View
238
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
Dewi Permatasari
K7107023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Dewi Permatasari. PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN
SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011,
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan pemahaman konsep
struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan multimedia
interaktif. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 29 siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu: teknik wawancara, observasi, tes, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif
yang mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: “Penggunaan
multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi
siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai
pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) nilai rata-rata siswa 58 dengan
persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas 72 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 72%, dan siklus II nilai rata-rata kelas 74
dengan persentase ketuntasan mencapai 82%.
Kata kunci: multimedia interaktif, pemahaman konsep struktur bumi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Dewi Permatasari. The Use of Interactive Multimedia to Improve the
Comprehension on the Concept of Earth Structure of the 5th-
grade students
of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the
AcademicYearof 2010/2011.Skripsi: The Faculty of Teacher Training and
Education. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011.
The Objective of the reseacrh is to investigate whether or not the use of
interactive multimedia to improve the comprehension on the Concept of Earth
Structure of the 5th-
grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen
Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011. This research
used the action research methods, which was conducted in two cycles. The subject
of this research consisted of the 5th-
grade students of SD Negeri Karangtengah 3
of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011 as
many as 29 students. The data of this reseacrh were gathered trough interview,
observation, test, and documentation. The data were then analyzed by using
interactive analysis model consisting of components, namely: data reduction, data
dysplay, and conclusing drawing.
Based on the analysis, the results of this research are follow: 1) there is
an improvement in the students average score indicated by the ratio in the students
average score the cmprehension on the concept of Earth Structure among that in
the first cycle, and the second cycle of 58:72:74; and 2) there is an improvement
in the percentage of the students classical completeness as indicated by the ratio
im the percentage of their classical completeness among that in the pre-cycle
condition, that in the first cycle, and that in the second cycle of 41:72:82.
Based on the results of in this research, a conclusion is drawn that the use of the
interactive multimedia can improve the comprehension on the concept of Erath
Structure of the 5th-
grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen
Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011.
Keywords: interactive multimedia, comprehension on the concept of Earth
Structure
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“ …… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(Q.S Al Mujaadilah:11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT
Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:
Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasih untuk semua doa restu, semangat, dan
dorongan yang telah diberikan, yang menjadi penerang bagi ananda untuk
melalui perjalanan menggapai cita yang bukan sekedar hayalan.
Untuk seseorang yang ada di hatiku, terimakasih untuk semua pengorbanannya
selama ini dan jangan pernah berhenti untuk mencintaiku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul:
“Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011” diajukan untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka semua hambatan dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. Jenny Is Poerwanti, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
semangat, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Kuswadi, M. Ag. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Sri Sawarti, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan
Sragen Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin penelitian dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Sukarmi, S. Pd. SD selaku guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 yang
telah membantu penelitian ini.
9. Ayah dan Ibuku (Suyatno dan Suharti), terimakasih atas semua doa, restu,
dan arahan yang yeng telah diberikan you are my everything.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
10. Kedua adikku tersayang terimakasih untuk semua bantuan yang telah kalian
berikan.
11. Sahabat-sahabat baikku (Tya, Susi, Anis, Reni) terimakasih untuk semua
dorongan dan semangat dari kalian.
12. Teman-temanku S1 PGSD angkatan 2007 terimakasih untuk semua
kebersamaannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan mudah dipahami.
Surakarta, 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................................. 7
1. Multimedia Interaktif ......................................................................... 7
2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi ................................................... 20
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 27
C. Kerangka Berfikir .................................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 31
B. Subjek Penelitian ...................................................................................... 31
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................. 31
D. Sumber Data ............................................................................................. 32
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
F. Validitas Data ........................................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 35
H. Indikator Kinerja ...................................................................................... 37
I. Prosedur Penelitian ................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................................... 43
1. Keadaan Siswa SD Negeri Karangtengah 3 ....................................... 43
2. Sarana dan Prasarana SD Negeri Karangtengah 3 …………………. 43
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian …………………………………….. 44
1. Deskripsi Pra-Siklus ........................................................................... 44
2. Deskripsi Siklus I ............................................................................... 45
3. Deskripsi Siklus II .............................................................................. 67
C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….. 87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................. 95
B. Implikasi ................................................................................................. 95
C. Saran ………………………………………………………………….. 96
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif …………………… 26
Tabel 2.2 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif …………………….. 27
Tabel 2.3 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor ………………... 27
Tabel 2.4 Contoh Soal Pemahaman Konsep Struktur Bumi …………………... 28
Tabel 4.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …………. 56
Tabel 4.2 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus 1 … 59
Tabel 4.3 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 …………. 61
Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 63
Tabel 4.5 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep
Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 …………………………………………. 65
Tabel 4.6 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ……….... 77
Tabel 4.7 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1
Siklus II ……………………………………………………………... 79
Tabel 4.8 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II ………… 81
Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2
Siklus II …………………………………………………………….. 84
Tabel 4.10 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep
Pertemuan 1 dan 2 Siklus II ……………………………………....... 85
Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Rata-rata Pra-Siklus ……………………………. 88
Tabel 4.12 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus 1 ………………………… 89
Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus II ………………………..... 91
Tabel 4.14 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Pra-siklus, Siklus I,
dan Siklus II ………………………………………………………... 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan awal CD pembelajaran interaktif …………………....... 16
Gambar 2.2 Tampilan konsep yang dipelajari …………………....................... 16
Gambar 2.3 Tampialn icon struktur bumi ………………….............................. 16
Gambar 2.4 Tampilan lapisan struktur bumi …………………......................... 17
Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer …………………................................. 17
Gambar 2.6 Tampilan icon lapisan tanah dan batuan …………………............ 18
Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya …………………............. 18
Gambar 2.8 Tampilan batuan beku …………………........................................ 19
Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan …………………................................... 19
Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf/ malihan …………………................. 19
Gambar 2.11 Alur kerangka berfikir penelitian tindakan kelas ………………... 30
Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data ………………….................. 37
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas ……………................................. 38
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I ………… 59
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 ……….... 64
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1
dan 2 Siklus 1 ……………………………………………………. 65
Gambar 4.4 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 siklus II ..... 80
Gambar 4.5 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 84
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1
dan 2 siklus II …………………………………………………... 86
Gambar 4.7 Grafik Nilai Rata-rata Pra-Siklus ………………………………... 88
Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Siklus I ………………………………....... 90
Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Siklus II ………………………………...... 91
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Pra-Siklus,
Siklus I dan Siklus II ………………………………………..… 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Wawancara Pra-Siklus ……………………………… 100
Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pra-Siklus ……………… 101
Lampiran 3. Lembar Observasi Kinerja Guru Pra-Siklus ...………………. 103
Lampiran 4. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru …...……………... 105
Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 ….... 108
Lampiran 6. Daftar Nilai Ulangan Hasil Dokumentasi ………………….... 109
Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Awal ……………………..……….….. 110
Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal ………….……………….... 112
Lampiran 9. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal ……………………….... 113
Lampiran 10. Tabel Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian .……………. 114
Lampiran 11. RPP Pertemuan 1 Siklus I …………………………………... 115
Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I ….. 126
Lampiran 13. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus I …….. 130
Lampiran 14. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …. 134
Lampiran 15. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …… 135
Lampiran 16. RPP Pertemuan 2 Siklus I ………………………………….. 136
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I …. 147
Lampiran 18. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus I ……. 151
Lampiran 19. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 155
Lampiran 20. Daftar Nilai Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ……………….. 156
Lampiran 21. Daftar perbandingan nilai pemahaman konsep siswa
pertemuan 1 dan 2 siklus I ……………………………….. 157
Lampiran 22. RPP Pertemuan 1 Siklus II ………………………………… 158
Lampiran 23. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 171
Lampiran 24. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus II …… 175
Lampiran. 25 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ... 179
Lampiran. 26 Daftar Nilai Pertemuan 1 Siklus II ……………………….... 180
Lampiran 27. RPP Pertemuan 2 Siklus II …………………………………. 181
Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus II .... 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Lampiran 29. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus II ….... 200
Lampiran 30. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 204
Lampiran 31. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II …... 205
Lampiran 32. Daftar Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan
1 dan 2 Siklus II ………………………………………...…. 206
Lampiran 33. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Pra-Siklus .…..... 207
Lampiran 34. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus I ….…..... 208
Lampiran 35. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II .……... 209
Lampiran 36. Daftar Perbandingan Pemahaman Konsep Pra-Siklus,210
Siklus I, dan Siklus II ……………………………….…..…. 210
Lampiran 37. Lembar Wawancara Setelah Tindakan ………………..……. 211
Lampiran 38. Foto Perangkat Multimedia …………………………..…….. 212
Lampiran 39. Foto Kegiatan Pembelajaran ………………………..……… 214
Lampiran 40. Surat Keterangan Penelitian ………………………. ………. 217
Lampiran 41. Surat Ijin Penelitian ………………………………..……….. 218
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam yang biasa disingkat IPA merupakan mata
pelajaran yang diajarkan dari tingkat SD sampai SMA. IPA atau sering juga
disebut Sains merupakan kumpulan produk dan proses yang tidak dapat
dipisahkan “real science is both product and process inseparably joint” (Agus. S.
2003:11) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam.co.id.
Usman Samatowa (2006) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu
alam.co.id. mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan Sains
dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Dasar, yaitu: 1. Sains berfaedah bagi suatu
bangsa, karena pengetahuan dasar untuk teknologi adalah sains sehingga sains
disebut sebagai tulang punggung pembangunan; 2. Bila sains diajarkan secara
tepat, sains merupakan mata pelajaran yang memberi kesempatan untuk berfikir
kritis; 3. Jika sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan anak, maka sains
bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan saja; 4. Sains mempunyai nilai-nilai
pendidikan yaitu mempunyai potensi yang membentuk kepribadian anak.
Pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA
di SD/ MI merupakan standar minimum yang secara nasional dicapai siswa dan
menjadi acuan pengembangan kurikulum setiap tahunnya. Pencapaian SK dan KD
didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk bekerja ilmiah, membangun
kemampuan, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran IPA guru berusaha menjadi fasilitator yang baik agar dapat
menanamkan pemahaman konsep kepada siswa tentang materi yang dipelajari.
Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa untuk dapat menjawab pertanyaan
ulangan (Winkel, 1996: 66). Pelajaran IPA membutuhkan pemahaman dan tidak
sekedar menghafal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu didukung
penggunaan media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran
diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian
materi, sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Realita yang ada di SD, yang diperoleh melalui wawancara dengan guru
kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan hasil observasi (pra-siklus), pembelajaran
IPA masih menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media
pembelajaran. Dari pembelajaran itu, maka didapatkan nilai pemahaman konsep
yang rendah. Hal itu dibuktikan dari daftar nilai ulangan harian pada konsep
“Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit” siswa kelas V saat duduk di
kelas IV semester II (daftar nilai dokumentasi pada lampiran 6) dan nilai tes
kemampuan awal “Struktur Bumi” siswa kelas V semester II SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen (daftar nilai tes
kemampuan awal pada lampiran 9) dari kedua nilai tersebut, maka dapat dirata-
rata menjadi nilai rata-rata pra-siklus. Dari nilai rata-rata pra-siklus, masih ada 17
dari 29 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau prosentase
ketuntasan klasikal mencapai 41% dengan nilai rata-rata 58 (daftar nilai rata-rata
pra-siklus pada lampiran 33). Dari nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa
pemahaman konsep siswa masih rendah dan perlu adanya tindakan/ perbaikan
untuk meningkatkan pemahaman pada konsep struktur bumi, sehingga nilai
pemahaman konsep siswa dapat optimal.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas (pada lampiran 1) dan hasil
observasi pra-siklus oleh peneliti (pada lampiran 2 dan 3) maka dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep
siswa meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang berasal dari
dalam diri siswa, meliputi: kemampuan berfikir, konsentrasi dan keantusiasan
mengikuti pelajaran. Dalam pembelajaran, siswa kurang perhatian, konsentrasi
dan antusias mengikuti pelajaran. Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan siswa
yang melakukan aktivitas di luar pembelajaran seperti: diam melamun, bermain
sendiri, bercerita dengan teman yang lain, dan kurang aktif dalam pembelajaran.
Menyimpangnya aktivitas siswa disebabkan siswa bosan mengikuti pelajaran.
Kebosanan siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern yang berasal dari luar diri siswa
yaitu: guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan
media pembelajaran. Jika guru menggunakan media pembelajaran yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menarik perhatian, keantusiasan, dan rasa ingin tahu siswa, maka siswa dapat
konsentrasi sehingga dapat memahami konsep yang diajarkan.
Pemahaman konsep dari suatu materi pelajaran, penting bagi siswa.
Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa “Penguasaan
konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Jika konsep
sudah dapat dipahami, maka siswa dapat mengingat apa yang telah dipelajari
dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam melaksanakan perannya, guru
harus meninggalkan paradigma lama (pembelajaran berpusat pada guru) “teacher
centered” dan beralih pada paradigma baru “student centered”. Menurut Mc.
Combs Miller, 2007 dalam David A. Jacobsen, Paul Eggen, & Donald Kauchak
(2009: 227) “Pengajaran berpusat pada siswa menggambarkan stategi-strategi
pengajaran guru lebih memfasilitasi siswa daripada mengajar langsung”, sehingga
guru menempatkan diri sebagai fasilitator yang baik dan dapat menanamkan
pemahaman konsep materi pelajaran kepada siswa.
Guru harus dapat mengembangkan kemampuannya untuk menjadi
fasilitator yang baik, sehingga mampu menciptakan Pembelajaran yang Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dalam menciptakan
pembelajaran tersebut, guru dapat didukung dengan penggunaan media
pembelajaran. Penggunaan media dapat mengurangi gangguan dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan aktivitas siswa, apalagi jika sekolah sudah
menyediakan media pembelajaran yang memadai.
Perkembangan media pembelajaran sangat pesat, salah satu media yang
saat ini mulai banyak digunakan di SD adalah multimedia. Menurut Turban dkk,
2002 dalam Niken Ariani & Dany Haryanto (2010: 11) multimedia adalah
kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output berupa audio (suara,
musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.
Secara umum multimedia mempunyai dua alur, yaitu: multimedia linier
dan multimedia interaktif. Multimedia linier merupakan multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol. Multimedia interaktif merupakan
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh pengguna/ user. Oleh karena itu, peneliti memilih multimedia interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sebagai media dalam pembelajaran. Peneliti memilih multimedia interaktif, karena
mempunyai keunggulan, yaitu: tampilannya menarik (kombinasi audio dan visual)
dan bersifat interaktif (adanya interaksi antara multimedia dengan pengguna/
user), sehingga pengguna bisa menetukan proses selanjutnya.
Multimedia interaktif mempunyai banya manfaat, yaitu: sebagai media
dalam pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur,
olahraga, hobby, dll (Wahono, 2007) dalam Niken Ariani & Dany Haryanto
(2010:11). Dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, siswa tidak
hanya melihat dan mendengar, melainkan juga terlibat dalam penggunaannya.
Selain itu, multimedia interaktif juga praktis dan dapat digunakan secara individu,
kelompok, maupun klasikal. Namun, keberadaan multimedia interaktif di SD
Negeri Karangtengah 3 Sragen belum didukung kemampuan guru untuk
mengoperasikannya, sehingga multimedia interaktif cenderung tidak dipakai.
Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur bumi dan
memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran, sehingga memperoleh nilai
pemahaman konsep yang optimal. Penelitian Francis. M. Dawyer dalam
http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/03/16/multimedia-dalam-dunia
-pendidikan/interaktif, “Pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang
disampaikan melalui tulisan 10%, pesan audio 20%, visual 30%, audio visual
50%, dan jika melakukan mencapai 90%”. Dari pernyataan tersebut, pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif yang mana guru sebagai fasilitator yang baik,
tidak menutup kemungkinan siswa dapat belajar dan menyerap 90% dari materi
yang disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berjudul
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN
SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
B. Rumusan Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disusun rumusan
masalah: “Apakah penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan
pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, tahun pelajaran 2010/2011?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi dengan
menggunakan multimedia interaktif pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah
3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dan menjadi inovasi dalam pembelajaran khususnya IPA. Selain itu, hasil
penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut
mengenai penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memperoleh pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Memperkuat daya ingat siswa tentang konsep yang disampaikan.
3) Mendapatkan suasana baru dalam belajar.
b. Bagi Guru
1) Mendapatkan pengalaman tentang penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran, khususnya IPA.
2) Melakukan inovasi dalam pembelajaran.
3) Mendorong masuknya perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan.
c. Bagi Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Mendapatkan pengalaman sehingga membuka wawasan untuk
menyediakan dan memanfaatkan multimedia interaktif untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM) sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, siswa, dan
sekolah.
BAB II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Multimedia Interaktif
a. Pengertian Multimedia
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin
nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan media berasal dari bahasa
Latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
dengan penerima pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan informasi/ pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Arief S, Sadiman
dkk, 2003: 6).
Menurut (Wahono: 2006) dalam http://www.wikipedia.org.
“Multimedia is the use of several different media to convey information (text,
audio, graphics, animation, video, and interactivity). Multimedia adalah
penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menyampaikan informasi
(teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktivitas).
William Ditto (2006) dalam http://www.vilila.com/2010/03/
multimedia-pembelajaran-interaktif.html menyatakan definisi multimedia
dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi,
antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara.
Helzafah, 2004 dalam Sri Anitah (2009: 56) mengatakan bahwa
multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media
secara terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran.
Konsep multimedia menurut Duffy, Mc. Donald & Mizell (2003)
merupakan kombinasi multipel media dengan satu jenis sehingga terjadi
keterpaduan secara keseluruhan.
Multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai
macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungaan ini 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi,
pesan atau isi pelajaran (Arsyad, 2002: 169).
Robin dan Linda (2001) dalam Niken Ariani dan Dany Haryanto
(2010: 11) multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang
dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan
video.
Berdasarkan pengertian multimedia dari beberapa ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa multimedia adalah gabungan dua unsur media (audio dan
visual) atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video
dan animasi yang terintegrasi dan telah dikemas menjadi file digital
(komputerisasi). Multimedia dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
kepada publik.
Menurut (Wahono, 2007) dalam http://yogapw.wordpress.com/2010/
01/26/pengertian-multimedia-interaktif/ pemanfaatan multimedia sangatlah
banyak, yaitu: sebagai media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis,
desain, arsitektur, olahraga, hobby, dll.
Menurut Niken Ariany dan Dany Haryanto (2010: 25) secara umum
multimedia terbagi menjadi dua alur, yaitu:
1) Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat
pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Multimedia
ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
2) Multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna/ user, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif yaitu: multimedia pembelajaran
interaktif, keping cd pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan power
point. Multimedia interaktif merupakan salah satu media berbasis komputer.
b. Pengertian Multimedia Interaktif
Setiap penyebutan nama media berbasis komputer, tentu saja
mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan yang dimaksudkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pengembangnya (Wahono, 2006: 6) dalam http://www.vilila.com/2010/03/
multimedia-pembelajaran-interaktif.html.
Multimedia interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran
yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada
siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video tetapi juga memberikan
respon aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi
penyajian (Sells & Glasglow) dalam Arsyad 2002: 36.
Multimedia interaktif adalah suatu media yang mensinergikan/
menggabungkan semua media yang terdiri dari: teks, grafik, audio, dan
interaktivitas (Green & Brown, 2002: 2–6) dalam http://www.yogapw.
Wordpress.com/2010/01/06/pengertian-multimedia-interaktif/.
Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih
dari komponen-komponen komunikasi. Komunikasi dalam multimedia
interaktif (berbasis komputer) merupakan hubungan manusia (sebagai user/
pengguna produk) dengan komputer (software/ aplikasi/ produk dalam format
file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian, produk/ CD/
aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan dua arah/ timbal balik antara
software/ aplikasi dengan user (Harto, 2008: 3) dalam http:// lutfizulfi.
wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
multimedia interaktif merupakan suatu tampilan multimedia yang dirancang
agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki
interaksi kepada penggunanya/ user. Tampilan multimedia merupakan
gabungan dari media audio dan visual yang terdiri dari teks, grafis, gambar,
foto, audio, video maupun animasi yang terintegrasi dan telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi).
c. Karakteristik Multimedia Interaktif
Karakteristik Multimedia interaktif menurut Wahono, 2007 dalam
http://lutfizulfi.Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-
multimedia/ yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan
unsur audio dan visual.
2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
3) Bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan
orang lain.
Dengan karakteristik yang dimiliki multimedia interaktif, maka
multimedia interaktif mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol lajukecepatan
belajarnya sendiri.
3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan.
4) Memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk
respon, baik berupa jawaban, pemilihan keputusan, percobaan, dll.
Interaktivitas dalam multimedia oleh Zeemry (2008: slide ke-36)
http://www.maswins.com/2010/07/multimedia-sebagai-media-pembelajaran.
html diberikan batasan sebagai berikut: (1) pengguna/ user dilibatkan untuk
berinteraksi dengan program aplikasi; (2) aplikasi informasi interaktif
bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan
saja tanpa harus “melahap” semuanya.
Interaktivitas atau adanya interaksi yang dimilki oleh multimedia
interaktif inilah yang membedakan multimedia interaktif dengan multimedia
linier. Interaktivitas dalam multimedia interaktif diterjemahkan sebagai tingkat
interaksi dengan multimedia yang digunakan, yang memungkinkan bagi siapa
pun (guru sebagai fasilitator dan siswa) untuk senantiasa explore dengan
memanfaatkan detil-detil yang ada di dalam multimedia tersebut (Niken Ariani
& Dany Haryanto, 2010: 16).
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik yang membedakan multimedia linier dengan multimedia interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yaitu adanya tidaknya alat pengontrol/ pengendali yang dimiliki multimedia
tersebut. Pada multimedia linier tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
sehingga tampilannya tidak bisa dikendalikan dan berjalan berurutan.
Sedangkan multimedia interaktif, sudah didesign khusus dan dilengkapi
dengan alat pengontrol sehingga terdapat interaksi antara pengguna/ user
dengan tampilan multimedia interaktif (dapat dikendalikan). Interaktivitas
yang dimiliki oleh multimedia interaktif merupakan tingkat interaksi antara
media dengan pengguna/ user. Dengan interaktivitas yang dimiliki oleh
multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat dikembangkan untuk
berbagai kepentingan, salah satunya sebagai media pembelajaran. Sebagai
media pembelajaran, tampilan multimedia interaktif memenuhi fungsi
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan bersifat interaktif.
d. Alasan dan Tujuan Penggunaan Mulitimedia Interaktif
Bates (1995) dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/
2009/03/1multimedia-dalam-dunia-pendidikan/interaktif, menyatakan bahwa
diantara media-media lain, multimedia interaktif atau media lain berbasis
komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas dalam multimedia
interaktif menjadi keunggulan multimedia interaktif secara inheren memaksa
pengguna untuk berinteraksi secara fisik dan mental.
Berdasarkan penelitian Dr. Vernom A. Magnessen (1983) dalam
Niken Ariyani dan Dany Haryanto (2010: 35) menyatakan bahwa “kita belajar,
10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang
dilihat, 50% dari apa yang didengar dan dilihat, 70% dari apa yang dikatakan,
dan 90% dari apa yang dilakukan”. Berpijak pada penelitian Dr. Vernom maka
penggunaan multimedia interaktif dengan melibatkan siswa dan guru sebagai
fasilitator, diharapkan siswa dapat belajar atau menyerap 90% dari materi yang
disampaikan.
Melihat keunggulan multimedia interaktif dan hasil penelitian tentang
penggunaan multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat digunakan
dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi. Penyajian materi pelajaran/
pesan melalui multimedia interaktif akan lebih mudah dimengerti dan disimpan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dalam bentuk memory tingkat tinggi (long term memory) serta dapat dibentuk
sebagai suatu konsep yang benar (Ittelson, 2001: 2) dalam http://lutfizulfi.
Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/.
Multimedia interaktif digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan
untuk menarik perhatian, konsentrasi, keantusiasan, dan memperbaiki aktivitas
siswa dalam pembelajaran sehingga, dapat belajar secara optimal, memahami
konsep materi yang disampaikan, dan meningkatkan nilai pemahaman konsep.
Penggunaan multimedia interaktif, sesuai untuk menjelaskan materi
yang berkaitan dengan konsep. Hal itu sesuai dengan makalah Neil Ballantine
yang berjudul Multimedia Learning and Social Work Education, (2008: 613-
622) dalam http://www.internationaljournal/international/Multimedia.htm,
yang menyimpulkan: The paper concludes that the robustness of studies of
multimedia learning would be improved if they were more obviously connected
with concepts, frameworks and findings from the wider learning technology
literature. Makalah tersebut menyimpulkan bahwa kekokohan penelitian
multimedia pembelajaran akan lebih baik jika berhubungan dengan konsep,
kerangka kerja dan temuan dari literatur teknologi pembelajaran yang lebih
luas.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memilih multimedia
interaktif dalam pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman
konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
e. Manfaat Multimedia Interaktif
Manfaat penggunaan multimedia interaktif menurut Niken Ariani &
Dany Haryanto (2010: 26) adalah sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif
2) Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi (efisien)
3) Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses belajar
mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Sikap belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas dapat dicapai mengingat keunggulan multimedia
adalah sebagai berikut:
1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti
kuman, bakteri, elektron dll.
2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke
sekolah, seperti: gajah, planet, bumi, dsb.
3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti sistem dalam tubuh, terjadinya gunung meletus,
peredaran planet, dsb
4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti: matahari, bulan,
bintang, salju, dll.
5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti terjadinya
tsunami, terjadinya gunung meletus, dsb
6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Menurut Swajati (2005: 11) dalam http://endonesa.wordpress.com.
ajaran-pembelajaran/media-interaktif/ keuntungan pemanfaatan multimedia
interaktif yaitu:
1) Mampu menampilkan multimedia dengan file lebih besar
2) Jauh lebih hemat dibandingkan pemanfaatan media secara online
3) Tingkat interaktivitasnya tinggi karena lebih banyak pengalaman belajar
melalui teks, audio, video, hingga animasi yang dikemas dengan tayangan
gambar yang ditampilkan bersama judul dan narasi suara dan menampilkan
tingkah laku atau proses yang kompleks.
Berdasarkan uraian di atas, maka multimedia interaktif mempunyai
banyak kelebihan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media dalam
pembelajaran. Adapun manfaat dari penggunaaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran yaitu:
1) Proses pembelajaran lebih menarik karena tampilannya berupa dari teks,
grafis, gambar (vektor atau bitmap), foto, audio, video maupun animasi.
2) Efisiensi waktu yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Meningkatkan aktivitas belajar siswa
4) Bersifat interaktif, terdapat interaksi antara media dengan pengguna/ user.
Meskipun multimedia interaktif mempunyai banyak kelebihan dan
manfaat, tetapi dalam penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran
juga harus mengingat dan mempertimbangkan kelemahan yang dimiliki oleh
multimedia interaktif tersebut. Adapun kekurangan/ kelemahan multimedia
interaktif menurut Swajati dalam http://jupren.blogspot.com/2009/12/-
multimedia-interaktif.html, diantaranya yaitu:
1) Design yang buruk menyebabkan kebingungan sehingga pesan tidak dapat
tersampaikan dengan baik
2) Kendala bagi orang dengan kemampuan terbatas/ cacat/ disable
3) Tuntutan terhadap spesifikasi komputer yang memadai.
Oleh karena itu, seorang guru harus jeli dalam memilih media yang
dalam pembelajaran. Guru harus dapat memaksimalkan manfaat/ kegunaannya
dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh media tersebut. Guru juga
harus dapat mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari media yang
akan digunakan. Menurut Sri Anitah (2008:89) pertimbangan yang lebih
singkat dalam pemilihan media adalah: (a) Tujuan pembelajaran, (b) Pebelajar,
(c) ketersediaan, (d) ketepatgunaan, (e) biaya, (f) mutu teknis, (g) kemampuan
SDM. Dengan memperhatikan beberapa pertimbangan dalam pemilihan media,
maka guru dapat memilih media yang tepat yang akan dipergunakan.
f. Penggunaan Multimedia Interaktif pada Konsep Struktur Bumi
Hasil penelitian Francis M. Dawyer dalam http://www.puthree99.
blogspot.com/ “penggunaan teknologi pembelajaran berbasis multimedia
interaktif ternyata dapat mengurangi waktu belajar siswa secara signifikan,
yaitu 40% – 60% lebih cepat daripada pembelajaran di kelas tanpa media apa
pun”. Dari penelitian tersebut, penggunaan multimedia interaktif ternyata
efisien waktu dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan berpusat pada siswa. “Penekanan pembelajaran berpusat
pada siswa, yaitu guru merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran sehingga
siswa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembelajaran mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sendiri dan berinteraksi dengan yang lain selama belajar” (Cornelius-White,
2007) dalam Jacobsen, et all (2009: 229). Selain itu, karakteristik yang penting
dalam pengajaran berpusat pada siswa yaitu adanya strategi yang menekankan
pada pemahaman yang mendalam (Brasford, Derry, Berliner, & Hammerness
(2005) dalam Jacobsen, et all (2009: 229).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi
pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Sragen. Dalam menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran, yang diperlukan yaitu: keping CD
pembelajaran interaktif IPA dan Laptop. Konsep struktur bumi sudah dikemas
dalam keping CD pembelajaran interaktif dan dioperasikan melalui laptop.
Dalam pembelajaran, siswa dilibatkan dalam mengoperasikan tampilan CD
pembelajaran (sebagai user). Guru bertindak sebagai fasilitator, yang
memfasilitasi siswa, memberikan umpan balik, dan memperjelas penyampaian
konsep jika tampilan multimedia kurang dimengerti oleh siswa.
Langkah-langkah penggunaan multimedia interaktif untuk
menyampaikan konsep struktur bumi sebagai berikut:
a. Menyalakan laptop dan memasukkan cd pembelajaran interaktif. Mengklik
icon explorer pada layar desktop kemudian klik ganda driver CD yang
tampil pada windows explorer. Maka akan muncul tampilan awal dari CD.
b. Tampilan awal CD pembelajaran interaktif pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Tampilan awal CD pembelajaran interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Untuk menampilkan konsep yang dipelajari, maka user mengklik icon
pada layar dekstop yang aktif.
c. Tampilan konsep yang dipelajari pada gambar 2.2
Gambar 2.2: Tampilan konsep yang dipelajari
Untuk memilih konsep yang dipelajari, maka user mengklik gambar sesuai
konsep yang akan dipelajari. Misal: user mempelajari konsep struktur
bumi, maka user mengklik gambar 2.3.
Gambar 2.3 Icon struktur bumi
Setelah diklik, maka akan muncul tampilan menjelaskan konsep struktur bumi.
d. Tampilan lapisan struktur bumi pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Tampilan lapisan struktur bumi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Untuk mengendalikan/ mengoperasikan tampilan multimedia interaktif,
maka user dapat memilih icon sebagai berikut:
1) Icon untuk menghentikan sementara/ mempause tampilan yang aktif
2) Icon untuk menghentikan/ menstop tampilan aktif
3) Icon memulai dan memainkan kembali tampilan setelah dihentikan.
4) Icon untuk keluar dari tampilan yang sedang aktif.
5) Icon untuk kembali ke menu awal/ tampilan awal.
e. Tampilan lapisan atmosfer pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer
Setelah tampilan lapisan bumi dan atmosfer, maka untuk kembali ke layar
awal user mengklik icon pada layar. Maka akan kembali ke tampilan
konsep yang dipelajari (seperti gambar 2.2 di atas). Untuk mempelajari
lapisan tanah dan batuan maka user mengklik gambar 2.6:
Gambar 2.6 Icon lapisan tanah dan batuan
Cara mengoperasikan/ mengendalikan tampilannya sama pada point d (di
atas). Setelah diklik gambar 2.6 maka tampil lapisan tanah dan ciri-cirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
f. Tampilan lapisan-lapisan tanah dan ciri-cirinya pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya
Setelah tampilan lapisan tanah, tampilan selanjutnya adalah macam-
macam batuan berdasarkan pembentukannya, ada 3 yang tertera pada
gambar 2.8, 2.9, dan 2,10.
a) Tampilan batuan beku pada gambar 2.8
Gambar 2.8 Tampilan batuan beku
b) Tampilan batuan endapan pada gambar 2.9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan
c) Tampilan batuan metamorf atau malihan pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf
g. Demikian seterusnya dalam mengoperasikan multimedia interaktif.
Pengguna/ user dapat mengendalikan proses selanjutnya pada tampilan
multimedia interaktif.
Jika sudah selesai belajar, maka user mangklik icon untuk keluar dari
tampilan yang sedang aktif dan kembali ke menu awal.
Tampilan dari multimedia interaktif dikemas dalam betuk keping CD
pembelajaran interaktif yang menampilkan suara, gambar yang disertai animasi,
dan teks, dan dapat dioperasikan oleh pengguna/ user.
2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi
a. Pemahaman Konsep
Menurut Nana Syaodih (2004: 189) ”Suatu konsep akan mempunyai
makna logis dan makna psikologis. Makna logis terbentuk karena pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Makna psikologis
merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi”.
Menurut Woodruff dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com
/2010/12/pengertian-konsep.html menyatakan pengertian konsep dibagi
menjadi 3 yaitu (1) konsep didefinisikan sebagai suatu gagasan / ide yang
relatif sempurna dan bermakna, (2) konsep juga diartikan sebagai pengertian
tentang objek, (3) konsep adalah produk subjektif dari seseorang yang
membuat sutu pengertian dari objek / benda – benda melalui pengalamannya.
Menurut Winkel (2005: 92) pengertian atau konsep adalah satuan arti
yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama.
Winkel (2005: 113) juga berpendapat bahwa:
Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang
merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik.
Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan.
Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek
dalam lingkungan fisik, sedangkan konsep yang didefinisikan adalah
konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk
pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak
berbeda.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa suatu konsep tidak dapat diamati karena berupa suatu ide, pemikiran/
abstraksi. Meskipun tidak dapat memberikan definisi secara verbal tentang
pengertian konsep, tetapi suatu konsep dapat diperoleh melalui belajar maupun
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
guru berusaha untuk menanamkan konsep materi pelajaran sehingga siswa
dapat memahami konsep tersebut dan memperoleh nilai hasil pemahaman
konsep yang memuaskan.
Pemahaman menurut Bloom, dkk dalam Martinis Yamin (2008: 35)
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi
yang telah disampaikan/ dijelaskan dengan kata-kata sendiri.
Pemahaman (comprehension) menurut Daryanto (2008: 41) adalah
mengerti atau memahami apa yang diajarkan, mengetahui yang sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dikomunikasikan, dan memanfaatkan isinya tanpa harus mengubahnya dengan
hal-hal lain.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep adalah suatu kemampuan intelektual yang dimiliki oleh siswa untuk
mengungkapkan suatu ide/ pokok pikiran dari materi pelajaran dengan kata-
katanya sendiri, tanpa mengubah ide yang sebenarnya. Kemampuan siswa
dalam memahami konsep dapat dilihat dari nilai hasil tes pemahaman konsep.
Menurut Gagne dalam Winkel (2005:362) menyatakan bahwa
“Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran
intelektual”. Suatu konsep terbentuk dalam pikiran individu melalui proses
mengenal dan memahami ciri-ciri konsep atas dasar contoh dan non-contoh.
Agar pemahaman konsep dapat optimal, maka perlu dikembangkan kondisi-
kondisi yang mendukung dalam pembelajaran.
Hal-hal/ kondisi-kondisi yang mendukung guru untuk membantu
siswa berhasil dalam memahami konsep suatu materi pelajaran yaitu:
1) Menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun tertulis
dalam bentuk semenarik mungkin untuk menarik perhatian dan motivasi
siswa. Pernyataan tentang suatu konsep akan masuk ke dalam sistem ingatan
siswa dan siswa dinyatakan berhasil memahami konsep tersebut apabila
mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dari sistem ingatannya.
2) Menyajikan contoh dan non-contoh ketika membahas konsep yang harus
dipahami siswa. Dengan adanya contoh dan non-contoh, pemahaman siswa
terhadap konsep yang dipelajari akan lebih cepat dibandingkan tidak
memberikan contoh dan non-contoh.
3) Pemberian penguatan dengan segera, ketika siswa telah memahami konsep
yang sedang dipelajari. Kesegeraan pemberian penguatan ini berpengaruh
terhadap kecepatan siswa memahami konsep yang dipelajari.
Oleh karena itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam memahami siswa. Oemar Hamalik
(2003: 166) menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk
mengetahui keberhasilan siswa memahami suatu konsep, yaitu: (1) dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
menyebutkan contoh suatu konsep; (2) dapat menyatakan ciri-ciri suatu
konsep; (3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari dan bukan
konsep; (4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep yang
dipelajari.
Dalam pembelajaran, guru berusaha menanamkan konsep dari materi
pelajaran. Kegunaan konsep menurut Oemar Hamalik (2003:165) yaitu:
1) Mengurangi kerumitan lingkungan.
2) Membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar kita.
3) Membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan maju.
4) Mengarahkan kegiatan instrumental.
5) Memungkinkan pelaksanaan pengajaran
b. Konsep Struktur Bumi
IPA di SD mempelajari tentang makhluk hidup, bumi dan alam
semesta, energi, gaya dan materi beserta sifat-sifatnya. Berikut konsep yang
diajarkan di kelas V SD semester II berdasarkan Buku Sekolah Elektronik
(BSE) yang diterbitkan tahun 2008 yaitu:
1) Pengaruh Gaya Terhadap Bentuk dan Gerak Suatu Benda
2) Pesawat Sederhana
3) Struktur Bumi
4) Sifat-Sifat Cahaya
5) Merancang Karya atau Model dengan Menerapkan Sifat Cahaya
6) Air
7) Peristiwa Alam
Dari beberapa konsep kelas V semester II, peneliti mengambil konsep
struktur Bumi. Adapun bahasan tentang konsep Stuktur Bumi mencakup:
1) Lapisan-lapisan Bumi
a) Lapisan inti bumi dalam
Lapisan inti bumi dalam atau pusat bumi, merupkan lapisan paling panas
dengan ketebalan 2000 km yang terbentuk dari besi dan nikel padat.
b) Lapisan inti bumi luar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Lapisan inti bumi luar merupakan satu-satunya lapisan cair yang tersusun
dari besi, nikel, dan zat lain. Lapisan ini mempunyai ketebalan 2740 km.
c) Lapisan mantel bumi
Lapisan mantel bumi merupakan lapisan yang paling tebal. Tersusun dari
mineral dan silikat. Merupakan lapisan bumi yang paling tebal, dengan
ketebalan 2900 km.
d) Lapisan kerak bumi
Lapisan kerak bumi merupakan lapisan bumi paling luar yang tersusun
dari tanah dan batuan. Lapisan kerak bumi merupakan lapisan tempat
tinggal bagi makhluk hidup, dengan ketebalan 6 – 70 km.
e) Lapisan atmosfer
Lapisan atmosfer merupakan lapisan yang paling penting bagi kehidupan
di bumi dengan ketebalan 640 km. Lapisan atmosfer melindungi bumi
dari sinar matahari. Adanya lapisan atmosfer, bumi terdapat kehidupan.
2) Lapisan-lapisan Atmosfer
Lapisan atmosfer tersususn dari udara, semakin ke atas susunan udara
semakin tipis. Berikut lapisan atmosfer dari yang terdekat dengan bumi:
a) Lapisan troposfer ketebalan 10 km.
b) Lapisan stratosfer, dengan ketebalan 40 km.
c) Lapisan mesosfer, dengan ketebalan 50 km.
d) Lapisan termosfer, dengan ketebalan 300 km.
e) Lapisan eksosfer, dengan ketebalan 400 km.
3) Lapisan-lapisan tanah
a) Tanah lapisan atas
Tanah lapisan atas terbentuk dari pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk
hidup. Lapisan tanah atas mempunyai ciri-ciri: lapisan tanah paling
subur, banyak mengandung humus, dan berwarna coklat kehitaman.
b) Tanah lapisan bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Ciri-ciri tanah lapisan bawah: warna lebih muda dari tanah lapisan atas,
sedikit mengandung humus dan jasad hidup sehingga kurang subur.
c) Lapisan bahan induk tanah
Lapisan ini merupakan lapisan tanah paling bawah yang mempunyai ciri-
ciri berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari tanah lapisan atas dan
tanah lapisan bawah.
4) Macam-macam batuan berdasarkan proses pembentukannya di dalam kerak
bumi, dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Batuan beku
Batuan beku terbentuk dari lava/ magma yang membeku di permukaan
bumi atau di dalam kerak bumi. Contoh batuan beku: batu obsidian, batu
granit, batu apung, dan batu breksi.
b) Batuan endapan/ sedimen
Batuan sedimen atau endapan terbentuk dari batuan beku atau rumah
binatang karang yang mengalami pelapukan. Contoh batuan endapan
yaitu: batu konglomerat, batu batu serpih, dan batu pasir.
c) Batuan metamorf atau malihan
Batuan malihan atau metamorf terbentuk dari batuan andapan yang
mengalami perubahan karena pengaruh tekanan panas bumi. Contoh
batuan endapan yaitu: batu marmer dan batu pualam.
c. Pemahaman Konsep Struktur Bumi
Elizabeth B.Hurlock (2005: 41) berpendapat bahwa pengertian
didasarkan pada konsep. Konsep bukan kesan indera langsung, melainkan hasil
pengolahan dan kombinasi antara penggabungan atau perpaduan kesan indera
yang terpisah-pisah. Unsur bersama dalam berbagai obyek atau situasi
menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi satu konsep.
Menurut Brophy, Murphy, & Mason dalam John W. Santrock
(2009:2) ”pemahaman konseptual adalah sebuah aspek penting dari
pembelajaran, sebuah tujuan pengajaran yang penting adalah untuk membantu
murid memahami konsep utama dalam sebuah subjek daripada hanya
mengingat fakta-fakta yang terisolasi”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gagne, 1985 dalam Angkowo (2007:54) berpendapat bahwa ”Belajar
konsep termasuk tipe belajar kemahiran intelektual memerlukan pengamatan
yang cermat dari ciri-ciri objek seperti bentuk, ukuran, dan warna”.
Struktur bumi merupakan hasil dari pengamatan dan penelitian para
ilmuwan terdahulu sehingga terbentuk suatu konsep struktur bumi. Untuk
mempelajari konsep struktur bumi, tidak hanya dibutuhkan hafalan saja tetapi
juga pemahaman. Tidak semua materi pelajaran di sekolah perlu dihafalkan,
tetapi siswa harus diajarkan untuk mempelajari materi pelajaran dengan
mencari pemahaman (Winkel, 1995: 66). Hasil dari mencari pemahaman itu
disimpan dalam ingatan untuk sewaktu-waktu dipergunakan (Winkel, 1995:
69). Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada
pemahaman konsep struktur bumi.
Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa dalam menjawab
pertanyaan ulangan (Winkel, 1995: 66). Untuk mencapai tingkat pemahaman,
siswa juga harus melewati tingkat sebelumnya yaitu pengetahuan. Pengetahuan
merupakan salah satu landasan untuk pembelajaran-pembelajaran selanjutnya
Bruning, Shcraw, Norby, & Ronning (2004) dalam David A. Jacobsen, Paul
Eggen, & Donald Kauchak (2009: 94). Semakin tinggi tingkatan yang dicapai
siswa pada ranah kognitif, maka semakin tinggi pula pemahaman siswa
terhadap konsep yang diajarkan. Namun, untuk menilai pemahaman konsep
siswa SD, maka hanya sampai pada ranah kognitif tingkat penerapan.
Meskipun dalam pembelajaran, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Berikut kata kerja operasional ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor menurut Bloom, dkk dalam Winkel (1996: 250-254):
1) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif tertera pada tabel 2.1
Tabel 2.1: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
Pengetahuan
(Knowledge)
Pemahaman
(Comprehension)
Penerapan
(Aplication)
Analisis
(Analysis)
Sintesis
(Synthesis)
Evaluasi
(Evaluation)
Memilih Memperkirakan Mengurutkan Menyeleksi Merancang Menilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Menjodohkan
Memberi nama
Mencatat
Memberi label
Mendidentifi
kasikan, dll
Mencirikan
Mengkategorikan
Membandingkan
Mendiskusikan
Mengemukakan
Membedakan, dll
Memperkira
kan
Mengelompok
kan
Menggambar-
kan, dll
Menghubung
kan
Membanding
kan
Mendiagram
kan, dll
Merencanakan
Mengumpul
kan
Mendikte
Mengkategori
kan, dll
Memperjelas
Membuktikan
Merinci
Menyimpulkan
Membanding
kan, dll
2) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif tertera pada tabel 2.2
Tabel 2.2: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif
Penerimaan
(Receiving)
Partisipasi
(Responding)
Penilaian
(Valuing)
Organisasi
(Organization)
Pembentukan
Pola Hidup
Mengikuti
Menanyakan
Menjawab
Menyatakan
Mematuhi,dll
Membantu
Melaksanakan
Mendiskusikan
Menawarkan diri
Melaporkan, dll
Mengusulkan
Menunjukkan
Menyatakan
Membenarkan
pendapat, dll
Mengatur
Mempertahankan
Menghubungkan
Melengkapi, dll
Bertindak
Mempengaruhi
Membuktikan
Mempraktekkan
Memecahkan, dll
3) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor tertera pada tabel 2.3
Tabel 2.3: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor
Persepsi Kesiapan Gerakan
Terbimbing
Gerakan
Terbiasa
Gerakan
Kompleks
Penyesuaian
Pola Gerakan Kreativitas
Mengaktifkan
Menyesuaikan
Memulai
Menanggapi
Memprakte
kkan
Membentuk
Menjeniskan
Mengerjakan
Menggunakan
Mengubah
Mengadaptasi
Merancang
Menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Menunjukkan
Membedakan
Menyiapkan
Bereaksi
Menunjuk
kan, dll
Membuat
Memperli-
hatkan, dll
Menempel
Mengoperasi
kan,dll
Memperbaiki
Mendemonstra
sikan, dll
Mengatur
Membuat
variasi, dll
Menciptakan
Merencanakan
Mengatur,dll
Untuk mengetahui pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas
V SD Negeri Karangtengah 3, maka dapat diukur dengan tes pemahaman
konsep. Penyusunan butir-butir tes untuk mengetahui pemahaman konsep
struktur bumi, disesuaikan dengan tujuan (khusus), deskripsi bahan yang telah
diajarkan, dan indikator yang akan dicapai yang sesuai dengan kata kerja
operasional (KKO) ranah kognitif yang meliputi tingkat pengetahuan,
pemahaman, bahkan penerapan. Berikut contoh soal pemahaman konsep
struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, pada tabel 2.4:
Tabel 2.4: Contoh soal pemahaman konsep struktur bumi
Tingkatan ranah
kognitif yang dicapai
KKO yang
digunakan Contoh soal
Pengetahuan/
Knowledge (C1)
1. Menyebutkan
2. Menjelaskan
1. Sebutkan 3 lapisan struktur tanah!
2. Sebutkan 5 lapisan struktur bumi!
1. Jelaskan terbentuknya batuan beku!
Pemahaman/
Comprehension (C2)
1. Mengelompok
kan
1. Membedakan
1. Kelompokkan batuan di bawah ini, ke dalam
jenis batuan beku, endapan, atau malihan!
Batu obsidian, pasir, serpih, marmer, dan basalt
1. Jelaskan 2 perbedaan lapisan inti bumi dalam
dan lapisan inti bumi luar!
Penerapan/ Aplikasi
(C3)
1. Mengurutkan 1. Urutkan lapisan struktur bumi mulai dari
lapisan yang paling dalam!
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1. Bambang Dwi Setiyono (2008) yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran
dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang
Berkualitas” dengan kesimpulan: a) Pemanfaatan pembelajaran menggunakan
multimedia menjadi solusi meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan di
kelas, dan menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan mengajar yang
dilaksanakan pendidik; b) Memudahkan proses pembelajaran dan
menumbuhkan kekreatifan dan keinovasian pendidik dalam mendesain
pembelajaran yang komunikatif dan interaktif; c) Pengembangan multimedia
dalam pembelajaran selanjutnya dimanfaatkan ke dalam pembelajaran di kelas
untuk menggantikan atau sebagai pelengkap dalam pembelajaran konvensional.
2. Helmina Mauludiyah (2009) dengan judul “Penggunaan Multimedia Interaktif
serta Kegiatan Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Batuan
Peserta didik Kelas VC SD Kauman I Kota Malang.” Beliau menyimpulkan
bahwa: a) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang
pada pembelajaran materi batuan; b) Penggunaan multimedia interaktif dan
kegiatan praktikum dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VC SD
Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan.
C. Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal, yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
(pra-siklus), pembelajaran masih berpusat pada guru yaitu guru mengajar secara
konvensional dengan ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran.
Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa pasif, kurang
konsentrasi, dan bosan mengikuti pelajaran. Kejenuhan menyebabkan siswa
melakukan aktivitas yang menyimpang seperti: melamun, bercerita dengan teman,
dan bermain sendiri. Dari pembelajaran tersebut, maka pemahaman konsep
struktur bumi rendah. Hal itu dibuktikan dari hasil tes kemampuan awal konsep
struktur bumi, yaitu 19 dari 29 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM
(<65) atau persentase ketuntasan klasikal 34% dengan nilai rata-rata kelas 57,07.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dari kondisi awal di atas, maka diperlukan adanya tindakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran. Tindakan
yang dilakukan yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran
struktur bumi. Melalui kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri
Karangtengah 3, maka penggunaan multimedia interaktif diterapkan pada siklus I
dan II. Indikator kinerja yang ditargetkan yaitu: pada siklus I persentase
ketuntasan klasikal mencapai 70% dan pada siklus II persentase ketuntasan
klasikal mencapai 80%, dengan nilai batas ketuntasan 65.
Kondisi akhir yang diharapkan dari tindakan menggunakan multimedia
interaktif yaitu adanya peningkatan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa
kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 2010/ 2011. Secara skematis kerangka berpikir digambarkan pada
gambar 2.11
Kondisi Awal
Tindakan
Pembelajaran konvensional.
Guru jarang menggunakan
media pembelajaran.
Siswa bosan mengikuti
pelajaran
aktivitas siswa dalam
pembelajaran
menyimpang: melamun,
bicara dengan teman.
Pemahaman konsep
struktur bumi rendah.
Menggunakan multimedia
interaktif, untuk
menampilkan konsep
stuktur bumi.
Tampilan multimedia
interaktif berupa: teks,
gambar, video, animasi
yang menarik, dan bersifat
interaktif
Indikator kinerja Siklus
I: Persentase ketuntasan
klasikal mencapai 70%
Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan
pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD
Negeri Karangtengah 3, Kecamatan Sragen, Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
Indikator kinerja Siklus
II: Persentase ketuntasan
klasikal mencapai 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kondisi Akhir
Gambar 2.11: Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir maka dalam penelitian
ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan bahwa: “Penggunaan Multimedia
Interaktif Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Stuktur Bumi Pada Siswa
Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 2010/ 2011”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtengah 3 yang beralamat
di desa Karangtengah, Jalan Merapi No 29 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Desember 2010
sampai April 2011. Rincian kegiatan dan pelaksanaan penelitian selengkapnya
pada lampiran 10.
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan jumlah
29 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki (daftar nama
siswa selengkapnya pada lampiran 5).
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research ) atau sering disingkat PTK. Isi yang terkandung di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
penelitian tindakan kelas, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2009: 2). Prinsip utama dalam PTK adalah
pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai
memperoleh hasil yang ditetapkan/ ditargetkan.
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan strategi tindakan kelas dengan model
siklus. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi
Arikunto, dkk (2009: 73) bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang, yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a)
perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
D. Sumber Data
Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Data atau
informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data
kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen tahun pelajaran
2010/ 2011. Data primer ini berupa nilai pemahaman konsep struktur bumi
siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini, adalah guru kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Data sekunder
dalam penelitian ini berupa: data hasil dokumentasi, hasil observasi, dan hasil
wawancara. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer.
E. Teknik Pengumpulan Data
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Dokumentasi
Teknik mencatat dokumen oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2006: 81)
disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya.
Data dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa daftar
nama siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan daftar nilai ulangan materi
“Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit” siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen pada saat duduk di kelas
IV Semester II (data selengkapnya pada lampiran 5 dan 6). Dalam penelitian
ini, peneliti juga mendokumentasikan pelaksanaan penelitian (PTK) dengan
foto dan rekaman pembelajaran menggunakan rekaman kamera foto.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan secara sengaja dan sistematis terhadap suatu kegiatan. Dalam
penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Peneliti dan guru kelas
V SD Negeri Karangtengah 3 bertindak sebagai observer/ pengamat. Adapun
yang diobservasi adalah aktivitas siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan
kinerja guru dalam pembelajaran. Observasi aktivitas siswa dan kinerja guru
dalam pembelajaran dilaksanakan sebelum tindakan (pra-siklus) dan pada saat
dilaksanakan tindakan menggunakan multimedia interaktif.
3. Wawancara
Teknik wawancara pribadi (dengan tatap muka secara langsung)
merupakan instrumen yang baik untuk memperoleh informasi (Emzir, 2010:
50). Wawancara dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dan memperoleh data yang
berkaitan dengan pembelajaran dan hasil pembelajaran sebelum dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dilaksanakan sesudah tindakan menggunakan multimedia interaktif pada siswa
kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2010/2011.
4. Tes
Menurut Nurkancana dan Sumartana dalam Sarwiji Suwandi (2009:
39) tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-
tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan
prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-
kawan atau nilai standar yang ditetapkan.
Dalam penelitian ini, tes dilaksanakan sebelum dan sesudah
dilaksanakan tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti
melaksanakan satu kali tes kemampuan awal (pra-siklus). Pada saat peneliti
melaksanakan tindakan, maka setiap akhir pembelajaran peneliti mengadakan
evaluasi pemahaman konsep. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur
pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah
3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 sebelum
dan setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.
F. Validitas Data
Informasi yang dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya
sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai
dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2000:
178) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu”. Berikut teknik triangulasi yang digunakan untuk
menguji validitas data dalam penelitian ini:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton, 1987) dalam Lexy J.
Moleong (2000: 178).
Dalam tahap triangulasi sumber, peneliti membandingkan data dari
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan
Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berupa nilai
pemahaman konsep struktur bumi. Sedangkan sumber data sekunder adalah
guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen,
yang berupa hasil wawancara (sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan)
dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif. Data-data dari siswa dan guru SD Negeri Karangtengah
3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen dibandingkan. Dari hasil tersebut
diharapkan dapat memberi informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode, yaitu pengumpulan data sejenis dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini,
peneliti mengumpulkan data melalui metode wawancara, observasi, dan tes.
Metode wawancara dilaksanakan dengan guru kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen (sebelum dan sesudah
melaksanakan tindakan menggunakan multimedia interaktif). Metode observasi
dilaksanakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran (sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif).
Metode tes pemahaman konsep dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011 setiap akhir pembelajaran menggunkaan multimedia interaktif.
Data-data dari metode pengumpulan data yang berbeda (wawancara,
observasi, dan tes pemahaman konsep) hasilnya dibandingkan sehingga dapat
ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.
G. Teknik Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis interaktif. Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran yang
kongkret kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada
kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-unsur terkecil dari pendekatan secara
mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.
Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: 1. Reduksi
Data (Data Reduction), 2. Penyajian Data (Data Display), 3. Penarikan
Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman dalam Emzir (2010: 129-135)
menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data yaitu proses proses pemilihan dan penyederhanaan data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data
kasar yang didapat oleh peneliti. Data primer yang berupa nilai hasil tes
pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan
Sragen Kabupaten Sragen, yang semula berupa lembaran-lembaran (lembar
evaluasi) kemudian dinilai oleh peneliti kemudian disusun dalam bentuk hasil
analisis dan daftar nilai pemahaman konsep. Lembar hasil wawancara dan
observasi dari guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Sragen yang semula
berupa catatan-catatan kecil kemudian disusun dalam lembar wawancara dan
lembar observasi.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah sekumpulan data/ informasi yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
nilai pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen diolah dan disajikan/ didisplay dalam
bentuk grafik, tabel, maupun narasi. Keberadaan data nilai pemahaman konsep
didukung dengan data-data hasil wawancara dan hasil observasi yang
dilaksanakan setiap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
disajikan dalam bentuk narasi. Hasil dari data-data tersebut kemudian
dibandingkan untuk mengambil kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal (interaktif), hipotesis atau teori.
Penelitian ini menyajikan data nilai pemahaman konsep struktur bumi
yang diperoleh dari hasil tes pemahaman konsep materi struktur bumi pada
siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Penyajian data tersebut didukung oleh
data-data hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 selama pembelajaran menggunakan multimedia interaktif,
sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang sesuai.
Ketiga komponen analisis data saling berhubungan dan dapat
digambarkan pada gambar 3.
Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data
(Sumber : Emzir, 2010: 134)
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
Pengumpulan Data
Data Collection
Penarikan kesimpulan
Verification
Reduksi Data
Data Reduction
Penyajian Data
Data Display
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep struktur bumi pada
siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2010/2011 setelah tindakan menggunakan multimedia interaktif
dalam pembelajaran. Indikator kinerja pada penelitian ini berdasarkan batas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA, yaitu 65.
Pada siklus I indikator kinerja dikatakan tercapai dan pemahaman konsep
struktur bumi meningkat jika siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 mencapai 70%
dari jumlah siswa yang ada (persentase ketuntasan klasikal mencapai 70%).
Indikator kinerja siklus II dikatakan tercapai dan pemahaman konsep struktur
bumi meningkat, jika siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 mencapai 80% dari
jumlah siswa yang ada (persentase ketuntasan klasikal mencapai 80%).
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 20) ada empat tahapan penting
dalam penelitian tindakan yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) penerapan
tindakan (action); (3) mengobservasi (observation); dan (4) melakukan refleksi
(reflecting). Setiap pelaksanaan siklus pada penelitian tindakan kelas, harus
mencakup 4 tahapan di atas. Untuk lebih jelasnya rangkaian tahapan dalam
penelitian tindakan dapat digambarkan pada gambar 4.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2009:16)
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sebanyak 2 siklus dengan
rincian sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus I, pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
Masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Masing-masing
pertemuan dilaksanakan dengan tahapan yang sama. Pada siklus I pelaksanaan
tindakan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran secara
klasikal yang mana tampilan multimedia interaktif dipancarkan melalui LCD
proyektor. Berikut tahapan pelaksanaan siklus I:
a. Perencanaan (Planing)
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan.
Pertemuan 1 dan 2 siklus I ini, Standar Kompetensi yang ditetapkan sama
dengan Kompetensi Dasar yang berbeda.
2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi
kinerja guru dalam pembelajaran.
3) Mempersiapkan peralatan multimedia interaktif yaitu: keeping CD
pembelajaran interaktif, Laptop, LCD proyektor, dan rol (foto
perlengkapan multimedia pada lampiran 38).
b. Penerapan Tindakan (Action)
Penerapan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan tindakan pada
siklus I yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran untuk
menyampaikan materi struktur bumi. Dalam pembelajaran, peneliti
bertindak sebagai guru yang mengajar/ melaksanakan tindakan.
Secara garis besar, pelaksanaan tindakan pada siklus I
menggunakan multimedia interaktif secara klasikal yang dipancarkan
melalui LCD proyektor yang dipantulkan pada papan tulis. Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
membimbing dan melibatkan siswa dalam penggunaan dan mengoperasikan
multimedia interaktif.
Pada awal kegiatan, peneliti yang bertindak sebagai guru
melakukan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan. Pembelajaran
dilanjutkan dengan menampilkan multimedia interaktif yang dioperasikan
oleh siswa dengan bimbingan peneliti. Setelah tampilan multimedia
interaktif menyampaikan materi struktur bumi, pembelajaran dilanjutkan
dengan tanya jawab, diskusi secara klasikal, dan penugasan yang melibatkan
siswa baik secara lisan maupun tertulis, yang bertujuan untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa terhadap materi yang disampaikan dan
kemampuan siswa dalam mengumpulkan data melalui tampilan multimedia
interaktif selama proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, peneliti
melaksnakan tes evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai dan mengetahui peningkatan pemahaman konsep
struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen
Kabupaten Sragen.
c. Observasi
Dalam tahap observasi, guru kelas V bertindak sebagai observer/
pengamat. Observer mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Hasil dari observasi
kemudian dibahas dengan peneliti dan dibandingkan/ disesuaikan dengan
data hasil tes evaluasi.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran. Refleksi
dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan
penelitian, masalah-masalah yang muncul saat pembelajaran, dan bagian
yang masih perlu diperbaiki kemudian menyusun penyelesaian/ perbaikan
untuk pembelajran/ siklus selanjutnya. Pada tahap relfeksi ini, peneliti dan
observer berdiskusi untuk menyusun perbaikan tindakan dan
membandingkan hasil observasi dengan nilai hasil evaluasi pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
konsep. Aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran yang masih
kurang baik diperbaiki dan yang sudah baik dipertahankan.
Nilai hasil evaluasi pemahaman konsep diolah dan indikator yang
belum tercapai secara optimal dianalisis kemudian dicari penyebab dan
penyelesaiannya. Dari analisis nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siklus
I maka indikator kinerja siklus I yaitu persentase ketuntasan klasikal
mencapai 70% sudah tercapai. Dari hasil refleksi siklus I maka dapat
disusun rencana perbaikan untuk siklus II. Pada siklus II peneliti
meningkatkan prosentase ketuntasan menjadi 80%.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II merupakan hasiil refleksi/ perbaikan dari siklus
I. pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masing-
masing pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Pada siklus II peneliti
mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara kelompok. Berikut
tahapan pelaksanaan pada II:
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan.
Indikator RPP siklus II merupakan pendalaman indikator RPP siklus I.
2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kinerja
guru dalam pembelajaran.
3) Mempersiapkan peralatan multimedia yaitu: Laptop yang didalamnya
sudah dicopy CD pembelajaran interaktif. (foto perlengkapan multimedia
pada lampiran 38).
b. Tindakan
Tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun dari perbaikan/ penyempurnaan hasil refleksi siklus I.
Pelaksanaan pembelajaram siklus II peneliti yang bertindak sebagai guru,
mengoptimalkan penggunaaan multimedia interaktif dengan memfasilitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kelompok dengan perangkat multimedia interaktif untuk mengerjakan
lembar kerja kelompok.
Dalam pembelajaran siklus II ini, peneliti tidak menjelaskan lagi
materi yang disampaikan. Peneliti hanya memfasilitasi kelompok dengan
laptop yang di dalamnya sudah dicopy CD pembelajaran interaktif. Peneliti
membimbing kelompok yang membutuhkan kemudian mengulas hasil kerja
kelompok. Peneliti memantau pemahaman konsep siswa selama proses
dengan melakukan tanya jawab dan penugasan yang melibatkan siswa baik
secara lisan maupun tertulis. Nilai hasil kerja kelompok diolah dengan nilai
hasil evaluasi siswa menjadi nilai hasil akhir individu dengan perhitungan
((2X Nilai hasil evaluasi)+ Nilai individu kelompok): 3.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan pada siklus II ini masih sama dengan
observasi pada siklus I, yaitu mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja
guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.
d. Refleksi
Dari hasil observasi dan nilai hasil evaluasi pemahaman konsep
siklus II ternyata terdapat peningkatan. Nilai hasil aktivitas siswa dan
kinerja guru dalam pembelajaran mengalami pemningkatan. Dari analisis
hasil evaluasi pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 maka diperoleh peningkatan nilai rata-rata kelas dan
prosentase ketuntasan klasikal.
Dari pengolahan nilai akhir pemahaman konsep materi struktur
bumi siklus II maka indikator kinerja siklus II yaitu persentase ketuntasan
klasikal mencapai 80% sudah tercapai. Selain prosentase ketuntasan
klasikal meningkat, nilai rata-rata hasil evaluasi pemahaman konsepI juga
meningkat.
Dari hasil tindakan pada siklus I dan II maka peneliti mencukupkan
penelitian pada siklus II, karena indikator kinerja yang telah ditargetkan sudah
tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Keadaan Siswa SD Negeri Karangtengah 3
Pada Tahun Pelajaran 2010/ 2011 jumlah siswa SD Negeri Karangtengah
3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen berjumlah 203 siswa. Siswa kelas I
berjumlah 40 siswa, kelas II berjumlah 32 siswa, kelas III berjumlah 36 siswa,
kelas IV berjumlah 38 siswa, kelas V berjumlah 29 siswa, dan kelas VI berjumlah
27 siswa. Kepala sekolah dan guru di SD Negeri Karangtengah 3 senantiasa
berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maupun sarana dan prasarana
di SD tersebut sehingga, jumlah siswa semakin tahun semakin bertambah.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa, guru juga memberikan jam
tambahan sesuai kebutuhan siswa. Jam tambahan diberikan pada siswa kelas V
dan VI. Untuk siswa kelas V, setiap Jumat sepulang sekolah guru memberikan
tambahan jam pelajaran untuk mata pelajaran IPA karena nilai siswa pada mata
pelajaran tersebut masih kurang memuaskan. Untuk siswa kelas VI, jam tambahan
diberikan setiap pagi (jam 06.15 sampai jam 07.00) setiap hari Selasa, Rabu,
Kamis, dan Sabtu untuk persiapan menghadapi Ujian Akhir Sekolah.
2. Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri Karangtengah 3
SD Negeri Karangtengah 3 dibangun di atas tanah seluas 400 m2
dengan
luas bangunan 240 m2. Sarana dan prasarana di SD Negeri Karangtengah 3 sudah
baik dan memadai untuk pembelajaran. Masing-masing kelas dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Pada ruang komputer, SD
tersebut memiliki 7 buah komputer yang dapat digunakan oleh siswa pada saat
pembelajaran komputer. Media dan alat peraga juga sudah cukup baik. Media
yang dimilki yaitu: kit IPA, kit Matematika, keping CD pembelajaran interaktif
IPA, keping CD pembelajaran IPS, keping CD Pembelajaran Bahasa Inggris,
keping CD pembelajaran Matematika, torso manusia (pencernaan dan rangka),
dan beberapa gambar yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Namun, penggunaan media dalam pembelajaran belum optimal. Penggunaan
keping CD pembelajaran dan kit pembelajaran, belum dioptimalkan karena
keterbatasan guru untuk menggunakannya. Meskipun demikian, semua guru juga
sudah berusaha menggunakan media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Deskripsi Pra-Siklus
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan wawancara dan
observasi. Wawancara dilaksanakan dengan guru kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Observasi juga
dilaksanakan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran.
Wawancara dan observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di lapangan dan permasalahan yang dihadapi (hasil wawancara
dan observasi pra-siklus pada lampiran 1, 2, dan 3). Dari hasil pengamatan yang
dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas, ternyata
guru kurang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (teacher centered) yaitu
dengan ceramah kemudian mencatat, yang mana kegiatan tersebut kurang
mengaktifkan atau melibatkan siswa, sehingga siswa hanya menjadi pendengar
(pasif). Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3,
ternyata siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 masih membutuhkan perbaikan
pada mata pelajaran IPA. Hal itu dibuktikan dengan adanya les tambahan IPA
pada setiap Jumat sepulang sekolah, mulai jam 10.45-11.30. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA dan
mengambil materi struktur bumi. Peneliti mengambil materi Struktur Bumi,
karena pada materi sebelumnya, yaitu “Perubahan penampakan bumi dan benda
langit”, nilai pemahaman konsep siswa masih rendah. Dari 29 siswa pada saat
duduk di kelas IV Semester II, masih ada 16 siswa mendapatkan nilai di bawah
KKM (<65) atau prosentase ketuntasan hanya mencapai 44% dengan nilai rata-
rata kelas 58,17 (daftar nilai ulangan siswa hasil dokumentasi pada lampiran 6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Selain dari data nilai siswa sewaktu kelas IV yang didapat melalui dokumentasi,
peneliti juga melakukan tes kemampuan awal pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 materi struktur bumi. Dari 29 siswa, ada 19 siswa mendapatkan
nilai di bawah KKM (<65) atau prosentase ketuntasan klasikal hanya mencapai
34% dengan nilai rata-rata kelas 57,07 (daftar nilai tes kemampuan awal pada
lampiran 9). Padahal KKM untuk mata pelejaran IPA adalah 65. Oleh karena itu
perlu diadakan tindakan lanjutan pada materi struktur bumi.
Dari nilai tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran
yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif. Penggunaan multimedia
interaktif dalam pembelajaran, diharapkan dapat memperbaiki aktivitas siswa
dalam pembelajaran dan meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada
siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Deskripsi Siklus I
Tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 1 minggu sebanyak 2 kali
pertemuan. Adapun tahapan yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) IPA materi struktur
bumi (RPP pertemuan 1 pada lampiran 11, RPP pertemuan 2 pada
lampiran 16).
2) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran (lembar observasi pada lampiran 12, 13, 17, dan 18).
3) Mempersiapkan perlengkapan multimedia yang akan digunakan, yaitu:
Laptop, LCD, CD Pembelajaran interaktif IPA Kelas V SD/ MI, dan rol.
(foto perlengkapan multimedia pada lampiran 38).
b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti bertindak sebagai guru yang
mengajar/ melaksanakan tindakan sekaligus menjadi pengamat. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dan jadwal pelajaran
IPA di SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan dalam satu minggu. Masing-masing
pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Berikut pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I:
1) Pertemuan 1 Siklus I
Pertemuan 1 siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Januari 2011.
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada tahap
perencanaan (RPP pada lampiran 11). Pelaksanaan tindakan pada pertemuan
1 siklus I, yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif secara klasikal
yang dipancarkan melalui LCD dan dipantulkan melalui papan tulis. Dalam
pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru.
Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai
guru melakukan persiapan pembelajaran, yaitu:
a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran.
b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c) Memperkenalkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran
d) Tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
Misalnya: apa saja ciri-ciri bumi? ada berapa jumlah lapisan bumi?
Adapun indikator yang akan dicapai pada pertemuan 1 siklus I yaitu:
a) Kognitif
(1) Produk
7.1.1 Menyebutkan lapisan-lapisan bumi.
7.1.2 Membedakan lapisan mantel bumi dan kerak
7.1.3 Membedakan lapisan inti bumi.
7.1.4 Mengurutkan lapisan atmosfer.
7.1.5 Menyebutkan manfaat lapisan atmosfer bagi bumi.
(2) Proses
7.1.6 Mengumpulkan data tentang perbedaan ciri-ciri lapisan bumi.
7.1.7 Mengumpulkan data tentang lapisan-lapisan atmosfer dan
manfaatnya bagi bumi.
b) Afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(1) Perilaku berkarakter: kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
(2) Keterampilan sosial: bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan
dan memperhatikan materi yang disampaikan.
c) Psikomotor
Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data
tentang lapisan bumi dan lapisan atmosfer.
Untuk mencapai indikator yang telah dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran, maka peneliti melaksanakan pembelajaran yang sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada kegiatan inti pembelajaran,
peneliti sebagai guru menayangkan tampilan multimedia interaktif untuk
menyampaikan materi tentang struktur bumi kemudian dilanjutkan tanya
jawab tentang materi yang telah disampaikan. Dalam menggunakan
multimedia interaktif, beberapa siswa dilibatkan untuk mengoperasikan
multimedia interaktif dengan bantuan peneliti.
Setelah ditayangkan satu kali, maka peneliti mengulang pemutaran
tampilan multimedia interaktif, sambil menunjuk dan menjelaskan materi
yang disampaikan melalui multimedia tersebut diselingi tanya jawab. Dari
tampilan multimedia interaktif, maka siswa dapat mengumpulkan data
tentang lapisan bumi, ciri-ciri lapisan bumi, lapisan atmosfer, dan manfaaat
lapisan atmosfer bagi bumi. Setelah 3 kali melihat tampilan multimedia
interaktif, maka peneliti memantau pemahaman konsep siswa selama proses
yaitu dengan mengadakan tanya jawab, misalnya: Coba urutkan lapisan
bumi dari lapisan yang paling dalam!, sebutkan lapisan-lapisan atmosfer!,
apa saja manfaat lapisan atmosfer bagi bumi?, dst. Dalam tanya jawab,
siswa tidak hanya menjawab secara lisan, melainkan juga menuliskan
jawaban di papan tulis sehingga dapat dibenarkan siswa yang lain.
Peneliti juga mengulas kembali materi yang telah disampaikan dan
memberikan penguatan kepada siswa baik yang aktif maupun yang kurang
aktif. Siswa bersama guru juga mengambil kesimpulan tentang materi yang
telah disampaikan dan siswa mencatat kesimpulan tersebut. Setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pengambilan kesimpulan, maka diadakan evaluasi pemahaman konsep
untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan sejauh
mana siswa memahami materi yang disampaikan. Setelah hasil evaluasi
dikumpulkan, maka peneliti menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.
2) Pertemuan 2 Siklus I
Pertemuan 2 siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Januari
2011. Pelaksanaan pertemuan 2 siklus I sesuai dengan RPP yang telah
disusun pada tahap perencanaan (RPP pada lampiran 16). Pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan 2, masih sama dengan pertemuan 1 siklus I
yaitu menggunakan multimedia interaktif secara klasikal yang dipancarkan
melalui LCD dan dipantulkan melalui papan tulis. Namun Kompetensi
Dasar dan indikator yang akan dicapai berbeda dari pertemuan 1 siklus I.
Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai
guru melakukan persiapan pembelajaran, yaitu:
a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran.
b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c) Tanya jawab berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya:
Sebutkan 2 contoh jenis tanah!, Ada berapa jumlah lapisan tanah?
Adapun indikator yang akan dicapai pada pertemuan 2 siklus I yaitu:
a) Kognitif
(1)Produk
7.2.1 Menyebutkan lapisan-lapisan tanah.
7.2.2 Membedakan ciri-ciri lapisan tanah.
7.2.3 Menyebutkan jenis-jenis batuan.
7.2.4 Mengelompokkan batuan.
(2) Proses
7.2.5 Mengumpulkan data tentang perbedaan ciri-ciri lapisan tanah.
7.2.6 Mengumpulkan data tentang jenis-jenis batuan.
b) Afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(1)Perilaku berkarakter: kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
(2)Keterampilan sosial: bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan,
dan memperhatikan materi yang disampaikan.
c) Psikomotor
Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data
tentang lapisan tanah dan jenis batuan berdasarkan pembentukannya.
Untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan, maka peneliti
yang bertindak sebagai guru menayangkan tampilan multimedia interaktif
untuk menyampaikan materi tentang lapisan-lapisan tanah, ciri-ciri lapisan
tanah, dan jenis-jenis batuan berdasarkan pembentukannya. Saat
menampilkan tayangan multimedia, siswa terlibat untuk mengoperasikan
multimedia interaktif dan aktif dalam pembelajaran. Setelah melihat
tampilan multimedia interaktif, maka diadakan tanya jawab tentang materi
yang telah disampaikan oleh multimedia tersebut. Jika dirasa siswa masih
kurang jelas untuk memahami materi yang disampaikan, maka peneliti
menayangkan kembali tampilan multimedia interaktif sambil menunjuk
siswa untuk menjelaskan/ menyampaikan materi tampilan multimedia
dengan membacakan teks yang ditampilkan oleh multimedia interaktif
kemudian siswa yang lain memperhatikan dan mencatatnya.
Penayangan tampilan multimedia interaktif sebanyak 3 kali
kemudian dilanjutkan tanya jawab seputar materi yang disampaikan,
misalnya: Ada berapa lapisan tanah? sebutkan!, Apa saja ciri-ciri tanah
lapisan atas?, dsb. Siswa dilibatkan untuk menjawab pertanyaan baik secara
lisan maupun tertulis. Siswa yang masih menjawab salah, maka dibenarkan
oleh peneliti dan siswa yang lain. Peneliti sebagai guru juga mengulas
materi yang telah disampaikan diselingi tanya jawab dengan siswa. Siswa
juga dilibatkan dalam pengambilan kesimpulan.
Sebagai kegiatan akhir, maka peneliti melakukan evaluasi
pemahaman konsep siswa untuk mengetahui sejauah mana tujuan
pembelajaran tercapai dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
disampaikan. Setelah selesai melakukan evaluasi, maka peneliti
menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi yang bertindak sebagai observer/ pengamat
adalah guru kelas dan peneliti. Observer mengamati aktivitas siswa dan kinerja
guru selama pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Aktivitas yang
diamati berdasarkan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
Hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, kemudian
dibandingkan dan disesuaikan dengan perolehan nilai pemahaman konsep
siswa. Selain menggunakan lembar observasi, peneliti juga menggunakan foto
dan rekaman kamera foto untuk melihat kembali pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Berikut uraian hasil observasi pada Siklus I:
1) Pertemuan 1 Siklus I
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 12)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif yang sudah baik meliputi: (a) perhatian siswa terhadap
penjelasan guru dan tampilan multimedia interaktif; (b) keantusiasan
mengikuti pelajaran; (c) konsentrasi dalam pembelajaran; (d) keberanian
untuk bertanya jika kurang jelas; (e) ketertarikan terhadap media yang
digunakan guru.
Aktivitas siswa yang masih cukup baik dan perlu diperbaiki
meliputi; (a) keaktifan siswa dalam pembelajaran; (b) kemampuan siswa
untuk mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru dengan
benar; (c) interaksi yang positif antar siswa; (d) kemampuan siswa untuk
mengumpulkan data melalui tampilan multimedia intaeraktif; (e)
tanggung jawab siswa terhadap tugas dan evaluasi dari guru.
Aktivitas siswa yang masih kurang dan harus diperbaiki meliputi:
(a) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (b)
keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; dan (c)
kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,
penggunaan multimedia interaktif dapat menarik perhatian, keantusiasan
dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Semua siswa
memperhatikan dan mendengarkan penjelasan peneliti tampilan
multimedia interaktif. Dari tampilan multimedia interaktif, mereka dapat
mengumpulkan data tentang materi yang disampaikan. Namun, siswa
kurang tanggap terhadap pertanyaan dari peneliti. Siswa yang antusias
dan dapat menjawab pertanyaan dari guru hanya siswa itu-itu saja.
Siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan terlibat untuk
mengoperasikan multimedia interaktif, juga masih sangat sedikit. Hanya
7 siswa yang mau terlibat untuk mengoperasikan multimedia interaktif di
depan kelas, sedangkan siswa yang lain masih ragu-ragu.
Keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif
masih sangat kurang, untuk mengklik saja siswa masih ragu dan kurang
tepat sehingga peneliti harus membimbing siswa satu per satu untuk
mengoperasikan multimedia interaktif.
Interaksi yang terjalin antara peneliti dengan siswa sudah baik.
Siswa juga mematuhi perintah yang diberikan oleh peneliti, misalnya:
peneliti menyuruh siswa untuk menuliskan jawaban di depan kelas, dsb.
Interaksi antara media dengan siswa juga sudah baik, hal itu ditunjukkan
dengan adanya kemauan siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan
tampilan multimedia interaktif yang menyampaikan materi. Selain itu,
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain juga terdapat interaksi
yang positif meskipun masih kurang, misalnya: pada saat guru memberi
waktu tenggang untuk menjawab pertanyaan, maka siswa satu bangku
saling berdiskusi tentang jawaban tersebut dan jika ada siswa yang
menjawab pertanyaan kurang tepat, maka siswa yang lain membenarkan
jawaban tersebut, meskipun terkadang mereka masih saling mengejek
dan menyalahkan.
Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan evaluasi pemahaman
konsep masih kurang. terkadang siswa masih mengeluh dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mengerjakannya. Kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi
pemahaman konsep juga sangat kurang. Masih ada 5 siswa yang
berusaha menyontek dari buku atau kertas dan 7 siswa yang melirik
jawaban teman. Oleh karena itu, kejujuran siswa dalam mengerjakan
evaluasi pemahaman konsep harus diawasi.
b) Observasi Kinerja Guru (hasil observasi pada lampiran 13)
Kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif sudah baik. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti yang
bertindak sebagai guru selalu melakukan persiapan baik dalam
mempersiapan RPP, ruang kelas, materi, media, dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran. Media yang digunakan menarik perhatian dan
rasa ingin tahu siswa sehingga, antusias mengikuti pembelajaran.
Peneliti mampu mengoperasikan multimedia interaktif dengan
lancar. Peneliti juga melibatkan siswa dan memberikan bimbingan
kepada siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif. Namun,
dalam melibatkan siswa yang terlibat dalam mengoperasikan multimedia
interaktif masih sangat kurang, hanya 7 siswa yang terlibat. Selain itu,
peneliti terkadang juga mengoperasikan multimedia interaktif sendiri.
Peneliti masih kurang melibatkan siswa dalam tanya jawab baik
secara lisan maupun tertulis untuk memantau kemajuan dan pemahaman
siswa selama proses. Peneliti juga kurang melibatkan siswa dalam
pengambilan kesimpulan karena hanya 2 siswa yang terlibat. Peneliti
sudah bersikap terbuka, perhatian, dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika kurang jelas. Peneliti juga memberikan
motivasi baik kepada siswa yang aktif maupun tidak aktif, tetapi
pemberian penguatan masih kurang. Pada akhir pembelajaran, selalu
diadakan evaluasi pemahaman konsep untuk mengetahui sejauh mana
tujuan pembelajaran yang sudah tercapai. Penyusunan evaluasi
pemahaman konsep, sudah disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan
indikator yang telah ditetapkan. Adapun kinerja guru/ peneliti yang perlu
diperbaiki yaitu: (a) melibatkan siswa dalam penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pembelajaran; (b) memantau kemajuan belajar/ pemahaman konsep siswa
selama proses; (c) melibatkan siswa dalam mengambil kesimpulan.
2) Pertemuan 2 Siklus 1
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 17)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif pertemuan 2 siklus I lebih baik dan meningkat dari pertemuan 1
siklus I. Siswa yang terlibat aktif dalam penggunaan multimedia
interaktif sudah lebih meningkat dari pertemuan 1, yaitu dari 7 siswa
yang aktif meningkat menjadi 19 siswa. Keterampilan siswa dalam
mengklik dan mengoperasikan multimedia interaktif sudah lebih baik
dari pertemuan sebelumnya.
Pada saat peneliti menayangkan tampilan multimedia interaktif,
perhatian dan kemampuan siswa untuk mendengarkan penyampaian
materi masih baik. Namun, lama kelamaan perhatian dan konsentrasi
siswa dari awal sampai akhir pembelajaran mulai menurun. Dari hasil
pengamatan, ada 8 siswa dalam satu kelas yang mulai kurang
memperhatikan bahkan ngobrol dengan teman lain. Selain itu, ada 3
siswa mulai bosan dan keluar kelas dengan alasan ke belakang.
Meskipun dari hasil observasi terlihat konsentrasi dan
perhatiannya dalam mengikuti pembelajaran menurun, tetapi kemampuan
siswa untuk mengumpulkan data dari tampilan multimedia interaktif
sudah lebih baik dari sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dari
meningkatnya jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan
benar, meskipun masih terdengar sahut-sahutan. Dalam pembelajaran
pertemuan 2, peneliti juga melibatkan siswa untuk menjelaskan kembali
materi yang disampaikan oleh multimedia interaktif.
Interaksi yang positif antar siswa mulai terlihat baik, misalnya:
jika ada siswa yang tidak berani maju ke depan kelas pada saat gilirannya
maju, maka peneliti dan siswa yang lain berusaha memberi semangat
agar dia mau maju ke depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan evaluasi pemahaman
konsep sudah baik, mereka tidak mengeluh untuk mengerjakannya.
Kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi juga lebih baik dari
pertemuan 1. Pada pertemuan 2, tidak ada siswa yang menyontek dari
buku, tetapi masih ada 5 siswa yang berusaha menyontek jawaban teman.
Oleh karena itu, peneliti harus sigap dengan perbuatan siswa yang kurang
baik tersebut. Aktivitas siswa yang masih perlu diperbaiki yaitu: (a)
konsentrasi siswa dalam pembelajaran; (b) kemampuan mengemukakan
pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar; (c) keterlibatan
menggunakan multimedia interaktif; (d) keterampilan mengoperasikan
multimedia interaktif; (e) kejujuran mengerjakan evaluasi.
b) Hasil Observasi Kinerja Guru (hasil observasi pada lampiran 18)
Kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif lebih meningkat dari pertemuan sebelumnya. Peneliti sudah
lebih matang dalam persiapan dan pelaksanaan tindakan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sudah lebih banyak
melibatkan/ mengaktifkan siswa. Siswa yang aktif dalam pembelajaran
tidak hanya itu-itu saja, melainkan sudah hampir menyeluruh. Peneliti
juga membimbing siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif
dengan sabar dan melibatkan siswa untuk menjelaskan kembali materi
yang telah disampaikan oleh multimedia interaktif.
Peneliti juga lebih banyak menyampaikan pertanyaan untuk
memantaui pemahaman konsep siswa, misalnya: sebutkan lapisan-lapisan
tanah!, sebutkan ciri-ciri lapisan tanah atas!, dsb. Pertanyaan tersebut
juga diulang-ulang sampai siswa benar dalam menjawab.
Peneliti juga lebih terbuka dan perhatian terhadap siswa. Peneliti
juga sudah lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa. Dalam
pengambilan kesimpulan, peneliti juga sudah lebih banyak melibatkan
siswa. Setiap akhir pembelajaran, peneliti juga melaksanakan evaluasi
pemahman konsep yang sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
indikator yang telah ditetapkan. Kinerja guru (peneliti) perlu ditingkatkan
dalam melibatkan siswa untuk mengambil kesimpulan.
d. Refleksi
Data hasil observasi dari guru kelas dan peneliti dikumpulkan untuk
dianalisis dan direfleksikan bersama-sama. Pembahasan hasil observasi,
dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran untuk diperbaiki,
sedangkan yang sudah baik dipertahankan bahkan ditingkatkan. Berdasarkan
hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
siswa maupun kinerja guru dalam pembelajaran. Hasil refleksi selengkapnya
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pertemuan 1 Siklus I
Selama pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dan kinerja guru
dalam pembelajaran sudah baik. Aktivitas siswa yang perlu diperbaiki yaitu:
(a) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (b)
keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; dan (c)
kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi. Untuk memperbaiki aktivitas-
aktivitas siswa tersebut, maka perlu perbaikan kinerja guru (peneliti) yaitu
dalam: (a) melibatkan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (b)
melibatkan siswa dalam mengambil kesimpulan; (c) memantau kemajuan
belajar/ pemahaman konsep konsep selama proses pembelajaran.
Dalam memperbaiki aktivitas siswa mapun kinerja peneliti yang
bertindak sebagai guru, maka observer dan peneliti mengadakan diskusi.
Hasil diskusi untuk memperbaiki aktivitas siswa tersebut yaitu: (a) siswa
diberi giliran untuk aktif dalam pembelajaran, baik dalam menjawab
pertanyaaan, menggunakan maupun mengoperasikan multimedia interaktif;
(b) siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh multimedia interaktif
kepada teman yang lain; (c) peneliti harus sabar dalam membimbing siswa
mengoperasikan multimedia interaktif; (d) mewaspadai siswa yang
menyontek dengan mengingatkan siswa agar senantiasa berbuat jujur; (e)
menutup pintu untuk mengurangi pencahayaan yang terlalu terang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dalam pembelajaran, peneliti sudah menggunakan metode dan
media pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan
bervariasi, meliputi: tanya jawab, penugasan, pengamatan gembar, diskusi
klasikal, dan ceramah bervariasi. Penggunaan multimedia interaktif dapat
menarik perhatian siswa sehingga mereka antusias, konsentrasi, dan
memperhatikan materi yang disampaikan. Dari tampilan multimedia
interaktif, siswa dapat mengumpulkan data tentang materi yang
disampaikan, sehingga mereka mampu untuk menjawab pertanyaan dari
peneliti baik selama proses maupun mengerjakan evaluasi. Hasil analisis
pemahaman konsep lapisan bumi dan lapisan atmosfer, pada soal evaluasi
dapat dijelaskan pada tabel 4.1 (data selengkapnya pada lampiran 14)
Tabel 4.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I
Indikator Soal Pilihan Ganda Soal Uraian
7.1.1 Menyebutkan
lapisan-lapisan
bumi.
27 siswa menjawab
benar.
24 siswa menyebutkan benar dan
lengkap, 5 siswa hanya
menyebutkan 2 lapisan.
7.1.2 Membedakan
lapisan kerak bumi
dan mantel bumi
12 siswa menjawab
benar
3 siswa membedakan lengkap
dan benar, 1 siswa membedakan 2
tetapi kurang lengkap, 18 siswa
hanya membedakan 1 ciri saja,
dan 7 siswa menjawab tidak
sesuai.
7.1.3 Membedakan ciri-
lapisan inti bumi.
12 siswa dapat
menjawab benar.
4 siswa menjawab lengkap dan
benar, 4 siswa hanya
menyebutkan 2 ciri pada inti bumi
dalam, 12 siswa hanya
menyebutkan 1 ciri saja, dan 9
siswa menjawab tidak sesuai.
7.1.4 Mengurutkan
lapisan-lapisan
atmosfer.
19 siswa menjawab
benar
10 siswa dapat menyebutkan
dengan urut dan lengkap, 14 siswa
kurang lengkap, dan 5 siswa
menyebutkan lapisan bumi.
7.1.5 Menyebutkan
manfaat lapisan
atmosfer bagi bumi.
26 siswa dapat
menjawab benar.
10 siswa dapat menyebutkan 2
manfaat, 16 siswa menyebutkan 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
manfaat, dan 3 siswa tidak sesuai.
Dari tabel 4.1, maka dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
7.1.1 Menyebutkan lapisan-lapisan bumi
Untuk soal pilihan ganda dengan menjodohkan, 27 siswa
dapat menjawab benar. Untuk menjawab soal uraian, hanya 5 siswa
yang menyebutkan kurang lengkap, hanya menyebutkan 2 atau 3
lapisan saja. Mereka tidak menyebutkan lapisan atmosfer dan kerak
bumi. Tiga dari 5 siswa yang menjawab tidak sesuai, yaitu hasyim,
kriswanto, dan wahyu kurang lancar membaca dan menulis.
7.1.2 Membedakan lapisan kerak bumi dan mantel bumi
Dalam soal pilihan ganda, 12 siswa menjawab benar. Untuk
soal uraian, hanya 3 siswa yang bisa menjawab benar dan lengkap,
sedangkan siswa yang lain hanya bisa menyebutkan 1 ciri, karena
tampilan multimedia interaktif hanya menjelaskan 1 ciri, 7 siswa yang
menjawab kurang sesuai karena mereka agak lemah dalam berfikir.
7.1.3 Membedakan ciri-lapisan inti bumi.
Soal pilihan ganda dapat dijawab benar oleh 26 siswa.
Sedangkan soal uraian, hanya Ada 12 siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dari soal pilihan ganda. Untuk soal uraian, hanya dapat
dijawab benar dan lengkap oleh 4 siswa, sedangkan 4 siswa yang lain
hanya menyebutkan 2 ciri pada inti bumi dalam dan 1 ciri pada lapisan
inti bumi luar, 12 siswa hanya menyebutkan 1 ciri saja, dan 9 siswa
menjawab tidak sesuai. Sedikitnya siswa yang mampu menjawab soal
membedakan disebabkan siswa belum pernah mendapatkan
pertanyaan itu sebelumnya, mereka kurang mengerti maksud soal.
Selain itu, tampilan multimedia interaktif dan peneliti hanya
menyebutkan ciri-cirinya dan tidak menyebutkan perbedaan keduanya,
7.1.4 Mengurutkan lapisan-lapisan atmosfer.
Sembilan belas siswa dapat menjawab pertanyaan pada soal
pilihan ganda dengan benar. Sepuluh siswa dapat menyebutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dengan urut dan lengkap, 14 siswa kurang lengkap, dan 5 siswa
menyebutkan lapisan bumi, sebagian dari mereka tidak menuliskan
lapisan troposfer dan stratosfer. Kemungkinan mereka lupa karena
namanya sulit. Sedangkan 5 siswa yang menjawab kurang sesuai
adalah siswa yang sama, mereka menyebutkan lapisan bumi.
7.1.5 Menyebutkan manfaat lapisan atmosfer bagi bumi.
Dalam soal pilihan ganda, ada 26 siswa yang menjawab
benar. Dalam soal uraian, hanya ada 10 siswa yang bisa menyebutkan
2 manfaat dengan benar dan lengkap. Enam belas siswa hanya
menyebutkan 1 manfaat saja. Hal itu disebabkan karena tampilan
multimedia interaktif hanya menjelaskan 1 manfaat saja.
Dari hasil analisis pemahaman konsep lapisan bumi dan atmosfer
tersebut, maka indikator yang perlu ditingkatkan: (a) menmbedakan lapisan
kerak bumi dan mantel bumi; (b) membedakan ciri-ciri lapisan inti bumi.
Ketercapaian dua indikator tersebut masih kurang dibandingkan indikator
yang lain, hal itu dapat dilihat dari jumlah siswa yang dapat menjawab
pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, kedua indikator itu dapat dituliskan
lagi pada siklus II dengan soal yang berbeda. Meskipun masih ada indikator
yang belum tercapai secara maksimal, tetapi indikator kinerja untuk
pertemuan 1 siklus I sudah tercapai. Berdasarkan penilaian evaluasi
pemahaman konsep lapisan-lapisan bumi dan lapisan atmosfer, diperoleh
nilai rata-rata kelas 68,62 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai
72% atau 21 siswa mendapatkan nilai di atas KKM/ ≥65. (daftar nilai
selengkapnya pada lampiran 15). Nilai pemahaman konsep pertemuan 1
siklus I dapat disajikan dalam daftar frekuensi tabel 4.2
Tabel 4.2 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus 1
Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase
1. 33 – 40 36,5 3 10%
2. 41 – 48 44,5 2 7%
3. 49 – 56 52,5 2 7%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4. 57 – 64 60,5 1 4%
5. 65 – 72 68,5 7 24%
6. 73 – 80 76,5 7 24%
7. 81 – 88 84,5 5 17%
8. 89 – 96 92,5 2 7%
Jumlah 29 100%
Dari daftar frekuensi tabel 4.2, dapat disajikan dalam gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I
Dari grafik gambar 4.1 siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM (<65) berjumlah 8 siswa, terletak pada interval 33 – 4 ada 3 siswa, 41
– 48 ada 2 siswa, interval 49 – 56 ada 2 siswa, dan interval 57 – 64 ada 1
siswa, sedangkan siswa yang lain sudah mendapatkan nilai di atas KKM.
Nilai terendah pada pertemuan 1 siklus I adalah 37 dan nilai tertinggi 93.
Siswa yang tidak tuntas pada pertemuan 1 siklus I yaitu: Hasyim, wahyu,
Kriswanto, Galuh, Taufik, Feri, Novi, dan Khoir.
2) Pertemuan 2 Siklus I
Berdasarkan hasil observasi pertemuan 2 siklus I, aktivitas siswa
dan kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik. Hasil refleksi pertemuan 1
siklus I yaitu dengan menggilir siswa aktif dalam pembelajaran ternyata
berhasil. Peningkatan aktivitas siswa yang terlihat yaitu: (a) Siswa yang
terlibat aktif dan berani mengoperasikan multimedia interaktif mulai
0
2
4
6
8
Interval 33 – 40 41 – 48 49 – 56 57 – 64 65 – 72 73 – 80 81 – 88 89 – 96
Frekuensi
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
meningkat. Dari pertemuan pertama, hanya 7 siswa yang aktif maka
pertemuan kedua ini ada 19 siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran.
(b) kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi juga meningkat, sudah
tidah ada siswa yang menyontek dari buku, meskipun masih ada yang
melirik jawaban teman; (c) Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data
melalui tampilan multimedia interaktif juga meningkat. Hal itu ditunjukkan
dengan meningkatnya jumlah siswa yang sudah berani menjawab
pertanyaan guru dengan benar.
Meskipun ada peningkatan aktivitas siswa, tetapi ada juga
penurunan aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang menurun dan
perlu diperbaiki yaitu: (a) konsentrasi siswa dalam pembelajaran; (b)
kemampuan mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang
benar; (c) keterlibatan menggunakan multimedia interaktif; (d)
keterampilan mengoperasikan multimedia interaktif; (e) kejujuran
mengerjakan evaluasi.
Pada awal pembelajaran pertemuan 2 siklus I, siswa masih
konsentrasi, memperhatikan, dan mendengarkan dengan seksama
penjelasan materi yang disampaikan. Namun, konsentrasi siswa dari awal
sampai akhir pembelajaran mulai menurun. Pada saat peneliti
menayangkan tampilan multimedia interaktif yang kedua, ada 7 siswa
yang ngobrol dengan teman yang lain dan 3 siswa mulai bosan dan ingin
keluar kelas dengan alasan ke belakang. Setelah dianalisis, penyebab
turunnnya konsentrasi siswa dan munculnya kebosanan siswa, yaitu: (a)
siswa sudah lelah karena jam pelajaran terakhir; (b) terganggu suasana di
luar kelas yang sudah pulang; (c) siswa sudah mulai bosan kemungkinan
karena kurang aktivitas secara individual.
Untuk mengatasi penurunan aktivitas siswa, maka observer dan
peneliti berdiskusi merencanakan perbaikan. Hasil diskusi
menyimpulkan: (a) untuk mengoptimalkan penggunaan multimedia
interaktif secara kelompok; (b) pemberian lembar kerja kelompok untuk,
hal itu dimaksudkan untuk melatih tanggung jawab siswa, memperbaiki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
aktivitas siswa, dan meningkatkan pemahaman konsep; (c) untuk
meningkatkan kejujuran siswa maka untuk pertemuan selanjutnya tas
diletakkan di depan kelas.
Dari hasil evaluasi, peneliti melakukan analisis pemahaman
konsep dan ketercapaian indikator. Berikut hasil analisis pemahaman
konsep siswa tentang lapisan tanah dan pembentukan batuan sesuai
indikator produk, pada tabel 4.3: (data selengkapnya pada lampiran 19)
Tabel 4.3 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1
Indikator Produk Soal Pilihan Ganda Soal Uraian
7.2.1 Menyebutkan
lapisan-lapisan
tanah
25 siswa menjawab benar 25 siswa menjawab benar dan
lengkap dan 4 siswa hanya
menyebutkan 2 lapisan tanah.
7.2.2 Membedakan ciri-
ciri lapisan tanah
Pebedaan tanah lapisan
atas dan lapisan bawah
23 siswa menjawab benar
Perbedaan lapisan bahan
induk tanah dan tanah
lapisan atas
19 siswa menjawab benar
tentang ciri lapisan bahan
induk tanah!
10 siswa menjawab benar, 15
siswa kurang lengkap, dan 4
siswa menjawab tidak sesuai.
2 siswa menyebutkan 2 ciri
benar dan lengkap, 7 siswa
kurang lengkap, 17 siswa
menyebutkan 1 ciri, dan 3
siswa menjawab tidak sesuai.
7.2.3Menyebutkan
jenis-jenis batuan
24 siswa menjawab benar 25 siswa menjawab benar dan
4 siswa kurang lengkap.
7.2.4 Mengelompokkan
batuan beku
18 siswa menjawab benar 12 siswa menjawab benar,
siswa yang lain kurang tepat.
Dari tabel 4.3 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
7.2.1 Menyebutkan lapisan-lapisan tanah
Pada soal pilihan ganda, ada 25 siswa menjawab benar. Pada
soal uraian, 25 siswa juga dapat menyebutkan lapisan tanah dengan
benar dan lengkap, sedangkan 4 siswa hanya menyebutkan 2 lapisan,
mereka tidak menyebutkan lapisan bahan induk tanah.
7.2.2 Membedakan ciri-ciri lapisan tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Untuk membedakan tanah lapisan atas dan tanah lapisan
bawah, 23 siswa menjawab benar pada soal pilihan ganda. Pada soal
uraian, 10 siswa membedakan dengan benar dan lengkap, siswa yang
lain menjawab kurang lengkap, dan 4 siswa menjawab asal-asalan.
Untuk membedakan lapisan bahan induk tanah dengan tanah
lapisan atas, pada soal pilihan ganda ada 10 siswa menjawab benar.
Pada soal uraian, hanya 2 siswa menjawab benar dan lengkap,
sedangkan siswa yang lain kurang lengkap bahkan ada yang kurang
sesuai dengan pertanyaan.
7.2.3 Menyebutkan jenis-jenis batuan
Pada soal pilihan ganda, 24 siswa yang menjawab benar.
Pada soal uraian, ada 25 siswa yang dapat menyebutkan 3 jenis batuan
berdasarkan proses pembentukannya. Sedangkan 4 siswa yang lain
hnaya menyebutkan batuan beku dan endapan, mereka tidak
menyebutkan batuan metamorf, karena namanya sulit.
7.2.4 Mengelompokkan batuan beku
Pada soal pilihan ganda ada 18 siswa yang menjawab benar.
Pada soal uraian, 12 siswa dapat mengelompokkan batu ke dalam
batuan beku, sedangkan siswa yang lain masih terdapat kekeliruan dan
kurang tepat. Bahkan ada 7 siswa yang menjawab tidak sesuai, yaitu:
Hasyim, Wahyu, Arum, Hery, Feri, Agung dan Vivi.
Berdasarkan hasil analisis pemahaman konsep tentang lapisan
tanah dan pembentukan batuan, indikator yang perlu ditingkatkan yaitu: (a)
membedakan ciri-ciri lapisan tanah; (b) mengelompokkan batuan beku.
Pada siklus perbaikan, kedua indikator itu dapat dimunculkan dengan
tingkat kesulitan soal yang berbeda. Meskipun masih ada beberapa indikator
yang belum tercapai secara optimal, tetapi hasil penilaian pemahaman
konsep struktur bumi sudah mencapai indikator kinerja yang ditentukan.
Dari hasil evaluasi pemahaman konsep pertemuan 2 siklus I
tentang lapisan-lapisan tanah dan jenis-jenis batuan, diperoleh nilai rata-rata
kelas 75,03 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 72% atau 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dari 29 siswa mendapatkan nilai ≥65. (Daftar nilai selengkapnya pada
lampiran 20). Nilai pemahaman konsep pertemuan 2 siklus I disajikan
dalam daftar frekuensi tabel 4.4
Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I
No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase
1. 45 – 51 48 3 10%
2. 52 – 58 55 2 7%
3. 59 – 65 62 3 10%
4. 66 – 72 69 1 4%
5. 73 – 79 76 5 17%
6. 80 – 86 83 8 28%
7. 87 – 93 90 7 24%
Jumlah 29 100%
Data tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai
di bawah KKM(<65) berada pada interval 45 – 51 ada 3 siswa, 52 – 58 ada
2 siswa, dan interval 59 – 65 ada 3 siswa. Sedangkan siswa yang lain sudah
0
2
4
6
8
10
45 – 51 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93
Frekuensi
Interval45–51 51–58 73–79 59–65 66–72 80–86 87 –93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mendapatkan nilai di atas KKM ≥65. Pada interval 59 – 65, siswa
mendapkan nilai 60, 63, 63, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai 65.
Nilai terendah pada pertemuan 2 siklus 1 adalah 47 dan nilai tertinggi 93.
Siswa yang tidak tuntas pada pertemuan ini yaitu: Hasyim, Wahyu,
Kriswanto, Galuh, Arum, Antika, Agung, dan Hery.
Dari nilai pemahaman konsep struktur bumi pada pertemuan 1 dan 2
siklus I maka indikator kinerja siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal
sebesar 70% sudah tercapai. Nilai rata-rata petemuan 1 ke pertemuan 2
mengalami peningkatan, yaitu pada pertemuan 1 nilai rata-rata kelas hanya
68,62 maka pada pertemuan 2 meningkat menjadi 75,03 (daftar perbandingan
nilai pemahaman konsep siswa pertemuan 1 dan 2 siklus I pada lampiran 21).
Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pertemuan 1 dan 2 sama yaitu 21
siswa mendapatkan niali di atas KKM (≥65) atau persentase ketuntasan
klasikal mencapai 72%. Berikut daftar frekuensi perbandingan nilai pertemuan
1 dan 2 siklus I, pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Struktur Bumi
Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1
No Interval Frekuensi Pertemuan 1
Siklus I
Frekuensi Pertemuan 2
Siklus I
1 32 – 38 1 -
2 39 – 45 3 -
3 46 – 52 2 3
4 53 – 59 1 2
5 60 – 66 1 3
6 67 – 73 10 2
7 74 – 80 4 6
8 81 – 87 5 10
9 88 – 94 2 3
Jumlah 29 29
Dari tabel 4.5 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.3
0
2
4
6
8
10
32-38 39-45 46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Struktur Bumi
Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1
Dari gambar 4.3 maka dapat dilihat adanya peningkatan nilai
pemahaman konsep struktur bumi dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Nilai
tertinggi pada masing-masing pertemuan sama, yaitu 93. Namun, nilai terendah
pertemuan 1 dan 2 berbeda. Pada pertemuan1, nilai terendahnya 37 sedangkan
pertemuan 2 nilai terendah 47. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM (<65) pada pertemuan 1 dan 2 sama, yaitu ada 8 siswa dengan persentase
ketuntasan klasikal mencapai 72%. Pada pertemuan 2 nilai siswa terlihat
menurun pada interval 32 – 38, 39 – 45, 67 – 73, dan mengalami peningkatan
pada interval yang lain, sehingga nilai rata-rata kelas pada pertemuan 2 lebih
meningkat. Pada interval 60 – 66, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai >65.
Dari hasil tindakan, ada 8 siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM (<60), emat dari 8 siswa tersebut yaitu: Hasyim, Wahyu, Kriswanto, dan
Galuh tidak tuntas pada setiap pertemuan siklus I.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, konsentrasi siswa pada
pertemuan 2 lebih lebih menurun dari pertemuan 1 tetapi nilai rata-rata kelas
pertemuan 2 lebih meningkat dari pertemuan 1. Kemungkinan-kemungkinan
yang mempengaruhi peningkatan nilai rata-rata kelas siswa pada pertemuan 2
ini yaitu: (a) kemampuan siswa untuk mengumpulkan data sudah lebih baik
dari pertemuan sebelumnya, (b) soal yang diberikan oleh peneliti pada
pertemuan 2 terlalu mudah dan kurang kompleks, (c) pada pertemuan 2 peneliti
mengulang-ulang pertanyaan tentang pemahaman konsep.
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari hasil evaluasi pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus I,
maka dapat dikatakan bahwa indikator kinerja siklus I (persentase ketuntasan
klasikal mencapai 70%) sudah tercapai. Dari tindakan dan nilai pemahaman
konsep struktur bumi pada siklus I, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
“Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep
struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan
Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Meskipun indikator kinerja siklus 1 sudah tercapai dan terdapat
peningkatan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V, tetapi
masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi yaitu: (a) aktivitas siswa
yang dalam pembelajaran, (b) indikator produk yang belum tercapai secara
optimal, (c) prosentase ketuntasan klasikal. Oleh karena itu, penelitian perlu
dilanjutkan pada siklus II untuk mencapai persentase ketuntasan klasikal
sebesar 80%.
3. Deskripsi Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan analisis pemahaman konsep struktur
bumi siklus I diketahui bahwa indikator yang disusun berdasarkan kata kerja
operasional ranah kognitif tingkat C1 dan C2 sudah tercapai, meskipun masih
ada beberapa siswa yang belum optimal, tetapi secara klasikal indikator kinerja
siklus I sudah tercapai sehingga, peneliti melanjutkan perbaikan pada siklus II.
Pada siklus II peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan menyusun RPP dengan SK, KD,
materi, dan media yang sama, tetapi pencapaian indikator berbeda. Indikator
yang akan dicapai pada siklus II lebih tinggi lagi tingkatannya dari siklus I.
Jika pada siklus I pencapaian indikator ranah kognitif hanya sampai pada
tingkat C1 dan C2, maka untuk siklus II pencapaian indikator yaitu tingkat C1,
C2, dan C3. Indikator yang belum tercapai secara optimal pada siklus I dapat
dimantapkan lagi pada siklus II, dengan bentuk soal yang berbeda. Soal
evaluasi pemahaman konsep siklus II berbeda dengan evaluasi siklus I. Soal
yang sudah dimunculkan pada siklus I tidak dimunculkan lagi pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berikut perencanaan yang dilakukan peneliti:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 1 dan
pertemuan 2 siklus II. (RPP pertemuan 1 pada lampiran 22 dan RPP
pertemuan 2 pada lampiran 27).
2) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran (lembar observasi pada lampiran 23, 24, 28, dan 29)
3) Mempersiapkan perlengkapan multimedia interaktif yang akan digunakan,
yaitu: Laptop yang sudah berisi materi dari CD Pembelajaran interaktif IPA
kelas V SD/ MI dan rol (foto perlengkapan multimedia pada lampiran 38).
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan tahap perencanaan dan perbaikan dari siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran siklus II, dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, masing-
masing pertemuan 2 jam pelajaran (2X35 menit). Pelaksanaan pembelajaran
pada siklus 2 mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara
berkelompok. Adapun pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan 1 Siklus II
Pertemuan 1 siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Februari
2011. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
(RPP pada lampiran 22). Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti
bertindak sebagai guru sekaligus sebagai pengamat.
Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti sebagai guru melakukan
persiapan pembelajaran, yaitu:
a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran.
b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c) Mengadakan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya: ada berapa jumlah lapisan
bumi?, sebutkan lapisan-lapisan bumi!, dsb
Adapun indikator yang akan dicapai pada pertemuan 1 siklus II yaitu:
Indikator :
a) Kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(1)Produk
7.1.1 Mengurutkan lapisan-lapisan bumi.
7.1.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan bumi.
7.1.3 Mengurutkan lapisan-lapisan atmosfer
7.1.4 Memperkirakan dampak jika bumi tidak dilindungi lapisan
atmosfer
(2)Proses
7.1.5 Mengumpulkan data tentang ciri-ciri lapisan bumi.
7.1.6 Mengumpulkan data tentang ketebalan masing-masing lapisan
bumi.
7.1.7 Mengumpulkan data tentang urutan lapisan atmosfer.
b) Afektif
(1)Perilaku berkarakter : kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
(2)Keterampilan sosial : bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan
dan memperhatikan materi yang disampaikan.
c) Psikomotor
Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data
tentang ciri-ciri dan urutan lapisan bumi serta urutan lapisan atmosfer..
Pada pertemuan 1 siklus II ini, metode yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu: metode tanya jawab, diskusi (kelompok), ceramah
bervariasi, dan penugasan. Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab
tentang materi sebelumnya. Setelah tanya jawab, peneliti memberi petunjuk
siswa untuk berkelompok dan menjelaskan tugas kelompok. Satu kelompok
terdiri dari 3 – 4 siswa, peneliti meyediakan 4 laptop untuk satu kelas,
sehingga 1 laptop untuk 2 kelompok.
Masing-masing kelompok diberi lembar kerja kelompok untuk
didiskusikan dan dikerjakan secara kelompok. Pada saat siswa diskusi
kelompok, peneliti memantau jalannya diskusi dan memberi bimbingan.
Pelaksanaan kerja kelompok pada pertemuan 1 siklus II masih belum lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Siswa masih bingung menggunakan multimedia interaktif, sehingga peneliti
harus membimbing satu per satu kelompok. Setelah selesai mengerjakan
lembar kerja kelompok, perwakilan dari masing-masing kelompok
menuliskan jawabannya di papan tulis kemudian dibahas bersama-sama.
Nilai hasil kerja kelompok merupakan nilai pemahaman konsep
secara kelompok kemudian diolah menjadi nilai individu anggota kelompok.
Nilai individu dalam satu kelompok sama. Setelah membahas hasil diskusi
kelompok, peneliti mengadakan tanya jawab, memberikan penguatan, dan
mengambil kesimpulan melibatkan siswa. Setiap akhir pembelajaran,
peneliti melakukan evaluasi pemahaman konsep secara individu sesuai
dengan materi yang disampaikan.
2) Pertemuan 2 Siklus II
Pertemuan 2 siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Februari
2011. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua siklus II sesuai dengan
RPP yang telah disusun tahap perencanaan (RPP pada lampiran 27). Dalam
pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru.
Pada kegiatan awal, peneliti sebagai guru melakukan persiapan
pembelajaran, yaitu:
a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran.
b) Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c) Mengadakan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya: sebutkan lapisan-lapisan
tanah!, sebutkan jenis-jenis batuan!, dsb
Indikator :
a) Kognitif
(1) Produk
7.2.1 Mengurutkan lapisan-lapisan tanah
7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan tanah
7.2.3 Menggambarkan lapisan-lapisan tanah
7.2.4 Membedakan terbentuknya batuan
7.2.5 Mengelompokkan contoh-contoh batuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
(2) Proses
7.2.6 Mengumpulkan data tentang urutan lapisan tanah
7.2.7 Mengumpulkan data tentang ciri-ciri masing-masing lapisan
tanah.
7.2.8 Mengumpulkan data tentang jenis-jenis batuan dan contohnya.
b) Afektif
(1) Perilaku berkarakter : kejujuran, keaktifan dalam pembelajaran dan
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
(2) Keterampilan sosial : bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan
dan memperhatikan materi yang disampaikan.
c) Psikomotor
Terampil menggunakan multimedia interaktif untuk mengumpulkan data
tentang ciri-ciri lapisan-lapisan tanah dan penjelasan terbentuknya
batuan.
Pada pertemuan 2 siklus II, pembelajaran dimulai dengan tanya
jawab tentang materi sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 siklus II, yaitu siswa
berkelompok dengan fasilitas berupa lembar kerja kelompok untuk masing-
masing kelompok dan 1 laptop untuk dua kelompok.
Pelaksanaan pertemuan 2 ini lebih baik dari pertemuan
sebelumnya. Siswa sudah lebih mandiri, terarah, dan tanggung jawab dalam
mengerjakan lembar kerja kelompok dan mengoperasikan multimedia
interaktif. Peneliti yang bertindak sebagai guru hanya berkeliling dan
memantau kerja kelompok siswa dan hanya membimbing siswa yang masih
membutuhkan bantuan. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok, maka
perwakilan kelompok menuliskan jawaban di depan kelas kemudia siswa
kembali ke tempat duduk masing-masing
Siswa bersama peneliti juga mengulas hasil kerja kelompok
kemudian mengambil kesimpulannya. Setelah diambil kesimpulan, maka
diadakan evaluasi pemahaman konsep tentang materi yang telah
disampaikan. Nilai hasil kerja kelompok juga menjadi nilai individu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sehingga nilai siswa dalam satu kelompok itu sama. Nilai hasil evaluasi
pemahaman konsep individu digabungkan dengan nilai hasil kelompok
sehingga menjadi nilai akhir pemahaman konsep individu siswa.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi peneliti dan guru kelas bertindak sebagai
observer/ pengamat yang mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Lembar observasi yang
digunakan pada siklus II sama dengan lembar observasi siklus I dengan aspek
yang diamati juga sama. Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
perbaikan/ peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran.
Berikut uraian hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II:
1) Pertemuan 1 SiklusII
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 23)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif secara kelompok sangat baik. Dalam pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif secara kelompok, aktivitas siswa
lebih baik dan meningkat. Peningkatan yang sangat terlihat yaitu: (a)
kemampuan siswa dalam mengumpulkan data menggunakan multimedia
interaktif; (b) keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia
interaktif; (c) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif:
(d) kejujuran siswa pada saat mengerjakan evaluasi. Secara keseluruhan,
aktivitas siswa sudah baik dan meningkat. Konsentrasi, perhatian, dan
keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran sudah meningkat.
Kendala pada pertemuan 1 siklus II terlihat pada saat peneliti
membagi kelompok dan member tugas untuk mengerjakan lembar kerja
kelompok menggunakan multimedia interaktif, karena pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya siswa belum pernah kerja kelompok.
Kebingungna siswa pada saat dibentuk kelompok dan diberi tugas untuk
berdiskusi mengerjakan lembar kerja kelompok menggunakan
multimedia interaktif sangat terlihat. keantusiasan siswa masih terlihat.
Siswa masih terlihat bingung bagaimana cara mengerjakan lembar kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kelompok dengan tampilan multimedia interaktif. Mereka hanya
membiarkan tampilan multimedia tersebut berputar tanpa melihat soal
kemudian mengerjakannya. Siswa baru paham cara menggunakan
multimedia interaktif untuk mengerjakan lembar kerja kelompok, setelah
peneliti mengunjungi satu per satu kelompok kemudian menjelaskan dan
memberi contoh cara menggunakan dan mengerjakan soal pada lembar
kerja kelompok.
Keterampilan siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif
sudah baik dan hanya bertanya sesekali kepada peneliti jika
membutuhkan. Meskipun masih terlihat siswa yang berebut untuk
mengoperasikan laptop sehingga agak mengganggu suasana belajar.
Perhatian dan konsentrasi siswa lebih baik dari pertemuan
sebelumnya. Siswa memang terdengar agak berisik, tetapi mereka berisik
dalam hal positif yaitu berdiskusi mengejakan soal evaluasi. Pada saat
multimedia interaktif menampilkan materi, mereka memperhatikan dan
mendengarkan dengan seksama sambil sesekali menghentikan tampilan
multimedia interaktif untuk mengerjakan lembar kerja kelompok.
Interaksi antara media dengan siswa lebih terlihat. Siswa
menggunakan multimedia interaktif untuk mengerjakan soal pada lembar
kerja kelompok sehingga terlihat interaksi yang positif antara media
dengan siswa. Selain itu, interaksi antar siswa juga lebih terlihat. Teman
satu kelompok melindungu jawabannya dari kelompok lain dan berusaha
membantu teman sekelompoknya dengan membacakan teks dari tampilan
multimedia interaktif untuk ditulis sebagai jawaban.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompok dan evaluasi
yang diberikan juga baik. Siswa berusaha secara maksimal mengerjakan
tugas kelompok maupun evaluasi yang diberikan. Kejujuran siswa pada
pertemuan ini juga lebih meningkat. Sudah tidak ada lagi siswa yang
menyontek buku saat mengerjakan evaluasi.
b) Hasil Observasi Kinerja Guru (hasil observasi pada lampiran 24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Kinerja peneliti yang bertindak sebagai guru dalam
pembelajaran sangat baik. Dalam hal persiapan, penggunaan media, dan
pelakksanaan pembelajaran, peneliti sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk memantau pemahaman siswa selama proses dan
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Pada pertemuan 1 siklus II, peneliti lebih bersikap sebagai
fasilitator yang berusaha memfasilitasi siswa dan siswa sendiri yang
menggali informasi, pengetahuan dari fasilitas yang diberikan peneliti.
Peneliti sudah membimbing jalannya diskusi dengan baik, memberi
penjelasan, bimbingan pada siswa untuk berkelompok, dan menggunakan
multimedia interaktif. Kekurangan peneliti hanya pada saat menjelaskan
cara kerja kelompok. Sebelum pembagian kelompok sebaiknya peneliti
mendemonstrasikan terlebih dahulu cara mengerjakan lembar kerja
kelompok menggunakan multimedia interaktif, tidak hanya ceramah
melainkan memberi contoh langsung.
Peneliti sudah melibatkan siswa dalam mengulas materi yang
telah disampaikan, tanya jawab baik secara lisan maupun tertulis, dan
pengambilan kesimpulan, kemudian evaluasi pemahaman konsep.
2) Pertemuan 2 Siklus II
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa (hasil observasi pada lampiran 28)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik dan meningkat
dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hampir semua aktivitas siswa
meningkat. Sudah tidak ada lagi aktivitas siswa yang kurang baik dan
cukup baik.
Keantusiasan siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat baik
dan terlihat bersemangat mengikuti pelajaran. Hal itu ditunjukkan dengan
adanya perhatian dan kemauan siswa untuk mendengarkan dengan
seksama pada saat peneliti member penjelasan maupun saat multimedia
interaktif mennyampaikan materi.
Pada pertemuan kedua ini, sudah tidak ada lagi kendala dalam
berkelompok. Siswa sudah dapat dikondisikan dan diatur dengan baik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
mereka belajar dari pertemuan sebelumnya. Pada saat peneliti
membagikan lembar kerja kelompok dan laptop, siswa sudah tidak
bingung lagi, mereka terlihat bersemangat untuk segera mengerjakan
lembar kerja kelompok sambil melihat tampilan multimedia interaktif.
Keterampilan siswa untuk mengoperasikan multimedia interaktif
sudah jauh lebih baik dari pertemuan 1 siklus II. Siswa sudah mampu
mengoperasikan dengan lancar. Dalam mengoperasikan laptop, mereka
tidak berebut lagi, mereka bergiliran, saling membantu dalam satu
kelompok, dan tidak mau bekerja sama dengan kelompok lain.
Dalam pembelajaran, siswa memang tidak bisa diam tanpa
suara. Mereka tetap bersuar, tetapia dalam hal positif yaitu berdiskusi
mengerjakan lembar kerja kelompok, sehingga interaksi positif antar
siswa sudah terjalin. Interaksi antara media dengan siswa sudah lebih
baik. Siswa menggunakan multimedia interaktif untuk mengerjakan soal
pada lembar kerja kelompok dan menyimpan materi yang disampaikan
multimedia tersebut ke dalam memory mereka. Dengan demikian,
kemampuan siswa untuk mengumpulkan data/ materi melalui tampilan
multimedia interaktif semakin baik dan efektif untuk digunakan.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompok dan evaluasi
yang diberikan sudah semakin baik. Siswa berusaha secara maksimal
mengerjakan tugas maupun evaluasi yang diberikan secara mandiri dan
jujur. Dalam mengerjakan evaluasi, sudah tidak ada lagi siswa yang
menyontek buku maupun melirik jawaban teman.
b) Hasil Observasi KinerjaGuru (hasil observasi pada lampiran 29)
Kinerja peneliti yang bertindak sebagai guru dalam
pembelajaran sangat baik. Persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran
yang dilaksanakan peneliti sudah maksimal.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2, peneliti sebagai
guru sudah dapat memimpin diskusi dengan baik, sehingga diskusi
kelompok dapat berjalan lancar. Peneliti hanya memantau jalannnya
diskusi dan sesekali membantu/ mebimbing siswa yang membutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Peneliti juga sudah melibatkan siswa dalam tanya jawab,
pembahasan hasil kerja kelompok, dan pengambilan kesimpulan.
Pemberian pertanyaan selama proses, berkaitan dengan pemahaman
konsep siswa yang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan,
misalnya: Tulislah urutan lapisan tanah dari lapisan yang paling atas!
Jelaskan terbentuknya batuan malihan!, dsb. Setiap akhir pembelajaran,
peneliti selalu melakukan evaluasi yang disesuaikan dengan materi yang
diajarkan dan indikator yang telah ditetapkan.
d. Refleksi
Data hasil observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksikan.
Pembahasan hasil observasi, dilakukan oleh peneliti dan guru, sehingga dapat
ditemukan kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan
tindakan, telah menunjukkan adanya peningkatan baik pada aktivitas siswa,
kinerja guru dalam pembelajaran, maupun pemahaman konsep struktur bumi
pada siswa kelas V. Berikut uraian hasil refleksi siklus II:
1) Pertemuan 1 Siklus II
Strategi hasil refleksi siklus I yang mengoptimalkan penggunaan
multimedia interaktif secara kelompok, ternyata berhasil dan dapat berjalan
lancar. Meskipun masih ada sedikit kendala yang dihadapi. Kendala yang
terjadi pada pertemuan 1 siklus II yaitu: (a) kesulitan mengkondisikan siswa
untuk berkelompok; (b) kebingungan siswa dalam menggunakan
multimedia interaktif untuk menjawab lembar kerja kelompok.
Hasil pembahasan peneliti dengan pengamat, penyebab kendala
tersebut adalah: (a) siswa belum pernah dikondiskan untuk berkelompok di
dalam kelas; (b) peneliti tidak memberi contoh langsung (memperagakan)
terlebih dahulu penggunaan multimedia interaktif untuk mengerjakan
lembar kerja kelompok, sehingga siswa terlihat bingung.
Untuk mengatasi kendala yang terjadi pada pertemuan 1 siklus I,
maka perbaikan yang dialkukan yaitu: (a) peneliti lebih sabar lagi dalam
mengkondisikan, membimbing, dan mengarahkan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
berkelompok; (b) memberi contoh terlebih dahulu sebelum memberikan
perintah/ tugas kepada siswa, sehingga siswa paham apa yang harus
dilakukan.
Secara keseluruhan, aktivitas yang meningkat yaitu: (a)
keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; (b)
kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui multimedia interaktif;
(c) keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (d)
kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas dan evaluasi pemahaman konsep.
Dari hasil penilaian lembar kerja kelompok, keseluruhan kelompok
dapat menjawab dengan benar dan lengkap setiap pertanyaan dalam lembar
kerja kelompok. Nilai rata-rata pemahaman konsep siswa secara kelompok
yaitu 75,52. Semua siswa dalam kelompok mendapatkan nilai di atas KKM
(nilai anggota dalam satu kelompok sama) data nilai kelompok lampiran 26.
Penggunaan multimedia interaktif secara berkelompok, ternyata
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa secara kelompok dan
individu daripada penggunaan multimedia interaktif secara klasikal. Hal itu
dapat dilihat dari hasil analisis evaluasi pemahaman konsep struktur bumi
pertemuan 1 siklus II. Hasil analisis evaluasi pemahaman konsep pada tabel
46 (data analisis pemahaman konsep pertemuan 1 siklus I pada lampiran 25)
Tabel 4.6 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II
Indikator Soal uraian Hasil jawaban siswa
7.1.1 Mengurutkan
lapisan-lapisan
bumi
1.Sebutkan urutan lapisan bumi
dari lapisan yang terluar!
2. Sebutkan urutan lapisan bumi
dari lapisan yang paling tebal!
22 siswa menjawab
benar, 7 siswa kurang
lengkap.
12 siswa menjawab
benar, 16 siswa kurang
lengkap.
7.1.2 Menyebutkan
ciri-ciri lapisan
bumi
1.Sebutkan ciri-ciri dari:
a. lapisan inti bumi dalam
b. lapisan mantel bumi
8 siswa menjawab
benar, 13 siswa kurang
lengkap, dan 8 siswa
menjawab tidak sesuai.
7.1.3Mengurutkan Sebutkan urutan lapisan 15 siswa menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
lapisan-lapisan
atmosfer
atmosfer dari:
a.lapisan yang paling tebal!
b. lapisan paling dalam!
benar, 13 siswa kurang
lengkap, dan 1 siswa
tidak sesuai.
71.4 Memperkirakan
dampak jika
bumi tidak
dilindungi
lapisan atmosfer
Menurut kamu, apa yang terjadi
jika bumi tidak dilindungi
lapisan atmosfer? Sebutkan 2
saja!
10 siswa menjawab
tepat, 11 siswa hamua
menyebutkan 2
dampak, dan 8 siswa
menjawab tidak sesuai.
Dari hasil analisis indikator tabel 4.6 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
7.1.1 Mengurutkan lapisan-lapisan bumi
Dalam mengurutkan lapisan bumi dari lapisan yang paling
luar dapat dijawab 22 siswa dengan urut dan benar. Tujuh siswa masih
kurang mengerti dengan soal yang dimaksudkan sehingga
mengurutkannya dari lapisan inti bumi luar.
Untuk mengurutkan lapisan bumi dari lapisan yang paling
tebal, ada 12 siswa yang dapat menjawab dengan benar. Sedangkan 16
siswa yang lain hanya terbalik pada lapisan kerak bumi dan lapisan
atmosfer, dan 1 siswa menjawab tidak sesuai soal.
7.1.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan bumi
Dalam menyebutkan ciri-ciri lapisan mantel bumi dan lapisan
inti bumi dalam, ada 8 siswa menjawab benar pada masing-masing
ciri. Empat siswa dapat menyebutkan 2 ciri lapisan inti bumi dalam
dan satu ciri lapisan mantel bumi. Sembilan siswa hanya menyebutkan
masing-masing satu ciri, dan 1 siswa menjawab tidak sesuai.
7.1.3 Mengurutkan lapisan-lapisan atmosfer
Untuk mengurutkan lapisan atmosfer dari lapisan yang paling
tebal dan lapisan yang paling dalam, 15 siswa yang menjawab dengan
benar dan urut. Empat siswa keliru pada lapisan kerak bumi dan
atmosfer, dalam mengurutkan dari lapisan yang paling tebal. Sembilan
siswa dapat mengurutkan lapisan dari yang paling dalam. Untuk
mengurutkan lapisan yang paling dalam, siswa masih terbolak-balik.
Namun, hanya 1 siswa yang menjawab tidak sesuai pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
7.1.4 Memperkirakan dampak jika bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer
Untuk memperkirakan dampak jika di bumi tidak dilindungi
lapisan atmosfer, maka ada 10 siswa yang dapat menyebutkan 2 dan
benar. Sedangkan 11 siswa yang lain hanya bisa menyebutkan 1
dampak saja, dan 8 siswa menjawab tidak sesuai.
Hasil analisis evaluasi pemahaman konsep siswa secara individu
sudah baik. Meskipun masih ada beberapa indikator yang belum tercapai
secara optimal, tetapi nilai hasil evaluasi pemahaman konsep pertemuan 1
siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata-rata pemahaman
konsep siswa secara individu pertemuan 1 siklus II adalah 71,72 dengan
persentase ketuntasan 82% atau ada 24 siswa mendapatkan nilai ≥65.
Nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siswa secara individu
digabungkan dengan nilai pemahaman konsep secara kelompok dengan
perhitungan: ((2XNilai individu)+Nilai Kelompok):3) sehingga diperoleh
nilai akhir pemahaman konsep siswa secara individu. Dari hasil perhitungan
tersebut, diperoleh nilai rata-rata 72,97 dengan persentase ketuntasan
klasikal mencapai 82% atau 24 siswa mendapatkan nilai di atas KKM (≥65)
(daftar nilai pemahaman konsep pertemuan 1 siklus II selengkapnya pada
lampiran 26) dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tabel 4.7
Tabel 4.7 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II
No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase
1. 46 – 52 49 4 14%
2. 53 – 59 56 1 4%
3. 60 – 66 63 1 4%
4. 67 – 73 70 11 37%
5. 74 – 80 77 2 7%
6. 81 – 87 84 7 24%
7. 88 – 94 91 3 10%
Jumlah 29 100%
Dari data tabel 4.7 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambar 4.4 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 siklus II
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai
di bawah KKM (<65) ada 5 siswa yang terletak pada interval 46 – 52 ada 4
siswa dan interval 53 – 59 ada 1 siswa. Sedangkan pada interval 60 – 66 ada
1 siswa yang mana siswa tersebut mendapatkan nilai 66 (di atas KKM).
Nilai terendah pada pertemuan 1 siklus II adalah 50 dan nilai tertingginya
adalah 92. Siswa yang idak tuntas pada pertemaun 1 siklus II ini ada
5siswa, yaitu: Hasyim, Wahyu, Arum, Kriswanto, dan Taufik.
2) Pertemuan 2 Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus II lebih baik
daripada pertemuan sebelumnya. Dari hasil refleksi dan pengalaman dari
pertemuan sebelumnya, sudah tidak ada lagi kendala yang muncul pada
pertemuan 2 siklus II ini.
Siswa sudah dapat terkondisikan dengan baik dalam berkelompok.
Siswa sudah tidak mengalalami kebingungan dalam mengerjakan lembar
kerja kelompok menggunakan multimedia interaktif. Dalam pertemuan ini,
peneliti hanya memantau kerja kelompok siswa sambil memberi bimbingan
bagi siswa yang masih membutuhkan. Siswa juga sudah lebih terampil
dalam mengoperasikan multimedia interaktif, mereka tidak berebut lagi
untuk mengoperasikannya. Bahkan mereka saling membantu dan
0
2
4
6
8
10
12
46–52 53–59 60–66 67–73 74–80 81–87 88–94
Frekuensi
Interval46–52 53–59 60–66 67–73 74–80 81–8 7 88–94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
bekerjasama dalam kelompok. Kejujuran dan tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas dan evaluasi juga sudah meningkat.
Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui multimedia
interaktif juga meningkat. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-
rata pemahaman konsep secara kelompok menjadi 76,55. Selain nilai rata-
rata kelompok meningkat, nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siswa
juga meningkat. Berikut hasil analisis evaluasi pemahaman konsep siswa
pada tabel 4.8 (hasil analisis pada lampiran 30)
Tabel 4.8 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II
Indikator Soal uraian Siswa yang menjawab
benar
7.2.1 Mengurutkan lapisan-
lapisan tanah
Sebutkan urutan lapisan tanah dari
lapisan yang paling atas!
21 siswa menjawab
benar
7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri
masing-masing
lapisan tanah
1.Sebutkan ciri-ciri dari:
a. tanah lapisan bawah
b.lapisan bahan induk tanah
13 siswa menjawab
benar, 13 siswa
kurang lengkap.
7.2.3 Menggambarkan
lapisan tanah dan
keterangannya
Gambarkan lapisan-lapisan tanah
beserta keterangannya!
13 siswa menjawab
benar, 12 siswa
kurang lengkap, dan 4
siswa tidak sesuai.
7.2.4 Membedakan
terbentuknya batuan
Jelaskan perbedaan terbentuknya
batuan beku dan batuan endapan!
dan beri contoh!
14 siswa menjawab
benar, 5 siswa kurang
lengkap, dan 10 siswa
masih kurang benar.
7.2.5 Mengelompokkan
contoh-contoh batuan
Kelompokkan batuan di bawah ini
ke dalam batuan beku,
endapanmalihan.
Batu basalt, marmer, obsidian,
granit, konglomerat, serpih, pasir
9 siswa benar, 18
siswa kurang tepat,
dan 2 siswa hanya 1
batu yang
dikelompokkan benar.
Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
7.2.1 Mengurutkan lapisan-lapisan tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Untuk mengurutkan lapisan tanah dari lapisan yang paling
atas, ada 27 siswa yang menjawab benar dan 8 siswa menyebutkan 2
lapisan saja, mereka tidak menyebutkan lapisan bahan induk tanah
7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri masing-masing lapisan tanah
Untuk menyebutkan cirri-ciri tanah lapisan bawah dan
lapisan bahan induk tanah, ada 13 siswa yang menjawab benar.
Masing-masing dari mereka dapat menyebutkan 2 ciri. Tiga siswa
hanya menyebutkan 2 ciri tanah lapisan bawah dan 1 ciri bahan induk
tanah. Ada 10 siswa menyebukan 1 ciri pada masing-masing, dan 3
siswa, yaitu: Arum, Wahyu, dan asyim, menjawab tidak sesuai.
7.2.3 Menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya
Untuk menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya, 13
siswa dapat menggambar denga benar beserta keterangannya. Tiga
belas siswa bisa menggambar, tetapi keterangannya kurang tepat
sehingga hasilnya juga kurang memuaskan, dan 4 siswa hanya
memberi keterangan tanpa gambar.
7.2.4 Membedakan terbentuknya batuan
Untuk membedakan terbentuknya batuan beku dan endapan,
sudah ada 14 siswa yang dapat membedakannya dengan benar beserta
masing-masing contohnya. Lima siswa dapat menjelaskan batuan
beku, tetapi batuan endapannya kurang tepat. Sebelas siswa yang lain
hanya menjelaskan dan menyebutkan contoh batuan beku.
Kemungkinan, penyebab siswa kurang optimal dalam menjawab
pertanyaan ini karena belum terbiasa dengan soal untuk membedakan.
7.2.5 Mengelompokkan contoh-contoh batuan
Dalam mengelompokkan contoh-contoh batuan berdasarkan
jenisnya, hanya ada 9 siswa yang dapat menjawab dengan benar.
Kebanyakan mereka mengelompokkan batuan, konglomerat ke dalam
batuan beku. Sedangkan Hasym, dan Wahyu mengelompokkan semua
batuan dalam batuan beku. Kemungkinan penyebab indikator kurang
optimal, peneliti kurang mengulang-ulang pertanyaan contoh batuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Secara kelompok, pemahaman konsep siswa sudah baik dan semua
indikator sudah tercapai. Tiga dari 8 kelompok mendapatkan nilai kurang
maksimal, tetapi semua kelompok mendapatkan nilai di atas KKM dan nilai
rata-rata kelompok mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata
pemahaman konsep secara kelompok 76,55.
Secara individu memang masih ada beberapa indikator yang belum
tercapai secara optimal. Namun, nilai pemahaman konsep siswa secara
individu sudah baik, yaitu dengan nilai rata-rata kelas 74,83 dan persentase
ketuntasan klasikal mencapai 82% atau 24 siswa mendapatkan nilai ≥65.
Dari gabungan dari nilai hasil pemahaman konsep secara individu
dan kelompok dengan perhitungan: ((2XNilai individu)+Nilai
Kelompok):3), maka didapatkan nilai akhir rata-rata pemahaman konsep
75,40 dengan persentase ketuntasan mencapai 82% atau 24 siswa
mendapatkan nilai ≥65 (data nilai selengkapnya pada lampiran 31).
Nilai rata-rata hasil evaluasi pemahaman konsep secara individu
siswa pada pertemuan 2 siklus II mengalami sedikit penurunan
dibandingkan nilai rata-rata pemahaman konsep siklus I pertemuan 2 (SK,
KD dan materi sama tetapi indikator berbeda). Pada pertemuan 2 siklus 1
nilai rata-rata pemahaman konsep 75,03 pada pertemuan 2 siklus II menjadi
74,83. Adapun kemungkinan yang mempengaruhi turunnya nilai rata-rata
pemahaman konsep siswa secara individu pada pertemuan 2 siklus I dan II
yaitu: soal yang dibuat pada pertemuan 2 siklus II lebih kompleks dan
bervariasi dari soal pertemuan 1 siklus II, sehingga membutuhkan
pemahaman yang lebih tinggi untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Meskipun nilai rata-rata pemahaman konsep secara individu (pertemuan 2
siklus I dan II) sedikit menurun, tetapi persentase ketuntasan secara klasikal
mengalami peningkatan, yaitu: 72% pada pertemuan 2 siklus I, menjadi
82% pada pertemuan 2 siklus II. Setelah nilai pemahaman konsep secara
individu pertemuan 2 siklus II digabungkan dengan nilai kelompok, maka
nilai akhir pertemuan 2 siklus II lebih meningkat dari pertemuan 2 siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Nilai rata-rata pemahaman konsep (secara individu dan kelompok)
pada pertemuan 2 siklus II mengalami peningkatan dari pertemuan 1 siklus
II. Penggunaan multimedia interaktif secara kelompok, ternyata efektif dan
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa baik secara kelompok
maupun individu. Nilai akhir pemahaman konsep pertemuan 2 siklus II
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi tabel 4.9
Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II
No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase
1. 48 – 56 52 2 7%
2. 57 – 65 61 3 10%
3. 66 – 74 70 6 21%
4. 75 – 83 79 14 48%
5. 84 – 92 88 4 14%
Jumlah 29 100%
Dari data tabel 4.9 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.5
Gambar 4.5 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II
Dari grafik gambar 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) ada 5 siswa yang terletak pada
interval 48 – 56 ada 2 siswa dan pada interval 57 – 65 ada 3 siswa, pada
interval 57 – 65 siswa mendapatkan nilai 53, 60, dan 63 dan tidak ada siswa
0
2
56
14
4
0
5
10
15
48 – 56 57 – 65 66 – 74 75 – 83 84 – 92
Frekuensi
Interval48–56 66–74 75–83 84–92 57–65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
yang mendaptakan nilai 65. Nilai terendah pada pertemuan 2 siklus II adalah
52 dan nilai tertingginya adalah 92. Lima siswa yang tidak tuntas pada
pertemaun ini yaitu: Hayim, Wahyu, Arum, Hery, Agung.
Dari hasil akhir pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus II, terdapat
peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep struktur bumi yaitu: pertemuan 1
nilai rata-rata pemahaman konsep 72,97 pada pertemuan 2 siklus II menjadi 75,40
dengan persentase ketuntasan yang sama yaitu 82% atau 24 siswa sudah mencapai
batas KKM ≥65. Perbandingan nilai pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus
II disajikan dalam daftar frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.10 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1
dan 2 Siklus II
No Interval Frekuensi
Pertemuan 1 Siklus II
Frekuensi
Pertemuan 2 Siklus II
1. 46 – 52 4 1
2. 53 – 59 1 2
3. 60 – 66 1 2
4. 67 – 73 11 6
5. 74 – 80 2 10
6. 81 – 87 7 6
7. 88 – 94 3 2
Jumlah 29 29
Dari daftar frekuensi tabel 4.10 dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.6:
0
2
4
6
8
10
12
46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep
Pertemuan 1 dan 2 siklus II
Dari grafik gambar 4.6 dapat dilihat bahwa nilai pemahaman
konsep siswa mengalami penurunan yang cukup banyak pada interval 46 –
52 dan interval 67 – 73. Nilai terendah pemahaman konsep siswa
mengalami peningkatan, pada pertemuan 1 adalah 50 dan pada pertemuan 2
adalah 52. Menurunnya frekuensi pada interval 46 – 52 dan meningkatnya
nilai terendah siswa, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep
dan kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui tampilan
multimedia interaktif. Sedangkan nilai tertinggi pada pertemuan 1 dan 2
sama yaitu 92. Pada pertemuan 1, siswa paling banyak mendapatkan nilai
pada interval 67 – 73, sedangkan pada pertemuan kedua siswa paling
banyak mendapatkan nilai pada interval 74 – 80. Oleh karena itu, nilai rata-
rata pemahaman konsep mengalami peningkatan, yaitu pada pertemuan 1
nilai rata-rata pemahaman konsep 72,92 dan pertemuan 2 mencapai 75,40.
(daftar nilai perbandingan siklus II selengkapnya pada lampiran 32)
Persentase ketuntasan klasikal siklus II mencapai 82% atau 24
siswa mendapatkan nilai ≥65, sehingga indikator kinerja yang ditetapkan
pada siklus II ini juga sudah tercapai. Dari 5 siswa yang tidak tuntas, ada 3
siswa yang tidak tuntas pada pertemuan 1 dan 2 yaitu, Hasyim, Wahyu, dan
Arum. Sedangkan Hasyim dan Wahyu, tidak tuntas dalam semua siklus
karena mereka lemah dalam berfikir karena dan pernah tinggal kelas.
Dengan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan pada setiap
siklus, maka peneliti mencukupkan penelitian tindakan kelas ini pada siklus II.
Siswa yang tidak tuntas pada pertemuan tertentu disebabkan mereka kurang
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
enak badan. Sedangkan siswa yang hanya setiap siklus tidak tuntas ternyata
mereka agak lemah dalam berfikir, ada juga yang kurang lancar dalam
membaca dan menulis. Dari hasil observasi dan evaluasi pemahaman konsep
siswa materi struktur bumi,dapat disimpulkan bahawa: “Penggunaan
multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi
pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru (peneliti) dalam pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II (lampiran 13, 18, 24, dan 29), menunjukkan bahwa
secara umum peneliti sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif. Berdasarkan tindakan yang diterapkan yaitu
menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran pada materi struktur
bumi, ternyata dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi dan
memperbaiki aktivitas siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif (lampiran 12, 17, 23, 28) aktivitas siswa yang
meningkat yaitu:
1. Kemampuan siswa mengumpulkan data melalui tampilan multimedia interaktif
2. Keterlibatan siswa dalam menggunakan multimedia interaktif.
3. Keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif.
4. Kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas, dan evaluasi pemahaman konsep.
Sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) l7 siswa mendapatkan nilai
di bawah KKM (<65). Data pra-siklus diperoleh melalui dokumentasi dan tes
kemampuan awal pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011. Nilai rata-rata pra-siklus 58 dengan persentase ketuntasan 41% atau
17 dari 29 siswa mendapatkan nilai <65, sehingga dikatakan pemahaman konsep
siswa rendah. Data nilai rata-rata pra-siklus disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi tabel 4.11 (daftar nilai rata-rata pra-siklus pada lampiran 33).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Rata-rata Pra-Siklus
No Interval Nilai Tengah Frekuensi Prosentase
1. 38 – 46 42 8 10%
2. 47 – 55 51 6 17%
3. 56 – 64 60 3 17%
4. 65 – 73 69 9 14%
5. 74 – 82 78 3 14%
Jumlah 29 100%
Berdasarkan data tabel 4.11 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.7
Gambar 4.7 Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Pra-Siklus
Dari tabel 4.11 dan gambar 4.7 maka dapat dilihat bahwa nilai
pemahaman konsep/ pra-siklus atau sebelum dilaksanakan tindakan masih rendah.
Dari 29 siswa masih ada 17 siswa mendapat nilai di bawah KKM (<65). Siswa
yang mendapat nilai di bawah KKM, berada pada interval 38 – 46 sebanyak 8
siswa, interval 47 – 55 ada 6 siswa, interval 56 – 64 ada 3 siswa. Sedangkan 12
siswa yang lain sudah mendapatkan nilai ≥65 dengan nilai tertinggi 79 dan
terendah 38, dan nilai rata-rata pemahaman konsep pra-siklus adalah 58.
Untuk memperbaiki pemahaman konsep siswa, maka peneliti melakukan
tindakan perbaikan menggunakan multimedia interaktif pada materi struktur bumi.
Pada siklus I tindakan dilaksanakan dengan menggunakan multimedia interaktif
0
2
4
6
8
10Frekuensi
38 – 46 47 – 55 56 – 64 65 – 73 74 – 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
secara klasikal dengan melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Pada siklus I pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan
diperoleh nilai rata-rata pemahaman konsep siklus I adalah 72 dengan ketuntasan
klasikal mencapai 72% atau 21 siswa mendapatkan nilai di ≥65. Dari hasil
tersebut, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa setelah
tindakan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran struktur bumi
(daftar nilai rata-rata pemahaman konsep siklus I pada lampiran 34). Perolehan
nilai rata-rata tindakan siklus I disajikan dalam daftar frekuensi nilai tabel 16.
Tabel 4.12 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus 1
No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase
1. 44 – 50 47 3 10%
2. 51 – 57 54 1 4%
3. 58 – 64 61 4 14%
4. 65 – 71 68 6 21%
5. 72 – 78 75 2 7%
6. 79 – 85 82 10 34%
7. 86 – 92 89 3 10%
Jumlah 29 100%
Dari data pada tabel 4.12 maka dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.8
Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus 1
Dari tabel 4.12 dan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
tindakan dengan menggunakan multimedia interaktif secara klasikal, nilai rata-
0
3
1
4
6
2
10
3
0
5
10
15
44 – 50 51 – 57 58 – 64 65 – 71 72 – 78 79 – 85 86 – 92
Frekuensi
Interval58–64 44–50 51–57 65–71 72–78 79–85 86–92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
rata pemahamn konsep siklus I adalah 72 dengan persentase ketuntasan klasikal
mencapai 72% atau 21 siswa mendapatkan nilai ≥65. Siswa yang mendapatkan
nilai di bawah KKM (<65) berada pada interval 44 – 50 sebanyak 3 siswa,
interval 51 – 57 ada 1 siswa dan interval 58 – 64 ada 4 siswa, sedangkan siswa
yang lain sudah mencapai batas ketuntasan KKM (≥65) dengan nilai tertinggi 92
dan nilai terendah 45. Dari hasil tersebut, maka peneliti menyatakan bahwa
tindakan pada siklus I, yaitu penggunaan multimedia interaktif (secara klasikal)
berhasil meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011.
Dari hasil tindakan siklus I, masih diperlukan perbaikan dan peningkatan
indikator kinerja pada siklus II yaitu pencapaian persentase ketuntasan klasikal
sebesar 80%.
Pada siklus II peneliti mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif
secara berkelompok dan menilai hasil kerja kelompok sebagai pemahaman secara
berkelompok. Nilai akhir pemahaman konsep pada masing-masing pertemuan
siklus II merupakan perhitungan dari ((2Xnilai evaluasi)+nilai kelompok):3). Dari
nilai rata-rata pertemuan 1 dan 2 siklus II, maka diperoleh nilai rata-rata 74
dengan persentase ketuntasan mencapai 82% atau 5 siswa mendapatkan nilai < 65.
(daftar nilai rata-rata siklus II pada lampiran 35). Nilai rata-rata pemahaman
konsep siklus II dapat disajikan dalam daftar frekuensi nilai tabel 4.13
Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II
No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase
1. 50 – 56 52,5 3 10%
2. 57 – 63 58,5 2 7%
3. 64 – 70 64,5 4 14%
4. 71 – 77 70,5 5 17%
5. 78 – 84 76,5 11 38%
6. 85 – 91 88,5 4 14%
Jumlah 29 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Berdasarkan data pada tabel 4.13 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.9
0
2
4
6
8
10
12
50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91
Frekuensi
Interval
Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II
Dari tabel 4.13 dan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
tindakan dengan menggunakan multimedia interaktif secara kelompok, maka
terdapat peningkatan nilai rata-rata pemahamn konsep maupun persentase
ketuntasan klasikal yang mencapai 82%. Dari tabel frekuensi tersebut, dapat
dilihat bahwa ada 5 siswa yang tidak tuntas, yang terdapat pada interval 50 – 56
sebanyak 3 siswa dan pada interval 57 – 63 ada 2 siswa. Pada interval 64 – 70,
semua siswa mendapatkan nilai ≥65, yaitu 65, 67, 67, dan 70. Siswa yang lain
sudah tuntas dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 51. Pada siklus II
indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu persentase ketuntasan mencapai 80%
sudah tercapai. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai 82%.
Nilai tertinggi pada siklus II adalah 90 dan lebih rendah dari siklus I yaitu
92, hal itu disebabkan karena tingkat kesulitan soal yang berbeda. Pada siklus II
soal evaluasi pemahaman konsep membutuhkan jawaban yang kompleks dengan
pemahaman yang lebih tinggi. Dari hasil tersebut, maka pembelajaran pada siklus
II dengan menggunakan multimedia interaktif secara berkelompok dapat
dikatakan berhasil dan dapat meningkatkan pemahaman konsep materi struktur
bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
50–56 57–63 64–70 71–77 78–84 85–91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Dari tindakan pada siklus I dan II, yaitu menggunakan multimedia
interaktif dalam pembelajaran baik secara klasikal maupun kelompok, maka
diperoleh peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep, yaitu: siklus I nilai rata-
rata pemahaman konsep 72, siklus II meningkat menjadi 74 dan persentase
ketuntasan siklus I mencapai 72% dan pada siklus II persentase ketuntasan
mencapai 82%. Dari hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan
multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada
siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dari hasil wawancara (sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan), hasil
observasi, dan pelaksanaan tindakan menggunakan multimedia interaktif, maka
dapat dibuat perbandingan pelaksanaan pembelajaran, nilai rata-rata dan
prosentase ketuntasan nilai pemahaman konsep siswa pada tabel di bawah ini
(daftar nilai perbandingan pra-siklus, siklus I dan siklus II selengkapnya pada
lampiran 36):
Tabel 4.14 Perbandingan Persentase Ketuntasan Nilai pra-siklus, siklus I,
dan siklus II
Pembelajaran
IPA Pra-Siklus Siklus I Siklus II
Pembelajaran di
kelas
Konvensioanl,
ceramah, dan jarang
menggunakan media
pembelajaran
Penggunaan
multimedia
interaktif secara
klasikal
Penggunaan
multimedia
interaktif secara
kelompok
Nilai Rata-rata
58
72
74
Persentase
Ketuntasan 41% 72% 82%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Berdasarkan tabel 4.14 perbandingan nilai rata-rata, persentase
ketuntasan klasikal hasil pemahaman konsep pra-siklus, siklus I dan siklus II
dapat digambarkan ke dalam grafik batang gambar 4.10
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan
Nilai Pemahaman Konsep Pra-Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Dari gambar 4.10 dapat dilihat adanya peningkatan nilai rata-rata
pemahaman konsep dan persentase ketuntasan klasikal, maka dapat dikatakan
bahwa pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 meningkat. Selain dari hasil tes pemahaman konsep siswa, dari
hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru kelas setelah tindakan
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, maka dari hasil wawancara
tersebut juga disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan nilai pemahaman konsep siswa dan memperbaiki aktivitas siswa
dalam pembelajaran daripada tidak menggunakan media pembelajaran (hasil
wawancara setelah tindakan dapat dilihat pada lampiran 37)
Dari penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus, hasil observasi dan
hasil wawancara (sebelum dan sesudah tindakan) maka dapat disimpulkan bahwa
“Penggunaan Multimedia Interaktif Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra-Siklus = 58 Siklus I = 72 Siklus II=74
Pra Siklus
Persentase Ketuntasan
Nilai Rata-rata
41%
72%
82%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karhhgangtengah 3 Kecamatan
Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran
IPA materi struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3
Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
“Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep
struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hal ini terbukti adanya
peningkatan nilai pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V yaitu:
pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) nilai rata-rata kelas
58 dengan persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas
72 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 72%, dan siklus II nilai rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
kelas 74 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 82%. Dengan demikian,
dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian yaitu: penggunaan multimedia interaktif
dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011, maka implikasi penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia
interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa
kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA pada materi yang sesuai. Dari
hasil penelitian ini, maka penggunaan multimedia interaktif dapat dioptimalkan
untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru dalam upaya meningkatkan nilai pemahaman konsep siswa dan
kualitas pembelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran yaitu: penggunaan metode dan media
pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan masukan dan uraian penutup skripsi yaitu:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya membiasakan siswa untuk memahami materi yang
disampaikan.
95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
b. Guru hendaknya membuka wawasan tentang perkembangan media
pembelajaran dan mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya terbiasa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
b. Siswa hendaknya menggunakan multimedia interaktif untuk belajar secara
individu, kelompok, maupun klasikal.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan penggunaan multimedia interaktif sebagai salah
satu alternatif media dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA
dengan materi yang sesuai. Penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep, mengaktifkan siswa,
dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agus.Samatowa (2003) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu-alam.co.id
Arief S. Sadiman, dkk. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan Dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Rajawali Press: Jakarta
___________ 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Bambang Dwi Setiyono. 2008. Pengembangan Pembelajaran dengan
Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang
Berkualitas. Skripsi. UNS Surakarta
Bates dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/03/multimedia-
dalam-dunia-pendidikan/interaktif (diakses 3 Februari 2011)
Bloom, B. S.ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1,
Cognitive Domain. New York: David McKay
Daryanto. 2008. Evaluasi dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
David. AJacobsen, Paul Eggen, Donald Kauchak. Edisi ke-8. 2010. Methods For
Teaching Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa.
Jakarta: Pustaka Pelajar
Duffy, J.L., Mc Donald, J.B., & Mizell, A.P. 2003. Teaching and Learning with
Technology. Boston : Pearson Education, Inc
Elizabeth B. Hurlock. 2006. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Emzir, M. Pd. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Rajawali
Pres: Jakarta
Eny Rohayatun. 2005. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga terhadap Penguasaan
Konsep, Minat, dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP N di
Kabupaten Bantul. Tesis. PPs. IKIP Yogyakarta
Francis. M. Dawyer dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/
03/16/ multimedia-dalam-dunia-pendidikan/interaktif (5 Januari 2011)
Green & Brown, 2002: 2–6 dalam http://www.yogapw. Wordpress.com/2010/01/
06/pengertian-multimedia-interaktif/
Harto, (2008) dalam http:// lutfizulfi. wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-
interaktif-berbasis-multimedia/ (diakses 6 Januari 2011)
HB. Sutopo.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
Helmina Mauludiyah. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan Melalui Jalur Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang.
Ittelson, 2001:2 dalam http://lutfizulfi. Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-
interaktif-berbasis-multimedia/
Lexy J. Moleong, M. A. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Martinis Yamin, M. Pd. 2008. Paradigma Pendidikan Kontruktivistik. Gaung
Persada Press: Jakarta
Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Pendidikan. Remaja
Rosdakarya: Bandung
Neil Ballantine. 2008. Multimedia Learning and Social Work Education.
International Journal of Education and the Arts. Vol 27 dalam
http://www.internationaljournal/international/Multimedia.htm
97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Niken Ariani dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah .
Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta :
PT Prestasi Pustakaraya
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Richard E. Mayer. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Jaya
Robertus Angkowo & Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:
Grasindo
Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Salemba
Humanika
Sarwiji Suwandi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 FKIP UNS Surakarta
____________________ 2009. Model Assesment Dalam Pembelajaran.
Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 FKIP UNS Surakarta
Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG)
Rayon 13 FKIP UNS Surakarta
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Sukardjo. 2010. Buku Pedoman Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Srogram
S1 PGSD. Surakarta: UPPL FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Swajati (2005:11) dalam http://endonesa.wordpress.com. Ajaran pembelajaran/
media-interaktif/ (diakses 17 Januari 2011)
Swajati dalam http://jupren.blogspot.com/2009/12/-multimedia-interaktif.html
Usman Samatowa (2006) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu alam.co.id.
----------------------- (2006) http://endonesa.wordpress.com.ajaran-pembelajaran/
media-interaktif/(3 Des 2010)
Wahono (2006) dalam http://www.wikipedia.org.
_____________ 2007 dalam http://yogapw.wordpress.com/2010/01/2pengertian-
multimedia-interaktif/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
_____________ dalam http://www.vilila.com/2010/03/ multimedia-pembelajaran-
interaktif.html.
__________________ dalam http://lutfizulfi.Wordpress.com/2010/08/08/
pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/ (diakses 2 Januari 2011)
William Ditto (2006) dalam http://www.vilila.com/2010/03/ multimedia-
pembelajaran-interaktif.html (diakses 6 Januari 2011)
Woodruff dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com /2010/12/pengertian-
konsep.html (diakses 27 Desember 2010)
WS. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grafindo
__________ 2005. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Zeemry (2008: slide ke-36) http://www.maswins.com/2010/07/multimedia-
sebagai-media-pembelajaran.html (diakses 17 Desember 2010)
Recommended