kriteria Belum Berkembang (BB) dengan nilai presentase
(15,38%) karena dalam kemampuan mengenal angka melalui media papan
flanel angka dengan empat indikator pencapaian yaitu menyebutkan lambang
bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-
10 sesuai jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka
itu artinya anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan
oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi pra tindakan yang dilakukan sebelum
tindakan kelas dapat dilihat pada tabel rekapitulasi data kemampuan
mengenal angka dibawah ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Pra Tindakan
No. Kriteria
Jumlah
Anak
Skor Presentase
1 Belum Berkembang (BB) 8 200 15,38%
2 Mulai Berkembang (MB) 5 187,5 14,42%
3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 0 0 0%
4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 0 0 0%
Nilai Rata-Rata Presentase 13 387,5 29,80%
Dari data pada Tabel 4.2 tentang rekapitulasi presentase kemampuan
mengenal angka pada pra tindakan yang dilakukan sebelum tindakan kelas diatas,
dapat diperjelas melalui Gambar 4.1 pada diagram dibawah ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.1
Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Pra Tindakan
Berdasarkan Gambar 4.1 pada grafik diatas dapat diketahui bahwa
kemampuan mengenal angka pada anak sebelum melakukan tindakan
kegiatan pada siklus I dan siklus II nilai rata-rata yang diperoleh saat pra
tindakan adalah (29,80%) dengan kriteria Belum Berkembang (BB). Dengan
demikian, belum memenuhi target yang ditetapkan, yaitu nilai rata-rata
ketuntasan pembelajaran (80%). Dari 13 anak didik, ada 5 anak dengan
kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan nilai presentase (14,42%) karena
dalam kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel angka dengan
empat indikator pencapaian yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10,
mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah
benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak
masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru. Dan ada 8 anak dengan
15,38%
14,42%
13,8
14
14,2
14,4
14,6
14,8
15
15,2
15,4
15,6
Belum
Berkembang
Mulai
Berkembang
Berkembang
Sesuai
Harapan
Berkembang
Sangat Baik
PRA TINDAKAN
Belum Berkembang
Mulai Berkembang
Berkembang Sesuai Harapan
Berkembang Sangat Baik
kriteria Belum Berkembang (BB) dengan nilai presentase (15,38%) karena
dalam kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel angka dengan
empat indikator pencapaian yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10,
mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah
benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak
melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru.
Dengan melihat banyaknya anak didik yang belum berkembang dalam
kemampuan mengenal angka, maka Peneliti perlu mengadakan penelitian
pada siklus I untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui
media papan flanel angka pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
2. Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21
Oktober 2019 dan 23 Oktober 2019. Tahap-tahap pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus I
Berdasarkan hasil lapangan yang diperoleh saat tahapan Pra tindakan,
Peneliti melakukan diskusi dengan wali kelas tentang pembelajaran mengenal
angka pada anak kelompok A dengan memakai media papan flanel angka.
Dari hasil yang didapatkan pada tahap Pra tindakan, Peneliti telah menyusun
perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, antara lain:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Pada tahap ini Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) yang akan digunakan pada proses
pembelajaran. Untuk penyusunan RPPH dari tema dan formatnya sudah
ditentukan oleh pihak sekolah dan peneliti berdiskusi kepada guru kelas
untuk memberikan masukan saat penyusunan RPPH. Sebelum RPPH
digunakan untuk melakukan tahap siklus, RPPH tersebut divalidasikan
kepada dosen validator pada hari Rabu, 22 Oktober 2019.
2) Menyusun Instrumen Penelitian
Peneliti membuat instrument penilaian yang akan dipakai untuk
mengukur keberhasilan anak dalam mengenal angka pada saat akhir
pelaksanaan siklus. Instrument penilaian yang disusun Peneliti dalam
setiap siklus sama. Ini dikarenakan indikator ketercapaian anak pada
setiap siklus juga sama yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10,
mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai
jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka.
Peneliti juga menyusun lembar observasi guru dan lembar
observasi anak didik. Lembar observasi tersebut dipakai ketika dilakukan
proses siklus. Lembar observasi guru akan diisi Peneliti pada saat guru
mengajar, sedangkan lembar observasi anak didik akan diisi Peneliti
sesuai dengan pengamatannya pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal angka
pada anak kelompok A. Kedua penilaian ini akan dipakai sebagai
penentu keberhasilan dari penelitian.
3) Mempersiapkan Media dan Sarana Pendukung Pembelajaran
Media yang digunakan untuk penelitian terbuat dari papan flanel
yang berbentuk persegi panjang dan desain angkanya berbentuk
lingkaran agar anak didik tertarik dan semangat untuk mengikuti proses
belajar. Peneliti menyediakan bahan atau alat untuk membantu proses
perlaksanaan pembelajaran. Media yang dibuat Peneliti tersebut
berdasarkan melihat pada saat penelitian Pra tindakan anak belum
memahami urutan angka 1-10 dan bentuk-bentuk angka dari angka 1-10.
4) Mempersiapkan Kelengkapan Dokumentasi
Peneliti menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas
guru dan anak didik pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
kemampuan mengenal angka dengan melalui media papan flanel angka.
b. Pelaksanaan Siklus I
Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) yang di susun oleh Peneliti dan telah di
diskusikan sebelumnya. Dalam penelitian ini, yang menjadi pelaksana adalah
guru, sedangkan Peneliti berperan sebagai observer atau pengamat. Dalam
Siklus I ini, penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Berikut ini
deskripsi proses pelaksanaan tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siklus I Pertemuan I
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin,
21 Oktober 2019 dari pukul 07.30-10.30 WIB. Tema pembelajaran yang
disampaikan yaitu tema tanaman, sub tema binatang laut dan sub-sub
tema ikan. Adapun empat indikator yang ingin dicapai dalam
meningkatkan kemampuan mengenal angka adalah menyebutkan
lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang
bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan
jumlah angka.
Sebelum kegiatan dimulai pada pukul 07.00-07.30 WIB kepala
sekolah, guru dan Peneliti berdiri di depan pintu gerbang sekolah untuk
menyambut kedatangan anak didik dalam penerapan SOP Penyambutan.
Anak-anak diarahkan untuk bermain bebas terlebih dahulu bersama
teman-temannya sambil menunggu kegiatan dimulai.
Pada pukul 07.30-08.00 WIB sebelum anak didik masuk ke
kelasnya, mereka berkumpul di depan kelas untuk berbaris terlebih
dahulu. Setelah itu, bernyanyi bersama-sama dengan berbagai macam
lagu anak, membaca doa dan mengucapkan ikrar saat di depan kelas.
Pada saat anak-anak berbaris Peneliti diberi kesempatan untuk ikut
menyiapkan anak didik, pelaksanaan tersebut diikuti oleh seluruh guru
dan anak didik.
Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB kegiatan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
(1) Kegiatan Pembuka (± 30 Menit)
Pada pukul 08.00-08.30 WIB di awal pembukaan guru mengatur
posisi duduk anak dengan dudk melingkar. Setelah itu, guru
mengucapkan salam terlebih dahulu. Saat memberikan salam anak didik
terlihat antusias dan semangat membalas salam dari guru. Sebelum
memulai pembelajaran guru memberi ice breaking melalui tepuk variasi
dan menyanyikan lagu anak “ikanku dan tepuk anak soleh”. Disini ice
breaking fungsinya agar anak didik lebih semangat dan berkonsentrasi
saat mengikuti pembelajaran. Kemudian dilanjutkan membaca surat-surat
pendek “Surah Al- Fatihah dan Surah An- Nass” dan membaca doa-doa
harian “doa masuk WC dan keluar WC dan di lanjut doa sebelum
belajar”. Setelah kegiatan membaca surat-surat pendek dan membaca
doa-doa harian guru mengabsen anak didik dikelas dengan cara
bernyanyi sehingga anak lebih semangat. Guru disini juga menjelaskan
tema dan kegiatan permainan apa saja yang akan dilakukan pada hari ini.
(2) Kegiatan Inti (± 60 Menit)
Pada pukul 08.30-09.30 WIB di dalam kegiatan inti
pembelajaran, guru menerangkan tujuan pembelajaran. Pada tema
binatang, sub tema binatang laut dengan sub-sub tema ikan. Guru
menjelaskan tujuan materi dan kegiatan selama pembelajaran. Guru
bertanya tentang macam-macam binatang yang ada di laut kepada anak
didik untuk menumbuhkan keaktifan anak. Kemudian, guru
memperlihatkan gambar macam-macam binatang yang ada di laut,
seperti ikan, udang, kepiting, cumi-cumi dan lain-lain. Setelah itu, guru
mengajak anak untuk menghitung gambar binatang yang ada di laut
sesuai jenisnya. Guru juga mengajak anak didik untuk mempraktekkan
berenang seperti ikan supaya anak didik semakin bersemangat mengikuti
pembelajaran.
Selain itu, guru juga menjelaskan tentang mengenal angka dengan
menggunakan media papan flanel, guru terlebih dahulu menjelaskan apa
itu papan flanel dan bagaimana cara pembuatan papan flanel. Sebelum itu
guru mengajak anak untuk menyebutkan angka yang sudah guru tulis di
papan tulis. Beberapa anak didik terlihat aktif menyebutkan angka yang
sudah ditunjuk oleh guru. Setelah itu, barulah memakai media papan
flanel angka dengan menggunakan angka berbentuk lingkaran.
Kemudian, beberapa anak didik ditunjuk untuk maju kedepan untuk
memasangkan item-item sesuai arahan guru.
Guru juga mendemontrasikan kegiatan selama proses
pembelajaran dan anak terlihat antusias ingin segera mengerjakan tugas
yang akan diberikan guru. Untuk kegiatan yang dilakukan selama
pembelajaran adalah kegiatan pertama menyebutkan lambang bilangan 1-
10 yang terdapat di papan flanel, anak sangat bersemangat saat guru
mengajak anak didik menyebutkan angka 1-10 yang terdapat pada media
papan flanel. Kegiatan kedua mengurutkan angka 1-10, kegiatan ketiga
mencocokkan gambar ikan sesuai dengan jumlah angka, kegiatan
keempat menghitung jumlah gambar ikan. Dan kegiatan ke lima adalah
mewarnai gambar ikan. Disaat anak didik mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Maka satu persatu anak didik dipanggil ke depan
untuk memainkan media papan flanel dengan menggunakan beberapa
item bentuk angka 1-10 dan kartu gambar ikan. Dan terlihat beberapa
anak didik yang bingung saat guru menunjukkan beberapa angka sesuai
intruksi guru. Setelah kegiatan pembelajaran selesai maka di akhiri
dengan doa “Basmalah dan artinya”.
(3) Kegiatan Istirahat (± 30 Menit)
Pada pukul 09.30-10.00 WIB sebelum bel istirahat berbunyi anak
didik dan guru mencuci tangan dengan sabun. Anak dan guru kembali ke
kelas untuk mengikuti aturan makan. Selanjutnya, guru dan anak didik
membaca do’a sebelum makan dan minum kemudian dilanjutkan makan
dan minum bersama. Setelah selesai, anak diajak berdo’a sesudah makan
secara bersama-sama. Kemudian anak diberi kebebasan untuk bermain
menggunakan mainan outdoor ataupun mainan indoor di bawah
pengawasan guru.
(4) Kegiatan Penutup (± 30 Menit)
Pada pukul 10.00-10.30 WIB pada kegiatan penutup anak didik
diajak untuk bercerita tentang pengalamannya belajar menggunakan
media papan flanel angka. Guru menanyakan apakah anak sudah mulai
bisa menggunakan media papan flanel. Selain itu, guru memberikan
motivasi kepada anak didik bahwa dengan menggunakan media papan
flanel maka anak akan lebih mudah belajar dalam mengenal angka. Guru
hanya ingin tahu seberapa paham anak tentang bentuk angka. Ternyata
pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa anak yang
belum bisa membedakan mana angka 6 dan angka 9. Setelah selesai,
anak didik diajak untuk bernyanyi dengan lagu pilihan anak “lagu
sayonara”, kemudian diakhiri dengan mengaji surah-surah pendek “Surah
Al-Ashr”, berdo’a keselamatan dijalan, salam, dan pulang.
b) Siklus I Pertemuan II
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu,
23 Oktober 2019 dari pukul 07.30-10.30 WIB. Sebelum Peneliti
melakukan siklus I pertemuan II, tema pembelajaran pada hari ini masih
sama dengan tema pada hari sebelumnya yaitu tema binatang sub tema
binatang laut namun sub-sub tema yang berbeda, sub-sub temanya adalah
cumi-cumi. Untuk kegiatan pengenalan angka yang akan dilakukan
adalah menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan
menghitung benda sesuai dengan jumlah angka.
Sebelum kegiatan dimulai pada pukul 07.00-07.30 WIB seperti
biasa kepala sekolah, guru dan Peneliti berdiri di depan pintu gerbang
sekolah untuk menyambut kedatangan anak didik dalam penerapan SOP
Penyambutan. Pada pukul 07.30-08.00 WIB sebelum anak didik masuk
ke kelasnya, mereka berkumpul di depan kelas untuk berbaris terlebih
dahulu. Kegiatan yang dilakukan pada saat berbaris yaitu menyanyi lagu
anak “bom-bom-bom, lonceng berbunyi, dan binatang air”. Melakukan
do’a bersama, dan mengucapkan ikrar saat di depan kelas. Setelah itu
masuk di ruang kelas secara teratur.
Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB kegiatan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan Pembukaan (± 30 Menit)
Pada pukul 08.00-08.30 WIB di awal kegiatan pembukaan guru
mengajak anak didik untuk duduk melingkar. Setelah itu, guru
mengucapkan salam terlebih dahulu. Saat memberikan salam anak didik
terlihat antusias dan semangat membalas salam dari guru. Sebelum
memulai pembelajaran guru mengajak anak bernyanyi dengan gerakan.
Tujuannya adalah untuk memunculkan semangat anak didik agar siap
mengikuti pembelajaran selanjutnya. Setelah itu, mengaji surat-surat
pendek “Surah Al- Fatihah dan surah Al- Ikhlas” dan membaca doa-doa
harian “doa masuk WC dan keluar WC di lanjut doa sebelum belajar”.
Kemudian dilanjutkan mengabsen anak didik. Untuk membuat anak didik
lebih bersemangat lagi guru mengajak anak bermain bisik berantai kata
agar suasana kelas lebih menyenangkan. Setelah itu, guru menjelaskan
materi sesuai tema dan materi tentang pengenalan angka melalui media
papan flanel angka.
(2) Kegiatan Inti (± 60 Menit)
Pada pukul 08.30-09.30 WIB pada kegiatan inti pembelajaran,
guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Pada tema binatang, sub tema
binatang laut dan sub-sub temanya adalah cumi-cumi. Guru menjelaskan
tujuan materi dan kegiatan selama pembelajaran. Guru melakukan tanya
jawab tentang macam-macam binatang yang ada di laut kepada anak
didik untuk menumbuhkan keaktifan anak.
Selain itu, guru juga menjelaskan tentang mengenal angka
menggunakan media papan flanel. Kemudian, pada kegiatan pertama
guru meminta anak satu persatu secara bergantian untuk menyebutkan
lambang bilangan 1-10, anak sudah mulai lancar menyebutkan lambang
bilangan dengan baik. Kegiatan kedua mengurutkan angka 1-10, anak
sudah mekegiatan ketiga mencocokkan bentuk cumi-cumi sesuai dengan
jumlah angka, kegiatan keempat menghitung jumlah bentuk cumi-cumi
yang di perlihatkan oleh guru. Dengan demikian, guru akan mengetahui
sejauh mana kemampuan anak didik dalam kemampuan mengenal angka.
Selain kegiatan tersebut, kegiatan ke lima yaitu membuat kolase gambar
cumi-cumi dengan menggunakan kertas origami dengan cara merobek
lalu di templ pada gambar. Disaat anak didik mengerjakan tugas yang
diberikan guru. Satu persatu anak didik dipanggil ke depan untuk
memainkan media papan flanel angka. Setelah kegiatan pembelajaran
selesai maka di akhiri dengan doa “Basmalah dan artinya”.
(3) Kegiatan Istirahat (± 30 Menit)
Pada pukul 09.30-10.00 WIB sebelum bel istirahat berbunyi anak
didik dan guru mencuci tangan dengan sabun. Anak dan guru kembali ke
kelas untuk mengikuti aturan makan. Selanjutnya, guru dan anak didik
membaca do’a sebelum makan dan minum kemudian dilanjutkan makan
dan minum bersama. Setelah selesai, anak diajak berdo’a sesudah makan
secara bersama-sama. Kemudian anak diberi kebebasan untuk bermain
menggunakan mainan outdoor ataupun mainan indoor di bawah
pengawasan guru.
(4) Kegiatan Penutup (± 30 Menit)
Pada pukul 10.00-10.30 WIB pada kegiatan penutup anak didik
diajak untuk duduk melingkar. Setelah itu, pembelajaran dilakukan
dengan mengevaluasi hasil pembelajaran dengan tanya jawab dan diskusi
oleh guru dan anak didik tentang kegiatan yang telah dilaksanakan pada
hari ini. Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
anak dalam mengenal angka dikarenakan pada pertemuan kemarin anak
belum bisa membedakan antara angka 6 dan angka 9. Selanjutnya, guru
memberikan pesan-pesan kepada anak didik. Kemudian, kegiatan
diakhiri dengan bernyanyi lagu “sayonara”, mengaji surah-surah pendek
“Surah Al-Ashr”, berdo’a keselamatan di dijalan, salam, dan pulang.
c. Pengamatan Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Peneliti di TK Mentari
Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan observasi pada Siklus I
ini untuk mengamati kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel
angka pada anak kelompok A. Siklus I ini dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan yaitu pada tanggal 21 Oktober 2019 dan 23 Oktober 2019 dari
pukul 07.30-10.30 WIB.
Berikut hasil observasi Siklus I persentase pencapaian 2 pertemuan
pada keseluruhan indikator peningkatan kemampuan mengenal angka adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus I
Pertemuan I dan Pertemuan 2
No. Nama
Anak
Skor setiap Pertemuan
Kriteria
Skor P. 1 Presentase Skor P. 2 Presentase
1 SNS 9 50% 12 75% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
2 AF 6 25% 10 62,5% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
3 RH 5 25% 8 50% Mulai Berkembang
(MB)
4 MFDP 4 25% 7 43,75% Mulai Berkembang
(MB)
5 MD 4 25% 8 50% Mulai Berkembang
(MB)
6 SHK 7 25% 9 56,25% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
7 SFW 8 31,25% 11 68,75% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
8 AMP 8 31,25% 12 75% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
9 AZ 4 25% 5 31,52% Mulai Berkembang
(MB)
10 NFG 6 31,25% 8 50% Mulai Berkembang
(MB)
11 HRY 9 43,75% 12 75% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
12 KP 4 25% 7 43,75% Mulai Berkembang
(MB)
13 MM 4 25% 7 43,75% Mulai Berkembang
(MB)
Jumlah Keseluruhan 725
Nilai Rata-Rata Presentase 55,76%
Kriteria Mulai Berkembang (MB)
Keterangan :
Skor Pertemuan 1 (Skor P. 1)
Skor Pertemuan 2 (Skor P. 2)
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa kemampuan
mengenal angka pada anak kelompok A saat penelitian pra tindakan menuju
ke siklus I terdapat peningkatan dengan nilai presentase pra tindakan adalah
(29,80%) menuju ke siklus I nilai presentase adalah (55,76%), maka nilai
rata-rata saat siklus I masuk dalam kriteria Mulai Berkembang (MB). Pada
siklus I dari 13 anak didik, ada 6 anak dengan kriteria Berkembang Sesuai
Harapan (BSH) karena dalam kemampuan mengenal angka melalui media
papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian yaitu menyebutkan
lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang
bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan
jumlah angka itu artinya anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan
konsisten tanpa harus diingatkan atau di contohkan oleh gurunya. Dan ada 7
anak dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) karena dalam kemampuan
mengenal angka melalui media papan flanel angka dengan empat indikator
pencapaian yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka
1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan
menghitung benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak masih harus
diingatkan atau dibantu oleh gurunya.
Berdasarkan hasil observasi siklus I yang dilakukan pada penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada tabel rekapitulasi data kemampuan
mengenal angka dibawah ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.4
Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus I
No. Kriteria
Jumlah
Anak
Skor Presentase
1 Belum Berkembang (BB) 0 0 0%
2 Mulai Berkembang (MB) 7 412,5 31,73%
3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 6 312,5 24,03%
4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 0 0 0%
Nilai Rata-Rata Presentase 13 725 55,76%
Dari data pada Tabel 4.4 tentang rekapitulasi presentase kemampuan
mengenal angka pada siklus I yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas
diatas, dapat diperjelas melalui Gambar 4.2 pada diagram dibawah ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.2
Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus I
Berdasarkan Gambar 4.2 pada grafik diatas dapat diketahui bahwa
kegiatan pembelajaran dalam penggunaan media papan flanel dalam
meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A telah
menunjukkan adanya peningkatan yang lebih baik setelah dilakukan tindakan
Siklus I. Dari hasil keseluruhan kemampuan mengenal angka pada Pra
Tidakan diperoleh nilai presentase (29,80%) dan Siklus I diperoleh nilai
presentase (55,76%) meningkat sebesar (25,96%) dari sebelum dilakukan
tindakan, maka nilai rata-rata saat siklus I masuk dalam kriteria Mulai
Berkembang (MB).
Pada Pra Tidakan diperoleh nilai presentase (29,80%) dari 13 anak
didik, ada 5 anak dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan nilai
presentase (14,42%) karena dalam kemampuan mengenal angka melalui
media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian yaitu
31,73%
24,03%
0
5
10
15
20
25
30
35
Belum
Berkembang
Mulai
Berkembang
Berkembang
Sesuai
Harapan
Berkembang
Sangat Baik
SIKLUS I
Belum Berkembang
Mulai Berkembang
Berkembang Sesuai
Harapan
Berkembang Sangat Baik
menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak masih harus diingatkan
atau dibantu oleh guru. Dan ada 8 anak dengan kriteria Belum Berkembang
(BB) dengan nilai presentase (15,38%) karena dalam kemampuan mengenal
angka melalui media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian
yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak melakukannya harus
dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru.
Pada siklus I diperoleh nilai presentase (55,76%) dari 13 anak didik
ada 6 anak dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan
diperoleh nilai presentase (24,03%) karena dalam kemampuan mengenal
angka melalui media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian
yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak suah dapat melakukannya
secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh
guru. Dan ada 7 anak dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan
diperoleh nilai presentase (31,73%) karena dalam kemampuan mengenal
angka melalui media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian
yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak masih harus diingatkan
atau dibantu oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat peningkatan
jumlah kemampuan pada anak didik yang memiliki kemampuan mengenal
angka pada keseluruhan indikator. Kemampuan mengenal angka pada Siklus
I diketahui dengan cara membandingkan perolehan persentase peningkatan
kemampuan mengenal angka sebelum diberi tindakan dan setelah diberi
tindakan.
d. Refleksi Siklus I
Setelah menyelesaikan Siklus I, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan refleksi. Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan
masukan pada perencanaan siklus selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus I ini
diharapkan memberikan perubahan yang lebih baik terhadap proses
pembelajaran dan hasil penelitian pada pertemuan selanjutnya. Siklus I yang
dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dapat dilihat dari hasil penelitian
nilai presentase yang diperoleh saat pra tindakan sebesar (29,80%) dengan
kriteria Belum Berkembang (BB), sedangkan pada siklus I nilai presentase
sebesar (55,76%) dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) meningkat
sebesar (25,96%). Dari 13 anak didik, ada 6 anak dengan kriteria
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan ada 7 anak dengan kriteria Mulai
Berkembang (MB). Pada kegiatan ini, Peneliti bersama guru kelompok A
melakukan diskusi mengenai pelaksanaan pembelajaran yang sudah
dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi kemampuan mengenal angka pada siklus
I, dapat di lihat bahwa hasil pelaksanaan Siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan. Peneliti mencoba mencari kendala-
kendala yang terjadi pada siklus I yang belum mencapai keberhasilan yang
ditentukan dengan memperhatikan kejadian yang ada di dalam kelas. Adapun
beberapa hal yang menjadi kendala dalam Siklus I antara lain: (1) Pada saat
guru menjelaskan tentang materi yang akan dilakukan anak didik terlihat
ramai sendiri dan tidak memperhatikan sehingga setelah pemberian tugas
anak masih bingung untuk mengerjakan tugas dari guru; (2) Anak-anak
belum mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, karena
kurangnya waktu dalam pelaksanaan tindakan terutama saat kegiatan
pembelajaran mengenal angka, sebagian anak membutuhkan bantuan
dalam kegiatan; (3) Ada beberapa anak didik yang terlihat masih belum
berani untuk bertanya; (4) Ada beberapa anak didik yang masih belum bisa
tertib di tempat duduknya ketika akan dimulai pembelajaran; dan (5) Terlihat
anak masih tidak dapat membedakan antara angka 6 dan angka 9 meskipun
tidak semuanya.
Dari beberapa kendala yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan penelitian tindakan kelas pada siklus I masih belum maksimal
dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui media papan
flanel pada kelompok A di TK Mentari Bulogading Kec. Bontonompo Kab.
Gowa. Maka dari itu, Peneliti akan menindak lanjuti penelitiannya pada tahap
berikutnya yaitu siklus II yang bertujuan untuk perbaikan pembelajaran dari
siklus I yang terdapat banyak kekurangan. Adapun beberapa tindakan yang
perlu diperbaiki oleh Peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) Guru
lebih mengkondisikan anak agar tidak ramai sendiri. (2) Guru memberi
semangat dan motivasi kepada anak untuk menyelesaikan kegiatan sehingga
anak dapat menyelesaikan kegiatan tepat waktu sesuai yang sudah
direncanakan; (3) Guru memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bertanya apabila ada penjelasan dari guru yang belum dipahami anak; (4)
Pada proses pembelajaran dimulai guru harus memberikan aturan-aturan
belajar untuk menjadikan suasana belajar tetap tertib; dan (5) Penekanan
dalam pengenalan angka lebih dikhususkan untuk angka 6 dan angka 9. Guru
harus lebih kreatif dalam membuat kegiatan pembelajaran sehingga anak
didik lebih fokus pada kegiatan mengenal angka. Ini bertujuan agar ketika
anak didik sudah fokus dengan kegiatannya maka anak didik tidak akan
mengganggu teman yang lain ketika saat melakukan kegiatannya.
Dengan melihat hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I, terjadi
peningkatan pada kegiatan kemampuan mengenal angka setiap indikatornya.
Namun, hasil yang diperoleh dalam siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan yang diinginkan, sehingga direncanakan adanya perbaikan-
perbaikan sebagaimana tersebut di atas. Perbaikan-perbaikan tersebut akan
dilakukan pada pelaksanaan siklus II.
3. Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dilaksanakan pada tanggal
28 Oktober 2019 dan 30 Oktober 2019. Tahap-tahap pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi yang dipaparkan pada siklus I, maka perlu
adanya perencanaan Siklus II karena Penelitian pada siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan. Perbaikan untuk mengatasi kendala juga di lakukan
agar kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel angka pada
siklus II dapat meningkat dari siklus I. Peneliti membuat rancangan untuk
siklus II antara lain sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) Peneliti memilih tema tanaman dengan sub tema tanaman sayur.
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) tersebut
tidak jauh berbeda seperti pembuatan pada siklus I yang mana masih
membutuhkan saran dan masukan oleh guru kelas. Peneliti memilih tema
tersebut sesuai dengan permintaan pihak sekolah yang kebetulan sudah
menentukan tema, jadi peneliti hanya mengembangkankan apa saja yang
harus diajarkan kepada anak.
2) Menyiapkan Instrumen Penelitian
Sama seperti pada saat siklus I Peneliti mempersiapkan lembar
instrument penilaian dengan indikatornya adalah kemampuan mengenal
angka. Selain instrumen penilaian Peneliti juga membuat penilaian hasil
observasi guru dan anak didik.
3) Menyiapkan Media dan Sarana Pendukung Pembelajaran
Setelah membuat RPPH Peneliti mempersiapkan alat dan bahan
untuk mengajar guna menunjang proses pembelajaran agar maksimal,
selain itu Peneliti juga memakai media pembelajaran seperti “Papan
Flanel Angka” dengan item berupa bentuk angka-angka dan bentuk
sayuran yang terbuat dari kain flanel. Media tersebut sengaja dibedakan
dengan siklus yang pertama agar anak tidak gampang bosan saat
mengikuti permainan.
4) Mempersiapkan Kelengkapan Dokumentasi
Peneliti menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas
guru dan anak didik pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
kemampuan mengenal angka dengan melalui media papan flanel angka.
b. Pelaksanaan Siklus II
Tahap pelaksanaan tindakan Siklus II ini merupakan perbaikan dari
Siklus I. Berdasarkan dari beberapa evaluasi dari Siklus I diharapkan pada
Siklus II ini dapat memaksimalkan kemampuan mengenal angka melalui
media papan flanel pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading Kec.
Bontonompo Kab. Gowa. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang sebelumnya
sudah disiapkan oleh Peneliti dan telah dikonsultasikan dengan kepala
sekolah. Dalam Siklus II, penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.
Berikut deskripsi pelaksanaan tindakan Siklus II adalah sebagai berikut:
1) Siklus II Pertemuan I
Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin,
28 Oktober 2019 dari pukul 07.30-10.30 WIB. Tema pembelajaran yang
disampaikan yaitu tema tanaman, sub tema tanaman sayur dan sub-sub
tema terong. Untuk persiapan kegiatan, guru menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk peraga dalam meningkatkan kemampuan
mengenal angka melalui media papan flanel pada anak kelompok A.
Kegiatan pengenalan angka yang akan dilakukan adalah menyebutkan
lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang
bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan
jumlah angka.
Sebelum kegiatan dimulai pada pukul 07.00-07.30 WIB kepala
sekolah, guru dan Peneliti berdiri di depan pintu gerbang sekolah untuk
menyambut kedatangan anak didik dalam penerapan SOP Penyambutan.
Anak-anak diarahkan untuk bermain bebas terlebih dahulu bersama
teman-temannya sambil menunggu kegiatan dimulai.
Pada pukul 07.30-08.00 WIB kegiatan pertama dimulai dari
pembiasaan baris-berbaris di depan kelas terlebih dahulu. Adapun
kegiatan yang dilakukan adalah melatih fisik motorik anak didik,
bernyanyi bersama-sama “lagu bom-bom-bom, lonceng berbunyi dan
menanam jagung”, membaca ikrar dan membaca hafalan doa sehari-hari.
Setelah itu, anak didik masuk ke kelas dan guru mempersiapkan
anak untuk belajar. Guru juga memberi motivasi dan dorongan-dorongan
belajar dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat anak didik dalam
proses pembelajaran. Selain itu, anak didik diberi aturan selama
mengikuti proses pembelajaran hal ini untuk menertibkan anak saat
dalam proses belajar. Selain menertibkan juga untuk mengontrol anak
terutama suasana kelas agar tetap kondusif dan mampu mengikuti aturan
yang sudah disepakati antara guru dan anak didik.
Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB kegiatan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan Pembuka (± 30 Menit)
Pada pukul 08.00-08.30 WIB di awal pembukaan guru mengajak
anak duduk melingkar dengan rapi. Mengucapkan salam terlebih dahulu
dengan anak dan anak pun menjawab salam dengan penuh semangat.
Kegiatan dilanjut dengan berdoa sebelum belajar dan melakukan
pembiasaan-pembiasaan di kelas seperti membaca surat-surat pendek
“Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Ikhlas dan membaca doa-doa harian
(doa sebelum tidur dan doa bangun tidur dan artinya). Kemudian guru
menanyakan kabar anak dan mengajak terpuk variasi dan tepuk
semangat. Selain itu, anak juga diajak untuk bernyanyi “lagu angka
sambil bergerak”. Anak diminta untuk berdiri dan menyanyi sambil
mengikuti gerakan yang sudah dicontohkan oleh guru.
(2) Kegiatan Inti (± 60 Menit)
Pada pukul 08.30-09.30 WIB pada kegiatan inti pembelajaran,
guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan dilanjut dengan
mengadakan apersepsi dan tanya jawab mengenai materi pembelajaran
yang akan disampaikan guru. Guru juga menyampaikan materi tentang
angka dengan memakai media papan flanel. Untuk tema pada hari ini
adalah tema tanaman, sub tema tanaman sayur dan sub-sub tema terong.
Untuk kegiatannya adalah menyebutkan lambang bilangan 1-10, satu
persatu anak menyebutkan lambang bilangan sesuai urutan yang ada pada
papan flanel angka. Mengurutkan angka 1-10, anak maju satu persatu
kedepan mengurutkan angka 1-10 dengan menggunakan media papan
flanel angka. Mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda,
anak maju satu persatu kedepan untuk mencocokkan jumlah benda
bentuk terong sesuai angka benda yang telah disediakan oleh guru pada
papan flanel. Dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka, anak
menghitung jumlah benda bentuk terong yang telah disediakan oleh guru
pada papan flanel. Untuk kegiatan selanjutnya adalah finger painting
gambar terong. Kemudian guru berdemonstrasi tentang tugas yang akan
dilakukan pada hari ini, lembar kerja dibagikan kepada anak didik dan
mereka mulai mengerjakan tugasnya masing-masing. Di saat anak didik
mengerjakan tugas, satu persatu dipanggil untuk maju kedepan
memainkan media papan flanel angka. Setelah semua anak didik sudah
selesai mengerjakan tugasnya. Anak menaruh hasil karyanya di depan
supaya guru dapat menilainya. Setelah kegiatan pembelajaran selesai
maka diakhiri dengan doa setelah kegiatan “Basmalah dan artimya”.
(3) Kegiatan Istirahat (± 30 Menit)
Pada pukul 09.30-10.00 WIB sebelum bel istirahat berbunyi anak
didik dan guru mencuci tangan dengan sabun. Anak dan guru kembali ke
kelas untuk mengikuti aturan makan. Selanjutnya, guru dan anak didik
membaca do’a sebelum makan dan minum kemudian dilanjutkan makan
dan minum bersama. Setelah selesai, anak diajak berdo’a sesudah makan
secara bersama-sama. Kemudian anak diberi kebebasan untuk bermain
menggunakan mainan outdoor ataupun mainan indoor di bawah
pengawasan guru.
(4) Kegiatan Penutup (± 30 Menit)
Pada pukul 10.00-10.30 WIB pada kegiatan penutup anak didik
diajak untuk duduk melingkar. Setelah itu, guru mengulas kembali
tentang materi yang diajarkan, terutama tentang pengenalan bentuk angka
dengan menggunakan media papan flanel yang sudah dibuat.
Dibandingkan siklus I anak terdapat peningkatan dalam pengenalan
bentuk angka terutama pada angka 6 dan angka 9. Selanjutnya, guru
memberikan pesan-pesan kepada anak didik. Kemudian, kegiatan
diakhiri dengan bernyanyi “lagu sayonara”, mengaji surah-surah pendek
“Surah Al-Ashr”, berdoa keselamatan dijalan, salam, dan pulang.
2) Siklus II Pertemuan II
Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu,
30 Oktober 2019 dari pukul 07.30-10.30 WIB. Hari ini temanya sama
dengan kemarin yaitu tema tanaman, sub tema tanaman sayur, namun
yang membedakan adalah sub-sub temanya yaitu wortel.
Untuk persiapan kegiatan, guru menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk peraga dalam meningkatkan kemampuan
mengenal angka melalui media papan flanel pada anak kelompok A.
Kegiatan pengenalan angka yang akan dilakukan adalah menyebutkan
lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang
bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan
jumlah angka. Kegiatan selanjutnya adalah meronce dengan wortel.
Sebelum kegiatan dimulai pada pukul 07.00-07.30 WIB seperti
biasa kepala sekolah, guru dan Peneliti berdiri di depan pintu gerbang
sekolah untuk menyambut kedatangan anak didik dalam penerapan SOP
Penyambutan. Anak-anak diarahkan untuk bermain bebas terlebih dahulu
bersama teman-temannya sambil menunggu kegiatan dimulai. Hari ini
berbeda dengan hari sebelum-sebelumnya, ada salah satu orang tua murid
bercerita bahwa anaknya dirumah sudah menghafal angka dan suka
menulis angka 1-10 dengan bernyanyi seperti yang diajarkan guru pada
saat pertemuan sebelumnya.
Pada pukul 07.30-08.00 WIB bel sudah berbunyi tanda bahwa
awal kegiatan di mulai. Anak segera berbaris di depan kelas untuk
melakukan pembiasaan. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah melatih
fisik motorik anak didik, bernyanyi bersama-sama, membaca ikrar dan
membaca hafalan doa sehari-hari. Kemudian anak berbaris dengan tertib
menuju kedalam kelas. Anak segera mengambil tempat duduk masing-
masing dan duduk dengan rapi.
Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB kegiatan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
(1) Kegiatan Pembuka (± 30 Menit)
Pada pukul 08.00-08.30 WIB guru menhgajak anak duduk
melingkar dengan tertib. Guru mengawali kegiatan di kelas dengan
mengucapkan salam terlebih dahulu dan anak menjawabnya dengan
penuh semangat. Guru mempersiapkan mental anak untuk belajar dengan
cara menanyakan kabar dan mengajak anak bernyanyi “lagu angka”
dengan menggerakkan tangan menulis bentuk angka di udara. Guru juga
memberi pertanyaan kepada anak tentang beberapa bentuk angka yang
mereka tulis. Anak terlihat sudah memahami bentuk angka 1-10 dengan
benar.
(2) Kegiatan Inti (± 60 Menit)
Pada pukul 08.30-09.30 WIB pada kegiatan inti pembelajaran,
guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan
melakukan tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru. Sama halnya pada pertemuan sebelumnya guru
juga menyampaikan materi tentang angka dengan memakai media papan
flanel. Untuk tema pada hari ini adalah tema tanaman, sub tema tanaman
sayur dan sub-sub tema wortel. Guru melakukan tanya jawab kepada
anak didik tentang manfaat sayuran wortel bagi tubuh kita. Untuk
kegiatannya adalah menyebutkan lambang bilangan 1-10, guru menunjuk
anak satu persatu menyebutkan lambang bilangan sesuai urutan yang ada
pada papan flanel angka. Mengurutkan angka 1-10, guru menunjuk anak
satu persatu kedepan mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel.
Mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, anak maju
satu persatu kedepan untuk mencocokkan jumlah benda bentuk wortel
sesuai angka benda yang telah disediakan oleh guru pada papan flanel.
Dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka, anak menghitung
jumlah benda bentuk wortel yang telah disediakan oleh guru pada papan
flanel. Untuk kegiatan selanjutnya, guru melakukan demonstrasi meronce
dengan wortel. Mereka cukup paham apa yang akan dilakukan nantinya
pada waktu proses pembelajaran.
Guru membagikan alat dan bahan untuk kegiatan meronce kepada
anak didik dan mereka mulai sibuk mengerjakannya. Di saat anak didik
mengerjakan tugas, guru mulai memanggil satu persatu untuk maju
kedepan memainkan media papan flanel. Setelah semua anak didik sudah
selesai mengerjakan tugasnya. Anak memperlihatkan hasil karyanya di
depan supaya guru dapat menilainya. Setelah kegiatan pembelajaran
selesai maka di akhiri dengan membaca doa setelah kegiatan “Basmalah
dan artinya”.
(3) Kegiatan Istirahat (± 30 Menit)
Pada pukul 09.30-10.00 WIB sebelum bel istirahat berbunyi anak
didik dan guru mencuci tangan dengan sabun. Anak dan guru kembali ke
kelas untuk mengikuti aturan makan. Selanjutnya, guru dan anak didik
membaca do’a sebelum makan dan minum kemudian dilanjutkan makan
dan minum bersama. Setelah selesai, anak diajak berdo’a sesudah makan
secara bersama-sama. Kemudian anak diberi kebebasan untuk bermain
menggunakan mainan outdoor ataupun mainan indoor di bawah
pengawasan guru.
(4) Kegiatan Penutup (± 30 Menit)
Pada pukul 10.00-10.30 WIB pada kegiatan penutup anak didik
diajak untuk duduk melingkar. Setelah itu, pembelajaran dilakukan
dengan mengevaluasi hasil pembelajaran dengan tanya jawab dan diskusi
oleh guru dan anak didik tentang kegiatan pengenalan bentuk angka
dengan memakai media papan flanel yang sudah dibuat. Dari hasil siklus
I dan siklus II terlihat peningkatannya. Rata-rata mereka berhasil
menyelesaikannya dengan baik. Selanjutnya, guru memberikan pesan-
pesan kepada anak didik. Kemudian, kegiatan diakhiri dengan bernyanyi
“Sayonara”, mengaji surah-surah pendek “Surah Al-Ashr”, berdo’a
keselamatan dijalan, salam, dan pulang.
c. Pengamatan Siklus II
Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan oleh Peneliti bersama guru
kelompok A yang telah bersedia membantu penelitian berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada proses
pembelajaran mengenal angka Siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
1) Anak-anak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru
Pada pelaksanaan Siklus II di setiap pertemuan mengalami
peningkatan. Anak didik mendengarkan apa yang diperintahkan dan
dijelaskan oleh guru, sehingga kegiatan lebih kondusif dan anak didik bisa
melaksanakan kegiatan mengenal angka melalui media papan flanel
dengan baik.
2) Keaktifan anak dalam pembelajaran mengenal angka
Pada pelaksanaan Siklus II disetiap pertemuan anak didik sudah
lebih jelas dan paham apa yang dijelaskan oleh guru dibandingkan pada
pelaksanaan Siklus I, sehingga anak-anak lebih aktif dan waktu yang
digunakan lebih efisien dalam kegiatan mengenal angka melalui
mediapapan flanel.
3) Ketertarikan anak-anak semakin meningkat dalam pembelajaran mengenal
angka dengan menggunakan media papan flanel
Dengan adanya media papan flanel yang digunakan dalam proses
pembelajaran berlangsung, anak didik lebih tertarik dalam memahami
materi dan kegiatan pembelajaran lebih maksimal serta menyenangkan.
Pada saat pembelajaran berakhir guru mereview setiap anak didik
dengan kegiatan tanya jawab. Tanya jawab yang telah dilakukan berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran pada hari tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan
agar anak lebih mudah memahami dan kemampuan mengenal angka pada
masing-masing anak didik dapat terlihat peningkatannya.
Berikut hasil observasi Siklus II persentase pencapaian 2 pertemuan
pada keseluruhan indikator peningkatan kemampuan mengenal angka adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus II
Pertemuan I dan Pertemuan 2
No. Nama
Anak
Skor setiap Pertemuan
Kriteria
Skor P. 1 Presentase Skor P. 2 Presentase
1 SNS 14 87,5% 16 100% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
2 AF 12 75% 14 87,5% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
3 RH 12 75% 14 87,5% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
4 MFDP 8 50% 10 62,5% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
5 MD 10 62,5% 11 68,75% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
6 SHK 11 68,75% 13 81,25% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
7 SFW 14 87,5% 16 100% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
8 AMP 14 87,5% 15 93,75% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
9 AZ 7 43,75% 10 62,5% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
10 NFG 12 75% 14 87,5% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
11 HRY 14 87,5% 16 100% Berkembang Sangat Baik
(BSB)
12 KP 10 62,5% 12 75% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
13 MM 10 62,5% 12 75% Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jumlah Keseluruhan 1081,2
Nilai Rata-Rata Presentase 83,16%
Kriteria Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Keterangan :
Skor Pertemuan 1 (Skor P. 1)
Skor Pertemuan 2 (Skor P. 2)
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa kemampuan
mengenal angka pada anak kelompok A saat penelitian pra tindakan, siklus I,
dan siklus II terdapat peningkatan dengan diperoleh nilai presentase saat pra
tindakan adalah (29,80%), siklus I dengan diperoleh nilai presentase sebesar
(55,76%), dan siklus II dengan diperoleh nilai presentase sebesar (83,16%),
maka nilai rata-rata saat siklus II dengan kriteria Berkembang Sangat Baik
(BSB). Pada pra tindakan, dengan diperoleh nilai presentase saat pra tindakan
adalah (29,80%). Dari 13 anak didik, ada 5 anak dengan kriteria Mulai
Berkembang (MB) dengan nilai presentase (14,42%) karena dalam
kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel angka dengan empat
indikator pencapaian yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10,
mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah
benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak
masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru. Dan ada 8 anak dengan
kriteria Belum Berkembang (BB) dengan nilai presentase (15,38%) karena
dalam kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel angka dengan
empat indikator pencapaian yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10,
mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah
benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak
melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru.
Pada siklus I dengan diperoleh nilai presentase sebesar (55,76%)
siklus I dan siklus II dari 13 anak didik,
ada 8 anak dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) dan ada 5
anak dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Berdasarkan hasil observasi siklus II yang dilakukan pada penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada tabel rekapitulasi data kemampuan
mengenal angka dibawah ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.6
Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus II
No. Kriteria
Jumlah
Anak
Skor Presentase
1 Belum Berkembang (BB) 0 0 0%
2 Mulai Berkembang (MB) 0 0 0%
3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 5 343,75 26,44%
4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 8 737,5 56,73%
Nilai Rata-Rata Presentase 13 725 83,16%
Dari data pada Tabel 4.6 tentang rekapitulasi presentase kemampuan
mengenal angka pada siklus II yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas
diatas, dapat diperjelas melalui Gambar 4.3 pada diagram dibawah ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka pada Siklus II
Berdasarkan Gambar 4.4 pada grafik diatas dari hasil pengamatan
yang dilakukan Peneliti dan guru kelompok A, kegiatan pembelajaran dengan
penggunaan media papan flanel dalam meningkatkan kemampuan mengenal
angka pada anak kelompok A di siklus II telah menunjukkan adanya
peningkatan yang lebih baik dibandingkan pada siklus I, maka hasil yang
diperoleh dari nilai presentase untuk kemampuan mengenal angka pada
siklus II adalah (83,16%). Dari hasil pengamatan Pra Tindakan, Siklus I dan
Siklus II telah diperoleh peningkatan pada setiap indikator kemampuan
mengenal angka. Hasil keseluruhan kemampuan mengenal angka pada Pra
Tidakan diperoleh nilai presentase sebesar (29,80%), Siklus I diperoleh nilai
presentase (55,76%) meningkat sebesar (25,96%), Siklus II diperoleh nilai
presentase (83,16%) meningkat sebesar (27,4%) dari kegiatan pada Siklus I,
26,44%
56,73%
0
10
20
30
40
50
60
Belum
Berkembang
Mulai
Berkembang
Berkembang
Sesuai
Harapan
Berkembang
Sangat Baik
SIKLUS II
Belum Berkembang
Mulai Berkembang
Berkembang Sesuai
Harapan
Berkembang Sangat Baik
sehingga nilai rata-rata saat siklus II diperoleh dengan kriteria Berkembang
Sangat Baik (BSB).
Pada Pra Tidakan diperoleh nilai presentase (29,80%) dari 13 anak
didik, ada 5 anak dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan nilai
presentase (14,42%) karena dalam kemampuan mengenal angka melalui
media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian yaitu
menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak masih harus diingatkan
atau dibantu oleh guru. Dan ada 8 anak dengan kriteria Belum Berkembang
(BB) dengan nilai presentase (15,38%) karena dalam kemampuan mengenal
angka melalui media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian
yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak melakukannya harus
dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru.
Pada siklus I diperoleh nilai presentase (55,76%) dari 13 anak didik
ada 6 anak dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan
diperoleh nilai presentase (24,03%) karena dalam kemampuan mengenal
angka melalui media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian
yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak suah dapat melakukannya
secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh
guru. Dan ada 7 anak dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan
diperoleh nilai presentase (31,73%) karena dalam kemampuan mengenal
angka melalui media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian
yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak masih harus diingatkan
atau dibantu oleh guru.
Pada siklus II diperoleh nilai presentase (83,16%) dari 13 anak didik
ada 8 anak dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan diperoleh
nilai presentase (56,73%) karena dalam kemampuan mengenal angka melalui
media papan flanel angka dengan empat indikator pencapaian yaitu
menyebutkan lambang bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10,
mencocokkan lambang bilangan 1-10 sesuai jumlah benda, dan menghitung
benda sesuai dengan jumlah angka itu artinya anak suah dapat melakukannya
secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai
kemampuan sesuai dengan indikator yang diharapkan. Dan ada 5 anak dengan
kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan diperoleh nilai presentase
(26,44%) karena dalam kemampuan mengenal angka melalui media papan
flanel angka dengan empat indikator pencapaian yaitu menyebutkan lambang
bilangan 1-10, mengurutkan angka 1-10, mencocokkan lambang bilangan 1-
10 sesuai jumlah benda, dan menghitung benda sesuai dengan jumlah angka
itu artinya anak suah dapat melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa
harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru.
d. Refleksi Siklus II
Pada tahap refleksi ini Peneliti dan guru membandingkan kemampuan
mengenal angka anak dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Tahap refleksi
siklus II adalah mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada siklus
II. Berdasarkan hasil evaluasi seluruh kegiatan kemampuan mengenal angka
melalui media papan flanel pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading
Kec. Bontonompo Kab. Gowa telah mencapai indikator keberhasilan yaitu
(80%) sehingga kriteria yang diperoleh yaitu Berkembang Sangan Baik
(BSB). Hasil keseluruhan kemampuan mengenal angka pada pra tindakan
diperoleh nilai presentase sebanyak (29,80%), siklus I diperoleh nilai
presentase sebanyak (55,76%) meningkat sebesar (25,96%), siklus II
diperoleh nilai presentase sebesar (83,16%) meningkat sebesar (27,4%)
dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Ada 8 anak dengan kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan diperoleh nilai presentase (56,73%),
dan ada 5 anak dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan
diperoleh nilai presentase (26,44%) dari 13 anak didik.
Peneliti bersama guru kelompok A sudah melakukan perbaikan pada
kegiatan belajar mengajar dan terdapat peningkatan dibandingkan pada siklus
I. Anak didik sudah mengikuti kegiatan pembelajaran mengenal angka
melalui media papan flanel dari awal sampai akhir dengan baik. Kendala
yang muncul pada tindakan Siklus I, telah dilakukan perbaikan pada tindakan
Siklus II. Maka kemampuan mengenal angka pada anak didik terjadi
peningkatan yang lebih baik. Kemampuan mengenal angka pada anak dapat
distimulasi dengan menggunakan media papan flanel, dan proses
pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Dengan perbaikan yang telah dilakukan tersebut, akhirnya kegiatan
kemampuan mengenal angka pada tindakan Siklus II sudah mencapai tingkat
keberhasilan yang ditetapkan. Maka peningkatan kemampuan mengenal
angka pada anak kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan
Bontonompo Kabupaten Gowa, tidak perlu dilanjutkan lagi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh
Peneliti dan guru kelompok A yang terdiri dari empat pertemuan dalam dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Hasil yang diperoleh berasal dari data yang berupa lembar observasi.
Hasil dari data lembar observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel yang terjadi pada
anak didik.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah peningkatan
kemampuan mengenal angka melalui media papan flanel pada anak kelompok
A di TK Mentari Bulogading Kec. Bontonompo Kab. Gowa masih rendah.
Kemampuan anak dalam mengenal angka belum tercapai secara optimal
disebabkan karena beberapa hal yaitu kurangnya motivasi anak didik dan rasa
percaya diri dalam mengenal angka, kegiatan proses pembelajaran kurang
menarik dan kurang menyenangkan sehingga anak didik merasa bosan
mengikuti pembelajaran. Sehingga perlu adanya perbaikan dalam mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan cara belajar sambil bermain
menggunakan media papan flanel dalam meningkatkan kemampuan
mengenal angka pada anak kelompok A.
Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di siklus I dikatakan
bahwa motivasi belajar merupakan kebutuhan sebagai penyemangat belajar
anak didik. Peran guru disini yaitu membantu menumbuhkan semangat dalam
diri anak untuk belajar. Pada saat proses pembelajaran di siklus I guru juga
memberi motivasi kepada anak didik, sehingga keantusiasan dalam belajar
terlihat meningkat dibandingkan pada tahap pra tindakan. Menurut
Mohammad Surya (2006:64) mengemukakan bahwa prinsip motivasi belajar
yaitu dari tuntutan belajar, anak didik perlu mendapatkan dorongan belajar.
Tujuannya diadakan motivasi tersebut untuk memunculkan kepuasan dalam
diri anak saat belajar. Maksud dari kepuasan tersebut ialah ketika anak
memakai media papan flanel mereka terlihat senang memainkannya
walaupun kadangkala beberapa anak masih mengalami kegagalan. Mereka
senang dan terus berusaha mencoba memainkan media tersebut sesuai
intruksi guru sampai akhir siklus dan berhasil.
Dengan adanya media papan flanel angka saat kegiatan proses
pembelajaran kemampuan mengenal angka, media tersebut sangat membantu
guru ketika mengenalkan anak tentang angka 1-10. Media papan flanel angka
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada
anak kelompok A. Dilihat dari hasil data yang diambil oleh Peneliti ketika
proses siklus bahwa setiap siklusnya mengalami peningkatan. Guru juga perlu
mengaplikasikan beberapa stategi mengajar. Adapun stategi yang digunakan
oleh guru adalah sebagai berikut:
1) Dalam kegiatan belajar mengajar guru mendesain kegiatan yang
bervariatif sehingga anak didik tidak cepat bosan. Pada siklus I maupun
siklus II beberapa kegiatan variatif yang sudah dilakukan oleh guru.
Seperti kegiatan finger painting, kolase, mewarnai dan meronce.
Kegiatan belajar juga didesain melibatkan anak didik agar aktif di dalam
kelas. Seperti pendapatnya Idad Suhada (2016:131), bahwasannya
sebagai guru perlu memberi kesempatan anak didik untuk mandiri ketika
belajar di kelas dengan maksimal. Sehingga dari keaktifan anak didik
maka terdapat sebuah peluang untuk memudahkan anak lebih berfikir
kritis dan cepat faham dalam mengenal angka 1-10.
2) Desain kegiatan pembelajaran juga memakai metode penugasan. Hal ini
dipakai karena untuk memfokuskan anak didik dan mengontrol kelas
agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal ketika media papan
flanel angka diterapkan dalam tiap-tiap anak. Menurut Ali Mudlofir
(2017:120) mengemukakan bahwa metode penugasan mampu
membentuk diri yang tanggung jawab, disiplin, dan mandiri tanpa
bantuan orang lain. Seperti yang diterapkan ketika memakai media anak
diminta untuk maju kedepan, dan suasana dikelas tetap terkontrol dengan
memberikan anak didik tugas.
3) Peneliti juga menggunakan metode bernyanyi dalam penelitiannya. Ini
berguna agar anak selalu ingat tentang bentuk-bentuk angka 1-10.
Kemudian di siklus I dan siklus II Peneliti juga sengaja menghandirkan
nyanyian lagu “angka” untuk mengenalkan bentuk angka yang mudah
dihafal anak didik. Sesuai dengan pendapatnya Fadlillah (2015:54)
mengemukakan bahwa dari bernyanyi mampu memunculkan daya tarik
saat pembelajaran dan untuk jembatan ketika mengingat suatu materi. Ini
terbukti saat metode bernyanyi diterapkan di siklus I dan II, anak didik
terlihat siap menerima materi dan memahami bentuk angka 1-10
meskipun tidak secara menyeluruh.
Sesuai dengan pendapat Sadiman, dkk (2006), mengemukakan bahwa
papan flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu pada sasaran tertentu pula. Papan berlapis flanel ini dapat dilipat
secara praktis. Gambar atau angka yang akan disajikan dapat dipasang dan
dapat dipakai berkali-kali, untuk itu media papan flanel ini dapat di gunakan
pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka.
Sakiman (2016), mengemukakan bahwa papan flanel merupakan grafiks
yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu
pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar
yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat
dipakai berkali-kali. Papan flanel ini dipakai untuk menempelkan huruf dan
angka-angka.
Dengan demikian, teori ini dapat mendukung penelitian karena sesuai
dengan karakter yang ingin diteliti oleh Peneliti dan bisa terbukti bahwa
kemampuuan mengenal angka melalui media papan flanel angka pada anak
kelompok A di TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa dapat berkembang sesuai dengan teori yang dikemukakan diatas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan
mengenal angka melalui media papan flanel angka pada anak kelompok A di
TK Mentari Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dapat
disimpulkan dibawah media papan flanel angka dipakai anak didik secara
individu. Penggunaan media papan flanel angka ketika pembelajaran saat
memperkenalkan angka 1-10 dilakukan dengan beberapa kegiatan yang
bervariasi saat pembelajaran, yaitu mewarnai, kolase, finger painting, dan
meronce. Tujuan bervariasinya kegiatan tersebut agar anak didik tidak cepat
jenuh saat mengikuti pembelajaran. Selain itu, pembelajaran juga diselingi
dengan bernyanyi “angka” untuk menambah pengalaman anak dalam belajar
mengenal bentuk angka 1-10. Dengan hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa melalui media papan flanel angka dapat meningkatkan
kemampuan mengenal angka pada kelompok A di TK Mentari Bulogading
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
B. Saran
1. Untuk guru, peneliti berharap lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan
berbagai jenis media pembelajaran untuk mendukung sarana prasarana
sekolah.
2. Untuk sekolah, adanya media papan flanel angka diharap dapat memenuhi
ketersediaan media untuk menfasititasi pendidik untuk mendesain media
yang lain dalam mendukung proses pembelajaran anak didik.
3. Bagi peneliti lain, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta
sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Ani Tri Astuti. 2016 Peningkatan Kemampuan Penjumlahan Menggunakan Media
Papan Flanel Pada Anak Kelompok B1 Tk Aba Gading Lumbung,
(online), Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun Ke-5, h. 830.
(http://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repositor
y.radenintan.ac.id/7821/1/SKRIPSI%2520LENGKAP%2520PDF%2520.p
df&ved=2ahUKEwjejLPsyvnmAhXTbSsKHcc6A3IQFjADegQIBRAB&u
sg=AOvVaw1BcXvWQyMAkKCt9P5it_x1, diakses 08 Januari 2020)
Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti Tri. 2016. Peningkatan Kemampuan Penjumlahan Menggunakan Media
Papan Flanel Planel Anak Kelompok B1 TK ABA Gading Lampung.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun Ke-5. h. 830.
(http://repository.radenintan.ac.id/7821/1/SKRIPSI%20LENGKAP%20P
DF%20.pdf, diakses 08 Januari 2020)
Arsyad Ashar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asrori. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Multi Press.
Berk Laura E. 2012. Development Through The Lifespan, Terj. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Daryanto. 2010. Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Eliyawati Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Program Belajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi.
Fadlillah, M, dkk. 2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana.
Fikriyati Mirroh. 2013. Perkembangan Anak Usia Emas (Golden Age).
Yogyakarta: Laras Media Prima.
Harjaningrum Tri. 2007. Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu
Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren
Pendidikan. Jakarta: Prenada.
Helmawati. 2018. Mendidik Anak Berprestasi Melalui 10 Kecerdasan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Ismail Andang. 2006. Education Games. Yogyakarta: Nuansa Aksara.
Jahja Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Karim Muchtar A., dkk. 1996. Pendidkan Matematika 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Khadijah. 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana
Publishing.
Kustandi & Bambang Sutjipto. 2013. Media Pendidikan; Manual dan Digital.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Kuswara Wowo Sunaryo. 2013. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Madyawati Lilis. 2018. Strategi pengembangan bahasa pada anak. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mansur. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marisson George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
(Edisi Kelima). Jakarta Barat: PT Indeks.
Mudlofir Ali & Evi Fatimatur Rosyidah. 2017. Desain Pembelajaran Inovatif.
Jakarta: PT Raja Gravindo.
Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT Ramaja Rosdakarya.
Negoro & B. Harahap. 2014. Ensiklopedia Matematika. Bogor: Ghalia Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146
Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Patmonodewo Soematri. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pardjono. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian UNY.
Rejeki Sri. 2015. Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Sebagai
Lambang Banyaknya Benda Melalui Media Benda Alam Pada Anak
Kelompok “A” Tk Al-Husna Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.
Sadiman Arief S. dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanaky Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba.
Seefeldt, C & Wasik, B. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Alih Bahasa: Pius
Nasar. Jakarta: PT Indeks.
SitK Masganti. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.
Soedadiatmodjo. 1983. Matematika 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sudijono Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suhada Idad. 2016. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Surya Mohammad. 2006. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Sutan Firmanawaty. 2003. Mahir Matematika Melalui Permainan. Jakarta: Puspa
Swara.
Suyanto Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing.
Suyanto Slamet. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
UNY Pres.
Soemartono, dkk. 1983. Pedoman Umum Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sudaryanti. 2006. Pengenalan Matematika Anak Usia Dini. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Sujiono Yuliani Nurani. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sujiono Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani
Suparmo. 1995. Matematika Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini (Pengantar dalam
Berbagai Aspeknya). Jakarta: Kencana.
Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Prasekolah. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Uukumiawati. 2012. Perkembangan Kognitif Melalui Permainan. (online),
(http://uukurniawati.wordpress.com/2012/12/15/perkembangan-kognitif-
melalui-permaiana/, diakses 15 Mei 2019)
Wahyudi C.H.A.& Dwi Retna Damayanti. 2005. Program Pendidikan Anak Usia
Dini di Prasekolah Islam. Jakarta: PT Gramedia.
Wiyani Novan Ardy. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Gava Media.
Wiyani Novan Ardy., dkk. 2014. Format PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Yamin, Martinis & Jamilah. 2013. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Gaung Persada.
Yoni Acep. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Nurani Sujiono Yuliani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks.
Nurani Sujiono Yuliani. 2011. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Zaman Badru, dkk. 2016. Media dan Sumber Belajar PAUD. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
LAMPIRAN 1
Lembar Observasi
LAMPIRAN 1. Kisi-kisi Instrument Kemampuan Mengenal Angka
Variabel Indikator Deskriptif Item
Kemampuan
Mengenal
Angka
1. Menyebutkan lambang
bilangan 1-10
- Anak mampu menyebutkan
lambang bilangan 1-10
- Anak mampu mengurutkan
angka 1-10
2
2. Mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan
- Anak mampu mencocokkan
lambang bilangan 1-10
sesuai jumlah benda
1
3. Menggunakan lambang
bilangan untuk
menghitung
- Anak mampu menghitung
benda sesuai dengan jumlah
angka
1
Langkah-
langkah
Pembelajaran
Media Papan
Flanel
1. Guru mengatur posisi
duduk anak didik.
- Anak diajak duduk
melingkar sesuai instuksi
dari guru
1
2. Guru menyiapkan media
papan flanel angka yang
akan digunakan dalam
pembelajaran.
- Guru menyiapkan semua
alat dan bahan yang akan di
gunakan dalam pebelajaran
diatas meja dengan teratur.
1
3. Memperkenalkan kepada
setiap anak didik tentang
kegiatan yang akan ingin
dilakukan.
- Guru memperkenalkan
kepada anak didik tentang
kegiatan yang akan ingin
dilakukan pada hari itu.
1
4. Melibatkan anak didik
dalam pemanfaatan
media papan flanel
angka.
- Guru melibatkan anak didik
dalam pemanfaatan media
papan flanel dengan baik. 1
5. Mengamati anak dalam
menggunakan media
Guru mengamati anak didik
dalam menggunakan media 1
papan flanel angka. papan flanel dengan baik dan
benar.
6. Memberikan kesempatan
dan dorongan motivasi
kepada anak didik dalam
kegiatan proses belajar
mengajar tentang
kemampuan mengenal
angka melalui media
papan flanel angka.
Guru memberikan kesempatan
kepada anak didik serta
memberikan motivasi dalam
kegiatan proses belajar
mengajar tentang kemampuan
mengenal angka melalui media
papan flanel.
1
7. Mengadakan berbagai
kegiatan yang dapat
memantapkan
pemahaman anak didik.
Guru memantapkan berbagai
kegiatan dan punya cara lain
agar anak didik dapat mudah
memahami pembelajaran yang
telah di berikan.
1
8. Melakukan evaluasi
terhadap media papan
flanel angka.
Guru melakukan sesi tanya
jawab kepada anak didik setelah
melakukan kegiatan pada hari
itu.
1
LAMPIRAN 2. Instrument Penilaian Kemampuan Mengenal Angka
Tekhnik yang digunakan dalam pencatatan/penilaian, berupa: Ceklis.
Menentukan status perkembangan anak pada akhir periode penilaian ada
empat skala yaitu:
BB artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan
bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
MB artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan
atau dibantu oleh guru;
BSH artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya
secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru;
BSB artinya Berkembang Sangan Baik: bila anak sudah dapat melakukannya
secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai
kemampuan sesuai dengan indikator yang diharapkan.
DAFTAR HADIR ANAK DIDIK KELOMPOK A TK MENTARI
BULOGADING KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA
NO Nama Anak J/K
SIKLUS I SIKLUS II
Pertemuan Pertemuan
1 2 1 2
1 Salsabila Nadifa Syam P . . . .
2 Adiba Fairah P . . . .
3 Rahmat Hidayat L . . . .
4 Muh. Fachri Dwi Putra L . . . .
5 Muh. Dzaky L . . . .
6 St. Husnul Khotimah P . . . .
7 Siti Fadiyah Walkhaireen P . . . .
8 Arika Masita Putri P . . . .
9 Arham Zaidan L . . . .
10 Naftagina P . . . .
11 Haikal Riski Yudistira L . . . .
12 Putri Kirana P . . . .
13 Muh. Misdar L . . . .
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MENTARI BULOGADING TAHUN AJARAN 2019 / 2020
Siklus / Pertemuan :Siklus I / Pertemuan I
Semester / Minggu / Hari ke : 1 / 14 / 1
Hari / Tanggal : Senin / 21 Oktober 2019
Kelompok Usia : A (4 – 5 Tahun)
Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema : Tanaman / Binatang / Ikan
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10,
3.11, 3.15, 4.15
Materi dalam Kegiatan :
- Baris-berbaris sebelum masuk (Kemandirian Anak) (SOSEM/KD 2.8)
- Menyanyi lagu anak “Ikanku” (S/KD 3.15)
- Mengaji “Surah Al-Fatihah & Surah An-Nass”, berdoa sebelum dan sesudah
kegiatan (NAM/KD 3.1 & 4.1)
- Bercakap-cakap tentang macam-macam binatang laut. (Misalnya: ikan,
kepiting, cumi-cumi, udang, dll) (BHS/KD 3.10)
- Tanya jawab tentang ciri-ciri ikan (BHS/KD 3.11)
- Berenang seperti ikan (FM/KD 4.3)
- Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
- Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
- Mencocokkan gambar Ikan sesuai dengan jumlah angka pada papan flanel
(KOG/KD 4.6)
- Menghitung kembali jumlah gambar Ikan pada papan flanel (KOG/KD 4.5)
- Mewarnai gambar Ikan (FM/KD S/KD 4.15)
Materi yang termasuk Pembiasaan :
- Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan
Alat, Bahan dan Sumber :
- Guru dan anak didik
- Papan flanel, gambar ikan, angka dan crayon
- Air cuci tangan, bekal anak, dan sorbek
YMB
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Menyanyi lagu anak “Ikanku” (S/KD 3.15)
3. Mengaji “Surah Al- Fatihah & Surah An-Nass”, berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (NAM/KD 4.1)
4. Bercakap-cakap tentang macam-macam binatang laut. (Misalnya: ikan,
kepting, cumi-cumi, udang, dll) (BHS/KD 3.10)
5. Tanya jawab tentang ciri-ciri ikan (BHS/KD 3.11)
6. Berenang seperti ikan (FM/KD 4.3)
B. KEGIATAN INTI
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
2. Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
3. Mencocokkan gambar Ikan sesuai dengan jumlah angka pada papan flanel
(KOG/KD 4.6)
4. Menghitung kembali jumlah gambar Ikan pada papan flanel (KOG/KD 4.5)
5. Mewarnai gambar Ikan (FM/KD S/KD 4.15)
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan (SOSEM/KD 2.10)
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menyanyi lagu anak “Sayonara” (S/KD 3.15)
5. Mengaji “Surah Al-Ashr”, berdoa Keselamatan dijalan, salam, dan pulang
(NAM/KD 3.1)
6. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Dapat menyayangi binatang sebagai makhluk ciptaan Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
Keterangan:
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10, 3.11, 3.15,
4.15
KD 2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian. (SOSEM)
KD 2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran
kepada orang lain. (SOSEM)
KD 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari. (NAM)
KD 4.1. Melakukan kegiatan beribadah seharihari dengan tuntunan orang dewasa.
(NAM)
KD 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan
halus. (FM)
KD 4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. (KOG)
KD 3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,
sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya). (KOG)
KD 4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya. (KOG)
KD 3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca). (BHS)
KD 3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan
non verbal). (BHS)
KD 3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni. (SENI)
KD 4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai
media. (SENI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MENTARI BULOGADING TAHUN AJARAN 2019 / 2020
Siklus / Pertemuan :Siklus I / Pertemuan II
Semester / Minggu / Hari ke : 1 / 14 / 3
Hari / Tanggal : Rabu / 23 Oktober 2019
Kelompok Usia : A (4 – 5 Tahun)
Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema : Tanaman / Binatang / Cumi-cumi
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10,
3.11, 4.13, 3.15
Materi dalam Kegiatan :
- Baris-berbaris sebelum masuk (Kemandirian Anak) (SOSEM/KD 2.8)
- Menyanyi lagu anak “Binatang Air” (S/KD 3.15)
- Mengaji “Surah Al-Fatihah & Surah Al-Ikhlas ”, berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (NAM/KD 3.1 & 4.1)
- Bercakap-cakap tentang macam-macam binatang laut. (Misalnya: ikan,
kepiting, cumi, udang, dll) (BHS/KD 3.10)
- Bercakap-cakap tentang ciri-ciri Cumi-cumi (BHS/KD 3.11)
- Bermain bisik berantai kata (Misalnya: Aku Suka Makan Cumi-cumi)
(SOSEM/KD 4.13)
- Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
- Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
- Mencocokkan bentuk Cumi-cumi sesuai dengan jumlah angka pada papan
flanel (KOG/KD 4.6)
- Menghitung kembali jumlah bentuk Cumi-cumi pada papan flanel
(KOG/KD 4.5)
- Kolase gambar Cumi-cumi (FM/KD S/KD 4.15)
Materi yang termasuk Pembiasaan :
- Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan
Alat, Bahan dan Sumber :
- Guru dan anak didik
- Papan flanel, bentuk Cumi-cumi, angka
- Gambar Cumi-cumi, kertas origami, dan lem
- Air cuci tangan, bekal anak, dan sorbek
YMB
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Menyanyi lagu anak “Binatang Air” (S/KD 3.15)
3. Mengaji “Surah Al- Fatihah & Surah Al- Ikhlas”, berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (NAM/KD 4.1)
4. Bercakap-cakap tentang macam-macam binatang laut. (Misalnya: ikan,
kepting, cumi, udang, dll) (BHS/KD 3.10)
5. Tanya jawab tentang ciri-ciri Cumi-cumi (BHS/KD 3.11)
6. Bermain bisik berantai kata (Misalnya: Aku Suka Makan Cumi-cumi)
(SOSEM/KD 4.13)
B. KEGIATAN INTI
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
2. Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
3. Mencocokkan bentuk Cumi-cumi sesuai dengan jumlah angka pada papan
flanel (KOG/KD 4.6)
4. Menghitung kembali jumlah bentuk Cumi-cumi pada papan flanel
(KOG/KD 4.5)
5. Kolase gambar Cumi-cumi (FM/KD 4.3)
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan (SOSEM/KD 2.10)
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menyanyi lagu anak “Sayonara” (S/KD 3.15)
5. Mengaji “Surah Al-Ashr”, berdoa Keselamatan dijalan, salam, dan pulang
(NAM/KD 3.1)
6. Penerapan SOP penutupan
Keterangan:
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10, 3.11, 4.13,
3.15
KD 2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian. (SOSEM)
KD 2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran
kepada orang lain. (SOSEM)
KD 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari. (NAM)
KD 4.1. Melakukan kegiatan beribadah seharihari dengan tuntunan orang dewasa.
(NAM)
KD 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan
halus. (FM)
KD 4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. (KOG)
KD 3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,
sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya). (KOG)
KD 4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya. (KOG)
KD 3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca). (BHS)
KD 3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan
non verbal). BHS)
KD 4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar. (SOSEM)
KD 3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni. (SENI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MENTARI BULOGADING TAHUN AJARAN 2019 / 2020
Siklus / Pertemuan :Siklus II / Pertemuan I
Semester / Minggu / Hari ke : 1 / 15 / 2
Hari / Tanggal : Senin / 28 Oktober 2019
Kelompok Usia : A (4 – 5 Tahun)
Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema : Tanaman / Tanaman Sayur / Terong
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10,
4.10, 3.15
Materi dalam Kegiatan :
- Baris-berbaris sebelum masuk (Kemandirian Anak) (SOSEM/KD 2.8)
- Menyanyi lagu anak “Menanam Jagung & Tepuk Pohon” (S/KD 3.15)
- Mengaji “Surah Al-Fatihah & Surah Al-Ikhlas ”, berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (NAM/KD 3.1 & 4.1)
- Bercakap-cakap tentang macam-macam tanaman sayur-sayuran (Terong)
(BHS/KD 3.10)
- Bercakap-cakap tentang manfaat sayur Terong (BHS/KD 4.10)
- Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
- Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
- Mencocokkan bentuk Terong sesuai dengan jumlah angka pada papan flanel
(KOG/KD 4.6)
- Menghitung kembali jumlah bentuk Terong pada papan flanel (KOG/KD
4.5)
- Finger painting gambar Terong menggunakan cat air (FM/KD 4.3)
Materi yang termasuk Pembiasaan :
- Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan
Alat, Bahan dan Sumber :
- Guru dan anak didik
- Papan flanel, bentuk Terong, angka dan plastisin
- Air cuci tangan, bekal anak, dan sorbek
YMB
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Menyanyi lagu anak “Lihat Kebunku & Tepuk Pohon” (S/KD 3.15)
3. Mengaji “Surah Al- Fatihah & Surah Al-Ikhlas”, berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (NAM/KD 4.1)
4. Bercakap-cakap tentang macam-macam tanaman sayuran (Terong)
(BHS/KD 3.10)
5. Bercakap-cakap tentang manfaat sayur Terong (BHS/KD 4.10)
B. KEGIATAN INTI
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
2. Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
3. Mencocokkan bentuk Terong sesuai dengan jumlah angka pada papan flanel
(KOG/KD 4.6)
4. Menghitung kembali jumlah bentuk Terong pada papan flanel (KOG/KD
4.5)
5. Finger painting gambar Terong menggunakan cat air (FM/KD 4.3)
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan (SOSEM/KD 2.10)
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menyanyi lagu anak “Sayonara” (S/KD 3.15)
5. Mengaji “Surah Al-Ashr”, berdoa Keselamatan dijalan, salam, dan pulang
(NAM/KD 3.1)
6. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Dapat mensyukuri tanaman sayur sebagai makluk ciptaan Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
Keterangan:
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10, 4.10, 3.15
KD 2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian. (SOSEM)
KD 2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran
kepada orang lain. (SOSEM)
KD 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari. (NAM)
KD 4.1. Melakukan kegiatan beribadah seharihari dengan tuntunan orang dewasa.
(NAM)
KD 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan
halus. (FM)
KD 4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. (KOG)
KD 3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,
sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya). (KOG)
KD 4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya. (KOG)
KD 3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca). (BHS)
KD 4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan
membaca). (BHS)
KD 3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni. (SENI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MENTARI BULOGADING TAHUN AJARAN 2019 / 2020
Siklus / Pertemuan :Siklus II / Pertemuan II
Semester / Minggu / Hari ke : 1 / 15 / 4
Hari / Tanggal : Rabu / 30 Oktober 2019
Kelompok Usia : A (4 – 5 Tahun)
Tema / Sub Tema / Sub-sub Tema : Tanaman / Tanaman Sayur / Wortel
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 3.4, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10,
4.10, 3.15
Materi dalam Kegiatan :
- Baris-berbaris sebelum masuk (Kemandirian Anak) (SOSEM/KD 2.8)
- Menyanyi lagu anak “Lihat Kebunku & Tepuk Pohon” (S/KD 3.15)
- Mengaji “Surah Al-Fatihah & Surah Al-Ikhlas ”, berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (NAM/KD 4.1)
- Bercakap-cakap tentang macam-macam tanaman sayur-sayuran (Wortel)
(BHS/KD 3.10)
- Bercakap-cakap tentang manfaat sayur WORTEL (BHS/KD 4.10)
- Berdiskusi tentang asupan gizi dari sayuran (FM/KD 3.4)
- Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
- Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
- Mencocokkan bentuk Wortel sesuai dengan jumlah angka pada papan flanel
(KOG/KD 4.6)
- Menghitung kembali jumlah bentuk Wortel pada papan flanel (KOG/KD
4.5)
- Meronce dengan Wortel (FM/KD 4.3)
Materi yang termasuk Pembiasaan :
- Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
- Mencuci tangan masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan
Alat, Bahan dan Sumber :
- Guru dan anak didik
- Papan flanel, bentuk wortel, angka, dan peralatan meronce
- Air cuci tangan, bekal anak, dan sorbek
YMB
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Menyanyi lagu anak “Lihat Kebunku & Tepuk Pohon” (S/KD 3.15)
3. Mengaji “Surah Al- Fatihah & Surah Al-Kausar”, berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (NAM/KD 4.1)
4. Bercakap-cakap tentang macam-macam tanaman sayuran (Wortel)
(BHS/KD 3.10)
5. Bercakap-cakap tentang manfaat sayur Wortel (BHS/KD 4.10)
6. Berdiskusi tentang asupan gizi dari sayuran (FM/KD 3.4)
B. KEGIATAN INTI
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang terdapat di papan flanel
(KOG/KD 3.6)
2. Mengurutkan angka 1-10 pada papan flanel (KOG/KD 4.6)
3. Mencocokkan bentuk Wortel sesuai dengan jumlah angka pada papan flanel
(KOG/KD 4.6)
4. Menghitung kembali jumlah bentuk Wortel pada papan flanel (KOG/KD
4.5)
5. Meronce dengan Wortel (FM/KD 4.3)
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan (SOSEM/KD 2.10)
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menyanyi lagu anak “Sayonara” (S/KD 3.15)
5. Mengaji “Surah Al-Ashr”, berdoa Keselamatan dijalan, salam, dan pulang
(NAM/KD 3.1)
6. Penerapan SOP penutupan
Keterangan:
Kompetensi Dasar (KD) : 2.8, 2.10, 3.1, 4.1, 3.4, 4.3, 4.5, 3.6, 4.6, 3.10, 4.10, 3.15
KD 2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian. (SOSEM)
KD 2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran
kepada orang lain. (SOSEM)
KD 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari. (NAM)
KD 4.1. Melakukan kegiatan beribadah seharihari dengan tuntunan orang dewasa.
(NAM)
KD 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan
halus (FM)
KD 4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. (KOG)
KD 3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,
sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya). (KOG)
KD 4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya. (KOG)
KD 3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca). (BHS)
KD 4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan
membaca). (BHS)
KD 3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni. (SENI)
LAMPIRAN 3
Format Penilaian
LAMPIRAN 4
Dokumentasi Pelaksanaan
Penelitian
(Membaca doa sebelum belajar) (Bercakap-cakap tentang tema )
(Menyebutkan lambang bilangan 1-10 (Menyebutkan lambang bilangan 1-10
dengan menggunakan jari-jari tangan) dengan menggunakan papan flanel)
(Satu persatu anak didik maju keedepan menyebutkan lambang bilang 1-10
pada Siklus I)
(Satu persatu anak didik maju kedepan menyebutkan lambang bilang 1-10 pada
Siklus II)
(Mengurutkan angka 1-10 pada Siklus I dan Siklus II)
(Mencocokkan lambang bilangan sesuai dengan jumlah benda pada Siklus I)
(Mencocokkan lambang bilangan sesuai dengan jumlah benda pada Siklus II)
(Mengehitung benda sesuai dengan jumlah angka pada Siklus I dan Siklus II)
LAMPIRAN 5
Surat Ijin Penelitian
RIWAYAT HIDUP
Reski Wahyuni. Lahir di Borong jati, 03 November 1997.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Ayahanda Syaripuddin dan Ibunda Kurnia.
Pendidikan yang telah di tempuh oleh Penulis yaitu
pendidikan formal dimulai dari TK Kurnia Annassappu
pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2003. Pada tahun 2003 Penulis masuk
Sekolah Dasar di SD Inpres Bulogading II dan tamat pada tahun 2009, tamat SMP
Negeri 3 Bontonompo tamat pada tahun 2012, dan tamat SMA Negeri 1 Bajeng
Barat pada tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), Penulis melanjutkan
pendidikan pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Recommended