View
19
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN
BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
DASAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 11
PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sutrisno
NIM 122150034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hidup adalah perjuangan. Jika engkau ingin menjadi seorang pahlawan tak perlu
menjadi orang lain, cukup jadilah dirimu sendiri dan percaya akan kemampuan
yang ada pada dirimu (Soe_triz).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kakakku yang tulus berjuang yang selalu memberikan semangat,
motivasi, dana kuliah dan kasih sayang.
Semua Dosen Program Studi Pendidikan Fisika terutama Dosen
Pembimbingku yang selalu membimbing dan memotivasi sehingga
aku dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
sangat berharga dan tak ternilai.
Teman-teman Program Studi Pendidikan Fisika tercinta angkatan
2012 terutama kelas 8 B, kalian adalah keluarga kedua yang
terbaik.
Kawan-kawan seperjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Purworejo, abadi perjuangan kita !!!
Kawan-kawan Angkatan Muda Muhammadiyah, LPB
Muhammadiyah Purworejo, Kelas Inspirasi Purworejo, dan adik-
adiku di HIMA Pendidikan Fisika.
iv
v
PRAKATA
Allhamdulillah, puji syukur keadirat Allah SWT atas karunia dan
hidayahnya, serta dengan doa, usaha dan tanggung jawab, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengna judul “Pengembangan Desain Pembelajaran
Berbasis Discovery Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dasar
Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016”, guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
jurusan Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiah Purworejo.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Yuli Widiyono, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis
mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
2. Eko Setyadi Kurniawan, M.Pd.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika, sekaligus validator dari ahli yang telah memberikan saran, perhatian
dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Nur Ngazizah, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing I dan H. Arif Maftukhin,
M.Pd. selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan,
memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah, serta
vi
mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Yohannes Widada Irianta, selaku Kepala Sekolah SMA N 11 Purworejo
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
5. Wiyati Sri Hardani, S.Pd. selaku guru fisika SMA N 11 Purworejo sekaligus
validator dari pihak guru yang telak banyak membantu dalam melakukan
penelitian ini.
6. Tinarni, S.Pd. selaku guru fisika SMA N 4 Purworejo sekaligus validator dari
pihak guru.
7. Drs. Ashari, M.Sc. selaku validator dari ahli.
8. Agung Munandar dan Fikriyani Zakaria selaku observer dan rekan diskusi
selama melakukan penelitian.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2012
yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi.
Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Purworejo,…………………
Penulis
Sutrisno
vii
ABSTRAK
Sutrisno. 122150034. Pengembangan Desain Pembelajaran Berbasis Discovery
Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dasar Siswa Kelas X SMA
Negeri 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Pendidikan Fisika
FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.2016.
Telah dilakukan penelitian pengembangan desain pembelajaran berbasis
discovery learning untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa kelas X
SMA Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016 dengan tujuan untuk
mengetahui a) tingkat kelayakan desain pembelajaran fisika berbasis discovery
learning dalam meningkatkan keterampilan proses dasar siswa b) respons siswa
terhadap desain pembelajaran fisika berbasis discovery learning dalam
meningkatkan keterampilan proses dasar siswa c) proses pelaksanaan desain
pembelajaran fisika berbasis discovery learning dalam meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa d) peningkatan keterampilan proses dasar siswa
melalui pengembangan desain pembelajaran berbasis discovery learning. Sebagai
subjek dari penelitian ini adalah 5 siswa kelas X-1 sebagai kelas uji coba terbatas
dan 31 siswa kelas X-4 SMA Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016
sebagai kelas uji coba luas. Materi yang digunakan dalam pengembangan desain
pembelajaran ini adalah materi Suhu dan Kalor kelas X semester 2.
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 sampai bulan Mei
2016. Model penelitian yang digunakan adalah model ADDIE (Analysis-Design-
Develop-Implement-Evaluate).Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi, wawancara, angket dan tes. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan perumusan percentage agreement (PA).
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang dilakukan telah diperoleh
desain pembelajaran yang terdiri dari silabus dan RPP. a) kelayakan desain
pembelajaran dilihat dari validasi silabus dan RPP oleh dosen ahli dan guru fisika
dimana silabus mendapatkan rerata skor 48 dengan kriteria cukup baik, sedangkan
RPP mendapatkan rerata skor 130,5 dengan kriteria baik b) respon siswa terhadap
desain pembelajaran yang dikembangkan mendapat skor rerata 35,32 dengan
kriteria baik c) proses pelaksanaan pembelajaran dari lima pertemuan adalah
96,37% dengan kriteria sangat baik d) peningkatan keterampilan proses dasar
siswa mendapatkan persentase rerata 72,62% dengan kriteria baik dan
ketercapaian hasil belajar diperoleh rerata 86,54 untuk pos-test sehingga sudah
melebihi KKM (75). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa desain
pembelajaran berbasis discovery learning yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa dapat digunakan dan layak sebagai perangkat
pembelajaran pada tingkat SMA dengan sedikit revisi.
Kata kunci : Discovery learning, Desain Pembelajaran, Keterampilan Proses
Dasar.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................. iv
HALAMAN PERNYATAAN............................................................. v
PRAKATA .......................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
G. Spesifikasi Produk ....................................................................................... 9
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .............................................. 11
I. Definisi Istilah ............................................................................................ 12
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
BERPIKIR DAN PERTANYAAN PENELITIAN ........................ 13
A. Kajian Teori......................................................................................... 13
1. Pembelajaran Fisika........................................................................ 13
2. Desain Pembelajaran ............................................................................ 14
3. Keterampilan Proses Sains .................................................................. 29
4. Model Pembelajaran Discovery Learning ......................................... 31
5. Pokok Bahasan Suhu dan Kalor ......................................................... 36
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 47
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 49
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 50
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 51
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 51
ix
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 52
C. Subyek Penelitian ...................................................................................... 52
D. Uji Coba Produk ........................................................................................ 52
E. Prosedur Penelitian .................................................................................... 53
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 59
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 71
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 71
B. Analisis Data .............................................................................................. 76
C. Pembahasan ................................................................................................ 87
D. Revisi Produk ............................................................................................. 97
E. Kajian Produk Akhir ............................................................................... 101
BAB V PENUTUP ........................................................................... 106
A. Kesimpulan........................................................................................ 106
B. Keunggulan Penelitian ............................................................................ 107
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 108
D. Saran .......................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 111
LAMPIRAN ..................................................................................... 114
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Validasi Silabus untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Dasar Siswa ........................................................ 60
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Validasi RPP untuk Meningkatakan
Keterampilan Proses Dasar Siswa ........................................................ 61 Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Menggunakan Desain Pembelajaran Berbasis Discovery
Learning ................................................................................................ 62 Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran .................................. 63
Tabel 5. Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Proses
Dasar Siswa .......................................................................................... 64 Tabel 6. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar .................................................................. 65 Tabel 7. Acuan Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran................................. 67 Tabel 8. Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala Lima .................................. 67
Tabel 9. Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala Lima .................................. 68
Tabel 10. Kriteria Normalized Gain....................................................................... 69
Tabel 11. Tingkat Kelayakan Silabus .................................................................... 71
Tabel 12. Tingkat Kelayakan RPP .........................................................................72
Tabel 13. Data Respon Siswa Pada Uji Coba Terbatas ....................................... 73 Tabel 14. Data Respon Siswa Pada Uji Coba Luas ................................................... Tabel 15. Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran .............................................. 74
Tabel 16. Data Pengoptimalan Keterampilan Proses Dasar Siswa ....................... 75
Tabel 17. Revisi Silabus dari Kedua Penilai .......................................................... 96
Tabel 18. Revisi RPP dari Kedua Penilai .............................................................. 97
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Desain Pembelajaran Menurut Gagne ................................................ 15
Gambar 2. Perbandingan Skala Termometer ....................................................... 37
Gambar 3. Siklus Perubahan Wujud ..................................................................... 42
Gambar 4. Percobaan Perpindahan Panas Secara Konduksi ............................... 44
Gambar 5. Perpindahan Panas Secara Konveksi ................................................. 45
Gambar 6. Skema Rumusan Asas Black .............................................................. 46
Gambar 7. Bagan Kerangkan Berpikir ................................................................. 49
Gambar 8. Desain Single One Shot Case Study .................................................... 53
Gambar 9. Diagram Hasil Validasi Silabus Dosen Ahli ...................................... 76
Gambar 10. Diagram Hasil Validasi Silabus Guru Fisika ..................................... 77
Gambar 11. Diagram Hasil Validasi RPP Dosen Ahli ...........................................79
Gambar 12. Diagram Hasil Validasi RPP Guru Fisika .......................................... 81
Gambar 13. Diagram Hasil Analisis Data Resspon Siswa ..................................... 83
Gambar 14. Diagram Hasil Analis Keterlaksanaan Pembelajaran ......................... 84
Gambar 15. Diagram Hasil Analisis Pengoptimalan Keterampilan Proses
Dasar Siswa ....................................................................................... 85
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Soal dan Kunci Jawaban ................................................................ 114
a. Soal Hasil Belajar ............................................................................... 115
b. Kunci Jawaban.............................................................................. 120
Lampiran 2. Produk Desain Pembelajaran ....................................................... 126
a. Produk Desain Pembelajaran Awal .............................................. 126
b. Produk Desain Pembelajaran Hasil Revisi ................................... 126
c. Produk Desain Pembelajaran Akhir ............................................. 126
Lampiran 3. Data Hasil ..................................................................................... 127
a. Data Hasil Wawancara Guru ........................................................ 128
b. Data Hasil Validasi Dosen Ahli ................................................... 131
c. Data Hasil Validasi Guru Fisika .................................................. 145
d. Konversi Skor Validasi Silabus ................................................... 159
e. Data Perhitungan Validasi Silabus Dosen Ahli ........................... 163
f. Data Perhitungan Validasi Siilabus Guru Fisika .......................... 164
g. Analisis Data Validasi Silabus Kedua Validator ......................... 165
h. Konversi Skor Validasi RPP ........................................................ 171
i. Data Perhitungan Validasi RPP Dosen Ahli ................................ 182
j. Data Perhitungan Validasi RPP Guru Fisika ............................... 185
k. Analisis Data Validasi RPP Kedua Validator .............................. 188
Lampiran 4. Data Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Luas ................................. 205
a. Data Hasil Respon Siswa.............................................................. 206
b. Konversi Skor Respon Siswa ....................................................... 217
c. Data Hasil Perhitungan Respon Siswa ......................................... 220
d. Data Hasil Perhitungan Respon Siswa Tiap Komponen .............. 222
e. Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran ..................................... 225
f. Data Perhitungan Keterlaksanaan Pembelajaran .......................... 233
g. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran ................................ 235
h. Data Hasil Peningkatan Keterampilan Proses Dasar Siswa ......... 245
i. Konversi Skor Keterampilan Proses Dasar Siswa ........................ 248
j. Tabulasi Keterampilan Proses Dasar Siswa (Data Awal) ............ 256
k. Data Hasil Perhitungan Peningkatan Keterampilan Proses
Dasar Siswa (Data Awal) ............................................................. 258
l. Tabulasi Keterampilan Proses Dasar Siswa (Data Akhir) ............ 260
xiii
m. Data Hasil Perhitungan Pengoptimalan Keterampilan Proses
Dasar Siswa (Data Akhir) ............................................................. 267
n. Analisis Normalized Gain ............................................................ 269
o. Data Hasil Nilai Pre-Test ............................................................. 270
p. Data Hasil Nilai Post-Test ............................................................ 271
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 273
Dokumentasi Penelitian ................................................................ 274
Lampiran 6. Surat-surat .................................................................................... 275
a. Surat Keputusan Dosen Pembimbing Surat Ijin Penelitian.......... 276
b. Surat Permohonan Validator ........................................................ 277
c. Surat permohonan Izin Observasi dan Penelitian ........................ 281
d. Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 282
Lampiran 7. Kartu Bimbingan dan Hasil Belajar Siswa................................... 283
Kartu Bimbingan .......................................................................... 284
Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 285
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam
berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau
menentukan kegiatan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran
fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui
pemahaman yang berhubungan dengan gejala-gejala yang terjadi di alam
sekitar kita, sehingga ilmu fisika termasuk ilmu alam. Dalam ilmu fisika
terdapat banyak sekali konsep-konsep yang abstrak yang membuat siswa
menjadi kurang paham. Teori dalam pembelajaran fisika tidak hanya cukup
dibaca, sebab teori fisika tidak sekedar hafalan saja akan tetapi harus dibaca
dan dipahami serta dipraktikkan, sehingga siswa mampu menjelaskan atau
memecahkan permasalahan yang ada dengan caranya sendiri.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
SMA/MA/SMALB/Paket C dalam bidang ilmu fisika utamanya dalam upaya
mengembangkan keterampilan proses dasar siswa adalah dengan langkah
melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah, mengajukan dan
menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen,
mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
1
2
Proses pembelajaran merupakan proses yang sangat penting dalam
proses pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran tentunya banyak
melibatkan berbagai unsur yang ada, mulai dari guru, siswa, desain
pembelajaran, model pembelajaran, lembar kerja siswa, media pembelajaran
dan perangkat pendukung lain-lain yang dibutuhkan. Keberadaaan berbagai
unsur tersebut di sekolah memberikan dampak signifikan terhadap
perkembangan keterampilan proses dasar yang ada dalam diri siswa tersebut.
Keberhasilan pendidikan dalam mencapai perkembangan
keterampilan proses dasar yang maksimal di sekolah sangat dipengaruhi oleh
proses pembelajaran yang dialami siswa saat berada di sekolah. Siswa yang
belajar sebenarnya didalam pikirannya terdapat banyak konsep, terutama
konsep awal tentang pembelajaran yang akan diajarkan guru. Oleh karena itu,
proses pembelajaran di sekolah seharusnya dilakukan secara sistematis sesuai
desain pembelajaran yang telah dibuat oleh guru, agar pemahaman konsep
awal siswa lebih mudah, bermakna serta terarah sesuai pedoman.
Desain pembelajaran yang baik dan benar adalah desain pembelajaran
yang dapat membimbing, membantu, dan mengarahkan siswa untuk memiliki
pengalaman belajar serta mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah di
tetapkan dalam penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran. Desain
pembelajaran yang dibuat guru perlu memperhitungkan faktor-faktor yang
ada di lingkungan siswa maupun dalam siswa itu sendiri, karena faktor-faktor
3
ini penting untuk pembuatan sebuah desain pembelajaran yang baik dan
benar. Faktor-faktor tersebut dapat pula digunakan oleh guru untuk
mempertimbangkan bahwa sebuah desain pembelajaran yang dibuat perlu
dipadukan dengan sebuah model pembelajaran yang mampu meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa secara optimal.
Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa desain
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
pada hari Senin, 9 November 2015 dengan narasumber Ibu Wiyati Sri
Hardani, S.Pd. selaku guru fisika kelas X SMA Negeri 11 Purworejo,
didapatkan beberapa data yang dapat menyimpulkan proses pembelajaran di
sekolah tersebut. Dari hasil obeservasi, narasumber dalam membuat silabus
dan RPP tidak jauh berbeda dengan silabus dan RPP tahun sebelumnya,
beliau juga berpedoman dengan prosedur dari MGMP (Musyawarah Guru
Mata Pelajaran) Kabupaten Purworejo dan Kemendiknas yang berlaku.
Dalam pembuatan silabus dan RPP awal, narasumber menuturkan
bahwa silabus dan RPP fisika kelas X menggunakan model pembelajaran
kooperatif dan kontekstual, tetapi dalam proses pembelajaran fisika yang
4
sesungguhnya desain pembelajaran yang disampaikan oleh guru di kelas
menggunakan model pembelajaran yang fleksibel karena menyesuaikan
kondisi siswa yang berbeda di masing-masing kelas, sehingga guru tidak bisa
terpaku pada satu atau dua model pembelajaran.
Walaupun sudah menggunakan model pembelajaran yang fleksibel,
desain pembelajaran fisika yang telah dipergunakan tetap belum bisa
meningkatkan keterampilan proses dasar siswa secara optimal. Desain
pembelajaran yang digunakan juga masih jauh dari sempurna karena
pembuatannya belum benar seutuhnya, sehingga guru sering berkonsultasi
dengan guru dari sekolah lain atau Pengawas Pendidikan Kabupaten dalam
setiap pembuatannya.
Proses pembelajaran di SMA Negeri 11 Purworejo masih
menggunakan metode ceramah, diskusi, presentasi dan juga praktikum
sederhana tetapi jarang dilakukan. Dalam proses pembelajaran guru masih
mengalami banyak kendala, utamanya keaktifan siswa yang masih kurang,
semisal keaktifan dalam mengerjakan tugas rumah atau mengerjakan soal di
depan kelas. Jika pembelajaran fisika di siang hari, siswa berkurang
konsentrasinya, dan suasana di kelas kurang kondusif, karena siswa sudah
merasa jenuh dengan proses pembelajaran sebelumnya. Guru fisika SMA
Negeri 11 Purworejo menganjurkan untuk merancang sebuah desain
pembelajaran fisika yang dipadukan dengan sebuah model pembelajaran yang
lebih interaktif dan komunikatif agar dapat meningkatkan keterampilan
proses dasar yang ada di dalam diri siswa secara mandiri.
5
Keterampilan proses dasar siswa kelas X di SMA Negeri 11
Purworejo masih terbilang cukup jika dilihat dari penilaian observasi awal.
Hal ini terlihat dari kebanyakan nilai siswa yang masih jauh dari KKM
sekolah dan dalam pelaksanaan praktikum hanya sedikit siswa yang paham
tentang materi dan praktikum yang akan dilaksanakan. Hal inilah yang akan
ditindaklanjuti oleh guru fisika SMA Negeri 11 Purworejo untuk merancang
sebuah desain pembelajaran fisika yang lebih interaktif dan komunikatif
untuk meningkatkan lagi keterampilan proses dasar siswa secara mandiri.
Keterampilan proses dasar merupakan salah satu karakteristik
pembelajaran fisika karena mampu digunakan untuk memecahkan masalah
melalui penyelidikan ilmiah di lingkungan sekitar, oleh karena itu, model
pembelajaran discovery learning digunakan dalam penelitian ini karena
proses penemuan konsep terbentuk dan berkembang melalui suatu proses
ilmiah yang melibatkan kegiatan penyelidikan atau eksperimen sebagai
bagian dari kinerja ilmiah sehingga akan meningkatkan daya tarik siswa,
penyerapan materi pembelajaran lebih mudah, motivasi belajar siswa
meningkat, dan pembelajaran yang lebih nyata sehingga berkesan bermakna.
Pola dasar dalam model pembelajaran discovery learning merupakan
bagian dari keterampilan proses dasar, maka model pembelajaran ini bisa
diterapkan dalam pembelajaran fisika. Hal ini dikarenakan dalam ilmu fisika
sebagian besar adalah konsep yang abstrak, sehingga diperlukan pemahaman
dan penalaran yang tinggi untuk mempelajari. Oleh karena itu, untuk
membantu, memudahkan dan mengarahkan proses pembelajaran yang
6
interaktif dan komunikatif perlu dibuat sebuah desain pembelajaran yang
dipadukan dengan sebuah model pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa secara mandiri.
Desain pembelajaran berbasis discovery learning akan mampu
meningkatkan keterampilan proses dasar siswa karena siswa diajak
melakukan diskusi, penyelidikan dan kerjasama diharapkan siswa lebih
mengerti dan memahami konsep-konsep yang ada di fisika dengan mudah
sehingga keterampilan proses dasar siswa akan berkembang secara mandiri.
Dalam pembelajaran fisika kelas X, terdapat pokok bahasan suhu dan
kalor. Materi ini dipilih karena dimateri ini dapat diamati secara langsung
melalui percobaan maupun pengamatan terhadap gejala-gejala alam dalam
kehidupan sehari-hari, selain itu juga menggunakan alat-alat percobaan yang
dapat digunakan siswa dalam melakukan penyelidikan lebih lanjut. Materi
suhu dan kalor dijelaskan dengan menerapkan model discovery learning
dimana pada tiap tahapan-tahapan dari model tersebut dapat terlihat
keterampilan proses dasar yang dimiliki siswa.
Dengan meningkatnya keterampilan proses dasar diharapkan siswa
lebih interaktif dalam mengikuti pembelajaran, utamanya saat pembelajaran
fisika. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikembangkan Desain
Pembelajaran Berbasis Discovery Learning untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Dasar Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Purworejo Tahun
Pelajaran 2015/2016.
7
B. Identifikasi Masalah
Dari penjabaran latar belakang yang telah dipaparkan di depan,
muncul permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai
berikut.
1. Belum maksimalnya desain pembelajaran yang digunakan guru SMA
Negeri 11 Purworejo dalam meningkatkan keterampilan proses dasar
siswa kelas X.
2. Proses pembelajaran fisika masih sebatas teori dan praktikum yang
jarang sekali dilaksanakan, sehingga keterampilan proses dasar siswa
belum meningkat secara optimal.
3. Keterampilan proses dasar siswa yang masih belum optimal, terlihat dari
banyaknya nilai siswa yang belum lebih tinggi dari KKM sekolah dan
kemampuan praktikum siswa masih kurang optimal.
4. Kurangnya kesempatan siswa untuk aktif dalam mendapatkan
pengalaman disekitarnya dengan melakukan kegiatan yang
memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip pembelajaran
fisika dalam materi suhu dan kalor.
C. Batasan Masalah
Sesuai permasalahan yang ada dalam identifikasi masalah, maka
perlu diadakan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah menitikberatkan pada pengembangan desain
pembelajaran berbasis discovery learning pada topik suhu dan kalor untuk
8
meningkatkan keterampilan proses siswa SMA Negeri 11 Purworejo kelas
X-1 dan X-4 tahun pelajaran 2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dari latar belakang, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka dikemukakan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kelayakan desain pembelajaran fisika berbasis discovery
learning untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa?
2. Bagaimana respon siswa terhadap desain pembelajaran fisika berbasis
discovery learning yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa?
3. Bagaimana keterlaksanaan desain pembelajaran fisika berbasis discovery
learning dalam upaya meningkatkan keterampilan proses dasar siswa?
4. Bagaimana peningkatan keterampilan proses dasar siswa melalui
pengembangan desain pembelajaran berbasis discovery learning?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui.
1. Tingkat kelayakan desain pembelajaran fisika berbasis discovery
learning dalam meningkatkan keterampilan proses dasar siswa.
2. Respons siswa terhadap desain pembelajaran fisika berbasis discovery
learning dalam meningkatkan keterampilan proses dasar siswa.
9
3. Proses pelaksanaan desain pembelajaran fisika berbasis discovery
learning dalam meningkatkan keterampilan proses dasar siswa.
4. Peningkatan keterampilan proses dasar siswa melalui pengembangan
desain pembelajaran berbasis discovery learning.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagi sekolah, yaitu yang diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran
pada waktu yang akan datang.
2. Bagi guru,yaitu dapat memberikan motivasi guru untuk meningkatkan
penggunaan model pembelajaran discovery learning supaya terwujudnya
tujuan pembelajaran fisika yang interaktif dan komunikatif di sekolah.
3. Bagi siswa, yaitu dengan pengembangan desain pembelajaran berbasis
discovery learning siswa dapat meningkatkan keterampilan proses
dasarnya secara mandiri.
4. Bagi peneliti, yaitu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman
yang berharga dalam melakukan penelitan dan pengembangan.
G. Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Desain pembelajaran fisika yang dihasilkan berbasis discovery learning
untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa kelas X SMA N 11
Purworejo secara mandiri.
10
2. Desain pembelajaran ini terdiri dari perangkat-perangkat yakni Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Desain pembelajaran berbasis discovery learning ini bertumpu pada
materi suhu dan kalor.
4. Kompetensi Inti yang dikembangkan dalam desain pembelajaran ini.
a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
b. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, keijasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
c. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiflk sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
11
5. Kompetensi Dasar yang dikembangkan yaitu.
a. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
b. Menalar cara perpindahan kalor.
c. Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.
6. Model pembelajaran yang digunakan dalam desain pembelajaran ini
adalah model bebasis discovery learning.
7. Media pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan desain
pembelajaran berbasis discovery learning ini adalah media pembelajaran
berbentuk cetak.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Penelitian ini menggunakan beberapa asumsi dan memiliki keterbatasan
sebagai berikut.
1. Asumsi
a. Pelaksanaan pembelajaran masih monoton yaitu selalu materi di
kelas dan bahkan sangat jarang praktikum di laboratorium.
b. Guru fisika belum dapat menyusun desain pembelajaran berbasis
discovery learning untuk meningkatkan keterampilan proses dasar
siswa secara mandiri.
c. Kemampuan keterampilan proses dasar siswa dalam pembelajaran
fisika di kelas belum meningkat secara optimal.
d. Pembelajaran di kelas masih bersifat teacher center.
12
2. Keterbatasan pengembangan
a. Materi yang dikembangkan dalam desain pembelajaran hanya pada
topik bahasan suhu dan kalor pada kelas X SMA semester genap.
b. Desain pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus dan rencana
pelakasanaan pembelajaran (RPP).
c. Desain pembelajaran yang dikembangkan hanya ini hanya bertumpu
pada materi suhu dan kalor serta terbatas pada keterampilan proses
dasar.
I. Definisi Istilah
Menghindari terjadinya kesalahpahaman istilah, berikut ini disajikan
beberapa definisi dari istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1. Menurut pendapat dari Shambaugh (Novan Ardy Wiyani, 2013: 23),
desain pembelajaran diartikan sebagai proses intelektual yang menolong
guru dalam menganalisis kebutuhan peserta didik secara sistematis serta
menyusun rencana terstruktur untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Menurut pendapat dari Abdul Majid (2011: 38-39) menjelaskan bahwa
silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu.
3. Menurut pendapat Trianto (2015: 108) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus.
13
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
BERPIKIR, DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Fisika
Sains berasal dari natural science atau science, biasanya disebut
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sekumpulan ilmu serumpun yang terdiri
atas Biologi, Fisika, Kimia, Geologi, dan Astronomi yang berupaya
menjelaskan setiap fenomena yang terjadi di alam (Hamdani, 2011: 231-
232). Menurut KBBI, fisika ialah ilmu tentang zat dan energi seperti panas,
bunyi, cahaya.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam
berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan
atau menentukan kegiatan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka
pembelajaran fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika
melalui pemahaman yang berhubungan dengan gejala-gejala yang terjadi di
alam sekitar kita, sehingga ilmu fisika termasuk ilmu alam.
Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan
mekanis seperti halnya pengajaran (Hasibuan & Moedjiono, 2012:13).
Pengertian pembelajaran yang terdapat dalam pedoman Permendikbud No
Tahun 2014 Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik,
13
14
antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran fisika adalah interaksi antar guru dan
siswa dalam serangkaian yang tidak hanya melakukan pengamatan
terhadapa gejala alam, tetapi menerima dan mencari informasi untuk
menemukan konsep, serta mengaplikasikan konsep dari peristiwa yang
terjadi di alam.
2. Desain Pembelajaran
a. Pengertian Desain Pembelajaran
Perpu No 32 Tahun 2013 Pasal 20 menyatakan bahwa
Perencanaan Pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap muatan Pembelajaran.Perpu No 32 Tahun
2013 Pasal 19 menyatakan bahwa (1) Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis Peserta Didik.
Menurut pendapat dari Shambaugh (Wina Sanjaya, 2013: 67),
desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa
dalam pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu dalam
menjawab kebutuhan tersebut.
15
Menurut pendapat Gagne (Novan Ardy Wiyani, 2013: 23) desain
pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha guru dalam merancang
lingkungan serta kondisi yang memungkinkan membangkitkan
kemauan, kesiapan, serta kemampuan peserta didik untuk belajar. Hal
itu dapat digambarkan melalui peta konsep di bawah ini.
Gambar 1. Desain pembelajaran menurut Gagne
Menurut pendapat dari Carl Berger (Abdul Ghafur, 2012: 3)
mengungkapkan bahwa desain pembelajaran adalah proses sistematis
dalam mengembangkan spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan
teori belajar dan teori mengajar untuk mewujudkan kualitas
pembelajaran (desain pembelajaran sebagai proses).
Secara sederhana desain pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses merancang tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber-sumber belajar dan evaluasi pembelajaran
berdasarkan karakteristik siswa agar setiap siswa mau dan mampu untuk
belajar secara mandiri.
Belajar
Faktor
eksternal
Faktor
internal Desain
pembelajaran:merancang
lingkungan dan kondisi
peserta
16
b. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran
Permendiknas RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
menyebutkan bahwa Perencanaan Pembelajaran meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Permendiknas RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Selain tujuan, masih ada komponen-komponen perencanaan
pembelajaran yang lainnya yang dapat mendukung perencanaan
pembelajaran dengan baik. Komponen-komponen selain tujuan adalah
isi (materi pembelajaran), kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar
mengajar), media dan sumber belajar, dan evaluasi. Menurut pendapat
dari Novan Ardy Wiyani dalam bukunya yang berjudul Desain
Pembelajaran Pendidikan (2013:26), menyebutkan bahwa komponen-
komponen perencanaan pembelajaran diantaranya terdiri dari: (1)
peserta didik (2) tujuan pembelajaran (3) pengalaman belajar (4)
sumber-sumber belajar (5) evaluasi pembelajaran.
Berikut ini akan dibahas mengenai komponen-komponen
perencanaan pembelajaran di atas.
17
1) Peserta didik
Peserta didik merupakan raw input (bahan mentah) dalam
proses pembelajaran yang memiliki berbagai karakteristik.
Peserta didik juga memiliki berbagai sebutan, seperti murid,
siswa, subjek didik, anak didik, pembelajar dan sebagainya.
Peserta didik sendiri merupakan pembelajar (pihak yang menjadi
fokus pembelajaran) yang sedang mengikuti proses pembelajaran
pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Sebelum
mendesain pembelajaran, guru harus dapat menganalisis
karakteristik perkembangan siswa.
2) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang paling
penting dalam desain pembelajaran setelah komponen peserta
didik/siswa sebagai pembelajar. Seorang guru yang
membelajarkan siswa tanpa menetapkan tujuan pembelajaran
terlebih dahulu dan membelajarkan siswa tanpa tujuan
pembelajaran diibaratkan seperti nahkoda yang berlayar tanpa
menggunakan kompas yang mengakibatkan dia meraba-raba
dalam menentuan tujuan yang hendak dicapai.
3) Pengalaman belajar
Dalam proses pembelajaran guru menciptakan kondisi yang
merupakan pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pengalaman belajar
18
tersebut harus dapat mendorong siswa untuk aktif di dalam
belajar, baik secara fisik maupun non fisik.
4) Sumber-sumber belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalamaan belajar.
Di dalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belajar,
bahan dan alat yang dapat digunakan dan personal, guru, petugas
perpustakaan, laboran dan siapa saja yang berpengaruh, baik
secara langsung maupun tak langsung untuk keberhasilan dalam
pengalaman belajar.
5) Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen
dalam desain pembelajaran. Dalam evaluasi pembelajaran
dilakukan perancangan dan pengembangan alat evaluasi
pembelajaran sebagai bagian integral dari komponen desain
pembelajaran. Itulah sebabnya komponen evaluasi pembelajaran
ini memiliki fungsi untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sudah tercapai.
c. Model-model Desain Pembelajaran
Model desain pembelajaran didefinisikan representasi visual
dalam bentuk diagram, bagan, gambar yang menggambarkan langkah-
langkah, proses, prosedur penyusunan desain pembelajaran (Abdul
19
Gafur, 2012: 24). Untuk memahami lebih jauh tentang teori dan aplikasi
desain pembelajaran. Menurut Abdul Ghafur (2012: 27) model desain
pembelajaran adalah pola pembelajaran yang dijadikan sebagai contoh
dan acuan oleh guru sebagai pendidik professional dalam merancang
pebelajaran yang hendak difasilitasinya. Model desain pembelajaran
yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut.
1) Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and
Carey. Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–
langkah desain pembelajaran menurut Dick and Carey adalah: a)
mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran b) melaksanakan
analisis pembelajaran c) mengidentifikasi tingkah laku masukan
dan karakteristik siswa d) Merumuskan tujuan performansi e)
mengembangkan butir–butir tes acuan patokan f) Mengembangkan
strategi pembelajaran g) mengembangkan dan memilih materi
pembelajaran h) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif i)
merevisi bahan pembelajaran j) mendesain dan melaksanakan
evaluasi sumatif.
2) Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar
jika ditunjukkan dalam sebuah diagram. Secara singkat, menurut
model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah
20
bahan ajar, yaitu: a) menentukan tujuan dan daftar topik,
menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya b)
menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran
tersebut didesain c) menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur
perilaku pelajar d) menentukan isi materi pelajaran yang dapat
mendukung tiap tujuan e) pengembangan pra penilaian/ penilaian
awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level
pengetahuan terhadap suatu topik.
3) Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan
sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau
disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2009)
model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu: 1) analyze
learners 2) states objectives 3) select methods, media, and material
4) utilize media and materials 5) require learner Participation 6)
evaluate and revise 7) analisis belajar.
4) Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya
lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-
Implement- Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang
dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya
ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
21
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan 5
tahap pengembangan yakni: a) analisa b) perancangan c)
pengembangan d) implementasi e) evaluasi/umpan balik.
5) Model Hanafin and Peck
Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran
yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase
desain, dan fase pengembangan dan implementasi. Dalam model
ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase.
Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
6) Prosedur Pengembangan Desain Sistem Instruksional Pencapaian
Kompetensi (DSI-PK)
Wina Sanjaya (2013: 85) mengungkapkan bahwa desain
sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK)
ini merupakan gambaran proses rancangan sistematis tentang
pengembangan pembelajaran, baik mengenai proses maupun bahan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam mencapai
kompetensi.
Ada tiga prosedur dalam pengembangan desain pembelajaran
berbasis pencapaian kompetensi (DP-PK). Prosedur tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut ini.
22
a) Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan proses penjaringan
informasi terkait dengan kopetensi yang dibutuhkan oleh
peserta didik sesuai dengan jenjang pendidikannya. Dalam
proses analisis kebutuhan ini dilakukan dua hal pokok, antara
lain sebagai berikut.
1. Analisis kebutuhan akademis
Kebutuhan akademis ini merupakan kebutuhan yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang tergambarkan pada
setiap bidang studi mata pelajaran.
2. Analisis kebutuhan nonakademis
Kebutuhan nonakademis merupakan kebutuhan di luar
kurikulum seperti kebutuhan personal, kebutuhan sosial,
atau mungkin kebutuhan vokasional.
Kedua, kebutuhan di atas dapat dijaring dengan berbagai
teknik dari lapangan, seperti dengan wawancara, observasi dan
studi dokumentasi selanjutnya baru menentukan topik atau
tema pembelajaran.tema atau topik pembelajaran dapat
ditentukan berdasarkan kebutuhan akademis atau kebutuhan
nonakademis atau mungkin bisa keduanya.
Kompetensi yang harus dicapai harus menyesuaikan
dengan topik atau tema pembelajaran. Kompetensi tersebut
23
merupakan kemampuan yang didapat diukur dan diamati
sebagai hasil belajar yang diharapkan dapai dicapai. Untuk
meyakinkan bahwa kompetensi adalah hasil belajar yang
diamati, selanjutnya dikembangkan alat ukur dari setiap
kompetensi yang diharapkan.
b) Pengembangan
Pengembangan adalah proses mengorganisasikan materi
pelajaran dan pengembangan proses pembelajaran. Materi
pembelajaran disusun sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan, baik menyangkut data, fakta, konsep prinsip, dan
keterampilan. Kemudian, proses menunjukkan bagaimana
seharusnya siswa mengalami kegiatan pembelajaran. Itulah
sebabnya, di dalamnya mencakup hal-hal yang semestinya
dilakukan oleh guru dalam upaya mencapai kompetensi.
c) Pengembangan alat evaluasi
Pengembangan alat evaluasi ini memiliki dua fungsi
utama, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi suatif. Evaluasi
formatif ini dilakukan untuk melihat sudah sejauh mana
efektivitas program yang telah disusun oleh guru. Itulah
sebabnya hasil evaluasi formatif tersebut dimanfaatkan sebagai
perbaikan program pembelajaran. Sementara itu, evaluasi
sumatif digunakan untuk mendapatkan informasi keberhasilan
peseerta didik dalam mencapai kompetensi. Itulah sebabnya
24
fungsi evaluasi sumatif adalah sebagai bahan akuntabilitas
dalam pelaksanaan pembelajaran.
d. Pengembangan silabus
Menurut pendapat dari Salim (Abdul Ghafur, 2012: 147) silabus
dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-
pokok isi atau materi pelajaran. Istilah silabus digunakan untuk
menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran
lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Menurut
Abdul Majid (2011: 38-39) menjelaskan bahwa silabus adalah rancangan
pembelajaran yang berisi bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang
dan kelas tertentu. Sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan dan penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan
berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.
Menurut pendapat dari Yulaelawati (Abdul Majid, 2013: 38)
mengartikan silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran penilaian yang disusun secara sistematis
memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai
penguasaan kompetensi dasar.
Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan
oleh Nurhadi dalam Abdul Majid (2011: 40) bahwa silabus berisi uraian
program pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti a) mata pelajaran
b) tingkat satuan pendidikan/sekolah/madrasah, semester c)
25
pengelompokan kompetensi dasar d) materi pokok e) indikator f) strategi
pembelajaran g) alokasi waktu dan h) bahan/alat/media pembelajaran.
Berdasarkan komponen-komponen tersebut maka dapat disusun
langkah-langkah pokok penyusunan silabus, seperti dalam Abdul Gafur
(2012: 42) yang menyebutkan langkah-langkah penyusunan silabus
secara baik dan benar. Disitu disebutkan bahwa langkah-langkah
penyusunan pokok silabus antara lain, merumuskan standar kompetensi,
merumuskan kompetensi dasar, menentukan materi pembelajaran,
menentukan pengalaman belajar siswa, menentukan alokasi waktu,
menentukan sumber/alat/media belajar. Setelah disusun secara
sistematis, langkah selanjutnya adalah pengembangan silabus sesuai
dengan model atau metode yang digunakan oleh peneliti itu sendiri.
Pengembangan silabus biasanya dilakukan oleh beberapa orang
atau biasanya disebut tim pengembang. Pengembangan silabus yang
dilakukan oleh tim pengembang kurikulum mencakup berbagai lembaga
pendidikan yang ada. Langkah-langkahnya antara lain, mengidentifikasi
dan menentukan jenis-jenis kompetensi dan tujuan setiap mata pelajaran,
mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok bahasan materi
pembelajaran, dan mengelompokan sesuai dengan ranah pengetahuan,
pemahaman, kemampuan dan kemudian mendiskripsikan kompetensi
serta mengelompokan sesuai dengan skope dan skuensi,
mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteriannya.
26
Menurut Abdul Ghafur (2012: 40) untuk memperoleh silabus
yang baik, dalam penyusunan silabus perlu memperhatikan prinsip-
prinsip berikut.
1) Ilmiah
Mengingat silabus berisikan garis-garis besar materi
pembelajaran yang disajikan dalam silabus harus memenuhi
kebenaran ilmiah.
2) Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa.
Cakupan kedalaman, tingkat kebenaran, dan urutan penyajian
materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
fisik dan psikologis siswa.
3) Sistematis
Karena silabus dianggap sebagai sistem, sesuai konsep dan
prinsip sistem, penyusunan siswa dilakukan secara sistematis,
sejalan dengan pendekatan sistem atau langkah-langkah
pemecahan masalah. Sebagai sebuah sistem, silabus merupakan
satu kesatuan yang mempunyai tujuan terdiri dari komponen-
komponen yang satu sama lain saling berhubungan.
4) Konsistensi, relevansi, dan kecukupan
Dalam penyusunan silabus diharapkan adanya kesesuaian,
keterkaitan dan kecukupan antara standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok pembelajaran, pengalaman belajar, sistem
penilaian, dan sumber bahan (Depdiknas, 2004: 11).
27
e. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
tema tertentu yang mangacu pada silabus. Rencana pelaksanaan
pembelajaran terdapat a) data sekolah, mata pelajaran dan kelas/semester
b) materi pokok c) alokasi waktu d) tujuan pembelajaran, KD dan
Indikator pencapaian kompetensi e) materi pembelajaran, metode
pembelajaran f) media, alat dan sumber belajar g) langkah-langkah
kegiatan pembelajran dan h) penilaian (Permendikbud, 2013).
Menurut Trianto (2015: 108) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus.
Guna meningkatkan efektivitas hasil pembelajaran, guru dapat
melakukan pengembangan RPP berdasarkan kebutuhan sekolah atau
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, BSNP
menetapkan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik, RPP disusun dengan
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
28
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik, proses pembelajaran
dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, dan kemandirian.
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedial.
5) Keterkaitan dan keterpaduan, RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Berdasarkan prinsip-prinsip penyusunan dan pengembangan RPP
yang sudah diuraikan, terdapat komponen–komponen RPP yang
meliputi identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator pencapain kompetensi, tujuan pembelajaran materi
29
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Komponen tersebut dapat
disusun suatu RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut: identitas
mata pelajaran, menentukan standar kompetensi, menentukan
kompetensi dasar, menentukan indikator pencapaian kompetensi,
merumuskan tujuan pembelajaran, memilih materi ajar, memilih
strategi/metode pembelajaran, memilih alat/media pembelajaran,
menentukan alokasi waktu, menentukan kegiatan pembelajaran,
menentukan penilaian hasil belajar, memilih sumber belajar. Langkah
selanjutnya yaitu mengembangkan RPP, adapun langkah-langkah
pengembangan RPP menurut Trianto (2015:109) adalah a) mengisi
kolom identitas b) menentukan alokasi waktu c) menentukan SK/KD
serta indikator d) mengidentifikasi materi standar e) menentukan
pendekatan, model dan metode pembelajaran f) menentukan langkah-
langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir g)
menentukan sumber belajar h) menyusun kriteria penilaian.
3. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses menurut Indrawati dalam Trianto (2010) adalah
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau
prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan atau klasifikasi. Sedangkan menurut Wahyana dalam Trianto
30
(2010) keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi.
Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan
dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, dan
inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel,
tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data,
analisis penyelidikan, dan hipotesis eksperimen. Menurut Trianto (2015:
144) keterampilan proses dasar terdiri atas enam komponen tanpa urutan
tertentu adalah sebagai berikut.
a) Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari
tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat,
persamaan, dan fitur identifikasi lain.
b) Klasifikasi, proses pengelompokkan dan penataan objek.
c) Mengukur (eksperimen), membandingkan kuantitas yang tidak
diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-
standar satuan pengukuran.
d) Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau
cara lain untuk berbagi temuan.
e) Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan.
f) Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang
diharapkan.
31
Keterampilan proses terpadu (terintegrasi) menurut Wetzel dalam
Mahmuddin (2010: 1) sebagai berikut.
a) Merumuskan hipotesis, membuat prediksi (tebakan) berdasarkan bukti
dari penelitian sebelumnya atau penyelidikan.
b) Mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap
variabel independen, dependen, dan variabel kontrol dalam
penyelidikan.
c) Membuat definisi operasional, mengembangkan istilah spesifik untuk
menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan
karakteristik diamati.
d) Percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data.
e) Interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan.
4. Model Pembelajaran Discovery Learning
Kegiatan belajar mengajar menggunakan metode penemuan
(discovery) mirip dengan inkuiri (inquiry). Inkuiri adalah proses menjawab
pertanyaan dan menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dan pengamatan,
sedangkan discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data
atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Jadi,
belajar menemukan (discovery) sebenarnya adalah bagian dari proses inkuiri
(Ridwan Abdullah,2014: hal 97-100).
Menurut Bruner (Dale H. Schunk: 2012) belajar menemukan mengacu
pada penguasaan pengetahuan untuk diri sendiri. Penemuan melibatkan
32
perumusan dan pengujian hipotesis-hipotesis, bukan sekadar membaca dan
mendengarkan guru menerangkan. Menurut Kirschner et al, 2006 (Dale H.
Schunk: 2012) penemuan adalah sebuah tipe penalaran induktif karena
siswa bergerak dari mempelajari contoh–contoh spesifik ke merumuskan
aturan–aturan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip umumnya.
Belajar menemukan juga dikenal sebagai pembelajaran berbasis
masalah, penelitian, eksperiensal, dan konstruktivis. Menurut Klahr
&Simon, 1999; bab7 (Dale H. Schunk: 2012) penemuan adalah sutu bentuk
pemecahan masalah bukan sekedar membiarkan siswa melakukan apa yang
mereka lakukan. Meskipun penemuan adalah pendekatan pengajaran dengan
panduan yang minimal, metode ini melibatkan arahan; guru yang mengatur
aktivitas-aktivitas dimana siswa mencari, mengolah, menelusuri dan
menyelidiki. Siswa mempelajari pengetahuan baru yang relevan dengan
bidang studi dan keterampilan-keterampilan pemecahan masalah umum
seperti memformulasikan aturan-aturan, menguji hipotesis-hipotesis dan
mengumpulkan informasi (Bruner, 1961 dalam buku Teori-teori
Pembelajaran: perspektif pendidikan Dale H. Schunk, 2012: 134).
Pembelajaran discovery dapat dipadukan dengan pembelajaran inkuiri
dengan mengajukan hipotesis tentang sebuah percobaan. Metode penemuan
tingkat lanjut ini membutuhkan kreatifitas siswa untk mengembangkan
percobaan dan memerlukan penyelidikan (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 97-
100). Pembelajaran discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
33
prinsip. Pembelajaran discovery dilakukan melalaui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan. Proses tersebut disebut cognitive process
sedangkan pembelajaran discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam
Malik, 2010: 219).
Menurut Hamalik (2013) (Asih Widi Wisudawati, 2014: 81)
pembelajaran discovery merupakan pembelajaran yang selalu melibatkan
peserta didik dalam pembangunan konsep IPA yang melibatkan proses
mental yang terjadi di dalam diri peserta didik. Proses mental yang terjadi
ketika menggunakan model pembelajaran discovery adalah observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi penentuan, dan inveri. Proses mental
dalam discovery merupakan bagian dari inkuiri.
Langkah-langkah model pembelajaran discovery learning oleh
beberapa ahli merupakan turunan dari ketrampilan proses sains.
1) Menurut pendapat Suryanti (Eka Sulistyowati, 2014: 82), langkah-
langkah pembelajaran discovery adalah a) orientasi b) merumuskan
masalah c) menyusun hipotesis d) mengumpulkan data e) menguji
hipotesis f) merumuskan kesimpulan.
2) Menurut pendapat Hamalik (Asih Widi Wisudawati, 2014: 82)
ketrampilan proses dasar dalam melaksanakan pendekatan discovery
learning adalah: a) mengajukan pertanyaan terhadap suatu gejala
alami b) merumuskan masalah c) merumuskan hipotesis d)
34
perancang pendekatan investigative dalam bentuk eksperimen e)
melakukan eksperimen f) melaksanakan eksperimen g) menyintesis
pengetahuan h) memiliki sikap ilmiah.
Menurut pendapat beberapa ahli di atas R. Ibrahim (2010: 38) dapat
menyimpulkan bahwa discovery learning, disebut juga belajar inkuiri, yang
erat hubungannya dengan apa yang sekarang dikenal dengan sebutan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA). Belajar ini lebih bersifat aktif, karena ada
sejumlah proses mental yang dilakukan siswa (Hasibuan dan Moedjiono,
2010: 7). Belajar discovery lebih kompleks, banyak menuntut aktifitas
berfikir dan bahkan tidak jarang pula menuntut sejumlah aktivitas fisik.
Ada bentuk beberapa kegiatan discovery, yaitu: bertanya jawab,
berdiskusi, melakukan pengamatan, mengadakan percobaan mewawancarai
narasumber melalui latihan-latihan, bersimulasi, mengadakan permainan,
mengerjakan tugas-tugas, mengadakan penelitian penelitian sederhana,
memecahkan masalah, dan sebagainya.
Pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran
kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat
membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.
Kegiatan discovery melalui kegiatan eksperimen dapat menambah
pengetahuan dan ketrampilan peserta didik secara simultan. Metode
penemuan (discovery) tingkat lanjut membutuhkan kreatifitas siswa untuk
mengembangkan percobaan dan melakukan penyelidikan.
35
a) Kelebihan model pembelajaran discovery
Menurut Sudirman dkk, dalam buku ilmu pendidikan,
menyatakan bahwa pengajaran discovery berubah dari teacher
centered menjadi student centered. Prof. Bruner, berpendapat bahwa
ada beberapa kelebihan model pembelajaran penemuan berikut ini.
1) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2) Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
3) Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri secara mandiri.
4) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik dan situasi belajar
menjadi lebih terangsang dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar.
b) Kelemahan model pembelajaran discovery
Ada beberapa kelemahan model pembelajaran discovery, yaitu
sebagai berikut.
1) Model ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami
kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada
gilirannya akan menimbulkan frustasi.
2) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu
mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
36
3) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang lama.
4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian dari guru.
5. Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor
a. Pengertian Suhu
Dua wadah masing-masing berisi air dingin dan air hangat. Jika
tangan kanan dimasukkan ke wadah berisi air dingin dan tangan kiri
dimasukkan ke wadah berisi air panas, maka kita akan merasakan
perbedaan. Kalau kita masukkan termometer ke masing-masing wadah,
pasti akan menunjukkan adanya angka yang berbeda. Jadi suhu adalah
ukuran panas atau dingin suatu kondisi. Panas bukan merupakan suhu,
tetapi panas adalah bagian suhu yang tak terpisahkan.
Suatu benda jika dipanaskan maka suhu akan naik. Jika suatu benda
dipanaskan umumnya akan mengalami pemuaian, yaitu ukuran benda
atau volume benda akan membesar. Apabila suatu benda dipanaskan,
beberapa sifat fisisnya mengalami perubahan. Misalnya, daya hantar
listrik sebuah logam menurun pada suhu tinggi, warna pijar sebuah benda
mendekati kebiruan pada suhu tinggi dan mendekati kemerahan pada
37
suhu rendah. Perubahan-perubahan sifat benda yang berhubungan dengan
suhu seperti contoh di atas disebut termometrik.
b. Termometer
1) Pengertian Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau
alat yang digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu
benda. Adapun jenis zat cair yang digunakan pada termometer
diantaranya seperti a) termometer raksa dan b) termometer alkohol.
a) Skala Pada Termometer
Skala pada termometer yang telah dikenal ada 4, yaitu skala
Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Berikut gambar
perbandingan empat jenis skala termometer.
Gambar 2. Perbandingan skala termometer
b) Skala Celsius dan Reamur
Dua buah termometer raksa yang belum diberi skala (A dan B)
di masukkan ke dalam campuran air dan es . Berikan angka nol
pada posisi permukaan air raksa. Kemudian masukkan kedua
termometer pada air mendidih. Beri angka 100 pada termometer A
dan angka 80 pada termometer B pada posisi permukaan air raksa.
38
Selanjutnya bagi jarak antara 0 sampai 100 pada termometer A dan
bagi jarak 0 sampai 80 untuk termometer B. Termometer A disebut
termometer Celsius dan termometer B disebut termometer Reamur.
c) Skala Fahrenheit dan Kelvin
Angka nol pada skala Fahreheit menunjukkan suhu campuran
garam dan es lebih dingin daripada campuran air dan es. Jika
dimasukkan ke dalam air dan es termometer skala Fahrenheit
menunjukkan angka 32. Titik tetap atasnya adalah pada suhu air
mendidih yang diberi angka 212. Sedangan skala Kelvin adalah
skala suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai 0 K (ketika
gerakan molekuler berhenti, dalam termodinamika) dan satu
Kelvin adaah pecahan 1 273,16⁄ dari suhu termodinamika triple
point air (0,010𝐶). Untuk skala Kelvin titik didih airnya
menunjukkan angka 373 sedangkan titik bekunya menunjukkan
angka 273.
Perbandingan rumus untuk Celsius, Reamur, Fahrenheit dan
Kelvin adalah sebagai berikut:
𝐶 ∶ 𝑅 ∶ 𝐹 ∶ 𝐾 (1)
100 ∶ 80 ∶ 180 ∶ 100
5 ∶ 4 ∶ 9 ∶ 5
𝑡0𝑅 =4
9(𝑡0𝐹 − 32) 𝑡0𝐶 =
5
4𝑡0𝑅
𝑡0𝐶 =5
9(𝑡0𝐹 − 32) 𝑡0𝐹 =
9
5(𝑡0𝐶 + 32)
𝑡 𝐾 = 𝐾 + 32 𝑡 𝐾 =5
9(𝑡0𝐹 − 32) + 273
39
c. Pemuaian
1) Pemuaian Zat Padat
Pemuaian Panjang
Besarnya panjang logam setelah dipanaskan adalah sebesar,
𝐿 = 𝐿0 + ∆𝐿 (2)
Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien muai panjang
dinyatakan dengan persamaan:
∆𝑙 = 𝑙0. 𝛼. ∆𝑡 atau 𝑙 = 𝑙0( 1 + 𝛼∆𝑡) (3)
Keterangan:
𝑙 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟(𝑚)
𝑙0 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎(𝑚)
∆𝑙 = 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ( 𝑚 )
𝛼 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (℃−1/𝐾−1)
∆𝑡 = 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 ( 𝐶0)
Pemuaian Luas
Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien
muai luas suatu zat adalah
𝐴 = 𝐴0 + ∆𝐴 (4)
∆𝐴 = 𝐴0 − 𝛽∆𝑡 atau ∆𝐴 = 𝐴0 + (1 + 𝛽∆𝑡 Keterangan:
𝐴 = 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝 𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔(𝑚2)
∆𝐴 = 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠(𝑚2)
𝐴0 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎(𝑚2)
𝛽 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑎𝑖 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑧𝑎𝑡(℃−1/𝐾−1)
∆𝑡 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 (ºC)
Besarnya β dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
∝= 2 𝛽 (5)
40
Pemuaian Volume
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang 𝑃𝑜, lebar 𝐿𝑜, dan
tinggi ℎ0 dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka
berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh harga
volume balok tersebut sebesar,
V = 𝑉0 + ∆𝑡 (6)
∆𝑉 = 𝑉0. 𝛾. ∆𝑡 atau 𝑉 = 𝑉0 ( 1 + 𝛾∆𝑡)
Dimana 𝛾 = 3𝛼 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝛾 = 3
2𝛽
Keterangan :
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘𝑖𝑟 ( 𝑚3)
𝑉0 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙( 𝑚3)
∆𝑡 = 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒( 𝑚3)
𝛾 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑎𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (℃−1/𝐾−1)
∆𝑡 = 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 (º𝐶)
2) Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas,
tetapi hanya dikenal muai ruang atau muai volume saja. Pemuaian
volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan
suhu.
3) Pemuaian pada Gas
Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang dirumuskan
sebagai 𝑉 = 𝑉( 1 + 𝛾∆𝑡). Pemuaian gas dibedakan tiga macam,
yaitu:
41
Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)
Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu
gas di dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap.
𝑃𝑉 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃1𝑉1 = 𝑃2𝑉2 (7)
Keterangan:
𝑃 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑠 (𝑎𝑡𝑚)
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 (𝐿 )
Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)
Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay
Lussac, yaitu gas di dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga
tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
𝑉1
𝑇1=
𝑉2
𝑇2 (8)
Keterangan:
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑠 ( 𝐿 )
𝑇 = 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑔𝑎𝑠 ( 𝐾 )
Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)
Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay
Lussac, yaitu jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga
tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
𝑃1
𝑇1=
𝑃2
𝑇2 (8)
42
Dengan menggabungkan hukum boyle dan hukum Gay
Lussac diperoleh persamaan
𝑃1𝑉1
𝑇1=
𝑃2𝑉2
𝑇2 (9)
Keterangan:
𝑃 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑠𝑎 ( 𝑎𝑡𝑚 )
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑠 (𝐿 )
𝑇 = 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑔𝑎𝑠(𝐾 )
d. Perubahan Wujud
Gambar 3. Siklus perubahan wujud
Suhu benda saat terjadinya perubahan wujud disebut:
1) titik beku ketika zat sedang membeku.
2) titik lebur/titik leleh ketika zat sedag melebur/mencair.
3) titik didih ketika zat sedang menguap.
4) titik embun ketika zat sedang mengembun.
Ada 6 macam perubahan wujud zat yaitu:
1) Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat.
2) Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair.
3) Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas.
4) Deposisi yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat.
43
5) Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas.
6) Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair.
Kalor yang diperlukan persatuan massa saat terjadinnya perubahan zat
disebut kalor laten (𝐿)
𝑄 = 𝐿 . 𝑚 (10)
1) Kalor laten merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah
wujud. Kalor laten ada dua macam, yaitu kalor lebur dan kalor didih
(kalur uap).
2) Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk
melebur.
𝑄 = 𝑚 𝑥 𝐿𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿𝑓 =𝑄
𝑚 (11)
Keterangan:
𝑄 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝐽)
𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
𝐿𝑓 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑙𝑒𝑏𝑢𝑟 𝑧𝑎𝑡 (𝐽 𝑘𝑔)⁄
3) Kalor didih merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk
mendidih/menjadi uap.
𝑄 = 𝑚. 𝐿𝑣 (12) Keterangan:
𝑄 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛(𝐽)
𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
𝐿𝑓 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑙𝑒𝑏𝑢𝑟 𝑧𝑎𝑡 (𝐽 𝑘𝑔)⁄
e. Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti
perpindahan bagian-bagian zat itu disebut konduksi atau hantaran.
44
Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan. Akibatnya,
ujung besi yang lain akan terasa panas.
Gambar 4. Percobaan perpindahan panas secara konduksi
Rumus laju perpindahan secara konduksi :
𝑄
𝑡=
𝑘.𝐴
𝐿 ( 𝑇2 − 𝑇1) (13)
Keterangan rumus :
𝑄
𝑡= laju perpindahan kalor (𝐽/𝑠 = 𝑊)
𝐴 = luas penampang (𝑚2)
𝐿 = panjang bahan (𝑚2)
𝐾 = konduktivitas bahan (𝑊/𝑚𝐾)
∆𝑇 =selisih suhu (𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑐𝑒𝑙𝑐𝑖𝑢𝑠)
Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian
yang panas ke bagian yang dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi
kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu. Berdasarkan
kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu konduktor dan isolator.
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai
dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi
atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a) Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz zat cair adalah
adanya pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-partikel zat
cair ikut berpindah tempat.
45
b) Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti
halnya pada air, rambatan (aliran) kalor dalam gas
(udara) terjadi dengan cara konveksi.
Gambar 5. Perpindahan panas secara konveksi
Rumus laju perpindahan kalor secara konveksi :
𝑄
𝑡= h.A. ( 𝑇2 − 𝑇1) (14)
Keterangan rumus :
(𝑄
𝑡) =laju perpindahan kalor (𝐽/𝑠 = 𝑊)
𝐴 = luas penampang (𝑚2)
ℎ = koef. Konveksi (𝑊/𝑚2. 𝐾)
∆𝑇 =selisih suhu (𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑐𝑒𝑙𝑐𝑖𝑢𝑠)
3. Radiasi
Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi
atau pancaran. Kalor diradiasikan dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya.
Misalnya, radiasi panas dari api. Apabila kita berdiam di dekat api
unggun, kita merasa hangat. Dengan demikian, kita dapat
mengatakan bahwa: Kalor dari api unggun atau matahari dapat
dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat merambat.
∆𝑄
∆𝑡= 𝑒𝜎𝐴𝑇4 (15)
Keterangan rumus :
𝑒 =koefisien pemancaran
𝜎 = 5,67 𝑥 10−8 𝑊/𝑚2𝐾4
𝐴 = luas penampang (𝑚2)
𝑇 = suhu ( 𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑐𝑒𝑙𝑐𝑖𝑢𝑠
46
f. Asas Black
Bunyi asas black adalah :
“Jumlah kalor yang dilepas oleh materi yang bersuhu lebih tinggi
akan sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh materi yang suhunya
lebih rendah” bisa juga disederhanakan Kalor yang dilepas akan sama
dengan kalor yang diterima.(asas black)
Dari bunyi asas black tersebut bisa diperoleh persamaan
atau rumus asas black:
Kalor Lepas = Kalor Terima
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (16)
dengan rumus: 𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑡
Maka : 𝑚2. 𝑐2. ∆𝑡2 = 𝑚1. 𝑐1. ∆𝑡1 m2 didapat dari skema berikut :
Gambar 6. Skema rumusan asas black
maka rumus asas black menjadi :
𝑚2. 𝑐2. ∆𝑡2 = 𝑚1. 𝑐1. ∆𝑡1 m2 (17)
𝑚2. 𝑐2. (𝑡2 − 𝑡1) = 𝑚1. 𝑐1. (𝑡2 − 𝑡1) Keterangan : :
𝑚2 = masa materi yang suhunya lebih tinggi
𝑐2 = kalor jenis materi yang suhunya lebih tinggi
𝑚1 = masa materi yang suhunya lebih rendah
𝑐1 = kalor jenis materi yang suhunya lebih rendah
𝑇2 = suhu yang lebih tinggi
𝑇1 = suhu yang lebih rendah
𝑇𝑎 = suhu akhir / suhu campuran
47
B. Tinjauan Pustaka
Ardian Asyhari, dkk (2014) telah melakukan penelitian dengan judul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Inkuiri
Terbimbing Terintegrasi Pendidikan Karakter. Penelitian pengembangan
yang telah dilaksanakan memberikan kesimpulan: (1) pengembangan
perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi
pendidikan karakter dilakukan dengan menggunakan metode Research and
Development oleh Borg &Gall melalui tahapan-tahapan Research and
information collecting, Planning, Develop preliminary form of Products,
Preliminary field, Mainproduct revision, Main field testing, dan Operational
product revision, (2) kualitas produk perangkat pembelajaran fisika SMA
berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi pendidikan karakter yang
dikembangkan mendapatkan nilai dengan rerata 4 dan berkategori “sangat
baik”, dan (3) pencapaian hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran menggunakanperangkat pembelajaran fisika SMA berbasis
inkuiri terbimbing terintegrasi pendidikan karaktermengalami peningkatan.
Amanah Ayu Pratama, dkk (2014) telah melakukan penelitian dengan
judul Studi Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Materi
Getaran dan Gelombang Di Kelas VIII SMP Negeri 18 Palembang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran discovery
learning dalam meningkatkan keterampilan proses siswa kelas VIII SMP N
18 Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa keterampilan
proses sains dengan menggunakan model discovery learning dapat terlaksana
48
dengan baik, khususnya pada keterampilan merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang penelitian, melakukan
percobaan/eksperimen, mengelola data, menganalisis data, menyimpulkan,
dan mengomunikasikan.
Penelitian ini dilakukan oleh Farida Yuda Oktavia, Eko Setyadi
Kurniawan dan Nur Ngazizah (2013) yang berjudul Pengembangan Desain
Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Domain
Proses Sains pada Pokok Bahasan Suhu dan Kalor Siswa MAN Purworejo
Kelas X. diperoleh kesimpulan bahwa penilitian ini telah menghasilkan
desain pembelajaran yaitu silabus dan RPP berbasis inkuiri terbimbing yang
layak dan valid digunakan untuk mengoptimalan domain proses sains pada
siswa, keterlaksanaan pembelajaran yang baik, disertai respon siswa dan
pendidik yang baik.
Maradona (2013) telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada
Pokok Bahasan Hidrolisis Melalui Metode Eksperimen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui
Metode Eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan
pembahasan, dapat diketahui bahwa keterampilan observasi siswa termasuk
kategori cukup dengan persentase 60,01%, dan keterampilan
mengklasifikasikan siswa termasuk kategori baik dengan persentase 70,76
49
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir disajikan dalam gambar berikut.
Gambar 7. Bagan kerangka berpikir
Guru belum dapat menyusun desain pembelajaran secara mandiri dengan
benar
Banyak guru yang masih menggunakan desain pembelajaran hasil dari
MGMP
Pembelajaran fisika hanya ditekankan pada hafalan saja
Desain pembelajaran belum bisa digunakan secara optimal untuk
meningkatakan keterampilan proses dasar siswa
Untuk mengatasinya:
disusun desain
pembelajaran berbasis
discovery learning
Diimplementasikan dalam model
pembelajaran discovery learning
pada pembelajaran fisika
Desain pembelajaran dapat
digunakan untuk mengoptimalakan
keterampilan proses dasar siswa
Guru dapat menyusun desain
pembelajaran secara mandiri
50
D. Pertanyaan Penelitian
Dari berbagai pernyataan berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa
untuk pertanyaaan penelitian ini adalah
1. Bagaimana langkah mengembangkan desain pembelajaran berbasis
discovery learning pada materi suhu dan kalor untuk meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa kelas X SMA Negeri 11 Purworejo?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
desain pembelajaran berbasis discovery learning?
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan desain
pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran fisika di kelas. Produk
yang akan dihasilkan adalah desain pembelajaran berbasis discovery learning
untuk meningkatkan keterampian proses dasar siswa pada pokok bahasan
suhu dan kalor kelas X SMA Negeri 11 Purworejo. Penelitian ini terdiri atas
kajian tentang desain pembelajaran di SMA Negeri 11 Purworejo, melakukan
uji coba lapangan sesuai latar belakang dimana produk tersebut akan dipakai,
dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Penelitian desain
pembelajaran berbasis discovery learning ini akan dilakukan selama tujuh (7)
bulan yakni bulan November 2015 sampai bulanMei 2016.
Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development or Production,
Implementation or Delivery and Evaluations). Menurut langkah-langkah
pengembangan produk model ini dapat digunakan untuk berbagai macam
bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, media dan bahan ajar. Model pengembangan ADDIE terdiri
atas 5 langkah pokok, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation,
dan Evaluation.
51
52
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2015/2016 selama kurang lebih dua bulan, yaitu dari bulan November 2015
sampai bulan Mei 2016 di SMA Negeri 11 Purworejo.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian pengembangan desain pembelajaran ini adalah
kelas X-1 dan X-4 semester 2 SMA Negeri 11 Purworejo Tahun Pelajaran
2015/2016 . Dimana dipilih 5 siswa kelas X-1 sebagai kelas uji coba terbatas
dan seluruh siswa X-4 yang berjumlah 31 anak sebagai kelas uji coba luas .
D. Uji Coba Produk
Uji coba produk sebagai bagian dari tahap pengembangan dilakukan
dengan tahap uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan di SMA Negeri
11 Purworejo ke sebagian siswa kelas X-1. Uji coba terbatas dilakukan
menggunakan desain one-shot case study karena penilaiannya menggunakan
nilai hasil akhir belajar. Adapun tujuan uji coba terbatas ini untuk mengetahui
ketercapaian desain pembelajaran berbasis discovery learning yang
digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa kelas X,
berdasarkan angket dan observasi. Desain uji coba dapat ditunjukan pada
Gambar 8 berikut ini.
53
Gambar 8. Desain Single One Shot Case Study
X = perlakuan yang berupa penggunan desain pembelajaran dalam
pembelajaran fisika
0 = observasi hasil keterampilan proses dasar siswa
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini mengadopsi pada penelitian pengembangan yang
disusun oleh model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate).
Langkah-langkah penelitian pengembangan menurut model ADDIE adalah
sebagai berikut.
1. Tahap Analisis (Analysis)
Tahap ini adalah tahap pertama atau tahap persiapan untuk
penelitian. Pada tahap ini merupakan proses mendefinisikan apa yang
akan dipelajari oleh peserta didik, yaitu melakukan needs assessment
(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah dan melakukan analisis
tugas. Oleh karena itu, output yang akan dihasilkan berupa karakteristik
atau profil calon peserta didik, identifikasi kesenjangan, identifikasi
kebutuhan, dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan
digunakan untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan
kelas), identifikasi permalahan dan mengumpulkan permasalahan
selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis ini akan
dilaksanakan untuk mengumpulan informasi dalam mencari potensi dan
X 0
54
masalah yang berhubungan dengan perangkat pembelajaran untuk
pengembangan desain pembelajaran berbasis discovery learning dan
yang berkaitan dengan keterampilan proses dasar siswa.
Analisis lapangan akan dilakukan untuk memperoleh data
tentang keterampilan proses dasar siswa, kurikulum dan model
pembelajaran yang digunakan guru, tugas yang diberikan kepada siswa
oleh pendidik dan konsep fisika yang diajarkan, serta media
pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 11 Purworejo dalam
menunjang peningkatan keterampilan proses dasar siswa. Informasi
yang diperoleh dalam tahap pendahuluan ini meliputi analisis siswa,
analisis kurikulum dan pembelajaran serta analisis silabus dan RPP.
a. Analisis keterampilan proses dasar siswa dan pembelajaran fisika
di SMA Negeri 11 Purworejo
Berdasarkan observasi dan wawancara diperoleh bahwa
pemahaman dan keterampilan proses dasar siswa dalam
pembelajaran fisika belum dikembangkan secara optimal.
Pembelajaran fisika di kelas X-1 dan X-4 SMA Negeri 11
Purworejo masih terlalu didominasi oleh guru. Guru masih
memegang penuh suasana di kelas sehingga keterampilan proses
dasar siswa masih belum optimal karena siswa jarang diajak
berinteraksi secara aktif atau komunikasi dua arah (diskusi).
55
Guru fisika SMA Negeri 11 Purworejo dalam mengajar
cenderung hanya mencatat di kelas dan kurang dalam menjelaskan
materi pembelajaran. Siswa juga jarang diajak untuk praktikum di
laboratorium maupun mendiskusikan materi yang dipraktikkan,
sehingga siswa cenderung pasif dan kurang komunikatif dengan
guru. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kemampuan
keterampilan proses dasar siswa yang belum optimal karena siswa
jarang dilatih kreatifitas, daya komunikasi dan kemampuan
individunya untuk bekerja mandiri atau kelompok.
b. Analisis kurikulum
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi
Kurikulum Fisika SMA. analisis dilakukan dengan mengacu
Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Identifikasi ini akan memberikan informasi bahwa
kurikulum 2006 atau KTSP yang diterapkan di SMA Negeri 11
Purworejo apakah sudah benar-benar meningkatkan keterampilan
proses dasar siswa kelas X, jika belum apakah Kurikulum 2013
bisa diterapkan di SMA Negeri 11 Purworejo untuk meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa. Berdasarkan hasil analisis
Kurikulum tersebut ditetapkan sebagai berikut ini.
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep kalor dan prinsip konversi energi pada
berbagai perubahan energi.
56
Kompetensi Dasar:
1) Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
2) Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
3) Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.
c. Analisis Silabus dan RPP
Berdasarkan observasi dan wawancara diperoleh bahwa,
pembelajaran fisika di SMA Negeri 11 Purworejo pada saat ini
mengacu pada kurikulum 2006. Silabus dan RPP yang digunakan
di SMA Negeri 11 Purworejo merupakan hasil pengembangan guru
fisika SMA Negeri 11 sendiri tetapi menyesuaikan prosedur dari
MGMP fisika Kabupatan Purworejo, Kemendiknas dan kondisi di
sekolah (kelas yang diampu guru fisika). Keterampilan proses
dasar siswa sebenarnya sedikit demi sedikit dapat ditingkatkan
melalui silabus dan RPP yang dikembangkan guru fisika melalui
prosedur tim MGMP fisika Kabupaten dan Kemendiknas, namun
masih perlu diadakan revisi untuk meningkatkan keterampilan
proses dasar siswa agar lebih optimal. Oleh karena itu peneliti
berasumsi bahwa dalam pembelajaran fisika diperlukan silabus dan
RPP berbasis discovery learning yang bisa digunakan untuk
meningkatkan keterampilan proses dasar siswa di SMA Negeri 11
Purworejo.
57
2. Perencanaan (Design)
Pada tahap desain ini diperlukan perumusan tujuan
pembelajaran SMART (Specific, Measurable, Applicable, Realistic
dan Times). Kemudian guru menyusun tes yang didasarkan pada
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
Selanjutnya guru dapat menentukan strategi pembelajaran apa yang
tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Disamping itu, perlu
dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, seperti
sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang kondusif dan
sebagainya.
Pada tahap ini dilakukan proses perencanaan
pengembangan produk berdasarkan kebutuhan yang telah
ditetapkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini akan dilakukan
kegiatan sebagai berikut.
a. Perencanaan proses pengembangan desain pembelajaran
meliputi silabus dan RPP untuk meningkatkan keterampilan
proses dasar siswa. Karena secara umum keterampilan proses
sudah dapat ditingkatkan melalui silabus dan RPP yang
dikembangkan oleh tim MGMP Kabupaten, namun belum
sepenuhnya secara optimal dan perlu diadakan revisi.
b. Materi mata pelajaran yang digunakan adalah suhu dan kalor.
c. Model pembelajaran yang digunakan yaitu discovery learning.
58
3. Pengembangan (Develop)
Pada tahap ini peneliti menyusun desain pembelajaran dan
instrument penelitian yang digunakan yaitu silabus, RPP dan perangkat
penelitian. Hasil dari tahap pengembangan ini adalah hasil validasi.
Validasi digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi desain
pembelajaran yang dikembangkan yaitu berupa penilaian dan saran atau
masukan. Terdapat empat validator yang dilibatkan dalam validasi ini,
validator 1 dan 2 adalah yang merupakan dosen ahli dan validator 3
dan 4 adalah guru fisika SMA Negeri 11 Purworejo dan guru SMA
Negeri 4 Purworejo. Dosen ahli yang terlibat dalam validasi desain
pembelajaran berbasis discovery learning ini adalah Drs. Ashari, M.Sc.
dan Eko Setyadi K, M.Pd. Si. sedangkan guru fisika yang terlibat
adalah Wiyati Sri Hardani, S.Pd. selaku guru fisika SMA Negeri 11
Purworejo dan Tinarni, S.Pd. selaku guru fisika SMA Negeri 4
Purworejo.
4. Penerapan (Implement)
Dalam tahap implementasi ini, guru menentukan penataan
lingkungan dan suasana belajar sesuai dengan model pembelajaran yang
akan dikembangkan yaitu discovery learning. Kegiatan dalam tahap ini
adalah uji coba secara luas, dimana produk pengembangan bahan ajar
berupa modul yang berbasis discovery learning untuk meningkatkan
ketrampilan proses diuji cobakan terhadap 32 siswa kelas X-4 SMA
59
Negeri 11 Purworejo. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kelayakan dari produk pengembangan silabus dan RPP.
5. Evaluasi (Evaluate)
Tahap pengembangan yang terakhir dalah evaluasi atau
penilaian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah produk
pengembangan silabus dan RPP yang dihasilkan mampu meningkatkan
ketrampilan proses siswa kelas X SMA Negeri 11 Purworejo dalam
pembelajaran fisika serta kelayakannya. Revisi produk akan dilakukan
apabila ujicoba pemakaian masih terdapat kekurangan dan kelemahan
sehingga diperoleh hasil pengembangan akhir.
F. Instrumen Penelitian
Instrument agar dapat digunakan untuk mengukur apa yang diukur
dalam penelitian harus terlebih dahulu dilakukan validasi. Seperti yang sudah
diketahui bahwa terdapat empat validator yang dilibatkan dalam validasi ini,
validator 1 dan 2 adalah dosen ahli dan validator 3 dan 4 adalah guru fisika
SMA Negeri 11 Purworejo dan guru SMA Negeri 4 Purworejo. Dosen ahli
yang terlibat dalam validasi desain pembelajaran berbasis discovery learning
ini adalah Drs. Ashari, M.Sc. dan Eko Setyadi K, M.Pd. Si. sedangkan guru
fisika yang terlibat adalah Wiyati Sri Hardani, S.Pd. selaku guru fisika SMA
Negeri 11 Purworejo dan Tinarni, S.Pd. selaku guru fisika SMA Negeri 4
Purworejo.
60
Validasi yang digunakan terhadap lembar validasi silabus dan RPP
melalui dua tahap yaitu uji validitas secara kuantitatif dan uji coba secara
kualitatif. Uji coba secara kuantitatif mencakup validasi isi yang dilakukan
oleh validator. Validitas ini berkaitan dengan penilaian terhadap indikator-
indikator yang sudah dibuat (rancangan produk awal). Hasil validasi ahli
berupa skor dikonversikan ke dalam skala lima bersifat kualitatif yang
terdapat pada Tabel 1. Adapun kisi-kisi lembar validasi silabus dan RPP
disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 1.
Kisi-Kisi Lembar Validasi Silabus untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses dasar Siswa
No Komponen Indikator Nomor
Butir
1 Kelayakan isi Kesesuaian format silabus dengan ketentuan BSNP
(Badan Standar Nasional Pendidikan)
1
Kesesuaian kompetensi inti dengan kompetensi dasar 2
Kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar 3
Kesesuaian pembelajaran dengan kompetensi dasar 4
Kesesuaian jenis penilaian dengan kompetensi dasar 5
Kecukupan alokasi waktu terhadap materi
pembelajaran
6
Kesesuaian sumber belajara dan alat dengan
pembelajaran
7
2 Ketercakupan Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi ) dalam kompetensi
dasar
8
Ketercakupan langkah discovery learning terhadap
pembelajaran
9
3 Kebahasaan Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar
10
Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas
dan singkat)
11
61
Tabel 2.
Kisi-Kisi Lembar Validasi RPP untuk Meningkatakan Keterampilan Proses Dasar
Siswa No Komponen Indikator Nomor
Butir
1 Kelayakan isi Kelengkapan komponen RPP (data sekolah, mata pelajaran,
kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran,
KI, KD, dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran
metode pembelajaran, media/alat dan sumber belajar, langkah-
langkah kegiatan pembelajaran dan penilaian)
1
2 Ketercakupan Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa (klasifikasi,
observasi, mengukur, komunikasi, menyimpulkan, dan prediksi )
2
Ketercakupan model pembelajaran discovery learning terhadap
pembelajaran fisika
3
3 Perumusan
Tujuan
Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran 4
Kesesuaian dengan kompetensi dasar 5
4 Pemilihan
Materi
Ketercapaian materi dengan tujuan pembelajaran 6
Keruntutan dan sistematika materi pembelajaran 7
Kesesuaian materi pembelajaran dengan tema pembelajaran fisika
yang diangkat.
8
Kesesuaian materi dengan model pembelajaran discovery learning 9
Kesesuaian materi dengan keterampilan proses dasar 10
Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 11
5 Kegiatan
Pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran
12
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
13
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan keterampilan
proses dasar siswa
14
Kesesuaian langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran
dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
15
6 Pemilihan
Sumber
Belajar/ Media
Pembelajaran
Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
16
Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran dengan
materi pembelajaran
17
Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran dengan
keterampilan proses dasar siswa
18
7 Penggunaan
Standar Proses
Dalam
Pembelajaran
Kegiatan orientasi/observasi dalam pembelajaran 19
Kegiatan perumusan masalah dalam pembelajaran 20
Kegiatan menyususun hipotesis dalam pembelajaran 21
Kegiatan mengumpulkan data dalam pembelajaran 22
Kegiatan menguji hipotesis dalam pembelajaran 23
Kegiatan merumuskan kesimpulan dalam pembelajaran 24
8 Penilaian Hasil
Belajar
Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran 25
Kejelasan prosedur penilaian 26
Kelengkapan instrument penilaian 27
9 Perumusan
Alokasi Waktu
Kesesuaian dengan jumlah kompetensi dasar 28
10 Bahasa yang
Diguanakan
Dalam RPP
Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar
29
Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat) 30
62
Data hasil lembar validasi silabus dan RPP menujukan penilaian
terhadap instrumen pada setiap aspek oleh validator yaitu dosen ahli dan guru
fisika. Hasil telaah lebar validasi silabus dari dosen ahli akan diperoleh untuk
melakukan langkah penelitian selanjutnya. Jika dinyatakan valid oleh dosen
ahli dan guru fisika maka dapat digunakan sebagai lembar validasi silabus
dan lembar validasi RPP dalam pembelajaran di kelas nantinya. Instrumen
penelitian selanjutnya yaitu lembar angket respon siswa, dengan kisi-kisi
disajikan dalam Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3.
Kisi-Kisi Lembar Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan
Desain Pembelajaran Berbasis Discovery Learning
No Kriteria Indikator Nomor
Butir
1 Penerapan
Desain
Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas 1
Ketertarikan dengan materi yang disampaikan oeh
guru
2
Cara penyampaian materi suhu dan kalor yang
dilakukan oleh guru dapat membantu saya dalam
belajar fisika
3
Sumber belajar yang digunakan oleh guru membuat
saya semangat dan aktif belajar fisika
4
Alokasi waktu sesuai dengan materi yang
disampaikan
5
Materi dalam pembelajaran disampaikan secara
runtut dan sistematis mempermudah saya dalam
belajar fisika
6
Penilaian yang diberikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
7
2 Penerapan
keterampilan
proses dasar
Dalam pembelajaran ini saya mampu meningkatkan
keterampilan proses dasar (klasifikasi, observasi,
mengukur, komunikasi, menyimpulkan, dan prediksi)
8
63
Instrumen penelitian selanjutnya yaitu lembar pengamatan
keterlaksanaan pembelajaran. Lembar pengamatan keterlaksanaan
pembelajaran di kelas selama proses penelitian berlangsung kisi-kisinya
disajikan pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4.
Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran
No Kriteria Indikator Nomor
Butir
1 Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 1
Menginformasikan materi yang akan dipelajari 2
Menyampaikan SK, KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran
3
2 Kegiatan Inti Orientasi 4
Merumuskan masalah 5
Menyusun hipotesis 6
Mengumpulkan data 7
Menguji hipotesis 8
Merumuskan kesimpulan 9
3 Penutup Guru memberikan evaluai proses belajar dengan
memberikan kuis kepada siswa tentang materi yang
didiskusikan sebelumnya
10
Guru memberikan penilaian kepada siswa 11
Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa 12
Guru menutup pembelajaran dengan salam 13
Instrumen penelitian selanjutnya yaitu lembar observasi peningkatan
keterampilan proses dasar siswa dan hasil belajar siswa. Lembar observasi
peningkatan keterampilan proses dasar siswa yang penilainnya akan
dilakukan oleh peneliti, dibantu oleh observer yang kisi-kisinya disajikan
pada Tabel 5 berikut ini.
64
Tabel 5.
Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Dasar Siswa
No Komponen
yang Di
ukur
Indikator No
Instru
men
Jumlah
Instru
men
1 Prediksi a) Siswa mampu memberikan asumsi hasil
pembelajaran yang diharapkan
b) Memprediksi permasalahan yang akan
muncul selama proses pembelajaran
1
2
2
2 Observasi a) Menggunakan lima inderanya untuk
mencari informasi mengenai materi
pembelajaran yang disampaikan
b) Mengamati lingkungan sekitar untuk
menambah informasi pembelajaran
3
4
2
3 Klasifikasi a) Mengelompokan objek yang sedang
dipelajari
b) Menata secara sistematis informasi
pembelajaran
5
6
2
4 Mengukur a) Membandingkan kuantitas yang tidak
diketahui dengan jumlah ang diketahui
b) Menggunakan alat praktikum secara baik
dan benar
7
8
2
5 Mengkomu
nikasikan
a) Menggunakan kecanggihan media
pembelajaran yang ada
b) Mencari informasi pembelajaran dengan
fasilitas yang ada
9
10
2
6 Menyimpul
kan
a) Membentuk ide-ide untuk menjelaskan
pengamatan
b) Menarik pernyataan dari sebuah materi
11
12
2
Dalam melakukan sebuah penelitian pengembangan desain
pembelajaran tentunya peneliti tidak hanya meneliti soal sikap saja, ada
hal lain yang perlu diteliti yaitu hasil belajar siswa selama menggunakan
desain pembelajaran yang dikembangkan. Soal tes hasil belajar siswa
dalam penelitian desain pembelajaran berbasis discovery learning akan
dijelaskan kisi-kisinya mengenai materi suhu dan kalor akan disajikan
pada Tabel 6 berikut ini.
65
Tabel 6.
Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar
Pokok
Materi
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek yang Di Nilai
C
1
C
2
C
3
C
4
Suhu
dan
kalor
Menganali
sis
pengaruh
kalor
terhadap
suatu zat
Menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu benda.
Menciptakan termometer
sederhana dalam percobaan
pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda.
1 2,3
Mengukur pertambahan ukuran
benda akibat dari perubahan suhu
benda.
4 5 7
Menalar pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud benda.
Mendiskusikan pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda.
8 9
Menalar
cara
perpindah
an kalor
Memformulasikan besar
perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi
akibat perubahan suhu.
10 11
Menerapkn asas Black
dalam
pemecahan
masalah
Merumuskan asas Black untuk memecahkan masalah
12,
13
Menerapkan asas Black dalam peristiwa pertukaran kalor
14 15
Pengujian reliabilitas instrument menggunakan Percentage
Agreement (PA), Percentage Agrement digunakan untu mengetahui
presentasi kesesuian nilai antara penilai pertama dan kedua terhadap hasil
validasi silabus, RPP, dan hasil data observer tentang keterlaksanaan
pembelajaran (Trianto, 2014: 240). Percentage Agreement (PA) dapat
ditentukan dengan persamaan berikut ini.
66
Percentage Agreement (PA) = (1 − 𝐴−𝐵
𝐴+𝐵) 𝑥 100% (18)
A dan B merupakan besar nilai yang diberikan penilai pertama dan
kedua dengan A>B. Instrumen dikatakan valid jika nilai Percentage
Agreement (PA) lebih dari atau sama dengan 75%.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang pasti
terhadap keberhasilan perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) yang
sedang dikembangkan. Hasil yang diperoleh dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memperbaiki perangkat pembelajaran (silabus dan
RPP) yang sudah ada.
1. Analisis Hasil Telaah Lembar Validasi Silabus dan RPP
Teknik analisis data untuk kelayakan lembar validasi silabus
dan RPP akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Pengumpulan semua data yang diperoleh dari para validator untuk
setiap komponen, subkomponen dari butir penilaian dan angket
yang ada dalam instrumen.
b. Menghitung skor rata-rata dari setiap komponen dengan
menggunakan rumus:
�̅� = ∑𝑋
𝑁 (19)
Keterangan:
�̅� = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ∑X = jumlah skor
N = jumlah penilai
67
c. Hasil validasi berupa skor aktual kemudian dikonversikan menjadi
data kualitatif dengan skala lima. Acuan kriteria validitas perangkat
pembelajaran, disajikan dalam Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7.
Acuan Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran
Rerata Kriteria Validasi
4,2 ≤ x ≤ 5 Sangat valid / dapat digunakan tanpa revisi
3,4 ≤ x ≤ 4,2 Valid/dapat digunakan dengan sedikit revisi
2,6 ≤ x ≤ 3,4 Cukup valid / dapat digunakan dengan sedikit revisi
1,8 ≤ x ≤ 2,6 Kurang valid / dapat digunakan dengan banyak revisi
1≤ X ≥ 1,8 Tidak valid / revisi total, belum dapat digunakan
Silabus dan RPP hasil pengembangan untuk mengetahui
kuaalitasnya maka data yang mula-mula berupa skor, diubah menjadi
data kualitatif (data interval) dengan skala lima. Adapun acuan
pengubahan skor menjadi skala lima tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 8.
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala Lima
No Rentang Skor Nilai Kategori
1 X > �̅� + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� − 1,80 Sbi < X ≤ �̅� – 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� – 1,80 Sbi E Sangat burang baik
Keterangan :
X = skor aktual (skor yang dicapai)
ẋ = rerata skor ideal = (1/2) (skor tertinggi ideal+skor terendah ideal)
SBi = simpangan baku skor ideal
= (1/2) ( 1/3) (skortertinggi ideal – skor terendah ideal)
Skor tertinggi ideal = jumlah butir kriteria x skor tertinggi
Skor terendah ideal = jumlah butir kriteria x skor terendah
68
2. Analisis Respon Siswa Terhadap Desain Pembelajaran Berbasis
Discovery Learning
Respon siswa terhadap desain pembelajaran yang
menggunakan basis discovery learning dapat dilihat dari skor rerata
yang diperoleh dari setiap siswa melalui angket respon siswa. Untuk
mengetahui respon siswa terhadap desain pembelajaran berbasis
discovery learning yang digunakan, skor dituliskan dengan mengacu
pada skala lima sesuai pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 9.
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala Lima
No Rentang Skor Nilai Kategori
1 3,99 < X ≤ 5,00 A Sangat baik
2 3,49 < X ≤ 3,99 B Baik
3 2,99 < X ≤ 3,49 C Cukup baik
4 1,99 < X ≤ 2,99 D Kurang baik
X ≤ 1,99 E Sangat kurang baik
Adapun persentase untuk menentukan keterlaksanaan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan persamaan Percentage
Agreement (PA) yang dapat dilihat di atas. Persamaan tersebut
merupakan persentase kesesuaian nilai antar penilai pertama dan kedua
tehadap hasil data observer tentang keterlaksanaan pembelajaran.
3. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis keterlaksanaan pembelajaran terhadap desain
pembelajaran yang menggunakan basis discovery learning dapat
dilihat dari skor rerata yang diperoleh dari angket yang diisi oleh dua
observer setelah pembelajaran berlangsung selama 5 kali pertemuan.
69
Untuk mengetahui hasil keterlaksanaan pembelajaran terhadap desain
pembelajaran berbasis discovery learning yang telah dikembangkan,
skor dituliskan dengan mengacu pada skala lima seperti yang terdapat
pada Tabel 9.
4. Analisis Peningkatan Keterampilan Proses Dasar
Peningkatan keterampilan proses dasar siswa dapat dilihat dari
skor rerata yang diperoleh dari hasil belajar siswa selama pembelajaran
dapat diketahui dari hasil pre-test dan post-test yang dikerjakan oleh
siswa. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis dengan
membandingkan antara keduanya dengan menggunakan normalized
gain. Normalized gain dicari dengan persamaan dibawah ini:
𝑔 = 𝑇𝑓− 𝑇𝑖
𝑆𝐼− 𝑇𝑖 (20)
Keterangan:
𝑔 = 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑜𝑚𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑓 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑇𝑖 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝐼 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Hasil perhitungan normalized gain kemudian dikonversikan
kedalam klasifikasi normalized gain Hake sesuai dengan kriteria pada
Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10.
Kriteria Normalized Gain
No Kriteria Kesimpulan
1 𝑔 ≥ 0,7 Tinggi
2 0,3 ≥ 𝑔 > 0,7 Sedang
3 𝑔 < 0,3 Rendah
70
5. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dilakukan
dengan cara membandingkan nilai yang diperoleh setiap siswa dengan
KKM di SMA Negeri 11 Purworejo Semester II Tahun Pelajaran
2015/2016 pada pelajaran fisika yaitu 75. Jika nilai siswa lebih besar
atau sama dengan KKM (≥75) maka siswa dinyatakan tuntas.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Diskripsi Data
a. Validasi Desain Pembelajaran
1) Silabus
Data hasil penilian dan perhitungan validasi silabus secara
lengkap yang meliputi dosen ahli dan guru fisika dapat dilihat pada
Lampiran 3e dan 3f. Berikut disajikan data hasil validasi silabus
yang meliputi data hasil validasi dari dosen ahli dan guru fisika.
Tabel 11.
Tingkat Kelayakan Silabus
No Komponen Dosen Ahli Guru Fisika
Skor
Total
Rata-rata
Rerata Skor
Total
Rata-rata
Rerata
1 Kelayakan isi 59 29,5 61 30,5
2 Ketercakupan 17 8.5 19 9.5
3 Kebahasaan 16 8 20 10
Jumlah 46 50
Rerata 15,4 16,7
2) RPP
Data hasil penilaian dan perhitungan validasi RPP secara
lengkap yang meliputi dosen ahli dan guru fisika dapat dilihat pada
Lampiran 3i dan 3j. Berikut disajikan data hasil validasi RPP yang
meliputi data hasil validasi dosen ahli dan guru fisika.
71
72
Tabel 12.
Tingkat Kelayakan RPP
No Komponen Dosen Ahli Guru Fisika
Skor
Total
Rata-rata
Rerata Skor
Total
Rata-rata
Rerata
1 Kelayakan Isi 9 4,5 9 4,5
2 Ketercakupan 18 9 19 9,5
3 Perumusan Tujuan
Pembelajaran
17 8,5 19 9,5
4 Pemilihan Materi 54 27 55 27,5
5 Skenario/Kegiatan
Pembelajaran
34 17 35 17,5
6 Pemilihan Sumber
Belajar/Media
Pembelajaran
24 12 27 13,5
7 Penggunaan Standar
Proses dalam
Pembelajaran
48 24 49 24,5
8 Penilaian Hasil Belajar 26 13 28 14
9 Perumusan Alokasi Waktu 8 4 9 4,5
10 Bahasa yang Digunakan
dalam RPP
17 8,5 17 8,5
Jumlah 127,5 133,5
Rerata 12,75 13,35
b. Uji Coba Terbatas
Data respon siswa pada uji coba terbatas terhadap desain
pembelajaran berbasis discovery learning yang dikembangkan untuk
meningkatan keterampilan proses dasar siswa, dapat diketahui dari
angket yang disebarkan peneliti pada akhir pembelajaran. Data respon
siswa yang diperoleh dari keseluruhan pertemuan pembelajaran yang
telah dilaksanakan disajikan dalam Tabel 13 berikut ini.
73
Tabel 13.
Data Respon Siswa Pada Uji Coba Terbatas
NO NAMA SISWA
Aspek
Jumlah Rer-
ata Penerapan
Desain
Pembelajaran
Penerapan
Keterampilan
Proses Dasar
Siswa
1 Ari Anggara 29 5 34 4.25
2 Asri Khayati 31 3 34 4.25
3 Cahyo Hadi F 28 4 32 4
4 Fauzi Kurniawan A 24 4 28 3.5
5 Fenny Kurnia A 31 5 36 4.5
Jumlah 143 21 164 20.5
Rerata 28.6 4.2 32.8 4.1
a. Uji Coba Luas
1) Respon Siswa Terhadap Desain Pembelajaran
Data respon siswa pada uji coba luas terhadap desain
pembelajaran berbasis discovery learning untuk meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa, dapat diketahui dari angket yang
disebarkan pada akhir pembelajaran.. Data respon siswa yang
diperoleh dari kelas X-4 yang berjumlah 31 siswa, disajikan dalam
Tabel 14, sedangkan untuk data hasil perhitungan respon siswa
terhadap desain pembelajaran disajikan dalam Lampiran 4c.
Tabel 14.
Data Respon Siswa Pada Uji Coba Luas
Kelas
Aspek
Jumlah Rer-
ata
Penerapan
Desain
Pembelajaran
(7 Indikator)
Penerapan
Keterampilan Proses
Dasar Siswa
(1 Indikator)
Kelas X-4 960 135 1095 35,32
Rerata 30,97 4,35 35.32 4,42
74
2) Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan desain
pembelajaran dievaluasi oleh dua orang pengamat (observer).
Pengamat memberikan evaluasi nilai pada lembar observasi yang
telah disediakan.
Data yang diperoleh dari hasil keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan desain pembelajaran disajikan dalam Tabel 15
berikut. Sedangkan data hasil perhitungan keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan desain pembelajaran berbasis
discovery learning secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4f.
Tabel 15.
Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran
No Keterlaksanaan
Pembelajaran
A B Jumlah Rerata Percentage
Agreement (PA)
1 Pertemuan 1 57 60 117 58,5 97 %
2 Pertemuan 2 56 59 115 57,5 90 %
3 Pertemuan 3 55 60 115 57,5 90 %
4 Pertemuan 4 55 61 116 58 93 %
5 Pertemuan 5 56 60 116 58 93 %
Rerata 55,8 60 115,8 57,8 92,6 %
Keterangan:
A = Observer 1
B = Observer 2
3) Ketercapaian Peningkatan Keterampilan Proses Dasar Siswa
Peningkatan keterampilan proses dasar siswa pada siswa
selama pembelajaran dapat diketahui dari lembar observasi yang
diisi oleh observer. Data dari hasil pengisian lembar observasi
dapat dilihat pada Lampiran 4h. Data peningkatan keterampilan
75
proses dasar siswa pada observasi awal peneltian dan tahap uji coba
luas tiap komponen disajikan pada Tabel 16 berikut ini.
Tabel 16.
Data Peningkatan Keterampilan Proses Dasar Siswa
No Aspek Tahap Observasi Tahap Uji Coba Luas
Jumlah Rerata Jumlah Rerata
1 Observasi 115 3,7 231 7,45
2 Prediksi 123 4 226 7,28
3 Klasifikasi 132 4,3 219 7,06
4 Mengukur 129 4,2 222 7,15
5 Komunikasi 131 4,2 221 7,14
6 Menyimpulkan 128 4,13 231,8 7,48
Rerata 126,3 4,08 225,1 7,26
4) Ketercapaian Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dapat diketahui dari soal-soal yang telah
dikerjakan siswa pada saat proses pembelajaran maupun akhir
pembelajaran, laporan praktikum atau tugas power point (PPT),
soal diskusi (tugas kelompok), tugas rumah dan post-test. Untuk
nilai pre-test menggunakan nilai dari UTS (Ulangan Tengah
Semester) yang telah dilakukan oleh siswa sebelum penelitian
dilakukan. Siswa yang dinyatakan tuntas jika nilai siswa lebih besar
atau sama dengan KKM yaitu ≤ 75. Data hasil belajar siswa untuk
uji coba terbatas disajikan pada Lampiran 4l sedangkan hasil
belajar siswa tahap uji coba luas disajikan pada Lampiran 4m.
76
B. Analisis Data
1. Validasi Desain Pembelajaran
a. Silabus
1) Analisis Data Hasil Validasi Silabus dan Dosen Ahli
Data pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa hasil validasi
silabus komponen kelayakan isi, komponen ketercakupan dan
komponen kebahasaan. Skor validasi merupakan hasil konversi ke
dalam skala lima dan menunjukkan beberapa kategori sesuai pada
Tabel 8. Komponen kelayakan isi mendapatkan skor rerata 29,5,
kategori sangat baik. Komponen ketercakupan mendapat skor
rerata 8,5, kategori sangat baik dan komponen kebahasaan
mendapatkan skor rerata 8, kategori baik. Diagram hasil penilaian
dari setiap komponen berdasarkan rerata di atas disajikan dalam
Gambar 9 berikut ini.
Keterangan:
A = Kelayakan Isi
B = Ketercakupan
C = Kebahasaan
Gambar 9. Diagram Validasi Silabus oleh Dosen Ahli
29,5
8,5 8 0
10
20
30
40
A B C
Rerata
Komponen yang Dinilai
Hasil Validasi Silabus Oleh Dosen
Ahli
Komponen
77
Uji realibilitas data hasil validasi desain pembelajaran pada
komponen dalam silabus menunjukkan bahwa data yang didapat
mempunyai realibilitas kelayakan isi 98%, ketercakupan 98%, dan
kebahasaan 98%. Perhitungan dan analisis uji reliabilitas silabus
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3e.
2) Analisis Data Hasil Validasi Silabus dari Guru Fisika
Data pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa hasil validasi
silabus komponen kelayakan isi, komponen ketercakupan dan
komponen kebahasaan. Skor hasil validasi. Skor hasil validasi
merupakan hasil konversi ke dalam skala lima dan menunjukkan
beberapa kategori sesuai pada Tabel 8. Komponen kelayakan isi
mendapatkan skor rerata 30,5, kategori sangat baik. Komponen
ketercakupan mendapatkan skor rerata 9, kategori sangat baik dan
komponen kebahasaan mendapatkan skor rerata 10, kategori sangat
baik. Diagram hasil penilaian dari setiap komponen berdasarkan
rerata disajikan dalam Gambar 10 berikut ini.
Keterangan :
A = Kelayakan Isi
B = Ketercakupan
C = Kebahasaan
Gambar 10. Diagram Hasil Validasi Silabus oleh Guru Fisika
30,5
9 10 0
10
20
30
40
A B C
Rerata
Komponen yang Dinilai
Hasil Validasi Silabus Oleh Guru
Fisika
Komponen
78
Uji reliabilitas data hasil validasi desain pembelajaran pada
komponen dalam silabus menunjukkan bahwa data yang didapat
mempunyai reliabilitas kelayakan isi 90%, ketercakupan 95% dan
kebahasaan 100%. Data perhitungan dan analisis uji reliabilitas
silabus secara lengkap data dilihat pada Lampiran 3f.
b. RPP
1) Analisis Data Hasil Validasi RPP dari Dosen Ahli
Data pada Tabel 12 memperlihatkan bahwa hasil validasi RPP
komponen kelayakan isi, komponen ketercakupan. perumusan
tujuan pembelajaran, pemilihan materi, skenario/kegiatan
pembelajaran, pemilihan sumber belajar/media pembelajaran,
penggunaan standar proses dalam pembelajaran, penilaian hasil
belajar, perumusan alokasi waktu dan bahasa yang digunakan
dalam RPP. Skor validasi merupakan hasil konversi ke dalam skala
lima dan menunjukkan beberapa kategori sesuai pada Tabel 8.
Komponen kelayakan isi mendapatkan skor rerata 4,5, kategori
sangat baik. Ketercakupan mendapatkan skor rerata 9, kategori
sangat baik. Perumusan tujuan pembelajaran mendapatkan skor
rerata 8,5, kategori baik. Pemilihan materi mendapatkan skor total
rata-rata 18, kategori baik. Skenario/kegiatan pembelajaran
mendapatkan skor rerata 16,5, kategori sangat baik. Pemilihan
sumber belajar/media pembelajaran mendapatkan skor rerata 12,
kategori baik. Penggunaan standar proses dalam pembelajaran
79
4,5 9 8,5
18 16,5 17
24
13
4 8,5
0
5
10
15
20
25
30
A B C D E F G H I J
Rerata
Komponen yang Dinilai
Hasil Validasi RPP Oleh Dosen Ahli
Komponen
mendapatkan skor rerata 24, kategori baik. Penilaian hasil belajar
mendapatkan skor rerata 13, kategori baik. Perumusan alokasi
waktu mendapatkan skor rerata 4, kategori baik. Bahasa yang
digunakan dalam RPP mendapatkan skor rerata 8,5, kategori
sangat baik. Diagram hasil penilaian dari setiap komponen
berdasarkan rerata disajikan dalam Gambar 11 berikut ini.
Gambar 11. Diagram Hasil Validasi RPP oleh Dosen Ahli
Keterangan:
A = Kelayakan Isi
B = Ketercakupan
C = Perumusan Tujuan Pembelajaran
D = Pemilihan Materi
E = Kegiatan Pembelajaran
F = Pemilihan Sumber Belajar
G = Penggunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
H = Penilaian Hasil Belajar
I = Perumusan Alokasi Waktu
J = Bahasa yang Digunakan Dalam RPP
Uji reliabilitas data hasil validasi desain pembelajaran pada
komponen dalam silabus menunjukkan bahwa data yang didapat
80
mempunyai reliabilitas kelayakan isi 89%, ketercakupan 89%,
perumusan tujuan pembelajaran 95%, pemilihan materi 93%,
kegiatan pembelajaran 88%, pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran 92%, penggunaan standar proses dalam pembelajaran
92%, penilaian hasil belajar 100%, perumusan alokasi waktu
100%, bahasa yang digunakan dalam RPP 95%. Data perhitungan
dan analisis uji reliabilitas pada RPP secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 3i.
2) Analisis Data Hasil Validasi RPP dari Guru Fisika
Data pada Tabel 12 memperlihatkan bahwa hasil validasi RPP
komponen kelayakan isi, komponen ketercakupan. perumusan
tujuan pembelajaran, pemilihan materi, skenario/kegiatan
pembelajaran, pemilihan sumber belajar/media pembelajaran,
penggunaan standar proses dalam pembelajaran, penilaian hasil
belajar, perumusan alokasi waktu dan bahasa yang digunakan
dalam RPP. Skor validasi merupakan hasil konversi ke dalam skala
lima dan menunjukkan beberapa kategori sesuai pada Tabel 8.
Komponen kelayakan isi mendapatkan skor rerata 4,5, kategori
sangat baik. Ketercakupan mendapatkan skor rerata 9,5, kategori
sangat baik. Perumusan tujuan pembelajaran mendapatkan skor
rerata 9,5, kategori sangat baik. Pemilihan materi mendapatkan
skor rerata 27,5, kategori sangat baik. Skenario/kegiatan
pembelajaran mendapatkan skor rerata 17,5, kategori baik.
81
4,5 9,5 9,5
27,5
17,5 13,5
24,5
14
4,5 8,5
0
5
10
15
20
25
30
A B C D E F G H I J
Rerata
Komponen yang dinilai
Hasil Validasi RPP Oleh Guru Fisika
Series 1
4,5 9,5 9,5
27,5
17,5 13,5
0
5
10
15
20
25
30
A B C D E F
Sk
or
Rerata
Komponen
Hasil Validasi RPP Oleh Guru Fisika
Komponen
Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran mendapatkan skor
rerata 13,5, kategori sangat baik. Penggunaan standar proses dalam
pembelajaran mendapatkan skor rerata 24,5, kategori baik.
Penilaian hasil belajar mendapatkan skor rerata 14, kategori sangat
baik. Perumusan alokasi waktu mendapatkan skor rerata 4,5,
kategori sangat baik. Bahasa yang digunakan dalam RPP
mendapatkan skor total rata-rata 8,5, kategori sangat baik.
Diagram hasil penilaian dari setiap komponen berdasarkan rerata
disajikan dalam Gambar 12 berikut ini.
Gambar 12. Diagram Hasil Validasi RPP oleh Guru Fisika
Keterangan:
A = Kelayakan Isi
B = Ketercakupan
C = Perumusan Tujuan Pembelajaran
D = Pemilihan Materi
E = Kegiatan Pembelajaran
F = Pemilihan Sumber Belajar
G = Penggunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
H = Penilaian Hasil Belajar
I = Perumusan Alokasi Waktu
J = Bahasa yang Digunakan Dalam RPP
82
Uji reliabilitas data hasil validasi desain pembelajaran pada
komponen dalam silabus menunjukkan bahwa data yang didapat
mempunyai reliabilitas kelayakan isi 89%, ketercakupan 95%,
perumusan tujuan pembelajaran 95%, pemilihan materi 98%,
kegiatan pembelajaran 92%, pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran 96%, penggunaan standar proses dalam pembelajaran
95%, penilaian hasil belajar 93%, perumusan alokasi waktu 89%,
bahasa yang digunakan dalam RPP 95%. Data perhitungan dan
analisis uji reliabilitas pada RPP secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 3j.
2. Analisis Data Hasil Uji Coba Luas
a. Analisis Respon Siswa Terhadap Desain Pembelajaran Berbasis
Discovery Learning
Data respon siswa terhadap desain pembelajaran berbasis
discovery learning pada Tabel 14 diperoleh dari angket yang diisi oleh
siswa. Data respon siswa merupakan pengkonversian skor pada angket
yang diisi siswa ke dalam skala lima seperti pada Tabel 8. Perhitungan
secara lengkap data respon siswa yang diperoleh ketika menggunakan
desain pembelajaran berbasis discovery learning dapat dilihat pada
Lampiran 4a.
Berdasarkan data pada Lampiran 4a, dapat kita ketahui bahwa
total skor rata-rata respon siswa adalah 35,32, dengan kategori sangat
83
4,42
4,35
4,3
4,32
4,34
4,36
4,38
4,4
4,42
4,44
A B
Rer
ata
Kriteria
Hasil Analisis Data Respon Siswa
Kriteria
baik. Untuk kriteria pertama yaitu penerapan desain pembelajaran
yang terdiri dari tujuh indikator mendapat total skor rerata 4,42
dengan kriteria sangat baik, sedangkan untuk kriteria kedua yaitu
penerapan keterampilan proses dasar siswa yang terdiri dari satu
indikator mendapat total skor rerata 4,35 dengan kriteria sangat baik.
Dari data respon siswa yang diperoleh dapat kita lihat pada diagram
Gambar 13 berikut ini.
Gambar 13. Diagram Hasil Analisis Data Respon Siswa
Keterangan :
A = Penerapan Desain Pembelajaran
B = Penerapan Keterampilan Proses Dasar Siswa
b. Keterlaksaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari lembar
observasi yang dinilai oleh dua orang pengamat (observer) selama
lima kali pertemuan. Kriteria dalam sintaks yang dimaksud adalah
terlaksana dan tidak terlaksana. Data hasil lembar keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan desain pembelajaran disajikan dalam
Tabel 15. Sedangkan data hasil perhitungan keterlaksanaan
84
pembelajaran menggunakan desain pembelajaran berbasis discovery
learning secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4f. Analisis
keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara menghitung rata-
rata skor yang diberikan oleh observer sesuai pada Tabel 9.
Data pada Lampiran 4f memperlihatkan hasil keterlaksanaan
pembelajaran selama lima kali pertemuan dalam penelitian
pengembangan desain pembelajaran ini. Berdasarkan hasil
pengamatan dan analisis data pada keterlaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh kedua observer, diperoleh hasil dari pertemuan
pertama dengan rerata skor 4,5, dengan kategori sangat baik.
Pertemuan kedua mendapat rerata skor 4,42, dengan kategori sangat
baik. Pertemuan ketiga mendapat rerata skor 4,42, dengan kategori
sangat baik. Pertemuan keempat mendapat rerata skor 4,46, dengan
kategori sangat baik dan yang terakhir pertemuan kelima mendapat
rerata skor 4,46, dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil rerata skor yang diperoleh tersebut, dapat
dinyatakan bahwa dari lima pertemuan di kelas, keterlaksanaan
pembelajaran mendapat total skor rerata sebesar 4,45 dengan kategori
sangat baik. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat pada diagram
Gambar 14 berikut ini.
85
Gambar 14. Diagram Hasil Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterangan :
A = Pertemuan 1
B = Pertemuan 2
C = Pertemuan 3
D = Pertemuan 4
E = Pertemuan 5
c. Ketercapaian Peningkatan Keterampilan Proses Dasar Siswa
Data peningkatan merupakan pengkonversian skor pada angket
yang disisi oeh observer kedalam skala lima seperti yang terdapat pada
Tabel 9. Data peningkatan keterampilan proses dasar siswa yang
diperoleh ketika menggunakan desain pembelajaran berbasis discovery
learning dapat dilihat pada Tabel 16 dan data hasil perhitungan
peningkatan keterampilan proses bisa dilihat pada Lampiran 4k.
Skor rerata yang diperoleh dari kedua observer untuk aspek
observasi adalah 7,45, dengan kategori baik. Skor rerata aspek prediksi
adalah 7,28, dengan kategori baik. Skor rerata aspek klasifikasi adalah
7,06, dengan kategori baik. Skor rerata aspek mengukur adalah 7,15,
dengan kategori sangat baik. Skor rerata aspek komunikasi adalah 7,14,
58,5
57,5 57,5 58 58
57
57,5
58
58,5
59
A B C D E
Rer
ata
Pertemuan
Hasil Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
Pertemuan
86
7,45 7,28 7,06 7,15 7,14 7,48 6,5
77,5
8
A B C D E F
Rerata
Aspek
Hasil Analisis Peningkatan
Keterampilan Proses Dasar
Siswa
Aspek
dengan kategori sangat baik dan skor rerata aspek menyimpulkan
adalah 7,48, dengan kategori sangat baik. Berdasarkan data tersebut,
dapat diperoleh total skor rerata dari keenam aspek keterampilan proses
yang diteliti adalah 7,26, dengan kategori baik. Berdasarkan hasil dari
data pada Tabel 16 dapat kita lihat pada diagram Gambar 15 berikut ini.
Keterangan:
A = Aspek Observasi
B = Aspek Prediksi
C = Aspek Klasifikasi
D = Aspek Mengukur
E = Aspek Komunikasi
F = Aspek Menyimpulkan
Gambar 15. Diagram Hasil Analisis Peningkatan Keterampilan
Proses Dasar Siswa
d. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Data ketuntasan hasil belajar diperoleh dari semua tugas yang telah
diberikan baik individu maupun kelompok. Data ketuntasan merupakan
perbandingan nilai yang diperoleh siswa dengan KKM sekolah yaitu
≥75. Data nilai siswa yang diperoleh ketika menggunakan desain
pembelajaran berbasis discovery learning dapat dilihat pada Lampiran
4m. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat kita lihat bahwa semua
siswa dinyatakan tuntas dengan nilai pos-test lebih besar dari pre-test
atau ≥ 75. Rerata nilai yang diperoleh setelah menggunakan desain
pembelajaran berbasis discovery learning adala 86,53.
87
C. Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan menganalisis permasalahan dan
kebutuhan-kebutuhan dalam proses pembelajaran di kelas X dengan
melakukan observasi, wawancara, dan studi pustaka sebagaimana telah
diuraikan dalam hasil penelitian. Dalam hal ini ditemukan permasalahan
dalam proses pembelajaran, seperti proses pembelajaran yang monoton di
kelas dengan mencatat terus dan diterangkan hanya sedikit saja, proses
komunikasi dua arah yang kurang optimal di dalam kelas, serta praktikum
materi fisika yang jarang dilakukan oleh siswa sehingga menyebabkan
keterampilan proses dasar siswa masih rendah.
Penelitian observasi awal dilakukan di kelas X-4 dengan jumlah 31
siswa yang diteliti. Penelitian observasi tersebut dapat memperoleh data
persentase dari masing-masing aspek. Aspek observasi mendapat skor
37,10%, aspek prediksi mendapat skor 39,67%, aspek klasifikasi mendapat
skor 42,58%, aspek mengukur mendapat skor 41,61%, aspek
mengkomunikasikan mendapat skor 42,26, dan aspek menyimpulkan
mendapat skor 41,29%. Total skor rerata yang diperoleh saat observasi awal
dari keenam apek tersebut adalah 40,75%, sehingga dapat dinyatakan bahwa
semua aspek yang diobservasi awal masih dikategorikan rendah, karena skor
batas bawah keterangan rendah yaitu ≤ 50%.
Dikategorikan rendah karena pada saat observasi awal, siswa saat
melakukan praktikum merasa bingung dengan alat praktikum, materi dan
88
langkah-langkah praktikum, maupun dalam penulisan laporan praktikum
yang masih acak-acakan karena mereka cenderung hanya belajar dikelas
dengan mencatat materi dan jarang melaksanakan praktikum maupun
pelaporannya. Siswa juga cenderung masih malu-malu dalam presentasi di
depan kelas maupun saat bertanya dengan guru pembimbing sehingga aspek
keterampilan prosesnya semuanya cenderung masih rendah.
Berdasarkan analisis data validasi oleh dua dosen ahli dan guru
fisika hasil pengembangan desain pembelajaran berbasis discovery learning
untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa dimana yang terdiri
dari silabus dan RPP adalah sebagai berikut.
Validasi silabus fisika oleh dosen ahli dan guru fisika dari masing-
masing komponen dapat dilihat pada Lampiran 3g. Komponen kelayakan isi
mendapatkan rerata 4,21. Komponen ketercakupan mendapatkan rerata
4,25. Komponen kebahasaan mendapatkan rerata 4,5. Dari ketiga
komponen yang dinilai, dapat dinyatakan bahwa validasi silabus
mendapatkan rerata 4,32 sehingga dinyatakan valid serta layak digunakan
dalam pembelajaran dengan sedikit revisi.
Uji reliabilitas menunjukkan percentage agreement 94%, sehingga
data yang didapatkan adalah reliabel. Silabus dikatakan valid dengan alasan
bahwa silabus hasil pengembangan bisa mencerminkan pelajaran atau
tujuan-tujuan seperti yang dinyatakan dalam kurikulum atau silabus itu
sendiri, indikator pembelajaran dan kompetensi dasar dapat tercapai, serta
89
penyusunan dalam pengembangan silabus memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan silabus (Abdul Gafur, 2012: 40). Silabus dikatakan reliabel
karena silabus hasil pengembangan dapat digunakan sebagai perangkat
pembelajaran yang cukup efektif dan konsisten dalam melihat
perkembangan keterampilan proses dasar siswa.
Sedangkan hasil validasi RPP fisika oleh dosen ahli dan guru fisika
dari masing-masing komponen dapat dilihat pada Lampiran 3k. Komponen
kelayakan isi mendapatkan rerata 4,5. Ketercakupan mendapatkan rerataa
4,5. Komponen perumusan tujuan pembelajaran mendapatkan rerata 4,5.
Komponen pemilihan materi mendapatkan rerata 4,54. Komponen kegiatan
pembelajaran mendapatkan rerata 4,31. Komponen pemilihan sumber
belajar mendapatkan rerata 4,25. Komponen penggunaan standar proses
dalam pembelajaran mendapatkan rerata 4,16. Komponen penilaian hasil
belajar mendapatkan rerata 4,5. Komponen perumusan alokasi waktu
mendapatkan rerata 4,25. Komponen bahasa yang digunakan dalam RPP
mendapatkan rerata 4,5. Dari kesepuluh komponen yang dinilai, dapat
disimpulkan bahwa validasi RPP mendapatkan rerata 4,5 sehingga
dinyatakan valid serta layak digunakan dalam pembelajaran dengan sedikit
revisi. Uji reliabilitas keseluruhan komponen menunjukkan percentage
agreement 93%, sehingga data yang didapatkan adalah reliabel. RPP hasil
pengembangan dikatakan valid karena RPP yang dibuat dapat digunakan
untuk mengukur aspek dari masing-masing aspek keterampilan proses dasar
siswa dan menghasilkan data keterampilan proses dasar siswa yang tepat
90
seperti yang diinginkan. RPP hasil pengembangan dikatakan reliabel karena
RPP hasil pengembangan dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran
yang cukup efektif dan konsisten dalam menghasilkan data perkembangan
keterampilan proses dasar siswa.
Desain pembelajaran berbasis discovery learning yang telah dibuat
dan layak digunakan kemudian diujikan pada tahap uji coba luas yang
dilaksanakan di SMA Negeri 11 Purworejo di kelas X-4 dengan jumlah 31
siswa. Pada tahap ini dilakukan 5 kali pertemuan dengan rincian sebagai
berikut.
Pertemuan pertama pada tanggal 3 Mei 2016 dengan percobaan
pengenalan materi suhu dan jenis termometer serta praktikum
menggunakan media tangan untuk mengetahui alat ukur suhu yang benar
dengan alokasi waktu 1 x 45 menit pada pukul 12.00-12.45 WIB diperoleh
keterlaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada penjelasan awal suhu
dan percobaan menggunakan tangan diperoleh skor rerata 4,5 dengan
kategori sangat baik dan percentage agreement 97%.
Pertemuan kedua pada tanggal 10 Mei 2016 dengan percobaan
temometer dan presentasi hasil pembuatan termometer sederhana yang
dibuat dengan alokasi waktu 1 x 45 menit pada pukul 12.00-12.45 WIB
mendapatkan skor rerata 4,42 dengan kategori sangat baik dan percentage
agreement 90%.
91
Pertemuan ketiga pada tanggal 12 Mei 2016 mengerjakan soal di
modul berbasis discovery learning dan melakukan praktikum pemuaian
volume menggunakan balon dengan alokasi waktu 2 x 45 menit pada pukul
07.00-08.45 WIB mendapatkan skor rerata 4,42 dengan kategori sangat baik
dan percentage agreement 90%.
Pertemuan keempat pada tanggal 17 Mei 2016 dengan percobaan
perpindahan kalor dengan alokasi waktu 1 x 45 menit pada pukul 12.00-
12.45 WIB mendapatkan skor rerata 4,46 dengan kategori sangat baik dan
percentage agreement 93% dan pertemuan kelima pada tanggal 19 Mei
2016 mengerjakan post-test dan soal diskusi dengan alokasi waktu 2 x 45
menit pada pukul 07.00-08.30 WIB mendapatkan 4,46 dengan kategori
sangat baik dan percentage agreement 93%.
Berdasarkan data dari dua observer pada keseluruhan pertemuan
diperoleh rerata 4,36 dan dapat dinyatakan bahwa keterlaksanaan
pembelajaran sangat baik dengan percentage agreement 92,6%, sehingga
dapat dinyatakan bahwa data keterlaksanaan pembelajaran adalah reliabel.
Dikatakan reliabel karena, rentang percentage agreement dan skor rerata
yang diperoleh antara pertemuan satu dengan lainnya tidak terlau jauh atau
bisa dikatakan konsisten dan dapat dipercaya karena proses pembelajaran
memang dibuat sesuai kondisi siswa dan kelas sesuai yang ada di RPP. Dari
kelima pertemuan dikatakan sangat baik dengan alasan bahwa setiap
pertemuan pembelajaran memang disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
kemampuan dan kondisi siswa maupun sekolah sehingga tidak membebani
92
siswa itu sendiri. Proses pembelajaran juga dirancang dengan sedemikian
rupa baiknya agar berjalan dengan menekankan kemampuan menemukan
dari siswa agar bisa meningkatkan keterampilan proses dasarnya.
Pada proses pembelajaran, setiap pertemuan guru membuka pelajaran
dengan salam dan berdoa sebelum melakukan kegiatan, kemudian mengecek
kehadiran siswa, siswa menandatangani daftar hadir. Kemudian guru
menginformasikan KI, KD, dan indikator dan tujuan yang harus dicapai
dalam setiap proses pembelajaran. Guru melajutkan pembelajaran dengan
melakukan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa dan dilanjutkan
dengan membagi kelompok siswa menjadi delapan kelompok (per kelompok
4 siswa) agar kinerjanya lebih efektif. Dalam proses pembelajaran dibagi
menjadi dua proses.
Proses pertama, jika proses pembelajaran di kelas proses maka hal
pertama yang dilakukan setelah menginformasikan KI, KD, indikator dan
tujuan pembelajaran adalah menerangkan materi atau menonton
video/gambar di LCD, memberikan contoh soal dan membagikan lembar
diskusi untuk di kerjakan secara berkelompok. Setelah mengerjakan soal
diskusi/hitungan hal selanjutnya adalah memberikan kesempatan siswa untuk
presentasi individu/kelompok secara acak di depan kelas dilanjutkan proses
tanya jawab antar siswa dan guru.
Proses kedua, jika proses pembelajaran di laboratorium untuk
kegiatan praktikum hal yang pertama dilakukan guru adalah membagi alat
93
praktikum di meja masing-masing kelompok untuk meminimalisir kerusakan
alat beserta dengan panduan lembar kerja praktikum (LKPD). Dilanjutkan
dengan menjelaskan KI, KD, indikator dan tujuan yang harus dicapai dalam
setiap proses pembelajaran. Guru melanjutkan pembelajaran dengan
melakukan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa. Setelah itu guru
akan menjelaskan alat-alat apa saja yang digunakan untuk praktikum dan
proses pelaksanaan dalam setiap praktikum.
Selama pelaksanaan praktikum, peneliti merangsang sikap berpikir
kritis dan daya kreatif siswa agar kemampuan keterampilan proses dasarnya
terasah secara optimal, guru juga mengarahkan dan membimbing siswa agar
mampu melaksanakan praktikum dengan baik dan benar. Setelah praktikum
selesai, guru memberikan soal diskusi kemudian hasilnya dipresentasikan di
depan kelas per individu dengan acak dan dilakukan tanya jawab untuk
merancang komuniaksi antar siswa maupun siswa dengan guru. Tak lupa
guru juga memberikan tugas rumah yang isinya mengajak berpikir secara
ilmiah dan menemukan secara mandiri langkah-langkahnya.
Selama pelaksanaan praktikum siswa terlihat berpartisipasi aktif dan
rasa ingin tahu serta bekerjasama dengan kelompoknya maupun siswa lain
dan tentunya dengan guru pengajar. Siswa mengerjakan soal diskusi yang
terdapat dalam lembar kerja praktikum fisika (LKPD) maupun modul
berbasis berbasis discovery learning, serta guru membimbing siswa agar
dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diberikan dan
menyimpulkan percobaan berdasarkan bukti ilmiah dan hasil percobaan.
94
Setelah melakukan percobaan kemudian satu siswa dari satu kelompok maju
ditunjuk secara acak maupun maju secara sukarela dan menjelaskan
percobaan dan hasil percobaan dilanjut tanya jawab antar kelompok. Guru
bersama dengan siswa menyimpulkan percobaan setelah selesai presentasi
dan tanya jawab.
Respon siswa menggunakan desain pembelajaran berbasis discovery
learning untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa diperoleh
rerata 4,41 dan dikategorikan sangat baik. Komentar siswa menggunakan
desain pembelajaran berbasis discovery learning untuk meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa umumnya senang dengan model
pembelajaran berbasis discovery learning (menemukan) karena mereka dapat
meningkatkan kreatifitas dalam diri mereka dan cenderung lebih aktif di kelas
karena dipancing dengan metode presentasi dan tanya jawab.
Siswa dapat menggunakan pengetahuan sains mereka dalam
memecahkan permasalahan di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
gejala fisika dan mereka lebih aktif bergerak untuk menemukan sumber-
sumber belajar yang mereka butuhkan. Menurut mereka desain pembelajaran
berbasis discovery learning membuat mereka kreatif dalam melakukan
percobaan dan menemukan konsep yang mereka pelajari dengan model
pengamatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah dalam lembar kerja
praktikum fisika (LKPD) dan soal diskusi, dapat memudahkan siswa untuk
memahami konsep fisika dan sekaligus menerapkan konsep tersebut dengan
95
fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari, siswa mampu mengoptimalkan
keterampilan proses dasar dalam dalam proses pembelajaran secara mandiri.
Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis data tahap simulasi dan
uji coba terbatas diperoleh hasil belajar siswa dengan rerata 80,4, sedangkan
tahap uji coba luas diperoleh rerata 86,53. Dalam tahap uji coba siswa
dinyatakan tuntas semua karena hasil belajar siswa ≥ 75. Berdasarkan pada
Tabel 12, analisis data tahap uji coba terbatas rerata persentase keterampilan
proses dasar siswa sebesar 40,75% dengan kategori sangat rendah.
Dikategorikan sangat rendah karena penilaian keterampilan proses dasar
siswa dari observer yang menyatakan bahwa keterampilan proses dasar siswa
masih jauh dari optimal karena rerata data tiap aspek dari keterampilan proses
dari semua siswa masih dibawah ≤ 50% ditambah dengan penilaian tiap
aspek juga rendah.
Sedangkan pada tahap uji coba luas diperoleh rerata persentase
sebesar 72,62% dengan kategori tinggi dan normalized gain 0,54 dengan
kategori peningkatan sedang. Dikatakan tinggi karena hasil rerata tiap aspek
diatas ≥ 70% dan kemampuan siswa tiap aspek cenderung naik signifikan.
Analisa rerata persentase data tiap aspek dari keterampilan proses dasar siswa
sebagai berikut. a) aspek observasi diperoleh persentase 74,51% b) aspek
prediksi diperoleh persentase 72,90% c) aspek klasifikasi diperoleh
persentase 70,64% d) aspek mengukur diperoleh persentase 71,61% e) aspek
komunikasi diperoleh persentase 71,29% dan f) aspek menyimpulkan
96
diperoleh persentase 74,77%. Rerata persentase paling tinggi diperoleh pada
aspek menyimpulkan diperoleh persentase sebesar 74,77%.
Dikatakan peningkatan sedang karena hasil normalized gain berada
pada rentang 0,3 ≥ g > 0,7. Normalized gain pada masing-masing aspek
sebagai berikut. a) aspek observasi diperoleh 0,59 b) aspek prediksi diperoleh
0,55 c) aspek klasifikasi diperoleh 0,48 d) aspek mengukur diperoleh 0,52 e)
aspek komunikasi diperoleh 0,51 dan aspek menyimpulkan diperoleh 0,57.
Peningkatan paling tinggi yaitu pada aspek observasi diperoleh normalized
gain 0,59 dengan kategori tinggi.
Hal ini karena dalam desain pembelajaran berbasis discovery learning
ada proses pembelajaran berbasis percobaan, diskusi peristiwa sehari-hari
yang berhubungan dengan materi, dijelaskan secara runtut, dan memberi
ajakan dalam mengkomunikasikan dan menyimpulkan percobaan
berdasarkan bukti ilmiah dan hasil percobaan. Oleh karena itu, menurut siswa
desain pembelajaran berbasis discovery learning dapat meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa yaitu observasi, prediksi, klasifikasi,
mengukur, komunikasi, dan menyimpulkan serta sikap penemuannya lebih
tinggi dibanding sebelumnya sehingga proses pembelajaran lebih terangsang,
siswa bisa mengembangkan kecakapan individu dan siswa bisa
memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar disekitarnya untuk menunjang
proses belajar sesuai dengan pernyataan dari Prof. Bruner (Dale H. Schunk:
2012).
97
Proses discovery learning juga memancing siswa menemukan konsep
melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan
atau percobaan (Ridwan Abdullah,2014: hal 97-100). Dengan demikian,
desain pembelajaran berbasis discovery learning layak digunakan dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan keterampilan proses dasar siswa agar
lebih baik dari sebelumnya.
D. Revisi Produk
1. Revisi Tahap Pertama
Revisi dilakukan berdasarkan saran dari dosen ahli dan guru fisika.
Revisi ini dilakukan setelah produk desain pembelajaran divalidasikan
ke dosen ahli dan guru fisika. Hasil validasi yang berupa penilaian, saran,
dan kritikan dijadikan sebagai pedoman dalam merevisi produk ini.
Produk desain pembelajaran awal dapat dilihat pada Lampiran 2a dan 2b,
sedangkan produk desain pembelajaran hasil revisi dapat dilihat pada
Lampiran 2c dan 2d. pada revisi ini, perbaikan dilakukan yaitu pada hal-
hal sebagai berikut.
a. Silabus
Pada silabus yang telah dibuat, perbaikan dilakukan yaitu pada hal-
hal yang dapat dilihat pada Tabel 16. Lembar hasil perbaikan silabus
lengkap dari keempat validator dapat dilihat pada Lampiran 2c.
98
Tabel 17.
Revisi Silabus dari Kedua Penilai No Komponen yang Direvisi Perbaikan
1 Kesesuaian materi pokok
dengan kompetensi dasar
Materi yang akan dipelajari perlu
diperjelas/dipersempit lagi sesuai kebutuhan
dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
2 Kesesuaian pembelajaran
dengan kompetensi dasar
a) Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan
dengan kompetensi dasar yang akan dicapai
dan perlu diperinci agar lebih meningkatkan
keterampilan proses dasar siswa yang diteliti.
b) Perlu ditekankan bagaimana merumuskan
masalah dan hipotesis.
3 Ketercukupan alokasi waktu
terhadap pembelajaran
a) Mengatur waktu sedimikian rupa agar tidak
habis di proses praktikum
b) Kecukupan alokasi waktu dengan jumlah
kompetensi dasar perlu diperinci lagi agar
sesuai dengan jumlah pertemuan yang
diinginkan
4 Kesesuaian sumber belajar
dan alat dengan pembelajaran
a) Alat, bahan, media yang digunakan
disesuaikan dengan topik yang dipelajari, agar
indikator pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
b) Sumber belajar siswa (media pembelajaran)
perlu ditekankan lagi.
5 Ketercakupan aspek domain
proses dalam kompetensi
dasar (observasi, prediksi,
klasifikasi, mengukur,
komunikasi dan
menyimpulkan)
a) Komponen domain proses sains dalam silabus
lebih diperjelas dan ditonjolkan lagi dalam
proses pembelajaran
b) Komponen keterampilan proses dasar siswa
yang akan ditonjolkan disesuaikan dengan
materi setiap pertemuan
6 Pemanfaaan bahasa secara
efektif dan efisien (jelas dan
singkat)
a) Memperjelas bahasa yang digunakan dalam
silabus
b) Efisiensi bahasa dalam silabus perlu
diperingkas lagi
b) RPP
Perbaikan-perbaikan ini dilakukan pada masing-masing komponen
RPP berdasarkan penilian, saran dan kritik dari dosen ahli dan guru
fisika disajikan pada Tabel 17. Lembar hasil perbaikan RPP lengkap
dari keempat validator dapat dilihat pada Lampiran 3d.
99
Tabel 18.
Revisi RPP dari Kedua Penilai No Komponen Yang Direvisi Perbaikan
Ketercakupan
1 Ketercakupan aspek
keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi,
mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi )
Penekanan pada keterampilan proses dasar siswa perlu
diperjelas lagi dalam proses pembelajaran di RPP
2 Ketercakupan model
pembelajaran discovery learning
terhadap pembelajaran fisika
Penekanan proses pembelajaran berbasis discovery
learning perlu diperjelas lagi dalam proses
pembelajaran diRPP
Perumusan Tujuan
1 Kejelasan rumusan tujuan
pembelajaran
Tujuan pembelajaran perlu diperjelas lagi agar
mencakup semua proses pembelajaran dan peningkatan
keterampilan proses dasar dapat tercapai
2 Kesesuaian dengan kompetensi
dasar
Indikator tujuan pembelajaran pada RPP perlu
disesuaikan lagi dengan kompetensi dasar
Pemilihan Materi
1 Keruntutan dan sistematika
materi pembelajaran
a) Penulisan lambang besaran dan notasi ilmiah perlu
diperhatikan.
b) Tata letak gambar, keterangan gambar dan tabel
perlu diperhatikan.
2 Kesesuaian materi dengan
keterampilan proses dasar
Materi pembelajaran perlu ditekankan lagi agar dalam
setiap pertemuan keterampilan proses dasar dapat
meningkat
3 Kesesuaian materi dengan
alokasi waktu
Kesesuaian materi dengan alokasi waktu harus
diperhatikan lebih rinci.
Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian langkah-langkah
dalam setiap tahapan
pembelajaran dengan kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran
Langkah-langkah dalam setiap pembelajaran harus
diperhatikan agar sesuai dengan KD, tujuan
pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan
serta kemampuan dari siswa.
Pemilihan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran
1 Kesesuaian pemilihan sumber
belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran
Penggunaan media disesuaiakn dengan topik
pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan
2 Kesesuaian pemilihan sumber
belajar/media pembelajaran
dengan keterampilan proses
dasar siswa
Pemilihan media pembelajaran perlu disesuaikan lagi
dengan keterampilan proses dasar siswa dan
kemampuannya
Penggunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
1 Kegiatan menyususun hipotesis
dalam pembelajaran
Kegiatan menyusun hipotesis dalam pembelajaran
perlu diperjelas agar lebih konkrit dan siswa lebih
paham
Penilaian Hasil Belajar
1 Kejelasan prosedur penilaian Prosedur penilaian perlu diperjelas agar tidak
membingungkan.
2 Kelengkapan instrument
penilaian
Kelengkapan instrument penilaian perlu ditambah
100
2. Revisi Tahap Kedua
Pada tahap ini produk awal pengembangan yang telah di uji
cobakan secara terbatas dilakukan revisi kembali terhadap faktor-faktor
yang perlu dikurangi atau ditambahkan dalam produk pengembangan ini.
Adapun perubahan yang telah dilakukan pada revisi ini adalah sebagai
berikut ini.
a. Peneliti disarankan untuk menambahkan alokasi waktu karena waktu
yang telah diberikan untuk materi suhu dan kalor dirasa masih belum
mencukukupi apalagi ada pelajaran praktikum dan presentasi tugas
kelompok dirumah maupun soal diskusi.
b. Peneliti disarankan untuk lebih menekankan lagi aspek keterampilan
proses dasar siswa dalam setiap proses pembelajaran, tetapi tidak
membebani siswa.
c. Peneliti disarankan untuk lebih menonjolkan lagi proses discovery
learning dalam setiap proses pembelajaran dan disesuaikan dengan
kondisi siswa maupun sekolah.
Setelah itu, dilakukan revisi berdasarkan penilaian, masukan atau
saran serta kritik dari observer setelah melakukan uji coba terbatas
terhadap produk awal pengembangan untuk mendapatkan produk akhir
dari desain pembelajaran berbasis discovery learning untuk
meningkatkan keterampilan proses dasar siswa.
101
3. Kajian Produk Akhir
Desain pembelajaran berbasis discovery learning untuk
meningkatkan keterampilan proses dasar siswa telah selesai
dikembangkan. Pembahasan kajian produk akhir pengembangan desain
pembelajaran ini merupakan hasil konfirmasi antara kajian teori dan
temuan penelitian sebelumnya, dengan hasil-hasil penelitian yang
diperoleh oleh peneliti.
Pembahasan tersebut meliputi karakteristik dari desain
pembelajaran yang dilihat dari setiap komponen-komponennya, yaitu
silabus dan RPP.
a. Silabus
Rerata total hasil validasi silabus yang dikembangkan oleh
dosen adalah 15,4 dan guru fisika adalah 16,7. Dari kedua penilai
hasil validasi tersebut diperoleh rata-rata 16,05. Penilaian terhadap
silabus menunjukan hasil yang positif. Hasil penilaian dosen ahli dan
guru fisika terhadap silabus yang dikembangkan menunjukkan
bahwa kualitas silabus dilihat dari komponen-komponennya adalah
kategori baik. Kualitas komponen silabus adalah sebagai berikut.
1) Komponen Kelayakan Isi
a) Kesesuaian format silabus dengan ketentuan BSNP (Badan
Standar Nasional Pendidikan).
b) Kesesuaian kompetensi inti dengan kompetensi dasar.
102
c) Kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar.
d) Kesesuaian pembelajaran dengan kompetensi dasar
e) Kesesuaian jenis penilaian dengan kompetensi dasar.
f) Kecukupan alokasi waktu terhadap materi pembelajaran.
g) Kesesuaian sumber belajar dan alat dengan pembelajaran.
2) Komponen Ketercakupan
a) Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi ) dalam kompetensi dasar.
b) Ketercakupan langkah discovery learning terhadap
pembelajaran.
3) Kebahasaan
a) Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
b) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat).
b. RPP
Rerata total hasil validasi RPP berbasis discovery learning
yang dilakukan oleh dosen ahli adalah 12,75, dan guru fisika adalah
13,35. Dari kedua penilai hasil validasi tersebut diperole rata-rata
13,5. Penilaian terhadap RPP menunjukan hasil yang positif. Hasil
penilaian dosen ahli dan guru fisika terhadap RPP yang
dikembangkan menunjukkan bahwa kualitas RPP dilihat dari
103
komponen-komponennya adalah kategori baik. Kualitas komponen
RPP adalah sebagai berikut.
1) Kelayakan Isi
a) Kelengkapan komponen RPP (data sekolah, mata pelajaran,
kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan
pembelajaran, KI, KD, dan indikator pencapaian kompetensi,
materi pembelajaran metode pembelajaran, media/alat dan
sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan
penilaian).
2) Ketercakupan
a) Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi, menyimpulkan,
dan prediksi).
b) Ketercakupan model pembelajaran discovery learning terhadap
pembelajaran fisika.
3) Perumusan Tujuan
a) Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran.
b) Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
4) Pemilihan Materi
a) Ketercapaian materi dengan tujuan pembelajaran.
b) Kesesuaian materi pembelajaran dengan tema pembelajaran
fisika yang diangkat.
104
c) Kesesuaian materi dengan model pembelajaran discovery
learning.
d) Kesesuaian materi dengan keterampilan proses dasar.
e) Kesesuaian materi dengan alokasi waktu.
5) Kegiatan Pembelajaran/Skenario Pembelajaran
a) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran.
b) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
c) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
keterampilan proses dasar siswa.
d) Kesesuaian langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dengan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.
6) Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
a) Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran.
b) Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran.
c) Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan keterampilan proses dasar siswa.
7) Penggunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
a) Kegiatan orientasi/observasi dalam pembelajaran.
105
b) Kegiatan perumusan masalah dalam pembelajaran.
c) Kegiatan menyususun hipotesis dalam pembelajaran.
d) Kegiatan mengumpulkan data dalam pembelajaran.
e) Kegiatan menguji hipotesis dalam pembelajaran.
f) Kegiatan merumuskan kesimpulan dalam pembelajaran.
8) Penilaian Hasil Belajar
a) Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran.
b) Kejelasan prosedur penilaian.
c) Kelengkapan instrument penilaian.
9) Perumusan Alokasi Waktu
a) Kesesuaian dengan jumlah kompetensi dasar.
10) Bahasa yang Digunakan Dalam RPP
a) Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
b) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat).
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan diantaranya
sebagai berikut.
1. Pengembangan desain pembelajaran berbasis discovery learning telah
menghasilkan sebuah desain pembelajaran yaitu silabus dan RPP yang
layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran dan dapat digunakan
untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa kelas X SMA
Negeri 11 Purworejo dengan kriteria validasi dari dosen ahli dan guru
fisika yang menyatakan valid dan reliabel. Hasil validasi silabus
mendapat skor rerata 48 sedangkan validasi RPP mendapat skor rerata
130,5, keduanya termasuk kategori baik dan percentage agreement
94% untuk silabus dan 93% utuk RPP, keduanya bisa dikatakan
reliabel.
2. Desain pembelajaran berbasis discovery learning yang dikembangkan
untuk meningkatkan keterampilan proses dasar siswa kelas X SMA
Negeri 11 Purworejo mendapat respon dari siswa dengan kategori
sangat baik dengan skor rerata yang diperoleh yaitu 4,42 dengan
percentage agreement 92,4%, sehingga bisa dikatakan reliabel.
3. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan desain pembelajaran
berbasis discovery learning untuk meningkatkan keterampilan proses
dasar siswa selama lima kali pertemuan diperoleh skor rerata 4,43
106
107
dengan kategori sangat baik dan memiliki percentage agreement
sebesar 96,37%, sehingga bisa dikatakan reliabel.
4. Peningkatan keterampilan proses dasar siswa dengan menggunakan
desain pembelajaran berbasis discovery learning dari 40,75% , dengan
kategori rendah menjadi sebesar 72,62%, dengan kategori tinggi dan
normalized gain yang diperoleh sebesar 0,54, dengan kategori
peningkatan sedang.
B. Keunggulan Penelitian
Keunggulan dari penelitian pengembangan desain pembelajaran ini
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Desain pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP yang
dikembangkan oleh peneliti berbasis discovery learning. Melalui
langkah keterampilan proses ini, diharapkan kemampuan siswa lebih
terarah dalam menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori untuk
mengembangkan konsep pembelajaran yang sedang maupun yang akan
dipelajari karena siswa mengembangkan secara mandiri kemampuan
yang ada pada dirinya sendiri selama proses pembelajaran, sehingga
tercipta kelas yang belajar secara dua arah dan suasana proses belajar
lebih terangsang.
2. Dengan menggunakan desain pembelajaran berbasis discovery
learning diharapkan siswa mampu menyelesaikan masalah saat proses
pembelajaran dengan cara menemukan sendiri langkah penyelesainnya
108
serta siswa mampu menyimpulkan konsep pembelajaran secara
mandiri sehingga kecakapan individunya akan meningkat.
3. Desain pembelajaran berbasis discovery learning yang peneliti
kembangkan digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses
dasar siswa yang meliputi observasi (pengamatan), prediksi,
klasifikasi, mengukur, komunikasi dan menyimpulkan.
4. Desain pembelajaran berbasis discovery learning yang dikembangkan
telah disesuaikan dengan rata-rata kemampuan siswa dan keadaan di
sekolah yang digunakan untuk penelitian sehingga diharapkan
keterampilan proses dasar siswa yang dicapai dapat optimal dan lebih
baik dari sebelumnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Didalam pelaksanaan penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang
dihadapi peneliti. Keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Jadwal kelas yang terkadang berubah karena banyaknya kegiatan
sekolah ataupun hal-hal yang tak terduga lainnya, sehingga jadwal
penelitian bisa berubah sewaktu-waktu dan terkadang tidak sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan di RPP.
2. Kompetensi dasar dan indikator tiap komponen domain proses sains
siswa masih terlalu banyak atau kurang terfokus, sehingga
membutuhkan ketelitian yang tinggi dalam observasi pengoptimalan
keterampilan proses dasar siswa.
109
3. Keterbatasan materi yang dikembangkan hanya mencakup materi suhu
dan kalor sehingga akan lebih baik jika materi yang digunakan lebih
dari satu materi dan dimulai dari materi paling awal.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran dari peneliti
diantaranya sebagai berikut.
1. Pengembangan desain pembelajaran berbasis discovery learning bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan sampai pada
tahap penyebaran.
2. Pengembangan desain pembelajaran ini diharapkan dapat
dikembangkan dengan adanya penambahan alokasi waktu penelitian,
penambahan materi pelajaran dan penambahan jumlah kelas serta
jumlah siswa.
3. Pengembangan desain pembelajaran diharapkan dapat dikembangkan
lebih lanjut dengan materi atau tingkat kelas yang berbeda.
4. Bagi observer keterampilan proses dasar siswa harus lebih teliti dalam
mengobservasi siswa sehingga dapat terlihat dengan jelas ketercapaian
domain proses sains pada tiap siswa.
5. Desain pembelajaran hasil pengembangan diharapkan dapat digunakan
oleh para guru sebagai perangkat pembelajaran fisika yang bertujuan
untuk mengoptimalkan keterampilan proses dasar siswa SMA.
6. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menganalisis kebutuhan
keterampilan proses dasar siswa dan kurikulum secara mendalam agar
110
dalam penerapan model pembelajaran discovery learning siswa tidak
teralalu keberatan dalam menerima pembelajaran.
7. Desain pembelajaran berbasis discovery learning hasil pengembangan
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan oleh peneliti selanjutnya
untuk lebih menekankan lagi proses discovey learning agar
peningkatan keterampilan proses dalam setiap pertemuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
111
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi
Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asyhari, Ardian dkk.2014. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Fisika SMA Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan
Karakter”. Jurnal Inkuiri Vol 3 No 1 hal 62-75: Program Studi
Pendidikan Sains Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Solo.
Diunduh pada tanggal 4 Agustus 2016 pukul 05.15 WIB.
Ayu Pratama, Amanah dkk.2014. “Studi Keterampilan Proses Sains Pada
Pembelajaran Fisika Materi Getaran dan Gelombang Di Kelas
VIII SMP Negeri 18 Palembang”. Jurnal Pendidikan Fisika.
Universitas Sriwijaya Palembang. Diunduh pada tanggal 4 Agustus
2016 pukul 05.13 WIB.
Felayani, Meireta Rahma. 2013. Pembentukan Krakter dan Pemecahan
Masalah Melalui Model Probing Promting Berbantuan Scaffolding
Materi Barisan dan Deret Kelas XI SMK. Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Semarang. Diunduh
pada tanggal 4 Agustus 2016 pukul 20.00 WIB.
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran : Konsep, Model dan
Aplikasinya Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ombak.
Ibrahim, R.2013. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Malihatul Aini, Isna dkk. 2015. Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar
Tematik Siswa. Jurnal Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Lampung. Diunduh pada tanggal 4 Agustus
2016 pukul 05.50 WIB.
Kadri, Muhammad dkk. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu
dan Kalor. Jurnal Ikatan Alumni Fisika, FMIPA Universitas
Negeri Medan Vol 1 No 1. Diunduh pada tanggal 4 Agustus 2016
pukul 05.40 WIB.
111
112
Kasiyem dkk. 2014. Pengembanan Desain Pembelajaran Berbasis
Domain Proses Sains untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains dan Karakter Siswa SMA N 1 Binangun Kelas X Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Diunduh pada
tanggal 4 Agustus 2016 pukul 05.45 WIB.
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Krathwohl, David R dkk. 2014. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran
Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maradona. 2013. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA
SMA Islam Samarinda Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Melalui
Metode Eksperimen. http://Html.Jurnal diakses pada tanggal 4
Agustus 2016 pukul 05.31 WIB.
Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moedjiono, Hasibuan. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosda.
Muslich, Masnur. 2011. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Konstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nur Ngazizah, Nur. 2011. Pengembangan Subject Specific Pedagogy
(SSP) Berbasis Domain Sikap Sains untuk Menanamkan Karakter
Siswa SMP. Thesis, tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana UNY
Oktavia, Farida Yuda dkk. 2013. Pengembangan Desain Pembelajaran
Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Mengptimalkan Domain Proses
Sains pada Pokok Bahasan Suhu dan Kalor Siswa MAN
Purworejo X. Jurnal Radiasi Vol 3 No 1. Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013.
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Diunduh dari www.kemdikbud.go.id diakses pada tanggal 4
Agustus 2016 Pukul 05.20 WIB
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013.
Implementasi Kurikulum. Diunduh dari www.kemdikbud.go.id
diakses pada tanggal 4 Agustus 2016 Pukul 05.25 WIB
113
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Reublik Indonesia. 2013.
Standar Penilaian Pendidikan. Diunduh dari www.kemdikbud
.go.id diakses pada tanggal 4 Agustus 2016 Pukul 05.30 WIB.
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Diunduh dari
www.kemendikbud.go.id diakses pada tanggal 4Agustus 2016
Pukul 05.33 WIB.
Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT
Dian Rakyat.
Rajasa, Susan. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Karya Utama.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2015. Perancanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Prenadamedia Grup.
Schunk, Dale H. 2012.Teori-Teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta: Rinea Cipta.
Suyanto. 2012. Fisika SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga
Suryanti.2010.Perencanaan Pengajaran.Jakarta : Bumi Aksara.
Trianto.2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
http://id.wikipedia.org/wiki/josephBlack diunduh pada 6 April 2016 pukul
11.07 Wib
KBBI Online. Arti Kata Fisika. Diunduh pada 4 Agustus 2016 pukul 05.30
WIB
114
LAMPIRAN 1
Soal dan Kunci Jawaban
a. Soal Hasil Belajar
b. Kunci Jawaban
115
LATIHAN SOAL
SMA NEGERI 11 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Program : X/ Umum
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Mei 2016
Waktu :
PETUNJUK UMUM
1. Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban yang tersedia
2. Sebelum mengerjakan, tulislah terlebih dahulu pada lembar jawab, nomor
absen pada tempat yang disediakan.
3. Bacalah dengan teliti, petunjuk dan cara mengerjakan soal.
Perhatikan dan bacalah soal sebaik-baiknya sebelum anda menjawab. Soal
terdiri dari 5 butir soal uraian.
4. Gunakan waktu anda dengan sebaik-baiknya ssuai dengan waktu yang
telah disediakan dan bekerjalah sendiri dengan tenang dan teliti.
5. Sebelum mengerjakan soal berdoalah terlebih dahulu.
6. Boleh menggunakan kalkulator
A. Jawablah soal berikut dengan jawaban yang benar, singkat dan jelas !
1. Apa yang dimaksud dengan suhu ?
(SKOR MAKSIMAL : 20)
2. Apa yang dimaksud dengan sifat termometrik zat?
(SKOR MAKSIMAL : 20)
3. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi sebuah termometer?
(SKOR MAKSIMAL : 20)
4. Suhu badan Ayu 40oC. Berapakah suhu tersebut bila diukur dengan
skala Fahrenheit?
(SKOR MAKSIMAL : 20)
5. Suhu permukaan Matahari kira-kira 6000 K. berapakah ekivalen suhu
ini dalam skala Celsius?
(SKOR MAKSIMAL : 20)
Lampiran 1a
116
LATIHAN SOAL
SMA NEGERI 11 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Program : X/ Umum
Hari, Tanggal : Selasa, 17 Mei 2016
Waktu :
PETUNJUK UMUM
1. Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban yang tersedia
2. Sebelum mengerjakan, tulislah terlebih dahulu pada lembar jawab, nomor
absen pada tempat yang disediakan.
3. Bacalah dengan teliti, petunjuk dan cara mengerjakan soal.
4. Perhatikan dan bacalah soal sebaik-baiknya sebelum anda menjawab. Soal
terdiri dari 5 butir soal uraian.
5. Gunakan waktu anda dengan sebaik-baiknya ssuai dengan waktu yang
telah disediakan dan bekerjalah sendiri dengan tenang dan teliti.
6. Sebelum mengerjakan soal berdoalah terlebih dahulu.
7. Boleh menggunakan kalkulator.
A. Jawablah soal berikut dengan jawaban yang benar, singkat dan jelas !
1. Karena kenaikan suhu dari 0OC menjadi 100
OC suatu batang baja yang
panjangnya 1 meter bertambah panjangnya sebesar 1 milimeter. Jika
suhu dinaikan menjadi 120oC, berapakah pertambahan panjang baja
tersebut?
(SKOR MAKSIMUM: 20)
2. Jelaskan tentang kesimpulan tentang percobaan pemuaian gas yang
telah anda lakukan?
(SKOR MAKSIMUM: 20)
3. Selembar kaca berukuran 2,00 m2
pada suhu 25oC. Berapakah luas
kaca tersebut pada suhu 80oC? koefisien muai panjang kaca α=9,0 x
10-6
K-1
(SKOR MAKSIMUM: 20)
117
4. Ketika bersuhu 25oC panjang kaca adalah 50 cm. Setelah dipanaskan,
panjang kaca menjadi 50,9 cm. Koefisien muai panjang kaca α = 9 x
10-6
C-1
. Berapakah suhu akhir kaca?
(SKOR MAKSIMUM: 20)
5. Berapa banyak air yang tumpah ketika sebuah bejana pyrex yang
berisi penuh 1 L (1000 cm3) air pada suhu 20
oC dipanaskan sampai
mencapai 90oC? Koefisien muai panjang pyrex adalah 3 × 10−6/𝑜𝐶
dan koefisien muai volume air adalah 2 × 10−4/𝑜𝐶 ?
(SKOR MAKSIMUM: 20)
118
LATIHAN SOAL
SMA NEGERI 11 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Program : X/ Umum
Hari, Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016
Waktu :
PETUNJUK UMUM
1. Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban yang tersedia
2. Sebelum mengerjakan, tulislah terlebih dahulu pada lembar jawab, nomor
absen pada tempat yang disediakan.
3. Bacalah dengan teliti, petunjuk dan cara mengerjakan soal.
Perhatikan dan bacalah soal sebaik-baiknya sebelum anda menjawab. Soal
terdiri dari 5 butir soal uraian.
4. Gunakan waktu anda dengan sebaik-baiknya ssuai dengan waktu yang
telah disediakan dan bekerjalah sendiri dengan tenang dan teliti.
5. Sebelum mengerjakan soal berdoalah terlebih dahulu.
6. Boleh menggunakan kalkulator
A. Jawablah soal berikut dengan jawaban yang benar, singkat dan jelas !
1. Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa
2500 gram yang memiliki suhu 30oC. Jika kalor jenis logam adalah
0,2 kalori/groC, tentukan suhu akhir logam!
(SKOR MAKSIMAL: 20)
2. 500 gram es bersuhu −12oC dipanaskan hingga suhu −2
oC. Jika kalor
jenis es adalah 0,5 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan,
nyatakan dalam satuan joule!
(SKOR MAKSIMAL: 20)
3. Jelaskan tentang apa yang telah dilakukan dalam percobaan tentang
kalor?
(SKOR MAKSIMAL: 20)
119
4. 500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang
bersuhu 5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g
oC, kalor lebur es
adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor
yang dibutuhkan!
(SKOR MAKSIMAL: 20)
5. 500 gram es bersuhu −10oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang
bersuhu 5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g
oC, kalor lebur es
adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor
yang dibutuhkan!
(SKOR MAKSIMAL: 20)
120
JAWABAN SOAL
SMA NEGERI 11 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Program : X/ Umum
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Mei 2016
Waktu :
Jawaban :
Uji latihan soal 1
1. Suhu menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda.
2. Sifat termometrik adalah perubahan fisis sifat zat karena dipanaskan.
3. Kegiatan penetapkan skala sebuah termometer yang belum memiliki skala
atau penetapan tanda untuk pembagian skala sebuah termometer.
4. Suhu Celcius 𝑡𝐶 = 40𝑜𝐶. suhu fahrenheit 𝑡𝐹 dapat dihitung dengan
Persamaan
(𝑡𝐹 − 32): 𝑡𝐶 = 9: 5
5(𝑡𝐹 − 32) = 9𝑡𝐶
(𝑡𝐹 − 32) =9
5𝑡𝐶
𝑡𝐹 =9
5(40) + 32 = 104𝑜𝐹
5. Suhu mutla T= 600 K. Suhu dalam skala Celcius t adalah
𝑇 = 𝑡 + 273
𝑡 = 𝑇 − 273
𝑡 = (6000 − 273)𝑜𝐶 = 5727𝑜𝐶
Lampiran 1b
121
JAWABAN SOAL
SMA NEGERI 11 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Program : X/ Umum
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Mei 2016
Waktu :
Jawaban :
Uji latihan soal 2
1. ∆𝐿 = 𝐿0𝑎 ∆𝑇
= 1. (1,2 × 10−5). 100
= 120 × 10−5 = 1,2 × 10−3 = 1,2 𝑚𝑚
2. Pertambahan panjang (ΔL)
ΔL = α L1 ΔT
ΔL = (10-5
oC
-1)(40 cm)(50
oC)
ΔL = (10-5
)(2 x 103) cm
ΔL = 2 x 10-2
cm
ΔL = 2 / 102 cm
ΔL = 2 / 100 cm
ΔL = 0,02 cm
Panjang akhir (L2)
L2 = L1 +ΔL
L2 = 40 cm + 0,02 cm
L2 = 40,02 cm
3. Luas mula-mula A0=2,00 m2 pada suhu awal T0=25
oC
Koefisien muai luas, β, adalah
122
β = 2α=2(9,0 x 10-6
K-1
)
=18 x10-6
K-1
Suhu akhir T= 80oC, sehingga kenaikan suhu adalah
∆𝑇 = 𝑇 − 𝑇0
= 80𝑜𝐶 − 25𝑜𝐶 = 55𝑜𝐶
Luas kaca
∆𝐴 = 𝛽𝐴0∆𝑇
𝐴 − 𝐴0 = 𝛽𝐴0∆𝑇
= 2,00 + (18 × 10−6)(2,00)(55)
= 2,00 + 1,980 × 10−3
= 2,00 + 0,00198 = 0,200198 𝑚2
4. ∆𝐿 =∝ 𝐿1 ΔT
0,09𝑐𝑚 = (9𝑥10−6℃). (50𝑐𝑚)(𝑇2 − 25℃)0,09
= (45𝑥10−5). (𝑇2 − 25)
0,002𝑥105 = 𝑇2 − 25
200 = 𝑇2 − 25
𝑇2 = 225℃.
5. Volume awal pyrex= volume awal air=1 L=1000 cm3
Kenaikan suhu ∆𝑇 = 90𝑜𝐶 − 20𝑜𝐶 = 70𝑜𝐶
Koefisien muai panjang pyrex
𝛼𝑝 = 3 × 10−6/𝑜𝐶
𝛾𝑝 = 3𝛼𝑝 = 3(3 × 10−6/𝑜𝐶) = 9 × 10−6/𝑜𝐶
123
Koefisien muai volume air
𝛾𝑎 = 2 × 10−4/𝑜𝐶 = 200 × 10−6/𝑜𝐶
Pertambahan volume pyrex ∆𝑉𝑝 dan air ∆𝑉𝑎
∆𝑉𝑝 = 𝛾𝑝𝑉0∆𝑇 dan ∆𝑉𝑎 = 𝛾𝑎𝑉0∆𝑇
Volume air yang tumpah adalah selisih antara ∆𝑉𝑝dan ∆𝑉𝑎
= ∆𝑉𝑎 − ∆𝑉𝑝
= 𝛾𝑎𝑉0∆𝑇 − 𝛾𝑝𝑉0∆𝑇 = (𝛾𝑎 − 𝛾𝑝)𝑉0∆𝑇
= (200 × 10−6 − 9 × 10−6)(1000 𝑐𝑚3)(70)
= 13,4 𝑐𝑚3
124
JAWABAN SOAL
SMA NEGERI 11 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Program : X/ Umum
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Mei 2016
Waktu :
Jawaban
Soal Latihan 3 :
1. 𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇
12000 = (2,5)(840)∆𝑇
∆𝑇 = 120002100⁄ = 5,71℃𝑇2 = 𝑇1 + ∆𝑇 = 30 + 5,71 = 35,71℃
2. 𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇
𝑄 = (500)(0,5)(10) = 2500 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
1 kalori = 4,2 joule
𝑄 = 2500𝑥4,2 = 10500 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
3. 𝑄 = 𝑚𝑙
𝑄 = (500)(80) = 40000𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖 = 40𝑘𝑎𝑙
4. Untuk menjadikan es 0oC hingga menjadi air 5
oC ada dua proses yang
harus dilalui:
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0
oC, kalor yang diperlukan
namakan Q1\
𝑄1 = 𝑚𝐿𝑒𝑠 = 500.80 = 40000 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
→ Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5
oC, kalor yang
diperlukan namakan Q2
𝑄2 = 𝑚𝑐𝑎𝑖𝑟∆𝑇 = (500)(1)(5) = 2500𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
Kalor total yang diperlukan:
𝑄 = 𝑄1 + 𝑄2 = 40000 + 2500 = 42500𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
125
5. Untuk menjadikan es − 10oC hingga menjadi air 5
oC ada tiga proses yang
harus dilalui:
→ Proses untuk menaikkan suhu es dari −10oC menjadi es bersuhu 0
oC,
kalor yang diperlukan namakan Q1
𝑄1 = 𝑚𝑐𝑒𝑠∆𝑇𝑒𝑠 = (500)(0,5)(10) = 2500𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0
oC, kalor yang diperlukan
namakan Q2
𝑄2 = 𝑚𝐿𝑒𝑠 = 500.80 = 40000 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
→ Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5
oC, kalor yang
diperlukan namakan Q3
𝑄3 = 𝑚𝑐𝑎𝑖𝑟∆𝑇𝑎𝑖𝑟 = (500)(1)(5) = 2500𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
Kalor total yang diperlukan:
𝑄 = 𝑄1 + 𝑄2 = 40000 + 2500 = 42500𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
Q = Q1 +Q2 + Q3 = 2500 + 40000 + 2500 = 45000 kalori
126
LAMPIRAN 2
Produk Desain Pembelajaran
a. Produk Desain Pembelajaran Awal
b. Produk Pembelajaran Setelah Validasi
c. Produk Desain Pembelajaran Akhir
127
LAMPIRAN 3
DATA HASIL
a. Data Hasil Wawancara Guru
b. Data Hasil Validasi Guru Fisika
c. Data Hasil Validasi Dosen Fisika
d. Konversi Skor Validasi Silabus
e. Data Perhitungan Validasi Silabus Dosen Ahli
f. Data Perhitungan Validasi Siilabus Guru Fisika
g. Analisis Data Validasi Silabus Kedua Validator
h. Konversi Skor Validasi RPP
i. Data Perhitungan Validasi RPP Dosen Ahli
j. Data Perhitungan Validasi RPP Guru Fisika
k. Analisis Data Validasi RPP Kedua Validattor
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
KONVERSI SKOR SILABUS
Jumlah butir kriteria = 11
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 11 x 5 = 55
Skor terendah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 11 x 1 = 11
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(55+11)
= 33
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (55 - 11)
= (1 6⁄ )(44)
= 7,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > �̅� + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� − 1,80 Sbi < X ≤ �̅� – 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� – 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 46,212 A Sangat baik
2 37,404 < X ≤ 46,212 B Baik
3 28,596 < X ≤ 37,404 C Cukup baik
4 19,788 < X ≤ 28,596 D Kurang baik
5 X ≤ 19,788 E Sangat kurang baik
Lampiran 3d
160
1. Kelayaan isi
Jumlah butir kriteria = 7
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 7 x 5 = 35
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 7 x 1 = 7
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(35+7)
= 21
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (35 - 7)
= (1 6⁄ )(28)
= 4,67
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > �̅� + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� − 1,80 Sbi < X ≤ �̅� – 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� – 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 29,406 A Sangat baik
2 23,802 < X ≤ 29,406 B Baik
3 18,198 < X ≤ 23,802 C Cukup baik
4 12,594 < X ≤ 18,198 D Kurang baik
5 X ≤ 12,594 E Sangat kurang baik
161
2. Ketercakupan
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
162
3. Kebahasaan
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
163
HASIL PERHITUNGAN VALIDASI SILABUS OLEH DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kelayakan Isi
1 Kesesuaian format silabus dengan BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan) 4 4 0 8 0 1 100%
2 Kesesuaian kompetensi inti dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
3 Kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar 5 5 0 10 0 1 100%
4 Kesesuaian pembelajaran dengan kompetensi dasar 5 5 0 10 0 1 100%
5 Kesesuaian jenis penilaian dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
6 Kecukupan alokasi waktu terhadap materi pembelajaran 4 3 1 7 0.142857129 0.857142871 86.00%
7 Kesesuaian sumber belajar dan alat dengan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
Ketercakupan
8
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi ) dalam kompetensi dasar
4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
9 Ketercakupan discovery learning terhadap pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
Kebahasaan
10 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 4 3 1 7 0.142857129 0.857142871 86.00%
11 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Rerata 4.18 4.18 0.36 8.36 0.046176044 0.95382395 95%
Lampiran 3e
164
HASIL PERHITUNGAN VALIDASI SILABUS GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kelayakan Isi
1 Kesesuaian format silabus dengan BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan) 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
2 Kesesuaian kompetensi inti dengan kompetensi dasar 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
3 Kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar 5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
4 Kesesuaian pembelajaran dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
5 Kesesuaian jenis penilaian dengan kompetensi dasar 3 4 1 7 0.142857129 0.857142871 86.00%
6 Kecukupan alokasi waktu terhadap materi pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
7 Kesesuaian sumber belajar dan alat dengan pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Ketercakupan
8
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi ) dalam kompetensi dasar
5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
9 Ketercakupan discovery learning terhadap pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
Kebahasaan
10 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 5 5 0 10 0 1 100%
11 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 5 5 0 10 0 1 100%
Rerata 4.37 4.64 0.64 9 0.073593072 0.926406928 93%
Lampiran 3f
165
HASIL VALIDASI KOMPONEN KELAYAKAN OLEH DOSEN AHLI DAN GURU
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kelayakan Isi
1 Kesesuaian format silabus dengan BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan) 4 4 0 8 0 1 100%
2 Kesesuaian kompetensi inti dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
3 Kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar 5 5 0 10 0 1 100%
4 Kesesuaian pembelajaran dengan kompetensi dasar 5 5 0 10 0 1 100%
5 Kesesuaian jenis penilaian dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
6 Kecukupan alokasi waktu terhadap materi pembelajaran 4 3 1 7 0.142857129 0.857142871 86.00%
7 Kesesuaian sumber belajar dan alat dengan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
Jumlah 30 29 1 59 0.142857129 6.857142871 686%
Rerata 4.29 4.14 0.143 8.428 0.020408161 0.979591839 98%
Lampiran 3g
166
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kelayakan Isi
1 Kesesuaian format silabus dengan BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan) 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
2 Kesesuaian kompetensi inti dengan kompetensi dasar 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
3 Kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar 5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
4 Kesesuaian pembelajaran dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
5 Kesesuaian jenis penilaian dengan kompetensi dasar 3 4 1 7 0.142857129 0.857142871 86.00%
6 Kecukupan alokasi waktu terhadap materi pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
7 Kesesuaian sumber belajar dan alat dengan pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 28 32 6 60 0.698412684 6.301587316 631%
Rerata 4 4.57 0.857 8.571 0.099773241 0.900226759 90%
167
HASIL VALIDASI KOMPONEN KETERCAKUPAN OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Ketercakupan
8
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi ) dalam kompetensi dasar
4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
9 Ketercakupan discovery learning terhadap pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
Jumlah 8 9 1 17 0.111111111 1.888888889 189%
Rerata 4 4,5 0.1429 2.42857 0.015873016 0.26984127 98%
168
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A -
B)/(A+B)
{1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Ketercakupan
8
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi ) dalam kompetensi dasar
5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
9 Ketercakupan discovery learning terhadap pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
Jumlah 10 9 1 19 0.111111111 1.888888889 189%
Rerata 5 4,5 0.1429 2.71429 0.015873016 0.26984127 95%
169
HASIL VALIDASI KOMPONEN KEBAHASAAN OLEH DOSEN AHLI DAN GURU
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kebahasaan
10 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 4 3 1 7 0.142857129 0.857142871 86.00%
11 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 8 8 2 16 0.25396824 1.74603176 175%
Rerata 4 4 0 2.285 0.036281177 0.249433109 98%
170
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kebahasaan
10 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 5 5 0 10 0 1 100%
11 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 5 5 0 10 0 1 100%
Jumlah 10 10 0 20 0 2 200%
Rerata 5 5 0 2 0 0.285714286 100%
171
KONVERSI SKOR VALIDASI RPP
Jumlah butir kriteria = 25
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 25 x 5 = 125
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 25 x 1 = 25
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(150)
= 75
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (150-25)
= (1 6⁄ )(125)
= 20,84
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 112,512 A Sangat baik
2 87,504 < X ≤ 112,512 B Baik
3 62,496 < X ≤ 87,504 C Cukup baik
4 37,488 < X ≤ 62,496 D Kurang baik
5 X ≤ 37,488 E Sangat kurang baik
Lampiran 3h
172
1. Kelayakan isi
Jumlah butir kriteria = 1
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 1 x 5 = 5
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 1 x 1 = 1
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(5+1)
= 3
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (5 - 1)
= (1 6⁄ )(4)
= 0,67
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 4,206 A Sangat baik
2 3,402 < X ≤ 4,206 B Baik
3 2,598 < X ≤ 3,402 C Cukup baik
4 1,794 < X ≤ 2,598 D Kurang baik
5 X ≤ 1,794 E Sangat kurang baik
173
2. Ketercakupan
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
174
3. Perumusan tujuan
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
175
4. Pemilihan materi
Jumlah butir kriteria = 5
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 5 x 5 = 25
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 5 x 1 = 5
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(25+5)
= 15
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (25 - 5)
= (1 6⁄ )(20)
= 3,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 21,012 A Sangat baik
2 17,004 < X ≤ 21,012 B Baik
3 12,996 < X ≤ 17,004 C Cukup baik
4 8,988 < X ≤ 12,996 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
176
5. Skenario/kegiatan pembelajaran
Jumlah butir kriteria = 3
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 3 x 5 = 15
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 3 x 1 = 3
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(15+3)
= 9
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (15 - 3)
= (1 6⁄ )(12)
= 2
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 12,6 A Sangat baik
2 10,2 < X ≤ 12,6 B Baik
3 7,8 < X ≤ 10,2 C Cukup baik
4 5,4 < X ≤ 7,8 D Kurang baik
5 X ≤ 5,4 E Sangat kurang baik
177
6. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
Jumlah butir kriteria = 3
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 3 x 5 = 15
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 3 x 1 = 3
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(15+3)
= 9
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (15 - 3)
= (1 6⁄ )(12)
= 2
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 12,6 A Sangat baik
2 10,2 < X ≤ 12,6 B Baik
3 7,8 < X ≤ 10,2 C Cukup baik
4 5,4 < X ≤ 7,8 D Kurang baik
5 X ≤ 5,4 E Sangat kurang baik
178
7. Penggunaan Standar Proses dalam Pembelajaran
Jumlah butir kriteria = 6
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 6 x 5 = 30
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 6 x 1 = 6
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(30+6)
= 18
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (30 - 6)
= (1 6⁄ )(24)
= 4
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 25,2 A Sangat baik
2 20,4 < X ≤ 25,2 B Baik
3 15,6 < X ≤ 20,4 C Cukup baik
4 10,8 < X ≤ 15,6 D Kurang baik
5 X ≤ 10,2 E Sangat kurang baik
179
8. Penilaian Hasil Belajar
Jumlah butir kriteria = 3
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 3 x 5 = 15
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 3 x 1 = 3
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(15+3)
= 9
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (15 - 3)
= (1 6⁄ )(12)
= 2
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 12,6 A Sangat baik
2 10,2 < X ≤ 12,6 B Baik
3 7,8 < X ≤ 10,2 C Cukup baik
4 5,4 < X ≤ 7,8 D Kurang baik
5 X ≤ 5,4 E Sangat kurang baik
180
9. Perumusan Alokasi Waktu
Jumlah butir kriteria = 1
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 1 x 5 = 5
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 1 x 1 = 1
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(5+1)
= 3
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (5 - 1)
= (1 6⁄ )(4)
= 0,67
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 4,206 A Sangat baik
2 3,402 < X ≤ 4,206 B Baik
3 2,598 < X ≤ 3,402 C Cukup baik
4 1,794 < X ≤ 2,598 D Kurang baik
5 X ≤ 1,794 E Sangat kurang baik
181
10. Bahasa yang Digunakan dalam RPP
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
182
HASIL PERHITUNGAN VALIDASI RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kelayakan Isi
1
Kelengkapan komponen RPP (data sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,
tujuan pembelajaran, KI, KD, dan indikator pencapaian
kompetensi, materi pembelajaran metode pembelajaran,
media/alat dan sumber belajar, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dan penilaian)
5 4 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
Ketercakupan
2
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi )
5 4 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
3 Ketercakupan model pembelajaran discovery learning
terhadap pembelajaran fisika 4 5 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
Perumusan Tujuan
4 Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran 5 4 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
5 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
Lampiran 3i
183
Pemilihan Materi
6 Ketercapaian materi dengan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
7 Keruntutan dan sistematika materi pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
8 Kesesuaian materi pembelajaran dengan tema
pembelajaran fisika yang diangkat 5 4 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
9 Kesesuaian materi dengan mdel pembelajaran discovery
learning 4 4 0 8 0 1 100%
10 Kesesuaian materi dengan keterampilan proses dasar
siswa 5 4 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
11 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4 5 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
Kegiatan Pembelajaran
12 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
materi pembelajaran 5 4 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
13 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
14 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
keterampilan proses dasar siswa 4 5 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
15
Kesesuaian langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dengan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
5 3 2 8 0,25 0.75 75%
Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
16 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran 4 3 1 7 0.1428571 0.857142857 86%
184
17 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
18 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran dengan keterampilan proses dasar siswa
4 5 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
Pengunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
19 Kegiatan orientasi/observasi dalam pembelajaran 5 4 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
20 Kegiatan perumusan masalah dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
21 Kegiatan menyususun hipotesis dalam pembelajaran 4 3 1 7 0.1428571 0.857142857 86%
22 Kegiatan mengumpulkan data dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
23 Kegiatan menguji hipotesis dalam pembelajaran 4 3 1 7 0.1428571 0.857142857 86%
24 Kegiatan merumuskan kesimpulan dalam pembelajaran 4 5 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
Penilaian Hasil Belajar
25 Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
26 Kejelasan prosedur penilaian 5 5 0 10 0 1 100%
27 Kelengkapan instrument penilaian 4 4 0 8 0 1 100%
Perumusan Alokasi Waktu
28 Kesesuaian dengan jumlah kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
Bahasa yang Digunakan Dalam RPP
29 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 4 4 0 8 0 1 100%
30 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 4 5 1 9 0.1111111 0.888888889 89%
Rerata 4.34 4.17 0.633 8.5 0.0037037 0.02962963 93%
185
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100%
A B
Kelayakan Isi
1
Kelengkapan komponen RPP (data sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,
tujuan pembelajaran, KI, KD, dan indikator pencapaian
kompetensi, materi pembelajaran metode pembelajaran,
media/alat dan sumber belajar, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dan penilaian)
4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
Ketercakupan
2
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi )
5 5 0 10 0 1 100%
3 Ketercakupan model pembelajaran discovery learning
terhadap pembelajaran fisika 5 4 1 9 0.11111 0.888888889 89%
Perumusan Tujuan
4 Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
5 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
Pemilihan Materi
6 Ketercapaian materi dengan tujuan pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
Lampiran 3j
186
7 Keruntutan dan sistematika materi pembelajaran 4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
8 Kesesuaian materi pembelajaran dengan tema
pembelajaran fisika yang diangkat 5 5 0 10 0 1 100%
9 Kesesuaian materi dengan mdel pembelajaran discovery
learning 4 4 0 8 0 1 100%
10 Kesesuaian materi dengan keterampilan proses dasar
siswa 5 5 0 10 0 1 100%
11 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4 4 0 8 0 1 100%
Kegiatan Pembelajaran
12 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
materi pembelajaran 4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
13 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
14 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
keterampilan proses dasar siswa 5 4 1 9 0.11111 0.888888889 89%
15
Kesesuaian langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dengan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
16 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
17 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran 5 4 1 9 0.11111 0.888888889 89%
187
18 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan keterampilan proses dasar siswa 4 4 0 8 0 1 100%
Pengunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
19 Kegiatan orientasi/observasi dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
20 Kegiatan perumusan masalah dalam pembelajaran 5 4 1 9 0.11111 0.888888889 89%
21 Kegiatan menyususun hipotesis dalam pembelajaran 5 4 1 9 0.11111 0.888888889 89%
22 Kegiatan mengumpulkan data dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
23 Kegiatan menguji hipotesis dalam pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
24 Kegiatan merumuskan kesimpulan dalam pembelajaran 4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
Penilaian Hasil Belajar
25 Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
26 Kejelasan prosedur penilaian 5 5 0 10 0 1 100%
27 Kelengkapan instrument penilaian 4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
Perumusan Alokasi Waktu
28 Kesesuaian dengan jumlah kompetensi dasar 4 5 1 9 0.11111 0.888888889 89%
Bahasa yang Digunakan Dalam RPP
29 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 5 4 1 9 0.11111 0.888888889 89%
30 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 4 4 0 8 0 1 100%
Rerata 4.47 4.57 0.5 9.033 0.055556 0.944444445 95%
188
HASIL VALIDASI KOMPONEN KELAYAKAN ISI OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kelayakan Isi
1
Kelengkapan komponen RPP (data sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,
tujuan pembelajaran, KI, KD, dan indikator pencapaian
kompetensi, materi pembelajaran metode pembelajaran,
media/alat dan sumber belajar, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dan penilaian)
5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Jumlah 5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Rerata 5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Lampiran 3k
189
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kelayakan Isi
1
Kelengkapan komponen RPP (data sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,
tujuan pembelajaran, KI, KD, dan indikator pencapaian
kompetensi, materi pembelajaran metode pembelajaran,
media/alat dan sumber belajar, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dan penilaian)
4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Rerata 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
190
HASIL VALIDASI KOMPONEN KETERCAKUPAN RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Ketercakupan
2
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi )
5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
3 Ketercakupan model pembelajaran discovery learning
terhadap pembelajaran fisika 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Jumlah 9 9 2 18 0.22222222 1.777777778 178%
Rerata 4.5 4.5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
191
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Ketercakupan
2
Ketercakupan aspek keterampilan proses dasar siswa
(klasifikasi, observasi, mengukur, komunikasi,
menyimpulkan, dan prediksi )
5 5 0 10 0 1 100%
3 Ketercakupan model pembelajaran discovery learning
terhadap pembelajaran fisika 5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 9 9 2 18 0.111111111 1.888888889 189%
Rerata 4.5 4.5 1 9 0.055555556 0.944444445 95%
192
HASIL VALIDASI KOMPONEN PERUMUSAN TUJUAN RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Perumusan Tujuan
4 Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran 5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
5 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
Jumlah 9 9 2 18 0.11111111 1.888888889 189%
Rerata 4.5 4.5 1 9 0.05555556 0.944444445 95%
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Perumusan Tujuan
4 Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
5 Kesesuaian dengan kompetensi dasar 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 9 9 2 18 0.111111111 1.888888889 189%
Rerata 4.5 4.5 1 9 0.055555556 0.944444445 95%
193
HASIL VALIDASI KOMPONEN PEMILIHAN MATERI RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pemilihan Materi
6 Ketercapaian materi dengan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
7 Keruntutan dan sistematika materi pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
8 Kesesuaian materi pembelajaran dengan tema
pembelajaran fisika yang diangkat 5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
9 Kesesuaian materi dengan mdel pembelajaran discovery
learning 4 4 0 8 0 1 100%
10 Kesesuaian materi dengan keterampilan proses dasar
siswa 5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
11 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Jumlah 27 27 4 54 0.44444444 5.555555556 556%
Rerata 4.5 4.5 0.667 9 0.07407407 0.925925926 93%
194
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pemilihan Materi
6 Ketercapaian materi dengan tujuan pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
7 Keruntutan dan sistematika materi pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
8 Kesesuaian materi pembelajaran dengan tema
pembelajaran fisika yang diangkat 5 5 0 10 0 1 100%
9 Kesesuaian materi dengan mdel pembelajaran discovery
learning 4 4 0 8 0 1 100%
10 Kesesuaian materi dengan keterampilan proses dasar
siswa 5 5 0 10 0 1 100%
11 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4 4 0 8 0 1 100%
Jumlah 27 28 1 55 0.111111111 5.888888889 589%
Rerata 4.5 4.67 0.167 9.167 0.018518519 0.981481482 98%
195
HASIL VALIDASI KOMPONEN KEGIATAN PEMBEAJARAN RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B
A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kegiatan Pembelajaran
12 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
materi pembelajaran 5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
13 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
14 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
keterampilan proses dasar siswa 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
15
Kesesuaian langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dengan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
5 3 2 8 0,25 0.75 75%
Jumlah 18 16 4 34 0.22222222 3.527777778 353%
Rerata 4.5 4 1 8.5 0.05555556 0.881944445 88%
196
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Kegiatan Pembelajaran
12 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
materi pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
13 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
14 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
keterampilan proses dasar siswa 5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
15
Kesesuaian langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dengan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 17 18 3 35 0.333333333 3.666666667 367%
Rerata 4.25 4.5 0.75 8.75 0.083333333 0.916666667 92%
197
HASIL VALIDASI KOMPONEN PEMILIHAN SUMBER BELAJAR RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU
FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
16 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 4 3 1 7 0.14285714 0.857142857 86%
17 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran dengan materi pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
18 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran dengan keterampilan proses dasar siswa 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Jumlah 12 12 2 24 0.25396825 2.746031746 275%
Rerata 4 4 0.667 8 0.08465608 0.915343915 92%
198
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
16 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
17 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran 5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
18 Kesesuaian pemilihan sumber belajar/media pembelajaran
dengan keterampilan proses dasar siswa 4 4 0 8 0 1 100%
Jumlah 14 13 1 27 0.111111111 2.888888889 289%
Rerata 4.66 4.33 0.333 9 0.037037037 0.962962963 96%
199
HASIL VALIDASI KOMPONEN PEMILIHAN SUMBER BELAJAR RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU
FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pengunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
19 Kegiatan orientasi/observasi dalam pembelajaran 5 4 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
20 Kegiatan perumusan masalah dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
21 Kegiatan menyususun hipotesis dalam pembelajaran 4 3 1 7 0.14285714 0.857142857 86%
22 Kegiatan mengumpulkan data dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
23 Kegiatan menguji hipotesis dalam pembelajaran 4 3 1 7 0.14285714 0.857142857 86%
24 Kegiatan merumuskan kesimpulan dalam pembelajaran 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Jumlah 25 23 4 48 0.50793651 5.492063492 550%
Rerata 4.16 3.83 0.667 8 0.08465608 0.915343915 92%
200
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pengunaan Standar Proses Dalam Pembelajaran
19 Kegiatan orientasi/observasi dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
20 Kegiatan perumusan masalah dalam pembelajaran 5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
21 Kegiatan menyususun hipotesis dalam pembelajaran 5 4 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
22 Kegiatan mengumpulkan data dalam pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
23 Kegiatan menguji hipotesis dalam pembelajaran 5 5 0 10 0 1 100%
24 Kegiatan merumuskan kesimpulan dalam pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 27 26 3 53 0.333333333 5.666666667 567%
Rerata 4.5 4.33 0.5 8.833 0.055555556 0.944444445 95%
201
HASIL VALIDASI KOMPONEN PENILAIAN HASIL BELAJAR RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Penilaian Hasil Belajar
25 Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran 4 4 0 8 0 1 100%
26 Kejelasan prosedur penilaian 5 5 0 10 0 1 100%
27 Kelengkapan instrument penilaian 4 4 0 8 0 1 100%
Jumlah 13 13 0 26 0 3 300%
Rerata 4.34 4.34 0 8.667 0 1 100%
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Penilaian Hasil Belajar
25 Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
26 Kejelasan prosedur penilaian 5 5 0 10 0 1 100%
27 Kelengkapan instrument penilaian 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 13 15 2 28 0.222222222 2.777777778 278%
Rerata 4.34 5 0.667 9.334 0.074074074 0.925925926 93%
202
HASIL VALIDASI KOMPONEN PERUMUSAN ALOKASI WAKTU RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU
FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Perumusan Alokasi Waktu
28 Kesesuaian dengan jumlah kompetensi dasar 4 4 0 8 0 1 100%
Jumlah 4 4 1 8 0 1 100%
Rerata 4 4 1 8 0 1 100%
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Perumusan Alokasi Waktu
28 Kesesuaian dengan jumlah kompetensi dasar 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Jumlah 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
Rerata 4 5 1 9 0.111111111 0.888888889 89%
203
HASIL VALIDASI KOMPONEN BAHASA YANG DIGUNAKAN DALAM RPP OLEH DOSEN AHLI DAN GURU
FISIKA
DOSEN AHLI
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B
A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Bahasa yang Digunakan Dalam RPP
29 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 4 4 0 8 0 1 100%
30 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Jumlah 9 9 2 18 0.11111111 1.888888889 189%
Rerata 4.5 4.5 1 9 0.05555556 0.944444445 95%
204
GURU FISIKA
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A - B)/(A+B) {1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Bahasa yang Digunakan Dalam RPP
29 Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar 4 4 0 8 0 1 100%
30 Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat) 4 5 1 9 0.11111111 0.888888889 89%
Jumlah 9 9 2 18 0.11111111 1.888888889 189%
Rerata 4.5 4.5 1 9 0.05555556 0.944444445 95%
205
LAMPIRAN 4
Data Uji Coba Terbatas Dan Uji COba Luas
a. Data Hasil Respon Siswa
b. Konversi Skor Respon Siswa
c. Data Hasil Perhitungan Respon Siswa
d. Data Hasil Perhitungan Respon Siswa Tiap Komponen
e. Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran
f. Data Perhitungan Keterlaksanaan Pembelajaran
g. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran
h. Data Hasil Pengoptimalan Keterampilan Proses Dasar Siswa
i. Konversi Skor Keterampilan Proses Dasar Siswa
j. Tabulasi Keterampilan Proses Dasar Siswa
k. Data Hasil Perhitungan Pengoptimalan Keterampilan Proses Dasar Siswa
l. Data Hasil Nilai Pre-Test
m. Data Hasil Nilai Post-Test
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
KONVERSI SKOR RESPON SISWA
Jumlah butir kriteria = 8
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 8 x 5 = 40
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 8 x 1 = 8
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(40+8)
= 24
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (40 - 8)
= (1 6⁄ )(32)
= 5,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 33,612 A Sangat baik
2 27,204 < X ≤ 33,612 B Baik
3 20,796 < X ≤ 27,204 C Cukup baik
4 14,388 < X ≤ 20,796 D Kurang baik
5 X ≤ 14,388 E Sangat kurang baik
Lampiran 4b
218
1. Penerapan Desain Pembelajaran
Jumlah butir kriteria = 7
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 7 x 5 = 35
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 7 x 1 = 7
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(35+7)
= 21
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (35 - 7)
= (1 6⁄ )(28)
= 4,67
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 29,406 A Sangat baik
2 23,802 < X ≤ 29,406 B Baik
3 18,198 < X ≤ 23,802 C Cukup baik
4 12,594 < X ≤ 18,198 D Kurang baik
5 X ≤ 12,594 E Sangat kurang baik
219
2. Keterampilan proses dasar siswa
Jumlah butir kriteria = 1
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 1 x 5 = 5
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 1 x 1 = 1
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(5+1)
= 3
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (5 - 1)
= (1 6⁄ )(4)
= 0,67
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 4,206 A Sangat baik
2 3,402 < X ≤ 4,206 B Baik
3 2,598 < X ≤ 3,402 C Cukup baik
4 1,794 < X ≤ 2,598 D Kurang baik
5 X ≤ 1,794 E Sangat kurang baik
220
HASIL ANGKET RESPON SISWA TERHADAP DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS DISCOVERY LEARNING
NO NIS NAMA SISWA L/P
Aspek yang Dinilai
Jumlah Rerata Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1417 Afiah Fitriani P 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat baik
2 1418 Agus Faisal Mahmudi L 5 4 5 5 5 5 4 4 37 4.625 Sangat baik
3 1419 Ajeng Kintan Bestari P 4 4 4 3 4 5 4 4 32 4 baik
4 1420 Akhmad Fauzan Prayogi L 3 4 5 4 4 4 4 4 32 4 baik
5 1421 Anisa Permatasati P 4 4 4 4 5 5 5 4 35 4.375 Sangat baik
6 1422 Anjas Dyasmoko L 5 4 5 4 4 5 5 5 37 4.625 Sangat baik
7 1423 Atlara Cantika Putri P 5 4 4 4 5 4 5 4 35 4.375 Sangat baik
8 1424 Damas Faizal Rafif L 5 4 4 5 4 5 5 4 36 4.5 Sangat baik
9 1425 Dina Kurnia P 5 4 5 4 5 5 5 5 38 4.75 Sangat baik
10 1426 Dwi Nur Aisyah P 4 5 4 4 5 5 5 5 37 4.625 Sangat baik
11 1427 Dwi Sri Puji Lestari P 5 4 5 4 5 5 5 5 38 4.75 Sangat baik
12 1428 Erie Ratna Dewi P 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 baik
13 1429 Fatma Ruspita Meirani P 4 3 4 4 4 5 5 4 33 4.125 Sangat baik
14 1430 Fikri Rojabfudin L 4 4 5 4 3 4 5 4 33 4.125 Sangat baik
15 1431 Hikmah Khoirunnisa P 4 5 5 5 5 5 5 5 39 4.875 Sangat baik
16 1432 Miftakhudin L 4 4 5 4 5 5 4 4 35 4.375 Sangat baik
17 1433 Muhammad Arifaturizal L 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 baik
Lampiran 4c
221
18 1434 Muhammad Rafiansyah L 4 4 4 4 4 5 5 4 34 4.25 Sangat baik
19 1435 Murni Oktasari P 4 4 4 4 3 5 4 4 32 4 baik
20 1436 Nur Rahman Eka Wardani L 4 5 4 4 3 4 4 4 32 4 baik
21 1437 Prassuta Baruna Sakti L 5 5 5 5 5 5 4 4 38 4.75 Sangat baik
22 1438 Putri Utaminingtyas P 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat baik
23 1439 Rendy L 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat baik
24 1440 Rizky Putra Perdana L 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 baik
25 1441 Salammatul Nur Fauza P 4 5 5 5 4 5 5 5 38 4.75 Sangat baik
26 1442 Siti Mustaqimah P 4 4 5 5 4 4 5 4 35 4.375 Sangat baik
27 1443 Sukriati Masruro P 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat baik
28 1444 Taufik Mutazam L 4 3 4 4 4 4 4 4 31 3.875 Sangat baik
29 1445 Triyani P 4 5 4 4 4 4 5 5 35 4.375 Sangat baik
30 1446 Yenny Masrifah P 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 baik
31 1447 Yunita Hapsari Tiara Putri P 4 4 5 5 5 4 4 4 35 4.375 Sangat baik
Jumlah 134 132 140 134 135 143 142 135 1095 136.9
Rerata 4.32 4.3 4.5 4.3 4.4 4.61 4.6 4.4 35.323 4.4153 Sangat baik
222
HASIL ANGKET TERHADAP KRITERIA PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN
NO NIS NAMA SISWA L/P
Aspek yang Dinilai
Jumlah Rerata Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1 1417 Afiah Fitriani P 5 5 5 5 5 5 5 35 5 Sangat baik
2 1418 Agus Faisal Mahmudi L 5 4 5 5 5 5 4 33 4.714 Sangat baik
3 1419 Ajeng Kintan Bestari P 4 4 4 3 4 5 4 28 4 Baik
4 1420 Akhmad Fauzan Prayogi L 3 4 5 4 4 4 4 28 4 Baik
5 1421 Anisa Permatasati P 4 4 4 4 5 5 5 31 4.429 Sangat baik
6 1422 Anjas Dyasmoko L 5 4 5 4 4 5 5 32 4.571 Sangat baik
7 1423 Atlara Cantika Putri P 5 4 4 4 5 4 5 31 4.429 Sangat baik
8 1424 Damas Faizal Rafif L 5 4 4 5 4 5 5 32 4.571 Sangat baik
9 1425 Dina Kurnia P 5 4 5 4 5 5 5 33 4.714 Sangat baik
10 1426 Dwi Nur Aisyah P 4 5 4 4 5 5 5 32 4.571 Sangat baik
11 1427 Dwi Sri Puji Lestari P 5 4 5 4 5 5 5 33 4.714 Sangat baik
12 1428 Erie Ratna Dewi P 4 4 4 4 4 4 4 28 4 Baik
13 1429 Fatma Ruspita Meirani P 4 3 4 4 4 5 5 29 4.143 Sangat baik
14 1430 Fikri Rojabfudin L 4 4 5 4 3 4 5 29 4.143 Sangat baik
15 1431 Hikmah Khoirunnisa P 4 5 5 5 5 5 5 34 4.857 Sangat baik
16 1432 Miftakhudin L 4 4 5 4 5 5 4 31 4.429 Sangat baik
17 1433 Muhammad Arifaturizal L 4 4 4 4 4 4 4 28 4 Baik
Lampiran 4d
223
18 1434 Muhammad Rafiansyah L 4 4 4 4 4 5 5 30 4.286 Sangat baik
19 1435 Murni Oktasari P 4 4 4 4 3 5 4 28 4 Baik
20 1436 Nur Rahman Eka Wardani L 4 5 4 4 3 4 4 28 4 Baik
21 1437 Prassuta Baruna Sakti L 5 5 5 5 5 5 4 34 4.857 Sangat baik
22 1438 Putri Utaminingtyas P 5 5 5 5 5 5 5 35 5 Sangat baik
23 1439 Rendy L 5 5 5 5 5 5 5 35 5 Sangat baik
24 1440 Rizky Putra Perdana L 4 4 4 4 4 4 4 28 4 Baik
25 1441 Salammatul Nur Fauza P 4 5 5 5 4 5 5 33 4.714 Sangat baik
26 1442 Siti Mustaqimah P 4 4 5 5 4 4 5 31 4.429 Sangat baik
27 1443 Sukriati Masruro P 5 5 5 5 5 5 5 35 5 Sangat baik
28 1444 Taufik Mutazam L 4 3 4 4 4 4 4 27 3.857 Baik
29 1445 Triyani P 4 5 4 4 4 4 5 30 4.286 Sangat baik
30 1446 Yenny Masrifah P 4 4 4 4 4 4 4 28 4 Baik
31 1447 Yunita Hapsari Tiara Putri P 4 4 5 5 5 4 4 31 4.429 Sangat baik
Jumlah 134 132 140 134 135 143 142 960 137.1
Rerata 4.3 4.3 4.5 4.3 4.4 4.6 4.6 30.968 4.424 Sangat baik
224
HASIL ANGKET TERHADAP KRITERIA PENERAPAN
KETERAMPILAN PROSES DASAR
NO NIS NAMA SISWA L/
P
Aspek
yang
Dinilai Jumlah Rerata Keterangan
8
1 1417 Afiah Fitriani P 5 5 5 Sangat baik
2 1418 Agus Faisal Mahmudi L 4 4 4 Baik
3 1419 Ajeng Kintan Bestari P 4 4 4 Baik
4 1420 Akhmad Fauzan Prayogi L 4 4 4 Baik
5 1421 Anisa Permatasati P 4 4 4 Baik
6 1422 Anjas Dyasmoko L 5 5 5 Sangat baik
7 1423 Atlara Cantika Putri P 4 4 4 Baik
8 1424 Damas Faizal Rafif L 4 4 4 Baik
9 1425 Dina Kurnia P 5 5 5 Sangat baik
10 1426 Dwi Nur Aisyah P 5 5 5 Sangat baik
11 1427 Dwi Sri Puji Lestari P 5 5 5 Sangat baik
12 1428 Erie Ratna Dewi P 4 4 4 Baik
13 1429 Fatma Ruspita Meirani P 4 4 4 Baik
14 1430 Fikri Rojabfudin L 4 4 4 Baik
15 1431 Hikmah Khoirunnisa P 5 5 5 Sangat baik
16 1432 Miftakhudin L 4 4 4 Baik
17 1433 Muhammad Arifaturizal L 4 4 4 Baik
18 1434 Muhammad Rafiansyah L 4 4 4 Baik
19 1435 Murni Oktasari P 4 4 4 Baik
20 1436 Nur Rahman Eka Wa L 4 4 4 Baik
21 1437 Prassuta Baruna Sakti L 4 4 4 Baik
22 1438 Putri Utaminingtyas P 5 5 5 Sangat baik
23 1439 Rendy L 5 5 5 Sangat baik
24 1440 Rizky Putra Perdana L 4 4 4 Baik
25 1441 Salammatul Nur Fauza P 5 5 5 Sangat baik
26 1442 Siti Mustaqimah P 4 4 4 Baik
27 1443 Sukriati Masruro P 5 5 5 Sangat baik
28 1444 Taufik Mutazam L 4 4 4 Baik
29 1445 Triyani P 5 5 5 Sangat baik
30 1446 Yenny Masrifah P 4 4 4 Baik
31 1447 Yunita Hapsari Tiara P P 4 4 4 Baik
Jumlah 135 135 135
Rerata 4.354 4.354 4.35484 Sangat baik
225
226
227
228
229
230
231
232
233
HASIL KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS DISCOVERY LEARNING
No Komponen yang Dinilai
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
Pertemuan
IV
Pertemuan
V Jumlah Rerata
A B A B A B A B A B
Pendahuluan
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46 4.6
2 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari/disampaikan
4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 44 4.4
3 Menyampaikan SK, KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran 4 5 4 5 3 5 4 5 4 5 44 4.4
Kegiatan Inti
a. Orientasi
4
Guru mengarahkan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 42 4.2
b. Merumuskan Masalah
5
Guru menginstruksi dan membimbing siswa untuk
mendiskusikan bagaimana mengklasifikasikan ateri
yang akan dipelajari
5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 46 4.6
c. Menyusun Hipotesis
Lampiran 4f
234
6 Guru membimbing siswa untk mepresentasikan hasil
dari diskusi materi yang dipelajari 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 45 4.5
d. Mengumpulkan Data
7 Guru menerangkan materi yang dipelajari detail
dengan perumusan konsep 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 44 4.4
e. Menguji Hipotesis
8 Guru membuktikan materi yang dipelajari
menggunakan demonstrasi atau praktikum sederhana 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 46 4.6
f. Merumuskan Kesimpulan
9 Guru mengarahkan dan membantu siswa untuk menyimpulkan konsep materi yang dipelajari
4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 41 4.1
Penutup
10
Guru memberikan evaluai proses belajar dengan
memberikan kuis kepada siswa tentang materi yang di
diskusikan sebelumnya
4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 43 4.3
11 Guru memberikan penilaian kepada siswa 4 4 3 4 3 4 4 5 4 5 40 4
12 Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 47 4.7
13 Guru menutup pembelajaran dengan salam 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48 4.8
Jumlah 58 60 51 59 55 61 57 59 57 59 576 57.6
Rerata 4.46 4.62 3.92 4.54 4.23 4.69 4.38 4.54 4.38 4.54 44.3077 4.43077
A = Observer 1
B = Observer 2
235
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Purworejo
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/4
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Keterangan:
1 = Sangat kurang baik 3 = Cukup baik 5 = Sangat baik
2 = Kurang baik 4 = Baik
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A -
B)/(A+B)
{1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pendahuluan
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 5 5 0 10 0 1 100%
2 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari/disampaikan 4 4 0 8 0 1 100%
3 Menyampaikan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
Kegiatan Inti
a. Orientasi
4
Guru mengarahkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
tentang kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari.
5 4 1 9 0.111111 0.88888888 89%
b. Merumuskan Masalah
Lampiran 4g
236
5
Guru menginstruksi dan membimbing siswa untuk
mendiskusikan bagaimana mengklasifikasikan ateri yang akan
dipelajari
5 5 0 10 0 1 100%
c. Menyusun Hipotesis
6 Guru membimbing siswa untk mepresentasikan hasil dari diskusi
materi yang dipelajari 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
d. Mengumpulkan Data
7 Guru menerangkan materi yang dipelajari detail dengan
perumusan konsep 4 4 0 8 0 1 100%
e. Menguji Hipotesis
8 Guru membuktikan materi yang dipelajari menggunakan
demonstrasi atau praktikum sederhana 5 5 0 10 0 1 100%
f. Merumuskan Kesimpulan
9 Guru mengarahkan dan membantu siswa untuk menyimpulkan
konsep materi yang dipelajari 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
Penutup
10 Guru memberikan evaluai proses belajar dengan memberikan
kuis kepada siswa tentang materi yang di diskusikan sebelumnya 4 4 0 8 0 1 100%
11 Guru memberikan penilaian kepada siswa 4 4 0 8 0 1 100%
12 Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa 5 5 0 10 0 1 100%
13 Guru menutup pembelajaran dengan salam 5 5 0 10 0 1 100%
Jumlah 58 60 4 118 0.4444444 12.5555555 1256%
Rerata 4.5 4.6 0.308 9.076 0.034188 0.96581196 97%
237
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN II
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Purworejo
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/4
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Keterangan:
1 = Sangat kurang baik 3 = Cukup baik 5 = Sangat baik
2 = Kurang baik 4 = Baik
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A -
B)/(A+B)
{1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pendahuluan
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 5 5 0 10 0 1 100%
2 Guru mmenyampaikan materi yang akan dipelajari/disampaikan 3 4 1 7 0.142857 0.85714285 86%
3 Menyampaikan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
Kegiatan Inti
a. Orientasi
4
Guru mengarahkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
tentang kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari.
4 3 1 7 0.142857 0.85714285
7 86%
b. Merumuskan Masalah
238
5
Guru menginstruksi dan membimbing siswa untuk
mendiskusikan bagaimana mengklasifikasikan ateri yang akan
dipelajari
4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
c. Menyusun Hipotesis
6 Guru membimbing siswa untk mepresentasikan hasil dari diskusi
materi yang dipelajari 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
d. Mengumpulkan Data
7 Guru menerangkan materi yang dipelajari detail dengan
perumusan konsep 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
e. Menguji Hipotesis
8 Guru membuktikan materi yang dipelajari menggunakan
demonstrasi atau praktikum sederhana 4 4 0 8 0 1 100%
f. Merumuskan Kesimpulan
9 Guru mengarahkan dan membantu siswa untuk menyimpulkan
konsep materi yang dipelajari 3 5 2 8 0,25 0.75 75%
Penutup
10 Guru memberikan evaluai proses belajar dengan memberikan
kuis kepada siswa tentang materi yang di diskusikan sebelumnya 3 4 1 7 0.142857 0.85714285 86%
11 Guru memberikan penilaian kepada siswa 3 4 1 7 0.142857 0.85714285 86%
12 Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa 5 5 0 10 0 1 100%
13 Guru menutup pembelajaran dengan salam 5 5 0 10 0 1 100%
Jumlah 51 59 10 110 1.015873 11.7341269 1174%
Rerata 3.9 4.5 0.769 8.461 0.0781441 0.90262515 90%
239
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN III
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Purworejo
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/4
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Keterangan:
1 = Sangat kurang baik 3 = Cukup baik 5 = Sangat baik
2 = Kurang baik 4 = Baik
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A -
B)/(A+B)
{1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pendahuluan
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 5 5 0 10 0 1 100%
2 Guru mmenyampaikan materi yang akan dipelajari/disampaikan 5 4 1 9 0.111111 0.88888888 89%
3 Menyampaikan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran 3 5 2 8 0,25 0.75 75%
Kegiatan Inti
a. Orientasi
4
Guru mengarahkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
tentang kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari.
4 4 0 8 0 1 100%
b. Merumuskan Masalah
240
5
Guru menginstruksi dan membimbing siswa untuk
mendiskusikan bagaimana mengklasifikasikan ateri yang akan
dipelajari
4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
c. Menyusun Hipotesis
6 Guru membimbing siswa untk mepresentasikan hasil dari diskusi
materi yang dipelajari 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
d. Mengumpulkan Data
7 Guru menerangkan materi yang dipelajari detail dengan
perumusan konsep 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
e. Menguji Hipotesis
8 Guru membuktikan materi yang dipelajari menggunakan
demonstrasi atau praktikum sederhana 5 5 0 10 0 1 100%
f. Merumuskan Kesimpulan
9 Guru mengarahkan dan membantu siswa untuk menyimpulkan
konsep materi yang dipelajari 4 4 0 8 0 1 100%
Penutup
10 Guru memberikan evaluai proses belajar dengan memberikan
kuis kepada siswa tentang materi yang di diskusikan sebelumnya 5 5 0 10 0 1 100%
11 Guru memberikan penilaian kepada siswa 3 4 1 7 0.142857 0.85714285 86%
12 Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
13 Guru menutup pembelajaran dengan salam 5 5 0 10 0 1 100%
Jumlah 55 61 8 116 0.6984127 12.0515873 1206%
Rerata 4.2 4.6 0.615 8.923 0.0537241 0.92704517 93%
241
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN IV
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Purworejo
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/4
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Keterangan:
1 = Sangat kurang baik 3 = Cukup baik 5 = Sangat baik
2 = Kurang baik 4 = Baik
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A -
B)/(A+B)
{1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pendahuluan
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 4 4 0 8 0 1 100%
2 Guru mmenyampaikan materi yang akan dipelajari/disampaikan 5 5 0 10 0 1 100%
3 Menyampaikan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
Kegiatan Inti
a. Orientasi
4
Guru mengarahkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
tentang kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari.
4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
242
b. Merumuskan Masalah
5
Guru menginstruksi dan membimbing siswa untuk
mendiskusikan bagaimana mengklasifikasikan ateri yang akan
dipelajari
4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
c. Menyusun Hipotesis
6 Guru membimbing siswa untk mepresentasikan hasil dari diskusi
materi yang dipelajari 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
d. Mengumpulkan Data
7 Guru menerangkan materi yang dipelajari detail dengan
perumusan konsep 5 4 1 9 0.111111 0.88888888 89%
e. Menguji Hipotesis
8 Guru membuktikan materi yang dipelajari menggunakan
demonstrasi atau praktikum sederhana 5 4 1 9 0.111111 0.88888888 89%
f. Merumuskan Kesimpulan
9 Guru mengarahkan dan membantu siswa untuk menyimpulkan
konsep materi yang dipelajari 4 4 0 8 0 1 100%
Penutup
10 Guru memberikan evaluai proses belajar dengan memberikan
kuis kepada siswa tentang materi yang di diskusikan sebelumnya 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
11 Guru memberikan penilaian kepada siswa 4 5 1 9 0.111111 0.88888888 89%
12 Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa 5 4 1 9 0.111111 0.88888888 89%
13 Guru menutup pembelajaran dengan salam 5 4 1 9 0.111111 0.88888888 89%
Jumlah 57 59 10 116 1.1111111 11.8888888 1190%
Rerata 4.3 4.5 0.769 8.923 0.0854701 0.91452991 92%
243
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN V
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Purworejo
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/4
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Keterangan:
1 = Sangat kurang baik 3 = Cukup baik 5 = Sangat baik
2 = Kurang baik 4 = Baik
No Komponen yang Dinilai
Skor
Validasi A - B A + B (A -
B)/(A+B)
{1-|(A-
B)/(A+B)|}
{1-|(A-
B)/(A+B)|}*100% A B
Pendahuluan
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 4 4 0 8 0 1 100%
2 Guru mmenyampaikan materi yang akan dipelajari/disampaikan 5 5 0 10 0 1 100%
3 Menyampaikan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran 4 5 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
Kegiatan Inti
a. Orientasi
4
Guru mengarahkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
tentang kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari.
4 5 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
244
b. Merumuskan Masalah
5
Guru menginstruksi dan membimbing siswa untuk
mendiskusikan bagaimana mengklasifikasikan ateri yang akan
dipelajari
4 5 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
c. Menyusun Hipotesis
6 Guru membimbing siswa untk mepresentasikan hasil dari diskusi
materi yang dipelajari 4 5 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
d. Mengumpulkan Data
7 Guru menerangkan materi yang dipelajari detail dengan
perumusan konsep 5 4 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
e. Menguji Hipotesis
8 Guru membuktikan materi yang dipelajari menggunakan
demonstrasi atau praktikum sederhana 5 4 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
f. Merumuskan Kesimpulan
9 Guru mengarahkan dan membantu siswa untuk menyimpulkan
konsep materi yang dipelajari 4 4 0 8 0 1 100%
Penutup
10 Guru memberikan evaluai proses belajar dengan memberikan
kuis kepada siswa tentang materi yang di diskusikan sebelumnya 4 5 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
11 Guru memberikan penilaian kepada siswa 4 5 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
12 Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa 5 4 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
13 Guru menutup pembelajaran dengan salam 5 4 1 9 0.111111111 0.88888888 89%
Jumlah 57 59 10 116 1.11111111 11.8888888 1190%
Rerata 4.3 4.5 0.769 8.923 0.085470085 0.91452991 92%
245
246
247
248
249
KONVERSI SKOR PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DASAR
SISWA
Jumlah butir kriteria = 12
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 12 x 5 = 60
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 12 x 1 = 12
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(60+12)
= 36
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (60 - 12)
= (1 6⁄ )(48)
= 8
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011: 63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 50,4 A Sangat baik
2 40,8 < X ≤ 50,4 B Baik
3 31,2 < X ≤ 40,8 C Cukup baik
4 21,2 < X ≤ 31,2 D Kurang baik
Lampiran 4i
250
1. Observasi
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
251
2. Prediksi
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
252
3. Klasifikasi
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011:63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
253
4. Mengukur
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011: 63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
254
5. Mengkomunikasikan
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011: 63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
255
6. Menyimpulkan
Jumlah butir kriteria = 2
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
= 2 x 5 = 10
Skor terenah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
= 2 x 1 = 2
Rerata skor ideal (�̅�) = (1 2⁄ ) (skor tertinggi + skor terendah
ideal)
= (1 2⁄ )(10+2)
= 6
Simpangan baku ideal (Sbi) = (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (skor tertinggi ideal – skor
terendah ideal)
= (1 2⁄ )(1 3⁄ ) (10 - 2)
= (1 6⁄ )(8)
= 1,34
Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala lima tersebut menurut
Sukardjo dalam Nur Ngazizah (2011: 63) adalah sebagai berikut.
Tabel
Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai Skala 5
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > x + 1,80 Sbi A Sangat baik
2 �̅� + 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 1,80 Sbi B Baik
3 �̅� − 0,60 Sbi < X ≤ �̅� + 0,60 Sbi C Cukup baik
4 �̅� −1,80 Sbi < X ≤ �̅� − 0,60 Sbi D Kurang baik
5 X ≤ �̅� − 1,80 Sbi E Sangat kurang baik
No Rentang Skor (i) Nilai Kategori
1 X > 8,412 A Sangat baik
2 6,804 < X ≤ 8,412 B Baik
3 5,196 < X ≤ 6,804 C Cukup baik
4 3,588 < X ≤ 5,196 D Kurang baik
5 X ≤ 3,588 E Sangat kurang baik
256
DATA HASIL PERHITUNGAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DASAR PADA SISWA
DATA KETERAMPILAN PROSES DASAR
(DATA AWAL)
No Nama Siswa Aspek yang Dinilai
Jumlah Rerata
1 2 3 4 5 6
1 Afiah Fitriani 3 3 5 6 4 4 25 4.166667
2 Agus Faisal Mahmudi 4 3 5 5 5 4 26 4.333333
3 Ajeng Kintan Bestari 5 4 3 6 5 3 26 4.333333
4 Akhmad Fauzan Prayogi 4 4 6 3 4 3 24 4
5 Anisa Permatasati 5 5 5 5 5 5 30 5
6 Anjas Dyasmoko 5 5 5 5 5 5 30 5
7 Atlara Cantika Putri 3 5 4 3 5 6 26 4.333333
8 Damas Faizal Rafif 3 4 4 3 3 4 21 3.5
9 Dina Kurnia 5 3 5 3 3 4 23 3.833333
10 Dwi Nur Aisyah 4 3 3 4 3 5 22 3.666667
11 Dwi Sri Puji Lestari 3 3 3 4 3 3 19 3.166667
12 Erie Ratna Dewi 3 4 4 4 4 4 23 3.833333
13 Fatma Ruspita Meirani 3 3 3 3 4 4 20 3.333333
14 Fikri Rojabfudin 3 4 3 5 4 3 22 3.666667
15 Hikmah Khoirunnisa 2 4 4 4 4 3 21 3.5
16 Miftakhudin 3 4 4 3 5 5 24 4
17 Muhammad Arifaturizal 4 5 5 4 5 5 28 4.666667
18 Muhammad Rafiansyah 4 5 5 5 3 3 25 4.166667
19 Murni Oktasari 4 5 3 4 4 3 23 3.833333
20 Nur Rahman Eka W 4 3 3 4 3 5 22 3.666667
21 Prassuta Baruna Sakti 4 4 5 3 5 4 25 4.166667
22 Putri Utaminingtyas 3 4 5 4 3 4 23 3.833333
23 Rendy 4 3 5 5 3 4 24 4
24 Rizky Putra Perdana 4 5 5 4 5 5 28 4.666667
25 Salammatul Nur Fauza 4 4 5 4 4 5 26 4.333333
26 Siti Mustaqimah 4 4 5 4 6 4 27 4.5
27 Sukriati Masruro 4 5 4 4 5 4 26 4.333333
28 Taufik Mutazam 4 5 5 5 5 5 29 4.833333
29 Triyani 3 3 3 5 6 4 24 4
Lampiran 4j
257
30 Yenny Masrifah 3 3 5 5 3 3 22 3.666667
31 Yunita Hapsari Tiara P 4 4 3 3 5 5 24 4
Jumlah 115 123 132 129 131 128 758 126.33
Rerata 3.71 3.97 4.26 4.16 4.23 4.13 24.45161 4.07526
Keterangan:
A1 = Aspek 1 = Pengamatan (observasi)
A2 = Aspek 2 = Prediksi (hipotesis)
A3 = Aspek 3 = Klasifikasi
A4 = Aspek 4 = Mengukur
A5 = Aspek 5 = Komunikasi
A6 = Aspek 6 = Menyimpulkan
258
ANALISIS DATA PERSENTASE KETERAMPILAN PROSES
(DATA AWAL)
A. Analisis Data Tiap Aspek
1. Pengamatan (observasi)
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
55 + 60
310× 100% =
115
310× 100% = 37,10%
2. Prediksi
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
59 + 64
310× 100% =
123
310× 100% = 39,67%
3. Klasifikasi
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
64 + 68
310× 100% =
132
310× 100% = 42,58%
4. Mengukur
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
59 + 70
310× 100% =
129
310× 100% = 41,61%
5. Komunikasi
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
62 + 69
310× 100% =
131
310× 100% = 42,26%
6. Menyimpulkan
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
65 + 63
310× 100% =
128
310× 100% = 41,29%
B. Analisis Data keseluruhan Aspek
�̅� =∑ 𝑥
𝑛=
37.1 + 39.67 + 42.58 + 41.61 + 42.26 + 41.29%
6
=244,51%
6= 40,75%
259
PENGUKURAN DAN PENAFSIRAN HASIL PENGUKURAN
KETERAMPILAN PROSES
Menurut Ismet dan Hariyanto (2014: 206-207) pengukuran dan penafsiran hasil
pengukuran yaitu sebagai berikut:
Jumlah Kriteria Indikator = 12
Skor Tertinggi = 12 x 5 = 60
Skor Terendah = 12 x 1 = 12
1. Skor Batas Bawah Kategori Sangat Tinggi
Kategori sangat tinggi = 0,80 x 60 = 48
48
60× 100% =
8
10× 100% = 80%
2. Skor Batas Bawah Kategori Tinggi
Kategori tinggi = 0,70 x 60 = 42
42
60× 100% =
7
10× 100% = 70%
3. Skor Batas Bawah Kategori Rendah
Kategori rendah = 0,50 x 60 = 30
30
60× 100% =
5
10× 100% = 50%
4. Skor Batas Bawah Kategori Sangat Rendah. Kategori sangat rendah < 50%
Kategori Keterampilan Proses Siswa
No. Skor Peserta Didik Kategori Sikap Ilmiah
1. ≥80% Sangat Tinggi/Sangat Baik
2. 70% ≤ x <80% Tinggi/Baik
3. 50% ≤ x < 70% Rendang/Kurang
4. <50% Sangat Rendah/Sangat Kurang
Jadi, kategori keterampilan proses siswa termasuk sangat rendah karena <
50%.
260
DATA KETERAMPILAN PROSES DASAR
(DATA AKHIR)
Pertemuan 1
No Nama Siswa Aspek
Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6
1 Afiah Fitriani 8 7 7 7 7 7 43 7.16667
2 Agus Faisal Mahmudi 9 7 6 6 7 7 42 7
3 Ajeng Kintan Bestari 9 9 8 5 9 6 46 7.66667
4 Akhmad Fauzan Prayogi 7 8 6 8 8 8 45 7.5
5 Anisa Permatasati 7 7 7 7 7 7 42 7
6 Anjas Dyasmoko 8 7 7 7 8 8 45 7.5
7 Atlara Cantika Putri 9 8 9 7 7 8 48 8
8 Damas Faizal Rafif 9 7 5 6 9 7 43 7.16667
9 Dina Kurnia 9 7 7 6 7 9 45 7.5
10 Dwi Nur Aisyah 8 9 9 6 10 6 48 8
11 Dwi Sri Puji Lestari 9 7 7 8 6 9 46 7.66667
12 Erie Ratna Dewi 8 9 8 9 9 8 51 8.5
13 Fatma Ruspita Meirani 7 9 6 7 7 7 43 7.16667
14 Fikri Rojabfudin 7 6 9 9 9 7 47 7.83333
15 Hikmah Khoirunnisa 9 9 8 5 8 9 48 8
16 Miftakhudin 7 8 7 8 6 6 42 7
17 Muhammad Arifaturizal 8 9 8 8 8 7 48 8
18 Muhammad Rafiansyah 7 7 9 7 7 8 45 7.5
19 Murni Oktasari 8 6 7 7 7 6 41 6.83333
20 Nur Rahman Eka Wardani 7 7 8 6 9 7 44 7.33333
21 Prassuta Baruna Sakti 8 7 7 9 9 9 49 8.16667
22 Putri Utaminingtyas 6 8 8 7 7 6 42 7
23 Rendy 8 9 7 7 7 9 47 7.83333
24 Rizky Putra Perdana 8 8 8 7 7 9 47 7.83333
25 Salammatul Nur Fauza 9 7 8 7 5 7 43 7.16667
26 Siti Mustaqimah 7 8 9 9 8 9 50 8.33333
27 Sukriati Masruro 8 9 8 6 8 7 46 7.66667
28 Taufik Mutazam 8 8 9 10 5 9 49 8.16667
29 Triyani 7 8 6 7 7 7 42 7
30 Yenny Masrifah 8 5 8 7 6 7 41 6.83333
31 Yunita Hapsari Tiara P 7 5 8 10 7 7 44 7.33333
Jumlah 244 235 234 225 231 233 1402 233.667
Rerata 27.1 26.1 26 25 25.7 25.9 155.778 7.53763
261
Pertemuan 2
No Nama Siswa Aspek
Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6
1 Afiah Fitriani 8 7 7 7 6 7 34 5.666
2 Agus Faisal Mahmudi 9 9 6 6 7 7 44 7.333
3 Ajeng Kintan Bestari 9 9 9 5 9 7 48 8
4 Akhmad Fauzan Prayogi 7 8 6 8 8 8 45 7.5
5 Anisa Permatasati 7 9 7 7 7 7 44 7.333
6 Anjas Dyasmoko 9 7 7 7 8 8 46 7.666
7 Atlara Cantika Putri 7 8 9 7 7 8 46 7.666
8 Damas Faizal Rafif 9 7 5 7 7 7 42 7
9 Dina Kurnia 9 7 8 7 7 9 47 7.833
10 Dwi Nur Aisyah 8 9 9 7 7 6 46 7.666
11 Dwi Sri Puji Lestari 9 7 6 8 6 9 45 7.5
12 Erie Ratna Dewi 8 9 8 9 9 8 51 8.5
13 Fatma Ruspita Meirani 7 9 6 7 7 7 43 7.166
14 Fikri Rojabfudin 7 6 7 9 9 7 45 7.5
15 Hikmah Khoirunnisa 9 6 8 7 8 9 47 7.833
16 Miftakhudin 7 8 7 8 6 7 43 7.166
17 Muhammad Arifaturizal 8 7 8 9 8 7 47 7.833
18 Muhammad Rafiansyah 7 7 6 7 7 8 42 7
19 Murni Oktasari 8 6 7 7 7 6 41 6.833
20 Nur Rahman Eka W 5 7 7 6 9 7 41 6.833
21 Prassuta Baruna Sakti 8 7 7 9 9 9 49 8.166
22 Putri Utaminingtyas 6 8 8 7 7 6 42 7
23 Rendy 8 9 6 7 7 9 46 7.666
24 Rizky Putra Perdana 7 8 7 9 7 8 46 7.666
25 Salammatul Nur Fauza 9 7 6 7 5 7 41 6.833
26 Siti Mustaqimah 7 7 9 9 8 9 49 8.166
27 Sukriati Masruro 8 9 8 6 8 7 46 7.666
28 Taufik Mutazam 6 8 7 8 6 8 43 7.166
29 Triyani 7 8 6 7 8 7 43 7.166
30 Yenny Masrifah 7 6 8 7 6 8 42 7
31 Yunita Hapsari Tiara P 7 5 8 8 7 7 42 7
Jumlah 229 234 223 229 227 234 1376 229.3
Rerata 7.39 7.55 7.19 7.39 7.32 7.55 44.3871 7.397
262
Pertemuan 3
No Nama Siswa Aspek
Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6
1 Afiah Fitriani 8 7 7 7 6 7 42 7
2 Agus Faisal Mahmudi 9 9 6 6 7 7 44 7.333
3 Ajeng Kintan Bestari 9 9 9 5 9 7 48 8
4 Akhmad Fauzan Prayogi 6 8 6 8 8 8 44 7.333
5 Anisa Permatasati 7 9 8 7 6 7 44 7.333
6 Anjas Dyasmoko 8 7 7 7 7 8 44 7.333
7 Atlara Cantika Putri 7 8 8 7 7 8 45 7.5
8 Damas Faizal Rafif 9 5 5 7 7 7 40 6.666
9 Dina Kurnia 9 7 8 7 7 9 47 7.833
10 Dwi Nur Aisyah 8 9 9 5 7 6 44 7.333
11 Dwi Sri Puji Lestari 9 7 6 6 6 9 43 7.166
12 Erie Ratna Dewi 8 8 8 9 8 8 49 8.166
13 Fatma Ruspita Meirani 7 9 6 9 7 7 45 7.5
14 Fikri Rojabfudin 7 6 6 7 9 7 42 7
15 Hikmah Khoirunnisa 8 6 7 7 8 9 45 7.5
16 Miftakhudin 7 8 6 8 7 7 43 7.166
17 Muhammad Arifaturizal 8 7 7 9 7 7 45 7.5
18 Muhammad Rafiansyah 7 7 8 7 7 8 44 7.333
19 Murni Oktasari 8 5 7 7 6 6 39 6.5
20 Nur Rahman Eka W 6 6 8 7 9 7 43 7.166
21 Prassuta Baruna Sakti 8 7 5 9 9 9 47 7.833
22 Putri Utaminingtyas 6 6 7 7 7 6 39 6.5
23 Rendy 7 9 6 7 6 9 44 7.333
24 Rizky Putra Perdana 7 8 7 8 7 8 45 7.5
25 Salammatul Nur Fauza 9 7 7 5 5 7 40 6.666
26 Siti Mustaqimah 7 7 7 6 7 9 43 7.166
27 Sukriati Masruro 6 9 7 7 8 7 44 7.333
28 Taufik Mutazam 6 6 7 7 6 8 40 6.666
29 Triyani 7 5 6 6 5 7 36 6
30 Yenny Masrifah 7 6 7 6 6 8 40 6.666
31 Yunita Hapsari Tiara P 7 5 8 8 7 7 42 7
Jumlah 232 222 216 218 218 234 1340 223.33
Rerata 7.48 7.16 6.97 7.03 7.03 7.55 43.2258 7.204
263
Pertemuan 4
No Nama Siswa Aspek
Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6
1 Afiah Fitriani 7 7 6 7 6 7 40 6.666
2 Agus Faisal Mahmudi 9 9 6 6 6 7 43 7.166
3 Ajeng Kintan Bestari 9 7 9 5 9 7 46 7.666
4 Akhmad Fauzan Prayogi 7 8 6 8 8 8 45 7.5
5 Anisa Permatasati 7 6 6 7 7 7 40 6.666
6 Anjas Dyasmoko 9 7 7 7 8 8 46 7.666
7 Atlara Cantika Putri 7 7 8 7 7 8 44 7.333
8 Damas Faizal Rafif 9 7 5 7 7 7 42 7
9 Dina Kurnia 8 7 8 7 7 9 46 7.666
10 Dwi Nur Aisyah 8 10 9 6 7 6 46 7.666
11 Dwi Sri Puji Lestari 9 7 7 8 6 9 46 7.666
12 Erie Ratna Dewi 8 9 8 9 7 8 49 8.166
13 Fatma Ruspita Meirani 7 7 5 7 7 7 40 6.666
14 Fikri Rojabfudin 7 7 7 9 9 7 46 7.666
15 Hikmah Khoirunnisa 9 6 7 7 7 9 45 7.5
16 Miftakhudin 7 7 7 8 7 7 43 7.166
17 Muhammad Arifaturizal 7 7 8 9 5 7 43 7.166
18 Muhammad Rafiansyah 7 7 6 8 7 8 43 7.166
19 Murni Oktasari 8 5 7 7 6 6 39 6.5
20 Nur Rahman Eka W 5 7 7 6 8 7 40 6.666
21 Prassuta Baruna Sakti 8 7 7 7 9 9 47 7.833
22 Putri Utaminingtyas 6 7 8 9 7 6 43 7.166
23 Rendy 8 8 6 7 6 8 43 7.166
24 Rizky Putra Perdana 7 7 7 8 7 8 44 7.333
25 Salammatul Nur Fauza 9 7 6 8 5 7 42 7
26 Siti Mustaqimah 7 8 6 7 9 9 46 7.666
27 Sukriati Masruro 6 8 8 6 8 8 44 7.333
28 Taufik Mutazam 6 6 7 7 6 8 40 6.666
29 Triyani 7 8 7 7 7 7 43 7.166
30 Yenny Masrifah 7 6 8 7 6 8 42 7
31 Yunita Hapsari Tiara P 7 5 8 8 7 7 42 7
Jumlah 232 221 217 226 218 234 1348 224.6
Rerata 7.48 7.13 7 7.29 7.03 7.55 43.4839 7.247
264
Pertemuan 5
No Nama Siswa Aspek
Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6
1 Afiah Fitriani 8 7 7 7 6 7 42 7
2 Agus Faisal Mahmudi 7 9 7 6 7 7 43 7.166
3 Ajeng Kintan Bestari 7 9 6 5 7 7 41 6.833
4 Akhmad Fauzan Prayogi 6 7 6 8 8 8 43 7.166
5 Anisa Permatasati 7 9 8 7 6 7 44 7.333
6 Anjas Dyasmoko 6 7 6 7 6 8 40 6.666
7 Atlara Cantika Putri 7 8 8 7 7 8 45 7.5
8 Damas Faizal Rafif 8 5 5 7 7 7 39 6.5
9 Dina Kurnia 9 7 8 7 6 9 46 7.666
10 Dwi Nur Aisyah 8 7 7 5 8 6 41 6.833
11 Dwi Sri Puji Lestari 7 7 6 4 6 8 38 6.333
12 Erie Ratna Dewi 8 5 8 8 6 7 42 7
13 Fatma Ruspita Meirani 7 7 6 9 7 7 43 7.166
14 Fikri Rojabfudin 7 6 7 9 9 7 45 7.5
15 Hikmah Khoirunnisa 8 7 8 7 8 7 45 7.5
16 Miftakhudin 6 8 6 7 8 7 42 7
17 Muhammad Arifaturizal 7 5 7 7 7 7 40 6.666
18 Muhammad Rafiansyah 7 6 6 7 6 8 40 6.666
19 Murni Oktasari 8 7 7 7 6 6 41 6.833
20 Nur Rahman Eka W 6 6 8 7 8 7 42 7
21 Prassuta Baruna Sakti 8 7 5 7 9 7 43 7.166
22 Putri Utaminingtyas 6 7 7 7 7 6 40 6.666
23 Rendy 7 8 6 7 6 9 43 7.166
24 Rizky Putra Perdana 7 8 6 8 5 8 42 7
25 Salammatul Nur Fauza 7 7 6 5 5 7 37 6.166
26 Siti Mustaqimah 7 7 7 6 8 9 44 7.333
27 Sukriati Masruro 6 9 6 7 8 5 41 6.833
28 Taufik Mutazam 6 6 7 7 7 8 41 6.833
29 Triyani 7 7 6 7 6 5 38 6.333
30 Yenny Masrifah 6 6 7 6 6 8 39 6.5
31 Yunita Hapsari Tiara P 7 5 5 6 7 7 37 6.1666
Jumlah 218 216 205 211 213 224 1287 214.5
Rerata 7.03 6.97 6.61 6.81 6.87 7.23 41.51 6.919
265
HASIL ANGKET KETERAMPILAN PROSES SECARA TOTAL
No Nama Siswa Pertemuan
Jumlah Rerata 1 2 3 4 5
1 Afiah Fitriani 43 34 42 40 42 201 40.2
2 Agus Faisal Mahmudi 42 44 44 43 43 216 43.2
3 Ajeng Kintan Bestari 46 48 48 46 41 229 45.8
4 Akhmad Fauzan Prayogi 45 45 44 45 43 222 44.4
5 Anisa Permatasati 42 44 44 40 44 214 42.8
6 Anjas Dyasmoko 45 46 44 46 40 221 44.2
7 Atlara Cantika Putri 48 46 45 44 45 228 45.6
8 Damas Faizal Rafif 43 42 40 42 39 206 41.2
9 Dina Kurnia 45 47 47 46 46 231 46.2
10 Dwi Nur Aisyah 48 46 44 46 41 225 45
11 Dwi Sri Puji Lestari 46 45 43 46 38 218 43.6
12 Erie Ratna Dewi 51 51 49 49 42 242 48.4
13 Fatma Ruspita Meirani 43 43 45 40 43 214 42.8
14 Fikri Rojabfudin 47 45 42 46 45 225 45
15 Hikmah Khoirunnisa 48 47 45 45 45 230 46
16 Miftakhudin 42 43 43 43 42 213 42.6
17 Muhammad Arifaturizal 48 47 45 43 40 223 44.6
18 Muhammad Rafiansyah 45 42 44 43 40 214 42.8
19 Murni Oktasari 41 41 39 39 41 201 40.2
20 Nur Rahman Eka Wardani 44 41 43 40 42 210 42
21 Prassuta Baruna Sakti 49 49 47 47 43 235 47
22 Putri Utaminingtyas 42 42 39 43 40 206 41.2
23 Rendy 47 46 44 43 43 223 44.6
24 Rizky Putra Perdana 47 46 45 44 42 224 44.8
25 Salammatul Nur Fauza 43 41 40 42 37 203 40.6
26 Siti Mustaqimah 50 49 43 46 44 232 46.4
27 Sukriati Masruro 46 46 44 44 41 221 44.2
28 Taufik Mutazam 49 43 40 40 41 213 42.6
29 Triyani 42 43 36 43 38 202 40.4
30 Yenny Masrifah 41 42 40 42 39 204 40.8
31 Yunita Hapsari Tiara Putri 44 42 42 42 37 207 41.4
Jumlah 1402 1376 1340 1348 1287 6753 1350.6
Rerata 45.2 44.4 43.2 43.5 41.5 218 43.56774
266
No Pertemuan Aspek
Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6
1 Pertama 244 235 234 225 231 233 1402 233.6667
2 Kedua 229 234 223 229 227 234 1376 229.3333
3 Ketiga 232 222 216 218 218 234 1340 223.3333
4 Keempat 232 221 217 226 218 234 1348 224.6667
5 Kelima 218 216 205 211 213 224 1287 214.5
Jumlah 1155 1128 1095 1109 1107 1159 6753 1125.5
Rerata 231 226 219 222 221 231.8 1350.6 225.1
Keterangan:
A1 = Aspek 1 = Pengamatan (observasi)
A2 = Aspek 2 = Prediksi (hipotesis)
A3 = Aspek 3 = Klasifikasi
A4 = Aspek 4 = Mengukur
A5 = Aspek 5 = Komunikasi
A6 = Aspek 6 = Menyimpulkan
267
ANALISIS DATA PERSENTASE KETERAMPILAN PROSES
(DATA AKHIR)
A. Analisis Data Tiap Aspek
1. Pengamatan (observasi)
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
231
310× 100% = 74,51%
2. Prediksi
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
226
310× 100% = 72,90%
3. Klasifikasi
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
219
310× 100% = 70,64%
4. Mengukur
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
222
310× 100% = 71,61%
5. Komunikasi
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
221
310× 100% = 71,29%
6. Menyimpulkan
�̅� =∑ 𝑥
𝑛× 100% =
231,8
310× 100% = 74,77%
7. Analisis Data keseluruhan Aspek
�̅� =∑ 𝑥
𝑛=
74,51 + 72,90 + 70,64 + 71,61 + 71,29 + 74,77%
6
=435.72%
6= 72,62%
268
PENGUKURAN DAN PENAFSIRAN HASIL PENGUKURAN
KETERAMPILAN PROSES
Menurut Ismet dan Hariyanto (2014: 206-207) pengukuran dan penafsiran hasil
pengukuran yaitu sebagai berikut:
Jumlah Kriteria Indikator = 12
Skor Tertinggi = 12 x 5 = 60
Skor Terendah = 12 x 1 = 12
1. Skor Batas Bawah Kategori Sangat Tinggi
Kategori sangat tinggi = 0,80 x 60 = 48 48
60× 100% =
8
10× 100% = 80%
2. Skor Batas Bawah Kategori Tinggi
Kategori tinggi = 0,70 x 60 = 42 42
60× 100% =
7
10× 100% = 70%
3. Skor Batas Bawah Kategori Rendah
Kategori rendah = 0,50 x 60 = 30 30
60× 100% =
5
10× 100% = 50%
4. Skor Batas Bawah Kategori Sangat Rendah.
Kategori sangat rendah < 50%
Kategori Keterampilan Proses Siswa
No. Skor Peserta Didik Kategori Sikap Ilmiah
1. ≥80% Sangat Tinggi/Sangat Baik
2. 70% ≤ x <80% Tinggi/Baik
3. 50% ≤ x < 70% Rendang/Kurang
4. <50% Sangat Rendah/Sangat Kurang
Jadi, kategori keterampilan proses peserta didik termasuk tinggi karena
70% ≤ x <80%
269
ANALISIS NORMALIZED GAIN KETERAMPILAN PROSES
A. Normalized Gain Tiap Aspek
1. Pengamatan (Observasi)
𝑔 =𝑇𝑓 − 𝑇𝑖
𝑆𝐼 − 𝑇𝑖=
74,51 − 37,10
100 − 37,10=
37,10
62,90= 0,59
2. Prediksi (Hipotesis)
𝑔 =𝑇𝑓 − 𝑇𝑖
𝑆𝐼 − 𝑇𝑖=
72,90 − 39,67
100 − 39,67=
33,23
60,33= 0,55
3. Klasifikasi
𝑔 =𝑇𝑓 − 𝑇𝑖
𝑆𝐼 − 𝑇𝑖=
70,64 − 42,58
100 − 42,58=
28,06
57,42= 0,48
4. Mengukur
𝑔 =𝑇𝑓 − 𝑇𝑖
𝑆𝐼 − 𝑇𝑖=
71,61 − 41,61
100 − 41,61=
30
58,39= 0,52
5. Mengkomunikasikan
𝑔 =𝑇𝑓 − 𝑇𝑖
𝑆𝐼 − 𝑇𝑖=
71,29 − 42,26
100 − 42,26=
29,03
57,74= 0,51
6. Menyimpulkan
𝑔 =𝑇𝑓 − 𝑇𝑖
𝑆𝐼 − 𝑇𝑖=
74,77 − 41,29
100 − 41,29=
33.48
58,71= 0,57
7. Analisis rata-rata semua aspek
�̅� =∑ 𝑔
𝑛=
0,59 + 0,55 + 0,48 + 0,52 + 0,51 + 0,57
6=
3,22
6= 0,54
Kriteria Normalized Gain
No. Kriteria Kesimpulan
1 g ≥ 0,7 Tinggi
2 0,3 ≥ g > 0,7 Sedang
3 g < 0,3 Rendah
Jadi, kategori Normalized Gain keterampilan proses peserta didik
termasuk sedang karena 0,3 ≥ g > 0,7.
270
HASIL NILAI BELAJAR TAHAP UJI COBA TERBATAS
(PRE-TEST)
Kelas X-1
No
Absen
Nilai Rerata Keterangan
1 2 3 4 5
1 80 90 75 80 85 82 Tuntas
2 82 90 75 76 85 81.6 Tuntas
3 78 90 50 80 76 74.8 Tidak tuntas
4 80 90 65 85 80 80 Tuntas
5 80 90 85 85 78 83.6 Tuntas
Jumlah 400 450 350 406 404 402
Rerata 80 90 70 81.2 80.8 80.4 Tuntas
271
HASIL NILAI BELAJAR TAHAP UJI COBA LUAS
(POST-TEST)
Kelas X-4
No
Absen
Nilai Jumlah Rerata
Keteran
gan 1 2 3 4 5
1 90 90 75 82 92 429 85.8 Tuntas
2 82 90 80 75 82 409 81.8 Tuntas
3 90 90 90 86 84 440 88 Tuntas
4 90 90 90 91 84 445 89 Tuntas
5 80 90 90 87 88 435 87 Tuntas
6 90 90 75 88 92 435 87 Tuntas
7 82 90 80 87 82 421 84.2 Tuntas
8 80 90 90 87 88 435 87 Tuntas
9 90 90 90 83 84 437 87.4 Tuntas
10 90 90 75 83 92 430 86 Tuntas
11 80 90 90 84 88 432 86.4 Tuntas
12 88 90 95 84 86 443 88.6 Tuntas
13 80 90 85 84 80 419 83.8 Tuntas
14 88 90 95 87 86 446 89.2 Tuntas
15 90 90 90 84 88 442 88.4 Tuntas
16 80 90 85 86 80 421 84.2 Tuntas
17 90 90 90 83 88 441 88.2 Tuntas
18 85 85 95 75 80 420 84 Tuntas
19 85 85 95 85 80 430 86 Tuntas
20 85 85 95 87 80 432 86.4 Tuntas
21 90 90 90 91 80 441 88.2 Tuntas
22 90 90 90 92 80 442 88.4 Tuntas
23 80 90 85 90 80 425 85 Tuntas
24 88 90 90 92 86 446 89.2 Tuntas
25 85 85 95 87 80 432 86.4 Tuntas
26 80 90 85 84 80 419 83.8 Tuntas
27 88 90 90 83 86 437 87.4 Tuntas
28 82 90 80 85 82 419 83.8 Tuntas
29 80 90 90 89 88 437 87.4 Tuntas
30 90 90 75 87 92 434 86.8 Tuntas
31 90 90 90 85 84 439 87.8 Tuntas
Jumlah 2658 2770 2710 2653 2622 13413 2682.6
Rerata 85.74 89.35 87.42 85.6 84.6 432.67 86.536 Tuntas
272
LAMPIRAN 5
Dokumentasi Penelitian
273
DOKUMENTASI PENELITIAN
a) Foto Kegiatan Pengenalan Materi dan Presentasi Hasil Percobaan
b) Foto Kegiatan Praktikum dan Belajar di Kelas
c) Foto Kegiatan Praktikum Termometer dan Pemuaian
274
LAMPIRAN 6
Surat-surat
275
276
277
278
279
280
281
282
KARTU BIMBINGAN
283
284
285
HASIL BELAJAR SISWA
286
287
288
Recommended