View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN,
MOTIVASI DAN PERILAKU ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN
ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL
Disusun Oleh:
Nama : Maulana Yusuf
NIM : 104082002618
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN,
MOTIVASI DAN PERILAKU ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN
ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
MAULANA YUSUF
NIM: 1040820026018
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
.MS, Abdul Hamid. Dr. Prof .MM, .SE, Rahmawati
NIP: 130 676 334 NIP: 150 377 441
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M Hari ini Selasa Tanggal Tiga Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Maulana Yusuf NIM 104082002618
dengan judul skripsi: “PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA
KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PERILAKU ETIS SEBAGAI
VARIABEL MODERATING TERHADAP HUBUNGAN ANTARA
PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA
MANAJERIAL”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 Maret 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
.Si.M, Ak, SE, Amilin .Si.M, Ak,SE, Rini
Ketua Sekretaris
.MS, Abdul Hamid. DR. Prof
Penguji Ahli
Hari ini Kamis Tanggal Dua Puluh Lima Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan
telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Maulana Yusuf NIM 104082002618 dengan
judul skripsi: “PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA
KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PERILAKU ETIS SEBAGAI
VARIABEL MODERATING TERHADAP HUBUNGAN ANTARA
PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA
MANAJERIAL”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
.MS, Abdul Hamid. Dr. Prof .MM, .SE, Rahmawati
Penguji I Penguji II
. MM,.Sk, .SE, if SulfaAf
Penguji Ahli
THE INFLUENCE OF ORGANIZATION COMMITMENT, LEADERSHIP
STYLE, MOTIVATION END ETHICAL BEHAVIOR ON THE
RELATIONSHIP BETWEEN BUDGETARY PARTICIPATION AND
MANAGERIAL PERFORMANCE
By : Maulana Yusuf
ABSTRACT
The purposes of this research are to get evidences influence budgetary
participation to managerial performance and influence organizational commitment,
leader, motivation and ethical behavior on the relationship between budgetary
participation and managerial performance. Primary data used in this research is
obtained from perception managers of manufacturing companies in Jakarta and
Bogor. Data were collected questioners. Sampling methods was using convenience
sampling.
Questioners in this research were distributed and collected from 30 October
2008 to 21 November 2008. 40 questioners were distributed; total questioners that
return is 34 questioners (85%) and 33 questioners (82,5%) could be proceed.
Analyzing methods were consisting of test quality data, descriptive statistic, classic
assumption test, and hypothesis test with simple linier regression and interaction
test.
The result of this research showed , there were not influence of Budgetary
Participant to ward Managerial Performance and so with Organizational
Commitment, Leadership Style and Ethical Behavior as moderating variable there
were not influence of Budgetary Participant and Managerial Performance. But
Motivation as variable moderating have significant influence of Budgetary
Participant and to ward managerial Performance.
Key with: Organizational Commitment, Leadership Style, Motivation, Ethical
Behavior, Budgetary Participation, and Managerial Performance
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN,
MOTIVASI DAN PERILAKU ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
TERHADAP HUBUNGAN ANTARA
PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN
DAN KINERJA MANAJERIAL
Oleh: Maulana Yusuf
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan pengaruh komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, motivasi dan perilaku etis terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari persepsi para manajer perusahaan manufaktur di Jakarta
dan Bogor. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan tanggal 30 Oktober 2008
sampai dengan tanggal 21 November 2008. Dari 40 kuesioner yang disebarkan,
jumlah kuesioner yang kembali adalah 34 kuesioner (85%) dan yang dapat diolah
sebanyak 33 kuesioner (82,5%). Metode analisis data yang digunakan terdiri dari uji
kualitas data, statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan regresi linier
sederhana dan uji interaksi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial, dan begitu pula dengan
komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan perilaku etis sebagai variabel moderating tidak berpengaruh yang signifikan terhadap penyusunann anggaran dan
kinerja manajerial. Tetapi motivasi sebagai variabel moderating mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.
Kata Kunci: Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Perilaku Etis,
Partisipasi Anggaran, dan Kinerja Manajerial.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu
Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,
dengan judul: “Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi
dan Perilaku Etis Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Salawat beriring
salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw yang telah memberikan
cahaya benderang dalam perkembangan islam.
Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat
dan kasih sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen pembimbing I yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan
selama proses penulisan skripsi.
3. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama
proses penulisan skripsi.
4. Bapak. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial.
5. Bapak. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
6. Bapak. Amilin, SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya
bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis.
9. Kakak dan adik-adikku tersayang, terimakasih atas semangat dan doa yang telah
diberikan.
10. Sahabat terbaikku “Uswatun Amanah”, Ananda Alitia, Nurmayunita, Senator
Rio, dan Mohammad Taufik yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan doa
selama proses penyebaran kuesioner dan penulisan skripsi sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
11. Teman-teman terbaik: Eli, Silki, Alfian, Irvan, Bang Habib, Altaf, Rozak, dan
Yahya, yang telah memberikan semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
12. Kawan-kawan seperjuangan belajar kompre: Ita, Tia, Mustika, Neneng, dan Ika.
Makasi tas kebersamaannya….!!!
13. Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi khususnya kelas A angkatan 2004,
terimakasih atas semua bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
karena keterbatasan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu
terbuka. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Maret 2009
Maulana Yusuf
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................i
LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF ...............................................ii
LEMBAR UJIAN SKRIPSI ...............................................iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................iv
ABSTRACT ...............................................v
ABSTRAK ...............................................vi
KATA PENGANTAR ...............................................vii
DAFTAR ISI ...............................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................xii
DAFTAR GAMBAR ...............................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian.........................................................1
B Perumusan Masalah Penelitian.................................................8
C Tujuan Penelitian......................................................................9
D Manfaat Penelitian..................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Komitmen Organisasi...........................................................11
1 Definisi Komitmen Organisasi...........................................11
2 Jenis-Jenis Komitmen Organisasi.......................................14
3 Hubungan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan
Kinerja Manajerial.............................................................16
B Gaya Kepemimpinan............................................................17
1 Definisi Gaya Kepemimpinan............................................17
C Motivasi................................................................................18
1 Definisi Motivasi...............................................................18
2 Hubungan Motivasi, Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Manajerial.............................................................22
D Perilaku Etis.........................................................................22
1 Definisi Perilaku Etis.........................................................18
E Partisipasi Penyusunan Anggaran.......................................25
1 Definisi Partisipasi Penyusunan Anggaran.........................25
2 Fungsi dan Manfaat Anggaran...........................................27
3 Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran.............27
F Kinerja Manajerial...............................................................30
1 Definisi Kinerja Manajerial................................................30
2 Klasifikasi Tingkatan Manajer...........................................32
3 Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial....33
G Pendekatan Kontijensi.........................................................34
H Model Penelitian...................................................................35
I Perumusan Hipotesis............................................................37
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A Ruang Lingkup Penelitian...................................................38
B Metode Penentuan Sampel...................................................38
1 Populasi.............................................................................38
2 Teknik Penentuan Sampel..................................................39
C Metode Penguumpulan Data................................................39
D Metode Analisis....................................................................40
1 Uji Kualitas Data...............................................................40
a.................................................................................. Pengu
jian Validitas Data ........................................................ 40
b. ................................................................................ Pengu
jian Reliabilitas Data..................................................... 41
2 Uji Asumsi Klasik..............................................................42
a. ................................................................................ Pengu
jian Normalitas Data .................................................... 42
b................................................................................. Uji
Multikolonieritas.......................................................... 42
c. ................................................................................ Uji
Heteroskedastisitas....................................................... 43
3 Pengujian Hipotesis........................................................... 44
a. ................................................................................ UjiR2
(Koefisien Determinasi)................................................ 46
b................................................................................. Uji
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................... 47
c. ................................................................................ Uji
Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t) ........ 47
E Operasional dan Pengukuran Variabel...............................47
1 Variabel Moderating..........................................................47
a. ................................................................................ Komit
men Organisasi ............................................................. 47
b................................................................................. Gaya
Kepemimpinan ............................................................. 48
c. ................................................................................ Motiv
asi................................................................................. 48
d................................................................................. Perila
ku Etis .......................................................................... 49
2 Variabel Independen..........................................................49
a. ................................................................................ Partisi
pasi Penyusunan Anggaran ........................................... 49
3 Variabel Dependen............................................................ 50
a. ................................................................................ Kinerj
a Manajerial.................................................................. 50
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................... 54
1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................54
2. Tingkat Pengembalian Kuesioner.......................................54
B. Penemuan dan Pembahasan................................................ 56
1. Statistik Deskriptif Variabel..............................................56
2. Hasil Uji Kualitas Data......................................................58
3. Hasil Uji Asumsi Klasik.....................................................61
4. Hasil Analisis Regresi........................................................73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 94
B. Implikasi .............................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal.
3.1 Overasional Variabel Penelitian Komitmen Organisasi......................42
3.2 Overasional Variabel Penelitian Gaya Kepemimpinan.......................43
3.3 Overasional Variabel Penelitian Motivasi..........................................43
3.4 Overasional Variabel Penelitian Perilaku Etis....................................44
3.5 Overasional Variabel Penelitian Penyusunan Anggaran.....................44
3.6 Overasional Variabel Penelitian Kinerja Manajerial...........................45
4.1 Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner................................55
4.2 Distribusi Demografi Responden.......................................................56
4.3 Hasil Uji Validitas.............................................................................58
4.4 Hasil Uji Reabilitas............................................................................59
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas................................................................61
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 2......................................72
4.7 Hasil Uji t Hipotesis 1........................................................................73
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 2......................................75
4.9 Hasil Uji F Hipotesis 2.......................................................................76
4.10 Hasil Uji t Hipotesis 2........................................................................77
4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 3......................................80
4.12 Hasil Uji F Hipotesis 3.......................................................................81
4.13 Hasil Uji t Hipotesis 3........................................................................83
4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 4......................................85
4.15 Hasil Uji F Hipotesis 4.......................................................................86
4.16 Hasil Uji t Hipotesis 4........................................................................86
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 5......................................89
4.18 Hasil Uji F Hipotesis 5.......................................................................90
4.19 Hasil Uji t Hipotesis 5........................................................................91
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal.
4.1 Hasil Uji Heterokedasitas Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Kinerja Manajerial ..............................................................................62
4.2 Hasil Uji Heterokedasitas Komitmen Organisasi Terhadap
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial....................63
4.3 Hasil Uji Heterokedasitas Gaya Kepemimpinan Terhadap
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial....................64
4.4 Hasil Uji Heterokedastis Motivasi Terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial.....................................65
4.5 Hasil Uji Heterokedastis Perilaku Etis Terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial.....................................66
4.6 Hasil Uji Normalitas Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Kinerja Manajerial..............................................................................67
4.7 Hasil Uji Normalitas Komitmen Organisasi Terhadap
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial....................68
4.8 Hasil Uji Normalitas Gaya Kepemimpinan Terhadap
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial....................69
4.9 Hasil Uji Normalitas Motivasi Terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial.....................................70
4.10 Hasil Uji Normalitas Perilaku Etis Terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial.....................................71
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
1 Kuesioner Penelitian
2 Hasil Uji Validitas
3 Hasil Uji Reliabilitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan yaitu
masalah penganggaran. Penganggaran merupakan proses pembuatan rencana
kerja dalam jangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan
satuan kuantitatif lain (Siregar, 2008: 1). Penyusunan anggaran menjadi bagian
penting dari siklus perencanaan, tindakan dan pengendalian manajemen.
Dahulu penganggaran dilakukan dengan sistem top-down dan bottom-
up. Dalam proses pendekatan top-down atau sering disebut dengan
penganggaran otorisasi, dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan
oleh atasan atau pemegang kuasa anggaran sehingga bawahan atau pelaksana
anggaran hanya melakukan apa yang telah disusun. Penerapan sistem ini
mengakibatkan kinerja bawahan atau pelaksana anggaran menjadi tidak efektif
karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumber daya yang
diberikan tidak mencukupi (overloaded). Sedangkan dalam pendekatan bottom-
up, anggaran disusun dengan melibatkan manajer bawah. Proses peyusunan
anggaran dengan sistem bottom-up memungkinkan manajer puncak memahami
masalah yang dihadapi manajer bawah, namun jika tidak dikendalikan dengan
baik pendekatan ini dapat mengarah pada adanya kelonggaran anggaran
(Susanti, 2004:270). Bertolak dari kondisi ini, sektor publik mulai menerapkan
sistem penganggaran yang dapat menanggulangi masalah diatas, yakni anggaran
partisipasi (participatory budgeting), yaitu dengan menggabungkan pendekatan
top-down dan bottom-up (Anthony dan Govindarajan, 2005:87). Melalui sistem
ini, bawahan atau pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran
yang menyangkut sub bagiannya sehingga tercapai kesepakatan antara atasan
atau pemegang kuasa anggaran dan bawahan atau pelaksana anggaran mengenai
anggaran tersebut, dalam hal ini penyusunan anggaran secara partisipatif dapat
mencegah adanya perilaku disfungsional karena adanya keterlibatan bawahan
dalam proses penyusunan anggaran (Agyris, 1995 dalam Nor Wahyudin,
2007:5). Perilaku disfungsional merupakan perilaku individual yang pada
dasarnya bertentangan dengan tujuan organisasi (Hansen dan Mowen,
2004:376)
Banyak penelitian bidang akuntansi manajemen yang menaruh perhatian
pada masalah partisipasi anggaran (Brownell, 1981 dalam Sumarno 2005:586).
Hal ini karena anggaran partisipatif dinilai mempunyai konsekuensi terhadap
sikap dan perilaku anggota organisasi (Murray,1990 dalam Sumarno,
2005:586). Pengaruh anggaran partisipatif pada kinerja manajerial merupakan
tema yang menarik dalam penelitian akuntansi manajemen (Lukka,1988 dalam
Sumarno, 2005:586). Brownell, 1982b) dalam Sumarno, 2005:586)
menyebutkan dua alasan, yaitu (a) partisipasi dinilai sebagai pendekatan
manajerial yang dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi, dan (b)
berbagai penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi dan kinerja
hasilnya saling bertentangan.
Salah satu bagian dari literatur akuntansi keperilakuan (behavioral
accounting) adalah bagian yang membahas hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Partisipasi penyusunan
anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat meningkatkan
kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas organisasi. (Argyris,
1964 dalam Nor Wahyudin, 2007:5) menyatakan partisipasi sebagai alat untuk
mencapai tujuan, partisipasi juga sebagai alat untuk mengintegrasikan
kebutuhan individu dan organisasi. Sehingga partisipasi dapat diartikan sebagai
berbagi pengaruh, pendelegasian prosedur-prosedur, keterlibatan dalam
pengambilan keputusan dan suatu pemberdayaan. Partisipasi yang baik
membawa beberapa keuntungan sebagai berikut: (1) memberi pengaruh yang
sehat terhadap adanya inisiatif, moralisme dan antusiasme; (2) memberikan
suatu hasil yang lebih baik dari sebuah rencana karena adanya kombinasi
pengetahuan dari beberapa individu; (3) dapat meningkatkan kerjasama antara
depertemen; dan (4) para karyawan dapat lebih menyadari situasi di masa yang
akan datang yang berkaitan dengan sasaran dan pertimbangan lain (Irvine, 1978
dalam Nor Mahyudin 2007:5).
Sampai saat ini, hasil penelitian mengenai partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial masih menunjukkan pertentangan. Hasil penelitian
yang bertentangan tersebut mendorong para peneliti untuk memeriksa variabel-
variabel yang terlibat, dengan tujuan memperjelas hubungan partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial. Hasil yang diperoleh dari penelitian
mereka menunjukan bahwa hubungan diantara keduanya tidak dapat
disimpulkan secara konklusif.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brownell (1982b), Brownell dan
Mc Innes (1986), Frucot Shearon (1991) dan Indriantoro (1993) dalam (Sukardi,
2004:83) menemukan hubungan yang positif antara partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat partisipasi dalam
penyusunan anggaran maka akan meningkatkan kinerja manajerial. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (1996) dan Bambang Supomo
(1998) dalam Poerwati (2002:737), dimana mereka menemukan hasil yang tidak
signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.
Govindarajan (1986a) dalam Riyadi (2000:137) mengemukakan
bahwa untuk menyelesaikan perbedaaan dari berbagai hasil penelitian tersebut,
biasa dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontigensi (contigency
approach). Pendekatan ini secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau
variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial. Pendekatan ini memberikan gagasan
bahwa sifat hubungan yang ada dalam partisipasi anggaran dengan kinerja
mungkin berbeda dari satu situasi dengan situasi lain. Pendekatan kontijensi
memungkinkan adanya variabel-variabel lain yang dapat bertindak sebagai
faktor moderating atau intervening yang mempengaruhi hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial (Brownell, 1982a; Murray, 1990;
Shield dan Young, 1993 dalam Poerwati, 2002:739).
Dalam penelitian ini, pendekatan teori kontigensi akan diadopsi
kembali untuk mengevaluasi keefektifan partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial dengan menggunakan komitmen organisasi, gaya kepemimpinan,
motivasi kerja dan perilaku etis sebagai variabel moderating. Istilah variabel
moderating digunakan dalam pengertian bahwa komitmen organisasi, gaya
kepemimpinan, motivasi dan perilaku etis mempengaruhi hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Partisipasi anggaran
merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan
efektivitas organisasi melalui peningkatan kinerja setiap anggota organisasi
secara individual atau kinerja manajerial (Sukardi, 2004:83). Kinerja manajerial
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial dalam kegiatan-
kegiatan manajerial seperti: perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi,
pengaturan staff, negosiasi, dan representasi (Mahoney dkk, 1963 dalam
Sumarno, 2005:591).
Komitmen organisasi menunjukkan hubungan keyakinan dan
dukungan terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi
(Mowday et al., 1979 dalam Latuheru, 2005:118). Individu yang mempunyai
komitmen organisasi yang kuat akan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi
dan mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan di luar
organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang
tinggi pula (Susanti, 2004:265).
Dengan adanya komitmen organisasi maka diharapkan dalam
partisipasi penyusunan anggaran lebih mengutamakan kepentingan organisasi
daripada kepentingan pribadi sehingga kinerja dari manajer pun dapat terlihat,
hal ini telah menjadi wacana umum bahwa tidak sedikit pihak-pihak yang ikut
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran bertindak “sewenang-wenang”
dalam memberikan masukan di dalam penyusunan anggaran. Atasan cenderung
“menekan” bawahan walaupun bawahan telah berusaha sebaik mungkin dalam
memberikan masukan dalam penyusunan anggaran atau sebaliknya.
Keberhasilan dalam mengelola suatu organisasi tidak lepas dari faktor
kepemimpinan dan sikap bawahan dalam melaksanakan tugas mencapai tujuan
organisasi. Gaya kepemimpinan dari seorang atasan sering menjadi sorotan
publik dalam hal partisipasi penyusunan anggaran. Atasan yang cenderung
kurang concern dalam berpartisipasi pada penyusunan anggaran akan
memberikan kepercayaan lebih kepada bawahannya dalam membuat anggaran
hal ini akan sangat merugikan perusahaan jika bawahannya ternyata orang yang
lebih suka memanfaatkan keadaan untuk kepentingan pribadi, dengan melebih-
lebihkan jumlah anggaran, dengan melakukan mark up pada asset yang dibeli
dan atasan hanya bersikap biasa saja maka perusahaan lambat laun akan
mengalami krisis terutama dalam krisis moral para pegawainya. Begitu pula jika
atasan dan bawahan bersama-sama membuat fraud dalam menyusun anggaran,
hal tersebut akan sangat merugikan perusahaan. Oleh karena itu gaya
kepemimpinan dianggap sangat penting dalam partisipasi penyusunan anggaran
sehingga terlihat kinerja manajer sebagai atasan, dan terlihat kolaborasi antara
atasan dan bawahan demi kepentingan perusahaan.
Motivasi kerja dimasukkan dalam penelitian ini karena dengan adanya
motivasi kerja maka terlihat keseriusan antara atasan dan bawahan dalam
menyusun suatu anggaran yang akan menentukan nasib perusahaan dalam
periode yang akan datang. Motivasi didefinisikan sebagai derajat sampai
dimana seseorang individu ingin dan berusaha untuk melaksanakan suatu tugas
atau pekerjaan dengan baik (Mitchell, 1982 dalam Riyadi (2000:138) .
Penerapan perilaku etis dalam penyusunan anggaran merupakan hal
yang sangat penting karena dengan adanya perilaku etis maka seseorang telah
bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Menurut Griffin dan Ebert (1998)
dalam Maryani dan Supomo (2001) perilaku etis merupakan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum
sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang
membahayakan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengenai pengaruh komitmen
organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap penyusunan anggaran dan kinerja
manajerial masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk melakukan pengujian kembali mengenai:
“Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan
Perilaku Etis Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Sumarno (2005) Penelitian sebelumnya hanya menganalisa Pengaruh
Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada
Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta). Dalam penelitian ini, peneliti
mencoba memperluas pembahasan dengan menambahkan dua variable yaitu:
motivasi dan perilaku etis yang berfungsi sebagai variabel moderating. Dengan
melakukan penelitian pada perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur di
wilayah Jakarta dan Bogor.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran dapat mempengaruhi kinerja
manajerial?
2. Apakah komitmen organisasi yang berfungsi sebagai variabel moderating
mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial?
3. Apakah gaya kepemimpinan manajemen yang berfungsi sebagai variabel
moderating mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial?
4. Apakah motivasi yang berfungsi sebagai variabel moderating
mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial?
5. Apakah perilaku etis yang berfungsi sebagai variabel moderating
mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk melihat sejauh mana partisipasi penyusunan anggaran dapat
mempengaruhi kinerja manajerial.
2. Untuk melihat sejauh mana komitmen organisasi yang berfungsi sebagai
variabel moderating mempengaruhi hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
3. Untuk melihat sejauh mana gaya kepemimpinan manajemen yang
berfungsi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
4. Untuk melihat sejauh mana motivasi yang berfungsi sebagai variabel
moderating mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial.
5. Untuk melihat sejauh mana perilaku etis yang berfungsi sebagai variabel
moderating mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial.
D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh
komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, motivasi dan perilaku etis
terhadap partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja yang dilakukan
manajerial.
2. Memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Untuk memperkuat penelitian sebelumnya berkenaan dengan adanya
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial.
4. Untuk memperjelas beberapa faktor kontigensi yang mempengaruhi
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial.
5. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan, sumbangan
pemikiran, dan dijadikan bahan pembelajaran serta penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komitmen Organisasi
1. Definisi Komitmen Organisasi
Mowday, Porter dan Steers (1982) dalam Aji dan Sabeni (2003:974)
mendefinisikan komitmen organisasi sebagai berikut:
“Komitmen organisasi merupakan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi
anggota suatu organisasi, kemauan untuk berusaha dengan semangat yang
tinggi (kerja keras) demi organisasi, dan kepercayaan, penerimaan terhadap
nilai-nilai dan tujuan organisasi”.
Wiener (1982) dalam Coryanata (2004) memberikan definisi
komitmen organisasi, yaitu:
“Komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan
tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan
dengan kepentingannya sendiri”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis mengenai
keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri individu terhadap
organisasinya mencakup tiga hal yaitu kepercayaan terhadap nilai-nilai
organisasi, keterlibatan dengan berusaha sebaik mungkin demi kepentingan
organisasi dan loyalitas terhadap organisasi.
Komitmen merupakan suatu konsistensi dari wujud keterkaitan
seseorang terhadap suatu hal seperti karir, lingkungan pergaulan sosial dan
sebagainya. Adanya suatu komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi
sesorang untuk bekerja lebih baik atau malah sebaliknya menyebabkan
seseorang meninggalkan pekerjaannya, akibat suatu tuntutan komitmen
lainnya. Komitmen yang tepat akan memberikan motivasi yang tinggi dan
memberikan dampak yang positif terhadap kinerja suatu pekerjaan
(Trisnaningsih, 2007:22).
Komitmen organisasi adalah ikatan keterkaitan individu dengan
organisasi sehingga individu tersebut “merasa memiliki” organisasinya
(Mathieu dan Zajac (1990) dalam Wongso (2007;10). Suwandi dan
Indriantoro (1990) dalam Wongso (2007:9) menyatakan bahwa komitmen
organisasi mengacu pada respon emosional oleh aspek khusus dari
pekerjaan.
Alllen dan Meyer (1990) dalam Nurhayati (2005:10)
mengemukakan terdiri dari tiga komponen, yaitu affective commitment (AC),
continuance commitment (CC) dan normative commitment (NC). Affective
commitment yaitu komponen afektif yang didefinisikan sebagai tingkat
seberapa jauh seseorang secara emosional terikat, mengenal dan terlibat
dalam sebuah organisasi. Continuance commitment yaitu komponen
berkelanjutan yang didasari oleh penilaian terhadap biaya yang terkait jika ia
meninggalkan organisasi. Normative commitment yaitu komponen normatif
yang merujuk kepada tingkat seberapa jauh seseorang secara psikologis
merasakan adanya kewajiban uuntuk tetap tinggal dalam suatu organisasi
tertentu. Dari uraian tersebut diketahui bahwa komitmen merupakan
keterkaitan seseorang terhadap organisasinya, yang disebabkan oleh alasan
yang berbeda-beda yaitu ingin tetap bekerja di perusahaan itu (affective
commitment), karena dia harus tetap tinggal di sana (continuance
commitment) dan karena ia seharusnya tetap bekerja disana ( normative
commitment).
Komitmen organisasi menunjukkan hubungan keyakinan dan
dukungan terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi
(Mowday et al., 1979 dalam Latuheru, 2005:118). Selain itu Mowday, Steers
dan Porter (1979) dalam Sumarno (2005:588) berpendapat bahwa komitmen
organisasi, pada umumnya dapat diartikan sebagai suatu keterkaitan afektif
karyawan dengan sebuah organisasi dan merupakan suatu keinginan dari
karyawan untuk berusaha atas nama organisasi tersebut.
Steers (1985) dalam Yanti (2003:16) mendifinisikan komitmen
organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai
organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi
kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota
organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seseorang pegawai
terhadap organisasinya. Sementara Robbins (1998:178) menyatakan bahwa
komitmen organisasi sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berminat
memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
2. Jenis-Jenis Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi menurut pendapat Mowday, Porter dan Steers
(1982) dan komitmen menurut Allen dan Meyer (1997) dalam Satria
(2005:122).
a. Mowday, Porter dan Steers (1982)
Komitmen organisasi dari Mowday, Porter dan Steers lebih
dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen
organisasi ini memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk
bertingkah laku.
1. Komponen sikap, mencakup:
a) Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi,
dimana penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi.
b) Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di
organisasi tersebut.
c) Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi merupakan
evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan
keterikatan antara organisasi dengan pegawai. Pegawai dengan
komitmen tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki
terhadap organisasi.
2) Komponen kehendak bertingkah laku, mencakup:
a) Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan
organisasi tersebut.
b) Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut.
c) Kepercayaan akan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai
dan tujuan-tujuan organisasi.
b. Allen dan Meyer (1997)
Allen dan Meyer membagi komitmen organisasi menjadi 3 kategori
yaitu
1) Affective commitment (komitmen afektif)
Berkaitan dengan ikatan emosional seseorang dalam sebuah
organisasi yang memperkuat proses identifikasi individu, pelibatan
diri dan keinginan untuk bertahan menjadi anggota dalam organisasi
tersebut.
2) Continuance commitment (komitmen berkelanjutan)
Berkaitan dengan kecenderungan individu untuk mengikatkan diri
terhadap kegiatan berdasarkan kesadaran yang dirasakan apabila
berhenti melakukan kegiatan tersebut (didasari oleh penilaian
terhadap biaya terkait jika individu meninggalkan organisasi
tersebut). Kerugian yang diperoleh jika individu tidak melanjutkan
kegiatan terkait dengan gaji, jabatan, rekan kerja, uang pensiun dan
lain-lain.
3) Normative commitment (komitmen normatif)
Berkaitan erat dengan keyakinan individu akan tanggung jawab pada
organisasi. Individu akan bertahan dalam organisasi karena keadaan
dan perasaan bahwa mereka sudah seharusnya melakukan itu untuk
memberikan balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi.
Komitmen nomatif lebih didasarkan pada suatu keyakinan untuk
tetap tinggal dalam organisasi tersebut.
3. Hubungan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kinerja
Manajerial
Menurut Wiener (1982) dalam Coryanata (2004), komitmen
organisasi merupakan keinginan yang kuat dari dalam diri individu untuk
tetap menjadi bagian suatu organisasi dan memberikan hasil yang terbaik
demi organisasi. Individu yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi
akan berdampak pada peningkatan kinerja individu tersebut.
Coryanata (2004) menyatakan bahwa partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial akan berpengaruh positif ketika individu mempunyai
komitmen organisasi yang tinggi. Bawahan/pelaksana anggaran yang
memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan memberikan informasi
mengenai kondisi yang ada dalam unit organisasi dan jumlah anggaran yang
dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan aktivitasnya guna mencapai
tujuan organisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumarno (2005) menemukan bahwa
komitmen organisasi yang tinggi dari individu yang terlibat dalam
penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerialnya. Namun,
penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) memberikan hasil yang
bertentangan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa interaksi partisipasi
anggaran dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
B. Gaya Kepemimpinan
1. Definisi Gaya Kepemimpinan (Leadership Style)
Gaya kepemimpinan (Leadership Style) merupakan cara pimpinan
untuk mempengaruhi orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehingga
orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan
organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi
(Luthans, 2002:575).
Teori model kontingensi keefektifan kepemimpinan dari Fiedler dan
Yukl (1967) dalam Sumarno (2005:589) dikembangkan menjadi leader
match concept (konsep kecocokan pemimpin) oleh Fiedler dan Chemers
(1984). Teori leadership match ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
a. Gaya kepemimpinan, menurut Fiedler & Chemers adalah derajat
hubungan antara seseorang dan teman sekerjanya, dengan siapa ia paling
tidak ingin bekerja atau least preferred coworker (LPC) yang diukur
dengan instrumen tes yang disebut least preferred coworker scale
(LPCS) atau skala teman sekerja paling kurang disukai
b. Situasi kepemimpinan, ada tiga komponen yang menentukan kontrol
dan pengaruh dalam suatu situasi, yaitu (1) hubungan pemimpin dan
pengikut (leadermember relations), (2) struktur tugas (task structure),
dan (3) kekuasaan posisional (leader’s position power).
C. Motivasi
1. Definisi Motivasi
(Mitchell, 1982) dalam Riyadi (2000:141). Motivasi didefinisikan
sebagai derajat sampai dimana seseorang individu ingin dan berusaha untuk
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik
Teori cognitive dissonance yang dikemukakan oleh Festinger (1957)
dalam Riyadi (2000:138) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki
motivasi yang lebih baik (tinggi) akan memperbaiki kesalahan atau merasa
khawatir, jika kinerja mereka dibawah tingkat pengharapannya (rendah).
Untuk mengurangi kesalahan dan rasa khawatiran tersebut, mereka secara
sukarela mencoba memperbaiki kinerja mereka.
Istilah motivasi kerja menurut Gibson (1997) dalam Mariana (2003)
adalah konsep yang menjelaskan kekuatan yang berpengaruh pada atau di
dalam diri seseorang yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku.
Beberapa teori mengenai motivasi kerja yang dijelaskan dalam buku
perilaku organisasi karya Robbins (1998:191) diantaranya adalah teori
kebutuhan, teori penetapan tujuan, teori penguatan, teori keadilan dan teori
harapan. Berikut ini adalah penjelasan dari teori-teori yang berkenaan dengan
motivasi, yaitu:
a. Teori Kebutuhan
Teori kebutuhan yang paling terkenal dikemukakan oleh
Abraham Maslow dalam Robbins (1998:167). Ia menghipotesiskan bahwa
di dalam diri setiap manusia ada lima jenjang kebutuhan kebutuhan
diantaranya:
1) Faali (fisiologis)
Antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan),
seks dan kebutuhan ragawi lainnya.
2) Keamanan
Antara lainkeselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan
emosional.
3) Sosial
Mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima baik dan persahabatan.
4) Penghargaan
Mencakup faktor rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi dan
prestasi serta faktor hormat eksternal seperti misalnya status,
pengakuan, dan perhatian.
5) Aktualisasi diri
Dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu, mencakup pertumbuhan,
mencapai potensialnya dan pemenuhan diri.
b. Teori penetapan tujuan
Locke (1960) dalam Robbins (2001:177) mengemukakan bahwa
maksud-maksud untuk bekerja ke arah suatu tujuan merupakan sumber
utama dari motivasi kerja. Artinya, tujuan memberitahu karyawan apa
yang perlu dikerjakan dan betapa banyak upaya akan dihabiskan. Teori ini
berporos pada tujuan untuk memotivasi karyawan yang menghantar ke
kinerja yang lebih tinggi. Ada beberapa faktor di dalam teori ini yang
akan mempengaruhi hubungan tujuan-kinerja yaitu:
1) Umpan balik
Orang akan melakukan dengan lebih baik bila mereka memperoleh
umpan balik mengenai betapa mereka maju ke arah tujuan karena
umpan balik membantu mengidentifikasi penyimpangan antara apa
yang telah mereka kerjakan dan apa yang ingin mereka kerjakan.
2) Komitmen Tujuan
Bertekad untuk tidak menurunkan atau meninggalkan tujuan.
3) Keefektifan-diri
Merujuk pada keyakinan seorang individu bahwa ia mampu
menyelesaikan suatu tugas.
4) Budaya Nasional
Teori ini disesuaikan dengan budaya dari negara-negara tempat
diterapkannya teori ini. Misalnya budaya pada suatu negara yang
memakai sistem jarak kekuasaan yang tidak terlalu tinggi. Secara
wewenang, bawahan akan merasa lebih diperhatikan oleh adanya
penerapan sistem ini. Jarak kekuasaan yang tidak terlalu tinggi
membuat karyawan dapat lebih merasa dekat dengan atasannya.
c. Teori penguatan
Dalam teori penguatan, kita mempunyai suatu pendekatan
perilaku (behavioristic), yang berargumen bahwa ”penguatanlah” yang
mengkondisikan perilaku. Lebih lanjut dijelaskan bahwa faktor
lingkungan yang mempengaruhi perilaku.
d. Teori keadilan
Teori keadilan mengakui bahwa individu-individu tidak hanya peduli akan
jumlah mutlak ganjaran untuk upaya yang mereka lakukan tetapi juga
peduli akan hubungan jumlah ini dengan apa yang diterima orang lain.
e. Teori Harapan
Kuatnya kecenderungan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu
bergantunga pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti
oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut
bagi individu.
1) Hubungan upaya-kinerja
Profitabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan
sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja.
2) Hubungan kinerja-ganjaran
Derajat sejauh mana individu itu meyakini bahwa berkinerja pada suatu
tingkat tertentu akan mendorong tercapainya suatu keluaran yang
diinginkan.
2. Hubungan Motivasi, Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
Bahwa motivasi mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial akan tinggi apabila
motivasi kerja yang dimiliki manajer tinggi dan pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial akan rendah apabila
motivasi yang dimiliki manajer rendah (Riyadi, 2000:138).
D. Perilaku Etis
1. Definisi Perilaku Etis
Menurut Griffin dan Ebert (1998) dalam Marani Yohanes dan
Supomo Bambang (2001) sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan
perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum
sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang
membahayakan. Faktor yang penting dalam menilai perilaku etis adalah
adanya kesadaran para individu bahwa mereka adalah agen moral. Perilaku
etis juga sering disebut sebagai komponen dari kepemimpinan, yang mana
pengembangan etika adalah hal penting bagi kesuksesan individu sebagai
pemimpin suatu organisasi.
Sedangkan James W. Brackner (1992) dalam Hansen dan Mowen
(2004:20) berpendapat bahwa tingkah laku kita mungkin benar atau salah;
layak atau tidak layak; dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat
sebelah. Meskipun orang sering berbeda pandangan terhadap arti sitilah etis,
tetapi tampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua sistem
etika. Prinsip ini diekspresikan oleh keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai tanggung jawab untuk kebaikan anggota lainnya.
Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari
tindakan yang etis.
Pemikiran mengenai pengorbanan kepentingan seseorang untuk
kebaikan orang lain menghasilkan beberapa nilai inti, yaitu nilai-nilai
menjelaskan arti dari benar dan salah secara lebih konkret. Menurut Michael
Josephson dalam Hansen dan Mowen (2004:20) terdapat sepuluh nilai inti
yang dapat menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah
dalam istilah umum yaitu:
a. Kejujuran
b. Integritas
c. Pemenuhan janji
d. Kesetiaan
e. Keadilan
f. Kepedulian terhadap sesama
g. Penghargaan kepada orang lain
h. Bertanggung jawab
i. Pencapaian kesempurnaan
j. Akuntabilitas
Meskipun tampak berlawanan, namun pengorbanan kepentingan
seseorang untuk kepentingan bersama tidak hanya benar dan memberi suatu
nilai bagi individu tetapi juga untuk bisnis. Perusahaan dengan kode etik
yang kuat dapat menciptakan loyalitas yang tinggi bagi konsumen dan
pekerjanya. Meskipun kebohongan dan kecurangan kadang dapat
menghasilkan kemenangan, namun kemenangan tersebut hanya bersifat
sementara. Perusahaan yang mampu bertahan dalam jangka panjang
menemukan bahwa ada manfaat dari memperlakukan segala sesuatunya
dengan jujur dan loyal.
Douggal dalam Nurhayati (1998) menyimpulkan, faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang meliputi:
a. Faktor personal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang
meliputi:
1) Faktor biologis manusia, meliputi: genetika, sistem syaraf dan sistem
hormonal.
2) Faktor sosiopsiologis, meliputi: komponen afektif (emosional),
kognitif (intelektual), dan konatif (kebiasaan dan kemauan).
3) Motif sosiogenis atau motif sekunder, meliputi: motif berprestasi,
kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan berkuasa.
b. Faktor situasional, yaitu factor yang berasal dari luar diri manusia
sehingga dapat mengakibatkan seseorang cenderung berperilaku sesuai
karakteristik kelompok atau organissasi dimana ia ikut didalamnya.
Faktor ini meliputi:
1) Aspek objektif lingkungan (misal: kondisi geografis, iklim, struktur
kelompok).
2) Lingkungan psikologis yang dipersepsi oleh seseorang (misal: iklim
organisasi dan kelompok, etos kerja, iklim instistusional dan
budaya).
3) Stimulus yang mendorong dan memperteguh perilaku seseorang
(misal: orang lain dan situasi pendorong perilaku).
c. Faktor stimulasi yang mendorong dan meneguhkan perilaku seseorang.
E. Partisipasi Penyusunan Anggaran
1. Definisi Partisipasi Penyusunan Anggaran
Partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel independen yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah suatu proses dimana manajemen
tingkat bawah diberi kesempatan untuk terlibat, mempunyai pengaruh pada
proses pembuatan anggaran (Brownell, 1982 dalam Marani Yohanes dan
Supomo Bambang, 2003:47). Anggaran merupakan alat utama yang
digunakan perusahaan untuk perencanaan dan pengendalian. Anggaran
merupakan pernyataan mengenai apa yang diharapkan dalam periode tertentu
pada masa yang akan datang (Sukardi, 2004). Mia (1988) dalam Marani
Yohanes dan Supomo Bambang (2003:49) menyimpulkan bahwa sistem
anggaran (partisipatif atau non-partisipatif) yang sesuai dengan sikap dan
motivasi yang dimiliki anggota organisasi menentukan baik buruknya suatu
organisasi.
Komitmen tujuan anggaran telah didefinisikan oleh Locke dkk
(1981) dalam Sumarno (2005) sebagai keinginan yang kuat untuk berusaha
mencapai tujuan anggaran dan ketekunan dalam melakukan pencapaian
tujuan anggaran tersebut. Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan
yang penting dan kompleks. Hal ini dikarenakan, anggaran berkemungkinan
dapat memberikan dampak fungsional dan disfungsional terhadap sikap dan
perilaku anggota organisasi (Milani, 1975 dalam Marani Yohanes dan
Supomo Bambang, 2003:47).
Partisipasi penyusunan anggaran dinilai mempunyai konsekuensi
terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Murray, 1990 dalam
Sumarno, 2005). Partisipasi dalam proses penganggaran merupakan
pendekatan yang efektif untuk meningkatkan motivasi manajer. Dengan
tingkat partipasi yang tinggi cenderung mendorong manajer untuk lebih aktif
didalam memahami anggaran dan manajer akan memiliki pemahaman yang
baik dalam menghadapi kesulitan pada saat pelaksanaan anggaran. Anggaran
yang efektif dan berhasil jika melibatkan bawahan dalam tangungjawab
pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran (Anthony dan
Govindarajan, 1995 dalam Marani Yohanes dan Supomo Bambang
(2003:49)
Partisipasi penyusunan anggaran sebagai suatu mekanisme dalam
pertukaran informasi memungkinkan karyawan untuk memperoleh
pengertian yang lebih jelas tentang pekerjaan mereka, selain itu juga dapat
membantu mereka untuk memperbaiki kesalahannya, yang pada akhirnya
bisa meningkatkan kinerja mereka.
2. Fungsi dan Manfaat Anggaran
Menurut Schiff dan Lewin (1970) dalam Marani Yohanes dan
Supomo Bambang (2003:49), anggaran memiliki dua peranan. Pertama,
sebagai perencanaan, yaitu bahwa anggaran tersebut berisi tentang ringkasan
rencana-rencana keuangan organisasi dimasa yang akan datang. Kedua,
sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai sistem pengendalian
untuk mengukur kinerja manajerial. Seiring dengan peranan anggaran
tersebut, Argyris (1952) dalam Slamet Riyadi (2000), juga menyatakan
bahwa kunci dari kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran
tercapai dan partisipasi dari bawahan juga memegang peranan penting dalam
pencapaian tujuan tersebut.
Menurut Kenis (1979) dalam Sukardi (2004:84) anggaran tidak
hanya berfungsi sebagai alat perencanaan keuangan yang menetapkan
pengeluaran dan pendapatan suatu organisasi, tetapi juga merupakan alat
bagi manajer tingkat atas untuk mengendalikan, mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja dan memotivasi bawahannya.
Manfaat dari penyusunan anggaran bagi suatu organisasi menurut
Prasetyaningtiyas (2007:20) diantaranya:
a. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui
rencana organisasi.
b. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa
depan.
c. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai
bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin.
d. Proses penganggaran dapat mengungkapkan adanya potensi masalah
sebelum terjadinya.
e. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara
mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian penganggaran untuk ikut
memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran
yang sama.
f. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang berlaku sebagai tolak ukur
(benchmark) untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.
3. Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran
Siegel dan Marconi (1989) dalam Winarno (2006:13) menyatakan
bahwa keunggulan dari adanya partisipasi anggaran antara lain:
a. Memacu peningkatan moral dan inisiatif untuk mengembangkan ide dan
informasi pada seluruh tingkatan manajemen.
b. Terbentuknya group internalization, yaitu penyatuan tujuan individu dan
organisasi.
c. Menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Manajer puncak menjadi tanggap terhadap masalah-masalah sub-unit
tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
ketergantungan antar sub-unit.
Welsch, Hilton dan Gordon (2000:82) menyatakan bahwa proses
partisipasi anggaran memberikan dua manfaat diantaranya:
a. Proses partisipasi mengurangi adanya asimetri informasi dalam
organisasi. Dengan demikian memungkinkan manajemen atas
mendapatkan pengertian mengenai masalah lingkungan dan teknologi
dari manajer bawah yang mempunyai pengetahuan khusus.
b. Proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang besar dari
manajemen tingkat bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan
memenuhi anggaran.
Selain memiliki beberapa keunggulan, partisipasi anggaran juga
memiliki kelemahan. Hansen dan Mowen (2005:377) menyatakan bahwa
terdapat tiga masalah yang timbul yang menjadi kelemahan dalam partisipasi
anggaran diantaranya:
a. Penetapan standar yang terlalu tinggi atau
rendah sejak yang dianggarkan menjadi tujuan bawahan.
b. Kelonggaran dalam anggaran (budgetary slack) yang disebabkan oleh
adanya kemungkinan bawahan dalam memperkirakan pendapatan yang
rendah atau menaikkan biaya sehingga dapat menurunkan resiko yang
dihadapi guna pencapaian target anggaran
c. Pseudoparticipation atau partisipasi semu, yaitu organisasi
menggunakan partisipasi penganggaran, tetapi kenyataannya hanya
menerapkan partisipasi palsu. Atasan hanya mendapatkan persetujuan
formal dari bawahan, dan bukan untuk mencari input yang sebenarnya.
F. Kinerja Manajerial
1. Definisi Kinerja Manajerial
Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam
mengukur efektivitas dan efisiensi suatu organisasi. Dalam penelitian ini,
kinerja manajerial mengacu pada definisi kinerja yang diungkapkan oleh
Mahoney, et al (1963) dalam Sumarno (2005:591) yaitu kinerja para individu
anggota organisasi pada fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,
investigasi, kooordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi dan
representasi.
a. Perencanaan
Perencanaan meliputi kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan
dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang
prosedur, dan pemrograman. Dalam kaitannya dengan fungsi
perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan organisasi
untuk dicapai dalam periode tertentu.
b. Investigasi
Kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk
catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan
dan analisis pekerjaan.
c. Pengkoordinasian
Kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di
bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan
program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.
d. Evaluasi
Kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang
diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil,
penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk.
e. Pengawasan (supervisi)
Kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan
bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada
bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.
f. Pengaturan staff (staffing)
Kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda,
merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,
mempromosikan dan mutasi pegawai.
g. Negosiasi
Kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan
kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar
dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok.
h. Perwakilan (representatif)
Kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan organisasi
lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara
kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan
umum organisasi.
2. Klasifikasi Tingkatan Manajer
Draft (2007:19) mengklasifikasikan tingkatan manajer dalam suatu
organisasi terdiri dari:
a. Manajer atas (Top Manager)
Manajer tingkat atas berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab
atas keseluruhan organisasi meliputi penentuan tujuan organisasi,
manetapkan strategi, mengawasi dan menginterpretasikan lingkungan
eksternal serta mengambil keputusan yang mempengaruhi organisasi
secara keseluruhan.
b. Manajer menengah (Middle Manager)
Manajer tingkat menengah adalah manajer yang bertanggung jawab
untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari
manajer puncak serta menerapkan strategi sub-unit untuk mencapai
tujuan oraganisasi.
c. Manajer lini pertama (First Line Manager)
Manajer lini pertama merupakan manajer tingkat bawah yaitu manajer
yang melatih dan mengawasai kinerja dari karyawan non-manajerial serta
bertanggung jawab atas kegiatan operasional organisasi.
d. Karyawan non-manajer
3. Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
Schiff dan Lewin (1970) dalam Marani Yohanes dan Supomo
Bambang (2003:49) menyatakan bahwa anggaran selain berfungsi sebagai
alat perencanaan juga dapat berfungsi sebagai alat kriteria kinerja, yaitu
anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja
manajerial.
Partisipasi anggaran merupakan pendekatan manajerial yang
umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial (Poerwati,
2002:737). Keikutsertaan bawahan dalam memberikan usulan mengenai
jumlah anggaran dapat memberikan dampak pada peningkatan kinerja. Hal
ini dikarenakan, individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan
meningkatkan tanggung jawabnya untuk mencapai target anggaran yang
telah ditetapkan (Anthony dan Govindarajan, 2005:376-377).
G. Pendekatan Kontijensi
Ketidakkonsistenan penelitian mengenai hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial mengharuskan adanya suatu pendekatan lain
untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut yaitu dengan menggunakan
pendekatan kontijensi. Pendekatan kontijensi bertujuan untuk mengevaluasi
berbagai faktor kondisional yang berkemungkinan dapat mempengaruhi
hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial (Govindarajan,
1982a dalam Poerwati, 2002:738).
Brownell (1982a) dalam Sukardi (2004:82) mengkategorikan faktor-
faktor kondisional menjadi empat kelompok variabel yaitu: kultur,
organisasional, interpsonal dan individual. Penelitian yang berkaitan dengan
individu dan interpesonal seperti locus of control, motivasi, sikap terhadap
pekerjaan dan perusahaan. Sedangkan menurut Nouri dan Parker (1995) dalam
Sumarno (2005:588) menyatakan bahwa faktor kontekstual organisasional yaitu
komitmen organisasi diperkirakan dapat membuktikan keefektifan partisipasi
anggaran.
Dalam penelitian ini pendekatan kontijensi akan diadopsi kembali
untuk mengevaluasi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.
Faktor kontijensi yang dipilih adalah komitmen organisasi, gaya kepemimpinan,
motivasi dan perilaku etis sebagai variabel moderating.
B. Model Penelitian
Gambar berikut ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi, gaya
kepemimpinan, motivasi dan perilaku etis sebagai variabel moderating terhadap
hubungan antara penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
GAMBAR 1
MODEL HUBUNGAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
Kinerja Manajerial (Y)
Partisipasi
Penyusunan Anggaran
(X1)
GAMBAR 2
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN
PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL
GAMBAR 3
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN
PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAl
GAMBAR 4
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI
ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL
Partisipasi
Penyusunan Anggaran
(X1)
Kinerja Manajerial (Y)
Komitmen Organisasi
(X2)
Partisipasi Penyusunan
Anggaran (X1)
Kinerja Manajerial (Y)
Gaya
Kepemimpinan (X3)
Kinerja Manajerial (Y)
Partisipasi Penyusunan
Anggaran (X1)
GAMBAR 5
PENGARUH PERILAKU ETIS TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI
ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja manajerial.
Ha2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Ha3 : Gaya kepemimpinan manajemen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja
manajerial.
Ha4 : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Ha5 : Perilaku etis berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Motivasi (X4)
Kinerja Manajerial (Y)
Partisipasi Penyusunan
Anggaran (X1)
Perilaku Etis (X5)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang seberapa besar pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial serta pengaruh komitmen organisasi, gaya
kepemimpinan, motivasi dan perilaku etis terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial. Dalam penelitian ini mengambil objek para
manajer yang berada dalam perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah
Jakarta dan Bogor. Dengan kriteria responden yaitu manajer atau kepala unit
organisasi 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) tingkat dibawah manajer utama atau pimpinan puncak pada organisasi sampel. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa manajer atau kepala unit organisasi memiliki persepsi yang berbeda sesuai dengan jabatannya, sehingga persepsi dari masing-masing
manajer atau kepala unit organisasi lebih bervariasi (Gul, 1995 dalam Wahyudin Nor, 2007:9).
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini mengambil obyek para manajer yang berada
dalam perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jakarta dan Bogor.
Dengan kriteria responden yaitu manajer atau kepala unit organisasi 1
(satu) sampai dengan 3 (tiga) tingkat dibawah manajer utama atau pimpinan
puncak pada organisasi sampel.
2. Teknik Penentuan Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.
Untuk menjamin efektivitas pengumpulan data, organisasi sampel yang
berada di sekitar tempat tinggal peneliti, pendistribusian kuesioner
dilakukan dengan cara mengantar sendiri. Sedangkan kuesioner yang
lainnya pendistribusiannya dilakukan dengan menggunakan jasa pos (mail
survey) yang disertai dengan perangko balasan. Peneliti juga menghubungi
kembali organisasi sampel melalui telepon untuk memastikan bahwa
kuesioner telah diterima dan distribusikan kepada responden dimaksud.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik kuesioner kepada
manajer/kepala unit organisasi 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) tingkat dibawah
manajer utama atau pimpinan puncak pada organisasi sampel. Jenis data yang
digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui metode survey (survey
method). Untuk menjamin efektivitas pengumpulan data, organisasi sampel
yang berada di sekitar tempat tinggal peneliti, pendistribusian kuesioner
dilakukan dengan cara mengantar sendiri. Sedangkan kuesioner yang lain
pendistribusiannya dilakukan dengan cara mengirim secara langsung serta
dititipkan kepada teman atau kerabat. Untuk mempermudah respon balik, maka
hal ini dapat dilakukan dengan menghubungi responden lewat telepon untuk
memproses lebih lanjut.
D. Metode Analisis
Setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data sekunder, peneliti
melakukan uji validitas dan uji realibilitas.
a. Pengujian
Validitas Data
Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas yang dilakukan dengan analisa faktor dimaksudkan
untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi
pada variabel-variabel yang telah ditentukan (construct validity).
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlations yaitu dengan menghitung korelasi antara skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2001).
Kriteria valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
signifikansi dibawah 0,05 dan 0,01 maka butir pertanyaan dapat
dikatakan valid, dan sebaliknya.
b. Pengujian Reliabilitas Data
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan variabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertannyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Jawaban responden terhadap pernyataan ini dikatakan reliable
jika masing-masing pernyataan dijawab secara konsisten atau jawaban
tidak boleh acak oleh masing-masing pernyataan mengukur hal yang
sama. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnanly, 1969 dalam Ghozali, 2005:42).
Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menghitung Cronbach’s Alpha,
jika hasil cronbach alpha dibawah 0,5 maka dikatakan bahwa data
tersebut mempunyai keandalan (reliable) yang relatif rendah (Singgih,
2001 dalam Nurhayati, 2005).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak dan uji reliabilitas dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap konsistensi, apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama.
Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini dapat
digunakan salah satunya dengan analisis grafik. Pada analisis grafik,
metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot,
(Ghozali, 2002) uji normal probability plot dan dilakukan untuk
mengetahui apakah data tersebut terdistribusi dengan normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. (Ghozali, 2001:91). Deteksi terhadap ada tidaknya
multikolonieritas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variable-
variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance serta nilai
variance Inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau
sama dengan VIF > 10. Nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat
kolonieritas 0,95, dengan kata lain tingkat kolonieritas tidak boleh
melebih 0,95 atau 95%.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedstisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. (Ghozali, 2001:105).
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah distudentized,
dengan dasar analisis bahwa jika ada pola tertenu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjedi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjedi
heteroskedastisitas. (Ghozali, 2001:105).
3. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dengan
bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS). Untuk menguji Ha1
dilakukan dengan analisis regresi sederhana (simple regression analysis).
Sedangkan, Ha2, Ha3, Ha4 dan Ha5 menggunakan analisis regresi berganda
(multiple regression) dengan uji interaksi.
Dalam penelitian ini digunakan tingkat probabilitas sebesar 5%.
Artinya hasil pengujian yang menunjukan tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka hipotesis alternatif diterima. Sebaliknya, hasil pengujian yang
menunjukan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis
alternatif tidak diterima (Santoso, 2001).
Model persamaannya sebagai berikut:
Untuk menguji hipotesis 1 dilakukan dengan analisis regresi sederhana
(simple regression analysis):
Ha2 : Y = a+ β1X
1
Keterangan:
Y = Kinerja manajerial
a = Konstanta
β1
= Koefisien regresi
X1
= Partisipasi penyusunan anggaran
Untuk menguji hipotesis 2, 3, 4 dan 5 dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi berganda (multiple regression).
Ha2 : Y= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X1 X2 + ε
Ha3 : Y= α + β1 X1 + β3 X3 + β4 X1 X3 + ε
Ha4 : Y= α + β1 X1 + β4 X4 + β5 X1 X4 + ε
Ha5 : Y= α + β1 X1 + β5 X5 + β6 X1 X5 + ε
Keterangan:
Y = Kinerja Manajerial
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 dan β6 = Koefisien Regresi
X1 = Penyusunan Anggaran
X2, X3, X4 dan X5 = Variable Moderating
X1 X2 = Interaksi dari X1 dan X2
X1 X3 = Interaksi dari X1 dan X3
X1 X4 = Interaksi dari X1 dan X4
X1 X5 = Interaksi dari X1 dan X5
ε = Error
Penelitian ini menggunakan pendekatan uji interaksi atau sering
disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi
khusus regresi berganda linear, dimana dalam persamaan regresinya
mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen).
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan
uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik
ini meliputi:
a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam
pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai
R
Square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu
partisipasi anggaran menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja manajerial.
Nilai R2
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1). Jika nilai R
2
bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Sedangkan jika R2
bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005:83).
Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari
besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2
adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model
(Ghozali, 2005:83). Oleh karena itu digunakanlah adjusted R-Square pada
saat mengevaluasi model regresi linier berganda.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria
pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4
pada probabilitas α = 0,05, maka variabel independen yaitu partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajerial (Ghozali, 2005:84).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dari variabel-variabel bebas secara individual dapat menerangkan variasi
variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam melakukan uji t yaitu jika
probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel bebas secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis
alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi di atas
0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak
(Ghozali, 2005:85).
E. Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Moderating
a. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah komitmen seseorang terhadap
orang dari suatu perusahaan, dimana adanya ikatan secara emosional
maupun adanya rasa memiliki organisasi.
Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan instrumen
yang dikembangkan oleh Cook dan Wall (1980) dalam Latuheru
(2005) yang terdiri dari 8 (delapan) pernyataan. Jawaban atas
pernyataan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin.
b. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk
mempengaruhi orang lain/bawahannya. Gaya kepemimpinan ini diukur
dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Fiedler
(1967) dalam Sumarno (2005) yang dikenal dengan LPC (Least
Preferred Cowker) skala. Skala tersebut merupakan pasangan kata
yang berlawanan, yaitu meliputi 10 pasangan kata dengan skor 1
sampai 5 poin.
c. Motivasi
Motivasi adalah sebagai kekuatan yang mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan tertentu atau berprilaku tertentu. Motivasi
ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
Mitchell (1982) dalam Riyadi (2004) yang telah dimodifikasi oleh
peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian yang berisi 6 pertanyaan
mengenai pengukuran motivasi kerja. Pertanyaan yang diajukan
dengan menggunakan skala likert yang berkaitan dengan 5 (lima)
pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.
d. Perilaku Etis
Perilaku etis merupakan sikap dan prilaku yang sesuai dengan
norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan
tindakan-tindakan yang bermanfaat dan membahayakan. Perilaku etis
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh peneliti sendiri yang disesuaikan menurut
kebutuhan penelitian ini Instrumen dengan menggunakan skala likert
dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5, mulai dari sangat tidak
setuju sampai dengan sangat setuju.
2. Variabel Independen
a. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Partisipasi penyusunan anggaran merupakan sebagai tingkat
keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan
anggaran. Untuk mengukur variabel partisipasi penyusunan anggaran,
peneliti menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kenis
(1975) dalam Latuheru (2004). Instrumen ini terdiri dari 5 (lima)
pernyataan yang diukur dengan menggunakan skala interval 5.
3. Variabel Dependen
a. Kinerja Manajerial
Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Sumarno
(2005) yang telah dimodifikasi. Instrumen ini terdiri dari 8 (delapan)
pernyataan yang diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin.
Tabel.3.1.
Operasional Variabel Penelitian Komitmen Organisasi
Variabel Indikator Skala
Komitmen
Organisasi
a. Kebanggaan terhadap
organisasi.
b. Keinginan keluar dari anggota
organisasi.
c. Kesediaan bekerja keras untuk
organisasi
d. Keinginan kuat menjadi
anggota, meskipun kondisi keuangan
organisasi memburuk.
e. Perasaan menjadi bagian dari
organisasi.
f. Kesediaan memilih organisasi
ini dari pada organisasi lain.
g. Kesediaan bertahan meskipun
ada tawaran gaji menarik dari organisasi
lain.
h. Kepedulian terhadap organisasi.
Likert
Sumber: Cook dan Wall (1980) dalam Latuheru (2005)
Tabel.3.2.
Operasional Variabel Penelitian Gaya Kepemimpinan Variabel Indikator Skala
Gaya
Kepemimpinan
a. Tidak menyenangkan -
Menyenangkan
b. Tidak bersahabat -
Likert
Bersahabat
c. Tegang - Santai
d. Jaga jarak - Dekat
e. Dingin - Hangat
f. Tidak mendukung -
Mendukung
g. Suka cekcok - Harmonis
h. Tertutup - Tebuka
i. Angkuh - Ramah
j. Tidak Baik - Baik
Sumber: Fiedler (1967) dalam Sumarno (2005) yang dikenal dengan
LPC (Least Preferred Cowker).
Tabel.3.3.
Operasional Variabel Penelitian Motivasi
Variabel Indikator Skala
Motivasi a. Kepercayaan dalam bekerja
b. Kerjasama dengan bawahan
c. Penghargaan
d. Penawaran untuk promosi
jabatan
e. Kenaikan gaji
f. Kerjasama antar teman kerja.
Likert
Sumber: Mitchell (1982) dalam Riyadi (2004)
Tabel.3.4.
Operasional Variabel Penelitian Perilaku Etis
Variabel Indikator Skala
Perilaku
Etis
k. Kejujuran
l. Integritas
m. Pemenuhan janji
n. Kesetiaan
o. Keadilan
p. Kepedulian terhadap sesama
q. Penghargaan kepada orang lain
r. Bertanggung jawab
s. Pencapaian kesempurnaan
t. Akuntabilitas
Likert
Sumber: Michael Josephson dalam Hansen dan Mowen (2004:20)
Tabel.3.5.
Operasional Variabel Penelitian Partisipasi Anggaran Variabel Indikator Skala
Partisipasi
Anggaran
a. Pengaruh yang besar dalam penentuan
sasaran anggaran.
b. Pengaruh yang kecil dalam penentuan
sasaran anggaran.
c. Pengaruh dalam penetapan sasaran
anggaran.
d. Kontribusi dalam penyusunan anggaran.
e. Keyakinan dalam memutuskan suatu
anggaran.
Likert
Sumber: Kenis (1975) dalam Latuheru (2004).
Tabel.3.6.
Operasional Variabel Penelitian Kinerja Manajerial Variabel Indikator Skala
Kinerja
Manajerial
a. Perencanaan
b. Investigasi
c. Pengkoordinasian
d. Evaluasi
e. Pengawasan
f. Negosiasi
g. Pemilihan Staf
h. Perwakilan
likert
Sumber: Mahoney (1963) dalam Sumarno (2005)
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil objek para manajer yang berada dalam
perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jakarta dan Bogor. Dengan
kriteria responden yaitu manajer atau kepala unit organisasi 1 (satu) sampai
dengan 3 (tiga) tingkat dibawah manajer utama atau pimpinan puncak pada
organisasi sampel.
Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung dengan mendatangi
HRD guna mendapatkan ijin penelitian menyebarkan kuesioner kepada
responden yaitu para manajer. Proses pengiriman kuesioner dan
pengumpulan data dilakukan dari tanggal 30 Oktober 2008 sampai dengan
tanggal 21 November 2008.
2. Tingkat Pengembalian Kuesioner
Total kuesioner yang dikirim ke perusahaan manufaktur tesebut
berjumlah 40 lembar eksemplar. Total kuesioner yang direspon sebanyak 34
lembar eksemplar atau dengan tingkat pengembalian 85%. Setelah diseleksi
terdapat 1 kuesioner (2,5%) yang tidak dapat diolah akibat pengisian yang
kurang lengkap, sehingga kuesioner yang memenuhi syarat dan dapat diolah
sebanyak 33 buah dengan tingkat persentase 82,5% dari total kuesioner yang
diterima. Menurut Gay (1987) dalam Anggoro dkk (2007:4.14) persyaratan
sampel untuk sebuah penelitian korelasional minimal sebanyak 30 buah
subjek dari populasi. Dengan demikian jumlah data yang dapat diolah dalam
penelitian ini telah memenuhi syarat minimal dalam penelitian korelasional.
Tabel.4.1.
Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim 40 100%
Kuesioner yang tidak kembali 6 15%
Kuesioner yang kembali 34 85%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 1 2,5%
Kuesioner yang dapat diolah 33 82,5%
Sumber: Data primer yang diolah
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
a. Deskriptif Demografi Responden
Deskriptif demografi responden memberikan gambaran
mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal
yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis
kelamin, umur, pendidikan, lamanya bekerja pada jabatan saat ini, dan
perusahaan tempat responden bekerja. Data mengenai karakteristik
responden ditampilkan pada tabel 4.2.
Tabel.4.2.
Deskriptif Demografi Responden
Frekuensi Dasar
Klasifikasi
Sub Klasifikasi
Absolut Persentase
Jenis Kelamin Pria
wanita
23
10
70%
30%
Umur
25-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
Di atas 55 tahun
13
3
15
2
39%
10%
45%
6%
Pendidikan
S1
S2
S3
19
14
0
58%
42%
%
Lama Bekerja
Pada Jabatan
Saat ini
1-2 tahun
3-4 tahun
Di atas 4 tahun
15
7
11
45%
21%
33%
Perusahaan
PT. Olympic
PT. Kawasaki
PT. Hadinata
PT. Sugi Zindo
PT. Plozen Food
PT. Argha Karya
PT. Sinar Mas
9
7
5
4
3
3
2
27%
21%
15%
12%
9%
9%
6%
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden pria lebih
banyak dibandingkan dengan responden wanita, yakni sebesar 23 orang
(70%), sedangkan wanita hanya 10 orang (30%). Proporsi terbesar
responden berumur antara 46-55 tahun sebesar 15 orang (45%),
sedangkan proporsi yang paling kecil berumur diatas 55 tahun (6%).
Jenjang pendidikan responden S1 merupakan jumlah terbesar yaitu
sebanyak 19 orang (58%), jenjang pendidikan S2 sebesar 14 orang
(42%), sedangkan jenjang pendidikan S3 sebesar 0%.
Lamanya masa bekerja responden pada jabatan saat ini, yang
paling mendominasi adalah yang bekerja selama 1-2 tahun yaitu
sebanyak 15 orang (45%), sisanya bekerja selama 3-4 tahun sebesar 11
orang (33%), dan bekerja di atas 4 tahun sebesar 7 orang (21%). Jika
diklasifikasikan berdasarkan tempat responden bekerja maka persentase
terbesar berasal dari PT. Olympic yaitu sebanyak 9 responden (27%),
kemudian PT. Kawasaki sebanyak 7 orang (21%), PT. Hadinata
sebanyak 5 responden (15%), PT. Sugi Zindo sebanyak 4 orang (12%),
PT. Plozen Food sebanyak 3 orang (9%), PT.Argha Karya sebanyak 3
orang (9%) dan PT. Sinar Mas sebanyak 2 orang (6%).
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Pearson Correlations. Pedoman suatu model dikatakan
valid jika probabilitas signifikansinya di bawah 0,05.
Hasil aktual atas pengujian validitas terhadap 33 responden
sampel penelitian disajikan pada tabel 4.3.
Tabel. 4.3.
Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pernyataan
Sig.
(2-tailed)
Pearson
Correlation Status
Komitmen
Organisasi
KO1
KO2
KO3 KO4
KO5 KO6
KO7 KO8
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.803**
.857**
.747**
.905**
.829**
.910**
.911**
.759**
Valid
Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Gaya
Kepemimpinan
GK1
GK2
GK3
GK4
GK5
GK6
GK7
GK8
GK9
GK10
.000
.000
.000
.002
.002
.000
.017
.000
.002
.030
.646**
.703**
.629**
.513**
.530**
.673**
.412*
.839**
.525**
.378*
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Motivasi
M1
M2
M3 M4
M5 M6
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.587**
.698**
.628**
.776**
.776**
.555**
Valid
Valid
Valid Valid
Valid Valid
Perilaku Etis
PE1
PE2
PE3
PE4
PE5
PE6
PE7
PE8 PE9
PE10
.149
.014
.373
.001
.127
.001
.040
.020 .000
.000
.257
.423*
.160
.560**
.271
.549**
.359*
.403* .575**
.649**
TidakValid
Valid
TidakValid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid Valid
Valid
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
.000
.000
.004
.000
.000
.693**
.623**
.494**
.607**
.743**
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kinerja
Manajerial
KM1
KM2
KM3
KM4
.004
.019
.001
.011
.494**
.405*
.548**
.436*
Valid
Valid
Valid
Valid
KM5
KM6
KM7 KM8
.037
.003
.000
.013
.364*
.502**
.675** .430*
Valid
Valid
Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa variabel komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, motivasi,
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial keseluruhannya
dinyatakan valid. Sedangkan untuk variable perilaku etis terdapat 3
(tiga) pertanyaan yang tidak valid, karena memiliki nilai probabilitas
signifikansinya di atas 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Pedoman alat pengukur dikatakan reliabel adalah jika nilai
koefisien Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel di atas 0,60.
Hasil dari pengujian reliabilitas disajikan pada tabel 4.4.
Tabel.4.4.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Status
Komitmen Organisasi .955 Reliabel
Gaya Kepemimpinan .842 Reliabel
Motivasi .844 Reliabel
Perilaku Etis .682 Reliabel
Partisipasi Angggaran .785 Reliabel
Kinerja Manajerial .703 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing
variabel yaitu komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, motivasi,
perilaku etis, partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial
dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar
dari 0,60.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengolahan data dengan menggunakan metode pengujian regresi
berganda terlebih dahulu harus dilakukan beberapa tahapan pengujian untuk
mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Data
yang akan diuji terlebih dahulu harus memenuhi syarat uji asumsi klasik.
a. Multikolonieritas
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel
bebas digunakan metode Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Tabel.4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan
Perilaku Etis terhadap Hubungan antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja ManajeriaL
Coefficientsa
44.401 11.123 3.992 .000
-.191 .105 -.231 -1.815 .081 .898 1.113
-.463 .121 -.476 -3.819 .001 .937 1.067
-.359 .226 -.230 -1.592 .124 .696 1.437
.448 .128 .442 3.485 .002 .907 1.102
-.064 .207 -.045 -.312 .758 .686 1.457
(Constant)
KomitmenOrganisasi
GayaKepemimpinan
Motivasi
PerilakuEtis
PenyusunanAnggaran
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: KinerjaManajeriala.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa setiap
variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan hasil
perhitungan nilai VIF dari masing-masing variabel menunjukkan nilai
disekitar angka 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi
sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut
b. Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji terjadi atau tidaknya
heterokedastisitas dilakukan dengan melihat penyebaran titik-titik data
pada Scatterplot. Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada gambar 4.1
sampai gambar 4.5.
Gambar.4.1
Hasil Uji Heterokedastis
Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
-2
-1
0
1
2
Regr
essi
on S
tude
ntiz
ed R
esid
ual
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.1 di atas terlihat bahwa titik-titik
menyebar serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel
independen partisipasi anggaran.
Gambar.4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
210-1
Regression Standardized Predicted Value
4
2
0
-2
-4
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Scatterplot
Su
mber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan
variabel independen partisipasi anggaran dan komitmen organisasi.
Gambar.4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas
Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
3210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-1
-2
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Scatterplot
Su
mber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secaraacak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan
variabel independen partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan.
Gambar.4.4
Hasil Uji Heterokedastisitas
Motivasi terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-1
-2
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Scatterplot
S
umber: Data primer yang diolah
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan
variabel independen partisipasi anggaran dan motivasi.
Gambar.4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Perilaku Etis terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Scatterplot
Su
mber: Data primer yang diolah
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan
variabel independen partisipasi anggaran dan perilaku etis.
c. Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal.
Untuk menguji terjadi atau tidaknya normalitas dideteksi dengan melihat
normal probability plot.
Gambar.4.6
Hasil Uji Normalitas
Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.6 terlihat
bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar.4.7
Hasil Uji Normalitas
Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Su
mber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.7 terlihat
bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar.4.8
Hasil Uji Normalitas
Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Su
mber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.9 terlihat
bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar.4.9
Hasil Uji Normalitas
Motivasi terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
S
umber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.9 terlihat bahwa
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar.4.10
Hasil Uji Normalitas
Perilaku Etis terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
Dependent Variable: KinerjaManajerial
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
S
umber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.10 terlihat
bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4. Hasil Analisis Regresi
a. Hasil Uji Regresi Hipotesis 1 (Ha1)
Hipotesis pertama menguji pengaruh partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan regresi linier sederhana, yaitu dengan melihat uji
koefisien determinasi dan uji statistik t.
1. Hasil uji koefisien determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat
seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dalam menjelaskan
variabel kinerja manajerial. Hasil uji koefisien determinasi dapat
dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel.4.6.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,153(a) ,024 -,008 2,980
a Predictors: (Constant), PertisipasiPenyusunanAnggaran
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) yang dihasilkan oleh variabel partisipasi anggaran
sebesar 0,024. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel
partisipasi anggaran (PA) dalam menjelaskan variabel kinerja
manajerial sebesar 2,4% sedangkan sisanya (100% - 2,4% = 97,6%)
dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen yang
digunakan.
2. Hasil uji statistik t
Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan
untuk melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran secara
individual (parsial) terhadap variabel kinerja manajerial. Hasil
pengujian statistik t disajikan pada tabel 4.7.
Tabel. 4.7.
Hasil Uji t Hipotesis 1
Coefficientsa
26,809 4,804 5,580 ,000
,203 ,234 ,153 ,865 ,394
(Constant)
PertisipasiPenyusunan
Anggaran
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KinerjaManajeriala.
Sumber: Data primer yang diolah
Nilai konstanta sebesar 26,805 menyatakan bahwa jika tidak
ada variabel independennya yaitu partisipasi anggaran (X1), maka
nilai variabel kinerja manajerial (Y) besarnya 26,805. Koefisien
regresi variabel partisipasi anggaran bernilai positif sebesar 0,203
yang artinya terdapat hubungan yang positif atau searah antara
variabel partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial yaitu
partisipasi anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja
manajerial. Sebaliknya tingkat partisipasi anggaran yang rendah akan
dapat menurunkan kinerja manajerial.
Hasil uji t variabel partisipasi anggaran menunjukkan bahwa
nilai t hitung sebesar 0,865 pada probabilitas signifikansi 0,394
berada di atas nilai α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel
partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja
manajerial karena mempunyai tingkat signifikansi di atas 0,05.
Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis satu
(Ha1) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunjukan
bahwa semakin rendah partisipasi yang diberikan manajer dalam
proses penyusunan anggaran, maka kinerja manajerial akan semakin
rendah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh J. Sumarno (2005) yang menyatakan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kinerja manajerial. Namun, hasil penelitian ini bertentangan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2008) yang
menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja manajerial. pada signifikansi α = 0,05.
Ketidakonsistenan dengan hasil penelitian terdahulu kemungkinan
disebabkan oleh obyek penelitian terdahulu.
b. Hasil Uji Regresi Hipotesis 2 (Ha2)
Hipotesis ke dua menyatakan bahwa komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Pengujian hipotesis
kedua dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan
uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression
Analysis (MRA) melalui uji koefisien determinasi, uji statistik F, dan
uji statistik t.
1. Hasil uji koefisien determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat
seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi
dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial.
Tabel.4.8.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 2
Model Summary
.521a .272 .197 2.660
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Moderat1,
PenyusunanAnggaran, KomitmenOrganisasi
a.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil ouput pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa
nilai Adjusted R Square sebesar 0,197. Artinya kemampuan variabel
penyusunan anggaran, komitmen organisasi dan interaksi partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi (Moderat1) dalam menjelaskan
variabel kinerja manajerial hanya sebesar 19,7% sedangkan sisanya
(100% - 19,7% = 80,3%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian. Menurut Brownell (1982a)
dalam Sukardi (2004:83) faktor-faktor kondisional lain yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja manajerial seperti locus of
control, motivasi, sikap terhadap pekerjaan dan perusahaan, serta
kultur organisasional.
2. Hasil uji statistik F
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk
melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran dan komitmen
organisasi secara simultan terhadap variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.9.
Hasil Uji F Hipotesis 2
ANOVAb
76.640 3 25.547 3.610 .025a
205.239 29 7.077
281.879 32
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Moderat1, PenyusunanAnggaran, KomitmenOrganisasia.
Dependent Variable: KinerjaManajerialb.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.9 menunjukkan
nilai F hitung sebesar 3,610 (F hitung lebih kecil dari 4) pada tingkat
signifikansi sebesar 0,025 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
variabel partisipasi anggaran, komitmen organisasi dan interaksi
variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi (Moderat1)
secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja
manajerial.
3. Hasil uji statistik t
Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan
untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel partisipasi anggaran
dan komitmen organisasi secara individual (parsial) terhadap variabel
kinerja manajerial.
Tabel.4.10.
Hasil Uji t Hipotesis 2
Coefficientsa
-34.976 45.199 -.774 .445
1.927 1.431 2.358 1.347 .189
3.739 2.195 2.834 1.704 .099
-.111 .069 -3.998 -1.599 .121
(Constant)
KomitmenOrganisasi
PenyusunanAnggaran
Moderat1
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KinerjaManajeriala.
Sumber: Data primer yang diolah
Koefisien regresi partisipasi anggaran sebesar 3,739
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 3,739. Nilai t
hitung sebesar 1,704 pada tingkat signifikansi 0,099 yang berarti
tidak signifikan karena lebih tinggi dari 0,05. Sehingga dari hasil uji t
dapat dikatakan bahwa partisipasi anggaran secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Nilai koefisien regresi komitmen organisasi sebesar 1,927
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 1,927. Nilai t
hitung sebesar 1,347 pada tingkat signifikansi 0,189. Hal ini berarti
secara individual komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial karena memiliki tingkat signifikansi di
atas nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
individual komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial.
Koefisien regresi interaksi nilai absolut perbedaan variabel
partisipasi anggaran dan komitmen organisasi (Moderat1) sebesar -
0,111 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi partisipasi
anggaran dengan komitmen organisasi sebesar 1% akan menurunkan
kinerja manajerial sebesar 0,111. Nilai t hitung sebesar -1,599 pada
tingkat signifikansi 0,121 yang berarti tidak signifikan karena berada
di atas nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen
organisasi tidak berfungsi sebagai variabel moderating. Dengan
demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (Ha2)
yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran
dan kinerja manajerial.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Susanti (2004) yang menyatakan bahwa interaksi partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi adalah negatif dan tidak
signifikan. Namun, penelitian ini bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sumarno (2005) dan Rahmawati
(2008) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh
positif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial.
Hasil penelitian yang berbeda menurut peneliti dikarenakan
objek penelitian dan model regresi linear berganda yang digunakan
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarno (2005) dan
Rahmawati (2008). Pada penelitian ini objek yang digunakan adalah
pada perusahaan manufaktur sedangkan pada penelitian sebelumnya
dilakukan terhadap bank dan Universitas. Dengan demikian hasil
penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian bahwa dengan jenis
perusahaan yang berbeda memberikan indikasi kemungkinan hasil
penelitian yang berbeda dilihat dari faktor kompleksitas perusahaan
dalam penyusunan anggaran dari manajer perusahaan yang menjadi
sampel penelitian.
c. Hasil Uji Regresi Hipotesis 3 (Ha3)
Hipotesis ke tiga menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial. Pengujian hipotesis ke tiga dilakukan
dengan menggunakan regresi linier berganda dengan uji interaksi atau
sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) melalui uji
koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t.
1. Hasil uji koefisien determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat
seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan
dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.11.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 3
Model Summary
.526a .277 .202 2.651
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Moderat2, GayaKepemimpinan,
PenyusunanAnggaran
a.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil ouput pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa
nilai Adjusted R Square sebesar 0,202. Artinya kemampuan variabel
penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan dan interaksi partisipasi
anggaran dan gaya kepemimpin (Moderat2) dalam menjelaskan
variabel kinerja manajerial hanya sebesar 20,2% sedangkan sisanya
(100% - 20,2% = 79,8%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian.
2. Hasil uji statistik F
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk
melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran dan gaya
kepemimpinan secara simultan terhadap variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.12.
Hasil Uji F Hipotesis 3
ANOVAb
78.032 3 26.011 3.700 .023a
203.846 29 7.029
281.879 32
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Moderat2, GayaKepemimpinan, PenyusunanAnggarana.
Dependent Variable: KinerjaManajerialb.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.12
menunjukkan nilai F hitung sebesar 3,700 (F hitung lebih kecil dari
4) pada tingkat signifikansi sebesar 0,023 lebih kecil dari 0,05. Hal
ini berarti variabel partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan
interaksi variabel partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan
(Moderat2) secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
kinerja manajerial.
3. Hasil uji statistik t
Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan
untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel partisipasi anggaran
dan komitmen organisasi secara individual (parsial) terhadap variabel
kinerja manajerial.
Tabel.4.13.
Hasil Uji t Hipotesis 3
Coefficientsa
57.236 47.436 1.207 .237
-.808 1.429 -.853 -.565 .576
-.488 2.295 -.370 -.213 .833
.015 .070 .434 .221 .827
(Constant)
GayaKepemimpinan
PenyusunanAnggaran
Moderat2
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KinerjaManajeriala.
Sumber: Data primer yang diolah
Koefisien regresi partisipasi anggaran sebesar -0,488
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1% akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 0,488. Nilai t hitung
sebesar -0,213 pada tingkat signifikansi 0,833 yang berarti tidak
signifikan karena lebih tinggi dari 0,05. Sehingga dari hasil uji t dapat
dikatakan bahwa partisipasi anggaran secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Nilai koefisien regresi gaya kepemimpinan sebesar -0,808
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1% akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 0,808. Nilai t hitung
sebesar -0,565 pada tingkat signifikansi 0,576. Hal ini berarti secara
individual komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial karena memiliki tingkat signifikansi di
atas nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
individual gaya kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial.
Koefisien regresi interaksi nilai absolut perbedaan variabel
partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan (Moderat2) sebesar -
0,015 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi partisipasi
anggaran sebesar 1% akan menurunkan kinerja manajerial sebesar
0,015. Nilai t hitung sebesar 0,221 pada tingkat signifikansi 0,827
yang berarti tidak signifikan karena berada di atas nilai α = 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan tidak berfungsi
sebagai variabel moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis ke tiga (Ha3) yang menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial. Hal ini berarti kombinasi kesesuaian antaragaya
kepemimpinan dan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial bukanlah kesesuaian terbaik.
Hasil penelitian ini tidak memperoleh dukungan yang
signifikan terhadap hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat
kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan partisipasi penyusunan
anggaran, semakin tinggi kinerja manajerial. Tingkat signifikasi yang
lebih besar disebabkan oleh adanya factor lainyang lebih dominan,
factor tersebut seperti budaya bangsa Indonesia yang masih diwarnai
dengan budaya feodalis sehingga memungkinkan partisipasi yang
diperankan sebenarnya merupakan pseudopatisipation, kelihatannya
berpartisipasi, tetapi pada kenyataannya tidak berpartisipasi
(Muslimah, 1998 dalam Wahyudin Nor 2007).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sumarno (2005) dan Wahyudin Nor (2007) yang
menyatakan bahwa interaksi partisipasi anggaran dan gaya
kepemimpinan adalah tidak signifikan. Namun, penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supomo
(2003) dan Mia (1988) yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran
dan kinerja manajerial.
d. Hasil Uji Regresi Hipotesis 4 (Ha4)
Hipotesis ke empat menyatakan bahwa motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial. Pengujian hipotesis ke empat dilakukan dengan
menggunakan regresi linier berganda dengan uji interaksi atau sering
disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) melalui uji
koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t.
1. Hasil uji koefisien determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat
seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan
motivasi dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.14.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 4
Model Summary
.488a .239 .160 2.720
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Moderat3, Motivasi,
PenyusunanAnggaran
a.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil ouput pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa
nilai Adjusted R Square sebesar 0,160. Artinya kemampuan variabel
penyusunan anggaran, motivasi dan interaksi partisipasi anggaran dan
motivasi (Moderat3) dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial
hanya sebesar 16% sedangkan sisanya (100% - 16% = 84%)
dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian.
2. Hasil uji statistik F
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk
melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran dan motivasi secara
simultan terhadap variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.15.
Hasil Uji F Hipotesis 4
ANOVAb
67.248 3 22.416 3.029 .045a
214.631 29 7.401
281.879 32
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Moderat3, Motivasi, PenyusunanAnggarana.
Dependent Variable: KinerjaManajerialb.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.15
menunjukkan nilai F hitung sebesar 3,029 (F hitung lebih kecil dari
4) pada tingkat signifikansi sebesar 0,045 lebih kecil dari 0,05. Hal
ini berarti variabel partisipasi anggaran, motivasi dan interaksi
variabel partisipasi anggaran dan motivasi (Moderat3) secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial.
3. Hasil uji statistik t
Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan
untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel partisipasi anggaran
dan motivasi secara individual (parsial) terhadap variabel kinerja
manajerial.
Tabel. 4.16.
Hasil Uji t Hipotesis 4
Coefficientsa
263.946 87.459 3.018 .005
-9.184 3.409 -5.943 -2.694 .012
-10.648 4.122 -8.070 -2.583 .015
.420 .161 7.546 2.606 .014
(Constant)
Motivasi
PenyusunanAnggaran
Moderat3
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KinerjaManajeriala.
Sumber: Data primer yang diolah
Koefisien regresi partisipasi anggaran sebesar -10,648
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1% akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 10,648. Nilai t
hitung sebesar -2,583 pada tingkat signifikansi 0,015 yang berarti
signifikan karena lebih rendah dari 0,05. Sehingga dari hasil uji t
dapat dikatakan bahwa partisipasi anggaran secara individual
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Nilai koefisien regresi motivasi sebesar -9,184 menyatakan
bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar 1% akan
menurunkan kinerja manajerial sebesar 9,184. Nilai t hitung sebesar
-2,694 pada tingkat signifikansi 0,012. Hal ini berarti secara
individual motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial karena memiliki tingkat signifikansi di bawah nilai α =
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual motivasi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Koefisien regresi interaksi nilai absolut perbedaan variabel
partisipasi anggaran dan motivasi (Moderat3) sebesar 0,420
menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi partisipasi
anggaran sebesar 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar
0,420. Nilai t hitung sebesar 2,606 pada tingkat signifikansi 0,014
yang berarti signifikan karena berada di bawah nilai α = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel motivasi berfungsi sebagai variabel
moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung (Ha4)
yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial. Dengan kata lain, semakin tinggi motivasi maka
penyusunan anggaran dalam kinerja menejerial akan semakin tinggi,
sebaliknya motivasi yang rendah akan menurunkan penyusunan
anggaran dalam kinerja menejerial.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Supomo (2003) yang menyatakan bahwa interaksi
partisipasi anggaran dan motivasi adalah positif dan signifikan.
Namun, penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Riyadi (2002) yang menyatakan bahwa motivasi
tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran
dan kinerja manajerial.
e. Hasil Uji Regresi Hipotesis 5 (Ha5)
Hipotesis ke lima menyatakan bahwa perilaku etis berpengaruh
positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial. Pengujian hipotesis ke lima dilakukan dengan
menggunakan regresi linier berganda dengan uji interaksi atau sering
disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) melalui uji
koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t.
1. Hasil uji koefisien determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat
seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dan perilaku etis dalam
menjelaskan variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.17.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 5
Model Summary
.547a .299 .226 2.611
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Moderat4, PerilakuEtis,
PenyusunanAnggaran
a.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil ouput pada tabel 4.17 dapat diketahui bahwa
nilai Adjusted R Square sebesar 0,226. Artinya kemampuan variabel
penyusunan anggaran, perilaku etis dan interaksi partisipasi anggaran
dan perilaku etis (Moderat4) dalam menjelaskan variabel kinerja
manajerial hanya sebesar 22,6% sedangkan sisanya (100% - 22,6% =
77,4%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian.
2. Hasil uji statistik F
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk
melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran dan perilaku etis
secara simultan terhadap variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.18.
Hasil Uji F Hipotesis 5
ANOVAb
84.225 3 28.075 4.119 .015a
197.654 29 6.816
281.879 32
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Moderat4, PerilakuEtis, PenyusunanAnggarana.
Dependent Variable: KinerjaManajerialb.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.18
menunjukkan nilai F hitung sebesar 4,119 (F hitung lebih besar dari
4) pada tingkat siakgnifikansi sebesar 0,015 lebih kecil dari 0,05. Hal
ini berarti variabel partisipasi anggaran perilaku etis dan interaksi
variabel partisipasi anggaran dan perilaku etis (Moderat4) secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial.
b. Hasil uji statistik t
Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan
untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel partisipasi anggaran
dan perilaku etis secara individual (parsial) terhadap variabel kinerja
manajerial.
Tabel. 4.19.
Hasil Uji t Hipotesis 5
Coefficientsa
74.000 64.457 1.148 .260
-1.184 1.608 -1.168 -.737 .467
-3.029 3.080 -2.296 -.984 .333
.081 .077 2.948 1.056 .300
(Constant)
PerilakuEtis
PenyusunanAnggaran
Moderat4
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KinerjaManajeriala.
Sumber: Data primer yang diolah
Koefisien regresi partisipasi anggaran sebesar -3,029
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1% akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 3,029. Nilai t hitung
sebesar -0,984 pada tingkat signifikansi 0,333 yang berarti tidak
signifikan karena lebih tinggi dari 0,05. Sehingga dari hasil uji t dapat
dikatakan bahwa partisipasi anggaran secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Nilai koefisien regresi perilaku etis sebesar -1,184
menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1% akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 1,184. Nilai t hitung
sebesar -0,737 pada tingkat signifikansi 0,467. Hal ini berarti secara
individual perilaku etis tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial karena memiliki tingkat signifikansi di atas nilai α = 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual perilaku etis
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Koefisien regresi interaksi nilai absolut perbedaan variabel
partisipasi anggaran dan perilaku etis (Moderat4) sebesar 0,081
menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi partisipasi
anggaran sebesar 1% akan menurunkan kinerja manajerial sebesar
0,081. Nilai t hitung sebesar 1,056 pada tingkat signifikansi 0,300
yang berarti tidak signifikan karena berada di atas nilai α = 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel perilaku etis tidak berfungsi sebagai
variabel moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak
mendukung hipotesis ke lima (Ha5) yang menyatakan bahwa perilaku
etis tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Tidak berpengaruhnya
hipotesis ini kemungkinannya adalah para respondennya sebenarnya
telah memahami perilaku etis itu sendiri, hanya saja mereka belum
dapat melaksanakan perilaku etis itu dengan baik dan benar dalam
setiap kerja mereka, sehingga hasil penelitian menjadi tidak sesuai
dengan teori yang telah dikemukakan oleh Michael Josephson dalam
Hansen dan Mowen (2004:20) yang berpendapat bahwa pemikiran
mengenai pengorbanan kepentingan seseorang untuk kebaikan orang
lain menghasilkan beberapa nilai inti, yaitu nilai-nilai yang
menjelaskan arti dari benar dan salah secara lebih konkret.
Sedangkan nilai inti tersebut menghasilkan sepuluh prinsip-prinsip
yang melukiskan benar dan salah dalam istilah umum yaitu:
Kejujuran, Integritas, Pemenuhan janji, Kesetiaan, Keadilan,
Kepedulian terhadap sesama, Penghargaan kepada orang lain,
Bertanggungjawab, Pencapaian kesempurnan dan Akuntabilitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen
organisasi, gaya kepemimpinan, motivasi dan perilaku etis terhadap
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 responden yang merupakan para
manajer yang berada dalam perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah
Jakarta dan Bogor. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi
linier sederhana dan regresi linier berganda dengan uji interaksi. Berdasarkan
hasil pengujian dan analisis terhadap data, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis pertama (Ha1) yang menyatakan
partisipasi angaran tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, jadi hipotesis
pertama (Ha1) ditolak.
2. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (Ha2) yang menyatakan
komitmen organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak
berfungsi sebagai variabel moderating sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis kedua (Ha2) ditolak.
3. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis ketiga (Ha3) yang menyatakan
gaya kepemimpinan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak
berfungsi sebagai variabel moderating sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ketiga (Ha3) ditolak.
4. Penelitian ini mendukung hipotesis keempat (Ha4) yang menyatakan
motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Berdasarkan hasil uji t
menunjukkan bahwa motivasi berfungsi sebagai variabel moderating
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (Ha4) diterima.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi dari
para manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan
semakin meningkatkan kinerja manajerialnya.
5. Penelitian ini tidak mendukung hipotesis kelima (Ha5) yang menyatakan
perilaku etis tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Berdasarkan hasil uji t
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak berfungsi sebagai
variabel moderating sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima
(Ha5) ditolak.
B. Implikasi
Implikasi yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa
partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial. Komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan
perilaku etis juga tidak tidak berfungsi sebagai variabel moderating terhadap
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Sedangkan untuk
variabel motivasi berfungsi sebagai variabel moderating terhadap partisipasi
penyusunan anggaran.
Bagaimanapun tingkat kesesuaian faktor komitmen organisasi, gaya
kepemimpinan dan perilaku etis terhadap efektifitas partisipasi penyusunan
anggaran, masih perlu di uji kembali untuk menguji konsistensi hasil
penelitian ini dengan penelitian berikutnya, dengan mempertimbangkan
pengaruh variabel kontijensi lainnya.
Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan dan pengembangan atas penelitian yang berhubungan dengan
akuntansi manajemen serta dapat melengkapi penelitian-penelitian
sebelumnya berkaitan dengan komitmen organisasi, gaya kepemimpinan,
motivasi dan perilaku etis terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan informasi yang relevan dalam memotivasi penelitian
selanjutnya untuk melakukan pengujian kembali mengenai hubungan
partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial dengan objek penelitian yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Toha dkk. “Metode Penelitian”. Edisi 2, Universitas Terbuka, Jakarta,
2007
Altaf, M. “Pengaruh Etika Kerja Islam, Komitmen Organisasi dan Komitmen
Profesional Terhadap Kinerja Karyawan”. UIN Jakarta, 2008
Aji, Gunawan dan Arifin Sabeni. “Pengaruh Etika Kerja Islam terhadap Komitmen
Organisasi dengan Komitmen Profesi sebagai Variabel Intervening”.
Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, Oktober 2003.
Anthony dan Govindarajan. “Management Control System”. Edisi 11, Buku 2,
Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Coryanata, Isma. “Pelimpahan Wewenang dan Komitmen Organisasi dalam
Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja
Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, Bali. 2004.
Draft, Richard. L. “Management”. Edisi 6, Buku 1. Salemba Empat. 2007.
Efendi, D. “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Individual (Studi Empiris : Wirausaha Wanita di Kabupaten Ponorogo)”.
Jurnal Penelitian Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo, 2007.
Ghozali, I. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Pnerbit
Unipersitas Dipenogoro”, Semarang, 2001.
Hamid, A. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN, Jakarta, 2007.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
Hansen dan Mowen, “Management Accounting”. Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Latuheru, Belianus Patria. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating”.
Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, November 2005.
Marani, Yohanes dan Bambang Supomo. “Motivasi dan Pelimpahan wewenang
sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi
Anggaran dengan Kinerja Manajerial”. Jurnal Maksi, Vol. 2,
Januari 2003.
Nor, Wahyudin. “Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel
Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Kinerja Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanudin Makassar, Juli, 2007.
Nugrahaningsih, P, “Analisis perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika
Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual; Locus of Control,
Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”, Jurnal Akuntansi
SNA 8 Solo, 2005.
Nurhayati. “Pengaruh Komitmen Profesional dan Komitmen Organisasi Terhadap
Intensi Keluar:Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening”, Skripsi
Trisakti School of Management, Jakarta, 2005.
Prasetyaningtiyas, Heny. “Pengaruh Penganggaran Partisipatif terhadap Kinerja
Manajerial dengan Struktur Organisasi, Kultur Organisasi, dan Motivasi
sebagai Variabel Moderating”. Skripsi-S1, FE Universitas Brawijaya,
dari , 2008Februari 1 diakses tanggal dscape/id.ac.unibraw.fe.dscape://http .pdf.0230.RBFE/123456789/285/1/bitstream/
Poerwarti, Tjahjaning. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap
Kinerja Manajerial: Budaya Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel
Intervening”. Simposiun Nasional Akuntansi 5, Semarang 2002.
Rahmawati, Suci. “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. UIN Jakarta, 2008.
Riyadi, Slamet. “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating
dalam hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja
Manajerial”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol.3 No. 2 Juli 2000, hal. 134
– 150
R. Ariyanti, Deasy. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Kerja Staf Akunting (Studi Empiris Pada Beberapa Perusahaan Swasta Di
Jakarta dan Tangerang)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol.73 No. 2,
Agustus 2000, 128– 153.
Robbins, Stephen P. “Perilaku Organisasi”. PT Prehallindo, Jakarta, 1998.
Sardjito, Bambang. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi
Sebagai Pariabel Moderating”. Simposium Nasional Akuntans X, Unhas Makasar 26-28 Juli 2007.
Satria, Yudhi R. “Hubungan antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi
dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Jakarta”. Benefit, Vol. 9, No. 2, Desember 2005.
Siregar, Narumondang Bulan. “Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat
Manajemen dalam Pencapaian Tujuan”, diakses 5 Februari 2008, dari http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-narumondang, pdf.
Sukardi. ”Hubungan Antara Anggaran Partisipastif dengan Kinerja Manajerial
Peran Motivasi Kerja dan Kultur Organisasional sebagai Variabel
Moderating”. Jurnal Maksi, Vol. 4, Januari 2004.
Sumarno, J. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial (Studi
Empiris Pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia Di Jakarta)”, SNA Viii
Solo, 15 – 16 September 2005, 586 Stie Y.A.I
Supomo, Bambang dan Marani, Yohanes. “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang
sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi penyusunan
Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol.2, Januari 2003
Susanti, Vivi Ani. “Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja
Manajerial: Komitmen Organisasi sebagai Moderator”. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol 4, No. 3, Desember 2004.
Welsch, Glenn A., Hilton, Ronald W., Gordon, Paul N. “Anggaran: Perencanaan
dan Pengendalian Laba”, Buku I, Edisi Indonesia. Salemba Empat. 2000.
Winarno, Endro. “Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Kinerja
Manajerial dan Kepuasan Kerja dengan Keadilan Prosedural sebagai
diakses , FE Universitas Brawijaya, 1S-Skripsi, Variabel Pemoderasi”
bitstrea/dcape/id.ac.unibraw.fe.dscape://dari http, 2008 Februari 1tanggal pdf.0544.RBFE/1/473/123456789/.
Wongso, Zunida. “Pengaruh Komitmen Organisasidan Kepuasan Gaji Terhadap
Kepuasan Kerja Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening”. Trisakti,
Jakarta 2007.
Yanti, Gussti. “ Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi
dan Komitmen ProfesiTerhadap Intensi Keluar”. Trisakti, Jakarta 2003.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Maulana Yusuf
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 14 Februari 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Raya babakan Madang Ds CItaringgul
Rt 03/03 No. 37 Kecamatan Babakan Madang
Kabupaten Bogor 16810
Telepon/HP : 021-8050146 / 021-99408651
Email : com.yahoo@juraganyusuf
Riwayat Pendidikan : (1992-1998) SD Negeri II Citaringgul
(1998-2001) MTs Al Hidayah Citaringgul
(2001-2004) SMU PGRI 4 Bogor
(2004-2009) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian.
Kuesioner
”Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Perilaku
Etis Sebagai Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Partisipasi
Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial”
Hal : Permohonan untuk menjadi responden
Kepada Yth, Bapak/Ibu
Dengan hormat,
Nama saya Maulana Yusuf, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, program Strata 1 (S1) Ilmu Akuntansi. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir. Adapun
judul penelitian yang saya lakukan yaitu “Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Perilaku Etis Sebagai Variabel Moderating
Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan
Kinerja Manajerial”. Responden dalam penelitian ini adalah manajer pada
perusahaan manufaktur. Bersama dengan surat permohonan ini, saya bermaksud
untuk meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden yang akan
memberikan informasi yang saya butuhkan dengan cara mengisi kuesioner yang
dilampirkan dalam surat ini.
Data yang diperoleh melalui kuesioner ini akan dianalisa, disusun dan disajikan
dalam bentuk laporan penelitian tugas akhir guna mendapatkan gelar sarjana. Untuk
itu, dimohon Bapak/Ibu membaca setiap pernyataan secara hati-hati dan menjawab
seluruh pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan, apabila terdapat salah satu pernyataan yang tidak dijawab, kuesioner ini dianggap tidak berlaku. Sebagai
informasi, saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu berikan seseuai dengan etika penelitian.
Saya menyadari kegiatan bapak/Ibu akan sedikit terganggu, namun penelitian ini
tidak akan berarti tanpa partisipasi Bapak/Ibu. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi semua pernyataan dalam penelitian ini saya
ucapkan terima kasih.
Dosen pembimbing I Hormat Saya
Peneliti
Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms Maulana Yusuf
NIP: 131 474 89 NIM: 104082002618
A. Identitas Responden
Bapak/Ibu dimohon untuk mengisi dan memberikan tanda check (√ ) pada salah satu
kolom yang tersedia dibawah ini:
Nama*
Jenis kelamin : Pria Wanita
Jabatan :
Usia : 25 – 35 tahun 46 – 55 tahun
Lama anda bekerja pada : 1 – 2 tahun > 3 tahun
jabatan saat ini : 2 – 3 tahun
Pendidikan terakhir : S1 S2
S3 Lainnya
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Daftar pertanyaan di isi dengan cara memberi tanda check list ( ) pada salah
satu alternatif jawaban
2. Pengisian di benarkan hanya untuk salah satu alternative jawaban yang
paling benar
3. Bila ada pembatalan dari jawaban semula maka jawaban semula cukup diberi
tanda silang (X) kemudian berika tanda check list ( ) pada jawaban
pengganti.
Keterangan:
*Boleh tidak diisi
KOMITMEN ORGANISASI
(Dikembangkan oleh Cook dan Wall)
Pernyataan berikut adalah untuk menjelaskan seberapa besar komitmen Bapak/Ibu
terhadap organisasi ditempat Bapak/Ibu bekerja saat ini.
1. Saya membanggakan organisasi ini sebagai tempat kerja yang menyenangkan
kepada teman-teman saya.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
2. Terkadang saya merasa ingin mengundurkan diri dari tempat saya bekerja saat
ini.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
3. Saya mau bekerja keras untuk membantu organisasi ini.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
4. Meskipun kondisi keuangan tempat saya bekerja saat ini tidak baik, rasanya saya
tidak ingin beralih ke organisasi lain.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
5. Saya merasa menjadi bagian dari organisasi ini.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
6. Saya sangat senang memilih organisasi ini sebagai tempat kerja dari pada
organisasi lain.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
7. Tawaran gaji yang lebih besar dari organisasi lain tidak akan membuat saya
ingin pindah bekerja.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
8. Saya sungguh peduli mengenai nasib organisasi ini.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Keterangan : 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (ragu-ragu), 4 (setuju),
5 (sangat setuju)
GAYA KEPEMIMPINAN
(Diadopsi dari Fiedler & Yukl)
Pikiran seseorang dengan siapa Bapak / Ibu bekerja paling tidak
menyenangkan, orang ini dapat seseorang yang sedang bekerja dengan Bapak / Ibu
atau seseorang yang Bapak / Ibu kenal dimasa lalu. Orang tersebut tidak harus orang
yang paling tidak Bapak / Ibu sukai, akan tetapi harus dengan siapa Bapak / Ibu sulit
menyelesaikan pekerjaan. Lukiskanlah orang tersebut dengan menuliskan skor 1
sampai dengan 5 pada skala berikut ini
Istilah Skor
Tidak menyenangkan 1 2 3 4 5 Menyenangkan
Tidak bersahabat 1 2 3 4 5 Bersahabat
Tegang 1 2 3 4 5 Santai
Jaga jarak 1 2 3 4 5 Dekat
Dingin 1 2 3 4 5 Hangat
Tidak mendukung 1 2 3 4 5 Mendukung
Suka cekcok 1 2 3 4 5 Harmonis
Tertutup 1 2 3 4 5 Tebuka
Angkuh 1 2 3 4 5 Ramah
Tidak Baik 1 2 3 4 5 Baik
Total
MOTIVASI
(Dikembangkan oleh Mitchell)
1. Kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
membuat saya dapat bekerja secara professional
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
2. Kerjasama dari supervisor membuat saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
3. Penghargaan memacu saya untuk dapat bekerja dengan sebaik mungkin.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
4. Penawaran untuk promosi jabatan membuat saya dapat bekerja secara optimal.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
5. Kenaikan gaji memacu saya untuk bekerja secara optimal.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
6. Kerjasama antar teman kerja yang baik membuat saya bekerja secara maximal.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Keterangan : 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (ragu-ragu), 4 (setuju),
5 (sangat setuju)
PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN
(Diadopsi dari Milani)
1. Saya mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan sasaran anggaran
saya:
1 2 3 4 5
Tidak pernah Sangat sering
2. Penetapan sasaran anggaran saya sebagian besar berada dibawah pengendalian
saya.
1 2 3 4 5
Tidak pernah Sangat sering
3. Ketika anggaran sedang disusun, saya selalu dimintai pendapat dan atau usulan
tentang anggaran oleh atasan saya.
1 2 3 4 5
Tidak pernah Sangat sering
4. Kontribusi saya sangat besar dalam menentukan anggaran.
1 2 3 4 5
Tidak pernah Sangat sering
5. Saya tidak akan memutuskan suatu anggaran sampai saya merasa yakin.
1 2 3 4 5
Tidak pernah Sangat sering
Keterangan: 1 (tidak pernah), 2 (jarang), 3 (pernah), 4 (sering), 5 (sangat sering)
KINERJA MANAJERIAL
(Diadopsi oleh Mahoney)
Berikut ini daftar pertanyaan yang melukiskan tugas Bapak/ Ibu yang perlu
diberikan skor :
No. Bidang tugas Skala kinerja
1 s/d 5
1 Perencanaan:
Kemampuan menentukan tujuan kebijakan dan rencana
kegiatan, seperti: penjadwalan kerja, penganggaran,
merancang prosedur, pemograman.
2 Investigasi:
Mengumpulkan dan menyiapkan informasi yang biasanya
berbentuk catatan laporan dan rekening, mengukur hasil,
menentukan persediaan, analisis pekerjaan.
3 Pengkoordinasian:
Kemampuan tukar menukar informasi dengan pihak lain
(diluar bawahan anda) dalam organisasi untuk
mengkoordinasikan dan menyesuaikan program.
4 Evaluasi:
Kemampuan mengevaluasi dan menilai kinerja, laporan
kinerja maupun kinerja yang diamati (misalnya penilaian
terhadap karyawan, kinerja financial serta penilaian
produk inspeksi).
5 Pengawasan:
Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan
(seperti membimbing, melatih, menjelaskan peraturan kerja,
memberi tugas pekerjaan dan menangani keluhan).
6 Negosiasi:
Kemampuan melakukan penjualan atau pembelian atau
melakukan kontrak untuk barang dan jasa.
7 Pemilihan Staff:
Kemampuan mempertahankan angkatan kerja dan memilih
pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan
memutasi pegawai.
8 Pengawasan:
Kemampuan mengarahkan, membimbing, memimpin dan
mengembangkan bawahan, melatih dan menjelaskan
peraturan kerja pada bawahan.
Keterangan : 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (ragu-ragu), 4 (setuju),
5 (sangat setuju)
PERILAKU ETIS
Pernyataan berikut adalah untuk menjelaskan seberapa besar perilaku etis Bapak/Ibu
terhadap organisasi ditempat Bapak/Ibu bekerja saat ini.
1. Penerapan prinsip-prinsip kejujuran dalam perilaku etis dapat mengukur
tanggung jawab kinerja manajerial dalam penyusunan anggaran.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
2. Integritas saya sebagai seorang manajer diukur pada saat penyusunan anggaran
perusahaan.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
3. Perilaku saya menjadi cerminan bagi bawahan saya dalam organisasi.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
4. Saya harus menjunjung tinggi kesetiaan pada nilai-nilai kebenaran yang ada
dalam organisasi.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
5. Prinsip keadilan harus saya tegakan kepada semua unit di dalam organisasi.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
6. Lingkungan kerja yang baik mempengaruhi perilaku etis saya sebagai manajer.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
7. Saya perlu memberikan penghargaan kepada bawahan saya yang berprestasi.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
8. Saya selalu bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas saya, sebagai manajer
perusahaan.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
9. Saya perlu mengembangkan aspek keperilakuan guna menunjang kesempurnaan
dalam organisasi
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
10. Prinsip akuntabilitas harus saya junjung tinggi dalam proses penyusunan
anggaran.
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Keterangan : 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (ragu-ragu), 4 (setuju),
5 (sangat setuju)
KUESIONER
Recommended