View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING MELALUI PRAKTIKUM TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
KOLOID DI KELAS XI IPA SMA SWASTA SANTUN
PONTIANAK
SKRIPSI
Oleh
BUDI FIRMANSYAH
NPM: 141620485
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2018
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING MELALUI PRAKTIKUM TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
KOLOID DI KELAS XI IPA SMA SWASTA SANTUN
PONTIANAK
Oleh :
BUDI FIRMANSYAH
NPM 141620485
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2018
iii
iv
v
Pontianak, 1 Oktober 2018 Peneliti Budi Firmansyah NPM. 141620485
PERNYATAAN
Saya bertanda tangan di bawah ini: Nama : Budi Firmansyah
NPM : 141620485
Program Studi : Pendidikan Kimia
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI
PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI KOLOID DI KELAS XI IPA SMA SWASTA SANTUN
PONTIANAK” adalah hasil karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan. Atas pernyataan ini
saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
di kemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuwan atau klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
vi
MOTTO HIDUP
Terlalu Banyak Bermimpi,
Terlalu Banyak Berencana
Tetapi Sedikit Berpikir dan
Berusaha Maka
Kegagalanlah Yang akan
Kita Dapatkan
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin........... Alhamdulillahirabbil’alamin...........
Alhamdulillahirabbil’alamin...........
Alhamdulillah atas suatu kepastian dan kuasa yang besar dari Allah
SWT, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk mendapatkan
gelas sarjana pendidikan S.Pd.
Tak henti-hentinya mulut ini mengucap rasa syukur pada Mu ya
Rabb Tuhan yang mengendalikan hidup ku, yang menuntun langkah
kaki ku menuju kepada jalan yang dikehendaki-Nya
Serta shalawat dan salam kepada panutan hidup ku Rasulullah SAW
dan para sahabtnya yang mulia
Semoga karya kecil ku ini menjadi amal jariah dan amal shaleh
bagiku untuk aku persembahkan di hadapan Tuhan ku di hari nanti
sebagai bukti bahwa aku menjadikan semua yang telah ku usahakan
ini hanyalah untuk menggapai keridhaan-Nya semata.
Bagi keluarga ku tercinta
Kupersembahkan karya kecil ku ini untuk ayah ku tercinta (Iswandi)
dan ibu ku (Julierna), yang telah berjuang agar aku menjadi anak
yang berpendidikan tinggi. Tak henti-hentinya dukungan dan
semangat yang selalu mengalir dari mereka menjadikan ku sebagai
seorang manusia yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Mungkin
semua ini tak seberapa atas apa yang telah mereka perjuangkan
untuk ku. Banyak hal yang terkadang membuat ku merasa iba atas
perjuangan dan kerja keras mereka yang tak akan mampu aku balas
yang tak akan mampu aku tuliskan bahkan untuk menceritakannya
viii
pun aku tak mampu. Setiap kali cucuran keringat mereka yang
tampak oleh mata ku membuat seakan-akan nyawa pun mampu
mereka taruhkan. Ayah ibu meskipun mungkin aku tak mampu
menghadiahkan mahkota dikepala kalian tapi setidaknya aku akan
berusaha membahagiakan kalian di dunia yang sementara ini dan
akan aku cari kalian ketika nanti kita sudah menghadap sang Rabbi
untuk berkumpul kembali di surga-Nya yang abadi.
Semoga dengan karya kecil ku ini dan Sarjana yang ku dapatkan bisa
kuhadiahkan dan kupersembahkan untuk ayah ibu ku dihari ini di
dunia dan dihari yang akan datang nanti disurga sana.
Terima kasihku juga aku yang hanya bisa kuhadiahkan untuk nenek
ku tercinta yang selalu memberikan apa yang bisa ia berikan ketika
aku akan pergi lagi kembali menuju tanah yang akan aku pijak.
Semoga dengan semua yang aku dapatkan pada hari ini menjadi
suatu bukti bahwa aku tidak menyia-nyiakan apa yang telah ia
harapkan untuk ku. Semoga engkau selalu sehat dan diberikan
kesehatan selalu agar aku bisa melihatmu lebih lama dengan sarjana
yang telah aku dapatkan ini. Semoga Allah selalu mencucurkan
nikmat dan kasih sayang-Nya untuk mu dihari tua mu ini.
Teruntuk mu adik ku tercinta yang sekarang sudah beranjak
menjadi dewasa, berjuanglah semangatlah terus untuk menjadi
orang yang berpendidikan agar dengan pendidikan yang kita
dapatkan bisa menjadi bekal bukan hanya untuk dunia melainkan
bekal kita untuk menuju kehidupan abadi. Semoga adik ku menjadi
orang yang lebih baik dari ku.
Untuk dosen-dosen kimia di UMP ribuan bahkan miliaran terima
kasihpun tak akan cukup atas apa yang telah mereka berikan
kepada ku. Ilmu serta pengalaman yang aku dapatkan menjadikan
diriku ini lebih dewasa dalam memahami arti hidup sebenarnya.
Terima kasih dosen pembimbing ku (Dedeh Kurniasih),
(Rizmahardian), serta (Tuti Kurniati), (Nurdianti), (Raudhatul
ix
Fadhilah), (Fitriani) dan ibu (Sri) yang telah menjadi dosen-dosen di
prodi kimia yang terkadang menjadi menjadi teman tertawa, serius
kalau harus serius dan bergurau bila serius itu telah usai. Kuliah di
pendidikan kimia UMP memang serasa dosen itu ya dosen tapi mirip
juga sama teman eh terkadang serasa keluarga.... mungkin akan sulit
untuk dituliskan................
Kepada sahabat-sahabat ku yang tergabung dalam Ijo Lumut (Nurul
Hazila) dan (Saripah) yang selalu menemani masa-masa galau ku
dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah terlebih lagi mengerjakan
laporan dan skripsi yang penuh dengan terpaan, hambar, bosan,
sumpek, etc lah. Hampir setiap hari setiap minggu kita selalu
menghabiskan waktu dan uang bersama demi mengusir rasa galau
itu. Mungkin ini sudah takdir kita untuk membuat ijo lumut itu
memang cocok. Semoga semua cerita yang pernah kita ukir dan
tuliskan menjadi cerita kita dimasa yang akan datang......
Teruntuk Tim Mosas KKU (Ozi Auliza), (Fhany Maulika), (Ningsih
Fatmawati), (Yayak), (Alep), (Imam), (Erka), (Anjang Aseo Edo), (Aya)
thanks you so much tim yang selalu kompak menjadi tim pejuang
skripsi, tim yang selalu menghadirkan tawa, canda yang gak jelas dan
tim yang aneh. Banyak hal yang telah kita lalui dimasa KKU maupun
dimasa kita menjadi pejuang skripsi. Semoga dengan semua
kenangan ini menjadikan kita selalu ingat akan momen-momen indah
yang mungkin tak akan bisa kita ulang kembali.
Hanya sebuah karya kecil ini dan untaian kata-kata yang dapat aku
persembahkan untuk kalian semua. Terima kasih beribu terima kasih
ku ucapkan
“By Budi Firmansyah”
x
ABSTRAK
BUDI FIRMANSYAH (141620485). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Praktikum Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Koloid Kelas XI Ipa SMA Swasta Santun Pontianak. Dibawah Bimbingan DEDEH KURNIASIH, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing I dan RIZMAHARDIAN ASHARI KURNIAWAN, S.Si, M.Si, M.Sc selaku Pembimbing II. Pembelajaran kimia dapat disampaikan dengan metode yang bervariasi salah satunya dengan metode inkuiri terbimbing. Proses pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa berperan aktif karena adanya proses melaksanakan penelitian/percobaan. Menurut beberapa penelitian terdahulu, kemampuan berpikir kritis siswa kurang terlatih dikarenakan pembelajaran lebih berpusat kepada guru. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum terhadap kemampuan berpikir siswa pada materi koloid. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan Posttest Only Control. Sampel ditentukan dengan teknik sampling jenuh menggunakan rangking kelas nilai kimia dengan cara nilai tertinggi bersanding dengan nilai terendah dijadikan satu kelas. Data dikumpulkan menggunakan teknik komunikasi langsung, teknik pengukuran, dan teknik observasi langsung. Hasil penelitian posttest menunjukkan bahwa kedua kelompok kelas dinyatakan tidak terdistribusi normal dan dilanjutkan dengan uji U-Mann Whitney. Hasil yang diperoleh angka signifikan sebesar 0,001 artinya lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis diketahui Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen terhadap kelas kontrol. Perhitungan menggunakan effect size menunjukkan nilai 2,0 artinya model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum berpengaruh tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 47,72%. Kata Kunci : berpikir kritis, inkuiri terbimbing, sifat koloid
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan pada Allah SWT, rabb semesta alam yang
memegang kekuasaan di bumi dan di langit. Allah yang selalu melimpahkan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui
Praktikum Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Koloid Kelas
XI IPA Di SMA Swasta Santun Pontianak”. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, serta
para pengikutnya yang dengan sepenuh jiwa, raga, dan hartanya senantiasa setia,
istiqomah memegang teguh diin yang mulia ini hingga akhir zaman.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
peran pihak lingkungan yang turut memberikan sumbangsihnya, untuk itu dalam
kesempatan ini peneliti ingin memberikan apresiasi, ucapan terima kasih dan
penghormatan kepada:
1. Arif Didik Kurniawan, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan
pengarahan, dorongan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Pontianak dan dosen pembimbing 1 yang telah membimbing, memberikan
saran dan kritik, serta memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.
3. Rizmahardian Asyari K., M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, masukan, kritik, dan motivasi selama
penyusunan skripsi ini
4. Tuti Kurniati, S.Pd, M.Si selaku dosen penguji 1 yang telah memberikan
arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
xii
5. Raudhatul Fadhila, S.Pd, M.Si selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan
arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia yang telah mendidik
dan memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan.
7. Marni Jamilah, S.P selaku guru mata pelajaran Kimia yang telah membantu
dan memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMA Swasta
Santun Pontianak
8. Kedua orang tua terhebat saya yaitu Iswandi dan Ibu Julierna, yang selalu
memberikan do’a, dukungan, dan motivasi yang tak terhingga.
9. Teman-teman mahasiswa pendidikan kimia FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak khususnya angkatan 2014 yang telah memberikan
dukungan, bantuan, motivasi, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari proposal skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa peneliti
harapkan untuk perbaikan kedepannya. Akhirnya, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semoga Allah SWT berkenan menjadikannya sebagai amal baik.
Pontianak, 1 Oktober 2018
Peneliti
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... i MOTTO ................................................................................................................ ii PERSEMBAHAN ................................................................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................................ vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 E. Definisi Operasional.................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9 A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .................................................. 9 B. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................... 9 C. Metode Praktikum..... ................................................................................ 10 D. Hakikat Berfikir Kritis................. ..........................................................11 E. Materi Koloid............................................................................................12 F. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 15 A. Metode dan Bentuk Penelitian .................................................................. 15 B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 16 C. Variabel Penelitian .................................................................................... 16 D. Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................................. 17 E. Teknik Dan Alat Pengumpul Data ............................................................ 17 F. Validasi ..................................................................................................... 19 G. Reliabilitas Instrumen ............................................................................... 21 H. Prosedur Penelitian.................................................................................... 23 I. Analisis Data ............................................................................................. 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 27 A. Proses Pembelajaran dikelas Kontrol ........................................................ 27 B. Proses Pembelajaran dikelas Eksperimen ................................................. 28 C. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis...................................................... 35 D. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis .................................................... 38 E. Pengaruh Model Pembelajaran ................................................................. 40
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 42 A. Simpulan ................................................................................................... 42 B. Saran .......................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43 LAMPIRAN .......................................................................................................... 45
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa .................................................................. 2 Tabel 3.1 Posttest Only ......................................................................................... 15 Tabel 3.2 Daftar Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 17 Tabel 3.3 Rekapitulasi Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 20 Tabel 3.4 Tabulasi Silang ...................................................................................... 20 Tabel 3.5 Kriteria Kevalidan ................................................................................. 20 Tabel 3.6 Nilai Koefisien Reliabilitas ................................................................... 21 Tabel 3.7 Kriteria Persentase Keterlaksanaan KBK ............................................. 24 Tabel 3.8 Kriteria Effect Size................................................................................ 26 Tabel 4.1 Nilai Rata-Rata KBK ............................................................................ 36 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 39
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar Alur Penelitian........................................................................................ 22 Kemampuan Berpikir Kritis .................................................................................. 36
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A
Lampiran A-1 Hasil Wawancara dengan Guru Kimia ......................................... 45 Lampiran A-2 Hasil Observasi Kelas .................................................................. 47 Lampiran A-3 Siswa Kelas Eksperimen .............................................................. 49 Lampiran A-4 Siswa Kelas Kontrol ..................................................................... 50 Lampiran A-5 Daftar Nilai Ulangan Harian ........................................................ 51 Lampiran B
Lampiran B-1 Pedoman Wawancara ................................................................... 52 Lampiran B-2 RPP Kelas Eksperimen ................................................................. 53 Lampiran B-3 RPP Kelas Kontrol........................................................................ 59 Lampiran B-4 Kisi-Kisi Soal Posttest .................................................................. 64 Lampiran B-5 Soal Posttest .................................................................................. 65 Lampiran B-6 Kunci Jawaban Soal Posttest ........................................................ 67 Lampiran B-7 Pedoman Penskoran ...................................................................... 68 Lampiran B-8 Aspek Berpikir Kritis.................................................................... 71 Lampiran B-9 Penuntun Praktikum ..................................................................... 72 Lampiran C
Lampiran C-1 Pedoman Penskoran Validitas Instrumen ..................................... 80 Lampiran C-2 Skor Hasil Uji Coba Soal Posttest ................................................ 82 Lampiran C-3 Hasil Reliabilitas .......................................................................... 83 Lampiran D
Lampiran D-1 Hasil Jawaban Posttest Kelas Eksperimen ................................... 85 Lampiran D-2 Hasil Jawaban Posttest Kelas Kontrol .......................................... 95 Lampiran D-3 Hasil Jawaban Penuntun Praktikum ............................................. 100 Lampiran D-4 Hasil Tes KBK Kelas Eksperimen ............................................... 108 Lampiran D-5 Hasil Tes KBK Kelas Kontrol ...................................................... 109 Lampiran D-6 Hasil Pengolahan Data Posttest .................................................... 110 Lampiran D-7 Perhitungan Efect Size ................................................................. 113 Lampiran D-8 Tabel Z ......................................................................................... 114 Lampiran D-9 Hasil Wawancara kelas Eksperimen ............................................ 115 Lampiran D-10 Hasil Wawancara Kelas Kontrol ................................................ 117 Lampiran E
Lampiran E-1 Hasil Validasi RPP Kelas Eksperimen ......................................... 119 Lampiran E-2 Hasil Validasi RPP Kelas Kontrol ................................................ 121 Lampiran E-3 Hasil Validasi Soal Posttest .......................................................... 123 Lampiran E-4 Hasil Validasi Penuntun Praktikum .............................................. 125 Lampiran E-5 Hasil Observasi Kelas Eksperimen ............................................... 127 Lampiran E-6 Hasil Observasi Kelas Kontrol ..................................................... 131
xvii
Lampiran F
Lampiran F-1 Surat Pernyataan Validator 1 ........................................................ 133 Lampiran F-2 Surat Pernyataan Validator 2 ........................................................ 134 Lampiran F-3 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 135 Lampiran F-4 Surat Balasan Sekolah ................................................................... 136
Lampiran G
Lampiran G-1 Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen .................................. 137 Lampiran G-2 Lembar Jawaban Siswa kelas Kontrol.......................................... 139 Lampiran H
Lampiran H-1 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen....................................... 141 Lampiran H-2 Proses Pembelajaran Kelas Kontrol ............................................. 143
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran sains disekolah bertujuan untuk memperoleh
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri melalui proses inkuiri
ilmiah (BSNP, 2006). Pendidikan yang mampu mendukung sumber daya
manusia pada usia produktif yang melimpah dapat ditranformasikan
menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan yang mengembangkan potensi siswa.
Pengembangan potensi siswa tidak lepas dari proses mengembangkan
kemampuan berpikir siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah
satunya kemampuan berfikir kritis (Masitoh, 2017).
Kemampuan berpikir kritis adalah bagian dari konsep
pembelajaran yang harus ditingkatkan. Peningkatan kemampuan berpikir
kritis pada siswa bertujuan agar siswa lebih memahami dan memaknai
konsep pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima apa yang disampaikan
oleh guru, tetapi siswa berusaha mencari kebenaran atas informasi yang
siswa terima. Berani mengemukakan pendapat, tegas dalam memutuskan
sesuatu dan bijaksana dalam mengambil keputusan merupakan efek positif
dari seseorang yang berpikir kritis. Berfikir kritis tidak hanya diperlukan
pada proses pembelajaran, akan tetapi mereka kelak membiasakan untuk
berfikir kritis dalam kehidupan sehari-hari (Rusmansyah, 2015).
Pengembangan proses mental seperti pengembangan kemampuan
berpikir kritis siswa sangat penting didalam pembelajaran kimia.
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam
berpikir dan bekerja dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu
dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Pengembangan kemampuan
berpikir kritis siswa harus dikembangkan sedini mungkin baik pada
jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah (Sastrika, 2013)
2
Materi kimia dan kemampuan berpikir kritis merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, karena materi kimia dipahami melalui berfikir kritis
dan begitu juga sebaliknya berfikir kritis dilatih melalui belajar kimia (Dewi,
2016). Selain keterampilan berpikir kritis siswa yang ditekankan, pemahaman
konsep merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian
didalam pembelajaran karena akan berujung pada hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa diorientasikan sebagai refleksi untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa maupun penguasaan siswa terhadap suatu materi. Keterampilan
berpikir kritis siswa untuk memahami konsep kimia belum mendapatkan
perhatian yang serius dalam proses pembelajaran disekolah (Sastrika, 2013).
Hal ini terjadi di SMA Swasta Santun Pontianak. Kesulitan siswa
dalam memahami pelajaran kimia dibuktikan dari hasil wawancara dengan
guru kimia pada tanggal 3 Desember 2017, guru menyatakan bahwa siswa di
SMA Swasta Santun Pontianak ini sebagian besar siswanya mudah
menghitung daripada menghafal, jadi siswa dengan tipe tersebut akan
kesulitan memahami materi yang bersifat konsep dan hapalan. Ini terlihat
pada Tabel 1.1 pada ketuntasan nilai ulangan harian siswa paling rendah pada
materi koloid.
Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPA
SMA Swasta Santun Pontianak Tahun Ajaran 2016/2017
Karakteristik dari materi koloid sebagian besar berupa konsep-konsep
yang banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini mencakup
Materi Ketuntasan
Larutan Asam Basa
Larutan Penyangga
Hidrolisis Garam
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Koloid
55,55%
51,85%
44,44%
66,66%
40,74%
3
berbagai macam permasalahan yang jika di stimulus dengan tepat dapat
memicu kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui
bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada materi koloid merupakan
yang terendah jika dibanding materi lainnya. Persentase ketuntasan pada
tahun 2016/2017 pada materi koloid yaitu 40,74%. Hal ini menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa pada materi koloid yang terendah dari materi
yang lainnya.
Selain hasil belajar yang rendah, proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru juga mempengaruhi pola pikir kritis siswa dalam mempelajari suatu
materi pelajaran. Berdasarkan observasi tanggal 7 Desember 2017 diketahui
bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang
diberikan oleh guru masih belum mempengaruhi pola berpikir kritis siswa.
Selain itu menunjukkan bahwa siswa belum terbiasa dilatih untuk berpikir
kritis. Hal tersebut terlihat pada saat guru memberikan pertanyaan yang
kurang mengarah pada kemampuan berpikir kritis siswa. Guru juga kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan soal-soal yang
diberikan kepada siswa juga masih soal-soal yang tidak berbeda jauh dari
contoh soal. Metode ceramah yang juga digunakan guru membuat suasana
belajar didalam kelas menjadi pasif. Hal ini menunjukan bahwa metode yang
digunakan guru masih kurang bervariasi. Mencermati hal diatas diperlukan
model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran
sehingga kemampuan berpikir kitis siswa dapat meningkat.
Solusi untuk memecahkan permasalahan yang terkait dengan
kemampuan berpikir kritis siswa adalah mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran dengan cara mencari tahu dan menekankan pada pengalaman
belajar. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan dalam
berpikir kritis adalah model inkuiri terbimbing melalui praktikum. Sintaks
model pembelajaran inkuiri meliputi merumuskan masalah, merumuskan
4
hipotesis, merancang dan melakukan percobaan atau eksperimen,
mengumpulkan dan mengolah data, interpretasi hasil analisis data dan
pembahasan, dan menarik kesimpulan (Sadia, 2014).
Pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, mencari informasi, melakukan
penyelidikan, melakukan pengamatan, mencatat dan mengolah data, serta
menyajikannya dalam laporan. Pembelajaran inkuiri juga menuntut siswa
untuk tidak hanya menghafal materi pelajaran, namun siswa harus mampu
memaknai pengetahuan yang diperolehnya dan melatih kemampuan berfikir
siswa. Kemampuan inkuiri selalu dikaitkan dengan kegiatan penyelidikan atau
eksperimen, maka perlu adanya kegiatan praktikum untuk memfasilitasi
peserta didik dalam mencari tahu dan menemukan apa yang dibutuhkan.
Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan pedoman bagi guru
untuk membimbing dan memfasilitasi siswa guna memperoleh pengetahuan
dengan menggunakan metode ilmiah layaknya seorang ilmuwan yaitu mulai
dari melakukan observasi, merumuskan pertanyaan, membuat hipotesis,
mengumpulkan data, dan menyimpulkan. Aktivitas-aktivitas ini akan mampu
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dan pemahaman konsep siswa
(Anggareni, 2013).
Sejalan dengan penelitian Azizmalayeri (2012) dan Tindangen (2007)
yang membuktikan bahwa pembelajaran inkuiri berkontribusi dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Winarni (2009) juga menunjukan
bahwa melalui inkuiri terbimbing siswa dapat dikondisikan untuk berpikir
kritis, dari observasi yang siswa lakukan dapat memunculkan suatu
kesimpulan sehingga siswa dapat menemukan konsep sendiri secara ilmiah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka peneliti
mencoba melakukan penelitian“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Melalui Praktikum Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Pada Materi Koloid Di SMA Swasta Santun Pontianak”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
melalui praktikum dengan model pembelajaran konvensional
menggunakan metode ceramah?
2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui
praktikum terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA
Santun Untan Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan
dengan model inkuiri terbimbing melalui praktikum dengan model
konvensional menggunakan metode ceramah.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh model pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing melalui praktikum terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa kelas XI IPA SMA Santun Untan Pontianak.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi untuk meneliti lebih lanjut tentang kemampuan
berfikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya terutama dalam pelajaran
Kimia pada materi Koloid.
6
b. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi mengenai kemampuan berpikir kritis siswa
dan dalam kemampuan siswa memahami kimia kelas XI, sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan dalam, memilih
metode dan pendekatan mengajar yang tepat.
c. Bagi Sekolah
Memberikan gambaran mengenai kemampuan berpikir Kritis siswa
siswa kelas XI IPA SMA Santun Pontianak sehingga dapat menjadi
acuan dalam meningkatkan kualitas sekolah
E. Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasional adalah memberikan gambaran yang sama
antara peneliti dengan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran antara
penelitian dengan pembaca. Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini
adalah:
1. Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan suatu kemampuan kognitif strategi yang
meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan, berfikir yang
bertujuan, beralasan, dan berorientasi pada sasaran. Kemampuan berpikir
kritis pada penelitian ini didefenisikan secara operasional sebagai skor tes
kemampuan berpikir pada materi koloid. Indikator kemampuan berpikir
kritis dalam penelitian ini yaitu menurut (Ennis, 1991): (1) keterampilan
memberikan penjelasan sederhana; (2) keterampilan memberikan
penjelasan lanjut; (3) keterampilan mengatur strategi dan taktik; (4)
keterampilan menyimpulan dan mengevaluasi;
2. Model Inkuiri Terbimbing Melalui Praktikum Koloid
Model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum koloid pada
penelitian ini adalah:
7
a. Merumuskan Masalah
Keterampilan merumuskan masalah adalah keterampilan siswa
mengkaji persoalan atau masalah yang diberikan oleh guru. Dalam
praktikum koloid berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA
SMA S Swasta Santun Pontianak adalah merumuskan masalah sesuai
dengan kasus yang ada pada penuntun praktikum.
b. Merumuskan Hipotesis
Keterampilan merumuskan hipotesis merupakan kemampuan untuk
menyatakan “dugaan yang dianggap benar atau jawaban sementara”.
Dalam praktikum koloid berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas
XI IPA SMA Swasta Santun Pontianak adalah merumuskan hipotesis
berdasarkan rumusan masalah dari kasus sifat-sifat koloid dalam
kehidupan sehari-hari yaitu efek Tyndall, koagulasi dan adsorpsi di
dalam penuntun praktikum.
c. Merancang dan Melakukan Eksperimen
Keterampilan melakukan percobaan adalah keterampilan siswa dalam
melakukan langkah-langkah kerja sesuai dengan langkah-langkah
kerja di dalam penuntun praktikum. Dalam melakukan percobaan
praktikum koloid berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA
SMA Swasta Santun Pontianak meliputi melakukan prosedur
percobaan efek Tyndall, koagulasi dan adsorpsi.
d. Mengumpulkan dan Mengolah Data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data merupakan
kombinasi dari Beberapa atau seluruh alat indra. Dalam praktikum
koloid berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA SMA
Swasta Santun Pontianak adalah mengamati hasil percobaan pada efek
Tyndall, koagulasi dan adsorpsi.
e. Menganalisis Hasil Percobaan
8
Menganalisis hasil percobaan melakukan analisis data hasil percobaan
yang dilakukan dalam kegiatan praktikum. Dalam praktikum koloid
berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA SMA Swasta
Santun Pontianak adalah menganalisis sampel A, B, C, D dan E
dengan menggolongkan masing-masing sampel ke dalam larutan,
koloid, dan suspensi dari hasil pengamatan pada percobaan efek
tyndall, koagulasi dan adsorpsi didalam penutun praktikum.
f. Merumuskan Kesimpulan
Keterampilan merumuskan kesimpulan adalah keterampilan siswa
dalam merumuskan kesimpulan sesuai dengan tujuan percobaan.
Dalam praktikum koloid berbasis inkuiri terbimbing pada siswa kelas
XI IPA SMA Swasta Santun Pontianak adalah merumuskan
kesimpulan dari hasil pengamatan pada percobaan efek Tyndall,
koagulasi, dan adsorpsi di dalam penuntu praktikum..
3. Materi Koloid
Berdasarkan KTSP, koloid adalah materi kimia yang dipelajari
oleh siswa di kelas XI IPA SMA pada semester genap, meliputi:
a. Sistem koloid
b. Jenis-jenis koloid
c. Sifat-sifat koloid
d. Pembuatan koloid
e. Penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari
Ruang lingkup materi koloid yang luas mengharuskan peneliti
membatasi sasaran sehingga materi koloid yang akan diteliti yaitu sifat-
sifat koloid (efek tyndall, koagulasi dan adsorpsi).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran
inkuiri yang penyajian masalah, pertanyaan dan materi atau bahkan penunjang
ditentukan oleh guru. Masalah dan pertanyaan yang disajikan mendorong
siswa melakukan penyelidikan untuk menentukan jawaban. Kegiatan siswa
dalam pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah yang
ditentukan guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisis
hasil, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan
(Nurhasanah, 2016).
B. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Adapun langkah-langkah dalam pemeblajaran inkuiri terbimbing
meliputi (Sadia, 2014):
a. Merumuskan Masalah
Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin didalami
atau dipecahkan dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau
diajukan oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat
dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan perlu
diidentifikasi dengan jelas tujuan dari seluruh proses pembelajaran atau
penyelidikan. Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan
bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan
kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa
tidak semangat, sedangkan persoalan yang terlalu mudah yang sudah
mereka ketahui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu
sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa.
b. Menyusun Hipotesis
Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan
jawaban sementara tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis.
10
Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas,
sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnyanlebih
dahulu. Guru diharapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah,
tetapi cukup memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah nantinya
akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.
c. Mengumpulkan Data.
Pada tahap ini siswa merencanakan dan melaksanakan kegiatan
penelitian. Selama melaksanakan penelitian, siswa mencari dan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah
hipotesis mereka benar atau tidak. Tugas guru pada tahap memfasilitasi,
membantu dan memberikan solusi kepada siswa selama melaksanakan
kegiatan penelitian.
d. Menganalisi Data
Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat
membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan
menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan, dikelompokan, diatur
sehingga dapat dibaca dan dinalisis dengan mudah. Biasanya disusun
dalam satu tabel. Tugas guru pada tahap ini adalah membimbing siswa
mengolah dan menganalisis data dan jika diperlukan memberi gambaran
model pengolahan dan penganalisisan data yang benar.
e. Menyimpulkan
Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian
diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan,
kemudian dicocokan dengan hipotesis asal, apakah hipotesis diterima atau
tidak.
C. Metode Praktikum
Dalam pendidikan sains kegiatan praktikum merupakan bagian
integral dari kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya peranan kegiatan praktikum untuk mencapai tujuan pendidikan
11
sains. Mengemukakan empat alasan mengenai pentingnya mengenai kegiatan
praktikum sains yaitu (Rustaman, 2005):
1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Melalui praktikum
siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan
ingin bisa. Prinsip ingin akan menunjang kegiatan praktikum dimana
siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.
2. Praktikum dapat mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen. Untuk melakukan eksperimen ini diperlukan beberapa
keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, dan mengukur.
Dengan kegiatan praktikum, siswa dilatih untuk mengembangkan
kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan siswa dalam
mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat menggunakan dan
menangani alat secara aman, merancang melakukan dan
menginterpretasikan eksperimen.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Banyak para pakar
pendidikan sains meyakini bahwa yang terbaik untuk belajar pendekatan
ilmiah adalah dengan menjadikan siswa scientis.
4. Praktikum menunjang materi pelajaran. Kegiatan praktikum memberi
kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori dan membuktikan teori.
D. Hakikat Berpikir Kritis
Menurut (Fachrurazi, 2011) berfikir kritis adalah sebuah proses
sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi
keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Sedangkan menurut Diah (2011)
berpikir kritis merupakan proses berpikir secara tepat, terarah, beralasan, dan
reflektif dalam pengambilan keputusan yang dapat dipercaya. Hal ini juga
dikemukakan oleh Desti (2011) bahwa berfikir kritis adalah suatu proses yang
bertujuan untuk membuat keputusan rasional yang diarahkan untuk
memutuskan apakah menyakini atau melakukan sesuatu. Berpikir kritis adalah
proses yang persistent/terus menerus, aktif, dan teliti. Kemampuan berpikir
12
kritis yang dimiliki seseorang dapat dikenali dari indikator-
indikator/karakteristik-karakteristik kemampuan berpikir kritis yang
dimilikinya.
Ada berbagai defenisi mengenai berfikir kritis menurut para ahli
seperti menurut Edward Glaser yang dikemukakan oleh Fisher (2009)
mendefenisikan berpikir kritis sebagai (1) suatu sikap mau berpikir secara
mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan
pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan
dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk
menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras
untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asuntif berdasarkan bukti
pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
E. Materi Koloid
Berdasarkan ukuran partikel zat terlarut, sistem koloid berada diantara
suspensi kasar dan larutan sejati. Pada sistem koloid, ukuran partikelnya lebih
kecil dari suspensi kasar sehingga tidak membentuk fase terpisah, tetapi tidak
cukup kecil dibandingkan dengan larutan sejati. Jika partikel zat terlarut
berada pada keadaan ini, akan menunjukkan sifat-sifat yang berbeda dari
larutan sejati dan suspensi kasar. Sistem koloid sering dijumpai didalam
kehidupan sehari- hari seperti sirup obat batuk, es krim, air susu, asap, kabut,
dan material lainnya.
1. Komponen Koloid
Dalam larutan sejati, partikel-partikelseperti molekul, atom atau ion
yang dilarutkan tersebar merata didalam pelarutnya. Dengan cara yang
hampir sama, materi koloid dapat tersebar dalam suatu medium sehingga
dihasilkan suatu dispersi (sebaran) koloid atau disebut dengan sistem
koloid. Dalam sistem semacam ini, partikel koloid dianggap sebagai fase
terdispersi dan medium untuk mendispersikan partikel-partikel koloid
disebut pendispersi atau medium pendispersi.
13
Ukuran partikel koloid berada pada rentang antara suspensi kasar dan
larutan sejati. Dalam larutan sejati, diameter rata-rata partikel terlarut dari
senyawa sederhana seperti H2O, HCl, dan CO2 sekitar 2x10-8 cm. Molekul
sederhana memiliki ukuran yang tidak begitu besar dari ukuran atom atau
ion. Akan tetapi jika beberapa juta senyawa ini berkerumun bersama-sama
dapat dilihat dengan mata telanjang, yang disebut suspensi kasar.
2. Jenis dan Sifat Koloid
Suatu campuran digolongkan kedalam sistem koloid apabila memiliki
sifat-sifat yang berbeda dari larutan sejati. Beberapa sifat fisik yang
membedakan sistem koloid dari larutan sejati sebagai berikut
a. Efek Tyndall
Efek tyndall yaitu penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Contohnya sorot lampu mobil pada udara yang berkabut.
b. Gerak Brown
Gerakan zig-zag dari partikel koloid dalam medium pendispersi
disebut dengan gerak brown
c. Muatan Koloid, meliputi elektroforisis dan adsorpsi
Elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh
medan listrik. Partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju
katoda dan sebaliknya. Sedangkan adsorpsi adalah peristiwa
penyerapan suatu molekul atau ion pada permukaan zat. Sifat adsorpsi
dari sistem koloid dapat kita manfaatkan antara lain pada proses
penyembuhan sakit perut (diare) oleh serbuk karbon (norit) dan proses
pemutihan gula pasir.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah pengumpulan partikel koloid membentuk endapan.
Apabila koagulasi terjadi, bearti zat terdispersi tidak lagi membentuk
koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,
14
pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, dan pencampuran koloid yang berbeda muatan.
e. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi atau penggumpalan. Koloid pelindung ini akan
membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi
mengelompok.
f. Dialisis
Dialisis adalah pemisahan koloid dari ion-ion terlarut. Koloid
dimasukkan kedalam kantong yang terbuat dari selaput semi permiabel
yaitu selaput yang dapat dilewati molekul atau ion tetapi tidak dapat
dilewati partikel koloid.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penenlitian, maka
dirumuskan hipotesis sebagai langkah pemecahan masalah. Menurut
(Sugiyono, 2015) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Sehubungan dengan pendapat tersebut,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat perbedaan dan pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi koloid kelas XI IPA SMA
Swasta Santun Pontianak dengan model ekspositori menggunakan metode
pembelajaran ceramah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
koloid kelas XI IPA SMA Swasta Santun Pontianak.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen. Menurut (Sugiyono, 2015), metode penelitian
eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Research.
Pada penelitian ini peneliti mencoba mengungkapkan akibat perlakuan untuk
kelas kontrol yang diberikan dengan pembelajaran dengan metode ceramah
dan membandingkannya dengan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan
model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum. Penelitian yang
digunakan adalah Posttest Only Control Design dengan pola yang ditampilkan
pada Tabel 3.1 (Sugiyono, 2015).
Tabel 3.1. Posttest Only Control Design
Kelompok Perlakuan Tes Akhir (Posttest)
Eksperimen
Kontrol
X1
X2
O1
O2
Dari tbel 3.1 diketahui simbol O1 merupakan hasil dari posttest pada
kelas eksperimen, O2 merupakan hasil dari posttest pada kelas kontrol, X1
merupakan pembelajaran model inkuiri terbimbing melalui praktikum
sedangkan X2 merupakan pembelajaran model ekspositori dengan metode
ceramah.
Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok pertama
yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing
melalui praktikum (X1) dan kelompok kedua diberi perlakuan dengan dengan
model konvensional menggunakan metode ceramah (X2). Kelompok yang
diberi perlakuan model inkuiri terbimbing melalui praktikum disebut
16
kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan dengan model
konvensional metode ceramah disebut kelompok kontrol.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Sugiyono, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Swasta Santun Pontianak yang berjumlah 26 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2015) . Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Teknik
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2015). Sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Swasta
Santun Pontianak yang berjumlah 26 orang dibagi kedalam 2 kelompok
kelas, yaitu kelompok kelas 1 sebagai kelas eksperimen dan kelompok
kelas 2 sebagai kelas kontrol.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Independent (bebas)
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent (terikat) (Sugiyono, 2015). Variabel independent
dalam penelitian adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui
praktikum.
17
2. Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel independent (Sugiyono, 2015). Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa
kelas XI IPA SMA Swasta Santun Pontianak.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak teliti (Sugiyono, 2015). Variabel
kontrol dalam penelitian ini adalah guru yang sama.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Santun Pontianak, pada kelas
XI IPA Semester Genap pada tahun pelajaran 2017/2018. Adapun waktu
pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
KEGIATAN KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
Hari/Tanggal Waktu Hari/Tanggal Waktu
Pertemuan Senin/28 Mei
2018
07.00-08.30 Selasa/29 Mei
2018
07.00-08.30
Posttest Senin/28 Mei
2018
09.00-10.35 Selasa/29 Mei
2018
09.00-10.35
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian. Ketetapan dalam memilih dan menyusun teknik dan alat
pengumpul data sangatlah berpengaruh terhadap objektifitas penelitian.
Dalam penelitian ini teknik yang diambil untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut :
18
a. Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui
tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu
pula sebagai satuan ukur yang relevan (Nawawi, 2012). Teknik
pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini pengukuran dengan
instrumen berupa tes kemampuan berpikir kritis.
b. Teknik Observasi Langsung
Teknik observasi langsung menurut Arikunto (2009) adalah cara
mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung
objek penelitian dan memberikan nilai terhadap objek tersebut. Teknik
observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati keterlaksanaan
RPP yang telah dirancang saat pelaksanaan penelitian. Observer yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 orang.
c. Teknik Komunikasi Langsung
Menurut Nawawi (2012) teknik komunikasi langsung adalah cara
mengumpulkan data yang mengharuskan seseorang peneliti mengadakan
kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja dibuat
untuk keperluan tersebut. Adapun teknik komunikasi langsung dalam
penelitian ini berupa wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh
informasi dari hasil posttest.
2. Alat Pengumpul Data
a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal essay
yang berjumlah 5 soal sesuai dengan indikator kemampuan berpikir
kritis yang diberikan dalam bentuk posttest. Tes essay berfungsi untuk
mengukur kemampuan berfikir kritis siswa pada materi sistem koloid.
Tes diberikan sesudah perlakuan (posttest). Posttest digunakan untuk
19
melihat kemampuan setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran
dengan model inkuiri terbimbing melalui praktikum.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model inkuiri
terbimbing melalui praktikum untuk kelas eksperimen dan lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah untuk
kelas kontrol, digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa selama
proses pembelajaran. Diberikan kepada observer selama proses
pembelajaran berlangsung. Observer yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 2 orang.
c. Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2015). Dalam
penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dari
siswa secara mendalam baik pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen, berdasarkan hasil tes yang dikerjakan siswa,
mengungkapkan ketidaktuntasan siswa dalam menjawab posttest.
F. Validasi
Validasi dilakukan dalam penelitian ini adalah instrumen yang berupa
soal essay, RPP kelas kontrol dan eksperimen serta penuntun praktikum.
Validasi isi menggunakan validasi isi menurut Gregory. Adapun validator
yang akan dilakukan yakni 1 orang Dosen Pendidikan Kimia Universitas
Muhammadiyah Pontianak dan 1 orang Guru bidang studi Kimia SMA
Swasta Santun Pontianak.
Penentuan koefisien validasi hasil penilaian dari kedua pakar
dimasukkan dalam tabulasi silang 2 x 2 yang terdiri dari kolom A,B,C dan D.
Kolom A adalah sel yang menunjukkan kedua penilai tidak relevan. Kolom B
dan C adalah sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai
20
pertama dan kedua (penilai pertama relevan dan penilai kedua tidak relevan
atau sebaliknya). Kolom D adalah sel yang menunjukkan kedua penilai yang
menyatakan relevan. Rekapitulasi validasi instrumen penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.3 (Retnawati, 2016).
Tabel 3.3 Rekapitulasi Validitas Instrumen Penelitian
Skor Kriteria Kategori Relevansi
1 Tidak Relevan Lemah
2 Kurang Relevan Lemah
3 Cukup Relevan Kuat
4 Relevan Kuat
Setelah instrumen penilaian divalidasi oleh dua orang ahli dan
direkapitulasi, selanjutnya digunakan tabulasi silang 2 x 2 dapat dilihat pada
Tabel 3.4 (Retnawati, 2016).
Tabel 3.4Tabulasi Silang
Tabulasi penilai dari ahli Penilai II
Lemah Kuat
Penilai I Lemah
Kuat
(A)
(C)
(B)
(D)
Kriteria perhitungan akan dianalisis menggunakan rumus Gregory
yang dapat dilihat pada Persamaan 3.4 (Retnawati, 2016) :
Validitas = �
������� (persamaan 3.1)
Dari persamaan 3.4 diketahui A sel yang menunjukkan kedua penilai
menyatakan lemah, B sel yang menunjukkan penilai I lemah dan penilai II
kuat, C sel yang menunjukkan penilai I kuat dan penilai II lemah dan D sel
yang menunjukkan kedua penilai menyatakan kuat. Hasil validitas kemudian
dicocokkan dengan kriteria validasi isi menurut (Retnawati, 2016)yang
ditampilkan pada Tabel 3.5.
21
Tabel 3.5 Kriteria Kevalidan Instrumen Penilaian
Nilai Kriteria Validasi
0,81 – 1,00 Tinggi
0,40 – 0,80 Sedang
0,00 – 0,39 Rendah
G. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009). Untuk mengetahui
tingkat reliabilitas tes, maka tes uji coba akan dilakukan terhadap siswa kelas
XI IPA yang telah mendapatkan materi koloid dan dapat dihitung dengan
rumus Alpha (Arikunto, 2009) :
rii =( �
���) (1-
∑��
� ) (persamaan 3.2)
Dari persamaan 3.4 diketahui rii reliabilitas instrumen, k banyaknya
butir soal, ∑��� jumlah varian butir dan ��
� merupakan varian total. Rumus
Varian yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah (Arikunto, 2009)
:
��� =
∑���(∑�)
�
�
� (persamaan 3.3)
Dari persamaan 3.5 diketahui ��� varian total, (∑X)2 kuadrat jumlah
skor yang diperoleh peserta didik, ∑��jumlah kuadrat skor yang diperoleh
peserta didik dan N adalah jumlah subjek. Kemudian besarnya reliabilitas tes
yang didapat dari hasil perhitungan, dicocokkan dengan tabel nilai koefisien
reliabilitas yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 (Arikunto, 2009). Berdasarkan
Tabel 3.6 suatu tes dikatakan reliabel jika diperoleh nilai minimal reliabilitas
sedang sebesar 0,400-0,599.
22
Tabel 3.6 Nilai Koefisien Reliabilitas
Nilai Kriteria
0,800-1,000 Sangat Tinggi
0,600-0,799 Tinggi
0,400-0,599 Sedang
0,200-0,399 Rendah
0,000-0,199 Sangat Rendah
23
H. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Reliabilitas
Revisi
Observasi
Membuat perangkat pembelajaran Membuat Instrumen
Wawancara
Validasi Validasi
Uji coba Revisi Revisi
Tahap Persiapan
Tidak Valid Tidak valid
Valid
Tidak reliabel
Reliabel
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing melalui praktikum Pemberian Postest Tahap
Analisis Data
Kesimpulan
Menyusun laporan
Wawancara
Tahap Penelitian
Selesai
24
I. Prosedur Penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
a. Observasi dikelas XI untuk mengetahui siswa secara langsung cara
guru mengajar dan kondisi siswa di dalam kelas.
b. Wawancara dengan guru kimia kelas XI untuk mengetahui gambaran
mengenai pembelajaran kimia didalam kelas.
c. Mencari permasalahan yang ada berdasarkan data yang diperoleh dan
memberikan suatu solusi dalam permasalahan tersebut,
2. Tahap Persiapan
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Perangkat
Pembelajaran (RPP) pembelajaran model inkuiri terbimbing melalui
praktikum koloid, serta membuat Penuntun praktikum, dan
menyiapkan RPP model ceramah.
b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal posttest.
c. Melakukan validasi perangkatkan pembelajaran, dan instrumen
penelitian.
d. Perangkat pembelajaran dan instrument yang dinyatakan tidak valid
oleh validator maka akan dilakukan proses perbaikan sampai
dinyatakan valid.
e. Instrument penelitian berupa soal posttest yang sudah diperbaiki dan
dinyatakan valid akan diuji coba.
f. Melakukan reliabilitas terhadap instrument yang sudah diuji coba.
g. Instrument yang dinyatakan tidak reliable, maka akan dilakukan proses
perbaikan sampai instrument tersebut dinyatakan reliable.
3. Tahap pelaksanaan
a. Memberikan perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran dengan
model inkuiri terbimbing melalui praktikum pada kelas eksperimen
b. Memberikan soal posttest untuk melihat kemampuan berfikir kritis
siswa setelah diberikan perlakuan.
25
4. Tahap akhir
a. Menganalisis data hasil penelitian
b. Membuat kesimpulan
c. Menyusun laporan penelitian
J. Analisis Data
1. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis siswa diukur dari skor tes kemampuan
berfikir kritis. Pada penelitian ini soal-soal kemampuan berfikir kritis yaitu
soal-soal yang dibuat berdasarkan indikator berfikir kritis, yaitu yang terdiri
dari soal uraian. Skor akan dikonversikan menjadi persen dan akan
disesuaikan dengan kriteria pada Tabel 3.7. Rumus persentase nilai sebagai
berikut:
Persentase Nilai = ������ !"#$%��&%'
����(��)#(*(+100% (persamaan 3.4)
Tabel 3.7 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Tes Kemampuan Berfikir Kritis
Persentase Klasifikasi
81% - 100%
66% - 80%
56% - 65%
41% - 55%
0% - 40%
Kritis Sekali
Kritis
Cukup Sekali
Kurang Kritis
Tidak Kritis
Sumber : Dewi, dkk (2012)
Langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa yang diajarkan
dengan mengunkan model inkuiri terbimbing dan konvensional dilakukan
dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum
pada materi koloid adalah:
26
a. Memberikan penilaian pada hasil posttest siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
b. Menguji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) nilai posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan dengan menentukan
hipotesis dan kriteria pengujian sebagai berikut:
Ho : data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikansi > 0,05.
Ha : data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian ditolak jika
signifikansi < 0,05.
c. Nilai posttest tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
statistik nonparametik menggunakan uji U Mann-Whitney dengan
menentukan hipotesis dan kriteria pengujian sebagai berikut:
Ho : kemampuan berfikir kritis siswa kelas eksperimen sama dengan
kemampuan berfikir kritis kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima
jika signifikansi > 0,05.
Ha : kemampuan berfikir kritis kelas eksperimen berbeda dengan
kemampuan berfikir kelas kontrol dengan kriteria pengujian ditolak jika
signifikansi < 0,05.
2. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Melalui praktikum terhadap kemampuan berfikir kritis
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan berfikir
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui
praktikum koloid maka digunakan rumus Effect Size (ES).
Rumusan dan kriteria besarnya Effect Size yang digunakan terdapat
(Sugiyono, 2015) seperti yang diperlihatkan pada persamaan:
ES = �%��/
�/ (persamaan 3.5)
Dari persamaan 3.7 diketahui bahwa ES adalah efect size, Xe rata-rata
posttest kelas eksperimen, Xc rata-rata posttest kelas kontrol dan Sc standar
27
divisiasi kelas kontrol. Kriteria besaran efect size dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Effect Size
Koefisien Effect Size Kriteria
ES ≤ 0,2
0,2 ≤ ES ≤ 0,8
ES ≥ 0,8
Rendah
Sedang
Tinggi
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses Pembelajaran Di Kelas Kontrol dan Eksperimen
1. Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol
Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas XI IPA SMA Swasta
Santun Pontianak dengan jumlah 13 siswa. Siswa diajarkan menggunakan
metode ceramah. Penelitian pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 28
Mei 2018 sebanyak satu kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.
Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol terdiri dari kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran dimulai. Guru
mengabsensi siswa dan memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa
“apakah kalian pernah melarutkan susu bubuk?” sebanyak 3 siswa yang
duduk di bangku depan menjawab “Pernah”. Guru bertanya lagi apa yang
terjadi ketika susu dilarutkan dalam air? salah satu dari 3 siswa tadi menjawab
“susu dan air menyatu tapi lama-kelamaan akan mengendap”. Guru bertanya
“Kenapa bisa mengendap?”, siswa menjawab karena susu tersebut termasuk
koloid. Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran berdasarkan
pertanyaan sebelumnya. Hal ini guru lakukan sehingga siswa dapat
mempersiapkan diri dan lebih fokus dalam mengikuti pelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat koloid.
Penjelasan materi yang dilakukan oleh guru dengan cara menghubungkan
materi pelajaran dengan pengetahuan yang dimiliki siswa serta memberikan
contoh didalam kehidupan sehari-hari. Guru juga mencatat hal-hal penting di
papan tulis dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Tidak ada
satupun siswa yang bertanya setelah diberikan kesempatan sehingga guru
29
mengulang penjelasannya. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat tidak
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan terlihat beberapa siswa
tidak memperhatikan karena sibuk mengobrol dengan teman sebangku
sehingga guru berulang-ulang menegur siswa yang tidak memperhatikan guru
dan selalu memberikan pertanyaan yang sesuai dengan penjelasan
sebelumnya, tetapi siswa tidak dapat menjawabnya.
Setelah guru menjelaskan, guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal latihan yang ada di LKS. Fungsinya adalah agar siswa lebih mendalami
materi tersebut sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat.
Tetapi saat menjawab soal siswa masih kesulitan dalam menjawab karena
tidak ingat materi yang sudah dijelaskan guru sebelumnya. Siswa yang sudah
menyelesaikan soal diperintahkan untuk menuliskan jawaban dipapan tulis.
Saat salah satu siswa menjelaskan masih ada beberapa siswa tidak
memperhatikan dan asik berbicara lagi. Guru mempersilahkan siswa lain
untuk menanggapi jawaban tersebut hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
suasana demokratis dan rasa percaya diri siswa.
c. Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada kegiatan
akhir. Namun tidak ada yang dapat menyimpulkan dengan baik. Guru
memberikan kesimpulan tetapi sebagian siswa tidak memperhatikan bahkan
sudah ada yang menutup buku pelajaran kimia. Guru mengingatkan siswa
untuk belajar kembali dirumah siswa dan guru mengucapkan salam sebagai
tanda berakhirnya pembelajaran.
2. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas XI IPA SMA
Swasta Santun Pontianak dengan jumlah siswa 13 orang. Siswa diajarkan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum.
Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 28 Mei 2018
sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pelaksanaan
30
pembelajaran pada kelas eksperimen terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir. Ketiga tahapan tersebut dihubungkan dengan tahapan-
tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum. Adapun
tahapan-tahapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing adalah:
a. Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta
ketua kelas untuk memimpin doa, dan mengabsen kehadiran siswa.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan menanyakan tentang
peristiwa “langit yang bewarna kecoklatan pada sore hari” dan menanyakan
“apakah kalian pernah mencampurkan antara susu dan air?” siswa yang duduk
paling depan menjawab pernah. Kemudian guru bertanya lagi “bagaimana
kondisi larutan tersebut jika dibiarkan lama? Siswa yang duduk ditengah
menjawab akan mengendap seperti terpisah. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran kepada siswa.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi terkait dengan sifat-sifat koloid secara umum
kemudian setelah menjelaskan materi, guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang secara heterogen. Kemudian siswa
berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.
Fase 1 dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah
merumuskan masalah berdasarkan teori pada percobaan yang akan
dilaksanakan. Guru meminta setiap kelompok siswa untuk merumuskan
masalah terkait dengan kasus yang ada pada penuntun praktikum. Siswa mulai
berdiskusi untuk menjawab pertanyaan guru. Guru membiarkan siswa
bertanya-tanya untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa menjadi ingin
mencari dan menemukan pemecahan masalah dari pertanyaan tersebut. Guru
memberikan kesempatan siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut,
akan tetapi tidak ada siswa yang menjawab. Guru menuntun siswa untuk
merumuskan masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari siswa.
31
Adapun rumusan masalah yang disampaikan oleh kelompok 1 adalah 1)
mengapa berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada pagi
hari yang berkabut tampak jelas?, 2) mengapa susu cair menggumpal dengan
penambahan asam cuka?, 3) mengapa setelah mencuci wajah dengan
pembersih wajah kulit wajah tampak lebih bersih dan cerah?.
Adapun rumusan masalah yang disampaikan oleh kelompok 2 adalah
1) mengapa berkas sinar matahari dapat menembus celah daun pepohonan
pada pagi hari tampak jelas?, 2) mengapa susu yang ditambahkan asam cuka
dapat menggumpal?, 3) mengapa setelah mencuci muka dengan pembersih
wajah, wajah bisa jadi cerah.
Adapun rumusan masalah yang disampaikan oleh kelompok 3 adalah
1) mengapa cahaya matahari dapat menembus celah daun pepohonan pada
saat pagi hari tampak jelas?, 2) mengapa susu yang ditambahkan asam cuka
dapat menggumpal?, 3) mengapa setelah mencuci muka dengan pembersih
wajah bisa menjadi cerah?.
Adapun rumusan masalah yang disampaikan oleh kelompok 4 adalah
1) mengapa berkas sinar matahari yang berkabut tampak lebih jelas pada pagi
hari?, 2) mengapa susu yang ditambahkan asam cuka dapat menggumpal?, 3)
mengapa setelah mencuci muka dengan pembersih wajah, wajah menjadi
cerah.
Pada fase ini siswa dibawa kesuatu persoalan yang mengandung teka-
teki dimana siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat dari suatu
masalah yang diberikan. Masalah yang diberikan merupakan suatu kejadian
yang mengajak siswa untuk melakukan proses aktivitas berpikir. Tahap
merumuskan masalah dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa pada
aspek keterampilan memberikan penjelasan sederhana, karena dalam
pembelajaran guru melakukan tanya jawab dan membimbing siswa
merumuskan masalah terkait fakta yang ditunjukkan.
32
Fase ke 2 ini siswa diminta bersama kelompoknya untuk menduga
jawaban sementara dari pertanyaan yang telah ada pada penuntun praktikum.
Hasil hipotesis siswa kelompok 1 adalah 1) jika seberkas cahaya dilewatkan
pada sistem koloid, maka cahaya tersebut akan dihamburkannya sehingga
berkas cahaya tersebut akan kelihatan. 2) jika muatan koloid dihilangkan
maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi
atau penggumpalan. 3) jika partikel koloid memiliki sifat listrik pada
permukaannya, maka sifat tersebut dapat menyebabkan penempelan zat asing
pada permukaan koloid yang disebut peristiwa adsorpsi.
Adapun hipotesis yang diajukan oleh kelompok 2 adalah 1) seberkas
cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya tersebut akan
dihamburkannya, sehingga seberkas cahaya menjadi keliatan. 2) jika muatan
koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. 3) jika partikel koloid memiliki
sifat listrik maka permukaannya maka keseimbangan tersebut dapat
menyebabkan penempelan zat asing pada permukaan koloid.
Adapun hipotesis yang diajukan oleh kelompok 3 adalah 1) seberkas
cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya tersebut akan
dihamburkannya sehingga berkas cahaya menjadi keliatan. 2) jika muatan
koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. 3) jika partikel koloid memiliki
sifat listrik pada permukaannya maka sifat tersebut dapat menyebabkan
penempelan zat asing pada permukaan koloid yang disebut adsoprsi.
Adapun hipotesis yang diajukan oleh kelompok 4 adalah 1) seberkas
cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya tersebut akan
dihamburkannya ketika berkas cahaya menjadi lebih kelihatan. 2) jika muatan
koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. 3) jika partikel koloid memiliki
33
sifat listrik pada permukaanya maka sifat tersebut dapat menyebabkan
penempelan zat asing pada permukaan koloid disebut adsorpsi.
Tujuan merumuskan hipotesis ialah mengajak siswa untuk menebak
atau menduga dari suatu permasalahan yang diberikan. Jika seorang siswa
mampu menduga jawaban dari suatu permasalahan yang diberikan maka
siswa tersebut telah mencapai tahap berpikir yang lebih kritis. Oleh sebab itu
dengan adanya proses merumuskan hipotesis maka dapat melatih kemampuan
berpikir kritis pada aspek keterampilan memberikan penjelasan lanjut.
Tahapan selanjut nya fase 3 merancang dan melakukan eksperimen.
Guru menugaskan setiap kelompok untuk merancang alat-alat dan bahan-
bahan yang sudah disediakan guru selanjutnya langsung melakukan
eksperimen. Pada percobaan pertama siswa melakukan eksperimen mengenai
efek tyndall kemudian koagulasi dan yang terakhir adsorpsi. Pada saat
praktikum dilakukan siswa sangat antusias dengan percobaan yang dilakukan.
Percobaan yang pertama mempelajari efek tyndall dengan
menggunakan bahan-bahan larutan gula, susu cair, larutan kanji, susu kedelai
dan larutan kopi. Siswa bersama kelompoknya memasukkan masing-masing
20 mL larutan tersebut kedalam gelas kaca, setelah itu siswa mulai mengamati
dengan menaruh larutan tersebut didalam kotak dan kemudian disinari
menggunakan senter. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini bahwa susu
cair dan larutan kanji merupakan contoh dari efek tyndall.
Percobaan kedua mempelajari tentang koagulasi dengan menggunakan
bahan-bahan yang sama yaitu larutan gula, susu cair, larutan kanji, susu
kedelai dan larutan kopi. Siswa bersama kelompoknya memasukkan masing-
masing 30 mL larutan tersebut kedalam gelas kaca, setelah itu masing-masing
dari larutan tersebut ditambahkan asam cuka sebanyak 30 mL. Siswa mulai
mengamati apa yang terjadi pada kelima larutan tersebut. Hasil yang diperoleh
pada percobaan ini adalah susu cair dan susu kedelai menggumpal ketika
ditambahkan cuka.
34
Percobaan yang ketiga mempelajari tentang adsorpsi atau penyerapan
dengan menggunakan bahan-bahan yang sama yaitu larutan gula, susu cair,
larutan kanji, susu kedelai, dan larutan kopi. Siswa bersama kelompoknya
memasukkan masing-masing 20 mL larutan tersebut kedalam gelas kaca,
setelah itu siswa menambahkan obat norit sebanyak satu butir kedalam lima
larutan tersebut. Sebelum dimasukkan kedalam larutan terlebih dahulu siswa
menumbuk obat tersebut biar menjadi serbuk. Hasil yang diperoleh pada
percobaan ini adalah susu cair dan susu kedelai berubah warna ketika
ditambahkan norit.
Selanjutnya adalah fase 4 mengumpulkan dan mengolah data. Guru
mengarahkan tiap kelompok untuk membaca literatur melalui buku dan
internet. Siswa bersama teman dan kelompoknya membaca literatur sehingga
dapat mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan sifat-sifat koloid
serta dapat mengolah data tersebut. Data yang diperoleh oleh masing-masing
kelompok adalah yaitu:
Tujuan pada fase ini adalah agar siswa bersama teman kelompoknya
dapat mencari informasi yang diperlukan untuk menganalisis data hasil
percobaan. Kegiatan pengumpulan data dan pengolah data dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek mengatur
strategi dan taktik.
Pada fase ke 5 siswa diminta untuk menganalisis data hasil percobaan.
Data yang telah dikumpulkan dan diolah kemudian dianalisis mengenai sifat-
Sifat koloid Sampel
L.Gula Susu Cair L.kanji Susu
Kedelai
L.Kopi
Efek tyndall X √ X √ X
Koagulasi X √ X √ X
Adsorpsi X √ X √ X
35
sifat koloid terhadap ke 5 larutan tersebut yang sudah direaksikan dengan
masing-masing bahan. Hasil analisis data siswa kelompok 1 adalah 1) sampel
A tidak tergolong koloid tetapi larutan, 2) sampel B merupakan koloid, 3)
sampel C tidak tergolong koloid karena sampel merupakan suspensi, 4)
sampel D merupakan koloid, 5) sampel E tidak tergolong koloid karena
sampel merupakan suspensi.
Adapun analisis data hasil percobaan kelompok 2 adalah 1) sampel A
bukan tergolong koloid tetapi larutan, 2) sampel B tidak tergolong koloid
karena sampel merupakan suspensi, 3) sampel C tidak tergolong koloid karena
sampel merupakan suspensi, 4) sampel D merupakan koloid, 5) sampel E
tidak tergolong koloid karena sampel merupakan suspensi.
Adapun analisis data hasil percobaan kelompok 3 adalah 1) sampel A
tidak tergolong koloid tetapi larutan, 2) sampel B merupakan koloid, 3)
sampel C tidak tergolong koloid karena merupakan suspensi, 4) sampel D
merupakan koloid, 5) sampel E tidak tergolong koloid karena sampel
merupakan suspensi.
Adapun analisis data hasil percobaan kelompok 4 adalah 1) sampel A
tidak tergolong koloid tetapi larutan, 2) sampel B tergolong koloid, 3) sampel
C tidak tergolong koloid karena sampel merupakan suspensi, 4) sampel D
merupakan koloid, 5) sampel E tidak tergolong koloid karena sampel
merupakan suspensi.
Pada fase 6 menarik kesimpulan, guru meminta siswa bersama
kelompoknya untuk membuat kesimpulan berdasarkan dari hasil kegiatan
yang telah dilakukan siswa. Pada fase ini siswa diminta untuk
menggeneralisasikan kesimpulan akhir yang telah diperoleh dari kegiatan
inkuiri, dimana dari argumen yang dibuat siswa dapat dipertanggung
jawabkan hasilnya berdasrkan data dan teori yang mendukung. Pada fase ini
kemampuan berpikir kritis siswa akan berkembang pada aspek keterampilan
menyimpulkan dan mengevaluasi.
36
Hasil kesimpulan yang dibuat oleh kelompok 1 adalah 1) efek tyndall
merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya hingga berkas
cahaya dapat diamati. Pada percobaan yang termasuk efek tyndall adalah susu
cair dan susu kedelai. 2) koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses
pembentukan gumpalan yang disebabkan oleh penambahan zat kimia tertentu.
Pada percobaan yang tergolong koagulasi adalah susu cair dan kedelai. 3)
adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penyerapan. Pada percobaan yang
termasuk adsorpsi adalah susu cair dan susu kedelai.
Adapun kesimpulan yang dibuat oleh kelompok 2 adalah 1) efek
tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya sehingga
berkas cahaya dapat diamati, 2) koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses
pembentukan gumpalan yang disebabkan oleh penambahan zat kimia tertentu,
3) adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penyerapan.
Adapun kesimpulan yang dibuat oleh kelompok 3 adalah 1) efek
tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya sehingga
berkas cahaya dapat diamati, 2) koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses
pembentukan gumpalan yang disebabkan oleh penambahan zat kimia tertentu,
3) adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penyerapan.
Adapun kesimpulan yang dibuat oleh kelompok 4 adalah 1) efek
tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya hingga
berkas cahaya dapat diamati, 2) koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses
pembentukan gumpalan yang disebabkan oleh penambahan zat kimia tertentu,
3) adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penyerapan.
c. Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini dan
kemudian mengucapkan salam untuk mengakhiri pembelajaran.
B. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah aktivitas berpikir dalam keterampilan bernalar
yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan solusi
37
51,92
38,46
48,07 48,07
32,69
73,0767,3
80,76
71,15 69,23
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
MP Mar MA MS MK
Pe
rse
nta
se
KB
K
Indikator KBK
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
pemecahan masalah yang diberikan setelah perlakuan kepada siswa baik kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas
eksperimen sebesar 66,27% lebih tinggi dibanding siswa kelas kontrol yaitu
sebesar 39,58%. Adapun perbedaan kemampuan berpikir kritis kedua kelas
dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Nilai Persentase Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas KemampuanBerpikir
Kritis
Kriteria
Eksperimen 66,27% Kritis
Kontrol 39,58% Kurang Kritis
Adapun kemampuan berpikir kritis siswa pada tiap-tiap aspek dapat
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan (MP)
Memfokuskan pertanyaan merupakan kemampuan untuk memahami
dan mengkerucutkan permasalahan dari data atau informasi. Siswa yang
38
paling tinggi pada kelas eksperimen untuk indikator ini misalnya (SKW).
Identifikasi dari jawaban tersebut siswa memahami maksud dari pertanyaan
pada soal, sehingga jawaban siswa tersebut dapat menemukan sifat koloid
yang muncul dari permasalahan kebakaran rumah serta dapat memaparkan
defenisi dari sifat koloid (efek tyndall) tersebut, sedangkan pada kelas kontrol
misalnya (BR), identifikasi dari jawaban tersebut siswa hanya bisa
menyebutkan sifat koloid yang muncul (efek tyndall) tetapi masih belum bisa
menjelaskan secara rinci sifat koloid (efek tyndall) tersebut.
b. Indikator Menganalisis Argumen (Mar)
Menganalisis argumen merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi
hubungan dari informasi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat.
Siswa yang paling tinggi pada kelas eksperimen untuk indikator ini misalnya
(GRF). Identifikasi dari jawaban tersebut siswa dapat menentukan sifat koloid
(adsorpsi) yang muncul dari permasalahan pemutihan gula tebu tersebut serta
dapat memberikan alasan yang tepat, sedangkan pada kelas kontrol misalnya
(INP), identifikasi dari jawaban tersebut siswa salah dalam menentukan sifat
koloid yang muncul.
c. Mengidentifikasi Asumsi (MA)
Mengidentifikasi asumsi merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi dan memilih unsur-unsur yang diperlukan untuk membuat
kesimpulan yang beralasan serta membentuk perkiraan. Pada indikator ini
untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan indikator-indikator
yang lain. Hal ini disebabkan karena pada indikator ini siswa lebih memahami
dan mudah membayangkan maksud dan pertanyaan dari soal tersebut. Siswa
yang paling tinggi pada kelas eksperimen untuk indikator ini misalnya (DG).
Identifikasi dari jawaban tersebut siswa dapat memprediksi sifat koloid (efek
tyndall) serta memberikan alasan dan penjelasan dengan tepat, sedangkan
pada kelas kontrol misalnya (LS), identifikasi dari jawaban tersebut siswa
39
hanya dapat memperkirakan sifat koloid yang muncul tetapi tidak tepat dalam
memberikan alasan dan penjelasan.
d. Menentukan Solusi (MS)
Menentukan solusi merupakan kemampuan untuk memecahkan suatu
permasalahan serta dapat memberikan alasan yang benar. Siswa yang paling
tinggi pada kelas eksperimen pada aspek ini misalnya (ML). Identifikasi dari
jawaban tersebut siswa dapat mengambil suatu solusi dari permasalahan air
sungai yang tercemar serta dapat menemukan sifat koloid (koagulasi) yang
muncul dan dapat menjelaskan alasan terkait permasalahan air sungai yang
tercemar, sedangkan pada kelas kontrol misalnya (INP) identifikasi dari
jawaban tersebut siswa hanya bisa menyebutkan solusi dari permasalahan air
sungai yang tercemar tersebut tetapi tidak dapat memberikan alasan dengan
tepat.
e. Indikator Menentukan Kesimpulan (MK)
Menentukan kesimpulan merupakan kemampuan untuk merangkum
permasalahan yang didapatkan serta memberikan kesimpulan dengan benar.
Siswa yang paling tinggi pada kelas eksperimen untuk indikator ini misalnya
(S). Identifikasi dari jawaban tersebut siswa dapat membuat kesimpulan dari
analisis obat norit dengan memberikan alasan yang tepat, sedangkan pada
kelas kontrol misalnya (SM) identifikasi dari jawaban jawaban tersebut siswa
dapat menentukan kesimpulan tetapi analisis yang digunakan dari keseluruhan
data kurang tepat.
Kegiatan inkuiri tersebut dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa karena pada kegiatan inkuiri siswa dilatih dan dibiasakan untuk
menyelesaikan permasalahan sehingga membutuhkan proses berpikir atau
bernalar selama proses penemuan, sedangkan kelas kontrol hanya metode
ceramah yang membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
karena guru hanya mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara umum kepada siswa sehingga kemampuan berpikir tidak
40
diasah dan dikembangkan. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis siswa
pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen.
C. Perbedaan kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Menganalisis hasil tes kemampuan berpikir kritis (KBK) bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas
kontrol dan eksperimen. Hasil tes KBK dikelas kontrol dan kelas eksperimen
dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan berpikir
kritis pada siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen. Langkah pertama
uji statistik yang dilakukan adalah menguji kenormalan data hasil tes KBK
dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorof – Smirnov menggunakan
SPSS 21,0 for windows. Hasil uji normalitas data nilai KBK yang didapatkan
sebagai berikut :
Tabel 4.2 uji Kolmogorf-Smirnov dan U-Mann Whitney
Uji Angka Sinifikan Keterangan
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kolmogorof-
Smirnof
0.022 0.002 Kedua data terdistribusi
tidak normal
U-Mann
Whitney
0.001 - Angka signifikan lebih
kecil dari 0.05 maka Ho
ditolak
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji normalitas diperoleh berpikir kritis
siswa kelas eksperimen angka signifikan sebesar 0,02 dan kelas kontrol
angka signifikan sebesar 0,002. Taraf signifikan yang digunakan adalah
sebesar 0,05. Untuk dikelas eksperimen, karena angka signifikan lebih kecil
dari 0,05 (0,02<0,05) maka Ho Ditolak artinya data tersebut berdistribusi
tidak normal sedangkan dikelas kontrol angka signifikan lebih kecil dari 0,05
41
(0,002<0,05) maka Ho ditolak artinya data tersebut tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan uji normalitas dua kelas berdistribusi tidak normal, maka
dilanjutkan dengan uji U-Mann Whitney.
Uji U-Mann Whitney dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS
21,0 for windows dengan taraf signifikan 0,05. Hasil uji U-Mann Whitney
nilai kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh angka signifikan sebesar
0,001. Berdasarkan hipotesisnya, Ho = tidak ada perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kontrol. Sedangkan Ha = terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kontrol.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05. Karena angka signifikan lebih
kecil dari 0,05 (0,001<0,05) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi koloid.
Siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri terbimbing memiliki
kesempatan memperoleh pengalaman dan menemukan konsep bagi dirinya
sendiri. Sedangkan pada kelas kontrol, penerapan metode pembelajaran
ceramah dalam materi koloid tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memperoleh pengalaman dalam menemukan konsep bagi dirinya sendiri,
siswa hanya melakukan prosedur yang sudah ada dan disajikan secara detail.
Siswa hanya membuktikan kebenaran konsep yang sudah dikemukakan oleh
guru.
Kegiatan inkuiri tersebut dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa karena pada kegiatan inkuiri siswa dilatih dan dibiasakan untuk
menyelesaikan permasalahan sehingga membutuhkan proses berpikir atau
bernalar selama proses penemuan, sedangkan kelas kontrol menggunakan
metode ceramah yang membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran karena guru hanya mengajar dengan menyampaikan informasi
dan pengetahuan secara umum kepada siswa sehingga kemampuan berpikir
42
tidak diasah dan dikembangkan. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis
siswa pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen.
D. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Praktikum
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Besarnya pengaruh model pembelajarn inkuiri terbimbing melalui
praktikum terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dihitung menggunakan
rumus effect Size. Hasil perhitungan effect size diperoleh ES sebesar 2,0,
termasuk dalam kategori tinggi dengan mempengaruhi sebesar 47,72%%. Hal
tersebut bearti model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum
memberikan pengaruh yang tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
kelas XI IPA SMA Swasta Santun Pontianak kelas eksperimen dibandingkan
dengan metode ceramah tanpa adanya praktikum. Hasil penelitian yang
diperoleh sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Fachrurazi (2011) nilai N-Gain yang diperoleh adalah sebesar 0,41 dengan
kriteria sedang.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan melatih keterampilan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
sehingga siswa mampu membangun kesimpulan secara mandiri guna
menjawab pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru. Model
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan dengan praktikum
sederhana menggunakan alat dan bahan yang sederhana yang dapat ditemukan
pada kegiatan sehari-hari. Model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui
praktikum dapat menjadi alternatif pembelajaran disekolah yang memiliki
keterbatasan alat dan bahan praktikum.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa yang di belajarkan
dengan model inkuiri terbimbing melalui praktikum memiliki pengalaman
belajar yang lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan metode
ceramah. Dengan pengalaman belajar yang baik, siswa dapat memahami
43
konsep dalam materi koloid dengan baik pula, siswa memiliki daya ingat yang
lebih kuat dalam pemahaman konsep, sehingga siswa mudah menyelesaikan
masalah-masalah dalam materi koloid dan memberikan kemampuan berpikir
kritis yang baik pula.
44
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing melalui praktikum terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada materi koloid di SMA Swasta Santun Pontianak, dapat ditarik
simpulan bahwa:
1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan
dengan model inkuiri terbimbing melalui praktikum terhadap model
konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan dengan rata-
rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebesar
66,27% (Kritis) dan kelas kontrol 39,58 (Kurang Kritis).
2. Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
memberikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan effect
size sebesar 2,0 tergolong tinggi dengan persentase pengaruh sebesar
47,72%
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan yang
dapat dijadikan sebagai saran. Adapun saran-saran dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, maka diharapkan
guru dapat menerapkan model pembelajaran tersebut sehingga
kemampuan berpikir kritis siswa menjadi berkembang.
2. Bagi peneliti lainnya, agar dapat melaksanakan penelitian lanjutan untuk
materi dan model pembelajaran yang lain untuk melihat kemampuan
berpikir kritis siwa terutama pada materi kimia disekolah.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anggareni, W., R. Putu and W. Manik. (2013). Implementasi Strategi Pembelajaran
Inkuiri Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA
Siswa SMP. Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha 3: 1-
11.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Ariyanti, N. D., Haryono and M. Mohammad. (2017). Peningkatan Kemampuan
Berfikir Kritis dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Stoikiometri dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Modul Di
Kelas X Mia SMA Negeri 1 Banyudono. Pendidikan Kimia 6(1): 62-68.
Dewi, A. K. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran GIPS Terhadap Kemampuan
Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Materi Hidrolisis Garam. Inovasi
Pendidikan Sains 7(2): 95-102.
Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Kritis Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah
Dasar. Edisi Khusus(1): 76-89.
Fisher, A. (2009). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Haryani, D. (2011). Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk
Menumbuhkembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 121-126.
Hasruddin. (2009). Memaksimalkan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Pendekatan
Kontekstual. Tabularasa PPS Unimed 6(1): 1-13.
Kusumaningsih, D. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa
kelas X-C SMA N 11 Yogyakarta Melalui Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Contekstual Teaching And Learning (CTL) Pada
Materi Perbandingan Trigonometri. Universitas Negeri Yogyakarta.
46
Masitoh, I. D., Marjono and A. Joko. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas X Mia pada
Materi Pencemaran Lingkungan di Surakarta. Bioedukasi 10(1): 71-79.
Nawawi, H. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nurkhasanah, I., P. Trapsilo and B. Supriadi. (2016). Pengaruh Model Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Disertai Metode Mencongak Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa (Fisika) Kelas VII Di SMP Al-Maliki
Sukodono-Lumajang. Pembelajaran Fisika 5(1): 66-70.
Retnawati, H. (2016). Validitas Reliabilitas & Karakteristik Butir (Panduan Untuk
Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian) Yogyakarta: Parama Publishing.
Rusmansyah. (2015). Meningkatkan Kemampun Berfikir Kritis dan Hasil Belajar
Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Menggunakan Model Creative
Problem Solving. Inovasi Pendidikan Sains 6(1): 108-121.
Rustaman and Narayi. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:
Universitas Negeri Malang Press.
Sari, D. N. and Nurkhasanah (2012). Kemampuan Berfikir Kritis Yang Tercermin
Dalam Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif
Singosari Malang. Universitas Negeri Malang.
Sastrika, I. A. K., S. I. Wayan and M. I. Wayan. (2013). Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia dan
Keterampilan Berfikir Kritis. Program Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Ganesha 3: 1-10.
Sadia, I Wayan. (2014). Model-Model Pembelajaran Sains Kontruktivistik.
Yogyakarta. Graha Ilmu
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development) Bandung: Alfabeta.
Tindangen, M. (2007). Implementasi Strategi Inkuiri Biologi SMP Serta Pengaruhnya
Terhadap Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi. Pendidikan 8(2): 1-
47
LAMPIRAN A-1
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KIMIA
No Pertanyaan Peneliti Jawaban Guru
1 Selama ibu mengajar lebih sering menggunakan
metode konvensional atau metode yang lain?
Saya lebih sering
menggunakan metode
konvensional
2 Pada saat ibu mengajar dan menjelaskan materi
bagaimana respon yang ditunjukkan siswa?
Ada yang aktif dan
sebagian besarnya pasif
hanya diam-diam saja
3 Bagaimana nilai siswa saat menggunakan metode
konvensional?
Ada yang tinggi ada juga
yang rendah tergantunglah
pada pemahaman siswa
4 Menurut ibu materi apa yang sulit dipahami
siswa?
Siswa dengan tipe yang
mudah menghitung akan
tinggi pada materi yang
banyak hitungannya
sedangkan siswa dengan
tipe menghafal akan tinggi
pada materi yang banyak
hafalannya. Di SMA
Santun sendiri untuk
angkatan yang sekarang
siswanya sebagian besar
cendrung suka berhitung
daripada menghafal
meskipun kadang-kadang
hitungan mereka masih
banyak yang salah
5 Apakah ibu pernah mendengar berfikir kritis Tidak pernah. Yang saya
48
dalam pembelajaran? tau berfikir kritis itu
berfikir tingkat tinggi
6 Apakah di santun ini sudah terbiasa menerapkan
pembelajaran dengan pemikiran tingkat tinggi bu
khususnya kimia?
Belum pernah. Soalnya di
santun sendiri
pembelajarannya masih
sederhana. Hanya sebatas
apa yang ada dibuku saja.
Jadi berfikir mereka hanya
sebatas pengetahuan yang
ada di dalam buku saja.
49
LAMPIRAN A-2
HASIL OBSERVASI SAAT PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS
No Kegiatan Pembelajaran Respon Siswa
1 Pendahuluan
a. Guru memberikan apersepsi
b. Guru memberikan motivasi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa menanggapi Siswa mendengarkan Siswa mendengarkan
2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi pelajaran
b. Guru menjelaskan contoh soal dibuku
dengan dibaca
c. Guru meminta siswa membaca contoh soal
dibuku
d. Guru memberikan kesempatan untuk
bertanya
e. Guru memberikan soal yang mirip dengan
contoh soal
f. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan
soal tersebut
Siswa mendengarkan
Siswa membacakan
Siswa membacakan
Siswa hanya terdiam dan
tidak ada yang bertanya
Siswa kesulitan dalam
mengerjakan
Sebagaian siswa belum
selesai mengerjakan
karena kesulitan dan tidak
mengerti materi tersebut
3 Kegiatan Penutup
a. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran
b. Guru menutup pelajaran
Siswa tidak dapat
menyimpulkan pelajaran
Siswa menanggapi
50
LAMPIRAN A-3
SISWA KELAS EKSPERIMEN
NO. NAMA
DAFTAR NILAI
1 DANIEL GEOBEL 81
2 DIAH PRISTINI MIRYANTI 76
3 ELLA NURWIDANTI 80
4 GUSTI REZA FIKRI 75
5 HARI PENGESTU 79
6 MATIAS LIANDI 75
7 NATALIA JEANS FANI 82
8 PERONIKA HANDINI 76
9 RACHEL VANESSA 85
10 SHINTA KUSUMA WARDHANI
77
11 SRI WAHYUNINGSI 80
12 SURINA 78
13 WENI KARTIKA SARI 79
51
LAMPIRAN A-4
SISWA KELAS KONTROL
NO. NAMA
DAFTAR NILAI
1 ARIF AKBAR 82
2 BAYU RAMADHAN 76
3 ELLA NURWIDANTI 80
4 FIRMAN ANDI 77
5 I NYOMAN PRANATHA 79
6 LUSIA SURA 75
7 MUHAMMAD MAULANA 82
8 NIA MARDAYANTI 77
9 RISKI DWI KURNIAWAN 85
10 ROY 78
11 SELLA MONIKA 80
12 TRI WAHYU GILANG 78
13 M. FAKHRUL RAZZI 79
52
LAMPIRAN A-5
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN KELAS XI IPA SMA S SANTUN
PONTIANAK TAHUN 2016/2017
Persentase 55,55% 51,85% 44,44% 66,66% 40,74%
NO. NAMA
Mata Pelajaran Asam Basa Penyangga Hidrolisis
Garam Ksp Koloid
1 AAD 60 75 78 80 78
2 DAP 75 70 75 75 70
3 AU 55 78 70 78 75
4 DR 75 80 75 78 68
5 FRA 74 58 68 70 70
6 FT 75 75 70 70 66
7 HM 78 80 75 78 60
8 IN 80 50 70 70 75
9 LPW 45 82 70 75 60
10 LAE 50 78 75 75 75
11 MA 75 78 60 78 76
12 MEA 75 65 60 66 60
13 NE 78 60 60 70 75
14 PU 74 70 75 75 74
15 RA 75 72 70 72 58
16 SU 78 80 78 75 76
17 SM 75 80 80 78 75
18 SMK 78 70 70 75 80
19 SR 75 75 68 66 68
20 TAK 50 78 50 75 60
21 VE 78 60 60 70 75
22 WWP 80 78 78 80 76
23 YA 60 75 75 76 70
24 YO 50 60 70 76 65
25 YS 58 65 75 78 72
26 YU 55 68 70 76 50
27 YYT 35 70 75 68 68
53
LAMPIRAN B-1
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MENGETAHUI HASIL POSTTEST
No Indikator Pertanyaan Peneliti
1 Tanggapan siswa
terhadap soal yang
diberikan
1. Siswa diminta melihat kembali soal dan
jawabannya, Menurut anda apakah soal yang
saya berikan sulit ?
2. Apakah kalian mengerti dengan soal yang
saya berikan?
3. Apakah pertanyaan-pertanyaan di dalam soal
tersebut ada hubungannya dalam kehidupan
sehari-hari?
54
LAMPIRAN B-2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : SMA Swasta Santun Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Koloid
Alokasi Waktu : 2x 45 Menit
Kelas/ Semester : XI/2
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Kompetensi Dasar
Mengelompokkan sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengidentifikasi sifat-sifat koloid (Efek Tyndall, adsorbsi dan Koagulasi)
melalui Praktikum
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat koloid dengan benar
E. Materi Ajar
a) Sistem Dispersi
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu larutan, koloid, dan suspensi. Secara sepintas perbedaan antara
suspensi (sering disebut campuran kasar) dengan larutan (sering disebut larutan
55
sejati) akan tampak jelas dari homogenitasnya, tetapi akan sulit dibedakan
antara larutan dengan koloid atau antara koloid dengan suspensi.
1. Suspensi
Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang berukuran
relatif besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada
umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Sebagai
contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air.
Dalam sistem dispersi tersebut partikel-partikel terdispersi dapat diamati
dengan mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang.
2. Larutan
Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya
sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel
pendispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran
yang tinggi (mikroskop ultra).
3. Koloid
Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya
merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar daripada
larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi. Pada umumnya koloid
mempunyai ukuran partikel antara 1 nm sampai dengan 100 nm. Beberapa
koloid tampak jelas secara fisis misalnya santan, air susu, dan lem, tetapi
beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang
encer, agar-agar yang masih cair dan air teh. Perbedaan secara umum antara
suspensi, koloid dan larutan:
Larutan Koloid Suspensi
1. Homogen, tidak dapat dibedakan meskipun dengan memakai kikroskop ultra.
1. Tampak homogen, tetapi jika dilihat dengan mikroskop ultra tampak heterogen.
1. Heterogen.
56
2. Jernih. 2. Tidak jernih. 2. Tidak jernih.
3. Satu fasa. 3. Dua fasa. 3. Dua fasa. 4. Tidak dapat disaring. 4.Dapat disaring dengan
kertas saring ultra 4. Dapat
disaring dengan kertas saring biasa.
5. Stabil (tidak memisah).
5. Umumnya stabil. 5. Tidak stabil.
6. Diameter partikel < 10-7 cm.
6. Diameter partikel 10-7-10-5 cm.
6. Diameter partikel > 10-5 cm.
b) Sifat-Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Peristiwa ini pertama kali dikemukakan oleh Jhon Tyndall, yang
mengatakan bahwa apabila cahaya putih dilewatkan kedalam dispersi
koloid yang partikelpartikel fase terdispersinya sangat kecil maka
cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek dari spektrum cahaya
tampak akan dihamburkan lebih banyak oleh partikel koloidnya.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak partikel koloid dalam medium
pendispersinya. Gerak Brown terjadi karena adanya tumbukan yang
tidak seimbang antara partikel- partikel koloid dengan medium
pendispersi secara terus menerus.
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-
permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan
partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil.
Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan
57
koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel
akan cenderung dipertahankan pada permukaanya.
4. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan. Koagulasi secara mekanis, misal dengan pemanasan atau
pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah dalam
plasma darah, bila dipanaskan akan menggumpal. Agar-agar akan
menggumpal bila didinginkan.
F. Metode dan Model Pembelajaran
Model Pembelajaran : Inkuiri terbimbing
Metode Pembelajaran : Praktikum
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Sintaks Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing
Guru Siswa Waktu
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru memberikan apersepsi tentang pernahkah kalian mencampurkan antara susu bubuk dan air panas?
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa menjawab Siswa mendengarkan
15 menit
58
Merumuskan masalah Merumuskan hipotesis Merancang dan melakukan eksperimen Mengumpulkan dan mengolah data Menganalisis hasil percobaan Merumuskan kesimpulan
Kegiatan Inti 1. Guru
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
2. Secara singkat guru menjelaskan mengenai sifat-sifat koloid (efek tyndall, koagulasi dan adsorpsi)
3. Guru membagikan penuntun praktikum kepada siswa
4. Guru meminta siswa memahami dan mencermati permasalahan serta menentukan permasalahan dengan menjawab pertanyaan terkait wacana yang terdapat pada penuntun
5. Guru meminta siswa untuk merumuskan masalah terkait dengan kasus yang ada pada penuntun
6. Guru meminta siswa untuk merumuskan hipotesis
7. Guru meminta siswa untuk merancang cara kerja kemudian langsung melakukan eksperimen.
8. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan dan mengolah data dari hasil eksperimen.
Siswa berkumpul bersama kelompoknya Siswa mendengarkan Siswa memperhatikan Siswa memahami kasus di penuntun praktikum Siswa merumuskan masalah yang ada di penuntun praktikum Siswa merumuskan hipotesis dengan mencari sumber di buku paket yang sudah tersedia Siswa melakukan Siswa mengamati hasil percobaan dan mencatatnya dalam tabel yang ada pada
60 menit
59
9. Guru meminta siswa
untuk menganalisis hasil percobaan
10. Guru meminta siswa merumuskan kesimpulan di dalam tabel
11. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang sifat-sifat koloid yang belum dimengerti
penuntun Siswa menganalisis hasil percobaan Siswa menyimpulkan hasil praktikum yang mereka dapat Siswa bertanya
Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
2. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini
3. Guru menutup pelajaran dengan berdoa
Siswa menerima penghargaan Siswa menyimpulkan Siswa berdoa
15 menit
H. Alat Bahan dan Sumber Belajar
a) Alat dan bahan : papan tulis, dan alat bahan praktikum
b) Sumber belajar : buku paket Erlangga ( Purba, 2006)
Buku paket Ganeca (Suharsini, 2007)
Pontianak, Mei 2018
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Kimia SMA S Santun Pontianak
Marni Jamilah, S.P
60
LAMPIRAN B-3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
Nama Sekolah : SMA Swasta Santun Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Koloid
Alokasi Waktu : 2x 45 Menit
Kelas/ Semester : XI/2
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Kompetensi Dasar
Mengelompokkan sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengidentifikasi sifat-sifat koloid (efek tyndall, adsorbsi dan Koagulasi)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat koloid dengan benar
E. Materi Ajar
a) Sistem Dispersi
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu larutan, koloid, dan suspensi. Secara sepintas perbedaan
antara suspensi (sering disebut campuran kasar) dengan larutan (sering disebut
larutan sejati) akan tampak jelas dari homogenitasnya, tetapi akan sulit
dibedakan antara larutan dengan koloid atau antara koloid dengan suspensi.
61
1. Suspensi
Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang berukuran
relatif besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada
umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Sebagai
contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air.
Dalam sistem dispersi tersebut partikel-partikel terdispersi dapat diamati
dengan mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang.
2. Larutan
Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya
sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel
pendispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat
pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).
3. Koloid
Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya
merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar
daripada larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi. Pada umumnya
koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm sampai dengan 100 nm.
Beberapa koloid tampak jelas secara fisis misalnya santan, air susu, dan
lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya
larutan kanji yang encer, agar-agar yang masih cair dan air teh.
Perbedaan secara umum antara suspensi, koloid dan larutan:
Larutan Koloid Suspensi
1. Homogen, tidak dapat dibedakan meskipun dengan memakai kikroskop ultra.
1. Tampak homogen, tetapi jika dilihat dengan mikroskop ultra tampak heterogen.
1. Heterogen.
2. Jernih. 2. Tidak jernih. 2. Tidak jernih.
62
3. Satu fasa 3. Dua fasa. 3. Dua fasa. 4. Tidak dapat disaring. 4.Dapat disaring dengan
kertas saring ultra 4.Dapat disaring dengan kertas saring biasa.
5.Stabil (tidak memisah).
5. Umumnya stabil. 5.Tidak stabil.
6.Diameter partikel < 10-7 cm.
6.Diameter partikel 10-7-10-5 cm.
6.Diameter partikel > 10-5 cm.
b) Sifat-Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Peristiwa ini pertama kali dikemukakan oleh Jhon Tyndall, yang
mengatakan bahwa apabila cahaya putih dilewatkan kedalam dispersi
koloid yang partikelpartikel fase terdispersinya sangat kecil maka
cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek dari spektrum cahaya
tampak akan dihamburkan lebih banyak oleh partikel koloidnya.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak partikel koloid dalam medium
pendispersinya. Gerak Brown terjadi karena adanya tumbukan yang
tidak seimbang antara partikel- partikel koloid dengan medium
pendispersi secara terus menerus.
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-
permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan
partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil.
Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan
63
koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel
akan cenderung dipertahankan pada permukaanya.
4. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan. Koagulasi secara mekanis, misal dengan pemanasan atau
pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah dalam
plasma darah, bila dipanaskan akan menggumpal. Agar-agar akan
menggumpal bila didinginkan.
F. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Guru Siswa Waktu
Kegiatan Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam
2. Guru mengabsen siswa 3. Guru memberikan apersepsi
tentang pernahkah kalian melarutkan susu bubuk?
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa menjawab salam Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa menjawab Siswa mendengarkan
15 menit
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan sifat-sifat
koloid (efek tyndall, koagulasi dan adsorpsi)
2. Guru menjelaskan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari
3. Guru memberikan siswa tugas untuk dikerjakan secara individu
Siswa mendengarkan Siswa mendengarkan Siswa mengerjakan tugas
60 menit
64
Kegiatan Penutup 1. Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran hari ini
2. Guru menutup pelajaran dengan berdoa
Siswa menyimpulkan Siswa berdoa
15 menit
H. Alat Bahan dan Sumber Belajar
a) Sumber belajar : buku paket Erlangga (Purba, 2006)
Buku paket Ganeca (Suharsini, 2007)
Pontianak, Mei 2018
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Kimia SMA S Santun Pontianak
Marni Jamilah, S.P
65
LAMPIRAN B-4
KISI-KISI SOAL POSTTEST
Nama Sekolah : SMA Swasta Santun Pontianak Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : XI IPA/ 2(Ganjil) Waktu : 1x 45 menit
No Kompetensi Dasar Indikator Kemempuan
Berfikir Kritis yang Diukur
No
Soal
Ranah
Kognitif
1 Mengelompokkan sifat
koloid dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
Memfokuskan petanyaan
terkait sifat-sifat koloid yang
terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
1 C3
Menganalisis alasan
mengapa gula pasir yang
bewarna coklat bisa berubah
menjadi warna putih
2 C3
Mengidentifikasi asumsi
mengapa diruang bioskop
tidak boleh ada asap
3 C3
Menentukan solusi dari air
dari pencemaran air
4 C3
Menentukan kesimpulan dari
solusi permasalahan diare
dengan menggunakan sifat-
sifat koloid
5 C3
66
LAMPIRAN B-5
SOAL POSTTEST
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Sistem Koloid
Waktu : 45 Menit
Petunjuk :
a. Tulislah terlebih dahulu identitas diri dilembar jawaban b. Berdoalah sebelum mengerjakan c. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab pertanyaan d. Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri
1. Ketika malam hari disuatu komplek perumahan terjadi kebakaran hebat.
Sebelum api menyala dengan dahsyat, asap tebal mulai dahulu menyelimuti seluruh rumah dan seketika itu listrik pun mati total. Ketika semua orang berhamburan keluar dengan tidak memikirkan harta benda mereka lagi namun tidak begitu pada Ronal. Ketika Ronal sudah menyelamatkan diri dan keluarganya keluar dari dalam rumah, Ronal tersentak berpikir bahwa ada dokumen penting yang harus diselamatkannya. Akhirnya Ronal pun harus masuk kembali ke dalam rumah di tengah asap yang sangat tebal itu. Ronal berusaha masuk mencari dokumen tersebut ditengah gelap yang berselimuti asap tebal. Didalam rumah ia menggunakan sentar untuk mencari dokumen tersebut. Berdasarkan kejadian tersebut sifat koloid apa yang anda temukan? Dan jelaskan dengan sederhana mengenai sifat koloid yang anda temukan dalam pernyataan tersebut!
2. Gula pasir dibuat dari bahan baku tebu. Pembuatan gula pasir tidak serta merta langsung menghasilkan gula yang berwarna putih bersih. Gula pasir yang masih mengandung pengotor akan bewarna kecoklatan. Lalu mengapa gula pasir tersebut bisa berubah menjadi warna putih bersih seperti kebanyakan terlihat. Sifat koloid apa yang berperan dalam permasalahan tersebut? Jelaskan alasannya mengapa sifat koloid berperan dalam pemutihan gula tersebut? Hubungkan jawabanmu dengan partikel koloid!
3. Danu merupakan seorang perokok berat. Ia tidak bisa beraktifitas tanpa sebatang rokok pun. Pada suatu ketika ia ingin menonton bioskop dengan teman-temannya. Ketika Danu ingin masuk ke dalam ruangan dia sedang dalam keadaan merokok dengan santainya. Lalu petugas yang berjaga dipintu
67
masuk pun seketika mencegahnya masuk dikarenakan Danu dalam kondisi sedang merokok. Dan petugas itu pun langsung menasehati Danu bahwasanya di dalam ruangan bioskop tidak boleh merokok dikarenakan asap rokok tersebut selain mengganggu penonton juga bisa menghalangi pemandangan pada layar bioskop. Apakah yang kalian dapatkan dari pernyataan “Bahwa asap rokok dapat mengganggu pemandangan pada layar bioskop”, hubungkan jawaban kalian dengan sifat koloid!
4. Air sungai disuatu wilayah sudah sangat tercemar oleh limbah buangan pabrik serta limbah-limbah buangan rumah tangga. Akibatnya air sungai kapuas tidak dapat digunakan untuk mencuci baju, mandi dan keperluan lainnya karena sudah kotor dan berbau. Berikan solusi anda terkait permasalahan diatas! Hubungkan jawabanmu dengan sifat koloid dalam mengatasi permasalahan tersebut!
5. Pada siang hari Rosa mengalami Diare, akhirnya ia pun pergi ke dokter untuk berobat. Ketika itu dokter memberinya obat Diare yang bernama Norit dalam bentuk tablet. Norit adalah sejenis serbuk karbon yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan yang diaktifkan dengan kuat. Selang waktu 2 hari Rosa mulai membaik dan tidak merasakan sakit perut lagi. Pada permasalahan di atas buatlah suatu kesimpulan mengapa Norit bisa menyembuhkan Diare? Hubungkan jawaban mu dengan sifat-sifat koloid!
68
LAMPIRAN B-6
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST
No Jawaban
1 Sifat-sifat koloid yang dapat ditemukan dalam pernyataan dan pertanyaan soal no 1 adalah sifat koloid efek tyndall. Efek tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Bila seberkas sinar dilewatkan pada koloid dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka lintasan cahaya akan terlihat jejaknya.
2 Dalam pemutihan gula tebu sifat koloid yang berperan adalah absorpsi. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
3 Asap rokok merupakan koloid yang dapat mengaburkan cahaya (memburamkan) gambar dilayar karena adanya efek tyndall
4 Dengan cara penjernihan air menggunakan tawas. Karena tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur sehingga lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloid yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat pencemar.
5 Serbuk karbon (norit), yang dibuat dalam bentuk tablet, apabila diminum dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara adsorpsi. Dalam usus, norit dengan air akan membentuk sistem koloid yang mampu mengadsorpsi dan membunuh bakteri-bakteri berbahaya yang menyebabkan sakit perut.
69
LAMPIRAN B-7
PEDOMAN PENSKORAN
No
Soal
Aspek Kemampuan
Berfikir Kritis
Indikator
Kemampuan
Berfikir Kritis
yang Diukur
Penskoran
1 Keterampilan memberikan penjelasan sederhana
Memfokuskan Pertanyaan
Skor Penjelasan 4 Dapat menentukan sifat
koloid dan memberikan penjelasan dengan tepat
3 Dapat menentukan sifat koloid tetapi kurang tepat dalam memberikan penjelasan
2 Dapat menentukan sifat koloid tetapi salah dalam memberikan penjelasan
1 Salah dalam menentukan dan memberikan penjelasan terkait sifat koloid
0 Tidak memberikan jawaban apapun
2 Keterampilan memberikan pejelasan sederhana
Menganalisis argumen
Skor Penjelasan 4 Dapat menentukan sifat
koloid dan memberikan alasan dengan tepat
3 Dapat menentukan sifat koloid tetapi kurang tepat dalam memberikan alasan
2 Dapat menentukan sifat koloid tetapi salah dalam memberikan alasan
1 Salah dalam menentukan sifat dan alasan
0 Tidak memberikan jawaban
3 Keterampilan memberikan penjelasan lanjut
Mengidentifikasi asumsi
Skor Penjelasan 4 Dapat memprediksi sifat
koloid dan menjelaskan dengan tepat
70
3 Dapat memprediksi sifat koloid tetapi kurang tepat dalam menjelaskan
2 Dapat memprediksi sifat koloid dengan tepat tetapi salah dalam menjelaskan
1 Tidak dapat memprediksi dan menjelaskan
0 Tidak memberikan jawaban
4 Keterampilan mengatur strategi dan taktik
Menentukan solusi dari permasalahan dalam soal
Skor Penjelasan 4 Mengambil solusi dan
alasan dengan tepat 3 Mengambil solusi
dengan tepat tetapi alasannya kurang tepat
2 Mengambil solusi dengan tepat tetapi alasannya salah
1 Tidak dapat memberikan solusi dan alasan dengan tepat
0 Tidak memberikan jawaban
5 Keterampilan menyimpulkan dan mengevaluasi
Menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh
Skor Penjelasan 4 Membuat kesimpulan
dengan tepat berdasarkan analisis dari keseluruhan data yang ada
3 Membuat kesimpulan dengan tepat namun hanya sebagian analisis yang digunakan dari keseluruhan data yang ada
2 Membuat kesimpulan dengan tepat namun analisis dari keseluruhan data yang ada tidak
71
digunakan 1 Tidak dapat membuat
kesimpulan 0 Tidak memberikan
jawaban
72
LAMPIRAN B-8
ASPEK BERPIKIR KRITIS
NO ASPEK INDIKATOR 1 Keterampilan memberikan penjelasan
yang sederhana - Memfokuskan pertanyaan - Menganalisis argumen
2 Keterampilan memberikan penjelasan lanjut
- Mengidentifikasi asumsi
3 Keterampilan mengatur strategi dan taktik
- Menentukan solusi dari permasalahan dalam soal
4 Keterampilan menyimpulkan dan mengevaluasi
- Menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh
73
LAMPIRAN B-9
PERCOBAAN SIFAT-SIFAT KOLOID (Efek Tyndall, Koagulasi
dan Adsorpsi)
Nama Kelompok
Nama Kelompok
1.
2.
3.
4.
74
A. Tujuan Percobaan
1. Siswa dapat mengidentifikasi hasil percobaan sifat efek Tyndall
2. Siswa dapat mengidentifikasi hasil percobaan sifat koagulasi
3. Siswa dapat mengidentifikasi hasil percobaan sifat adsorpsi
B. Dasar Teori
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat
larutan ataupun suspensi. Pada bagian ini akan dibahas beberapa sifat khas
sistem koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Peristiwa ini pertama kali dikemukakan oleh Jhon Tyndall, yang
mengatakan bahwa apabila cahaya putih dilewatkan kedalam dispersi
koloid yang partikelpartikel fase terdispersinya sangat kecil maka cahaya
dengan panjang gelombang lebih pendek dari spektrum cahaya tampak
akan dihamburkan lebih banyak oleh partikel koloidnya.
2. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-
permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan
partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil.
Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan koloid
yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan
cenderung dipertahankan pada permukaanya.
3. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Koagulasi secara mekanis, misal dengan pemanasan atau pendinginan.
Darah merupakan sol butir-butir darah merah dalam plasma darah, bila
dipanaskan akan menggumpal. Agar-agar akan menggumpal bila
didinginkan.
75
C. Kasus
Gambar di samping adalah berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut, kabut tersebut tampak lebih jelas
Gambar di samping adalah susu yang ditambahkan asam cuka
Gambar disamping adalah pembersih wajah yang mengandung Activated Carbon (sejenis arang aktif) yang diformulasikan khusus untuk merawat kulit wajah sehingga membuatnya tampak lebih bersih dan cerah
Gambar di samping adalah langit pada sore hari yang tampak bewarna jingga dan bewarna biru
KASUS 1
KASUS 2
KASUS 3
1
3
2
KASUS 4
76
D. Merumuskan Masalah
Buatlah perumusan masalah sesuai dengan kasus-kasus di atas 1. Mengapa langit bewarna jingga dan biru pada sore hari? 2. Mengapa berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada
pagi hari yang berkabut tampak jelas? 3. Mengapa susu cair menggumpal dengan penambahan asam cuka? 4. Mengapa setelah mencuci wajah dengan pembersih wajah kulit wajah
tampak lebih bersih dan cerah? E. Mengajukan Hipotesis
Buatlah jawaban sementara (hipotesis) setelah merumuskan masalah. Selain itu kumpulkan informasi dari buku paket dan internet (jika ada) yang berhubungan dengan masalah yang dirumuskan. 1. Jika udara atau debu di angkasa adalah sistem koloid yang akan terkena
efek tyndall oleh cahaya matahari dan akan dihamburkan. 2. Jika seberkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid, maka cahaya
tersebut akan dihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan
3. Jika muatan koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan
4. Jika partikel koloid memiliki sifat listrik pada permukaanya, maka sifat tersebut dapat menyebabkan penempelan zat asing pada permukaan koloid yang disebut peristiwa adsorpsi.
F. Merancang dan Melakukan Eksperimen
1. Cara Kerja Pembuatan Larutan a. Larutan Gula
1) Diambil 1 sdt gula pasir 2) Dilarutkan dalam 100 mL air 3) Diaduk
b. Larutan Kanji 1) Diambil 1 sdt tepung kanji 2) Dilarutkan dalam 100 mL air 3) Diaduk
c. Larutan Kopi 1) Diambil 1 sdt kopi bubuk 2) Dilarutkan dalam 100 mL air 3) Diaduk
77
2. Percobaan 1 (Efek Tyndall) a. Alat dan Bahan
1) Alat No Nama Alat Jumlah Ukuran
1 Gelas Kaca 5 >50 mL
2 Kotak 1 -
3 Senter 1 -
2) Bahan
No Nama Bahan Jumlah Konsentrasi
1 Sampel A(Larutan gula)
20 mL -
2 Sampel B (susu cair)
20 mL -
3 Sampel C (Larutan kanji)
20 mL -
4 Sampel D (susu kedelai)
20 mL -
5 Sampel E (Larutan kopi)
20 mL -
b. Cara Kerja 1) Isilah ke 5 gelas kaca masing-masing dengan 20 mL sampel A,
sampel B, sampel C, sampel D dan sampel E 2) Masukkan masing-masing gelas ke dalam kotak 3) Berikan cahaya pada masing-masing gelas kaca dengan senter
melalui lubang pada kaca 3. Percobaan 2 (Koagulasi)
a. Alat dan Bahan 1) Alat
No Nama Alat Jumlah Ukuran
1 Batang Pengaduk 1 -
2 Gelas Kaca 5 >50 mL
78
2) bahan No Nama Bahan Jumlah Konsentrasi
1 Asam cuka 50 mL 25%
2 Sampel A (Larutan gula)
30 mL -
3 Sampel B (susu cair)
30 mL -
4 Sampel C (Larutan kanji)
30 mL -
5 Sampel D (susu kedelai)
30 mL -
6 Sampel E (Larutan kopi)
30 mL -
b. Cara Kerja 1) Masukkan 30 mL sampel A, sampel B, sampel C, sampel D,
sampel E ke dalam gelas kaca 2) Tambahkan 10 mL asam cuka sedikit demi sedikit ke dalam
masing-masing gelas kaca sambil diaduk 3) Lakukan pengadukan
4. Percobaan 3 (Adsorpsi) a. Alat dan Bahan
1) Alat No Nama Alat Jumlah Ukuran
1 Batang pengaduk 1 -
2 Gelas Kaca 5 -
2) Bahan
No Nama Bahan Jumlah Konsentrasi
1 Sampel A (Larutan gula)
20 mL -
2 Sampel B (susu cair)
20 mL -
3 Sampel C (Larutan 20 mL -
79
kanji) 4 Sampel D (susu
kedelai) 20 mL -
5 Sampel E (Larutan kopi)
20 mL -
6 Norit 5 -
b. Cara Kerja
1) Isilah ke dalam 5 gelas kaca masing-masing dengan 20 mL sampel A, sampel B, sampel C, sampel D dan sampel E
2) Tambahkan 1 buah norit yang telah ditumbuk halus ke dalam masing-masing gelas kaca tersebut
3) Aduklah masing-masing sampel tersebut
G. Mengumpulkan dan Mengolah Data
Berilah tanda ceklis (√) jika diketahui terdapat sifat koloid dan tanda silang (X) jika tidak terdapat sifat koloid! NO SIFAT
KOLOID SAMPEL
A (Larutan
gula)
B (Susu cair)
C (Larutan
kanji)
D (susu
kedelai)
E (Larutan
kopi)
1 Efek Tyndall X � X � X
2 Koagulasi X � X � X
3 Adsorpsi X � X � X
H. Menganalisis Data Hasil Percobaan
Analisislah data hasil percobaan berdasarkan tabel pengamatan di atas 1. Sampel A
a. Percobaan 1 (Efek Tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (Koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika
ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (Adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika
ditambahkan norit Sampel A tidak tergolong koloid tetapi larutan
80
2. Sampel B a. Percobaan 1 (Efek Tyndall) : dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (Koagulasi) : mengalami peristiwa koagulasi ketika
ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (Adsorpsi) : mengalami perubahan ketika ditambahkan
norit Sampel B merupakan Koloid
3. Sampel C a. Percobaan 1 (Efek Tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (Koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika
ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 ( Adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika
ditambahkan norit Sampel C tidak tergolong koloid karena sampel merupakan suspensi
4. Sampel D a. Percobaan 1 (Efek Tyndall) : tidak menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 ( Koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika
ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 ( Adsorpsi) : mengalami perubahan ketika ditambakan
norit Sampel D merupakan koloid
5. Sampel E a. Percobaan 1 (Efek Tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 ( Koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika
ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (Adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika
ditambahkan norit Sampel E tidak tergolong koloid karena sampel merupakan suspensi
I. Menarik Kesimpulan
Dari hasil praktikum di atas apa yang dapat anda simpulkan?
1. Efek Tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya hingga berkas cahaya dapat diamati. Pada percobaan yang termasuk efek tyndal adalah susu cair dan susu kedelai
2. Koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses pembentukan gumpalan yang disebabkan oleh penambahan zat kimia tertentu. Pada percobaan yang tergolong koagulasi adalah susu cair dan susu kedelai
3. Adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penyerapan. Pada percobaan yang termasuk adsorpsi adalah susu cair dan susu kedelai
81
LAMPIRAN C-1
PEDOMAN PENSKORAN VALIDITAS INSTRUMEN
Dilakukan perhitungan validitas isi menggunakan rumus Gregory sebagai berikut:
Validitas isi = �
�������
Keterangan : A = sel yang menunjukkan ketidak setujuan antara kedua penilai B&C = sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara kedua penilai D = sel yang menunjukkan persetujuan yang valid antara kedua penilai Keterangan nilai dari validitas tes dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai Kriteria
0,81 – 1,00 Validasi isi tinggi 0,40 – 0,80 Validasi isi sedang 0,00 – 0,39 Validasi isi rendah
1. Perhitungan Validitas RPP kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil kedua validator RPP kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
Nomor Validator 1 Validator 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 6 4 4
A = 0, B = 0, C = 0, dan D = 6
Validitas Isi = 0
1�1�1�0 = 1
Hasil keempat Validator RPP kelas kontrol adalah sebagai berikut :
A = 0, B = 0, C = 0, dan D = 6
Validitas Isi = 0
1�1�1�0 = 1
Berdasarkan hasil penelitian validator pada RPP kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu 1 (sangat tinggi). Dengan demikian secara keseluruhan instrumen
Nomor Validator 1 Validator 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 6 4 4
82
yang digunakan dinyatakan valid dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
1. Perhitungan Validitas Isi Butir Soal Posttest
Hasil kedua validator soal posttest adalah sebagai berikut:
Nomor Validator 1 Validator 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 6 3 4 7 4 4 8 3 4 9 4 3
10 4 4 A = 0, B = 0, C = 0, dan D = 6
Validitas Isi = 0
1�1�2�0 = 0,6
Berdasarkan hasil penilaian validator pada posttest untuk keseluruhan nomor adalah 0,6 (tinggi). Dengan demikian secara keseluruhan instrumen yang digunakan dinyatakan valid dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Perhitungan Validitas Penuntun Praktikum
Hasil kedua validator penuntun praktikum adalah sebagai berikut:
Nomor Validator 1 Validator 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4
A = 0, B = 0, C = 0, dan D = 6
Validitas Isi = 0
1�1�1�0 = 1
Berdasarkan hasil penilaian validator pada penuntun praktikum adalah 1 (sangat tinggi). Dengan demikian secara keseluruhan instrumen yang digunakan dinyatakan valid dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
83
LAMPIRAN C-2
SKOR HASIL UJI COBA RELIABILITAS SOAL POSTTEST
NO KODE SISWA SKOR PER ITEM SKOR TOTAL
KUADRAT SKOR TOTAL
KUADRAT SKOR PER ITEM
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 AAD 3 4 3 4 4 18 324 9 16 9 16 16
2 DAP 3 3 4 2 3 15 225 9 9 16 4 9
3 AU 4 2 3 3 4 16 256 16 4 9 9 16
4 DR 4 2 3 3 4 16 256 16 4 9 9 16
5 FRA 3 3 3 3 3 15 225 9 9 9 9 9
6 FT 3 3 4 4 3 17 289 9 9 16 16 9
7 IN 4 3 4 4 3 18 324 16 9 16 16 9
8 LPW 2 3 3 3 3 14 196 4 9 9 9 9
9 LAE 3 4 3 3 3 16 256 9 16 9 9 9
10 MEA 3 4 4 4 3 18 324 9 16 16 16 9
11 PU 3 3 3 3 3 15 225 9 9 9 9 9
12 RA 3 3 3 3 3 15 225 9 9 9 9 9
13 SR 3 2 3 2 3 13 169 9 4 9 4 9
14 SMK 3 4 3 3 4 17 289 9 16 9 9 16
15 VE 3 3 3 3 3 15 225 9 9 9 9 9
16 WWP 3 3 3 3 3 15 225 9 9 9 9 9
17 YA 4 4 4 4 4 20 400 16 16 16 16 16
18 YO 3 3 3 3 4 16 256 9 9 9 9 16
19 YS 3 4 3 3 3 16 256 9 16 9 9 9
20 YU 3 3 4 3 4 17 289 9 9 16 9 16
21 YYT 3 4 4 3 3 17 289 9 16 16 9 9
Jumlah 66 67 70 66 70 339 5523 212 223 238 214 238
84
LAMPIRAN C-3
PERHITUNGAN DATA HASIL RELIABILITAS SOAL POSTTEST
Perhitungan Reliabilitas Soal Posttest
Rumus Varians : ��� =
∑���(∑�)
�
�
�
a. Varians Butir Soal
1. ��� =
����(44)
�5
�
��=
�����16,2�
��= 0,217
2. ��� =
��:�(4;)
�5
�
��=
��:���:,60
��= 0,439
3. ��� =
�:?�(;@)
�5
�
��=
�:?��::,::
��= 0,222
4. ��� =
��2�(44)
�5
�
��=
��2��16,2�
��= 0,312
5. ��� =
�:?�(;@)
�5
�
��=
�:?��::,::
��= 0,222
b. Jumlah Varians Butir Soal
���= ���
� + ���� + ��:
� + ��2� + ��A
�
= 0,217 + 0,439 + 0,222 + 0,312 + 0,222 = 1,412
c. Jumlah Varians Total
��� =
∑�� −(∑�)C
�
C
��� =
5523 −(339)21
�
21
= AA�:�A26�,2�
��
= 2,408
85
d. Rumus Alpha
rii =( �
���) (1-
∑��
� )
rii =( A
A��) (1-
�,2��
�,21?)
rii =( A
2) (1- 0,586)
rii = (1,25) (0,413) rii = 0,517 (Sedang)
86
LAMPIRAN D-1
HASIL JAWABAN POSTTEST SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Kode Aspek KBK Jawaban
1 DY Memfokuskan pertanyaan Sifat koloid yang saya temukan dari soal adalah efek tyndall. Efek tyndall merupakan terhamburnya cahaya oleh partikel-partikel koloid
Menganalisis argumen Yang berperan dalam pemutihan gula tebu adalah adsorpsi
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok merupakan efek tyndall yang bisa menghamburkan cahaya. Jadi bioskop tidak keliatan
Menentukan solusi Dengan cara menggunakan tawas Menentukan kesimpulan Norit adalah obat sakit perut yang
terjadi jika dikonsumsi ada reaksi kimia
2
DPM
Memfokuskan pertanyaan Berdasarkan kejadian tersebut sifat koloid yang saya temukan adalah efek tyndall. Sifat koloid adalah menghamburkan cahaya
Menganalisis argumen Karena koloid bersifat adsorpsi dapat membersihkan kotoran dalam gula
Mengidentifikasi asumsi Karena asap rokok menghalangi pencahayaan infokus yang menampilkan gambar sehingga gambar yang ditampil menjadi buram. Jadi asap rokok tersebut termasuk salah satu efek tyndall
Menentukan solusi Dengan cara menggunakan tawas karena tawas dapat menggumpalkan lumpu dan membersihkan air, tawas juga dapat menyerap kotoran diair. Sehingga tawas termasuk dengan sifat koloid
Menentukan kesimpulan Obat norit berbentuk kapsul, obat ini bisa menghilangkan sakit perut dengan cara adsorpsi bila sudah
87
diminum obat norit itu menyerap bakteri penyebab sakit perut
3
ENU
Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid yang ditemukan dalam pernyataan tersebut adalah efek tyndall karena ukuran muatan koloidnya cukup besar
Menganalisis argumen Adsorpsi karena proses penyerapan suatu zat dipermukaan zat lain
Mengidentifikasi asumsi Efek tyndall karena penghamburan cahaya oleh partikel koloid
Menentukan solusi Koagulasi karena proses pengendapan partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya
Menentukan kesimpulan Adsorpsi karena penyembuhan sakit perut yang disebabkan bakteri patogen dengan serbuk karbon atau norit
4
GRF
Memfokuskan pertanyaan Sifat koloid dari efek tyndall karena cahaya disitu mempengaruhi cahaya dalam suatu ruangan maka partikel dalam ruangan terlihat dengan jelas
Menganalisis argumen Dalam pemutihan gula tebu adalah sifat koloidnya adsorpsi dari gula tersebut terdapat partikel-partikel koloid dapat menyerap zat warna dari gula yang bewarna coklat sehingga gula bewarna putih bersih
Mengidentifikasi asumsi Sifat koloid yang saya temukan dari soal adalah efek tyndall, dari rokok tersebut merupakan salah satu contohnya. Karena asap rokok dapat mempengaruhi bioskop jika asap tersebut mengepul maka cahaya pada proyektor tidak terlihat putih terang/tidak bisa melihat gambar
Menentukan solusi Salah satu solusi menjernihkan air adalah dengan tawas karena tawas adalah pemutih air. Tawas tersebut fungsinya menggumpalkan lumpur sehingga air akan terlihat lebih
88
jernih Menentukan kesimpulan Obat norit tersebut dengan cara
adsorpsi dan apabila diminum dapat menyembuhkan sakit perut tetapi kebanyakan obat diadsorpsi sebagian besar melalui usus halus dan obat tersebut menyerap racun-racun.
5
HP
Memfokuskan pertanyaan Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh partikel koloid
Menganalisis argumen Adsorpsi adalah sifat koloid yaitu penyerapan
Mengidentifikasi asumsi Hubungan diatas terjadi dengan adanya sifat koloid yaitu efek tyndall
Menentukan solusi Hubungannya dengan sifat koloid yaitu adsorpsi. Solusinya adalah dengan menggunakan air yang tercemar, karena sudah air bersih PDAM
Menentukan kesimpulan Hubungan masalah ini adalah adsorpsi atau penyerapan
6
ML
Memfokuskan pertanyaan Sifat koloid pada soal adalah efek tyndall, karena cahaya sangat berpengaruh terhadap kabut/asap
Menganalisis argumen Dalam pemutihan gula tebu sifat koloid yang dibutuhkan adalah adsorpsi, karena adanya partikel koloid yang menyerap gula tersebut sehingga menjadi bewarna putih
Mengidentifikasi asumsi Sifat koloid yang terjadi adalah efek tyndall, karena asap rokok merupakan salah satu bentuk dari efek tyndall. Karena asap rokok dapat menghalangi pandangan/terjadinya pembiasan antara cahaya dan asap rokok
Menentukan solusi Salah satu solusi untuk menjernihkan air adalah dengan menggunakan tawas. Karena tawas bersifat menjernihkan. Dan menggumpalkan lumpur sehingga terlihat lebih jernih.
Menentukan kesimpulan Obat norit seperti praktikum yang
89
telah dilakukan berbentuk tablet dapat berkerja dengan cara adsorpsi dan ketika meminumnya maka obat norit tersebut akan menyerap bakteri yang menyebabkan sakit perut
7
NJF
Memfokuskan pertanyaan Fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya gas dan nama koloidnya aerosol pada contohnya asap
Menganalisis argumen Fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya pendispersinya cair contohnya kanji
Mengidentifikasi asumsi Karena asap rokok menggumpal maka asap rokok mengandung sifat basa padat pada dasar sistem koloid
Menentukan solusi Pertama kita biarkan melalui matahari kemudian di saring dengan bebatuan terakhir campurakan dengan kaporit
Menentukan kesimpulan Karena norit adalah sebuah pelarut medium pendispersinya
8 PH Memfokuskan pertanyaan Sifat koloid yang saya temukan adalah efek tyndall. Efek tyndall merupakan terhambatnya partikel-partikel koloid
Menganalisis argumen Sifat koloid yang diterapkan dalam pemutihan gula tebu adalah adsorpsi
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok merupakan sifat koloid efek tyndall, jikalau terkena cahaya maka dapat terhambur jadi bioskop tidak akan nampak jelas
Menentukan solusi Bisa dengan menggunakan tawas Menentukan solusi Norit apabila diminum dapat
menyembuhkan diare karena ada reaksi kimia
9
RV
Memfokuskan pertanyaan Berdasarkan data diatas efek yang ditemukan adalah efek tyndall. Adalah dapat menghamburkan cahaya
Menganalisis argumen Dalam pemutihan gula tebu yang berperan dalam pemutihan gula tebu adalah adsorpsi. Partikel-partikel
90
koloid dapat menyerap zat warna dari gula sehingga gula menjadi bewarna putih tanpa ada sebutir warna apapun
Mengidentifikasi asumsi Sifat koloid yang ditemukan adalah efek tyndall. Yang termasuk salah satu contoh efek tyndall adalah asap rokok seperti pada contoh saat menonton bioskop asap rokok terkena layar infokus maka akan terlihat buram
Menentukan solusi Salah satu solusi untuk menjernihkan air bisa dengan menggunakan tawas karena bisa menggumpalkan lumpur karena kalau menggumpal akan mudah disaring tawas juga bisa menyerap zat warna
Menentukan kesimpulan Obat norit seperti praktikum kemarin, obat tersebut berbentuk tablet dengan kita meminumnya bisa menyembuhkan sakit perut dengan cara adsorpsi. Dan ketika sudah meminumnya yang diserap adalah bakteri berbahaya yang menyebabkan sakit perut
10
SKW
Memfokuskan pertanyaan Efek yang saya temukan dari soal no 1 adalah efek tyndall. Efek tyndall yaitu partikel dalam larutan yang menghamburkan cahaya
Menganalisis argumen Dalam pemutihan gula tebu yang berperan dalam pemutihan gula tebu adalah adsorpsi. Partikel-partikel koloid dapat menyerap warna sehingga gula tebu bewarna putih
Mengidentifikasi asumsi Dari soal diatas saya menemukan sifat efek tyndall asap rokok itu merupakan contohnya karena pada saat asap rokok terkena layar proyektor gambar yang dihasilkan terhalang oleh asap
Menentukan solusi Salah satu solusi menjernihkan air
91
menggunakan tawas, karena fungsi dari tawas itu menggumpalkan lumpur tersebut mudah disaring, tawas dapat juga menyerap zat warna
Menentukan solusi Seperti yang dipraktikumkan kemaren obat norit yang berbentuk tablet dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara adsorpsi atau menyerap. Dan karena kita sudah meminumnya yang diserap adalah bakteri berbahaya penyebab sakit perut
11 SW Memfokuskan Pertanyaan Sifat yang saya temukan adalah efek tyndall. Efek tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel koloid
Menganalisis argumen Menurut saya pada pemutihan gula tebu merupakan sifat dari adsorpsi. Partikel-partikel koloid dapat menyerap zat warna dari gula yang bewarna coklat sehingga dapat berubah menjadi putih
Mengidentifikasi asumsi Sifat yang saya temukan dari soal nomor 3 adalah efek tyndall. Asap rokok merupakan salah satu contohnya karena apabila dibioskop orang merokok asapnya akan menghalangi cahaya di infokus dan film yang ditonton akan buram
Menentukan solusi Solusi yang saya berikan untuk menjernihkan air dapat menggunakan tawas agar air dapat jernih dan bersih. Karena fungsinya untuk menggumpalkan lumpur sehingga lumpur mudah disaring dan juga dapat menyerap zat warna
Menentukan kesimpulan Obat norit yang berbentuk tablet apabila diminum dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara adsorpsi dengan melakukan penyerapan. Yang diserap obat
92
tersebut adalah bakteri berbahaya yang menyebabkan sakit perut
12 S Memfokuskan pertanyaan Yang saya temukan adalah efek tyndall. Efek tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar cahaya oleh partikel-partikel koloid
Menganalisis argumen Yang saya temukan adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah karena penyerapan suatu substansi pada permukaan zat padat. Pada partikel-partikel koloid dapat menyerap zat warna dari gula. Bewarna kecoklatan sehingga gula itupun menjadi bewarna putih
Mengidentifikasi asumsi Yang saya temukan adalah efek tyndall. Efek tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel koloid. Sehingga asap rokok dapat menggangu pemandangan pada layar bioskop
Menentukan solusi Salah satu solusi untuk mengatasi masalah air yang digunakan yaitu dengan tawas. Karena fungsi dari tawas yaitu menggumpalkan lumpur, setelah menggumpalkan lumpur kemudian disaring. Tawas juga bisa menyerap zat warna
Menentukan kesimpulan Obat norit yang terbuat dari tablet, jika diminum bisa dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara adsorpsi atau penyerapan dan ketika sudah diminum dan diserapnya bakteri-bakteri berbahaya yang mengakibatkan sakit perut.
13 WKS Memfokuskan pertanyaan Sifat koloid yang saya temukan dalam pernyataan tersebut adalah efek tyndall karena gejala penghamburan berkas sinar cahaya oleh partikel-partikel koloid
Menganalisis argumen Dalam pemutihan gula tebu sifat koloid yang digunakan adalah adsorpsi karena penyerapan suatu substansi pada permukaan zat padat.
93
Partikel koloid dapat menyerap zat warna sehingga gula menjadi putih
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok dapat menggangu pemandangan pada layar bioskop. Ini termasuk sifat koloid efek tyndall karena penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel koloid. Asap rokok merupakan salah satu contoh dari efek tyndall karena dapat menggangu pemandangan pada layar bioskop
Menentukan solusi Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan tawas karena tawas berperan dalam menjernihkan air dan berfungsi untuk menggumpalkan lumpur. Tawas juga bisa menyerap zat warna
Menentukan kesimpulan Obat norit seperti yang dipraktikumkan kemaren bentuknya tablet apabila diminum bisa menyembuhkan sakit perut dengan cara adsorpsi atau penyerapan dan ketika sudah diminum yang diserapnya adalah bakteri-bakteri berbahaya penyebab sakit perut
94
LAMPIRAN D-2
HASIL JAWABAN POSTTEST SISWA KELAS KONTROL
No Kode Indikator KBK Jawaban
1 AA Memfokuskan pertanyaan
Dari soal tersebut yang dapat ditemukan adalah sifat koloid efek tyndall
Mengananlisis argumen Gula tebu dapat menjadi putih gara-gara ada sifat koloid yang berperan yaitu adsorpsi
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok juga merupakan salah satu contoh efek tyndall
Menentukan solusi Bisa dengan menggunakan tawas Menentukan kesimpulan Norit bisa menyembuhkankarena
didalam obat tersebut ada reaksi kimia 2 BR Memfokuskan
pertanyaan Fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya gas. Koloid aerosol padat contohnya gas
Mengananlisis argumen - Mengidentifikasi asumsi -
Menentukan solusi Pertama kita harus melakukan pengendapan lumpur dibawah terik matahari terus kita melakukan penyaringan pasir melalui celah batu-batuan yang ada disekitar situ dan yang terakhir kita melakukan pembersihan kuman-kuman yang ada didalam air dengan kaporit
Menentukan kesimpulan - 3
FA
Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid yang ada pada soal adalah efek tyndall
Menganalisis argumen Dalam memutihkan gula tebu yang berperan adalah adsorpsi atau penyerapan. Tadinya gula yang coklat diserap menjadi putih
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok merupakan salah satu contoh koloid efek tyndall
Menentukan solusi Menjernihkan air bisa dengan menggunakan tawas
Menentukan kesimpulan Norit itu adalah obat sakit perut kalau kita meminumnya maka kita akan sembuh. Obat itu Dapat menyerap bakteri sakit perut
95
4
INP
Memfokuskan
pertanyaan
Asapnya menggumpal yaitu efek koagulasi pada asap
Menganalisis argumen Fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya cair. Nama koloid sol contohnya kayu
Mengidentifikasi asumsi Karena asap rokok menggumpal. Maka asap rokok mengandung sifat padat pada dasar sisitem koloid
Menentukan solusi Kita biarkan melalui matahari kemudian disaring dengan bebatuan terakhir dicampurkan dengan kaporit
Menentukan kesimpulan Karena norit adalah pelarut medium pendispersinya
5 LS Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid yang ditemukan adalah efek tyndall
Menganalisis argumen Yang berperan disini adalah sifat koloid adsorpsi
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok ini merupakan efek tyndall Menentukan solusi Dengan tawa atau kaporit
Menentukan kesimpulan Obat norit bisa menyembuhkan dengan cara menyerap bakteri diusus
6 MM Memfokuskan pertanyaan
Asap kebakaran itu merupakan efek tyndall
Menganalisis argumen Gula yang kotor akan menjadi bersih karena ada penyerapan zat lain
Mengidentifikasi asumsi Asap saat merokok itu dapat mengganggu layar karena asap rokok merupakan efek tyndall
Menentukan solusi Solusi dengan menggunakan penjernih air atau tawas
Menentukan kesimpulan Norit adalah obat sakit perut yang dapat menyembuhkan diare dengan membunuh kuman diperut kita
7 NM Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid efek tyndall. Efek tyndall merupakan salah satu sistem koloid
Menganalisi argumen Gula tebu putih karena proses pemutihan
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok itu merupakan efek tyndall jadi asap rokok bisa menghalangi cahaya dilayar bioskop
Menentukan solusi Dengan cara menjernihkan air
96
menggunakan tawas Menentukan kesimpulan Norit adalah obat sakit perut yang bisa
mengobati diare dengan cara membunuh bakteri diperut
8
RDK
Memfokuskan pertanyaan
Fase pendispersinya padat dan medium pendispersinya gas
Menganalisis argumen - Mengidentifikasi asumsi Sifat koloidnya efek tyndall. Fase
pendispersinya rokok dan medium pendispersinya gas asap
Menentukan solusi Pertama kita harus melakukan pengendapan lumpur dibawah terik matahari terus kita melakukan penyaringan debu melalui celah bebatuan dan tercampur kita melakukan pembersihan kuman-kuman yang didalam air melalui kaporit
Menentukan kesimpulan Karena norit adalah sebuah pelarut medium pendispersinya
9 R Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid efek tyndall. Efek tyndall merupakan terhamburnya cahaya oleh partikel-partikel koloid
Menganalisis argumen Gula pasir yang menjadi putih gara-gara ada sifat koloid yaitu adsorpsi
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok dapat mengganggu pemandangan karena asap itu merupakan koloid efek tyndall
Menentukan solusi Solusinya dengan penjernihan air, bisa dengan pemutih atau tawas biar jernih
Menentukan kesimpulan Karena norit bisa menyerap dan membunuh bakteri
10 SM Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid efek tyndall
Mengananlisis argumen Iya karena gula tebu yang kotor bisa diserap menggunakan alat canggih
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok itu sifat koloid efek tyndall, makanya dia akan menghalangi layar bioskop
Menentukan solusi Bisa dengan menggunakan tawas atau kaporit
Menentukan kesimpulan Norit bekerja dengan membunuh bakteri
97
11
TWG
Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid efek tyndall
Menganalisis argumen Sifat koloid adsorpsi atau penyerapan Mengidentifikasi asumsi Sifat koloid yang dapat dilihat dari soal
no 3 adalah efek tyndall Menentukan solusi Solusinya adalah dengan menggunakan
tawas, karena tawas dapat menggumpalkan lumpur
Menentukan kesimpulan Norit adalag obat sakit perut, kalau diminum dia akan menyerap bakteri diperut/usus
12 FR Memfokuskan pertanyaan
Sifat koloid yang dapat ditemukan adalah efek tyndall. Efek tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel-partikel koloid
Mengananlisis argumen Yang berperan dalam pemutihan gula tebu adalah sifat koloid adsorpsi
Mengidentifikasi asumsi Asap rokok merupakan contoh dari sifat koloid efek tyndall
Menentukan solusi Dengan cara menggunakan tawas/koagulasi
Menentukan kesimpulan Norit adalah obat sakit perut. Dia akan mengobati sakit perut melalui penyerapan bakteri
98
LAMPIRAN D-3
HASIL JAWABAN PENUNTUN PRAKTIKUM
Aspek Inkuiri
Terbimbing
Jawaban Kelompok 1
Merumuskan Masalah 1) Mengapa berkas sinar matahari tampak lebih jelas pada pagi hari yang berkabut 2) Mengapa susu yang ditambahkan asam cuka dapat menggumpal 3) Mengapa setelah mencuci muka dengan perbersih wajah menjadi cerah
Mengajukan Hipotesis 1) Seberkas cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya tersebut akan dihamburkannya ketika berkas cahaya menjadi lebih keliatan
2) Jika muatan koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan
3) Jika partikel koloid memiliki sifat listrik pada permukaannya maka sifat tersebut dapat menyebabkan penempelan zat asing pada permukaan koloid yang disebut adsorpsi
Mengumpulkan dan Mengolah data
Sifat koloid Sampel L.Gula Susu Cair L.kanji Susu Kedelai L.Kopi
Efek tyndall X √ X √ X Koagulasi X √ X √ X Adsorpsi X √ X √ X
Menganalisis Data Hasil Percobaan
1) Sampel A a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambah norit
Tidak tergolong koloid tetapi suspensi 2) Sampel B
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 ( koagulasi) : mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan asam
cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel merupakan koloid
99
3) Sampel C a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan
asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Tidak tergolong koloid tetapi suspensi 4) Sampel D
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika dtambahkan norit
Sampel merupakan koloid 5) Sampel E
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel E tidak tergolong koloid tetapi larutan
Menyimpulkan 1) Efek tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya dapat diamati
2) Koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses pembentukkan gumpalan yang disebabkan oleh perubahan zat kimia tertentu
3) Adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penguapan
Aspek Inkuiri
Terbimbing
Jawaban Kelompok 2
Merumuskan Masalah 1) Mengapa berkas sinar matahari dapat menembus celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut?
100
2) Mengapa susu yang ditambahkan asam cuka tampak menggumpal? 3) Mengapa setelah mencuci muka dengan pembersih wajah, wajah bisa jadi cerah?
Mengajukan Hipotesis 1) Seberkas cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya tersebut akan dihamburkannya ketika berkas cahaya menjadi lebih keliatan
2) Jika muatan koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan
3) Jika partikel koloid memiliki sifat listrik pada permukaannya maka sifat tersebut dapat menyebabkan penempelan zat asing pada permukaan koloid yang disebut adsorpsi
Mengumpulkan dan Mengolah data
Sifat koloid Sampel L.Gula Susu Cair L.kanji Susu Kedelai L.Kopi
Efek tyndall X √ X √ X Koagulasi X √ X √ X Adsorpsi X √ X √ X
Menganalisis Data Hasil Percobaan
1) Sampel A a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambah norit
Tidak tergolong koloid tetapi larutan 2) Sampel B
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 ( koagulasi) : mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan asam
cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel merupakan koloid 3) Sampel C
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan
asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
101
Tidak tergolong koloid tetapi suspensi 4) Sampel D
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika dtambahkan norit
Sampel merupakan koloid 5) Sampel E
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel E tidak tergolong koloid tetapi larutan
Menyimpulkan 1) Efek tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas
cahaya dapat diamati dengan jelas 2) Koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses pembentukkan gumpalan yang disebabkan oleh
penambahan zat kimia tertentu 3) Adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penguapan
Aspek Inkuiri
Terbimbing
Jawaban Kelompok 3
Merumuskan Masalah 1) Mengapa berkas sinar matahari tampak lebih jelas pada pagi hari yang ada kabut? 2) Mengapa susu yang ditambahkan asam cuka dapat menggumpal? 3) Mengapa setelah mencuci muka dengan perbersih wajah menjadi bersih dan cerah?
Mengajukan Hipotesis 1) Seberkas cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya tersebut akan dihamburkannya ketika berkas cahaya menjadi lebih keliatan
2) Jika muatan koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan
3) Jika partikel koloid memiliki sifat listrik pada permukaannya maka sifat tersebut dapat
102
menyebabkan penempelan zat asing pada permukaan koloid yang disebut adsorpsi Mengumpulkan dan
Mengolah data Sifat koloid Sampel
L.Gula Susu cair L.kanji Susu Kedelai L.Kopi Efek tyndall X √ X √ X Koagulasi X √ X √ X Adsorpsi X √ X √ X
Menganalisis Data Hasil Percobaan
1) Sampel A a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambah norit
Tidak tergolong koloid tetapi larutan 2) Sampel B
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 ( koagulasi) : mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan asam
cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel merupakan koloid 3) Sampel C
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan
asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Tidak tergolong koloid tetapi suspensi 4) Sampel D
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika dtambahkan norit
Sampel merupakan koloid 5) Sampel E
103
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel E tidak tergolong koloid tetapi larutan
Menyimpulkan 1) Efek tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas
cahaya dapat diamati 2) Koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses pembentukkan gumpalan yang disebabkan oleh
perubahan zat kimia tertentu 3) Adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penguapan
Aspek Inkuiri
Terbimbing
Jawaban Kelompok 4
Merumuskan Masalah 1) Mengapa berkas sinar matahari tampak lebih jelas pada pagi hari yang berkabut 2) Mengapa susu yang ditambahkan asam cuka dapat menggumpal 3) Mengapa setelah mencuci muka dengan perbersih wajah menjadi cerah
Mengajukan Hipotesis 1) Seberkas cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya tersebut akan dihamburkannya ketika berkas cahaya menjadi lebih keliatan
2) Jika muatan koloid dihilangkan maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan
3) Jika partikel koloid memiliki sifat listrik pada permukaannya maka sifat tersebut dapat menyebabkan penempelan zat asing pada permukaan koloid yang disebut adsorpsi
Mengumpulkan dan Mengolah data
Sifat koloid Sampel L.Gula Susu Cair L.kanji Susu Kedelai L.Kopi
Efek tyndall X √ X √ X Koagulasi X √ X √ X
104
Adsorpsi X √ X √ X
Menganalisis Data Hasil Percobaan
1) Sampel A a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambah norit
Tidak tergolong koloid tetapi larutan 2) Sampel B
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 ( koagulasi) : mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan asam
cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel merupakan koloid 3) Sampel C
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa koagulasi ketika ditambahkan c. asam cuka d. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Tidak tergolong koloid tetapi suspensi 4) Sampel D
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami peristiwa ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika dtambahkan norit
Sampel merupakan koloid 5) Sampel E
a. Percobaan 1 (efek tyndall) : tidak dapat menghamburkan cahaya b. Percobaan 2 (koagulasi) : tidak mengalami koagulasi ketika ditambahkan asam cuka c. Percobaan 3 (adsorpsi) : tidak mengalami perubahan ketika ditambahkan norit
Sampel E tidak tergolong koloid tetapi larutan
105
Menyimpulkan 1) Efek tyndall merupakan sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas
cahaya dapat diamati 2) Koagulasi merupakan sifat koloid yaitu proses pembentukkan gumpalan yang disebabkan oleh
perubahan zat kimia tertentu 3) Adsorpsi merupakan sifat koloid yaitu penguapan
106
LAMPIRAN D-4
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS
EKSPERIMEN
No Kode Siswa Nilai Posttest Kelas Eksperimen Persentase Nilai
1 DY 13 65 2 DPM 12 60 3 ENU 10 50 4 GRF 18 90 5 HP 10 50 6 ML 18 90 7 NJF 5 25 8 PH 12 60 9 RV 17 85
10 SKW 20 100 11 SW 19 95 12 S 17 85 13 WKS 17 85
Jumlah 861,5384615 Rata-Rata 66,27218935
107
LAMPIRAN D-5
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS
KONTROL
No Kode
Siswa
Nilai Posttest Kelas Kontrol Persentase
Nilai
1 AA 9 45 2 BR 4 20 3 EN 10 50 4 FA 10 50 5 INP 5 25 6 LS 10 50 7 MM 9 45 8 NM 9 45 9 RDK 5 25
10 R 12 60 11 SM 9 45 12 TWG 10 50 13 FR 12 60
Jumlah 514,6153846 Rata=Rata 39,58579882
108
LAMPIRAN D-6
HASIL PENGOLAHAN DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL MENGGUNAKAN SPSS 21,0 for windows
1. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptives Kelas Statistic Std.
Error Hasil Postest
Eksperimen Mean 72,3077 6,19179
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
58,8169
Upper Bound
85,7984
5% Trimmed Mean 73,3974
Median 85,0000
Variance 498,397
Std. Deviation 22,32482
Minimum 25,00
Maximum 100,00
Range 75,00
Interquartile Range 35,00
Skewness -,726 ,616 Kurtosis -,220 1,191
Kontrol
Mean 43,8462 3,54250
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
36,1277
Upper Bound
51,5646
5% Trimmed Mean 44,2735
Median 45,0000
Case Processing Summary
Hasil
Postest
Kelas Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent Eksperimen 13 100,0% 0 0,0% 13 100,0% Kontrol 13 100,0% 0 0,0% 13 100,0%
109
Variance 163,141
Std. Deviation 12,77267
Minimum 20,00
Maximum 60,00
Range 40,00
Interquartile Range 15,00
Skewness -,831 ,616 Kurtosis -,210 1,191
Tests of Normality
Hasil
Postest
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Eksperimen ,254 13 ,022 ,909 13 ,180 Kontrol ,305 13 ,002 ,849 13 ,028
a. Lilliefors Significance Correction Kesimpulan :
Hasil uji Normalitas posttest diperoleh nilai sig. Kolmogorof-Smirnov pada
kelas kontrol sebesar 0,002 dan kelas eksperimen diperoleh nilai sig.
Kolmogorof-Smirnov sebesar 0,022. Suatu data dikatakan terdistribusi normal
jika nilai sig. > 0,05, dan tidak terdistribusi normal jika nilai sig. < 0,05.
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut posttest pada kelas eksperimen dan
kontrol tidak terdistribusi normal. Sehingga dilanjutkan dengan uji statistik non
parametrik yaitu U-Mann Whitney. Adapun keterangan hipotesis Ho dan Ha
sebagai berikut:
Ho :Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen
sama dengan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol
Ha :Kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen berbeda
dengan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol
2. Hasil Uji U-Mann Whitney Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Ranks
Kelas N Mean Rank
Sum of Ranks
110
LAMPIRAN D-7
Hasil Postest
Eksperimen 13 18,38 239,00 Kontrol 13 8,62 112,00 Total 26
Kesimpulan :
Hasil uji hipotesis diperoleh
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,001. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang
diperoleh < 0,05 (0,001 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan
antara siswa yang diajarkan dengan model inkuiri terbimbing melalui praktikum
dengan metode ceramah.
PERHITUNGAN EFFECT SIZE KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Besar pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi koloid di kelas XI IPA
Test Statisticsa
Hasil Postest
Mann-Whitney U 21,000 Wilcoxon W 112,000 Z -3,293 Asymp. Sig. (2-tailed)
,001
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,001b
a. Grouping Variable: kelas b. Not corrected for ties.
111
SMA Swasta Santun Pontianak dapat dicari dengan menggunakan rumus effect
size :
ES = EF�EG
HG
= II,JK�LM,NO
PJ,KK
= 2,0
Effect size (ES) yang diperoleh yaitu 2,0 > 0,8 tergolong tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan
pengaruh yang tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
koloid. Jika dilihat dari luas di bawah lengkungan kurva normal dari 0 ke Z, maka
model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui praktikum pada materi koloid
memberikan pengaruh sebesar 47,72% terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
kelas XI IPA Swasta Santun Pontianak
112
LAMPIRAN D-8
TABEL Z
113
LAMPIRAN D-9
HASILWAWANCARA SISWA KELAS EKSPERIMEN
Hasil wawancara dengan siswa kelas XI IPA SMA Swasta Santun Pontianak.
Terimakasih atas waktunya, bapak akan mewawancarai mengenai postest yang
telah dilakukan.
1. Baiklah, dari soal yang bapak berikan menurut kalian apakah soal yang saya
berikan sulit?
No Nama Responden Jawaban
1 Siswa 1 Tidak begitu sulit sih pak. Soalnya materinya ada hubungannya dengan praktikum yang kita lakukan. Cuma soal no 5 agak lumayan membingungkan soalnya hubungannya obat sakit perut dg koloid. Jadi agak sedikit kurang mengerti
2 Siswa 2 Tidak terlalu sulit sih pak. Soalnya materinya juga tidak terlalu banyak dan pun ada hubungannya dengan praktikum yang kita lakukan kemaren.
3 Siswa 3 Tidak terlalu sulit sih pak. Cuma soalnya agak panjang-panjang jadi kita harus benar-benar teliti dalam memaknai pertanyaannya apa.
2. Apakah kalian mengerti dengan soal yang bapak berikan?
No Nama Responden Jawaban
1 Siswa 1 Mengerti sih pak maksud dari soal bapak berikan. Cuma soalnya panjang-panjang. Jadi saya harus membacanya benar-benar pak biar tau maksud dari pertanyaan nya tu apa.
2 Siswa 2 Mengerti pak. Soalnya dari soal-soal itu semua intinya tu menanyakan sifat-sifat koloid yang sama dengan kita praktekan kemaren. Jadi saya tau pak maksud dari pertanyaannya.
3 Siswa 3 Mengerti sih pak. Tetapi ada soal-soalnya yang kurang mengerti. Soalnya panjang-panjang sih pak jadi agak susah. Tapi sih saya tetap bisa jawab semuanya meskipun tidak tau benar salahnya.
114
3. Apakah pertanyaan-pertanyaan didalam soal tersebut ada hubunganya dalam
kehidupan sehari-hari?
No Nama Responden Jawaban
1 Siswa 1 Ada pak. Soalnya semua soal yang bapak berikan terkait dengan kehidupan yang biasa kita lakukan pak.
2 Siswa 2 Ada pak bahkan semua soal itu terkait dengan kehidupan sehari-hari
3 Siswa 3 Ada pak.semua soal itu berkaitan dengan kehidupan kita sehari hari.
115
LAMPIRAN D-10
HASIL WAWANCARA SISWA KELAS KONTROL
Hasil wawancara dengan siswa kelas XI IPA SMA Swasta Santun Pontianak.
Terimakasih atas waktunya, bapak akan mewawancarai mengenai postest yang
telah dilakukan.
dilakukan.
1. Baiklah, dari soal yang bapak berikan menurut kalian apakah soal yang saya
berikan sulit?
No Nama Responden Jawaban
1 Siswa 1 Sulit pak. Panjang-panjang soalnya. Palingan ada beberapa saja yang bisa saya jawab
2 Siswa 2 Sulit sekali pak. Tidak mengerti apa yang ditanyakan soal tersebut. Cuma no 1 dan 3 yang mengerti pertanyaannya.
3 Siswa 3 Sulit pak. Malas mau baca soalnya panjang-panjang
2. Apakah kalian mengerti dengan soal yang bapak berikan?
No Nama Responden Jawaban
1 Siswa 1 Tidak mengerti pak soalnya pertanyaannya gak nyambung.
2 Siswa 2 Mengerti no 1 dan 3 jak pak sisanya tidak mengerti
3 Siswa 3 Tidak ngerti pak. Soal bapak sulit untuk dijawab
3. Apakah pertanyaan-pertanyaan didalam soal tersebut ada hubunganya dalam
kehidupan sehari-hari?
No Nama Responden Jawaban
1 Siswa 1 Ada sih pak sepertinya. Soalnya malas mau bacanya panjang-panjang
2 Siswa 2 Ada pak sih pak. Soal no 1 dan 3 tu. Cuma itu saja yang tau tau
116
3 Siswa 3 Tidak ada sepertinya pak. Saya juga kurang tau dengan soalnya.
117
LAMPIRAN E-1
LEMBAR HASIL VALIDASI RPP KELAS EKSPERIMEN
118
119
LAMPIRAN E-2
LEMBAR HASIL VALIDASI RPP KELAS KONTROL
120
121
LAMPIRAN E-3
LEMBAR HASIL VALIDASI SOAL POSTTEST
122
123
LAMPIRAN E-4
LEMBAR HASIL VALIDASI PENUNTUN PRAKTIKUM
124
125
LAMPIRAN E-5
LEMBAR HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN DIKELAS
EKSPERIMEN
126
127
128
129
LAMPIRAN E-6
LEMBAR HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN DIKELAS
KONTROL
130
131
LAMPIRAN F-1
SURAT PERNYATAAN VALIDATOR 1
132
LAMPIRAN F-2
SURAT
PERNYATAAN VALIDATOR
133
LAMPIRAN F-3
SURAT IZIN PENELITIAN
134
LAMPIRAN F-4
SURAT BALASAN SEKOLAH
135
LAMPIRAN G-1
LEMBAR JAWABAN KELAS EKSPERIMEN
136
137
LAMPIRAN G-2
LEMBAR JAWABAN KELAS KONTROL
138
139
LAMPIRAN H-1
PROSES PEMBELAJARAN DIKELAS EKSPERIMEN
140
141
LAMPIRAN H-2
PROSES PEMBELAJARAN DIKELAS KONTROL
142
Recommended